askep transplantasi
DESCRIPTION
askepTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL
Pendahuluan
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan
kesehatan berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah kemajuan dalam teknik
transplantasi organ. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk
penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu
lain. Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor
kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transpIantasi
maju dengan pesat. Kemajuan ilmu dan teknologi memungkinkan pengawetan
organ, penemuan obat-obatan anti penolakan yang semakin baik sehingga berbagai
organ dan jaringan dapat ditransplantasikan. Dewasa ini bahkan sedang dilakukan
uji klinis penggunaan hewan sebagai donor.
Dibalik kesuksesan dalam perkembangan transplantasi organ muncul berbagai
masalah. Semakin meningkatnya pasien yang membutuhkan tranplantasi,
penolakan organ, komplikasi pasca transplantasi, dan resiko yang mungkin timbul
akibat transplantasi telah memunculkan berbagai pertanyaan tentang etika,
legalitas dan kebijakan yang menyangkut penggunaan teknologi itu.
Di Indonesia transplantasi ginjal dimulai 4-oktober-1977 di RSCM, dan kemudian
disusul oleh RS PGI Cikini pada tanggal 8-oktober 1977, dan mulai tahun 1985
disusul oleh RS Karyadi, Bandung, Medan. Transplantasi baru dapat dilakukan
bila persyaratan antara donor dan resipient terpenuhi.
Pengertian
Transplantasi ginjal adalah pembedahan ginjal manusia yang ditransfer dari
satu individu ke individu lain (Lucman and Sorensen).
Transplantasi ginjal merupakan insersi pembedahan ginjal manusia dari
sumber yang hidup atau ginjal cadaver kepada klien dengan penyakit ginjal tahap
akhir,untuk mengganti hilangnya fungsi ginjal yang normal (Gorzemen and
Bawdain).
1
Transplantasi ginjal melibatkan menanamkan ginjal dari donor hidup atau
kadaver menusia resipein yang mengalami penyakit ginjal tahap akhir.( Brunner
and Suddarth)
Etiologi
Penyakit gagal ginjal terminal (stadium terakhir).
Tujuan
Transplantasi mempunyai 2 tujuan yaitu:
1. Untuk membebaskan diri dari ketergantungan terhadap dialysis.
2. Dapat menikmati hidup yang lebih baik, makan/minum bebas, perasaan
sehat seperti orang lain/normal.
Bagaimana Cara Kerja Transplantasi Ginjal?
Prosedur bedah transplantasi ginjal biasanya membutuhkan waktu antara 3 sampai
6 jam. Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah
panggul) agar terlindung oleh tulang panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan
pembuluh darah balik (vena) dari ginjal ‘baru’ ini dihubungkan ke arteri dan vena
tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring.
Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin
dapat dialirkan keluar.
2
Syarat-syarat
Recipient:
- Usia 13-60 tahun
- Tidak mengidap penyakit berat, keganasan, TBC, hepatitis, Jantung
- Harus dapat menerima terapi imunosupresif dalam waktu yang lama dan
harus patuh minum obat
- Sudah mendapat HD yang teratur sebelumnya
- Mau melakukan pemeriksaan pasca transplantasi ginjal.
Donor:
- Usia 18-50 tahun
- Mempunyai motivasi yang tinggi tanpa paksaan
- Kedua ginjal normal, tidak terinfeksi
- Tidak mengidap penyakit berat yang dapat memperburuk fungsi ginjal
dan komplikasi setelah operasi
- Hasil laboratorium semuanya dalam batas normal.
Jika donor hidup tidak tersedia, pasien harus menunggu jaringan yang diambil
dari mayat yang cocok, dan untuk mendapatkan donor yang cocok akan diatur oleh
organisasi dibawah aturan pemerintah yaitu organisasi yang dibiayai secara federal
yang mengkoordinasi pertukaran organ,dan dengan sistim komputer akan
mencocokkan donor mayat dengan calon penerima.
3
Persiapan transplantasi ginjal
a. Persiapan resipient dan keluarga
Perawat mempunyai peran penting sebagai advokat untuk memastikan
bahwa semua upaya dibuat untuk menentukan dan bertindak atas keinginan
pasien berkenan dengan pendonoran dan perawat juga berperan vital dalam
mendukung keluarga secara psikologis, terutama saat mereka mencoba
menerima donor dari mayat, serta sebagai koordinator transplan yaitu
memastikan bahwa keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
memberikan surat persetujuan.
Setelah ada persetujuan dari keluarga, tim akan menjelaskan mengenai
operasi dan perawatannya:
1. Lokasi dan letak ginjal baru
2. Penggunaan bermacam-macam peralatan yang mungkin diperlukan selama
perawatan
3. Pengambilan darah yang sering dilakukan
4. Untuk mencegah infeksi pasien ditempatkanditempat khusus, dimana
anggota keluarga tidak diperbolehkan masuk
5. Kemungkinan timbul komplikasi seperti infeksi, rejeksi setelah operasi
6. Mobilisasi: merubah posisi, membatukkan, latih duduk dan berdiri serta cara
nafas efektif.
Dengan demikian diharapkan pasien dan keluarga akan merasa aman dan
dapat bekerja sama dan bersikap lebih terbuka untuk membantu perawatan.
b. Persiapan donor dan keluarga
Pada prinsipnya sama dengan persiapan operasi pada umumnya hanya
spesifikasinya 2jam sebelum operasi resipient dan donor dikompres dengan
cairan bethadin pada daerah yang akan dioperasi dan setelah operasi resipient
masuk kedalam ruangan khusus dan steril.
c. Persiapan ruangan dan peralatan
Ruangan yang akan dipakai setelah operasi 2 hari sebelumnya harus
dibersihkan,semua peralatan dan obat-obatan dimasukkan ke ruangan tersebut
dengan disinari ultraviolet selama 24jam.
4
Resipient transplantasi biasanya dirawat dalam area lengkap yang dirancang
secara khusus baik untuk fase penyembuhan maupun fase pemulihan, hal ini
untuk menghindari pemindahan pasien, menurunkan resiko terhadap infeksi
bagi pasien yang mengalami imunosupresan.
d. Persiapan pasien sebelum operasi
Persiapan ini termasuk pengkajian yang berhubungan dengan riwayat
penyakit yang lalu (mis: HT,DM,kanker), tingkat kecemasan pasien,
pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur transplan,efek samping dari
pembedahan juga termasuk pemeriksaan laboratorium, ECG, pemeriksaan
radiologi (mis: foto thorak,USG ginjal,CT scan ginjal, IVP),pemeriksaan fisik
(mis: BB, TTV, pola eliminasi urine, adakah tanda-tanda infeksi, gangguan
pernafasan, tanda-tanda kelebihan/kekurangan cairan elektrolit) dan dialisis
dalam 24 jam pembedahan. Dialisis ini dilakukan untuk menggembalikan kimia
darah ke kadar mendekati normal, memperbaiki perubahan agregasi trombosis
yang ditimbulkan oleh uremia dan mengeluarkan kelebihan cairan.
Bila donor hidup, persiapan dapat dilakukan sehari sebelum transplantasi,
tetapi bila donor mayat/cadaver semua persiapan harus selesai dalam beberapa
jam.
e. Persiapan pasien setelah transplantasi ginjal
- Setelah operasi pasien langsung ditempatkan diruangan khusus yang
telah disediakan peralatan dan obat-obatan
- Memonitor tanda-tanda vital, tingkat kesadaran pasien dan derajat nyeri
- Menghitung jumlah line intravena yang terpasang, catat tempat insisi,
jenis cairan dan kecepatan tetesan
- Monitor balutan abdomen dan catat apakah ada drain
- Catat dan amati letak kateter urether serta drainase urine dari tiap kateter
- Temukan akses vaskuler dan tentukan patensinya dengan meletakkan jari
atau stetoskop tepat diatas tempat akses dan raba atau dengarkan
karakteristik bunyi denyutan disebut desiran (bruit)
- Bila terpasang NGT sambungkan selang tersebut ke sistim drainase yang
sesuai
5
- Ukur lingkar abdomen pada insisura iliaka, ini merupakan informasi
dasar yang digunakan nanti untuk pengkajian ada tidaknya komplikasi
(mis: kebocoran uretra, limfosel atau perdarahan)
- Pada pasien anak dipantaunya lebih sering daripada pasien dewasa
karena sifat dinamik dari cairan anak dan status kardiovaskuler seperti
tekanan darah, BB
- Rungan harus ditutup dan hanya anggota tim transplantasi ginjal yang
diperkenankan masuk
- Setiap petugas yang memasuki ruangan harus memakai masker dan baju
serta alas kaki yang khusus
- Keluarga pasien tidak diperkenankan masuk ruangan tersebut, hanya
diperbolehkan melihat melalui kaca, semua itu dilakukan untuk
mencegah infeksi.
Komplikasi
Komplikasi transplantasi ginjal ada 2 yaitu:
Komplikasi bedah: kebocoran, trombosis pada vena renalis dan ateri
renalis
Komplikasi medik: infeksi, rejeksi, toksitas obat.
Pendidikan Pasien Sebelum Pulang
Sebelum pulang pasien harus dapat melakukan perawatan sendiri dengan
dibantu oleh keluarganya sesuai dengan yang dilakukan di rumah sakit, oleh
karena itu pasien dan keluarga harus dilibatkan selama perawatan di rumah
sakit. Misalnya mengenai obat-obatan sebaiknya ditulis pada kertas nama
obat, dosis, cara pemberian dan bila perlu waktu/jam pemberiannya.
Disamping itu dijelaskan juga efek sampingnya dan pentingnya obat
tersebut agar dapat diminum secara teratur dan tepat agar mendapatkan hasil
yang baik sesuai dengan keinginan kita. Pasien juga dianjurkan untuk
membuat catatan mengenai cairan yang masuk dan keluar selama 24jam,
tekanan darah, suhu badan, dan juga kelainan yang mungkin terjadi juga harus
dicatat.
6
Karena masih mudahnya terkena infeksi, maka pasien dianjurkan untuk
mandi 2x sehari, pasien juga tidak boleh mengangkat beban yang berat, olah
raga, dan pasien harus rutin memeriksakan kesehatannya secara teratur
terutama bila ada keluhan dan kelainan-kelainan segera dilaporkan ke dokter.
7
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
TRANSPLANTASI GINJAL
PRE OPERASI
Diagnosa keperawatan :
Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan dari transplantasi ginjal.
Kriteria hasil : Rasa cemas berkurang
Pasien dapat menyebutkan proses transplantasi
ginjal
Wajah rileks.
Intervensi :
a. Gambarkan persiapan praoperasi pada pasien termasuk puasa, pemberian
infuse, dialysis dan obat praoperasi
b. Terangkan bahwa dialysis mungkin perlu secara sementara setelah
transplantasi ginjal
c. Jelaskan prosedur pembedahan termasuk dimana ginjal akan diletakkan
dalam abdomen, dan bagaimana ginjal akan berfungsi dan lamanya
pembedahan
d. Gambarkan adanya infus pasca operasi, drain dan kateter
e. Diskusikan nyeri insisi, pastikan pasien bahwa akan ada metode untuk
menurunkan nyeri termasuk obat dan pembebatan insisi
f. Latih cara batuk, nafas dalam, ganti posisi tidur pasien
g. Dorong keterlibatan dengan kelompok pasien yang telah menjalani
transplantasi
h. Gambarkan pernyataan sederhana, ulangi dan ungkapkan dengan kalimat
lain jika perlu
i. Beri kesempatan pasien untuk mengekspresikan kecemasannya tentang
pembedahan, mengungkapkan berbagai ketidakpastian dan mengajukan
pertanyaan
j. Tawarkan kesempatan pada pasien untuk memperjelas dengan seseorang
yang telah berhasil dan tidak berhasil dalam transplantasi ginjal.
8
POST OPERASI
1. Diagnosa keperawatan :
Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi luka operasi, spasme otot, atau adanya
distensi abdomen/kandung kemih.
Kriteria hasil : Pasien dapat toleransi terhadap rasa nyeri
Ungkapan rasa nyeri berkurang/hilang
Ekpresi wajah tenang.
Intervensi :
a. Beri support kepada pasien untuk menggungkapkan raya nyerinya
b. Atur posisi yang nyaman
c. Anjurkan untuk istirahat baring di tempat tidur
d. Pantau skala nyeri nyeri, tentukan lokasi, jenis factor yang meningkatkan
rasa nyeri serta tanda dan gejala yang menunjang
e. Ciptakan lingkungan yang tenang
f. Ajarkan tehnik relaksasi (latih nafas dalam)
g. Longgarkan atau kencangkan bebat daerah yang sakit
h. Beri kesempatan untuk istirahat selama nyeri, buat jadwal aktifitas bila nyeri
berkurang
i. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik, oksigen dan
pemeriksaan penunjang
j. Berikan obat pengurang rasa sakit dan observasi 30 menit kemudian.
2. Diagnosa Keperawatan:
Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan transplantasi ginjal,
penolakan, obat-obatan nefrotoksik, gagal ginjal.
Kriteria Hasil : Pasien akan mempertahankan keluaran urine yang adekuat.
Intervensi :
a. Periksa haluaran urine setiap 1 jam pada awalnya
b. Catat warna urine adanya bekuan
c. Amati dan pertahankan terhadap patensi serta drainase urine pada setiap
kateter
9
d. Pertahankan banyaknya volume cairan intravena untuk membilas ginjal
sesuai program
e. Beritahu dokter terhadap adanya kebocoran urine pada balutan abdomen,
nyeri abdomen hebat atau destensi abdomen
f. Bila pasien oligouri progresif, teliti pemeriksaan fungsi ginjal, kaji status
hidrasi dan beritahu dokter.
3. Diagnosa Keperawatan :
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine,
gagal ginjal, penolakkan tranplantasi, tingginya volume cairan intravena.
Kriteria Hasil : Pasien mengeluarkan urine yang adekuat dan tidak menahan
cairan.
Intervensi :
a. Monitor TD dan nadi setiap 1jam
b. Ukur haluaran urine setiap 1jam
c. Timbang BB setiap hari
d. Auskultasi paru-paru setiap pergantian dinas sesuai indikasi
e. Pertahankan keakuratan catatan masuk dan keluarnya cairan
f. Beri banyak cairan sesuai program
g. Beri obat diuritik sesuai program
h. Pertahankan mesukan natrium sesuai program
i. Laporkan semua temuan abnormal.
4. Diagnosa Keperawatan :
Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan imunosupresi
Kriteria
hasil :
Pasien akan mengalami penyembuhan jaringan normal
Pasien tidak demam, insisi kering, urine jernih/kuning
tanpa sediment, paru-paru bersih.
Intervensi :
10
a. Lakukan cuci tangan dengan bersih sebelum, selama, dan setelah merawat
pasien.
b. Gunakan tehnik aseptik dengan saksama dalam merawat semua kateter,
selang infus sentral, pipa endoktrakheal, dan selang infuse perifer.
c. Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
d. Pertahankan lingkungan yang bersih.
e. Lepaskan kateter secepat mungkin sesuai program.
f. Ganti segera balutan yang basah untuk membatasi media bagi organisme.
g. Berikan nutrisi yang adekuat.
h. Pertahankan integritas kulit.
i. Larang pengunjung dan perawat dengan infeksi saluran pernapasan aktif
untuk kontak dengan pasien.
j. Pantau nilai-nilai laboraturium, khususnya SDP (sel darah putih) dan
periksa spicemen dari drainase yang dicurigai untuk dikultur dan
sensitivitas.
k. Inspeksi daerah insisi tiap hari terhadap semua tanda-tanda inflamasi; nyeri,
kemerahan, bengkak, panas, dan drainase.
l. Auskultasi paru terhadap bunyi nafas setiap 4 jam.
m. Anjurkan dan bantu ambulasi dini.
n. Perhatikan karakter urine dan laporkan bila keruh dan bau busuk.
o. Beritahu dokter setiap adanya indikasi infeksi.
p. Berikan antimicrobical, sesuai program.
5. Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan resiko dari reaksi imun
transplantasi dan efek samping dari obat-obatan imunosupresi, atau kebutuhan
hemodialisa lanjut.
Kriteria
hasil :
Pasien akan mempertahankan fungsi ginjal.
Tidak ada tanda dan gejala reaksi imun
Immunosupresan sesuai toleransi tanpa adanya efek
samping
11
Intervensi :
a. Pantau dan laporkan tanda dan gejala reaksi imun(kemerahan,
bengkak,nyeri tekan diatas sisi transplantasi, peningkatan suhu, peningkatan
sel darah putih, penurunan haluaran urine, peningkatan proteinuria,
peningkatan BB tiba-tiba, peningkatan BUN dan kreatinin, edema).
b. Periksa tanda-tanda vital setiap 2-4 jam.
c. Monitor masukan dan haluaran cairan setiap jam selanjutnya setiap 3 jam.
d. Kaji akses dialysis
e. Pantau dan laporkan efek samping dari obat-obatan immunosupresif
f. Siapkan pasien untuk operasi mengangkat ginjal yang ditolak jika
terjadireaksi hiperakut
g. Berikan dukungan kepada pasien dan keluarga.
6. Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan di rumah berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang perawatan diri, riwayat ketidak patuhan.
Kriteria hasil : Menyatakan mengerti tentang instruksi pulang.
Intervensi :
a. Kembangkan rencana penyuluhan bekerja sama dengan koordinator
transplantasi. Pastikan pasien dan anggota keluarga mengetahui:
- Nama, frekuensi, indikai, dosis, dan efek samping dari semua obat yang di
berikan.
- Tanda dan gejala infeksi untuk di laporkan.
- Tanda dan gejala reaksi imun untuk di laporkan.
- Diet – biasanya pembatasan natrium; atur untuk konsul tentang diet.
- Bagaimana mengumpulkan specimen yang di perlukan, seperti
pengumpulan urine 24 jam dan urine bersih.
- Nilai normal laboraturium untuk kreatinin dan BUN.
- Kaji berat badan dan suhu tubuh setiap hari. Pastikan pasien mempunyai
catatan berat badan dan suhu tubuh setiap hari.
12
b. Tinjau ulang jadwal untuk kunjungan lanjut ke kantor atau klinik
transplantasi. Pastikan pasien mengetahui dimana dan seberapa sering darah
perlu di periksa. Pastikan semua instruksi perawatan mandiri dan perjanjian
evaluasi di tulis.
c. Anjurkan pasien untuk berpartisipasi penuh dalam kegiatan perawatan diri
sejak di rumah sakit (meminum obat sendiri, mengukur berat badan sendiri,
mengukur suhu, memonitor nilai-niali laboraturium).
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan kegiatan ketika di rumah sakit. Jika di
ijinkan, mungkin pasien dapat melihat fasilitas lain seperti kafetaria dan
toko souvenir.
e. Ingatkan pasien :
- Bahwa agen imunosupresif harus di berikan untuk mempertahankan
cangkokan ginjal.
- Memakai gelang waspada-medik untuk identifikasi diri sebagai seorang
dengan cangkok ginjal dan pengguna agen imunosupresif.
- Menghindari diri dari kegiatan olahraga kontak.
f. Rujuk pasien pada bimbingan pekerjaan untuk bantuan rencana kerja bila
pasien merasa siap.
g. Libatkan anggota keluarga dalam semua penyuluhan jika memungkinkan.
h. Tekankan kembali perlunya melaporkan lebih awal tanda-tanda.
13
DAFTAR PUSTAKA
Carpernito, Linda juall, 1995. Perencanaan keperawatan dan dokumentasi :
Diagnosis keperawatan dan masalah kolaborasi. Edisi kedua.Jakarta:EGC
Engram, Barbara. 1998. Rencana asuhan keperawatan medical bedah. Edisi bahasa
Indonesia. Volume satu.
Hudak, Carolyn, 1996. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Edisi pertama.
Jakarta; EGC.
Hamilton, D. 1984. Kidney Transplantation in P. J. Morris (Ed). Kidney
Transplantation : Principles and Practice. New York : Grune & Stratton.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner
Suddarth. Edisi delapan. Volume dua. Jakarta. EGC.
14