askep transplantasi

19
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL Pendahuluan Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah kemajuan dalam teknik transplantasi organ. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu lain. Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transpIantasi maju dengan pesat. Kemajuan ilmu dan teknologi memungkinkan pengawetan organ, penemuan obat-obatan anti penolakan yang semakin baik sehingga berbagai organ dan jaringan dapat ditransplantasikan. Dewasa ini bahkan sedang dilakukan uji klinis penggunaan hewan sebagai donor. Dibalik kesuksesan dalam perkembangan transplantasi organ muncul berbagai masalah. Semakin meningkatnya pasien yang membutuhkan tranplantasi, penolakan organ, komplikasi pasca transplantasi, dan resiko yang mungkin timbul akibat transplantasi telah memunculkan berbagai pertanyaan tentang etika, legalitas dan kebijakan yang menyangkut penggunaan teknologi itu. Di Indonesia transplantasi ginjal dimulai 4-oktober- 1977 di RSCM, dan kemudian disusul oleh RS PGI Cikini pada tanggal 8-oktober 1977, dan mulai tahun 1985 1

Upload: afrisal-arief

Post on 24-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: askep transplantasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL

Pendahuluan

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan

kesehatan berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah kemajuan dalam teknik

transplantasi organ. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk

penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu

lain. Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor

kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transpIantasi

maju dengan pesat. Kemajuan ilmu dan teknologi memungkinkan pengawetan

organ, penemuan obat-obatan anti penolakan yang semakin baik sehingga berbagai

organ dan jaringan dapat ditransplantasikan. Dewasa ini bahkan sedang dilakukan

uji klinis penggunaan hewan sebagai donor.

Dibalik kesuksesan dalam perkembangan transplantasi organ muncul berbagai

masalah. Semakin meningkatnya pasien yang membutuhkan tranplantasi,

penolakan organ, komplikasi pasca transplantasi, dan resiko yang mungkin timbul

akibat transplantasi telah memunculkan berbagai pertanyaan tentang etika,

legalitas dan kebijakan yang menyangkut penggunaan teknologi itu.

Di Indonesia transplantasi ginjal dimulai 4-oktober-1977 di RSCM, dan kemudian

disusul oleh RS PGI Cikini pada tanggal 8-oktober 1977, dan mulai tahun 1985

disusul oleh RS Karyadi, Bandung, Medan. Transplantasi baru dapat dilakukan

bila persyaratan antara donor dan resipient terpenuhi.

Pengertian

Transplantasi ginjal adalah pembedahan ginjal manusia yang ditransfer dari

satu individu ke individu lain (Lucman and Sorensen).

Transplantasi ginjal merupakan insersi pembedahan ginjal manusia dari

sumber yang hidup atau ginjal cadaver kepada klien dengan penyakit ginjal tahap

akhir,untuk mengganti hilangnya fungsi ginjal yang normal (Gorzemen and

Bawdain).

1

Page 2: askep transplantasi

Transplantasi ginjal melibatkan menanamkan ginjal dari donor hidup atau

kadaver menusia resipein yang mengalami penyakit ginjal tahap akhir.( Brunner

and Suddarth)

Etiologi

Penyakit gagal ginjal terminal (stadium terakhir).

Tujuan

Transplantasi mempunyai 2 tujuan yaitu:

1. Untuk membebaskan diri dari ketergantungan terhadap dialysis.

2. Dapat menikmati hidup yang lebih baik, makan/minum bebas, perasaan

sehat seperti orang lain/normal.

Bagaimana Cara Kerja Transplantasi Ginjal?

Prosedur bedah transplantasi ginjal biasanya membutuhkan waktu antara 3 sampai

6 jam. Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah

panggul) agar terlindung oleh tulang panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan

pembuluh darah balik (vena) dari ginjal ‘baru’ ini dihubungkan ke arteri dan vena

tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring.

Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin

dapat dialirkan keluar.

2

Page 3: askep transplantasi

Syarat-syarat

Recipient:

- Usia 13-60 tahun

- Tidak mengidap penyakit berat, keganasan, TBC, hepatitis, Jantung

- Harus dapat menerima terapi imunosupresif dalam waktu yang lama dan

harus patuh minum obat

- Sudah mendapat HD yang teratur sebelumnya

- Mau melakukan pemeriksaan pasca transplantasi ginjal.

Donor:

- Usia 18-50 tahun

- Mempunyai motivasi yang tinggi tanpa paksaan

- Kedua ginjal normal, tidak terinfeksi

- Tidak mengidap penyakit berat yang dapat memperburuk fungsi ginjal

dan komplikasi setelah operasi

- Hasil laboratorium semuanya dalam batas normal.

Jika donor hidup tidak tersedia, pasien harus menunggu jaringan yang diambil

dari mayat yang cocok, dan untuk mendapatkan donor yang cocok akan diatur oleh

organisasi dibawah aturan pemerintah yaitu organisasi yang dibiayai secara federal

yang mengkoordinasi pertukaran organ,dan dengan sistim komputer akan

mencocokkan donor mayat dengan calon penerima.

3

Page 4: askep transplantasi

Persiapan transplantasi ginjal

a. Persiapan resipient dan keluarga

Perawat mempunyai peran penting sebagai advokat untuk memastikan

bahwa semua upaya dibuat untuk menentukan dan bertindak atas keinginan

pasien berkenan dengan pendonoran dan perawat juga berperan vital dalam

mendukung keluarga secara psikologis, terutama saat mereka mencoba

menerima donor dari mayat, serta sebagai koordinator transplan yaitu

memastikan bahwa keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk

memberikan surat persetujuan.

Setelah ada persetujuan dari keluarga, tim akan menjelaskan mengenai

operasi dan perawatannya:

1. Lokasi dan letak ginjal baru

2. Penggunaan bermacam-macam peralatan yang mungkin diperlukan selama

perawatan

3. Pengambilan darah yang sering dilakukan

4. Untuk mencegah infeksi pasien ditempatkanditempat khusus, dimana

anggota keluarga tidak diperbolehkan masuk

5. Kemungkinan timbul komplikasi seperti infeksi, rejeksi setelah operasi

6. Mobilisasi: merubah posisi, membatukkan, latih duduk dan berdiri serta cara

nafas efektif.

Dengan demikian diharapkan pasien dan keluarga akan merasa aman dan

dapat bekerja sama dan bersikap lebih terbuka untuk membantu perawatan.

b. Persiapan donor dan keluarga

Pada prinsipnya sama dengan persiapan operasi pada umumnya hanya

spesifikasinya 2jam sebelum operasi resipient dan donor dikompres dengan

cairan bethadin pada daerah yang akan dioperasi dan setelah operasi resipient

masuk kedalam ruangan khusus dan steril.

c. Persiapan ruangan dan peralatan

Ruangan yang akan dipakai setelah operasi 2 hari sebelumnya harus

dibersihkan,semua peralatan dan obat-obatan dimasukkan ke ruangan tersebut

dengan disinari ultraviolet selama 24jam.

4

Page 5: askep transplantasi

Resipient transplantasi biasanya dirawat dalam area lengkap yang dirancang

secara khusus baik untuk fase penyembuhan maupun fase pemulihan, hal ini

untuk menghindari pemindahan pasien, menurunkan resiko terhadap infeksi

bagi pasien yang mengalami imunosupresan.

d. Persiapan pasien sebelum operasi

Persiapan ini termasuk pengkajian yang berhubungan dengan riwayat

penyakit yang lalu (mis: HT,DM,kanker), tingkat kecemasan pasien,

pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur transplan,efek samping dari

pembedahan juga termasuk pemeriksaan laboratorium, ECG, pemeriksaan

radiologi (mis: foto thorak,USG ginjal,CT scan ginjal, IVP),pemeriksaan fisik

(mis: BB, TTV, pola eliminasi urine, adakah tanda-tanda infeksi, gangguan

pernafasan, tanda-tanda kelebihan/kekurangan cairan elektrolit) dan dialisis

dalam 24 jam pembedahan. Dialisis ini dilakukan untuk menggembalikan kimia

darah ke kadar mendekati normal, memperbaiki perubahan agregasi trombosis

yang ditimbulkan oleh uremia dan mengeluarkan kelebihan cairan.

Bila donor hidup, persiapan dapat dilakukan sehari sebelum transplantasi,

tetapi bila donor mayat/cadaver semua persiapan harus selesai dalam beberapa

jam.

e. Persiapan pasien setelah transplantasi ginjal

- Setelah operasi pasien langsung ditempatkan diruangan khusus yang

telah disediakan peralatan dan obat-obatan

- Memonitor tanda-tanda vital, tingkat kesadaran pasien dan derajat nyeri

- Menghitung jumlah line intravena yang terpasang, catat tempat insisi,

jenis cairan dan kecepatan tetesan

- Monitor balutan abdomen dan catat apakah ada drain

- Catat dan amati letak kateter urether serta drainase urine dari tiap kateter

- Temukan akses vaskuler dan tentukan patensinya dengan meletakkan jari

atau stetoskop tepat diatas tempat akses dan raba atau dengarkan

karakteristik bunyi denyutan disebut desiran (bruit)

- Bila terpasang NGT sambungkan selang tersebut ke sistim drainase yang

sesuai

5

Page 6: askep transplantasi

- Ukur lingkar abdomen pada insisura iliaka, ini merupakan informasi

dasar yang digunakan nanti untuk pengkajian ada tidaknya komplikasi

(mis: kebocoran uretra, limfosel atau perdarahan)

- Pada pasien anak dipantaunya lebih sering daripada pasien dewasa

karena sifat dinamik dari cairan anak dan status kardiovaskuler seperti

tekanan darah, BB

- Rungan harus ditutup dan hanya anggota tim transplantasi ginjal yang

diperkenankan masuk

- Setiap petugas yang memasuki ruangan harus memakai masker dan baju

serta alas kaki yang khusus

- Keluarga pasien tidak diperkenankan masuk ruangan tersebut, hanya

diperbolehkan melihat melalui kaca, semua itu dilakukan untuk

mencegah infeksi.

Komplikasi

Komplikasi transplantasi ginjal ada 2 yaitu:

Komplikasi bedah: kebocoran, trombosis pada vena renalis dan ateri

renalis

Komplikasi medik: infeksi, rejeksi, toksitas obat.

Pendidikan Pasien Sebelum Pulang

Sebelum pulang pasien harus dapat melakukan perawatan sendiri dengan

dibantu oleh keluarganya sesuai dengan yang dilakukan di rumah sakit, oleh

karena itu pasien dan keluarga harus dilibatkan selama perawatan di rumah

sakit. Misalnya mengenai obat-obatan sebaiknya ditulis pada kertas nama

obat, dosis, cara pemberian dan bila perlu waktu/jam pemberiannya.

Disamping itu dijelaskan juga efek sampingnya dan pentingnya obat

tersebut agar dapat diminum secara teratur dan tepat agar mendapatkan hasil

yang baik sesuai dengan keinginan kita. Pasien juga dianjurkan untuk

membuat catatan mengenai cairan yang masuk dan keluar selama 24jam,

tekanan darah, suhu badan, dan juga kelainan yang mungkin terjadi juga harus

dicatat.

6

Page 7: askep transplantasi

Karena masih mudahnya terkena infeksi, maka pasien dianjurkan untuk

mandi 2x sehari, pasien juga tidak boleh mengangkat beban yang berat, olah

raga, dan pasien harus rutin memeriksakan kesehatannya secara teratur

terutama bila ada keluhan dan kelainan-kelainan segera dilaporkan ke dokter.

7

Page 8: askep transplantasi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

TRANSPLANTASI GINJAL

PRE OPERASI

Diagnosa keperawatan :

Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan dari transplantasi ginjal.

Kriteria hasil : Rasa cemas berkurang

Pasien dapat menyebutkan proses transplantasi

ginjal

Wajah rileks.

Intervensi :

a. Gambarkan persiapan praoperasi pada pasien termasuk puasa, pemberian

infuse, dialysis dan obat praoperasi

b. Terangkan bahwa dialysis mungkin perlu secara sementara setelah

transplantasi ginjal

c. Jelaskan prosedur pembedahan termasuk dimana ginjal akan diletakkan

dalam abdomen, dan bagaimana ginjal akan berfungsi dan lamanya

pembedahan

d. Gambarkan adanya infus pasca operasi, drain dan kateter

e. Diskusikan nyeri insisi, pastikan pasien bahwa akan ada metode untuk

menurunkan nyeri termasuk obat dan pembebatan insisi

f. Latih cara batuk, nafas dalam, ganti posisi tidur pasien

g. Dorong keterlibatan dengan kelompok pasien yang telah menjalani

transplantasi

h. Gambarkan pernyataan sederhana, ulangi dan ungkapkan dengan kalimat

lain jika perlu

i. Beri kesempatan pasien untuk mengekspresikan kecemasannya tentang

pembedahan, mengungkapkan berbagai ketidakpastian dan mengajukan

pertanyaan

j. Tawarkan kesempatan pada pasien untuk memperjelas dengan seseorang

yang telah berhasil dan tidak berhasil dalam transplantasi ginjal.

8

Page 9: askep transplantasi

POST OPERASI

1. Diagnosa keperawatan :

Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi luka operasi, spasme otot, atau adanya

distensi abdomen/kandung kemih.

Kriteria hasil : Pasien dapat toleransi terhadap rasa nyeri

Ungkapan rasa nyeri berkurang/hilang

Ekpresi wajah tenang.

Intervensi :

a. Beri support kepada pasien untuk menggungkapkan raya nyerinya

b. Atur posisi yang nyaman

c. Anjurkan untuk istirahat baring di tempat tidur

d. Pantau skala nyeri nyeri, tentukan lokasi, jenis factor yang meningkatkan

rasa nyeri serta tanda dan gejala yang menunjang

e. Ciptakan lingkungan yang tenang

f. Ajarkan tehnik relaksasi (latih nafas dalam)

g. Longgarkan atau kencangkan bebat daerah yang sakit

h. Beri kesempatan untuk istirahat selama nyeri, buat jadwal aktifitas bila nyeri

berkurang

i. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik, oksigen dan

pemeriksaan penunjang

j. Berikan obat pengurang rasa sakit dan observasi 30 menit kemudian.

2. Diagnosa Keperawatan:

Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan transplantasi ginjal,

penolakan, obat-obatan nefrotoksik, gagal ginjal.

Kriteria Hasil : Pasien akan mempertahankan keluaran urine yang adekuat.

Intervensi :

a. Periksa haluaran urine setiap 1 jam pada awalnya

b. Catat warna urine adanya bekuan

c. Amati dan pertahankan terhadap patensi serta drainase urine pada setiap

kateter

9

Page 10: askep transplantasi

d. Pertahankan banyaknya volume cairan intravena untuk membilas ginjal

sesuai program

e. Beritahu dokter terhadap adanya kebocoran urine pada balutan abdomen,

nyeri abdomen hebat atau destensi abdomen

f. Bila pasien oligouri progresif, teliti pemeriksaan fungsi ginjal, kaji status

hidrasi dan beritahu dokter.

3. Diagnosa Keperawatan :

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine,

gagal ginjal, penolakkan tranplantasi, tingginya volume cairan intravena.

Kriteria Hasil : Pasien mengeluarkan urine yang adekuat dan tidak menahan

cairan.

Intervensi :

a. Monitor TD dan nadi setiap 1jam

b. Ukur haluaran urine setiap 1jam

c. Timbang BB setiap hari

d. Auskultasi paru-paru setiap pergantian dinas sesuai indikasi

e. Pertahankan keakuratan catatan masuk dan keluarnya cairan

f. Beri banyak cairan sesuai program

g. Beri obat diuritik sesuai program

h. Pertahankan mesukan natrium sesuai program

i. Laporkan semua temuan abnormal.

4. Diagnosa Keperawatan :

Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan imunosupresi

Kriteria

hasil :

Pasien akan mengalami penyembuhan jaringan normal

Pasien tidak demam, insisi kering, urine jernih/kuning

tanpa sediment, paru-paru bersih.

Intervensi :

10

Page 11: askep transplantasi

a. Lakukan cuci tangan dengan bersih sebelum, selama, dan setelah merawat

pasien.

b. Gunakan tehnik aseptik dengan saksama dalam merawat semua kateter,

selang infus sentral, pipa endoktrakheal, dan selang infuse perifer.

c. Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.

d. Pertahankan lingkungan yang bersih.

e. Lepaskan kateter secepat mungkin sesuai program.

f. Ganti segera balutan yang basah untuk membatasi media bagi organisme.

g. Berikan nutrisi yang adekuat.

h. Pertahankan integritas kulit.

i. Larang pengunjung dan perawat dengan infeksi saluran pernapasan aktif

untuk kontak dengan pasien.

j. Pantau nilai-nilai laboraturium, khususnya SDP (sel darah putih) dan

periksa spicemen dari drainase yang dicurigai untuk dikultur dan

sensitivitas.

k. Inspeksi daerah insisi tiap hari terhadap semua tanda-tanda inflamasi; nyeri,

kemerahan, bengkak, panas, dan drainase.

l. Auskultasi paru terhadap bunyi nafas setiap 4 jam.

m. Anjurkan dan bantu ambulasi dini.

n. Perhatikan karakter urine dan laporkan bila keruh dan bau busuk.

o. Beritahu dokter setiap adanya indikasi infeksi.

p. Berikan antimicrobical, sesuai program.

5. Diagnosa Keperawatan :

Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan resiko dari reaksi imun

transplantasi dan efek samping dari obat-obatan imunosupresi, atau kebutuhan

hemodialisa lanjut.

Kriteria

hasil :

Pasien akan mempertahankan fungsi ginjal.

Tidak ada tanda dan gejala reaksi imun

Immunosupresan sesuai toleransi tanpa adanya efek

samping

11

Page 12: askep transplantasi

Intervensi :

a. Pantau dan laporkan tanda dan gejala reaksi imun(kemerahan,

bengkak,nyeri tekan diatas sisi transplantasi, peningkatan suhu, peningkatan

sel darah putih, penurunan haluaran urine, peningkatan proteinuria,

peningkatan BB tiba-tiba, peningkatan BUN dan kreatinin, edema).

b. Periksa tanda-tanda vital setiap 2-4 jam.

c. Monitor masukan dan haluaran cairan setiap jam selanjutnya setiap 3 jam.

d. Kaji akses dialysis

e. Pantau dan laporkan efek samping dari obat-obatan immunosupresif

f. Siapkan pasien untuk operasi mengangkat ginjal yang ditolak jika

terjadireaksi hiperakut

g. Berikan dukungan kepada pasien dan keluarga.

6. Diagnosa keperawatan :

Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan di rumah berhubungan dengan

kurang pengetahuan tentang perawatan diri, riwayat ketidak patuhan.

Kriteria hasil : Menyatakan mengerti tentang instruksi pulang.

Intervensi :

a. Kembangkan rencana penyuluhan bekerja sama dengan koordinator

transplantasi. Pastikan pasien dan anggota keluarga mengetahui:

- Nama, frekuensi, indikai, dosis, dan efek samping dari semua obat yang di

berikan.

- Tanda dan gejala infeksi untuk di laporkan.

- Tanda dan gejala reaksi imun untuk di laporkan.

- Diet – biasanya pembatasan natrium; atur untuk konsul tentang diet.

- Bagaimana mengumpulkan specimen yang di perlukan, seperti

pengumpulan urine 24 jam dan urine bersih.

- Nilai normal laboraturium untuk kreatinin dan BUN.

- Kaji berat badan dan suhu tubuh setiap hari. Pastikan pasien mempunyai

catatan berat badan dan suhu tubuh setiap hari.

12

Page 13: askep transplantasi

b. Tinjau ulang jadwal untuk kunjungan lanjut ke kantor atau klinik

transplantasi. Pastikan pasien mengetahui dimana dan seberapa sering darah

perlu di periksa. Pastikan semua instruksi perawatan mandiri dan perjanjian

evaluasi di tulis.

c. Anjurkan pasien untuk berpartisipasi penuh dalam kegiatan perawatan diri

sejak di rumah sakit (meminum obat sendiri, mengukur berat badan sendiri,

mengukur suhu, memonitor nilai-niali laboraturium).

d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan kegiatan ketika di rumah sakit. Jika di

ijinkan, mungkin pasien dapat melihat fasilitas lain seperti kafetaria dan

toko souvenir.

e. Ingatkan pasien :

- Bahwa agen imunosupresif harus di berikan untuk mempertahankan

cangkokan ginjal.

- Memakai gelang waspada-medik untuk identifikasi diri sebagai seorang

dengan cangkok ginjal dan pengguna agen imunosupresif.

- Menghindari diri dari kegiatan olahraga kontak.

f. Rujuk pasien pada bimbingan pekerjaan untuk bantuan rencana kerja bila

pasien merasa siap.

g. Libatkan anggota keluarga dalam semua penyuluhan jika memungkinkan.

h. Tekankan kembali perlunya melaporkan lebih awal tanda-tanda.

13

Page 14: askep transplantasi

DAFTAR PUSTAKA

Carpernito, Linda juall, 1995. Perencanaan keperawatan dan dokumentasi :

Diagnosis keperawatan dan masalah kolaborasi. Edisi kedua.Jakarta:EGC

Engram, Barbara. 1998. Rencana asuhan keperawatan medical bedah. Edisi bahasa

Indonesia. Volume satu.

Hudak, Carolyn, 1996. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Edisi pertama.

Jakarta; EGC.

Hamilton, D. 1984. Kidney Transplantation in P. J. Morris (Ed). Kidney

Transplantation : Principles and Practice. New York : Grune & Stratton.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner

Suddarth. Edisi delapan. Volume dua. Jakarta. EGC.

14