asfiksia ringan sedang

Upload: chainurridha-sii-dedek

Post on 01-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

RDS

TRANSCRIPT

Asfiksia Ringan-Sedang

ASFIKSIA RINGAN-SEDANGHafizh Arief1007101010027BAB I PENDAHULUANTahun 2012

40 % kematian anak di bawah 5 tahun adalah neonatus.

75% diantaranya terjadi pada 1 minggu pertama

25-45 % diantaranya terjadi dalam 24 jam kelahiranIndonesiaAngka kematian anak bunyi jantung II, laju jantung regular, bising tidak terdengar.AbdomenI: simetris (+)P: soepel (+), distensi (-), organomegali (-)P: tidak dilakukanA: Peristaltik usus (+) dalam batas normal.ExtremitasPucat (+)Sianosis (-)Ikterik (+)Anogenitalia: anus (+), testis belum turun ke dalam skrotum, rugae skrotum halus.Kebutuhan Nutrisi HarianKebutuhan kalori105-130kkal/kgBB/hari= 117,6 145,6 kkal/hariKebutuhan protein3,62-3,8 gram/kgBB/hari= 4,05-4,25 gram/hariKebutuhan cairan80cc/kgBB/hari, ditambah 10cc/hari,maksimal 150cc/kgbb/hari= (80x1,12)+(6x10)= 89,6+60 = 149,6 cc/hariPemeriksaan antropometri untuk berat badan digunakan bagan Lubchenco, yaitu neonatus kurang bulan dan sesuai masa kehamilan. Antropometri pada neonatus kurang bulan juga dapat dilakukan menggunakan kurva Fenton. Interpretasi hasil pengukuran antropometri pasien adalah sebagai berikut:Berat badan: 1120 gram (antara 50-90 persentil)Panjang badan: 37 cm (antara 50-90 persentil)Lingkar kepala: 27 cm (antara 90-97 persentil)Pemeriksaan Laboratorium12 Juli 201416 Juli 201429 Juli 20141 Agustus 2014Hb (gr/dl)15,1 4Ht (%)4,311Eritrosit (/mm3)3.900.0001.200.000Leukosit (/mm3)8.00054.000Trombosit (U/L)74.0005.000Hitung Jenis (%)0/0/58/29/130/0/45/46/6Bilirubin Total (mg/dl)5,8917,92Bilirubin Direct (mg/dl)1,10Bilirubin Indirect (mg/dl)4,79Na/K/Cl (mmol/L)138/5,6/109Diagnosis

BBLSR + Asfiksia Neonatorum + Respiratory Distress Syndrome + Ikterus Neonatorum + Sangkaan SepsisTerapi

O2 sungkup 4 liter/menitCairanParenteral: IVFD N5 6,6cc/jamEnteral: ASI 2cc/4 jamInjeksi Ampicillin 80mg/12 jam/IVInjeksi Gentamicin 6mg/48 jam/IVInjeksi Aminofilin 3mg/12 jam/IVInjeksi Ranitidine 1,5mg/12 jam/IVRencana Terapi dan Pemeriksaan Lanjutan:

Pemeriksaan darah rutinPemeriksaan fungsi hatiPemeriksaan fungsi ginjalPemeriksaan kultur darah dan uji sensitivitasPeriksaan kadar gula darah sewaktuPrognosis

Quo ad vitam: Dubia ad MalamQuo ad functionam: Dubia ad MalamQuo ad sanactionam: Dubia ad MalamBAB III ANALISIS KASUSFaktor resiko ibuTidak diketahui

EtiologiKetuban pecah diniFaktor resiko untuk terjadinya ketuban pecah dini adalah kurangnya asupan asam askorbat dan tembaga yang menjadi bahan utama kolagen pembentuk selaput ketuban. Asupan makanan ibu baik, ibu makan teratur.Riwayat ketuban pecah dini terjadi secara spontan tanpa ada trauma yang mendahulia.AsfiksiaAsfiksia sendiri merupakan komplikasi yang timbul oleh karena terjadinya ketuban pecah dini. Teori yang mendasari asfiksia terjadi pada pasien adalahgangguan perfusi pada tali pusatkematangan paru

Pemeriksaan FisikHasil antropometri menunjukkan bahwa pasien termasuk dalam kelompok neonatus kurang bulan dan sesuai masa kehamilan menurut Kurva Lubchenco.Dari hasil pemeriksaan fisik, didapatkan laju jantung yang meningkat lebih dari 160 kali/menit. Namun tidak diikuti dengan peningkatan laju pernapasan. Suhu tubuh dalam batas normal.

Pemeriksaan fisik yang positif yaitu didapatkan kulit tubuh dan sklera mata yang ikterik, mukosa bibir kering dan pecah-pecah, retraksi pada dinding dada, pucat pada ekstremitas dan testis yang belum turun ke dalam skrotum, serta rugae skrotum halus.Hasil pemeriksaan fisik sesuai dengan perkembangan bayi dengan usia gestasi 27-28 minggu. Ikterik pada tubuh terjadi oleh karena belum matangnya fungsi hati dalam memproses bilirubin darah. Oleh karenanya, bilirubin sulit diekskresikan.Kulit pucat bisa diakibatkan oleh Hb kurang. Namun oemeriksaan darah rutin pada tanggal pemeriksaan, tidak dilakukan. Sehingga hal ini belum bisa dipastikan.Retraksi dada terjadi oleh karena RDS. Surfaktan dibentuk oleh sel alveoli tipe II yang mulia terbentuk pada usia gestasi 32-37 minggu.

TerapiPasien mendapat terapi cairan yaitu Dextrose 10%+NaCl 0,9%+KCl+Ca Glukonas. Terapi cairan diberikan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar kalori harian. Jumlah kalori harian yang dibutuhkan oleh pasien adalah sekitar 117,6-145,6 kkal. Jumlah cairan yang dibutuhkan pasien adalah 80cc/kgBB/hari, ditambah 10cc setiap hari, hingga maksimal 150cc/kgbb/hari. Saat pemeriksaan, pasien berumur 6 hari. Oleh karenanya, pasien mendapat cairan sebanyak 149,6cc/hari atau sekitar 6,2cc/jam. Terapi cairan yang diberikan sesuai dengan teori yang ada.

Pemberian antibiotik dibutuhkan pada pasien ini. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sangkaan sepsis oleh karena ketuban pecah dini. Antibiotik yang diberikan adalah gabungan ampisilin dan gentamisin. Ampisilin diberikan sebanyak 50mg/kgBB/12 jam (56mg/12 jam) atas indikasi infeksi berat. Gentamicin diberikan sebanyak 5mg/kgBB/48 jam sesuai dengan kriteria neonatus dengan berat badan 72 jam adalah bila kadar bilirubin total >8mg/dl.13 Pada pasien ini, kadar bilirubin darah total adalah 5,89mg/dl.

Terakhir, pasien mendapat diit ASI 2cc/4 jam. ASI diberikan sebagai tropic feeding untuk membasahi lumen usus dan merangsang agar usus bekerja dengan baik.KESIMPULANAsfiksia neonaturum didefinisikan sebagai kegagalan bernapas yang terjadi akibat gagalnya pertukaran O2 dan CO2 pada bayi baru lahir. Pada kasus ini, pasien mengalami asfiksia ringan-sedang. Setiap kejadian asfiksia neonatorum membutuhkan penanganan segera. Penanganan awal yang dilakukan adalah resusitasi untuk bayi baru lahir yang berguna untuk mempertahankan perfusi oksigen ke seluruh tubuh. Tatalaksana yang dilakukan pada bayi dengan asfiksia tidak terbatas pada resusitas pada saat lahir, namun juga pencegahan progresifitas penurunan keadaan klinis dan juga pengobatan komplikasi yang timbul setelahnya.