analisis pemahaman konsep perkalian siswa pada

12
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021 pISSN 2580-6890 eISSN 2580-9075 38 ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DARING KELAS 2 SDN 2 CIBADAK Haikal Elsani; Luthfi Hamdani Maula; Din Azwar Uswatun. [email protected]; [email protected]: [email protected] Universitas Muhammadiyah Sukabumi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep perkalian siswa pada pembelajaran matematika berbasis daring. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan dokumentasi hasil nilai pengetahuan siswa untuk meilhat kemampuan pengetahuan siswa mengenai pemahaman konsep perkalian matematika. Subjek penelitian menggunakan Quota Sampling untuk pemilihan subjek dalam penulisan ini, karena subjek yang diteliti yaitu kelompok yang telah ditetapkan sesuai dengan kuota kelas yaitu kelas 2A sekolah dasar dan tidak meneliti banyak subjek untuk diteliti karena keterbatasan waktu penulisan. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman konsep siswa terhadap matematika dengan menggunakan daring kurang efektif dan sulit dipahami oleh siswa kelas IIA karena pembelajaran matematika harus secara langsung dan nyata. Pembelajaran daring ini memerlukan bahan yang cukup banyak seperti jaringan internet harus kuat, memiliki kuota yang cukup, dan handphone android. Siswa yang memahami pemahaman konsep matematika melalui daring hanya 10 siswa yang menguasai pemahaman konsep perkalian dan sisanya masih kurang memahami. Kata Kunci : Pemahaman Konsep Matematika, Pembelajaran Daring, Sekolah Dasar K13 mendefinisikan standar kompetensi lulusan (SKL) sesuai dengan seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013 ini mengacu kepada pasal 36 Undang- undang No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum itu harus memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik. Seorang pendidik dituntut untuk memiliki empat kompetensi agar dapat menggunakan teknologi digital dengan tepat guna. Sejalan dengan perkembangan kemajuan

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

38

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DARING

KELAS 2 SDN 2 CIBADAK

Haikal Elsani;

Luthfi Hamdani Maula;

Din Azwar Uswatun.

[email protected]; [email protected]:

[email protected]

Universitas Muhammadiyah Sukabumi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep perkalian siswa pada

pembelajaran matematika berbasis daring. Jenis penelitian ini menggunakan metode

kualitatif deskriptif. Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan

dokumentasi hasil nilai pengetahuan siswa untuk meilhat kemampuan pengetahuan

siswa mengenai pemahaman konsep perkalian matematika. Subjek penelitian

menggunakan Quota Sampling untuk pemilihan subjek dalam penulisan ini, karena

subjek yang diteliti yaitu kelompok yang telah ditetapkan sesuai dengan kuota kelas

yaitu kelas 2A sekolah dasar dan tidak meneliti banyak subjek untuk diteliti karena

keterbatasan waktu penulisan. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pemahaman konsep siswa terhadap matematika dengan menggunakan daring kurang

efektif dan sulit dipahami oleh siswa kelas IIA karena pembelajaran matematika harus

secara langsung dan nyata. Pembelajaran daring ini memerlukan bahan yang cukup

banyak seperti jaringan internet harus kuat, memiliki kuota yang cukup, dan handphone

android. Siswa yang memahami pemahaman konsep matematika melalui daring hanya

10 siswa yang menguasai pemahaman konsep perkalian dan sisanya masih kurang

memahami.

Kata Kunci : Pemahaman Konsep Matematika, Pembelajaran Daring, Sekolah Dasar

K13 mendefinisikan standar

kompetensi lulusan (SKL) sesuai

dengan seharusnya, yakni sebagai

kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Kurikulum 2013 ini

mengacu kepada pasal 36 Undang-

undang No. 20 tahun 2003 yang

menyatakan bahwa penyusunan

kurikulum itu harus memperhatikan

peningkatan iman dan taqwa,

peningkatan akhlak mulia,

peningkatan potensi, kecerdasan dan

minat peserta didik.

Seorang pendidik dituntut

untuk memiliki empat kompetensi

agar dapat menggunakan teknologi

digital dengan tepat guna. Sejalan

dengan perkembangan kemajuan

Page 2: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

39

teknologi untuk meningkatkan

pengajaran mata pelajaran baik pada

lembaga pendidikan formal atau

pesantren mulai dari sekolah

menengah sampai perguruan tinggi.

Beberapa penelitian telah

menunjukkan bahwa teknologi

digital memberikan banyak

pengaruh positif terhadap mata

pelajaran di sekolah.

Adapun kelebihan

pembelajaran daring adalah untuk

mempelajari dan mengajarkan

materi pembelajaran dengan

menggunakan media teknologi yang

efektif, semuanya itu memberikan

penguatan pada proses belajar

mengajar. Adapun kekurangan

menggunakan pembelajaran daring

adalah biaya yang dikeluarkan

cukup banyak dan membutuhkan

waktu yang sangat, siswa dalam

memahami materi yang diajarkan

oleh guru kurang menangkap

materi.

Matematika adalah ilmu

tentang logika mengenai bentuk,

susunan, besaran dan konsep-

konsep berhubungan lainnya dengan

jumlah yang banyak yang terbagi ke

dalam tiga bidang menurut

Hasratuddin (2013: 132).

Matematika sebagai ilmu deduktif,

karena metode yang digunakan

adalah eksperimen atau dikenal

sebagai metode induktif. Salah satu

karakteristik matematika yaitu

mempunyai proyek yang bersifat

abstrak sehingga dapat

menyebabkan siswa mengalami

kesulitan dalam memahami konsep

matematika.

Pembelajaran matematika di

sekolah dasar memiliki peranan

yang begitu penting bahwa

tujuannya adalah memberikan bekal

keterampilan berhitung sesuai

dengan tingkat perkembangannya

dan fungsi matematika adalah

sebagai media atau sarana siswa

dalam mencapai kompetensi yang

telah ditetapkan. Karakteristik dari

matematika yaitu keteraturan

mengenai struktur yang

terorganisasikan, konsep-konsep

matematika tersusun secara hirarkis

dan sistematik, mulai dari konsep

yang paling sederhana sampai pada

konsep paling kompleks menurut

Hasratuddin (dalam Hutagalung,

2017: 2).

Berdasarkan apa yang telah

dipaparkan di atas hal tersebut

mendorong Penulis untuk

mengetahui bagaimana pemahaman

konsep perkalian matematika di

sekolah dasar secara langsung

apakah berjalan dengan lancar dan

sesuai dengan pembelajaran

Kurikulum 2013, maka penulis

memandang perlu untuk meneliti

tentang “Analisis Pemahaman

Konsep Perkalian Siswa Pada

Page 3: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

40

Pembelajaran Matematika Berbasis

Daring Kelas II A SDN 2 Cibadak”.

Susanto (2014: 189)

menjelaskan bahwa tujuan khusus

pembelajaran matematika di sekolah

yaitu: 1) Memahami konsep

matematika, menjelaskan

keterkaitan antar konsep,

mengaplikasikan konsep, 2)

Menggunakan penalaran pada pola

dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi,

menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan

matematika, 3) Memecahkan

masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan

model.

Suherman (dalam Febrianto,

2018: 34) menjelaskan bahwa

pemahaman konsep yaitu

kemampuan peserta didik yang

berupa penguasaan sejumlah materi

pelajaran, tetapi mampu

menggunakan kembali dalam

bentuk lain yang mudah dimengerti,

memberikan interprestasi data dan

mampu mengaplikasikan konsep

yang sesuai dengan struktur kognitif

yang dimilikinya.

Pemahaman konsep perkalian

pada siswa telah memahami topik

perkalian ini, kita dapat

memberikan contoh soal dengan

jawaban yang benar dan salah.

Siswa mengatakan “salah” pada soal

jawaban salah, maka siswa telah

paham terhadapa menanaman

konsep. Misal 3 + 4 = 3 x 4, apabila

siswa menjawab benar maka siswa

tersebut belum paham terhadap

penanaman konsep dan jika siswa

menjawab 4 + 4 + 4 = 3 x 4 dan

menjawab benar maka siswa telah

memahami penanaman konsep.

Pada prinsipnya, perkalian

sama dengan penjumlahan secara

berulang”. Heruman (2010: 22).

Maka dari itu, kemampuan

prasyarat yang harus dikuasai siswa

pada mata pelajaran matematika di

sekolah dasar sebelum mempelajari

perkalian yaitu penjumlahan yang

harus kuasai. Perkalian termasuk

pembahasan yang sulit untuk

dipahami oleh sebagian siswa pada

pembelajaran matematika di sekolah

dasar. Perkalian memiliki prinsip

yaitu penjumahan dengan cara

berulang ulang. Perkalian

merupakan topik yang sukar untuk

di pahami oleh siswa.

Febriyanto, dkk (2018: 32)

menjelaskan bahwa indikator

pemahaman konsep matematika

adalah sebagai berikut (1)

mengidentifikasi dan membuat

contoh dan bukan contoh. (2)

menerjemah dan menafsirkan

makna symbol, tabel, diagram,

gambar, grafik, serta kalimat

matematis. (3) memahami dan

merenerapkan ide matematis, (4)

Page 4: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

41

membuat suatu eksrapolasi

(perkiraan).

Menurut Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyatakan bahwa

pembelajaran adalah proses

interaksi pendidik dengan peserta

didik dan sumber belajar yang

berlangsung dalamn suatu

lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan suatu proses kegiatan

belajar mengajar antara guru dan

siswa yang dilaksanakan disekolah.

Perkembangan dan kemajuan

teknologi informasi berjalan dengan

sangat cepat. Seiring dengan

perkembangan teknologi informasi,

pengiriman data dan penyimpanan

data semakin murah dan semakin

baik kualitasnya. Baik individu

institusi maupun pemerintah ikut

melakukan berbagai upaya untuk

memanfaatkan perkembangan

teknolgi informasi ini bahkan dalam

dunia pendidikan.

Menurut Haryanto (2018:

107) kelebihan pembelajaran daring

adalah a) Murah dan mudah di

dapatkan, b) Efisien dan cepat

updatenya, c) Menyenangkan, d)

Bisa long distance, e) Fitur lengkap,

f) Hemat, g) Bisa berdiskusi, h) Bisa

kirim file, video, foto dll, i) Bisa

submit dimana saja, j) Kontrol tugas

mudah, k) Cetak hasil pekerjaan

mudah. Menurut Haryanto (2018:

108) mengemukakan bahwa

kekurangan pembelajaran dari yaitu

a) Tergantung internet, b) Boros

kuota, c) Hp non android tidak bisa,

d) Plagiarisme bisa terjadi, e) Bisa

submit berkali-kali, f) Dari rumah

bisa submit, g) Copy dan paste

pekerjaan mudah, h) Bisa kerjasama

yang masuk kelas dan tidak

Berdasarkan uraian yang telah

dikemukakan, maka penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis

pemahaman konsep matematika

dalam pembelajaran matematika

berbasis daring khususnya materi

perkalian.. Pemahaman konsep

yaitu kemampuan peserta didik

yang berupa penguasaan sejumlah

materi pelajaran, tetapi mampu

menggunakan kembali dalam

bentuk lain yang mudah dimengerti,

memberikan interprestasi data dan

mampu mengaplikasikan konsep

yang sesuai dengan struktur kognitif

yang dimilikinya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam

penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif,

karena menganalisis sebuah

permalasalahan. Menurut Sugiarto

(2015: 8) “Penelitian kualitatif

adalah jenis penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui

prosedur statistik atau bentuk

hitungan lainnya dan bertujuan

mengungkapkan gejala secara

Page 5: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

42

holistik-kontekstual melalui

pengumpulan data dari latar alami

dengan memanfaatkan diri peneliti

sebagai instrument kunci”. Dalam

penelitian kualitatif ini cenderung

memakai analisis melalui

pendekatan induktif.

Penelitian ini, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2015:15)

“Penelitian Kualitatif adalah suatu

metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat

postpositivisme”. Hal ini digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek

yang alamiah dimana penulis adalah

instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data, analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada

generalisasi.

Waktu yang dipakai penulis

untuk penelitian skripsi ini yaitu

diselenggarakan pada semester

genap tahun ajaran 2020/2021

dimulai dari dikeluarkan surat izin

penelitian ke sekolah hingga

pelaksanaan penelitian akan tetapi

penelitian digantikan karena wabah

covid-19. Tempat pelaksanaan

penelitian ini seharusnya di SD

Negeri 2 Cibadak akan tetapi

peneliti mengubah tempat penelitian

dikarenakan adanya wabah covid-

19. Jadi pelaksanaan penelitian

dilaksanakan di rumah melalui

daring.

Penulis memakai Quota

Sampling untuk menggunakan

subjek kepada penelitian lain.

Karena subjek yang di teliti yaitu

suatu kelompok yang sudah di

sesuaikan dan di tentukan yaitu

kelas 2 Sekolah dasar dan tidak

meneliti banyak subjek untuk

meneliti keterbatasan waktu.

Penelitian ini melibatkan guru kelas

II, siswa sebanyak 31 dan orang tua

siswa.

Instrumen yang digunakan

selama penelitian yaitu lembar

wawancara dokumentasi dan hasil

pengetahuan siswa tentang

perkalian yang berupa nilai. Lembar

wawancara untuk mendapatkan

informasi awal menggunakan

Kurikulum 2013, penerapan

Kurikulum 2013, Penerapan

pemahaman konsep matematika,

proses pembelajaran daring dan

kendala penerapan pembelajaran

daring. Dokumentasi digunakan

untuk mengdokumetasikan dat-data

yang di dapatkan oleh penelti dan

sebagai bukti bahwa peneliti telah

melaksanakan penelitian.

Sedangkan hasil data yang diperoleh

untuk sebagai pembanding apakah

siswa sudah memahami pemahaman

konsep matematika dikelas IIA.

Pengumpulan data merupakan

proses pengambilan terhadap suatu

Page 6: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

43

data lalu dikumpulkan menjadi data

yang utuh. Pengumpulan data

dilakukan untuk melaksanakan data

dan informasi mengetahui

pemahaman konsep matematika

berbasis daring. Dalam

pengumpulan data ini dilakukan

oleh peneliti..Pengumpulan data ini

dilakukan sebelum. melaksanakan

penelitian di kelas IIA. Teknik

pengumpulan data yang digunakan

yaitu wawancara, dokumentasi,

hasil data nilai siswa.

Teknik analisis data yang

digunakan saat proses penelitian

adalah teknik kualitatif deskriptif

karena dilakukan scara interaktif

dan berlangsung secra terus

menerus sampai tuntas sehingga

datanya sudah jenuh. Miles and

Huberman (dalam Sugiyono, 2015:

337). Terdapat macam-macam

aktivitas dalam analisis data yaitu

reduksi data (data reduction),

penyajian data (data display), dan

conclusion drawing/verification.

1. Redaksi Data

Tahap ini merupakan tahap

awal untuk menganalisis data.

Pada tahap ini peneli harus bisa

melalui proses pemulihan,

pemusatan, pemerhatian pada

penyederhanaan, supaya

mendapatka informasi dan hasil

data dari catatan tertulis

dilapangan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Tahap ini menjelaskan

mengenai penyajian data yang

dilakukan oleh peneliti. Pada

tahap ini peneliti meyiapkan

data berbentuk bagan hubungan

antar kategori uraian singkat dan

sebagainya. Data display yang

disajikan berupa data tersusun

dari tahap reduksi prose yang

bertujuan untuk mendapatkan

suatu kesimpulan.

3. Conclusion

Drawing/Verification

Tahap ini merupakan tahap

akhir prses analisisyang

merupakan suatu vrifikasi dan

penerikan kesimpulan terhdapa

pemahaman konsep matematika.

Prosedur Penelitian ini sebagai

berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

Peneliti mempersiapkan

penelitian yangmemaparkan

hasil dimulai dari memilih

lapangan, menyusun pedoman

wawancara, perizinan,

administrative, dan

mempersiapkan alat pendukung

untuk pelaksanaan penelitian.

2. Tahap Pekerjaan lapangan

Peneliti memulai aktivitas

pelaksanaan penelitian di

lapangan. Melaksanakan uji

coba dan revisi pada

pengambilan data yang di

peroleh melalui wawancara,

Page 7: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

44

dokumentasi dan hasil nilai

pengetahuan siswa.

3. Tahap Analisis Data

Peneliti melakukan analisis yang

telah didapatkan secara lengkap

dan menarik kesimpulan pada

data yang sudah digabungkan

dari lapangan. Analisis ini hanya

dilakukan sendiri bukan oleh

pembimbing karena analisis data

merupakan tahapan yang paling

penting dari setiap penelitian

dan sekaligus hal yang sulit.

Peneliti dalam pelaksanaan

penelitian ada beberapa alur

yang dilaksanakan oleh peneliti

yaitu (1) studi pendahuluan, (2)

landasan teori, (3) subjek

penelitian, (4) Penelian

lapangan. Penelitian lapangan

termasuk instrument penelitian

yaitu (a) wawancara, (b)

dookumentasi. Ada pra lapangan

terdapat point (a) lapangan, (b)

analisis data. (5) analysis data,

(6) kesimpulan.

HASIL

Hasil penelitian yang

dijelaskan adalah mengenai hasil

penelitian untuk bertujuan

mendeskripsikan analisis

pemahaman konsep perkalian siswa

pada pembelajaran matematika

berbasis daring kelas 2 SDN 2

Cibadak.

Sample yang digunakan

adalah Quota sampling untuk

pemilihan subjek pada penelitian

karena subjek penelitian adalah guru

kelas, siswa dan orang tua siswa

kelas IIA ciri khas dari SDN 2

Cibadak adalah setiap hari jumat

melaksanakan shalat dhuha

berjamaah di lapangan secara

bergiliri siswa diberikan

kesempatan menjadi imam

dibimbing oleh guru PAI.

Sehubungan terjadinya wabah

penelitian ini dilaksanakan melalui

daring dan proses pembelajaran

dilaksanakan melalui daring berupa

video call Whatsapp.

Sesi wawancara

dilaksanakan pada tanggal 12 juli

2020 melalui daring aplikasi

Whasapp dengan narasumber ibu

Inda rahma bahwa narasumber

tersebut wali kelas IIA

Page 8: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

45

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman

Wawancara Guru

Tabel diatas menunjukkan hasil

wawancara dengan narasumber guru

kelas SDN 2 Cibadak mengenai

pemahaman konsep matemnatika

dikelas IIA pada materi perkalian

ini baru 30% atau hanya 11 siswa

dari 31 siwa yang memahami

pemhaman konsep matematika

padamateri perkalian.

Mengetahui pelaksanaan,

penerarpan kurikulum 2013,

pemahaman konsep matematika

pada materi perkalian dan proses

pembelajaran daring.mengenai

pelaksanaan kurikulum 2013 saat

pertama di terbitkan SDN 2 Cibadak

langsung menerapkan kurikulum

2013 dan guru-guru mengikuti

pelatihan terkait pelaksanaan

kurikulum 2013, diterapkan dikelas

1,2,4,dan 5. Kelas 3 dan 6 belum

diterapkan akan melaksanakan ujian

nasional dan kelas 3 akan naik ke

kelas tinggi dan tahun berikutnya

semua kelas diberrlakukan

melaksanakan kurikulum 2013.

Mengenai penerapan

pembelajaran kurikulum 2013 di

kelas rendah khsuusnya pada mata

pelajaran matematika penerapannya

sudah bagus dansudah ditanam

konsep pada materi perkalian dan

difokuskan untuk nanti dikelas 3.

Fasilitas yang diberikan sekolah

cukup memadai untuk

mempermudah proses pembelajaran

dikelas. Dan siswa dianjurkan aktif

dalam proses kegiatan belajar.

PEMBAHASAN

Menurut Heruman (2010: 24)

“Sebelum diberikan pemahaman

konsep dan pembinaan

keterampilan, siswa di berikan

penanaman konsep terlebih dahulu

agar dapat mudah memahami

perkalian”. Penanaman konsep yang

diberikan adalah dengan

memberikan pembelajaran perkalian

menggunakan media. Media yang

diperlukan yaitu berbagai benda

yang dimiliki siswa atau di sekitar

siswa seperti pensil, pulpen buku,

penghapus dan sebagainya. Langkah

selanjutnya melakukan kegiatan

pembelajaran berupa kegiatan

bercerita mengenai permasalahan

kehidupan sehari-hari yaang

berkaitan dengan perkalian. Guru

memberikan bantuan kepada siswa

Page 9: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

46

dengan memberikan media sesuai

cerita untuk membantu berpikir

siswa.

Menurut Priatna (2019: 43)

“Operasi perkalian (multiplication)

di lambangkan dengan notasi “x”

yang dibaca “kali”. Contoh 4 x 3

dibaca “empat kali tiga”. Seperti

halnya dengan pengurangan dan

penjumlahan, perkalian mampu

dilaksanakan dengan banyak cara

diantaranya perkalian dengan

menggunakan kumpulan, perkalian

dengan menggunakan garis

bilangan, dan lain-lain. Adapun

perkalian dengan menggunakan

timbangan, perkalian dengan

menggunakan persegi satuan.

Perkalian dengan menggunakan

penjumalahan berulang.

Faktor dari kurangnya

pemahaman konsep matematika

adalah sarana prasana didalam kelas

dan siswa menganggap sulit pada

mata pelajaran matematika.

Mengenai faktor yang membuat

siswa kurang memahami

pemahaman konsep matematika

khususnya materi perkalian menurut

narasumber adalah kurang sarana

prasana pembelajaran dan guru

kurang memamnfaatkan media

pembelajaran yang ada di kelas

sehingga mengakibatkan sulit

memahami pemahaman konsep

matematika.

Mengenai upaya untuk

mengatasi siswa yang kurang

memahami konsep mataika pada

materi perkalian dikelas di era

wabah covid- 19 adalah wali kelas

memanfaatkan teknologi yang

hampir semua orang tua miliki yaitu

menggunakan aplikasi Hp berupa

Whatsapp. Teknis pelaksaan

pembelajaran melalui video call

dengan siswa dan siswa yang masih

belum memahamiguru mengulang-

ulang materi tersebut supaya

siswamenguasai pemahaman konsep

matematika dan jam pertama

dimulai dari pukul 07.00-07.45 itu

gelombang 1.guru kelas membagi

kedalam 5 gelombang dari setiap

gelombang hanya45 menit saja

melaksanakan video call dengan

siswa.

Perkembangan dan kemajuan

teknologi informasi berjalan dengan

sangat cepat. Seiring dengan

perkembangan teknologi informasi,

pengiriman data dan penyimpanan

data semakin murah dan semakin

baik kualitasnya. Baik individu

institusi maupun pemerintah ikut

melakukan berbagai upaya untuk

memanfaatkan perkembangan

teknologi informasi ini bahkan

dalam dunia pendidikan.

Mengenai proses

pembelajaran konsep matematika

pada materi perkalian dengan

menggunakan daring ini menurut

Page 10: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

47

narasumber kurang efektif bagi

siswa karena pembelajaran

tidaksecara langsung bertatap muka

danbanyakhmabtan-hambatan

seperti orang tua siswatidak bisa

menggunakan teknologi dan tidak

semua orang tua mempunyai HP

android. Mengenai kendala ketika

proses pembelajaran matematika

menggunakan daring adalah

keterbatasan jaringan internet, kuota

boros, danharus menggunakan HP

android.

Berdasarkan uraian diatas

penelitian ini menjelaskan

bagaimana pemahaman konsep

matematika berbasis daring yang

terjadi pada mata pelajaran

matematika materi perkaliann di

kelas IIA yang dilakukan oleh guru,

siswadan orang tua dengan

menggunakan teknik wawancara,

dokumentasi, dan hasil nilai

pengetahuan siswa untuk

mengumpulkan data yang

mengungkapkan bagaimana

pemhaman konsep matematika

berbasis daring saat disampaikan

materi oleh guru kepada siswa

melalui daring.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan

penelitian dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika yaitu

proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berpikir

siswa. Pelaksaan kurikulum yang

digunakan SDN 2 Cibadak yaitu

Kurikulum 2013 yang seblumnya

KTSP atau kurikulum 2006. Proses

penerapan pemahaman konsep

matematika pada materi perkalian di

kelas 2 SDN 2 Cibadak siswa masih

kurang memahami pemahaman

konsep matematika pada materi

perkalian. Daring pada zaman

sekarang saat ini dibutuhkan oleh

semua manusia karena adanya

pandemic covid 19. Kendala

menguunakan pembelajaran daring

melalui whatsaap video calls yang

paling utama adalah tergantung

jaringan internet.

DAFTAR RUJUKAN

Aqib, Z (2017). Model-Model,

Media, Dan Strategi

Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: CV

Yrama Widya.

Aqib, Z. (2006). Penelitian

Tindakan Kelas. Bandung:

Penerbit Yrama Widya.

Aqib, Z. dkk. (2011). Penelitian

Tindakan Kelas untuk SD,

SLB, dan TK

Page 11: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

48

Aziz dan Rahardjo. (2013). “Faktor-

Faktor Prokrastinasi

Akademik Pada Mahasiswa

Tingkat Akhir Yang

Menyusun Skripsi Di

Universitas Muhammadiyah

Purwokerto Tahun Akademik

IK 2011/2012”. Jurnal pada

PSYCHO IDEA, (1), 18

Barangan Y (2017). “

Pengembangan Modul Cetak

Pada Mata Pelajaran Simulasi

Digitalmateri Komunikasi

Dalam Jaringan (Daring

Online) Untuk Siswa Kelas

Xsmk Siti Aminah Surabaya”.

Jurnal pada Pengembangan

Bangun Cetak, (1), 6

Darmadi, H. (2015). Desain dan

Implementasi Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

Febriyanto, dkk (2018).

“Peningkatan Pemahaman

Konsep Matematis Melalui

Penggunaan Media Kantong

Bergambar Pada Materi

Perkalian Bilangan Di Kelas

II Sekolah Dasar”. Jurnal

pada Cakrawala Pendas

Universitas Majalengka, (4),

32.

Hamzah, A. (2014). Evaluasi

Pembelajaran Matematika.

Jakarta: PT Raja.

Haryanto, S (2018).”Kelebihan dan

Kekurangan E-Learning

Berbasis Schoology (Studi

PTK Dalam Pembelajaran

Mata Kuliah Academic

Listening)”. Jurnal pada

Prosiding Seminar Nasional

Geotik, (2), 108

Hasratuddin. (2013). “Membangun

Karakter Melalui

Pembelajaran Matematika”.

Jurnal pada Pendidikan

Matematika Universitas

Negeri Medan, (6), 132.

Helaluddin dan Wijaya, (2019).

Analisis Data Kualitatif

Sebuah Tinjauan Teori &

Praktik. Makassar: PT Fayer.

Heruman. (2010). Model

Pembelajaran Matematika Di

Sekolah Dasar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Junaidi, I (2016). “Analisis Data

Kualitatif Dalam Penelitian

Pariwisata”. Jurnal pada

Kepariwisataan, (10), 65.

Page 12: ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SISWA PADA

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 5, No. 1, Januari-Juni 2021

pISSN 2580-6890

eISSN 2580-9075

49

Nugrahaningsih, Z (2019).”Peran

Lirik Lagu Dalam

Meningkatkan Komunikasi

Verbal Pada Anak Autistik Di

Sekolah Bina Anggita

Yogyakarta”. Jurnal pada Art

and Design, (2), 4

Nur‟aini, dkk (2017).

“Pembelajaran Matematika

Geometri Secara Realistis

Dengan GeoGebra”. Jurnal

pada Matematika Universitas

Islam Bandun, (16), 2.

Priatna. dkk (2018). Pembelajaran

Matematika Untuk Guru Sd

Dan Calon Guru Sd.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Shoimin, A (2017). 68 Model

Pembelajaran Inovatif Dalam

Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-Ruz Media.

Sugiarto, E (2015). Menyusun

Proposal Penelitian Kualitatif:

Skripsi dan Tesis.

Yogyakarta: Suaka Media.

Sugiyono. (2015). Metode

Penelitian Pendidikan

(Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suraji, dkk (2018). “Analisis

Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis dan

Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa

SMP pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV)”. Jurnal

pada of Mathematics

Education, (4), 4

Susanto. (2014). Teori Belajar Dan

Pembelajaran Di Sekolah

Dasar. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group.

Sutisna, dkk (2016). “Meningkatkan

Pemahaman Matematis

Melalui Pendekatan Tematik

Dengan RME”. Jurnal pada

Pena Ilmiah Program Studi

PGSD Kelas UPI Kampus

Sumedang, (1), 3

Wariyah, Ch (2014).“Lembaga

Penelitian Dan Pengabdian

Kepada Masyarakat (LPPM)

Universitas Mercu Buana

Yogyakarta”. Jurnal pada

Sosio-Humaniora, (5), 62