analisa perbandingan rasio profitabilitas laporan keuangan
TRANSCRIPT
ANALISA PERBANDINGAN RASIO PROFITABILITAS LAPORAN
KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN
INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS
(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
(Skripsi)
NAMA : MUHAMMAD RALZA GANI
NPM : 0741031063
EMAIL : [email protected]
NO. HP : 08982845667
PEMBIMBING I : Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si.
PEMBIMBING II : Agus Zahron Idris, S.E., M.Si., Akt.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
ABSTRAK
ANALISA RASIO PROFITABILITAS LAPORAN KEUANGAN SEBELUM
DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING
STANDARDS
(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
MUHAMMAD RALZA GANI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan laporan keuangan
sebelum dan sesudah penerapan International Financial Reporting Standards dan
mengetahui informasi baru terkait dengan isu global pengadopsian standar
akuntansi yang berbasis internasional. Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel
yang dibandingkan yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan
Net Profit Margin (NPM). Populasi pada penelitian ini adalah 29 perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010. Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 10 perusahaan yang dipilih dengan menggunakan metode
purposive judgement sampling yang artinya diperoleh berdasarkan kriteria tertentu
antara lain kriterianya adalah annual report yang terdiri dari laporan keuangan
yang berpedoman pada PSAK dan laporan keuangan yang sudah direkonsiliasi
sehingga mengacu pada standar pelaporan yang berbasis internasional (IFRS)
untuk periode tahun 2010. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah uji t (paired sample t test). Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan rasio profitabilitas sebelum dan sesudah penerapan International
Financial Reporting Standards, ini dilihat dari kenaikan ROA, ROE, dan NPM
perusahaan yang dijadikan sampel. Besarnya kenaikan rasio profitabilitas ini
dapat dijelaskan berdasarkan perhitungan statistik bahwa dari sampel perusahaan
untuk variabel ROA sebelum dan ROA sesudah masing-masing memiliki nilai
rata-rata (mean) yang mengalami selisih sebesar 0,32. Untuk variabel ROE
sebelum dan ROE sesudah mengalami selisih sebesar 3,28 dan variabel NPM
sebelum dan NPM sesudah mengalami selisih sebesar 5,20. Dari hasil uji t test
menggunakan paired sample t test menunjukan bahwa ketiga variabel memiliki
nilai probabilitas < 0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
Kata kunci: International Financial Reporting Standards (IFRS), Return on
Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),
uji t (paired sample t test).
ABSTRACT
THE ANALYSES OF PROFITABILITY RATIO OF FINANCIAL
REPORT BEFORE AND AFTER APPLYING INTERNATIONAL
FINANCIAL REPORTING STANDARDS
(Study in Company Banking at Indonesia Stock Exchange)
By
MUHAMMAD RALZA GANI
The aimed of this research was to analyze of profitability ratio of financial report
before and after applying international financial reporting standards and to know
the new information related to global adopted of standard accountancy based on
international. In this research, there are three variables that compared that are
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) and Profit Net Margin (NPM).
Population was 29 companies registered banking at BEI in 2010. Sample total was
10 companies that chosen by using purposive judgment sampling method that got
based on certain criteria like annual report that consists of financial report that
guide in PSAK and financial report that have been re-conciliated so that threaten
in standard reporting based on international (IFRS) for period year 2010. Method
used to t test hypothesis. Testing result showed that there were differentiate of
profitability ratio before and after applying international financial reporting
standards, this seen from increasing ROA, ROE, and NPM of company that is
sample. This profitability ratio increase magnitude explainable based on statistics
calculation that from sample of company for ROA variable before and ROA after
they has average value (mean) that difference as big as 0,32. For ROE variable
before and ROE after experience difference as big as 3,28 and variable NPM
before and NPM after experience difference as big as 5,20. From test result t test
used paired sample t test showed that the variables has probability value < 0,05
that mean Ha accepted and Ho aversed.
Keyword: International Financial Reporting Standards (IFRS), Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Profit Net Margin (NPM), test t
(Paired sample t test).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambilan keputusan yang bersifat
ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus-menerus berubah
karena adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang bertumbuh bagus, dalam
keadaan stagnasi maupun depresi. Tiap-tiap negara tentu saja mempunyai standar
akuntansi yang berbeda dengan negara lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain kondisi ekonomi, paham ekonomi yang dianut, serta perbedaan
kondisi politik dan sosial tiap-tiap negara. Dengan keadaan yang seperti ini
tentunya laporan akuntansi pada perusahaan di masing-masing negara juga
berbeda (Sadjiarto,1999).
Adanya transaksi antarnegara dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda
mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara
internasional. Oleh karena itu, muncul organisasi yang bernama IASB atau
International Accounting Standar Board yang mengeluarkan International
Financial Reporting Standar (IFRS). IFRS kemudian dijadikan pedoman
penyajian laporan keuangan di berbagai negara. Masalah yang selanjutnya muncul
adalah mengenai penerapan IFRS di masing-masing negara mengingat perbedaan
lingkungan ekonomi, politik, hukum dan sosial.
Kecenderungan meningkatnya globalisasi di bidang ekonomi semakin tampak
dengan adanya langkah pemerintah melakukan pertemuan dan kesepakatan antar
negara-negara untuk bergabung dalam sebuah organisasi yang berorientasi pada
kemajuan ekonomi. Salah satu nya yaitu Indonesia melakukan suatu kesepakatan
sebagai anggota forum G20 yang di dalamnya telah terjadi kesepakatan untuk
menggunakan satu standar akuntansi yang berlaku umum dengan mengadopsi
standar akuntansi yang berbasis intenasional. Konvergensi IFRS merupakan salah
satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota forum G20 yang terjadi di
Washington DC, 15 November 2008.
Hal ini diperjelas dengan pertemuan anggota forum G20 di London, yang
menghasilkan 29 kesepakatan, dimana kesepakatan nomor 13 sampai 16 adalah
tentang Strengthening Financial Supervision and Regulation.
Kesepakatan ini diprediksi akan menimbulkan fenomena sosial ekonomi secara
global sehingga mempunyai dampak perubahan terhadap peraturan-peraturan
akuntansi yang sudah diterapkan khususnya di Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mencanangkan bahwa standar akuntansi
internasional (IFRS) mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012 secara
keseluruahan atau full adoption (sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Pada
tahun 2012 tersebut diharapkan Indonesia sudah mengadopsi secara keseluruhan
IFRS, sedangkan khusus untuk perbankan tahun 2010. Berikut adalah roadmap
penetapan konvergensi IFRS di Indonesia :
Tabel 1. Roadmap penetapan konvergensi IFRS di Indonesia.
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, 2009.
Berdasarkan roadmap penetapan konvergensi IFRS di atas untuk tahap adopsi
sampai tahun 2010 ada beberapa PSAK dan ISAK yang berlaku efektif bagi
perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia, antara lain :
1. PSAK 13 tentang Properti Investasi
2. PSAK 16 tentang Aset Tetap
3. PSAK 30 tentang Sewa
4. PSAK 14 tentang Persediaan
5. PSAK 26 tentang Biaya Pinjaman
6. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
7. PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
8. ISAK 8 tentang Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu
Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi.
Tahap adopsi (2008-2010)
• Adopsi seluruh IFRS ke PSAK
• Persiapan infrastruktur yang diperlukan
• Evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku
Tahap persiapan akhir (2011)
• Penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan
• Penerapan secarabertahap beberapaPSAK berbasis IFRS
Tahap implementasi
(2012)
• Penerapan PSAK berbasis IFRS secarabertahap
• Evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif
Berdasarkan proses penetapan standar akuntansi internasional tersebut, timbul
berbagai permasalahan dan perdebatan dikalangan akuntansi dalam rangka
penyeragaman standar akuntansi secara global yang mengharuskan DSAK
mengadopsi IFRS sebagai standar akuntansi bagi entitas berbasis internasional
yang mempunyai dampak positif dan negatif di dalam meningkatkan arus
investasi secara global.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis berminat untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisa Perbandingan Rasio Profitabilitas Laporan
Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan International Financial
Reporting Standards (IFRS)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dirumuskan
dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan rasio profitabilitas
laporan keuangan sebelum dan sesudah diterapkannya International Financial
Reporting Standards dan seberapa besar perbedaan rasio profitabilitas tersebut?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan laporan keuangan
sebelum dan sesudah penerapan konvergensi International Financial Reporting
Standards (IFRS) dan mengetahui informasi-informasi baru yang berkaitan
dengan isu global pengadopsian standar akuntansi keuangan bagi perusahaan
multinasional yang berbasis internasional.
2. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai berikut :
1. Kegunaan secara teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep serta
memberikan kontribusi mengenai perbandingan rasio profitabilitas laporan
keuangan sebelum dan sesudah penerapan International Financial Reporting
Standards pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Kegunaan secara praktis
Kegunaan utama dalam penelitian ini adalah menganalisa perbedaan rasio
profitabilitas sebelum dan sesudah penerapan IFRS, sedangkan kegunaan lain
dari penelitian ini adalah :
a. Bagi peneliti, untuk mengetahui perbedaan mendasar antara laporan
keuangan sebelum dan sesudah penerapan PSAK yang berbasis
internasional.
b. Bagi akademik dan pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sarana sosialisasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
informasi perubahan standar akuntansi khususnya bagi mahasiswa di
kalangan fakultas ekonomi dan bisnis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Harahap (2007) mengartikan laporan keuangan sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi.
Laporan ini yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai
salah satu bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
Disamping itu sebagai informasi laporan keuangan juga sebagai
pertanggungjawban atau accountability dan menggambarkan indikator
kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Sedangkan pengertian laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan 01 (2009) :
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
media penyampaian informasi kepada pengguna laporan yang dapat digunakan
untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan atau entitas pada suatu periode
akuntansi, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengguna laporan
keuangan termasuk investor dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan
perusahaan dibuat oleh manajemen perusahaan sebagai bentuk
pertanggungjawaban terhadap sumber daya perusahaan yang dipercayakan oleh
pemilik perusahaan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK 01 Penyajian Laporan Keuangan
(Revisi1998) :
Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangaka
mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajiakan informasi
mengenai perusahaan yang meliputi : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan
beban termasuk keuntungan dan kerugian serta arus kas.
Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan 01 (2009) :
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
3. Pemakai laporan keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pemakai laporan keuangan meliputi
investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok,
dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, serta lembaga-lembaga
lainnya dan masyarakat. Mereka manggunakan informasi laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
4. Komponen Laporan Keuangan
Berdasarkan PSAK 01 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi1998), laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
a. Neraca
b. Laporan laba-rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas, dan
e. Catatan atas laporan keuangan
Berdasarkan PSAK 01 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009), laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas selama periode
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lainnya
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapakan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kemabali pos-pos laporan keuangan atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Laporan posisi keuangan merupakan laporan yang menggambarkan posisi
keuangan yang menunjukan aset, liabilitas, ekuitas dari suatu perusahaan pada
periode tertentu.
Laporan laba rugi komprehensif merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan
untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang
timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. Entitas menyajikan seluruh pos
pendapatan dan beban yang diakui selama periode :
a. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau
b. Dalam bentuk dua laporan :
(i) Laporan yang menunjukan komponen laba rugi (laporan laba rugi
terpisah).
(ii) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukan
komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan
komprehensif).
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menunjukan perubahan
ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva
bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan penerimaan dan
pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut akivitas operasi, investasi dan pendanaan. Entitas harus
menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam pernyataan standar akuntansi
dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral)
dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Lapran arus kas diklasifikasikan menjadi beberapa aktivaitas yaitu aktivitas
operasi, aktivitas investasi dan akitivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas.
Arus kas tersebut pada umunya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas investasi
mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang
dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas mas depan. Aktivitas
investasi tersebut merupakan perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Arus kas pendanaan (financing)
adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi
kontribusi modal dan pinjaman entitas.
Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan mengenai gambaran umum
perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan
dan informasi penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan
secara sistematis. Setiap pos dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas harus berkaitan
dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan.
5. Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguana bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif
pokok dalam laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002) dalam
Baridwan (2004), yaitu :
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan
B. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia.
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk
Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar
akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI).
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973
dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984).
Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas
prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan
standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut.
Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang
sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini
ditunjukkan sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar
Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards
sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada
tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar
akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar
diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun
1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi
secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan
standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1
Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1
September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di
Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun
2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun
2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun
2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33
standar.
C. Intenational Financial Reporting Standarads
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standar Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional
disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional
Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
International Accounting Standar Board (IASB) yang dahulu bernama
International Accounting Standar Committee (IASC), merupakan lembaga
independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999).
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian
IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1. Full Adoption
Suatu negara mengadopsi seluruh produk IFRS dan menerjemahkan IFRS
word by word ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
2. Adopted
Mengadopsi seluruh IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara
tersebut.
3. Piecemeal
Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor
standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4. Referenced
Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS
tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan
pembuat standar.
5. Not adopted at all
Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
D. Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya
merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis
fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga
merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Dari sini permasalahannya menyangkut
efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih
seperti yang tercatat dalam neraca.
E. Konsep profitabilitas
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2009), profitabilitas merupakan rasio yang
menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Profitabilitas mencermikan
seberapa besar kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan. Macam-macam
profitabilitas antara lain :
a. Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan menggunakan rasio margin
laba kotor dan margin laba bersih.
b. Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi, menggunakan dua
pengukuran yaitu ROI (Return On Investment) dan ROA (Return On Asset).
F. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas mempunyai arti yang sangat penting berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Apabila suatu
perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimal maka perusahaan harus
mempertahkan tingkat keefisienan dan keefektifan perusahaan dalam menjalankan
perusahaan. Tujuan dilakukan analisis perubahan rasio keuangan adalah untuk
mengetahui kecendrungan adanya kemajuan atau kemunduran prestasi keuangan
perusahaan. Dengan mengetahui adanya kecendrungan tersebut, pihak manajemen
keuangan dapaat menentukan kebijakan baru sehubungan dengan analisis
tersebut. Maju mundurnya prestasi keuangan suatu perusahaan daapat diketahui
dengan cara melihat meningkat atau menurunnya tingkat likuiditas, solvabilitas,
dan profitabilitas.
G. Hipotesis
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan atas rasio profitabilitas laporan keuangan
sebelum dan sesudah diterapkannya IFRS.
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan atas rasio profitabilitas laporan
keuangan sebelum dan sesudah diterapkannya IFRS.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta terdaftar di ICMD (Indonesian Capital
Market Directory).
Dalam penelitian ini metode pemilihan sampel digunakan metode purposive
judgement sampling. Metode ini adalah metode tipe pemilihan sampel secara tidak
acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria yang diajukan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah :
a. Perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan terdaftar di
ICMD (Indonesian Capital Market Directory) serta menerbitkan laporan
keuangan tahunan.
b. Perusahaan perbankan yang memiliki laporan keuangan tahunan yang
lengkap. Baik laporan keuangan yang masih mengacu pada Peryantaan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) maupun laporan keuangan yang sudah
direkonsiliasi berdasarkan penerapan IFRS pada tahun tersebut.
c. Adapun laporan keuangan (annual report) yang dimaksud terdiri dari laporan
keuangan yang berpedoman pada PSAK untuk periode tahun buku 2010 dan
laporan keuangan yang sudah direkonsiliasi sehingga mengacu kepada
standar pelaporan yang berbasis internasional (IFRS) untuk periode tahun
buku 2010.
Berdasarkan kriteria tersebut, penulis dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa
suatu sampel laporan keuangan dinyatakan telah menerapkan laporan keuangan
yang mengacu pada laporan keuangan yang berbasis IFRS apabila dalam laporan
keuangan perusahaan yang sudah direkonsiliasi tersebut telah menerapkan
beberapa PSAK dan ISAK yang berlaku efektif sampai tahun 2010. Dalam hal ini
PSAK dan ISAK yang telah aktif digunakan pada 10 sampel perusahaan
perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia, yaitu :
9. PSAK 16 tentang Aset Tetap
10. PSAK 30 tentang Sewa
11. PSAK 14 tentang Persediaan
12. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
13. PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
14. ISAK 8 tentang Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu
Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka dapat diperoleh perusahaan yang akan
dijadikan sampel pada penelitian ini yaitu :
Tabel 2. Daftar perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan
menjadi objek pada penelitian ini.
No Nama Emiten
1. PT. Bank Bukopin, Tbk
2. PT. Bank Central Asia, Tbk
3. PT. Bank CIMB NIAGA, Tbk
4. PT. Bank Danamon, Tbk
5. PT. Bank Mandiri, Tbk
6. PT. Bank Mega, Tbk
7. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
8. PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten, Tbk
9. PT. Bank Permata, Tbk
10. PT. Bank Victoria Internasional, Tbk
Sumber : Indonesian Capital Market Directory
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian secara tidak langsung melalui media
perantara. Data sekunder tersebut diperoleh dari situs resmi http://www.idx.co.id
dan situs masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel penelitian serta
diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory).
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka dan dokumentasi.
1. Studi Pustaka
Teori diperoleh dari literatur, artikel dan jurnal-jurnal. Metode ini digunakan
untuk mempelajari dan memahami literatur-literatur yang memuat pembahasan
yang berkaitan dengan penelitian.
2. Dokumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulakan dengan mendokumentasi
data-data yang telah berhasil dikumpulkan.
D. Metode Analisis Data
Dalam suatu penelitian jenis data dan hipotesis sangat menentukan dalam
ketepatan pemilihan statistik alat uji. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
digunakan tahapan analisis sebagai berikut :
1. Menghitung besarnya rasio Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE)
dan Net Profit Margin (NPM) perusahaan yang dijadikan sampel.
2. Melakukan uji beda t-test yang digunakan untuk menentukan apakah dua
sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda.
3. Melakukan uji hipotesis. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan 5%.
1. Menghitung ROA, ROE, dan NPM
A. Return on Asset (ROA)
ROA merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian aset. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA
dapat mencerminkan tingkat efisiensi pengelolaan perusahaan. Perusahaan yang
on Asset
memiliki ROA yang makin tinggi, dapat dikatakan makin efisien karena tingkat
pertambahan laba lebih tinggi dari tingkat pertambahan aset.
B. Return on Equity (ROE)
Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola capital yang
ada untuk mendapatkan net income. Semakin besar ROE maka akan semakin baik
karena ekuitas dapat dikelola baik untuk mendapatkan laba atau keuntungan bagi
perusahaan.
C. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari pendapatan
setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Margin tersebut
menjelaskan penghasilan bersih perusahaan per rupiah pendapatan sehingga rasio
ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari
setiap pendapatan dan rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat pendapatan tertentu.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
on Equity
Net Profit Margin (NPM)
berlaku umum dari data tersebut. Statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsi suatu data yang dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai
minimum, dan nilai maksimum sehingga analisis ini dapat digunakan untuk
membandingkan rasio profitabilitas sebelum dan sesudah penerapan International
Financial Reporting Standard. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah
dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengkaji keberadaan distribusi normal variabel-
variabel pada penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan uji satu sampel
kolmogorov-smirnov (one-sample kolmogorov-smirnov test). Test ini merupakan
salah satu uji untuk kebaikan tingkat kesesuaian.
4. Uji beda t-test
Melakukan uji beda t-test yang digunakan untuk menentukan apakah dua sampel
yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Menurut Ghozali
(2006), Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara
dua nilai rata-rata dengan standar eror dari perbedaan rata-rata dua sampel. Tujuan
uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata dua grup yang tidak berhubungan
satu dengan yang lain. Apakah kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata
yang sama ataukah tidak sama secara signifikan.
5. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tingkat keyakinan
95% dan tingkat kesalahan 5%. Dasar pengambilan keputusan pengujian hipotesis
ini adalah:
Jika sig ≤ 0.05 : Ha diterima
Jika sig ≥ 0.05 : Ha ditolak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan ROA, ROE dan NPM
1. Perhitungan Return on Asset Sebelum Penerapan (dalam jutaan rupiah)
PT. Bank Bukopin, Tbk pada tahun 2010 memiliki laba bersih (net income)
setelah dikurangi pajak sebesar Rp 362.191 dan total aktiva sebesar Rp
45.907.650. Dari data ini lalu diformulasikan ke dalam rumus Return on Asset
menjadi sebagai berikut :
x100%
x100%
0,79%
Sehingga didapatlah nilai ROA dari PT. Bank Bukopin, Tbk tahun 2010 sebesar
0,79% . Selanjutnya demikian juga perlakuan perhitungan yang sama dalam
menetukan ROA sebelum penerapan untuk semua sampel perusahaan yang
menjadi objek penelitian (sumber lampiran 2).
Tabel 3 Ringkasan ROA Perusahaan Perbankan Sebelum Penerapan.
Perhitungan Rasio Profitabilitas sebelum penerapan konvergensi.
No Nama Emiten %ROA
1 PT. Bank Bukopin, Tbk 0,79
2 PT. Bank Central Asia, Tbk 2,11
3 PT. Bank CIMB NIAGA, Tbk 1,73
4 PT. Bank Danamon, Tbk 1,35
5 PT. Bank Mandiri, Tbk 1,75
6 PT. Bank Mega, Tbk 1,84
7 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk 1,03
8 PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten, Tbk 1,88
9 PT. Bank Permata, Tbk 1,34
10 PT. Bank Victoria Internasional, Tbk 1,05
Sumber : Lampiran 2
Perhitungan Return on Asset Setelah Penerapan (dalam jutaan rupiah)
PT. Bank Bukopin, Tbk pada tahun 2010 memiliki laba bersih (net income)
setelah dikurangi pajak sebesar Rp 492.599 dan total aktiva sebesar Rp
47.489.366. Dari data ini lalu diformulasikan ke dalam rumus Return on Asset
menjadi sebagai berikut :
x100%
x100%
1,04%
Sehingga didapatlah nilai ROA dari PT. Bank Bukopin, Tbk tahun 2010 sebesar
1,04%. Selanjutnya demikian juga perlakuan perhitungan yang sama dalam
menetukan ROA sebelum penerapan untuk semua sampel perusahaan yang
menjadi objek penelitian (sumber lampiran 2).
Tabel 4 Ringkasan ROA Perusahaan Perbankan Setelah Penerapan.
Perhitungan Rasio Profitabilitas setelah penerapan konvergensi.
No Nama Emiten %ROA
1 PT. Bank Bukopin, Tbk 1,04
2 PT. Bank Central Asia, Tbk 2,61
3 PT. Bank CIMB NIAGA, Tbk 1,78
4 PT. Bank Danamon, Tbk 2,44
5 PT. Bank Mandiri, Tbk 2,05
6 PT. Bank Mega, Tbk 2,08
7 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk 1,65
8 PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten, Tbk 2,05
9 PT. Bank Permata, Tbk 1,35
10 PT. Bank Victoria Internasional, Tbk 1,06
Dari perhitungan secara keseluruhan pada kolom lampiran untuk semua
perusahaan perbankan yang dijadikann sampel dalam penelitian ini terjadi
kenaikan persentase antara ROA sebelum penerapan dan ROA setelah penerapan.
2. Perhitungan Return on Equity Sebelum Penerapan (dalam jutaan rupiah)
PT. Bank Bukopin, Tbk pada tahun 2010 memiliki laba bersih (net income)
setelah dikurangi pajak sebesar Rp 362.191 dan total ekuitas sebesar Rp
2.886.947. Dari data ini lalu diformulasikan ke dalam rumus Return on Equity
menjadi sebagai berikut :
x100%
x100%
12,55%
Sehingga didapatlah nilai ROE dari PT. Bank Bukopin, Tbk tahun 2010 sebesar
12,55% . Selanjutnya demikian juga perlakuan perhitungan yang sama dalam
menetukan ROE sebelum penerapan untuk semua sampel perusahaan yang
menjadi objek penelitian (sumber lampiran 2).
Tabel 5 Ringkasan ROE Perusahaan Perbankan Sebelum Penerapan.
Perhitungan Rasio Profitabilitas sebelum penerapan konvergensi.
No Nama Emiten %ROE
1 PT. Bank Bukopin, Tbk 12,55
2 PT. Bank Central Asia, Tbk 19,96
3 PT. Bank CIMB NIAGA, Tbk 18,16
4 PT. Bank Danamon, Tbk 8,31
5 PT. Bank Mandiri, Tbk 17,22
6 PT. Bank Mega, Tbk 21,80
7 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk 7,50
8 PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten, Tbk 18,38
9 PT. Bank Permata, Tbk 12,45
10 PT. Bank Victoria Internasional, Tbk 14,28
Sumber : Lampiran 3
Perhitungan Return on Equity Setelah Penerapan (dalam jutaan rupiah)
PT. Bank Bukopin, Tbk pada tahun 2010 memiliki laba bersih (net income)
setelah dikurangi pajak sebesar Rp 492.599 dan total ekuitas sebesar Rp
2.886.947. Dari data ini lalu diformulasikan ke dalam rumus Return on Equity
menjadi sebagai berikut :
x100%
x100%
17,06%
Sehingga didapatlah nilai ROE dari PT. Bank Bukopin, Tbk tahun 2010 sebesar
17,06%. Selanjutnya demikian juga perlakuan perhitungan yang sama dalam
menetukan ROE sebelum penerapan untuk semua sampel perusahaan yang
menjadi objek penelitian (sumber lampiran 2).
Tabel 6 Ringkasan ROE Perusahaan Perbankan Setelah Penerapan.
Perhitungan Rasio Profitabilitas setelah penerapan konvergensi.
No Nama Emiten %ROE
1 PT. Bank Bukopin, Tbk 17,06
2 PT. Bank Central Asia, Tbk 24,86
3 PT. Bank CIMB NIAGA, Tbk 18,51
4 PT. Bank Danamon, Tbk 15,63
5 PT. Bank Mandiri, Tbk 22,19
6 PT. Bank Mega, Tbk 24,58
7 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk 12,38
8 PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten, Tbk 17,82
9 PT. Bank Permata, Tbk 12,59
10 PT. Bank Victoria Internasional, Tbk 14,65
Sumber : Lampiran 3
Dari perhitungan secara keseluruhan pada kolom lampiran untuk semua
perusahaan perbankan yang dijadikann sampel dalam penelitian ini terjadi
kenaikan persentase antara ROE sebelum penerapan dan ROE setelah penerapan.
1. Perhitungan Net Profit Margin Sebelum Penerapan (dalam jutaan rupiah)
PT. Bank Bukopin, Tbk pada tahun 2010 memiliki laba bersih (net income)
setelah dikurangi pajak sebesar Rp 362.191 dan total pendapatan operasional
bersih sebesar Rp 1.716.615. Dari data ini lalu diformulasikan ke dalam rumus
Net Profit Margin menjadi sebagai berikut :
x100%
x100%
21,10%
Sehingga didapatlah nilai NPM dari PT. Bank Bukopin, Tbk tahun 2010 sebesar
21,10% . Selanjutnya demikian juga perlakuan perhitungan yang sama dalam
menetukan NPM sebelum penerapan untuk semua sampel perusahaan yang
menjadi objek penelitian (sumber lampiran 2).
Tabel 7 Ringkasan NPM Perusahaan Perbankan Sebelum Penerapan.
Perhitungan Rasio Profitabilitas sebelum penerapan konvergensi.
No Nama Emiten %NPM
1 PT. Bank Bukopin, Tbk 21,10
2 PT. Bank Central Asia, Tbk 52,51
3 PT. Bank CIMB NIAGA, Tbk 34,02
4 PT. Bank Danamon, Tbk 20,39
5 PT. Bank Mandiri, Tbk 40,89
6 PT. Bank Mega, Tbk 88,68
7 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk 21,74
8 PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten, Tbk 35,28
9 PT. Bank Permata, Tbk 31,69
10 PT. Bank Victoria Internasional, Tbk 101,27
Sumber : Lampiran 4
Perhitungan Net Profit Margin Setelah Penerapan (dalam jutaan rupiah)
PT. Bank Bukopin, Tbk pada tahun 2010 memiliki laba bersih (net income)
setelah dikurangi pajak sebesar Rp 492.599 dan total pendapatan operasional
bersih sebesar Rp 1.796.525. Dari data ini lalu diformulasikan ke dalam rumus
Net Profit Margin menjadi sebagai berikut :
x100%
x100%
27,42%
Sehingga didapatlah nilai NPM dari PT. Bank Bukopin, Tbk tahun 2010 sebesar
27,42%. Selanjutnya demikian juga perlakuan perhitungan yang sama dalam
menetukan NPM sebelum penerapan untuk semua sampel perusahaan yang
menjadi objek penelitian (sumber lampiran 2).
Tabel 8 Ringkasan NPM Perusahaan Perbankan Setelah Penerapan.
Perhitungan Rasio Profitabilitas setelah penerapan konvergensi.
No Nama Emiten %NPM
1 PT. Bank Bukopin, Tbk 27,42
2 PT. Bank Central Asia, Tbk 65,54
3 PT. Bank CIMB NIAGA, Tbk 34,98
4 PT. Bank Danamon, Tbk 28,05
5 PT. Bank Mandiri, Tbk 45,93
6 PT. Bank Mega, Tbk 94,95
7 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk 35,00
8 PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten, Tbk 33,73
9 PT. Bank Permata, Tbk 31,97
10 PT. Bank Victoria Internasional, Tbk 102,02
Sumber : Lampiran 4
Bila dilihat dari perhitungan secara keseluruhan pada kolom lampiran untuk
semua perusahaan perbankan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini terjadi
kenaikan persentase rasio profitabilitas sebelum dan sesudah diterpakannya
International Financial Reporting Standards.
B. Deskripsi Objek Penelitian
Berdasarkan data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) jumlah
perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2010
tercatat sebanyak 29 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini,
dipilih berdasarkan metode purposive judgement sampling. Sampel yang diteliti
sebanyak 10 perusahaan.
C. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan
dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai
minimum, nilai rata-rata serta standard deviasi dari masing-masing variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return On Asset, Return On
Eqiuty, dan Net Profit Margin. Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 9 Statistik Deskriptif Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah
Penerapan.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ROA Sebelum 10 1.4870 .43734 .79 2.11
ROA Sesudah 10 1.8110 .53939 1.04 2.61
ROE Sebelum 10 14.7450 4.70441 7.50 21.80
ROE Sesudah 10 18.0270 4.55549 12.38 24.86
NPM Sebelum 10 44.7570 28.39609 20.39 101.27
NPM Sesudah 10 49.9590 27.92187 27.42 102.02
Sumber: data diolah (lampiran 8)
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan pada
variabel-variabel penelitian telah terdistribusi secara normal atau tidak. Dalam
penelitian ini menggunakan uji satu sampel kolmogorov-smirnov (one-sample
kolmogorov-smirnov test). Test ini merupakan salah satu uji untuk kebaikan
tingkat kesesuaian. Uji ini digunakan untuk membandingkan tingkat kesesuaian
sampel dengan suatu distribusi tertentu, salah satunya distribusi normal. Untuk
mendeteksi normalitas data, dapat dilakukan dengan cara menentukan terlebih
dahulu hipotesis pengujian, yaitu ;
Ha : data terdistribusi secara normal (Asymp. Sig ≥ 0,05).
Ho : data tidak terdistribusi secara normal (Asymp. Sig ≤ 0,05).
Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Jika probabilitas ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.
- Jika probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
a.Test distribution is Normal.
Sumber: data diolah (lampiran 9)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat pada kolom Asymp.Sig.(2-tailed),
pada semua variabel yang dianalisis menujukan nilai probabilitas > 0,05. Karena
nilai semua probabilitas variabel ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.
3. Uji Beda T-Test
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan atas rasio profitabilitas laporan keuangan
sebelum dan sesudah diterapkannya IFRS.
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan atas rasio profitabilitas laporan
keuangan sebelum dan sesudah diterapkannya IFRS.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi dengan membandingkan
nilai probabilitas (Sig) dengan α = 5% dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Rasio Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Penerapan.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROA Sebelum ROA Sesudah ROE Sebelum ROE Sesudah NPM Sebelum NPM Sesudah
N 10 10 10 10 10 10
Normal Parameters Mean 1.4870 1.8110 14.7450 18.0270 44.7570 49.9590
Std.dvt .43734 .53939 4.70441 4.55549 28.39609 27.92187
Most Extreme
Differences
Absolute .211 .171 .114 .158 .254 .304
Positive .141 .118 .114 .158 .254 .304
Negative -.211 -.171 -.113 -.125 -.195 -.210
Kolmogorov-Smirnov Z .667 .541 .362 .499 .804 .961
Asymp. Sig. (2-tailed) .766 .931 .999 .965 .538 .314
- Jika probabilitas ≥ 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
- Jika probabilitas ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Tabel 11 Uji beda t-test dengan menggunakan paried sample t-test.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 ROA Sebelum 1.4870 10 .43734 .13830
ROA Sesudah 1.8110 10 .53939 .17057
Pair 2 ROE Sebelum 14.7450 10 4.70441 1.48767
ROE Sesudah 18.0270 10 4.55549 1.44057
Pair 3 NPM Sebelum 44.7570 10 28.39609 8.97963
NPM Sesudah 49.9590 10 27.92187 8.82967
Sumber : data diolah (lampiran 10)
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 ROA Sebelum & ROA
Sesudah 10 .783 .007
Pair 2 ROE Sebelum & ROE
Sesudah 10 .862 .001
Pair 3 NPM Sebelum & NPM
Sesudah 10 .983 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 ROA Sebelum - ROA
Sesudah -.32400 .33573 .10617 .014
Pair 2 ROE Sebelum - ROE
Sesudah -3.28200 2.43812 .77100 .002
Pair 3 NPM Sebelum - NPM
Sesudah -5.20200 5.18864 1.64079 .011
Berdasarkan hasil pengujian di atas dengan menggunakan paried sample t-test
diperoleh probabilitas ROA Sebelum dan ROA Sesudah sebesar 0,014 atau < 0,05
dan probabilitas ROE Sebelum dan ROE Sesudah sebesar 0,002 atau < 0,05 serta
probabilitas NPM Sebelum dan NPM Sesudah sebesar 0,011 atau < 0,05. Ini
menunjukan bahwa, jika probabilitas ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak,
yang berarti secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan atas
rasio profitabilitas laporan keuangan sebelum dan sesudah diterapankannya IFRS
pada sampel perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun hasil dari analisa data berupa kesimpulan dalam penelitian ini tidak dapat
digeneralisir secara keseluruhan dan tidak dapat dijadikan acuan terhadap objek-
objek perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang terjadi
karena keterbatasan jumlah sampel dan periode pengamatan yang singkat pada
tahun 2010 saja. Kesimpulan-kesimpulan tersebut dalam penelitian ini adalah,
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan rasio profitabilitas sebelum dan sesudah penerapan
International Financial Reporting Standards, ini dilihat dari kenaikan Return
on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM)
perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian.
2. Besarnya kenaikan rasio profitabilitas dapat dijelaskan berdasarkan
perhitungan secara statistik bahwa dari sampel perusahaan untuk variabel
ROA sebelum dan ROA sesudah masing-masing memiliki nilai rata-rata
(mean) sebesar 1,4870 dan 1,8110 yang berarti bahwa terjadi selisih sebesar
0,32. Dari sampel perusahaan untuk variabel ROE sebelum dan ROE sesudah
masing-masing memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 14,7450 dan 18,0270
yang berarti bahwa terjadi selisih sebesar 3,28. Serta dari sampel perusahaan
untuk variabel NPM sebelum dan NPM sesudah masing-masing memiliki nilai
rata-rata (mean) sebesar 44,7570 dan 49,9590 yang berarti bahwa telah terjadi
selisih sebesar 5,20.
3. Dilihat dari sisi peluang investasi, dengan adanya kenaikan rasio profitabilitas
setelah penerapan International Financial Reporting Standards ini diharapkan
akan meningkatkan minat investasi para investor kepada perusahaan-
perusahaan yang mulai menerapkan standar penyusunan laporan keuangan
berbasis internasional (IFRS).
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan yang menghambat hasil
penelitian agar sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Adapun keterbatasan
tersebut antara lain :
1. Penerapan atau implementasi International Financial Reporting Standards di
Indonesia sampai saat ini belum dilakukan secara keseluruhan masih butuh
proses dan waktu untuk benar-benar diterapkan secara maksimal di seluruh
sektor perusahaan yang listing di BEI sehingga fokus pada penelitian ini masih
ke arah sektor perbankan saja.
2. Untuk implementasi IFRS di sektor perbankan, keterbatasan penelitian ini
terdapat pada jumlah sampel dan periode pengamatan yakni keterbatasan pada
data keuangan IFRS periode terbaru padahal bila kita lihat dari roadmap
penetapan konvergensi IFRS, ini merupakan tahun persiapan akhir sebagai
tahap implementasi IFRS di Indonesia. Tentunya keterbatasan ini terjadi karena
setiap perusahaan perbankan sedang membutuhkan proses adaptasi atau
penyesuaian terhadap standar akuntansi baru sehingga diharapkan untuk tahun-
tahun selanjutnya ini akan mengalami kesempurnaan yang dapat digali oleh
penelitian berikutnya.
C. Saran
Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka saran yang dapat penulis ajukan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk seluruh sektor perusahaan yang listing di BEI khususnya pada sektor
perbankan sebaiknya perusahaan mulai menerapkan standar penyusunan
laporan keuangan berbasis internasional (IFRS) secara maksimal agar dapat
membuka dan meningkatkan arus investasi secara global bagi para investor.
2. Pada masa yang akan datang, untuk peneliti selanjutnya diharapkan penelitian
ini tidak terbatas hanya pada sektor perbankan saja sehingga dapat
meningkatkan daya banding dan keakuratan hasil penelitian pada sektor
perusahaan lainnya.