askep perilaku kekerasan

7
 PERILAKU KEKERASAN A. Ma salah Ut ama: Perilaku kekerasan/amuk. B. Pe ng er ti an Pe rilaku keke rasa n adalah suatu keadaan dimana seseoran g me laku kan tinda kan yang dapat memb ahayakan secara fisik baik terhadap diri send iri, orang lain maupun lingkungan . Hal tersebut dilakukan untuk mengungk apkan  perasaan kesal atau marah yang tidak k onstruktif. (Stuart dan Sunde en, 199 5) C. Pro ses Ter jadin ya Mas ala h 1. Pengertian Pe ril aku ke ke ras an/ amu k da pat di se babkan ka re na fr us tas i, ta kut, manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emos ional yan g bel um dapat dis ele saik an. Pe rila ku ke ke rasa n juga me ng ga mbar kan rasa ti dak aman, ke bu tuhan akan pe rha tia n dan ketergantung an pada orang lain. Gejala klinis Ge jala kl ini s ya ng dit emu kan pada kl ien de ngan per ilak u ke ker asa n didapatkan melalui pengkajian meliputi : a. Wawanca ra : diarahka n peny ebab mara h, per asaan marah, tand a- tanda marah yang diserasakan oleh klien.  b. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara ti ng gi, be rd eb at da n se ri ng pu la ta mpak kl ie n me ma ks ak an kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang. Faktor predisposisi 1

Upload: hayu-rofi-rosyidina

Post on 20-Jul-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 ASKEP PERILAKU KEKERASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-perilaku-kekerasan-55b082a56f8c8 1/7

 

PERILAKU KEKERASAN

A. Masalah Utama:

Perilaku kekerasan/amuk.

B. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan

 perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)

C. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,

manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik 

emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga

menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan

ketergantungan pada orang lain.

Gejala klinis

Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan

didapatkan melalui pengkajian meliputi :

a. Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-

tanda marah yang diserasakan oleh klien.

 b. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara

tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan

kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.

Faktor predisposisi

1

5/17/2018 ASKEP PERILAKU KEKERASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-perilaku-kekerasan-55b082a56f8c8 2/7

 

Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang mungkin menjadi faktor 

 predisposisi yang mungkin/ tidak mungkin terjadi jika faktor berikut

dialami oleh individu :

a. Psikologis; kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang

kemudian dapat timbul agresif atau amuk.

 b. Perilaku, reinforcement yang diteima ketika melakukan kekerasan,

sering mengobservasi kekerasan, merupakan aspek yang menstimuli

mengadopsi perilaku kekerasan

c. Sosial budaya; budaya tertutup, control sosial yang tidak pasti

terhadap perilaku kekerasan menciptakan seolah-olah perilaku

kekerasan diterima

d. Bioneurologis; kerusakan sistem limbic, lobus frontal/temporal dan

ketidakseimbangan neurotransmiser 

Faktor presipitasi

Bersumber dari klien (kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak berdayaan,

 percaya diri kurang), lingkungan (ribut, padat, kritikan mengarah

 penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan) dan

interaksi dengan orang lain( provokatif dan konflik).

( Budiana Keliat, 2004)

2. Penyebab

Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku

kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah.

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana

gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif 

terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai

keinginan.

Gejala Klinis

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan

terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

2

5/17/2018 ASKEP PERILAKU KEKERASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-perilaku-kekerasan-55b082a56f8c8 3/7

 

Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri

sendiri)

Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan

yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

( Budiana Keliat, 1999)

3. Akibat

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan

 berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti

menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.

D. 1. Pohon Masalah

  Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

 

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

( Budiana Keliat, 1999)

2. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

a. Masalah keperawatan:

1). Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2). Perilaku kekerasan / amuk 

3). Gangguan harga diri : harga diri rendah

b. Data yang perlu dikaji:

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1). Data Subyektif :

Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

3

Perilaku Kekerasan/amuk 

5/17/2018 ASKEP PERILAKU KEKERASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-perilaku-kekerasan-55b082a56f8c8 4/7

 

Klien suka membentak dan menyerang orang yang

mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Objektif :

Mata merah, wajah agak merah.

 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,

menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.

Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

Merusak dan melempar barang-barang.

2. Perilaku kekerasan / amuk 

1). Data Subyektif :

Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya

 jika sedang kesal atau marah.

Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Obyektif 

Mata merah, wajah agak merah.

 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

Merusak dan melempar barang-barang.

3. Gangguan harga diri : harga diri rendah

1). Data subyektif:

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-

apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan

malu terhadap diri sendiri.

2). Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

D. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

 perilaku kekerasan/amuk.

4

5/17/2018 ASKEP PERILAKU KEKERASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-perilaku-kekerasan-55b082a56f8c8 5/7

 

 b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan harga diri: harga diri

rendah.

E. Rencana Tindakan

a. Tujuan Umum: Klien tidak mencederai dengan melakukan manajemen

kekerasan

 b. Tujuan Khusus:

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

1.1.Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut

nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

1.2.Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

1.3.Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

Tindakan:

2.1. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

2.2.Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel/kesal.

2.3.Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien

dengan sikap tenang.

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.

Tindakan :

3.1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat

 jengkel/kesal.

3.2. Observasi tanda perilaku kekerasan.

3.3. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang dialami

klien.

4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

5

5/17/2018 ASKEP PERILAKU KEKERASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-perilaku-kekerasan-55b082a56f8c8 6/7

 

Tindakan:

4.1.Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

4.2.Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

4.3. Tanyakan "Apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya

selesai ?"

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Tindakan:

5.1.Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.

5.2.Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.

5.3.Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon thd

kemarahan.

Tindakan :

6.1.Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.

6.2. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika

sedang kesal, berolah raga, memukul bantal/kasur.

6.3. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau

kesal/tersinggung.

6.4.Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan

untuk diberi kesabaran.

7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku

kekerasan.

Tindakan:

7.1.Bantu memilih cara yang paling tepat.

7.2.Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.

7.3.Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.

6

5/17/2018 ASKEP PERILAKU KEKERASAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-perilaku-kekerasan-55b082a56f8c8 7/7

 

7.4.Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam

simulasi.

7.5.Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah.

8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.

Tindakan :

8.1.Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melaluit

 pertemuan keluarga.

8.2.Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).

Tindakan:

9.1.Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek 

dan efek samping).

9.2. Bantu klien mengpnakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien,

obat, dosis, cara dan waktu).

9.3.Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang

dirasakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th

ed.). St.Louis Mosby Year Book, 1995

2. Keliat Budi Ana,  Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa , Edisi I, Jakarta :

EGC, 1999

3. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri  , Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

4. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.

Amino Gonohutomo, 2003

5. Tim Direktorat Keswa,  Standar Asuhan Keperawatan Jiwa , Edisi 1,

Bandung, RSJP Bandung, 2000

7