analisis rasio laporan keuangan

7
Analisis Rasio Laporan Keuangan Analisis Rasio Analisis Laporan Keuangan PT. Eatertainment International Tbk. menggunakan Analisis Ratio. Ada tujuh area penting analisis laporan keuangan : 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Profitabilitas 4. Rasio posisi aktifitas perusahaan 5. Pemanfaatan asset 6. Kinerja Operasi 7. Ukuran Pasar 1. Rasio Likuiditas NAMA 2011 (Rp) 2010 (Rp) Rasio Lancar : = 541,68 % = 487,17 % Rasio Cepat : = 434,9 % = 422,1 % Jumlah Hari Untuk menjual persediaan : = 24,2 2. Rasio Solvabilitas Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp) ADR : = 197,95 % = 183,83 %

Upload: gungtensai5516

Post on 05-Aug-2015

120 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Rasio Laporan Keuangan

Analisis Rasio Laporan Keuangan

Analisis Rasio

Analisis Laporan Keuangan PT. Eatertainment International Tbk. menggunakan Analisis

Ratio. Ada tujuh  area penting analisis laporan keuangan :

1.  Rasio Likuiditas

2.  Rasio Solvabilitas

3.  Rasio Profitabilitas

4.  Rasio posisi aktifitas perusahaan

5.  Pemanfaatan asset

6.  Kinerja Operasi

7.  Ukuran Pasar

1.      Rasio Likuiditas

NAMA 2011 (Rp) 2010 (Rp)

Rasio Lancar : = 541,68 % = 487,17 %

Rasio Cepat : = 434,9 % = 422,1 %

Jumlah Hari Untuk menjual persediaan : = 24,2

2.      Rasio Solvabilitas

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)

ADR : = 197,95 % = 183,83 %

DER : =  281,02% = 275,12 %

3.      Rasio Profitabilitas

Page 2: Analisis Rasio Laporan Keuangan

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)

Rentabilitas Ekonomi : = -7,98 % = 5,87 %

ROI : = -3,21 % = 2,35 %

4.      Rasio Posisi Aktivitas Perusahaan

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)

WTC : = 3,07 = 2,61

CT : = 4,74 = 3,31

ART : = 181,03 %

IT : = 23,03 = 23,13

5.      Pemanfaatan Aset

Rumus 2011 (Rp)Perputaran kas : = 40,23

Perputaran Piutang usaha : = 9,15

Perputaran Persediaan : = 14,80

Perputaran Total Aset : = 1,56

6.      Kinerja Operasi

Page 3: Analisis Rasio Laporan Keuangan

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)

Margin Laba Kotor : = 37,63 % = 37,58 %

Margin Laba Bersih : = 2,72 % = -3,5 %

7.      Ukuran Pasar

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)Rasio Harga terhadap laba :

= 12,5 = 17,86

Hasil Laba : = -8 % = 5,6 %

Komentar terhadap hasil perhitungan Rasio :

1.      Likuiditas

Likuiditas perusahaan adalah kemapuan perusahaan untuk mengembalikan seluruh

hutang lancarnya yang harus segera dilunasi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.

Hasil dari perhitungan pada tahun 2010 dan 2011 menunjukkan angka yang sangat

tinggi diatas 400% maka perusahaan dikatan likuid. Hal ini berarti aktiva lancarnya 4 kali

lipat dari hutang lancarnya atau setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 4 asset lancar.

Sementara itu kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan

menggunakan kas atau setara kas sangat besar, hal ini ditunjukkan pada tingginya hasil

perhitungan dari rasio cepat yaitu di atas 400%. Artinya hanya menggunakan kas dan setara

kas sudah dapat menjamin setiap Rp 1 utang lancer dengan Rp 4 kas dan setara kas.

Sementara itu kemampuan perusahaan untuk menjual persediaan sangat tinggi. Untuk menjual

persediaan sebesar Rp 989.182.885 hanya membutuhkan kurang lebih 24 hari.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat likuiditas perusahaan atau kemapuan

perusahaan untuk mengembalikan hutang lancarnya dengan aktiva lancar sangat tinggi yaitu

sekitar 400% - 450 %.

2.      Solvabilitas

Page 4: Analisis Rasio Laporan Keuangan

Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dibiayai oleh

hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan

dengan aktivanya.

Hasil perhitungan pada Debt to Asset Ratio menunjukkan angka yang sangat tinggi di

atas 100% dan dari tahun 2010 ke tahun 2011 menngkat dari 183,83% menjadi 197,95 %.

Angka ini menunjukkan bahwa pembiayaan perusahaan hamper seluruhnya dibiayai dari

hutang dan pinjaman, setiap Rp 200 pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang Rp 197,95.

Demikian pula perhitungan pada Debt to Equity Ratio juga menunjukkan angka yang

sangat besar. Rasio ini pada tahun 2010 menunjukkan angka 275,12 % artinya kreditur

menyediakan Rp 275,12 untuk setiap Rp 300 yang disediakan pemegang saham.  Demikian

pula pada tahun 2011 menunjukkan 281,02 % artinya kreditur menyediakan Rp 281,02 untuk

setiap Rp 300 yang disediakan pemegang saham.

Dari perhitungan diatas terlihat bahwa sebagaian besar pembiayaan perusahaan

bersumber dari kreditur Artinya kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan tambahan

pinjaman semakin kecil karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu untuk mengembalikan

pinjaman.

3.      Profitabilitas

Dari perhitungan ROI menunjukkan tingkat penurunan yang sangat besar yaitu dari

2,35 % pada tahun 2010 menjadi -3,21 % pada tahun 2011 artinya perusahaan tidak mampu

dalam memanfaatkan aktiva untuk memperoleh ROI.

Dari perhitungan rentabilitas ekonomi terlihat bahwa pada tahun 2010 kemampuan

perusahaan untuk mengasilkan laba dari modal usaha cukup tinggi yaitu sebesar 5,87 %

sedangkan menurun pada tahun 2011 hingga -7,98 % artinya perusahaan tidak bisa

mempertahankan tingkat pengembalian modal dan tidak mampu memanfaatkan asset yang

begitu besar.

4.      Posisi Aktiva Perusahaan

Tingkat pengembalian modal, Kas, dan Persediaan terbilang relative stabil dan

mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Meskipun demikian tingkat

pengembalian tersebut terbilang cukup rendah dan dibawah standar. Artinya tingkat

pengembalian tersebut masih sangat rendah jika melihat dari standar normal untuk Capital

turnover, Cash Turnover dan Inventory Turnover. Sehingga perusahaan masih harus berusaha

untuk meningkatkan tingkat pengembalian tersebut.

Page 5: Analisis Rasio Laporan Keuangan

Meskipun demikian tingkat pengembalian terhadap piutang menunjukkan angka yang

cukup tinggi yaitu sekitar 98,55%. Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian dari piutang

perusahaan mencapai angka 98,55% dari piutang usaha.

                            

5.      Pemanfaatan Asset

Perputaran kas pada perusahaan ini menunjukkan angka yang besar yaitu 40,23 artinya

kas tidak terlalu banyak yang menganggur dan pemanfaatannya cukup besar. Meskipun

demikian terdapat angka yang sangat kecil terhadap pemanfaatan Piutang usaha, persediaan,

dan total asset. Angka yang ditunjukkan terbilang sangat kecil tidak sampai 20 %. Hal ini

terbukti dengan adanya penurunan tingkat profitabilitas perusahaan yang sangat besar.

6.      Kinerja Operasi

Margin laba kotor menunjukkan angka yang cukup besar namun peningkatan dari

tahun 2010 ke tahun 2011 tidak terlalu berpengaruh. namun tingkat margin laba kotor

perusahaan tersebut yang menunjukkan angka yang cukup besar tidak diikuti dengan

peningkatan Margin Laba bersih, akan tetapi terjadi penurunan yang sangat besar yaitu dari

2,72% turun menjadi -3,5%. Artinya perusahaan belum mampu mengendalikan biaya dan

memanfaatkan asset sebaik-baiknya.

7.      Ukuran pasar

Rasio harga terhadap laba menunjukkan penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011.

Hal ini dikarenakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ROI sangat rendah,

sehinggah tidak terjadi peningkatan terhadap laba per lembar saham. Hasil laba pun akhirnya

ikut menurun sangat jauh. Hal ini tentu saja akan menjadi pertimbangan yang sangat penting

bagi para pemegang saham dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi bahkan ada

kecenderungan untuk takut menanamkan modalnya pada perusahaan seperti ini.

Sumber : http://robymu.blogspot.com/2012/01/contoh-analisis-rasio-laporan-keuangan.html