analisis jurnal lesson plan bdp

7
Analisis Jurnal Nama Penulis : Suciati Sudarisman Tahun : 2013 Judul Artikel : Impelementasi Pendekatan Kontekstual dengan Variasi Metode Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Pembelajaran Biologi Sumber Artikel : Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol/ No./ Hlm. : 2/1/23-30 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMPN 27 Surakarta dan SMAN 2 Karanganyar. Peneliti menggunakan pendekatan kontekstual (CTL/ Contextual Teaching Learning) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan konsep yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata (Sanjaya, 2008). Pengintegrasian pendekatan CTL dengan berbagai metode pembelajaran berbasis masalah seperti: problem solving dan problem posing, dimaksudkan untuk mendukung kegiatan pe- mecahan masalah ke arah kegiatan penemuan (inkuiri) secara mandiri. Menurut Uno (2010) situasi pembelajaran yang kondusif sangat mendukung terjadinya interaksi dalam pembelajaran, sehingga menghasilkan luaran yang baik pula. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan rancangan bersiklus yang akan dihentikan

Upload: auliya-shofiya

Post on 09-Apr-2016

12 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

belajar dan pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Jurnal Lesson Plan BDP

Analisis Jurnal

Nama Penulis : Suciati Sudarisman

Tahun : 2013

Judul Artikel : Impelementasi Pendekatan Kontekstual dengan Variasi

Metode Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Pembelajaran Biologi

Sumber Artikel : Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Vol/ No./ Hlm. : 2/1/23-30

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di

SMPN 27 Surakarta dan SMAN 2 Karanganyar. Peneliti menggunakan

pendekatan kontekstual (CTL/ Contextual Teaching Learning) yaitu suatu

pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara penuh

untuk dapat menemukan konsep yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata (Sanjaya, 2008). Pengintegrasian pendekatan CTL dengan

berbagai metode pembelajaran berbasis masalah seperti: problem solving dan

problem posing, dimaksudkan untuk mendukung kegiatan pemecahan masalah ke

arah kegiatan penemuan (inkuiri) secara mandiri.

Menurut Uno (2010) situasi pembelajaran yang kondusif sangat

mendukung terjadinya interaksi dalam pembelajaran, sehingga menghasilkan

luaran yang baik pula. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan

rancangan bersiklus yang akan dihentikan jika kelima aspek kualitas pembelajaran

(performance guru, fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar

siswa) maupun ketuntasan hasil belajar siswa sebagai data pendukung telah

mencapai target yang ditetapkan.

Penilaian fasilitas belajar ditentukan dari ruang kelas, ventilasi,

pencahayaan, serta media pembelajaran yang memberi kontribusi terhadap

pkeberhasilan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan fasilitas kelas yang

cukup memadai namun pernggunaanya belum optimal. Ditinjau dari penilaian

performance guru yang meliputi 8 keterampilan (membuka/menutup pelajaran,

sikap guru, penguasaan materi, kegiatan belajar mengajar, penggunaan media,

evaluasi, dan tindak lanjut), berdasar hasil penelitian diungkap bahwa peformance

Page 2: Analisis Jurnal Lesson Plan BDP

guru mengalami perubahan signifikan ke arah yang lebih baik. Hal ini karena

adanya kolaborasi antara guru, peneliti, dengan dosen pembimbing dari peneliti

untuk menciptakan iklim belajar yang mampu menghasilkan keluaran yang baik

dan tercapainya semua indikator dalam pembelajaran. Ditinjau dari ke empat

aspek iklim pembelajaran (kekompakan siswa, keterlibatan siswa, kepuasan siswa,

serta dukungan guru), berdasarkan hasil penelitian juga mengalami peningkatan.

Hal ini berkorelasi dengan semakin meningkatnya performance guru dalam

pembelajaran. Semakin baik performance guru dalam pembelajaran akan semakin

kondusif situasi pembelajaran yang tercipta, sehingga memberi dampak positip

terhadap pengelolaan kelas. Kondisi kelas yang terkendali akan mendorong

adanya interaksi dua arah antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan

siswa, akibatnya kerjasama kelompok semakin solid. Ditinjau dari motivasi siswa,

berdasarkan penelitian menunjukkan terjadi peningkatan positif. Hal ini karena

penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi (problem solving dan problem

posing), memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan Keterampilan Proses

Sains. Selain itu, kegiatan pemecahan masalah yang berkaitan dengan kehidupan

nyata, memotivasi siswa untuk berpikir menemukan solusi pemecahannya.

Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan

sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan

pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat

perubaha’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris,

2000; Ormorod, 1995). Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang

terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi

merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan

bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses

kompleks inheren pembelajaran. Terdapat beberapa teori belajar yang sudah

dipelajari pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yaitu teori behavioristik,

kognitif, konstruktivisme, humanisme, sibernetik, sosiokultural, dan Multiple

Intellgence.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa metode pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti lebih mengarah kepada teori belajar konstruktivisme.

Konstruktivistik merupakan salah satu pendekatan dalam belajar yang

Page 3: Analisis Jurnal Lesson Plan BDP

menekankan bahwa proses belajar terbaik seorang individu terjadi ketika individu

secara aktif mengonstruksikan pengetahuan dan pemahamannya. Melalui

pembelajaran konstruktivistik, siswa membingkai ulang realitas yang bermakna

bagi diri mereka, mengembangkan kemampuan berpikir, membentuk sikap dan

melatih keterampilan hidup. Lewat model pembelajaran konstruktivistik siswa

belajar untuk peka terhadap permasalahan. Terdapat dua pandangan

konstruktivistik, yaitu konstruktivistik kognitif yang dicetuskan oleh Jean Piaget

dan konstuktivistik sosial dari Vigotsky. Perbedaan kedua teori tersebut terletak

pada penekanan pada proses konstruksi dan peran agen pemenuhannya. Vigotsky

menempatkan konteks sosiokultural sebagai pembentuk struktur kognitif dan

bahasa seseorang. Piaget menekankan tahapan perkembangan kognitif sebagai

syarat bagi pemerolehan pengetahuan dan keterampilan dalam berpikir.

Metode CTL melalui problem solving dan problem posing merupakan

salah satu pengaplikasian teori belajar konstruktivisme. Karakteristik pendekatan

CTL yang meliputi 7 komponen: konstruktivisme (constructivism), inkuiri

(inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian otentik (authentic

assessment), sangat relevan diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan

pada proses ilmiah. Toharudin (2012) melalui pendekatan CTL memungkinkan

terjadinya lima bentuk belajar yang penting yaitu: mengaitkan (relating),

mengalami (experiencing), menerapkan (applying), kerjasama (cooperating) dan

mentransfer (transfering). Dengan demikian, penggunaan CTL memungkinkan

dapat dikembangkannya literasi sains siswa sehingga siswa mampu

mengkonstruksikan pemahamnnya dalam pembelajaran Biologi.

Prinsip konstruktivisme memungkinkan siswa dapat membangun sendiri

konsep melalui kegiatan penemuan (inkuiri). Melalui kegiatan KPS seperti:

merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan

percobaan, mampu mendorong siswa dalam menumbuhkan sikap ilmiah

sebagaimana ilmuwan bekerja seperti: jujur, teliti, tanggung jawab. Isjoni (2007)

menegaskan bahwa pembelajaran berlandaskan pandangan konstruktivisme harus

memperhatikan 4 hal yaitu pengetahuan awal siswa, belajar melalui pengalaman,

interkasi sosial, dan kepahaman. Berdasar penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

Page 4: Analisis Jurnal Lesson Plan BDP

penerapan metode CTL melalui problem solving dan problem posing sudah

mengaplikasikan keempat hal tersebut. Pengoptimalan penggunaan media

pembelajaran dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa karena pemahaman

siswa akan bertambah. Selain itu, interaksi yang terjadi di dalam kelas juga

semakin tertata karena adanya hubungan antara guru dengan siswa dan siswa

dengan siswa.

Page 5: Analisis Jurnal Lesson Plan BDP

Daftar Rujukan

Isjoni. 2007. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta.

Sudarisman, S. 2013. Impelementasi Pendekatan Kontekstual dengan Variasi Metode Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2 (1) 2013: 23-30. (Online) (http://sippendidikan.kemdikbud.go.id/bacaonline/rd/403) diakses 24 September 2015.

Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Toharudin, U. 2012. Membangun Literasi Sains Siswa. Bandung: Humaniora.

Uno, H.B. 2010. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.