bank perkreditan rakyat
DESCRIPTION
Kondisi Bank Perkreditan Rakyat di Masa KiniTRANSCRIPT
Bank Perkreditan RakyatDipresentasikan oleh:
Rizal Imaduddin Y.Rizky Irsyad
• Pendahuluan• Jenis dan Jumlah BPR• Ketentuan Pokok Perbankan• Arah Kebijakan BPR• Perkembangan BPR
• Manajemen BPR• Tantangan dan Peluang
STRUKTUR BAHASAN
PENDAHULUAN
“Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran” (UU No. 10 Tahun 1998)
Kegiatan Usaha BPR• Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan• Memberikan Kredit• Menempatkan dana dalam bentuk SBI
BPR Dilarang:
• Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran• Melakukan kegiatan dalam valuta asing• Melakukan penyertaan modal• Melakukan usaha perasuransian
JENIS DAN JUMLAH BPR (Mar 2015)
Ada dua jenis BPR, yaitu:
• Bank Perkreditan Rakyat Konvensional: 1643 Bank
• Bank Perkreditan (Pembiayaan) Rakyat Syariah: 162 Bank
2011 2012 2013 2014 20150
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Jumlah BPR dan Kantor BPR
BPR Kantor BPR
2011 2012 2013 2014 20150
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Jumlah BPRS dan Kantor BPRS
BPRS Kantor BPRSSumber: Diolah dari OJK, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 13, No.4, Maret 2015
KETENTUAN POKOK BPR
1. Ketentuan Kelembagaan, Kepengurusan, dan Kepemilikana. Pendirian Bank: Setoran Modal Minimum dan KepemilikanSetoran Modal Minimum:
8/26/PBI/2006• Zona 1: Rp 5 miliar• Zona 2: Rp 2 miliar• Zona 3: Rp 1 miliar• Zona 4: Rp 500 juta
20/POJK.03/2014• Zona 1: Rp 14 miliar• Zona 2: Rp 8 miliar• Zona 3: Rp 6 miliar• Zona 4: Rp 4 miliar
Hanya dapat didirikan dan/ atau dimiliki oleh:a. Warga Negara Indonesia (WNI)b. Badan Hukum Indonesia yang
seluruh pemiliknya WNIc. Pemerintah Daerahd. Dua pihak atau lebih dalam
poin a, b, dan c.
Sumber: OJK, Booklet Perbankan Indonesia 2014
KETENTUAN POKOK BPR
2. Kepengurusan Bank Kepengurusan BPR terdiri dari Direksi dan Komisaris. Anggota Direksi dan Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan: (i) kompetensi; (ii) integritas, dan (iii) reputasi keuangan
Dewan Komisaris
Paling sedikit 2 orang
50% anggota wajib memiliki pengetahuan di bidang perbankan
Dapat merangkap jabatan pada 2 BPR lain, tidak pada BU
Wajib melakukan rapat DK paling sedikit 4x dalam 1 tahun
Direksi
Paling sedikit 2 orang
Wajib berpendidikan formal paling rendah D3**50% anggota wajib memiliki pengalaman operasional perbankanMemiliki sertifikat kelulusan dari Lembaga SertifikasiDilarang memiliki hub. Keluarga dengan anggota direksi, anggota komisaris lainnya
Sumber: OJK, Booklet Perbankan Indonesia 2014
ARAH KEBIJAKAN BPR
Sumber: OJK, Booklet Perbankan Indonesia 2014
ARAH KEBIJAKAN BPR
Kesimpulan dari kelima pilar tersebut adalah penguatan kapasitas industri BPR, melalui penguatan permodalan, untuk mampu bersaing dengan pelaku bisnis lain di pasar keuangan mikro, serta memelihara kontinuitas kegiatan usaha BPR. Peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan BPR menjadi salah satu fokus upaya pengembangan BPR. Guna mewujudkan upaya tersebut,kebijakan yang ada meliputi:
1. Model Bisnis BPR
Pemilik• Idealnya berasal dari daerah di
mana bank didirikan• Kemampuan dan komitmen
memasok modal
Permodalan• Ketersediaan tambahan
modal untuk mempertahankan kelangsungan operasional BPR
Lokasi dan Wilayah Op.• Dekat dengan masy.
kecil, pedesaan dan UMKM
Strategi Bisnis• Fokus pada pembiayaan usaha
skala mikro• Persyaratan dan prosedur bank
yang sederhana dan cepat• Menambah jaringan kantor
Manejemen dan Kebijakan SDM
Hubungan dengan Masyarakat
Sumber: OJK, Booklet Perbankan Indonesia 2014
ARAH KEBIJAKAN BPR: APEX BPR
• Lembaga Apex merupakan bentuk kerjasama antara BU yang berperan sebagai bank induk dengan BPR sebagai anggota.
• Kehadiran lembaga Apex merupakan bentuk sinergi yang ideal untuk bersama-sama melayani UMK, sehingga meminimalisasi terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat antara BU dan BPR.
• Istilah Apex sendiri diambil dari bahasa Yunani yang berarti “pengayom” yang bermakna pula bahwa Apex BPR harus menjadi pengayom bagi BPRSumber: BI, Generic Model APEX BPR (2011)
ARAH KEBIJAKAN BPR: APEX BPR
Manfaat Bagi Bank Umum• Menjadikan jaringan kantor BPR sebagai kepanjangan tangan Bank Umum untuk
melayani wilayah dan Masyarakat yang belum terlayani, antara lain melalui linkage program
• Menciptakan produk dan jasa bersama untuk menjangkau dan melayani nasabah yang lebih luas.
• Memanfaatkan pooling funds (idle funds) BPR sebagai sumber dana kelolaan.• Memiliki peluang untuk menghasilkan fee based income dari pemanfaatan transaksi oleh
BPR melalui jaringan ATM bank umum.
Manfaat Bagi BPR• Memiliki lembaga pengayom yang dapat memberikan dukungan finansial (khususnya
dalam kondisi kekurangan likuiditas/ mismatch) maupun bantuan teknis kepada BPR.• Menjadikan Apex sebagai lembaga yang menyediakan jasa sistem pembayaran
khususnya dalam rangka pemindahan dana antar nasabah sesama anggota Apex.• Melakukan kerjasama dalam pemanfaatan produk/jasa berbasis teknologi informasi
(seperti ATM) dan pemasaran produk/jasa lainnya.• Memperoleh layanan-layanan lainnya dari Apex dalam rangka pengembangan kapasitas
dan kompetensi SDM BPR, seperti pendampingan dan pelatihan.Sumber: BI, Generic Model APEX BPR (2011)
PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR
J an Feb Mar Apr Mei J un J ul Ags Sep Okt Nov Des J an Feb Mar
Penyaluran Dana 53.534 74.071 74.550 74.669 75.378 76.006 76.449 76.722 77.460 78.154 79.621 81.013 82.685 84.000 86.931 87.109 87.436 88.545
Sumber Dana 45.462 62.915 64.001 64.015 64.695 65.481 65.969 66.122 66.683 67.286 68.520 69.605 70.848 72.188 74.594 74.930 75.179 76.376
55.799 75.017 77.376 77.485 78.189 78.838 79.159 79.524 80.329 81.091 82.625 84.011 85.623 87.344 89.878 90.052 90.419 91.550
1.669 1.634 1.634 1.636 1.635 1.634 1.634 1.635 1.634 1.634 1.635 1.637 1.643 1.643 1.643 1.643
4.171 4.425 4.678 4.717 4.728 4.743 4.765 4.768 4.795 4.811 4.835 4.864 4.895 4.956 4.957 4.972
J umlah Aset
J umlah BPR
J umlah Kantor
1,86%
2,39%
1,86%
0,00%
1,57%
2015
Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat(Rural Banks Operations)
Miliar Rp (Billion Rp)
Indikator%
Perubahan YTD
20112014
2012 2013
• Kegiatan usaha BPR terus mengalami pertumbuhan. Total Aset BPR per Maret 2015 tumbuh sebesar 1,86% ytd.
• Pertumbuhan aset juga diikuti oleh pertumbuhan penyaluran dana sebesar 1,86% ytd
• Walaupun jumlah BPR turun (2011 – 2015) akibat likuidasi, namun jaringan usaha BPR terus meningkat. Per Maret 2015, tercatat terdapat 1.643 BPR dengan jumlah kantor sebesar 4.972
Sumber: Diolah dari OJK, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 13, No.4, Maret 2015
PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR
• Dari sisi komposisi sumber dana, Deposito masih mendominasi porsi sumber dana pihak ketiga BPR sebesar 69,13%
NominalKomposisi thd Total
Deposito 41. 849 69, 13%
Tabungan 18. 691 30, 87%
Total DPK 60. 540 100%
Maret 2015
• Sementara itu, suku bunga rata-rata kredit BPR masih relatif tinggi, khususnya untuk kredit Modal Kerja sebesar 29,79 %
J an Feb Mar
Modal Kerja 29,53 29,76 29,79
Investasi 25,92 26,21 26,26
Konsumsi 25,56 26,06 26,07
2015
• Tingginya suku bunga rata – rata kredit turut dipicu oleh konsentrasi DPK biaya tinggi, yaitu deposito.
J an Feb Mar
Tabungan 4,65 4,61 4,56
TabunganDeposito 10,04 10,02 10,02
2015Indikator
Komposisi Sumber Dana
SB rata – rata kredit BPR
Sumber: Diolah dari OJK, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 13, No.4, Maret 2015
PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR
• LDR BPR menunjukkan trend pertumbuhan. Pada Maret 2015 tercatat sebesar 80,26%
• Pertumbuhan kredit diikuti oleh NPL yang stabil, bahkan menurun pada tahun 2011 – 2012 -2013. Pada Maret 2015 tercatat sebesar 5,46%
• ROA dan ROE konsisten
J an Feb Mar Apr Mei J un J ul Ags Sep Okt Nov Des J an Feb Mar
LDR (%) 78,54 82,38 84,34 81,06 82,11 83,18 84,25 85,37 85,80 86,71 86,10 84,96 83,98 81,08 79,79 79,05 79,68 80,26 LDR (%)
NPL (%) 5,22 4,91 4,41 4,94 4,99 4,96 5,06 5,17 5,08 5,24 5,37 5,28 5,40 5,36 4,75 5,32 5,50 5,46 NPL (%)
ROA (%) 3,32 3,56 3,44 3,31 3,20 3,42 3,32 3,37 3,37 3,18 3,16 3,19 3,16 3,10 2,98 2,85 2,73 3,01 ROA (%)
ROE (%) 29,46 32,15 32,41 30,71 29,82 31,43 30,25 30,74 30,44 28,64 28,59 28,73 28,68 28,56 27,89 26,31 25,12 27,59 ROE (%)
20152011
20142012 2013
Tabel 3.2 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat(Rural Banks Performance)
Miliar Rp (Billion Rp)
Indikator
Indicator
Sumber: Diolah dari OJK, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 13, No.4, Maret 2015
MANAJEMEN BPR
Kepengurusan Bank Kepengurusan BPR terdiri dari Direksi dan Komisaris. Anggota Direksi dan Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan: (i) kompetensi; (ii) integritas, dan (iii) reputasi keuangan
Dewan Komisaris
Paling sedikit 2 orang
50% anggota wajib memiliki pengetahuan di bidang perbankan
Dapat merangkap jabatan pada 2 BPR lain, tidak pada BU
Wajib melakukan rapat DK paling sedikit 4x dalam 1 tahun
Direksi
Paling sedikit 2 orang
Wajib berpendidikan formal paling rendah D3**50% anggota wajib memiliki pengalaman operasional perbankanMemiliki sertifikat kelulusan dari Lembaga SertifikasiDilarang memiliki hub. Keluarga dengan anggota direksi, anggota komisaris lainnya
Sumber: OJK, Booklet Perbankan Indonesia 2014
MANAJEMEN BPR
Sumber: BI, Booklet Perbankan Indonesia 2013
MANAJEMEN BPR
Pembukaan Kantor Cabang• Hanya dapat membuka Kantor Cabang di wilayah provinsi yang sama
dengan Kantor Pusatnya;• Pembukaan Kantor Cabang hanya dapat dilakukan dengan izin OJK;• Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Kabupaten atau kota Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang ditetapkan sebagai satu wilayah Provinsi untuk keperluan pembukaan Kantor Cabang dan berlaku pula bagi pembukaan Kantor Cabang BPR di wilayah dimaksud sebagai akibat merger atau konsolidasi;
• Selama 12 bulan terakhir memiliki tingkat kesehatan tergolong sehat;• Selama 3 bulan terakhir memiliki rasio kewajiban penyediaan modal
minimum (KPMM) paling sedikit 10%; dan• Memiliki teknologi informasi yang memadai.
Sumber: OJK, Booklet Perbankan Indonesia 2014
TANTANGAN DAN PELUANG
Sumber: OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan
TANTANGAN DAN PELUANG: FINANCIAL INCLUSION
Sumber: OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan
TANTANGAN DAN PELUANG: FINANCIAL INCLUSION
Sumber: OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan
TANTANGAN DAN PELUANG: BRANCHLESS BANKING
Sumber: OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan
TANTANGAN DAN PELUANG: BRANCHLESS BANKING & FINANCIAL INCLUSION
Sumber: OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan
TANTANGAN DAN PELUANG: MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
Sumber: OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan
TANTANGAN DAN PELUANG: MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
Sumber: OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan
TANTANGAN DAN PELUANG: KEWAJIBAN PEMBERIAN KREDIT UMKM OLEH BANK UMUM
Sumber: OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan
• Arah kebijakan BPR berfokus pada penguatan kapasitas industri BPR melalui penguatan permodalan dan memelihara kontinuitas kegiatan usaha BPR. Peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan BPR menjadi salah satu fokus upaya pengembangan BPR. Untuk mewujudkannya, kebijakan yang diimplementasikan berupa (1)model bisnis BPR dan (2)APEX BPR
• Kegiatan usaha BPR terus mengalami pertumbuhan, yang ditandai dengan kenaikan aset, sumber dana, dan jaringan. Akan tetapi, suku bunga rata – rata BPR masih relatif tinggi karena sebagian besar sumber dana berbiaya tinggi (DPK deposito). BPR harus memperkuat permodalan agar tercipta skala ekonomis dan efisiensi kredit.
• Tantangan dan peluang yang ada harus mampu dimanfaatkan oleh BPR untuk memperoleh pasar baru. Terbukanya akses UMKM kepada sumber keuangan dalam AEC harus mampu dijawab oleh BPR dengan penguatan kapasitas kelembagaan, permodalan, tata kelola (governance) bisnis, serta infrastruktur pendukung bisnis BPR.
KESIMPULAN
Bank Indonesia. (2011). Generic Model APEX BPRBank Indonesia. (2013). Booklet Perbankan Indonesia 2013Bank Indonesia. (2006). Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/26/PBI/2006 tentang Kewajiban Penyertaan Modal bagi Bank Perkreditan RakyatOJK. (2014). Booklet Perbankan Indonesia 2014OJK. (2015). Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 13, No.4, Maret 2015OJK. (2013). Tantangan dan Peluang bagi Industri BPR ke Depan. Artikel dipublikasi pada laman: http://www.perbarindo.or.id/wp-
content/uploads/2010/10/3-OJK.pdf . Diakses pada 24 mei 2015OJK. (2014). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan RakyatUndang - Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
DAFTAR PUSTAKA