asuhan keperawatan keluarga
DESCRIPTION
STIKES BPTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PENGKAJIAN
I. Data umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bapak S
2. Usia : 56 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Petani
5. Alamat : RT. 16 RW. 04 Desa Kalapasawit Dusun kalapagada
6. Komposisi Anggota keluarga
No. Nama L/P Agama Hub. dengan Keluarga Pendidikan Pekerjaan
1. Ibu W P Islam Istri SD IRT
2. An. R L Islam Anak STMK Petani
3. An. W P Islam Anak SMA IRT
4. An. T P Islam Anak SMA Karyawan
5. An. D P Islam Anak SMA Mahasiswa
Genogram :
Bpk. S Ibu W
An. R An. W An. T An. DKeterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Hub. pernikahan
= Hub. keluarga
= Tingal serumah
56 52
33 30 23 20
7. Tipe/Bentuk Keluarga :
Keluarga Bapak S termasuk tipe keluarga inti (nuclear family) karena dalam satu rumah
terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak.
8. Suku bangsa :
Keluarga Bapak S dan Ibu W berasal dari suku jawa, bahasa yang digunakan dalam
sehari-hari adalah bahasa jawa.
9. Agama :
Semua anggota keluarga Bapak S beragama islam dan taat dalam menjalankan ibadah.
10. Status sosial ekonomi :
Kebutuhan sehari-hari keluarga semua terpenuhi oleh Bapak S. Bapak S bekerja
sebagai petani dan memiliki usaha sampingan, penghasilan Bapak S cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.
11. Aktivitas Keluarga :
Keluarga Bapak S jarang melakukan rekreasi ketempat hiburan atau berkunjung ke
keluarga yang jauh karena Bapak S sibuk mencari nafkah, rekreasi yang biasa
dilakukan keluarga Bapak S hanya menonton tv dirumah.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa, dua dari
empat anaknya sudah menikah dan hidup mandiri, sedangkan dua anaknya lagi belum
menikah dan masih tinggal bersama Bapak S. Tugas perkembangan yang sudah
dijalankan oleh keluarga Bapak S saat ini yaitu melepas anak-anaknya untuk
berkeluarga, mempertahankan hubungan yang intim dengan anggota keluarga, dan
memberikan contoh pada anak-anaknya dalam berkeluarga, khususnya bagaimana
mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Keluarga Bapak S belum bisa memandirikan anaknya karena Anak D masih kuliah dan
membutuhkan biaya untuk melanjutkan pendidikannya.
14. Riwayat keluarga inti :
Keluarga Bapak S saat ini dalam keadaan sehat, hanya Ibu W yang menderita diabete
mellitus. Dalam keluarga Bapak S biasanya menggunakan sumber pelayanan
kesehatan keluarga yaitu puskesmas
15. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Ibu W adalah anak ke-6 dari 8 bersaudara dan mengatakan mempunyai riwayat
penyakit diabetes melitus karena kakak ke-1 dan ke-3 dari Ibu W menderita diabetes
mellitus dan telah meninggal, sedangkan Bapak S tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah :
Rumah milik sendiri ukuran 11x9 m, jenis rumah permanen, lantai rumah keramik,
rumh cukup bersih, Ibu W selalu membersihkan rumah setiap hari, ventilasi disetiap
ruangan ada, jendela yang bisa dibuka hanya di ruang tamu dan kamar. Sumber air
yang digunakan dari sumur kualitas air tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
berasa. Jarak Sepitank dengan sumber air sekitar 10 m.
Denah Rumah :
Kamar Kamar Dapur WC tidur tidur U
Kamar mandiRuang tamu
Tempat Jemuran
Teras Mushola ± 10 M
Kamar Ruang tv/keluarga tidur Ruang Teras Kamar santai
Ruang tamu tidur
Kamar tidur Garasi
Teras Gudang
Keterangan :
= Jendela
= Sumur
= Spitank
17. Karatkteristik tetangga dan komunitas :
Jarak rumah keluarga Bapak S berdekatan dengan tetangga. Hubungan antar
tetangga cukup baik. Sebagian besar tetengga bekerja sebagai petani, buruh, dan
pedagang. Mushola agak dekat dengan rumah Bapak S. Jarak dari rumah ke
puskesmas sekitar ± 500 M. Alat transportasi yang digunakan kendaaraan sendiri
yaitu sepeda motor.
18. Mobilitas geografi keluarga :
Keluarga Bapak S sudah lama ( ± ) tinggal di daerah Lakbok.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Saudara Bapak S dan Ibu W sering berkunjung menengok dan memberikan support
pada keluarga Bapak S. Biasanya setiap hari raya Idul fitri anak-anak dan
keluarganya berkumpul dirumah Bapak S. Bapak S tergolong anggota masyarakat
yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan
dimasyarakat.
20. Sistem pendukung keluarga :
Anaknya yang tinggal satu rumah suka membantu pekerjaan rumah seperti
menyapu, mencuci, dan menyetrika. Anaknya yang tinggal berdekatan sering
berkunjung untuk mengetahui keadaan Bapak S dan Ibu W.
IV. Struktur Keluarga
21. Pola dan proses komunikasi :
Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga Bapak S yaitu komunikasi terbuka,
tiap anggota keluarga bebas mengungkapkan pendapatnya masing-masing.
22. Struktur kekuatan :
Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan apabila masalah
tidak teratasi maka keputusan ada ditangan Bapak S.
23. Struktur peran :
Bapak S sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, Ibu W melakukan peran sebagai Ibu melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci, dan memasak. An. T dan An.
D sebagai seorang anak selalu membantu pekerjaan ibunya ketika ada waktu luang.
24. Nilai-nilai dan norma budaya :
Nilai-nilai yang dianut keluarga sesuai dengan nilai atau masyarakat dimana
keluarga tersebut tinggal. Dalam keluarga Bapak S menekankan etika dan sopan
santun terhadap orang lain, saling menghormati dan saling menghargai.
V. Fungsi- Fungsi Keluarga:
25. Fungsi Afektif :
Semua anggota keluarga saling menyanyangi, menghargai, menghormati, dan
membantu bila ada masalah.
26. Fungsi Sosial :
Semua anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan baik dilingkungan rumah
maupun dimasyarakat.
27. Fungsi perawatan kesehatan :
Ibu W mengatakan menderita diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu. Sejak saat
itu Ibu W mengeluh sering buang air kecil, sering minum, badan terasa lemas, cepat
lelah jika melakukan aktivitas, kesemutan, telapak tangan kaku dan penurunan berat
badan. Setelah diperiksa kepuskesmas ternyata kadar gula darah Ibu W sangat tinggi
dan baru mengetahui bahwa dia terkena penyakit diabetes mellitus. Bapak S
mengatakan bahwa apabila ada anggota keluarga yang pernah sakit sebelumnya,
Bapak S hanya membelikan obat serupa yang diresepkan dokter dan membuat
ramuan tradisional untuk mengobatinya.
28. Fungsi reproduksi :
Bapak S memiliki empat orang anak dan sebelumnya memang sudah merencanakan
memiliki empat orang anak agar dikala tua nanti tidak kesepian. Ibu W mengatakan
tidak menggunakan kontrasepsi pil dan suntik karena sudah menopause.
29. Fungsi ekonomi :
Penghasilan Bapak S sebagai petani dirasa sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarganya.
VI. Stress dan Koping keluarga
30. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
- Stresor jangka pendek
Keluarga Bapak S merasa khawatir dengan kondisi Ibu W yang tidak sembuh-
sembuh
- Stresor jangka panjang
Bapak S masih memiliki beban untuk memenuhi biaya kuliah anaknya.
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
dalam merespon stress, Bapak S lebih mendekatkan diri dengan yang diatas, begitu
juga dengan Ibu w. Apabila ada masalah, keluarga membicarakan masalah tersebut
bersama-sama serta mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
32. Strategi Koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah, biasanya keluarga berdiskusi untuk menyelesaikan
masalah yang ada.
33. Strategi adaptasi disfungsional
Bapak S dalam menghadapi masalah dengan cara mendiamkanya atau tidur,
sedangkan Ibu W dalam menghadapi masalah biasanya selalu diceritakan kepada
keluarga.
34. Pemeriksaan fisik (lihat halaman berikut)
VII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga :
Keluarga berharap asuhan keperawatan keluarga dilakukan terus secara teratur, sehingga
keluarga mengetahui tentang cara merawat anggota keluarganya yang sakit.
Pemeriksaan fisik
No
.
Aspek yang diperiksa Bapak S Ibu W An. T An. D
1. Tanda-Tanda Vital
- Tekanan Darah
- Nadi
- Suhu
- RR
130/80 mmHg
78 x/menit
36,5°C
20 x/menit
130/90 mmHg
80 x/menit
36°C
20 x/menit
100/80 mmHg
70 x/menit
36°C
18 x/menit
120/80 mmHg
80 x/menit
36°C
20 x/menit
2. Kepala
- Bentuk
- Kulit kepala
- Warna rambut
- Luka
- Nyeri tekan
Simetris
Bersih
Beruban
Tidak ada
Tidak ada
Simetris
Bersih
Beruban
Tidak ada
Tidak ada
Simetris
Bersih
Hitam
Tidak ada
Tidak ada
Simetris
Bersih
Hitam
Tidak ada
Tidak ada
3. Mata
- Penglihatan
- Bentuk
- Pupil
- Konjungtiva
- skelera
- nyeri tekan
Jelas
Simetris
Isokor
Anemis
Tidak ikterik
Tidak ada
Jelas
Simetris
Isokor
Anemis
Tidak ikterik
Tidak ada
Jelas
Simetris
Isokor
Anemis
Tidak ikterik
Tidak ada
Jelas
Simetris
Isokor
Anemis
Tidak ikterik
Tidak ada
4. Telinga
- Bentuk
- Fungsi pendengaran
Simetris
Dapat menjawab
pertanyaan
dengan baik
Simetris
Dapat
menjawab
pertanyaan
dengan baik
Simetris
Dapat
menjawab
pertanyaan
dengan baik
Simetris
Dapat
menjawab
pertanyaan
dengan baik
5. Hidung
- Bentuk
- Fungsi penciuman
Simetris
Dapat
membedakan
bau kayu putih +
bawang
Simetris
Dapat
membedakan
bau kayu putih
+ bawang
Simetris
Dapat
membedakan
bau kayu putih
+ bawang
Simetris
Dapat
membedakan
bau kayu putih
+ bawang
6. Mulut
- Mukosa bibir
- Gigi
Lembab
Bersih, sudah
ada yang tanggal
Kering
Bersih, Sudah
ada yang
tanggal
Lembab
Bersih
Lembab
Bersih
7. Leher
- P. kelenjar tonsil
- Peningkatan tekanan
vena jugularis
- Lesi
- Nyeri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
8. Dada
- Bentuk
- Suara nafas
Simetris
Veskuler
Simetris
Veskuler
Simetris
Veskuler
Simetris
Veskuler
9. Abdomen Tidak ada bekas
luka, peristaltik
terdengar
normal, tidak
kembung, tidak
teraba masa
Tidak ada
bekas luka,
peristaltik
terdengar
normal, tidak
kembung,
tidak teraba
masa
Tidak ada
bekas luka,
peristaltik
terdengar
normal, tidak
kembung,
tidak teraba
masa
Tidak ada
bekas luka,
peristaltik
terdengar
normal, tidak
kembung,
tidak teraba
masa
10 Ekstermitas Turgor elastis,
tidak ada luka,
Kaki normal
Turgor elastis,
tidak ada luka,
telapak kaki
kesemutan dan
kebas
Turgor elastis,
tidak ada luka,
Kaki normal
Turgor elastis,
tidak ada luka,
Kaki normal
Analisa Data
No. Data Diagnosa Keperawatan
1. DS:
- Ibu W mengatakan sering buang air kecil
dan sering merasa haus
- Ibu W mengatakan badannya terasa
lemas
- Ibu W mengatakan cepat lelah jika
melakukan aktivitas
- Ibu W mengatakan berat badannya
menurun
DO:
- Ibu W tampak lemas
- membran mukosa kering
- Berat badan Ibu W sebelum sakit 62 kg
setelah sakit 51 kg
Kekurangan volume cairan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarganya
2. DS:
- Ibu W mengatakan sering kesemutan dan
kaku di telapak tangan
- Ibu W mengatakan jarang periksa kadar
gula
DO:
- Keluarga Bapak S tidak tahu resiko dari
penyakit diabetes mellitus
- Riwayat diabetes melitus
Resiko hiperglikemi berhubungan dengan
ketidak tahuan keluarga mengenal
masalah.
Prioritas
Kekurangan volume cairan tubuh
No. Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 3/3 x 1 = 1 Ibu W mengalami kekurangan
volume cairan tubuh, ditandai
dengan membran mukosa
kering, sering merasa haus dan
buang air kecil.
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 = 1 Ibu W mempunyai keinginan
diubah untuk sembuh, dengan cara
membuat obat tradisional
untuk mengendalikan kadar
gula dalam darahnya.
3. Potensial masalah untuk
dicegah
2/3 x 1 = 2/3 Masalah lebih lanjut belum
terjadi dan dapat dicegah
dengan program dietnya untuk
tidak memakan makana dan
minuman yang manis.
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Keluarga merasa masalah ini
perlu segera ditangani agar
tidak terjadi penyebaran
penyakit yang lebih buruk.
Total skor 3 2/3
Resiko hiperglikemi
No. Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 3/3 x 1 = 1 Ibu W mengatakan sering
kesemutan dan kaku ditelapak
tangan
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
0/2 x 2 = 0 Ibu W mengatakan jarang
memeriksa kadar gulanya ke
puskesmas
3. Potensial masalah untuk
dicegah
2/3 x 1 = 2/3 Ibu W mengatakan masih bisa
melakukan aktivitas walaupun
terganggu dan terkadang
aktivitas yang dilakukan
lambat.
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Keluarga merasa masalah ini
perlu segera ditangani agar
tidak terjadi penyebaran
penyakit yang lebih buruk.
Total skor 2 2/3
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No. Diagnosa
Keperawatan keluarga
Tujuan Evaluasi Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standart
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh pada Ibu W
Setelah pertemuan 2 x 60 menit keluarga mampu :1. Mengenal masalah
diabetes mellitus dengan :a. menjelaskan
pengertian DMb. menyebutkan
penyebab DMc. Menyebutkan
gejala DM
2. Keluarga mampu merawat anggota
Respon VerbalRespon VerbalRespon Verbal
Respon Verbal
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yangditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atauhiperglikemia.Menyebutkan 3 dari 5 penyebab DM:1. Faktor keturunan 2. Obesitas/kegemukan3. Faktor lingkungan
(gaya hidup yang kurang sehat; merokok, stress, alkohol)
4. Makanan5. Faktor penuaanMenyebutkan 3 dari 6 tanda/gejala DM :1. Sering buang air kecil2. Rasa haus yang
berlebihan 3. Makan yang berlebihan4. Penurunan berat badan 5. Keletihan6. KesemutanCara perawatan DM:1. Hindari makanan dan
- Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian DM
- Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali pengertian DM
- Diskusikan dengan keluarga penyebab DM
- Anjurkan keluarga agar menyebutkan kembali penyebab DM
- Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala DM
- Bersama-sama keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala yang dialami
- Gali adanya pengetahuan keluarga dalam melakukan
keluarganya yang mengalami DM, dengana. menjelaskan cara
perawatan DM
minuman yang mengandung kadar gula tinggi
2. Olahraga secara teratur3. Kontrol kadar gula
secara teratur4. bila mendapat obat,
minum secara teratur5. Kurangi stress
perawatan pada anggota keluarga yang mengalami DM
- Diskusikan dengan keluarga cara perawatan pada anggota keluarga yang mengalami DM
- Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan terkait dengan cara perawatan DM
- Demonstrasikan diet yang tepat untuk penderita diabetes melitus
2. Resiko hiperglikemi berhubungan dengan ketidak tahuan keluarga mengenal masalah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien tidak mengalami hyperglikemi
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 60 menit diharapkan keluarga dapat :menjelaskan resiko pada Diabetes Melitus
Respon Verbal
Keluarga mengetahui dan memahami tentang resiko yang bisa terjadi pada penyakit Diabetes Melitus apabila gula darahnya tinggi.
- Observasi adanya penyebab resiko hiperglikemi
- Gali pengetahuan keluarga mengenai resiko hyperglikemi pada Diabetes Melitus
- Jelaskan mengenai resiko gula darah yang tinggi
- Berikan petunjuk diet.- Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
FORMAT CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No. Diagnosa keperawatan
Implementasi Evaluasi
1 Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya
Tuk I- Mendiskusikan dengan
keluarga tentang pengertian, tanda/gejala, dan penyebab diabetes melitus
- Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali tentang pengertian, tanda/gejala, dan penyebab.
- Mengidentifikasi bersama-sama keluarga untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
Tuk II- Mendiskusikan dengan
keluarga tentang cara merawat anggota keluarga dengan DM
- Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan terkait dengan cara perawatan DM
- Mendemonstrasikan diet yang tepat untuk penderita diabetes mellitus
Subyektif- Keluarga mampu menjelaskan
kembali pengertian diabetes melitus dengan bahasa yang sederhana, 3 dari 5 penyebab, dan 3 dari 6 tanda/gejala diabetes melitus
- Keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala Ibu W dan menyimpulkan bahwa Ibu W mengalami diabetes melitus
- Keluarga mengatakan akan merawat Ibu W dengan baik agar tidak terjadi kondisi yang lebih berat lagi
- Ibu W mengatakan kadang-kadang badannya terasa lemas.
Obyektif:- keluarga dan Ibu W tamapak
memperhatikan penjelasan yang disampaikan
Analisa:- Masalah teratasi sebagian dengan
Tuk baru tercapai sebagian
Perencanaan :- Lanjutkan intervensi dan motivasi
keluarga untuk mempertahankan perilaku positif
- Diskusikan kembali hal-hal yang belum jelas
2. Resiko hiperglikemi berhubungan dengan ketidak tahuan keluarga mengenai masalah.
Tuk I :- Mengobservasi adanya
penyebab resiko hiperglikemi- Menggali pengetahuan
keluarga mengenai diabetes melitus
- Menjelaskan mengenai resiko hiperglikemi pada diabetes mellitus
Subyektif :Ibu W mengatakan mengerti dan tahu kalau menderita penyakit diabetes melitus
Obyektif :Ibu W dapat menjelaskan kembali tentang resiko hiperglikemi pada diabetes mellitusIbu W bersedia cek darah gula secara rutin
Analisa :Masalah teratasi Perencanaan :Anjurkan pada ibu W untuk rutin berolahraga