asuhan keperawatan pada pasien sinusitis

24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS Sinusitis A. Pengertian Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus. B. Etiologi 1. Rinogen Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh : o Rinitis Akut (influenza) o Polip, septum deviasi 2. Dentogen Penjalaran infeksi dari gigi geraham atas Penyebabnya adalah kuman : o Streptococcus pneumoniae o Hamophilus influenza o Steptococcus viridans o Staphylococcus aureus o Branchamella catarhatis C. Tanda dan Gejala 1. Febris, pilek kental, berbau, bisa bercampur darah 2. Nyeri pada : o Pipi : biasanya unilateral o Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari o Gigi (geraham atas) homolateral. 3. Hidung : o buntu homolateral o Suara bindeng D. Pemeriksaan Penunjang 1. Rinoskopi anterior : o Mukosa merah o Mukosa bengkak o Mukopus di meatus medius

Upload: eka-nurviana-sari

Post on 03-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konsep asuhan keperawatan pada klien dengan sinusitis

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS

Sinusitis

A. Pengertian

Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.

B. Etiologi

1. Rinogen

Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :

o Rinitis Akut (influenza)

o Polip, septum deviasi

2. Dentogen

Penjalaran infeksi dari gigi geraham atas

Penyebabnya adalah kuman :

o Streptococcus pneumoniae

o Hamophilus influenza

o Steptococcus viridans

o Staphylococcus aureus

o Branchamella catarhatis

C. Tanda dan Gejala

1. Febris, pilek kental, berbau, bisa bercampur darah

2. Nyeri pada :

o Pipi : biasanya unilateral

o Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari

o Gigi (geraham atas) homolateral.

3. Hidung :

o buntu homolateral

o Suara bindeng

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Rinoskopi anterior :

o Mukosa merah

o Mukosa bengkak

o Mukopus di meatus medius

2. Rinoskopi postorior

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

o Mukopus nasofaring

3. Nyeri tekan pipi yang sakit

4. Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit

5. X Foto sinus paranasalis

o Kesuraman

o Gambaran “airfluidlevel”

o Penebalan mukosa

E. Penatalaksanaan

1. Drainage

o Medical :

Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)

Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg

o Surgikal : irigasi sinus maksilaris.

2. Antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :

o Ampisilin 4 x 500 mg

o Amoksilin 3 x 500 mg

o Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet

o Diksisiklin 100 mg/hari

3. Simtomatik

o Prasetamol, metampiron 3 x 500 mg.

4. Untuk kronis adalah :

o Cabut geraham atas bila penyebab dentogen

o Irigasi 1 x setiap minggu (10-20)

o Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Sinusitis

A. Pengkajian

1. Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,

2. Riwayat Penyakit sekarang : penderita mengeluah hidung tersumbat,kepala pusing, badan terasa panas,

bicara bendeng.

3. Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.

4. Riwayat penyakit dahulu :

o Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma

o Pernah mempunyai riwayat penyakit THT

o Pernah menedrita sakit gigi geraham

5. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada

hubungannya dengan penyakit klien sekarang.

6. Riwayat spikososial

o Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih)

o Interpersonal : hubungan dengan orang lain.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

7. Pola fungsi kesehatan

o Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat

Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping.

o Pola nutrisi dan metabolisme

Biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung

o Pola istirahat dan tidur

Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek

o Pola Persepsi dan konsep diri

Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurun

o Pola sensorik

Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik

purulen , serous, mukopurulen).

8. Pemeriksaan fisik

o status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.

o Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah dan

bengkak).

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung

2. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan

medis(irigasi sinus/operasi)

3. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental

4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung

5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun

sekunder dari peradangan sinus

6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan dan pilek

C. Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung

Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang

Kriteria hasil :

o Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang

o Klien tidak menyeringai kesakitan.

Intervensi :

o Kaji tingkat nyeri klien

R/: Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya

o Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

R/: Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk

mengurangi nyeri

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

o Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

R/: Klien mengetahui tehnik distraksi dn relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila

mengalami nyeri

o Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien

R/: Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.

o Kolaborasi dengan tim medis :

Terapi konservatif :

Obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung

Drainase sinus

Pembedahan :

Irigasi Antral : Untuk sinusitis maksilaris

Operasi Cadwell Luc

R/: Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien

2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan

medis (irigasi/operasi)

Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang

Kriteria hasil:

o Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya

o Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.

Intervensi :

o Kaji tingkat kecemasan klien

R/: Menentukan tindakan selanjutnya

o Berikan kenyamanan dan ketentaman pada klien :

Temani klien

Perlihatkan rasa empati(datang dengan menyentuh klien)

R/: Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan

o Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta

gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti

R/: Meingkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut

sehingga klien lebih kooperatif

o Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :

Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang

Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami

kecemasan

R/: Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan

klien.

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

o Observasi tanda-tanda vital

R/: Mengetahui perkembangan klien secara dini.

o Bila perlu, kolaborasi dengan tim medis

R/: Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien

3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari

peradangan sinus

Tujuan : Jalan nafas efektif setelah secret (seous, purulen) dikeluarkan

Kriteria hasil :

o Klien tidak bernafas lagi melalui mulut

o Jalan nafas kembali normal terutama hidung

Intervensi :

o Kaji penumpukan secret yang ada

R/: Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya

o Observasi tanda-tanda vital

R/: Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi

o Koaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekret

R/: Kerjasama untuk menghilangkan penumpukan secret/masalah

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. G. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta 2000

Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman diagnosis dan Terapi Rumah

sakit Umum Daerah dr Soetom FK Unair, Surabaya

Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SINUSITIS

A. KONSEP DASAR

I.  Definisi

Sinusitis adalah radang pada rongga hidung(A.K Muda Ahmad.2003)

Sinusitis adalah merupakan radang penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau

virus

Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal sesuai anatomi sinus yang terkena,dapat

dibagi menjadi sinusitis maksila,sinusitis etmoid,sinusitis frontal,dan sinusitis sfenoid(Soepardi 2001)

Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung,dapat berupa sinusitis maksilaris

atau frontalis sinusitis dapat berlangsung akut maupun kronik.dapat mengenai anak yang sudah

besar.pada sinusitis paranasal sudah berkembang pada anak umur 6-11tahun (Ngstiya 1997)

II.  Etiologi

1).    Sinusitis akut biasanya disebabkan oleh virus,bakteri atau jamur.seperti streptococcus

pneumoniae,dan haemophilus influenzae yang ditemukan kurang lebih 70% kasus.penyebab lain

yang terjadi pada sinusitis akut yaitu rinitis akut (influenza),infeksi faring (faringitis)

Pada sinusitis , penyebab lain dapat terjadi karena polusi bahan kimia dan alergi.

Faktor predeposisi obstruksi mekanik seperti devisiasi septum,benda asing dihidung tumor atau

polip juga karena rinitis alergi,rinitis kronik,polusi lingkungan,udara dingin dan kering

2).  Penyebab lain dimulai dengan adanya.penyumbatan daerah kompleks osteomeatal oleh infeksi dan

dapat menyebabkan infeksi gigi rahang atas M1,M2,M3 danP1 dan P2.

III. Patofisiologi

                                                                       

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

Kuman menyebar kesaluran pernafasan

Tekanan pada sinus meningkat

Batuk-batuk

Nyeri

 

IV.    Manifestasi Klinis

Anamesis biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas ,berupa pilek,dan batuk

yang lama lebih dari 7hari .

a).  Sinusitis akut ,mempunyai gejala subyektif yang terbagi atas gejala sistemik yaitu demam dan rasa

lesu,serta gejala lokal yaitu hidung tersumbat , ingus kental yang kadang berbau dan mengalir

kenasofaring (post nasal drip),halifosis (mulut yang berbau busuk ),sakit kepala yang lebih berat pada

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

pagi hari,nyeri didaerah sinus yang terkena serta kadang nyeri alih ketempat lain.gejala

objektif ,tampak pembekakan didaerah muka.pada sinusitis akut merupakan manifestasi klink yang

dimulai dengan adanya tanda-tanda peradangan pada daerah tersebut,hal ini sama dengan

manifestasi klinis pada sinusitis subakut merupakan tanda-tanda radang akutny mulai mereda.

b).  Sinusitis kronik merupakan gejala subjektif bervariasi dari ringan hingga berat seperti:

-  gejala hidung dan nasofaring,berupa sekret dihidung dan nasofaring (post nasal drip).sekret

dinasofaring secara terus menerus akan menyebabkan batuk kronik

-  gejala faring berupa rasa tidak nyaman di tenggorok

-  gejala saluran nafas ,berupa batuk dan kadang komplikasi diparu

-  gejala saluran cerna dapat terjadi gasoentritis akibat mukopus yang tertelan

-  nyeri,kepala biasanya pada pagi hari dan berkurang disiang hari

-  gejala mata,akibat perjalanan infeksi melalui duktus nasolakrimalis.

V.  Penatalaksanaan

Diberikan terapi medika mentosa berupa antibiotik selama 10-14hari,namun dapat

diperpanjang sampai semua gejala hilang.antibiotik dipilih yang mencakup anerob,seperti

penisilinV.klidamisin atau augmentin merupakan pilihan yang tepat bila penisilin tidak efektif.jika

dalam 48-72jam tidak ada perbaikan klinis diganti dengan antibiotik untuk kuman yang menghasilkan

beta laktamase,yaitu amoksisilin atau ampisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat.steroid nasal

topikal seperti beklometason berguna sebagai antiinflamasi dan antialergi.Diberikan pula

dekongestan untuk memperlancar drainase sinus.dapat diberikan sistemik maupun topikal.khusus

yang topikal harus dibatasi selama 5hari untuk menghindari terjadinya rinitis medika mentosa.Bila

perlu,diberikan analgesik untuk menghilangkan nyeri;mukolitik untuk mengencerkan

sekret,meningkatkan kerja silia,dan merangsang pemecahan fibrin.Bila perlu dilakukan

diatermi.diatermi dilakukan dengan sinar gelombang pendek sebanyak 5-6kali pada daerah yang

sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus.jika belum membaik,dilakukan pencucian sinus.Terapi

radikal dilakukan dengan mengangkat mukosa yang patologik dan membuat drainase sinus yang

terkena.untuk sinus maksila dilakukan operasi Cald well-Luc,sedangkan untuk sinus etmoid dilakukan

edmoidektomi dari intranasal atu ekstra nasal.pada sinusitis frontal dilakukan secara intra nasal atau

ekstra nasal (opersi killian).drainase sinus sfenoid dilakukan secara intranasal.

VI. Komplikasi

1. Meningitis

2. Abses otak

3. Dapat juga timbul kelainan pada sistem pernafasan seperti:

  Bronkitis kronis dan bronkietasis

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

VII.Klasifikasi

 

-          Sinusitis Maksila

SINUSITIS

Sinusitis Sub Akut

-     Sinusitis Etmoid

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

-     Sinusitis Frontal

                           -     Sinusitis Sfenoid

 

   Yang termasuk dalam sinusitis yaitu :

A.    Sinusitis Akut

Penyakit ini dimulai dengan penyumbatan daerah kompleks ostiomeatal oleh infeksi, obstruksi

mekanis atau alergi. Selain itu juga dapat merupakan penyebaran dari infeksi gigi.

ETIOLOGI

      Penyebab sinusitis akut ialah :

1.      Rinitis akut

2.      Infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut

3.      Infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan P2 (dentogen)

4.      Berenang dan menyelam

5.      Trauma, dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal

6.      Baro trauma dapat menyebabkan ekrosismukosa

GEJALA SUBYEKTIF

Gejala subyektif dibagi dalam gejala sistemik dan gejala lokal. Gejala sistemik ialah demam dan

rasa lesu. Lokal pada hidung terdapat ingus kental yang kadang-kadang berbau dan dirasakan

mengalir ke naso faring.

GEJALA OBYEKTIF

      Pada pemeriksaan sinusitis akut akan tampak pembengkakan pada sinusitis maksila terlihat di

pipi dan kelopak mata bawah, pada sinusitis frontal di dahi dan kelopak mata atas. Pada sinusits

etmoid jarang timbul pembengkakan, kecuali bila ada komplikasi.

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

      Pada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior tampak mukopus atau nanah

di meatus medius, sedangkan pada sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak ke

luar dari meatus superior.

B.     Sinusitis Sub Akut

Gejala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda-tanda radang akutnya (demam, sakit

kepala hebat, nyeri tekan) sudah reda

C.     Sinusitis Kronis

Sinusitis kronis berbeda dari sinusitis akut dalam berbagai aspek. Harus dicari faktor penyebab

dan faktor predisposisinya.

Polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa

hidung. Perubahan mukosa hidung dapat juga disebabkan oleh alergi dan defisiensi imunologik.

GEJALA SUBYEKTIF

      Gejala subyektif sangat bervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari :

-          gejala hidung dan nasofaring, berupa sekret di hidung dan sekret pasca nasal

-          gejala faring yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorok

-          gejala telinga, berupa pendengaran terganggu oleh karena tersumbatnya tuba eustachius

GEJALA OBYEKTIF

      Pada sinusitis kronis, temuan pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat

pembengkakan pada wajah.

   Yang termasuk dalam sinusitis paranasal (Akut, Subakut, Kronik) :

A.    Sinusitis Maksila

Sinusitis maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar dinding anterior sinus ialah

permukaan fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan intra-

temporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung.

Anatomi Sinus Maksila :

1.      Dasar dari anatomi sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas

2.      Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita

3.      Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari sinus, sehingga drenase kurang baik

B.     Sinusitis Frontal

Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari pada lainnya. Ukuran

sinus frontal adalah 2,8 cm tingginya, lebarnya 2,4 cm dan dalamnya 2 cm sinus frontal berdrenase

melalui ostiumnya yang terletak di resescuss frontal.

C.     Sinusitis Etmoid

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

Di bagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal, yang

berhubungan dengan sinus frontal. Sel etmoid yang terbesar disebut pula et moid.

Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribrosa. Dinding

lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis.

D.    Sinusitis Sfenoid

Batasan-batasannya ialah, sebelah-sebelah superior terdapat fosa serebri media dan kelenjar

hipofisa, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan a. karotis interna.

VIII. Diagnostik Test

1.      Pemeriksaan transilumasi (untuk sinus maksila dan sinus frontal)

Untuk mengetahui daerah gelap yang tampak pada daerah infraorbita, berarti antrum terisi oleh

pus atau mukosa antrum menebal atau terdapat neoplasma di dalam antrum.

2.      Pemeriksaan radiologi

Bila dicurigai adanya kelainan di sinus para nasal, maka dilakukan pemeriksaan radiologi.

3.      Pemeriksaan histopatologik

Dari jaringan yang diambil pada waktu dilakukan sinuskopi

4.      Sinoskopi

Pemeriksaan ke dalam sinus maksila menggunakan ensdoskopi, dapat dilihat keadaan di

dalam sinus, apakah ada sekret, polip, jaringan granulasi.

5.      Pemeriksaan CT Scan

Pemeriksaan untuk mengetahui adanya meatus medinus dan meatus superior.

B.  ASUHAN KEPERAWATAN

I.    Pengkajan :

1. Biodata :

 Nama,umur,jenis kelamin,suku bangsa,pendidikan,pekerjaan,alamat,dll.

2. Keluhan utama:

    Biasanya pasien mengeluh nyeri pada kepala sinus dan tenggorokan

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

    Tanyakan pada klien 5 unsur PQRST

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

    Merupakan faktor pencetus timbulnya sinusitis,yaitu:

    - Apakah klien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma?

    - Apakah klien pernah mempunyai riwayat penyakit THT?

    - Apakah klien pernah menderita sakit gigi geraham?

5.  Riwayat Penyakit Keluarga:

   Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada                    

hubungannya dengan penyakit klien sekarang?atau penyakit lain seperti hipertensi,Dm(Diabetes

Millitus)

6.  Riwayat PsikoSosial-Spritual:           

a.  Psikologis:perasan yang dirasakan oleh klien cemas/sedih?

b.  Sosial:Bagaimana hubungan klien dengan orang terdekat klien maupun dengan lingkungannya

terutama diRumah Sakit?

c.   Apakah klien tetap menjalankan ibadahnya selama perawatan diRumah Sakit?

Pemeriksaan Fisik

- Observasi tanda-tanda vital

TD       : (tekanan darah)

N         : (nadi)

S          : (suhu)

P          : (pernafasan)

- Keadaan Umum:

Biasanya klien terlihat lemah,namun tampak sakit pada daerah kepala sinus(daerah rongga/saluran

tempat nanah keluar)

- Melakukan observasi tingkat kesadaran:

a.       Compos mentis:sadar sepenuhnya dapat menjawab semua pernyataan tentang keadaan 

sekelilingnya.

b.      Apatis:keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan kehidupan disekitarnya,sikap

acuh tak acuh.

c.       Somnolen:keadaan kesadaran yang mau tidur saja.dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri

akan tetapi jatuh tidur lagi

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

d.      Delirium:keadaan kacau motorik yang sangat,memberontak,berteriak,dan tidak sadar terhadap orang

lain tempat dan waktu

e.       Sopor/Semi sopor :keadaan kesadaran yang menyerupai koma,reaksi hanya dapat ditimbulkan

dengan rangsangan nyeri.

f.       Koma:keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan

apapun

Pada umumnya tingkat kesadaran Compos mentis,dengan GCS:456

II.  Pemenuhan kebutuhan sehari hari

-  Pola makan :

Kaji kebisaan pola makan klien selama dirumah ataupun dirumah sakit.biasanya nafsu     makan klien

berkurang karena terjadi gangguan pada hidung.

- pola minum :

Kaji kebiasaan pola minum klien selama dirumah sakit.apakah pola minum klien teratur atau tidak?

pola kebiasaan minum klien biasanya dalam batas normal sekitar (7-8 gelas perhari)dengan jumlah

1750-2000cc/hari.

- Eliminasi Alvi(BAB):

        Pola teratur 1kali sehari dengan konsistensi lunak dan warna kuning

- Eliminasi Urine(BAB):

         Pola kebiasaan urine biasanya dalam batas normal (5-6kali/hari)dengan warna kuning jernih

- Istirahat Tidur

Pola tidur klien terganggu karena klien merasa tidak dapat istirahat disebabkan klien sering pilek

- Aktivitas

Membatasi kegiatan yang berlebihan

III. Pengkajian persistem

- Sistem Muskolosekeletal

         Pergerakan sendi dan tulang dapat digerakkan secara normal.

         Inspeksi (pada bagian luar)

-    Perhatikan bentuk tulang hidung

-    Amati jika ada perubahan warna dan bengkak

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

         Palpasi

-    Amati jika ada rangsangan nyeri

Skala nyeri : 0 – 3 (ringan)

4 – 7 (sedang)

8 – 10 (berat)

-    Adakah krepitasi pada tulang hidung (lakrimaris)

- Sistem Penglihatan

Pergerakan bola mata kadang-kadang dirasakan nyeri pada bola mata atau dibelakangnya dan

nyeri akan bertambah bila mata digerakkan

- Sistem Pernafasan :

         Inspeksi     : Amati, jika ada pembengkakan di daerah sekitar mata-mata

Palpasi       :  a.  Pada sinusitis frontal rasa nyeri terlokalisasi di dahi atau dirasakan nyeri di seluruh kepala

b.  Rasa nyeri pada sinusitis sfenoid di verteks,oksipital, di belakang bola mata dan di daerah mastoid

         Adanya gejala telinga, berupa pendengaran terganggu oleh karena tersumbatnya tuba Eustachius

         Adanya nyeri/ sakit kepala pada pagi hari dan akan berkurang di siang hari

         Gejala saluran napas berupa batuk dan kadang-kadang terdapat komplikasi di paru berupa asma

bronkial sehingga terjadi penyakit sinobronkitis kadang-kadang gejala sangat ringan hanya terdapat

sekret di nasofaring yang menganggu.

- Sistem kardiovaskuler:

Biasanya bunyi jantung normal,pola nadi normal

- Sistem Persyarafan :

         Gerakan reflek tubuh normal dengan GCS 456

         Sedangkan pada sistem syaraf (nervus) dipengaruhi oleh saraf penghidu nervus I, offaktorius jika

terjadi kelainan pada sistem penghidu

- Sistem Pencernaan :

         Adanya gejala pada saluran cerna, oleh karena mukopus yang tertelan dapat menyebabkan

gastroenteritis, sering terjadi pada anak

- Sistem Reproduksi :

Tidak adanya penyakit kelamin, scrotum normal (laki-laki).

- Sstem Perkemihan :

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

Tidak adanya perubahan pada warna urine,tidak terdapat Albumin dalam kemih (protein yang

terdapat pada jaringan tubuh).

Diagnosa Keperawatan

1.      Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari

peradangan sinus

2.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung

3.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan  menurun

sekunder dari peradangan sinus

4.      Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan

medis (irigasi/operasi)

5.      Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu,nyeri sekunder dari proses

peradangan

Intervensi dan Rasionalnya

Diagnosa Keperawatan 1

Jalan nafas tidak efektik berhubungan dengan obtruksi (penumpukan sekret  hidung) sekunder dari

peradangan sinus

Tujuan : jalan nafas efektif setelah sekret (seous, purulen)dikeluarkan

Kriteria hasil :

-          Klien tidak bernafas lagi melalui mulut

-          Jalan nafas kembali normal terutama hidung

INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji penumpukan sekret yang ada

b. Obsevasi tanda-tanda vital

c. Kolaborasi   dengan  tim medis   untuk pembersihan sekret

a. Mengetahui   tingkat   keparahan   dan tindakan selanjutnya

b. Mengetahui   perkembangan   klien sebelum dilakukan operasi

c. Kerjasama   untuk   meghilangkan penumpukan sekret/masalah

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

Diagnosa Keperawatan 2  Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung

Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang

Kriteria Hasil:

- Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang

- Klien tidak menyeringai kesakitan

INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji tingkat nyeri klien

b. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

c. Ajarkan   tekhnik   relaksasi   dan distraksi

d. Observasi   tanda-tanda   vital   dan keluahan klien

e. Kolaborasi dengan tim medis :

1). Terapi Konservatif :

-    Obat   Acetaminopen,   Aspirin,   obat   sakit kepala   berupa   puyer   atau   tablet.      Dekongestan   Hidung   (obat   tetes hidung) untuk   memperlancar   drenase, hanya diberikan untuk waktu yang terbatas 5 sampai 10 hari.

-    Drainase   Sinus,   pada   sinus   frontal   dapat 

a.   Mengetahui   tigkat   nyeri   klien   dalam     menentukan tindakan selanjutnya

b.   Dengan   sebab  dan   akibat   nyeri   diharapkan klien  berpartisipasi   dalam  perawatan  untuk mengurangi nyeri

c.   Klien   mengetahui   tekhnik   distraksi   dan relaksasi sehingga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri

d.  Mengetahui   keadaan   umum   dan perkembangan kondisi klien.

e.   Menghilangkan/menguragi   keluhan   nyeri klien

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

dilakukan dari dalam hidung (intranasal) atau dengan operasi dari luar (eksternasal), seperti pada   operasi   killian.   Sedangkan   pada   sinus sfenoid   dilakukan   dari   dalam   hidung (intranasal)

2). Pembedahan :

     - Irigasi Antral :

 Untuk   Sinusitis  Maksilaris dilakukan  untuk mengeluarkan   sekret   yang   terkumpul   di dalam rongga sinus maksila

  -   Operasi   Cadwell   luc.  untuk   mengangkat mukosa   yang   patologik   dan   membuat drainase dari sinus yang terkena

Diagnosa Keperawatan 3

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dai kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun

sekuder dari peradangan sinus

Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi

Kriteria hasil

-          Klien menghabiskan korsi makannya

-          Berat badan tetap seperti sebelum sakit atau bertambah

INTERVENSI RASIONAL

a.   Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien

b.   Jelaskan   pentingnya   makanan   bagi   proses penyembuhan

a.   Mengatahui kekurangan nutrisi klien

b.   Dengan   pengetahuan   yang   baik   tentang nutrisi   akan   memotivasi   meningkatkan pemenuhan nutrisi

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

c.   Catat intake ouput makanan klien

d.  Anjurkan makan sedikit tapi sering

e.   Sajikan makan secara menarik

c.   Mengetahui   perkembangan   pemenuhan nutrisi klien

d.  Dengan   sedikit   tapi   sering   mengurangi penekana yang berlebihan pada lambung

e.   Meningkatkan selara makan klien

Diagnosa Keperawatan 4

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan

medis (irigasi/operasi)

Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang

Kriteria hasil :

-          Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya

-          Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.

INTERVENSI RASIONAL

a.   Kaji tingkat kecemasan klien

b. Berikan   kenyamanan   dan ketentraman pada klien

       Temani klien       Perlihatkan   rasa   empati   (datang   dengan 

menyentuh klien)

c. Berikan   penjelasan   pada   klien tentang penyakit  yang dideritanya perlahan, tenang   serta   gunakan   kalimat   yang   jelas, singkat mudah di mengerti

d. Singkirkan stimulasi  yang berlebihan misalnya :

-    Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang-    batasi   kontak   dengan   orang   lain/klien   lain 

yang kemungkinan mengalami kecemasan

e. Observasi tanda-tanda pital

f. Bila   perlu,   kolaborasi   dengan   tim 

a.   Menentukan tindakan selanjutnya

b.   Memudahkan   penerimaan   klien   terhadap informasi yang diberikan

c.   Meningkatkan   pemahaman   klien   tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih koopretif

d.  Dengan   menghilangkan   stimulus   yang mencemaskan   akan   meningkatkan ketenangan klien

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

medis

1). Terapi Konservatif :-    Obat   Acetaminopen   ;   Aspirin,   obat   sakit 

kepala   berupa   puyer   atau   tablet.      Dekongestan   Hidung   (obat   tetes hidung)  untuk   memperlancar   drenase, hanya diberikan untuk waktu yang terbatas 5 sampai 10 hari.

-    Drainase   Sinus,   pada   sinus   frontal   dapat dilakukan dari dalam hidung (intranasal) atau dengan operasi dari luar (eksternasal), seperti pada   operasi   killian.   Sedangkan   pada   sinus sfenoid   dilakukan   dari   dalam   hidung (intranasal)

2). Pembedahan :

     - Irigasi Antral :

 Untuk   Sinusitis  Maksilaris dilakukan  untuk mengeluarkan   sekret   yang   terkumpul   di dalam rongga sinus maksila

-   Operasi   Cadwell   luc.  untuk   mengangkat mukosa   yang   patologik   dan   membuat drainase dari sinus yang terkena

e.   Mengetahui perkembangan klien secara dini.

f.    Obat  dapat  menurunkan  tingkat  kecemasan klien

Diagnosa Keperawatan 5

Gangguan Istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses

peradangan

Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman

Kriteria hasil :

- Klien tidur 6-8 jam sehari

INTERVENSI RASIONAL

a.   Kaji kebutuhan tidur klien

b.   Ciptakan suasana yang nyaman

c.   Anjurkan klien bernafas lewat mulut

a.   Mengetahui   permasalahan   klien   dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

b.   Agar klien dapat tidur dengan tenang

c.   Pernafasan tidak terganggu

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

d.  Kolaborasi   dengan   tim   medis   dalam pemberian obat

d.  Pernafasan   dapat   efektif   kembalib   lewat hidung

IMPLEMENTASI

Merupakan tindakan pelaksanaan dari interfensi yang telah dibuat untuk dapat mengatasi

diapnosa keperawatan yang telah ada

EVALUASI

1.      Apakah klien dapat bernafas efektif ?

2.      Apakah rasa nyaman nyeri klien sudah teratasi ?

3.      Apakah klien sudah terpenuhi kebutuhan  nutrisinya ?

4.      Apakah kecemasan klien sudah berangsur hilang ?

5.      Apakah istirahat dan tidur klien sudah merasa lebih nyaman?

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Juall. L. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC : Jakarta.

Cody, D. Thane R. (1991). Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan. EGC: Jakarta.

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta.

Mansjoer, Arief. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. FKUI : Jakarta.

Doenges, E. Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sinusitis

Soepardi, Efiaty Arsyad. (2001). Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, Leher. FKUI : Jakarta.

Sumber lain dari internet :

http ://www.aaai.org/ (joint council of allergy, asthma, immunology)