4. standar audit kinerja di indonesia

Upload: happy-bayu

Post on 06-Jul-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    1/53

    RINGKASAN MATERI KULIAH

    PENGAUDITAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIKStandar Audit Kinerja di Indonesia

    Oleh:HAPPY BAYU PRAYUDATAMA

    NIM F1315108

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNI ERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA!"#$

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    2/53

    Standar Audit Kinerja di Indonesia

    I% PSP No &

    PENGANTAR9 01 Pernyataan standar ini mengatur standar pelaksanaan untuk 10 pemeriksaan kinerja.11

    12 PERENCANAANPernyataan standar pelaksanaan pertama adalah: “Pekerjaan14

    harus direncanakan secara memadai” .Dalam merencanakan pemeriksaan, pemeriksa harusmendefnisikan tujuan pemeriksaan, dan lingkup serta metodologipemeriksaan untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut. Tujuan,lingkup, dan metodologi pemeriksaan tidak ditentukan secaraterpisah. Pemeriksa menentukan ketiga elemen ini secara bersama-sama. Perencanaan merupakan proses yang berkesinambunganselama pemeriksaan. Oleh sebab itu, pemeriksaan harusmempertimbangkan untuk membuat penyesuaian pada tujuan,

    lingkup dan metodologi pemeriksaan selama pemeriksaandilakukan.

    Tujuan pemeriksaan mengungkapkan apa yang ingin dicapai daripemeriksaan tersebut. Tujuan pemeriksaan mengidentifkasikanobyek pemeriksaan dan aspek kinerja yang harus dipertimbangkan,termasuk temuan pemeriksaan yang potensial dan unsur pelaporan

    yang diharapkan bisa dikembangkan oleh pemeriksa 1 . Tujuanpemeriksaan dapat dianggap sebagai pertanyaan mengenaiprogram yang diperiksa dan pemeriksa harus mencari ja!abannya.

    "ingkup pemeriksaan adalah batas pemeriksaan dan harus terkaitlangsung dengan tujuan pemeriksaan. #isalnya, lingkuppemeriksaan menetapkan parameter pemeriksaan seperti periode

    yang dire$iu, ketersediaan dokumen atau catatan yang diperlukan,dan lokasi pemeriksaan di lapangan yang akan dilakukan.

    Pemeriksa harus merancang metodologi pemeriksaan untukmemperoleh bukti pemeriksaan yang cukup, kompeten, dan rele$andalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan. #etodologipemeriksaan mencakup jenis dan perluasan prosedur pemeriksaan

    yang digunakan untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Prosedur

    1

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    3/53

    pemeriksaan adalah langkah-langkah pemeriksaan dan cara-carapengujian yang akan dilaksanakan oleh pemeriksa untuk mencapaitujuan pemeriksaan.

    Dalam merencanakan suatu pemeriksaan kinerja, pemeriksa harus: a. #empertimbangkan signifkansi masalah dan kebutuhanpotensial pengguna laporan hasil pemeriksaan.b. #emperoleh suatu pemahaman mengenai program yangdiperiksa .c. #empertimbangkan pengendalian intern.d. #erancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinyapenyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan,kecurangan % fraud &, dan ketidakpatutan % abuse &.e. #engidentifkasikan kriteria yang diperlukan untukmenge$aluasi hal-hal yang harus diperiksa.'. #engidentifkasikan temuan pemeriksaan dan rekomendasi yangsignifkan ( dari pemeriksaan terdahulu yang dapat mempengaruhitujuan pemeriksaan. Pemeriksa harus menentukan apakahmanajemen sudah memperbaiki kondisi yang menyebabkan temuantersebut dan sudah melaksanakan rekomendasinya.g. #empertimbangkan apakah pekerjaan pemeriksa lain dan ahlilainnya dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuanpemeriksaan yang telah ditetapkan.h. #enyediakan pega!ai atau sta' yang cukup dan sumber daya

    lain untuk melaksanakan pemeriksaan.i. #engkomunikasikan in'ormasi mengenai tujuan pemeriksaanserta in'ormasi umum lainnya yang berkaitan dengan rencana danpelaksanaan pemeriksaan tersebut kepada manajemen dan pihak-pihak lain yang terkait.

    j. #empersiapkan suatu rencana pemeriksaan secara tertulis.

    Signifkansi Masalah dan e!u"uhan P#"ensial Pengguna$a%#ran

    &asil Pemeriksaan

    Pemeriksa harus mempertimbangkan signifkansi suatu masalahdalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan atas pemeriksaankinerja. )uatu masalah dianggap signifkan apabila masalah iturelati' penting bagi pencapaian tujuan pemeriksaan dan bagi calonpengguna laporan hasil pemeriksaan. *aik 'aktor kualitati' maupunkuantitati' merupakan hal yang penting dalam menentukansignifkansi suatu masalah. +aktor kualitati' dapat meliputi:

    a. pakah program yang diperiksa bersi'at sensiti' dan menjadiperhatian publik.

    2

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    4/53

    b. pakah programnya masih baru atau adanya perubahan padakondisi program.c. pakah pemeriksaan yang dilaksanakan dapat berperanmenyediakan in'ormasi yang dapat memperbaikipertanggungja!aban entitas yang diperiksa dan pengambilankeputusan.d. )eberapa luasnya re$iu atau bentuk lain penga!asan yangindependen.e. pakah program yang diperiksa mempunyai pengaruh terhadapprogram yang lain dan atau terhadap pengambilan kebijakan.

    Pengguna laporan hasil pemeriksaan memiliki kepentingan danpengaruh yang berbeda terhadap entitas yang diperiksa. Penggunalaporan hasil pemeriksaan tersebut antara lain adalah:a. Pihak yang memberi !e!enang atau yang meminta dilakukannyapemeriksaan.b. ntitas yang diperiksa.

    c. Pihak yang menindaklanjuti rekomendasi pemeriksaan.d. Pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap entitas yangdiperiksa. adi pemeriksa harus memahami kepentingan dan pengaruh daripengguna laporan hasil pemeriksaan tersebut. Pemahaman inidapat membantu pemeriksa untuk menilai apakah temuanpemeriksaan signifkan bagi pengguna laporan hasil pemeriksaantersebut.

    Pemahaman Pr#gram 'ang (i%eriksaPemeriksa harus memahami program yang diperiksa untuk menilaisignifkansi berbagai tujuan pemeriksaan dan kemungkinanpencapaian tujuan tersebut. Pemahaman pemeriksa dapatdiperoleh dari pengetahuan yang telah dimilikinya mengenaiprogram tersebut maupun diperoleh dari pengumpulan in'ormasi

    serta pengamatan yang dilakukan dalam perencanaanpemeriksaan. "uas dan dalamnya pengumpulan in'ormasi akanber$ariasi tergantung pada tujuan pemeriksaan dan kebutuhanuntuk memahami aspek masing-masing program, seperti berikut:a. Peraturan perundang-undangan: Program pemerintah biasanyaditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dan terikat padaperaturan perundang-undangan yang lebih spesifk. )ebagaicontoh, peraturan perundang-undangan biasanya menetapkan apa

    yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimanacara mengerjakan, bagaimana mencapai tujuan, kelompokmasyarakat yang memperoleh man'aat, dan berapa banyak biaya

    yang dapat dikeluarkan serta untuk apa saja biaya tersebut

    3

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    5/53

    dikeluarkan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap landasan hukum yang mendasari suatu program menjadi hal yang pentingdalam memahami program itu. Pemahaman tersebut merupakanlangkah penting dalam mengidentifkasikan peraturan perundang-undangan yang penting untuk mencapai tujuan pemeriksaan.b. #aksud dan tujuan dilaksanakannya program sebagai kriteriauntuk menilai kinerja suatu program.c. Input yang digunakan dalam suatu program dapat diperoleh daridalam atau dari luar entitas yang melaksanakan program tersebut.Pengukuran input dapat memiliki berbagai dimensi, seperti biaya,!aktu dan kualitas. /ontoh pengukuran input adalah satuan nilaiuang, jam kerja pega!ai, dan meter persegi ruang bangunan.d. Operasi program yang digunakan oleh entitas yang diperiksadalam rangka mengubah input menjadi output .3

    e. Output berupa hasil0pencapaian segera setelah proses0operasiprogram4 berakhir. /ontoh ukuran output adalah tonase limbah yang telahdiolah,5 jumlah lulusan, jumlah lulusan yang memenuhi persyaratanprestasi6 tertentu.7 '. Outcome sebagai e'ek lanjutan dari tercapainya output dapatberkisar dari8 yang si'atnya jangka pendek sampai yang si'atnya jangka panjang.

    )ebagai9 contoh, outcome yang segera dapat dilihat dari suatu programpelatihan10 tenaga kerja dan indikator e'ekti$itas program adalah jumlahlulusan11 peserta program yang berhasil memperoleh pekerjaan. Outcome

    jangka12 panjang program dan pengujian e'ekti$itasnya tergantung padaapakah13 lulusan peserta program mempunyai kemungkinan yang lebihtinggi14 untuk tetap dipekerjakan, dibandingkan dengan yang tidakmengikuti15 program tersebut. Outcome dapat dipengaruhi oleh 'aktorbudaya,16 ekonomi, fsik, atau teknologi yang merupakan 'aktor dari luarprogram.17 Pemeriksa dapat menggunakan pendekatan yang diambil daribidang18 e$aluasi program untuk memisahkan dampak program daripengaruh lain19 di luar program.

    4

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    6/53

    20 g. Pengendalian ntern: Pengendalian intern, yang juga seringdisebut21 pengendalian manajemen, dalam pengertian yang paling luasmencakup22 lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatanpengendalian,23 in'ormasi dan komunikasi, dan pemantauan. Pengendalian internmelekat24 pada setiap proses antara lain perencanaan, pengorganisasian,maupun25 operasional program. Pengendalian intern juga ber'ungsi sebagailini26 depan untuk menjaga akti$a dan mendeteksi terjadinyakesalahan,27

    kecurangan, penyimpangan dan ketidakpatuhan terhadapketentuan28 peraturan perundang-undangan.29 Mem%er"im!angkan Pengendalian )n"ern30 11 Perubahan baik di lembaga per!akilan, Pemerintah, danentitas31 lainnya mempengaruhi kesinambungan pengelolaan keuangansehingga32 dituntut adanya pengendalian intern yang lebih e'ekti'.Pemeriksa harus33 mempunyai pemahaman mengenai signifkansi pengendalianintern terhadap34 tujuan pemeriksaan dan harus mempertimbangkan apakahprosedur 35

    prosedur pengendalian intern telah dirancang dan diterapkan

    secara tepat.

    Pemeriksa harus juga mempertimbangkan perlunya perencanaanuntuk 2 memodifkasi si'at, !aktu, atau perluasan prosedur-prosedurpemeriksaan3 yang didasarkan kepada e'ekti$itas pengendalian intern. 2ntukitu, pemeriksa4 harus juga memasukkan pengujian-pengujian terhadap e'ekti$itas5 pengendalian intern dalam prosedur-prosedur pemeriksaannyadan6 mempertimbangkan hasil-hasil dari prosedur-prosedurpemeriksaan yang7 dirancang. ntitas yang diperiksa bertanggung ja!ab untukmerancang

    5

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    7/53

    8 pengendalian intern yang memadai dan menerapkannya secarae'ekti'.9 1* *erikut ini adalah penjelasan mengenai tujuan-tujuanpengendalian10 intern yang diharapkan dapat membantu pemeriksa untukmemahami11 pengendalian intern secara lebih baik dan dapat membantupemeriksa untuk 12 menentukan signifkansi pengendalian intern terhadap tujuan-tujuan13 pemeriksaan.14 a. 'ekti$itas dan efsiensi operasional program: Pengendalianterhadap15 operasional program mencakup kebijakan-kebijakan dan

    prosedur16

    prosedur yang diterapkan oleh entitas yang diperiksa yang bisamenjamin17 bah!a program tersebut bisa mencapai tujuannya dan tindakan-tindakan18 yang tidak diinginkan tidak terjadi. Pemahaman terhadappengendalian ini19 dapat membantu pemeriksa untuk memahami juga operasionalprogram20 yang mengubah input menjadi output .21 b. 3aliditas dan keandalan data: Pengendalian terhadap $aliditasdan22 keandalan data mencakup kebijakan dan prosedur yangditerapkan oleh23 entitas yang diperiksa yang bisa menjamin bah!a data yang $aliddan24 andal bisa diperoleh, disimpan, dan dinyatakan secara !ajardalam25 laporan. Pengendalian tersebut bisa membantu manajemenbah!a data26 tersebut bisa menjadi in'ormasi yang $alid dan andal mengenaiapakah27 program telah beroperasi secara tepat. Pemahaman terhadappengendalian28 ini akan membantu pemeriksa %1& untuk menilai risiko $aliditasdan29 keandalan data yang dikumpulkan oleh entitas yang diperiksadan % &30 untuk merancang pengujian-pengujian terhadap data tersebut.31 c. 4epatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan:

    6

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    8/53

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    9/53

    21 a. Tujuan pemeriksaan: Pengendalian yang lemah terhadap aspek suatu22 program mengandung risiko kegagalan yang lebih tinggi. Olehkarena itu,23 aspek tertentu mungkin lebih signifkan dibandingkan denganaspek 24 lainnya, dalam hal pemeriksa ingin memusatkan upayanya.25 b. "ingkup pemeriksaan: Pengendalian yang lemah di lokasitertentu dapat26 menyebabkan pemeriksa mengarahkan upayanya ke lokasitersebut.27 c. #etodologi pemeriksaan: Pengendalian yang kuat ataspengumpulan,28 pengikhtisaran, dan pelaporan data, memungkinkan pemeriksa

    untuk 29 membatasi luasnya pengujian langsung atas $aliditas dankeandalan data.30 )ebaliknya, pengendalian yang lemah dapat menyebabkanpemeriksa31 melakukan pengujian langsung atas data, mencari data dari luarentitas,32 atau mengembangkan datanya sendiri.33 1, pabila pengendalian intern mempunyai pengaruh signifkan34 terhadap tujuan pemeriksaan, pemeriksa harus merencanakan

    untuk 35 mendapatkan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung

    pertimbangan

    pemeriksa mengenai pengendalian tersebut. *erikut ini adalahcontoh 2contoh keadaan dimana pengendalian intern dapat berpengaruhsecara3 signifkan terhadap tujuan pemeriksaan.4 a. Dalam menentukan penyebab kinerja yang tidak memuaskan,pemeriksa5 bisa mempertimbangkan bah!a kinerja yang tidak memuaskantersebut,6 bisa disebabkan oleh kelemahan dalam pengendalian intern.7 b. Pada saat menilai $aliditas dan keandalan ukuran kinerja yang8 dikembangkan oleh entitas yang diperiksa, e'ekti$itaspengendalian intern9 atas pengumpulan, pengikhtisaran dan pelaporan data akan

    membantu

    8

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    10/53

    10 meyakinkan bah!a ukuran-ukuran kinerja tersebut telah $aliddan dapat11 diandalkan.12 1- Penga!asan intern adalah bagian yang penting dalampengendalian13 intern 5 . pabila diperlukan suatu penilaian terhadappengendalian intern,14 pekerjaan penga!as intern dapat diman'aatkan untuk membantu15 memberikan keyakinan yang memadai bah!a pengendalianintern telah16 dirancang secara memadai dan telah diterapkan secara e'ekti',dan untuk 17 mencegah terjadinya tumpang tindih pekerjaan.18 Merancang Pemeriksaan un"uk Mende"eksi Terjadin'a19

    Pen'im%angan dari e"en"uan Pera"uran Perundang.undangan/20 ecurangan raud 2/ dan e"idak%a"u"an a!use 221 13 pabila ketentuan peraturan perundang-undanganmempunyai22 pengaruh yang signifkan terhadap tujuan pemeriksaan,pemeriksa harus23 merancang metodologi dan prosedur pemeriksaan sedemikianrupa sehingga24 dapat mendeteksi penyimpangan yang dapat memba!a pengaruh

    signifkan25 terhadap tujuan pemeriksaan. Pemeriksa harus menentukanketentuan26 peraturan perundang-undangan yang mempunyai pengaruhsignifkan27 terhadap tujuan pemeriksaan, dan harus memperhitungkan risikobah!a28 penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan,dan29 kecurangan maupun penyalahgunaan !e!enang dapat terjadi.*erdasarkan30 penilaian risiko tersebut, pemeriksa harus merancang danmelaksanakan31 prosedur yang dapat memberikan keyakinan yang memadaimengenai hal-hal32 yang menyangkut penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang 33undangan, serta ketidakpatutan. 2ntuk itu pemeriksa juga harusmenyiapkan34 dokumentasi pemeriksaan mengenai penilaian risiko tersebut.

    9

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    11/53

    14 Tidak praktis bagi pemeriksa untuk menetapkan suatuketentuan2 peraturan perundang-undangan berpengaruh signifkan terhadaptujuan3 pemeriksaan. 6al ini disebabkan program pemerintah sangatdipengaruhi4 oleh berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan dantujuan5 pemeriksaan sangat beragam. 7alaupun begitu pemeriksa dapat6 menggunakan pendekatan berikut ini:7 a. 2bah setiap tujuan pemeriksaan menjadi beberapa pertanyaantentang8 aspek tertentu dari program yang diperiksa %tujuan, pengendalianintern,9

    kegiatan, operasi, output, outcome sebagaimana dimuat dalamparagra' 18&.10 b. dentifkasikan ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang terkait11 langsung dengan aspek tertentu yang menjadi bahan pertanyaantadi.12 c. Tentukan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan13 yang secara signifkan dapat mempengaruhi ja!aban pemeriksaatas14 pertanyaan tadi. ika benar maka ketentuan peraturanperundang 15undangan tersebut mungkin signifkan bagi tujuan pemeriksaan.16 15 Pemeriksa dapat mengandalkan pekerjaan penasihat hukumdalam17 hal: %1& menentukan ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang18 berpengaruh signifkan terhadap tujuan pemeriksaan, % &merancang19 pengujian untuk menilai kepatuhan terhadap ketentuanperaturan20 perundang-undangan, dan %(& menge$aluasi hasil pengujiantersebut.21 Pemeriksa juga dapat mengandalkan hasil kerja penasihathukum, apabila22 tujuan pemeriksaan mensyaratkan adanya pengujian untukmenilai kepatuhan23 terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalamkeadaan tertentu,24 pemeriksa juga dapat memperoleh in'ormasi mengenai masalahkepatuhan

    10

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    12/53

    25 dari pihak lain, seperti aparat yang melakukan in$estigasi,organisasi26 pemeriksa atau entitas pemerintah lain yang memberikanbantuan kepada27 entitas yang diperiksa, atau pihak yang ber!enang.28 16 Dalam merencanakan pengujian untuk menilai kepatuhanterhadap29 ketentuan peraturan perundang-undangan, pemeriksa harusmenilai risiko30 kemungkinan terjadinya penyimpangan. 9isiko tersebut dapatdipengaruhi31 oleh 'aktor-'aktor seperti rumitnya ketentuan peraturanperundang 32undangan atau karena ketentuan peraturan perundang-undangan

    masih baru.33 Penilaian pemeriksa terhadap risiko tersebut mencakuppertimbangan34 apakah entitas mempunyai sistem pengendalian yang e'ekti'untuk mencegah35 atau mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuanperaturanPSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja64

    1 perundang-undangan. pabila pemeriksa memperoleh bukti yangcukup2 mengenai e'ekti$itas pengendalian tersebut, maka pemeriksadapat3 mengurangi luasnya pengujian atas kepatuhan.4 *0 Dalam merencanakan pemeriksaan, pemeriksa harus5 mempertimbangkan risiko terjadinya kecurangan (fraud 5 ) yangsecara6 signifkan dapat mempengaruhi tujuan pemeriksaan. Pemeriksaharus7 mendiskusikan risiko terjadinya kecurangan yang potensial,

    dengan8 memperhatikan 'aktor-'aktor terjadinya kecurangan sepertikeinginan atau9 tekanan yang dialami seseorang untuk melakukan kecurangan,kesempatan10 yang memungkinkan terjadinya kecurangan, dan alasan atau si'atseseorang11 yang dapat menyebabkan dilakukannya kecurangan. Pemeriksaharus12 mengumpulkan dan menilai in'ormasi untuk mengidentifkasi

    risiko

    11

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    13/53

    13 terjadinya kecurangan yang mungkin rele$an dengan tujuanpemeriksaan atau14 mempengaruhi hasil pemeriksaan. #isalnya, untuk memperolehin'ormasi15 mengenai 'aktor-'aktor terjadinya kecurangan tersebut,pemeriksa dapat16 berdiskusi dengan pega!ai entitas yang diperiksa atau dengancara lainnya17 sehingga pemeriksa dapat menentukan kera!anan terjadinyakecurangan,18 kemampuan pengendalian intern untuk mendeteksi danmencegah terjadinya19 kecurangan, atau risiko bah!a pega!ai entitas yang diperiksadapat20

    mengabaikan pengendalian intern yang ada. Pemeriksa harusmenggunakan21 skeptisme pro'esional dalam menilai risiko tersebut untukmenentukan22 'aktor-'aktor atau risiko-risiko yang secara signifkan dapatmempengaruhi23 pekerjaan pemeriksa apabila kecurangan terjadi atau mungkintelah terjadi.24 *1 4etika pemeriksa mengidentifkasi 'aktor-'aktor atau risiko-risiko25 kecurangan yang secara signifkan dapat mempengaruhi tujuanatau hasil26 pemeriksaan, pemeriksa harus merespon masalah tersebutdengan27 merancang prosedur untuk bisa memberikan keyakinan yangmemadai28 bah!a kecurangan tersebut dapat dideteksi. Pemeriksa harusmempersiapkan29 dokumentasi pemeriksaan terkait dengan pengidentifkasian,penilaian dan30 analisis terhadap risiko terjadinya kecurangan. Pemeriksa jugaharus !aspada31 bah!a menilai risiko terjadinya kecurangan adalah suatu proses

    yang terus 32menerus selama pelaksanaan pemeriksaan dan berkaitan tidakhanya dengan33 perencanaan pemeriksaan, tetapi juga dengan e$aluasi atasbukti-bukti yang34 diperoleh selama pelaksanaan pemeriksaan.5 7raud adalah satu jenis tindakan mela!an hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk

    memperoleh sesuatudengan cara menipu.PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

    12

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    14/53

    65

    ** Pemeriksa haru 1 s !aspada terhadap situasi atau transaksi-transaksi2 yang berindikasi kecurangan. pabila terdapat in'ormasi yangmenjadi3 perhatian pemeriksa %melalui prosedur pemeriksaan, pengaduan

    yang4 diterima mengenai terjadinya kecurangan, atau cara-cara yanglain& dalam5 mengidentifkasikan bah!a kecurangan telah terjadi, makapemeriksa harus6 mempertimbangkan apakah kecurangan tersebut secarasignifkan7 mempengaruhi tujuan pemeriksaannya. pabila ternyatakecurangan tersebut8 secara signifkan mempengaruhi tujuan pemeriksaannya, makapemeriksa9 harus memperluas seperlunya langkah-langkah dan prosedurpemeriksaan10 untuk: %1& menentukan apakah kecurangan mungkin telah terjadi,dan % &11 apabila memang telah terjadi apakah hal tersebut mempengaruhitujuan12 pemeriksaan.

    13 *+ Pelatihan, pengalaman, dan pemahaman pemeriksa terhadap14 program yang diperiksa dapat memberikan suatu dasar bagipemeriksa untuk 15 lebih !aspada bah!a beberapa tindakan yang menjadiperhatiannya bisa16 merupakan indikasi adanya kecurangan. )uatu tindakan bisadikategorikan17 sebagai kecurangan atau tidak harus ditetapkan melalui suatusistem18 peradilan dan hal ini di luar keahlian dan tanggung ja!ab

    pro'esional19 pemeriksa. 7alaupun demikian, pemeriksa tetap bertanggung

    ja!ab untuk 20 selalu !aspada terhadap kelemahan-kelemahan yangmemungkinkan21 terjadinya kecurangan yang berkaitan dengan area yangdiperiksa, sehingga22 pemeriksa bisa mengidentifkasikan indikasi-indikasi bah!akecurangan telah23 terjadi. Dalam beberapa hal, kondisi-kondisi berikut ini bisamengindikasikan24 risiko terjadinya kecurangan:

    13

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    15/53

    25 a. "emahnya manajemen yang tidak bisa menerapkanpengendalian intern26 yang ada atau tidak bisa menga!asi proses pengendalian.27 b. Pemisahan tugas yang tidak jelas, terutama yang berkaitandengan tugas 28tugas pengendalian dan pengamanan sumber daya.29 c. Transaksi-transaksi yang tidak la im dan tanpa penjelasan

    yang30 memuaskan.31 d. 4asus dimana pega!ai cenderung menolak liburan ataumenolak 32 promosi.33 e. Dokumen-dokumennya hilang atau tidak jelas, atau manajemenselalu34

    menunda memberikan in'ormasi tanpa alasan yang jelas.PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja66

    1 '. n'ormasi yang salah atau membingungkan.2 g. Pengalaman pemeriksaan atau in$estigasi yang lalu dengantemuan3 mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dipertanyakan ataubersi'at4 kriminal.5 *, 4etidakpatutan berbeda dengan kecurangan ataupenyimpangan6 dari ketentuan peraturan perundang-undangan. pabilaketidakpatutan7 terjadi, maka mungkin saja tidak ada hukum, atau ketentuanperaturan8 perundang-undangan yang dilanggar. Dalam hal iniketidakpatutan adalah9 perbuatan yang jauh berada di luar pikiran yang masuk akal ataudi luar10 praktik-praktik yang la im ; . Pemeriksa harus !aspada terhadap

    situasi atau11 transaksi yang dapat mengindikasikan terjadinya ketidakpatutan. pabila

    12 in'ormasi yang diperoleh pemeriksa %melalui prosedurpemeriksaan,13 pengaduan yang diterima mengenai terjadinya kecurangan, ataucara-cara14 yang lain& mengindikasikan telah terjadi ketidakpatutan,pemeriksa harus15 mempertimbangkan apakah ketidakpatutan tersebut secara

    signifkan

    14

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    16/53

    16 mempengaruhi hasil pemeriksaannya atau tidak. pabila indikasiterjadinya17 ketidakpatutan memang ada dan akan mempengaruhi hasilpemeriksaan18 secara signifkan, pemeriksa harus memperluas langkah danprosedur19 pemeriksaan, untuk: %1& menentukan apakah ketidakpatutanmemang benar 20benar terjadi, dan % & apabila memang benar-benar terjadi, makapemeriksa21 harus menentukan pengaruhnya terhadap hasil pemeriksaan.7alaupun22 demikian, karena penentuan bah!a telah terjadinyaketidakpatutan itu23

    bersi'at subyekti', pemeriksa tidak diharapkan untukmemberikan keyakinan24 yang memadai dalam mendeteksi adanya ketidakpatutan.Pemeriksa harus25 mempertimbangkan 'aktor kuantitati' dan kualitati' dalammembuat26 pertimbangan mengenai signifkan atau tidaknya ketidakpatutan

    yang27 mungkin terjadi, dan apakah pemeriksa perlu untuk memperluaslangkah dan28 prosedur pemeriksaan.29 *- Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan pro'esionalnya30 dalam menelusuri indikasi adanya kecurangan, penyimpangandari ketentuan31 peraturan perundang-undangan atau ketidakpatutan, tanpamencampuri

    32 proses in$estigasi atau proses hukum selanjutnya, atau kedua-

    duanya. Dalam

    kondisi tertentu, kebijakan, ketentuan peraturan perundang-undangan2 mengharuskan pemeriksa untuk melaporkan indikasi terjadinyakecurangan,3 penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan,atau4 ketidakpatutan kepada pihak yang ber!enang sebelummemperluas langkah5 dan prosedur pemeriksaan. Pemeriksa perlu memperhatikanprosedur yang6 berlaku di *P4 untuk melaksanakan pelaporan kepada pihak yang

    15

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    17/53

    7 ber!enang ini. Pemeriksa bisa juga diminta untuk meninggalkanatau8 menunda pekerjaan pemeriksaan berikutnya atau sebagianpekerjaan9 pemeriksaannya agar tidak mengganggu in$estigasi.10 *3 )uatu pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan )tandar11 Pemeriksaan ini akan memberikan keyakinan yang memadaibah!a telah12 dilakukan deteksi atas penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang 13undangan atau kecurangan yang secara signifkan dapatmempengaruhi hasil14 pemeriksaan. #eskipun demikian, hal ini tidak menjaminditemukannya15

    penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undanganatau16 kecurangan. )ebaliknya, dalam hal pemeriksa tidak menemukan17 penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undanganatau18 kecurangan selama pemeriksaan, tidak berarti bah!a kinerjapemeriksa tidak 19 memadai, selama pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan)tandar20 Pemeriksaan ini.21 ri"eria22 *4 4riteria adalah standar ukuran harapan mengenai apa yang23 seharusnya terjadi, praktik terbaik, dan benchmarks . 4inerjadibandingkan atau24 die$aluasi dengan kriteria ini. 4riteria, sebagai salah satu unsurtemuan25 pemeriksaan, memberikan suatu hubungan dalam memahamihasil26 pemeriksaan. 9encana pemeriksaan harus menyatakan kriteria

    yang akan27 digunakan. Dalam menentukan kriteria, pemeriksa harusmenggunakan28 kriteria yang masuk akal, dapat dicapai, dan rele$an dengantujuan29 pemeriksaan. Pemeriksa harus mengkomunikasikan kriteriatersebut kepada30 entitas yang diperiksa sebelum atau pada saat dimulainyapemeriksaan.31 *erikut ini adalah beberapa contoh kriteria:32 a. #aksud dan tujuan yang ditetapkan oleh ketentuan peraturanperundang 33undangan atau yang ditetapkan oleh entitas yang diperiksa.

    16

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    18/53

    34 b. 4ebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh entitas yangdiperiksa.35 c. Pendapat ahli.PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja68

    1 d. Target kinerja tahun berjalan.2 e. 4inerja tahun-tahun sebelumnya.3 '. 4inerja entitas yang sejenis.4 g. 4inerja sektor s!asta di bidang yang sama.5 h. Praktik terbaik organisasi terkemuka.6 Per"im!angan "erhada% &asil Pemeriksaan Se!elumn'a7 *5 Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan8 sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi temuan yangsecara9 signifkan berpengaruh terhadap tujuan pemeriksaan yang sedang10 dilaksanakan. Pemeriksa harus memperoleh in'ormasi darientitas yang11 diperiksa untuk mengidentifkasi pemeriksaan keuangan,pemeriksaan12 kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau studi lain

    yang13 sebelumnya telah dilaksanakan dan berkaitan dengan tujuanpemeriksaan14 yang sedang dilaksanakan. 6al ini dilakukan untukmengidentifkasi15 langkah koreksi yang berkaitan dengan temuan dan rekomendasi16 signifkan. #isalnya, laporan hasil pemeriksaan terdahulumengenai sistem17 in'ormasi terkomputerisasi suatu entitas memuat temuan yangsecara18 signifkan dapat terkait dengan pemeriksaan kinerja yang sedangdilaksanakan19 berdasarkan laporan hasil pemeriksaan terdahulu tersebut,entitas yang20

    diperiksa dapat meman'aatkan in'ormasi kelemahan sistemtersebut untuk 21 memperbaiki in'ormasi akuntansinya atau in'ormasi lainnya yangakan22 digunakan oleh pemeriksa. Pemeriksa harus menggunakanpertimbangan23 pro'esionalnya untuk menentukan: %1& periode yang harusdipertimbangkan,24 % & lingkup pekerjaan pemeriksa yang diperlukan untukmemahami tindak 25 lanjut temuan signifkan yang mempengaruhi pemeriksaan, dan%(&

    17

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    19/53

    26 pengaruhnya terhadap penilaian risiko dan prosedurpemeriksaan yang akan27 dilaksanakan.28 *6 Perhatian secara terus menerus terhadap temuan-temuan29 signifkan < beserta rekomendasinya merupakan hal yang pentinguntuk 30 meyakinkan bah!a pekerjaan pemeriksaan telah memberikanman'aat. Pada31 akhirnya, man'aat yang didapat dari adanya pemeriksaan terlihatapabila7 Temuan-temuan signifkan adalah hal-hal yang apabila tidak ada perbaikannya, dapatmempengaruhi hasil pekerjaanpemeriksaan, simpulan dan rekomendasi pemeriksa.PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja69

    1 entitas yang diperiksa mengambil langkah perbaikan yang berartidan e'ekti' 2 sebagai respon terhadap hasil pemeriksaan.3 +0 *esarnya man'aat yang diperoleh dari pekerjaan pemeriksaantidak 4 terletak pada temuan pemeriksaan yang dilaporkan ataurekomendasi yang5 dibuat, tetapi terletak pada e'ekti$itas penyelesaian yangditempuh oleh6 entitas yang diperiksa. #anajemen entitas yang diperiksa

    bertanggung ja!ab7 untuk menindaklanjuti rekomendasi serta menciptakan danmemelihara8 suatu proses dan sistem in'ormasi untuk memantau status tindaklanjut atas9 rekomendasi pemeriksa dimaksud. ika manajemen tidak memilikicara10 semacam itu, pemeriksa !ajib merekomendasikan agarmanajemen11 memantau status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa

    dimaksud.12 Perhatian secara terus-menerus terhadap temuan pemeriksaan yang material

    13 beserta rekomendasinya dapat membantu pemeriksa untukmenjamin14 ter!ujudnya man'aat pekerjaan pemeriksaan yang dilakukan.15 +1 Pemeriksa perlu memperhatikan bah!a berdasarkanketentuan16 peraturan perundang-undangan yang berlaku, manajemen dapatmemperoleh17 sanksi bila tidak melakukan tindak lanjut atas rekomendasiperbaikan sebagai

    18

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    20/53

    18 hasil pemeriksaan sebelumnya. Oleh sebab itu, pemeriksa harusmenilai19 apakah manajemen telah menyiapkan secara memadai suatusistem20 pemantauan tindak lanjut pemeriksaan yang dilakukan olehberbagai21 pemeriksa, baik intern maupun ekstern, pada entitas tersebut.)elain itu,22 pemeriksa perlu memastikan bah!a seluruh lini manajemenentitas telah23 mengetahui dan memantau hasil pemeriksaan yang terkaitdengan unit24 diba!ah kendalinya. Pemantauan tersebut dilakukan olehmanajemen, dan25

    bukan hanya oleh pemeriksa0penga!as intern entitas yangbersangkutan.26 Per"im!angan a"as &asil Pekerjaan Pihak $ain27 +* Pemeriksa harus menentukan apakah ada pemeriksa lain yangtelah28 atau sedang melaksanakan pemeriksaan atas entitas yangdiperiksa. ika ada,29 hal ini dapat menjadi sumber in'ormasi yang berguna untukperencanaan dan30 pelaksanaan pemeriksaan. ika pemeriksa lain telah

    mengidentifkasikan31 bidang yang membutuhkan studi lebih lanjut, hal tersebut dapat32 mempengaruhi pemilihan tujuan pemeriksaan. Tersedianya hasilkerja33 pemeriksa lain dapat juga mempengaruhi pemilihan metodologi,karena34 pemeriksa dapat mengandalkan hasil kerja tersebut dalamrangka membatasi35 luas pengujian yang akan dilakukannya.PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja70

    1 ++ ika pemeriksa bermaksud untuk mengandalkan hasil kerja2 pemeriksa lain, pemeriksa harus melaksanakan prosedur yangmemberikan3 dasar yang memadai untuk mengandalkan hasil kerja pemeriksalain tersebut.4 Pemeriksa dapat memperoleh bukti persyaratan kualifkasi danindependensi5 pemeriksa lain berdasarkan pengalamannya, !a!ancara, re$iulaporan,6 penilaian atas hasil peer re ie! pemeriksa lain. Pemeriksa dapatmenentukan

    19

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    21/53

    7 apakah bukti-bukti yang diperoleh dari pemeriksa lain tersebuttelah cukup,8 rele$an, dan kompeten dengan cara mere$iu laporan, programpemeriksaan,9 atau kertas kerja pemeriksaan dan0atau melakukan uji tambahanatas10 pekerjaannya. )i'at dan luasnya bukti yang dibutuhkantergantung pada11 signifkansi pekerjaan pemeriksa lain tersebut dan tergantungpada apakah12 pemeriksa akan mengacu pada hasil kerja tersebut dalam laporanhasil13 pemeriksaannya.14 +, Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan yang sama jika15

    pemeriksa mengandalkan hasil kerja bukan pemeriksa%konsultan, tenaga ahli,16 dan sebagainya&. Di samping itu, pemeriksa harus memahamimetode dan17 asumsi signifkan yang digunakan oleh bukan pemeriksatersebut.18 S"a dan Sum!er (a'a $ain19 +- Perencanaan sta' pemeriksa harus mencakup:20 a. Penugasan sta' yang mempunyai keahlian dan pengetahuan

    yang memadai21 tentang pekerjaan yang akan dilakukan.22 b. Penugasan sta' dan penga!as yang berpengalaman dalam

    jumlah yang23 memadai untuk pemeriksaan yang bersangkutan.24 c. Pemberian pelatihan pekerjaan lapangan (on the job trainin")bagi sta'.25 d. #elibatkan tenaga ahli apabila diperlukan.26 +3 Tersedianya sta' dan sumber daya lainnya merupakan27 pertimbangan yang penting dalam menetapkan tujuan, lingkup,dan28 metodologi pemeriksaan. )ebagai contoh, keterbatasan danauntuk biaya29 perjalanan dapat membatasi pemeriksa untuk mengunjungilokasi tertentu,30 atau kurangnya keahlian dalam metodologi tertentu dapatmenghalangi31 pemeriksa dalam pencapaian tujuan pemeriksaan. Pemeriksadapat mengatasi32 keterbatasan tersebut dengan menggunakan sta' setempat ataudengan33 mempekerjakan tenaga ahli yang memiliki keahlian yangdiperlukan.

    20

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    22/53

    PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja71

    1 +4 pabila penggunaan seorang tenaga ahli telah direncanakan,2 pemeriksa harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk:3 a. #enjelaskan hasil yang diharapkan dari tenaga ahli.4 b. #enge$aluasi apakah prosedur yang dilaksanakan oleh tenagaahli akan5 memenuhi hasil yang diinginkan oleh pemeriksa.6 c. #enge$aluasi hasil prosedur yang dilaksanakan oleh tenagaahli dalam7 kaitannya dengan prosedur pemeriksaan yang telah direncanakan.8 +5 Pemeriksa yang tidak memiliki pengetahuan yang memadaiuntuk 9 melaksanakan tugas-tugas tersebut di atas, harusmempertimbangkan10 tindakan alternati' untuk menjamin kualitas pemeriksaan yangberkaitan11 dengan pekerjaan tenaga ahli, seperti meminta tenaga ahli lainuntuk mere$iu12 pekerjaan tenaga ahli tersebut.13 #munikasi Pemeriksa14 +6 Pemeriksa harus mengkomunikasikan tujuan pemeriksaankinerja,15 kriteria yang akan digunakan serta in'ormasi umum yangberkaitan dengan16 perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporannya,seperti bentuk 17 laporan dan in'ormasi mengenai batasan-batasan laporan kepadabeberapa18 pihak yang terlibat dalam pemeriksaan. Pemeriksa harusmengkomunikasikan19 hal tersebut kepada pihak terkait untuk membantu pihaktersebut memahami20 tujuan pemeriksaan, !aktu pelaksanaan dan data lainnya yang

    dibutuhkan.21 Pihak-pihak tersebut bisa meliputi:22 a. #anajemen0Pimpinan entitas yang diperiksa.23 b. "embaga0badan yang memiliki 'ungsi penga!asan terhadapmanajemen24 atau pemerintah seperti DP90DP9D, de!an komisaris, komiteaudit,25 dan de!an penga!as.26 c. Pihak yang memiliki ke!enangan dan tanggung ja!ab tertentudalam27 program atau kegiatan yang diperiksa.

    21

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    23/53

    28 d. Pihak yang meminta diadakannya pemeriksaan, sepertilembaga29 per!akilan, apabila ada.30 ,0 Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan pro'esionalnya31 untuk menentukan bentuk, isi, dan intensitas komunikasi. *entuk 32 komunikasi tertulis adalah bentuk yang lebih baik. Pemeriksadapat33 mengkomunikasikan in'ormasi yang dipandang perlu denganmemuatnyaPSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja72

    1 dalam program pemeriksaan. 4omunikasi yang dilakukanpemeriksa harus2 didokumentasikan. pabila pemeriksaan dihentikan sebelumberakhir,3 pemeriksa harus menulis catatan yang berisi ringkasan hasilpelaksanaan4 pekerjaan pemeriksa dan menjelaskan alasan pemeriksaandihentikan.5 Pemeriksa harus mengkomunikasikan secara tertulis alasanpenghentian6 pemeriksaan tersebut kepada entitas yang diperiksa, entitas yangmeminta7 dilakukannya pemeriksaan, dan pihak lain yang ditentukanperaturan8 perundang-undangan yang terkait. Penyampaian tersebut harussecara9 tertulis, dan kemudian didokumentasikan.10 Rencana Pemeriksaan Secara Ter"ulis11 ,1 9encana pemeriksaan secara tertulis harus disiapkan untuksetiap12 pemeriksaan. *entuk dan isi rencana pemeriksaan secara tertulistersebut13 akan ber$ariasi antara pemeriksaan yang satu dengan yang

    lainnya. 9encana14 harus meliputi suatu program pemeriksaan atau suatumemorandum atau15 dokumentasi keputusan penting mengenai tujuan dan lingkuppemeriksaan,16 serta metodologi lain yang memadai, dan dokumentasi mengenaidasar-dasar17 yang digunakan oleh pemeriksa untuk mengambil keputusan.9encana18 tersebut harus diperbaharui seperlunya, agar dapat

    mencerminkan setiap

    22

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    24/53

    19 perubahan signifkan yang dibuat pada saat pemeriksaandilaksanakan.20 ,* #endokumentasikan rencana pemeriksaan merupakan suatu21 kesempatan bagi pemeriksa untuk mere$iu apakah:22 a. Tujuan pemeriksaan yang diusulkan akan dapat menghasilkansuatu23 laporan yang berman'aat.24 b. "ingkup pemeriksaan dan metodologi pemeriksaan yangdiusulkan telah25 memadai untuk mencapai tujuan pemeriksaan.26 c. )ta' dan sumber daya lain cukup tersedia untuk melaksanakan27 pemeriksaan.28 ,+ 9encana pemeriksaan secara tertulis dapat meliputi:29 a. n'ormasi mengenai landasan hukum program yang diperiksa,

    sejarah dan30 tujuan program, lokasi utama, dan latar belakang lain yang dapat31 membantu pemeriksa dalam memahami dan melaksanakanrencana32 pemeriksaan.33 b. n'ormasi mengenai tanggung ja!ab anggota tim pemeriksa%seperti

    34 membuat program pemeriksaan, melaksanakan pemeriksaan,

    menga!asi

    pelaksanaan pemeriksaan, membuat konsep laporan, menangani2 tanggapan entitas yang diperiksa, dan mengolah laporan akhir&dapat3 membantu pemeriksa apabila pekerjaan tersebut dilakukan dibeberapa4 tempat yang berbeda. Dalam hal demikian, penggunaan metodedan5 prosedur pemeriksaan yang sama dapat memudahkan untuk 6 membandingkan data yang diperoleh dari tempat-tempat yangdiperiksa.7 c. Program pemeriksaan yang menguraikan prosedur untukmencapai tujuan8 pemeriksaan dan memberikan dasar yang sistematis untukmembagi tugas9 kepada sta', dan untuk menyusun ikhtisar pekerjaan pemeriksaan

    yang10 dilakukan.11 d. *entuk umum laporan hasil pemeriksaan dan jenis in'ormasi

    yang dimuat12 dapat membantu pemeriksa menitikberatkan pekerjaanlapangannya pada13 in'ormasi yang akan dilaporkan.

    23

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    25/53

    14

    15 S8PER9)S)16 ,, Pernyataan standar pelaksanaan kedua adalah: “S"a harus17 disu%er:isi dengan !aik” .18 ,- )uper$isi mencakup pengarahan kegiatan pemeriksa danpihak lain19 %seperti tenaga ahli yang terlibat dalam pemeriksaan& agar tujuanpemeriksaan20 dapat dicapai. 2nsur super$isi meliputi pemberian instruksikepada sta',21 pemberian in'ormasi mutakhir tentang masalah signifkan yangdihadapi,22 pelaksanaan re$iu atas pekerjaan yang dilakukan, dan pemberianpelatihan23 kerja lapangan (on the job trainin") yang e'ekti'.24 ,3 )uper$isor harus yakin bah!a sta' benar-benar memahami25 mengenai pekerjaan pemeriksaan yang harus dilakukan,mengapa pekerjaan26 tersebut harus dilakukan, dan apa yang diharapkan akan dicapai.*agi sta' 27 yang berpengalaman, super$isor dapat memberikan pokok-pokok mengenai28 lingkup pekerjaan pemeriksaan dan menyerahkan rinciannyakepada sta'

    29 tersebut. *agi sta' yang kurang berpengalaman, super$isor harus30 memberikan pengarahan mengenai teknik menganalisis dan cara31 mengumpulkan data.=32

    33

    34PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja74

    1 ,4 9e$iu atas pekerjaan pemeriksaan harus didokumentasikan.)i'at2 dan luas dari re$iu tersebut dapat ber$ariasi tergantung padasejumlah 'aktor3 seperti: %1& besarnya organisasi pemeriksa, % & pentingnyapekerjaan, dan %(&4 pengalaman sta'.5

    6 ;8 T)7 ,5 Pernyataan standar pelaksanaan ketiga adalah: “;uk"i 'ang8 cuku%< k#m%e"en< dan rele:an harus di%er#leh un"ukmenjadi dasar9 'ang memadai !agi "emuan dan rek#mendasi %emeriksa” .10 ,6 Dalam mengidentifkasikan sumber-sumber data potensial

    yang

    24

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    26/53

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    27/53

    6 a. #ukti harus cukup untuk mendukun" temuan pemeriksaan .Dalam menentukan7 cukup tidaknya suatu bukti, pemeriksa harus yakin bah!a bukti

    yang8 cukup tersebut akan bisa meyakinkan seseorang bah!a temuan9 pemeriksaan adalah $alid. pabila mungkin, metode statistik bisa10 digunakan untuk menentukan cukup tidaknya bukti pemeriksaan.11 b. #ukti disebut kompeten apabila bukti tersebut $alid, dapatdiandalkan, dan12 konsisten dengan 'akta. Dalam menilai kompetensi suatu bukti,13 pemeriksa harus mempertimbangkan beberapa 'aktor sepertiapakah14 bukti telah akurat, meyakinkan, tepat !aktu dan asli.15 c. #ukti disebut rele an, apabila bukti tersebut mempunyai

    hubungan yang16 logis dan arti penting bagi temuan pemeriksaan yangbersangkutan.17 -, cuan berikut ini berman'aat untuk menilai kompeten atau18 tidaknya suatu bukti. kan tetapi acuan ini belum mencukupiuntuk dapat19 menentukan kompetensi suatu bukti. Dalam hal ini pemeriksaharus20 menggunakan pertimbangan pro'esional untuk menentukan

    jumlah dan jenis21 bukti yang diperlukan untuk mendukung simpulan pemeriksa.22 a. *ukti yang diperoleh dari pihak ketiga yang dapat dipercayaadalah lebih23 kompeten dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari entitas

    yang24 diperiksa.25 b. *ukti yang dikembangkan dari sistem pengendalian intern

    yang e'ekti',26 lebih kompeten dibandingkan dengan yang diperoleh daripengendalian27 yang lemah atau yang tidak ada pengendaliannya.28 c. *ukti yang diperoleh melalui pemeriksaan fsik, pengamatan,perhitungan,29 dan inspeksi secara langsung oleh pemeriksa lebih kompeten30 dibandingkan dengan bukti yang diperoleh secara tidaklangsung.31 d. Dokumen asli memberikan bukti yang lebih kompetendibandingkan32 dengan 'otokopi atau tembusannya.33

    PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja76

    26

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    28/53

    1 e. *ukti kesaksian yang diperoleh dalam kondisi yangmemungkinkan orang2 berbicara dengan bebas lebih kompeten dibandingkan denganbukti3 kesaksian yang diperoleh dalam kondisi yang dapat terjadikompromi.4 #isalnya, kondisi dimana terdapat kemungkinan orang diancam5 %diintimidasi&.6 '. *ukti kesaksian yang diperoleh dari indi$idu yang tidakmemihak atau7 mempunyai pengetahuan yang lengkap mengenai bidang tersebutlebih8 kompeten dibandingkan dengan bukti kesaksian yang diperolehdari9

    indi$idu yang memihak atau yang hanya mempunyai pengetahuan10 sebagian saja mengenai bidang tersebut.11 -- Pemeriksa dapat menganggap perlu untuk memperolehpernyataan12 tertulis dari pejabat0entitas yang diperiksa mengenai kompetensisuatu bukti13 yang diperolehnya. Pernyataan tertulis biasanya menegaskanpernyataan lisan14 yang diberikan kepada pemeriksa, mendokumentasikankebenaran dari15 pernyataan tersebut, dan mengurangi kemungkinankesalahpahaman16 mengenai pernyataan tersebut.17 -3 Pendekatan pemeriksa dalam menentukan cukup atautidaknya18 kompetensi dan rele$ansi bukti tergantung pada sumberin'ormasi yang19 berkaitan dengan bukti tersebut. )umber in'ormasi mencakupdata asli yang20 dikumpulkan, baik oleh entitas yang diperiksa maupun oleh pihak ketiga, dan21 juga dapat diperoleh dari sistem berbasis komputer.22 -4 Data yang dikumpulkan oleh pemeriksa? meliputi pengamatandan23 pengukuran yang dilakukan sendiri oleh pemeriksa. #etodeuntuk 24 mengumpulkan jenis data ini diantaranya adalah: kuesioner,!a!ancara,25 pengamatan langsung dan perhitungan. 4eterampilan pemeriksamendisain26 dan menerapkan metode yang dipilihnya merupakan kunci untuk

    27

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    29/53

    27 memastikan bah!a data ini merupakan bukti yang cukup,kompeten, dan28 rele$an.29 -5 Pemeriksa dapat menggunakan data yang dikumpulkan olehentitas30 yang diperiksa sebagai bagian dari bukti. Pemeriksa dapatmenentukan31 $aliditas dan keandalan data ini dengan pengujian langsungterhadap data.32 Pemeriksa dapat mengurangi pengujian langsung atas datatersebut kalau33 pemeriksa menguji e'ekti$itas pengendalian entitas tersebut atas

    $aliditas dan34 keandalan data, dan pengujian ini mendukung simpulan bah!a

    pengendalianPSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja77

    1 entitas tersebut e'ekti'. )i'at dan luasnya pengujian data akantergantung2 pada apakah data tersebut signifkan untuk mendukung temuanpemeriksaan.3 -6 pabila pengujian data oleh pemeriksa mengungkapkanadanya4 kesalahan data, atau apabila pemeriksa tidak mampu untukmemperoleh5 bukti yang cukup, kompeten, dan rele$an, maka pemeriksamungkin6 menganggap perlu untuk:7 a. #encari bukti dari sumber lain.8 b. #enggunakan data tersebut, tetapi secara jelas menunjukkandalam9 laporan hasil pemeriksaannya mengenai keterbatasan data dan10 menghindari pembuatan simpulan dan rekomendasi yang tidakkuat11

    dasarnya.12 30 *ukti pemeriksaan dapat juga memasukkan data yangdikumpulkan13 oleh pihak ketiga. Dalam beberapa keadaan, data ini mungkintelah diperiksa14 oleh pemeriksa lain, atau pemeriksa dapat melakukanpemeriksaan sendiri15 terhadap data tersebut. @amun, dalam beberapa keadaan yanglain, dianggap16 tidak praktis untuk memperoleh bukti mengenai $aliditas dan

    keandalan data17 tersebut.

    28

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    30/53

    18 31 Pengaruh penggunaan data pihak ketiga terhadap laporanhasil19 pemeriksaan tergantung pada signifkansi data tersebut ataspencapaian20 tujuan pemeriksaan.21 3* Pemeriksa harus memperoleh bukti yang cukup, kompeten,dan22 rele$an bah!a data yang diproses melalui sistem yang berbasiskomputer itu23 $alid dan dapat diandalkan. pabila keandalan sistem berbasiskomputer24 merupakan sasaran utama pemeriksaan, pemeriksa harusmelakukan re$iu25 terhadap pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sistem

    tersebut.26 Pekerjaan ini harus dilakukan tanpa memandang apakah datatersebut27 diberikan kepada pemeriksa atau pemeriksa secara independenmemperoleh28 sendiri data tersebut. pabila data yang diolah dengan komputerdigunakan29 oleh pemeriksa, atau dimuat dalam laporan hasil pemeriksaannyauntuk 30 tujuan pemberian in'ormasi0latar belakang atau tidak signifkan

    bagi temuan31 pemeriksa, maka laporan hasil pemeriksaan harus menyebutkansumber data32 dan pernyataan bah!a data tersebut tidak di$erifkasi agarmemenuhi33 ketentuan dalam paragra' >A. Pemeriksa harus menentukanapakah34 pemeriksa lain telah melakukan pekerjaan untuk menetapkan

    $aliditas dan35 keandalan data atau e'ekti$itas pengendalian atas sistem yangmenghasilkanPSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja78

    1 data tersebut. pabila ada pemeriksa lain yang telah melakukanpekerjaan2 tersebut, pemeriksa mungkin dapat menggunakan hasilnya.

    pabila tidak 3 ada, pemeriksa dapat menentukan $aliditas dan keandalan data

    yang diolah4 komputer tersebut dengan pengujian substanti' atas data

    tersebut. Pemeriksa

    29

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    31/53

    5 dapat mengurangi pengujian substanti' tersebut jika pengujiane'ekti$itas6 pengendalian umum dan pengendalian aplikasi memperlihatkanbah!a7 pengendalian tersebut adalah e'ekti'.8 3+ pabila pemeriksa berpendapat bah!a pengendalian tidake'ekti' 9 atau apabila pemeriksa tidak merencanakan untuk mengujie'ekti$itas10 pengendalian, maka pemeriksa harus memasukkan dalamdokumentasinya11 hal-hal yang menjadi dasar untuk menyimpulkan denganmenyatakan: %1&12 alasan-alasan mengapa rancangan atau operasional pengendalian

    tidak e'ekti',13 atau % & alasan-alasan mengapa tidak menguji pengendaliantersebut. Dalam14 kondisi seperti itu, pemeriksa harus juga memasukkan dalam15 dokumentasinya alasan-alasan untuk menyimpulkan bah!aprosedur16 pemeriksaan yang direncanakan, seperti pengujian substanti',telah dirancang17 secara e'ekti' untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Dokumentasitersebut18 harus menyatakan:19 a. lasan dan jenis prosedur pemeriksaan yang direncanakan.20 b. enis dan kompetensi bukti yang dihasilkan dari luar sistemin'ormasi21 berbasis komputer.22 c. Pengaruh bukti terhadap laporan hasil pemeriksaan apabilabukti yang23 dikumpulkan selama pelaksanaan prosedur pemeriksaan tersebuttidak 24 mendukung pencapaian tujuan pemeriksaan.25 Temuan Pemeriksaan26 3, Temuan pemeriksaan biasanya terdiri dari unsur kondisi,kriteria,27 akibat, dan sebab. @amun demikian, unsur yang dibutuhkanuntuk sebuah28 temuan pemeriksaan tergantung seluruhnya pada tujuanpemeriksaannya.29 adi, sebuah temuan atau sekelompok temuan pemeriksaandisebut lengkap30 sepanjang tujuan pemeriksaannya telah dipenuhi dan laporannyasecara jelas

    30

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    32/53

    31 mengaitkan tujuan tersebut dengan unsur temuan pemeriksaan,misalnya32 apabila tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan kepatuhanterhadap33 ketentuan peraturan perundang-undangan maka unsur yangharus ada adalah34 kondisi, kriteria, dan akibat sedangkan unsur sebab bersi'atoptional .PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja79

    1 #engenai kriteria dibahas pada paragra'

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    33/53

    23 membantu pemeriksa membuat rekomendasi yang bersi'atmembangun,24 untuk perbaikan. Oleh karena suatu masalah dapat merupakanakibat dari25 sejumlah 'aktor tertentu, maka rekomendasi dapat lebihmengena jika26 pemeriksa secara jelas dapat menunjukkan dan menjelaskandengan bukti,27 kaitan antara masalah dan 'aktor-'aktor yang diidentifkasisebagai28 penyebab.29 b. pabila tujuan pemeriksaan adalah untuk memperkirakanpengaruh30 program terhadap perubahan fsik, sosial, atau ekonomi, maka

    pemeriksa31 harus mencari bukti seberapa jauh program itu menjadiBpenyebabC32 perubahan tersebut.33

    34

    PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja80

    1 (= 8MENTAS) PEMER) SAAN2 35 Pernyataan standar pelaksanaan keempat adalah: “Pemeriksa3 harus mem%ersia%kan dan memelihara d#kumen%emeriksaan dalam4 !en"uk ker"as kerja %emeriksaan> (#kumen %emeriksaan'ang5 !erkai"an dengan %erencanaan< %elaksanaan< dan%ela%#ran6 %emeriksaan harus !erisi in #rmasi 'ang cuku% un"ukmemungkinkan7 %emeriksa 'ang !er%engalaman "e"a%i "idak mem%un'aihu!ungan8 dengan %emeriksaan "erse!u" da%a" memas"ikan !ah?ad#kumen9 %emeriksaan "erse!u" da%a" menjadi !uk"i 'angmendukung "emuan<10 sim%ulan< dan rek#mendasi %emeriksa” .11 36 *entuk dan isi dokumen pemeriksaan harus dirancangsedemikian12 rupa sehingga sesuai dengan kondisi masing-masingpemeriksaan. n'ormasi13 yang dimasukkan dalam dokumen pemeriksaan menggambarkan

    catatan

    32

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    34/53

    14 penting mengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemeriksasesuai dengan15 standar dan simpulan pemeriksa. 4uantitas, jenis, dan isidokumen16 pemeriksaan didasarkan atas pertimbangan pro'esionalpemeriksa.17 40 Dokumen pemeriksaan memberikan tiga man'aat, yaitu:18 a. #emberikan dukungan utama terhadap laporan hasilpemeriksaan.19 b. #embantu pemeriksa dalam melaksanakan dan menga!asipelaksanaan20 pemeriksaan.21 c. #emungkinkan orang lain untuk mere$iu kualitaspemeriksaan. Tujuan22

    yang ketiga ini penting karena pemeriksaan yang dilaksanakansesuai23 dengan )tandar Pemeriksaan ini akan dire$iu oleh pemeriksalain.24 Dokumen pemeriksaan memungkinkan dilakukannya re$iu ataskualitas25 pemeriksaan karena merupakan dokumentasi tertulis mengenaibukti yang26 mendukung temuan dan rekomendasi pemeriksa.27 41 Dokumen pemeriksaan harus berisi:28 a. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan, termasukkriteria29 pengambilan uji-petik %sampling& yang digunakan.30 b. Dokumentasi pekerjaan yang dilakukan digunakan untukmendukung31 pertimbangan pro'esional dan temuan pemeriksa.32 c. *ukti tentang re$iu super$isi terhadap pekerjaan yangdilakukan.PSP 04 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja81

    1d. Penjelasan pemeriksa mengenai standar yang tidak diterapkan,apabila

    2 ada, alasan, dan akibatnya.3 4* Penyusunan dokumentasi pemeriksaan harus cukup terinciuntuk 4 memberikan pengertian yang jelas tentang tujuan, sumber dansimpulan yang5 dibuat oleh pemeriksa, dan harus diatur sedemikian rupasehingga jelas6 hubungannya dengan temuan dan simpulan yang ada dalam

    laporan hasil7 pemeriksaan.

    33

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    35/53

    8 4+ Organisasi pemeriksa harus menetapkan kebijakan danprosedur9 yang !ajar mengenai pengamanan dan penyimpanan dokumenpemeriksaan10 selama !aktu tertentu sesuai dengan ketentuan peraturanperundang 11undangan yang berlaku. Dokumen pemeriksaan memungkinkan12 dilakukannya re$iu terhadap kualitas pelaksanaan pemeriksaan,

    yaitu dengan13 memberikan dokumen pemeriksaan tersebut kepada pere$iu <baik dalam14 bentuk dokumen tertulis maupun dalam 'ormat elektronik.

    pabila15 dokumen pemeriksaan hanya disimpan secara elektronik,

    organisasi16 pemeriksa harus yakin bah!a dokumentasi elektronik tersebutdapat diakses17 sepanjang periode penyimpanan yang ditetapkan dan aksesterhadap18 dokumentasi elektronik tersebut dijaga secara memadai.19

    20 PEM;ER$A 8AN STAN(AR PEMER) SAAN21 4, Pernyataan )tandar Pemeriksaan ini e'ekti' berlaku dan

    22 mempunyai kekuatan hukum mengikat sejak tanggal

    diundangkan.

    01 Pernyataan standar ini mengatur standar pelaporan untuk 10 pemeriksaan kinerja.11

    12 ;ENT8 13 0* Pernyataan standar pelaporan pertama adalah: “Pemeriksa

    harus14 mem!ua" la%#ran hasil %emeriksaan un"ukmengk#munikasikan15 se"ia% hasil %emeriksaan” .16 0+ "aporan hasil pemeriksaan ber'ungsi untuk:17 %1& mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pihak yangber!enang18 berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku % &membuat hasil19 pemeriksaan terhindar dari kesalahpahaman, %(& membuat hasil

    pemeriksaan

    34

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    36/53

    20 sebagai bahan untuk melakukan tindakan perbaikan oleh instansiterkait, dan21 %5& memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukanpengaruh22 tindakan perbaikan yang semestinya telah dilakukan. 4ebutuhanuntuk 23 melaksanakan pertanggungja!aban atas program menghendakibah!a24 laporan hasil pemeriksaan disajikan dalam bentuk yang mudahdiakses.25 0, Pernyataan standar ini tidak dimaksudkan untuk membatasiatau26 mencegah pembahasan mengenai temuan, pendapat pro'esional 1 ,simpulan,27

    dan rekomendasi dengan pihak yang bertanggung ja!ab atasprogram0hal28 yang diperiksa. )ebaliknya, pembahasan seperti itu justru

    dianjurkan

    )S) $AP=RAN2 0- Pernyataan standar pelaporan kedua adalah: “$a%#ran hasil3 %emeriksaan harus mencaku%@4 a> %ern'a"aan !ah?a %emeriksaan dilakukan sesuai denganS"andar5 Pemeriksaan liha" %aragra 032/6 !> "ujuan< lingku%< dan me"#d#l#gi %emeriksaan liha"%aragra 04 s>d>7 1*2/8 c> hasil %emeriksaan !eru%a "emuan %emeriksaan<sim%ulan< dan9 rek#mendasi liha" %aragra 1+ s>d> *32/10 d> "angga%an %eja!a" 'ang !er"anggung ja?a! a"as hasil

    %emeriksaan11 liha" %aragra *4 s>d> +*2/12 e> %ela%#ran in #rmasi rahasia a%a!ila ada liha" %aragra++ s>d> +-2”>13 Pern'a"aan !ah?a Pemeriksaan (ilakukan Sesuai denganS"andar14 Pemeriksaan15 03 Pernyataan standar ini mengacu kepada )tandar Pemeriksaan

    yang16 berlaku, yang harus diikuti oleh pemeriksa selama melakukan

    pemeriksaan.

    35

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    37/53

    17 ika pemeriksa tidak dapat mengikuti )tandar Pemeriksaan,pemeriksa18 dilarang untuk menyatakan demikian. Dalam situasi demikian,pemeriksa19 harus mengungkapkan alasan tidak dapat diikutinya )tandarPemeriksaan20 tersebut dan dampaknya terhadap hasil pemeriksaan.21 Tujuan< $ingku%< dan Me"#d#l#gi Pemeriksaan22 04 Pemeriksa harus memuat tujuan, lingkup dan metodologi23 pemeriksaan dalam laporan hasil pemeriksaan. n'ormasitersebut penting24 bagi pengguna laporan hasil pemeriksaan agar dapat memahamimaksud dan25 jenis pemeriksaan, serta memberikan perspekti' yang !ajar

    terhadap apa26 yang dilaporkan.27 05 Dalam melaporkan tujuan pemeriksaan, pemeriksa harus28 menjelaskan mengapa pemeriksaan tersebut dilakukan danmenyatakan apa29 yang harus dimuat dalam laporan hasil pemeriksaan. Penjelasanmengenai30 apa yang harus dimuat dalam laporan tersebut biasanyamencakup31 pengidentifkasian obyek0sasaran pemeriksaan, dan aspek kinerja

    yang32 diperiksa, pemberitahuan unsur temuan yang dibahas, danpemberian33 rekomendasi.PSP 05 Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja84

    1 06 2ntuk menghindari kesalahpahaman, dalam hal terbatasnyatujuan2 pemeriksaan, apabila interpretasi atas tujuan pemeriksaantersebut dapat3

    diperluas, maka pemeriksa !ajib menyatakan tujuan yang tidakdicakup oleh4 pemeriksaan tersebut.5 10 Pemeriksa harus menguraikan lingkup pekerjaan pemeriksaan

    yang6 dilakukan untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Pemeriksasedapat mungkin,7 harus menjelaskan hubungan antara populasi dan besarnya uji-petik (sample &8 yang diperiksa? mengidentifkasi organisasi? lokasi geografs, dan

    periode

    36

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    38/53

    9 yang dicakup? melaporkan jenis dan sumber bukti? danmenjelaskan kualitas10 dan masalah yang terdapat pada bukti tersebut. Pemeriksa jugaharus11 melaporkan kendala signifkan yang dialami pada pelaksanaanpemeriksaan,12 karena terbatasnya data atau kurang memadainya lingkuppemeriksaan.13 11 2ntuk melaporkan metodologi yang digunakan, pemeriksaharus14 secara jelas menggambarkan teknik pengumpulan dan analisisdata yang15 digunakan. Penjelasan ini harus mengidentifkasi: %1& asumsisignifkan yang16

    dibuat dalam melaksanakan pemeriksaan tersebut? % & teknikpembandingan17 yang diterapkan? %(& kriteria yang digunakan? dan %5& rancanganuji-petik dan18 penjelasan atas alasan terpilihnya rancangan tersebut.19 1* Pemeriksa harus berupaya untuk menghindarkankesalahpahaman20 pembaca mengenai pekerjaan yang dilakukan dan yang tidakdilakukan dalam21 rangka mencapai tujuan pemeriksaan, terutama jika pekerjaan

    tersebut22 dibatasi oleh kendala !aktu dan atau sumber daya.23 Temuan Pemeriksaan24 1+ Pemeriksa harus melaporkan temuan pemeriksaan untuk 25 menja!ab tujuan pemeriksaan. Dalam melaporkan temuanpemeriksaan26 tersebut, pemeriksa harus mengungkapkan in'ormasi yangcukup, kompeten,27 dan rele$an sehingga dapat dipahami. Pemeriksa juga harusmelaporkan28 in'ormasi mengenai latar belakang yang dibutuhkan olehpengguna laporan29 hasil pemeriksaan dalam memahami temuan pemeriksaantersebut.30 1, Temuan pemeriksaan biasanya terdiri dari unsur kondisi,kriteria,31 akibat, dan sebab. @amun demikian unsur yang dibutuhkanuntuk sebuah32 temuan pemeriksaan tergantung seluruhnya pada tujuanpemeriksaan33 tersebut. )ebuah atau sekelompok temuan pemeriksaan disebutlengkap

    37

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    39/53

    34 sepanjang tujuan pemeriksaannya telah dipenuhi dan laporannyasecara jelas35 mengaitkan tujuan tersebut dengan unsur temuan, misalnyaapabila tujuanPSP 05 Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja851 pemeriksaan adalah menentukan ketaatan terhadap ketentuanperaturan2 perundang-undangan maka unsur yang harus ada adalah kondisi,kriteria dan3 akibat. 2nsur sebab adalah bersi'at opsional.4 1- )ejauh memungkinkan, dalam menyajikan temuan, pemeriksa5 harus mengembangkan unsur-unsur temuan pemeriksaan untukmembantu6 manajemen entitas yang diperiksa atau pihak ber!enang dalammemahami7 perlunya mengambil tindakan perbaikan. pabila pemeriksa dapat8 mengembangkan secara memadai temuan-temuan tersebut,pemeriksa harus9 membuat rekomendasi guna tindakan perbaikan. *erikut iniadalah pedoman10 dalam melaporkan unsur-unsur temuan:11 a. 4ondisi? memberikan bukti mengenai hal-hal yang ditemukanoleh12 pemeriksa di lapangan. Pelaporan lingkup atau kedalaman darikondisi13 dapat membantu pengguna laporan dalam memperolehperspekti' yang14 !ajar.15 b. 4riteria? memberikan in'ormasi yang dapat digunakan olehpengguna16 laporan hasil pemeriksaan untuk menentukan keadaan sepertiapa yang17 diharapkan. 4riteria akan mudah dipahami apabila dinyatakan

    secara18 !ajar, eksplisit, lengkap, dan sumber dari kriteria dinyatakandalam19 laporan hasil pemeriksaan.20 c. kibat? memberikan hubungan yang jelas dan logis untukmenjelaskan21 pengaruh dari perbedaan, antara apa yang ditemukan olehpemeriksa22 %kondisi& dan apa yang seharusnya %kriteria&. kibat lebih mudah23 dipahami bila dinyatakan secara jelas, terinci, dan apabila

    memungkinkan,24 dinyatakan dalam angka. )ignifkansi dari akibat yang dilaporkan

    38

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    40/53

    25 ditunjukkan oleh bukti yang meyakinkan.26 d. )ebab? memberikan bukti yang meyakinkan mengenai 'aktor

    yang27 menjadi sumber perbedaan antara kondisi dan kriteria. Dalam28 melaporkan sebab, pemeriksa harus mempertimbangkan apakahbukti29 yang ada dapat memberikan argumen yang meyakinkan danmasuk akal30 bah!a sebab yang diungkapkan merupakan 'aktor utamaterjadinya31 perbedaan. Pemeriksa juga perlu mempertimbangkan apakahsebab yang32 diungkapkan dapat menjadi dasar pemberian rekomendasi.Dalam situasi33

    temuan terkait dengan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan34 perundang-undangan dimana tidak dapat ditetapkan dengan logisPSP 05 Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja86

    1 penyebab temuan tersebut, pemeriksa tidak diharuskan untuk 2 mengungkapkan unsur sebab ini.3 13 Temuan pemeriksaan harus menyajikan juga kelemahan4 pengendalian intern yang signifkan , kecurangan, danpenyimpangan dari5 ketentuan peraturan perundang-undangan.6 elemahan Pengendalian )n"ern7 14 Pemeriksa harus melaporkan lingkup pemeriksaannyamengenai8 pengendalian intern dan kelemahan signifkan yang ditemukanselama9 pemeriksaan. pabila pemeriksa menemukan kelemahanpengendalian intern10 yang tidak signifkan, pemeriksa harus menyampaikan kelemahantersebut11 dengan surat yang ditujukan kepada manajemen entitas yang

    diperiksa. ika12 pemeriksa sudah menyampaikan hal tersebut, pemeriksa harusmenyatakan13 demikian di dalam laporan hasil pemeriksaan.14 15 Dalam pemeriksaan kinerja dapat terjadi bah!a kelemahan15 signifkan dalam pengendalian intern merupakan penyebablemahnya kinerja.16 2ntuk melaporkan temuan seperti ini, kelemahan pengendalianintern17 disebut sebagai unsur CsebabC.18 e%a"uhan Terhada% e"en"uan Pera"uran Perundang.undangan

    39

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    41/53

    19 16 Pemeriksa harus melaporkan semua kejadian mengenai20 ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang21 berlaku dan ketidakpatutan yang ditemukan selama atau dalamhubungannya22 dengan pemeriksaan. Dalam keadaan tertentu, pemeriksa harusmelaporkan23 adanya unsur penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang-undangan24 tersebut kepada pihak yang ber!enang sesuai dengan prosedur

    yang berlaku25 di *P4.26 *0 pabila berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh pemeriksa27 menyimpulkan bah!a telah terjadi atau mungkin telah terjadi

    kecurangan28 atau penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan serta29 ketidakpatutan, pemeriksa harus melaporkan hal tersebut. Dalam30 melaporkan kecurangan atau penyimpangan dari ketentuanperaturan31 perundang-undangan, atau ketidakpatutan, pemeriksa harusmenempatkan32 temuan tersebut secara lugas dan jelas dalam perspekti' yang

    !ajar. 2ntuk

    memberikan dasar bagi pengguna laporan hasil pemeriksaan untukmenilai2 pengaruh dan konsekuensi temuan pemeriksaan, maka temuanpemeriksaan3 tersebut harus dikaitkan dengan populasi atau jumlah kasus yangdiperiksa,4 dan jika mungkin dinyatakan dalam nilai satuan mata uang.

    pabila5 pemeriksa tidak dapat menarik simpulan mengenai populasiberdasarkan uji6 petik maka simpulan pemeriksa harus dibatasi hanya pada unsur

    yang diuji.7 *1 )tandar Pemeriksaan mengharuskan pemeriksa untukmelaporkan8 kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang 9undangan kepada pihak yang ber!enang sesuai dengan ketentuan

    yang10 berlaku di *P4.

    40

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    42/53

    11 ** Peraturan perundang-undangan atau kebijakan dapat12 mengharuskan pemeriksa untuk dengan segera melaporkanindikasi13 ketidakpatuhan atau penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang 14undangan kepada pihak yang ber!enang sesuai dengan peraturanperundang 15undangan yang berlaku. Dalam hal pemeriksa menyimpulkanbah!a16 ketidakpatuhan atau penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang 17undangan telah terjadi atau kemungkinan telah terjadi, maka *P4harus18 menanyakan kepada pihak yang ber!enang tersebut dan atau

    kepada19 penasehat hukum apakah laporan mengenai adanya in'ormasitertentu20 tentang penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan21 tersebut akan mengganggu suatu proses penyidikan atau prosesperadilan.22 pabila laporan hasil pemeriksaan akan mengganggu prosespenyidikan atau23 peradilan tersebut, *P4 harus membatasi laporannya, misalnya

    pada hal-hal24 yang telah diketahui oleh umum %masyarakat&.25 Sim%ulan26 *+ Pemeriksa harus menyusun simpulan hasil pemeriksaan.)impulan27 adalah pena'siran logis mengenai program yang didasarkan atastemuan28 pemeriksaan dan bukan sekedar merupakan ringkasan temuan.)impulan29 merupakan ja!aban atas pencapaian tujuan pemeriksaan.)impulan harus30 dibuat oleh pemeriksa secara jelas. 4ekuatan simpulantergantung pada31 meyakinkan atau tidaknya bukti yang mendukung temuantersebut dan pada32 metodologi yang digunakan untuk merumuskan simpulantersebut.33

    34

    35

    PSP 05 Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja88

    41

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    43/53

    1 Rek#mendasi2 *, Pemeriksa harus menyampaikan rekomendasi untukmelakukan3 tindakan perbaikan guna peningkatan kinerja atas bidang yangbermasalah4 dan untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan entitas yangdiperiksa.5 *- Pemeriksa harus menyampaikan juga rekomendasi apabilaterdapat6 potensi perbaikan yang signifkan dalam operasi dan kinerja yangdikuatkan7 oleh temuan yang dilaporkan. 9ekomendasi yang dapatmeningkatkan8 kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku,9 menghilangkan ketidakpatutan, dan memperbaiki pengendalianintern juga10 harus dibuat, apabila ditemukan hal yang signifkan yangmerupakan11 ketidakpatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku,12 ketidakpatutan, atau kelemahan signifkan dalam pengendalianintern.13 Pemeriksa juga harus melaporkan status temuan pemeriksaan

    yang signifkan14 dan rekomendasi dari hasil pemeriksaan sebelumnya yang belum15 ditindaklanjuti yang mempengaruhi tujuan pemeriksaan yangsedang16 dilakukan.17 *3 9ekomendasi yang bersi'at membangun dapat mendorong18 perbaikan dalam pelaksanaan program entitas yang diperiksa.)uatu19 rekomendasi akan bersi'at sangat konstrukti'0membangunapabila: %1&20 diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan? % &berorientasi21 pada tindakan nyata dan spesifk? %(& ditujukan kepada pihak

    yang22 mempunyai !e!enang untuk bertindak? %5& dapat dilaksanakan?dan %>&23 apabila dilaksanakan, biayanya memadai.24 Tangga%an Peja!a" 'ang ;er"anggung a?a! a"as &asilPemeriksaan25 *4 Pemeriksa harus meminta tanggapan0pendapat secara tertulisdari26 pejabat yang bertanggung ja!ab terhadap temuan, simpulan dan

    42

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    44/53

    27 rekomendasi termasuk tindakan perbaikan yang direncanakanoleh28 manajemen entitas yang diperiksa.29 *5 Tanggapan pejabat yang bertanggung ja!ab harus die$aluasidan30 dipahami secara seimbang dan obyekti', serta disajikan secaramemadai31 dalam laporan hasil pemeriksaan. Tanggapan yang diberikan,seperti janji32 atau rencana tindakan perbaikan harus dicantumkan dalamlaporan hasil33 pemeriksaan, tetapi tidak dapat diterima sebagai pembenaranuntuk 34 menghilangkan temuan dan rekomendasi yang berhubungan

    dengan temuan35 tersebut.

    atas program yang diperiksa mengenai temuan, simpulan, dan3 rekomendasi pemeriksa, serta perbaikan yang direncanakanolehnya. )alah4 satu cara yang paling e'ekti' untuk memastikan bah!a suatulaporan hasil5 pemeriksaan dipandang adil, lengkap, dan obyekti' adalah adanya

    re$iu dan6 tanggapan dari pejabat yang bertanggung ja!ab, sehingga dapatdiperoleh7 suatu laporan yang tidak hanya mengemukakan temuan danpendapat8 pemeriksa saja, melainkan memuat pula pendapat dan rencana

    yang akan9 dilakukan oleh pejabat yang bertanggung ja!ab tersebut.10 +0 pabila tanggapan dari entitas yang diperiksa tersebut11 bertentangan dengan temuan, simpulan, dan rekomendasi dalamlaporan12 hasil pemeriksaan, dan menurut pendapat pemeriksa tanggapantersebut13 tidak benar, maka pemeriksa harus menyampaikanketidaksetujuannya atas14 tanggapan tersebut beserta alasannya secara seimbang danobyekti'.15 )ebaliknya, pemeriksa harus memperbaiki laporannya, apabilapemeriksa16 berpendapat bah!a tanggapan tersebut benar.17 &al 'ang Memerlukan Penelaahan $e!ih $anju"

    43

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    45/53

    18 +1 Pemeriksa harus mengkomunikasikan masalah-masalahsignifkan19 yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut kepada penanggung

    ja!ab20 pemeriksaan untuk perencanaan pemeriksaan di masamendatang.21 +* ika selama pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksamengidentifkasi22 adanya masalah signifkan yang memerlukan pemeriksaan lebihlanjut, tetapi23 hal tersebut tidak secara langsung berkaitan dengan tujuanpemeriksaan atau24 pemeriksa tidak memiliki !aktu atau sumber daya untukmemperluas25

    pemeriksaan dalam rangka mencapai hal tersebut, makapemeriksa harus26 menyampaikan masalah signifkan tersebut kepada penanggung

    ja!ab27 pemeriksaan untuk merencanakan pemeriksaan yang akandatang. pabila28 perlu, pemeriksa juga harus mengungkapkan masalah signifkantersebut29 dalam laporan hasil pemeriksaan dan alasan mengapa masalahtersebut30 memerlukan penelaahan lebih lanjut.31 Pela%#ran )n #rmasi Rahasia32 ++ pabila in'ormasi tertentu dilarang diungkapkan kepadaumum,33 laporan hasil pemeriksaan harus mengungkapkan si'at in'ormasi

    yang34 dihilangkan tersebut dan ketentuan yang melarangpengungkapan in'ormasi35 tersebut.PSP 05 Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja90

    1 +, *eberapa in'ormasi tertentu tidak dapat diungkapkan kepada2 umum berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undanganatau keadaan3 khusus lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dankeamanan publik.4 #isalnya, temuan terinci mengenai pengamanan akti$a maupunsistem5 in'ormasi dapat dikecualikan dari laporan hasil pemeriksaan yangdapat6 diakses oleh publik karena berpotensi terjadinya penyalahgunaanin'ormasi

    44

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    46/53

    7 tersebut. Dalam situasi tersebut, *P4 dapat menerbitkan laporanterpisah8 yang memuat in'ormasi dimaksud dan didistribusikan kepadakalangan9 tertentu yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuanperaturan10 perundang-undangan yang berlaku. pabila memungkinkan, *P4dapat11 berkonsultasi dengan konsultan hukum mengenai ketentuan,permintaan12 atau keadaan yang menyebabkan tidak diungkapkannyain'ormasi tertentu13 dalam laporan hasil pemeriksaan.14 +- Pertimbangan pemeriksa mengenai tidak diungkapkannya15

    in'ormasi tertentu tersebut harus mengacu kepada kepentinganpublik. ika16 situasi mengharuskan penghilangan in'ormasi tertentu,pemeriksa harus17 mempertimbangkan apakah penghilangan tersebut dapatmengganggu hasil18 pemeriksaan atau melanggar hukum. ika pemeriksamemutuskan untuk 19 menghilangkan in'ormasi tertentu, pemeriksa harus menyatakansi'at20 in'ormasi yang dihilangkan dan alasan penghilangan tersebut.2122 8NS8R.8NS8R 8A$)TAS $AP=RAN23 +3 Pernyataan standar pelaporan ketiga adalah: “$a%#ran hasil24 %emeriksaan harus "e%a" ?ak"u< lengka%< akura"< #!'ek"i <25 me'akinkan< ser"a jelas< dan seringkas mungkin” .26 Te%a" Bak"u27 +4 gar suatu in'ormasi berman'aat secara maksimal, makalaporan28 hasil pemeriksaan harus tepat !aktu. "aporan yang dibuat

    dengan hati-hati29 tetapi terlambat disampaikan, nilainya menjadi kurang bagipengguna laporan30 hasil pemeriksaan. Oleh karena itu, pemeriksa harusmerencanakan31 penerbitan laporan tersebut secara semestinya dan melakukanpemeriksaan32 dengan dasar pemikiran tersebut.33 +5 )elama pemeriksaan berlangsung, pemeriksa harus34 mempertimbangkan adanya laporan hasil pemeriksaan

    sementara untuk hal

    45

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    47/53

    yang signifkan kepada pejabat entitas yang diperiksa terkait."aporan hasil2 pemeriksaan sementara tersebut bukan merupakan pengganti

    laporan hasil3 pemeriksaan akhir, tetapi mengingatkan kepada pejabat terkaitterhadap hal4 yang membutuhkan perhatian segera dan memungkinkan pejabattersebut5 untuk memperbaikinya sebelum laporan hasil pemeriksaan akhirdiselesaikan.6 $engka%7 +6 gar menjadi lengkap, laporan hasil pemeriksaan harusmemuat8 semua in'ormasi dari bukti yang dibutuhkan untuk memenuhitujuan9 pemeriksaan, memberikan pemahaman yang benar dan memadaiatas hal10 yang dilaporkan, dan memenuhi persyaratan isi laporan hasilpemeriksaan.11 6al ini juga berarti bah!a laporan hasil pemeriksaan harusmemasukkan12 in'ormasi mengenai latar belakang permasalahan secaramemadai.13 ,0 "aporan harus memberikan perspekti' yang !ajar mengenaiaspek 14 kedalaman dan signifkansi temuan pemeriksaan, seperti'rekuensi terjadinya15 penyimpangan dibandingkan dengan jumlah kasus atau transaksi

    yang diuji,16 serta hubungan antara temuan pemeriksaan dengan kegiatanentitas yang17 diperiksa tersebut. 6al ini diperlukan agar pembaca memperoleh18

    pemahaman yang benar dan memadai.19 ,1 2mumnya, satu kasus kekurangan0kelemahan saja tidakcukup20 untuk mendukung suatu simpulan yang luas atau rekomendasi

    yang21 berhubungan dengan simpulan tersebut. )atu kasus itu hanyadapat diartikan22 sebagai adanya kelemahan, kesalahan atau kekurangan datapendukung oleh23 karenanya in'ormasi yang terinci perlu diungkapkan dalam

    laporan hasil

    46

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    48/53

    24 pemeriksaan untuk meyakinkan pengguna laporan hasilpemeriksaan25 tersebut.26 Akura"27 ,* kurat berarti bukti yang disajikan benar dan temuan itudisajikan28 dengan tepat. Perlunya keakuratan didasarkan atas kebutuhanuntuk 29 memberikan keyakinan kepada pengguna laporan hasilpemeriksaan bah!a30 apa yang dilaporkan memiliki kredibilitas dan dapat diandalkan.)atu31 ketidakakuratan dalam laporan hasil pemeriksaan dapatmenimbulkan32

    keraguan atas keandalan seluruh laporan tersebut dan dapatmengalihkan33 perhatian pengguna laporan hasil pemeriksaan dari substansilaporan34 tersebut. Demikian pula, laporan hasil pemeriksaan yang tidakakurat dapatPSP 05 Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja92

    1 merusak kredibilitas organisasi pemeriksa yang menerbitkanlaporan hasil2 pemeriksaan dan mengurangi e'ekti$itas laporan hasilpemeriksaan.3 ,+ "aporan hasil pemeriksaan harus memuat in'ormasi, yang4 didukung oleh bukti yang kompeten dan rele$an dalam kertaskerja5 pemeriksaan. pabila terdapat data yang signifkan terhadaptemuan6 pemeriksaan tetapi pemeriksa tidak melakukan pengujianterhadap data7 tersebut, maka pemeriksa harus secara jelas menunjukkan dalam

    laporan8 hasil pemeriksaannya bah!a data tersebut tidak diperiksa dantidak membuat9 temuan atau rekomendasi berdasarkan data tersebut.10 ,, *ukti yang dicantumkan dalam laporan hasil pemeriksaanharus11 masuk akal dan mencerminkan kebenaran mengenai masalah

    yang12 dilaporkan. Penggambaran yang benar berarti penjelasan secaraakurat13 tentang lingkup dan metodologi pemeriksaan, serta penyajiantemuan yang

    47

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    49/53

    14 konsisten dengan lingkup pemeriksaan. )alah satu cara untukmeyakinkan15 bah!a laporan hasil pemeriksaan telah memenuhi standarpelaporan adalah16 dengan menggunakan proses pengendalian mutu, seperti prosesre'erensi.17 Proses 9e'erensi adalah proses dimana seorang pemeriksa yangtidak terlibat18 dalam proses pemeriksaan tersebut menguji bah!a suatu 'akta,angka, atau19 tanggal telah dilaporkan dengan benar, bah!a temuan telahdidukung dengan20 dokumentasi pemeriksaan, dan bah!a simpulan dan rekomendasisecara21

    logis didasarkan pada data pendukung.22 =!'ek"i 23 ,- Obyekti$itas berarti penyajian seluruh laporan harusseimbang24 dalam isi dan nada. 4redibilitas suatu laporan ditentukan olehpenyajian25 bukti yang tidak memihak, sehingga pengguna laporan hasilpemeriksaan26 dapat diyakinkan oleh 'akta yang disajikan.27 ,3 "aporan hasil pemeriksaan harus adil dan tidak menyesatkan.

    ni28 berarti pemeriksa harus menyajikan hasil pemeriksaan secaranetral dan29 menghindari kecenderungan melebih-lebihkan kekurangan yangada. Dalam30 menjelaskan kekurangan suatu kinerja, pemeriksa harusmenyajikan31 penjelasan pejabat yang bertanggung ja!ab, termasukpertimbangan atas32 kesulitan yang dihadapi entitas yang diperiksa.33 ,4 @ada laporan harus mendorong pengambil keputusan untuk 34 bertindak atas dasar temuan dan rekomendasi pemeriksa.#eskipun temuan35 pemeriksa harus disajikan dengan jelas dan terbuka, pemeriksa

    harus ingat

    bah!a salah satu tujuannya adalah untuk meyakinkan, dan caraterbaik untuk

    2 itu adalah dengan menghindari bahasa laporan yang menimbulkanadanya

    48

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    50/53

    3 sikap membela diri dan menentang dari entitas yang diperiksa.#eskipun4 kritik terhadap kinerja yang telah lalu seringkali dibutuhkan,laporan hasil5 pemeriksaan harus menekankan perbaikan yang diperlukan.6 Me'akinkan7 ,5 gar meyakinkan, maka laporan harus dapat menja!ab tujuan8 pemeriksaan, menyajikan temuan, simpulan, dan rekomendasi

    yang logis.9 n'ormasi yang disajikan harus cukup meyakinkan penggunalaporan untuk 10 mengakui $aliditas temuan tersebut dan man'aat penerapanrekomendasi.11 "aporan yang disusun dengan cara ini dapat membantu pejabat

    yang12 bertanggung ja!ab untuk memusatkan perhatiannya atas hal yang

    13 memerlukan perhatian itu, dan dapat membantu untukmelakukan perbaikan14 sesuai rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.15 elas16 ,6 "aporan harus mudah dibaca dan dipahami. "aporan harusditulis17 dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin.

    Penggunaan bahasa18 yang lugas dan tidak teknis sangat penting untukmenyederhanakan19 penyajian. ika digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim

    yang tidak 20 begitu dikenal, maka hal itu harus didefnisikan dengan jelas.

    kronim agar21 digunakan sejarang mungkin.22 -0 pabila diperlukan, pemeriksa dapat membuat ringkasanlaporan23 untuk menyampaikan in'ormasi yang penting sehinggadiperhatikan oleh24 pengguna laporan hasil pemeriksaan. 9ingkasan tersebutmemuat ja!aban25 terhadap tujuan pemeriksaan, temuan-temuan yang palingsignifkan, dan26 rekomendasi.27 -1 Pengorganisasian laporan secara logis, keakuratan danketepatan28 dalam menyajikan 'akta, merupakan hal yang penting untukmemberi

    49

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    51/53

    29 kejelasan dan pemahaman bagi pengguna laporan hasilpemeriksaan.30 Penggunaan judul, sub judul, dan kalimat topik %utama& akanmembuat31 laporan lebih mudah dibaca dan dipahami. lat bantu $isual%seperti gambar,32 bagan, grafk, dan peta& dapat digunakan untuk menjelaskan danmemberikan33 resume terhadap suatu masalah yang rumit.34

    35PSP 05 Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja94

    1 Ringkas2 -* "aporan yang ringkas adalah laporan yang tidak lebih panjang

    dari3 yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan."aporan yang4 terlalu rinci dapat menurunkan kualitas laporan, bahkan dapat5 menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan dapatmembingungkan atau6 mengurangi minat pembaca. Pengulangan yang tidak perlu jugaharus7 dihindari. #eskipun banyak peluang untuk mempertimbangkan isilaporan,8 laporan yang lengkap tetapi ringkas, akan mencapai hasil yanglebih baik.9

    10 PENER;)TAN (AN PEN()STR);8S)AN $AP=RAN &AS)$11 PEMER) SAAN12 -+ Pernyataan standar pelaporan keempat adalah: “$a%#ranhasil13 %emeriksaan diserahkan ke%ada lem!aga %er?akilan<en"i"as 'ang14 di%eriksa< %ihak 'ang mem%un'ai ke?enangan un"ukmenga"ur15 en"i"as 'ang di%eriksa< %ihak 'ang !er"anggung ja?a!un"uk 16 melakukan "indak lanju" hasil %emeriksaan< dan ke%ada%ihak lain17 'ang di!eri ?e?enang un"uk menerima la%#ran hasil%emeriksaan18 sesuai dengan ke"en"uan %era"uran %erundang.undangan'ang19 !erlaku” .20 -, "aporan hasil pemeriksaan harus didistribusikan tepat !aktu

    50

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    52/53

    21 kepada pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuanperaturan22 perundang-undangan. @amun dalam hal yang diperiksamerupakan rahasia23 negara maka untuk tujuan keamanan atau dilarang disampaikankepada24 pihak-pihak tertentu atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan25 yang berlaku, pemeriksa dapat membatasi pendistribusianlaporan tersebut.26 -- pabila akuntan publik atau pihak lain yang ditugasi untuk 27 melakukan pemeriksaan berdasarkan )tandar Pemeriksaan,akuntan publik 28 atau pihak lain tersebut harus memastikan bah!a laporan hasil

    pemeriksaan29 didistribusikan secara memadai. ika akuntan publik tersebutditugasi untuk 30 mendistribusikan laporan hasil pemeriksaannya, makaperikatan0penugasan31 tersebut harus menyebutkan pihak yang harus menerima laporantersebut.32 -3 pabila suatu pemeriksaan dihentikan sebelum berakhir,tetapi33 pemeriksa tidak mengeluarkan laporan hasil pemeriksaan, maka

    pemeriksa34 harus membuat catatan yang mengikhtisarkan hasil

    pemeriksaannya sampai

    tanggal penghentian dan menjelaskan alasan penghentianpemeriksaan2 tersebut. Pemeriksa juga harus mengkomunikasikan secaratertulis alasan3

    penghentian pemeriksaan tersebut kepada manajemen entitas yang diperiksa,4 entitas yang meminta pemeriksaan tersebut, atau pejabat lain

    yang5 ber!enang.6

    7 PEM;ER$A 8AN STAN(AR PEMER) SAAN8 -4 Pernyataan )tandar Pemeriksaan ini e'ekti' berlaku dan9 mempunyai kekuatan hukum mengikat sejak tanggal

    diundangkan.

    51

  • 8/17/2019 4. Standar Audit Kinerja Di Indonesia

    53/53

    II. ''