anemia makrositik

11
ANEMIA MAKROSITIK a. Definisi Anemia jenis ini ditandai dengan bentuk eritrosit yang khas yaitu sel – sel eritrositnya berukuran lebih besar daripada sel eritrosit normalnya , atau biasa dikatakan sebagai sel megaloblas yang ditemukan dalam sumsum tulang. Anemia jenis ini juga ditandai dengan penuruna kadar hemoglobin dan nilai MCV diatas 100fl. b. Klasifikasi Anemia jenis ini diklasifikasikan menjadi dua garis besar, yaitu anemia megaloblastik dan anemia non megaloblastik. Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosom yang longgar. Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa.Penyebabnya anemia megaloblastik adalah defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat dan Gangguan sintesisi DNA. Sedangkan anemia makrositik lainnya juga memiliki sel yang besar namun belum dapat dipastikan penyebabnya, walaupun

Upload: paramita-affandi

Post on 26-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

selamat belajar

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Makrositik

ANEMIA MAKROSITIK

a. Definisi

Anemia jenis ini ditandai dengan bentuk eritrosit yang khas yaitu sel – sel eritrositnya

berukuran lebih besar daripada sel eritrosit normalnya , atau biasa dikatakan sebagai sel

megaloblas yang ditemukan dalam sumsum tulang. Anemia jenis ini juga ditandai dengan

penuruna kadar hemoglobin dan nilai MCV diatas 100fl.

b. Klasifikasi

Anemia jenis ini diklasifikasikan menjadi dua garis besar, yaitu anemia megaloblastik

dan anemia non megaloblastik. Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai

oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor

eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma

normal tetapi inti besar dengan susuna kromosom yang longgar. Biasanya berbentuk

makrositik atau pernisiosa.Penyebabnya anemia megaloblastik  adalah defisiensi vitamin

B12, defisiensi asam folat, gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat dan Gangguan

sintesisi DNA.

Sedangkan anemia makrositik lainnya juga memiliki sel yang besar namun belum dapat

dipastikan penyebabnya, walaupun peningkatan deposit lemak dan perubahan waktu

pematangan juga berpengaruh.

Page 2: Anemia Makrositik

Anemia Megaloblast

a. Pengertian

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan eritrosit yang

tidak berfungsi

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas

dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang

besar disertai adanya kes, dimN maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna

kromosomyang longgar.

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan

sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak

adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita

dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada

mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn,

reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar

nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin

(zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg

sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani

gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar

vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama

kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada

wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian

yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).

b.       Etiologi

Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :

1. Defisiensi Vit B12

a.  Asupan kurang ; pada vegetarian

b. Malabsopsi

Page 3: Anemia Makrositik

untuk  Dewasa: anemia pernisiosa,gastrektomi total/parsial,penyakit

Chorn’s,parasit,limfoma ususu halus,obat-obatan (naomisin,etanol,KCL)

untuk  Anak-anak : anemia pernisiosa,gangguan sekresi,factor intrinsic lambung

dan gangguan reseptor kobalamin di ileum

c.Gangguan metabolisme seluler

Defisiensi enzim,abnormallitas protein pembawa kobalamin (defisiensi

transkobalamin), dan paparan nitrit oksida yang berlangsung lama.

d.   Infeksi cacing pita.     

2. Defisiensi Asam Folat

a. asupan kurang

Gangguan nutrisi

Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan anoreksia nervosa.

Malabsopsi

Gastrektomi parsial,reseksi usus halus,penyakit Crohn’s, scleroderma dan obat

antikonvulsan.

b.      Peningkatan kebutuhan

Kehamilan,anemka hemolitik,keganasan,hipertiroidisme, serta eritropoesis yang

tidak efektif (anemia pernisiosa,anemia sideroblastik,leukemia dan anemia

hemolitik).

c.       Gangguan metabolisme folat

Alkoholisme,defisiensi enzim

d.      Penurunan cadangan folat di hati

Alkoholisme,sirosis non alkoholik dan hepatoma.

3. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.

4. Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :

a. defisiensi enzim congenital

b. didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

Page 4: Anemia Makrositik

c.        Klasifikasi

Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis :

1. Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12

a. Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,telur serta susu yang

mengandung vitamin B12.

b. Adanya malabsorpsi akibat kelaianan pada irgan berikut ini,

Kelainan lambung (anemia pernisiosa, kelainan congenital,factor intrinsic, serta

gastrektomi total atau parsial)

Kelainan usus (intestinal loop syndrome, tropical sprue dan post reseksi ileum)

2. Anemia megaloblastik karenma defisiensi asam folat

a. disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat,terutama pada orang

tua,fakir miskin,gastrektomi parsial dan anemia akibat hanya minum susu kambing.

b. Malabsorpsi asam folat karena penyakit usus

c. Kebutuhan yang meningkat akibat keadaan fisiologis (hamil,laktasi

prematuritas) dan keadaan fatologis (anemia hemolitik, keganasan serta penyakit

kolagen).

d. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi  pada penyakit

hati yang aktif atau kegagalan faal jantung.

e. Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu.

3. Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat

Merupakan anemia megaloblastik akibat defisiensi enzim congenital atau pada

eritroleukemia.

c.        Patofisiologi

Timbulnya mebaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi gangguan

sintesis DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin B12, diman vitamin B12

dan asam folat berfungsi dalam pembentukan DNA onti sel dan secara khusus untuk vitamin B12

penting dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas ini, maka

meturasi ini lebih lambat sehingga kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar Karena

pembelahan sel yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan

kromatin yang lebih longgar di sebut sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya

Page 5: Anemia Makrositik

tidak normal,dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehhingga terjadi eritropoesis

inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya anemia.

d.        Manifestasi Klinis

Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama dengan nyeri

lidah. Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir mirip, dan kedua anemia ini dapat

terjadi bersama. Tetapi manifestasi neurologist defisiensi asam folat dan akan menetap bila

tidak diberikan tambahan vitamin B12. maka harus dibedakan dengan teliti antara kedua

bentuk  anemia tersebut. Kadar serum kedua vitamin tersebut dapat di ukur.

Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut :

1.      Tubuh lemah,tidak bertenaga dan pucat

2.      Anemia karena eritropoesis yang efektif

3.      Ikterus ringan akibat pemecahan globin

4.      Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff tongue), stomatitis

angularis,dan nyeri.

5.      Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga

mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:

ü  kesemutan di tangan dan kaki

ü  hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan

ü  pergerakan yang kaku.

6.      purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit terganggu.

7.      Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neoropati sebagai berikut:

ü  Neuropati perifer

Mati rasa,terbakar pada jari.

Kerusakan kolumna Posterior

Gangguan posisi,vibrasi

Kerusakan kolumna lateralis.

Spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi.

8. Gejala lainnya adalah:

buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru

luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar

Page 6: Anemia Makrositik

penurunan berat badan

warna kulit menjadi lebih gelap

penurunan fungsi intelektual.

e.        Pemeriksaan Penunjang

1.      Darah Tepi :

ü  anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar

ü  anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi)

ü  poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan)

ü  lekopenia, netropenia hipersegmentasi

ü  trombositopenia

ü  ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.

2.   Sumsum Tulang:

ü   Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada inti, banyak

ditemukan sel primitif (promegaloblas dan megaloblas basofil).

ü   Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant netrofil batang, terjadi

disosiasi inti dan sitoplasma (misalnya mielosit granula jarang), hipersegmentasi sel netrofil.

ü   Trombopoesis: megakariosit biasanya menurun, atifikal, agranulasi, terjadi hipersegmentasi

nukleus.

F.        Penatalaksanaan

Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian dapat di

cegah atau di tangani dengan penambahan vitamin per oral atau melalui susu kedelai yang

Page 7: Anemia Makrositik

diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor

intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien dapat

ditangani dengan pemberian vitamin b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat

menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien yang sakit berat. Hitung retikulasi

meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi neurorologis memerlukan waktu lebih lama

untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat, paralisis dan inkontinensia, pasien mungkin

tidak dapat sembuh secara penuh.

Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus diteruskan selama

hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.

Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut :

1.            Terapi suportif

Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam jiwa.

2.            Terapi untuk defisiensi vitamin B12

Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah sebagai

berikut:

a.       diberikan vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari selama dua minggu,selanjutnya

100-1000 Ug IM setia bulan. Bila ada kelainan neurologist,terlebih dahulu diberikan setiap

dua minggu selama enam bulan,baru kemudian diberikan sebulan sekali. Bila penderita

sensitive terhadap pemberian suntikan  dapat diberikan seara oral 1000 Ug sekali sehari,asal

tidak terdapat gangguan absopsi.

b.      Transfuse darah sebaiknya di hindari,kecuali bila ada dugaan kegagaln faal jantung,

hipotensi postural,renjatan atau infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah sebaiknya

diberi eritrosit yang di endapkan.

3.            Terapi untuk defisiensi asam folat

Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak terdapat gangguan

absopsi.

4.            Terapi penyakit dasar

Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik.