kode etik dan standar audit · pdf filec. pelanggaran ... bab ii etika profesi, standar audit...

130
2008 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DIKLAT PEMBENTUKAN AUDITOR AHLI KESA KODE MA : 2.210 EDISI KELIMA KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT

Upload: doannhan

Post on 01-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

2008

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASANBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

DIKLAT PEMBENTUKANAUDITOR AHLI KESA

KODE MA : 2.210

EDISI KELIMA

KODE ETIK DANSTANDAR AUDIT

Page 2: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 ii

Judul Modul : Kode Etik dan Standar Audit

Penyusun : Drs. H.T. Redwan Jaafar, Ak.

Sumiyati, Ak., M.F.M.

Perevisi Pertama : Drs. H.T. Redwan Jaafar, Ak.

Drs. Wawan Trangawan

Perevisi Kedua : Teguh Widhyo Utomo, Ak.

Sunaryono, Ak., M.M.

Perevisi Ketiga : Sigit Susilo Broto, Ak., M.Comm.

Perevisi Keempat : John Elim, Ak., MBA

Pereviu : Linda Ellen Theresia, SE., MBA

Editor : Riri Lestari, Ak

Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan PengawasanBPKP dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Pembentukan

Auditor Ahli

Edisi Pertama : Tahun 1998

Edisi Kedua (Revisi Pertama) : Tahun 2000

Edisi Ketiga (Revisi Kedua) : Tahun 2002

Edisi Keempat (Revisi Ketiga) : Tahun 2005

Edisi Kelima (Revisi Keempat) : Tahun 2008

ISBN 979-3873-06-X

Dilarang keras mengutip, menjiplak, atau menggandakan sebagian atau seluruhisi modul ini, serta memperjualbelikan tanpa izin tertulis dari

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP

Page 3: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus
Page 4: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1A. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 2

B. Sistematika Modul ...................................................................... 2

C. Metodologi Pemelajaran ............................................................ 4

BAB II ETIKA PROFESI, STANDAR AUDIT, DAN KENDALI MUTU ........... 5Tujuan Pemelajaran Khusus .............................................................. 5

A. Pengertian Profesi ..................................................................... 5

B. Pengertian dan Tujuan Kode Etik ............................................... 7

C. Pengertian dan Tujuan Standar Audit ........................................ 13

D. Kode Etik, Standar Audit, dan Program Jaminan Kualitas .......... 14

E. Kode Etik dan Standar Audit APIP ............................................. 16

F. Latihan Soal ............................................................................... 17

BAB III KODE ETIK APARAT PENGAWASAN FUNGSIONALPEMERINTAH ................................................................................... 19Tujuan Pemelajaran Khusus ............................................................... 19

A. Landasan Hukum ....................................................................... 20

B. Kode Etik APIP .......................................................................... 21

C. Pelanggaran .............................................................................. 28

D. Pengecualian ............................................................................. 29

E. Sanksi atas Pelanggaran ............................................................ 30

F Kode Etik Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal ……….. 30

G. Latihan Soal ............................................................................... 32

Page 5: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 v

BAB IV STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERNPEMERINTAH ................................................................................... 34Tujuan Pemelajaran Khusus ............................................................... 34

A. Pendahuluan .............................................................................. 34

B. Standar Audit APIP .................................................................... 38

C. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara ................................... 84

D. Standar Profesi Audit Internal ................................................... 89

E. Latihan Soal ............................................................................... 104

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 107

Daftar Kepustakaan .............................................................................................. 109

Lampiran 1Lampiran 2

Page 6: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 1

Kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi ditentukan oleh

keandalan, kecermatan, ketepatan waktu, dan mutu jasa atau pelayanan yang

dapat diberikan oleh profesi yang bersangkutan. Kata ”kepercayaan” demikian

pentingnya karena tanpa kepercayaan masyarakat maka jasa profesi tersebut

tidak akan diminati, yang kemudian pada gilirannya profesi tersebut akan punah.

Untuk membangun kepercayaan perilaku para pelaku profesi perlu diatur dan

kualitas hasil pekerjaannya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu dibutuhkan

penetapan standar tertentu, sehingga masyarakat dapat meyakini kualitas

pekerjaan seorang profesional.

Pekerjaan audit adalah profesi. Auditor yang bekerja di sektor publik

selain dituntut untuk mematuhi ketentuan dan peraturan kepegawaian sebagai

seorang pegawai negeri sipil, ia juga dituntut untuk menaati kode etik Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) serta Standar Audit APIP atau standar

audit lainnya yang telah ditetapkan. Sehingga bagaimana seharusnya perilaku

seorang auditor Pemerintah serta apa saja yang harus dilakukan agar hasil

pekerjaannya memenuhi standar mutu yang harus dicapai, perlu diketahui oleh

setiap mereka yang berprofesi sebagai aparat pengawasan intern pemerintah.

Modul Kode Etik dan Standar Audit ini dimaksudkan untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang seharusnya dimiliki dan

dilaksanakan oleh seorang auditor sebagai aparatur pengawasan intern

Page 7: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 2

pemerintah mengenai kode etik dan standar audit dengan tujuan pembelajaran

sebagai berikut :

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pemelajaran adalah sesuatu yang diharapkan dicapai oleh

para peserta diklat setelah menyelesaikan suatu diklat. Tujuan

pemelajaran dapat dibagi ke dalam tujuan pembelajaran umum dan

tujuan pemelajaran khusus.

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta pelatihan diharapkan

mampu menjelaskan Kode Etik dan Standar Audit dalam rangka

pelaksanaan tugasnya selaku auditor Pemerintah.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta pelatihan mampu:

1. Menjelaskan pentingnya jasa profesi memperoleh kepercayaan

masyarakat;

2. Menjelaskan dan menerapkan Kode Etik APIP;

3. Menjelaskan dan menerapkan Standar Audit APIP; dan

4. Menjelaskan pentingnya kendali mutu bagi auditor.

B. SISTEMATIKA MODUL

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

sistematika modul dan metodologi pembelajaran.

Page 8: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 3

BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu

Pada bab ini diuraikan pengertian profesi, pengertian dan tujuan

kode etik, pengertian dan tujuan standar audit, hubungan antara

kode etik, standar audit dan kendali mutu. Dalam bab ini juga

disinggung sepintas mengenai pelaksanaan kode etik dan

standar audit bagi APFP dan pada akhir bab diberikan soal-soal

latihan.

BAB III Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Pada bab ini diuraikan kode etik yang berlaku di kalangan

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Sebagai bahan

perbandingan, pada bab ini akan diuraikan Kode Etik bagi

auditor internal yang diterbitkan oleh Konsorsium Organisasi

Profesi Audit Internal dan Kode Etik Akuntan Indonesia. Di akhir

bab juga diberikan soal-soal latihan/bahan diskusi.

BAB IV Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Pada bab ini diuraikan secara rinci standar audit yang berlaku

bagi APIP beserta penjelasannya. Sebagai tambahan bahan

perbandingan, pada bab ini akan dijelaskan secara ringkas

Standar Profesi Audit Internal yang disusun oleh Konsorsium

Organisasi Profesi Audit Internal. Pada akhir bab diberikan

latihan soal/bahan diskusi.

BAB V Penutup

Pada bab ini, sebagai penutup disampaikan himbauan moral

agar para auditor APIP umumnya dan peserta Diklat khususnya

senantiasa mematuhi aturan perilaku atau kode etik yang

Page 9: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 4

berlaku serta standar audit yang telah ditetapkan dan dipelajari

dalam Diklat yang bersangkutan.

C. METODOLOGI PEMBELAJARAN

Metodologi pembelajaran untuk mata diklat ini menggunakan

metode ceramah, diskusi dan pembahasan kasus. Ceramah diberikan

untuk memberikan pengetahuan kepada peserta pelatihan tentang Kode

Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan

penerapan kode etik dan standar audit bagi peserta pelatihan. Dengan

demikian diharapkan para peserta dapat lebih memahami materi ajaran

ini yang pada gilirannya mampu menerapkannya dalam pelaksanaan

tugas audit secara baik.

Page 10: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 5

A. PENGERTIAN PROFESI

Profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,

kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Sedangkan profesional menurut

KBBI adalah:

1. Bersangkutan dengan profesi;

2. Pekerjaan yang memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya;

3. Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan

dari amatir).

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persyaratan utama

dari suatu profesi adalah tuntutan kepemilikan keahlian tertentu yang

unik. Dengan demikian setiap orang yang mau bergabung dalam suatu

profesi tertentu dituntut memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari bab ini, para peserta dapat menjelaskan pengertian profesi,kode etik, standar, kendali mutu dan pentingnya ketiga hal tersebut dalam

pelaksanaan tugas audit di lingkungan Pemerintahan.

Page 11: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 6

orang awam atau orang kebanyakan. Selain itu, para

anggota profesi dituntut untuk memberikan hasil pekerjaan

yang memuaskan karena ada kompensasi berupa

pembayaran untuk melakukannya. Hal ini mewajibkan

adanya komitmen terhadap kualitas hasil pekerjaan.

Suatu pekerjaan keahlian dapat digolongkan sebagai suatu profesi

jika memenuhi persyaratan tertentu. Prof. Welenski di dalam buku

Sawyers Internal Auditing menyebutkan 7 (tujuh) syarat, yaitu:

1. Pekerjaan tersebut adalah untuk melayani kepentingan orang

banyak (umum)

2. Bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud, harus melalui

pelatihan yang cukup lama dan berkelanjutan

3. Adanya kode etik dan standar yang ditaati di dalam organisasi

tersebut

4. Menjadi anggota dalam organisasi profesi dan selalu mengikuti

pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi profesi

tersebut

5. Mempunyai media massa/publikasi yang bertujuan untuk

meningkatkan keahlian dan keterampilan anggotanya

6. Kewajiban menempuh ujian untuk menguji pengetahuan bagi yang

ingin menjadi anggota

7. Adanya suatu badan tersendiri yang diberi wewenang oleh

pemerintah untuk mengeluarkan sertifikat

Dikaitkan dengan tugas auditor internal pemerintah yang

terhimpun dalam Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), timbul

pertanyaan apakah pekerjaan audit yang dilakukan oleh auditor

pemerintah dapat digolongkan sebagai pekerjaan profesi. Jika dilihat dari

Page 12: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 7

rumusan atau pengertian profesi menurut KBBI dan pendapat Prof.

Welenski tersebut di atas, maka pekerjaan audit yang dilakukan auditor

APIP dapat digolongkan pada pekerjaan profesi/profesional.

Bekerja secara profesional berarti bekerja dengan menggunakan

keahlian khusus menurut aturan dan persyaratan profesi. Karena itu

setiap pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan suatu sarana

berupa standar dan kode etik sebagai pedoman atau pegangan bagi

seluruh anggota profesi tersebut. Kode etik dan standar tersebut bersifat

mengikat dan harus ditaati oleh setiap anggota agar setiap hasil kerja

para anggota dapat dipercaya dan memenuhi kualitas yang ditetapkan

oleh organisasi.

B. PENGERTIAN DAN TUJUAN KODE ETIK

1. Pengertian Etik dan Kode Etik

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, 1988, mendefinisikan etik sebagai (1) kumpulan

asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (2) nilai mengenai

benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang

buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Menurut

Eric L. Kohler dalam buku A Dictionary for Accountants, edisi ke

lima, 1979 – ethic adalah :

A system of moral principles and their application toparticular problems of conduct; specially, the rules ofconduct of a profession imposed by a professional bodygoverning the behavior of its member.

Etika menurut Dictionary of Accounting karangan Ibrahim Abdulah

Assegaf, cetakan I tahun 1991 adalah sebagai berikut :

Page 13: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 8

Disiplin pribadi dalam hubungannya dengan lingkungan yang

lebih daripada apa yang sekedar ditentukan oleh Undang-

Undang.

Jadi, kode etik pada prinsipnya merupakan sistem dari prinsip-

prinsip moral yang diberlakukan dalam suatu kelompok profesi

yang ditetapkan secara bersama.

Kode etik suatu profesi

merupakan ketentuan perilaku

yang harus dipatuhi oleh setiap

mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter,

pengacara, polisi, akuntan, penilai, dan profesi lainnya.

2. Dilema Etika dan Solusinya

Dalam hidup bermasyarakat perilaku

etis sangat penting, karena interaksi antar

dan di dalam masyarakat itu sendiri sangat

dipengaruhi oleh nilai-nilai etika. Pada

dasarnya dapat dikatakan bahwa kesadaran

semua anggota masyarakat untuk

berperilaku secara etis dapat membangun

suatu ikatan dan keharmonisan bermasyarakat. Namun demikian,

kita tidak bisa mengharapkan bahwa semua orang akan

berperilaku secara etis. Terdapat dua faktor utama yang mungkin

menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni:

a. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat

pada umumnya. Misalnya, seseorang menemukan dompet

berisi uang di bandar udara (bandara). Dia mengambil

isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka.

Page 14: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 9

Pada kesempatan berikutnya, pada saat bertemu dengan

keluarga dan teman-temannya, yang bersangkutan dengan

bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet dan

mengambil isinya.

b. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk

keuntungan diri sendiri. Misalnya, seperti contoh di atas,

seseorang menemukan dompet berisi uang di bandara. Dia

mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di

tempat tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut.

Dorongan orang untuk berbuat tidak etis mungkin diperkuat

oleh rasionalisasi yang dikembangkan sendiri oleh yang

bersangkutan berdasarkan pengamatan dan pengetahuannya.

Rasionalisasi tersebut mencakup tiga hal sebagai berikut:

a. Setiap orang juga melakukan hal (tidak etis) yang sama.

Misalnya, orang mungkin berargumen bahwa tindakan

memalsukan perhitungan pajak, menyontek dalam ujian,

atau menjual barang yang cacat tanpa memberitahukan

kepada pembelinya bukan perbuatan yang tidak etis karena

yang bersangkutan berpendapat bahwa orang lain pun

melakukan tindakan yang sama.

b. Jika sesuatu perbuatan tidak melanggar hukum berarti

perbuatan tersebut tidak melanggar etika. Argumen

tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa hukum yang

sempurna harus sepenuhnya dilandaskan pada etika.

Misalnya, seseorang yang menemukan barang hilang tidak

wajib mengembalikannya kecuali jika pemiliknya dapat

membuktikan bahwa barang yang ditemukannya tersebut

benar-benar milik orang yang kehilangan tersebut.

Page 15: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 10

c. Kemungkinan bahwa tindakan tidak etisnya akan diketahui

orang lain serta sanksi yang harus ditanggung jika

perbuatan tidak etis tersebut diketahui orang lain tidak

signifikan. Misalnya penjual yang secara tidak sengaja

terlalu besar menulis harga barang mungkin tidak akan

dengan kesadaran mengoreksinya jika jumlah tersebut

sudah dibayar oleh pembelinya. Dia mungkin akan

memutuskan untuk lebih baik menunggu pembeli protes

untuk mengoreksinya, sedangkan jika pembeli tidak

menyadari dan tidak protes maka penjual tidak perlu

memberitahu.

Kenyataan ini menimbulkan dilema etika, pertanyaan

tentang bagaimana seseorang seharusnya menyikapi suatu

keadaan untuk menetapkan apakah suatu tindakan merupakan

perbuatan etis atau tidak etis. Pada tahun 1930-an, organisasi

pengusaha Rotary International, mengembangkan kode etik untuk

kalangannya. Dalam menetapkan apakah suatu tindakan

digolongkan etis atau tidak etis, organisasi tersebut menggunakan

empat pertanyaan, biasa dikenal dengan the Four-Way Test,

yakni:

a. Apakah tindakan tersebut benar?

b. Apakah tindakan tersebut adil untuk

semua pihak?

c. Apakah tindakan tersebut dapat

membangun kesan baik dan

pertemanan yang lebih baik?

d. Apakah tindakan tersebut menguntungkan semua pihak?

Page 16: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 11

Saat ini, telah dikembangkan rangka pemikiran untuk

membantu setiap orang memecahkan dilema etika. Rangka

tersebut dapat membantu masyarakat mengidentifikasi masalah

etika dan menetapkan tindakan yang tepat sesuai dengan nilai

pribadi yang dimilikinya. Rangka tersebut dikenal sebagai the six-

step approach, yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Identifikasikan kejadiannya.

b. Identifikasikan masalah etika berkaitan dengan kejadian

tersebut.

c. Tetapkan siapa saja yang akan terpengaruh serta tetapkan

apa konsekuensi yang akan diterima/ditanggungnya

berkaitan dengan kejadian tersebut.

d. Identifikasikan alternatif-alternatif tindakan yang dapat

ditempuh pihak yang terkait dengan dilema tersebut.

e. Identifikasikan konsekuensi dari tiap-tiap alternatif tersebut.

f. Tetapkan tindakan yang tepat berdasarkan pertimbangan

tentang nilai-nilai etika yang dimiliki dan konsekuensi serta

kesanggupan menanggung konsekuensi atas pilihan

tindakannya. Pilihan tindakan tersebut sifatnya sangat

individual sehingga sangat tergantung pada nilai etika yang

dimiliki oleh yang bersangkutan serta kesanggupannya

menanggung akibat dari pilihan tindakannya.

Langkah tersebut akan mengarah pada ketidakseragaman

perilaku karena nilai yang diyakini oleh masing-masing individu

mungkin berbeda. Oleh karena itu, untuk tercapainya

keseragaman ukuran perilaku, apakah suatu tindakan etis atau

tidak etis, maka kode etik perlu ditetapkan bersama oleh seluruh

anggota profesi.

Page 17: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 12

3. Perlunya Kode Etik bagi Profesi

Sebagaimana diuraikan di atas, kode

etik yang mengikat semua anggota profesi

perlu ditetapkan bersama. Tanpa kode etik,

maka setiap individu dalam satu komunitas

akan memiliki tingkah laku yang berbeda-beda

yang dinilai baik menurut anggapannya dalam

berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Tidak

dapat dibayangkan betapa kacaunya apabila, misalnya, setiap

orang dibiarkan dengan bebas menentukan mana yang baik dan

mana yang buruk menurut kepentingannya masing-masing, atau

bila menipu dan berbohong dianggap perbuatan baik, atau setiap

orang diberi kebebasan untuk berkendaraan di sebelah kiri atau

kanan sesuai keinginannya. Oleh karena itu nilai etika atau kode

etik diperlukan oleh masyarakat, organisasi, bahkan negara agar

semua berjalan dengan tertib, lancar, teratur dan terukur.

Kepercayaan masyarakat

dan pemerintah atas hasil kerja

auditor ditentukan oleh keahlian,

independensi serta integritas

moral/kejujuran para auditor dalam

menjalankan pekerjaannya.

Ketidakpercayaan masyarakat

terhadap satu atau beberapa

auditor dapat merendahkan

martabat profesi auditor secara

keseluruhan, sehingga dapat

merugikan auditor lainnya.

Page 18: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 13

Oleh karena itu organisasi auditor berkepentingan untuk

mempunyai kode etik yang dibuat sebagai prinsip moral atau

aturan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan

auditan, antara auditor dengan auditor dan antara auditor dengan

masyarakat.

Kode etik atau aturan

perilaku dibuat untuk

dipedomani dalam berperilaku

atau melaksanakan penugasan

sehingga menumbuhkan

kepercayaan dan memelihara

citra organisasi di mata

masyarakat.

C. PENGERTIAN DAN TUJUAN STANDAR AUDIT

Salah satu pengertian standar menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Standar

antara lain diperlukan sebagai:

1. Ukuran mutu;

2. Pedoman kerja;

3. Batas tanggung jawab;

4. Alat pemberi perintah;

5. Alat pengawasan;

6. Kemudahan bagi umum.

Standar yang digunakan sebagai ukuran pada umumnya

diperlukan pada pekerjaan yang memiliki ciri:

1. Menyangkut kepentingan orang banyak;

Page 19: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 14

2. Mutu hasilnya ditentukan;

3. Banyak orang (pekerja) terlibat;

4. Sifat dan mutu pekerjaan sama;

5. Ada organisasi yang mengatur.

Standar merupakan kriteria atau ukuran mutu kinerja yang harus

dicapai, berbeda dengan prosedur yang merupakan urutan tindakan yang

harus dilaksanakan untuk mencapai suatu standar tertentu. Standar audit

merupakan ukuran mutu pekerjaan audit yang ditetapkan oleh organisasi

profesi audit, yang merupakan persyaratan minimum yang harus dicapai

auditor dalam melaksanakan tugas auditnya. Standar audit diperlukan

untuk menjaga mutu pekerjaan auditor. Mutu audit perlu dijaga supaya

profesi auditor tetap mendapat kepercayaan dari masyarakat. Untuk

meyakinkan pembaca laporan audit, maka auditor harus mencantumkan

dalam laporannya bahwa auditnya telah dilaksanakan sesuai dengan

standar audit yang berlaku.

D. KODE ETIK, STANDAR AUDIT DAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS

Dasar pikiran yang melandasi penyusunan

kode etik dan standar setiap profesi adalah

kebutuhan profesi tersebut akan kepercayaan

masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan oleh

profesi. Setiap profesi yang menjual jasanya kepada

masyarakat memerlukan kepercayaan dari

masyarakat yang dilayaninya.

Pada umumnya tidak semua pengguna jasa audit memahami hal-

hal yang berkaitan dengan auditing. Yang memahami auditing adalah

Page 20: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 15

kalangan profesi itu sendiri. Oleh

karena itu profesi tersebut perlu

mengatur dan menetapkan ukuran mutu

yang harus dicapai oleh para

auditornya. Aturan yang ditetapkan oleh

profesi ini menyangkut aturan perilaku,

yang disebut dengan kode etik, yang

mengatur perilaku auditor sesuai

dengan tuntutan profesi dan organisasi

pengawasan serta standar audit yang

merupakan ukuran mutu minimal yang harus dicapai auditor dalam

menjalankan tugas auditnya. Apabila aturan ini tidak dipenuhi berarti

auditor tersebut bekerja di bawah standar dan dapat dianggap melakukan

malpraktik.

Kepercayaan masyarakat terhadap

mutu jasa profesi harus dijaga. Karena itu

setiap profesi harus membangun dan

melaksanakan program jaminan kualitas.Program ini harus dilakukan dalam upaya

pemenuhan standar audit yang

mengharuskan auditor menggunakan

keahlian profesional dengan cermat dan seksama. Program jaminan

kualitas harus diciptakan untuk mempertahankan profesionalisme dan

kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa audit.

Program jaminan kualitas untuk masing-masing APIP dapat

dibangun sendiri sesuai dengan karakteristik APIP yang bersangkutan.

Sebagai contoh, langkah-langkah pengendalian mutu dalam penugasan

audit di lingkungan BPKP, sebagai bagian dari program jaminan kualitas,

dituangkan dalam 12 (dua belas) formulir kendali mutu (KM-1 s.d. KM-12)

Page 21: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 16

sebagaimana ditetapkan Surat Edaran Kepala BPKP No. SE-448/K/1990

tanggal 11 September 1990. Standar Pengendali Mutu yang harus dibuat

menurut ketentuan Ikatan Akuntan Indonesia dapat dilihat di Lampiran 1.

E. KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT APIP

Auditor APIP adalah

pegawai negeri yang mendapat

tugas antara lain untuk

melakukan audit. Karena itu

auditor pemerintah dapat

diibaratkan sebagai seseorang

yang kaki kanannya terikat pada

ketentuan-ketentuan sebagai

pegawai negeri sedangkan kaki

kirinya terikat pada ketentuan-

ketentuan profesinya. Pernyataan tersebut tidak dimaksudkan untuk

mengatakan bahwa bagi pegawai negeri yang bertugas sebagai auditor

posisinya sebagai pegawai negeri adalah lebih utama dari tugas

profesinya, tetapi menyatakan ruang lingkup kode etik yang harus

diperhatikannya lebih luas dari profesi tertentu yang lain.

Auditor APIP yang meliputi auditor di lingkungan BPKP,

Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan LPND, dan

Inspektorat Propinsi, Kabupaten, dan Kota dalam menjalankan tugas

auditnya wajib mentaati Kode Etik APIP yang berkaitan dengan

statusnya sebagai pegawai negeri dan Standar Audit APIP sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

PER/04/M.PAN/03/2008 dan No. PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31

Maret 2008.

Page 22: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 17

Di sisi lain, terdapat pula auditor

pemerintah, khususnya auditor BPKP,

adalah akuntan, anggota Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI), yang dalam keadaan

tertentu melakukan audit atas entitas

yang menerbitkan laporan keuangan

yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum

(BUMN/BUMD) sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK). Karena itu auditor pemerintah tersebut

wajib pula mengetahui dan mentaati Kode Etik Akuntan Indonesia dan

Standar Audit sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan

Publik yang ditetapkan oleh IAI. Kutipan Kode Etik ini dimuat dalam

Lampiran 2.

F. LATIHAN SOAL

1. Sebutkan 5 macam profesi yang Saudara ketahui dan jelaskan

pengertian profesional !

2. Menurut pendapat Saudara apakah pekerjaan APIP termasuk

pekerjaan profesional ? Jelaskan alasan Saudara !

3. Mengapa kode etik diperlukan dalam organisasi profesi auditor ?

4. Bagaimana sikap Saudara selaku auditor pada APIP, jika melihat

auditor APIP lainnya dalam tingkah lakunya tidak sesuai dengan

yang diatur oleh organisasi profesinya ?

5. Apa perlunya standar audit ? Apa yang dimaksud dengan

pengendalian mutu dalam kaitannya dengan penugasan audit ?

Page 23: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 18

Mengapa setiap organisasi auditor perlu membuat kebijakan dan

prosedur pengendalian mutu audit ?

6. Apa bedanya standar audit dengan prosedur audit ? Jelaskan

hubungan keduanya !

7. Harap Saudara jelaskan hubungan kode etik, standar audit dan

pengendalian mutu audit !

8. Umumnya, apabila personil yang ditugaskan semakin cakap dan

berpengalaman, maka supervisi secara langsung terhadap

personil tersebut, semakin tidak diperlukan. Demikian salah satu

pernyataan dalam standar pengendalian mutu akuntan publik.

Tanpa memperhatikan standar yang lain, bagaimana komentar

Saudara mengenai pernyataan tersebut ?

9. Apakah hasil audit yang dilakukan oleh seorang auditor yang

pandai pasti bermutu ? Jelaskan jawaban Saudara !

10. Sebutkan unsur kebijakan dan prosedur pengendalian mutu audit

menurut Ikatan Akuntan Indonesia ?

Page 24: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 19

Kode etik APIP dimaksudkan sebagai pegangan atau pedoman bagi para

pejabat dan auditor APIP dalam bersikap dan berperilaku agar dapat

memberikan citra APIP yang baik serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat

terhadap APIP.

Di samping itu, sebagai bahan perbandingan, dalam modul ini akan

dibahas secara singkat mengenai kode etik yang diterapkan oleh Konsorsium

Organisasi Profesi Audit Internal yang antara lain termasuk Forum Komunikasi

Satuan Pengawasan Intern BUMN/BUMD (FKSPI BUMN/BUMD).

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari bab ini para peserta mampu menjelaskan dan menerapkankode etik APIP

Page 25: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 20

A. LANDASAN HUKUM

Kode Etik APIP yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/04/M.PAN/03/2008

tanggal 31 Maret 2008 dilandasi oleh ketentuan hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999 Tentang

Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara;

3. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

5. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah;

6. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian

Negara RI sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;

7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: PER/03.1/M.PAN/03/2007 Tentang Kebijakan

Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Tahun 2007–2009.

Page 26: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 21

B. KODE ETIK APIP

Kode etik APIP ini diberlakukan bagi seluruh auditor dan pegawai

negeri sipil yang diberi tugas oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) untuk melaksanakan pengawasan dan pemantauan tindak

lanjutnya.

Isi dari kode etik APIP ini memuat 2 (dua) komponen, yaitu: (1)

Prinsip-prinsip perilaku auditor yang merupakan pokok-pokok yang

melandasi perilaku auditor; dan (2) Aturan perilaku yang menjelaskan

lebih lanjut prinsip-prinsip perilaku auditor.

1. Prinsip-prinsip Perilaku

Tuntutan sikap dan perilaku auditor dalam melaksanakan

tugas pengawasan dilandasi oleh beberapa prinsip perilaku, yaitu:

integritas, obyektivitas, kerahasiaan dan kompetensi.

a. Integritas

Auditor dituntut untuk memiliki kepribadian yang dilandasi

oleh sikap jujur, berani,

bijaksana, dan

bertanggung jawab untuk

membangun kepercayaan

guna memberikan dasar

bagi pengambilan

keputusan yang handal.

Bersikap dan bertindak jujur merupakan tuntutan untuk

dapat dipercaya. Hasil pengawasan yang dilakukan auditor

dapat dipercaya oleh pengguna apabila auditor dapat

menjunjung tinggi kejujuran. Sikap jujur ini juga didukung

Page 27: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 22

oleh sikap berani untuk menegakkan kebenaran. Tidak

mudah diancam dengan berbagai ancaman. Bijaksana

berarti auditor melaksanakan tugasnya dengan tidak

tergesa-gesa melainkan berdasarkan pembuktian yang

memadai. Auditor dinilai bertanggung jawab apabila dalam

penyampaian hasil pengawasannya seluruh bukti yang

mendukung temuan audit didasarkan pada bukti yang

cukup, kompeten, dan relevan.

b. Obyektivitas

Auditor harus menjunjung tinggi ketidak-berpihakan

profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan

memroses data/informasi audit. Auditor APIP membuat

penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan

tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain

dalam mengambil keputusan.

c. Kerahasiaan

Auditor harus menghargai nilai dan

kepemilikan informasi yang diterimanya

dan tidak mengungkapkan informasi

tersebut tanpa otorisasi yang memadai,

kecuali diharuskan oleh peraturan

perundang-undangan. Auditor hanya

mengungkapkan informasi yang diperolehnya kepada yang

berhak untuk menerimanya sesuai dengan peraturan dan

ketentuan yang berlaku.

d. Kompetensi

Dalam melaksanakan tugasnya auditor dituntut untuk

memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan

Page 28: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 23

keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

Tuntutan ini bukan saja dilakukan berdasarkan penugasan

keikutsertaan dalam seminar, lokakarya atau pelatihan dari

instansinya saja melainkan juga dilakukan secara mandiri

oleh auditor yang bersangkutan.

2. Aturan Perilaku

Aturan perilaku mengatur setiap tindakan yang harus

dilakukan oleh auditor dan merupakan pengejawantahan prinsip-

prinsip perilaku auditor.

a. Integritas

Dalam prinsip ini auditor dituntut agar:

1) Dapat melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti,

bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh;

2) Dapat menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang

berkaitan dengan profesi dan organisasi dalam

melaksanakan tugas;

3) Dapat mengikuti perkembangan peraturan perundang-

undangan dan mengungkapkan segala hal yang

ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan

profesi yang berlaku;

4) Dapat menjaga citra dan mendukung visi dan misi

organisasi;

5) Tidak menjadi bagian kegiatan ilegal atau mengikatkan

diri pada tindakan-tindakan yang dapat mendiskreditkan

profesi APIP atau organisasi;

Page 29: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 24

6) Dapat menggalang kerjasama yang sehat diantara

sesama auditor dalam pelaksanaan audit; dan

7) Dapat saling mengingatkan, membimbing dan

mengoreksi perilaku sesama auditor.

Bahan Diskusi:

Sumitro adalah seorang guru besar akuntansi padasuatu universitas negeri. Ia duduk di ruangan kerjanyasambil berpikir keras karena baru saja melakukanpercakapan telepon dengan seorang pengacara yangmewakili suatu bank pemerintah terkemuka. Sang pengacarameminta dirinya menjadi saksi ahli dalam suatu kasuslaporan keuangan nasabah bank berkaitan dengan pemberiankredit.

Kelihatannya bank tersebut telah memberikan suatupinjaman dalam jumlah yang besar kepada nasabah tersebutyang didasarkan pada laporan keuangannya. Pinjamantersebut tidak sanggup ditanggulangi pengembaliannya olehsi nasabah karena terjadi kesulitan keuangan yangberdampak pada terganggunya kelangsungan hidupperusahaan nasabah itu. Laporan keuangan itu telah diauditdengan opini wajar tanpa pengecualian oleh sebuah kantor akuntan publik yang dikenalnyadengan baik.

Profesor Sumitro telah mereviu laporan audit atas laporan keuangan, kertas kerja audit,dan standar akuntansi yang terkait dengan masalah tersebut. Ia menyimpulkan bahwa kantorakuntan publik telah lalai dalam pemberian pendapat atau opini atas penyajian laporan keuangandan kondisi perusahaan.

Profesor Sumitro ragu-ragu apakah ia bersedia menjadi saksi ahli dalam kasus tersebutkarena ia mengenal secara pribadi para akuntan yang bekerja pada kantor akuntan publiktersebut. Di samping itu, kantor akuntan publik tersebut selalu merekrut mahasiswa dariuniversitasnya dan telah memberikan banyak sumbangan keuangan yang cukup besar bagipengembangan program akuntansi di universitasnya. Kenyataan lain, kantor akuntan publik itusedang memroses dukungan dana dalam mempromosikan dirinya untuk menduduki jabatanketua jurusan akuntansi.

Sumitro khawatir jika ia setuju memberikan pelayanan sebagai saksi ahli, ia mungkintidak dapat memberikan kesaksiannya dengan obyektif. Ia juga khawatir tindakannya sebagaisaksi ahli dapat membahayakan hubungan baik yang sudah terjalin antara universitasnya dengankantor akuntan publik tersebut.

Diskusikan kasus tersebut yang dikaitkan dengan unsur integritas dan apa yang harusdilakukan oleh Profesor Sumitro.

Page 30: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 25

b. Obyektivitas

Dalam prinsip ini auditor dituntut agar:

1) Mengungkapkan semua fakta material yang

diketahuinya, yang apabila tidak diungkapkan mungkin

dapat mengubah pelaporan kegiatan-kegiatan yang

diaudit;

2) Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan-

hubungan yang mungkin mengganggu atau dianggap

mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang

mungkin menyebabkan terjadinya benturan

kepentingan; dan

3) Menolak suatu pemberian dari auditi yang terkait

dengan keputusan maupun pertimbangan

profesionalnya.

Bahan Diskusi:

Page 31: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 26

Aditia, seorang auditor, menerima penugasan audit pada DinasKehutanan Propinsi Kalimantan Timur. Hasil audit sementara yangdijumpai adalah adanya indikasi kerugian negara akibat penebangan ilegalyang dilakukan oleh sekelompok oknum tertentu, yang tidak terdeteksioleh pengawasan dinas kehutanan. Aditia menduga ada kolusi antarakelompok oknum tersebut dengan orang dalam , sehingga penebanganliar tersebut tidak terlaporkan. Padahal seyogianya dapat terdeteksimelalui sistem pengendalian intern Dinas Kehutanan.

Salah seorang pejabat dinas kehutanan pernah melakukanpendekatan secara pribadi kepada Aditia,ketika ia sedang menanyakan tentang jenis-jenis kayu yang hendak ia beli dalam rangkapembangunan rumah tinggalnya. Pejabattersebut menjanjikan akan menyediakankayu yang Aditia butuhkan dengan kualitasterbaik tanpa harus membayar sepeserpun.Walaupun tidak ada permintaan kompensasidari pejabat tersebut, namun Aditia dapat

menduga bahwa pemberian kayu yang dijanjikan memiliki hubungandengan hasil audit yang ia sampaikan.

Diskusikan kasus tersebut dikaitkan dengan sikap obyektivitas yangseharusnya dipertahankan oleh Aditia.

c. Kerahasiaan

Dalam prinsip ini auditor dituntut agar:

1) Secara hati-hati menggunakan dan menjaga segala

informasi yang diperoleh dalam audit; dan

2) Tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh

untuk kepentingan pribadi/golongan di luar

kepentingan organisasi atau dengan cara yang

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Bahan Diskusi:

Page 32: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 27

Sejak memasuki era reformasi, kebebasan untuk memperolehinformasi sedemikian gencar sampai-sampai informasi yang belumdipublikasikan secara formal pun ternyata telah tersebar di masyarakat.

Masyarakat mempertanyakan hasil-hasil pengawasan yang dihasilkanoleh aparat pengawasan fungsional pemerintah selama lebih dari 30 tahundi era orde baru. Banyak pihak berpendapat bahwa hasil pengawasan oleh

aparatur pengawasan intern pemerintahdiklasifikasikan sebagai informasi yangrahasia bagi instansi tersebut sehinggatidak patut dipublikasikan kepadamasyarakat.

Di lain pihak masyarakat sebagaistakeholders merasa perlu memperolehberbagai informasi tersebut sebagaibagian yang tidak terpisahkan dari prinsipakuntabilitas publik oleh aparatur negara

dalam mengelola dana masyarakat. Contoh yang masih belum lenyap diingatan kita, bagaimana seorang ketua tim auditor Badan PemeriksaKeuangan menginformasikan temuan auditnya kepada KomisiPemberantasan Korupsi yang kemudian diperluas dengan penjebakan(istilah penasehat hukum terdakwa) di sebuah hotel yang berujung kepadaproses pengadilan dan penjatuhan hukuman 3 (tiga) tahun penjaraterhadap terdakwa.

Diskusikan: kasus tersebut dilihat dari sudut pandang prinsipkerahasiaan yang harus dijaga oleh auditor dan berikan pendapat Saudaraapakah yang dilakukan oleh ketua tim auditor BPK itu melanggar etika?

d. Kompetensi

Dalam prinsip ini auditor dituntut agar:

1) Melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan

standar audit;

2) Terus menerus meningkatkan kemahiran profesional,

keefektifan dan kualitas hasil pekerjaan; dan

3) Menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak

sesuai dengan pengetahuan, keahlian, dan

keterampilan yang dimiliki.

Page 33: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 28

Bahan Diskusi:

Anton baru saja diangkat sebagai pegawai negerisipil dan ditempatkan pada Inspektorat JenderalDepartemen Teknologi Tinggi. Ia adalah seorang lulusansarjana ekonomi jurusan akuntansi yang belum pernahmelakukan audit.

Dua minggu sejak penempatannya, ia langsungditugaskan untuk melakukan audit kinerja pada DirektoratJenderal Teknologi Nuklir yang merupakan salah satu unit kerja di bawahdepartemen itu. Anton menyadari bahwa ia belum berpengalaman sama sekalitentang bidang tugasnya. Sebagai pegawai baru tentu saja ia merasa engganuntuk menginformasikan hal itu kepada pimpinannya, padahal surat tugasnyatelah ditanda tangani.

Diskusikan dari kasus di atas keterkaitannya dengan pemenuhan prinsipetika kompetensi.

C. PELANGGARAN

Penegakan disiplin atas pelanggaran kode etik profesi

adalah suatu tindakan positif agar ketentuan tersebut dipatuhi

secara konsisten. Itulah sebabnya Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menetapkan

kebijakan atas pelanggaran kode etik APIP ini.

Kebijakan yang berupa pernyataan ketentuan tersebut adalah:

1. Tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik tidak dapat diberi

toleransi, meskipun dengan alasan tindakan tersebut dilakukan

demi kepentingan organisasi atau diperintahkan oleh pejabat yang

lebih tinggi.

2. Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa

karyawan lain melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis.

3. Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran kode etik oleh

auditor kepada pimpinan organisasi.

Page 34: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 29

4. Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan pelanggaran kode etik

ditangani oleh Badan Kehormatan Profesi, yang terdiri dari

pimpinan APIP dengan anggota yang berjumlah ganjil dan

disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan

Profesi diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan APIP.

D. PENGECUALIAN

Berhubung penerapan kode etik berkaitan dengan peran manusia

yang lingkungannya tidak selalu normal, maka diberikan klausul

pengecualian atas pelanggaran kode etik profesi. Dalam hal-hal tertentu

yang menurut pertimbangan profesionalnya, seorang auditor

dimungkinkan untuk tidak menerapkan aturan perilaku tertentu, maka

mekanisme pengecualiannya diatur sebagai berikut: Permohonan

pengecualian atas penerapan kode etik

tersebut harus dilakukan secara tertulis

sebelum auditor terlibat dalam kegiatan

atau tindakan yang dimaksud.

Persetujuan untuk tidak menerapkan

kode etik hanya boleh diberikan oleh

pimpinan APIP.

Dengan kata lain, pengecualian

untuk tidak menerapkan kode etik

hanya dilakukan atas situasi yang telah

direncanakan, bukan secara spontan pada saat kejadian itu berlangsung.

Pengecualian juga tidak diperkenankan ketika pelanggaran atas kode etik

telah dilakukan baru kemudian diajukan permohonan.

Page 35: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 30

E. SANKSI ATAS PELANGGARAN

Auditor APIP yang terbukti melanggar Kode

Etik APIP akan dikenakan sanksi oleh pimpinan APIP

atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi.

Bentuk-bentuk sanksi yang direkomendasikan oleh

Badan Kehormatan Profesi antara lain berupa:

a. Teguran tertulis;

b. Usulan pemberhentian dari tim audit; dan

c. Tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu.

Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik oleh pimpinan

APIP dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

F. KODE ETIK KONSORSIUM ORGANISASI PROFESI AUDIT INTERNAL

Konsorsium Organisasi Profesi Audit

Internal menyusun kode etik dengan

pendekatan yang berbeda. Hal ini berkaitan

dengan latar belakang organisasionalnya

yang berbeda dengan APIP. Konsorsium

menggunakan istilah Standar Perilaku

Auditor Internal yang berisi:

i. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, objektivitas, dan

kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi

tanggungjawab profesinya.

ii. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya

atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal

Page 36: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 31

tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang

menyimpang atau melanggar hukum.

iii. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau

kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau

mendiskreditkan organisasinya.

iv. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat

menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya; atau

kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang

meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan

memenuhi tanggungjawab profesinya secara objektif.

v. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun

dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis

organisasinya, yang dapat, atau, patut diduga, dapat memengaruhi

pertimbangan profesionalnya.

vi. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan

dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.

vii. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar

senantiasa memenuhi Standar Profesi Audit Internal.

viii. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam

menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan

tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi

rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi, (ii) secara

melanggar hukum, atau (iii) yang dapat menimbulkan kerugian

terhadap organisasinya.

ix. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus

mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu

fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas

Page 37: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 32

kegiatan yang direviu, atau (ii) menutupi adanya praktik-praktik yang

melanggar hukum.

x. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta

efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib

mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan.

G. LATIHAN SOAL

1. Harap Saudara jelaskan pengertian independensi dalam

hubungannya dengan penugasan audit! Ada berapa jenis

independensi yang Saudara ketahui, jelaskan !

2. Mengapa di dalam menjalankan tugasnya auditor harus

independen?

3. Misalkan Saudara pimpinan salah satu Kantor Akuntan

Publik/Kepala Perwakilan BPKP/Inspektur Jenderal/Inspektur

Wilayah. Saudara mengetahui bahwa salah satu staf, Auditor A

yang terkenal sangat independen dalam sikap mentalnya, memiliki

hubungan keluarga dengan pimpinan organisasi B. Bagaimana

pertimbangan Saudara, apakah Saudara akan menugaskan

Auditor A untuk memeriksa organisasi B ? Apa alasan Saudara!

4. Dengan merujuk kepada soal no. 3. jika Saudara adalah Auditor A,

dan pimpinan Saudara tidak tahu bahwa Saudara memiliki

hubungan keluarga dengan pimpinan organisasi B, tapi Saudara

ditugaskan untuk memeriksa organisasi B, bagaimana sikap

Saudara ? Jelaskan jawaban Saudara.

5. Dalam bulan Januari 20XX Saudara ditugaskan melakukan audit

atas pengadaan barang inventaris dalam partai besar yang

Page 38: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 33

spesifik dan harganya mahal, yang dibiayai dari anggaran belanja

barang kantor Saudara.

Pada saat audit dijumpai hal-hal berikut :

a. Pada saat Saudara melakukan cek fisik ternyata terdapat

kekurangan barang dengan nilai Rp 500.000.000,00 ;

b. Pejabat yang bertanggung jawab atas pengadaan barang

tersebut menyatakan bahwa sisa barang sejumlah

kekurangan tersebut dititipkan kepada rekanan (penjual) ;

c. Dari hasil analisis serta teknik audit yang Saudara lakukan

diperoleh bukti/data bahwa telah terjadi kejanggalan yang

menjurus kepada tindakan manipulasi dan kolusi sesama

pejabat dan rekanan yang bersangkutan.

d. Pada saat Saudara membicarakan masalah tersebut

kepada pejabat yang bertanggung jawab, Saudara diminta

untuk tidak mempermasalahkan penyimpangan tersebut

dan tidak memasukkan dalam laporan audit. Ia

mengemukakan bahwa uang sebesar Rp500 juta tersebut

tidak hanya untuk kepentingan pribadinya sendiri saja,

tetapi dibagi-bagi dengan pejabat-pejabat lainnya.

Bagaimana sikap Saudara seharusnya dalam menghadapi

masalah tersebut? Berikan komentar secukupnya !

6. Sering dikatakan bahwa auditor harus memiliki integritas yang

tinggi. Apa maksud dari pengertian integritas di sini? Jelaskan

jawaban Saudara !

7. Pemeriksa harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam

tugasnya. Keahlian apa saja yang perlu dimiliki seorang auditor?

Page 39: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 34

Bab ini akan menguraikan perihal:

1. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (SA-APIP)

2. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara – Badan Pemeriksa Keuangan

3. Standar Profesi Audit Internal – Konsorsium Organisasi Profesi Audit

Internal.

A. PENDAHULUAN

Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (SA-APIP)

merupakan revisi atas Standar Audit Aparat Pengawasan Fungsional

Pemerintah yang disusun oleh Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) tahun 1996.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari bab ini, para peserta mampu menjelaskan standar audit yangberlaku bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah serta standar audit yang berlaku

pada organisasi audit internal lainnya.

Page 40: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 35

Di dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, diatur

tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara

yang dilakukan oleh dan atau atas nama Badan Pemeriksa Keuangan

(Pasal 1 butir (3)).

Oleh karena APIP adalah

auditor intern dalam lembaga eksekutif

dan dibentuk untuk membantu

pimpinan di lingkungan lembaga

eksekutif, baik di tingkat Presiden,

Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah

non Departemen (LPND) sampai ke

tingkat Pemerintah Daerah Propinsi, Kabupaten, dan Kota, maka standar

audit APIP diperlukan kehadirannya, mengingat pelaksanaan audit yang

dilakukan oleh BPK tidak selalu dapat dialihkan untuk dilakukan oleh

APIP, seperti audit keuangan. Namun dalam modul ini akan diuraikan

secara singkat standar pemeriksaan keuangan negara (SPKN) yang

ditetapkan dengan Peraturan Kepala BPK Nomor 1 Tahun 2007 sebagai

bahan pembanding.

1. Landasan Hukum

Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (SA-

APFP), yang diterbitkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dalam Peraturan Menpan Nomor:

PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, didasarkan pada:

o Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 Tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan

Negara;

Page 41: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 36

o Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Lembaga Pemerintah Non Departemen dimana Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) diatur

pada pasal 52 sampai dengan pasal 54)

o Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 Tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja Kementerian Negara RI sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94

Tahun 2006;

o Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor: PER/03.1/M.PAN/03/2007 Tentang

Kebijakan Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah Tahun 2007–2009.

2. Pengertian Standar Audit APIP

Standar audit APIP adalah kriteria atau ukuran mutu

minimal untuk melakukan kegiatan audit yang wajib dipedomani

oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

3. Tujuan dan Fungsi Standar Audit APIP

Tujuan standar audit APIP adalah:

a. Menetapkan prinsip-prinsip dasar untuk merepresentasikan

praktik-praktik audit yang seharusnya;

b. Menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan

kegiatan audit intern yang memiliki nilai tambah;

c. Menetapkan dasar-dasar pengukuran kinerja audit;

d. Mempercepat perbaikan kegiatan operasi dan proses

organisasi;

Page 42: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 37

e. Menilai, mengarahkan dan mendorong auditor untuk

mencapai tujuan audit;

f. Menjadi pedoman dalam pekerjaan audit; dan

g. Menjadi dasar penilaian keberhasilan pekerjaan audit.

Standar audit berfungsi sebagai ukuran mutu minimal bagi

para auditor dan APIP dalam:

a. Pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi (tupoksi) yang

dapat merepresentasikan

praktik-praktik audit yang

seharusnya, menyediakan

kerangka kerja pelaksanaan

dan peningkatan kegiatan audit yang memiliki nilai tambah

serta menetapkan dasar-dasar pengukuran kinerja audit;

b. Pelaksanaan koordinasi audit oleh APIP;

c. Pelaksanaan perencanaan audit oleh APIP; dan

d. Penilaian efektivitas tindak lanjut hasil pengawasan dan

konsistensi penyajian laporan hasil audit.

4. Ruang Lingkup

Kegiatan utama APIP meliputi: audit, reviu, pemantauan,

evaluasi, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa sosialisasi,

asistensi dan konsultansi. Namun peraturan ini hanya mengatur

mengenai Standar Audit APIP.

Kegiatan audit yang dapat dilakukan oleh APIP pada

dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) jenis audit, yaitu:

Page 43: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 38

a. Audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk

memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan

keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima

umum.

b. Audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan

dan rekomendasi atas pengelolaan instansi pemerintah

secara ekonomis, efisien, dan efektif.

c. Audit dengan tujuan tertentu yaitu audit yang bertujuan

untuk memberikan simpulan atas suatu hal yang diaudit.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah audit investigatif,

audit terhadap masalah yang menjadi fokus perhatian

pimpinan organisasi dan audit yang bersifat khas.

Ruang lingkup kegiatan audit yang

diatur dalam Standar Audit ini meliputi audit

kinerja dan audit investigatif, sedangkan

audit atas laporan keuangan yang bertujuan

untuk memberikan opini atas kewajaran

penyajian laporan keuangan wajib

menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).

B. STANDAR AUDIT APIP

Standar audit APIP disusun dengan sistematika yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 44: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 39

STANDAR UMUM

AUDIT KINERJA AUDIT INVESTIGATIF

STANDAR

PELAKSANAAN

STANDAR

PELAPORAN

STANDAR

PELAKSANAAN

STANDAR

PELAPORAN

STANDAR TINDAK LANJUT STANDAR TINDAK LANJUT

1. Prinsip-prinsip Dasar

Prinsip-prinsip dasar adalah asumsi-

asumsi dasar, prinsip-prinsip yang diterima secara

umum dan persyaratan yang digunakan dalam

mengembangkan standar audit, yang bagi auditor

berguna dalam mengembangkan simpulan atau opini atas audit

yang dilakukan, terutama dalam hal tidak adanya standar audit

yang berkaitan dengan hal-hal yang sedang diaudit. Prinsip-prinsip

dasar tersebut mencakup audit kinerja dan audit investigatif.

Prinsip-prinsip dasar ini dapat diklasifikasikan ke dalam 2

(dua) kategori, yaitu: kewajiban auditor dan kewajiban APIP.

a. Kewajiban Auditor

1) Kewajiban Auditor untuk Mengikuti Standar Audit

Auditor harus mengikuti Standar Audit dalam segala

pekerjaan audit yang dianggap material.

PRINSIP-PRINSIP DASAR

Page 45: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 40

Agar pekerjaan auditor dapat dievaluasi, maka setiap

auditor wajib mengikuti Standar Audit dalam

melaksanakan pekerjaannya yang dianggap

material. Suatu hal dianggap material apabila

pemahaman mengenai hal tersebut kemungkinan

akan memengaruhi pengambilan keputusan oleh

pengguna laporan audit. Auditor diharuskan untuk

menyatakan dalam setiap laporan bahwa kegiatan-

kegiatannya ”dilaksanakan sesuai dengan standar”.

2) Kewajiban Auditor untuk Meningkatkan Kemampuan

Auditor harus secara terus menerus meningkatkan

kemampuan teknik dan metodologi audit

Dengan memperbaiki teknik

dan metodologi audit, auditor

dapat meningkatkan kualitas

audit dan mempunyai

keahlian yang lebih baik

untuk menilai ukuran kinerja atau pedoman kerja

yang digunakan oleh auditi. Komponen kemampuan

auditor yang harus ditingkatkan meliputi:

kemampuan teknis, manajerial, dan konseptual yang

terkait dengan audit dan auditi.

b. Kewajiban APIP

1) Menyusun Rencana Pengawasan

APIP harus menyusun rencana pengawasan

tahunan dengan prioritas pada kegiatan yang

mempunyai risiko terbesar dan selaras dengan

tujuan organisasi. APIP diwajibkan menyusun

Page 46: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 41

rencana strategis lima tahunan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan

Rencana pengawasan tahunan berisi rencana

kegiatan audit dalam tahun yang bersangkutan serta

sumber daya yang

diperlukan.

Penentuan prioritas

kegiatan audit

didasarkan pada

evaluasi risiko yang

dilakukan oleh

APIP dan dengan mempertimbangkan prinsip

kewajiban menindak-lanjuti pengaduan dari

masyarakat. Penyusunan rencana pengawasan

tahunan tersebut didasarkan atas prinsip keserasian,

keterpaduan, menghindari tumpang tindih dan

pemeriksaan berulang-ulang serta memperhatikan

efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya.

Rencana strategis sekurang-kurangnya berisi visi,

misi, tujuan, strategi, program dan kegiatan APIP

selama lima tahun.

2) Mengomunikasikan dan Meminta Persetujuan

Rencana Pengawasan Tahunan

APIP harus mengomunikasikan rencana

pengawasan tahunan kepada pimpinan organisasi

dan unit-unit terkait

Melalui pengomunikasian rencana pengawasan

tahunan tersebut diharapkan kendala yang dihadapi

berupa kekurangan sumber daya dapat

Page 47: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 42

terinformasikan kepada pimpinan dan

mencegah terjadinya tumpang tindih

pemeriksaan oleh berbagai APIP.

3) Mengelola Sumber Daya

APIP harus mengelola dan memanfaatkan sumber

daya yang dimiliki secara ekonomis, efisien dan

efektif, serta memrioritaskan alokasi sumber daya

tersebut pada kegiatan yang mempunyai risiko besar

Dengan terbatasnya sumber daya yang ada, maka

APIP hendaknya membuat skala

prioritas pada pekerjaan-

pekerjaan pengawasan yang

menurut peraturan perundang-

undangan harus diselesaikan

dalam periode waktu tertentu.

Keterbatasan sumber daya tidak dapat dijadikan

alasan bagi APIP untuk tidak memenuhi standar

audit.

4) Menetapkan Kebijakan dan Prosedur

APIP harus menyusun kebijakan dan prosedur untuk

mengarahkan kegiatan audit

Kebijakan dan prosedur yang meliputi pengelolaan

kantor, dan pelaksanaan audit disusun untuk

memastikan bahwa pengelolaan APIP serta

pelaksanaan pengawasannya dapat dilakukan

secara ekonomis, efisien, dan efektif. Efektivitas

kebijakan dan prosedur tersebut dapat dicapai jika

Page 48: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 43

proses reviu atas kebijakan dan prosedur dilakukan

secara terus menerus.

5) Melakukan Koordinasi

APIP harus melakukan koordinasi dengan, dan

membagi informasi kepada, auditor eksternal

dan/atau auditor lainnya

Tujuan dilakukannya koordinasi pengawasan adalah

untuk memastikan bahwa cakupan yang dilakukan

telah tepat dan tidak terjadi pengulangan kegiatan.

Salah satu perwujudan koordinasi adalah dengan

menyampaikan rencana pengawasan tahunan serta

hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan APIP

dalam periode yang akan dilakukan oleh auditor

eksternal dan/atau auditor lainnya.

6) Menyampaikan Laporan Berkala

APIP wajib menyusun dan menyampaikan laporan

secara berkala tentang realisasi kinerja dan kegiatan

audit yang dilaksanakan APIP

Page 49: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 44

Laporan berkala dimaksudkan untuk menyampaikan

perkembangan pengawasan sesuai dengan rencana

pengawasan tahunan, hambatan yang dijumpai serta

rencana pengawasan periode berikutnya.

7) Melakukan Pengembangan Program dan

Pengendalian Kualitas

APIP harus mengembangkan program dan

mengendalikan kualitas audit

Program

pengembangan

kualitas mencakup

seluruh aspek

kegiatan audit di

lingkungan APIP.

Program ini

dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan

kegiatan operasi organisasi serta memberikan

jaminan bahwa kegiatan audit di lingkungan APIP

sejalan dengan Standar Audit dan Kode Etik.

Efektivitas program tersebut harus dipantau secara

terus menerus baik oleh internal APIP maupun pihak

lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

8) Menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat

APIP harus menindaklanjuti pengaduan dari

masyarakat

Page 50: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 45

APIP berkewajiban untuk menindaklanjuti

pengaduan masyarakat antara lain terhadap hal-hal

seperti: hambatan, keterlambatan, dan atau

rendahnya kualitas pelayanan publik serta

penyalahgunaan wewenang, tenaga, uang, dan aset

atau barang miliki negara/daerah.

2. Standar Umum

Standar umum ini meliputi

standar-standar yang terkait dengan

karakteristik organisasi dan para

individu yang melakukan penugasan

audit kinerja dan audit investigatif.

Sistematika standar umum dapat diuraikan secara singkat

sebagai berikut:

a. Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab

b. Independensi dan Obyektivitas

1) Independensi APIP

2) Obyektivitas Auditor

3) Gangguan Terhadap Independensi dan Obyektivitas

c. Keahlian

1) Latar Belakang Pendidikan Auditor

2) Kompetensi Teknis

3) Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan

Berkelanjutan

4) Penggunaan Tenaga Ahli dari Luar

Page 51: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 46

d. Kecermatan Profesional

e. Kepatuhan Terhadap Kode Etik

Uraian rinci dari butir-butir Standar Umum di atas adalah

sebagai berikut:

a. Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab

Visi, misi, tujuan, kewenangan dan tanggung jawab

APIP harus dinyatakan secara tertulis, disetujui dan

ditandatangani oleh pimpinan tertinggi organisasi.

Pernyataan standar tersebut dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan secara formal tentang arah dan

mandat yang diberikan kepada APIP dalam melaksanakan

setiap penugasan audit yang secara khusus berkenaaan

dengan kewenangan akses APIP dan para auditornya atas

informasi dan personel auditi.

Setiap APIP tentunya harus memiliki

visi, misi dan tujuan yang searah

dengan visi, misi, dan tujuan

pemerintah serta instansi induknya.

Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) misalnya, memiliki visi, misi, dan

tujuan yang selaras dengan visi, misi, dan tujuan

pemerintah. Demikian pula Inspektorat Jenderal memiliki

visi, misi, dan tujuan yang selaras dengan visi, misi, dan

tujuan departemennya dan seterusnya pada APIP lainnya.

Kemudian, kewenangan dan tanggung jawab APIP harus

diberdayakan secara optimal agar APIP dapat

melaksanakan tugasnya secara independen dan obyektif.

Page 52: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 47

b. Independen dan Obyektivitas

Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP

harus independen dan para auditornya harus obyektif

dalam pelaksanaan tugasnya. Keindependensian dan

obyektivitas tersebut dapat dicapai melalui status APIP

dalam organisasi dan penciptaan kebijakan untuk menjaga

obyektivitas auditor terhadap auditi.

Status APIP dalam organisasi yang ditempatkan

langsung di bawah pimpinan tertinggi instansi adalah

contoh keindependensian yang tinggi dari APIP tersebut.

Dalam praktiknya kedudukan dan status organisasi dimana

APIP ditempatkan adalah kewenangan pemerintah yang

dituangkan dalam suatu peraturan seperti: Keputusan

Presiden atau

Peraturan Presiden

tentang organisasi

pemerintah.

Independensi

pada dasarnya

merupakan state of

mind atau sesuatu yang

dirasakan oleh masing-

masing menurut apa yang diyakini sedang berlangsung.

Sehubungan dengan hal tersebut, independensi auditor

dapat ditinjau dan dievaluasi dari dua sisi, independensi

praktisi dan independensi profesi. Secara lengkap hal

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

v Independensi Praktisi, yakni independensi yang

nyata atau faktual yang diperoleh dan dipertahankan

Page 53: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 48

oleh auditor dalam seluruh rangkaian kegiatan audit,

mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai

tahap pelaporan. Independensi dalam fakta ini

merupakan tinjauan terhadap kebebasan yang

sesungguhnya dimiliki oleh auditor, sehingga

merupakan kondisi ideal yang perlu diwujudkan oleh

auditor. Apabila auditor sungguh-sungguh memiliki

kebebasan demikian, maka independensi dalam hal

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil

audit dapat terpenuhi. Namun demikian,

independensi dalam fakta tersebut sifatnya sukar

diukur dan tidak serta

merta dapat disaksikan

oleh orang lain. Kenyataan

adanya independensi

tersebut hanya dapat

dirasakan langsung oleh

auditor sendiri dan tidak

mudah untuk ditunjukkan atau didemonstrasikan

kepada umum. Oleh karena itu, ketika berbicara

tentang independensi dalam wujudnya sehari-hari,

independensi praktisi ini kurang mendapat perhatian,

melainkan lebih ditekankan pada independensi

menurut tinjauan yang kedua sebagaimana

dikemukakan berikut.

v Independensi Profesi, yakni independensi yang

ditinjau menurut citra (image) auditor dari pandangan

publik atau masyarakat umum terhadap auditor yang

bertugas. Independensi menurut tinjauan ini sering

pula dinamakan independensi dalam penampilan

Page 54: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 49

(independence in appearance). Independensi

menurut tinjauan ini sangat krusial karena tanpa

keyakinan publik bahwa seorang auditor adalah

independen, maka segala hal yang dilakukannya

serta pendapatnya tidak akan mendapatkan

penghargaan dari publik atau pemakainya. Agar

independensi menurut tinjauan penampilan ini dapat

memperoleh pengakuan publik, maka cara yang

efektif untuk mewujudkannya adalah dengan

menghindari segala hal yang dapat menyebabkan

penampilan auditor dalam kaitannya dengan kliennya

mendapat kecurigaan dari publik. Namun demikian,

untuk menghilangkan kecurigaan itu tidaklah mudah,

bahkan sering memperoleh sorotan dari publik.

Kebijakan untuk menjaga obyektivitas auditor

terhadap auditi dapat dituangkan dalam bentuk ketentuan

seperti: tidak diperkenankannya seorang auditor melakukan

audit pada auditi tertentu selama tiga tahun berturut-turut,

dilakukannya rotasi atau

mutasi penugasan audit,

larangan seorang auditor

melakukan audit pada

auditi yang pejabatnya

memiliki hubungan

keluarga, dan sebagainya.

Jika independensi

atau obyektivitas terganggu, baik secara faktual maupun

penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan

kepada pimpinan APIP. Auditor dapat menyampaikan

Page 55: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 50

keberatannya atas

penugasan audit yang

dapat mengganggu

independensi dan

obyektivitasnya

sehingga pimpinan

dapat menggantikannya

dengan orang lain yang

tidak terganggu

keindependensian dan

obyektivitasnya. Dalam

pelaksanaannya perlu

diciptakan ketentuan yang mengatur tentang tatacara

pelaporan tersebut.

Perlu juga diciptakan kebijakan yang mengatur

tentang tidak diizinkannya seorang auditor melakukan

penugasan audit pada suatu auditi tertentu apabila yang

bersangkutan memiliki hubungan keluarga, sosial, dan

hubungan lainnya yang dapat mengganggu independensi

dan obyektivitasnya. Demikian pula perlu diciptakan

kebijakan tentang tidak diperkenankannya auditor yang

memberikan jasa reviu atau konsultansi atas suatu kegiatan

atau instansi tertentu untuk terlibat dalam suatu penugasan

audit pada instansi yang sama atau sebaliknya.

Page 56: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 51

c. Keahlian

Auditor harus mempunyai pengetahuan,

keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan

untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Agar tercipta kinerja audit yang baik, maka APIP

harus memiliki kriteria tertentu dari setiap auditor yang

diperlukan untuk merencanakan audit, mengidentifikasi

kebutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan

teknik dan metodologi audit. Untuk itu, maka auditor APIP

harus memiliki latar belakang pendidikan formal minimal

Strata Satu (S-1) atau yang setara.

Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh setiap

auditor pada umumnya adalah auditing, akuntansi,

administrasi pemerintahan dan komunikasi. Sedangkan

khusus bagi auditor investigatif diharusnya memiliki

kompetensi tambahan, yaitu:

Page 57: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 52

1) Pengetahuan tentang prinsip-prinsip, praktik-praktik,

dan teknik audit investigatif, termasuk cara-cara

untuk memperoleh bukti dari whistleblower (pihak-

pihak tertentu yang menyampaikan sesuatu yang

menyimpang yang dapat digunakan sebagai

informasi awal dalam proses audit investigatif).

2) Pengetahuan tentang penerapan hukum, peraturan,

dan ketentuan lainnya yang terkait dengan audit

investigatif.

3) Kemampuan memahami konsep kerahasiaan dan

perlindungan terhadap sumber informasi.

4) Kemampuan menggunakan peralatan komputer,

perangkat lunak, dan sistem terkait secara efektif

dalam rangka mendukung proses audit investigatif

terkait dengan cybercrime (kejahatan dalam

lingkungan dunia maya dengan teknologi informasi).

Auditor harus mempunyai sertifikasi jabatan

fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan

pelatihan profesional berkelanjutan

(continuing professional education).

Pendidikan sertifikasi jabatan

fungsional auditor adalah kompetensi

dasar auditor yang harus dimiliki oleh

setiap auditor sesuai dengan jenjangnya masing-masing

sebelum ditugaskan dalam penugasan audit. Auditor

diwajibkan untuk terus meningkatkan kompetensinya

dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan,

Page 58: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 53

seperti: keikutsertaan dalam konferensi, seminar, kursus,

program pelatihan di kantor sendiri dalam bidang yang

terkait dengan penugasan audit dan berpartisipasi dalam

proyek penelitian yang memiliki substansi di bidang audit.

APIP dapat menggunakan

tenaga ahli apabila APIP tidak

mempunyai keahlian yang

diharapkan untuk melaksanakan

penugasan. Tenaga ahli tersebut

dapat berupa: aktuaris, penilai (appraiser), pengacara,

insinyur, konsultan lingkungan, profesi medis, ahli statistik

dan geologi. Tenaga ahli tersebut harus memiliki kualifikasi

profesional, kompetensi dan pengalaman yang relevan,

independen dan memiliki proses pengendalian kualitas.

Mereka juga harus disupervisi sebagaimana mestinya.

d. Kecermatan Profesional

Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya

dengan cermat dan seksama (due professional care) dan

secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan.

Penggunaan keahlian secara

cermat dan seksama (due

professional care) mewajibkan

auditor untuk melaksanakan

tugasnya secara serius, teliti, dan

menggunakan seluruh

kemampuan dengan

pertimbangan profesionalnya dalam melaksanakan tugas

audit.

Page 59: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 54

e. Kepatuhan Terhadap Kode Etik.

Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan.

Auditor tidak saja harus menggunakan seluruh

kemampuan dan kecermatannya tetapi juga dituntut untuk

mematuhi kode etik yang ditetapkan. Dengan demikian

kompetensi dan etika harus dipenuhi secara bersamaan.

3. Standar Pelaksanaan Audit Kinerja

Standar pelaksanaan

pekerjaan audit kinerja

mendeskripsikan sifat kegiatan

audit kinerja dan menyediakan

kerangka kerja untuk

melaksanakan dan mengelola

pekerjaan audit kinerja yang

dilakukan oleh auditor. Secara sistematis standar pelaksanaan

audit kinerja terdiri dari:

a. Perencanaan

1) Penetapan sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan

alokasi sumber daya

2) Pertimbangan dalam perencanaan

a) Evaluasi terhadap sistem pengendalian intern

b) Evaluasi atas ketidakpatuhan auditi terhadap

peraturan perundang-undangan, kecurangan dan

ketidakpatuhan (abuse)

b. Supervisi

Page 60: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 55

c. Pengumpulan dan Pengujian Bukti

1) Pengumpulan bukti

2) Pengujian bukti

d. Pengembangan Temuan

e. Dokumentasi

Uraian dari masing-masing butir Standar Pelaksanaan Audit

Kinerja adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam setiap penugasan audit kinerja, auditor harus

menyusun rencana audit. Perencanaan audit bertujuan

untuk menjamin bahwa tujuan audit dapat tercapai secara

berkualitas, ekonomis, efisien, dan

efektif. Dalam perencanaan ini,

auditor menetapkan sasaran, ruang

lingkup, metodologi, dan alokasi

sumber daya serta

mempertimbangkan berbagai hal

termasuk sistem pengendalian

intern dan ketaatan auditi terhadap peraturan perundang-

undangan, kecurangan dan ketidakpatuhan (abuse).

1) Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup, Metodologi, dan

Alokasi Sumber Daya

Sasaran penugasan audit kinerja adalah untuk

menilai bahwa auditi telah menjalankan kegiatannya

secara ekonomis, efisien dan efektif serta; menilai

efektivitas sistem pengendalian intern dan kepatuhan

Page 61: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 56

terhadap peraturan perundang-undangan,

kecurangan serta ketidakpatutan (abuse).

Ruang lingkup dalam audit kinerja meliputi

aspek keuangan dan operasional auditi sehingga

auditor harus memeriksa semua buku, dokumen,

catatan, laporan, aset maupun personalia.

Untuk mencapai sasaran audit berdasarkan

ruang lingkup audit yang telah ditetapkan, auditor

harus menggunakan metodologi audit yang meliputi:

a) Penetapan waktu yang sesuai untuk

melaksanakan prosedur audit tertentu;

b) Penetapan jumlah bukti yang akan diuji;

c) Penggunaan teknologi audit yang sesuai, seperti:

teknik sampling dan pemanfaatan komputer

sebagai alat bantu audit;

d) Pembandingan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku; dan

e) Perancangan prosedur audit untuk mendeteksi

terjadinya penyimpangan dari ketentuan

peraturan perundang-undangan, kecurangan dan

ketidakpatutan (abuse).

Alokasi sumber daya harus ditentukan oleh

APIP dalam upaya untuk mencapai sasaran

penugasan audit. Penugasan auditor harus

didasarkan kepada evaluasi atas sifat dan

kompleksitas penugasan, keterbatasan waktu dan

ketersediaan sumber dana. Pengalokasian sumber

Page 62: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 57

daya manusia auditor yang diperlukan didasarkan

pada latar belakang pendidikan formal dan

pengalaman sesuai dengan kebutuhan audit.

2) Pertimbangan dalam Perencanaan

Dalam merencanakan audit kinerja, auditor

harus mempertimbangkan berbagai hal, termasuk

sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan auditi

terhadap peraturan perundang-undangan,

kecurangan dan ketidakpatutan (abuse). Hal-hal

yang harus dipertimbangkan adalah:

a) Laporan hasil audit sebelumnya serta tindak

lanjut atas rekomendasi yang material;

b) Sasaran audit dan pengujian yang diperlukan

untuk mencapai sasaran audit dimaksud;

c) Kriteria yang akan digunakan untuk

mengevaluasi organisasi, program, aktivitas

atau fungsi yang diaudit;

d) Sistem pengendalian intern auditi termasuk

aspek penting lingkungan tempat

beroperasinya auditi;

e) Pemahaman tentang hak dan kewajiban serta

hubungan timbal balik antara auditor dengan

auditi, dan manfaat audit bagi kedua belah

pihak;

f) Pendekatan audit yang paling efisien dan

efektif; dan

g) Bentuk, isi dan pengguna laporan hasil audit.

Page 63: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 58

Auditor harus memahami rancangan sistem

pengendalian intern dan menguji penerapannya.

Sistem pengendalian intern adalah proses yang

integral pada tindakan

dan kegiatan yang

dilakukan secara terus

menerus oleh pimpinan

dan seluruh pegawai

yang memberikan keyakinan yang memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang

efisien dan efektif, keterandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan. Efektivitas

sistem pengendalian intern akan memberi keyakinan

yang memadai akan tercapainya tujuan organisasi.

Itulah sebabnya auditor harus memiliki pemahaman

atas sistem pengendalian intern dan menilainya yang

dapat dilakukan melalui teknik audit seperti:

permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi, dan

pemeriksaan atas catatan dan dokumen.

Auditor harus merancang auditnya untuk

mendeteksi adanya

ketidakpatuhan terhadap

peraturan perundang-

undangan, kecurangan dan

ketidakpatutan (abuse). Dalam

merencanakan pengujian untuk

mendeteksi adanya ketidakpatuhan, auditor harus

mempertimbangkan perkembangan peraturan-

Page 64: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 59

peraturan baru dan kerumitan peraturan perundang-

undangan tersebut. Di samping itu, auditor harus

mempertimbangkan risiko terjadinya kecurangan

yang berpengaruh secara signifikan terhadap tujuan

audit.

Auditor harus menggunakan pertimbangan

profesionalnya untuk mendeteksi kemungkinan

adanya ketidak-patuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, kecurangan dan ketidak-

patutan (abuse) serta melaporkan jika dijumpai hal-

hal tersebut kepada pihak-pihak tertentu sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

b. Supervisi

Pada setiap tahap audit kinerja, pekerjaan auditor

harus disupervisi secara memadai untuk memastikan

tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas dan

meningkatnya kemampuan auditor.

Supervisi yang dilakukan secara terus menerus

selama pekerjaan audit harus diarahkan ke substansi

maupun metodologi audit, untuk mengetahui:

1) Pemahaman anggota tim audit atas rencana audit;

2) Kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit;

3) Kelengkapan bukti yang terkandung dalam kertas kerja

audit untuk mendukung simpulan dan rekomendasi;

4) Kelengkapan dan akuransi laporan audit.

Page 65: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 60

Kegiatan supervisi dilakukan secara berjenjang.

Dimulai dari ketua tim auditor mereviu pekerjaan anggota

tim, pengendali teknis mereviu pekerjaan ketua dan

anggota tim, pengendali mutu mereviu pekerjaan

pengendali teknis, ketua tim, dan anggota tim. Supervisi

dilakukan untuk memastikan bahwa:

1) Tim audit memahami tujuan dan rencana audit;

2) Audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit;

3) Prosedur audit telah diikuti;

4) Kertas kerja audit memuat bukti-bukti yang

mendukung temuan dan rekomendasi;

5) Tujuan audit telah dicapai.

c. Pengumpulan dan Pengujian Bukti

Auditor harus mengumpulkan dan menguji bukti

untuk mendukung kesimpulan dan temuan audit kinerja.

Oleh karena audit dapat

didefinisikan sebagai proses

pengumpulan dan pengujian

bukti untuk melihat kesesuaian

informasi yang terkandung

dalam bukti tersebut dengan

suatu kriteria yang

mendasarinya, maka proses

pengumpulan dan pengujian bukti adalah inti dari audit.

Page 66: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 61

1) Pengumpulan bukti

Auditor harus mengumpulkan bukti yang

cukup, kompeten, dan relevan. Bukti audit dapat

digolongkan menjadi bukti fisik, bukti dokumen, bukti

kesaksian, dan bukti analisis.

Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah

bukti yang dapat dijadikan sebagai dasar penarikan

suatu kesimpulan audit. Penentuan kecukupan bukti

didasarkan pada pertimbangan keahlian auditor

secara profesional dan obyektif.

Bukti yang kompeten adalah bukti yang sah

dan dapat diandalkan untuk menjamin

kesesuaiannya dengan fakta. Bukti disebut sah

apabila bukti tersebut memenuhi persyaratan hukum

dan peraturan perundang-undangan. Bukti yang

dapat diandalkan berkaitan dengan sumber

perolehan dan cara perolehan bukti itu sendiri.

Bukti audit disebut relevan jika bukti tersebut

secara logis mendukung pendapat atau argumentasi

yang berhubungan dengan tujuan dan kesimpulan

audit.

Auditor dapat menggunakan tenaga ahli untuk

memperoleh bukti yang cukup, kompeten dan

relevan.

2) Pengujian bukti

Auditor harus menguji bukti audit yang

dikumpulkan. Pengujian bukti dimaksudkan untuk

menilai kesahihan bukti yang dikumpulkan terkait

Page 67: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 62

dengan kesesuaian antara informasi yang

terkandung dalam bukti tersebut dengan kriteria yang

telah ditentukan. Teknik audit dalam melakukan

pengujian bukti dapat dilakukan seperti: konfirmasi,

inspeksi, pembandingan, penelusuran hingga bukti

asal, dan wawancara.

d. Pengembangan Temuan

Auditor harus mengembangkan temuan yang

diperoleh selama pelaksanaan audit kinerja. Temuan audit

berupa ketidak-ekonomisan,

ketidak-efisienan dan ketidak-

efektifan pengelolaan organisasi,

program, aktivitas atau fungsi yang

diaudit. Selain itu, temuan juga

dapat berupa tidak efektifnya sistem

pengendalian intern, adanya

ketidakpatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, kecurangan

dan ketidakpatutan (abuse). Unsur

temuan meliputi: kondisi, kriteria,

sebab, dan akibat.

e. Dokumentasi

Auditor harus menyiapkan dan menata-usahakan

dokumen audit kinerja dalam bentuk kertas kerja audit.

Dokumen audit harus disimpan secara tertib dan sistematis

agar dapat secara efektif diambil kembali, dirujuk, dan

dianalisis.

Page 68: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 63

Dokumen audit yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan audit

harus berisi informasi yang cukup

untuk memungkinkan auditor yang

berpengalaman tetapi tidak

mempunyai hubungan dengan audit

tersebut dapat memastikan bahwa

dokumen audit tersebut dapat menjadi bukti yang

mendukung kesimpulan, temuan, dan rekomendasi auditor.

Dokumen audit harus berisi hal-hal berikut ini:

1) Tujuan, lingkup, dan metodologi audit, termasuk kriteria

pengambilan uji petik yang digunakan;

2) Dokumentasi pekerjaan yang dilakukan untuk

mendukung pertimbangan profesional dan temuan

auditor;

3) Bukti tentang reviu supervisi terhadap pekerjaan yang

dilakukan; dan

4) Penjelasan auditor mengenai standar yang tidak

diterapkan, apabila ada, alasan dan akibatnya.

APIP harus menetapkan kebijakan dan prosedur

yang wajar mengenai pengamanan dan penyimpanan

dokumen audit selama waktu tertentu sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokumen audit

dapat berupa dokumen tertulis secara manual maupun

dalam format elektronik. Dokumen audit dapat dijadikan

sarana reviu terhadap kualitas pelaksanaan audit.

Page 69: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 64

4. Standar Pelaporan Audit Kinerja

Standar pelaporan

merupakan acuan bagi penyusunan

laporan hasil audit kinerja yang

merupakan tahap akhir suatu proses

audit untuk mengomunikasikan hasil

audit kepada auditi dan pihak lain

yang terkait.

Secara sistematis standar pelaporan audit kinerja meliputi

butir-butir sebagai berikut:

a. Kewajiban Membuat Laporan

b. Cara dan Saat Pelaporan

c. Bentuk dan Isi Laporan

d. Kualitas Laporan

e. Tanggapan Auditi

f. Penerbitan dan Distribusi Laporan

Rincian dari setiap butir-butir stándar pelaporan audit

kinerja adalah sebagai berikut.

a. Kewajiban Membuat Laporan

Auditor harus membuat laporan hasil audit kinerja

sesuai dengan penugasannya yang disusun dalam format

yang sesuai, segera setelah selesai melakukan auditnya.

Laporan hasil audit berguna antara lain untuk:

1) Mengomunikasikan hasil audit kinerja kepada auditi

dan pihak lain yang berwenang berdasarkan

peraturan perundang-undangan;

Page 70: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 65

2) Menghindari kesalah-pahaman atas hasil audit;

3) Menjadi bahan untuk melakukan tindakan perbaikan

bagi auditi dan instansi terkait; dan

4) Memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk

menentukan pengaruh tindakan perbaikan yang

semestinya telah dilakukan.

b. Cara dan Saat Pelaporan

Laporan hasil audit kinerja harus dibuat secara

tertulis dan segera, yaitu pada kesempatan pertama setelah

berakhirnya pelaksanaan audit.

Laporan yang dibuat tertulis bertujuan untuk

menghindari kemungkinan salah tafsir atas kesimpulan,

temuan dan rekomendasi auditor. Keharusan membuat

laporan secara tertulis tidak membatasi atau mencegah

pembahasan lisan dengan auditi selama proses audit

berlangsung.

c. Bentuk dan Isi Laporan

Laporan hasil audit kinerja harus dibuat dalam

bentuk dan isi yang dapat dimengerti oleh auditi dan pihak

lain yang terkait.

Laporan hasil audit dapat berbentuk surat atau bab.

Bentuk surat digunakan apabila dari hasil audit tidak

dijumpai banyak temuan. Sedangkan digunakan dalam

bentuk bab apabila dari hasil audit ditemukan banyak

temuan.

Page 71: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 66

Laporan

hasil audit

kinerja baik

bentuk surat

atau bab

harus

memuat:

8) Dasar melakukan audit;

9) Identifikasi audit;

10) Tujuan/sasaran, lingkup dan metodologi audit;

11) Pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai

dengan standar audit;

12) Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi;

13) Hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit dan

rekomendasi;

14) Tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung

jawab;

15) Pernyataan adanya keterbatasan dalam audit serta

pihak-pihak yang menerima laporan ;

16) Pelaporan informasi rahasia, bila ada.

Kelemahan sistem pengendalian intern,

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,

kecurangan dan ketidakpatutan (abuse) disajikan sebagai

bagian temuan.

Page 72: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 67

d. Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

Auditor harus melaporkan adanya kelemahan atas

sistem pengendalian intern auditi.

Kelemahan atas sistem pengendalian intern yang

dilaporkan adalah kelemahan yang mempunyai pengaruh

signifikan. Sedangkan kelemahan yang tidak signifikan

cukup disampaikan kepada auditi dalam bentuk surat

(management letter).

e. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan,

Kecurangan dan Ketidakpatutan (abuse)

Auditor harus melaporkan adanya ketidakpatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan dan

ketidapatutan (abuse).

f. Kualitas Laporan

Laporan hasil audit kinerja harus tepat waktu,

lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas dan

seringkas mungkin.

Agar suatu informasi

bermanfaat secara maksimal,

maka laporan hasil audit harus

tepat waktu. Agar menjadi

lengkap, maka laporan hasil

audit harus memuat semua

informasi dari bukti yang

dibutuhkan untuk memenuhi

Page 73: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 68

sasaran audit, memberikan pemahaman yang benar dan

memadai atas hal yang dilaporkan, dan memenuhi

persyaratan isi laporan hasil audit.

Laporan yang akurat berarti informasi yang disajikan

didukung oleh bukti yang benar dan temuan telah disajikan

dengan tepat. Perlunya keakuratan didasarkan atas

kebutuhan untuk memberikan keyakinan kepada pengguna

laporan bahwa apa yang dilaporkan memiliki kredibilitas

dan dapat diandalkan.

Laporan

yang obyektif

berarti informasi

yang disajikan itu

seimbang (adil)

dalam isi maupun

redaksinya, tidak

memihak sehingga

pengguna laporan

dapat diyakinkan

oleh fakta yang

disajikan. Laporan

obyektif juga

memiliki pengertian

tidak menyesatkan. Auditor yang menyampaikan laporan

hasil audit harus berdiri netral.

Agar laporan itu meyakinkan, maka laporan harus

dapat menjawab sasaran audit, menyajikan temuan,

kesimpulan dan rekomendasi yang logis. Informasi yang

disajikan harus cukup meyakinkan pengguna laporan untuk

Page 74: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 69

mengakui validitas temuan dan manfaat penerapan

rekomendasi.

Laporan yang jelas adalah laporan yang mudah

dibaca dan dipahami. Untuk itu, maka laporan

menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, lugas dan

tidak teknis. Pengorganisasian laporan secara logis, akurat

dan tepat dalam menyajikan fakta merupakan hal yang

penting dalam memberikan kejelasan dan pemahaman bagi

pengguna laporan hasil audit.

Laporan yang ringkas adalah laporan yang tidak

lebih panjang dari yang diperlukan untuk menyampaikan

dan mendukung pesan.

g. Tanggapan Auditi

Auditor harus meminta tanggapan atau pendapat

terhadap kesimpulan, temuan dan rekomendasi termasuk

tindakan perbaikan yang direncanakan oleh auditi secara

tertulis dari pejabat auditi yang bertanggung jawab.

h. Penerbitan dan Distribusi Laporan

Laporan hasil audit kinerja diserahkan kepada

pimpinan organisasi, auditi, dan pihak lain yang diberi

wewenang untuk menerima laporan hasil audit sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Laporan hasil audit kinerja harus didistribusikan tepat

waktu kepada pihak yang berkepentingan sesuai peraturan

perundang-undangan. Namun dalam hal yang diaudit

merupakan rahasia negara atau dilarang untuk disampaikan

kepada pihak-pihak tertentu atas dasar ketentuan peraturan

Page 75: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 70

perundang-undangan, maka untuk tujuan pengamanannya,

auditor dapat membatasi pendistribusian laporan tersebut.

5. Standar Tindak Lanjut Audit Kinerja

Standar tindak lanjut mengatur tentang ketentuan dalam

hal kepastian saran dan rekomendasi telah dilakukan oleh auditi.

Secara sistematis butir-butir standar tindak lanjut audit kinerja

meliputi:

a. Komunikasi Dengan Auditi

b. Prosedur Pemantauan

c. Status Temuan

d. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan

dan Kecurangan

Uraian dari masing-masing butir standar tindak lanjut audit

kinerja adalah sebagai berikut.

a. Komunikasi Dengan Auditi

Auditor harus mengomunikasikan kepada auditi

bahwa tanggung jawab untuk menyelesaikan atau

menindak-lanjuti temuan audit kinerja dan rekomendasi

berada pada auditi.

Pernyataan tersebut

dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman dan kesadaran

bahwa tanggungjawab menindak-

lanjuti rekomendasi audit bukan

berada pada auditor melainkan pada auditi. Oleh sebab itu,

dalam praktiknya, auditor harus memperoleh pernyataan

Page 76: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 71

atau penegasan tertulis dari auditi bahwa hasil auditnya

akan ditindaklanjuti.

b. Prosedur Pemantauan

Auditor harus memantau dan mendorong tindak

lanjut atas temuan beserta rekomendasi.

Walaupun tanggung jawab menindak-lanjuti hasil

audit berada pada pihak auditi, namun demikian auditor

diwajibkan memantau proses tindak lanjut melalui

pendokumentasian data temuan audit dan pemutahiran

data temuan audit tersebut secara terus menerus. APIP

perlu membuat kebijakan dan prosedur pemantauan guna

mengefektifkan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit.

Auditor dalam setiap penugasan audit wajib memeriksa

tindak lanjut hasil audit tahun sebelumnya dan memperoleh

informasi secukupnya tentang belum ditindak-lanjutinya

hasil audit tahun sebelumnya.

c. Status Temuan

Auditor harus melaporkan status temuan beserta

rekomendasi audit kinerja sebelumnya yang belum ditindak-

lanjuti.

Laporan status temuan yang disampaikan kepada

pihak yang berkepentingan memuat antara lain:

1. Temuan dan rekomendasi;

2. Sebab-sebab belum ditindaklanjutinya temuan;

3. Komentar dan rencana pihak auditi untuk menuntaskan

temuan.

Page 77: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 72

d. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan

dan Kecurangan

Terhadap temuan yang berindikasi adanya tindakan

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

dan kecurangan, auditor harus membantu aparat penegak

hukum terkait dalam upaya penindak-lanjutan temuan

tersebut.

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) harus

melakukan kerja sama dengan aparat penegak hukum dan

meneliti sebab-sebab tidak atau belum adanya proses

hukum.

6. Standar Pelaksanaan Audit Investigatif

Standar pelaksanaan pekerjaan audit

investigatif mendeskripsikan sifat kegiatan

audit investigatif dan menyediakan kerangka

kerja untuk melaksanakan dan mengelola

pekerjaan audit investigatif yang dilakukan

oleh auditor investigatif.

Sistematika standar pelaksanaan audit

investigatif meliputi :

a. Perencanaan

1) Penetapan sasaran, ruang lingkup dan alokasi sumber

daya

2) Pertimbangan dalam perencanaan

b. Supervisi

c. Pengumpulan dan Pengujian Bukti

Page 78: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 73

1) Pengumpulan bukti

2) Pengujian bukti

d. Dokumentasi

Rincian dari masing-masing butir standar pelaksanaan audit

investigatif adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Dalam setiap penugasan audit investigatif, auditor

investigatif harus menyusun rencana audit. Rencana audit

tersebut harus dievaluasi dan bila perlu disempurnakan

selama proses audit investigatif berlangsung sesuai dengan

perkembangan hasil audit investigatif di lapangan.

Perencanaan audit investigatif dimasudkan untuk

memperkecil tingkat risiko kegagalan dalam melakukan

audit investigatif dan memberikan arah agar pelaksanaan

audit investigatif dapat dilaksanakan secara efisien dan

efektif.

Informasi yang diterima dari

berbagai sumber, seperti: pengaduan

masyarakat, pengembangan hasil

audit kinerja atau audit lainnya,

permintaan instansi aparat penegak

hukum atau instansi lainnya dijadikan

sebagai dasar penyusunan rencana

audit investigatif. Setiap informasi

yang diterima dianalisis dan dievaluasi untuk menentukan

satu keputusan dari 3 (tiga) keputusan, yaitu: melakukan

audit investigatif, meneruskan ke pejabat yang berwenang,

atau tidak perlu ditindak-lanjuti. Apabila keputusan yang

Page 79: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 74

diambil adalah melakukan audit investigatif, maka rencana

tindakan memuat langkah-langkah berikut:

v Menentukan sifat utama pelanggaran;

v Menentukan fokus perencanaan dan sasaran audit

investigatif;

v Mengindentifikasi kemungkinan pelanggaran hukum,

peraturan, atau perundang-undangan, dan

memahami unsur-unsur yang terkait dengan

pembuktian atau standar;

v Mengindentifikasi dan menentukan prioritas tahapan

audit investigatif yang diperlukan untuk mencapai

sasaran audit investigatif;

v Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk

memenuhi persyaratan audit investigatif; dan

v Melakukan koordinasi dengan instansi yang

berwenang, termasuk instansi penyidik jika

diperlukan.

1) Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup dan Alokasi

Sumber Daya

Dalam membuat rencana audit, auditor harus

menetapkan sasaran, ruang lingkup, dan alokasi

sumber daya.

Sasaran audit investigatif adalah

terungkapnya kasus penyimpangan yang berindikasi

dapat menimbulkan kerugian keuangan

negara/daerah.

Page 80: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 75

Ruang lingkup audit investigatif meliputi

pengungkapan fakta dan proses kejadian, sebab dan

dampak penyimpangan, dan penentuan pihak-pihak

yang diduga terlibat dalam atau bertanggung jawab

atas penyimpangan.

Tujuan penetapan alokasi sumber daya

pendukung audit investigatif adalah agar kualitas

audit investigatif dapat dicapai secara optimal.

Kebutuhan sumber daya yang harus ditentukan

antara lain terkait dengan personil, pendanaan, dan

sarana prasarana lainnya.

2) Pertimbangan dalam Perencanaan

Dalam penyusunan rencana audit investigatif,

auditor investigatif harus mempertimbangkan

berbagai hal.

Berbagai hal yang harus dipertimbangkan

dalam penyusunan rencana audit investigatif antara

lain:

v Sasaran, ruang lingkup dan alokasi sumber

daya;

v Pemahaman mengenai akuntabilitas

berjenjang;

v Aspek kegiatan operasi auditi dan aspek

pengendalian intern;

v Jadwal kerja dan batasan waktu;

Page 81: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 76

v Hasil audit periode sebelumnya dengan

mempertimbangkan tindak lanjut terhadap

rekomendasi atas temuan sebelumnya; dan

v Mekanisme koordinasi antara auditor, auditi,

dan pihak terkait lainnya.

b. Supervisi

Pada setiap tahap audit investigatif, pekerjaan

auditor harus disupervisi secara memadai untuk

memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan

meningkatnya kemampuan auditor.

Supervisi harus diarahkan baik pada substansi

maupun metodologi audit yang bertujuan antara lain untuk

mengetahui:

v Pemahaman tim audit atas tujuan dan rencana audit;

v Kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit;

v Ketaatan terhadap prosedur audit;

v Kelengkapan bukti-bukti yang terkandung dalam

kertas kerja audit untuk mendukung temuan dan

rekomendasi; dan

v Pencapaian tujuan audit.

c. Pengumpulan dan Pengujian Bukti

Auditor investigatif harus mengumpulkan dan

menguji bukti untuk mendukung kesimpulan dan temuan

audit investigatif.

Page 82: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 77

Pelaksanaan pengumpulan dan evaluasi bukti harus

difokuskan pada upaya pengujian hipotesis untuk

mengungkapkan:

v Fakta-fakta dan proses kejadian (modus operandi);

v Sebab dan dampak penyimpangan; dan

v Pihak-pihak yang diduga terlibat/bertanggung jawab

atas kerugian keuangan negara/daerah.

o Pengumpulan Bukti

Auditor investigatif harus mengumpulkan bukti

audit yang cukup, kompeten dan relevan.

Pengumpulan bukti bertujuan untuk

menentukan apakah informasi awal yang diterima

dapat diandalkan karena akan digunakan auditor

untuk mendukung kesimpulan dan temuan audit.

o Pengujian Bukti

Auditor investigatif harus menguji bukti audit

yang dikumpulkan.

Pengujian bukti

dimaksudkan untuk

menilai kesahihan bukti

yang dikumpulkan dan

kesesuaian bukti dengan

hipotesis. Bukti diuji

dengan memperhatikan

urutan proses kejadian

(sequences) dan

Page 83: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 78

kerangka waktu kejadian (time frame) yang

dijabarkan dalam bentuk bagan arus kejadian (flow

chart) atau narasi. Teknik yang dapat digunakan

untuk menguji bukti antara lain: inspeksi, observasi,

wawancara, konfirmasi, analisis, pembandingan,

rekonsiliasi dan penelusuran kembali.

d. Dokumentasi

Auditor harus menyiapkan dan menatausahakan

dokumen audit investigatif dalam bentuk kertas kerja audit.

Dokumen audit investigatif harus disimpan secara tertib dan

sistematis agar dapat secara efektif diambil kembali,

dirujuk, dan dianalisis.

Hasil audit

investigatif harus

didokumentasikan dalam

berkas audit investigatif

secara akurat dan

lengkap. Pedoman

internal audit investigatif

harus secara khusus dan

jelas menekankan

kecermatan dan pentingnya ketepatan waktu. Laporan

temuan audit investigatif dan pencapaian hasil audit

investigatif harus didukung dengan dokumentasi yang

cukup dalam berkas audit investigatif.

7. Standar Pelaporan Audit Investigatif

Standar pelaporan ini merupakan acuan bagi penyusunan

laporan hasil audit yang merupakan tahap akhir kegiatan audit

Page 84: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 79

investigatif, untuk mengomunikasikan hasil audit investigatif

kepada auditi dan pihak lain yang terkait.

Secara sistematis standar pelaporan audit investigatif

meliputi butir-butir sebagai berikut:

o Kewajiban Membuat Laporan

o Cara dan Saat Pelaporan

o Bentuk dan Isi Laporan

o Kualitas Laporan

o Pembicaraan Akhir dengan Auditi

o Penerbitan dan Distribusi Laporan

Rincian dari setiap butir standar pelaporan audit investigasi

adalah sebagai berikut.

o Kewajiban Membuat Laporan

Auditor investigatif harus membuat laporan hasil

audit investigatif sesuai dengan penugasannya yang

disusun dalam format yang tepat segera setelah melakukan

tugasnya.

Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis ,

dengan tujuan untuk memudahkan pembuktian dan

berguna untuk proses hukum berikutnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Beberapa hal yang perlu

dipedomani adalah:

v Dalam setiap laporan, fakta harus diungkapkan untuk

membantu pemahaman pembaca laporan. Hal ini

termasuk suatu pernyataan yang singkat dan jelas

Page 85: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 80

berkenaan dengan penerapan hukum yang dilanggar

atau sebagai dasar suatu audit investigatif.

v Laporan harus memuat bukti-bukti baik yang

mendukung maupun yang melemahkan temuan

audit.

v Laporan harus didukung dengan kertas kerja audit

investigatif yang memuat referensi kepada semua

wawancara, kontak, atau aktivitas audit investigatif

yang lain.

v Laporan harus mencerminkan hasil yang diperoleh

dari audit investigatif, yaitu berupa: denda,

penghematan, pemulihan, tuduhan, rekomendasi

dan sebagainya.

v Auditor harus menulis laporannya dalam bentuk

deduktif, menggunakan kalimat dan pernyataan yang

berupa ulasan dan kalimat topik. Penulisan kalimat

dan paragraf harus singkat, sederhana dan

langsung.

v Laporan harus ringkas tanpa mengorbankan

kejelasan, kelengkapan dan ketepatan untuk

mengomunikasikan temuan audit investigatif yang

relevan.

v Laporan tidak boleh mengungkapkan pertanyaan

yang belum terjawab atau memungkinkan

interpretasi yang keliru.

v Laporan audit investigatif tidak boleh mengandung

opini atau pandangan pribadi. Semua penilaian,

Page 86: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 81

kesimpulan, pengamatan dan rekomendasi harus

didasarkan fakta yang tersedia.

v Kelemahan sistem atau permasalahan manajemen

yang terungkap dalam audit investigatif harus

dilaporkan kepada pejabat yang berwenang dengan

segera.

o Cara dan Saat Pelaporan

Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis

dan segera setelah berakhirnya pelaksanaan audit

investigatif.

APIP harus menetapkan kapan laporan akan

diberikan secara tertulis sesuai dengan situasi dan kasus

yang diaudit.

o Isi Laporan

Laporan hasil audit investigatif harus memuat semua

aspek yang relevan dari audit investigatif.

Laporan hasil audit investigatif minimal harus

memuat hal-hal berikut:

v Dasar melakukan audit;

v Identifikasi auditi;

v Tujuan/sasaran, lingkup dan metodologi audit;

v Pernyataan bahwa audit investigatif telah

dilaksanakan sesuai Standar Audit;

v Fakta-fakta dan proses kejadian mengenai siapa, di

mana, bilamana, bagaimana dari kasus yang diaudit;

v Sebab dan dampak penyimpangan;

Page 87: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 82

v Pihak yang diduga terlibat atau bertanggung jawab;

dan

v Dalam pengungkapan pihak yang bertanggung

jawab atau yang diduga terlibat, auditor harus

memperhatikan asas praduga tidak bersalah yaitu

dengan tidak menyebut identitas lengkap.

o Kualitas Laporan

Laporan hasil audit investigasi harus akurat, jelas,

lengkap, singkat, dan disusun dengan logis, tepat waktu,

dan obyektif.

Laporan harus akurat dan

jelas, singkat, menunjukkan

hasil-hasil relevan dan upaya

auditor investigatif. Laporan

harus disajikan secara langsung

tepat secara gramatikal,

menghindari penggunaan kata yang tidak perlu,

mengganggu, atau membingungkan. Laporan harus

disajikan dengan baik, relevan dengan audit investigatif dan

mendukung penyajian.

Semua audit investigatif harus dilaksanakan dan

dilaporkan secara cermat dan tepat waktu. Hal ini

disebabkan besarnya dampak hasil audit investigatif

terhadap karir seseorang atau kehidupan suatu organisasi.

o Pembicaraan Akhir dengan Auditi

Auditor investigatif harus meminta tanggapan/

pendapat terhadap hasil audit investigatif. Tanggapan/

Page 88: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 83

pendapat tersebut harus dikemukakan pada saat

melakukan pembicaraan akhir dengan auditi.

Salah satu cara yang paling efektif untuk

memastikan bahwa suatu laporan hasil audit investigatif

dipandang adil, lengkap, dan obyektif adalah adanya reviu

dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab,

sehingga dapat diperoleh suatu laporan yang tidak hanya

mengemukakan kesimpulan auditor investigatif saja,

melainkan memuat pula pendapat pejabat yang

bertanggung jawab tersebut. Tanggapan tersebut harus

dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan obyektif,

serta disajikan secara memadai dalam laporan hasil audit

investigatif.

Apabila tanggapan dari auditi bertentangan dengan

kesimpulan dalam laporan hasil audit investigatif, dan

menurut pendapat auditor investigatif tanggapan tersebut

tidak benar, maka auditor investigatif harus menyampaikan

ketidak-setujuannya atas tanggapan tersebut beserta

alasannya secara seimbang dan obyektif. Sebaliknya,

auditor harus memperbaiki laporannya, apabila auditor

berpendapat bahwa tanggapan tersebut benar.

o Penerbitan dan Distribusi Laporan

Laporan hasil audit investigatif diserahkan kepada

pimpinan organisasi, auditi, dan pihak lain yang diberi

wewenang untuk menerima laporan hasil audit sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Laporan hasil audit investigatif harus didistribusikan

tepat waktu kepada pihak yang telah ditentukan sesuai

Page 89: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 84

dengan peraturan perundang-undangan. Namun dalam hal

yang diaudit merupakan rahasia negara, maka untuk tujuan

keamanan negara atau menurut peraturan perundang-

undangan dilarang dipublikasikan, maka APIP harus

membatasi pendistribusian laporan tersebut.

8. Standar Tindak Lanjut Audit Investigatif

Standar Tindak Lanjut mengatur tentang ketentuan dalam

hal kepastian saran dan rekomendasi telah dilakukan oleh auditi.

o Tanggung Jawab APIP Untuk Memantau Tindak Lanjut

Temuan

APIP harus memantau tindak lanjut hasil audit

investigatif yang dilimpahkan kepada aparat penegak

hukum

Standar ini mengharuskan APIP untuk

mengadministrasikan temuan audit investigatif guna

keperluan pemantauan tindak lanjut dan pemutakhiran data

hasil audit investigatif, termasuk yang hasil akhirnya berupa

tuntutan perbendaharaan atau tuntan ganti rugi (TP/TGR).

APIP harus memantau tindak lanjut kasus

penyimpangan yang berindikasi adanya tindak pidana

korupsi/perdata yang dilimpahkan kepada Kejaksaan atau

Komisi Pemberantasan Korupsi.

C. STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

Selain standar audit yang telah dibicarakan di atas, terdapat

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang diterbitkan oleh Badan

Page 90: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 85

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia melalui Peraturan Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 pada

bulan Januari 2007 yang memiliki landasan dan referensi berikut:

1. Landasan Peraturan Perundang-undangan:

a. Undang Undang Dasar RI Tahun 1945;

b. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

c. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara ;

d. Undang Undang Nomor 15 Yahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; dan

e. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan.

2. Referensi:

o Standar Audit Pemerintahan – Badan Pemeriksa Keuangan RI

Tahun 1995;

o Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS)

2003 Revision, United States Generally Accounting Office;

o Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001, Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI);

o Auditing Standards, International Organization of Supreme Audit

Institutions (INTOSAI), Latest Ammendment 1995;

o Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), AICPA, 2002;

o Internal Control Standards, INTOSAI, 2001; dan

o Standards for the Professional Practice of Internal Auditing,

Latest Revision December 2003.

Page 91: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 86

Standar pemeriksaan ini

berlaku untuk semua

pemeriksaan yang

dilaksanakan terhadap

entitas, program, kegiatan

serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara. Dengan demikian, maka standar

pemeriksaan ini berlaku untuk:

§ BPK.

§ Akuntan Publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas

pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara, untuk dan atas

nama BPK.

§ Aparat Pengawas Intern Pemerintah termasuk satuan pengawasan

intern maupun pihak lainnya sebagai acuan dalam menyusun standar

pengawasan sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara memuat 7 (tujuh) butir

Pernyataan Standar Pemeriksaan berikut:

§ Standar Umum

§ Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan;

§ Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan;

§ Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja;

§ Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja;

§ Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu; dan

§ Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu.

Page 92: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 87

Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 1 tentang Standar

Umum mengatur kriteria yang bersifat umum untuk melaksanakan

pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan

tujuan tertentu. Standar ini berkaitan dengan ketentuan mendasar untuk

menjamin kredibilitas hasil pemeriksaan. Standar ini juga memberikan

kerangka dasar untuk dapat menerapkan standar pelaksanaan dan

standar pelaporan secara efektif. Cakupan standar umum mengatur hal-

hal berikut:

a. Persyaratan kemampuan/keahlian;

b. Independensi;

c. Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama;

dan

d. Pengendalian mutu.

Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 2 tentang Standar

Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan mengatur hal-hal berikut:

o Hubungan dengan Standar Profesional Akuntan Publik;

o Komunikasi Pemeriksa;

o Pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya;

o Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya

penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan,

kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan (abuse);

o Pengembangan temuan pemeriksaan; dan

o Dokumentasi pemeriksaan.

Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 3 tentang Standar

Pelaporan Pemeriksaan Keuangan mengatur hal-hal berikut:

Page 93: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 88

a. Hubungan dengan standar profesional akuntan publik yang

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia;

b. Pernyataan Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan;

c. Pelaporan tentang kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan;

d. Pelaporan tentang pengendalian intern;

e. Pelaporan tanggapan dari pejabat yang bertanggungjawab;

f. Pelaporan informasi rahasia; dan

g. Penerbitan dan pendistribusian laporan hasil pemeriksaan.

Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 4 tentang Standar

Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja mengatur hal-hal berikut:

a. Perencanaan;

b. Supervisi;

c. Bukti; dan

d. Dokumentasi pemeriksaan.

Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 5 tentang Standar

Pelaporan Pemeriksaan Kinerja mengatur hal-hal berikut:

a. Bentuk;

b. Isi laporan;

c. Unsur-unsur kualitas laporan; dan

d. Penerbitan dan pendistribusian laporan hasil pemeriksaan.

Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 6 tentang Standar

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu mengatur hal-hal berikut:

a. Hubungan dengan standar profesional akuntan publik yang

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia;

Page 94: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 89

b. Komunikasi Pemeriksa;

c. Pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya;

d. Pengendalian intern;

e. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya

penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan;

kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan (abuse); dan

f. Dokumentasi pemeriksaan.

Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 7 tentang Standar

Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu mengatur hal-hal

berikut:

a. Hubungan dengan standar profesional akuntan publik yang

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia;

b. Pernyataan kepatuhan terhadap standar pemeriksaan;

c. Pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Pelaporan tanggapan dari pejabat yang bertanggungjawab;

e. Pelaporan informasi rahasia; dan

f. Penerbitan dan pendistribusian laporan hasil pemeriksaan.

D. STANDAR PROFESI AUDIT INTERNAL (SPAI)

Sebagaimana dikemukakan di

atas, sebagai bahan

perbandingan, berikut ini

diuraikan Standar Profesi Audit

Internal yang diterbitkan oleh

Page 95: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 90

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. SPAI membagi standar

audit menjadi dua kelompok besar: (1) Standar Atribut, dan (2) Standar

Kinerja. Berikut ini akan disajikan SPAI secara lengkap.

1. Standar Atribut

a. Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung jawab

Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab fungsi audit internal

harus dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal,

konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan

mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas

Organisasi.

b. Independensi dan Objektivitas

Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal

harus objektif dalam melaksanakan pekerjaannya.

1) Independensi Organisasi

Fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang

memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung

jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit

internal memiliki akses komunikasi yang memadai

terhadap Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi.

2) Objektivitas Auditor Internal

Auditor internal harus memiliki sikap mental yang objektif,

tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya

pertentangan kepentingan (conflict of interest)

Page 96: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 91

3) Kendala terhadap Prinsip Independensi dan Objektivitas

Jika prinsip independensi dan objektivitas tidak dapat

dicapai baik secara fakta maupun dalam kesan, hal ini

harus diungkapkan kepada pihak yang berwenang. Teknis

dan rincian pengungkapan ini tergantung kepada alasan

tidak terpenuhinya prinsip independensi dan objektivitas

tersebut.

c. Keahlian dan Kecermatan Profesional

Penugasan harus dilaksanakan dengan memerhatikan keahlian

dan kecermatan profesional.

1) Keahlian

Auditor internal harus memiliki pengetahuan, ketrampilan,

dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi Audit

Internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh

pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi lainnya yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

a) Penanggung jawab Fungsi Audit Internal harus

memperoleh saran dan asistensi dari pihak yang

kompeten jika pengetahuan, ketrampilan, dan

kompetensi dari staf auditor internal tidak memadai

untuk pelaksanaan sebagian atau seluruh

penugasannya.

b) Auditor Internal harus memiliki pengetahuan yang

memadai untuk dapat mengenali, meneliti, dan

menguji adanya indikasi kecurangan.

Page 97: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 92

c) Fungsi Audit Internal secara kolektif harus memiliki

pengetahuan tentang risiko dan pengendalian yang

penting dalam bidang teknologi informasi dan teknik-

teknik audit berbasis teknologi informasi yang

tersedia.

2) Kecermatan Profesional

Auditor Internal harus menerapkan kecermatan dan

ketrampilan yang layaknya dilakukan oleh seorang auditor

internal yang prudent dan kompeten.

Dalam menerapkan kecermatan profesional auditor

internal perlu mempertimbangkan:

a) Ruang lingkup penugasan.

b) Kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam

penugasan.

c) Kecukupan dan efektivitas manajemen risiko,

pengendalian, dan proses governance.

d) Biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam

penugasan.

e) Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer

dan teknik-teknik analisis lainnya.

3) Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan (PPL)

Auditor internal harus meningkatkan pengetahuan,

ketrampilan, dan kompetensinya melalui Pengembangan

Profesional yang Berkelanjutan.

Page 98: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 93

d. Program Quality Assurance Fungsi Audit Internal

Penanggung jawab Fungsi Audit Internal harus

mengembangkan dan memelihara program quality assurance,

yang mencakup seluruh aspek dari fungsi audit internal dan

secara terus menerus memonitor efektivitasnya. Program ini

mencakup penilaian kualitas internal dan eksternal secara

periodik serta pemantauan internal yang berkelanjutan. Program

ini harus dirancang untuk membantu fungsi audit internal dalam

menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan serta

memberikan jaminan bahwa fungsi audit internal telah sesuai

dengan Standar dan Kode Etik Audit Internal.

1) Penilaian terhadap Program Quality Assurance

Fungsi audit internal harus menyelenggarakan suatu

proses untuk memonitor dan menilai efektivitas program

quality assurance secara keseluruhan. Proses ini harus

mencakup penilaian (assessment) internal maupun

eksternal.

a) Penilaian Internal. Fungsi audit internal harus

melakukan penilaian internal yang mencakup:

• Reviu yang berkesinambungan atas kegiatan dan

kinerja fungsi audit internal, dan

• Reviu berkala yang dilakukan melalui self

assessment atau oleh pihak lain dari dalam

organisasi yang memiliki pengetahuan tentang

standar dan praktek audit internal.

b) Penilaian Eksternal. Penilaian eksternal harus

dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga

Page 99: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 94

tahun oleh pihak luar perusahaan yang independen

dan kompeten.

2) Pelaporan Program Quality Assurance

Penanggung jawab fungsi audit internal harus melaporkan

hasil reviu dari pihak eksternal kepada Pimpinan dan

Dewan Pengawas Organisasi.

3) Pernyataan Kesesuaian dengan SPAI

Dalam laporan kegiatan periodiknya, auditor internal harus

memuat pernyataan bahwa aktivitasnya ‘dilaksanakan

sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal’. Pernyataan

ini harus didukung dengan hasil penilaian Program Quality

Assurance.

4) Pengungkapan atas Ketidakpatuhan

Dalam hal terdapat ketidak-patuhan terhadap SPAI dan

Kode Etik yang mempengaruhi ruang lingkup dan aktivitas

fungsi audit internal secara signifikan, maka hal ini harus

diungkapkan kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas

Organisasi.

2. Standar Kinerja

a. Pengelolaan Fungsi Audit Internal

Penanggung jawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi

audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan

bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi

organisasi.

Page 100: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 95

1) Perencanaan

Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun

perencanaan yang berbasis risiko (risk-based plan) untuk

menetapkan prioritas kegiatan audit internal, konsisten

dengan tujuan organisasi.

Rencana penugasan audit internal harus berdasarkan

penilaian risiko yang dilakukan paling sedikit setahun

sekali. Masukan dari pimpinan dan dewan pengawas

organisasi serta perkembangan terkini harus juga

dipertimbangkan dalam proses ini. Rencana penugasan

audit internal harus mempertimbangkan potensi untuk

meningkatkan pengelolaan risiko, memberikan nilai

tambah dan meningkatkan kegiatan organisasi.

2) Komunikasi dan Persetujuan

Penanggung jawab fungsi audit internal harus

mengomunikasikan rencana kegiatan audit, dan kebutuhan

sumberdaya kepada pimpinan dan dewan pengawas

organisasi untuk mendapat persetujuan. Penanggung

jawab fungsi audit internal juga harus mengomunikasikan

dampak yang mungkin timbul karena adanya keterbatasan

sumberdaya.

3) Pengelolaan Sumberdaya

Penanggung jawab fungsi audit internal harus memastikan

bahwa sumberdaya fungsi audit internal sesuai, memadai,

dan dapat digunakan secara efektif untuk mencapai

rencana-rencana yang telah disetujui.

Page 101: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 96

4) Kebijakan dan Prosedur

Penanggung jawab fungsi audit internal harus menetapkan

kebijakan dan prosedur sebagai pedoman bagi

pelaksanaan kegiatan fungsi audit internal.

5) Koordinasi

Penanggung jawab fungsi audit internal harus

berkoordinasi dengan pihak internal dan eksternal

organisasi yang melakukan pekerjaan audit untuk

memastikan bahwa lingkup seluruh penugasan tersebut

sudah memadai dan meminimalkan duplikasi.

6) Laporan kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas

Penanggung jawab fungsi audit internal harus

menyampaikan laporan secara berkala kepada Pimpinan

dan Dewan Pengawas mengenai perbandingan rencana

dan realisasi yang mencakup sasaran, wewenang,

tanggung jawab, dan kinerja fungsi audit internal. Laporan

ini harus memuat permasalahan mengenai risiko,

pengendalian, proses governance, dan hal lainnya yang

dibutuhkan atau diminta oleh pimpinan dan dewan

pengawas.

b. Lingkup Penugasan

Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan

kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,

pengendalian, dan governance, dengan menggunakan

pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.

Page 102: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 97

1) Pengelolaan Risiko

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan

cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan

dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan

pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.

2) Pengendalian

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam

memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara

mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas

pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan

pengendalian intern secara berkesinambungan.

a) Berdasarkan hasil penilaian risiko, fungsi audit

internal harus mengevaluasi kecukupan dan

efektivitas sistem pengendalian intern, yang

mencakup governance, kegiatan operasi dan sistem

informasi organisasi. Evaluasi sistem pengendalian

intern harus mencakup:

• Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi.

• Keandalan dan integritas informasi.

• Kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

• Pengamanan aset organisasi.

b) Fungsi audit internal harus memastikan sampai

sejauh mana sasaran dan tujuan program serta

kegiatan operasi telah ditetapkan dan sejalan dengan

sasaran dan tujuan organisasi.

Page 103: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 98

c) Auditor internal harus mereviu kegiatan operasi dan

program untuk memastikan sampai sejauh mana

hasil-hasil yang diperoleh konsisten dengan tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan.

d) Untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern

diperlukan kriteria yang memadai.

3) Proses Governance

Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan

rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses

governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut:

a) Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di

dalam organisasi.

b) Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang

efektif dan akuntabel.

c) Secara efektif mengomunikasikan risiko dan

pengendalian kepada unit-unit yang tepat di dalam

organisasi.

d) Secara efektif mengoordinasikan kegiatan dari, dan

mengomunikasikan informasi di antara pimpinan,

dewan pengawas, auditor internal dan eksternal serta

manajemen.

Fungsi audit internal harus mengevaluasi rancangan,

implementasi dan efektivitas dari kegiatan, program dan

sasaran organisasi yang berhubungan dengan etika

organisasi.

Page 104: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 99

c. Perencanaan Penugasan

Auditor internal harus mengembangkan dan

mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang

mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu, dan alokasi

sumberdaya.

1) Pertimbangan Perencanaan

Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus

mempertimbangkan:

a) Sasaran dan kegiatan yang sedang direviu dan

mekanisme yang digunakan kegiatan tersebut dalam

mengendalikan kinerjanya.

b) Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran,

sumberdaya, dan operasi yang direviu serta

pengendalian yang diperlukan untuk menekan

dampak risiko ke tingkat yang dapat diterima oleh

organisasi.

c) Kecukupan dan efektivitas pengelolaan risiko dan

sistem pengendalian intern.

d) Peluang yang signifikan untuk meningkatkan

pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.

2) Sasaran Penugasan

Sasaran untuk setiap penugasan harus ditetapkan.

3) Ruang Lingkup Penugasan

Agar sasaran penugasan tercapai maka fungsi audit

internal harus menentukan ruang lingkup penugasan yang

memadai.

Page 105: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 100

4) Alokasi Sumber Daya Penugasan

Auditor internal harus menentukan sumber daya yang

sesuai untuk mencapai sasaran penugasan. Penugasan

staf harus didasarkan pada evaluasi atas sifat dan

kompleksitas penugasan, keterbatasan waktu, dan

ketersediaan sumber daya.

5) Program Kerja Penugasan

Auditor internal harus menyusun dan mendokumentasikan

program kerja dalam rangka mencapai sasaran

penugasan.

Program kerja harus menetapkan prosedur untuk

mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan

mendokumentasikan informasi selama penugasan.

Program kerja ini harus memperoleh persetujuan sebelum

dilaksanakan. Perubahan atau penyesuaian atas program

kerja harus segera mendapat persetujuan.

d. Pelaksanaan Penugasan

Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus

mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan

mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai

tujuan penugasan.

1) Mengidentifikasi Informasi

Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang

memadai, handal, relevan, dan berguna untuk mencapai

sasaran penugasan.

Page 106: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 101

2) Analisis dan Evaluasi

Auditor internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil

penugasan pada analisis dan evaluasi yang tepat.

3) Dokumentasi Informasi

Auditor internal harus mendokumentasikan informasi yang

relevan untuk mendukung kesimpulan dan hasil

penugasan.

4) Supervisi Penugasan

Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk

memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas,

dan meningkatnya kemampuan staf.

e. Komunikasi Hasil Penugasan

Auditor internal harus mengomunikasikan hasil penugasannya

secara tepat waktu.

1) Kriteria Komunikasi

Komunikasi harus mencakup sasaran dan lingkup

penugasan, simpulan, rekomendasi, dan rencana tindak

lanjutnya.

a) Komunikasi akhir hasil penugasan, bila

memungkinkan memuat opini keseluruhan dan

kesimpulan auditor internal.

b) Auditor internal perlu memberikan apresiasi, dalam

komunikasi hasil penugasan, terhadap kinerja yang

memuaskan dari kegiatan yang direviu.

Page 107: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 102

c) Bilamana hasil penugasan disampaikan kepada

pihak di luar organisasi, maka pihak yang berwenang

harus menetapkan pembatasan dalam distribusi dan

penggunaannya.

2) Kualitas Komunikasi

Komunikasi yang disampaikan baik tertulis maupun lisan

harus akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap,

dan tepat waktu.

Kesalahan dan kealpaan. Jika komunikasi final

mengandung kesalahan dan kealpaan, penanggung jawab

fungsi audit internal harus mengomunikasikan informasi

yang telah dikoreksi kepada semua pihak yang telah

menerima komunikasi sebelumnya.

3) Pengungkapan atas Ketidak-patuhan terhadap Standar

Dalam hal terdapat ketidak-patuhan terhadap standar yang

mempengaruhi penugasan tertentu, komunikasi hasil-hasil

penugasan harus mengungkapkan:

• Standar yang tidak dipatuhi.

• Alasan ketidak-patuhan.

• Dampak dari ketidak-patuhan terhadap penugasan.

4) Penyampaian Hasil-hasil Penugasan

Penanggung jawab fungsi audit internal harus

mengomunikasikan hasil penugasan kepada pihak yang

berhak.

Page 108: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 103

f. Pemantauan Tindak Lanjut

Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun dan

menjaga sistem untuk memantau tindak lanjut hasil penugasan

yang telah dikomunikasikan kepada manajemen.

Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun

prosedur tindak lanjut untuk memantau dan memastikan bahwa

manajemen telah melaksanakan tindak lanjut secara efektif,

atau menanggung risiko karena tidak melakukan tindak lanjut.

g. Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen

Apabila manajemen senior telah

memutuskan untuk menanggung

risiko residual yang sebenarnya

tidak dapat diterima oleh

organisasi, penanggung jawab

fungsi audit internal harus

mendiskusikan masalah ini

dengan manajemen senior. Jika

diskusi tersebut tidak

menghasilkan keputusan yang

memuaskan, maka penanggung jawab fungsi audit internal dan

manajemen senior harus melaporkan hal tersebut kepada

Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi untuk

mendapatkan resolusi.

Page 109: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 104

E. LATIHAN SOAL

1. Standar Audit yang berlaku bagi Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah terdiri dari berapa kategori? Sebutkan satu persatu!

2. Apa alasan bahwa pertanggung-jawaban keuangan manajemen

harus diperiksa oleh auditor yang independen? Apakah manajemen

tidak mampu untuk menyajikan laporan pertanggungjawaban yang

baik?

3. Jika sebuah kantor/organisasi audit pemerintah menugaskan dua

orang auditor yang baru lulus dari universitas dan belum pernah

melaksanakan audit (namun memiliki nilai akademis yang tinggi)

untuk melaksanakan suatu penugasan audit, apakah penugasan ini

telah memenuhi standar umum APIP? Apa alasan Saudara?

4. Apa saja yang harus dimiliki auditor untuk memenuhi standar umum

yang pertama (keahlian dan pelatihan)?

5. APIP dan para auditornya harus senantiasa mewaspadai setiap

kendala yang dapat mempengaruhi independensi dalam audit yang

sedang dilakukannya baik kendala pribadi maupun kendala

eksternal. Harap Saudara jelaskan apa saja kendala pribadi dan

kendala eksternal tersebut!

6. Dalam suatu penugasan audit, Saudara menemukan bahwa di

dalam sistem pengelolaan bahan baku terdapat kelemahan di mana

setiap pengeluaran bahan baku tidak didasarkan atas bon

pengeluaran barang, namun hanya berdasarkan nota telepon dari

kepala bagian produksi. Dalam hal ini, apa reaksi Saudara ? Apakah

langsung memberikan instruksi kepada kepala gudang untuk

memperbaiki kelemahan tersebut ? Jelaskan alasan Saudara!

Page 110: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 105

7. Sistem kendali mutu yang memadai meliputi suatu pengujian

sejumlah sampelkegiatan pelaksanaan audit secara sistematis.

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan apa ?

8. Supervisi, berupa bimbingan dan pengawasan terhadap para

asisten, diperlukan untuk mencapai tujuan audit dan menjaga mutu

audit. Supervisi harus dilakukan dalam semua penugasan tanpa

memandang tingkat pengalaman auditor yang bersangkutan.

Supervisi ini dilakukan untuk memastikan apa saja ?

9. Sebutkan jenis-jenis bukti audit !

10. Apa yang dimaksudkan dengan bukti relevan dan bukti kompeten ?

11. Apa saja yang harus didokumentasikan dalam Kertas Kerja Audit

(KKA)?

12. Apa tujuan Kertas Kerja Audit ?

13. Agar dapat memenuhi tujuannya, KKA harus memenuhi syarat-

syarat tertentu. Sebutkan syarat-syarat tersebut !

14. Dalam standar pelaporan disebutkan bahwa temuan dan simpulan

yang disampaikan kepada auditan harus dikemukakan secara

objektif. Apa maksudnya?

15. Unsur-unsur apa saja yang harus ada dalam setiap temuan hasil

pemeriksaan?

16. Apa lingkup penilaian sistem pengendalian intern dalam audit

operasional?

17. APIP melakukan audit dengan standar audit sendiri, berarti APIP

dalam menjalankan tugas auditnya tidak mengikuti standar audit

yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Benarkah

pernyataan ini ? Jelaskan jawaban Saudara !

Page 111: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 106

18. Banyak temuan hasil pemeriksaan APIP yang tidak ditindak-lanjuti

oleh auditan, sehingga akumulasinya sangat material dan di

samping menimbulkan citra negatif mengenai keberhasilan

pengawasan, juga menimbulkan beban administrasi yang tidak

ringan. Sebagai bahan diskusi, apa saja penyebab tidak ditindak-

lanjutinya temuan hasil pemeriksaan dalam kaitannya dengan

standar audit ?

19. Bentuk dan isi laporan harus disusun sedemikian rupa, sehingga

memenuhi tujuan audit, jelas, mudah dimengerti, lengkap dan

objektif. Bentuk dan isi laporan audit tersebut sekurang-kurangnya

harus mencakup hal-hal apa ?

20. Menurut standar audit, apa yang harus dilakukan auditor jika

mendapatkan temuan yang berindikasi melawan hukum?

Page 112: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 107

Telah disampaikan pada bab pendahuluan bahwa setiap profesi yang

memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat perlu mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat pengguna jasa profesi tersebut. Tanpa

kepercayaan, profesi tersebut akan musnah.

Selaku APIP, untuk menjaga kepercayaan masyarakat, dan tentunya

juga pemerintah yang merupakan stakeholder APIP, kita semua perlu menjaga

perilaku agar sesuai dengan etika yang

berlaku dan senantiasa memenuhi standar

mutu kerja yang telah tetapkan. Prinsip umum

sikap seorang auditor yang harus bekerja

secara profesional, independen dan objektif

harus dipegang teguh, sehingga tercermin ciri

yang unik dan spesifik dari profesi audit,

sekaligus memberikan martabat yang tinggi

bagi APIP.

Perlu disadari bersama bahwa setiap pelanggaran kode etik yang

dilakukan oleh seorang anggota profesi audit, akan memberikan citra buruk bagi

profesi audit secara umum di mata masyarakat, demikian pula jika penugasan

Page 113: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 108

dilaksanakan dengan mutu di bawah standar, hal ini akan memberikan dampak

yang kurang lebih sama. Godaan yang dihadapi APIP memang banyak dan

terkadang sangat menggiurkan, tapi martabat profesi justru diukur antara lain

dari kemampuan untuk menepis godaan tersebut dan tetap bersikap objektif.

Kode etik APIP dan standar audit APIP adalah

amanat profesi yang harus kita jaga dan laksanakan

bersama, agar martabat APIP di mata para

stakeholders mendapat tempat yang terhormat dan

hasil kerja APIP diharapkan dapat benar-benar

memberikan andil yang berarti bagi kemajuan bangsa.

Page 114: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 109

Arens, Alvin A., Beasley, Mark S., and Elder, Randel J., Auditing and AssuranceServices, Ptentice Hall, 11th edition, 2007

Assegaf, Ibrahim Abdulah, Dictionary of Accounting, cetakan I, 1991

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Aturan Perilaku PegawaiBPKP, 1993/1994

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Aturan Perilaku PemeriksaBPKP, 1993

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Standar Audit AparatPengawasan Fungsional Pemerintah (SA-APFP), 1996

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Standar PemeriksaanKeuangan Negara, 2004

Collins Cobuild, English Dictionary, 2000

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi ke sembilan, 1997

Eric E. Kohler, A Dictionary for Accountants, edisi ke lima, 1979

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Januari2001

Sawyer., L.B., Dittenhofer, M.A., Sawyer s Internal Auditing, The Practice ofModern Internal Auditing, The Institute of Internal Auditing, 5th ed.,2003

Page 115: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008Lampiran 1 hal. 1 -- 2

Lampiran 1

KUTIPAN STANDAR PENGENDALIAN MUTU IAI

Standar Pengendali Mutu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) SPM Seksi 200 PerumusanKebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu, terdapat 9 unsur kebijakan danprosedur kendali mutu audit yang wajib dibuat, yaitu :

1. Independen, yang memberikan keyakinan memadai bahwa, pada setiap lapisorganisasi, semua staf profesional mempertahankan independensi sebagaimanadiatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Secara rinci, Aturan EtikaNo.1, Integritas, Objektivitas dan Independensi, memuat contoh-contoh penerapanyang berlaku untuk akuntan publik.

2. Penugasan Personil, yang memberikan keyakinan memadai bahwa penugasanakan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dankeakhlian teknis untuk penugasan tersebut. Dalam proses penugasan personil,sifat dan lingkup supervisi harus dipertimbangkan. Umumnya, apabila personilyang ditugaskan semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secaralangsung terhadap personil tersebut, semakin tidak diperlukan.

3. Konsultasi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa personil akanmemperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yangmemiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement) yangmemadai. Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara lain ukuranKAP dan tingkat pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki olehstaf pelaksana perikatan.

4. Supervisi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan perikatanmemenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP. Lingkup supervisi dan reviewyang sesuai pada kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara lainkerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasiyang tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab KAP untuk menetapkanprosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secaraindividual untuk merencanakan dan melakukan supervisi secara memadai atasperikatan tertentu.

5. Pemekerjaan (Hiring), yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua stafprofesionalnya memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan merekamelakukan perikatan secara kompeten. Akhirnya, mutu pekerjaan KAP tergantungkepada integritas, kompetensi dan motivasi personil yang melaksanakan danmelakukan supervisi atas pekerjaan. Oleh karena itu, program pemekerjaan KAPmenjadi salah satu unsur penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan KAP.

6. Pengembangan Profesional, yang memberikan keyakinan memadai bahwapersonil memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan merekamemenuhi tanggungjawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihanmerupakan wahana bagi KAP untuk memberikan kepada personilnya pengetahuanmemadai untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan kariermereka di KAP.

Page 116: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008Lampiran 1 hal. 2 -- 2

7. Promosi (Advancement), yang memberikan keyakinan memadai bahwa semuapersonil terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuklapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personil akan berakibatterhadap mutu pekerjaan KAP. Kualikasi personil terseleksi untuk promosi harusmencakup, tetapi tidak terbatas pada, karakter, inteligensi, pertimbangan(judgement), dan motivasi.

8. Penerimaan dan berkelanjutan klien, memberikan keyakinan memadai bahwaperikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan hubungandengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. Adanya keharusan bagiKAP untuk menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berartibahwa KAP bertugas untuk menentukan integritas atau keandalan klien, dan tidakjuga berarti bahwa KAP berkewajiban kepada siapapun, kecuali kepada dirinya,untuk menerima, menolak atau mempertahankan kliennya. Namun, denganberdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati (prudence), KAP disarankanselektif dalam menentukan hubungan profesionalnya.

9. Inspeksi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur yangberhubungan dengan unsur-unsur pengendalian mutu, seperti tersebut pada 1 s.d.8, telah diterapkan secara efektif. Prosedur inspeksi dapat dirancang dandilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili kepentingan manajemen KAP.Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada pengendalianyang ditetapkan oleh KAP dan penetapan tanggung jawab di KAP untukmelaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.

Page 117: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 1 -- 13

Lampiran 2

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Etika profesi bagi akuntan di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)tahun 1973, kemudian disempurnakan tahun 1981 dan tahun 1986. Selanjutnya etikatersebut disempurnakan lagi tahun 1987 dan tahun 1994 diberi nama Kode EtikAkuntan Indonesia (KEAI).

Setiap manusia yang memberikan jasa berdasarkan pengetahuan dan keahlian, harusmemiliki tanggung jawab kepada pihak-pihak yang terpengaruh oleh jasanya tersebut.

Akuntan, yang pemakaian gelarnya dilindungi oleh UU No. 34 tahun 1954 adalahprofesi yang berdiri di atas landasan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian dalammelaksanakan tugasnya, akuntan harus senantiasa menjaga kepercayaan masyarakatdengan menjalankan tugasnya secara objektif dan bertanggung jawab.

KEAI adalah pedoman bagi para anggota IAI agar objektif dan bertanggung jawabdalam melaksanakan pekerjaan profesinya.

Rumusan KEAI yang dihasilkan kongres ke 6 IAI tahun 1994 terdiri atas 8 Bab, 11pasal dan 6 pernyataan etika profesi. Pokok-pokok pernyataan etika profesi tersebutadalah sebagai berikut :

1. Integritas, Objektivitas dan Independensi (Pernyataan Etika Profesi No.1)1) Setiap anggota harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam

melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, ia akanbertindak jujur, tegas dan tanpa pretensi. Dengan mempertahankanobjektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaanpihak tertentu atau kepentingan pribadi ;

2) Jika terlibat sebagai auditor, setiap anggota harus mempertahankan sikapindependensi . Ia harus bebas dari semua kepentingan yang bisa dipandangtidak sesuai dengan integritas maupun objektivitasnya, tanpa tergantung efeksebenarnya dari kepentingan itu ;

3) Jika ada masalah tertentu yang belum diatur dalam standar etika profesi atauhukum negara, setiap anggota harus tetap mempertahankan integritas danobjektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankanintegritas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaanpihak tertentu atau kepentingan pribadi ;

4) Auditor harus selalu mempertahankan sikap independen in fact dan inappearance (citra bebas) selama melaksanakan tugas audit ;

5) Dalam hal seorang anggota tidak bisa mempertahankan sikap di atas yangrelevan dengan profesinya, ia harus menolak untuk menerima ataumengundurkan diri dari tugas yang bersangkutan .

Page 118: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 2 -- 13

Hal yang dapat mempengaruhi independensi dan objektivitas seorang auditorseperti :

1) Hubungan keuangan dengan klien;

2) Kedudukan dalam perusahaan yang diaudit ;

3) Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai dan tidak konsisten

4) Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit ;

5) Hubungan keluarga dan pribadi ;

6) Imbalan atas jasa profesional ;

7) Penerimaan barang atau jasa dari klien ;

8) Pemberian barang atau jasa kepada klien.

2. Kecakapan Profesional (Pernyataan Etika Profesi No.2)1) Seorang anggota harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar profesi

yang relevan. Jika seseorang mempekerjakan staf dan ahli lainnya untukmelaksanakan tugas profesionalnya, ia harus menjelaskan kepada merekamengenai keterikatan akuntan pada kode etik. Dan ia tetap bertanggung jawabatas pekerjaan tersebut secara keseluruhan. Ia juga berkewajiban untukbertindak sesuai dengan kode etik, jika ia memilih ahli lain untuk memberikansaran atau bila merekomendasikan ahli lain itu kepada kliennya;

2) Setiap anggota harus meningkatkan kecakapan profesionalnya, agar mampumemberikan manfaat optimal dalam pelaksanaan tugasnya;

3) Setiap anggota harus menolak setiap penugasan yang tidak akan dapatdiselesaikannya atau tidak sesuai dengan keakhlian profesionalnya.

3. Pengungkapan Informasi/Rahasia Klien (Pernyataan Etika Profesi No.3)

1) Setiap anggota harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalamtugasnya dan tidak boleh terlibat dalam pengungkapan dan pemanfaataninformasi tersebut, tanpa seizin pihak yang memberi tugas, kecuali jika haltersebut dikehendaki oleh standar profesi, hukum atau negara ;

2) Auditor harus tetap menjaga informasi rahasia pemberi tugas walaupun iasudah bukan auditor pemberi tugas tersebut ;

3) Kewajiban menjaga informasi rahasia klien tersebut juga berlaku bagi staf yangmembantunya, dan pihak yang dimintai pendapat atau bantuannya. Ia harusmenjelaskan dan tetap bertanggungjawab atas kerahasiaan informasi tersebut.

4. Iklan Bagi Kantor Akuntan Publik (Pernyataan Etika Profesi No.4)

1) Seorang akuntan publik tidak boleh membuat iklan yang menipu atau bentukpendekatan lain yang palsu dan menyesatkan karena bertentangan dengankepentingan umum ;

Page 119: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 3 -- 13

2) Jika terlibat dalam profesi akuntan publik, setiap anggota tidak bolehmenawarkan jasanya secara tertulis kepada calon klien, kecuali ataspermintaan klien. Dalam hal ini KAP diperkenankan untuk memberikanCompany Profile.

5. Komunikasi Antar Akuntan Publik (Pernyataan Etika Profesi No.5)

1) Setiap anggota yang berprofesi sebagai akuntan publik harus memeliharahubungan baik dengan rekan seprofesi. Hal ini terutama berlaku bila iamengganti atau diganti oleh rekan seprofesi dalam jasa audit atau bila adakebutuhan untuk bekerja sama;

2) Setiap anggota yang berprofesi sebagai akuntan publik tidak boleh memberisaran atau pandangan mengenai masalah akuntansi atau pemeriksaanakuntan kepada orang atau badan yang diperiksa oleh rekan akuntan publiklain tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan rekan yang bersangkutan ;

3) Akuntan publik pengganti tidak boleh menerima penugasan atas klien yangsama, apabila antara akuntan terdahulu dengan klien tersebut timbul masalahaudit fee yang belum diselesaikan.

6. Perpindahan Staff/Partner dari Satu Kantor Akuntan ke Kantor Akuntan YangLain (Pernyataan Etika Profesi No.6)

1) Staf / partner pada suatu KAP yang hendak pindah bekerja pada KAP yanglain harus :

a. Mengajukan permohonan selambat-lambatnya 1-2 bulan untuk staf dan 6bulan untuk partner kepada KAP terdahulu;

b. Dengan persetujuan KAP terdahulu.

2) Staf/Partner dari suatu KAP tertentu yang pindah bekerja pada KAP lain tidakboleh memperlihatkan/membawa/menggunakan audit working paper,management letter dan atau informasi lainnya kepada KAP baru tempatnyabekerja.

Berdasarkan hasil Kongres ke 7 IAI tahun 1998, telah dilakukan beberapa perubahanpada kerangka kode etik IAI, sehingga menjadi sebagai berikut :

1. Prinsip Etika, yang mengikat seluruh anggota IAI, dan merupakan produkkongres.

2. Aturan Etika, yang mengikat kepada anggota kompartemen dan merupakanproduk Rapat Anggota Kompartemen. Aturan etika tidak boleh bertentangandengan prinsip etika.

3. Interpretasi Aturan Etika, merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badanyang dibentuk oleh kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota,dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapanAturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Page 120: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 4 -- 13

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini, sebagaimana telah diuraikan padahalaman-halaman sebelum ini dapat dipakai sebagai interpretasi, sebelum adanyainterpretasi baru.

Adapun Prinsip Etika Profesi, yang merupakan landasan perilaku etika profesional,terdiri atas 8 prinsip, yang secara lengkap dikutip sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab ProfesiDalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional, setiapanggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral danprofesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.01. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.

Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawabkepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalubertanggung jawab untuk bekerjaa sama dengan sesama anggota untukmengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat,dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara danmeningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Umum (Publik)Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangkapelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, danmenunjukkan komitmen atas profesionalisme.01. Satu ciri dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada

publik. Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri atas klien, pemberi kredit,pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan,dan pihak lainnya bergantung kepada objektivitas dan integritas akuntandalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan inimenimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat daninstitusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan inimenyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanyamempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

02. Profesi akuntan dapat tetap berbeda pada posisi yang penting ini hanyadengan terus-menerus memberikan jasa yang unik ini pada tingkat yangmenunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat dipegang teguh. Kepentinganutama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan pahambahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi dan sesuaidengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasitersebut.

03. Dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya, anggota mungkinmenghadapi tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yangberkepentingan. Dalam mengatasi benturan ini, anggota harus bertindak

Page 121: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 5 -- 13

dengan penuh integritas, dengan suatu keyakinan bahwa apabila anggotamemenuhi kewajibannya kepada publik, maka kepentingan penerima jasaterlayani dengan sebaik-baiknya.

04. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota mengharapkan anggotauntuk memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas, objektivitas,keseksamaan professional, dan kepentingan untuk melayani publik. Anggotadiharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasayang pantas, serta menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengantingkat profesionalisme yang konsisten dengan Prinsip Etika Profesi ini.

05. Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik.Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secaraterus-menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapaiprofesionalisme yang tinggi.

06. Tanggung jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhikebutuhan klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakantugasnya seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yangdititikberatkan pada kepentingan publik, misalnya :

§ Auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi darilaporan keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan untukmendukung pemberian pinjaman dan kepada pemegang saham untukmemperoleh modal ;

§ Eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemendalam oorganisasi dan memberikan kontribusi terhadap efisiensi danefektivitas dari penggunaan sumber daya organisasi ;

§ Auditor intern memberikan keyakinan tentang struktur pengendalian internyang baik untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan daripemberi kerja kepada pihak luar ;

§ Ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi sertapenerapan yang adil dari system pajak ; dan

§ Konsultan manajemen mempunyai tanggung jawab terhadap kepentinganumum dalam membantu pembuatan keputusan manajemen yang baik

3. IntegritasUntuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggotaharus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggimungkin.01. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya

pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasikepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggotadalam menguji semua keputusan yang diambilnya.

02. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujurdan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan

Page 122: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 6 -- 13

pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja danperbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecuranganatau peniadaan prinsip.

03. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidakterdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapatyang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannyadengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorangberintegritas akan lakukan dan apakah anggota telah menjaga integritasdirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupunjiwa standar teknis dan etika.

04. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitasdan kehati-hatian professional.

4. ObjektivitasSetiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturankepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.01. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang

diberikan anggota . Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, sertabebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.

02. Anggota bekerja dalam berbagai kaapasitas yang berbeda dan harusmenunjukkan objektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalampraktik publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasimanajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagaiseorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalamkapasitas keuangan dan manajemen di industri, pendidikan danpemerintahan. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang inginmasuk ke dalam profesi. Apa pun jasa atau kapasitasnya, anggota harusmelindungi integritas pekerjaannya dan memelihara objektivitas.

03. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik berhubungandengan aturan etika sehubungan dengan objektivitas, pertimbangan yangcukup harus diberikan terhadap factor-faktor berikut :

a. Adakalanya anggota dihadapkan pada situasi yang memungkinkanmereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya. Tekananini dapat mengganggu objektivitasnya.

b. Adalah tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan semuassituasi di mana tekanan-tekanan ini mungkin terjadi. Ukuran kewajaran(reasonableness) harus digunakan dalam menentukan standar untukmengidentifikasi hubungan yang mungkin atau kelihatan dapat merusakobjektivitas anggota.

c. Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias ataupengaruh lainnya untuk melanggar objektivitas harus dihindari.

Page 123: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 7 -- 13

d. Anggota memiliki kewajiban untuk memstikan bahwa orang-orang yangterlibat dalam pemberiaan jasa profesional mematuhi prinsip objektivitas.

e. Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atauentertainment yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidakpantas terhadap pertimbangan profesional mereka atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Anggota harus menghindarisituasi-situasi yang dapat membuat posisi profesional mereka ternoda.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian ProfesionalSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untukmempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkatyang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerjamemperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkanperkembangan praktik, legistasi dan teknik yang paling mutakhir.01. Kehati-hatian professional mengharuskan anggota untuk memenuhi

tanggung jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal inimengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakanjasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya,demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawabprofesi kepada publik.

02. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggotaseyogianya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian ataupengalaman yang tidak mereka punyai. Dalam semua penugasan dan dalamsemua tanggung jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untukmencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasayang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi sepertidisyaratkan oleh Prinsip Etika. Kompetensi professional dapat dibagimenjadi 2 (dua) fase terpisah :

a. Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian kompetensiprofessional pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yangtinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian professionaldalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja. Hal ini harusmenjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.

b. Pemeliharaan Kompetensi Profesional.§ Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk

belajar dan melakukan peningkatan professional secaraberkesinambungan selama kehidupan professional anggota.

§ Pemeliharaan kompetensi professional memerlukan kesadaranuntuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk diantaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing, dan peraturanlainnya, baik nasional maupun internasional yang relevan.

§ Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untukmemastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa

Page 124: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 8 -- 13

professional yang konsisten dengan standar nasional daninternasional.

03. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatutingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seoranganggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalamhal penugasan professional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan,anggota wajib melakukan konsultasi atau penyerahan klien kepada pihak lainyang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukankompetensi masing-masing atau menilai apakah pendidikan, pengalamandan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk tanggung jawab yangharus dipenuhinya.

04. Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada penerimajasa dan publik. Ketekunan mengandung arti pemenuhan tanggung jawabuntuk memberikan jasa dengan segera dan berhati-hati, sempurna danmematuhi standar teknis dan etika yang berlaku.

05. Kehati-hatian professional mengharuskan anggota untuk merencanakan danmengawasi secara seksama setiap kegiatan professional yang menjaditanggung jawabnya.

6. KerahasiaanSetiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperolehselama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai ataumengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hakatau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.01. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi

tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa professionalyang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelahhubungan antara anggota dan klien atau pemberi kerja berakhir.

02. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telahdiberikan atau terdapat kewajiban legal atau professional untukmengungkapkan informasi.

03. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawahpengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannyamenghormati prinsip kerahasiaan.

04. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi.Kerahasiaan juga mengharuskan anggota yang memperoleh informasiselama melakukan jasa professional tidak menggunakan atau terlihatmenggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntunganpihak ketiga.

05. Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentangpenerima jasa tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena itu, anggotatidak boleh membuat pengungkapan yang tidak disetujui (unauthorizeddisclosure) kepada orang lain. Hal ini tidak berlaku untuk pengungkapan

Page 125: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 9 -- 13

informasi dengan tujuan memenuhi tanggung jawab anggota berdasarkanstandar professional.

06. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yangberhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan dan bahwa terdapat panduanmengenai sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagaikeadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasaprofessional dapat atau perlu diungkapkan.

07. Berikut ini adalah contoh hal-hal yang harus dipertimbangkan dalammenentukan sejauh mana informasi rahasia dapat diungkapkan.

a. Apabila pengungkapan diizinkan. Jika persetujuan untukmengungkapkan diberikan oleh penerima jasa, kepentingan semua pihaktermasuk pihak ketiga yang kepentingannya dapat terpengaruh harusdipertimbangkan.

b. Pengungkapan diharuskan oleh hukum. Beberapa contoh di manaanggota diharuskan oleh hukum untuk mengungkapkan informasirahasia adalah :

§ Untuk menghasilkan dokumen atau memberikan bukti dalam proseshukum; dan

§ Untuk mengungkapkan adanya pelanggaran hukum kepada publik

c. Ketika ada kewajiban atau hak professional untuk mengungkapkan:§ Untuk mematuhi standar teknis dan aturan etika ; pengungkapan

seperti itu tidak bertentangan dengan prinsip etika ini;

§ Untuk melindungi kepentingan professional anggota dalam sidangpengadilan ;

§ Untuk menaati penelaahan mutu (atau penelaahan sejawat) IAI ataubadan professional lainnya ; dan

§ Untuk menanggapi permintaan atau investigasi oleh IAI atau badanpengatur.

7. Perilaku ProfesionalSetiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesiyang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harusdipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerimajasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar TeknisSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai denganstandar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengankeakhliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk

Page 126: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 10 -- 13

melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebutsejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.01. Standar teknis professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang

dikeluarkan oleh Ikkatan Akuntan Indonesia, International Federation ofAccountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yangrelevan.

Selanjutnya di bawah ini disajikan contoh Aturan Etika, yaitu Aturan EtikaKompartemen Akuntan Publik yang berlaku di kalangan Kantor Akuntan Publik (KAP).Isinya adalah sebagai berikut :

100 INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS

101 IndependensiDalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankansikap mental independen di dalam memberikan jasa profesionalsebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yangditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputiindependen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (inappearance).

102 Integritas dan ObjektivitasDalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankanintegritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflictof interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (materialmisstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)pertimbangan kepada pihak lain.

200 STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI

201 Standar UmumAnggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yangterkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI:

A. Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukanpemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkandapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

B. Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajibmelakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dankeseksamaan profesional.

C. Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan danmensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasaprofesional.

Page 127: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 11 -- 13

D. Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh datarelevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulanatau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasaprofesionalnya.

202 Kepatuhan terhadap StandarAnggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi,review, kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan, atau jasa profesionallainnya wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengaturstandar yang ditetapkan oleh IAI.

203 Prinsip-prinsip AkuntansiAnggota KAP tidak diperkenankan :

(1) menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporankeuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau

(2) menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi materialyang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebutmemuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporanatau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yangditerapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalamkeadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpanganseperti tersebut di atas. Dalam kondisi tersebut, anggota KAP dapattetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapatmenunjukkan bahawa laporan atau data akan menyesatkan apabilatidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkanpenyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasanmengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akanmenghasilkan laporan yang menyesatkan

300 TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN

301 Informasi Klien yang RahasiaAnggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yangrahasia, tanpa persetujuan dari klien.

Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk :

(1) membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuaidengan aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsipakuntansi

(2) mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untukmematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku sepertipanggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhananggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku

Page 128: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 12 -- 13

(3) melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggotasesuai dengan kewenangan IAI atau

(4) menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan ataupemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yangdibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan disiplin Anggota.

Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review di atas, tidak bolehmemanfaatkannya untuk kepentingan diri pribadi mereka ataumengungkapkan informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinyadalam pelaksanaan tugasnya. Larangan ini tidak boleh membatasi Anggotadalam pemberian informasi sehubungan dengan proses penyidikan ataupenegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkan dalam butir (4) di atasatau review praktik profesional (review mutu) seperti telah disebutkan dalambutir (3) di atas.

302 Fee ProfesionalA. Besaran Fee

Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risikopenugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yangdiperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yangbersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan caramenawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

B. Fee KontinjenFee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasaprofesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali adatemuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuanatau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkanoleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jikadasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badanpengatur.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjenapabila penetapan tersebut dapat mengurangi independensi

400 TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI

401 Tanggung Jawab kepada Rekan SeprofesiAnggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataandan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402 Komunikasi Antar Akuntan PublikAnggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bilaakan mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan

Page 129: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Kode Etik dan Standar Audit

Pusdiklatwas BPKP 2008 Lampiran 2 hal. 13 -- 13

publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publiklain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.

Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaankomunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

403 Perikatan AtestasiAkuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yangjenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan olehakuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebutdilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atauperaturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

500 TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN

501 Perbuatan dan Perkataan yang MendiskriditkanAnggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkanperkataan yang mencemarkan profesi

502 Iklan, Promosi, dan kegiatan Pemasaran LainnyaAnggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencariklien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dankegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503 Komisi dan Fee ReferalA. Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuklainnya yang diberikan kepada atau diterima dari klien/pihak lain untukmemperoleh perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidakdiperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabilapemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangiindependensi.

B. Fee Referal (Rujukan)Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterimakepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Feereferal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

504 Bentuk Organisasi dan KAPAnggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasiyang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atauyang tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

Page 130: KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT · PDF fileC. Pelanggaran ... BAB II Etika Profesi, Standar Audit dan Kendali Mutu ... Etik dan Standar Audit, sedangkan diskusi dan pembahasan kasus

Pusdiklat Pengawasan BPKPJln. Beringin IIPandansari, Ciawi ISBN 979-3873-06-XBogor 16720