audit sistem informasi perkreditan menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem...

15
1. Pendahuluan Seiring dengan lajunya perkembangan Teknologi Informasi (TI), penggunaan komputer dalam Sistem Informasi (SI) bagi perbankan merupakan keharusan guna memperlancar aktivitas-aktivitas dalam perusahaan agar pelaksanaannya dapat lebih cepat, akurat dan efisien. Proses pengolahan data maupun transaksi yang sebelumnya dilakukan secara manual semakin berkembang menjadi terotomatisasi dan tersentralisasi dengan adanya penggunaan komputer. Dalam persaingan ini, banyak perusahaan di bidang perbankan melakukan cara-cara yang kompeten dalam menjaring nasabah. Hal yang dilakukan adalah melakukan merger-akuisisi (merger-aquisition), yang artinya mendapatkan nasabah sekaligus memperoleh sistem dan tenaga kerja yang mapan di bidangnya. Kendati di lain pihak, perusahaan-perusahaan yang melakukan merger-akuisisi itu mesti melakukan konsolidasi internal agar tetap bisa efektif dan efisien. Saat ini semua tahu bahwa dunia keuangan khususnya perbankan tidak bisa lepas dari TI sebagai bagian utama penunjang kinerja dan proses di belakangnya. Nasabah yang ingin melakukan transaksi keuangan tidak nyaman lagi apabila transaksinya lebih dari hitungan menit, apalagi dalam hitungan jam atau bahkan hari. Sehingga pelayanan perbankan terus ditingkatkan melalui media elektronik atau selanjutnya disebut Electronic Banking yang memungkinkan nasabah bertransaksi dan melakukan komunikasi melalui elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund transfer, internet banking dan mobile phone sehingga tidak perlu lagi mengantri di depan teller atau kasir. Namun pada kenyataannya terkadang muncul masalah-masalah pada saat pelaksanaan TI dilangsungkan dalam proses bisnis, di antaranya perkembangan TI yang tidak diimbangi dengan strategi pengembangan infrastruktur, sumber daya maupun IT Governance yang baik akan menimbulkan kecurangan dan merugikan pihak perbankan. Peran TI di dunia perbankan sangat utama. Bisa dikatakan apabila tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan kurang efisiennya proses internal dan eksternal serta sangat mempengaruhi kinerja dan performa perusahaan itu sendiri. Sehingga diperlukan tim yang kuat untuk menciptakan TI dalam proses operasi dan sistem informasi. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon, khususnya divisi perkreditan sering mengalami permasalahan dalam hal pengontrolan dan registrasi nasabah kredit, itu disebabkan karena bertambahnya jumlah nasabah dan juga bertambahnya jumlah instansi yang mengambil kredit, yang sebelumnya tidak serumit dan semeningkat ini. Dulu nasabah yang mengambil kredit belum terlalu banyak dan instansinya juga relatif kecil, berbeda dengan sekarang oleh karenanya perlu lagi peningkatan kecermatan kinerja yang didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu dan kompeten di bidangnya guna menangani kebutuhan kredit yang kian meningkat. Permasalahan lainnya adalah penyortiran data debitur yang tidak tepat, sistem informasi data dari pihak Bank Indonesia yang membutuhkan waktu sekian hari untuk bisa diperoleh, data yang tercecer baik yang disengaja maupun tidak, kemudian permasalahan kode Customer Identify Formulir (CIF) yang belum dimiliki oleh debitur, bundel syarat permohonan kredit milik debitur yang tidak lengkap, permohonan sistem informasi data yang tidak sesuai, proses pemasukan data yang yang tidak tepat, pemrosesan data yang masih lambat karena tingkat penggunaan sistem yang tinggi. Bahkan sistem perkreditan yang ada terkadang mengalami down dikarenakan hal-hal teknis yang jika ditelaah sebenarnya bisa diatasi dengan cermat.

Upload: others

Post on 17-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

1. Pendahuluan

Seiring dengan lajunya perkembangan Teknologi Informasi (TI), penggunaan

komputer dalam Sistem Informasi (SI) bagi perbankan merupakan keharusan guna

memperlancar aktivitas-aktivitas dalam perusahaan agar pelaksanaannya dapat lebih

cepat, akurat dan efisien. Proses pengolahan data maupun transaksi yang sebelumnya

dilakukan secara manual semakin berkembang menjadi terotomatisasi dan

tersentralisasi dengan adanya penggunaan komputer. Dalam persaingan ini, banyak

perusahaan di bidang perbankan melakukan cara-cara yang kompeten dalam menjaring

nasabah. Hal yang dilakukan adalah melakukan merger-akuisisi (merger-aquisition),

yang artinya mendapatkan nasabah sekaligus memperoleh sistem dan tenaga kerja

yang mapan di bidangnya. Kendati di lain pihak, perusahaan-perusahaan yang

melakukan merger-akuisisi itu mesti melakukan konsolidasi internal agar tetap bisa

efektif dan efisien. Saat ini semua tahu bahwa dunia keuangan khususnya perbankan

tidak bisa lepas dari TI sebagai bagian utama penunjang kinerja dan proses di

belakangnya. Nasabah yang ingin melakukan transaksi keuangan tidak nyaman lagi

apabila transaksinya lebih dari hitungan menit, apalagi dalam hitungan jam atau

bahkan hari. Sehingga pelayanan perbankan terus ditingkatkan melalui media

elektronik atau selanjutnya disebut Electronic Banking yang memungkinkan nasabah

bertransaksi dan melakukan komunikasi melalui elektronik antara lain ATM, phone

banking, electronic fund transfer, internet banking dan mobile phone sehingga tidak

perlu lagi mengantri di depan teller atau kasir.

Namun pada kenyataannya terkadang muncul masalah-masalah pada saat

pelaksanaan TI dilangsungkan dalam proses bisnis, di antaranya perkembangan TI

yang tidak diimbangi dengan strategi pengembangan infrastruktur, sumber daya

maupun IT Governance yang baik akan menimbulkan kecurangan dan merugikan

pihak perbankan. Peran TI di dunia perbankan sangat utama. Bisa dikatakan apabila

tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan kurang efisiennya proses internal dan

eksternal serta sangat mempengaruhi kinerja dan performa perusahaan itu sendiri.

Sehingga diperlukan tim yang kuat untuk menciptakan TI dalam proses operasi dan

sistem informasi. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon,

khususnya divisi perkreditan sering mengalami permasalahan dalam hal pengontrolan

dan registrasi nasabah kredit, itu disebabkan karena bertambahnya jumlah nasabah dan

juga bertambahnya jumlah instansi yang mengambil kredit, yang sebelumnya tidak

serumit dan semeningkat ini. Dulu nasabah yang mengambil kredit belum terlalu

banyak dan instansinya juga relatif kecil, berbeda dengan sekarang oleh karenanya

perlu lagi peningkatan kecermatan kinerja yang didukung dengan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang mampu dan kompeten di bidangnya guna menangani kebutuhan

kredit yang kian meningkat. Permasalahan lainnya adalah penyortiran data debitur

yang tidak tepat, sistem informasi data dari pihak Bank Indonesia yang membutuhkan

waktu sekian hari untuk bisa diperoleh, data yang tercecer baik yang disengaja

maupun tidak, kemudian permasalahan kode Customer Identify Formulir (CIF) yang

belum dimiliki oleh debitur, bundel syarat permohonan kredit milik debitur yang tidak

lengkap, permohonan sistem informasi data yang tidak sesuai, proses pemasukan data

yang yang tidak tepat, pemrosesan data yang masih lambat karena tingkat penggunaan

sistem yang tinggi. Bahkan sistem perkreditan yang ada terkadang mengalami down

dikarenakan hal-hal teknis yang jika ditelaah sebenarnya bisa diatasi dengan cermat.

Page 2: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

Melihat dari permasalahan yang ada, maka dibutuhkan analisa sistem yang bisa

digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam divisi perkreditan. Proses analisis sistem

dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan

untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan pemecahan masalah yang ada. Oleh

sebab itu, penulis tertarik untuk mengukur kinerja TI pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk. Cabang Ambon dengan judul “Audit Sistem Informasi Perkreditan

Menggunakan Framework COBIT 4.1 Domain Monitor And Evaluate (Studi

Kasus : Di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Cabang Ambon)“, untuk

menciptakan Sistem yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian ini menggunakan

domain monitor and evaluate karena berhubungan dengan kinerja TI yang diterapkan,

pengendalian internal dan eksternal, jaminan independen, dan tatakelola TI. Domain

monitor and evaluate dipilih karena monitor and evaluate, merupakan domain yang

memberikan pandangan bagi pihak manejemen berkaitan dengan kualitas dan

kepatuhan dari proses bisnis yang berlangsung dengan pengendalian yang telah ada

sesuai dengan kebijakan yang telah dibuat.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon sering mengalami

human error karena pengawasan dan penilaian terhadap kinerja sistem hanya

dilakukan jika ada keluhan dari unit kerja. Sedangkan pengawasan yang tertulis dalam

Standard Operating Procedures (SOP) mengemukakan bahwa pengawasan dan

penilaiaan bersifat terpusat. Ini yang menyebabkan masih saja terjadinya human error,

hal ini merugikan karena mengakibatkan tidak maksimalnya pencapaian proses bisnis

kredit. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan yang

bermanfaat bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Cabang Ambon untuk

berbenah diri.

2. Kajian Pustaka

Adapun penelitian yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul “Audit Sistem

Informasi Akuntansi Dengan Menggunakan Framework COBIT 4.0 Domain

Acquisition and implementation sub domain satu dan dua”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengevaluasi dan mengetahui kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT.

PURA BARUTAMA dinilai dari kerangka kerja COBIT 4.0 domain audit ke – 2 yaitu

Acquisition and implementatin (AI) berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan. Dari

penelitian ini didapat hasil kinerja Sistem Informasi Akuntansi PT. PURA

BARUTAMA telah memahami pentingnya pengolahan IT dalam proses bisnis

perusahaan, prosedur pengembangan sistem dalam perusahaan telah

terdokumentasikan, dan mulai terstandarisasi serta diadakan pelatihan dalam

pengolahan prosedur sistem tersebut [1].

Penelitian tentang analisis teknologi informasi sudah banyak dilakukan. Salah

satunya tentang analisis pengelolaan pengendalian teknologi. Dalam penelitian ini,

dilakukan analisa pengelolaan pengendalian teknologi informasi pada PT. PLN

(Persero) dengan menggunakan kerja COBIT 4.0. Penilaian berfokus pada domain

yang keempat dari kerangka kerja COBIT, yaitu domain monitor and evaluate. Hasil

penelitian ini menemukan bahwa PT. PLN (Persero) belum semua tujuan

pengendaliannya mencapai tahap optimal (optimized), bahkan ada yang dinyatakan

non-existent [2].

Page 3: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

Penelitian lainnya yang pernah dilakukan dan menggunakan COBIT 4.0

dengan objek penelitian yang dilakukan pada PT. Y dan fokus penelitian yang

dilakukan adalah menganalisa kebutuhan IT Governance. Pengumpulan data yang

dilakukan adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada management awarness yang

bertujuan untuk mendapatkan ekspektasi pengolahan TI dari COBIT 4.0. Kuisioner

dibagikan kepada 17 responden dari berbagai divisi dalam manajemen PT. Y dan hasil

yang didapatkan adalah terlihat bahwa ekspektasi manajemen terhadap tata kelola TI

dan proses-proses dalam pelaksanaannya sangat tinggi. Hal ini juga dibuktikan dari

adanya mayoritas responden yang mengatakan bahwa hanya satu proses TI saja yang

menunjukkan untuk tidak perlu diterapkan dalam pengolahan TI pada PT. Y yaitu

DS2- Manage third party services. Manajemen pun mengharapkan bahwa seluruh

layanan TI perusahaan ditangani oleh departemen TI dan seluruh proses yang

dianggap tidak perlu, diharapkan untuk dikelola dan menjadi tanggung jawab dari

Departemen TI untuk dibuatkan rancangan tabel yang nantinya akan difungsikan

sebagai sarana responsible party yang akan membagi tanggung jawab proses TI

kedalam departemen lain yang bersangkutan dan pihak eksternal [3].

Adapun penelitian lainnya adalah mengenai penelitian pada sistem informasi

akuntansi dan keuangan Satya Wacana (SiKASA) di Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga. Penelitian ini difokuskan pada audit Sistem Informasi pada

pengendalian Aplikasi SiKASA untuk mengetahui bagaimana penerapan IT

Governance dan Sistem Informasi yang sedang digunakan dalam organisasi dalam

pengukuran tingkat kematangan penerapan tata kelola IT dengan menggunakan

maturity model dari COBIT 4.0. dengan sub domain : PO9-Assess and Manage IT

Risk, AI2- Acquire and Mantain Application Software, DS5- Ensure System Security,

ME2-Monitor and Evaluate Internal Control. Didapati hasil bahwa organisasi masih

berada pada level 3, level ini menunjukkan bahwa secara umum memiliki arti bahwa

masih kurangnya kontrol atas tata kelola TI yang berpengaruh terhadap pengendalian

aplikasi di dalam organisasi [4].

Mengacu pada penelitian terdahulu, maka peneliti akan melakukan penelitian

yang berjudul Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan Framework COBIT

4.1 Domain Monitor And Evaluate (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk, Cabang Ambon). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem

informasi perkreditan dengan menggunakan framework COBIT 4.1 domain monitor

and evaluate berdasarkan pada data informasi yang diperoleh penulis. Penelitian ini

akan menganalisis sistem di bagian perkreditan dan Manajemen TI.

Sistem Informasi Perkreditan

Kredit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti peminjaman

uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai

batas jumlah tertentu yang diijinkan oleh bank atau badan lainnya. Sistem Informasi

Perkreditan merupakan bagian dari himpunan dan simpanan data penyediaan dana atau

pembiayaan, dan pada akhirnya mendistribusikannya sebagai informasi kredit yang

selanjutnya disebut dengan Informasi Debitur Individual (IDI) Historis. IDI Historis

dapat dimanfaatkan oleh lembaga keuangan anggota Biro Informasi Kredit (Perbankan

dan Lembaga Keuangan Non Bank), serta masyarakat baik perorangan maupun badan

usaha [5].

Page 4: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

IT Governance

Tata Kelola TI atau Information Technologi Governance (ITG) adalah

kesatuan dari konsep dasar Corporate Governance melalui tingkatan efektifitas dan

evisiensi dalam proses perusahaan yang berhubungan dengan teknologi informasi. ITG

menyediakan struktur yang menghubungkan dengan proses TI, sumber daya TI dan

informasi bagi strategi maupun tujuan perusahaan. Dengan adanya kontrol ini

organisasi akan semakin sadar dan percaya diri karena telah menerapkan tata kelola

teknologi informasi yang baik dan benar, transaparan serta sesuai dengan tuntutan

publik dan standar global [6]. Untuk perumusan ITG yang tepat, digunakan alat bantu

berstandar internasional salah satunya COBIT 4.1 yang merupakan sekumpulan

praktek terbaik yang telah dilakukan ITG yang mampu membantu auditor manajemen

dan pengguna dalam rangka menjembatani kesenjangan antara resiko bisnis,

kebutuhan pengendalian dan permasalahan teknis.

COBIT COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance

yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani

gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis TI. COBIT

dapat dipakai sebagai alat yag komprehensif untuk menciptakan IT Governance pada

suatu perusahaan. COBIT mempertemukan dan menjembatani kebutuhan manajemen

dari celah atau gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis

TI, serta menyediakan referensi best business practices yang mencakup keseluruhan

TI dan kaitannya dengan proses bisnis perusahaan dan memaparkannya dalam struktur

aktivitas-aktivitas logis yang dapat dikelola serta dikendalikan secara efektif [7].

Domain Monitor and Evaluate

Domain ini berhubungan dengan kinerja TI yang diterapkan pada perusahaan,

pengendalian internal dan eksternal perusahaan, jaminan independen, dan tatakelola

TI. Proses monitor and evaluate perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu

untuk pemenuhan kualitas TI [7].

Maturity Models

COBIT mempunyai model kematangan (maturity models) untuk mengontrol proses-

proses TI dengan menggunakan metode penilaian (scoring) sehingga suatu organisasi

dapat menilai proses-proses TI yang dimilikinya dari skala non-existent sampai dengan

optimised (dari 0 sampai 5), yaitu 0- Non Existen, 1-Initial, 2- Repetable, 3- Defined,

4- Managed and measurable, 5- Optimized. Pendekatan ini diambil berdasarkan

maturity model software engineering institute. Penilaian Maturity Model ditunjukkan

pada Gambar 1.

Page 5: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

Gambar 1 Maturity Model [8]

Level Maturity Model ada lima, yaitu mulai dari 0 sampai dengan 5 dijelaskan pada Tabel

1 Tabel 1 Level Maturity Model

Level Kategori Kriteria Kedewasaan

0 Non-Existent Menunjukkan bahwa suatu organisasi tidak mempunyai

kesadaran akan perkembangan TI yang dapat membantu

perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya. 1 Initial / Ad

Hoc

Menunjukkan bahwa telah ada solusi teknologi dalam suatu

organisasi tetapi belum ada standarisasi atau struktur yang

jelas. 2 Repeatable but

Intuitive

Skala ini menunjukkan bahwa organisasi sudah

mengembangkan proses–proses yang ada. Tetapi tidak ada

pelatihan formal, atau komunikasi dari prosedur standar dan

kemampuan pelaksanaannya tergantung pada individu yang

paham akan IT. 3 Defined Menunjukkan bahwa organisasi sudah mempunyai prosedur

yang sesuai standar dan terstruktur. Proses ini sudah di-

maintenance meskipun organisasi belum mengikuti

prosedur yang ditetapkan. 4 Managed

and

measurable

Skala ini menunjukkan bahwa organisasi sudah memonitor

dan mempunyai kemampuan dalam pemenuhan solusi–

solusi IT sudah berjalan sesuai dengan prosedur. Solusi–

solusi yang ada sudah dapat berjalan dengan baik dan dapat

dikembangkan sehingga berorientasi pada keefektifitasan

dan keefisiensian pekerjaan.

5 Optimised

Skala ini menunjukkan bahwa organisasi sudah mencapai

level tertinggi dalam penggunaan IT. Bahkan organisasi

mampu memanfaatkan teknologi menjadi sebuah strategi

bisnis, sehingga organisasi mempunyai keunggulan

kompetitif

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahapan, yang dapat dijelaskan

sebagai berikut .

Page 6: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

Tahap 1 - Survei Pendahuluan

Pada tahap satu yakni mendapatkan pemahaman peneliti melakukan proses

pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari

manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman mengenai struktur organisasi

dari divisi perkreditan dan peran serta tugas dan tanggung jawab juga kebijakan dan

aturan yang digunakan. Kemudian dilakukan kegiatan pencarian materi dari penelitian

terdahulu, literatur dan standar yang mendukung topik penelitian, pembuatan draft

kuesioner, serta mempelajari Sistem Informasi Perkreditan di PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon.

Tahap 2 - Evaluasi Pengendalian

Evaluasi pengendalian berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi yang ada pada

sebuah perusahaan. Pengendalian ini adalah pengendalian dari sudut pandang

manajemen. Pada tahapan ini, dilakukan pengumpulan data yang diperoleh dengan

cara wawancara, observasi, dan pemberian kuesioner pada bagian-bagian yang terkait

dan user dari Sistem Informasi Perkreditan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk. Cabang Ambon serta pengumpulan data dengan cara meminjam dokumentasi

yang dimiliki oleh bagian-bagian terkait Sistem Informasi Perkreditan di PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon. Penentuan parameter methodology

kerangka pada tahap ini, dilakukan penentuan domain untuk memfokuskan

perbandingan Sistem Informasi Perkreditan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk. Cabang Ambon COBIT framework, yaitu domain monitor and evaluate.

Tahap 3 - Pengujian Substantif

Pada tahap pengujian substantif peneliti akan melaksanakan audit yang lebih rinci

dalam rangka mengumpulkan bukti untuk dapat memberikan kesimpulan. Pada tahap

ini, penelitian dilakukan dengan cara melakukan analisis internal control Sistem

Informasi Perkreditan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon

berdasarkan domain pada COBIT framework yang sudah ditentukan pada tahap

sebelumnya dan analisis tersebut dilakukan secara rinci disetiap proses IT COBIT.

Tahap 4 - Pelaporan dan Tindak Lanjut Berdasarkan bukti–bukti yang ada yang diperoleh dari hasil pengujian, maka

peneliti menyusun temuan–temuan audit dan harus melakukan konfirmasi atas hasil

audit tersebut. Dalam hal pelaporan dan tindak lanjut audit TI, penulis akan

mengadaptasi elemen–elemen yang ada dalam konsep framework COBIT salah

satunya yaitu Maturity Model dari Management Guidelines CobiT untuk menilai.

Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap empat yaitu tahapan teknik pengumpulan data, ada empat teknik

yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a) Kuesioner

Page 7: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

Kuesioner diberikan kepada divisi perkreditan (pejabat kredit) dan manajemen TI.

Pertanyaan yang ada sesuai dengan prosedur yang ada pada Framework COBIT

4.1. domain monitor and evaluate.

b) Wawancara

Wawancara dilakukan dengan Assistent Manager Bussines Micro. Wawancara juga

dilakukan di Bagian Manajemen TI dan di bagian divisi perkreditan.

c) Teknik Observasi

Dalam hal ini peneliti melakukan observasi yang berhubungan langsung dengan

staf yang menggunakan aplikasi sistem informasi yang digunakan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon.

Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dilakukan analisis lebih lanjut yang nantinya

akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir dari penelitian ini. Analisa yang

dilakukan berupa pemberian sejumlah pertanyaan dan simpulan dengan mengacu pada

penggunaan framework COBIT 4.1 domain monitor and evaluate.

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, karena tujuan dari

penelitian ini adalah untuk memberikan suatu gambaran dan penelitian mengenai

kinerja sistem informasi perkreditan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Cabang Ambon, yang dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Keunggulan dari penelitian kualitatif adalah dapat dengan mudah memahami,

mengevaluasi sistem serta makna dari sistem bagi pengguna. Metode kualitatif

digunakan untuk memahami pengaruh sosial dan organisasional terhadap penggunaan

sistem. Sebuah sistem tidak selalu memberikan hasil yang sama ketika

diimplementasikan di tempat lain. Metode kualitatif juga menyelidiki proses sebab

akibat, artinya penelitian eksperimental dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan

kausal namun tidak bisa memberikan alasan bagaimana proses kausal tersebut

berlangsung. Disamping itu, metode ini juga dapat meningkatkan utilisasi dari hasil

evaluasi bagi setiap manajer, pembuat kebijakan, perancang sistem dan praktisi

seringkali mengalami kesulitan menggunakan hasil studi kuantatif karena hal tersebut

tidak terkait dengan pemahaman mereka mengenai situasi yang sedang terjadi.

Penelitian kualitatif, sebaliknya, dapat meningkatkan kredibilitas dan kemanfaatan

hasil evaluasi untuk para pengembil keputusan. Disinilah kelebihan penelitian

kualitatif dibandingkan eksperimental atau survei. Metode analisis yang digunakan

berupa pernyataan dan kesimpulan menggunakan framework COBIT 4.1.

Penilaian Bukti Analisis

Penilaian bukti analisis yang dilakukan terbagi dalam empat tahapan sesuai dengan

empat sub domain dari framework COBIT 4.1 domain monitor and evaluate, sebagai

berikut :

ME1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI

Proses monitor diperlukan untuk memastikan bahwa TI memberikan kontribusi

bagi bisnis sesuai dengan arahan dan kebijakan yang sudah ditetapkan. Manajemen TI

yang efektif membutuhkan monitoring yang meliputi proses pendefinisian bagaimana

Page 8: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

pelaksanaan monitoring yang relevan dan sistematik, laporan dari pelaksanaan,

tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

ME2 Monitor dan Evaluasi Pengendalian Internal

Penilaian kontrol internal TI dilakukan sebagai bagian dari audit keuangan

yang merefleksikan kebutuhan akan fungsi layanan informasi. Dalam proses ini

menilai risiko proses TI dalam kerangka kerja kontrol TI dan menilai penerapan

kendali internal TI.

ME3 Mendapatkan Jaminan Independent

Sub domain ini menilai jaminan dalam kepatuhan dan kebutuhan pada regulasi

maupun kontrak yang berdampak pada organisasi dan kebutuhan. Prosedur ketaatan

pada persyaratan eksternal seperti regulasi financial apakah sudah diikuti dari tahun ke

tahun.

ME4 Penyediaan Untuk Tatakelola TI

Proses ini meliputi pendefinisian struktur organisasi, proses, kepemimpinan,

peran dan tanggung jawab organisasi untuk menjamin investasi TI selaras dengan

strategi dan tujuan organisasi.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan merupakan bagian yang menampilkan hasil dari

observasi, hasil dari Analisis Maturity Level pada tiap sub domain dari Framework

COBIT Domain Monitor and Evaluate dan analisa maturity dari hasil wawancara.

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan dan

karyawati PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon sebanyak 4

responden. Kuesioner yang disebarkan adalah kuesioner dari domain monitor and

evaluate, domain ini memiliki 4 parameter atau 4 sub sistem. Penelitian ini merupakan

penelitian populasi karena semua divisi yang berhubungan dengan proses bisnis kredit

dan manajemen TI di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon

diamati.

Setelah dilakukan penyebaran kuesioner, maka dapat diketahui data responden seperti

pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2 Tabel Data Responden

Nomor Bagian Penelitian Jumlah

Responden

1 Kepala Kantor Cabang 1

2 Kepala Divis Fungsi Operasional 1

3 Manager Sumber Daya dan Pengelolaan IT 1

4 Kepala Divisi Kredit Fungsi Bisnis Mikro 1

4 responden yang dipilih didasarkan pada tanggung jawab dari keempat

responden yang menangani dan memahami serta bertanggung jawab penuh dalam

manajemen TI dan divisi kredit. 4 responden ini merupakan pihak yang sangat

memiliki tanggung jawab dan wewenang penuh serta peran penting yang dapat

dijadikan acuan untuk memperoleh data dalam penelitian. Dari hasil pendapat para

responden terhadap beberapa pernyataan yang diberikan sehubungan dengan

Page 9: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

penerapan Sistem Informasi, kemudian dilakukan rekapitulasi terhadap semua

pendapat responden.

Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi dan pendekatan yang telah dilakukan terhadap staff

di bagian perkreditan, ditemukan bahwa adanya penggunaan aplikasi di bagian

perkreditan dan manajemen TI. Semua aplikasi Sistem Informasi yang digunakan

tidak memiliki kesalahan lagi, hanya sekarang dalam tahap pengembangan guna

mendapatkan sistem yang lebih agar mendukung perkembangan pelayanan di PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon. Seperti telah dibahas

sebelumnya bahwa aplikasi ini telah mendukung dan memaksimalkan sistem

perkreditan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon dan dengan

adanya aplikasi ini, efisiensi kerja dalam divisi perkreditan dapat meningkat dan

mengarah ke arah yang lebih baik lagi. Adapun aplikasi yang dipakai untuk Sistem

Informasi Perkreditan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon

dijelaskan sebagai berikut:

01. Form Pendaftaran Debitur/Calon Debitur

Pada form pendaftaran terdapat menu yang harus diisi oleh petugas, yaitu kode

CIF di Brinet (baik CIF tabungan maupun CIF pinjaman ) dan mulai

memprakarsai kredit dengan menggunakan CIF yang ada. Form pendaftaran

debitur/calon debitur ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Form Pendaftaran Debitur/Calon Debitur

02. Form Data Kredit Awal

Dalam daftar ini terdapat menu yang harus diisi, yaitu perhitungan maksimum

kredit yang dapat diberikan bagi debitur dengan menggunakan pendekatan RPC

berdasar atas laba dan rugi proyeksi. Rumus perhitungan telah disediakan dalam

Page 10: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

aplikasi, dan Mantri selaku petugas tidak dapat mengusulkan kredit melebihi plafond

yang telah dihitung secara otomatis oleh sistem berdasarkan pada RPC, suku bunga

dan jangka waktu. Form data kredit awal ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Form Data Kredit Awal

03. Form Kebutuhan Awal Kredit

Pada bagian form ini beberapa hal mendasar perlu diisikan seperti tujuan

penggunaan kredit, suku bunga, jangka waktu kredit, maksimum kebutuhan dan

lainnya. Form kebutuhan awal kredit ditunjukkan pada Gambar 4.

Page 11: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

Gambar 4 Form Kebutuhan Awal Kredit

04. Form Data Setelah Putusan

Pada form Setelah keputusan hasil putusan kredit bagi debitur telah keluar

beserta dengan persetujuan dari Kepala Cabang, nama pemutus dan tanggal ditetapkan

pencairan kredit bagi debitur serta suku bunga dan tanggal memulai menyicil kredit.

Form data setelah putusan dapat dilihat seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Form Data Kredit Setelah Putusan [9]

Page 12: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

Analisis Maturity Level pada tiap sub domain dari Framework COBIT Domain

Monitor and Evaluate

Pada tahap ini dibahas hasil dari analisis data yang telah diolah, hasil analisis

mengacu pada metode yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

ME1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI

Objective ini digunakan untuk memastikan TI memberikan kontribusi bagi bisnis

sesuai dengan arahan dan kebijakan yang sudah ditetapkan apakah telah sesuai dengan

kebutuhan Bank Rakyat Indonesia Cabang Ambon. Hal ini bisa dilakukan dengan

melihat kinerja TI dalam pengelolan Bank Rakyat Indonesia Cabang Ambon. Menurut

management guidelines berdasarkan Maturity model yang ada pada framework COBIT

domain monitor dan evaluasi kinerja TI yang diterjemahkan dalam bentuk scoring 0

sampai dengan 5, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon berada

pada posisi 3,5 atau Defined yaitu Manajemen mengkomunikasikan dan

melembagakan proses monitoring standar. Program pendidikan dan pelatihan untuk

monitoring diterapkan. Ilmu yang didasarkan pada informasi kinerja telah

dikembangkan. Penilaian masih dilakukan pada proses TI dan level proyek serta tidak

diintegrasikan dalam semua proses. Piranti untuk monitoring proses TI dan level

layanan telah ditentukan. Pengukuran kontribusi fungsi layanan informasi terhadap

kinerja organisasi telah ditentukan, menggunakan kriteria keuangan dan operasional

tradisional. Pengukuran kinerja TI tertentu, pengukuran non-finansial, pengukuran

strategis, pengukuran kepuasan pelanggan dan level layanan telah ditentukan. Sebuah

kerangka kerja ditentukan untuk mengukur kinerja. Hal ini dibuktikan pula dalam

rangkaian wawancara yang dilakukan dalam penelitian, hal ini dibuktikan dengan

adanya pengukuran dengan kerangka yang sudah ditetapkan, proses dalam pengukuran

kinerja ini dilakukan dalam jangka waktu setahun sekali.

ME2 Monitor dan Evaluasi Pengendalian Internal

Objectives ini digunakan untuk menentukan suatu kendali internal yang efektif

yang sesuai dengan hukum dan regulasi yang ada. Proses ini meliputi pengawasan dan

pelaporan kendali, hasil dari pengujian dan review dari pihak ketiga. Fokusnya adalah

mengawasi proses kendali internal pada kegiatan yang berhubungan dengan TI dan

mengidentifikasi aksi-aksi perbaikannya.

Hasil indeks yang menjadi hasil untuk tingkat Maturity Level PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon dinilai dari sub domain monitor and

evaluate kinerja TI. Menurut management guidelines berdasarkan Maturity model

yang ada pada framework COBIT domain monitor and evaluate kinerja TI yang

diterjemahkan dalam bentuk scoring 0 sampai dengan 5, PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk. Cabang Ambon berada pada score 3,2 yaitu Defined yang berarti

Manajemen mendukung dan melembagakan monitoring kontrol internal. Kebijakan

dan prosedur dikembangkan untuk menilai dan melaporkan aktivitas monitoring

kontrol internal. Program pendidikan dan pelatihan bagi monitoring kontrol internal

telah ada. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan manajemen TI yang

menyatakan bahwa diadakan pelatihan bagi SDM untuk memaksimalkan pengendalian

internal yang sudah ada. Tujuannya agar kontrol internal dapat dilakukan dengan baik

Page 13: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya. Sebuah proses ditentukan

untuk menilai dan meninjau kontrol internal dan tanggung jawabnya diberikan pada

manajer TI. Piranti digunakan namun masih belum diintegrasikan pada semua proses.

Hal ini dikarenakan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan, dari hasil

wawancara permasalahan teknis yang terjadi dilakukan oleh kesalahan SDM.

Kebijakan penilaian resiko proses TI digunakan dalam kerangka kerja kontrol yang

dikembangkan secara tertentu untuk organisasi TI. Resiko proses yang spesifik dan

kebijakan mitigasi ditentukan.

ME 3 Mendapatkan jaminan independent

Objectives ini digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian sistem informasi

kredit BRI Cabang Ambon dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Fokusnya adalah

mengidentifikasi seluruh hukum dan regulasi yang dapat diaplikasikan dan hubungan

tingkat kesesuaian TI dan keoptimisan prosesnya untuk mengurangi resiko

ketidaksesuaian. Hasil indeks yang menjadi hasil untuk tingkat Maturity Level PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon dinilai dari sub domain

monitor dan evaluasi kinerja TI. Menurut management guidelines berdasarkan

Maturity model yang ada pada framework COBIT domain monitor and evaluate

kinerja TI yang diterjemahkan dalam bentuk scoring 0 sampai dengan 5, PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon berada pada score 3,2 yaitu Defined

yang berarti kebijakan, program, dan prosedur dikembangkan, didokumentasikan, dan

dikomunikasikan untuk menentukan kesesuaian dengan peraturan dan obligasi

kontraktual dan legal, namun beberapa diantaranya mungkin tidak dipenuhi. Terdapat

persyaratan mengenai kesesuaian yang belum dipenuhi. Pelatihan diberikan. Standar

kontrak pro formal dan proses legal telah ada untuk meminimalkan resiko sehubungan

dengan liabilitas kontraktual

ME 4 Penyediaan untuk tatakelola TI

Objective ini digunakan untuk menjamin investasi TI selaras dengan strategi dan

tujuan BRI Cabang Ambon baik struktur organisasi, proses, kepemimpinan, peran dan

tanggung jawab BRI Cabang Ambon. Hasil indeks yang menjadi hasil untuk tingkat

Maturity Level PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon dinilai dari

sub domain monitor dan evaluasi kinerja TI. Menurut management guidelines

berdasarkan Maturity model yang ada pada framework COBIT domain monitor and

evaluate kinerja TI yang diterjemahkan dalam bentuk scoring 0 sampai dengan 5, PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Ambon berada pada score 2,8 atau

pada posisi Repeatable but intuitive yaitu terdapat kesadaran akan pentingnya

pembahasan masalah kendali TI. Aktivitas kendali TI dan indikator kinerja, yang

meliputi perencanaan TI, proses pemberian layanan dan monitoring kurang

dikembangkan. Proses TI tertentu diidentifikasi untuk ditingkatkan berdasarkan

keputusan individu. Manajemen mengidentifikasi pengukuran kendali TI dan metode

penilaian serta teknik ada namun, proses ini tidak digunakan di seluruh organisasi.

Komunikasi pada standar dan tanggung jawab kendali diberikan pada individu

tertentu. Beberapa individu mengendalikan proses kendali dalam proyek dan proses

TI. Proses, piranti, dan metric untuk mengukur kendali TI terbatas dan mungkin tidak

Page 14: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

digunakan secara maksimal karena tenaga ahli tidak memaksimalkan fungsionalitas

mereka.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil audit yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut : kinerja Sistem Informasi Perkreditan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk Cabang Ambon menurut framework COBIT domain Monitor and Evaluate,

adalah perusahaan telah memahami pentingnya pengelolaan IT dalam proses bisnis

perusahaan, prosedur pengembangan sistem dalam perusahaan telah

terdokumentasikan (terdapat dokumentasi yaitu dokumentasi manual) dan sudah

terstandarisasi serta telah diadakan pelatihan dalam pengenalan akan prosedur sistem

tersebut (pelatihan terhadap sistem yang baru). Sistem yang dibuat tidak terlalu rumit

hanya merupakan bentuk penjabaran formalisasi dari kegiatan yang sudah ada (sistem

dibuat sama sesuai dengan proses bisnis yang ada dalam perusahaan dan sudah user

friendly). Pada tahun-tahun yang datang perusahaan pada level yang sekarang ini

sedang bergerak untuk maju ke tingkat level yang selanjutnya lebih tinggi guna

mengembangkan proses bisnis ke arah yang lebih luas di tengah masyarakat

khususnya di bidang bisnis kredit mikro. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil

penelitian dapat digunakan oleh perusahaan sebagai salah satu cara untuk melihat

bahwa menurut standar internasional posisi akan kinerja sistemnya berada pada level

mana sehingga ke depannya perusahaan dapat lebih mengembangkan sistemnya dan

ketika dilakukan penilaian atas sistem untuk selanjutnya maka perusahaan dapat naik

level berdasarkan dari penelitian ini yang menjadikannya untuk lebih berbenah diri

dalam pengembangan IT. Sehingga perusahaan lebih meningkatkan performa kinerja

dalam persaingan dunia bisnisnya dengan bantuan IT sebagai strategi bisnis yang

merupakan keunggulan kompetitif bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Cabang Ambon.

6. Daftar Pustaka

[1] Tumogi, Maria Stefani. 2008. Audit Sistem Informasi Akuntansi Dengan

Menggunakan Framework CobiT Domain Acquisition and Implementation Sub

Domain Satu dan Dua (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)

[2] Setiawan. 2009. Analisis Pengelolaan Pengendalian Teknologi Informasi (Studi

Kasus : PT PLN (Persero) P3B JB RJTD)

[3] Suratman. 2005. Analisa Tata Kelola TI dengan framework Cobit domain DS2

Manage Third Party Services.

[4] Lumingkewas, rosiana feronica. 2009. Audit Tata Kelola Teknologi Informasi

Studi Kasus Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi Satya Wacana

(SiKASA) UKSW Salatiga.

[5] Pangaribuan, Rismauli. 2005. Developing Performance Measurement Using

balanced Scorecard (a case Study at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Bogor.

[6] Hanif Al Fatta, 2007, Analisa Sistem Informasi Keunggulan Bersaing

Peruasahaan & Organisasi Modern,Yogyakarta: Penerbit Andi.

[7] IT Governance Institute, 2007, COBIT 4.1, USA.

Page 15: Audit Sistem Informasi Perkreditan Menggunakan ......pembelajaran untuk mengetahui kinerja sistem informasi perkreditan dan kinerja dari manajemen TI, yang di dalamnya terdapat pemahaman

[8] IT Governance Institute (2003), IT Governance Implementation Guide: “How do I

use COBIT to implement IT governance?”, IT Governance Institute, Illinois.

[9] Tim Project Office Credit Risk Bassel II. 2010. Loan Approval System (Panduan

Ringkas untuk AO/Mantri dan Deskman). Hal 2-15