analisis jurnal
DESCRIPTION
analisis jurnal kurikulumTRANSCRIPT
TINJAUAN JURNAL
“PERUMUSAN TUJUAN SEBAGAI BASIS
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM”
(Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Analisis Kurikulum
Pendidikan Menengah dan Penjaminan Mutu)
Dosen Pengampu: Dr. C. Rudy Prihantono
Disusun Oleh:
MEGAWATI CIPTANING
NRM : 7816140545
PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya jua
sehingga penyusunan tinjauan jurnal ini dapat diselesikan tepat pada
waktunya. Tinjauan jurnal ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Analisis Kurikulum Pendidikan Menengah dan Penjaminan
Mutu pada Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. C. Rudy
Prihantono, selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Kurikulum
Pendidikan Menengah dan Penjaminan Mutu, atas bimbingan dan arahan
beliau sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa
ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan se-
angkatan di Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta atas kerjasama, dukungan dan persahabatan
sehingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan tugas penyusunan
jurnal ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya, tinjauan jurnal ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis menerima adanya kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga dalam penyusunan tugas-tugas serupa di masa yang akan
datang akan menjadi lebih baik lagi.
Jakarta, 20 April 2015 Penulis
Megawati Ciptaning
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................... iii
TINJAUAN JURNAL
A. PENGANTAR........................................................................... 1
B. ISI JURNAL.............................................................................. 2
1. Identitas Jurnal.................................................................... 2
2. Ringkasan Jurnal ............................................................... 2
C. TINJAUAN JURNAL ................................................................ 8
1. Hubungan Jurnal dengan Teori Pengembangan Kurikulum ....................................... 8
2. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal ..................................... 11
PENUTUP .................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN JURNAL
A. PENGANTAR
Pentingnya peran dan fungsi kurikulum dalam sistem pendidikan
nasional sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional kita. Kurikulum
merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan,
baik formal maupun nonformal, sehingga gambaran sistem pendidikan
dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, kurikulum
pada hakekatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri.
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses perencanaan
kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik.
Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai
komponen situasi belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata
pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum
yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis
pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar
mengajar.
Kehadiran pendidikan islam di Indonesia menjadi penting dalam
kerangka perkembangan pendidikan islam secara umum, sebab inti
kehadiran madrasah salah satunya adalah sebagai upaya untuk
menjembatani sistem pendidikan tradisional yang dilakukan oleh
pesantren dan sistem pendidikan modern dari hasil akulturasi dengan
sistem pendidikan barat (Muhaimin,1993). Sementara Muhammad
‘Athijah Al-Abrasy (1970) menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam
pada hakekatnya adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.
Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran akhlak
keagamaan, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi,
sedangkan akhlak yang mulia itu adalah tiang dari pendidikan Islam.
Pengembangan kurikulum harus mengacu pada sebuah kerangka
umum, yang berisikan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembuatan
keputusan, antara lain: asumsi, tujuan pengembangan kurikulum,
penilaian kebutuhan serta konten kurikulum. Perumusan tujuan
pendidikan sebagai salah satu dasar pengembangan kurikulum
pendidikan nasional, dan pendidikan islam khususnya, perlu disusun
secara tepat dalam rangka pembentukan dan pembinaan pribadi-pribadi
muslim yang paripurna.
Atas dasar pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka muncul
keinginan menjadikan artikel pada jurnal ilmiah pendidikan yang berjudul
‘Perumusan Tujuan sebagai Basis Pengembangan Kurikulum Pendidikan
islam’ ini sebagai bahan kajian analisis jurnal penelitian ilmiah untuk
memenuhi tugas individual pada mata kuliah kuliah Analisis Kurikulum
Pendidikan Menengah dan Penjaminan Mutu.
B. ISI JURNAL
1. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Perumusan Tujuan sebagai Basis Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Penulis : Ahmad Syamsu Rizal
Nama Jurnal : Jurnal Kajian Pendidikan Agama Ta’lim
Penerbit : Jurusan MKDU FPIPS UPI Bandung
ISSN : 2337-4276
Tahun : 2014
Vol/No & Halaman : 12/2, 97-112
2. Ringkasan Jurnal
A. Pendahuluan
Dalam perbuatan pendidikan, manusia berperan sebagai input dan
output, serta ada upaya pengubahan yang disengaja. Dalam upaya
pengubahan ini terdapat proses tindakan mengubah input menjadi output
atau terjadi peralihan forma input tersedia menjadi forma output yang
dirancangkan. Rancangan forma output inilah yang menjadi tujuan
pendidikan dan menjadi norma bagi perbuatan pendidikan yang dilakukan
oleh agen atau faktor pendidikan.
Tujuan pendidikan bersifat normatif karena ada arah yang ingin dituju
sesuai dengan ideal penggagas dan praktisi pendidikan tentang kualifikasi
ideal manusia yang diinginkan dan diharapkan. Memanusiakan manusia
sering ditegaskan sebagai tujuan universal pendidikan. Dalam islam, ciri
eksistensial manusia diperlukan dalam melaksanakan fungsinya sebagai
khalifah dan statusnya sebagai hamba Allah.
Bagaimana eksistensi ideal dari manusia? Konsep idealitas
kemanusiaan ini berbeda-beda karena berkaitan dengan ideologis
pendidikan dan perbedaan pandangan tentang arah pendidikan.
Pentingnya perumusan tujuan dalam melakukan tindak pendidikan
dinyatakan oleh Tafsir (2006) bahwa “mutu pendidikan akan segera
terlihat pada rumusan tujuan pendidikan.”
B. Tujuan Pendidikan Islam
Dalam pemikiran islam, ada beragam konsep manusia ideal yang
dapat dan harus dijadikan bahan rumusan bagi tujuan pendidikan pada
tataran praktis. Bagaimanakah konsep-konsep tersebut dapat dirumuskan
menjadi tujuan pendidikan yang dapat menggerakkan tindakan dalam
proses pendidikan?
Konsep-konsep islami yang berkaitan dengan perumusan tujuan
pendidikan banyak dikemukakan oleh para pemikir pendidikan islam
berdasarkan alquran dan assunnah, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memfungsikan manusia sebagai Khalifah fil Ard
Tujuan pendidikan dalam islam berkaitan dengan fungsi manusia di
dunia sebagai khalifah ini, yaitu sebagai mandataris Allah di muka bumi.
Sebagai mandataris, manusia diberi kebebasan dalam membuat dan
melaksanakan kebijaksanaannya, serta diberi pedoman yang berfungsi
sebagai kendali dalam membuat kebijaksanaannya.
2. Membentuk insan shaleh sebagai tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk insan shaleh, yaitu
manusia yang menjadikan petunjuk Allah sebagai cara dan gaya hidup,
gaya berfikir dan gaya bersikap. Shaleh disini bermakna manusia yang
melakukan segala yang bermanfaat untuk kemanusiaan dan selaras
dengan aturan-aturan Allah untuk kehidupan dunia, dengan niat semata
karena Allah.
Tujuan pendidikan menurut islam dalam konteks ini adalah terbinanya
individu relijius (terikat penuh dengan nilai-nilai ketuhanan) dalam pola
pikir, sikap hidup dan prilaku serta memanfaatkan segala kemampuannya
untuk kehidupan manusia dengan motif untauk mmperoleh ridha Allah.
3. Membina manusia yang berakhlakul-karimah
Akhlak al-karimah merupakan suatu konsep islami tentang moralitas,
yang mencakup pikiran, perasaan, kehendak dan tindakan yang
didasarkan pada kesadaran baik yang menjadi fitrah manusia. Akhlakul-
karimah yang sempurna tidak akan terwujud tanpa dasar pengetahuan,
baik pengetahuan ukhrawi (agama) maupun pengetahuan duniawi.
Manusia ideal dalam konsep islami adalah insan yang beraklak al-karimah
yang ditopang oleh ilmu pengetahuan.
4. Membentuk manusia muttaqin
Sebagian ahli pendidikan berpendapat bahwa pendidikan Islam harus
bertujuan untuk melatih manusia agar memiliki kesanggupan untuk
meningkatkan diri dengan norma-norma spiritual dan melepaskan diri dari
norma-norma yang didorong oleh hawa nafsu.
Muttaqin atau manusia bertaqwa adalah manusia yang sanggup
melaksanakan segala perintah dan menjauhkan diri dari segala larangan-
Nya.Taqwa menjadi tujuan pendidikan Islam karena dalam pandangan
Islam, tingkat kemuliaan manusia diukur berdasarkan kualitas
ketaqwaannya.
5. Membina pribadi-pribadi yang beriman, berilmu dan beramal
shaleh
Beriman, berilmu dan beramal shaleh merupakan triangle kepribadian
yang menjadi ciri kepribadian Islam yang ideal, mengintegrasikan
keganggupan jiwa dalam konteks kepentingan masyarakat yang berbasis
pada pengetahuan yang benar.
6. Membina manusia yang bahagia dunia dan akhirat
Diri yang bahagia dunia dan akhirat merupakan misi pendidikan Islam
pada tataran kejiwaan, dimana setelah mendapatkan pendidikan Islami,
seseorang mampu menjadi diri yang memiliki keterampilan mengubah
segala hal yang dialami sebagai sumber kebahagiaan. Kebahagiaan yang
jadi target capaian seorang mukmin bukan hanya sebatas kebahagiaan di
dunia saja melainkan juga kebahagiaan di akhirat. Islam mendudukan
kemuliaan manusia dengan kerjanya, karenanya Islam senantiasa
mengajak manusia untuk bekerja dan menghasilkan.
7. Mengembangkan fitrah kemanusiaan secara baik dan benar
Dengan pendekatan ini, pendidikan bertujuan mengembangkan fitrah
kemanusiaan agar selaras dengan ajaran agama islam. Ada 5 kecerdasan
yang harus dikembangkan melalui pendidikan Islam:
a. Kecerdasan Intelektual (IQ), targetnya didiknya adalah akal
b. Kecerdasan Emosi (EQ), targetnya didiknya adalah rasa (hati)
c. Kecerdasan Spiritual (SQ), targetnya didiknya adalah ruh
d. Kecerdasan Aktual/Physical (AQ/P), target didiknya adalah organ tubuh
e. Kecerdasan Self Control (SCQ), target didiknya adalah hawa nafsu
Pendidikan menurut Islam berfungsi mengubah perkembangan
kehendak alami yang didasari hawa nafsu menjadi perkembangan
kehendak yang bermakna yang di dasari kesadaran spiritual serta
diarahkan pada efek positif bagi diri dan kemanusiaan.
8. Membina insan kamil
Konsep insan kamil (manusia sempurna) menjadi tujuan dari konsep
pendidikan para filsuf muslim sejak dahulu. Tujuan pendidikan Islam
bukanlah untuk menghasilkan warga negara dan pekerja yang baik, tetapi
untuk menciptakan manusia yang baik (Wan Daud, 1998).
9. Menjadikan mu’min sejati: pribadi yang mu’min, muslim dan
muhsin
Salah satu tujuan pendidikan Islami adalah membentuk manusia yang
memiliki ciri kepribadian Islami. Kepribadian Islami adalah kepribadian
yang memanifestasikan nilai-nilai mukmin, muslim, dan muhsin dalam pola
fikir, pola sikap dan pola tindaknya.
Mu’min, memiliki kepercayaan yang benar tentang konsep
keberadaan dan kehidupan sebagai ideologi yang membimbing arah
pilihan tindakan. Basis kepercayaannya adalah Tuhan, malaikat, rasul,
kitab, hari akhirat, qadha dan qadar. Muslim, berkomitmen pada nilai-nilai
praktis yang menunjukkan pada jalan yang baik dan benar. Basis
tindakannya adalah ibadah (shalat, zakat, shaum dan haji) serta
implementasinya dalam kehidupan. Muhsin, mengembangkan motivasi
tindakan berbasis pada balasan dari Tuhan, tetapi tidak menghitung dan
mempertimbangkan balasan dari manusia.
10. Membangun ummah islami
Secara kolektif pendidikan Islam ditujukan dalam rangka membentuk
ummah, yaitu masyarakat yang daya kohesivitasnya dibangun oleh
kesatuan, keyakinan, persamaan standar nilai-nilai moral dan tradisi saling
memperbaiki.
Dari keseluruhan tujuan-tujuan di atas, dapat dirumuskan konsep
manusia ideal menurut Islam, yaitu bercirikan sebagai berikut:
a. Mampu memainkan peran dan fungsi sebagai khalifah fil-ardh
b. Shaleh
c. Berakhlakul karimah
d. Muttaqin (bertaqwa)
e. Bahagia dunia dan akhirat
f. Mengaktualkan fitrah-fitrah kemanusiaan secara baik dan terarah
g. Berkembang menuju insal kamil
h. Berkepribadian Islami
i. Beriman, berilmu dan beramal shaleh
j. Menjadi pilar Ummah Islami
Dari beragamnya tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan
Islam dapat dikelompokkan ke dalam 3 wilayah tujuan pendidikan secara
Islami, yaitu: 1) tujuan individual, yang berkaitan dengan perubahan
tingkah laku dan pertumbuhan serta perkembangan kepribadiannya untuk
kepentingan dunia dan akhirat; 2) tujuan sosial, yang berkaitan dengan
perubahan pola interaksi sosial dan perkembangan masyarakat sebagai
masyarakat yang baik baldan thayyibah; dan 3) tujuan profesional, yang
berkaitan dengan pembekalan keterampilan khusus anggota masyarakat
dalam memecahkan persoalan dan kepentingan masyarakat sebagai
ummah (satu kesatuan).
C. Dimensi-Dimensi Tujuan Pendidikan Islam
1. Orientasi Tujuan
Berdasarkan rumusan tujuan pendidikan Islam di atas, orientasi
pendidikan Islam adalah:
1. Visi Pendidikan: Pendidikan Islam dirancang dalam rangka membina
manusia yang mampu bertindak dalam kehidupan di dunia.
2. Misi Pendidikan: Membina manusia agar mampu menjadi diri yang
berakhlakul karimah, yang terikat pada nilai-nilai ketuhanan dalam
memandang kehidupan, bersikap dan berprilaku
2. Rentang Tujuan Pendidikan
a. Thelos Idealis
Tujuan ini lebih bersifat ideal yaitu gagasan tentang manusia yang
sempurna atau dalam islam disebut insan kamil yang diwujudkan dalam
kepribadian Muhammad SAW. Esensinya adalah pendidikan jiwa,
sedangkan inti target didiknya adalah ruh.
b.Ultimate Goal
Yang menjadi ultimate goal dari pendidikan Islam adalah kebahagiaan
dunia akhirat.
c. Educational Aim
Tujuan ini berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah fil-ardh
yang muttaqin, yaitu makhluk yang mampu dan mau melaksanakan tugas
kehidupan secara optimal sesuai dengan kapasitasnya, dalam koridor
yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
d. Targets
Insan shaleh , yaitu manusia yang beriman dan memberi manfaat
untuk kemanusiaan dengan perrbuatan yang selaras dengan hukum-
hukum Tuhan.
e. Objectives
Objectives pendidikan dalam Islam adalah tampilnya ciri-ciri manusia
yang beriman, bertaqwa, berilmu, berketrampilan, berakhlak al-karimah
dan beramal shaleh.
f. Educational Effects
Instructional Effects: manusia yang memiliki pengetahuan yang benar
tentang alam syahadah dan alam ghaib: theos, kosmos dan antropos.
Nurturant Effect: jiwa yang tentram dan bahagia, diri yang mampu
berbuat dan bertindak dengan benar, serta diri yang mau berbuat dan
bertindak dengan benar.
3. Karakteristik Tujuan Pendidikan Islami
Universal,
Keseimbangan dan kesederhanaan
Kejelasan
Tak ada pertentangan
Realistik
Perubahan yang diinginkan
Memelihara perbedaan perseorangan
Dinamis dan menerima perubahan dan perkembangan
C. TINJAUAN JURNAL
1. Hubungan Jurnal Dengan Teori Pengembangan Kurikulum
Pada jurnal ini, penulis menyatakan bahwa tujuan pendidikan
berkaitan dengan harapan dan cita-cita agen atau aktor pendidikan. Oleh
karena itu arah pendidikan menjadi tujuan pendidikan bersifat normatif
karena ada arah yang ingin dituju sesuai dengan ideal penggagas dan
praktisi pendidikan tentang kualifikasi ideal manusia yang diinginkan dan
diharapkan. Idealitas Islam telah ditetapkan dalam Al Qur’an dan sunnah
Rasulullah. Idealitas-idealitas tersebut perlu dirumuskan secara cermat
dan aplikatif sehingga dapat dipraktekkan dalam pendidikan dan dapat
diukur keberhasilannya. Bedasarkan tujuan-tujuan yang dirumuskan
tersebut, dapat disusun rencana pengembangan kurikulum yang berbasis
pada konses pendidikan Islam.
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-
komponen tertentu. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk
oleh empat komponen, yaitu: komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau
strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi. Sebagai suatu
sistem, setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala
salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu, maka
sistem kurikulum juga akan terganggu (Hamalik, 2013)
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses perencanaan
kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik.
Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai
komponen situasi belajar mengajar, antara lain adalah penetapan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan, mata pelajaran,
TUJUAN
EVALUASI I S I
METODE
kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum, untuk
memudahkan proses belajar mengajar.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan
yang cukup sentral dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran,
menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Mengingat
pentingnya peran kurikulum dalam pendidikan dan dalam perkembangan
kehidupan peserta didik nantinya, maka pengembangan kurikulum tidak
bisa dikerjakan sembarangan, tetapi harus berorentasi kepada tujuan
yang jelas sehingga akan menghasilkan hasil yang baik dan sempurna.
Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan
filsafat atau sistem nilai yang di anut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan
menggambarkan suatu masyarakat yang di cita-citakan. Misalnya, filsafat
atau sistem nilai yang dianut Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan
yang di harapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya
masyarakat yang pancasialis. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum
berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih
sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses
pembelajaran. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari tujuan yang
sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat di
ukur, yang kemudian dinamakan kompetensi.
Dalam artikel “Perumusan Tujuan sebagai Basis Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam” karya Ahmad Syamsu Rizal ini, disebutkan
bahwa tujuan pendidikan berkaitan dengan cita-cita dan harapan agen
pendidikan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan bersifat normatif karena
ada arah yang ingin dituju sesuai dengan ideal-ideal penggagas dan
praktisi pendidikan tentang kualifikasi ideal manusia yang diinginkan dan
diharapkan. Memanusiakan manusia sering ditegaskan sebagai tujuan
universal pendidikan. Dalam Islam, ciri eksistensial manusia diperlukan
dalam melaksanakan fungsinya sebagai khalifah dan statusnya sebagai
hamba Allah.
Merumuskan tujuan pendidikan bukanlah tindakan yang dapat
dilakukan secara asal-asalan, karena tujuan pendidikan merupakan
normatif pendidikan yang mendasari tindakan pendidikan. Dari sanalah
bergerak segala kegiatan pendidikan mulai dari pemilihan cabang dan
disiplin keilmuan, materi pelajaran, metode dan media pendidikan dan
pengajaran. Dengan demikian, tujuan pendidikan memiliki makna yang
sangat luas dalam merancang dan menjalankan suatu kegiatan
pendidikan.
Tujuan pendidikan juga berperan sebagai direktif tindak pendidikan
bagi para agen pendidikan. Tujuan pendidikan dapat digunakan sebagai
instrumen pengukur efektivitas pendidikan. Demikian juga, tujuan
pendidikan dapat menggambarkan suatu icon filosofis pendidikan dari
suatu lembaga pendidikan.
Dalam menentukan dan merumuskan tujuan kurikulum terdapat
sejumlah sumber yang dapat digunakan yakni falsafah bangsa, strategi
pembangunan nasional, hakikan peserta didik, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan pendidikan pada umumnya
didasarkan pada filsafat yang dianut atau yang mendasari pendidikan
tersebut. Tujuan sebagai goals dinyatakan dalam rumusan yang lebih
abstrak dan bersifat umum, dan pencapainnya relatif dalam jangka
panjang. Adapun tujuan sebagai objectives lebih bersifat khusus,
operasional, dan pencapaiannya dalam jangka pendek.
2. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
a. Kelebihan Jurnal
1. Sistematika penulisan jurnal sesuai dengan kaidah ilmiah tersusun
dengan baik mulai dari judul penelitian, abstrak, pendahuluan, tujuan
hingga pada penutup.
2. Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan
apa yang akan diteliti.
3. Abstrak menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian,
tujuan penelitian, dan hasil penjabaran pembahasannya.
4. Isi jurnal mengungkap kondisi yang sesuai dengan yang terjadi di
lapangan dalam perencanaan pengembangan kurikulum pendidikan
Islam.
5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh para
pengambil kebijakan dalam pengambilan keputusan terutama yang
berkaitan dengan pengembangan kurikulum pendidikan Islam.
b. Kekurangan jurnal
1. Tata bahasa yang digunakakan dalam penulisan jurnal kurang efektif,
serta banyak kalimat yang sulit dimengerti oleh pembaca.
2. Banyak menggunakan istilah-istilah yang tidak mudah dipahami oleh
pembaca.
3. Kajian teori yang berkaitan dengan penelitian yang dituliskan dalam
jurnal sangat sedikit. Hal ini mengakibatkan minimnya referensi bagi
pembaca yang ingin menggunakan artikel jurnal ini untuk dijadikan
bahan rujukan.
4. Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan
secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut.
5. Penulis tidak memberikan saran/rekomendasi kepada suatu instansi,
atau pihak tertentu, yang berhubungan dengan penelitiannya.
6. Penulis juga tidak mencantumkan catatan kaki yang merupakan
catatan-catatan penting bagi si penulis, agar pembaca dapat dengan
jelas mencari informasi yang dikehendaki secara lebih rinci.
D. PENUTUP
Perumusan tujuan pendidikan melibatkan segala aspek kependidikan
yang mempertimbangkan filsafat pendidikan, psikologi pendidikan,
sosiologi pendidikan maupun berbagai aspek pragmatis kehidupan. Dalam
merumuskan tujuan pendidikan Islami, segala cara pandang Islam tentang
semesta baik ketuhanan, kealaman, kemanusiaan maupun kehidupan
harus menjadi pertimbangan dan dasar pemikiran, karena hal ini
menyangkut filsafat pendidikan Islam. Jika tidak, maka pendidikan Islam
hanya akan merupakan kegiatan duniawi yang dibumbui dengan asesoris
keislaman.
Tidak ada sebuah karya manusia yang sempurna, beberapa
perbaikan masih diperlukan demi terciptanya karya tulis/laporan ilmiah
yang lebih baik. Meskipun ditemukan beberapa kekurangan dalam
substansi penyusunan laporan hasil penelitian ini, namun hasil karya
Ahmad Syamsu Rizal ini telah memberikan manfaat teoretis dan manfaat
praktis dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang
pendidikan Islam..
DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrasy, Mohd.’Athijah. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. 1970
Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2012.
Glenys Unruh dan Adolph Unruh. Curriculum Development. Berkeley:
MacChuthan Publishing Corporation. 1984.
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja RosdaKarya, 2008.
Muhaimin, Prof.Dr.H.MA dkk, Pengembangan Model KTSP pada sekolah dan madrasah. Jakarta: Rajawali Press. 2008.
Oliva, Peter F. Developing The Curriculum. New York: Harper Collins
Publisher, 1992.
Sudjana, Nana. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2008.
Sukmadinata, Nana Sy. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.