askeb+komunitas+bgm++dina

39
ASUAHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI PADA BALITA “ M “ DENGAN BERAT BADAN BAWAH GARIS MERAH ( BGM ) DI DESA KANYORAN KEC SEMEN KEDIRI Di Susun Oleh : DINA LIYA MANTRA TRIYANA 08610564 PROGRAM STUDI KEBIDANAN D III

Upload: andrirusli

Post on 28-Jun-2015

1.140 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

ASUAHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI

PADA BALITA “ M “ DENGAN BERAT BADAN

BAWAH GARIS MERAH ( BGM )

DI DESA KANYORAN

KEC SEMEN

KEDIRI

Di Susun Oleh :

DINA LIYA MANTRA TRIYANA

08610564

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D III

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

KEDIRI 2010

Page 2: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI

PADA BALITA “ M “ DENGAN BERAT BADAN

BAWAH GARIS MERAH DI DESA

KANYORAN KEC. SEMEN

KAB. KEDIRI

Telah di sahkan pada tanggal November 2010

Mengetahui

Mahasiswa

( Dina Liya Mantra Triyana )

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

( Ratih Wibawanti, SST ) ( Umayatus,Amd. Keb )

Page 3: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh

yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta

mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang gizi mempunyai pengertian yang

lebih luas, disamping untuk kesehatan gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang,

karena gizi berkaitan dengan otak, kemampuan belajar, dan produktifitas kerja. Oleh karena

itu di Indonesia yang sekarang sedang dalam proses membangun, factor gizi dianggap

penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan

sumber daya manusia yang berkualitas.

Saat ini malnutrisi masih melatar belakangi penyakit dan kematian anak,

meskipun sering luput dari perhatian. Pada tahun 1990, lebih dari 30% anak balita di dunia

memiliki berat badan rendah (BGM), denagn kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di

Amerika Latin, 27% ( 31,6 juta orang ) di Afrika, dan 41 % ( 154,8 juta orang ) di Asia.

Meskipun prevalensi berat badan rendah terus menurun, tetapi kasus malnutrisi ini tidak

berkurang sesuai dengan angka yang diharapkan. Sebagian besar anak di dunia ( sekitar

80%) yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya

zat gizi, terutama di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih

untuk masalah gizi tersebut, agar pembangunan nasional dapat tercapai.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat asuhan kebidanan pada balita

MEILA dengan berat badan rendah di Dusun Kletak Desa Kanyoran Kec. Semen Kab.

Kediri.

Page 4: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan setiap anggota keluarga.

1.2.2 Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu :

Melakukan pengkajian data pada keluarga

Melakukan interpretasi data dasar

Melakukan perumusan masalah

Menyusun prioritas masalah

Melakukan perencanaan dan tindakan

1.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Anamnese atau pengumpulan data

1. Auto anamnese yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan klien dan

keluarga.

2. Allo anamneses yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan orang terdekat

klien.

Studi Pustakan

Pemeriksaan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada direferensi.

Pemeriksaan

1. Pemerikasaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

2. Pemeriksaan penunjang : lab, dll.

Studi dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada.

Page 5: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

1.4 TEKNIK PENULISAN

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan data, dan teknik

penulisan.

Bab II Tinjauan pustaka terdiri dari konsep keluarga dan konsep balita dengan BGM.

Bab III Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

Bab IV Pembahasan

Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 6: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KELUARGA

2.1.1 DEFINISI

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan

saling ketergantungan (Depkes.RI)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertautan darah

adaptasi atau perkawinan (WHO.1969)

Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam

kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie.1981)

2.1.2 BENTUK-BENTUK KELUARGA

a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak-anak.

b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah dengan sanak

saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dsb.

c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria

yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

Page 7: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

2.1.3 FUNGSI KELUARGA

1.Fungsi biologis

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluaraga

2. Fungsi psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi

a. Membina sosoialisasi pada anak

b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

c. Meneruskan nilai-nilai keluarga

4. Fungsi ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya

pendidikan anak,jaminan hari tua

5. Fungsi pendidikan

a. Menyekolahkan anak-anak memberikan pengetahuan,ketrampilan dan membentuk

perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi

perannya sebagai orang dewasa

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan

Page 8: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

Menurut Friedman (1998)

1.Fungsi offective

a. Menciptakan lingkungan yang menyenangakan dan sehat secara mental saling

mengasuh,menghargai,terikat dan berhubungan

b. Mengenal identitas individu

c. Rasa aman

2. Fungsi sosialisasi peran

a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan

belajar berperan

b. Fungsi dan peran di masyarakat

c. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah

3. Fungsi reproduksi

Menjamin kelangsungan keluarga generasi dan kelangsungan hidup masyarakat

4. Fungsi ekonomi

a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga

b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana

c. Fungsi perawatan kesehatan

d. Konsep sehat sakit keluarga

2.1.4 TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN KELUARGA

Menurut Duvail adalah sebagai berikut :

1. Tahap pembentukan keluaraga,tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam

membentuk keluaraga.

2. Tahap menjelang kelahiran anak,tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan

keturunan sebagai generasi penerus,melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi

keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.

3. Tahap menghadapi bayi dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik dan memberikan

kasih sayang kepada anak,karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung

kepada kedua orangtuanya,dan kondisinya masih sangat lemah.

Page 9: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

4. Tahap menghadapi anak prasekolah,pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan

sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,tetapi sangat rawan dalam masalah

kesehatannya.Krena tidak mengetahui mana yang kotor mana yang bersih,dalam fase ini

anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai

menanamkan norma-norma kehidupan,norma agama,norma social.

5. Tahap menghadapi anak sekolah,dalam tahap ini tugas keluarganya adalah bagaimana

mendidik anak,mengajari anak,untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak

belajar secara teratur,mengontrol tugas-tugas sekolah anak,dan meningkatkan

pengetahuan anak.

6. Tahap menghadapi anak remaja,tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam

tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya,oleh karena itu

suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian

antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dean dikembangkan.

7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat,setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat

menyelesaikan pendidikannya,maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke dalam

masyarakat dalam memulai kehidupannya yang seungguhnya dalam tahap ini akan

memulai kehidupan berumah tangga.

8. Tahap berdua kembali,setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-

sendiri,tinggalah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan

bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.

9. Tahap masa tua,tahap ini masuk ke lanjut usia,dan kedua orangtua mempersiapkan diri

untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

Page 10: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

2.1.5 PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN KELUARGA

Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan

keperawatan kesehatan keluarga :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan,keluarga sehat sebagai tujuan

utama.

3. Asuhan keperwatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan

kesehatan keluarga.

4. Dalam memberikan asuahan keperwatan kesehatan keluarga perawat melibtakan

peran aktif selruh keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.

5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif,preventif,serta tidak

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.

6. Dalam memberikan asuhan keperwatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber

daya keluarga semaksimal mungkin.

7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.

8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan

menggunakan proses keperwatan.

9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperwatan keluarga adalah penyuluhan

kesehatan dan perwat dirumah.

10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

2.1.6 LANGAKAH-LANGKAH DALAM PERWATAN KESEHATAN

KELUARGA

1. Membina hubungan kerjasama yang baik dalam keluarga.

2. Merlaksanakan peningkatan untuk menentukan masalah-masalah kesehatan keluarga.

3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan perawatan

keluarga.

4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah keluarga.

5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan

tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

Page 11: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

6. Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.

7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan urutan

prioritas.

2.2 KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA

2.2.1 PENGERTIAN

Sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-baiknya yang harus

dikonsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal untuk tumbuh kembang,

menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit. (Peath, EF. 2004)

2.2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BALITA

1. Umur

Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan fungsi

sistem pencernaan dan sistem organ lain dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia

kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi setelah usia 6 bulan

boleh makan makanan tambahan dan bertingkat teksturnya mulai makan lumat,

makanan lembek sampai makanan ornag dewasa.

2. Berat Badan

Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu

merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar

tumbuh kembang berjalan lancar.

3. Suhu Lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 – 37,5°C untuk metabolisme yang optimum.

Adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan

sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism tubuh. Maka lebih

besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukkan energy

yang diperlukan.

Page 12: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

4. Aktifitas

Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang dilakukan sedemikian

banyak pula energi yang diperlukan.

5. Status Kesehatan

Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi sakit diperlukan

nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.

2.2.3 MANFAAT GIZI PADA BALITA

1. Gizi penghasil energi

Zat gizi penghasil energi sebagian besar dihasilkan oleh makanan pokok seperti padi,

umbi, sagu,jagung dll.

2. Zat gizi pembangun sel

Terutama diperoleh dari protein yang dihasilkan dari ikan, ayam, telur, daging,

susu,kacang-kacangan dan hasil olahanya seperti tahu, tempe,oncom, oleh karena itu,

lauk pauk tergolong ke dalam zat pembangun sel.

3. Zat gizi pengatur

Terdiri dari atas vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayuran dan buah – buahan.

( Wiboworini,B. 2007 )

Seacara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk

menyediakan energy, membangun dan memelihara jarinagan tubuh, serta mengatur

proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih

luas, disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan dengan perkembangan otak,

kemampuan belajar dan produktifitas fisik.

2.2.4 STATUS GIZI KURANG PADA BALITA

2.2.4.1 Pengertian Status Kurang Gizi

Suatu keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atua lebih zat –zat gizi

essential. ( Wiboworini, B. 2007 )

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguna zat

gizi. ( Al- Matsier, S. 2004 )

Page 13: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan

(requirement) zat gizi. ( Soejianto, B.dkk. 2007 )

2.2.4.2 Istilah Dengan Penilaian Status Gizi

Pengertian menurut “ buku pedoman penanggulangan kurang energy protein

(KEP)” yang disusun oleh proyek perbaikan gizi masyarakat Dinkes Jatim (2001),

sebagai berikut :

a) Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan

rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak

memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).

b) Klasifikasi KEP :

1. KEP ringan adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 70% - 80% baku

median WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB )

80% - 90% baku median WHO-NCHS .

2. KEP sedang adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 60% - 70% baku

median WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB / TB )

70% - 80% baku median WHO – NCHS.

3. KEP berat adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) < 70% baku median

WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) < 70 %

baku median WHO –NCHS.

c) KEP Nyata adalah istilah yang digunakan pengelola program gizi di lapangan

meliputi : KEP tingkat sedang dan KEP tingkat berat atau gizi buruk ( jika dilihat

pada kartu menuju sehat maka berat badan anak berada di bawah garis merah ).

d) KEP Total adalah istilah yamh digunakan pengelola program gizi di lapangan yang

meliputi : KEP tingkat rinngan, sedang, dan berat atau BB / U < 80% baku median

WHO –NCHS.

e) Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda –tanda

sbb :

1. Odema umumnya diseluruh tubuh terutama pada punggung kaki.

2. Wajah bulat dan sembab.

3. Pandangan mata sayu.

Page 14: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

4. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa

rasa sakit, serta mudah rontok.

5. Perubahan status mental, apatis dan rewel.

6. Pembesaran hati.

7. Otot mengecil ( hipotropi ) terlihat nyata jika diperiksa pada posisi berdiri

atau duduk.

8. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna

menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.

f) Marasmus adalahgejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda –tanda

sbb :

1. Tampak sangat kurus.

2. Wajah seperti orang tua.

3. Cengeng dan rewel.

4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada

terlihat seperti celana longgar atau baggy pant.

5. Perut cekung.

6. Iga gambang.

7. Sering disertai penyakit infeks, diare.

g) Marasmus Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan

tanda –tanda campuran dari beberapa gejala klinis kwasiokor dan marasmus, dengan

BB / U 80% baku median WHO – NCHS dan disertai denga odema yang tidak

mencolok.

h) BGM (Bawah Garis Merah ) adalah keadaan dimana letak titik berat badan balita

dibawah garis merah pada kartu menuju sehat ( KMS ).

i) Kejadian luar biasa ( KLB ) gizi buruk adalah ditemukannya satu atau lebih kasus

KEP berat atau gizi buruk disuatu desa.

j) Pelacakan KLB gizi adalah kegiatan penulusuran secara langsung ( investigasi )

kasus gizi buruk untuk menentukan penyebab dan ususlan tindakan.

Page 15: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

BAB III

TINJAUAN KASUS

1 .PENGKAJIAN

Dilakukan pada tanggal 26 November 2010 jam

A.Data Subyektif

1. Data umumKecamatan : Semen Desa : KanyoranDusun : KletakRT : 01RW : 06

Nama kepala keluarga : Tn. Suk AdiUmur : 41 thnAgama : IslamPendidikan : SDPekerjaan : TaniSuku/bangsa : Jawa/IndonesiaAlamat : RT 01/RW 06

2. Susunan keluarga

No.

NAMA JK UMUR Hubungan dalam KK

Pekerjaan Pendidikan Keadaan kesh.saat

kunjungan1. Suk Adi L 41 tahun KK Tani SD Baik2. Yantik P 37 tahun Istri Tani SD Baik3. Koko Santoso L 18 tahun Anak Belum

bekerjaSTM Baik

4. Yenti Sulistiyowati

P 11 tahun Anak Belum bekerja

SD Baik

5. Meila P 28 bulan Anak Belum bekerja

Belum sekolah

Baik

Page 16: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

3. GenogramKeterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

2. Data Khusus

1. Imunisasi : Anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap.2. Bila ada anggota keluarga yang sakit kadang berobat ke bidan, kadang ke dokter,

kadang ke puskesmas, dan kadang membeli obat sendiri di took.3. Jenis penyakit yang sedang di derita

Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (HIV/AIDS,TBC);menurun (HT,DM,TBC);dan menahun (HT,DM,TBC).Keluarga sering menderita penyakit seperti batuk,pilek,dan panas.

4. Riwayat kesehatan keluarga Tn. Suk Adi

Pada saat pengkajian Tn. Sedang bekerja disawah.Tetapi Ny.Yantik mengatakan bahwa Tn. Suk Adi dalam kondisi sehat.

Ny. YantikPada saat pengkajian ibu mengatakan tidak ada keluhan dan dalam kondisi sehat.

An. Koko SantosoPada saat pengkajian anak sedang nonton tv dan ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan baik.

An.Yenti sulistiyowatiPada saat pengkajian anak sedang ikut ke sawah bersama bapaknya dan ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan baik.

An. MeilaPada saat pengkajian anak sedang bermain dan ibu mengatakan berat badan anak masih rendah.

5. Pemeriksaan kehamilanSaat ibu hamil ibu memeriksakan kehamilannya di bidan.

Page 17: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

6. Pertolongan persalinan Persalinan anak pertama di tolong oleh mbah dukun secara normal dengan BB

2500 gram, tidak ada penyulit yang menyertai. Persalinan anak kedua di tolong oleh bidan secara normal dengan BB 2400

gram, dan tidak ada penyulit yang menyertai . Persalinan anak ketiga di tolong oleh bidan secara normal dengan BB 2400

gram, tidak ada penyulit yang menyertai.7. Kebiasaan menyapih

Anak pertama disapih usia 1,5 tahun Anak kedua disapih usia 2 tahun Anak ketiga masih menetek sampai sekarang

8. Pemberian makanan pada bayiMulai anak ke satu sampai anak ke tiga setelah lahir diberikan ASI dan makanan pendamping ASI ( pisang ), setelah usia 6 bulan diberi bubur tim ( sun ) + nasi.

9. Tanggapan keluarga tentang KB Tanggapan KB baik sekali Ibu pernah menggunakan KB spiral setelah anak pertama usia 3 tahun kemudia

ibu memakai pil selama 4 tahun dan menggunakan suntik sekarang ini setelah anaknya yang ketiga lahir.

10. Pola kebiasaan sehari-hari

Tn. Suk Adi Ny. Yantik An. Koko Santoso

An. Yenti Sulistiyowati

An. Meila

Pola istirahat

dan tidur

Siang hari : tidak pernah tidur siang dan malam tidur pukul 22.00-05.00

Siang hari : tidur siang 1-2 jam/hari, tapi kadang ibu istrahat sambil nonton tv, malam hari : tidur mulai jam 21.00-04.00

Siang hari : tidak pernah tidurMalam hari : tidur mulai jam 22.00-05.30

Siang hari : tidur 1-2 jam Malam hari : tidur jam 20.30-05.00

Siang hari : tidur siang mulai jam 11.00-13.00Malam hari: tidur mulai jam 20.00-05.00

Pola BAB dan

BAK

BAB : lancar 1x/hari,warna kuning,BAK : lancar 5-6x/hari warna jernih,waktu

BAB :lancar 1x/hari warna kuning,BAK : lancar 5-6x/hari warna jernih dan waktu

BAB : lancar 1x/hari warna kuning,BAK : lancar

BAB : lancar 1x/hari warna kuningBAK : lancar 5-6x/hari warna jernih,waktu

BAB : lancar 1-2x/hari warna kuningBAK : lancar 6-7x/hari warna jernih,waktu

Page 18: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

kencing tidak tersa sakit

kencing tidak tersa sakit

5-6x/hari warna jernih,waktu kencing tidak tersa sakit

kencing tidak tersa sakit

kencing tidak terasa sakit

Pola aktvitas

Tn. Suk Adi bekerja disawah milik sendiri dan memelihara ayam

Ibu melakukan pekerjaan rumah dan kadang juga ikut di sawah

Anak dirumah dan belum bekerja

Anak masih sekolah dan belum bekerja

Anak bermain dengan temannya dan kadang bermain sendiri di rumah

Pola hygiene

Mandi 2x/hari, gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor,keramas 2x/minggu

Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakain tiap kali kotor, keramas 2x/minggu

Mandi 2x/hari, gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor, keramas 2x/minggu

Mandi 2x/hari,gosok gigi, ganti pakaian tiap kali kotor, keramas 2x/minggu

Mandi 2x/hari,gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor,keramas 2x/minggu

Pola religius

Tn. Suk Adi beragama islam dan mejalankan sholat 5 waktu

Ibu beragama islam dan menjalankan sholat 5 waktu

Anak beragama islam dan kadang menjalankan sholat

Anak beragama islam dan menjalan sholat 5 waktu

Anak beragama islam dan sudah mulai diajarkan sholat

11. Adat kebiasaan/selamatan Keluarga biasanya mengadakan selamatan 7 bulanan, selamatan untuk kelahiran bayi

dan selamatan un²tuk orang meninggal Kalau ada orang meninggal keluarga ikut melayat Pada saat hari raya keluarga berkunjung ke sanak saudara

12. Penggunaan waktu senggang Waktu senggang keluarga berkumpul sambil berbincang-bincang dengan anggota keluarga

13. Situasi sosial buadaya dan ekonomi Hubungan keluarga dengan masyarakat baik Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari hasil panen

Page 19: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

B.Data Obyektif

1. Rumah : luas 45 m² Jenis rumah : petak Letak : - Dinding : tembok Atap : genting Lantai : keramik Cahaya : baik Jendela : terbuka Ventilasi : baik Jumlah ruangan : 3 kamar

2. Air minumAsal : sumberNilai air : bersih dan kadang keruhKonsumsi air : memasak, mencuci, minum, mandi

3. Pembuangan sampahSampah dibuang di sembarang tempatKeadaan : kotor

4. Jamban dan kamar mandi Keluaraga memiliki sendiri Ada kamar mandi, cukup bersih

5. Pekarangan dan selokan Pekarangan : Ada Kebersihan : cukup Air limbah : dibuang di selokan, terbuka dan tergenang

6. Kandang ternakTerdapat kadang ternak ( ayam ) terletak disamping rumah dak tidak jauh dari rumahny

Page 20: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

7. Denah rumah dan keterangan

U4m TERAS

RT

s

A.Data Subyektif

1. Biodata Nama klien : An. Meila Nama ibu : Ny. Yantik Umur : 2,5 tahun Umur : 37 tahun Agama : Islam Agama : Islam Alamat : RT 01/RW 06 Dusun Kletak Pendidikan : SD

Desa kanyoran Pekerjaan : IRTPenghasilan : -Alamat : RT 01/RW 06 Dusun

Kletak Desa Kanyoran

2. Keluhan utama Ibu mengatakan bahwa berat badannya selalu rendah

3 .Riwayat kesehatana) Penyakit yang lalu

Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit yang parah,namun berat badan anaknya selalu rendah

b) Penyakit sekarangIbu mengatakan berat badan anaknya masih rendah

c) Penyakit keluargaIbu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit

4. Riwayat natal

Tempat sampah

KAMARDAPUR&RM

Kamar mandi

KAMARKAMAR

Page 21: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

Ibu mengatakan umur kehamilannya 38 minggu, lahir spontan di bidan dengan BB 2400 gram / 47 cm

5. Riwayat gizi Ibu mengatakan anaknya mengkonsumsi ASI secara eksklusif, diberikan MP-ASI

Berupa kerokan pisang dan kadang nasi tim sejak usia 8 bulan. Saat ini balita mengkonsumsi nasi dan sayuran seperti orang dewasa.

Namun nafsu makan kurang baik jika makan nasi.

6. Riwayat perkembangan Usia 28 bulan : anak sudah bisa berjalan dan berbicara

7. Riwayat psikososial Ibu mengatakan ini adalah anak ke 3 ,dan anak diasuh oleh orang tua sendiri

B. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum K/U : baik BB : 11 kg Kesadaran : composmentis TB : 78 cm Suhu : 36,5°C RR : 27x/menit N : 90x/menit

2. Pemeriksaan fisik Inspeksi

Kepala : kulit kepala bersih,rambut pirang,tipis,tidak mudah rontok Mata : konjunctiva merah muda,sklera putih Hidung : tidak ada sekret dan tidak ada polip Telinga : simetris,tidak ada serumen Mulut : mukosa bibir lembab,tidak ada stomatitis,gigi sudah tumbuh Leher : tidak ada luka Dada : pernafasan normal tidak ada tarikan intercosta Perut : tidak buncit Genetalia : tidak ada kelainan,labia mayora menutup labia minora

Palpasi Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid

Page 22: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

Perut : tidak ada pembesaran hepar

Perkusi Reflek patella : +/+

Auskultasi Perut : tidak ada wheezing dan ronkhi

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Tanggal/bln/thn Diagnosa Data Dasar26 – 11 – 2010 Keluarga dengan

kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan limbah

DS : Ibu mengatakan sampah dibuang dilubang sampah (sembarang tempat).

Ibu mengatakan air limbah dibuang diselokan terbuka dan menggenang.

Ibu mengatakan jambanya berbentuk latrin.DO: Pembuangan sampah dibuang di lubang

sampah (disembarang tempat) Air limbah dibuang diselokan terbuka dan

menggenang. Jamban berbentuk latrin.

Keluarga dengan status gizi rendah ( BGM )

DS: Ibu mengatakan anaknya yang ketiga ( Meila ) berat badannya rendah (BGM ) dan sekarang berusia 28 bulan.

DO: -

Page 23: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

III. PERUMUSAN MASALAH

Dari data yang didapat,maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan sebagi berikut:

1. Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM)2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan limbah

Susunan prioritas masalah1. Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM)

No.

Kriteria Perhitung Skor Pembenaran

1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Krisis2. Kemungkinan

masalah dapat diubah

2/2 x 2 2 Masalah dapat diubah dengan pemberian makanan secara benar sesuai usia dan melakukan posyandu secara rutin.

3. Potensi pencegahan

2/3 x 2 1/3 Masalah gizi buruk ( Kwsiokor dan marasmus ) dapat dicegah dengan penanganan masalah gizi dengan segera seperti pemberian modisco dan makanan bergizi.

4. Penonjolan masalah

2/2 x 1 1 BGM mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita yang seharusnya optimal menjadi tidak optimal.

Total skor 4 1/3

2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan sampah dan limbah

No.

Kriteria Perhitung Skor Pembenaran

1. Sifat masalah 2/3 x 2 1/3 Mendesak2. Kemungkinan

maksimal dapat diubah

Masalah dapat diubah dengan pemberian penyuluhan dan pengertian tentang pembuangan sampah.

3. Potensi pencegahan

2/3 x 2 1/3 Masalah pembuangan sampah dan limbah yang tidak benar dapat dicegah dengan pemberian penyuluhan.

4. Penonjolan masalah

Keluarga tahu tentang pembungan sampah yang benar, tapi tidak dilakukan.

Total skor

Urutan prioritas masalah :1. Keluarga dengan berat badan dibawah garis merah ( BGM ).

Page 24: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuang sampah.

No. Dx Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi1. Keluarga

dengan balita berat badan rendah (BGM)

Tujuan :Keluarga dapat meningkatkan status gizi balita

KH : -BB balita naik dan tidak BGM lagi-BB ± 10 kg

1. Anujrkan keluarga untuk memberikan makanan bersih,sehat,dan bergizi pada anakny

2.Anjurkan keluarga untuk memberiksn tambahan vitamin pada balita

3.Ajarkan keluarga untuk pembuatan modisco dan memberikannya pada balita

4.Beri pengertian keluarga tentang gizi balita

5.Anjurkan keluarga untuk rutin melakukan

1.Dengan memberikan makanan bersih,sehat dan bergizi akan meningkatkan status gizi balita dan balita tidak mudah terserang penyakit

2.Vitamin pada balita mengandung kandungan penambah nafsu makan

3.Modisco mengandung kandungan banyak lemak yang dapat meningkatkan BB balita

4.Peningkatan pengertian tentang pentingnya gizi balita akan meningkatkan kesadaran keluarga sehingga keluarga mau melakukannya

5.Dengan rutin membawa ke posyandu,maka dapat

1.Menganjurkan keluarga u/ memberikan makanan bersih,sehat, dan bergizi

2.Menganjurkan keluarga u/ memberikan vitamin pada balita

3.Mengajarkan pembuatan modisco dan menganjurkannya diberikan pada balita

4.Memberikan pengertian tentang gizi pada keluarga

5.Menganjurkan keluarga u/ rutin melakukan posyandu

29-11-201010.00 WIB

S: Ibu mengatakan paham dg penjelasan yang yg diberikan

O: BB:8,5kg TB:78cm N:90x/mnt S: 36,5°CRR: 27x/mnt

A: Keluarga dengan balita BGM

P: Menganjurkan ibu u/ memberikan makanan bergizi,Anjurkan ibu u/ selalu memberikan modisco

Page 25: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan limbah dan sampah yang baik

Tujuan : terciptanya derajat kesehatan yang baik untuk keluarga

KH :Keluarga mengerti tentang kesehatan diri dan lingkungan

posyandu balita

1. Lakukan pendekatan dengan keluarga.

2. Berikan penjelasan manfaat dan kesehatan lingkungan.

3. Berikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan.

4. Beritahu keluarga bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat.

memantau pertumbuhan dan perkembangan balita mendapatkan informasi yang berguna u/ keluarga

1. Menciptakan suasana nyaman dan kekeluargaan.

2. Peningkatan pengetahuan dan wawasan keluarga.

3. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan.

4. Pembuangan limbah yang tepat dapat mengurangi tempat bersarangnya penyakit.

1. Melakukan pendekatan dengan keluarga.

2. Memberikan penjelasan tentang manfaat dan kebersihan lingkungan.

3. Memberikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan.

4. Memberitahukan keluarga bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat kesehatan

S: Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

O: -

A: masalah teratasi sebagian.

P: pembuatan lubang sampah dan kemudian setelah penuh dibakar

Page 26: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam kasus pada keluarga Tn. Suk Adi dengan salah satu anggota keluarganya mengalami berat badan bawah garis merah (BGM ) yang dilakukan di Desa Kanyoran Kec. Semen Kab. Kediri, bahwa keluarga ini memiliki pengetahuan yang rendah tentang pembuangan limbah dan sampah yang benar sehingga hal ini akan menjadi masalah bagi keluarga.

Pada interpretasi data dasar tidak ada penyimpangan antara kasus dengan teori yang ada, sehingga antara data subyektif dan obyektif dijadikan dasar penentu diagnose dan masalah.

Berdasarkan teori, intervensi dalam asuhan keluarga yang diutamakan ke KIE dengan tujuan untuk pencegahan terjadinya masalah yang akan datang :

1. Pada kasus keluarga dengan berat badab bawah garis merah intervensi yang diberikan antara lain : anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi pada anaknya,anjurkan kelurga untuk memberikan tambahan vitamin pada balita, anjurkan keluarga untuk membuatkan modisco dan memberikannya pada balita, beri pengertian keluarga tentang gizi balita dan anjurkan keluarga untuk rutin mengikuti posyandu.

2. Pada kasus keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembunangan sampah dan limbah yang benar,intervensi yang diberikan antara lain lakukan pendekatan dengan keluarga, berikan penjelasan tentang manfaat dari kebersihan lingkungan, beritahu kelurga tentang bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat.

Implementasi yang telah mengacu pada kondisi klien dan telah disesuaikan dengan interventasi yang diberikan.

Evaluasi yang diharapkan setelah pemeriksaan dan penyusunan yaitu ada perubahan yang lebih besar. Evaluasi setelah diberikan KIE ibu dan keluarga sudah mampu menjelaskan kembali nasehat yang diberikan. Ibu dan keluarga juga mengatakan bahwa mereka bersedia melaksanakan nasehat yang telah disampaikan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.

Page 27: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

BAB VPENUTUP

5.1 KESIMPULANa) Setelah melakukan pengkajian data pada keluarga di dapatkan bahwa keluraga ada yang

mengalami berat badan bawah garis merah, didapatkan hasil bahwa ia dalam keadaan baik – baik saja dan berat badannya sekarang berangsur – angsur menuju normal yaitu 11,5 kg sekarang ini.

b) Dari data yang didapat maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keluarga dengan balita berat badan bawah garis merah ( BGM ) Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan

limbah yang benar.c) Intervensi yang diberikan pada keluarga adalah memberikan KIE tentang masalah yang

dialami keluarga.d) Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.e) Setelah dievaluasi, klien mengerti dan menjalankan KIE yang diberikan bidan.

5.2 SARANa) Keluarga

Pada anak balita BGM diharapkan rutin ke posyandu dan memberikan makan makanan bergizi,dan meningkatan kebersihan lingkungan sehingga meningkatkan derajat kesehatan.

b) Petugas KesehatanPerlu meningkatkan terus mutu sumber daya manusia melalui pelayanan pendidikan yang berkelanjutan.

c) Lahan PraktekDiharapkan tempat pelayanan melengkapi peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan serta menjaga kesterilan peralatan – peralatan yang ada.

d) MahasiswaMeningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan asuhan kebidanan pada keluarga sehingga untuk selanjutnya dapat menyusun asuhan kebidanan pada keluarga dengan lebih baik dan benar.

Page 28: ASKEB+KOMUNITAS+BGM++DINA

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlin Dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta : EGC

Effendy, Nasrul. 1998. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC