02. determinan

23
DETERMINAN

Upload: indah-yanti

Post on 12-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

determinan

TRANSCRIPT

Page 1: 02. DETERMINAN

DETERMINAN

Page 2: 02. DETERMINAN

DETERMINAN

Determinan dari suatu matriks berordo nxn, dinyatakan sebagai det(A) adalah skalar yang diasosiasikan dengan matriks dan didefinisikan secara induktif sebagai :

dimana adalah kofaktor – kofaktor yang diasosiasikan dengan entri – entri dalam baris ke - i dari matriks A.

1n jika

1n jikadet

ininii CaCa

aA

11

11

ijjii MC det 11

Page 3: 02. DETERMINAN

2221

1211

aa

aaAA det

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKS ATURAN SARRUS MATRIKS 2X2

2221

1211

aa

aaA

2211aa 2112aaA

Contoh 1.

24

13A

1046

4123

A

Page 4: 02. DETERMINAN

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKS ATURAN SARRUS MATRIKS 3X3

333231

232221

131211

aaa

aaa

aaa

B

322313312312332211 aaaaaaaaa 332112322311312213 aaaaaaaaa B

333231

232221

131211

aaa

aaa

aaa

B

3231

2221

1211

aa

aa

aa

Contoh 2.

544

321

223

B

544

321

223

B

44

21

23

0B

Page 5: 02. DETERMINAN

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKSORDO N>3Jika A adalah matriks kuadrat, maka MINOR aij dinyatakan oleh Mij adalah determinan submatriks A yang didapat dengan jalan menghilangkan baris ke-i dan kolom ke – j.

MINOR MATRIKS

nnnjnn

inijii

n

nj

aaaa

aaaa

a

aaaa

A

21

21

2

111211

nnnjnn

inijii

n

nj

ij

aaaa

aaaa

a

aaaa

M

21

21

2

111211

Page 6: 02. DETERMINAN

CONTOH 3. Diketahui matriks

0810

3300

1121

3110

A

maka

0

80

30

10

080

330

310

080

330

310

22 M

Page 7: 02. DETERMINAN

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKSORDO N>3KOFAKTOR aij dinyatakan oleh Cij didefinisikan sebagai (-1)i+jMij

KOFAKTOR MATRIKS

Jika A adalah matriks berukuran n x n dan Cij adalah kofaktor dari elemen aij, maka matriks

dinamakan matriks kofaktor A dan transpose dari matriks kofaktor A dinamakan adjoin A = adj(A)

nnnn

n

n

ccc

ccc

ccc

C

21

22221

11211

Page 8: 02. DETERMINAN

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKSORDO N>3 Determinan matriks A yang berorde n x n dapat di hitung dengan cara mengalikan elemen-elemen suatu baris atau kolom dengan kofaktor-kofaktornya, kemudian menambahkan hasil-hasil kali yang dihasilkannya

EKSPANSI KOFAKTOR/LAPLACE

Ekspansi kofaktor sepanjang baris- i

n

jijijCaA

1

det

Ekspansi kofaktor sepanjang kolom- j

n

iijijCaA

1

det

Page 9: 02. DETERMINAN

OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)

Yang dimaksud dengan operasi elementer pada baris suatu matriks A adalah sebagai berikut

Pertukaran baris - i dengan baris - j Ri Rj

Perkalian suatu baris - i dengan konstanta tak nol

kRi

Penjumlahan kelipatan baris - i pada baris - j

Rj + kRi

Page 10: 02. DETERMINAN

CONTOH OBE

A =

1 2 1 3 8 7 2 7 9

R2 R1 ~

1 2 1 2 7 9 3 8 7

R2 + (-2)R1 ~

1 2 1 0 3 7 3 8 7

-2 - 4 -2

R3 + (-3)R1 ~

1 2 1 0 3 7 3 8 7

-3 - 6 -3

1 2 1 0 3 7 0 2 4

Page 11: 02. DETERMINAN

SIFAT 1.

Jika A adalah sebarang matriks kuadrat yang mengandung sebaris bilangan nol, maka det(A) = 0

CONTOH 4.

SIFAT – SIFAT DETERMINAN

1 2 1 0 0 0 3 8 7

A = det(A) = 0

Page 12: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 2.

Jika A adalah matriks segitiga n x n dimana diagonal utama tak nol, maka det(A) adalah hasil kali entri-entri pada diagonal utama, yakni det(A) = a11a22…ann

CONTOH 5.

A matriks segitiga atas, maka det(A) = 2.3.5.4 =120

4000

3500

5430

7612

A

Page 13: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 3.

Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila baris tunggal A dikalikan oleh konstanta k, maka det(A’) = k det(A)

CONTOH 6.

det(A) = 21 dan det(B) = (2)(3) 21 = 126

614

321

342

A

18312

642

342

B = 2 kali baris 2 matriks A

= 3 kali baris 3 matriks A

Page 14: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 4.

Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris A dipertukarkan, maka det(A’) = – det(A)

CONTOH 7.

det(A) = 21 dan det(B) = – 21

614

321

342

A

321

614

342

B baris 2 matriks A ditukar dengan baris 3

Page 15: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 5.

Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A ditambahkan pada baris lain, maka det(A’) = det(A)

A =

2 4 3 1 1 2 3 5 2

A’ =

2 4 3 1 1 2 3 5 2

Page 16: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 6.

Jika A adalah sebarang matriks kuadrat, maka det(A) = det(At)

614

321

342

A

633

124

412tA

Page 17: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 7.

Misalkan A, A’ dan A” adalah matriks n x n yang hanya berbeda dalam baris tunggal, katakanlah baris ke-r, dan anggap bahwa baris ke r dari A” dapat diperoleh dengan menambahkan entri-entri yang bersesuaian dalam baris ke-r dari A dan dalam baris ke-r dari A’, maka det(A”) = det(A) + det(A’) [hasil yang serupa juga berlaku untuk kolom]

Page 18: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 8.

Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka det(AB) = det(A) det(B)

Page 19: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 9.

Sebuah matriks kuadrat dapat dibalik jika dan hanya jika det(A) 0

Page 20: 02. DETERMINAN

SIFAT – SIFAT DETERMINAN SIFAT 10.

Jika A dapat dibalik, maka

AAdet

det11

Page 21: 02. DETERMINAN

INVERS MATRIKS

DEFINISI Jika pada matriks bujur sangkar A terdapat matriks B sehingga AB = I, dengan I adalah matriks identitas, maka B dinamakan invers matriks A dan ditulis sebagai A–1

Jadi, jika A adalah matriks bujur sangkar tak singular berorde-n, maka terdapat satu invers A–1sehingga AA–1 = A–

1A = I

Invers matriks memiliki sifat, (AB) –1=B–1A–1 dan (A–1) –1 = A

Untuk menentukan invers matriks dapat dilakukan dengan dua cara

1. Metode reduksi

2. Metode determinan

Page 22: 02. DETERMINAN

METODE REDUKSI

Page 23: 02. DETERMINAN

METODE DETERMINAN

Sebuah matriks memiliki invers jika dan hanya jika det(A) 0. Invers matriks A dapat ditentukan dengan rumus

AadjA

Adet11