analisis determinan keinginan memiliki anak dengan teori
TRANSCRIPT
Pemaparan Hasil Penelitian Program Bangga Kencana – Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi
Kalimantan Selatan
14 Desember 2020
Analisis Determinan Keinginan Memiliki Anak dengan Teori
Perilaku Terencana di Kalimantan Selatan
Tim Peneliti STIE Indonesia BanjarmasinTri Ramaraya Koroy, S.E., M.Si., Ph.D.Dr. Riswan Yudhi Fahrianta, S.E., M.Si.
Latar Belakang
Tingkat fertilitas di Indonesia menurun secara drastis pada 1958-1998 namun penurunan melandai selama 1998-2019
Apakah penurunan fertilitas ini merefleksikan perubahan intensi, keinginan akan jumlah anak yang dipunyai?
Terdapat peningkatan keinginan /intensi memiliki anak selama 1994-2017
5,672
2,6202,280
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
5,500
6,000
6,500
19
50
19
54
19
58
19
62
19
66
19
70
19
74
19
78
19
82
19
86
19
90
19
94
19
98
20
02
20
06
20
10
20
14
20
18
TFR Linear (TFR)
14,4%
15,5%
13,0%
13,8%
14,6%
16,7%
12,0%
13,0%
14,0%
15,0%
16,0%
17,0%
1994 1997 2002 2007 2012 2017
Keinginan Memiliki Anak Segera –Total Sampel
FI Linear (FI)
Latar Belakang
Di Kalsel, tren keinginan memiliki anak dan jumlah anak ideal selalu lebih tinggi daripada tingkat nasional.
Memerlukan upaya penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berdampak pada tingginya indikator-indikator.
Belum banyak diteliti secara mendalam di Indonesia dengan konteks penuruan fertilitas
56%58%
51%
46% 47% 47%
40%
45%
50%
55%
60%
2002 2007 2017
Panel A: Prosentase Keinginan Memiliki Anak
Kalsel Nasional Linear (Kalsel)
2,9 2,9
2,8
2,9
2,8
2,7
2,65
2,7
2,75
2,8
2,85
2,9
2,95
2002 2007 2017
Panel B: Rata-rata Jumlah Anak Ideal
Kalsel Nasional Linear (Kalsel)
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Menyelidiki determinan dari keputusan fertilitas di antara pasangan usia subur. Dengan menggunakan model konseptual teori perilaku terencana untuk dapat memahami determinan tersebut.
Memberikan bukti empiris yang memperkaya literatur tentang kebermanfaatan TPT untuk menjelaskan intensi fertilitas dan kaitannya dengan faktor-faktor latar belakang yang relevan.
Memberikan gambaran atau memprediksi mengenai pola fertilitas di masa depan yang membantu dalam menentukan langkah-langkah yang tepat terkait dengan perilaku untuk mempunyai anak.
Teori Perilaku Terencana
• Teori Perilaku Terencana atau The Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan teori psikososial yang telah tervalidasi secara ekstensif dan berguna untuk memahami keputusan fertilitas para orang tua (Ajzen dan Klobas, 2013).
• Tiga determinan yang mempengaruhi intensi perilaku adalah:
1. Sikap atau tata nilai terhadap perilaku yang merujuk pada perasaan positif/negatif terhadap perilaku atau hasil dari menjalankan perilaku;
2. Pengaruh sosial (norma subyektif) yang berkaitan dengan persepsi individu atas lingkungan sosial yang melingkupi perilaku itu.
3. Persepsi kemampuan (atau kendali) dalam upaya menjalankan perilaku itu.
Tata Nilai untuk Mempunyai Anak
Pengaruh Sosial untuk Mempunyai
Anak
Kemampuan Menjalankan Upaya untuk
Mempunyai Anak
Intensi untuk Mempunyai Anak
Metode Penelitian
• Survei cross-sectional dilakukan pada pasangan usia subur berusia 15-49 tahun dengan para wanita/istri sebagai responden.
Disain Penelitian
• Responden berasal dari empat kabupaten di Kalimantan Selatan yang mencakup Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Selatan, Barito Kuala dan Tanah Laut.
• Pengambilan sampel responden dilakukan dengan purposive sampling berdasarkan jumlah populasi pasangan usia subur (PUS) di tiap kabupaten.
• Data responden yang diperoleh sehingga dapat diolah sebanyak 187 responden.
Cakupan Responden
Balangan
Hulu Sungai SelatanBarito Kuala
Tanah Laut Kabupaten Populasi PUS (BPS, 2020)
Responden PUS
Balangan 28.768 30
Hulu Sungai Selatan 48.695 47
Barito Kuala 58.622 56
Tanah Laut 65.191 65
Jumlah 201.276 198
Tidak dapat terpakai 11
Responden terpakai 187
Metode Penelitian
• Operasionalisasi variabel-variabel TPT sebagai variabel independen menggunakan modifikasi bentuk Generation and Gender Survey (GGS) oleh Viket dkk (2007).
1. Tata Nilai/Sikap • Delapan item pertanyaan Skala
Likert 5-poin diajukan untuk mencirikan sikap yang berhubungan dengan mempunyai anak.
Tata Nilai Memiliki Anak
“Anggaplah anda akan mempunyai anak (lagi),
apakah hal ini baik atau buruk bagi... “
Jauh
lebih
buruk
Lebih
buruk
Tidak
lebih
buruk
atau
lebih
baik
Lebih
baik
Jauh
lebih
baik
1. Pekerjaan anda 1 2 3 4 5
2. Kehidupan seksual anda 1 2 3 4 5
3. Yang orang pikirkan tentang anda 1 2 3 4 5
4. Kualitas hidup anda secara umum 1 2 3 4 5
5. Kedekatan anda dengan pasangan 1 2 3 4 5
6. Perawatan dan keamanan di masa tua 1 2 3 4 5
7. Hubungan anda dengan orang tua 1 2 3 4 5
8. Kondisi spiritual saya (contohnya ada yang mendoakan ketika meninggal)
1 2 3 4 5
Metode Penelitian
2. Pengaruh Sosial • Tiga pertanyaan yaitu tiap
responden diminta menilai seberapa mereka setuju bahwa kelompok orang yang berbeda berpikir tentang mereka mempunyai anak.
3. Kemampuan Menjalankan• Delapan item ditanyakan tentang
seberapa besar keputusan untuk mempunyai anak dalam tiga tahun ke depan tergantung dari hal-hal yang disebutkan.
Pengaruh Sosial Memiliki Anak
“Walaupun anda merasa keputusan mempunyai
atau tidak mempunyai anak adalah keputusan anda
sendiri, orang lain sangat mungkin mempunyai
pendapat apa yang seharusnya anda lakukan. Jika
anda mempunyai anak (lagi), seberapa setuju
pendapat orang-orang berikut ini dengan
keputusan anda memiliki anak?”
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Tidak
dua-
duanya
Setuju Sangat
setuju
1. Orang tua anda 1 2 3 4 5
2. Saudara dan/atau kerabat anda 1 2 3 4 5
3. Teman-taman anda 1 2 3 4 5
Kemampuan Menjalankan Perilaku Memiliki Anak
“Seberapa hal-hal berikut mempengaruhi
keputusan anda untuk mempunyai anak?”
Sama
sekali
tidak
berpenga-
ruh
Sedikit
berpenga-
ruh
Agak
berpenga-
ruh
Sangat
berpe-
ngaruh
1. Keadaan keuangan saya 1 2 3 4
2. Pekerjaan saya 1 2 3 4
3. Kondisi tempat tinggal saya 1 2 3 4
4. Kesehatan saya 1 2 3 4
5. Pekerjaan pasangan saya 1 2 3 4
6. Kesehatan pasangan saya 1 2 3 4
7. Ketersediaan penitipan/perawatan anak saya 1 2 3 4
8. Kesempatan cuti melahirkan/merawat anak 1 2 3 4
Metode Penelitian
• Intensi masing-masing individu untuk mempunyai anak diukur dengan dua tahap:
• Tahap 1 : responden ditanyai apakah bermaksud memiliki anak dengan tiga opsi jawaban yaitu:
1. berkeinginan memiliki anak segera (di bawah 2 tahun mendatang);
2. berkeinginan memiliki anak kemudian (di atas dua tahun) dan
3. tidak ingin memiliki anak.
• Tahap 2: bila mereka menjawab pilihan (1) dan (2) akan ditanyai lagi seberapa besar keinginan mereka memiliki anak dengan skala 4-poin.
• Pertanyaan menyangkut intensi menyebutkan periode waktu tertentu agar peneliti dapat menyimpulkan dari status seseorang pada saat ini baik keadaan ekonomi, institusi atau keluarga yang menentukan dalam proses keputusan mempunyai anak.
A. KEINGINAN MEMILIKI ANAK
1 Apakah anda bermaksud memiliki anak? a. Ya, saya ingin memiliki anak segera (di bawah 2 tahun mendatang) → Lanjut ke pertanyaan No. 2
b. Ya, saya ingin memiliki anak kemudian (di atas 2 tahun mendatang)
c. Saya tidak ingin memiliki anak.
2 Bila anda bermaksud memiliki anak segera
(di bawah 2 tahun mendatang) pada jawaban
1b di atas, seberapa besar keinginan anda
memiliki anak tersebut
Kurang
mengi-
inginkan
Agak
mengingin-
kan
Mengi-
nginkan
Sangat
mengingin-
kan
1 2 3 4
Hasil Penelitian – Analisis Statistik Deskriptif Variabel
• Intensi Memiliki Anak (Proporsi)• Sebanyak 52% responden
menginginkan memiliki anak dan sisanya 48% tidak menginginkan.
• Untuk responden yangmenginginkan anak: 20%menginginkan segera dan 32% menginginkan kemudian (>2 tahun).
• Hasil ini sebanding dengan survei sebelumnya (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI, 2017) yang menunjukkan tingkatan yang lebih tinggi untuk Kalimantan Selatan.
Ingin anak segera (<2
tahun)
Ingin anak nanti (>2
tahun)
Tidak ingin anak
48%
20%
32%
Hasil Penelitian – Analisis Statistik Deskriptif Variabel
• Intensi Memiliki Anak (Intensitas):• Responden yang menginginkan
anak segera relatif lebihmenginginkan anak dibandingkanresponden yang menginginkananak kemudian (di atas 2 tahun).
3,53
2,13
Ingin anak segera (<2tahun)
Ingin anak nanti (>2tahun)
Hasil Penelitian – Analisis Statistik Deskriptif Variabel
• Intensi Memiliki Anak (Karakteristik Pribadi):• Responden yang menginginkan
anak segera terlihat relatif lebih muda dan lebih banyak berpendidikan rendah dibandingkan responden yang menginginkan anak kemudian (di atas 2 tahun) – meski tidak terlalu signifikan perbedaannya → bukan faktor utama.
25,68 26,55
39,19
Ingin anak segera (<2 tahun) Ingin anak nanti (>2 tahun) Tidak ingin anak
Usia
20
28
18
32
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Ingin anak segera (<2 tahun)
Ingin anak nanti (>2 tahun)
Tingkat Pendidikan
Pendidikan rendah Pendidikan tinggi
Hasil Penelitian – Analisis Statistik Deskriptif Variabel
• Intensi Memiliki Anak (Karakteristik Keluarga):• Responden yang menginginkan anak
segera umumnya belum punya atau punya 1 anak, sedangkan yang menginginkan anak kemudian umumnya sudah mempunyai 1 anak, dan mereka yang tidak menginginkan anak sudah mempunyai lebih dari 2 anak.
• Tingkat pendapatan responden tidak terlalu berbeda secara signifikan di antara responden.
0,61
1,32
2,44
Ingin anak segera (<2 tahun) Ingin anak nanti (>2 tahun) Tidak ingin anak
Jumlah anak
26
43
73
12
17
17
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Ingin anak segera (<2 tahun)
Ingin anak nanti (>2 tahun)
Tidak ingin anak
Tingkat Pendapatan
Pendapatan rendah Pendapatan tinggi
Hasil Penelitian – Analisis Statistik Deskriptif Variabel
• Variabel Independen (mean):• Responden yang ingin
memiliki anak segera relatif lebih tinggi dalam tata nilai dan pengaruh sosial memiliki anak dibanding yang ingin anak kemudian,
• Responden yang ingin memiliki anak segera relatif tidak memandang tinggi kendala yang dihadapi dalam memiliki anak.
Variabel Semua responden
Ingin anak segera
Ingin anak kemudian
Tata Nilai/Sikap 3,88 3,94 3,84
Pengaruh Sosial 3,85 4,01 3,76
Kemampuan Menjalankan Perilaku 1,41 1,22 1,53
Hasil Penelitian – Analisis Pengujian Hipotesis Menurut TPT
• Hasil pengujian analisis jalur (path analysis) atas keseluruhan responden (n=98) dengan koefisien ketiga variabel signifikan sehingga mengkonfirmasi Teori Perilaku Terencana bahwa ketiga determinan ini menentukan intensi memiliki anak.
Tata Nilai untuk Mempunyai Anak
Pengaruh Sosial untuk Mempunyai
Anak
Kemampuan Menjalankan Upaya untuk
Mempunyai Anak
Intensi untuk Mempunyai Anak
t-statistic: 3,228, p-value: 0,001
t-statistic: 2,069p-value: 0,039
t-statistic: 3,195p-value: 0,001
Hasil Penelitian – Analisis Pengujian Hipotesis Menurut TPT
• Hasil pengujian analisis jalur (path analysis) atas subsampel untuk responden yang menginginkan anak segera (n=38) menunjukkan bahwa hanya variabel tata nilai atau sikap yang signifikan menentukan intensi memiliki anak.
• Hal ini mengindikasikan intensi memiliki anak tergantung evaluasi internal responden bahwa mempunyai anak itu berkonsekuensi positif atau negatif (diinginkan atau tidak diinginkan) bagi yang bersangkutan.
• Variabel-variabel lainnya tidakmenjadi penentu utama intensi.
Tata Nilai untuk Mempunyai Anak
Pengaruh Sosial untuk Mempunyai
Anak
Kemampuan Menjalankan Upaya untuk
Mempunyai Anak
Intensi untuk Mempunyai Anak
t-statistic: 1,181, p-value: 0,238
t-statistic: 2,460p-value: 0,014
t-statistic: 1,447p-value: 0,148
Hasil Penelitian – Analisis Pengujian Hipotesis Menurut TPT
• Hasil pengujian analisis jalur (path analysis) atas subsampel untuk responden yang menginginkan anak kemudian (n=60) menunjukkan hasil yang sama bahwa hanya variabel tata nilai atau sikap yang signifikan menentukan intensi memiliki anak.
• Hal ini mengindikasikan penilaian perasaan positif atau negatif mereka terhadap perilaku dan hasil dari memiliki anak akan menentukan intensi memiliki anak.
Tata Nilai untuk Mempunyai Anak
Pengaruh Sosial untuk Mempunyai
Anak
Kemampuan Menjalankan Upaya untuk
Mempunyai Anak
Intensi untuk Mempunyai Anak
t-statistic: 0,592, p-value: 0,554
t-statistic: 1,993p-value: 0,047
t-statistic: 1,286p-value: 0,199
Hasil Penelitian – Analisis Pengujian Hipotesis Menurut TPT
Tata Nilai untuk Mempunyai Anak
• Untuk yang ingin anak segera:
1.Kehidupan seksual
2.Yang orang pikirkan
• Untuk yang ingin anak kemudian:
1.Pekerjaan
2.Kehidupan seksual
3.Yang orang pikirkan
4.Kualitas hidup secara umum
5.Kedekatan dengan pasangan
Pengaruh Sosial untuk Mempunyai Anak
• Untuk semua subsampel:
1.Pendapat orang tua
2.Pendapat saudara/kerabat
3.Pendapat teman-teman
Kemampuan Menjalankan Upaya untuk Mempunyai Anak
• Untuk semua subsampel:
1.Keadaan keuangan
2.Pekerjaan saya
3.Pekerjaan pasangan
4.Ketersediaan penitipan/ perawatan anak
Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan untuk masing-masing variabel yang menentukan PUS berniat memiliki anak.
Perlu lebih ditekankan dalam intervensi
Hasil Penelitian – Analisis atas Pengetahuan Alat Kontrasepsi
• Secara umum, tingginya intensi memiliki anak berbanding terbalik dengan pengetahuan tentang alat kontrasepsi.
• Responden yang menginginkan anak segera mempunyai pengetahuan paling rendah (rata-rata 6,11 dari 11 jenis kontrasepsi) dibandingkan mereka yang menginginkan ana kemudian (7,33) dan yang tidak menginginkan anak (7,60).
6,11
7,33 7,60
Ingin anak segera Ingin anak nanti Tidak ingin anak
Jumlah Kontrasepsi yang Diketahui
Hasil Penelitian – Analisis atas Pengetahuan Alat Kontrasepsi
• Analisis atas pengetahuan masing-masing alat kontrasepsi menunjukkan responden yang tidak menginginkan anak mempunyai pengetahuan yang relatif lebih banyak dan merata dibanding yang masih menginginkan anak. 21%
21%
34%
34%
34%
39%
50%
84%
95%
97%
100%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
MAL
S. Terputus
Vasektomi
Kalender
Tradisional
Tubektomi
IUD
Susuk
Kondom
Suntik
Pil
Ingin anak segera
28%
40%
40%
42%
47%
67%
88%
88%
95%
98%
100%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
MAL
S. Terputus
Vasektomi
Kalender
Tubektomi
IUD
Kondom
Susuk
Suntik
Pil
Tradisional
Ingin anak nanti
27%
42%
53%
53%
64%
72%
76%
87%
93%
94%
98%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
MAL
S. Terputus
Vasektomi
Kalender
Tradisional
Tubektomi
IUD
Kondom
Susuk
Suntik
Pil
Tidak ingin anak
Hasil Penelitian – Analisis atas Pengetahuan Alat Kontrasepsi
• Analisis atas akurasi pengetahuan tentang efektivitas alat kontrasepsi menunjukkan kesenjangan informasi tentang hal ini.
• Responden yang tidakmenginginkan anak yangmempunyai pengetahuan lebihbanyak tentang berbagai alatkontrasepsi tidak berbeda dengan mereka yang menginginkan anak segera dalam hal efektivitas masing-masing alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
47%
42%
48%
Ingin anak segera ingin anak nanti Tidak ingin anak
Akurasi atas Efektivitas Kontrasepsi
Kesimpulan dan Saran
• Pengujian dengan Teori Perilaku Terencana mengkonfirmasi peran ketiga determinan intensi.
• Hasil analisis mengindikasikan tata nilai/sikap atas perilaku memiliki anak berperan lebih menentukan dibanding dua variabel lainnya. • Intervensi untuk meningkatkan
kesadaran konsekuensi dari perilaku perlu menekankan pada variabel ini.
• Pengetahuan atas alat kontrasepsi akan semakin banyak seiring dengan keinginan membatasi fertilitas. • Perlu ditingkatkan pengenalan untuk
kontrasepsi yang lebih efektif.
• Analisis atas pengetahuan tentangakurasi pengetahuan tentangefektivitas alat kontrasepsimencegah kehamilan mendapatkanadanya kesenjangan pengetahuan. • Perlu dilakukan intervensi untuk
meningkatkan pengetahuan efektivitas alat kontrasepsi.
Terima Kasih