audit kinerja dengan menggunakan
DESCRIPTION
AUDIT KINERJA dengan menggunakan. METODE BALANCE D SCORECARD. GOOD GOVERNANCE (Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik) KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA AUDIT KINERJA. ERA REFORMASI. TUNTUTAN MASYARAKAT. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
AUDIT KINERJAdengan menggunakan
METODE BALANCED SCORECARD
GOOD GOVERNANCE (Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik)
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
AUDIT KINERJA
PENYELENGGARA NEGARAMengemban
Tugas Umum PemerintahanDan Pembangunan yang
Bersih dan Bebas dari KKN
TUNTUTAN MASYARAKAT
ERA REFORMASIERA REFORMASI
BEBERAPA METODE PENGUKURAN KINERJA
Mengukur kinerja kegiatan mel Kelompok indikator
(input, output, outcome dst)
Mengukur kinerja program atau kegiatan
menggunakan KPI
Mengukur kinerja FUNGSIsecara komprehensifmenggunakan KPI
Metode ini yang dipilihUntuk mengukur kinerja
instansi secara keseluruhan
B S CB S C
I P M SI P M S
PROGRAMPROGRAMLOGICLOGIC
AUDIT KINERJA
PENGERTIAN
TUJUAN AUDIT
SASARAN AUDIT
PERIODE AUDIT
METODOLOGI AUDIT
TAHAPAN AUDIT
Audit Kinerja adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai pencapaian kinerja tusi, program atau kegiatan suatu instansi dengan membandingkan kepada Indikator Kinerja yang telah ditetapkan.
Indikator Kinerja dianggap tercapai apabila telah memenuhi syarat kriteria- kriteria keberhasilan capaian kinerja
PENGERTIAN AUDIT KINERJAPENGERTIAN AUDIT KINERJA
1. UU. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan TanggungJawab Keuangan Negara Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Ayat (3) menyebutkan bahwa pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektifitas.
Pengertian Audit Kinerja
PP No. 60 Tahun 2008 tentang SPIP Pasal 48 Ayat (1) APIP melakukan pengawasan intern melalui:a. audit;b. reviu;c. evaluasi;d. pemantauan; dane. kegiatan pengawasan lainnya.
Pengertian Audit Kinerja
PP No. 60 Tahun 2008 tentang SPIP Pasal 50 ayat (2) menyatakan bahwa audit kinerja adalah audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi dan efektifitas.
Pengertian Audit Kinerja
1. Menilai keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Auditi dengan membandingkan antara pencapaian di lapangan dengan target yang direncanakan semula
2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan.
3. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan kinerja.
TUJUAN AUDIT KINERJATUJUAN AUDIT KINERJA
Sasaran audit adalah seluruh kegiatan stratejik
pada Auditi tahun anggaran .......
Kegiatan stratejik adalah kegiatan yang spesifik
menunjang tusi dan pengaruhnya signifikan
terhadap keberhasilan kinerja Auditi.
SASARAN AUDIT KINERJASASARAN AUDIT KINERJA
• Periode yang diaudit meliputi masa sejak 1 Januari ....... sampai dengan 31 Desember ......
• Audit dilaksanakan mulai bulan ..... sampai dengan ..........
• Dasar penetapan kegiatan yang akan diaudit
adalah DIPA dan RKA-KL Auditi…. Tahun Anggaran …….
PERIODE AUDIT KINERJAPERIODE AUDIT KINERJA
• Audit Kinerja dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan.
• Pengukuran Capaian Kinerja dilakukan dengan metode
pengukuran kinerja Balanced Scorecard
• Metode pengukuran Balaced Scorecard terbagi menjadi empat
perspektif yaitu:
Perspektif Stakeholders
Perspektif Internal Proses
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif Keuangan
METODOLOGI AUDIT KINERJAMETODOLOGI AUDIT KINERJA
13
Penetapan indikatorkinerja
Pengukuran/PenilaianCapaian Kinerja
Simpulan
Capaian <100%?
Laporan
Analisis Kinerja
Survey Pendahuluan
?Pengujian SistemPengendalianIntern
TY
PENDAHULUANPENDAHULUAN
PELAKSANAANPELAKSANAAN
PELAPORANPELAPORAN
TAHAPAN AUDIT KINERJA
1. Persiapan a. Menyusun PKA Pokok dan Jadwal
b. Survey pendahuluanc. Pengujian SPI
d. Penetapan Indikator Kinerja & PKA Rinci2. Pelaksanaan a. Pengukuran Capaian Kinerja melalui
Teknik Audit b. Analisis Capaian Kinerja - Identifikasi kelemahan2 - Strategi Pemecahan Masalah3. Pelaporan a. Simpulan Hasil Audit b. Rekomendasi Perbaikan Kinerja
TAHAPAN AUDIT KINERJA
15
1. Menyusun PKA Pokok 2. Menyusun Jadwal3. Memperoleh Data DIPA/RKA-KL dan Lakip
tahun yang akan diaudit.4. Mempelajari Pedoman terkait dengan TUSI
auditi, RKA-KL, Permenpan No 09/M.Pan/05/2007 tentang Pedoman Penyusunan IKU dan Per/20/M.Pan/11/2008 tentang Juklak Penyusunan IKU, Permenpan dan RB No. 29/2010 Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP dan PMK No.249/PMK.02/2010 tentang Pengukuran dan Evaluasi RKA-KL
PERSIAPAN......
16
1. Survei pendahuluan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan survei pendahuluan, informasi yang harus diperoleh, pihak-pihak yang terkait, teknik dan metode survei pendahuluan, diakhiri dengan uraian langkah-langkah pelaksanaan survei pendahuluan.
2. Pengujian terbatas atas SPI, menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan maksud dan tujuan, teknik yang digunakan, dan komponen pengendalian yang diuji.
AUDIT PENDAHULUAN
17
3. Pengujian SPI akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan maksud dan tujuan, teknik yang digunakan, dan komponen pengendalian yang diuji.
4. Penetapan indikator kinerja akan menguraikan tentang langkah-langkah penetapan indikator kinerja baik untuk audit kinerja atas satuan organisasi/kerja
5. Metodologi pembobotan dengan pendekatan Balanced Scorecard
18
6. Kesepakatan indikator kinerja/CSF dan pembobotannya menguraikan hal-hal terkait dengan aturan kesepakatan dan bentuk berita acara kesepakatan (Focus Group).
7. Menyusun PKA Rinci
19
1. Pengukuran/penilaian kinerja meliputi fase pengujian bukti, pengukuran dan penilaian capaian kinerja dengan teknik audit dan metode sampling serta diakhiri dengan penilaian skor kinerja.
2. Analisis kinerja menguraikan pengujian mendalam atas kelemahan sistem pengendalian intern dan langkah-langkah mengidentifikasi penyebab tidak tercapainya target kinerja atau critical success factor.
3. Berita acara hasil dan tanggapan audit.
PELAKSANAAN AUDIT KINERJA:
20
1. VerfikasiPengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian perhitungan, kesahihan, pembukuan, pemilikan, dan eksistensi dari suatu dokumen.
2. CekMenguji kebenaran atau keberadaan sesuatu, dengan teliti dilokasi.
3. Observasi/pengamatanPeninjauan dan pengamatan atas suatau objek secara berhati-hati, ilmiah dan kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau masalah.
TEHNIK AUDIT :
21
4. PembandinganMembandingkan data dari satu unit kerja dengan data dari unit kerja yang lain, atas hal yang sama dan periode yang sama atau hal yang sama dari periode yang berbeda, kemudian ditarik kesimpulannya.
5. RekonsiliasiMencocokkan dua data yang terpisah, mengenai hal yang sama untuk periode yang sama, yang dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yang berbeda.
6. AnalisisMemecah/mengurai data informasi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil atau bagian2 sehingga dapat diketahui pola hubungan antar unsur atau unsur penting yang tersembunyi.
TEHNIK AUDIT :
22
7. EvaluasiCara untuk memperoleh suatu simpulan atau pandangan/penilaian dengan mencari pola hubungan atau menghubungkan atau merakit berbagai informasi yang telah diperoleh, baik informasi/bukti internmaupun bukti ekstern.
8. VouchingMenelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumen ke pencatatan pendukungnya menuju kepada adanya bukti pendukungnya (Vouhernya) atau menelusur mengikuti ketentuan/prosedur yang berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.
TEHNIK AUDIT :
23
9. Trasir/TelusuriMenelusuri suatu bukti transaksi/kejadian (Voucher) menuju ke penyajian/informasi dalam suatu dokumen.
10. Permintaan KeteranganUntuk menggali informasi tertentu dari berbagai pihak yng kompeten.
TEHNIK AUDIT :
24
1. Penyusunan notisi audit 2. Proses penyusunan laporan dan saran
tindak lanjut, 3. Bentuk dan isi laporan hasil Audit.4. Audit pemantauan tindak lanjut.
LAPORAN HASIL AUDIT DAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
Pendekatan Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton
suatu metode pengukuran secara komprehensif yang merumuskan pengukuran kinerja dengan menggunakan empat perspektif yaitu stakeholders, internal proses, pembelajaran pertumbuhan, dan perspektif keuangan.
PENGERTIAN BALANCED SCORECARD
Dengan Balanced Scorecard, instansi dapat:
• Mengetahui capaian kinerja secara komprehensif dari perspektif stakeholders, pembelajaran pertumbuhan, internal proses, serta keuangan.
• Meningkatkan kinerja dengan memperbaiki sistem pelayanan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas, memperbaiki sistem dan prosedur, serta, meningkatkan kemampuan SDM melalui inovasi dan pembelajaran.
TUJUAN BALANCED SCORECARD
1.STAKEHOLDERS
2. INTERNAL PROSES
3.PEMBELAJARAN/ PERTUMBUHAN
Pemenuhan kebutuhan/Kepuasan Pelanggan
Keandalan sistem dan prosedur
Peningkatan Kualitas SDM
PENGUKURAN DENGAN BALANCED SCORECARD
4. KEUANGAN Efektif/ Efisien
PERSPEKTIFPERSPEKTIF YANG DIUKURYANG DIUKUR
Perspektif Stakeholders
• Perspektif ini menjelaskan bagaimana cara memenuhi kepuasan pelanggan melalui pelayanan, penyediaan barang/jasa yang berkualitas, serta bagaimana proses yang harus dilakukan untuk memenuhi kondisi tersebut.
• Untuk mengakomodasi kepentingan itulah instansi harus mengetahui dengan tepat pemenuhan kebutuhan stakeholders.
Karakteristik Perspektif Stakeholders
• Ada pihak yang menerima manfaat• Apabila kegiatan tidak terlaksana/ tidak
sepenuhnya terlaksana, ada pihak yang dirugikan atau kebutuhannya tidak terpenuhi.
• Mewakili capaian keberhasilan tugas dan fungsi instansi dari segi pelayanan masyarakat.
1. Contoh Perspektif Stakeholders
• Audit Operasional (Instansi yang diaudit, Menteri, Presiden)
• Audit Proyek Bantuan Luar Negeri ( Instansi, Pemberi PinjamanLender)
• Pelatihan Tenaga Kerja ( Calon Tenaga Kerja, Instansi / Perusahaan yang membutuhkan TK)
• Pelayanan di Puskesmas (masy yang berobat)• Penyuluhan Pertanian ( masy petani )• Penelitian Pemancar TV di daerah terpencil
(masyarakat desa terpencil/ Pemda setempat)• Pelaksanaan pengelolaan dana BOS (siswa
sekolah/madrasah)
2. Contoh Perspektif Stakeholders
• Pelayanan Ibadah Haji dan Umroh (masyarakat yang beribadah Haji dan Umroh).
• Bantuan Sosial (Pondok Pesantren, Pasraman, tempat ibadah, siswa miskin, siswa berprestasi )
• Pemberdayaan Wakaf Produktif (Nazhir yang dibina, pengelola tanah wakaf)
• Pembinaan Mental Agama (peserta bintal/ ormas) • Penyelenggaraan Pendidikan Agama (peserta dari
Madrasah)
Perspektif Internal Proses
• Perspektif ini menekankan perlunya meningkatkan strategi internal, antara lain proses berjalannya sistem dan prosedur administrasi dan keuangan, perbaikan struktur organisasi, perencanaan, pencatatan, pelaporan, pengambilan keputusan, komunikasi dengan pegawai, pengendalian biaya yang lebih baik, serta peningkatan metode dan teknologi yang digunakan untuk peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
• Proses internal adalah bagaimana mekanisme kerja yang dapat memenuhi kepuasan dan harapan stakeholders (Adanya penyerderhanaan kerja/reformasi birokrasi).
Karakteristik Perspektif Internal Proses
• Kegiatan dilaksanakan untuk kepentingan intern instansi
• Apabila kegiatan tidak terlaksana/ tidak sepenuhnya terlaksana, terdapat kelemahan dalam pelaksanaan sistem dan prosedur
• Mewakili capaian keberhasilan tugas dan fungsi instansi dari segi keandalan sistem dan prosedur
Contoh Perspektif Internal Proses
• Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh (Pelatihan/ Bimbingan Petugas Haji dan Umroh, Bimbingan Manasik, Pelayanan transportasi, akomodasi dan Keamanan kepulangan).
• Penyusunan Program dan Rencana Kerja (RKA-KL)• Pembangunan dan pemeliharaan gedung kantor
Kanwil Kemenag /UIN.• Pengadaan sarana dan prasarana kantor
Kanwil/UIN.• Pengembangan Perpustastakaan dan Lab. UIN.• Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan BOS
(efisiensi dan efektivitas penggunaan dana BOS).
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
• Perspektif ini menekankan bagaimana meningkatkan kualitas SDM dengan mengembangkan inovasi dan pembelajaran melalui berbagai penelitian dan pengembangan, penggunaan teknologi baru serta peningkatan karir dan pelatihan.
• Dalam proses ini diperlukan perubahan-perubahan yang mengarah kepada “pemenuhan kebutuhan pelanggan” dan kondisi ini akan tercapai apabila SDM memiliki kemampuan yang memadai dan mempunyai motivasi yang kuat untuk meningkatkan kualitasnya.
Karakteristik Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
• Kegiatan bersifat meningkatkan kualitas SDM
Contoh Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
• Pengembangan pendidikan Administrasi dan kepegawaian.
• Sertifikasi JFA.• Sertifikasi tenaga pendidik.• Diklat-diklat Jabatan Struktural (Diklatpim IV,
III dan II).• Workshop, orientasi, sosialisasi dan Seminar.
Perspektif Keuangan
• Perspektif finansial menekankan pentingnya bagaimana memuaskan Stakeholders dengan pengeluaran biaya yang efektif dan efisien.
• Untuk instansi pemerintah yang sifatnya “tidak mencari laba”, maka perspektif finansialnya berbeda dengan perusahaan yang bersifat komersial. Untuk mengukur KINERJA instansi pemerintah, pengukuran finansial hanya bersifat sebagai penunjang.
• Yang diukur adalah apakah biaya yang dikeluarkan telah sebanding dengan output/outcome yang dihasilkan.
TAHAPAN PENGUKURAN (1)
1. Tetapkan periode anggaran yang akan diaudit .
2. Dapatkan DIPA revisi terakhir3. Pilih kegiatan yang stratejik saja yang akan
diukur4. Klasifikasikan kegiatan kepada 4
perspektif BSC. 5. Beri Score pada masing-masing perspektif,
dengan total Score sebesar 100%.6. Pemberian Score diantaranya didasarkan
kepada urgensi kegiatan, pengaruh kepada keberhasilan perspektif dan besarnya anggaran (faktor risiko).
TAHAPAN PENGUKURAN (2)
7. Tetapkan Indikator Kinerja (KPI) 8. Beri bobot pada Indikator Kinerja sesuai
dengan ranking kepentingan atau kedekatan kepada capaian keberhasilan tujuan organisasi.
9. Rumuskan formula KPI10.Pada akhir pengukuran, lakukan
perhitungan hasil akhir perspektif yaitu total masing-masing perspektif, apabila tercapai seluruhnya nilainya 100.
Formula:
Realisasikegiatan
Rencana kegiatan
XBobot KPI
CARA MEMILIH KEGIATAN YANG STRATEJIK YANG AKAN DIUKUR
NO HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN
123456
Memiliki relevansi kuat terhadap tusi satkerMemiliki nilai strategis dari aspek tusiMemiliki nilai potensi eror yang tinggiMemiliki pengaruh dg pelayanan masyarakatMemiliki anggaran yang memadaiKegiatan yang sejenis dikembalikan pada tusi dari satker yang diaudit.
NO PERSPEKTIF BOBOT
1234
StakeholdersInternal ProsesPembelajaran PertumbuhanKeuangan
50201515
TOTAL 100
MODEL PEMBOBOTAN
Bisa bervariasi
NO PERSPEKTIF BOBOT
1234
StakeholdersInternal ProsesPembelajaran PertumbuhanKeuangan
60201010
TOTAL 100
MODEL PEMBOBOTAN
44
No Kategori Skor kinerja
PMK 249/2011
1. Sangat Berhasil > 90 s.d. 100
2. Berhasil > 80 s.d. 90
3. Cukup Berhasil > 60 s.d. 80
4. Kurang Berhasil > 50 s.d. 60
5. Tidak Berhasil Dibawah 50
Penilaian Skor Kinerja
Julah PopulasiSampel Akhir Yang Diperoleh UTK Tingkat
Kesalahan Sebesar+/- 3% +/- 5% +/- 10%
50 48 45 33
100 92 80 49
250 223 152 70
500 341 217 81
750 441 254 85
1.000 516 278 88
2.500 748 333 93
5.000 880 357 94
10.000 964 370 95
25.000 1.023 378 96
Tabel Ukuran Sampel
NO KEGIATAN KRITERIA INDIKATOR KINERJA BOBOT
1. Pengadaan barang dan jasa (Pembangunan, Rehab, Pengadaan Barang, Pemeliharaan, dll)
1. Tepat prosedur2. Tepat Guna3. Tepat Kualitas4. Tepat Sasaran5. Tepat Jumlah6. Tepat Waktu
301025101510
2. Monitoring dan Evaluasi 1. Tepat Prosedur2. Tepat Guna3. Tepat Sasaran4. Tepat Waktu
40302010
3. Peningkatan kualitas SDM (Workshop, sosialisasi, orientasi, pembinaan dan FGD)
1. Tepat Prosedur2. Tepat Guna3. Tepat Sasaran4. Tepat Jumlah5. Tepat Waktu
3020201515
4. Penyaluran Bantuan berupa barang atau Fisik lainya
1. Tepat prosedur2. Tepat Guna3. Tepat Kualitas4. Tepat Sasaran5. Tepat Jumlah6. Tepat Waktu
251515201510
KEGIATAN DAN INDIKTOR KINERJA YANG DIUKUR/DIAUDIT
NO
KRITERIA INDIKATOR KINERJA BOBOT
5. Penyaluran Bantuan berupa Uang
1. Tepat prosedur2. Tepat Guna3. Tepat Sasaran4. Tepat Jumlah5. Tepat Waktu
1525202020
6. Kedipsilinan Pegawai (Pembayaran uang makan)
Tepat prosedurTepat Jumlah Kehadiran Pegawai
5050
7. Pembayaran Tunjangan Profesi 1. Tepat Prosedur2. Tepat Jumlah
7525
8. Penyusunan Juklak dan Juknis 1. Tepat prosedur2. Tepat Isi
5050
9. Penyusunan RKA-KL 1. Tepat prosedur2. Tepat Isi
5050
KEGIATAN DAN INDIKTOR KINERJA YANG DIUKUR/DIAUDIT
CONTOH PENETAPAN IK DAN REALISASI
Kegiatan:Pemberian Bantuan (Bobot 20)
Indikator kinerja: Tersalurkannya pemberian Bantuan Kriteria: Tepat jumlah,tepat waktu, tepat sasaran, tepat guna 5 5 5 5
Formula Tepat guna:Realisasi tepat guna x 100% x bobotRencana sasaran yang ditetapkan
Hasil audit ternyata dari target 20 , hanya terpenuhi sebanyak 16 .
Capaian Kinerja : 16 / 20 x 5 = 4Diasumsikan yang lainnya tepat 100% = 15Maka jumlah capaian kinerja Pemberian Bantuan = 19
MATRIKS CAPAIAN KINERJAKegiatan: Pemberian BantuanBobot : 20
NO KRITERIA I.K TARGET REALISASI NILAI (%)
CAPAIAN KINERJA
1 Tepat Jumlah 5 20/20X100 80 5
2 Tepat Waktu 5 20/20X100 100 5
3 Tepat Sasaran
5 20/20X100 100 4
4 Tepat Guna 5 16/20X100 100 5
20 19
1). Mengukur perspektif Stakeholders
• Kualitas jasa/pelayanan tepat waktu• Pembayaran sesuai dengan ketentuan• Kuantitas pelayanan• Ketepatan Pemberian Bantuan
Apa yangDiukur ?
Yang berkaitan dengan pelayanan
instansi dan kepuasan
stakeholders
2. Mengukur perspektif Internal Proses
• Pelaksanaan sistem dan prosedur Adm.Keu• Pelaksanaan sistem dan prosedur Pelayanan
Internal Proses menghubungkan
Kepuasan dan harapan
Stakeholders
Mekanisme kerja
3. Mengukur perspektif Pembelajaran Pertumbuhan
• Peningkatan kualitas SDM• Peningkatan Motivasi/Inovasi SDM
Ada inovasi/ ide2 baru ?Ada peningkatan SDM ?
4. Mengukur perspektif Keuangan
• Yang diukur adalah rasio keuangan yang terserap dibandingkan dengan rasio output yang terealisasi.
``
Efektifkah ?Efisienkah ?
TERIMA KASIH