asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis.doc

6
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TBC) A. A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang menyerang paru- paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis Tuberculosis paru pada manusia dijumpai dalam 2 bentuk a. TBC Primer: Bila menyerang pertama kali b. TBC pasca primer: Beberapa waktu terkena dan kambuh kembali 2. Etiologi Kuman berbentuk batang ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3- 0,6/um. Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehngga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadapzat kimia. Sifat kuman aerob dan hidup pada daerah banyak O2 (daerah apical paru) 3. Penularan Penlaran kuman TBC dapat melalui Inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari penderita TBC. Saluran pencernaan merupakan tempat masuknya bovin dan melaui susu yang terkontaminasi oleh jenis bovin ini. 4. Patogenesis a. Tuberkulosis Primer KUMAN DIBATUKKAN/BERSINDROPLET NUKLEI DALAM UDARA (dapat menetapa dalam udara bebas dalam 1-2 jam tergantung ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi ang baik dan kelembaban dalam suasana lembab dan gelap dapat tahan berhari hari sampai bulan. KUMAN TERHISAP OLEH ORANG SEHAT menempel pada jalan napas/paru menetap di jaringan paru, membentuk sarang

Upload: shofiyuddin-mufti

Post on 09-Apr-2016

10 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TBC)

A.    

       A. KONSEP DASAR

1.      PengertianTuberculosis adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosisTuberculosis paru pada manusia dijumpai dalam 2 bentuka.      TBC Primer: Bila menyerang pertama kalib.      TBC pasca primer: Beberapa waktu terkena dan kambuh kembali

2.      EtiologiKuman berbentuk batang ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehngga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadapzat kimia. Sifat kuman aerob dan hidup pada daerah banyak O2 (daerah apical paru)

3.      PenularanPenlaran kuman TBC dapat melalui Inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari penderita TBC. Saluran pencernaan merupakan tempat masuknya bovin dan melaui susu yang terkontaminasi oleh jenis bovin ini.

4.      Patogenesis a.      Tuberkulosis Primer

KUMAN DIBATUKKAN/BERSINDROPLET NUKLEI DALAM UDARA (dapat menetapa dalam udara bebas dalam 1-2 jam tergantung ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi ang baik dan kelembaban dalam suasana lembab dan gelap dapat tahan berhari hari sampai bulan.KUMAN TERHISAP OLEH ORANG SEHAT menempel pada jalan napas/paru menetap di jaringan paru, membentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil tersebut sarang primer/efek primer yang dapat terjadi dimana saja dijaringan paru dan terbawa masuk keorgan tubuh lainnya tmbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (limadenitis local) dan pmbesaran getah bening hilus (limfadenitis regional).SARANG PRIMER + LIMFADENITIS LOCAL + LIMFADENITIS REGIONAL DISEBUT KOMPLEKS PRIMER. Kompleks primer dapat menjadi :1.      Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat2.      Sembuh dengan meninggalkan bekas berupa garis fibrotic, kalsifikasi dihilus

atau kompleks Ghon.

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS.doc

3.      Komplikasi dan menyebar secara perkontinuitatum (menyebar kesekitarnya), secara BRONKOGEN pada paru yang bersangkutan/yang ada disebelahnya atau tertelan bersama sputum dan ludah menyebar ke usus, secara LIMFOGEN ke organ tubuh lainnya dan secara HEMATOGEN.

b.      Tuberculosis Post PrimerKuman yang dominan pada TBC Primer akan muncul bertahun-tahun dan sebagai infeksi endogen menjadi tuberculosis dewasa ( TUBERKULOSIS POST PRIMER) mulai dengan saang dini yang berlokasi di region atas paru (apical posterior lobus superior/inferior) invasi kedaerah parenkim paru dan tidak ke nodus hiler paru.TBC Post Primer mula-mula berbentuk sarang pneumonia kecil dalam 3-10 minggu dan menjadi tuberel yaitu granuloma yang terdiri dari sel histiosit dan sel Datia-Langhans yang dikelilingi oleh sel limfosit dan bermacam jaringan ikat tergantug dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas pasien, sarang ini dapat menjadi :1.      Direabsorbsi kembali da tubuh tanpa meninggalkan cacat.2.      Sarang mulai meluas, tapi segera sembuh dengan ada jaringan fibrosis ada

yang membungkus diri sehingga tibul perkapuran dan sembuh dalam bentuk perkapuran.

3.      Saran meluas dimana dranuloma berkembang menghancurkan jaringan sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk jaringan kejubila dibatukan keluar akan terjadi kavitas mula berdinding tipis, lama-lama menebal karena infiltra jaringan fibrotic dalam jumlah besar jadi kavitas skelerotik.

Kavitas skelerotik dapat :

a)      Meluas kembali dan menmbulkan sarang pneumonia barub)     Memadat dan membungkus diri sehingga menjadi tuerkuloma yang dapat

mengapur dan sembuh atau aktif kembali.c)      Bersih dan sembuh disebut open healed cavity

Secara keseluruhan trdapat 3 macam sarang :

1)      Sarang yang sudah sembuh dan tidak perlu pengobatan lagi2)      Sarang aktif eksudat perlu pengobatan yang lengkap3)      Sarang yang berada antara aktif dan sebuh dapat sembuh spontan, tapi

untuk mencegah kemungkinan terjadinya eksaserbasi kembali, maka sebaiknya diberi pengobatan yang lengkap.

5.      Patofisiologi Kuman TBC masuk melaui udara ke saluran pernapasan mengakibatan timbulnya batuk kerena anyak basil yang besar tertahan dihidungdan cabang bronchus sehingga

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS.doc

menimbulkan iritasi. Keadaan ini tentunya membuatalvoelus atas dan bawah lobus basil tuberkel mengalami proses radang (respon imunitas perantara) sel efektor (makrofag) dan limposit (sel T) akhirnya akan timbul gejala deman pada penderita TBC. Keadaan ini akan berlanjut ke fase berikutnya dimana terjadi Pneumonia Akut yang ditandai dengan Alveoli konsolidasi berkembang biak dalam sel dan menyebar ke kelenjar getah bening yang mengakibatkan infiltrate embentuk sel tuberkel dan efiteloid yang dikelilingi limfosit (10-20 hari). Kemudian terjadi perkijuan sampai dengan pertengahan paru atau nekrotik kaseosa yang mengakibatkan terjadinya sesak napas dan paru mencair sehingga keluar ke udara dan pembentuka jaringan perut. Keadaan ini terus berlanjut masuk ke bronkus membentuk cavitas/ruang dan kemudian menyebar ke cabang trakeobronchial menuju ke ruang paru lai, laring, telinga tengah dan usus.

6.      Klasifikasi TBCKelas 0 Tidak ada jangkitan atau terinfeksi, riwayat terpapar, reaksi test tuberculin

(PPD) tidak bermakna.Kelas 1 Terpapar TBC, tidak ada bukti infeksi, reaksi kulit tak bermaknaKelas 2 Ada infeksi TBC, reaksi kulit bermakna, pemeriksaan bakteri (-), tidak ada

bukti.Kelas 3 Sedang sakit, BTA (+), test mantoux bermakna, Ro. Thorax (+). Lokasi

tempat : Paru-paru, Pleura, Limfatik, tulang/sendi, meninges, peritoneum, dsb.

Kelas 4 Sedang sakit, ada riwayat mendapat pengobatan, Ro. Thorax (+), test mantoux bermakna.

Kelas 5 dicurigai TBC, sedang dalam pengobatan

7.      Manifestasi KlinisGejala akibat TB paru adalah batuk produktif yang berkempanjangan (lebih dari minggu), nyeri dada, dan hemoptisis. Gejala sistemik termasuk demam, mengigil, keringat malam, kelemahan, hilangnya nafsu makan dan penutunan berat badan.

8.      Pemeriksaan DiagnostikAdapun pemeriksaan diagnostic pada penderita TB paru adalah :      Sputum pot      Laboratorium darah      Ro. Thorax      Spirometri       Bronkhografi       Analisa gas darah      Test tuberculin mantoux (0,1 cc intrakutan) 48-72 jam

-          0-5 mm (-)-          6-9 mm ragu-ragu-          10-15 mm (+)-          > 16 mm (+) kuat

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS.doc

B.      ASUHAN KEPERAWATAN1.      Pengkajian

-          Riwayat pernah menderita TB paru atau riwayat keluarga penderita-          Pola aktivitas dan istirahat (kelelahan, dsb)-          Pola nutrisi (mual, muntah, tidak nafsu makan)-          Riwayat lingkungan-          Aspek psikososial-          Kaji tanda-tanda gejala penyakit (batuk, penigkatan keringat pada malam hari,

peningkatan suhu pada siang hari, BB menurun dan nyeri dada)-          Pemeriksaan fisik

. Auskultasi adanya Ronkhi (+), hopersonor/tympani

. Inspekasi simetris dada

. Palpasi focal premitus

2.      Diagnosa Keperawatana.      Tidak efektifnya pola nafas berhungan dengan penurunan kapasitas parub.      Resiko penebaran infeksi berhubungan dengan keadaan penyakitnyac.       Perubahan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan

dan batuk terus-menerusd.      Resiko putus pengobatan berhubungan dengan kurangnya motivasi dan

pengobatan yang lamae.      Gangguan kebutuahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan :

-       Nafsu makan menurun-       Sesak nafas-       Meningkatnya kebutuhan metabolism tubuh

f.        Kesemasan berhubungan dengan :-       Kesulitan bernafas-       Situasi krisis yang dihadapi

g.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan :-       Kelemahan-       Kurangnya/ketidakseimbangan antara O2 yang didapat dengan yang

dibutuhkanh.      Potensial infeksi berhubungan dengan :

-       Pemakaian alat bantu nafas-       Penurunan daya tahan tubuh

i.        Potensial penyebaran infeksi berhubungan dengan kontaminasi kuman.

3.      Tindakan Keperawatan a.      Observasi suara nafas, pola nafas, dan tanda-tanda vital

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS.doc

b.      Observasi tingkat kesadaranc.       Kaji keadaan kecemasan klien dan keluarga serta tingakat pengetahuan klien dan

keluargad.      Berikan posisi nyaman pada klien (fowler/semi fowler)e.      Jaga kondisi lingkungan : bersih, kering, terang dan tenang.f.        Jelaskan untuk melakukan latihan nafas dalam dan batuk efektif

mendemonstrasikan pada klien dan beri kesempatan untuk re-demog.      Tingkatkan pemasukan cairan bila tidak ada kontra indikasih.      Lakukan secara teratur :

-       Fisioterapi dada-       Postural drainase

i.        Tingkatkan sirkulasi jaringan massagej.        Motivasi klien untuk merubah pola hidup yang tak sehat merokokk.      Menjaga asupan nutrisi yang adekuat.