analisis kinerja keuangan pt charoen...

98
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN PHOKPAND INDONESIA TBK (PERSERO) PERIODE 2008-2012 PUTRI ANGGRAENI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: duongkhanh

Post on 05-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PT CHAROEN PHOKPAND INDONESIA TBK (PERSERO)

PERIODE 2008-2012

PUTRI ANGGRAENI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio
Page 3: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja

Keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk (Persero) Periode 2008-2012

adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Putri Anggraeni

NIM H34100083

Page 4: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

ABSTRAK

PUTRI ANGGRAENI. Analisis Kinerja Keuangan PT Charoen Phokpand

Indonesia Tbk (Persero) Periode 2008-2012. Dibimbing oleh DWI RACHMINA

Pengukuran kinerja keuangan digunakan untuk menilai keefektifan

manajemen sebuah perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan yang banyak

digunakan adalah rasio keuangan. Namun, pengukuran tersebut tidak cukup

untuk merefleksikan penciptaan kekayaan bagi pemegang saham. Sehingga

perlu dilengkapi dengan pengukuran Economic Value Added (EVA) dan Market

Value Added (MVA). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kinerja

keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia sebagai salah satu perseroan besar

di subsektor agribisnis perunggasan. Penelitian menggunakan analisis rasio

keuangan, EVA dan MVA. Setelah itu diukur juga hubungan antara rasio

keuangan terhadap EVA dan EVA terhadap MVA. Hasil penelitian menunjukan

rasio keuangan, EVA dan MVA perseroan cenderung meningkat atau baik.

Rasio keuangan yang berpengaruh terhadap EVA hanya ROE, setiap kenaikan

ROE 1 persen maka EVA meningkat sebesar 5 497 504 juta rupiah. Hubungan

antara EVA dan MVA didapati tidak signifikan dalam penelitian.

Kata kunci: EVA, kinerja keuangan, MVA, PT Charoen Phokpand dan rasio

keuangan

ABSTRACT

PUTRI ANGGRAENI. Financial Analysis Performances of PT Charoen

Phokpand Indonesia 2008-2012 periods. Supervised by DWI RACHMINA

Financial analysis is used to see how effective the performance of

management in a company. Financial measurement using financial ratios is

considered not enough provide overall creation of shareholder wealth. a

measurement has to be completed by Economic Value Added (EVA) and Market

Value Added (MVA). This research is conducted on PT Charoen Phokpand

Indonesia. It aims to look at the financial performance of the company through

the financial ratios measuring instruments, EVA and MVA. Its also see both of

the relationship between ratios and EVA and between EVA and MVA. The

study yielded information that the whole of the 2008 to 2012 financial ratios,

EVA and MVA tend to increase. It inform the company financial performances

is good. Financial ratios that affect EVA is only ROE, the corellation is

positive. If the ROE increased 1 percent, the EVA would also increase 5 497

504 millions. This analysis also found that between EVA and MVA is not

significantly related.

Keyword : EVA, financial performance, MVA, PT Charoen Phokpand, ratios

Page 5: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PT CHAROEN PHOKPAND INDONESIA TBK (PERSERO)

PERIODE 2008-2012

PUTRI ANGGRAENI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio
Page 7: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk

(Persero) Periode 2008-2012

Nama : Putri Anggraeni

NIM : H34100083

Disetujui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi

Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

Judul Skripsi: An . ~:~ =""nerja Keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk (Perse;-, ? eriode 2008-2012

Nama : Putri Anggraeni NIM : H3 41000 3

Disetujui oleh

(jr-Dr Ir Dwi Rachrnina, MSi

Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus: 2 1 MAR 2014

Page 9: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian ialah keuangan, dengan judul Analisis Kinerja Keuangan PT

Charoen Phokpand Indonesia Tbk (Persero) Periode 2008-2012. Penelitian

dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia dan PT Charoen Phokpand Indonesia,

sejak bulan November 2013 sampai Januari 2014

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Dwi Rachmina, M Si

selaku dosen pembimbing, Dr Ir Netti Aprillia, MM selaku dosen penguji utama,

Ir Narni Farmayani, M Sc selaku dosen penguji Komisi Pendidikan, pihak Bursa

Efek Indonesia serta Bapak Dr Ir Syahrir Akil dan Suripto yang telah memberi

izin untuk meneliti PT Charoen Phokpand Indonesia. Di samping itu,

penghargaan penulis sampaikan kepada pihak BEI yang telah membantu selama

pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu,

Adik, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih

kepada teman Agribisnis 47, Galih Puntadewa, Putri Gunanti, Tuty Rachmawati,

Riska Prorina, M Hakim Haekal, Josia Anajohn, Ica, Nurafiah, Olha Siahaan,

Talita Mila, Masturoh dan Santika Hamidah yang banyak membantu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014

Putri Anggraeni

Page 10: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

Pengukuran kinerja keuangan 5

Pengukuran kinerja keuangan menggunakan rasio keuangan, EVA dan

MVA 5

Faktor-faktor yang mempengaruhi EVA dan MVA 6

KERANGKA PEMIKIRAN 7

Kerangka Pemikiran Teoritis 7

Kinerja keuangan 7

Laporan keuangan 7

Rasio keuangan 9

Nilai tambah ekonomi (Economic Value Added =EVA) 11

Nilai tambah pasar (Market Value Added= MVA) 14

Pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap EVA 15

Pengaruh EVA terhadap MVA 15

Kerangka Pemikiran Operasional 16

METODOLOGI PENELITIAN 18

Lokasi dan Waktu Peneitian 18

Jenis dan Sumber Data 18

Metode Pengumpulan Data 18

Metode Pengolahan dan Analisis Data 18

Analisis rasio-rasio keuangan 19

Analisis nilai tambah ekonomi (Economic Value Added-EVA 19

Metode nilai tambah pasar (Market Value Added-MVA) 22

Analisis pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap EVA 22

Analisis pengaruh EVA terhadap MVA 25

HASIL DAN PEMBAHASAN 26

Gambaran Umum PT Charoen Phokpand Indonesia 26

Sejarah perusahaan 26

Page 11: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

Visi, misi dan strategi perusahaan 27

Manajemen dan Struktur Organisasi 28

Kegiatan usaha perusahaan 28

Aspek pemasaran 29

Aspek sumber daya manusia dan struktur organisasi 31

Rasio-rasio keuangan 32

Economic Value Added (EVA) 40

Market Value Added (MVA 42

Hubungan rasio-rasio keuangan terhadap EVA 44

Hubungan antara EVA dengan MVA 47

SIMPULAN DAN SARAN 49

Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 50

LAMPIRAN 53

53

RIWAYAT HIDUP 85

Page 12: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

DAFTAR TABEL

1 Data konsumsi unggas nasional tahun 2009-2011 1 2 Jumlah perusahaan unggas menurut badan hukum di Indonesia 1 3 Data market share industri pakan ternak di Indonesia tahun 2008 2 4 EVA perusahaan unggas go public periode 1997-2002 3 5 Rumus matematis rasio keuangan 19 6 Tahapan perhitungan EVA 20 7 Tahapan Perhitungan biaya ekuitas 21 8 Langkah perhitungan MVA 22 9 Hipotesis awal pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap EVA 25

10 NPM PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 33 11 ROA PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 34

12 ROE PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 35 13 EPS PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 36 14 DAR PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 38 15 DER PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 39 16 AUR PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 40 17 EVA PT Charoen phokpand Indonesia tahun 2008-2012 41 18 Nilai MVA PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 43 19 Hasil persamaan regresi pengaruh rasio keuangan terhadap EVA 44 20 Hasil regresi first differencing rasio keuangan terhadap EVA 46

DAFTAR GAMBAR

1 Alur penelitian kinerja keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia 17 2 Proses produksi pakan ternak PT Charoen Phokpand Indonesia 29 3 Proses produksi DOC PT Charoen Phokpand Indonesia 30 4 Proses produksi pakan ternak PT Charoen Phokpand Indonesia 30

5 Struktur organisasi PT Charoen Phokpand Indonesia 31 6 NPM PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 34

7 ROE PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 36 8 EPS PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 38 9 Proporsi hutang PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 39

10 EVA PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 42

DAFTAR LAMPIRAN

1 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2012 54 2 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2011 55 3 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2010 56 4 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia 2009 57 5 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008 58

6 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2012 59 7 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2011 61

Page 13: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

8 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2010 63 9 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2009 65

10 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008 67 11 Perhitungan NPM PT Charoen Phokpand Indonesia 69 12 Perhitungan ROA PT Charoen Phokpand Indonesia 70 13 Perhitungan ROE PT Charoen Phokpand Indonesia 71 14 Perhitungan DAR PT Charoen Phokpand Indonesia 72 15 Perhitungan DER PT Charoen Phokpand Indonesia 73 16 Perhitungan AUR PT Charoen Phokpand Indonesia 74 17 Perhitungan NOPAT PT Charoen Phokpand Indonesia 75 18 Perhitungan biaya hutang Kd* PT Charoen Phokpand Indonesia 76 19 Perhitungan biaya ekuitas PT Charoen Phokpand Indonesia 76 20 Perhitungan struktur modal PT Charoen Phokpand Indonesia 76 21 Perhitungan WACC PT Charoen Phokpand Indonesia 76

22 Perhitungan integrated capital PT Charoen Phokpand Indonesia 77 23 Perhitungan COC PT Charoen Phokpand Indonesia 78 24 Indeks Harga Saham Gabungan tahun 2008-2012 79 25 Harga saham PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 79 26 Daftar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia 80 27 Nilai MVA PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 81 28 Regresi rasio keuangan terhadap EVA 82 29 Output regresi hubungan antara EVA terhadap MVA 83

Page 14: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Agribisnis peternakan menjadi bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan

pangan berupa protein hewani. Pentingnya pemenuhan kebutuhan ini membuat

pasar dari peternakan begitu potensial, paling tidak terdapat populasi sebanyak

240 juta jiwa dalam skala nasional yang membutuhkan hasil dari sektor

peternakan. Salah satu komoditas peternakan yang banyak diminati adalah

komoditas unggas. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1, terjadi peningkatan rata-

rata konsumsi unggas nasional untuk ayam broiler dan ayam kampung sebesar

2.94 dan 0.05 persen sepanjang tahun 2009 sampai 2011.

Tabel 1 Data konsumsi unggas nasional tahun 2009-2011

Komoditas unggas Tahun (kg per kapita) Rata-rata

peningkatan

(%) 2009 2010 2011

Ayam broiler 3.08 3.55 3.65 2.94

Ayam kampung 0.52 0.63 0.63 0.05

Unggas lainnya 0.05 0.05 0.05 0.00

Sumber : Badan Pusat Statistik 2013

Komoditas unggas terutama ayam, menjadi produk yang banyak diminati

oleh konsumen nasional. Komoditas ini diminati karena harga yang relatif

terjangkau, kandungan protein yang tinggi serta karakteristik produk unggas yang

dapat diterima penduduk Indonesia yang sebagian besar muslim. Hal-hal tersebut

menjadikan komoditas unggas, potensial untuk dikembangkan dalam unit bisnis

baik dalam skala kecil maupun besar. Potensi ini berimplikasi pada peningkatan

jumlah perusahaan unggas sejak tahun 2008 yang hanya 267 unit menjadi 351 unit

ditahun 2011 (Tabel 2).

Tabel 2 Jumlah perusahaan unggas menurut badan hukum di Indonesia

Badan hukum 2008 2009 2010 2011

PT/CV/Firma 229 242 287 315

BUMN 3 3 4 4

Koperasi 24 26 23 22

Perorangan 0 0 - -

Yayasan - - 19 10

Lainnya 11 12 - -

Jumlah 267 283 333 351

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan 2013

Page 15: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

2

Peningkatan jumlah peternakan unggas yang begitu pesat tentu berhubungan

langsung dengan industri pakan ternak. Industri pakan ternak berfungsi sebagai

penyedia input terbesar dalam usaha ternak selain bibit. Secara finansial, pakan

merupakan faktor biaya produksi yang paling penting dibandingkan faktor

lainnya. Penggunaan pakan mencapai 60 persen sampai 70 persen dari total biaya

produksi. Salah satu perusahaan besar yang bergerak dalam industri pakan ternak

adalah PT Charoen Phokpand Indonesia. Perusahaan ini menjadi pemimpin pasar

dengan market share tertinggi sebesar 31.20 persen pada tahun 2008 (Tabel 3).

Tabel 3 Data market share industri pakan ternak di Indonesia tahun 2008

Nama perusahaan Jumlah produksi

(juta ton/tahun)

Market share

(%)

Charoen Pokphand

Indonesia

4.00 31.20

Jafpa Comfeed

Indonesia

1.73 13.50

Cheil Jedang 0.75 7.80

Sierad Produce 0.54 7.00

Malindo Feedmill 0.44 3.50

Lainnya 5.35 37.00

Total 12.81 100.00

Sumber : Gabungan Perusahaan Pakan Ternak Indonesia 2008

PT Charoen Phokpand selain memiliki market share terbesar dalam industri

pakan ternak, diketahui juga bahwa penjualan netto perusahaan untuk seluruh

produknya sejak tahun 2008 sampai 2012 terus mengalami peningkatan. Tahun

2008 sebesar hanya 13 triliyun rupiah dan ditahun 2012 mecapai 21 triliyun

rupiah. Hal ini semakin menguatkan posisi PT Charoen Phokpand dalam industri

pakan ternak. Akan tetapi, kedua parameter tersebut dirasa belum cukup untuk

menggambarkan kinerja sebuah perusahaan secara utuh. Market share dan

peningkatan penjualan dapat dijadikan pengukuran kinerja perusahaan berupa

kinerja non finansial. Salah satu aspek penilaian yang penting lainnya adalah

kinerja finansial.

Hasil penelitian Christiawan (2004), memberikan informasi bahwa kinerja

keuangan perusahaan agribisnis unggas yang dilihat dari Economic Value Added

berfluktuasi (Tabel 4). Terkadang nilai EVA positif terkadang negatif. Hal ini

mengindikasikan bahwa perusahaan tidak konsisten dalam menghasilkan nilai

tambah ekonomi bagi pemegang saham. Pada tabel 4 juga diketahui nilai EVA PT

Charoen Phokpand negatif ditahun 1997, 1998, 2000 dan 2001 dan positif hanya

ditahun 1999 dan 2002. Hasil penelitian Yusnawati (2004) menggunakan

pendekatan analisis Market Value Added (MVA), juga menunjukkan bahwa

industri agribisnis perunggasan tidak memberikan kemakmuran bagi investor. Hal

ini berarti tingkat kepercayaan investor terhadap industri untuk menghasilkan

keuntungan bagi dirinya masih rendah. Penelitian terbaru dilakukan Galih (2008)

terhadap lima perusahaan peternakan go public mendapati bahwa saham

perusahaan pada perusahaan agribisnis hanya cocok untuk trader (kegiatan jual

beli saham untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek).

Page 16: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

3

Tabel 4 EVA perusahaan unggas go public periode 1997-2002

Nama perusahaan Economic Value Added (EVA)

1997-1998 1999 2000-2001 2002

PT Cipedawa Farm

Enterprises

Negatif Negatif Negatif Negatif

PT Multibreeder

Adidarma Indonesia

Negatif Negatif Negatif Negatif

PT Charoen

Pokhpand Indonesia

Negatif Positif Negatif Positif

PT Central

Proteinaprima

Negatif Positif Positif Negatif

PT Japfa Comfeed

Indonesia

Negatif Negatif Negatif Negatif

PT Sierad Produce Negatif Negatif Negatif Negatif

PT Surya Hidup

Satwa

Negatif Positif Negatif Negatif

PT Fast Food

Indonesia

Positif Positif Positif Positif

Sumber : Christiawan (2004) ; Yusnawati (2004)

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka perlu dilakukan pengukuran kinerja

keuangan pada PT Charoen Phokpand sebagai salah satu perusahaan besar di

sektor agribisnis perunggasan. Pengukuran kinerja keuangan tradisional dengan

menggunakan metode pengukuran kinerja rasio-rasio keuangan tidak dirasa

cukup lagi untuk memberikan keseluruhan informasi mengenai penciptaan

kekayaan serta nilai perusahaan terkait modal yang dipakai. Sehingga pengukuran

perlu dilengkapi dengan pengukuran menggunakan metode Economic Value

Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Selain itu, perlu dilengkapi

dengan analisis terkait apa sajakah faktor yang mempengaruhi EVA dan MVA.

Kedua Hasil tersebut dapat memberikan kesimpulan mengenai komponen kinerja

manakah yang dapat mempengaruhi dan mencerminkan kinerja keuangan

perusahaan, agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan di masa

yang akan datang.

Perumusan Masalah

Tingkat persaingan dalam industri pakan ternak beserta industri integrasinya

semakin ketat. Peningkatan penjualan PT Charoen phokpand yang terus

meningkat disepanjang 2008 sampai 2012 semakin menguatkan posisi PT

Charoen Phokpand sebagai salah satu perusahaan agribisnis perunggasan di

Indonesia. Peningkatan penjualan dan market share belum dirasa cukup

menggambarkan kinerja perusahaan yang baik secara keseluruhan. Kinerja

perusahaan secara garis besar dapat dikategorikan sebagai kinerja keuangan dan

non keuangan. Sebagai pembelajaran adalah penelitian Fahmi (2004) terhadap

kinerja keuangan PT Charoen Phokpand periode 1998 sampai 2002 dengan

menggunakan analisis rasio keuangan. Penelitian tersebut menunjukan penjualan

Page 17: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

4

perusahaan terus meningkat, tetapi kinerja keuangan perusahaan tidak baik. Maka

dari itu, menjadi menarik untuk dianalisis apakah hal serupa juga terjadi pada

periode 2008 sampai 2012 yang diketahui penjualan perusahaan selalu meningkat.

Pengukuran kinerja keuangan dapat menjadi salah satu acuan apakah

manajemen dapat mengelola dan mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki

perusahaan secara efisien. Namun pengukuran kinerja keuangan menggunakan

kinerja rasio keuangan dirasa tidak lagi cukup menggambarkan kinerja keuangan

perusahaan secara keseluruhan. Pengukuran tersebut belum memberikan

informasi mengenai penciptaan kekayaan serta nilai perusahaan terkait modal

pemilik saham yang dipakai. Sehingga pengukuran kinerja keuangan PT Charoen

Phokpand perlu dilengkapi dengan analisis nilai tambah ekonomi dan nilai tambah

pasar.

Sejatinya ketiga ukuran penilaian kinerja keuangan tersebut diasumsikan

memilki korelasi. Rasio keuangan diasumsikan menjadi penggerak utama dari

EVA begitu pun EVA menjadi bagian gambaran kinerja keuangan internal

perusahaan yang akan berpengaruh pada nilai tambah pasar (MVA).

Bagaimanakah hubungan antara rasio keuangan dengan EVA dan EVA terhadap

MVA pada PT Charoen Phokpand menjadi bagian penting yang harus dianalisis.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka secara lebih singkat dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan, Economic Value Added (EVA) dan Market

Value Added (MVA)?

2. Apakah Economic Value Added (EVA) PT Charoen Phokpand Indonesia

dipengaruhi oleh rasio-rasio keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia?

3. Apakah Market Value Added (MVA) PT Charoen Phokpand Indonesia

dipengaruhi oleh EVA PT Charoen Phokpand Indonesia?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat kesehatan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia

dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, EVA dan MVA.

2. Menganalisis pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap EVA PT Charoen

Phokpand Indonesia.

3. Menganalisis pengaruh EVA terhadap MVA PT Charoen Phokpand Indonesia.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat :

1. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

informasi tambahan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan di masa yang akan datang.

Page 18: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

5

2. Bagi peneliti untuk memberikan wawasan pengalaman dan informasi baru

yang berharga sekaligus sebagai wadah untuk menerapkan ilmu pengetahuan

yang didapatkan di bangku kuliah.

3. Bagi investor hasil penelitian ini dapat berguna sebagai rujukan dalam kegiatan

investasi di pasar modal.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran kinerja keuangan

Penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu upaya untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan manajemen perusahaan. Dalam Brigham

dan Houston (2001) kinerja keuangan adalah analisis keuangan yang pada

dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja di masa lalu, dengan

melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang

mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi yang kinerjanya akan berlanjut.

Pengukuran kinerja perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan

perusahaan dalam mencapai tujuannya. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu

perusahaan, maka dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan tersebut

menggambarkan kinerja perseroan selama periode tertentu.

Pengukuran kinerja keuangan menggunakan rasio keuangan, EVA dan

MVA

Kinerja keuangan dapat diukur dengan berbagai metode. Salah satu meode

yang paling umum digunakan adalah analisis dengan menggunakan rasio

keuangan. Budiman (2006) menganalisis perkembangan kinerja keuangan PT

Pupuk Kujang (persero) periode 2001 sampai 2005. Analisis rasio tersebut

menggunakan metode analisis trend, analisis persentase per-komponen, analisis

rasio serta analisis Du Pont.Hasil Penelitian menunjukkan perkembangan kinerja

keuangan PT Pupuk Kujang cenderung menurun. Hal ini terlihat dari tingkat

pengembalian ekuitas (ROE) hasil analisis Du Pont yang relatif rendah dan

menurun.

Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan, dirasa tidak lagi

cukup, Febiani (2002) melakukan penelitian terkait kinerja keuangan PT Sierrad

yan bergerak di unggas potong dengan menggunakan EVA. EVA digunakan

karena Febiani (2002) menganggap bahwa EVA bukan hanya untuk melihat profit

semata melainkan menekankan pada aspek nilai tambah. Hasil penelitian ini

menunjukan PT Sierrad tidak memiliki kinerja keuangan yang sehat selama masa

penelitian. Widayanti (2003) juga meneliti kinerja keuangan PT Bank Unibank

Tbk dengan menggunakan metode EVA dan rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio

keuangan yang digunakan terdiri dari Credit Growth (CG), Equity Ratio, Return

on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Legal Lending Limit (LLL), Foreign

Exchange Liability, Liquidity Ratio, Cost of Raising Fund, Placement dan Capital

Adequacy Ratio (CAR). Dalam penelitian ini tetapi tidak dianalisis pengaruh

rasio-rasio keuangan terhadap EVA, karena analisis yang dilakukan secara

terpisah. Di samping itu, dalam penelitian ini juga tidak dianalisis penilaian

kinerja perusahaan dari sisi nilai tambah pasar (Market Value Added/MVA) dan

pengaruh EVA terhadap MVA perusahaan. Prehatiningsih (2007) beranggapan

Page 19: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

6

bahwa penggunaan metode EVA dan MVA dapat memberikan gambaran

mengenai nilai kekayaan bank sesungguhnya dan nilai perusahaan yang berhasil

diciptakan, dari sini akan dapat diketahui apakah Bank Danamon telah berhasil

menciptakan kekayaan atau sebaliknya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi EVA dan MVA

Rasio keuangan dianggap menjadi faktor penggerak EVA. Sama halnya

dengan EVA yang dianggap memberikan gambaran mengenai penciptaan nilai

tambah ekonomi bagi internal perusahaan yang sangat erat kaitannya dengan

MVA. Sampai saat ini belum ada aturan baku yang dapat memastikan faktor apa

saja yang mempengaruhi keduanya. Prehatiningsih (2007) menganalisis kekuatan

hubungan antara EVA terhadap MVA pada Bank Danamon, dan didapati EVA

berpengaruh signifikan terhadap MVA. Imamah (2005) melakukan analisis Rasio

Keuangan dan Economic Value Added (EVA). Hasil penelitian menunjukan EVA,

ROE,dan ROA yang berpengaruh terhadap MVA. Sedangkan, Budiharti (2006)

menganalisis hubungan NPM, CAR, AUR, ROE, ROA bank BRI dengan hasil,

hanya CAR yang berpengaruh signifikan. Sedangkan dalam penelitian Widayanti

(2003) tidak ada hubungan yang signifikan antara EVA dan MVA karena tidak

semua pemegang saham menganggap penting analisisis fundamental maupun

intrinsik perusahaan dalam membeli saham perseroan.

Badriah (2011) Berpendapat bahwa EVA menunjukkan nilai tambah yang

terjadi selama satu tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja

perusahaan sejak perusahaan berdiri sampai sekarang. Maka dengan pernyataan

tersebut tidak ada ketentuan EVA harus berkorelasi dengan MVA. Penelitian itu

juga mendapati bahwa terdapat suatu hubungan antara MVA dan EVA, tetapi

hubungan tersebut bukanlah merupakan suatu hubungan langsung. Jika sebuah

perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA yang negatif maka nilai MVAnya

kemungkinan juga akan negatif, dan begitu pula.

Komponen harga saham yang merupakan unsur utama dari perhitungan

MVA, lebih bergantung kepada ekspektasi kinerja di masa yang akan datang dari

pada kinerja suatu historis menurut Badriah (2011). Oleh sebab itu, sebuah

perusahaan dengan sejarah nilai EVA yang negatif dapat saja memiliki nilai MVA

yang positif, asalkan para investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan

arah dimasa mendatang. Badriah (2011) hasil analisis statistik non parametrik

dengan menggunakan metode korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis

terhadap seluruh data perusahan manufaktur BEI menyimpulkan bahwa EVA

tidak berkorelasi dengan MVA. Wibowo (2007) melakukan uji hubungan EVA

dan MVA atas model peramalan kesejahteraan pemegang saham. Dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak terdapatnya hubungan yang signifikan

antara EVA dan MVA karena hasil pengujian menunjukkan nilai yang negatif.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut disimpulkan bahwa penekanan dari

pendekatan EVA dan MVA adalah penciptaan nilai sehingga secara nyata

pengaruh penerapan EVA dan MVA pada akhirnya adalah kepada peningkatan

kesejahteraan para pemegang saham perusahaan yang bersangkutan.

Raden (2007) juga memperoleh hasil, bahwa terdapat suatu hubungan

antara MVA dan EVA, tetapi hubungan tersebut bukanlah merupakan suatu

hubungan langsung. Jika sebuah perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA

Page 20: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

7

yang negatif maka nilai MVAnya kemungkinan juga akan negatif, dan begitu pula

sebaliknya jika terdapat sejarah akan nilai-nilai positif. Namun begitu harga

saham yang merupakan unsur utama dari perhitungan MVA, lebih bergantung

kepada ekspektasi kinerja di masa yang akan datang dari pada kinerja suatu

historis.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kinerja keuangan

Kinerja keuangan adalah analisis keuangan yang pada dasarnya dilakukan

untuk melakukan evaluasi kinerja di masa lalu, sehingga diperoleh posisi

keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi kinerja yang

akan berlanjut menurut Brigham dan Houston (2001). Pengukuran kinerja

keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan perusahaan

dalam mencapai tujuannya. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu

perusahaan, maka dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan tersebut

menggambarkan kinerja perusahaan selama periode tertentu. Laporan dapat

menjadi berarti maka diperlukan analisis terhadap komponen komponen penting

perusahaan.

Alat analisis yang biasa digunakan adalah analisis rasio yaitu perbandingan

dari data keuangan perusahaan yang berhubungan sehingga dapat memperoleh

gambaran tentang kinerja perusahaan. Analisis kinerja terbaru yang

dikembangkan oleh lembaga konsultan Stern Stewart & Co untuk melengkapi

pengukuran dengan metode rasio yaitu analisis nilai tambah ekonomis (Economic

Value Added/EVA) dan nilai tambah pasar (Market Value Added/MVA). EVA

mempertimbangkan biaya modal sehingga kepentingan pemegang saham

terpenuhi dan EVA dapat menjawab masalah keagenan.

Laporan keuangan

Laporan yang diterbitkan perusahaan kepada pemegang saham diantaranya

adalah laporan tahunan (annual report). Laporan tahunan (annual report) adalah

laporan yang diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan kepada para pemegang

saham. Ada dua jenis informasi yang diberikan dalam laporan ini. Pertama adalah

bagian verbal yang sering disajikan sebagai surat dari presiden direktur yang

menguraikan hasil operasi selama setahun lalu, laporan tahunan menyajikan

empat laporan keuangan dasar yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan laba

ditahan, dan laporan arus kas menurut, Bringham dan Houston (2001). Laporan

ini berisi laporan keuangan dasar dan opini manajemen atas operasi perusahaan

selama tahun lalu dan prospek perusahaan di masa depan.

Menurut Keown (2008) laporan keuangan merupakan bagian penting dari

suatu informasi mengenai operasi penting yang dilaporkan dalam bentuk laporan

laba rugi, neraca dan laporan arus kas. Laporan keuangan digunakan bagi manajer

untuk melihat posisi kinerja keuangan, beserta perubahan-perubahan yang

menyertai posisi kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Laporan

Page 21: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

8

keuangan disusun secara periodik, karena selain manajer terdapat pihak lain yang

berkepentingan dengan laporan tersebut terutama untuk perusahaan terbuka.

Mereka yang berkepentingan antara lain pemasok, karyawan, investor, kreditur,

pemerintah dan masyarakat umum. Terdapat beberapa jenis laporan keuangan

yaitu neraca, laporan komitmen, laporan laba rugi, laporan arus kas, catatan atas

laporan keuangan,laporan gabungan atas konsolidasi.

Adapun fungsi dari laporan keuangan menurut Munawir (1995) adalah :

1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai perusahaan,

2. Menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian proses dan produksi

3. Menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan

4. Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah disertai

wewenang dan tanggung jawab

5. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijakasanaan atau prosedur yang baru

untuk mencapai hasil yang lebih baik

Laporan keuangan dasar yang umumnya digunakan untuk melihat kinerja

keuangan perusahaan adalah laporan laba rugi, neraca, ekuitas dan arus kas.

Dalam penelitian terkait analisis rasio keuangan, EVA dan MVA laporan yang

digunakan adalah laporan laba rugi dan laporan neraca dari perusahaan.

1. Neraca

Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan posisi

keuangan pada suatu titik tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2001), posisi

keuangan pada neraca di titik tertentu menyajikan kepemillikan aktiva, kewajiban

atau hutang dan ekuitas pemilik. Aktiva menggambarkan seluruh sumber daya

yang dimiliki perusahaan, sementara kewajiban dan ekuitas pemilik menunjukkan

bagaimana seluruh sumber daya perusahaan didanai. Neraca terdiri dari tiga

bagian penting yaitu aktiva, kewajiban, dan modal. Informasi yang dapat dilihat

dari neraca antara lain adalah posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber

pembiayaan untuk memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam suatu

periode akuntansi (triwulan, kwartal, atau tahunan). Dalam neraca terdapat

komponen aktiva mewakili seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan,

sementara kewajiban dan ekuitas pemegang saham menunjukkan bagaimana

seluruh sumber daya perusahaan itu didanai. Aktiva dalam neraca terdiri atas tiga

kategori Keown (2008) :

1. Aktiva lancar (current assets)

2. Aktiva tetap atau jangka panjang (fixed assets atau long term assets)

3. Aktiva lain (other assets)

Dalam melaporkan jumlah uang atas berbagai aktiva ini, berlaku praktik

konvensional pelaporan nilai aktiva maupun dan kewajiban yang dilakukan atas

dasar beban historis. Jadi neraca tidak dimaksudkan untuk menyajikan nilai pasar

perusahaan, namun melaporkan transaksi berdasarkan beban historisnya.

Menentukan nilai yang wajar dari perusahaan adalah masalah yang berbeda.

Bagian lain dari neraca adalah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Sumber

utama pendanaan adalah kewajiban serta ekuitas pemegang saham.

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah sebuah laporan keuangan yang menggambarkan

unsur pendapatan dengan unsur beban sehingga dapat diperoleh laba atau rugi

bersih perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut Brigham dan Houston

Page 22: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

9

(2001) laporan laba rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan

beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu yang umumnya setiap kuartal

atau satu tahun. Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan bersih dari

kegiatan operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan atas laba dan

dividen per saham disajikan pada bagian bawah laporan.

Rasio keuangan

Rasio keuangan adalah suatu hubungan matematis dalam laporan keuangan

antara jumlah tertentu terhadap jumlah lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk

menganalisis kinerja sebuah laporan keuangan karena mampu mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Dalam Keown (2008) ada dua

cara untuk membuat perhitungan rasio keuangan menjadi lebih berarti, yang

pertama adalah dapat meneliti rasio antar waktu untuk meneliti arah

pergerakannya dan yang kedua dapat membandingkan rasio keuangan perusahaan

dengan perusahaan lain.

Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan

keuangan. Analisis rasio dapat dikelompokan dalam 6 analisis yaitu analisis rasio

likuiditas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio efisiensi usaha, rasio hutang

(leverage) dan rasio nilai pasar. Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok rasio

keuangan perusahaan yang akan digunakan, yaitu rasio rentabilitas, rasio

solvabilitas dan rasio efisiensi usaha. Pemilihan ketiga kelompok rasio ini

didasarkan pada kerelevanannya dengan peningkatan aset perusahaan,

kerelatifannya dengan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added

(MVA) serta rasio-rasio ini pula yang dijadikan standar pembanding untuk

dipublikasikan oleh perusahaan sebagai acuan kinerja keuangan perusahaan pada

umumnya.

1. Rasio rentabilitas/ Rasio profitabilitas

Rasio rentabilitas atau disebut juga rasio profitabilitas adalah rasio yang

menunjukan pengaruh gabungan dari kebijakan likuiditas, manajemen aktiva, dan

manajemen utang terhadap hasil operasi. Rasio ini juga disebut hasil bersih dari

serangkaian kebijakan dan dan keputusan. Kemampuan rentabilitas perusahaan

dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode

dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki perusahaan dalam periode yang

sama.

Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio, diantaranya

adalah Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity

(ROE).

a. Net Profit Margin (NPM)

NPM adalah tingkat kemampu labaan suatu perusahaan, rasio ini merupakan

rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income

(laba bersih) dari kegiatan operasi pokoknya.

b. Return on Asset (ROA)

Rasio ini merupakan perbandingan rasio laba bersih terhadap total aktiva.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih atas

total aset yang dimiliki perusahaan dan mengindikasikan perusahaan

menggunakan seluruh aset yang tersedia dengan baik. Semakin tinggi rasio ini,

maka kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva yang dimiliki semakin

baik karena dapat mendatangkan laba sebelum pajak yang tinggi.

Page 23: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

10

c. Return on Equity (ROE)

Rasio ini merupakan rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa untuk

mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. Return on Equity

(ROE) mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola ekuitas

yang ada untuk mendapatkan laba bersih. ROE menunjukkan efektivitas dan

efisiensi pemakaian modal untuk menghasilkan laba. ROE berhubungan langsung

dengan kekayaan pemegang saham. Semakin tinggi ROE suatu perusahaan, maka

semakin baik perusahaan dalam mengelola manajemennya. (Keown et al., 2008)

d. Eearning per Share (EPS)

Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan per saham yang diperoleh

oleh pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, maka kemampuan manajemen

dalam menciptakan keuntungan bagi pemegang sahamnya semakin baik

2. Rasio Solvabilitas

Rasio sovabilitas adalah rasio yang dapat mengukur kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan modal dalam memenuhi kegiatan usahanya, rasio ini juga

mampu menunjukan seberapa mampu perusahaan membayar hutangnya dengan

menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki. Salah satu rasio yang digunakan untuk

menilai tingkat solvabilitas perusahaan adalah Rasio Hutang (Debt to Total Asset

Ratio) dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio).

a. Rasio Hutang (Debt to Total Asset Ratio)

Rasio ini menunjukkan proporsi antara total kewajiban perusahaan dengan

total kekayaan perusahaan yang dimiliki. Semakin tinggi nilai persentase rasio

utang maka semakin tinggi pula risiko perusahaan yang harus ditanggung

perusahaan (Sawir, 2005). Total utang mencakup baik utang lancar maupun utang

jangka panjang.

b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal)

yang digunakan dalam mendanai aktiva dan menunjukan kemampuan modal

sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

3. Rasio efisiensi usaha

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah suatu

perusahaan sudah mengalokasikan seluruh faktor produksinya secara efisien.

Melalui rasio-rasio keuangan ini dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi

yang telah dicapai oleh manajemen perusahan yang bersangkutan. Salah satu rasio

efisiensi usaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asset Utilization Ratio

(AUR).

a. Asset Utilization Ratio (AUR)

Asset Utilization Ratio (AUR) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasai untuk

memperoleh total income, yang terdiri dari operating income dan non operating

income.

Berikut adalah kelebihan dari analisis rasio menurut Brigham dan Houston

(2001) :

1. Analisis rasio mudah dalam perhitungannya

2. Analisis rasio dapat mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang

3. Rasio keuangan dapat digunakan untuk membantu menganalisis,

mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan

Page 24: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

11

4. Rasio keuangan dapat digunakan untuk melihat efisiensi, risiko dan prospek

pertumbuhan perusahaan

Meskipun analisis rasio banyak membantu manajemen dalam menilai

kekurangan dan kelebihan kinerja keuangan perusahaan, Dalam analisis ini masih

terdapat kelemahan yang menyebabkan keterbatasan dalam interpretasi rasio

(Brigham dan Houston, 2001), diantaranya adalah :

1. Kadang-kadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri perusahaan

apabila perusahaan berusaha dalam beberapa bidang usaha

2. Tidak menyertakan biaya modal

3. Perbedaan praktik akuntansi antar perusahaan dapat menghasilkan perbedaan

dalam perhitungan rasio

4. Banyak perusahaan yang mengalami perubahan dalam operasi mereka.Jadi

rasio juga akan berubah-ubah menurut tahun laporan keuangan dibuat

5. Industri menerbitkan rata-rata hanya berupa perkiraan bukan rata-rata

berdasarkan penelitian ilmiah.

Nilai tambah ekonomi (Economic Value Added =EVA)

EVA merupakan suatu ide keuangan yang paling populer saat ini.

Dikembangkan dan dipopulerkan oleh lembaga konsultan Stern Stewart & Co.

EVA membantu manajer memastikan bahwa suatu unit bisnis menambah nilai

pemegang saham, sementara investor dapat menggunakan EVA untuk mengetahui

saham spot yang akan meningkatkan nilainya. EVA adalah cara untuk mengukur

profitabilitas operasi yang sesungguhnya. Biaya modal dikurangkan ketika

menghitung laba bersih, tetapi biaya modal ini tidak dikurangkan saat menghitung

biaya modal ekuitas. Oleh karena itu secara ekonomis, laba bersih ditetapkan

terlalu tinggi dibandinggkan laba yang sesungguhnya. Jadi EVA menyelesaikan

masalah akuntansi konvensional.

Secara lebih ringkas maka dapat dikatakan bahwa EVA adalah nilai tambah

ekonomi yang diberikan oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu

tahun tertentu (Bringham dan Houston, 2001). EVA membantu manajer

memastikan bahwa perusahaannya dapat menambah nilai pemegang saham,

sementara investor dapat menggunakan EVA untuk mengetahui saham mana yang

akan meningkatkan nilainya. EVA memfokuskan pada efektivitas manajerial

dalam satu tahun tertentu. Rumus dasar dari EVA adalah laba operasi setelah

pajak dikurangi biaya modal setelah pajak. Jadi, EVA adalah suatu estimasi laba

ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal ini

sangat berbeda dengan laba akuntansi

Penghitungan EVA menurut perspektif akuntansi manajemen merupakan

selisih antara laba bersih operasional dikurangi biaya modal yang terpakai.

Kesulitan yang dihadapi perusahaan secara umum adalah menghitung

biaya modal yang terpakai. Dua langkah yang digunakan dalam hal ini, yaitu :

1. Menentukan biaya tertimbang rata-rata atas modal

2. Menentukan total jumlah modal yang dipakai

Untuk menghitung biaya tertimbang rata-rata atas modal, perusahaan harus

mengidentifikasi seluruh sumber dana yang diinvestasikan. Sumber- sumber yang

biasanya adalah pinjaman dan ekuitas (saham yang diterbitkan).

Pinjaman yang dikenakan bunga harus disesuaikan tingkatnya untuk

pengurangan pajak. Sedangkan ekuitas ditangani secara berbeda. Biaya atas

Page 25: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

12

pembiayaan ekuitas adalah biaya kesempatan (opportunity cost) bagi para

investor, tidak ada penyesuaian pajak untuk ekuitas. Lalu pembagian

proporsional dari masing-masing metode pembiayaan dikalikan dengan

persentase biayanya dan dijumlahkan untuk menghasilkan biaya beban rata-rata

modal.

EVA dapat dijadikan sebagai alat ukur keuangan berdasarkan nilai (value),

alat ukur yang dapat memperlihatkan secara absolut berapa nilai shareholder

yang telah diciptakan atau dihancurkan, EVA juga sebagai alat ukur yang sangat

berkaitan dengan harga saham, juga memberikan dasar bagi terciptanya sistem

kompensasi yang mampu memotivasi seluruh komponen perusahaan untuk

menciptakan nilai kepada pemegang saham. Perhitungan EVA Menurut Brigham

dan Houston (2001), formula untuk menghitung EVA sebagai berikut :

EVA = NOPAT - COC

Dimana : NOPAT = Net Operating Profit After Tax

COC = Cost Of Capital

Sebagai akhir perhitungan EVA, hasilnya dapat menunjukkan angka positif,

negatif atau nol. Brigham dan Houston (2001) menjelaskan mengenai analisis dari

perhitungan EVA sebagai berikut :

1. Kondisi EVA positif mencerminkan kompensasi yang lebih tinggi

dibandingkan biaya modal. Ini berarti, manajemen mampu menciptakan

peningkatan kekayaan (create value) bagi perusahaan atau pemilik modal,

bukan sekadar memberi fatamorgana. Perusahaan yang menghasilkan EVA

positif, dipastikan laba bersihnya bagus.

2. Sedangkan kondisi EVA yang negatif menunjukkan adanya penurunan nilai

kekayaan (destroy value) dari pemegang saham. Hal ini berarti bila laba

bersihnya lebih rendah ketimbang biaya modal dan manajemen dianggap

belum berhasil dalam menciptakan peningkatan kekayaan bagi pemilik modal.

3. Lalu jika kondisi EVA bernilai nol, maka tidak terjadi penurunan ataupun

kenaikan dari nilai kekayaan dari pemilik modal.

Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

Menurut pendekatan operasional, NOPAT merupakan laba operasi

perusahaan setelah dikurangi pajak. Sedangkan menurut pendekatan keuangan,

NOPAT didapat dari laba bersih setelah pajak ditambah dengan beban bunga.

Untuk perhitungan NOPAT dapat diperoleh dari laporan laba rugi

perusahaan.

COC (Cost of Capital)

Semua sumber dana yang digunakan perusahaan baik berasal dari

hutang maupun modal sendiri (ekuitas) yang digunakan untuk investasi atau

membiayai operasional perusahaan dikenakan suatu biaya disebut biaya modal.

Baik hutang maupun modal sendiri memiliki biaya modal. Hanya saja kalau

dalam modal sendiri biaya tersebut bersifat implisit atau opportunistic,

sedangkan untuk hutang bersifat eksplisit karena memang benar-benar

dikeluarkan oleh perusahaan dalam bentuk pembayaran bunga. Biaya tersebut

harus mencerminkan rata-rata tertimbang berbagai sumber dana yang digunakan.

Page 26: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

13

Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal,

misalnya pinjaman jangka pendek (cost of debt) dan pinjaman jangka panjang

serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai dengan

proporsinya dalam struktur modal perusahaan. WACC didapat dari komponen

biaya ekuitas (Ke), biaya hutang (Kd), bobot modal (We) serta bobot hutang

(Wd).

Biaya Ekuitas (Ke) dihitung menggunakan model Capital Assets

Pricing Model (CAPM). Pendekatan CAPM menegaskan bahwa tingkat hasil

pengembalian atas saham biasa yang diinginkan oleh para investor sama dengan

tingkat bebas risiko ditambah dengan premi risiko. Premi risiko ini adalah premi

risiko pasar dikalikan dengan beta yang dapat diterapkan pada perusahaan yang

bersangkutan. CAPM akan mengestimasikan Ke dengan dimulai dari tingkat

bebas risiko dari rata-rata saham (Km-Krf), dinaikkan atau diturunkan untuk

mencerminkan risiko saham tertentu seperti yang diukur oleh koefisien betanya

(Brigham dan Houston, 2001). Model CAPM dapat memberikan estimasi nilai Ke

yang akurat dan tepat. Biaya Utang yang digunakan adalah biaya utang setelah

pajak atau Kd (1-T).

Biaya utang setelah pajak adalah biaya yang relevan dari utang baru,

dengan memperhatikan kemungkinan pengurangan pajak melalui bunga,

digunakan untuk menghitung WACC, alasan menggunakan itu karena nilai dari

saham perusahaan, yang ingin dimaksimalkan perusahaan, akan bergantung pada

arus kas setelah pajak. Karena bunga adalah biaya yang dapat dikurangkan, bunga

akan memberikan pengurangan pajak yang mengurangi biaya utang bersih.

Invested Capital (IC)

Invested Capital adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar

pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities) atau dapat

pula dikatakan bahwa IC merupakan modal yang ditanamkan investor pada suatu

perusahaan. Menurut Tunggal (2001), perhitungan IC dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu :

1. Pendekatan Operasi (Operating Approach)

Invested Capital = Kas + Working Capital Requirements + Aktiva Tetap.

Working Capital Requirement = (Persediaan + Piutang dagang + Aktiva Lancar

lainnya) - (Hutang Dagang + Biaya-biaya masih harus Dibayar + Uang Muka

Pelanggan).

2. Pendekatan keuangan (Financial Approach)

Invested Capital= Pinjaman jangka Pendek + Pinjaman jangka panjang yang Lain

(interest bearing liabilities) + Ekuitas Pemegang Saham.

Banyak manfaat yang didapat dengan menerapkan EVA sebagai pengukur

kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Utama (1997) kelebihan EVA antara

lain:

1. EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan di

mana fokus penilaian kinerja adalah padapenciptaan nilai (value creation).

2. EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan

kebijaksanaan struktur modalnya karena EVA memperhitungkan biaya modal.

3. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang

memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya.

Page 27: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

14

Walaupun metode EVA umumnya mempunyai keefektifan yang tinggi

dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, metode EVA juga mempunyai

beberapa kelemahan (Utama, 1997), yaitu:

1. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tertentu,

padahal nilai suatu perusahaan merupakan akumulasi selama seumur hidup

perusahaan.

2. Secara praktis EVA belum dapat diterapkan dengan mudah karena proses

perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal, dan estimasi ini

terutama untuk perusahaan yang belum go public sulit dilakukan dengan tepat.

3. EVA terlalu menekankan pada keyakinan bahwa investor Sangat

mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil

keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor lain

kadang-kadang justru dominan.

Nilai tambah pasar (Market Value Added= MVA)

Sistem perhitungan MVA pertama kali diperkenalkan oleh lembaga Stern

Stewart & Co pada tahun 1991 di Amerika serikat, MVA atau nilai tambah pasar

menurut Brigham dan Houston (2001) adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas

dan jumlah modal ekuitas yang diinvestasikan investor, karena tujuan utama dari

kegiatan manajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham atau

dapat diartikan memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Menurut Young

dan O’Byrne (2001) MVA adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan

(termasuk ekuitas dan hutang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam

perusahaan. Nilai pasar adalah nilai perusahaan, yakni jumlah nilai pasar dari

semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu

(jumlah nilai pasar dari hutang dan ekuitas). Modal yang diinvestasikan adalah

jumlah modal yang disediakan penyedia dana pada tanggal yang sama.

Terdapat dua komponen penting yang membangun MVA, yakni market

value equity atau nilai pasar ekuitas dan equity capital supplied by shareholders

atau jumlah modal yang diinvestasikan dalam perusahaan. Market value equity

adalah nilai pasar yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan yang

dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Sedangkan equity capital supplied

by sharesholders dapat diperoleh dari nilai buku perusahaan. Secara singkat MVA

dapat diperoleh dari perkalian saham yang beredar dengan harga saham di pasar

model yang dikurangi total ekuitas saham biasa atau nilai buku. Jika MVA lebih

besar daripada nol, maka perusahaan telah menciptakan kemakmuran bagi

pemegang saham, tetapi jika MVA bernilai negatif, maka perusahaan telah

melakukan kinerja yang buruk karena telah menghancurkan modal investor.

1. Market value (nilai pasar) sebagai komponen MVA

Nilai pasar adalah nilai aset yang berlaku di pasar modal. Nilai ini

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar modal. Jadi, nilai

pasar perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan harga saham.

2. Jumlah saham yang beredar sebagai komponen MVA

Jumlah saham yang diedarkan dipasar modal menurut Keown (2008)

dimana saham yang beredar tersebut merupakan hak atas sebagian dari

perusahaan terbatas atas suatu bukti penyertaan atau partisipasi dalam modal suatu

perusahaan. Jadi apabila seorang investor membeli saham yang beredar tersebut

maka investor tersebut memiliki andil kepemilikan terhadap perusahaan.

Page 28: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

15

3. Nilai buku sebagai komponen MVA

Nilai buku adalah nilai total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai

buku juga disebut sebagai, kekayaan bersih perusahaan menurut neraca, nilai buku

didasarkan pada nilai historis atau nilai awal.

Dalam Young dan O’Byrne (2001), keuntungan dari penggunaan MVA

adalah bahwa para manajer dapat dengan penuh keyakinan atau percaya diri

memaksimalkan MVA saat ini sehingga kelebihan pengembalian (excess return)

juga akan maksimal. Sementara itu terdapat kelemahan yaitu MVA mengabaikan

kesempatan biaya opportunitas dari modal yang diinvestasikan pada perusahaan.

Pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap EVA

Rasio keuangan dari aspek keuangan merupakan penggerak aktif dari EVA.

Analisis EVA belum banyak digunakan oleh banyak manajer terutama pada

perusahaan kecil karena memiliki tingkat kesulitan, oleh karena itu analisis beralih

pada faktor penggerak EVA, yaitu rasio-rasio keuangan yang lebih mudah dalam

perhitungannya. Analisis EVA secara progresif memilah rasio keuangan dan

menjadi bagian dari EVA serta memberikan wawasan penting ke dalam sumber-

sumber EVA. Analisis rasio dapat mengaitkan EVA sehingga dapat

mengkuantifikasi dampak peningkatan atau pemburukan rasio kunci pada EVA.

EVA merupakan nilai tambah ekonomi kepada pemegang saham oleh

manajemen selama tahun tertentu. Tentunya nilai tambah ini dipengaruhi oleh

aktivitas manajemen serta kinerja perusahaan yang banyak dipengaruhi oleh

berbagai faktor, terutama faktor internal perusahaan. Sampai saat ini belum ada

patokan standar baku rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi EVA, maka hal

ini hanya dapat dilihat dari rasio-rasio yang relevan dengan peningkatan aset,

rasio rasio yang dijadikan standar pembanding untuk dipublikasikan oleh setiap

perusahaan sebagai acuan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan serta

kerelatifannya dengan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added

(MVA). Rasio keuangan yang digunakan yaitu Net Profit Margin (NPM), Return

on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Eearning per Share (EPS), Rasio

Hutang (Debt to Total Asset Ratio), Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to

Equity Ratio) dan Asset Utilization Ratio (AUR).

Pengaruh EVA terhadap MVA

Tujuan utama dari perusahaan sebagian besar memaksimalkan kekayaan

pemegang saham. Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan

memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan dan jumlah

modal ekuitas yang diinvestasikan maksimum (Brigham dan Houston, 2001). Hal

itu dapat tercipta tentunya apabila kinerja keuangan perusahaan baik. Kinerja

keuangan perusahaan yang baik adalah kinerja keuangan yang dapat

mempengaruhi nilai dari market value. Perusahaan dapat meningkatkan MVA

dengan meningkatkan EVA yang merupakan pengukuran kinerja internal

perusahaan. Nilai EVA yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan.

Di mana penciptaan nilai tersebut akan tercermin pada harga saham yang lebih

tinggi. Pandangan lain mendapati bahwa EVA menunjukkan nilai tambah yang

terjadi selama satu tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja

perusahaan sejak perusahaan berdiri sampai sekarang. Maka dengan pernyataan

tersebut tidak ada ketentuan EVA harus berkorelasi dengan MVA.

Page 29: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

16

Kerangka Pemikiran Operasional

Besaran market share dan peningkatan penjualan dapat menjadi salah satu

tolak ukur terhadap kinerja perusahaan non keuangan. Namun dari berbagai

pembelajaran dan penelitian didapati ukuran tersebut kadang tidak sejalan

dengan kinerja keuangan perusahaan. Maka menjadi penting analisis terhadap

kinerja keuangan pada perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan dapat menjadi

salah satu acuan apakah manajemen dapat mengelola dan mengalokasikan

sumberdaya yang dimiliki perusahaan secara efisien. Sehingga tujuan perusahaan

untuk memaksimumkan profit dan kekayaan pemegang saham dapat tercapai.

Pengukuran kinerja keuangan ini umumnya menggunakan data yang diperoleh

dari laporan keuangan. Laporan keuangan bersifat terbuka bagi perusahaan-

perusahaan go public, termasuk PT Charon Phokpand Indonesia, Tbk.

Pengukuran kinerja keuangan pada PT Charon Phokpand menggunakan

analisis rasio keuangan, nilai tambah ekonomi (EVA) serta nilai tambah pasar

(MVA). Rasio keuangan digunakan untuk mengukur kinerja operasional

perusahaan yang menjelaskan dan memberikan gambaran tentang baik buruknya

keadaan serta posisi keuangan perusahaan. Economic Value Added (EVA)

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah

ekonomis, sedangkan Market Value Added (MVA) menggambarkan harapan

investor terhadap kinerja suatu perusahaan di masa yang akan datang.

Analisis ketiga kinerja keuangan ini memerlukan data yang diperoleh dari

laporan keuangan. Jenis Laporan keuangan yang diperlukan adalah neraca dan

laba rugi. Rasio keuangan yang relevan digunakan dalam penelitian ini adalah

rasio rentabilitas, rasio solvabilitas dan rasio efisiensi usaha. Pengukuran kinerja

keuangan hanya dengan metode rasio dianggap tidak lagi mewakili kinerja

keuangan secara keseluruhan, karena pengukuran tersebut belum memberikan

informasi mengenai penciptaan kekayaan serta nilai perusahaan terkait modal

pemilik saham yang dipakai, sehingga pendekatan EVA dan MVA dapat

menggambarkan posisi keuangan internal perusahaan secara menyeluruh,

seberapa besar kesejahteraan maupun kekayaan yang berhasil diciptakan PT

Charon Phokpand kepada investor atas modal yang telah diberikan, apakah nilai

kekayaan yang diciptakan sudah memberikan kepuasan bagi investornya.

Setelah masing masing ukuran kinerja keuangan (rasio, EVA, dan MVA)

PT Charon Phokpand sudah diketahui maka perlu dianalisis apakah antara

komponen tersebut saling memberikan pengaruh, analisis ini digunakan untuk

melihat komponen kinerja keuangan perusahaan internal yaitu rasio keuangan dan

EVA yang paling mempengaruhi perubahan nilai MVA sebagai nilai perusahaan.

Page 30: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

17

Gambar 1 Alur penelitian kinerja keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia

Keterangan :

Komponen pembentuk

Komponen mempengaruhi

PT Charoen Phokpand

Indonesia, Tbk

Bursa Efek Indonesia

Laporan Keuangan

Neraca Nilai

Pasar

Laba Rugi

Nilai Pasar

Ekuitas

Rasio

Keuangan

Ekuita

EVA

MVA

Kinerja

Perusahaan

Kinerja Pasar

Kinerja Keuangan

Perusahaan

1. Bahan

evaluasi

perusahaan

2. Investor

Page 31: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

18

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Peneitian

Penelitian dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jalan Jenderal

Sudirman Kavling 52-53 Jakarta dan PT Charoen Phokpand Indonesa di

Cangkudu Balaraja Tangerang Jalan Raya Serang KM 30. Lokasi dipilih secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan PT Charoen Phokpand adalah

perusahaan yang diteliti sedangkan Bursa Efek Indonesia adalah lembaga resmi

yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk bertransaksi

bagi para investor baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya.

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dimulai pada bulan November 2013

sampai bulan Januari 2014.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder. Data sekunder adalah data terbanyak yang digunakan, data

sekunder tersebut meliputi laporan keuangan triwulanan, laporan annual PT

Charoen Phokpand Indonesa Tbk dari tahun 2008 sampai 2012, laporan harga

saham perusahaan, indeks harga saham gabungan, data tingkat suku bunga Bank

Indonesia dan dividen perusahaan serta peraturan dan kebijakan yang terkait

dengan penelitian ini, data sekunder tersebut didapat dari Bursa Efek Indonesia.

Data primer yang digunakan berupa data hasil pengajuan pertanyaan melalui

wawancara langsung kepada pihak manajemen PT Charoen Phokpand Indonesia

mengenai tambahan informasi berbagai aspek manajemen dan gambaran umum

perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber

data yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari berbagai

sumber informasi yang diperoleh dari pusat data Bursa Efek Indonesia,Bank

Indonesia maupun media internet. Data primer terkait aspek operasional dan

manajerial perusahaan sebagai tambahan diperoleh langsung melalui wawancara

kepada pihak manajeman terkait.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data diolah secara kuantitatif dan deskriptif, pengolahan data untuk

mengetahui nilai EVA, MVA, dan rasio keuangan dilakukan secara kuantitatif,

baik menggunakan microsoft excel maupun manual. Untuk mengetahui hubungan

yaitu menggunakan pengujian regresi linear berganda dan sederhana, serta

pengaruh antar variabel atau dalam hal ini kinerja keuangannya dengan

Page 32: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

19

menggunakan pengujian t-parsial dilakukan pula secara kuantitatif yaitu dengan

program Statistic Packages for Social Science (SPSS) versi 17.0 dan EVIEWS

versi 6.0.

Analisis rasio-rasio keuangan

Rasio-rasio keuangan yang dipakai untuk menganalisis kinerja keuangan

dalam penelitian ini yaitu Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA),

Return on Equity (ROE), Eearning per Share (EPS), Rasio Hutang (Debt to Total

Asset Ratio), Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) dan Asset

Utilization Ratio (AUR). Berikut adalah rumus matematis dari rasio tersebut:

Tabel 5 Rumus matematis rasio keuangan

No Rumus matematis

1. NPM = Net Income

Operation income

2. ROA= Net Income

Assets

3. ROE = Net Income

Equity

4. EPS = Laba bersih

Jumlah saham beredar

5. Rasio Hutang = Total hutang

Total Assets

6. Rasio hutang terhadap ekuitas = Total hutang

Ekuitas

7. AUR = Operating Income + Non Operating Income

Assets

Analisis nilai tambah ekonomi (Economic Value Added-EVA

Dalam menghitung EVA berbeda dari cara menghitung rasio keuangan

yang membandingkan beberapa pos keuangan. EVA diperoleh dari selisih antara

NOPAT (Net Operating Profit After Tax) dan biaya modal (Cost of Capital).

NOPAT merupakan laba bersih setelah pajak ditambah biaya bunga, sementara

biaya modal didapat dari WACC (Weighted Average Cost of Capital) dikalikan IC

(Invested Capital). WACC merupakan penjumlahan dari biaya hutang dikalikan

bobot hutang dan biaya ekuitas dikalikan bobot ekuitas. IC merupakan

penjumlahan antara hutang dan ekuitas dikurangi hutang beban.

Page 33: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

20

Berikut ini adalah tabel mengenai tahapan perhitungan EVA :

Tabel 6 Tahapan perhitungan EVA

Tahapan Perhitungan Sumber

1. NOPAT NOPAT = Laba Bersih

+Biaya Bunga

Laba rugi

2. d Kd = Biaya Bunga

Hutang

d d (1-T)

Laba rugi, neraca

3. Ke e Rf + β (Rm - Rf) Data historis

Saham

4. Struktur modal Wd = Hutang

Aset

We = Ekuitas

Aset

Neraca

5. WACC WACC = [(Kd* x Wd) +

(Ke x We)]

Neraca, data

historis saham

6. IC IC = Asset – Non interest

bearing liabilities

Neraca

7. COC COC = WACC x IC Neraca

8. EVA EVA= NOPAT-COC Neraca, laba

rugi, dan

data historis

saham

NOPAT merupakan hasil jumlah dari laba bersih dengan biaya bunga. laba

bersih merupakan laba yang sudah dikurangi pajak penghasilan pada laporan

keuangan. Sedangkan biaya bunga adalah beban bunga bank yang tercatat pada

laporan laba rugi. Sedangkan Kd adalah perbandingan biaya bunga dengan

hutang. Biaya bunga adalah beban bunga dan hutang yang dimaksud adalah

pengurangan antara jumlah pasiva dan ekuitas. Lalu setelah nilainya didapat,

maka biaya hutang perlu dikurangi dengan pajak penghasilan, pajak penghasilan

merupakan perbandingan antara taksiran pajak penghasilan terhadap laba atau rugi

sebelum pajak.Kd juga merupakan biaya yang relevan dari hutang baru,

mengingat kemampuan bunga mengurangi pajak yang akan digunakan untuk

menghitung WACC.

Biaya ekuitas saham biasa baru atau Ke merupakan biaya biaya laba

ditahan, tetapi meningkat karena biaya flotasi. Perhitungan Ke pada penelitian ini

akan mengacu pada Capital Asset Pricing Model (CAPM). Alasan memakai

model ini karena pemakaian rumus CAPM menghasilkan hasil yang lebih akurat,

dan lebih banyak dipakai dalam penentuan biaya ekuitas dalam menilai EVA.

Page 34: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

21

Berikut adalah tahapan dari perhitungan Ke dengan menggunakan metode

CAPM :

Tabel 7 Tahapan Perhitungan biaya ekuitas

Tahapan Perhitungan Sumber

1. Rit Rit = Pit – Pit

Pit-1

Data historis saham

2. Rmt Rmt = IHSGt – IHSG(t-1)

IHSGt-1

E (Rm) = Σ Rmt

N

Data IHSG

3. βi βi = Ri/Rm

Data historis saham

4. Rf Rf = Tingkat pengembalian

bebas risiko

Data tingkat suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia

5. Ke Ke Rf + βi (Rm - Rf) Perhitungan

Keterangan :

Rit = tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t

Pit = harga saham per lembar bulan t

Pit-1 = harga saham per lembar bulan sebelumnya

Rmt = tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t

N = jumlah data

E(Rm) = tingkat pengembalian pasar yang diharapkan

Βi = Beta saham

Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko

Ke = Biaya modal

Struktur modal dapat diperoleh dari hasil penjumlahan bobot ekuitas dengan

bobot utang. Bobot ekuitas atau We adalah hasil bagi antara modal dengan aset,

sedangkan bobot hutang diperoleh dari perbandingan ekuitas dengan aset atau

total aktiva perusahaan. Hasil pembagian ini akan diperoleh berupa persentase.

Semua perhitungan itu dilakukan untuk mengetahui nilai variable yang

dibutuhkan untuk menghitung modal biaya rata-rata tertimbang atau WACC.

Langkah selanjutnya adalah dilakukan penjumlahan antara perkalian bobot dan

biaya hutang dengan bobot dan biaya ekuitas. Penjumlahan ini merupakan sebuah

persentase. Tahapan berikutnya perkalian antara WACC dengan IC yang

menghasilkan Cost of Capital (COC). IC adalah selisih antara assets dan Non

Interest Bearing Liabilities, sedangkan assets adalah total aktiva yang didapatkan

penjumlahan aktiva dengan hutang, karena assets sama dengan pasiva. merupakan

selisih antara aset dan Non Interest Bearing Liabilities merupakan hutang beban

dalam laporan keuangan disebut dengan akun beban yang harus dibayar. Setelah

COC didapatkan, langkah akhir mendapatkan nilai EVA adalah mengurangkan

NOPAT dengan COC yang digunakan sebagai biaya modal.

Page 35: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

22

Metode nilai tambah pasar (Market Value Added-MVA)

Tujuan utama sebagian besar perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan

pemegang saham. Tujuan ini jelas menguntungkan pemegang saham, tetapi juga

memastikan bahwa sumberdaya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien

yang menguntungkan perekonomian. MVA didapatkan dari perhitungan selisih

antara nila pasar ekuitas dengan modal ekuitas yang diinvestasikan investor

MVA = Nilai pasar ekuitas – Modal ekuitas yang diinvestasikan oleh

investor

= (Saham yang beredar) (Harga saham) - (Total ekuitas)

Nilai pasar perusahaan adalah jumlah saham yang beredar dikalikan dengan

harga saham yang beredar berdasarkan harga pasar saham triwulanan yang

digunakan dalam penelitian ini, dikurangi dengan nilai buku atau total nilai

ekuitas yang disetor oleh pemegang saham. Berikut merupakan tahapan

perhitungan MVA :

Tabel 8 Langkah perhitungan MVA

Tahapan Perhitungan Sumber

1. Nilai pasar ekuitas Harga penutupan saham

PT Charoen Phokpand

akhir triwulan

Data historis harga

saham

2. Shares outstanding Jumlah saham yang

beredar

Data historis harga

saham

3. Total capital Nilai buku = ekiutas Neraca

4. MVA (Saham yang beredar)

(Harga saham) - (Total

kapital)

Data historis harga

saham, neraca

Analisis pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap EVA

Rasio keuangan memiliki pengaruh yang berbeda-beda sesuai dengan

hubungannya terhadap EVA perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan

pendekatan kuantitatif untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap

EVA perusahaan. Model analisis yang digunakan adalah persamaan regresi

(estimating equation) yaitu formula matematika yang dirancang untuk mencari

nilai variable dependen dari nilai variabel indevenden yang diketahui. Disamping

itu pula digunakan metode analisis korelasi untuk mengetahui bagaimana

hubungan antara variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan persamaan regresi

berganda (multiple regression model) karena terdapat lebih dari satu variable

independen yang diteliti.

Model regresi yang diperoleh dari OLS merupakan model yang

menghasilkan estimator linear terbaik yang tidak bias. Hal tersebut dapat

diperoleh apabila memenuhi beberapa asumsi klasik seperti nomalitas, bebas

multikolinearitas, tidak terjadi autokorelasi atau heterokedasitas.

1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang ada

terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji melalui Uji

Page 36: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

23

Jarque Bera. Hasil uji Jarquera Bera memberikan kesimpulan apabila p-value

dari data yang diperoleh lebih besar dari α artinya data tersebut terdistribusi secara

normal, namun apabila sebaliknya data tidak terdistribusi secara normal maka p-

value akan lebih kecil dari α.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikollinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji ini dilakukan

dengan mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang tidak lebih dari 10

dan nilai Tolerance yang tidak kurang dari 0.1, maka model tersebut dapat

dikatakan bebas dari multikolinearitas.

3. Autokorelasi

Autokorelasi yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada periode tertentu dengan

variabel pengganggu pada periode sebelumnya (et-1). Cara untuk mendeteksi

autokorelasi dapat dilakukan dengan melakukan uji Durbin-Watson. Jika nilai

tersebut berada di sekitar angka 2 maka model tersebut bebas asumsi klasik.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varians

yang sama untuk semua observasi. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Gletzer. Apabila

diketahui nilai probnya jauh lebih kecil dibandingkan α maka persamaan bersifat

homogen.

5. Analisis Regresi

Penggunaan data sekunder yang bersifat kuantitatif dalam penelitian ini

mengarahkan pada metode kuantitatif dengan menggunakan alat analisis regresi

berganda karena terdapat lebih dari satu variabel dependen. Formulasi persamaan

regresi berganda yang dikembangkan adalah :

Y α + β1 X1 + β2 X2 + … + βn Xn + ε

Keterangan :

Y = variabel dependen

X1, X2,…,Xn = variabel independen

α = konstanta

β1, β2, …, βn = koefisien parameter regresi

ε = faktor kesalahan atau galat

Persamaan regresi dirancang untuk mengetahui pengaruh yang signifikan

antara variabel independen (X) terhadap variabel dependennya (Y). Pada

penelitian ini digunakan persamaan regresi berganda karena memiliki 7 variabel

independen yang diteliti, yaitu Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA),

Return on Equity (ROE), Eearning per Share (EPS), Rasio Hutang (Debt to Total

Asset Ratio), Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) selanjutnya

dilambangkan (DAR) dan (DER) serta Asset Utilization Ratio (AUR). EVA

sebagai variabel dependen.

Beikut adalah rumusan model persamaan regresi berganda untuk melihat

pengaruh rasio keuangan terhadap EVA:

Page 37: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

24

EVA = a + b1 NPM + b2 ROA+ b3 ROE

+ b4 EPS + b5 DAR + b6 DER + b7 AUR

Keterangan :

EVA = nilai EVA (juta rupiah)

NPM = nilai NPM (%)

ROA = nilai ROA (%)

EPS = nilai EPS (Rupiah/lembar saham)

ROE = nilai ROE (%)

DAR = nilai DAR (%)

DER = nilai DER (%)

AUR = nilai AUR (%)

a = konstanta

b1-b7 = koefisien parameter regresi

Penelitian ini menggunakan data time series, sehingga diperlukan uji unit

rootest stasioner ADF untuk menghindari persamaan yang lancung, artinya secara

stastistik signifikan tetapi kenyataan tidak. Data yang didapatkan berupa

kumpulan data suatu fenomena keuangan PT Charoen Phokpand dengan periode

atau interval waktu 2008 sampai 2012. Data dari penelitian ini menggunakan alat

statistik dan korelasi untuk menunjukan hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Program statistik yang digunakan adalah program

SPSS versi 17.0 dan Eviews 6.0 untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan.

Perumusan dan pengujian hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai pernyataan dan jawaban yang bersifat

sementara, diharapkan teruji kebenarannya serta mampu memberikan pola terbaik

dalam menyelesaikan masalah seperti yang dirumuskan sebelumnya. Hipotesis

yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “variabel-variabel yang telah

didefinisikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EVA (atau perubahan

EVA) suatu perusahaan”. Dengan perumusan sebagai berikut:

Ho : b1 = b2 … bn = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel-variabel independen terhadap EVA.

H1 : ada variabel yang lebih besar atau lebih kecil dari nol. Berarti ada pengaruh

antara variabel-variabel independen terhadap EVA.

H1 menunjukkan hipotesis nol, H1 menunjukkan hipotesis alternatif, serta

b1, b2, …, b7 menunjukkan koefisien dari variabel independen.

Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji kelayakan model yang

dirancang serta bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independennya

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. Asumsi yang digunakan

yaitu tingkat signifikasi (α) sebesar 5 persen. Penolakan atau penerimaan terhadap

hipotesis diperoleh dari nilai p yang diperoleh dari program statistik. Uji

signifikasi terhadap kontribusi masing-masing variabel independen ditunjukkan

oleh besarnya nilai p (p–value) pada hasil uji t-parsial. Hipotesis awal pengaruh

masing-masing variabel terhadap EVA dapat dilihat pada Tabel 9 Asumsi yang

digunakan yaitu tingkat signifikasi (α) sebesar 5 persen. Penolakan atau

penerimaan terhadap variabel independen diperoleh dari nilai p yang diperoleh

dari program statistik

Page 38: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

25

Tabel 9 Hipotesis awal pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap EVA

Variabel Prediktor Pengaruh

b1 NPM Positif

b2 ROA Positif

b3 ROE Positif

b4 EPS Positif

b5 DAR Positif

b6 DER Positif

b7 AUR Positif

Analisis pengaruh EVA terhadap MVA

Economic Value Added (EVA) mempunyai hubungan yang paling erat

dengan tingkat pengembalian saham. EVA yang semakin tinggi akan

meningkatkan nilai perusahaan, di mana penciptaan nilai tersebut akan tercermin

pada harga saham yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

digunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui pengaruh EVA terhadap

MVA perusahaan. Model analisis yang dikembangkan adalah sebuah persamaan

regresi (estimating equation) yaitu formula matematika yang dirancang untuk

mencari nilai variabel dependen dari nilai variabel independen yang telah

diketahui. Di samping itu digunakan pula model analisis korelasi untuk

mengetahui bagaimana hubungan antar variabel tersebut. Pada penelitian ini

digunakan persamaan regresi sederhana karena hanya ada satu variabel

independen yang diteliti.

Berikut adalah rumusan persamaan regresi sederhana:

Y α + β X + ε

Keterangan :

Y = variabel dependen

X = variabel independen

α konstanta

β koefisien parameter regresi

ε faktor kesalahan

Persamaan regresi dirancang untuk mengetahui pengaruh yang signifikan

antara variabel independen (X) terhadap variabel dependennya (Y). Pada

penelitian ini digunakan persamaan regresi sederhana karena memiliki satu

variabel independen yang diteliti, yaitu EVA. Sedangkan MVA sebagai variabel

dependen.

Persamaannya adalah sebagai berikut :

MVA = a + bEVA

Keterangan :

MVA = nilai MVA (juta rupiah)

EVA = nilai EVA (juta rupiah)

a = konstanta

b = koefisien parameter regresi

Page 39: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

26

Perumusan dan pengujian hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai pernyataan dan jawaban yang bersifat

sementara, diharapkan teruji kebenarannya serta mampu memberikan pola terbaik

dalam menyelesaikan masalah seperti yang dirumuskan sebelumnya. Hipotesis

yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah ”variabel-variabel yang telah

didefinisikan.

Ho : b = 0, EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap MVA .

H1 : b ≠ 0, EVA berpengaruh terhadap MVA.

H0 menunjukkan hipotesis nol, H1 menunjukkan hipotesis alternatif, serta b

menunjukkan koefisien dari variabel independen.

Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji kelayakan model yang

dirancang serta bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independennya

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. Asumsi yang digunakan

yaitu tingkat signifikasi (α) sebesar 5 persen. Penolakan atau penerimaan terhadap

hipotesis diperoleh dari nilai p yang diperoleh dari program statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT Charoen Phokpand Indonesia

Sejarah perusahaan

PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk (perseroan) didirikan di Indonesia

dengan nama PT Charoen Phokpand Indonesia Animal Feed Co. Limited

berdasarkan akta pendirian yang dimuat dalam akta pendirian No. 6 pada tanggal

7 Januari 1972 yang dibuat dihadapan Drs Gede Ngurah Rai, SH, Notaris di

Jakarta. Akta tersebut diubah dihadapan notaris yang sama menjadi Akta No. 5

tanggal 7 Mei 1973. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan YA-5/197/21 tanggal 8

Juni 1973 dan telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

dibawah No. 2289 pada tanggal 26 Juni 1973, serta telah diumumkan pada Berita

Negara No. 65 tanggal 14 Agustus 1973 dengan tambahan No. 573. PT Charoen

Phokpand sendiri beroperasi dibawah Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) No

695/III/PMA/1992, tanggal 28 September 1992 dengan Penanaman Modal Asing

Thailand. Anggaran Dasar Perseroan telah diubah terakhir dengan notaris Fatiah

Helm, SH No. 43 tanggal 20 Desember 2010, sehubungan dengan penarikan

kembali modal ditempatkan dan disetor penuh melalui pembelian kembali saham.

Akta tersebut memproleh dukungan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dalam keputusan AHU-61146.AH.01.02 Tahun 2010

pasa tanggal 31 Desember 2010.

Sampai hari ini PT Charoen Phokpand adalah penghasil pakan ternak, Day

Old Chicks dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan tahun

1972 dengan pabrik pakan ternak terbesar pertama di Jakarta untuk menghasilkan

pakan ternak berkualitas. Saat ini, Perseroan memfokuskan usahanya pada

kegiatan agribusiness yang mencakup poultry business, dari memproduksi pakan

ternak berkualitas, pembibitan ayam yang cepat tumbuh dan tahan penyakit serta

menghasilkan produk ayam olahan berkualitas tinggi. Kunci pertumbuhan dari

Page 40: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

27

kegiatan agribisnis ini adalah komitmen untuk terlibat dalam seluruh rantai

produksi, mulai dari formulasi pakan ternak hingga peternakan ayam hingga

produk olahan dengan nilai tambah. Pendekatan ini terbukti sukses dalam

memastikan keunggulan supply produk untuk diri sendiri maupun untuk

permintaan industri lainnya dengan kualitas yang konsisten dari pakan ternak dan

produk ayam olahan di Indonesia. Pakan ternak adalah landasan utama bisnis

Perseroan. Perseroan memastikan sebagai produsen terbesar dan tersukses di

bidang pakan ternak berkualitas tinggi.

Dari satu pabrik pakan ternak di Jakarta, perseroan mengembangkan usaha

untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk yang dapat dipercaya

dan berkualitas tinggi dengan membangun fasilitas produksi di Balajara (Jawa

Barat), Semarang (Jawa Tengah), Sepanjang dan Krian (Jawa Timur), Bandar

Lampung (Lampung), Medan (Sumatera Utara) dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Secara bersama-sama, jaringan pabrik pakan ternak ini membuat Perseroan

menjadi produsen pakan ternak terbesar satu-satunya di Indonesia. Selain itu,

jaringan tersebut memiliki posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan peternak

ayam di seluruh negeri. Hal ini menjadikan perseroan sebagai perusahaan

penghasil pakan ternak yang terpercaya.

Jaringan luas dari distributor dan agen di seluruh negeri membuat peternak

ayam memiliki kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan produk pakan

ternak perseroan. Perseroan juga memiliki kekuatan dominan dalam produksi dan

penyediaan Day Old Chicken di Indonesia. Seperti pakan ternak, perseroan

merupakan penghasil terbesar DOC dengan kualitas tinggi untuk peternak ayam di

Indonesia. Perseroan memiliki jaringan pemasaran luas yang tersebar di Jawa,

Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Sumatera. Ketika pakan ternak dan Day Old

Chicken memiliki sejarah panjang dalam agribisnis, perseroan memiliki tanggung

jawab untuk meningkatkan konsumsi daging ayam dengan melebarkan usaha pada

produk ayam olahan bernilai tambah tinggi. Kegiatan usaha ini dilakukan oleh

fasilitas kami yang terletak di Cikande (Jawa Barat), Salatiga (Jawa Tengah) dan

Surabaya (Jawa Timur). Sejak tanggal 18 Maret 1991, perseroan telah

mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Penawaran saham

perdana (IPO) sebanyak 2500 000 lembar saham dengan harga per lembar saham

sebesar Rp1 000.

Visi, misi dan strategi perusahaan

Visi PT Charoen Phokpand Indonesia :

“Memberi Pangan bagi Dunia yang Berkembang”

Misi PT Charoen Phokpand Indonesia:

“Memproduksi dan menjual pakan, Day Old Chicks dan makanan olahan yang

memiliki kualitas tinggi dan berinovasi”

Strategi PT Charoen Phokpand Indonesia :

Page 41: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

28

Pada tahun 2012 perusahaan telah menerapkan beberapa strategi yang

diharapkan dapat membawa kinerja perseroan kepada tingkat yan lebih tinggi di

masa yang akan datang, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas produksi pakan ternak dengan mendirikan pabrik

ternak baru dan memaksimalkan kapasitas produksi yang sudah ada dengan

efisiensi proses produksi memalui otomatisasi

2. Mendirikan fasilitas pembibitan DOC baru, terutama di luar pulau Jawa

3. Bergerak ke arah hilir, yaitu dengan terus mengembangkan industri pengolahan

daging ayam, seperti yang telah dilakukan dengan beberapa merek dagang

yaitu Golden Fiesta dan Fiesta serta mendirikan fasiltas pengolahan daging

ayam

4. Mendirikan pusat-pusat distribusi untuk semakin dekat baik ke pemasok dan

konsumen untuk menurunkan biaya transportasi

5. Menekankan biaya bahan baku, antara lain dengan mengelola tingkat

perputaran persediaan, melakukan pembelian bahan baku dengan harga yang

lebih rendah tanpa menurukan kualitas dan mengalihkan semaksimal mungkin

pembelian bahan baku di pasaran lokal untuk mengurangi biaya transportasi

6. Menerapkan bio-security untuk mempertahankan kualitas produk .

Manajemen dan Struktur Organisasi

Kegiatan usaha perusahaan

Berdasarkan Anggaran Dasar terakhir, kegiatan usaha perseroan adalah :

a. Kegiatan usaha utama

Kegiatan usaha utama pada PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk adalah :

1. Industri pakan ternak, pembibitan, budidaya ayam ras serta pengolahannya,

industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan sapi termasuk unit

unit cold storage.

2. Menjual makanan ternak, makanan, daging ayam, sapi, dan bahan-bahan

hewan asal wilayah Indonesia maupun ke luar negeri dengan sejauh diizinkan

berdasarkan perundang-undangan.

b. Kegiatan Penunjang

Kegiatan usaha penunjang pada PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk adalah:

1. Mengimpor dan menjual bahan-bahan baku farmasi

2. Memproduksi maupun menjual karung-karung atau kemasan plastik, peralatan

industri plastik, alat alat peternakan, alat rumah tangga dari plastik sesuai

perizinan yang dimiliki dan tidak bertentangan dengan peraturan dalam bidang

penanaman modal.

3. Melakukan perdagangan besar termasuk ekspor-impor, perdagangan intrasular

atau perdangan antar daerah maupun antar pulau

4. Melakukan kegiatan pengangkutan barang-barang baik pada umumnya

pengangkutan darat, peraran, laut maupun udara.

5. Menjalankan usaha pergudangan dan pusat distribusi

Secara garis besar produk utama yang dihasilkan perusahaan dan entitas

anak perusahaan adalah pakan ternak, DOC, dan daging ayam olahan.

Page 42: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

29

Aspek pemasaran

Secara garis besar produk utama yang dihasilkan perusahaan dan entitas

anak perusahaan adalah pakan ternak, DOC, dan daging ayam olahan.

a. Pakan Ternak

Produk utama Perseroan adalah pakan ternak, yang diproduksi oleh fasilitas

produksi oleh fasilitas produksi perseroan dan entitas anak yang berada di Medan,

Bandar Lampung, Tangerang, Semarang, Sidoarjo dan Makassar. Bentuk dari

pakan ternak yang dproduksi oleh Perseroan dapat berupa konsentrat, tepung,

pellet, atau butiran halus. Sedangkan merek produk yang dipakai oleh perseroan

antara lain Hi-Pro, Hi-Pro-Vite, Bintang, Bonavite, Royal Feed Dan Tiji. Bahan

baku utama yang dipakai dalam pakan ternak PT Charoen Phokpand Indonesia

jagung, dedak, tepung, ikan, bungkil kedelai, tepung daging, tulang, pecahan

gandum, vitamin dan antioksidan. Produk pakan ternak yang ditawarkan oleh

perseroan terdiri dari :

1. Pakan ternak ayam pedaging

2. Pakan ternak untuk pre-starter (ayam pedaging usia seminggu)

3. Pakan ternak untuk starter

Teknik pemasaran yang digunakan untuk memasarkan produk pakan ternak

adalah melalui integrasi vertikal artinya kemitraan yang dilakukan oleh

perusahaan dengan para peternak dalam skala kecil maupun skala besar, para

petani mitra ini yang nantinya akan menjadi pasar bagi produk pakan ternak

perseroan. Penjualan pakan ternak juga dilakukan melalui perwakilan distributor

atau agen skala besar yang sudah dipilih langsung oleh pihak perusahaan, agen

atau distributor ini nantinya akan mendistribusikan serta menjual dalam jumlah

banyak maupun eceran pada konsumen akhir.

Gambar 2 Proses produksi pakan ternak PT Charoen Phokpand Indonesia

b. DOC (Day Old Chicken)

Produk perseroan yang memberikan kontribusi terbesar kedua kepada

penjualan yaitu DOC atau anak ayam usia sehari komersial. DOC perseroan

diproduksi oleh beberapa fasilitas pembibitan pemilik entitas anak perusahaan

yang tersebar diseluruh Indonesia.

Page 43: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

30

Gambar 3 Proses produksi DOC PT Charoen Phokpand Indonesia

c. Daging ayam olahan

Produk daging ayam olahan diproduksi oleh fasilitas produksi perseroan

yang berada di Serang, Salatiga, Medan dan Surabaya. Perseroan telah

menggunakan beberapa merek antara lain GOLDEN FIESTA, FIESTA, CHAMP,

Dan OKAY, dengan keragaman produk seperti karage,nugget, psicy wings, sosis

dan produk lain. Ditahun 2012 ini perusahan perhasil mempertahankan posisinya

sebagai pemimpin pasar di produk dagang ayam olahan ini dengan penguasaan

pangsa pasar sebesar 55 persen. Metode promosi yang dilakukan perusahaan

untuk produk daging ayam olahan secara mayoritas adalah melalui promosi di

media elektronik, sosial maupun cetak.

Gambar 4 Proses produksi pakan ternak PT Charoen Phokpand Indonesia

Page 44: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

31

Aspek sumber daya manusia dan struktur organisasi

Pada tanggal 31 Desember berdasarkan data dari perseroan dan entitas anak

perusahaan PT Charoen Phokpand Indonesia memiki 4391 karyawan. Manajemen

perusahaan mengetahui begitu pentingnya peranan karyawan bagi keberhasilan

perseroan, maka manajemen berupaya melakukan berbagai upaya dalam

meningkatkan kualitas dan produktivitas serta motivasi tiap karyawan antara lain

dengan perbaikan sistem pengupahan atau penggajian.Berikut adalah Struktur

organisasi PT Charoen Phokpand Indonesia dengan posisi jabatan tertinggi adalah

rapat umum pemegang saham(Gambar 5).

Gambar 5 Struktur organisasi PT Charoen Phokpand Indonesia

Kinerja keuangan perusahaan

Ukuran kinerja perusahaan dapat dibedakan berdasarkan sumber

informasi yang dipakai untuk mengukur kinerja. Informasi yang digunakan

sebagai dasar pengukuran kinerja bisa berupa informasi keuangan maupun non-

keuangan, dan dapat didasarkan pada pengukuran intern dan ekstern. Tipe

informasi keuangan intern antara lain berupa penjualan, profit margin, pendapatan

operasi dan data aktiva yang merupakan data akuntansi. Sedangkan tipe akuntansi

eksternal adalah informasi keuangan yang diperoleh dari luar perusahaan seperti

harga saham perusahaan di bursa saham dan tingkat pertumbuhan industri yang

berkaitan dengan jenis usaha perusahaan. Tipe yang lain yaitu tipe informasi non-

keuangan yang dapat berupa informasi non-keuangan internal maupun eksternal.

Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap kinerja keuangan PT

Charoen phokpand Tbk. Perusahaan ini beropersi dalam sektor agribsnis

peternakan beserta keseluruhan integrasinya. Pengukuran kinerja keuangan melalui

pendekatan rasio keuangan, EVA, dan MVA. Nilai rasio keuangan mampu

Page 45: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

32

menjelaskan baik buruk keadaan serta posisi keuangan perusahaan, EVA suatu

perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan menciptakan nilai tambah

ekonomis, MVA menunjukan kemampuan nilai tambah pasar yang dapat diciptakan

untuk pemegang saham.

Rasio-rasio keuangan

Analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui

hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara

masing-masing sumber laporan maupun kombinasi dari kedua laporan tersebut.

Rasio ini menggambarkan hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lainnya dalam suatu laporan keuangan. Sehingga alat

analisis ini dapat menggambarkan baik buruknya keadaan keuangan internal

sebuah perusahaan jika dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan

sebagai standar. Secara lebih lanjut aspek kinerja keuangan yang diwakili oleh

rasio-rasio keuangan dianggap mampu menggambarkan operasi perusahaan atau

aspek fundamental perusahaan dalam persaingan dunia usaha secara

ekstensif.

Rasio-rasio keuangan yang dianalisis dalam penelitian kinerja keuangan

PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk meliputi Net Profit Margin (NPM), Return

on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Eearning per Share (EPS), Rasio

Hutang (Debt to Total Asset Ratio), Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to

Equity Ratio) dan Asset Utilization Ratio (AUR). Ketujuh rasio keuangan tersebut

mewakili rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio efisiensi usaha.

Pemilihan rasio keuangan dalam penelitian ini didasarkan pada kerelevananya

dalam peningkatan aset dan kerelatifan dengan EVA dan MVA. Rasio-rasio yang

diteliti juga menjadi standar pembanding yang dipublikasikan oleh perseroan

untuk penilaian kinerja keuangan didalam laporan keuangan triwulan, tahunan,

laporan annual serta analisis fundamental perusahaan.

a. Net Profit Margin (NPM)

Rasio marjin laba bersih atau NPM merupakan perbandingan antara laba

bersih sesudah pajak dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan besarnya laba

bersih yang dapat dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah penjualan. Selain itu

rasio ini digunakan untuk menghitung tingkat keuntungan bersih yang diperoleh.

Nilai NPM pada penelitian ini didapatkan dari perbandingan antara laba bersih

perusahaan terhadap penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya. Penjualan

bersih berdasarkan laporan tahunan perseroan adalah keseluruhan penjualan

produk dari kegiatan utama perseroan sebagai mana tercantum dalam gambaran

umum yaitu industri pakan ternak, pembibitan, budidaya ayam ras serta

pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan sapi

termasuk unit-unit cold storage. Sedangkan operasi lain yang dimaksud adalah

pendapatan dari penjualan ayam afkir, karung bekas, bahan baku (kecuali

premix), kotoran ayam dan produk sampingan yang dicatat sebesar hasil

penjualan netto dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, dan disajikan

sebagai “Pendapatan Operasi Lain” dalam laporan laba perseroan. Besaran

NPM perseroan dapat dilihat dalam Tabel 10 sebagai berikut :

Page 46: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

33

Tabel 10 NPM PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Tahun NPM per kuartal (%)

I II III IV

2008 2.45 3.43 4.02 1.92

2009 4.61 9.39 10.22 11.08

2010 12.59 13.54 15.08 14.66

2011 14.97 14.31 14.36 13.12

2012 16.02 16.46 15.39 12.50

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia Tahun 2008-2012 (diolah)

Nilai NPM perseroan cenderung berfluktuasi dilima tahun periode yang

diteliti, pada tahun 2008 nilai NPM terbesar pada kuartal III sebesar 4.02 persen

sedangkan terendah dikuartal IV yaitu 1.92 persen, secara keseluruhan ditahun

2008 terjadi peningkatan NPM. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan

memperoleh keuntungan dari setiap penjualan meningkat sepanjang kuartal I

sampai III, namun menurun pada kuartal IV. Penurunan nilai NPM ini

dikarenakan turunnya laba bersih yang diperoleh perseroan. Hal serupa juga

terjadi pada tahun 2010. Trend NPM meningkat hanya terjadi pada tahun 2009,

NPM diperiode ini meningkat dari kuartal I sampai kuartal IV dengan besaran

4.61 persen, 9.39 persen, 10.22 persen, dan 11.08 persen.

Pada tahun 2010 NPM perusahaan juga berfluktuasi dengan nilai tertinggi

pada kuartal III sebesar 15.08 persen dan terendah dikuartal I 12.59 persen.

Ditahun 2011 dan juga 2012 juga masih tetap berfluktuasi dengan nilai NPM

tertinggi masing masing adalah 14.97 persen dan 16.46 persen. Sedangkan nilai

terendah yaitu 13.12 persen dan 12.50 persen dan keduanya berada dikuartal IV.

Nilai NPM tertinggi diseluruh kuartal periode penelitian adalah pada saat kuartal

II tahun 2012 yaiutu sebesar 16.46 persen artinya setiap satu rupiah penjualan,

perseroan mampu menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp164 600,

sedangkan nilai NPM terendah yaitu pada saat kuartal IV tahun 2008 sebesar 1.92

persen artinya perusahaan hanya mampu menghasilkan keuntungan bersih sebesar

Rp19 200 ditiap satu rupiah penjualan.

Secara keseluruhan perbandingan NPM perkuartal disetiap tahun

penelitian, NPM perseroan dapat dikatakan mengalami peningkatan sejak tahun

2008 sampai dengan tahun 2012 (Gambar 6). NPM berfluktuasi hanya pada

kuartal IV hal ini rata rata disebabkan oleh penurunan laba bersih lebih kecil

dibandingkan penjualan diakhir periode, padahal penjualan terus mengalami

peningkatan secara rata-rata.

Page 47: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

34

Gambar 6 NPM PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat terjadi kenaikan nilai NPM

perseroan sejak tahun 2008 sampai 2012. Penurunan hanya terjadi pada kuartal

IV, hal ini diketahui karena peningkatan laba bersih perseroan ternyata jauh lebih

kecil dibandingkan peningkatan penjualan perseroan. Dari titik pada grafik diatas

terjadi penurunan NPM di tahun 2012 dibandingkan tahun 2011, peningkatan laba

bersih perusahaan dari tahun 2011 ke 2012 kuartal IV hanya 13 persen sedangkan

penjualan mengalami peningkatan sebesar 19 persen.

b. Return on Asset (ROA)

ROA adalah rasio yang dapat mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi

perusahaan. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya

perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan dari operasi tersebut. Setiap perusahaan harus mampu

melaksanakan manajemen aktiva dengan efisien. Berdasarkan data dari laporan

keuangan perseroan digambarkan bahwa nilai aktiva perseroan cenderung

meningkat walaupun berfluktuasi disetiap kuartal. Pada awal periode waktu yang

diteliti perseroan memiliki aktiva Rp4.92 triliyun dan pada akhir periode waktu

yang diteliti mencapai Rp12.34 triliyun. Untuk melihat pengelolaan aset tersebut

apakah sudah efisien atau belum maka dapat dilihat dari nilai ROA perusahaan

(Tabel 12).

Tabel 11 ROA PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 Kuartal ROA (%)

2008 2009 2010 2011 2012

I 1.44 2.69 8.56 9.26 8.20

II 3.96 11.31 16.80 16.19 16.10

III 7.19 20.63 28.78 24.61 20.99

IV 4.90 30.15 33.91 26.70 21.71

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 (diolah)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2008 2009 2010 2011 2012

Per

senta

se (

%)

Tahun

Page 48: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

35

Nilai ROA perseroan sepanjang periode yang diteliti mengalami

peningkatan setiap kuartalnya, kecuali pada kuartal III ke kuartal IV tahun 2008.

Nilai ROA pada periode tersebut turun sebesar 3.00 persen, dari 7.19 persen

menjadi 4.90 persen. Penurunan ini disebabkan oleh besaran laba bersih perseroan

dari Rp401 388 000 000 menjadi Rp253 977 000 000 dan juga penurunan aset

yang dimiliki perseroan dari Rp5 586 469 000 000 menjadi Rp5 178 540 000 000.

Penurunan ROA di tahun 2008 menunjukan kemampuan yang kurang baik bagi

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktiva yang dimiliki perusahaan.

Sehingga apabila dilihat dari ROA, rentabilitas perseroan pada periode tahun 2008

tidak cukup baik. Seiring dengan perbaikan kinerja perusahaan periode setelah

2008 sampai tahun 2012 ROA perusahaan terus mengalami peningkatan artinya

perusahaan semakin baik dalam mengelola aset yang dimiliki untuk menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan. Nilai ROA tertinggi dicapai pada kuartal IV sebesar

33.91 persen, artinya dalam setiap satu rupiah aset atau aktiva perseroan akan

menghasilkan keuntungan sebesar Rp3 391 000 berbanding jauh dengan nilai

ROA terkecil pada kuartal awal tahun 2008, pada periode itu setiap satu rupiah

aset perseroan hanya menghasilkan keuntungan sebesar Rp14 400.

c. Return on Equity (ROE)

ROE adalah rasio yang mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat

dihasilkan perusahaan atas modal sendiri (ekuitas) yang ditananamkan untuk

membiayai usaha. Return On Equity (ROE) merupakan salah satu pengukuran

rasio keuangan yang berbasiskan laba. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin

baik pula kinerja perusahaan dalam menciptakan keuntungan atas modal yang

diserahkan investor. Perkembangan nilai ROE perusahaan dapa dilihat pada

Tabel 13.

Tabel 12 ROE PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Kuartal ROE (%)

2008 2009 2010 2011 2012

I 6.62 9.8 13.24 12.76 11.27

II 16.43 32.35 29.15 24.72 23.53

III 27.35 45.30 41.70 33.62 30.97

IV 19.24 54.98 49.57 38.17 32.79

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 (diolah)

Nilai ROE PT Charoen Phokpand Indonesia ditahun yang diteliti 2008

sampai 2012 selalu meningkat dimasing-masing kuartal setiap tahunnya. Hal ini

disebabkan oleh peningkatan laba bersih pada periode berjalan yang lebih besar

dibandingkan peningkatan ekuitas perseroan. Pada tahun 2012 rata rata

peningkatan laba periode berjalan sebesar 57 persen dengan besaran peningkatan

pada masing masing kuartal sebesar 115 persen, 46 persen dan 9 persen.

Peningkatan ini lebih besar dibandingkan peningkatan ekuitas perseroan yaitu 3

persen, 11 persen, dan 3 persen, dengan rata-rata kenaikan ROE sebesar 6 persen.

Page 49: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

36

Gambar 7 ROE PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Nilai ROE terbesar sepanjang periode penelitian adalah kuartal IV tahun

2009 dengan nilai sebesar 54.98 persen dengan interpretasi setiap satu Rupiah

modal sendiri (ekuitas) perseroan maka perseroan mampu menghasilkan

keuntungan sebesar Rp549 800. Sedangkan nilai ROE terendah berada di kuartal

pertama tahun 2008, setiap satu rupiah ekuitas perseroan hanya menghasilkan

keuntungan sebesar Rp66 200. Secara keseluruhan terjadi tren peningkatan nilai

ROE perseroan disetiap kuartal pertahun. Hal mengindikasikan bahwa

kemampuan modal sendiri (ekuitas) perseroan dalam menghasilkan keuntungan

meningkat. Namun ROE ditahun 2012 mengalami penurunan, seperti terlihat pada

gambar, bahwa ROE perseroan pada tahun 2012 mengalami penurunan,

dibandingkan pada tahun 2009, 2010, dan 2011. Hal ini terjadi karena perseroan

mengalami peningkatan laba bersih yang lebih kecil dibandingkan peningkatan

laba bersih pada kuartal yang sama ditahun sebelumnya. Artinya pada tahun ini

kinerja perseroan dalam menghasilkan keuntungan terhadap penggunaan modal

sendiri (ekuitas perusahaan) tidak terlalu baik.Secara keseluruhan ROE perseroan

masih menunjukan tren yang meningkat.

d. Eearning per Share (EPS)

Berikut adalah data EPS PT Charoend Phokpand Indonesia Tbk pada tahun

2008 sampai 2012 berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada laporan annual

perusahaan.

Tabel 13 EPS PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Kuartal EPS (rupiah per lembar saham)

2008 2009 2010 2011 2012

I 22 44 136 40 48

II 64 192 287 77 103

III 122 333 499 118 150

IV 77 491 135 144 164

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 (diolah)

0

10

20

30

40

50

2008 2009 2010 2011 2012

Per

senta

se (

%)

Tahun

Page 50: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

37

Earning Per Share (EPS) merupakan metode pengukur tingkat keuntungan

yang dapat dihasilkan perusahaan bagi pemegang sahamnya. EPS didapat dari

perbandingan antara laba bersih perusahaan terhadap jumlah saham. Kondisi ini

menggambarkan keuntungan per lembar saham yang dimiliki pemegang saham.

Semakin tinggi rasio ini, maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin

baik karena dapat menciptakan laba per lembar saham bagi investor yang tinggi.

Berdasarkan data diatas maka dapat dilihat pada tahun 2008 perusahaan mampu

memberikan keuntungan per lembar saham yang terus meningkat sampai pada

kuartal satu sampai tiga, namun kemampuan perusahaan memberikan keuntungan

pada lembar saham turun saat kuartal ke empat yaitu dari Rp 122 per lembar

sahamnya menjadi Rp77 per lembar saham. Tahun 2009 kecenderungan

keuntungan perusahaan perlembar sahamnya meningkat yaitu dari Rp44 per

lembar saham, Rp192 per lembar saham. Rp333 per lembar saham, sampai Rp491

per lembar saham.

Lain halnya pada tahun 2009 EPS yang dihasilkan oleh perseroan terus

mengalami peningkatan dari Rp44 per lembar saham menjadi Rp.491 per lembar

saham. Hal ini berarti karena laba bersih yang dicapai perusahaan tinggi, sehingga

akan menghasilkan laba yang besar pula bagi investornya, hal ini manggambarkan

kinerja perusahaan yang baik, sehingga mampu menciptakan laba yang besar bagi

investornya. Nilai tertinggi EPS dicapai saat kuartal II tahun 2010 yaitu mencapai

Rp499 per lembar saham, hal ini terjadi karena perseroan melakukan pemecahan

saham setelah periode 2010, pada periode sebelum tahun 2010 jumlah saham

perseroan yang beredar adalah sebanyak 3 284 561 408 lembar. Kebijakan

stocksplit, yaitu suatu aktivitas yang perusahaan go public untuk menaikkan

jumlah saham yang beredar. Kebijakan ini dilakukan apabila dirasa harga saham

perusahaan sudah tinggi, pada periode tersebut harga saham adalah seharga Rp2

050 per lembar saham, sudah sangat tinggi dibandingkan kuartal yang sebelumnya

yaitu hanya Rp555 per lembar, Rp727 per lembar dan Rp1 740 per lembar.

Langkah ini dilakukan perseroan dengan motivasi antara lain untuk meningkatkan

likuiditas perdagangan saham di bursa efek. Melalui pemecahan saham (stock

split) maka harga saham akan lebih terjangkau oleh investor sehingga diharapkan

transaksi jual beli di pasar saham lebih banyak terjadi atau perdagangan lebih

likuid, akibatnya permintaan (demand) saham cenderung naik, saham lebih aktif

diperdagangkan di bursa dan harganya pun bisa jadi naik lebih tinggi setelah

aktivitas pemecahan saham (stock split) itu sendiri.

Pasca dilakukannya pemecahan nominal saham dari Rp50 menjadi 10, maka

akan berdampak pada jumlah saham yang beredar, pasca kebijakan di tahun 2010

ini jumlah saham CPIN beredar adalah sebanyak 16 422 807 040 lembar, hal ini

tentu saja berpengaruh terhadap besaran laba per saham yang dapat

didistribusikan oleh perusahaan, pasalnya EPS diperoleh dari perbadingan laba

bersih perseroan dibandingkan jumlah saham yang beredar. Tidak heran apabila

periode setelah tahun 2010 yaitu 2011 dan 2012 nilai EPS perseroan mengalami

penurunan nominal EPS dibandingkan besaran Rp499 per lembar saham pada

kuartal III tahun 2010. Nilai EPS yang terbesar hanya mencapai Rp164 per lembar

diakhir periode 2012

Meskipun laba bersih perseroan mengalami peningkatan. Namun, hal ini

tidak dapat dijadikan acuan bahwa keuntungan akumulasi yang diperoleh dari

investor menurun, karena jumlah saham yang dipegang investor juga akan

Page 51: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

38

mengalami kenaikan sesuai dengan penyesuaian yang dilakukan oleh pihak

manajemen. Sedangkan nilai EPS perusahaan terendah terjadi di tahun 2008

kuartal pertama yaitu Rp22/lembar saham, hal ini terjadi karena memang besaran

laba bersih perseroan pada tahun tersebut kecil dibandingkan tahun lainnya, bukan

karena adanya kebijakan saham atau kebijakan manajemen perseroan yang lain.

Secara keseluruhan tren EPS perseroan adalah stagnan.

Gambar 8 EPS PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

e. Rasio Hutang (Debt to Total Asset Ratio)

Rasio ini menunjukkan proporsi antara total kewajiban perusahaan dengan

total kekayaan perseroan yang dimiliki. Semakin tinggi nilai persentase rasio

hutang maka semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung perseroan. Dalam

penelitian ini rasio hutang didapatkan dari pembagian antara total hutang dengan

total aktiva atau aset perseroan. Total hutang perseroan meliputi hutang jangka

pendek maupun hutang jangka panjang perseroan. Rasio ini digunakan untuk

menunjukan banyaknya jumlah aktiva yang dibiayai dengan menggunakan

pinjaman. Selama periode lima tahun 2008 sampai 2012, nilai rata-rata rasio ini

sebesar 45.93 persen (Tabel 15) yang berarti bahwa jumlah aktiva yang dibiayai

oleh pinjaman sebesar 45.93 persen, dan sisanya sebesar 54.07 persen dibiayai

dari modal sendiri. Kondisi ini menunjukkan risiko yang ditanggung perusahaan

tidak terlalu besar karena kepemilikan aktiva yang dibiayai dari pinjaman relatif

lebih kecil karena masih dibawah 50 persen.

Tabel 14 DAR PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Kuartal DAR (%)

2008 2009 2010 2011 2012

I 76.67 72.26 35.03 27.46 27.30

II 7564 64.81 42.03 34.50 31.59

III 73.45 54.13 30.64 26.80 32.23

IV 74.23 44.82 31.24 30.05 33.79

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 (diolah)

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

2008 2009 2010 2011 2012

Rupia

h/l

embar

sah

am

Tahun

Page 52: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

39

Rasio hutang perseroan dalam penelitian masih dianggap normal karena

operasional atau aktivitas perseroan masih diatas 50 persen yang didanai oleh

modal sendiri perseroan (Gambar 9). Berdasarkan penelitian sendiri rasio hutang

terhadap seluruh aktiva perseroan mengalami penurunan, diawal tahun penelitian

hutang perusahaan mencapai 76 persen, dan diakhir masa penelitian besaran

hutang perseroan adalah 34 persen, artinya risiko hutang perseroan mengalami

penurunan.

Gambar 9 Proporsi hutang PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

f. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menggambarkan seberapa besar besar modal sendiri dapat

menjamin hutang perusahaan dapat ditunjukkan dengan menggunakan rasio

hutang terhadap ekuitas. Rata-rata rasio hutang perseroan dalam 5 tahun terakhir

adalah 106.84 persen atau dapat dikatakan 1.06 artinya perusahaan belum mampu

menjamin semua kewajibannya dengan modal sendiri, angka ini dianggap kurang

baik menurut standar karena perusahaan hanya mampu menjamin hutang Rp 106,

dengan modal Rp100. Rasio hutang perusahaan terhadap modal sendiri

mengalami penurunan ditahun 2010, 2011, dan 2012 dibandingkan tahun 2008

dan 2009, penurunan rasio ini terjadi karena perseroan menurunkan pinjaman

jangka pendek maupun jangka panjangnya. Penurunan nilai rasio DER yang

cenderung menurun (Tabel 16) mengindikasikan meningkatnya kemampuan

solvabilitas perusahaan dalam menjamin semua hutangnya dengan modal sendiri.

Tabel 15 DER PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Kuartal DER (%)

2008 2009 2010 2011 2012

I 33.20 263.40 54.18 37.85 37.54

II 313.91 185.48 72.91 52.67 46.17

III 279.58 118.84 44.40 36.61 47.55

IV 291.16 81.75 45.67 42.96 51.03

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 (diolah)

Total Hutang

45.93 Modal sendiri

54.07

Page 53: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

40

g. Asset Utilization Ratio (AUR)

Salah satu rasio keuangan yang penting untuk dianalisis adalah rasio

efisiensi usaha, rasio ini mengambarkan seberapa efisien sebuah perseroan

menjalankan kegiatan usaha yang dimiliki, salah satu rasio efisiensi usaha yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Asset Utilization Ratio (AUR). AUR adalah

rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam pengelolaan seluruh aktiva

yang dimiliki dalam proses penciptaan pendapatan operasi maupun pendapatan

non operasi. Dalam perseroan yang diteliti yang dimaksud pendapatan operasi

adalah keseluruhan pendapatan yang diperoleh perseroan memalui kegiatan

operasional perusahaan yang meliputi kegiatan utama maupun kegiatan

pendukung perseroan. Sedangkan pendapatan non operasi adalah pendapatan yang

diperoleh bukan dari kegiatan operasi perseroan diantaranya adalah pendapatan

bunga, pendapatan selisih kurs, ataupun pendapatan keuangan lainnya. Berikut

adalah hasil perhitungan AUR pada perseroan:

Tabel 16 AUR PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Kuartal AUR (%)

2008 2009 2010 2011 2012

I 59.19 59.07 66.73 62.48 51.26

II 116.41 123.51 124.87 114.24 98.03

III 179.07 206.99 192.27 172.51 136.70

IV 256.48 278.25 233.04 203.80 173.65

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 (diolah)

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa nilai AUR perseroan dimasing-

masing tahun mengalami peningkatan disetiap kuartalnya, semakin tinggi nilai

AUR perseroan maka dapat dikatakan bahwa perseroan makin efisien, pasalnya

setiap satu rupiah total aktiva yang dimanfaatkan oleh perseroan maka akan

menghasilkan sekian rupiah dikalikan persentase nilai AUR perseroan. Tren

meningkat diseluruh nilai AUR perseroan mengindikasikan bahwa perseroan

semakin efiesien disetiap kuartalnya. Namun perseroan didapati mengalami

penurunan nilai AUR perseroan. Rata-rata pengingkatan AUR perseroan ditahun

2008 adalah sebesar 93 persen, jauh lebih tinggi dari pada ditahun 2009 yaitu 51

persen, artinya perseroan mengalami penurunan rata-rata peningkatan nilai AUR.

Nilai AUR kembali meningkat ditahun 2010 yaitu sebesar 54 persen, peningkatan

ini tidak begitu besar, kemudian ditahun 2011 perseroan semakin efisien dengan

pencapaian nilai AUR sebesar 70 persen. Nilai AUR kembali turun di 2012

menjadi 65 persen artinya perseroan mengalami penurunan nilai AUR sebesar 5

persen dibandingkan nilai AUR perseroan ditahun sebelumnya. Penurunan ini

menunjukan semakin menurunnya kemampuan aset atau aktiva yang dimiliki

perseroan dalam menghasilkan pendapatan operasional maupun pendapatan non

operasional.

Economic Value Added (EVA)

Munculnya istilah EVA (Economic Value Added) dipopulerkan oleh Stern

Stewart Management Service, sebuah perusahaan konsultan dari Amerika Serikat.

Penghitungan EVA telah banyak digunakan di berbagai perusahaan besar di

Amerika Serikat. Perhitungan EVA merupakan suatu sistem keuangan untuk

Page 54: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

41

mengukur laba ekonomis suatu perusahaan, dengan mengetahui nilai EVA perusahaan

maka dapat diketahui peningkatan maupun penurunan nilai ekonomis pada suatu

periode tertentu. Gagasan munculya EVA cukup sederhana, perusahaan benar-benar

menguntungkan dan menciptakan nilai jika dan hanya jika labanya melebihi biaya

semua modal yang digunakan untuk membiayai yang digunakan untuk membiayai

operasi. Biaya modal perusahaan sendiri dipengaruhi oleh kebijakan pembiayaan dan

investasi. Jika biaya modal ditentukan sebagian oleh jenis modal yang digunakan

perusahaan, oleh kebijakan dividen dan oleh jenis proyek invetasi yang dilakukan.

Dalam penelitian terhadap nilai EVA PT Charoen Phokpand Indonesia

digunakan metode CAPM (Capital Asset Pricing Model) dalam menaksir biaya modal

dalam perusahaan. Berikut adalah hasil perhitungan EVA PT Charoen Phokpand:

Tabel 17 EVA PT Charoen phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Kuartal EVA (Juta rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012

I -1494195 -210227 -230438 317876 444649

II -222461 308639 226665 888654 1357307

III -4013 835960 932977 1575990 2120093

IV -36324 1394884 1398219 1985151 2329070

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 (diolah)

Pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 18 bahwa seluruh nilai EVA

perseroan disetiap kuartal adalah negatif artinya nilai EVA lebih kecil dari nol,

perseroan diindikasikan pada periode tersebut adanya penurunan kekayaan perseroan

akibat laba yng dihasilkan tidak mampu memberikan kompensasi yang setimpal

dengan investasi yang ditanam. Secara lebih sederhana, pada periode tersebut

perseroan belum mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham.

Pada periode tersebut seluruh biaya modal perseroan (COC) lebih besar dibandingkan

laba operasi setelah pajak (NOPAT). Berdasarkan pandangan dari pihak manajemen

besarnya biaya modal diperngaruhi oleh krisis global yang dihadapi banyak negara di

dunia. Sebagian bahan baku perseroan seperi jagung dan bungkil kedelai, masih

menjadi bahan baku yang diimpor dari negara Amerika, Cina maupun India. Nilai

EVA negatif ditahun 2008 disebabkan kecilnya laba bersih yang diperoleh perusahaan

dibanding tahun berikutnya(Tabel 18).

Tahun berikutnya, setelah periode krisis global ditahun 2008, Secara rata-rata

nilai EVA perseroan mengalami peningkatan disebabkan karena nilai NOPAT atau

laba bersih setelah pajak yang meningkat. Pada tahun 2008 perusahaan memiliki nilai

NOPAT sebesar Rp392 626 500 000 sedangkan tahun 2009 nilai NOPAT

perseroan senilai Rp1 023 623 250 000 berari nilai NOPAT perseroan meningkat

sebesar 161 persen. NOPAT perseroan ditahun berikutnya adalah Rp1 346 642

000 000, sedangkan periode 2011 dan 2012 adalah Rp1 582 485 250 000 dan Rp1

983 226 500 000. Secara periodik artinya terjadi peningkatan NOPAT perseroan

sebesar 31.56 persen, 175 persen dan 253 persen. Kenaikan NOPAT ini didukung

dengan peningkatan laba bersih dan biaya bunga.

COC perseroan sendiri secara keseluruhan dari tahun 2008 ke 2012

mengalami penurunan sebesar 4 persen, artinya biaya modal yang digunakan oleh

perseroan untuk kegiatan investasi maupun operasional mengalami penurunan,

melihat laba bersih perusahaan meningkat artinya perusahaan melakukan efisiensi

Page 55: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

42

sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomis. COC pada tahun 2008

terbesar yaitu Rp831 875 000 000 sedangkan ditahun 2009 biaya modal

perusahaan mengalami penurunan yaitu 47 persen, menjadi Rp441 309 000 000.

Tahun 2010 COC perseroan kembai meningkat sebesar 73 persen menjadi Rp64

786 000 000 hal ini dipicu oleh peningkatan persentasi WACC atau biaya modal

rata-rata tertimbang, yaitu 53.99 persen, paling tinggi diantara tahun yang lain

dalam periode yang diteliti, nilai ini besar karena besaran Ke mencapai 50.91

persen atau biaya yang timbul karena investor menyerahkan dananya dalam

bentuk ekuitas kepada perseroan, pada tahun ini perusahaan menahan dividen, dan

uang investor atau pemegang saham banyak diinvestasikan kembali kepada

perseroan.

Nilai EVA perseroan bernilai negatif hanya pada periode 2008, hal ini

dikonfirmasi pihak perusahaan karena terkena dampak dari krisis global.

Perseroan sendiri masih banyak mengimpor bahan baku utama pembuatan pakan

ternak dari Amerika Serikat yaitu jagung dan bungkil kedelai. Krisis global

menyebabkan tingginya harga bahan baku, dan berdampak pada komponen biaya

perseroan. Dalam perhitungan EVA menyebabkan COC meningkat, sedangkan

untuk tahun berikutnya dalam periode yang diteliti terus mengalami peningkatan,

hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai NOPAT secara rata-rata yang dipicu oleh

peningkatan laba bersih dan biaya bunga perusahaan, sedangkan nilai COC atau

biaya modal perusahaan menggalami penurunan secara rata rata sebesar 4 persen.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa semakin tahun PT Charoen Phokpand

mampu memberikan nilai tambah ekonomis kepada pemegang saham.

Gambar 10 EVA PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Market Value Added (MVA)

Nilai pasar adalah nilai aset yang berlaku di pasar modal. Nilai ini

ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di bursa. Jadi, nilai pasar

dapat ditentukan berdasarkan harga saham suatu perseroan. Proses peningkatan

maupun penurunan yang dilakukan perusahaan akan terlihat dari pergerakan nilai

MVA dari tahun ke tahun sehingga investor dapat menjadikan nilai MVA sebagai

indikator untuk menilai kinerja perseroan tersebut. Nilai MVA atau nilai tambah

pasar dalam penelitian ini diperoleh dari hasil selisih antara nilai pasar aset

-2000000

-1500000

-1000000

-500000

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2008 2009 2010 2011 2012

juta

rupia

h

Tahun

Page 56: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

43

dengan nilai buku. Jumlah saham yang beredar didapat dari data saham perseroan,

sedangkan harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan pada

akhir periode kuartal. Sedangkan nilai buku adalah total ekuitas perseroan.

Jumlah saham yang beredar secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu 3

284 561 408 lembar saham dan 16 398 000 000 lembar. Perubahan ini terjadi di

tahun 2010. Perseroan melakukan kebijkan stock split, pemecahan nominal Rp50

menjadi Rp10, sehingga jumlah saham perseroan yang beredar yaitu dari 3 284

561 408 menjadi 16 398 000 000 lembar. Upaya ini dilakukan oleh perseroan

karena harga saham sudah mulai meninggi menyentuh angka Rp2 010, agar

menjaga likuiditas bursa dan lebih menghidupkan penawaran dan permintaan

maka ditingkatkan jumlah saham yang beredar dan juga menurunkan harga

saham. Upaya tersebut memiliki motivasi jangka panjang, yaitu meningkatnya

harga saham perseroan dan juga jumlah saham yang beredar.

Keberhasilan kebijakan dapat dilihat berdasarkan tahun periode setelahnya.

Harga saham perseroan mengalami peningkatan dan mencapai angka Rp3 650 per

lembarnya, jauh lebih tinggi Rp1 640 dibandingkan pada periode sebelumnya.

Tentunya hal tersebut meningkatkan nilai MVA. Dengan kata lain, tujuan

perseroan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat dikatakan

berhasil atau tercapai pada periode yang diteliti (Tabel 21).

Tabel 19 Nilai MVA PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Kuartal MVA (Jutaan rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012

I 1884734 178195 5638192 28068074 38118640

II 2008619 183215 8214777 27548532 48976107

III 181115 2086160 24605638 33590256 41671894

IV 108476 4457245 23983850 29066230 51676236

Sumber : Laporan keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012 (diolah)

Nilai MVA PT Charoen Phokpand Indonesia diseluruh kuartal pada tahun

2008 sampai dengan 2012 bernilai positif (Tabel 21). Secara umum rata-rata nilai

MVA perseroan mengalami peningkatan disetiap tahunnya, namun besaran

peningkatan terjadi saat tahun 2009 ke tahun 2010, peningkatan nilai MVA

perseroan mencapai 688 persen, hal itu terjadi karena adanya peningkatan lembar

saham yang diedarkan oleh perseroan dari 3 284 561 408 lembar menjadi 16 398

000 000 lembar. Pada tahun ini perusahaan mampu memberikan nilai tambah

pasar sebesar Rp16 586 295 juta dibandingkan tahun sebelumnya hanya 2009

yaitu Rp2 103 928 juta. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan sudah dapat

menghasilkan nilai tambah pasar bagi para investor atau pemegang saham. Harga

saham perseroan di lantai bursa berdasarkan permintaan maupun penawaran

pialang maupun pasar, nilai saham terendah perseroan ketika tahun 2008 kuartal

ke IV, harga saham perlembar perseroan dengan kode transaksi CPIN hanya

Rp840, dan harga saham tertinggi di periode yang diteliti adalah pada tahun 2012

penutupan akhir tahun, harga saham perusahaan sudah mencapau Rp3 650 per

lembar, artinya daya jual saham perusahaan di bursa terus meningkat. Peningkatan

harga ini menyebabkan nilai MVA perseroan terus mengalami peningkatan yang

signifikan yaitu sebesar 211 persen rata-rata selama lima tahun terakhir. Namun

peningkatan nilai MVA pada 2 tahun terakhir hanya sebesar 35 persen hal ini

Page 57: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

44

dikarenakan nilai buku saham yang meningkat sebesar 37 persen, dari Rp5 543

945 juta menjadi Rp7 567 856 juta.

Hubungan rasio-rasio keuangan terhadap EVA

Rasio keuangan diduga sebagai penggerak utama EVA perseroan Dalam

penelitian ini dilihat bagaimana hubungan antar rasio-rasio keuangan terhadap

penciptaan nilai tambah ekonomis atau EVA perseroan. Hubungan antara rasio-

rasio keuangan dengan nilai tambah ekonomi sendiri belum memilki patokan

standar yang baku, mana saja rasio keuangan perseroan yang berpengaruh

terhadap EVA. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis

regresi berganda dengan 7 variable independen yaitu rasio-rasio keuangan yang

meliputi Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity

(ROE), Eearning per Share (EPS), Rasio Hutang (Debt to Total Asset Ratio),

Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) dan Asset Utilization Ratio

(AUR) dan 1 variabel dependen yaitu EVA.

Hipotesis awal dalam penelitian ini rasio-rasio keuangan berpengaruh

positif terhadap EVA. Model yang digunakan dalam analisis pengaruh rasio

keuangan terhadap EVA adalah sebagai berikut :

EVA = a + b1 NPM + b2 ROA+ b3 ROE

+ b4 EPS + b5 DAR + b6 DER + b7AUR

Keterangan :

EVA = nilai EVA (juta rupiah)

NPM = nilai NPM (%)

ROA = nilai ROA (%)

EPS = nilai EPS (Rupiah/lembar saham)

ROE = nilai ROE (%)

DAR = nilai DAR (%)

DER = nilai DER (%)

AUR = nilai AUR (%)

a = konstanta

b1, b2, b3, b4, b5,b6, b7 dan b8 = koefisien parameter regresi

Tahapan selanjutnya dilakukan pengujian apakah model tersebut adalah

model yang signifikan untuk menggambarkan hubungan antara rasio-rasio

keuangan yang terdiri dari NPM, ROA, ROE, EPS, DAR, DER, dan AUR

terhadap EVA. Pengujian dilakukan dengan metode backward elimination yaitu

sebuah metode yang mengeliminasi variabel-variabel yang dianggap tidak

signifikan dalam analisis uji berganda, ternyata model terbaik yang didapatkan

adalah :

Tabel 20 Hasil persamaan regresi pengaruh rasio keuangan terhadap EVA

Variabel Koefisien VIF Nilai Tollerance

Konstanta (EVA) 755940.4

ROE 547504 2.5 0.397

EPS -2723.3 2.3 0.431

DAR -2445217 1.1 0.877

R2

(%) 74

Sumber : output regresi (diolah)

Page 58: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

45

Hal ini dilakukan karena, belum terpenuhinya asumsi kelayakan regresi linear

berganda apabila seluruh variabel independen dimasukan. Model yang didapatkan

dari metode backward elimination ini menunjukan bahwa hanya ROE, EPS, dan

DAR sebagai variabel independen dan EVA sebagai variabel dependen yang ada

dalam persamaan baru. Berikut adalah hasil asumsi kelayakan model :

1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah galat sebaran data yang ada

dalam sebuah model terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian ini

menggunakan uji melalui Uji Jarque Bera. Dengan Hipotesis :

H0 : Nilai prob > α (Galat menyebar normal)

H1 : Nilai prob < α (Galat tidak menyebar normal)

Hasil uji Jarquera Bera dalam model ini memberikan kesimpulan bahwa

probability dari data yang diperoleh dari output uji, lebih besar dari α yaitu

sebesar 0.58 artinya data tersebut terdistribusi secara normal, artinya terima Ho

namun apabila sebalik nya data tidak terdistribusi secara normal maka p-value

akan lebih kecil dari α.

2. Uji multikollinearitas

Uji multikolinearitas sangat penting dilakukan dalam analaisis regresi

dengan variabel lebih dari satu, uji ini bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji ini

dilakukan dengan mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang tidak

lebih dari 10 atau nilai Tolerance yang tidak kurang dari 0.1, maka model

tersebut dapat dikatakan bebas dari multikolinearitas. Nilai VIF dan nilai

Tolerance pada Tabel 22 menunjukan dalam model regresi hubungan rasio

keuangan terhadap EVA bebas mulikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varians

yang sama untuk semua observasi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan uji Gletzer, diketahui bahwa nilai probnya lebih

besar dibandingkan α yaitu 0.2053 maka persamaan bersifat homogen atau tidak

terjadi heterokedasitas.

4. Autokorelasi

Autokorelasi yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada periode tertentu dengan

variabel pengganggu pada periode sebelumnya (et-1). Sebagaimana diketahui

bahwa otokorelasi menggambarkan adanya korelasi yang terjadi antar observasi

dalam satu variabel. Terlebih data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data time series perseroan, yang memiliki konseptual data suatu perseroan dalam

rentangan waktu teretentu. Cara untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan

dengan melakukan uji Durbin-Watson. Jika nilai tersebut berada di sekitar angka

2 maka model tersebut bebas asumsi klasik. Tidak terjadi otokorelasi. Pada model

regresi penelitian ini karena besaran angka Durbin Watson pada model adalah

0.845 artinya besaran angka Durbin-watson sangat kecil, hal ini mengindikasikan

didalam model terdapat otokorelasi atau hubungan antar waktu, hal ini biasa

terjadi pada data time series, terjadinya otokorelasi menurut Gujarati (2003)

Page 59: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

46

disebabkan oleh bebearapa hal diantaranya umumya juga disebabkan karena data

tidak stasioner.

5. Uji stasioneritas

Variabel yang digunakan adalah variabel yang terdiri dari data time series,

sehingga memungkinkan adanya hubungan antar waktu yang dapat menyebabkan

terjadinya otokorelasi. Berdasarkan hasil uji Durbin Watson terjadi otokorelasi

dalam model, dan salah satu penyebabnya adalah data yang tidak stasioner, dalam

model ini ternyata benar memang galat tidak stasioner, hal ini ditujukan oleh

hasil uji Augmented Dickey-Fuller dengan nilai prob (0.4542) lebih besar dari

0.05. Model yang didapatkan dari metode backward elimination masih melanggar

asumsi autokorelasi.

Permasahan otokorelasi biasa ditemukan dalam data time series. Karena

data time series secara konseptual adalah sata yang diambil berdasarkan satu

sumber informasi dalam rentang waktu tertentu. Terdapat salah satu cara untuk

menyelesaikan permasalahan auto korelasi ini dengan cara pembedaan,

pembedaan ini seseungguhnya merupakan salah satu bentuk transformasi untuk

mengatasi autokorelasi, secara lebih sederhana adalah dengan melakukan

diferensial pada fungsi.

Setelah dilakukan diferensial didapatkan hasil regresi sebagai berikut :

Tabel 21Hasil regresi first differencing rasio keuangan terhadap EVA

Variabel Koefisien VIF P-value

Konstanta (EVA) 755940.4 0.08

d (ROE)*

5497504 2.5 0.00

d (EPS) -2723.3 2.3 0.83

d (DAR) -2445217 1.1 0.71

R2

(%) 84.67*

Sumber : Output OLS

*Variabel independen yang signifikan berpengaruh terhadap EVA

Dari hasil regresi berganda dapat dilihat bahwa R2nya sebesar

84.67((Tabel 23) persen ini mengindikasikan EVA yang dihasilkan perseroan

dipengaruhi oleh ROE, EPS dn DAR. Sisanya sebanyak 25.33 persern

dipengaruhi variabel lain diluar model. Model persamaan diatas signifikan pada

taraf nyata 5 persen karena p-value dari uji kecocokan model melalui UJI F

sebesar 0.00, sehingga model regresi yang diatas dapat digunakan untuk

menentukan pengaruh variabel independen terhadap EVA. Beberapa uji

dilakukan untuk mendeteksi masih adakah pelanggaran asumsi linear berganda,

ternyata tidak ditemukan. Hal tersebut dapat dilihat dari uji kenormalan melalui

uji Jarque-Bera yang mendapati nilai probabiliti lebih besar dari pada signifikansi

5 persen yaitu 0.637 artinya data terdistribusi secara normal. Dalam model ini

juga menunjukan bahwa model homogen melalui uji gletzer yang mendapati

0.761 sebagai indikator bahwa galat homogen pada taraf nyata 5 persen. Tidak

terjadi otokorelasi dalam model karena besaran angka Durbin Watson yaitu 2.4

artinya didalam model tidak terjadi hubungan antar waktu hal itu juga tercermin

dari uji stasioneritas yang mendapati galat stasioner, yaitu 0.001 lebih kecil dari

pada signifikan 5 persen.

Page 60: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

47

Uji regresi berganda harus memenuhi asumsi bahwa tidak terjadi

hubungan antara variabel bebas, hal tersebut dapat diuji melalui uji

multikolinearitas yan mendapati nilai VIF dari ROE, EPS dan DAR masing-

masing sebesar 2.5, 2.3, dan 1.1 artinya tidak terjadi hubungan antar variabel

bebas dalam model. Walaupun model persamaan regresi diatas signifikan pada

taraf nyata 5 persenakan tetap pengaruh dari masing-masing variabel independen

terhadap EVA ada yang tidak signifikan pada taraf nyata 5 persen. Hal ini dapat

dikeahui dari hasil uji t-parsial masing-masing variabel independen. Hanya ada

satu variabel yang signifikan berpengaruh terhadap EVA yaitu ROE dengan p-

value sebesar 0.00, sedangkan EPS dan DAR tidak berpengaruh siginifikan

terhadap EVA pada taraf nyata 5 persen dengan p-value sebesar 0.83 dan 0.71.

Dari hasil uji tersebut maka didapati bahwa ROE berhubungan positif terhadap

EVA, artinya apabila terjadi kenaikan ROE perseroan sebesar 1 persen maka EVA

perseroan akan meningkat sebanyakRp5 497 504 juta, artinya hipotesis awal yang

menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap EVA dapat diterima.

Artinya secara siginifikan kenaikan ROE akan meningkatkan EVA perseroan.

ROE sendiri adalah rasio yang mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat

dihasilkan perusahaan atas modal sendiri (ekuitas) yang ditananamkan untuk

membiayai usaha. Return On Equity (ROE) merupakan salah satu pengukuran

rasio keuangan yang berbasiskan laba. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin

baik pula kinerja perusahaan dalam menciptakan keuntungan atas modal yang

diserahkan investor. Dalam melihat hubungan ini maka dapa dilihat bahwa ROE

menggambrkan pencipataan keuntungan atas modal yang diserahkan sejalan

dengan EVA yang menla keuntungan berupa nilai tambah ekonomi yang daat

diciptakan perusahaan untuk pemegang saham. Pos keuangan yang membentuk

ROE sendiri adalah laba bersih dan ekuitas, maka salah satu upaya yang dapat

dilakukan perseroan agar nilai ROE meningkat adalah meningkatkan laba bersih

perseroan, karena hal tersebut kan berpengaruh positif terhadap EVA perseroan.

Hubungan antara EVA dengan MVA

Majalah Fortune dalam Brigham dan Houston (2001) menyebutkan bahwa

EVA adalah cara untuk mengukur profitabilitas operasi internal perusahaan yang

sesungguhnya. EVA dianggap mempengaruhi MVA perseroan karena, apabila

manajerial suatu perusahaan yang diukur melalui EVA efektif, maka secara tidak

langsung ada hubungan yang positif terhadap nilai pasar saham perusahaan yang

merupakan pembentuk MVA. EVA dianggap mewakili fundamental perusahaan

yang dipertimbangan investor untuk menginvestasikan. Hal tersebut menjadi

hipotesis awal dalam model regresi ini. Bahwa ada hubungan yang signifikan

antara EVA terhadap MVA. Pengujian dilakukan melalui uji linear sederhana.

Model regresi linear hubungan antara EVA dan MVA sebagai berikut:

MVA= 9912918 +15.06468EVA

Model awal ini ternyata melanggar beberapa asumsi dasar dari regresi

linear. Diantaranya, terjadi otokorelasi yang dilihat dari besaran angka Durbin-

Watson yang kecil hanya 0.83 sera hasil uji stasioneritas yang menyatakan bahwa

galat tidak stasioner. Hal ini menunjukan di dalam model masih terdapat

pengaruh waktu. Permasalahan otokorelasi ini biasa terjadi pada data time series.

Page 61: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

48

Solusi untuk menghadapi permasalahan tersebut diantaranya dicoba dilakukan

diferencing model satu kali sebagai berikut:

d(MVA) = 2230214 + 1.708124 d(EVA)

Ternyata model ini bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen. Hal ini karena hasil Uji F l uji sebesar 0.286 jauh

lebih besar dari angka signifikan 5 persen. Berarti dapat disimpulkan, dalam

penelitian ini EVA tidak siginifikan berpengaruh terhadap MVA.

Banyak teori mengatakan EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang

apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh

karena itu, EVA dianggap memiliki pengaruh positif terhadap MVA.Tetapi dalam

kasus hubungan EVA terhadap MVA di PT Charoen Phokpand tidak ditemukan

adanya hubungan yang signifikan antara EVA dengan MVA. Hal itu bisa saja

terjadi karena pada dasarnya EVA dan MVA memiliki hubungan. Tetapi

hubungan antara EVA dan MVA merupakan hubungan yang tidak langsung.

Jika sebuah perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA yang negatif maka

nilai MVA-nya kemungkinan juga akan negatif dan begitupula sebaliknya jika

terdapat sejarah akan nilai-nilai EVA yang positif. Terlebih harga saham yang

merupakan unsur utama dari perhitungan MVA lebih bergantung pada ekspektasi

kinerja di masa mendatang. Oleh sebab itu, sebuah perusahaan dengan sejarah

nilai EVA yang negatif dapat saja memiliki nilai MVA yang positif asalkan para

investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan di masa mendatang. EVA

menunjukkan nilai tambah yang terjadi selama satu periode tertentu, sedangkan

MVA mencerminkan kinerja perusahaan sejak perusahaan berdiri sampai

sekarang. Maka dengan pernyataan tersebut tidak ada ketentuan EVA harus

berkorelasi dengan MVA.

Secara teori EVA mengukur nilai tambah ekonomi atau keefektifan dari

perseroan, hal tersebut diasumsikan dapat mempengaruhi nilai penciptaan

kekayaan pemegang saham yang digambarkan oleh besaran MVA. Namun dalam

praktek industri, penciptaan nilai MVA salah satu komponennya paling penting

adalah harga saham, perubahan harga saham tersebut dipengaruhi oleh berbagai

hal eksternal di luar kontrol perseroan. EVA sendiri hanya mengukur keadaan

intrinsik dari dalam perusahan, meskipun EVA memiliki hubungan keeratan

terhadap harga saham namun umumnya dalam hubungannya tersebut terdapat

ekspektasi tingkat pengembalian yang sifatnya subjektif pada masing-masing

pemegang saham.

EVA juga menjadi penting ketika dijadikan salah satu alat analisis

fundamental perseroan, kenyaatanya tidak semua pemegang saham memahami

dan menganggap penting hal tersebut. Pergerakan bursa sendiri berada diluar

kendali internal perseroan. Hal ini dapat dilihat pada nilai EVA perseroan ditahun

2008, seluruh kuartal pada tahun ini nilai EVA peseroan adalah negatif yang

disebabkan oleh peningkatan biaya modal artinya pada tahun tersebut terindikasi

perseroan gagal menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pemegang saham. Hal

tersebut ternyata tidak mempengaruhi penciptaan kekayaan perseroan melalui

nilai MVA yang positif, harga saham perseroan walaupun sempat mengalami

penurunan tetapi ditahun berikutnya mengalami peningkatan kembali.

Page 62: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

49

Peningkatan harga saham juga dipengaruhi justru oleh kebijakan stocksplit

yang dilakukan oleh perseroan, kebijakan tersebut membuat pergerakan saham

didalam bursa jauh lebih likuid, penawaran yang dilakukan perseroan dengan

menurunkaan harga saham dan tersbut, menjadikan permintaan saham meningkat

yang menyebabkan harga saham naik tetapi dengan jumlah saham yang lebih

banyak akibat pemecahan. Menurut Brigham dan Houston (2001) terdapat

beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham perseroan, faktor ini

tidak dapat dikontrol oleh perseroan diantaranya adalah aktivitas ekonomi, hukum

pajak, suku bunga dan kondisi pasar saham.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kinerja keuangan PT Charoen Phokpand Indonesia periode 2008 sampai

2012 adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesehatan rasio-rasio keuangan

perusahaan yang sebagian besar memilki kecenderungan meningkat kinerjanya.

Rasio yang cenderung meningkat adalah NPM, ROE, ROA, DAR, DER dan

AUR. Hanya EPS yang tidak terjadi peningkatan tetapi stagnan. Hal serupa juga

terjadi pada EVA dan MVA yang secara keseluruhan memiliki kecendrungan

meningkat, meskipun nilai EVA sempat negatif ditahun 2008.

Analisis hubungan antara rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROA,

ROE, EPS, DAR, DER, dan AUR terhadap EVA, mendapati bahwa hanya ROE

yang berpengaruh signifikan terhadap EVA, ROE berpengaruh positif, apabila

ROE perseroan naik sebesar 1 persen, maka EVA perseroan naik menjadi Rp5

497 504 juta.

Analisis Hubungan antara EVA dan MVA melalui uji regresi linear

sederhana, menunjukan bahwa tidak terjadi hubungan yang signifikan antara EVA

dengan MVA, dilihat dari hasil uji F yang lebih kecil dari signifikansi 5 persen.

Ini artinya MVA perseroan di tahun 2008 sampai 2012 tidak dipengaruhi oleh

EVA. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan banyak penelitian didapati bahwa

tidak

Saran

Perseroan dapat meningkatkan EVA melalui ROE, dan pos keuangan yang

penting ditingkatkan adalah laba bersih perseroan, melalui penjualan perseroan.

Upaya untuk mencari alternatif sumber bahan baku pakan seperti jagung dan

bungkil kedelai diintensifkan. Hal ini karena ketergantungan bahan baku impor

menyebabkan biaya perseroan meningkat. Investor disarankan untuk

menginvestasikan modal di perseroan, hal ini karena kinerja keuangan perseroan

baik dan menguntungkan dari segi nilai tambah pasar. Penelitian berikutnya,

diharapkan dapat dilihat secara berkelanjutan mengenai kinerja keuangan

perseroan agar dapat dilihat historis perseroan dalam rentang waktu yang berbeda.

Page 63: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

50

DAFTAR PUSTAKA

Astuti S. 2006. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental, EVA, dan MVA

Terhadap Return Saham. [Tesis] Semarang (ID): Magister Manajemen,

Universitas Dipenogoro

Badriah S. 2011. Analisis Hubungan EVA Dengan MVA Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Dan Telekomunikasi Yang Terdaftar

Dalam Lq-45. [Skripsi] Depok (ID): Fakultas Ekonomi Gunadarma.

[BPS] Badan Pusat Statistika. Data konsumsi unggas nasional 2009-2011.

Jakarta(ID): Badan Pusat Statistik

Brigham E dan Houston J. 2001. Manajemen Keuangan. Suharto D, penerjemah.

Sumiharti Y, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Fundamental

of Financial Management. Ed ke-8

Budiharti L. 2006. Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 2004-2005 (Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap

Economic Value Added-EVA dan Pengaruh EVA Terhadap Market Value

Added-MVA). [Skripsi] Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor.

Budiman H. 2006. AnalisisPerkembangan Kinerja Keuangan PT Pupuk Kujang

(PERSERO) Cikampek 2001-2005. [Skripsi] Bogor (ID): Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Christiawan. 2004. Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Agribisnis Unggas di

PT Bursa Efek Jakarta dengan Konsep Economic Value Added (periode

1997-2002). [Skripsi] Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor.

[Ditjenak] Direktorat Jenderal Peternakan. Jumlah perusahaan peternakan

menurut badan hukum/ usaha 2009-2011. Jakarta (ID): Dirjen Peternakan

Febiani. 2002. Analisis Kinerja Keuangan PT Sierrad dengan Konsep Nilai

Tambah Ekonomi. [Skripsi] Bogor (ID): Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor.

Firdaus M. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis.

Bogor (ID): IPB Press.

Galih, I. 2008. Analisis Kinerja Saham Perusahaan Agribisnis Peternakan Di PT

Bursa Efek Indonesia. [Skripsi] Bogor (ID): Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor.

Gujarati D. 2005. Basic Econometrics International Edition. Edisis ke-5. New

York (US): Mc Graw-Hill Higher Education.

Imamah H. 2005. Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 2003-2004

(Hubungan Rasio Keuangan dengan Economic Value Added-EVA).

[Skripsi] Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Page 64: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

51

John J. 2009. Financial Statement Analysis. 10th Edition. New York (US): Mc

Graw Hill

Keown A.J et al. 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Widodo M,

penerjemah. Indriani, editor. Jakarta (ID) : Penerbit Indeks. Terjemahan

dari: Financial Management: Principal and Applications. Ed ke-10

Lesmana dan Surjanto. 2003. Financial Analyzing performances. Jakarta (ID): PT

Gramedia Pustaka.

Marcus et al. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1. Edisi

kelima.Jakarta (ID): Erlangga.

Munawir S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta (ID): Liberty.

Prehatiningsih. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value

Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA). [Skripsi] Bogor (ID):

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Poeradisasta T. (2007). Agar Merk Terus Bertahan. Jakarta (ID): Abadi Jaya

Prihadi T. 2010. Analisis Laporan Keuangan: Teori dan Aplikasi. Cetakan I.

Jakarta (ID) PPM Manajemen.

Raden T. 2007. Analisis Pengaruh EVA dan fundamental Perusahaan Terhadap

Return Saham Perusahaan Manufaktur. [Tesis] Semarang (ID): Master

Manajemen, Universitas Diponegoro.

Sartono A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta (ID):

BPFE.

Sarwono J. 2008. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputansi Statistik

Menggunakan SPSS 16. Jakarta (ID): ANDI.

Sawir A. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka.

Tunggal A. 2001. Pemeriksaan Keuangan. Jakarta (ID): Harvarindo.

Tunggal W. 2008. Memahami Economic Value Added. Jakarta (ID): Harvarindo.

Utama S. 1997. Economic Value Added : Pengukuran Penciptaan Nilai

Perusahaan. Jakarta (ID): Usahawan.

Wibowo. 2007. Analisis Pengaruh Economic Value Added Terhadap Market

Value Added Pada 20 Emiten Teraktif di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-

2005. [Tesis] Jakarta (ID) : Universitas Trisakti.

Widayanti W. 2003. Analisis Kinerja Keuangan PT. Bank Unibank Tbk dengan

Menggunakan Konsep Economic Value Added (EVA) dan Rasio Keuangan.

[Skripsi] Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Winarno W. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statisika dengan EVIEWS. Edisi

kedua.Yogyakarta (ID): STIM YKPN.

Young and O’Byrne. 2001. EVA and Value Based Management : a Practical

Guide to Implementation. New York (USA): McGraw Hill.

Page 65: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

52

Yusnawati. 2004. Analisis MVA (Market Value Added) Tahun 1997-2002

Terhadap Industri Agribisnis Perunggasan. [Skripsi] Bogor (ID): Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Page 66: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

53

LAMPIRAN

Page 67: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

54

Lampiran 1 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2012

POS-POS 2012 (Jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

PENJUALAN BERSIH 4894035 10240366 15911265 21310925

BEBAN POKOK PENJUALAN 3642663 7562498 12057087 16819413

LABA KOTOR 1251372 2677868 3854178 4491512

Beban Penjualan (62662) (139811) (214313) (336259)

Beban umum dan administrasi (158846) (327285) (495101) (754463)

Pendapatan operasi lain 15085 34624 115416 129073

Beban operasi lain (9609) (39249) (47219) (71183)

LABA USAHA 1035340 2206147 3212961 3458680

Pendapatan keuangan 8979 23177 33189 37385

Biaya keuangan (23750) (64802) (99949) (119566)

LABA SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 1020569 2164522 3146201 3376499

Beban Pajak Penghasilan-bersih (234086) (473139) (680100) (695627)

Laba periode berjalan 786483 1691383 2466101 2680872

Pendapatan komprehensif lain

JUMLAH PENDAPATAN

KOMPREHENSIF 786483 1691383 2466101 2680872

Laba periode berjalan/jumlah

pendapatan komprehensif yang dapat

distribusikan kepada pemegang saham 786483 1691383 2466101 2680872

EPS 48 103 150 164

Page 68: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

55

Lampiran 2 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2011

POS-POS 2011 (Jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

PENJUALAN BERSIH 4380215 8781772 13498610 17957972

BEBAN POKOK PENJUALAN 3374005 6868600 10511520 14033726

LABA KOTOR 1006210 1913172 2987090 3924246

Beban Penjualan (54700) (109716) (178358) (267625)

Beban umum dan administrasi (140425) (269787) (412487) (672157)

Pendapatan operasi lain

46177

Beban operasi lain

(21428)

LABA USAHA 811085 1533669 2396245 3009213

Pendapatan keuangan 44975 84660 86764 28376

Biaya keuangan (8858) (17038) (28174) (63009)

LABA SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 847202 1601291 2454835 2974580

Beban Pajak Penghasilan-bersih (191362) (344758) (516843) (612083)

Laba periode berjalan 655840 1256533 1937992 2362497

Pendapatan komprehensif lain

JUMLAH PENDAPATAN

KOMPREHENSIF 655840 1256533 1937992 2362497

Bagian minoritas atas laba bersih 2578 4291 7483 7022

Laba periode berjalan/jumlah

pendapatan

komprehensif yang dapat

distribusikan

kepada pemegang saham

653262 1252242 1930509 2355475

EPS 40 77 118 144

Page 69: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

56

Lampiran 3 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2010

POS-POS 2010 (Jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

PENJUALAN BERSIH 3457787 6954253 10856984 15077822

BEBAN POKOK PENJUALAN 2748875 5436625 8260996 11323708

LABA KOTOR 708912 1517628 2595988 3754114

Beban Penjualan (47338) (96041) (156022) (240682)

Beban umum dan administrasi (114077) (237875) (383130) (752434)

Pendapatan operasi lain

Beban operasi lain

LABA USAHA 547497 1183712 2056836 2760998

Pendapatan keuangan 31384 45720 83674 112237

Biaya keuangan (16145) (31726) (46318) (55008)

LABA SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 562736 1197706 2094192 2818227

Beban Pajak Penghasilan-bersih (114935) (253758) (451017) (598366)

Laba periode berjalan 447801 943948 1643175 2219861

Pendapatan komprehensif lain

JUMLAH PENDAPATAN

KOMPREHENSIF 447801 943948 1643175 2219861

Bagian minoritas atas laba bersih 133 2167 5539 9595

Laba periode berjalan/jumlah pendapatan

komprehensif yang dapat distribusikan

kepada pemegang saham 447668 941781 1637636 2210266

EPS 136 287 499 135

Page 70: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

57

Lampiran 4 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia 2009

POS-POS 2009 (jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

PENJUALAN BERSIH 3118047 6722372 10696578 14559005

BEBAN POKOK PENJUALAN 2581029 5520667 8714136 11689920

LABA KOTOR 537018 1201705 1982442 2869085

Beban Penjualan (43458) (89205) (141789) (199328)

Beban umum dan administrasi (122733) (249985) (383402) (612876)

Pendapatan operasi lain

Beban operasi lain

LABA USAHA 370827 862515 1457251 2056881

Pendapatan keuangan (66179) 176030 271840 325546

Biaya keuangan (82683) (134771) (173700) (222031)

LABA SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 221965 903774 1555391 2160396

Beban Pajak Penghasilan-bersih (75857) (270867) (457120) (540978)

Laba periode berjalan 146108 632907 1098271 1619418

Pendapatan komprehensif lain

JUMLAH PENDAPATAN

KOMPREHENSIF 146108 632907 1098271 1619418

Bagian minoritas atas laba bersih 2331 1466 4891 6708

Laba periode berjalan/jumlah pendapatan

komprehensif yang dapat distribusikan

kepada pemegang saham 143777 631441 1093380 1612710

EPS 44 192 333 491

Page 71: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

58

Lampiran 5 Laporan laba rugi PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008

POS-POS 2008 (jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

PENJUALAN BERSIH 2881709 6104989 9976760 13212988

BEBAN POKOK PENJUALAN 2562133 5323723 8604210 11468613

LABA KOTOR 319576 781266 1372550 1744375

Beban Penjualan (52874) (110908) (168543) (210562)

Beban umum dan administrasi (127901) (278864) (434070) (573927)

Pendapatan operasi lain

Beban operasi lain

LABA USAHA 138801 391494 769937 959886

Pendapatan keuangan 34585 59187 15909 (325015)

Biaya keuangan (63897) (126260) (185363) (259282)

LABA SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 109489 324421 600483 375589

Beban Pajak Penghasilan-bersih (37798) (111824) (194638) (118518)

Laba periode berjalan 71691 212597 405845 257071

Pendapatan komprehensif lain

JUMLAH PENDAPATAN

KOMPREHENSIF 71691 212597 405845 257071

Bagian minoritas atas laba bersih 962 2987 4457 3094

Laba periode berjalan/jumlah

pendapatan

komprehensif yang dapat

distribusikan

kepada pemegang saham 70729 209610 401388 253977

EPS 22 64 122 77

Page 72: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

59

Lampiran 6 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2012

POS-POS 2012 (jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

AKTIVA

Aktiva lancar

1. Kas dan setara kas 1624290 1344155 1009036 954694

2. Piutang usaha

Pihak ketiga 1446283 1540192 1547116 1766767

Pihak berelasi 439 667 9658 26515

3. Lain-lain

pihak ketiga 30226 145394 147232 53294

Pihak berelasi 22133 15793 6911

5. Persedian setelah dikurangi penyisihan

cadangan 1874567 2415532 3447427 3366317

6. Ayam pembibit-turunan 520210 577820 603226 624710

7. Biaya dibayar dimuka dan uang muka 194910 288362 419923 361883

8. pajak pertambahan nilai dibayar

dimuka 492

26710

Jumlah aktiva lancar 5713550 6327915 7190529 7180890

Aktiva tetap

1. Uang muka pembelian

131924

1. Aset pajak tangguhan bersih 71748 71659 70945 15812

2. Aset tetap setelah dikurangi penurunan

aset tetap 3472791 3747071 4118954 4685337

3.Tagihan pajak 272484 288012 291156 288559

4. Goodwill 7438 7438 7438

5. Lain-lain bersih 56751 63111 68827 46105

Jumlah aktiva tetap 3881212 4177291 4557320 5167737

TOTAL AKTIVA 9594762 10505206 11747849 12348627

Page 73: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

60

Lampiran 6 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2012 (lanjutan)

PASIVA Maret Juni September Desember

Kewajiban dan ekuitas

Kewajiban

kewajiban jangka pendek

1. Utang bank jangka pendek 151800 273300 275730 477575

2. Utang usaha

pihak ketiga 506924 568948 985896 976661

pihak berelasi 45357 45478 35308 37085

3. Lain lain

pihak ketiga 204761 209175 181312 190229

pihak berelasi 270088 327541 322507

4. Uang muka pelanggan

11647

5. Utang pajak 196130 285083 268960 209055

6. Beban masih harus dibayar 99276 144952 164799 105548

7. Utang jangka panjang jatuh tempo setahun

Utang bank 72864 111456 149645 159834

Utang sewa pembiayaan 155 41 28 18

Jumlah kewajiban jangka pendek 1547355 1965974 2384185 2167652

kewajiban jangka panjang

1.Utang pihak berelasi non usaha

329272

2. Utang pajak tangguhan 2996 3154 4609 3271

3. Utang jangka panjang setelah dikurangi hutang jatuh tempo setahun

Utang bank 738981 1005140 1039022 1299367

Utang sewa pembiayaan 18

4.kewajiban imbalan kerja karyawan 329552 343895 358277 372601

Jumlah kewajiban jangka panjang 1071547 1352189 1401908 2004511

JUMLAH KEWAJIBAN 2618902 3318163 3786093 4172163

Ekuitas

1. Ekuitas yang dapat didistribusikan pada

entitas 163980 163980 163980 163980

2. Tambahan modal disetor 147037 147037 147037 121175

3. selisis nilai transaksi (15006) (15006) (15006)

4. Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 10000 33000 3300 33000

Belum ditentukan penggunaannya 6649905 6844003 7619803 7838460

5. Komponen ekuitas lainnya (10856) (10856) (10856)

Sub-jumlah 6945060 7162158 7908258 8156615

6. kepentingan non pengendali 30800 24885 23798 19849

JUMLAH EKUITAS 6975860 7187043 7932056 8176464

TOTAL PASIVA 9594762 10505206 11718149 12348627

Page 74: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

61

Lampiran 7 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2011

POS-POS 2011 (jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

AKTIVA

Aktiva lancar

1. Kas dan setara kas 1153590 507040 484032 876198

2. Piutang usaha

Pihak ketiga 1123505 1286927 1236665 1331463

Pihak berelasi 3270 12450 336 21607

3. Lain-lain

pihak ketiga 55069 125102 122016 22307

Pihak berelasi 7310 36360 16577 6330

5. Persedian setelah dikurangi penyisihan

cadangan 1651061 2261760 2151323 2339543

6. Ayam pembibit-turunan 434926 511395 521218 527496

7. Biaya dibayar dimuka dan uang muka 185866 191949 227208 124532

8. pajak pertambahan nilai dibayar dimuka

5475 118 769

Jumlah aktiva lancar 4614597 4938458 4759493 5250245

Aktiva tetap

1. Aset pajak tangguhan bersih 73511 73301 71152 70486

2. Aset tetap setelah dikurangi penurunan

aset tetap 2144894 2478654 2792715 3198604

3.Tagihan pajak 195171 214693 194666 269786

4. Goodwill

7438

5. Lain-lain bersih 54477 55817 57304 51645

Jumlah aktiva tetap 2468053 2822465 3115837 3597959

TOTAL AKTIVA 7082650 7760923 7875330 8848204

Page 75: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

62

Lampiran 7 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2011 (lanjutan)

PASIVA Maret Juni September Desember

Kewajiban dan ekuitas

Kewajiban

kewajiban jangka pendek

1. Utang bank jangka pendek

214746 268814 241360

2. Utang usaha

pihak ketiga 570714 386411 416355 599017

pihak berelasi 23868 27905 31027 30236

3. Lain lain

pihak ketiga 149953 180229 203177 143185

pihak berelasi 115194 245051 213210 217640

3. Utang pajak 285151 601799 133773 215865

4. Uang muka pelanggan 84603 156230

10958

4. Beban masih harus dibayar 177697 97539 107249 81086

5. Utang jangka panjang jatuh tempo

setahun

Utang bank

459195 418601 36163

Utang sewa pembiayaan 1002 273 252 42

Jumlah kewajiban jangka pendek 1408182 2369378 1792458 1575552

kewajiban jangka panjang

1. Utang pajak tangguhan 9714 9264 8631 2718

2. Utang jangka panjang setelah

dikurangi hutang jatuh tempo

setahun 232041

766611

Utang bank

159

Utang sewa pembiayaan

kewajiban imbalan kerja karyawan 294837 298793 309297 313694

Jumlah kewajiban jangka panjang 536592 308057 317928 1083182

JUMLAH KEWAJIBAN 1944774 2677435 2110386 2658734

Ekuitas

1. Ekuitas yang dapat didistribusikan

pada entitas 163980 163980 163980 163980

2. Tambahan modal disetor 147037 147037 147037 147037

3. selisis nilai transaksi (15006) (15006) (15006) (15006)

4. Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 9000 10000 10000 10000

Belum ditentukan penggunaannya 4817539 4762879 5441146 5866112

5. Komponen ekuitas lainnya (10856) (10856) (10856) (10856)

Sub-jumlah 5111694 5058034 5736301 6161267

6. kepentingan non pengendali 26182 25454 28643 28203

JUMLAH EKUITAS 5137876 5083488 5764944 6189470

TOTAL PASIVA 7082650 7760923 7875330 8848204

Page 76: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

63

Lampiran 8 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2010

POS-POS 2010 (jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

AKTIVA

Aktiva lancar

1. Kas dan setara kas 347742 705356 936898 1316840

2. Piutang usaha

Pihak ketiga 967971 880872 672101 883855

Pihak berelasi 3250 1532

6635

3. Lain-lain

pihak ketiga 26112 30144 62398 55743

Pihak berelasi

370

5. Persedian setelah dikurangi

penyisihan cadangan 1254612 1259705 1289267 1554780

6. Ayam pembibit-turunan 355469 346254 360458 395111

7. Biaya dibayar dimuka dan uang muka 159073 221048 150421 61302

8. pajak pertambahan nilai dibayar

dimuka

Jumlah aktiva lancar 3114229 3444911 3471543 4274636

Aktiva tetap

1. Piutang pihak istimewa 197339 197528 195408

2. Aset pajak tangguhan bersih 25137 24198 24294 71036

3. Aset tetap setelah dikurangi penurunan

aset tetap 1672538 1696228 1758924 1931069

4.Tagihan pajak 167031 191304 188826 194850

5. Goodwill

6. Lain-lain bersih 52753 51497 51193 46685

Jumlah aktiva tetap 2114798 2160755 2218645 2243640

TOTAL AKTIVA 5229027 5605666 5690188 6518276

Page 77: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

64

Lampiran 8 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2010 (lanjutan)

PASIVA Maret Juni September Desember

Kewajiban dan ekuitas

Kewajiban

kewajiban jangka pendek

1. Utang bank jangka pendek 30000 30000

2080

2. Utang usaha

pihak ketiga 341943 369174 435030 737302

pihak berelasi 45343 39316 66584 17892

3. Lain lain

pihak ketiga 112539 124580 136877 107073

pihak berelasi

77161

4. Utang dividen

643774

5. Utang pajak 286815 90406 177068 269492

6. Uang muka pelanggan

12364

7.. Beban masih harus dibayar 68717 53885 106938 71028

8. Utang jangka panjang jatuh tempo setahun

Utang bank 337732 375185 338228 165994

Utang sewa pembiayaan 470 267 316 955

Jumlah kewajiban jangka pendek 1223559 1726587 1261041 1461341

kewajiban jangka panjang

1. Hutang pihak hubungan istimewa 38444 74969 52640

2. Utang pajak tangguhan 8109 30690 10232 10342

3. Utang jangka panjang setelah dikurangi hutang jatuh tempo

setahun

Utang bank 304667 255211 145459 285299

Utang sewa pembiayaan 200 189

178

kewajiban imbalan kerja karyawan 256592 268254 274355 279080

Jumlah kewajiban jangka panjang 608012 629313 482686 574899

JUMLAH KEWAJIBAN 1831571 2355900 1743727 2036240

Ekuitas

1. Ekuitas yang dapat didistribusikan

pada entitas 164228 164228 164228 163980

2. Tambahan modal disetor 147259 147259 147259 147037

3. selisis nilai transaksi (15006) (15006) (15006) (15006)

4. Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 8000 9000 9000 9000

Belum ditentukan penggunaannya 3087083 2936402 3632257 4164277

5. Komponen ekuitas lainnya (10856) (10856) (10856) (10856)

Sub-jumlah 3380708 3231027 3926882 4458432

6. kepentingan non pengendali

JUMLAH EKUITAS 3380708 3231027 3926882 4458432

hak minoritas anak perusahaan 16748 18739 19579 23604

TOTAL PASIVA 5229027 5605666 5690188 6518276

Page 78: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

65

Lampiran 9 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2009

POS-POS 2009 (jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

AKTIVA

Aktiva lancar

1. Kas dan setara kas 636151 400600 246249 387996

2. Piutang usaha

Pihak ketiga 712110 808830 788611 857286

Pihak berelasi 15224 13165 5480 156

3. Lain-lain

pihak ketiga 54307 54503 30460 11791

Pihak berelasi

5. Persedian setelah dikurangi penyisihan

cadangan 1252377 1640358 1509469 1575018

6. Ayam pembibit-turunan 361485 367613 370648 396759

7. Biaya dibayar dimuka dan uang muka 208876 187071 214040 52269

8. Pajak pertambahan nilai dibayar

dimuka

Jumlah aktiva lancar 3240530 3472140 3164957 3281275

Aktiva tetap

1. Piutang pihak istimewa 207304 211388 238534 187568

2. Aset pajak tangguhan bersih 12265 11488 10690 22176

3. Aset tetap setelah dikurangi penurunan

aset tetap 1686936 1697688 1673996 1685370

4.Tagihan pajak 147116 149270 162567 134664

5. Goodwill

6. Lain-lain bersih 42687 43364 48191 38322

Jumlah aktiva tetap 2096308 2113198 2133978 2068100

TOTAL AKTIVA 5336838 5585338 5298935 5349375

Page 79: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

66

Lampiran 9 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2009 (lanjutan)

PASIVA Maret Juni September Desember

Kewajiban dan ekuitas

Kewajiban

kewajiban jangka pendek

1. Utang bank jangka pendek 1153394 778600 317199 40000

2. Utang usaha

pihak ketiga 658502 808953 330848 688602

pihak berelasi 27685 20007 54505 46729

3. Lain lain

pihak ketiga 117471 118768 180559 83785

pihak berelasi

4. Utang dividen

5. Utang pajak 90701 178158 247551 333527

6. Uang muka pelanggan

39909

7.. Beban masih harus dibayar 89834 91073 118101 62111

8. Utang jangka panjang jatuh tempo

setahun

Utang bank 213868 204361 200530 508917

Utang sewa pembiayaan 4632 3482 1834 1820

Jumlah kewajiban jangka pendek 2356087 2203402 1451127 1805400

kewajiban jangka panjang

1. Hutang pihak hubungan istimewa 50901 67242 109620 14831

1. Utang pajak tangguhan 21930 44671 74497 11552

2. Utang jangka panjang setelah dikurangi hutang jatuh tempo

setahun

Utang bank 1186789 1058034 977563 318103

Utang sewa pembiayaan 1308 1228 1727 781

kewajiban imbalan kerja karyawan 239372 245556 253837 247034

Jumlah kewajiban jangka panjang 1500300 1416731 1417244 592301

JUMLAH KEWAJIBAN 3856387 3620133 2868371 2397701

Ekuitas

1. Ekuitas yang dapat didistribusikan pada

entitas 164228 164228 164228 164228

2. Tambahan modal disetor 147259 147259 147259 147259

3. selisis nilai transaksi (15006) (15006) (15006) (15006)

4. Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 7000 8000 8000 8000

Belum ditentukan penggunaannya 1171461 1658125 2120064 2639393

5. Komponen ekuitas lainnya (10856) (10856) (10856) (10856)

Sub-jumlah 1464086 1951750 2413689 2933018

6. kepentingan non pengendali

JUMLAH EKUITAS 1464086 1951750 2413689 2933018

hak minoritas anak perusahaan 16365 13453 16875 18656

TOTAL PASIVA 5336838 5585336 5298935 5349375

Page 80: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

67

Lampiran 10 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008

POS-POS 2008 (jutaan rupiah)

Maret Juni September Desember

AKTIVA

Aktiva lancar

1. Kas dan setara kas 108508 111344 155244 396944

2. Piutang usaha

Pihak ketiga 835965 871204 973588 724002

Pihak berelasi 56945 86685 19377 25026

3. Lain-lain

pihak ketiga 24805 23058 26103 23929

Pihak berelasi

5. Persedian setelah dikurangi

penyisihan cadangan 1364893 1967335 1982188 1447561

6. Ayam pembibit-turunan 369554 337939 318704 363728

7. Biaya dibayar dimuka dan uang

muka 457672 197412 233248 128407

8. pajak pertambahan nilai dibayar

dimuka

Jumlah aktiva lancar 3218342 3594977 3708452 3109597

Aktiva tetap

1. Piutang pihak istimewa 88529 74732 197858 203567

2. Aset pajak tangguhan bersih 35456 12530 12082 12631

3. Aset tetap setelah dikurangi

penurunan aset tetap 1457993 1524711 1578774 1657000

4.Tagihan pajak 35624 32298 29836 146963

5. Goodwill

6. Lain-lain bersih 91137 55944 59367 48782

Jumlah aktiva tetap 1708739 1700215 1877917 2068943

TOTAL AKTIVA 4927081 5295192 5586369 5178540

Page 81: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

68

Lampiran 10 Neraca PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008 (lanjutan)

PASIVA Maret Juni September Desember

Kewajiban dan ekuitas

Kewajiban

kewajiban jangka pendek

1. Utang bank jangka pendek 802263 1131383 1222131 1286554

2. Utang usaha

pihak ketiga 792953 906507 880313 558627

pihak berelasi 23833 34219 28458 29713

3. Lain lain

pihak ketiga 95702 110292 111844 104652

pihak berelasi

4. Utang dividen

5. Utang pajak 28421 43459 94425 90252

6. Uang muka pelanggan

7.. Beban masih harus dibayar 119744 127646 117595 91618

8. Utang jangka panjang jatuh tempo

setahun

Utang bank 102920 140361 178897 209466

Utang sewa pembiayaan 4480 4782 5047 9311

Utang instrumen serivatif 22145

Utang Obligasi 499509

Jumlah kewajiban jangka pendek 2491970 2498649 2638710 2380193

kewajiban jangka panjang

1. Hutang pihak hubungan istimewa 251967 90390 71468 19714

1. Utang pajak tangguhan 2863 7980 15467 9195 Utang jangka panjang setelah

dikurangi hutang jatuh tempo setahun

Utang bank 808049 1171967 1136349 1203200

Utang sewa pembiayaan 5183 3596 3723 1990

kewajiban imbalan kerja karyawan 217360 232751 237663 229906

Jumlah kewajiban jangka panjang 1285422 1506684 1464670 1464005

JUMLAH KEWAJIBAN 3777392 4005333 4103380 3844198

Ekuitas 1. Ekuitas yang dapat didistribusikan

pada entitas 164228 164228 164228 164228

2. Tambahan modal disetor 147259 147259 147259 147259

3. Selisih nilai kembali aktuva tetap 68492 68492 68492 4. selisih nilai transaksi restrukturasi (15005) (15006) (15006) (15006)

5. Selisis transaksi perubahan ekuitas

anak perusahaan 41980 41980 41980 5. Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 6000 7000 7000 7000

Belum ditentukan penggunaannya 724108 861989 1053767 1027683

5. Komponen ekuitas lainnya

(10856)

Sub-jumlah 1137062 1275942 1467720 1320308

6. kepentingan non pengendali

JUMLAH EKUITAS 1137062 1275942 1467720 1320308

hak minoritas anak perusahaan 12627 13917 15369 14034

TOTAL PASIVA 4927081 5295192 5586469 5178540

Page 82: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

69

Lampiran 11 Perhitungan NPM PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal Laba periode

berjalan

Penjualan bersih Pendapatan operasional

lainnya

NPM

2012 (juta rupiah) (juta rupiah) (juta rupiah) (%)

I 786483 4894035 15085 16.02

II 1691383 10240366 34624 16.46

III 2466101 15911265 115416 15.39

IV 2680872 21310925 129073 12.50

2011

I 655840 4380215

14.97

II 1256533 8781772

14.31

III 1937992 13498610

14.36

IV 2362497 17957972 46177 13.12

2010

I 447688 3457787

12.95

II 941781 6954253

13.54

III 1637636 10856984

15.08

IV 2210266 15077822

14.66

2009

I 143777 3118047

4.61

II 631441 6722372

9.39

III 1093380 10696578

10.22

IV 1612710 14559005

11.08

2008

I 70729 2881709

2.45

II 209610 6104989

3.43

III 401388 9976760

4.02

IV 253977 13212988

1.92

Page 83: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

70

Lampiran 12 Perhitungan ROA PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal Laba periode berjalan Jumlah aktiva ROA

2012 (juta rupiah) (juta rupiah) (%)

I 786483 9594762 8.20

II 1691383 10505206 16.10

III 2466101 11747849 20.99

IV 2680872 12348627 21.71

2011

I 655840 7082650 9.26

II 1256533 7760923 16.19

III 1937992 7875330 24.61

IV 2362497 8848204 26.70

2010

I 447688 5229027 8.56

II 941781 5605666 16.80

III 1637636 5690188 28.78

IV 2210266 6518276 33.91

2009

I 143777 5336838 2.69

II 631441 5585336 11.31

III 1093380 5298935 20.63

IV 1612710 5349375 30.15

2008

I 70729 4927081 1.44

II 209610 5295192 3.96

III 401388 5586469 7.19

IV 253977 5178540 4.90

Page 84: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

71

Lampiran 13 Perhitungan ROE PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal Laba periode berjalan Ekuitas ROE

2012 (juta rupiah) (juta rupiah) (%)

I 786483 6975860 11.27

II 1691383 7187043 23.53

III 2466101 7961756 30.97

IV 2680872 8176464 32.79

2011

I 655840 5137876 12.76

II 1256533 5083488 24.72

III 1937992 5764944 33.62

IV 2362497 6189470 38.17

2010

I 447688 3380708 13.24

II 941781 3231027 29.15

III 1637636 3926882 41.70

IV 2210266 4458432 49.57

2009

I 143777 1464086 9.82

II 631441 1951750 32.35

III 1093380 2413689 45.30

IV 1612710 2933018 54.98

2008

I 70729 1137062 6.22

II 209610 1275942 16.43

III 401388 1467720 27.35

IV 253977 1320308 19.24

Page 85: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

72

Lampiran 14 Perhitungan DAR PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal Total hutang Total aktiva Rasio hutang

2012 (juta rupiah) (juta rupiah) (%)

I 2618902 9594762 27.30

II 3318163 10505206 31.59

III 3786093 11747849 32.23

IV 4172163 12348627 33.79

2011

I 1944774 7082650 27.46

II 2677435 7760923 34.50

III 2110386 7875330 26.80

IV 2658734 8848204 30.05

2010

I 1831571 5229027 35.03

II 2355900 5605666 42.03

III 1743727 5690188 30.64

IV 2036240 6518276 31.24

2009

I 3856387 5336838 72.26

II 3620133 5585336 64.81

III 2868371 5298935 54.13

IV 2397701 5349375 44.82

2008

I 3777392 4927081 76.67

II 4005333 5295192 75.64

III 4103380 5586469 73.45

IV 3844198 5178540 74.23

Page 86: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

73

Lampiran 15 Perhitungan DER PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal Total hutang Total ekuitas Rasio hutang

2012 (juta rupiah) (juta rupiah) (%)

I 2618902 6975860 37.54

II 3318163 7187043 46.17

III 3786093 7961756 47.55

IV 4172163 8176464 51.03

2011

I 1944774 5137876 37.85

II 2677435 5083488 52.67

III 2110386 5764944 36.61

IV 2658734 6189470 42.96

2010

I 1831571 3380708 54.18

II 2355900 3231027 72.91

III 1743727 3926882 44.40

IV 2036240 4458432 45.67

2009

I 3856387 1464086 263.40

II 3620133 1951750 185.48

III 2868371 2413689 118.84

IV 2397701 2933018 81.75

2008

I 3777392 11377062 33.20

II 4005333 1275942 313.91

III 4103380 1467720 279.58

IV 3844198 1320308 291.16

Page 87: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

74

Lampiran 16 Perhitungan AUR PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal Pendapatan

operasional

Pendapatan

non

operasional

Total aktiva AUR

2012 (juta rupiah) (juta rupiah) (juta rupiah) (%)

I 4909120 8979 9594762 51.26

II 10240366 10263543 10505206 195.18

III 15911265 148605 11747849 136.70

IV 21310925 132858 12348627 173.65

2011

I 4380215 44975 7082650 62.48

II 8781772 84660 7760923 114.24

III 13498610 86764 7875330 172.51

IV 17957972 74553 8848204 203.80

2010

I 3457787 31384 5229027 66.73

II 6954253 45720 5605666 124.87

III 10856984 83674 5690188 192.27

IV 15077822 112237 6518276 233.04

2009

I 3118047 34621 5336838 59.07

II 6722372 176030 5585336 123.51

III 10696578 271840 5298935 206.99

IV 14559005 325546 5349375 278.25

2008

I 2881709 34585 4927081 59.19

II 6104989 59187 5295192 116.41

III 9976760 27101 5586469 179.07

IV 13212988 69149 5178540 256.48

Page 88: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

75

Lampiran 17 Perhitungan NOPAT PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal

Laba bersih (a) Biaya bunga (b) NOPAT (a+b)

(juta rupiah) (juta rupiah) (juta rupiah)

2012

I 786483 23750 810233

II 1691383 64802 1756185

III 2466101 99949 2566050

IV 2680872 119566 2800438

2011

I 655840 8858 664698

II 1256533 17038 1273571

III 1937992 28174 1966166

IV 2362497 63009 2425506

2010

I 447688 16145 463833

II 941781 31726 973507

III 1637636 46318 1683954

IV 2210266 55008 2265274

2009

I 143777 82683 226460

II 631441 134771 766212

III 1093380 173700 1267080

IV 1612710 222031 1834741

2008

I 70729 63897 134626

II 209610 126260 335870

III 401388 185363 586751

IV 253977 259282 513259

Page 89: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

76

Lampiran 18 Perhitungan biaya hutang Kd* PT Charoen Phokpand Indonesia

Tahun Biaya bunga (a) Hutang (b) Kd ( c= a:b) T Kd* = (c(1-T))

(juta rupiah) (juta rupiah) (%)

(%)

2012 119566 4172163 2.87 20.60 2.28

2011 63009 2658734 2.37 20.58 1.88

2010 55008 2036240 2.70 21.23 2.13

2009 222031 2397701 9.26 25.04 6.94

2008 259282 3844198 6,74 31,56 4,62

Lampiran 19 Perhitungan biaya ekuitas PT Charoen Phokpand Indonesia

Tahun Rf Bi Rm Ri Ke

2008 8.74 0.96 -6 -5.8 8.94

2009 7.01 3.08 5.8 17.9 44.36

2010 6.50 5.36 2.9 15.56 74.438

2011 6.59 5.05 0.89 4.5 24.84

2012 5.75 4.16 0.89 3.7 17.43

Lampiran 20 Perhitungan struktur modal PT Charoen Phokpand Indonesia

Tahun Hutang (a) Ekuitas (b) Aset (c) Wd (a :c) We (b:c)

(juta rupiah) (juta rupiah) (juta rupiah) (%) (%)

2012 4172163 8176464 12348627 33.79 66.21

2011 2658734 6189470 8848204 30.05 69.95

2010 2036240 4458432 6518276 31.24 68.40

2009 2397701 2933018 5349375 44.82 54.83

2008 3844198 1320308 5178540 74.23 25.50

Lampiran 21 Perhitungan WACC PT Charoen Phokpand Indonesia

Tahun Hutang (a) Ekuitas (b) Aset (c) Wd (a :c) We (b:c)

(Juta rupiah) (juta rupiah) (juta rupiah) (%) (%)

2012 4172163 8176464 12348627 33.79 66.21

2011 2658734 6189470 8848204 30.05 69.95

2010 2036240 4458432 6518276 31.24 68.40

2009 2397701 2933018 5349375 44.82 54.83

2008 3844198 1320308 5178540 74.23 25.50

Page 90: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

77

Lampiran 22 Perhitungan integrated capital PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal

Hutang (a) Ekuitas (b) Hutang beban

(c)

IC (a+b-c)

(juta rupiah) (juta rupiah) (juta rupiah) (juta rupiah)

2012

I 2618902 6975860 99276 9495486

II 3318163 7187043 144952 10360254

III 3786093 7961756 164799 11583050

IV 4172163 8176464 105548 12243079

2011

I 1944774 5137876 177697 6904953

II 2677435 5083488 97539 7663384

III 2110386 5764944 107249 7768081

IV 2658734 6189470 81086 8767118

2010

I 1831571 3380708 68717 5143562

II 2355900 3231027 53885 5533042

III 1743727 3926882 106938 5563671

IV 2036240 4458432 71028 6423644

2009

I 3856387 1464086 89834 5230639

II 3620133 1951750 91073 5480810

III 2868371 2413689 118101 5163959

IV 2397701 2933018 62111 5268608

2008

I 3777392 11377062 119744 15034710

II 4005333 1275942 127646 5153629

III 4103380 1467720 118101 5452999

IV 3844198 1320308 91618 5072888

Page 91: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

78

Lampiran 23 Perhitungan COC PT Charoen Phokpand Indonesia

Kuartal WACC (a) IC (b) COC = (3/12 x a x b)

(%) (juta rupiah) (juta rupiah)

2012

I 15.40 9495486 365584

II 15.40 10360254 398878

III 15.40 11583050 445957

IV 15.40 12243079 471368

2011

I 20.09 6904953 346822

II 20.09 7663384 384917

III 20.09 7768081 390176

IV 20.09 8767118 440355

2010

I 53.99 5143562 694271

II 53.99 5533042 746842

III 53.99 5563671 750977

IV 53.99 6423644 867055

2009

I 33.39 5230639 436687

II 33.39 5480810 457573

III 33.39 5163959 431120

IV 33.39 5268608 439857

2008

I 43.33 15034710 1628821

II 43.33 5153629 558331

III 43.33 5452999 590764

IV 43.33 5072888 549583

Page 92: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

79

Lampiran 24 Indeks Harga Saham Gabungan tahun 2008-2012

Bulan 2008 2009 2010 2011 2012

1 2627 1333 2611 3409 3942

2 2722 1285 2549 3470 3985

3 2447 1434 2777 3679 4122

4 2305 1723 2971 3820 4181

5 2444 1917 2797 3837 3833

6 2349 2027 2914 3889 3956

7 2306 2323 3069 4131 4142

8 2166 2342 3082 3842 4060

9 1833 2468 3501 3549 4263

10 1257 2368 3635 3791 4350

11 1242 2416 3531 3715 4276

12 1355 2534 3704 3822 4317

Lampiran 25 Harga saham PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Bulan 2008 2009 2010 2011 2012

1 210 87 440 1490 2500

2 196 100 400 1520 2675

3 184 100 560 2025 2750

4 212 98 600 1930 2750

5 218 130 550 1930 2625

6 200 130 710 1990 3425

7 184 212 1040 2725 3200

8 180 276 1290 2750 2700

9 158 274 1740 2400 3025

10 75 405 1710 2675 3125

11 90 405 1920 2300 3425

12 87 450 1840 2150 3500

Page 93: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

80

Lampiran 26 Daftar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia

Bulan

2008

(%)

2009

(%)

2010

(%)

2011

(%)

2012

(%)

1 8.00 8.75 6.50 6.50 6.00

2 8.00 8.25 6.50 6.75 5.75

3 8.00 7.75 6.50 6.75 5.75

4 8.00 7.50 6.50 6.75 5.75

5 8.25 7.25 6.50 6.75 5.75

6 8,50 7,00 6.50 6.75 5.75

7 8.75 6.75 6.50 6.75 5.75

8 9.00 6.50 6.50 6.75 5.75

9 9.25 6.50 6.50 6.75 5.75

10 9.50 6.50 6.50 6.50 5.75

11 9.50 6.50 6.50 6.00 5.75

12 9.50 6.50 6.50 6.00 5.75

Page 94: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

81

Lampiran 27 Nilai MVA PT Charoen Phokpand Indonesia tahun 2008-2012

Kuartal Nilai pasar

(a)

Jumlah saham

(b)

Nilai buku

(c)

MVA

((a xb)-c)

2012

Lembar (juta rupiah) (juta rupiah)

I 2750 16398000000 6975860 38118640

II 3425 16398000000 7187043 48976107

III 3025 16398000000 7932056 41671894

IV 3650 16398000000 8176464 51676236

2011

I 2025 16398000000 5137876 28068074

II 1990 16398000000 5083488 27548532

III 2400 16398000000 5764944 33590256

IV 2150 16398000000 6189470 29066230

2010

I 550 16398000000 3380708 5638192

II 698 16398000000 3231027 8214777

III 1740 16398000000 3926882 24605638

IV 1840 16398000000 6188470 23983850

2009

I 500 3284561408 1464086 178195

II 650 3284561408 1951750 183215

III 1370 3284561408 2413689 2086160

IV 2250 3284561408 2933018 4457245

2008

I 920 3284561408 1137062 1884734

II 1000 3284561408 1275942 2008619

III 790 3284561408 2413689 181115

IV 435 3284561408 1320308 108476

Page 95: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

82

Lampiran 28 Regresi rasio keuangan terhadap EVA

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 144015.8 78124.25 1.843420 0.0851

D(ROE) 4108472. 560028.5 7.336184 0.0000

D(EPS) -142.1095 653.6547 -0.217408 0.8308

D(DAR) 500353.0 1320189. 0.379001 0.7100

R-squared 0.872273 Mean dependent var 201224.5

Adjusted R-squared 0.846728 S.D. dependent var 792919.4

S.E. of regression 310428.2 Akaike info criterion 28.31396

Sum squared resid 1.45E+12 Schwarz criterion 28.51279

Log likelihood -264.9826 Hannan-Quinn criter. 28.34761

F-statistic 34.14598 Durbin-Watson stat 2.416266

Prob(F-statistic) 0.000001

Uji Homogenitas F-statistic 0.340949 Prob. F(3.15) 0.7961

Obs*R-squared 1.212898 Prob. Chi-Square(3) 0.7499 Scaled explained SS 0.976142 Prob. Chi-Square(3) 0.8070

0

1

2

3

4

5

6

-600000 -400000 -200000 0 200000 400000

Series: Residuals

Sample 2008Q2 2012Q4

Observations 19

Mean 4.14e-11

Median 65643.08

Maximum 489291.0

Minimum -579221.6

Std. Dev. 283380.8

Skewness -0.493491

Kurtosis 2.593439

Jarque-Bera 0.902045

Probability 0.636977

Page 96: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

83

Uji Otokorelasi

R-squared 0.872273 Mean dependent var 201224.5

Adjusted R-squared 0.846728 S.D. dependent var 792919.4

S.E. of regression 310428.2 Akaike info criterion 28.31396

Sum squared resid 1.45E+12 Schwarz criterion 28.51279

Log likelihood -264.9826 Hannan-Quinn criter. 28.34761

F-statistic 34.14598 Durbin-Watson stat 2.416266

Prob(F-statistic) 0.000001

Uji Stasioneritas

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.998936 0.0001

Test critical values: 1% level -3.857386

5% level -3.040391

10% level -2.660551

Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 ROE .397 2.522

EPS .431 2.319

DAR .877 1.141

a. Dependent Variable: EVA

Lampiran 29 Output regresi hubungan antara EVA terhadap MVA

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2230214. 1237367. 1.802387 0.0892 D(EVA) 1.708124 1.551416 1.101009 0.2862

R-squared 0.066561 Mean dependent var 2573930. Adjusted R-squared 0.011653 S.D. dependent var 5249753. S.E. of regression 5219076. Akaike info criterion 33.87284 Sum squared resid 4.63E+14 Schwarz criterion 33.97225 Log likelihood -319.7920 Hannan-Quinn criter. 33.88966 F-statistic 1.212222 Durbin-Watson stat 2.420091 Prob(F-statistic) 0.286238

Page 97: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

84

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 4.231848 Prob. F(1,17) 0.0554

Obs*R-squared 3.787005 Prob. Chi-Square(1) 0.0517

Scaled explained SS 4.423194 Prob. Chi-Square(1) 0.0355

R-squared 0.066561 Mean dependent var 2573930.

Adjusted R-squared 0.011653 S.D. dependent var 5249753.

S.E. of regression 5219076. Akaike info criterion 33.87284

Sum squared resid 4.63E+14 Schwarz criterion 33.97225

Log likelihood -319.7920 Hannan-Quinn criter. 33.88966

F-statistic 1.212222 Durbin-Watson stat 2.420091

Prob(F-statistic) 0.286238

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.220806 0.0006

Test critical values: 1% level -3.857386

5% level -3.040391

10% level -2.660551

0

1

2

3

4

5

6

-5000000 0.00000 5000000 1.0e+07 1.5e+07

Series: Residuals

Sample 2008Q2 2012Q4

Observations 19

Mean 6.37e-10

Median -813840.1

Maximum 12577025

Minimum -6327910.

Std. Dev. 5072031.

Skewness 1.218722

Kurtosis 3.954052

Jarque-Bera 5.423983

Probability 0.066404

Page 98: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT CHAROEN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69233/H14pan.pdf · Kinerja keuangan 7 Laporan keuangan 7 Rasio k euangan 9 ... Analisis rasio-rasio

85

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 10 Juni 1992 dari Ayah Anas

Najmi dan Ibu Saomi. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Pada

tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 11 Kota Tangerang pada tahun yang

sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Agribisnis Fakultas

Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah

Ekonomi Umum TPB IPB tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013. Penulis juga

aktif mengikuti kegiatan keorganisasian di Badan Eksekutif Mahasiswa KM IPB

Kabinet Berkarya di Kementerian Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat, Rumah

Harapan KM IPB, Bina Desa KM IPB, BEM Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Century IPB, IPB Debating Club dan Himpunan Mahasiswa Agribisnis. Penulis

melakukan gladikarya di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

Penulis juga aktif dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat

mahasiswa. Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh penulis antara lain adalah

Mahasiswa Berprestasi I Departemen Agribisnis tahun 2013. Mahasiswa prestasi

dalam AGB Day award, best speaker dalam debating competition, delegator

dalam beberapa konferensi tingkat nasional maupun internasional, penerima

beasiswa internasional Rabobank serta menjadi peserta trainee dalam berbagai

kegiatan pelatihan saham dan bursa berjangka.