anemia

Upload: yunita-triyana-sari

Post on 15-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

pada 3:46 pm oleh merulaliaPrevalensi anemia masih tinggi pada kelompok pekerja di Indonesia (30%). Hal tersebut dapat mempengaruhi produktivitas kerja, maka perlu di usahakan penanggulangan yang tepat guna (Sayogyo, 1996).Produktivitas kerja tidak terlepas dari ketrampilan, kecerdasan dan kebugarannya. Selain lingkungan dan iklim kerja yang kondusif untuk meransang prestasi kerja. Dalam hal ini peranan kesehatan dan status gizi mempengaruhi kecerdasan, kebugaran, daya tahan, dan daya tangkap dalam mengembangkan ketrampilan dan teknik kerja.Penelitian oleh Haggard dan Greberg tahun 1935 terhadap buruh pabrik sepatu menunjukkan bahwa buruh yang makan tiga kali sehari produktivitas kerjanya lebih tinggi dibandingkan dengan yang makan dua kali sehari. Dari buruh-buruh bangunan maupun perkebunan karet ditemukan bahwa ada kolerasi positif antara kadar hemoglobin dengan kemampuan fisik. Tingkat produktivitas pada penyadap karet dengan status gizi kurang (anemia gizi) ternyata 20% lebih rendah daripada yang tidak kekurangan gizi. Penurunan produktivitas dan kemampuan jasmani terjadi pada tingkat anemia sedang sampai berat (Husaini, 1979).Menurut penelitian yang dilakukan oleh Barnawi, dkk (1984) pengaruh anemia pada produktivitas pekerja baru dapat terlihat jika status gizi kurang yang dialami oleh pekerja sudah berlangsung lama sehingga mempengaruhi faal tubuh dan tidak ada penanggulangannya.sumber:Sayogyo, S. 1996. Anemia Pada Tenaga Kerja Wanita Pada Salah Satu Perusahaan Di Jakarta Timur.Majalah Kedokteran. (Volume 46, Nomor 4). Jakarta.Lusia, Diany.,2001,Hubungan Status Anemia Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di PT. Bali Nirwana Garmen Tangerang Tahun 2001. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.

Rahmayulis SalehJAKARTA--Sekitar 42% wanita pekerja di Indonesia menderita penyakit anemia, karena kelelahan dan memiliki peran ganda dalam hidupnya."Para perempuan pekerja memiliki peran ganda. Selain sebagai pekerja, juga menjadi penanggung jawab pertumbuhan serta kualitas anak mereka sebagai generasi penerus," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, dalam sambutannya pada acara Pencanangan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif (GP2SP) di Jakarta, Rabu (28/11).Menkes menuturkan para pekerja perempuan yang jumlahnya mencapai 40 juta orang ini, sesuai dengan kodratnya, mereka mengalami haid, kehamilan, melahirkan, dan menyusui bayi. Kondisi itu memerlukan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan yang baik, agar generasi penerus terjamin kesehatannya.Menurut Menkes, pekerja perempuan di Indonesia dalam usia reproduksi, mempunyai beberapa permasalahan kesehatan. Hasil studi menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada wanita usia subur, sebesar 26,4% (SKRT 2001).Selain itu hasil penelitian di beberapa industri di Tangerang, Jakarta, dan Depok memperlihatkan bahwa anemia pada pekerja perempuan sekitar 24-42%.Padahal pekerja perempuan yang menderita anemia, output kerjanya rata-rata 5% lebih rendah, serta kapasitas kerjanya per minggu rata-rata 6,5 jam lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak terkenak anemia."Anemia menyebabkan pekerja mudah sakit, mudah terjadi kecelakaan, sehingga angka absensi meningkat. Dan kemungkinan apabila dia hamil, akan mempunyai risiko saat melahirkan, serta melahirkan bayi dengan berat badan rendah," ungkap Menkes.Permasalah lainnya, katanya, adalah tingkat pendidikan pekerja perempuan yang masih rendah. Data dari BPS 2010, menunjukkan bahwa 50,37% perempuan Indonesia berpendidikan SD ke bawah.Hal tersebut, lanjutnya, berpengaruh terhadap kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi. Ditambah lagi dengan lingkungan pemukiman yang kurang memperhatikan sanitasi, memungkikan pekerja perempuan mengalami penyakit infeksi yang kronis seperti malaria, TB, dan cacingan.Berdasarkan hal tersebut, katanya, pemerintah mencanangkan GP2SP. Dalam pencanangan ini juga diluncurkan pedoman GP2SP, sebagai acuan dalam pelaksanaan program ini, baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, danperusahaan.GP2SP merupakan kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan beberapa instansi. Tujuannya untuk meningkatkan status kesehatan gizi pekerja perempuan, demi mencapai produktivitas yang maksimal.Program ini juga dibuat untuk mendukung target pencapaian Millenium Development Goals (MDG's), yang telah disepakati dunia internasional. (Kabar24/aw)Editor:Andhina Wulandari