anemia pada penyakit kronis

6
ANEMIA PADA PENYAKIT KRONIS Pendahuluan Anemia sering di jumpai pada pasien dengan infeksi atau inflamasi kronis maupun keganasan. Anemia ini umumnya ringan atau sedang, disertai oleh rasa lemah dan penurunan berat badan dan disebut anemia pada penyakit kronis. Diketahui dikemudian hari bahwa penyakit infeksi seperti pneumonia, sifilis, HIV-AIDS dan juga pada penyakit lain seperti artritis reumatoid, limfoma hodgkin dan kanker sering disertai anemia. Pada umumnya anemia pada penyakit kronis ditandai oleh kadar Hb berkisar 7-11 g/Dl, Kadar Fe yang tinggi di jaringan serta produksi sel darah merah berkurang. Etiologi Menurut laporan/data penyakit tuberkulosis, abses paru, endokarditis bakteri subakut, osteomielitis dan infeksi jamur kronis serta HIV membuktikan bahwa hampir semua infeksi supuratif kronis berkaitan dengan anemia. Untuk terjadinya anemia memerlukan waktu 1-2 bulan setelah infeksi terjadi dan menetap, serta terjadi keseimbangan antara produksi dan penghancuran eritrosit dan Hb menjadi stabil. Anemia pada inflamasi kronis secara fungsional sama seperti pada infeksi kronis, tetapi lebih sulit karena terapi yang efektif lebih sedikit. Penyakit kolagen dan artritis reumatoid merupakan penyebab terbanyak.

Upload: thenewaasitumorang

Post on 06-Nov-2015

150 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

penyakit kronis

TRANSCRIPT

ANEMIA PADA PENYAKIT KRONISPendahuluan Anemia sering di jumpai pada pasien dengan infeksi atau inflamasi kronis maupun keganasan. Anemia ini umumnya ringan atau sedang, disertai oleh rasa lemah dan penurunan berat badan dan disebut anemia pada penyakit kronis. Diketahui dikemudian hari bahwa penyakit infeksi seperti pneumonia, sifilis, HIV-AIDS dan juga pada penyakit lain seperti artritis reumatoid, limfoma hodgkin dan kanker sering disertai anemia.Pada umumnya anemia pada penyakit kronis ditandai oleh kadar Hb berkisar 7-11 g/Dl, Kadar Fe yang tinggi di jaringan serta produksi sel darah merah berkurang.EtiologiMenurut laporan/data penyakit tuberkulosis, abses paru, endokarditis bakteri subakut, osteomielitis dan infeksi jamur kronis serta HIV membuktikan bahwa hampir semua infeksi supuratif kronis berkaitan dengan anemia. Untuk terjadinya anemia memerlukan waktu 1-2 bulan setelah infeksi terjadi dan menetap, serta terjadi keseimbangan antara produksi dan penghancuran eritrosit dan Hb menjadi stabil.Anemia pada inflamasi kronis secara fungsional sama seperti pada infeksi kronis, tetapi lebih sulit karena terapi yang efektif lebih sedikit. Penyakit kolagen dan artritis reumatoid merupakan penyebab terbanyak. Enteritis regional, kolitis ulseratif serta sindrom inflamasi lainnya juga dapat disertai anemia pada penyakit kronis.Penyakit lain yang sering disertai anemia adalah kanker, walaupun masih dalam stadium dini dan asimtomatik, seperti pada sarkoma dan limfoma. Anemia ini biasanya disebut dengan anemia pada kanker (cancer-related anemia)PatogenesisPemendekan masa hidup eritrositDiduga anemia yang terjadi merupakan bagian dari sindrom stre hematologik (haematological stress syndrome), dimana terjadi produksi sitokin yang berlebihan karena kerusakan jaringan akibat infeksi, inflamasi atau kanker. Sitokin tersebut dapat menyebabkan sekuestrasi makrofag sehingga mengikat lebih banyak zat besi, meningkatkan destruksi eritrosit di limpha, menekan produksi eritropoietin oleh ginjal, serta menyebabkan perangsangan yang inadekuat pada eritropoiesis disumsum tulang. Pada keadaan lebih lanjut, malnutrisi menyebabkan penurunan transformasi T4 menjadi T3, menyebabkan hipotiroid fungsional dimana terjadi penurunan kebutuhan Hb yang mengangkut O2 sehingga sintesis eritropoietin pun akhirnya berkurang.Penghancuran eritrositMasa hidup eritrosit memendek pada sekitar 20-30% pasien. Defek ini terjadi di ekstrakorpuskular, aktivasi makrofag oleh sitokin menyebabkan peningkatan daya fagositosis makrofag tersebut dan sebagai bagian dari filter limpa, menjadi kurang toleran terhadap perubahan/kerusakan minor dari eritrosit.Produksi eritrositGangguan metabolisme zat besiKadar besi yang rendah meskipun cadangan besi cukup menunjukan adanya gangguan metabolisme zat besi pada penyakit kronis. Hal ini memberikan konsep bahwa anemia disebabkan oleh penurunan kemampuan Fe dalam sintesis Hb.Adanya infeksi, inflamasi atau keganasan menyebabkan aktivasi makrofag sehingga merangsang pengeluaran IL-6. Selanjutnya IL-6 akan mengaktivasi sel-sel retikulo-endotelial di hati untuk menghasilkan hepsidin. Hepsidin akan berinteraksi dengan feroponin, yaitu protein membran yang menghambat absorbs besi oleh usus halus, disamping itu hepsidin juga akan menurunkan pelepasan besi oleh makrofag. Akibat kedua efek hepsidin tersebut maka kadar besi dalam plasma akan menurun yang menjadi karakteristik untuk anemia penyakit kronis.

Patofisiologi anemia pada penyakit kronisGambaran klinisPada umumnya anemia yang terjadi derajat ringan dan sedang, sering kali gejalanya tertutup oleh gejala penyakit dasarnya, karena kadar Hb sekitar 7-11 gr/Dl umumnya asimtomatik. Meskipun demikian apabila demam atau defibilitas fisik meningkat, pengurangan kapasitas transfort O2 jaringan akan memperjelas gejala anemianya atau memperberat keluhan sebelumnya.Pada pemeriksaan fisik umumnya hanya dijumpai konjungtiva yang pucat tanpa kelainan yang khas dari jenis ini dan diagnosa biasanya tergantung dari hasil pemeriksaan laboratorium.Pemeriksaan LaboratoriumAnemia umumnya adalah normokrom-normositer, meskipun banyak pasien mempunyai gambaran hipokrom dengan MCHC