varicella zooster
Post on 20-Dec-2015
68 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Definisi
Infeksi akut primer VZV Varicella Zoster Virus yang menyerang kulit dan mukosa, ditandai munculnya vesikula disertai gejala konstitusi dan kelainan kulit polimorf yang berlokasi terutama di sentral tubuh
• Disebut juga cacar air atau chicken pox
Epidemiologi
• Tersebar di seluruh dunia• Segala usia & gender• Anak anak <10 tahun, paling banyak 5-9 tahun• Musim dingin & musim semi, perpindahan
musim• Sangat mudah menular (droplet terinhalasi &
kontak langsugng dengan lesi) khususnya ±7 hr dari awal timbul gejala
Etiologi
Varicella Zoster Virus (VZV)
Group : Group I (dsDNA)Ordo : HerpesviralesFamili : HerpesviridaeSubfamili : AlphaherpesvirinaeGenus : VaricellovirusSpesies : Human herpesvirus 3 (HHV)
Ukuran : 150 – 200 nm
Gejala Klinis• Masa inkubasi: 10 – 21 hari disusul dengan gejala prodormal ringan
selama 1 – 3 hari demam yg tidak terlalu tinggi, mengigil, nyeri kepala, anoreksia, dan malaise
• Kemerahan menjadi vesikel (tear drop vesicle berdinding tipis) dlm beberapa jam
• Vesikel terus bertambah• Vesikel yang muncul awal pecah berubah menjadi krusta
Papul eritematosa tear drop vesikel pustul krusta hipopigmentasi
• penyebatan lesi sentrifugal ke estremitas, kepala & selaput lendir (mata, mulut, palatum, faring, sal nafas atas)
• Rasa gatal pada lesi• Perbesaran KGB
Diagnosis
1. Anamnesis riwayat kontak dengan penderita cacar atau herpes zooster
2. Px Fisik• Gejala prodormal: demam, sakit kepala, malaise, anoreksia• Perbesaran KGB• Lesi mukosa : ulserasi mulut, palatum, tonsil & faring • Lesi kulit:
– polimorf (papul, vesikel, pustul, krusta) disertai eritema– terpusat di badan, menyebar ke ekstremitas dan kepala– Vesikel seperti tetesan air, ukuran milier sampai lentikuler
3. Px Penunjang• Histopatologi : terdapat vesikula pada
epidermis akibat “degenerasi balon” (sulit dibedakan dengan hepes simplex)
• Tzanck Test : pengamatan apus kerokan lesi dengan pewarnaan Giemsa – sel datia beinti banyak (Multinucleated Giant Cell) – badan inklusi eosinofilik jernih (Intranuclear
Eosinophilic Inclusion Bodies)
Patogenesis Virus
Traktus respiratorius bagian atas / orofaring
Multiplikasi virus setempat
Saluran limfe/ pembuluh darah
replikasi virus >>
Aliran darah • Demam• Malaise
• Kulit• Membrana mukosa
Infeksi
Fase multiplikasi I
Viremia primer
Fase multiplikasi II
Viremia sekunder
Penatalaksanaan
• Edukasi :– Gunakan lengan panjang, sarung tangan– Menggunakan masker & tidak bepergian sementara– Gunting kuku & jaga kebersihan
• Terapi simptomatik:– Analgetik, antihistamin & antipiretik untuk sakit kepala,
gatal dan demam – Bedak salisil basah/kering dengan – Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder– Antiviral : asiklovir, famsiklovir, valasiklovir
Mencegah replikasi DNA virus
Dosis antiviral :• Anak-anak: – asiklovir 4 x 20 mg/kgBB/hari selama 7 hari (dalam 24
jam setelah timbul ruam)
• Dewasa : – asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari, atau– famsiklovir 3 x 500 mg PO tiap 8 jam selama 7 hari, atau– Valasiklovir 1000 mg PO tiap 8 jam selama 7 hari (Dewasa Immunocompromised)Asiklovir intravena 10 mg/kgBB/kali tiap 8 jam (7-10 hari)
Pencegahan
Vaksinasi Varicella: menggunakan galur VZV yang telah dilemahkan
Dosis 0,5 ml subkutan12 bulan – 12 tahun 4 – 6 tahun kemudian> 12 tahun 4 - 8 minggu kemudian
Prognosis
• Bonam : bila mengikuti mengikuti perawatan dengan baik dan hygiene terjaga
• Malam : immunocompromised atau ibu hamil dengan komplikasi
Komplikasi
• Infeksi sekunder bakteri : impetigo, sepsis• Ensefalitis• Pneumonia Varisella• Reye syndrome
top related