anemia

7
ANEMIA GIZI BESI Anemia gizi besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah lebih rendah dari keadaan normal, sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah mempertahankan kadar Hb pada tingkat normal. Tanda-tanda klinis dari anemia gizi besi antara lain: a. Lelah, lesu, lemah, leth, dan lalai (5L) b. Bibir pucat c. Nafas pendek d. Denyut jantung meningkat e. Konstipasi f. Nafsu makan berkurang g. Mudah mengatuk Penyebab anemia: Penyebab utama anemia gizi besi adalah karena konsumsi zat besi yang tidak cukup dan absorbsi zat besi yang rendah dari pola makanan yang sebagian besar terdiri dari nasi, dan menu yang kurang beraneka ragam. Konsumsi zat besi dari makanan tersebut sering lebih rendah dari dua pertiga kecukupan konsumsi zat besi yang dianjurkan, dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan yang rendah absorbsi zat besinya.

Upload: qitut

Post on 13-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Anamia

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia

ANEMIA GIZI BESI

Anemia gizi besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang merupakan

masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama di negara

berkembang termasuk Indonesia.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah lebih rendah dari

keadaan normal, sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah

mempertahankan kadar Hb pada tingkat normal.

Tanda-tanda klinis dari anemia gizi besi antara lain:

a. Lelah, lesu, lemah, leth, dan lalai (5L)

b. Bibir pucat

c. Nafas pendek

d. Denyut jantung meningkat

e. Konstipasi

f. Nafsu makan berkurang

g. Mudah mengatuk

Penyebab anemia:

Penyebab utama anemia gizi besi adalah karena konsumsi zat besi yang tidak

cukup dan absorbsi zat besi yang rendah dari pola makanan yang sebagian besar terdiri

dari nasi, dan menu yang kurang beraneka ragam. Konsumsi zat besi dari makanan

tersebut sering lebih rendah dari dua pertiga kecukupan konsumsi zat besi yang

dianjurkan, dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan

yang rendah absorbsi zat besinya.

Faktor pangan:

Rendahnya pemasukan zat besi dari makanan (intake)

Ada dua jenis zat besi yang terdapat di dalam makanan yaitu : zat besi yang

berasal dari hem dan bukan hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan penyusun

hemoglobin dan myoglobin, zat besi jenis ini terkandung didalam daging, ikan dan

unggas, serta hasil olahan darah.

Zat besi dari hem ini terhitung sebagai fraksi yang relatif kecil dari seluruh

masukan zat besi. Zat besi yang bukan berasal dari hem, merupakan sumber yang lebih

penting dan ditemukan dalam tingkat yang berbeda-beda pada seluruh makanan yang

Page 2: Anemia

berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan

kacang-kacangan serta serealia, dalam jumlah yang sedikit terdapat di dalam daging,

telur dan ikan.

Rendahnya penyerapan zat besi (absorbsi)

Penyerapan zat besi terjadi dalam lambung dan usus bagian atas yang masih

bersuasana asam, banyaknya zat besi dalam makanan yang dapat dimanfaatkan oleh

tubuh tergantung pada tingkat absorbsinya. Tingkat absorbsi zat besi dapat dipengaruhi

oleh pola menu makanan atau jenis makanan yang menjadi sumber zat besi.

Zat besi yang terkandung dalam makanan dipengaruhi oleh jumlah dan bentuk

kimianya, penyantapan bersama dengan faktor-faktor yang mempertinggi dan atau

menghambat penyerapannya, status kesehatan dan status zat besi individu yang

bersangkutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penghambatan penyerapan itu adalah tannin

dalam teh, phosvitin dalam kuning telur, protein kedelai, phytat, asam folat, kalsium dam

serat dalam bahan makanan, zat-zat gizi ini dengan zat besi membentuk senyawa yang

tidak larut dalam air, sehingga sulit untuk di absorbsi. Protein nabati maupun protein

hewani tidak meningkatkan absorbsi zat besi. Tetapi bahan makanan yang disebut meat

factor seperti daging, ikan dan ayam, apabila hadir dalam menu makanan walaupun

dalam jumlah yang sedikit akan meningkatkan absorbsi zat besi bukan hem yang berasal

dari serealia dan tumbuh tumbuhan. Jadi apabila didalam menu makanan sehari-hari

tidak hadir bahan makanan tersebut di atas, maka absorbsi zat besi dari makanan akan

sangat rendah perlu diketahui bahwa susu, keju dan telur tidak meningkatkan absorbsi zat

besi .

Taraf gizi besi seseorang juga akan mempengaruhi absorbsi zat besi, semakin

tingginya kebutuhan akan zat besi maka, akan semakin besar tingkat absorbsinya.

Misalnya: pada masa pertumbuhan, pada masa hamil, penderita anemia dan infeksi atau

infeksi kecacingan. Dengan kata lain penyerapan zat besi berkaitan dengan status besi

masing-masing individu.

Zat gizi yang telah dikenal luas dan sangat berperan dalam meningkatkan absorbsi

zat besi adalah vitamin C, yaitu meningkatkan absorbsi zat besi bukan hem sampai empat

kali lipat. sayur-sayuran segar dan buah-buahan yang mengandung vitamin C baik

Page 3: Anemia

dimakan untuk mencegah anemia kurang besi. Hal ini disebabkan bukan saja karena

bahan makanan itu mengandung zat besi yang banyak, tetapi mengandung vitamin C

yang mempermudah absorbsi zat besi.

Faktor non pangan:

Penyakit: infeksi dan malaria

Infeksi kecacingan merupakan faktor penyebab terpenting oleh karena

prevalensinya di Indonesia cukup tinggi, terutama cacing tambang yang dapat

menimbulkan anemia gizi, yaitu menyebabkan terjadinya perdarahan menahun. Apabila

jumlah cacing semakin meningkat maka, kehilangan darah akan semakin meningkat,

sehingga mengganggu keseimbangan zat besi karena zat besi yang dikeluarkan lebih

banyak dari zat besi yang masuk.

Perdarahan

Seseorang dapat menjadi anemia karena perdarahan dan kehilangan sel-sel darah

merah dari tubuhnya. Perdarahan dapat terjadi eksternal maupun internal. Pendarahan

mendadak dan banyak disebut perdarahan eksternal, misalnya pada waktu kecelakaan.

Perdarahan dapat pula terjadi karena racun, obat-obatan atau racun binatang yang

menyebabkan penekanan terhadap pembuatan sel sel darah merah. Adapula perdarahan

kronis, yaitu perdarahan sedikit demi sedikit, tapi terus menerus. Penyebabnya antara

lain; kanker pada saluran pencernaan, tukak lambung, wasir dan lain lain. Perdarahan

yang terus-menerus dapat menyebabkan anemia.

Kecacingan

Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling sering

ditemukan di negara-negara berkembang. Infeksi kecacingan pada manusia oleh cacing

gelang, cacing cambuk maupun cacing tambang dapat menyebabkan pendarahan yang

menahun yang berakibat menurunnya cadangan besi tubuh dan akhirnya menyebabkan

timbulnya anemia kurang besi.

Anemia dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat bila melebihi prevalensi seperti

berikut:

Kelompok Prevalensi

Page 4: Anemia

Bu hamilAnak balitaAnak usia sekolah (6-12 tahun)Wanita dewasaPekerja berpenghasilan rendahPria dewasa

63,5%55,5%24%-35%30%-40%30%-40%20%-30%

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin dalam darah

Derajat Kadar Hb (g/dl)Ringan SedangBerat * untuk ibu hamil

> 107-10> 7< 8

Nilai ambang batas Hb dalam menentukan anemia gizi besi

Kelompok umur Kadar Hb (g/dl)Anak umur 6 bl - 5 thAnak 6 th - 14 thLaki-laki dewasaWanita dewasaIbu hamil

<11<12<13<12<11

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi

1. Suplementasi zat besi

Suplementasi zat besi merupakan cara yang paling efektif untuk meningkatan

kadar zat besi dalam jangka waktu yang singkat. Suplementasi biasanya dtujukan untu

kelmpo rawan antara lain ibu hamil, balita, WUS dan anak usia sekolah. Selama ini

upaya penanggulangan anemia gizi besi difokuskan kepada ibu hamil dengan

suplementasi tablet besi folat (200 mg FeSO4 dan 0,25 mg asam folat) dengan

memberikan setiap hari 1 tablet selama minimal 90 hari berturut-turut.

Kel. sasaran Bumil Bayi (6–12 bl) Bayi (13–60 bl) Usia sekolah WUS & remajaFrekuensi

Dosis Pengobatan

Setiap hariMin. 90 butir

1 x 1 tablet3 x 1 tablet

Setiap hariSlm 60 hari

1 x ½ sndk3 x ½ sendok

Setiap hariSlm 60 hari

1 x 1 sendok3 x 1 sendok

2 x semingguSlm 90 hari

1 x ½ tablet3 x ½ tablet

1 x semingguSlm 10 mgg10 hr slm mens1 x 1 tablet3 x 1 tablet

Dosis pemberian suplementasi zat besi:

1 tablet ferosulfat: 200 mg = 60 mg Fe, 0,25 mg folat

1 sendok sirup: 30 mg Fe

2. Fortifikasi

Page 5: Anemia

Fortifkasi adalah penambahan suatu zat gizi kedalam bahan pangan untuk

meningkatkan mutu pangan suatu kelompok masyarakat. Keuntungan dari program ini

dapat diterapan pada populasi besar dann biaya yang relafif murah. Sedangkan

kesulitannya adalah pada tahap identifikasi bahan pangan yang akan difortifikasi. Sifat

zat besi yang reaktif dan cenderung merubah penampilan bahan yang difortifikasi

menjadi pertimbangan dalam memlih bahan pangan yang sesuai.

3. Modifikasi menu

Modifikasi menu di tingkat rumah tangga dilakukan dengan pendekatan KIE

(komunikasi, informasi, dan edukasi). Pendekatan KIE diberikan oleh petugas kesehatan

pada saat pelaksanaan posyandu yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

tentang anemia gizi besi dan memotivasi agar meningkatkan konsumsi makanan sumber

zat besi.

4. Pengendalian penyakit parasit

Pengendalian dilakukan di daerah endemik malaria dengan pemberian obat cacing

pada murid SD (anak sekolah), pekerja perkebunan, tambang, sebagai langkah untuk

mengatasi masalah infeksi oleh penyakit parasit, khususya kecacingan.