askeb+komunitas+bgm++dina
TRANSCRIPT
ASUAHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI
PADA BALITA “ M “ DENGAN BERAT BADAN
BAWAH GARIS MERAH ( BGM )
DI DESA KANYORAN
KEC SEMEN
KEDIRI
Di Susun Oleh :
DINA LIYA MANTRA TRIYANA
08610564
PROGRAM STUDI KEBIDANAN D III
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI 2010
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI
PADA BALITA “ M “ DENGAN BERAT BADAN
BAWAH GARIS MERAH DI DESA
KANYORAN KEC. SEMEN
KAB. KEDIRI
Telah di sahkan pada tanggal November 2010
Mengetahui
Mahasiswa
( Dina Liya Mantra Triyana )
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan
( Ratih Wibawanti, SST ) ( Umayatus,Amd. Keb )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta
mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang gizi mempunyai pengertian yang
lebih luas, disamping untuk kesehatan gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang,
karena gizi berkaitan dengan otak, kemampuan belajar, dan produktifitas kerja. Oleh karena
itu di Indonesia yang sekarang sedang dalam proses membangun, factor gizi dianggap
penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Saat ini malnutrisi masih melatar belakangi penyakit dan kematian anak,
meskipun sering luput dari perhatian. Pada tahun 1990, lebih dari 30% anak balita di dunia
memiliki berat badan rendah (BGM), denagn kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di
Amerika Latin, 27% ( 31,6 juta orang ) di Afrika, dan 41 % ( 154,8 juta orang ) di Asia.
Meskipun prevalensi berat badan rendah terus menurun, tetapi kasus malnutrisi ini tidak
berkurang sesuai dengan angka yang diharapkan. Sebagian besar anak di dunia ( sekitar
80%) yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya
zat gizi, terutama di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih
untuk masalah gizi tersebut, agar pembangunan nasional dapat tercapai.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat asuhan kebidanan pada balita
MEILA dengan berat badan rendah di Dusun Kletak Desa Kanyoran Kec. Semen Kab.
Kediri.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan setiap anggota keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
Melakukan pengkajian data pada keluarga
Melakukan interpretasi data dasar
Melakukan perumusan masalah
Menyusun prioritas masalah
Melakukan perencanaan dan tindakan
1.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Anamnese atau pengumpulan data
1. Auto anamnese yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan klien dan
keluarga.
2. Allo anamneses yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan orang terdekat
klien.
Studi Pustakan
Pemeriksaan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada direferensi.
Pemeriksaan
1. Pemerikasaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
2. Pemeriksaan penunjang : lab, dll.
Studi dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada.
1.4 TEKNIK PENULISAN
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan data, dan teknik
penulisan.
Bab II Tinjauan pustaka terdiri dari konsep keluarga dan konsep balita dengan BGM.
Bab III Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP KELUARGA
2.1.1 DEFINISI
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes.RI)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertautan darah
adaptasi atau perkawinan (WHO.1969)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam
kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie.1981)
2.1.2 BENTUK-BENTUK KELUARGA
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
2.1.3 FUNGSI KELUARGA
1.Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluaraga
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosoialisasi pada anak
b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya
pendidikan anak,jaminan hari tua
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak-anak memberikan pengetahuan,ketrampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan
Menurut Friedman (1998)
1.Fungsi offective
a. Menciptakan lingkungan yang menyenangakan dan sehat secara mental saling
mengasuh,menghargai,terikat dan berhubungan
b. Mengenal identitas individu
c. Rasa aman
2. Fungsi sosialisasi peran
a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan
belajar berperan
b. Fungsi dan peran di masyarakat
c. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah
3. Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan keluarga generasi dan kelangsungan hidup masyarakat
4. Fungsi ekonomi
a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
c. Fungsi perawatan kesehatan
d. Konsep sehat sakit keluarga
2.1.4 TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN KELUARGA
Menurut Duvail adalah sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan keluaraga,tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam
membentuk keluaraga.
2. Tahap menjelang kelahiran anak,tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan
keturunan sebagai generasi penerus,melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi
keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
3. Tahap menghadapi bayi dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik dan memberikan
kasih sayang kepada anak,karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung
kepada kedua orangtuanya,dan kondisinya masih sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak prasekolah,pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan
sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,tetapi sangat rawan dalam masalah
kesehatannya.Krena tidak mengetahui mana yang kotor mana yang bersih,dalam fase ini
anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma kehidupan,norma agama,norma social.
5. Tahap menghadapi anak sekolah,dalam tahap ini tugas keluarganya adalah bagaimana
mendidik anak,mengajari anak,untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak
belajar secara teratur,mengontrol tugas-tugas sekolah anak,dan meningkatkan
pengetahuan anak.
6. Tahap menghadapi anak remaja,tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam
tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya,oleh karena itu
suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian
antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dean dikembangkan.
7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat,setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat
menyelesaikan pendidikannya,maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke dalam
masyarakat dalam memulai kehidupannya yang seungguhnya dalam tahap ini akan
memulai kehidupan berumah tangga.
8. Tahap berdua kembali,setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-
sendiri,tinggalah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan
bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9. Tahap masa tua,tahap ini masuk ke lanjut usia,dan kedua orangtua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
2.1.5 PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN KELUARGA
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan,keluarga sehat sebagai tujuan
utama.
3. Asuhan keperwatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuahan keperwatan kesehatan keluarga perawat melibtakan
peran aktif selruh keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif,preventif,serta tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
6. Dalam memberikan asuhan keperwatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber
daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperwatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperwatan keluarga adalah penyuluhan
kesehatan dan perwat dirumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
2.1.6 LANGAKAH-LANGKAH DALAM PERWATAN KESEHATAN
KELUARGA
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dalam keluarga.
2. Merlaksanakan peningkatan untuk menentukan masalah-masalah kesehatan keluarga.
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan perawatan
keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah keluarga.
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan
tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan urutan
prioritas.
2.2 KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA
2.2.1 PENGERTIAN
Sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-baiknya yang harus
dikonsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal untuk tumbuh kembang,
menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit. (Peath, EF. 2004)
2.2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BALITA
1. Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan fungsi
sistem pencernaan dan sistem organ lain dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia
kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi setelah usia 6 bulan
boleh makan makanan tambahan dan bertingkat teksturnya mulai makan lumat,
makanan lembek sampai makanan ornag dewasa.
2. Berat Badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu
merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar
tumbuh kembang berjalan lancar.
3. Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 – 37,5°C untuk metabolisme yang optimum.
Adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan
sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism tubuh. Maka lebih
besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukkan energy
yang diperlukan.
4. Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang dilakukan sedemikian
banyak pula energi yang diperlukan.
5. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi sakit diperlukan
nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.
2.2.3 MANFAAT GIZI PADA BALITA
1. Gizi penghasil energi
Zat gizi penghasil energi sebagian besar dihasilkan oleh makanan pokok seperti padi,
umbi, sagu,jagung dll.
2. Zat gizi pembangun sel
Terutama diperoleh dari protein yang dihasilkan dari ikan, ayam, telur, daging,
susu,kacang-kacangan dan hasil olahanya seperti tahu, tempe,oncom, oleh karena itu,
lauk pauk tergolong ke dalam zat pembangun sel.
3. Zat gizi pengatur
Terdiri dari atas vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayuran dan buah – buahan.
( Wiboworini,B. 2007 )
Seacara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk
menyediakan energy, membangun dan memelihara jarinagan tubuh, serta mengatur
proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih
luas, disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar dan produktifitas fisik.
2.2.4 STATUS GIZI KURANG PADA BALITA
2.2.4.1 Pengertian Status Kurang Gizi
Suatu keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atua lebih zat –zat gizi
essential. ( Wiboworini, B. 2007 )
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguna zat
gizi. ( Al- Matsier, S. 2004 )
Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan
(requirement) zat gizi. ( Soejianto, B.dkk. 2007 )
2.2.4.2 Istilah Dengan Penilaian Status Gizi
Pengertian menurut “ buku pedoman penanggulangan kurang energy protein
(KEP)” yang disusun oleh proyek perbaikan gizi masyarakat Dinkes Jatim (2001),
sebagai berikut :
a) Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
b) Klasifikasi KEP :
1. KEP ringan adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 70% - 80% baku
median WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB )
80% - 90% baku median WHO-NCHS .
2. KEP sedang adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 60% - 70% baku
median WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB / TB )
70% - 80% baku median WHO – NCHS.
3. KEP berat adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) < 70% baku median
WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) < 70 %
baku median WHO –NCHS.
c) KEP Nyata adalah istilah yang digunakan pengelola program gizi di lapangan
meliputi : KEP tingkat sedang dan KEP tingkat berat atau gizi buruk ( jika dilihat
pada kartu menuju sehat maka berat badan anak berada di bawah garis merah ).
d) KEP Total adalah istilah yamh digunakan pengelola program gizi di lapangan yang
meliputi : KEP tingkat rinngan, sedang, dan berat atau BB / U < 80% baku median
WHO –NCHS.
e) Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda –tanda
sbb :
1. Odema umumnya diseluruh tubuh terutama pada punggung kaki.
2. Wajah bulat dan sembab.
3. Pandangan mata sayu.
4. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa
rasa sakit, serta mudah rontok.
5. Perubahan status mental, apatis dan rewel.
6. Pembesaran hati.
7. Otot mengecil ( hipotropi ) terlihat nyata jika diperiksa pada posisi berdiri
atau duduk.
8. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.
f) Marasmus adalahgejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda –tanda
sbb :
1. Tampak sangat kurus.
2. Wajah seperti orang tua.
3. Cengeng dan rewel.
4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
terlihat seperti celana longgar atau baggy pant.
5. Perut cekung.
6. Iga gambang.
7. Sering disertai penyakit infeks, diare.
g) Marasmus Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan
tanda –tanda campuran dari beberapa gejala klinis kwasiokor dan marasmus, dengan
BB / U 80% baku median WHO – NCHS dan disertai denga odema yang tidak
mencolok.
h) BGM (Bawah Garis Merah ) adalah keadaan dimana letak titik berat badan balita
dibawah garis merah pada kartu menuju sehat ( KMS ).
i) Kejadian luar biasa ( KLB ) gizi buruk adalah ditemukannya satu atau lebih kasus
KEP berat atau gizi buruk disuatu desa.
j) Pelacakan KLB gizi adalah kegiatan penulusuran secara langsung ( investigasi )
kasus gizi buruk untuk menentukan penyebab dan ususlan tindakan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1 .PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 26 November 2010 jam
A.Data Subyektif
1. Data umumKecamatan : Semen Desa : KanyoranDusun : KletakRT : 01RW : 06
Nama kepala keluarga : Tn. Suk AdiUmur : 41 thnAgama : IslamPendidikan : SDPekerjaan : TaniSuku/bangsa : Jawa/IndonesiaAlamat : RT 01/RW 06
2. Susunan keluarga
No.
NAMA JK UMUR Hubungan dalam KK
Pekerjaan Pendidikan Keadaan kesh.saat
kunjungan1. Suk Adi L 41 tahun KK Tani SD Baik2. Yantik P 37 tahun Istri Tani SD Baik3. Koko Santoso L 18 tahun Anak Belum
bekerjaSTM Baik
4. Yenti Sulistiyowati
P 11 tahun Anak Belum bekerja
SD Baik
5. Meila P 28 bulan Anak Belum bekerja
Belum sekolah
Baik
3. GenogramKeterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
2. Data Khusus
1. Imunisasi : Anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap.2. Bila ada anggota keluarga yang sakit kadang berobat ke bidan, kadang ke dokter,
kadang ke puskesmas, dan kadang membeli obat sendiri di took.3. Jenis penyakit yang sedang di derita
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (HIV/AIDS,TBC);menurun (HT,DM,TBC);dan menahun (HT,DM,TBC).Keluarga sering menderita penyakit seperti batuk,pilek,dan panas.
4. Riwayat kesehatan keluarga Tn. Suk Adi
Pada saat pengkajian Tn. Sedang bekerja disawah.Tetapi Ny.Yantik mengatakan bahwa Tn. Suk Adi dalam kondisi sehat.
Ny. YantikPada saat pengkajian ibu mengatakan tidak ada keluhan dan dalam kondisi sehat.
An. Koko SantosoPada saat pengkajian anak sedang nonton tv dan ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan baik.
An.Yenti sulistiyowatiPada saat pengkajian anak sedang ikut ke sawah bersama bapaknya dan ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan baik.
An. MeilaPada saat pengkajian anak sedang bermain dan ibu mengatakan berat badan anak masih rendah.
5. Pemeriksaan kehamilanSaat ibu hamil ibu memeriksakan kehamilannya di bidan.
6. Pertolongan persalinan Persalinan anak pertama di tolong oleh mbah dukun secara normal dengan BB
2500 gram, tidak ada penyulit yang menyertai. Persalinan anak kedua di tolong oleh bidan secara normal dengan BB 2400
gram, dan tidak ada penyulit yang menyertai . Persalinan anak ketiga di tolong oleh bidan secara normal dengan BB 2400
gram, tidak ada penyulit yang menyertai.7. Kebiasaan menyapih
Anak pertama disapih usia 1,5 tahun Anak kedua disapih usia 2 tahun Anak ketiga masih menetek sampai sekarang
8. Pemberian makanan pada bayiMulai anak ke satu sampai anak ke tiga setelah lahir diberikan ASI dan makanan pendamping ASI ( pisang ), setelah usia 6 bulan diberi bubur tim ( sun ) + nasi.
9. Tanggapan keluarga tentang KB Tanggapan KB baik sekali Ibu pernah menggunakan KB spiral setelah anak pertama usia 3 tahun kemudia
ibu memakai pil selama 4 tahun dan menggunakan suntik sekarang ini setelah anaknya yang ketiga lahir.
10. Pola kebiasaan sehari-hari
Tn. Suk Adi Ny. Yantik An. Koko Santoso
An. Yenti Sulistiyowati
An. Meila
Pola istirahat
dan tidur
Siang hari : tidak pernah tidur siang dan malam tidur pukul 22.00-05.00
Siang hari : tidur siang 1-2 jam/hari, tapi kadang ibu istrahat sambil nonton tv, malam hari : tidur mulai jam 21.00-04.00
Siang hari : tidak pernah tidurMalam hari : tidur mulai jam 22.00-05.30
Siang hari : tidur 1-2 jam Malam hari : tidur jam 20.30-05.00
Siang hari : tidur siang mulai jam 11.00-13.00Malam hari: tidur mulai jam 20.00-05.00
Pola BAB dan
BAK
BAB : lancar 1x/hari,warna kuning,BAK : lancar 5-6x/hari warna jernih,waktu
BAB :lancar 1x/hari warna kuning,BAK : lancar 5-6x/hari warna jernih dan waktu
BAB : lancar 1x/hari warna kuning,BAK : lancar
BAB : lancar 1x/hari warna kuningBAK : lancar 5-6x/hari warna jernih,waktu
BAB : lancar 1-2x/hari warna kuningBAK : lancar 6-7x/hari warna jernih,waktu
kencing tidak tersa sakit
kencing tidak tersa sakit
5-6x/hari warna jernih,waktu kencing tidak tersa sakit
kencing tidak tersa sakit
kencing tidak terasa sakit
Pola aktvitas
Tn. Suk Adi bekerja disawah milik sendiri dan memelihara ayam
Ibu melakukan pekerjaan rumah dan kadang juga ikut di sawah
Anak dirumah dan belum bekerja
Anak masih sekolah dan belum bekerja
Anak bermain dengan temannya dan kadang bermain sendiri di rumah
Pola hygiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor,keramas 2x/minggu
Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakain tiap kali kotor, keramas 2x/minggu
Mandi 2x/hari, gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor, keramas 2x/minggu
Mandi 2x/hari,gosok gigi, ganti pakaian tiap kali kotor, keramas 2x/minggu
Mandi 2x/hari,gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor,keramas 2x/minggu
Pola religius
Tn. Suk Adi beragama islam dan mejalankan sholat 5 waktu
Ibu beragama islam dan menjalankan sholat 5 waktu
Anak beragama islam dan kadang menjalankan sholat
Anak beragama islam dan menjalan sholat 5 waktu
Anak beragama islam dan sudah mulai diajarkan sholat
11. Adat kebiasaan/selamatan Keluarga biasanya mengadakan selamatan 7 bulanan, selamatan untuk kelahiran bayi
dan selamatan un²tuk orang meninggal Kalau ada orang meninggal keluarga ikut melayat Pada saat hari raya keluarga berkunjung ke sanak saudara
12. Penggunaan waktu senggang Waktu senggang keluarga berkumpul sambil berbincang-bincang dengan anggota keluarga
13. Situasi sosial buadaya dan ekonomi Hubungan keluarga dengan masyarakat baik Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari hasil panen
B.Data Obyektif
1. Rumah : luas 45 m² Jenis rumah : petak Letak : - Dinding : tembok Atap : genting Lantai : keramik Cahaya : baik Jendela : terbuka Ventilasi : baik Jumlah ruangan : 3 kamar
2. Air minumAsal : sumberNilai air : bersih dan kadang keruhKonsumsi air : memasak, mencuci, minum, mandi
3. Pembuangan sampahSampah dibuang di sembarang tempatKeadaan : kotor
4. Jamban dan kamar mandi Keluaraga memiliki sendiri Ada kamar mandi, cukup bersih
5. Pekarangan dan selokan Pekarangan : Ada Kebersihan : cukup Air limbah : dibuang di selokan, terbuka dan tergenang
6. Kandang ternakTerdapat kadang ternak ( ayam ) terletak disamping rumah dak tidak jauh dari rumahny
7. Denah rumah dan keterangan
U4m TERAS
RT
s
A.Data Subyektif
1. Biodata Nama klien : An. Meila Nama ibu : Ny. Yantik Umur : 2,5 tahun Umur : 37 tahun Agama : Islam Agama : Islam Alamat : RT 01/RW 06 Dusun Kletak Pendidikan : SD
Desa kanyoran Pekerjaan : IRTPenghasilan : -Alamat : RT 01/RW 06 Dusun
Kletak Desa Kanyoran
2. Keluhan utama Ibu mengatakan bahwa berat badannya selalu rendah
3 .Riwayat kesehatana) Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit yang parah,namun berat badan anaknya selalu rendah
b) Penyakit sekarangIbu mengatakan berat badan anaknya masih rendah
c) Penyakit keluargaIbu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
4. Riwayat natal
Tempat sampah
KAMARDAPUR&RM
Kamar mandi
KAMARKAMAR
Ibu mengatakan umur kehamilannya 38 minggu, lahir spontan di bidan dengan BB 2400 gram / 47 cm
5. Riwayat gizi Ibu mengatakan anaknya mengkonsumsi ASI secara eksklusif, diberikan MP-ASI
Berupa kerokan pisang dan kadang nasi tim sejak usia 8 bulan. Saat ini balita mengkonsumsi nasi dan sayuran seperti orang dewasa.
Namun nafsu makan kurang baik jika makan nasi.
6. Riwayat perkembangan Usia 28 bulan : anak sudah bisa berjalan dan berbicara
7. Riwayat psikososial Ibu mengatakan ini adalah anak ke 3 ,dan anak diasuh oleh orang tua sendiri
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum K/U : baik BB : 11 kg Kesadaran : composmentis TB : 78 cm Suhu : 36,5°C RR : 27x/menit N : 90x/menit
2. Pemeriksaan fisik Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih,rambut pirang,tipis,tidak mudah rontok Mata : konjunctiva merah muda,sklera putih Hidung : tidak ada sekret dan tidak ada polip Telinga : simetris,tidak ada serumen Mulut : mukosa bibir lembab,tidak ada stomatitis,gigi sudah tumbuh Leher : tidak ada luka Dada : pernafasan normal tidak ada tarikan intercosta Perut : tidak buncit Genetalia : tidak ada kelainan,labia mayora menutup labia minora
Palpasi Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Perut : tidak ada pembesaran hepar
Perkusi Reflek patella : +/+
Auskultasi Perut : tidak ada wheezing dan ronkhi
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal/bln/thn Diagnosa Data Dasar26 – 11 – 2010 Keluarga dengan
kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan limbah
DS : Ibu mengatakan sampah dibuang dilubang sampah (sembarang tempat).
Ibu mengatakan air limbah dibuang diselokan terbuka dan menggenang.
Ibu mengatakan jambanya berbentuk latrin.DO: Pembuangan sampah dibuang di lubang
sampah (disembarang tempat) Air limbah dibuang diselokan terbuka dan
menggenang. Jamban berbentuk latrin.
Keluarga dengan status gizi rendah ( BGM )
DS: Ibu mengatakan anaknya yang ketiga ( Meila ) berat badannya rendah (BGM ) dan sekarang berusia 28 bulan.
DO: -
III. PERUMUSAN MASALAH
Dari data yang didapat,maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan sebagi berikut:
1. Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM)2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan limbah
Susunan prioritas masalah1. Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM)
No.
Kriteria Perhitung Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Krisis2. Kemungkinan
masalah dapat diubah
2/2 x 2 2 Masalah dapat diubah dengan pemberian makanan secara benar sesuai usia dan melakukan posyandu secara rutin.
3. Potensi pencegahan
2/3 x 2 1/3 Masalah gizi buruk ( Kwsiokor dan marasmus ) dapat dicegah dengan penanganan masalah gizi dengan segera seperti pemberian modisco dan makanan bergizi.
4. Penonjolan masalah
2/2 x 1 1 BGM mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita yang seharusnya optimal menjadi tidak optimal.
Total skor 4 1/3
2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan sampah dan limbah
No.
Kriteria Perhitung Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 2 1/3 Mendesak2. Kemungkinan
maksimal dapat diubah
Masalah dapat diubah dengan pemberian penyuluhan dan pengertian tentang pembuangan sampah.
3. Potensi pencegahan
2/3 x 2 1/3 Masalah pembuangan sampah dan limbah yang tidak benar dapat dicegah dengan pemberian penyuluhan.
4. Penonjolan masalah
Keluarga tahu tentang pembungan sampah yang benar, tapi tidak dilakukan.
Total skor
Urutan prioritas masalah :1. Keluarga dengan berat badan dibawah garis merah ( BGM ).
2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuang sampah.
No. Dx Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi1. Keluarga
dengan balita berat badan rendah (BGM)
Tujuan :Keluarga dapat meningkatkan status gizi balita
KH : -BB balita naik dan tidak BGM lagi-BB ± 10 kg
1. Anujrkan keluarga untuk memberikan makanan bersih,sehat,dan bergizi pada anakny
2.Anjurkan keluarga untuk memberiksn tambahan vitamin pada balita
3.Ajarkan keluarga untuk pembuatan modisco dan memberikannya pada balita
4.Beri pengertian keluarga tentang gizi balita
5.Anjurkan keluarga untuk rutin melakukan
1.Dengan memberikan makanan bersih,sehat dan bergizi akan meningkatkan status gizi balita dan balita tidak mudah terserang penyakit
2.Vitamin pada balita mengandung kandungan penambah nafsu makan
3.Modisco mengandung kandungan banyak lemak yang dapat meningkatkan BB balita
4.Peningkatan pengertian tentang pentingnya gizi balita akan meningkatkan kesadaran keluarga sehingga keluarga mau melakukannya
5.Dengan rutin membawa ke posyandu,maka dapat
1.Menganjurkan keluarga u/ memberikan makanan bersih,sehat, dan bergizi
2.Menganjurkan keluarga u/ memberikan vitamin pada balita
3.Mengajarkan pembuatan modisco dan menganjurkannya diberikan pada balita
4.Memberikan pengertian tentang gizi pada keluarga
5.Menganjurkan keluarga u/ rutin melakukan posyandu
29-11-201010.00 WIB
S: Ibu mengatakan paham dg penjelasan yang yg diberikan
O: BB:8,5kg TB:78cm N:90x/mnt S: 36,5°CRR: 27x/mnt
A: Keluarga dengan balita BGM
P: Menganjurkan ibu u/ memberikan makanan bergizi,Anjurkan ibu u/ selalu memberikan modisco
2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan limbah dan sampah yang baik
Tujuan : terciptanya derajat kesehatan yang baik untuk keluarga
KH :Keluarga mengerti tentang kesehatan diri dan lingkungan
posyandu balita
1. Lakukan pendekatan dengan keluarga.
2. Berikan penjelasan manfaat dan kesehatan lingkungan.
3. Berikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan.
4. Beritahu keluarga bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat.
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita mendapatkan informasi yang berguna u/ keluarga
1. Menciptakan suasana nyaman dan kekeluargaan.
2. Peningkatan pengetahuan dan wawasan keluarga.
3. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan.
4. Pembuangan limbah yang tepat dapat mengurangi tempat bersarangnya penyakit.
1. Melakukan pendekatan dengan keluarga.
2. Memberikan penjelasan tentang manfaat dan kebersihan lingkungan.
3. Memberikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan.
4. Memberitahukan keluarga bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat kesehatan
S: Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
O: -
A: masalah teratasi sebagian.
P: pembuatan lubang sampah dan kemudian setelah penuh dibakar
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus pada keluarga Tn. Suk Adi dengan salah satu anggota keluarganya mengalami berat badan bawah garis merah (BGM ) yang dilakukan di Desa Kanyoran Kec. Semen Kab. Kediri, bahwa keluarga ini memiliki pengetahuan yang rendah tentang pembuangan limbah dan sampah yang benar sehingga hal ini akan menjadi masalah bagi keluarga.
Pada interpretasi data dasar tidak ada penyimpangan antara kasus dengan teori yang ada, sehingga antara data subyektif dan obyektif dijadikan dasar penentu diagnose dan masalah.
Berdasarkan teori, intervensi dalam asuhan keluarga yang diutamakan ke KIE dengan tujuan untuk pencegahan terjadinya masalah yang akan datang :
1. Pada kasus keluarga dengan berat badab bawah garis merah intervensi yang diberikan antara lain : anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi pada anaknya,anjurkan kelurga untuk memberikan tambahan vitamin pada balita, anjurkan keluarga untuk membuatkan modisco dan memberikannya pada balita, beri pengertian keluarga tentang gizi balita dan anjurkan keluarga untuk rutin mengikuti posyandu.
2. Pada kasus keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembunangan sampah dan limbah yang benar,intervensi yang diberikan antara lain lakukan pendekatan dengan keluarga, berikan penjelasan tentang manfaat dari kebersihan lingkungan, beritahu kelurga tentang bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat.
Implementasi yang telah mengacu pada kondisi klien dan telah disesuaikan dengan interventasi yang diberikan.
Evaluasi yang diharapkan setelah pemeriksaan dan penyusunan yaitu ada perubahan yang lebih besar. Evaluasi setelah diberikan KIE ibu dan keluarga sudah mampu menjelaskan kembali nasehat yang diberikan. Ibu dan keluarga juga mengatakan bahwa mereka bersedia melaksanakan nasehat yang telah disampaikan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
BAB VPENUTUP
5.1 KESIMPULANa) Setelah melakukan pengkajian data pada keluarga di dapatkan bahwa keluraga ada yang
mengalami berat badan bawah garis merah, didapatkan hasil bahwa ia dalam keadaan baik – baik saja dan berat badannya sekarang berangsur – angsur menuju normal yaitu 11,5 kg sekarang ini.
b) Dari data yang didapat maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keluarga dengan balita berat badan bawah garis merah ( BGM ) Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan
limbah yang benar.c) Intervensi yang diberikan pada keluarga adalah memberikan KIE tentang masalah yang
dialami keluarga.d) Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.e) Setelah dievaluasi, klien mengerti dan menjalankan KIE yang diberikan bidan.
5.2 SARANa) Keluarga
Pada anak balita BGM diharapkan rutin ke posyandu dan memberikan makan makanan bergizi,dan meningkatan kebersihan lingkungan sehingga meningkatkan derajat kesehatan.
b) Petugas KesehatanPerlu meningkatkan terus mutu sumber daya manusia melalui pelayanan pendidikan yang berkelanjutan.
c) Lahan PraktekDiharapkan tempat pelayanan melengkapi peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan serta menjaga kesterilan peralatan – peralatan yang ada.
d) MahasiswaMeningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan asuhan kebidanan pada keluarga sehingga untuk selanjutnya dapat menyusun asuhan kebidanan pada keluarga dengan lebih baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marlin Dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta : EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC