asuhan keperawatan dengan pasien katarak

36
asuhan keperawatan dengan pasien katarak (makalah) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air terjun. Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan katarak senilis ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ). Perubahan yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya. Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan penglihatan. Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruh an yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat ghidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi. Yang

Upload: bibilza

Post on 28-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

asuhan keperawatan dengan pasien katarak (makalah)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG     

Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan

visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air terjun.

            Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan katarak senilis ini

merupakan proses degeneratif (kemunduran ). Perubahan yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi

disamping itu juga menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya.

            Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada umur pertengahan, pada

umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan

sedikit gangguan penglihatan.

            Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruh an yang terjadi pada lensa mata

yang dapat terjadi akibat ghidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga

akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan

penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina

dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa

mata dapat bervariasi. Yang akan kami bahas disini adalah katarak yang dialami Tn. D berumur 65 tahun.

B. TUJUAN

            Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian sampai intervensi yang harus

dilakukan pada klien dengan katarak.

BAB II

TINJAUAN TEORI

DEFINISI

Page 2: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

Menurut Arief mansur dkk (Kapita Selekta jilid 1) Katarak adalah istilah kedokteran

untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya.

Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak

bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan

menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa

mata dapat bervariasi.

Menurut Charlene J. Reaver dkk (KMB buku 1 hal 6) Katarak adalah mengeruhnya lensa.

Katarak bisa disebabkan karena konginental atau dapatan (acquired). Penyebab acquired cataract

yang paling umum adalah pertambahan usia, meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui.

Pemakaian orticosteroid dan thorazine, DM, trauma pada mata adalah penyebab acquired

cataract yang lain. Congenital cataract terjadi pada infeksi rubella pada periode kehamilan.

Katarak terjadi pada kedua mata, namun biasanya satu lensa lebih parah dibandingkan yang lain.

Diagnosa katarak mencakup menurunnya ketajaman penglihatan, hilangnya reflek merah dan

terlihat gambaran opaque pada lensa ketika dilakukan pemeriksaan.

Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :

a.       Katarak perkembangan (developmenta!) dan degeneratif.

b.      Katarak kongenital, juvenil, dan senil.

c.       Katarak komplikata.

d.      Katarak traumatik.

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :

a.       katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun

b.      katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah 40 tahun

c.       katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30 - 40  tahun

d.      katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun

ETIOLOGI

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia

seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi,

katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

Page 3: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

Faktor keturunan.

Cacat bawaan sejak lahir. (congenital)

Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.

gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)

gangguan pertumbuhan,

Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

Rokok dan Alkohol

Operasi mata sebelumnya.

Trauma (kecelakaan) pada mata.

Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

PATOFISIOLOGI

            Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk

seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga

komponen anatomis.Pada zona sentral terdapat nucleus,diperifer ada korteks, dan yang

mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.Dengan bertambahnya usia, nekleus

mengalami perubahan warna menjadi cokelat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas

seperti duri dianterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk

katarak yang paling bermakna nampak seperti cristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan

kimia dalam lensa menyebabkan hilangnya transparansi.Perubahan pada serabut halus múltiple

(zunula) yang memanjang dari badan silier kesekitar daerah diluir lensa,misalnya, dapat

menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat

menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya

cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai

influís air ke dalam lensa.Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu

transmisi sinar. Teori lain menyebutkan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi

lensa dari degenerasi.Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang tenderita katarak.

Page 4: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

            Katarak biasanya terjadi di lateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat

disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemas, seperti diabetes, Namur sebenarnya

merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal.Kebanyakan katarak berkembang

secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki dekade ke tujuh. Katarak dapat bersifat

kongenitaldan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan

ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Factor yang paling sering berperan dalam

terjadinya katrak meliputi radiasi sinar ultra violet B, obat-obatan, alcohol, merokok, diabetes,

dan asupan vitamin anti oxidan yang kurang dalam jangka waktu lama

            Lensa berisi 65% air, 35% protein, dan mineral penting.Katarak merupakan kondisi

penurunan ambulan oksigen, penurunan air, peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya

protein yang dapat larut menjadi tidak dapat larut. Pada proses penuaan ,lensa secara bertahap

kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam usuran dan densitasnya.Peningkatan densitas

diakibatkan oleh kompresi central serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru

diproduksi dikortek, serat lensa ditekan menjadi central. Serat-serat lensa yang padat lama-lam

menyebabkan hilangnya tranparansi lensa yang tidak terasa nyeri dan sering bilateral. Selain itu,

berbagai penyebab katarak diatas menyebabkan ganguan metabolisme pada lensa mata.

Gangguan metabolisme ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam

lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang

diberbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk melalui kornea

dihalangi oleh lensa yang keruh atau buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang

sampai pada retina. Akibatnya otak menginterprestasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada

katarak yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan

menjadi coklat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna (Diambil

dari buku Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata,Ns.Indriana N. Istiqomah,S.Kep

TANDA DAN GEJALA /MANIFESTASI KLINIK

           

Katarak didiagnosa terutama dengan gejala subyektif. Biasanya, pasien melaporkan

penurunan ketajaman penglihatan dan silau dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu

yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi. Temuan obyektif biasanya meliputi

pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan

oftalmoskop.

Page 5: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan

dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina hasilnya adalah pandangan kabur atau

redup, menyhilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam

hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih. Katarak

biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk,

lensa koreksi yang lebih kuatpun tak akan mampu memperbaiki penglihatan.

Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau

yang menjengkelkan yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah. Misalnya ada yang mengatur

ulang perabot rumahnya. Sehingga sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka (Diambil

dari buku Keperawatan Medikal Bedah jilid 3 hal.1996-1997).

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti

rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata

seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak

benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif (-).

Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan

komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

Peka terhadap sinar atau cahaya.

Dapat melihat dobel pada satu mata.

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Pada katarak senil(usia lebih dari 40 tahun) dikenal 4 stadium:

INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATUR

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans(hanya

bila zonula

putus0

Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam

Page 6: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

depan

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis,

glaukoma

KOMPLIKASI

Penyulit yang sensori

-yang terjadi berupa: visus tidak akan mencapai 5/5 a ambliopia

-komplikasi yang terjadi nistagmus dan strabismus

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,

akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.

2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.

3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)

4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.

5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma

6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan.

7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.

8. EKG, kolesterol serum, lipid

9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM

PENATALAKSANAAN

Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembesaran laser.

Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yang dapat

digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula (Pokalo,

1992)

Page 7: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan reflaksi kuat sampai titik

dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka penanganan biasanya konservatif.

pentingnya di kaji efek katarak terhadap kehidupan sehari-hari pasien. Mengkaji derajat

gangguan fungsi sehari-hari, seperti berdandan, ambulasi, aktifitas rekreasi, menyetir mobil, dan

kemampuan bekerja, sangat penting untuk menentukkan terapi mana yang paling cocok bagi

masing-masing penderita.

Pembedahan katarak adalah pembedahan yang sering dilakukan pada orang berusia lebih

dari 65. masa kini, katarak paling sering diangkat dengan anestesia lokal berdasar pasien rawat

jalan, meskipun pasien perlu dirawat bila ada indikasi medis. Keberhasilan pengembalian

penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai pada 95% pasien.

Pengembalian keputusan untuk menjalani pembedahan sangat individual sifatnya.

Dukungan finansial dan psikososial dan konsekuensi pembedahan harus dievaluasi, karena

sangat penting untuk penatalaksanaan pasien pasca operasi.

Kebanyakan operasi dilakukan dengan anestesi lokal (retrobulbar atau peribulbar), yang

dapat mengimobilisasi mata. Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan

klaustreofobia sehubungan dengan graping bedah. Anestesi umum diperlukan bagi yang tidak

bisa menerima anestesi lokal, yang tidak mampu bekerjasama dengan alasan fisik atau

psikologis, atau yang tidak berespon terhadap anestesi lokal.

Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak: ekstrasi

intrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya penglihatan yang

mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabakan glaukoma atau

mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopatidiabetika.  

INTERVENSI          

           

DIAGNOSA TUJUAN &

KH

INTERVENSI KODE

NIC

1. Gangguan

sensori

(visual) b.d

kekeruhan

Setelah

dilakukan

tindakan selama

3x24 jam

Comunication

enhancement visual

deficit:

  Identifikasi/perkenalkan

4978

Page 8: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

pada lensa

mata

diharapkan  :

Mengenal

gangguan

sensori dan

berkompensasi

terhadap

perubahan.

diri perawat ketika masuk

ke ruang pasien

  Catat reaksi pasien

terhadap pengurangan

penglihatan

missal:depresi, menarik

diri, marah.

  Jalan satu atau dua langkah

didepan pasien dengan

tangan pasien di siku

perawat.

  Gambarkan lingkungan ke

pasien.

  Jangan pindahkan barang di

ruang pasien tanpa izin

pasien.

  Informasikan kepada

pasien dimana lokasi

suara

  Kolaborasi: pembedahan

2. Cemas b.d

stress

Setelah

dilakukan

tindakan selama

3x24 jam

diharapkan:

Cemas klien

berkurang

Calming technique:

  Duduk dan berbicar dengan

pasien.

  Jelaskan rutinitas

perioperatif : tingkat

aktifitas, pembatasan diet,

obat-obatan.

  Beri latihan tarik nafas

yang dalam

  Kurangi sesuatu yang

5880

Page 9: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

membuat  cemas

  Pakai metode distraksi.

  Tawarkan pada pasien

minuman hangat.

  Tawarkan pada pasien

mandi air hangat bila

ada..

  Beri pengobatan anticemas

bila diperlukan.

  Instruksikan pada pasien

metode menurunkan

cemas bila tersedia.

  Control/monitor  cemas

klien

3. Resiko

cidera 

berhubungan

dengan

disfungsi

sensorik

Setelah

dilakukan

tindakan selama

3x24 jam

diharapkan :

Menunjukan

perubahan

perilaku, pola

hidup untuk

menurunkan

faktor resiko

dan melindungi

diri dari cidera.

Environment management

safety:

  Identifikasikan kebutuhan

keamanan pasien

  Identifikasi resiko

keamanan lingkungan

misal lingkungan yang

licin

  Pindahkan bahaya dari

lingkungan bila mungkin

modifikasi lingkungan

supaya tidak berbahaya

bagi klien.

  Lengkapi pasien dengan

nomor gawat darurat.

  Monitor lingkungan untuk

mengganti status

6486

Page 10: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

keamanan.

  Bantu pasien ke tempat

yang lebih aman.

  Edukasikan dari

lingkungan yang

berbahaya.

  Kolaborasi dengan agensi

lain untuk lingkungan

yang aman.

4. Nyeri

berhubungan

dengan

peningkatan

TIO

Setelah

dilakukan

tindakan selama

3x24 jam

diharapkan :

Nyeri berkurang

Pain manajement

  Tunjukan pengkajian 

PQRST(0-10)

  Observasi penyebab

ketidaknyamanan

nonverbal lebih spesific,

ketidakmampuan

berkomunikasi.

  Pastikan pasien menerima

obat analgesik.

  Pakai strategi terapetik

untuk mengajarkan

pengalaman nyeri dan

menerima kebiasaan dari

pasien.

  Pertimbangankan pengaruh

budaya terhadap respon

nyeri.

  Tentukan efek dari

pengalaman nyeri dalam

aktifitas hidup.

  Evaluasi pengalaman yang

1400

Page 11: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

lalu tentang nyeri kepada

individu, keluarga tentang

sejarah dari nyeri kronik

atau hasil dari

ketidakmampuan jika

penting.

  Evaluasi pasien dan tim

kesehatan keefektifan dari

tindakan kontrol nyeri.

  Beri informasi tentang

nyeri contoh penyebab

nyeri, berapa lama nyeri

berlangsung, dan

antisipasi

ketidaknyamanan, kontrol

faktor lingkungan.

  Ajarkan terapik

nonfarmakologi contoh

relaksasi, musik terapi,

distraksi, pemijatan.

  Kolaborasi dengan pasien,

keluarga untuk

menerapkan teknik

farmakologi jika perlu.

  Implementasikan analgesik

jika perlu.

5 Resiko

penyebaran

infeksi

Setelah

dilakukan

tindakan selama

Infection control:

intraoperative

  Cuci tangan sebelum dan    

6545

Page 12: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

berhubungan

dengan

prosedure

tindakan

invasiv insisi

jaringan

tubuh (miles

prosedur)

3x24 jam

diharapkan :

Tidak terjadi

penyebaran

infeksi selama

tindakan

prosedur

pembedahan

ditandai dengan

penggunaan

teknik

antiseptik dan

desinfeksi

secara tepat dan

benar.

sesudah melakukan

tindakan secara tepat.

  Monitor dan pantau suhu

20 dan 24oC

  Jaga sterilisasi alat

  Ciptakan lingkungan

ruangan yang bersih dan

babas dari kontaminasi

dan Jaga area kesterilan

luka operasi

  Lakukan teknik aseptik dan

desinfeksi secara tepat

dalam merawat luka

Kolaborasi terapi medik

pemberian antibiotika

profilaksis

.6 Defisit

pengetahuan

berhubungan

dengan

kurang

informasi

tentang

penyakit

yang diderita

Setelah

dilakukan

tindakan 3x24

diharapkan:

pasien

mengetahui dan

memahami

tentang

penyakit yang

diderita.

Teaching : disease

process

  Kaji level umum pasien

tentang pengetahuan

proses penyakit.

  Jelaskan patofisiologi

penyakit dan

menghubungkannya

dengan anatomi fisiologi.

  Deskripsikan tanda dan

gejala yang umum tentang

penyakit jika perlu.

  Identifikasi

  Etiologi

5602

Page 13: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

  Lengkapi informasi

tentang  kondisi pasien.

  Diskusikan pilihan terapi

atau treatment.

  Gambaran menejemen

terapi yang

direkomendasikan oleh

dokter

Pemberian pengetahuan / pendidikan pasien : perawatan diri setelah pembedahan katarak

Catat: Tinjau dengan pasien atau orang terdekat atau pemberi asuhan. Berikan petunjuk tertulis

dengan huruf berukuran besar memakai pena berujung runcing agar kontras.

Pembatasan aktivitas

Diperbolehkan

  Menonton tv, membaca bila perlu tapi jangan terlalu lama

  Mengerjakan aktivitaas tapi dikurangi

  Pada awal, ‘’mandi waslap’’ selanjutnya menggunakan bak mandi atau pancuran(dengan

pembantu)

  Tidak boleh membungkuk pada pada wastafel atau bak mandi; condongkan kepala sedikit

kebelakang saat mencuci rambut

  Tidur dengan perisai pelindung mata logam berlubang pada malam hari; mengenakan kaca mata

pada siang hari

  Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring, tidak boleh telungkup

  Aktivitas dengan duduk

  Mengenakan kaca mata hitam untuk kenyamanan

  Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai

Dihindari (paling tidak untuk satu minggu)

  Tidur pada sisi yang sakit

  Menggosok mata; menekan kelopak untuk menutup

Page 14: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

  Mengejan saat defekasi

  Memakai sabun mendekati mata

  Mengangkat beban yang lebih dari 7 kg

  Hubungan seks sampai (tanggal)------

  Mengendarai kendaraan kalo bisa

  Batuk, bersin, muntah

  Menundukan kepala sampai bawah pinggang; melipat lutut saja dan punggung

  tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai

Obat dan perawatan mata

  pergunakan obat sesuai aturan

  cuci tangan sebelum dan setelah memakai obat

  membersihkan sekitar mata dngan bola kapas steril atau kasa yang dibasahi dengan air steril atau

larutan salin normal; sapu kelopak mata dengan lembut dari sudut dalam keluar

  untuk meneteskan obat mata, duduklah dan kepala condong kebelakang; dengan lembut tarik

kebawah batas kelopak mata bawah

  mengenakan perisai pelindung mata logam berlubang-lubang pada malam hari; mengenakan kaca

mata selama siang hari

  menggunakan semua obat mata tepat sesuai dengan resep sehingga dosis dapat dinilai dan

disesuaikan oleh dokter pada kunjungan control pertama  

  melaporkan tanda dan gejala yang tak biasa

  Nyeri pada dan disekitar mata, nyeri kepala menetap  

  Setiap nyeri yang tidak berkurang dengan obat pengurang nyeri

  Nyeri disertai mata merah, bengkak, atau keluar cairan; inflamasi dan cairan dari mata  

  Nyeri dahi dengan onset mendadak

  Perubahan ketajaman penglihatan, kabur, pandangan ganda, selaput pada lapang penglihatan,

kilatan cahaya, percikan atau bintik didepan mata, halo disekitar sumber cahaya

 BAB   III

PEMBAHASAN

KATARAK

Page 15: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

TN. D (65 tahun) dirawat diruang mata karena katarak, besok diprogramkan menjalani EKEK

OS/OD. Tn D mengatakan, bahwa dua bulan ini pandanganya semakin kabur, sehingga

menyebabakan dirinya sering tersandung atau terjatuh, makanya Tn. D bersedia dioperasi. Pada

saat pemeriksaan diketahui.

CT/BT

TTV: TD: 160/90 mmHg, N: 76x/menit, S: 37,5oC, RR: 18X/meni

Pengkajian diambila tanggal   : -         Jam : ..WIB

Tanggal MRS                          : -

Ruangan / Klas                        : -

DMK                                       : -

Dx Medik                                :

Katarak 

OS/OD

Pengkajian Pre Operasi

I           Identitas:

            Nama               : Tn. D

Umur               : 65 Th

Jenis Kelamin  : Laki-laki

Agama             : -

Suku / Bangsa : -

Pendidikan      : -

Pekerjaan         :-

Alamat             :-

Ditanggung Oleh:-

II         Riwayat sebelum sakit

1.      Penyakit yang pernah diderita : Kaji riwayat penyakit pada pasien

2.      Obat yang dikonsumsi : Kaji riwayat obat yang pernah dikonsumsi pasien

3.      Kebiasaan berobat :. Tanyakan pada pasien dimana biasanya berobat

4.      Alergi obat : Kaji riwayat alergi pada pasien

III        Riwayat Penyakit Sekarang

Page 16: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

Dua bulan ini Pasien mengatakan pandanganya semakin kabur, sehingga menyebabakan dirinya

sering tersandung atau terjatuh.

V         Pengkajian persistem

Pengindraan

Mata : Kaji bentuk pupil, kaji kesimetrisan pupil ketika mata diberi sinar. kaji warna

konjungtiva, kaji warna sclera, kaji adanya edem dimata, uji ketajaman mata dll.

Pernapasan :

1.      Bentuk dada : Kaji bentuk dada

2.      Kaji riwayat penyakit yang diderita berhubungan dengan system pernapasan.

3.      Pola nafas : frekuensu nafas :18x/menit

4.      Bunyi nafas : Kaji bumyi napas pasien, apakah ada bunyi tambahan

5.      Kaji adanya Alat bantu pernapasan.

Cardiovaskuler / Jantung

1.      Tekanan darah : 160 / 90 mmHg dalam posisi berbaring.

2.      Nadi :  76x/menit reguler dan kuat.

3.      Bunyi jantung :Kaji bunyi jantung S1 dan S2  kaji adanya bunyi tambahan.

4.      Kaji adanya nyeri dada atau tidak ada.

5.      Letak jantung : Kaji letak jantung

6.      Kaji adanya Clubing finger dan anemia..

Persarafan :

1.      Tingkat kesadaran: Compos mentis.

2.      GCS : Kaji GCS pasien

Perkemihan :

Kaji pola eliminasi perhari.

VI        Psikososial :

1.      Sosial interaksi : Kaji kemampuan berinteraksi, mengatakan siap dioperasi..

2.      Kaji keadaan Spiritual klien.

Page 17: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

VII      Pola Fungsional Gordon

a.       Pola persepsi kesehatan dan managemen kesehatan

DS: T anyakan/ kaji tentang arti kesehatan bagi klien

DO: Pasien dirawat dirumah sakit dikarenakan sakit yang dideritanya.

b.      Pola Nutrisi

DS: Tanyakan/Kaji tentang pola makan Pasien

DO: Kaji tentang jumlah makan pasien

c.       Pola eliminasi

DS: Tanyakan/Kaji tentang pola eliminasi Pasien

DO: Kaji apakah klien terpasang alat bantu atau tidak untuk eliminasi.

d.      Pola aktivitas dan latihan

DS:  Tanyakan / kaji aktivitass yang dilakukan Pasien

DO: Pantau pola aktivitas Pasien

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi/ROM

e.       Pola tidur dan istirahat

DS:  Tanyakan/ kaji tentang lamanya klien tidur

DO: Tulis data obyektif mengenai pola tidur pasien

f.       Pola perceptual

Kaji pola persepsi pasien mengenai penyakit yang dialami

g.      Pola persepsi Diri

DS: Kaji tentang pola persepsi klien, perasaan yang klien alami

DO: Tulis mengenai persepsi pasien terhadap penyakit yang dialami

h.      Pola Seksual Reproduksi

Page 18: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

Pasien Tn. D  berumur 65 tahun menderita katarak OS/OD.

Kaji pada klien mengenai fungsi seksual sebelum dan setelah sakit.

i.        Pola Peran Hubungan

DS: Tanyakan /kaji pada klien mengenai hubungan dengan keluarganya.

DO: Tulis data obyektif mengenai klien dan keluarganya.

j.        Pola Management Koping sress:

Kji pada klien mengenai bagaimna klien menangani masalah yang ada, apakah menceritakan

pada keluarga atau di pendam sebelum dan setelah sakit.

k.      System Nilai dan Keyakinan

Bagaimana klien dengan tuhan, bagaimana keyakinan klien terhadap kesembuhan penyakitnya.

ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi

1. DS: Pasien

mengatakan

pandanganya

kabur.

DO:  -

Gangguan sensori

(visual)

Kekeruhan pada lensa mata

2.  DS: Pasien

mengatakan takut

berhubungan

dengan penyakit

yang diderita dan

tindakan operasi

yang akan

dilakukan

DO: TD: 160/110

Cemas Perubahan dalam status

peran, status kesehatan,

pola interaksi, fungsi

peran, lingkungan status

ekonomi

3. DS: Pasien

mengatakan sering

Resiko cedera Disfungsi sensorik

Page 19: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

terjatuh bila

beraktivitas

DO:  pasien

berhati-hati bila

menjalankan

aktivitas/ pasien

bed rest

Diagnosa Keperawatan :

1.      Gangguan sensori  (visual) berhubungan dengan Kekeruhan pada lensa mata

2.      Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi,

fungsi peran, lingkungan status ekonomi

3.      Resiko cidera  berhubungan dengan disfungsi sensorik

INTERVENSI

NO. DIAGNOSA TUJUAN &

KH

INTERVENSI KODE

NIC

1. Gangguan

sensori

(visual) b.d

kekeruhan

pada lensa

mata

Setelah

dilakukan

tindakan selama

3x24 jam

diharapkan  :

Mengenal

gangguan

sensori dan

berkompensasi

terhadap

perubahan.

Comunication enhancement

visual deficit:

  Identifikasi/perkenalkan diri

perawat ketika masuk ke ruang

pasien

  Catat reaksi pasien terhadap

pengurangan penglihatan

missal:depresi, menarik diri,

marah.

  Jalan satu atau dua langkah

didepan pasien dengan tangan

pasien di siku perawat.

4978

Page 20: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

  Gambarkan lingkungan ke

pasien.

  Jangan pindahkan barang di

ruang pasien tanpa izin pasien.

  Informasikan kepada pasien

dimana lokasi suara

  Kolaborasi: pembedahan

2. Cemas b.d

stress

Setelah

dilakukan

tindakan selama

3x24 jam

diharapkan:

Cemas klien

berkurang

Calming technique:

  Duduk dan berbicara dengan

pasien.

  Jelaskan rutinitas perioperatif :

tingkat aktifitas, pembatasan

diet, obat-obatan.

  Beri latihan tarik nafas yang

dalam

  Kurangi sesuatu yang membuat 

cemas

  Pakai metode distraksi.

  Tawarkan pada pasien minuman

hangat.

  Tawarkan pada pasien mandi air

hangat bila ada..

  Beri pengobatan anticemas bila

diperlukan.

  Instruksikan pada pasien metode

menurunkan cemas bila

tersedia.

  Control/monitor  cemas klien

5880

Page 21: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

3. Resiko

cidera 

berhubungan

dengan

disfungsi

sensorik

Setelah

dilakukan

tindakan selama

3x24 jam

diharapkan :

Menunjukan

perubahan

perilaku, pola

hidup untuk

menurunkan

faktor resiko

dan melindungi

diri dari cidera.

Environment management

safety:

  Identifikasikan kebutuhan

keamanan pasien

  Identifikasi resiko keamanan

lingkungan misal lingkungan

yang licin

  Pindahkan bahaya dari

lingkungan bila mungkin

modifikasi lingkungan supaya

tidak berbahaya bagi klien.

  Lengkapi pasien dengan nomor

gawat darurat.

  Monitor lingkungan untuk

mengganti status keamanan.

  Bantu pasien ke tempat yang

lebih aman.

  Edukasikan dari lingkungan yang

berbahaya.

  Kolaborasi dengan agensi lain

untuk lingkungan yang aman.

6486

Page 22: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

            Katarak adalah mengeruhnya lensa. Katarak bisa disebabkan karena konginental

atau dapatan (acquired). Penyebab acquired cataract yang paling umum adalah pertambahan usia,

meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui. Pemakaian orticosteroid dan thorazine, DM,

trauma pada mata adalah penyebab acquired cataract yang lain. Congenital cataract terjadi pada

infeksi rubella pada periode kehamilan. Katarak terjadi pada kedua mata, namun biasanya satu

lensa lebih parah dibandingkan yang lain. Diagnosa katarak mencakup menurunnya ketajaman

penglihatan, hilangnya reflek merah dan terlihat gambaran opaque pada lensa ketika dilakukan

pemeriksaan.

Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :

e.       Katarak perkembangan (developmenta!) dan degeneratif.

f.       Katarak kongenital, juvenil, dan senil.

g.      Katarak komplikata.

h.      Katarak traumatik.

Pengobatan

      Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan

sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus

(kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu

pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis.

B. KESIMPULAN

      Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada

umumnya mengetahui tentang penyakit katarak.Kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya.

Page 23: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Katarak

DAFTAR PUSTAKA

Istiqomah, Indriana N. 2004. Asuhan Keparawatan Klien Gangguan Mata.Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Reeves, Charlene J. 2001. Keparawatan Medical Bedah Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Salemba

Sunart dan sudarth. Keparawatan Medical Bedah edisi Ketiga.