stikes jenderal a. yani yogyakarta
Post on 01-Nov-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN KELENGKAPAN CAKUPAN IMUNISASI POLIO
PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN DI BPS WAYAN WITRI MAGUWOHARJO SLEMAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Ahmad Yani Yogyakarta
Oleh:
CORY ROSA ISMAYANTI
NIM 1306057
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
YOGYAKARTA
2009
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
INTISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN KELENGKAPAN CAKUPAN IMUNISASI POLIO
PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN DI BPS. WAYAN WITRI MAGUWOHARJO SLEMAN
Cory Rosa Ismayanti1, Eny Retna Ambarwati2, Tri Sunarsih3
Latar Belakang : Propinsi D.I. Yogyakarta saat ini sudah menggunakan IPV dalam pemberian imunisasi polio. Hal ini disebabkan karena cakupan imunisasi polio 4 telah mencapai 99%. Artinya harus berpindah ke hal yang lebih baik pemberian vaksin polio tetes yang selama ini digunakan diganti dengan IPV. Cakupan polio 4 di BPS.Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman termasuk tinggi karena didukung dengan pengetahuan yang memadai dan penyebab penyakit polio dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak terutama dapat menyerang anak di bawah 3 tahun. Tujuan : Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi umur 9-12 bulan di Bps.Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian survey korelasional. Rancangan penelitiannya menggunakan Cross Sectional. Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 9-12 bulan yang akan melakukan imunisasi polio di BPS.Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman. Populasinya 84 responden, sampel 45 responden dan teknik pengambilan datanya dengan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan chi-square. Hasil Penelitian : Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio responden terbanyak sebagian besar tingkat pengetahuan imunisasi polio yang baik yaitu 29 bayi (64.4%). Berdasarkan cakupan imunisasi polio lengkap yaitu 41 bayi (91.1%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi umur 9-12 bulan yang ditujukan dengan nilai signifikan 0.000 (P > 0.05). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio yang berhubungan signifikan dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio. Kata Kunci : Pengetahuan ibu, kelengkapan cakupan imunisasi polio.
Keterangan : 1Mahasiswa Stikes A. Yani Yogyakarta 2Dosen Akademi Kebidanan Yogyakarta 3Dosen Stikes A. Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
ABSTRCT
RELATION BETWEEN THE MOTHER’S KNOWLEDGE ABOUT IMMUNIZING POLIO WITH THE COVERAGE EQUIPMENT
IMMUNIZE THE POLIO AT BABY AGE 9 – 12 MONTH IN BPS WAYAN WITRI, MAGUWOHARJO, SLEMAN
Cory Rosa Ismayanti1, Eny Retna Ambarwati2, Tri Sunarsih3
Background : Nowdays D.I Yogyakarta have been using IPV in polio’s immunize. This is caused by coverage immunize the polio 4 have reached 99%, its mean have to make a better more, vaccine polio dropp changed by IPV coverage polio 4 in BPS Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman is high because less supported by adequate knowledge, and polio virus caused paralisis in children, especially attack under 3 years old. Target : Knowing relation between level of mother’s knowledge about immunizing polio with the coverage of immunize the polio at baby age 9 – 12 month ini BPS Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman. Research method : This Research represent the research of survey correlation with research device use the cross sectional, subject research is mothers whose having baby age 9 – 12 month conduct to immunize polio in BPS Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman. Research population 84 responden, sample 45 responden, and using using purposive sampling technique to gain the data. Analyze the date using chi square. Result or research : Depend on level of mother’s knowledge about immunizing polio, level of immunize polio’s knowledge is good, 29 baby (64,4%) coverage immunize the complete polio that is 44 baby (91,1%). There is relation between level of mother’s knowledge about immunizing polio with the coverage equipment immunize the polio at baby age 9 – 12 month, with the significant value 0.000 (p > 0,05). Conclusion : There is relation between level of mother’s knowledge about immunizing polio with the coverage equipment immunize the polio. Keyword : Mother knowledge, coverage equipment immunize polio.
1 Student Stikes Ahmad Yani Yogyakarta 2 Lecture Akademi Kebidanan Yogyakarta 3 Lecture STIKES Ahmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang belum pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari ternyata ditemukan adanya kesamaan dengan peneliti, maka saya bersedia menanggung resiko dan konsekuensi dari akademi.
Yogyakarta, …………. 2009
Cory Rosa Ismayanti
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan keringanan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio dengan
Kelengkapan Cakupan Imunisasi Polio pada Bayi Umur 9-12 Bulan di BPS. Wayan
Witri, Maguwoharjo, Sleman.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang kami hormati:
1. Sri Werdati S.KM, M Kes., selaku Ketua Stikes A. Yani Yogyakarta.
2. Tri Sunarsih S.SI.T, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Stikes A. Yani
Yogyakarta.
3. Eny Retna Ambarwati, SST, selaku Pembimbing I.
4. Tri Sunarsih, S.SI.T, selaku Pembimbing II.
5. Umu Hany Edi Nawangsih, M.Kes., selaku Dewan Penguji.
6. Wayan Witri Amd.Keb dan karyawan yang telah banyak membantu hingga
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini
7. Teristimewa untuk Orang Tua yang telah memberikan do’a, dukungan dan
semangat demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman DIII Kebidanan angkatan 2006 Stikes A. Yani Yogyakarta
9. Karyawan-karyawati Stikes A. Yani Yogyakarta
10. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun diharapkan demi peningkatan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, April 2009
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
INTISARI......................................................................................................... iv
ABSTRACT..................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ............................................................................... 10
B. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 19
C. Hipotesis......................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian............................................................................. 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 21
C. Variabel Penelitian .......................................................................... 21
D. Definisi Operasional........................................................................ 22
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel ............................................ 22
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................... 23
1. Uji Validitas dan Reabilitas ......................................................... 24
2. Cara Pengumpulan Data ............................................................... 26
G. Metode Pengolahan Data ................................................................ 27
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 29
B. Pembahasan ..................................................................................... 35
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 42
B. Saran................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi ............................................................ 18
Tabel 3.1 Kisi-kisi pertanyaan kuesioner......................................................... 24
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu ...................................... 30
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan .................................. 30
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu .............................. 31
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan umur anak ................................... 31
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah anak ................................ 31
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan imunisasi Polio ................................................................................................ 32
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi berdasarkan cakupan imunisasi polio ............. 33
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi pengetahuan dengan kelengkapan cakupan Imunisasi polio ................................................................................ 34
Tabel 4.9 Korelasi pengetahuan dan kelengkapan cakupan imunisasi polio ... 35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Time Schedule Penyusunan KTI
2. Permohonan Pengisian untuk Menjadi Responden
3. Persetujuan Menjadi Responden
4. Kuesioner Penelitian
5. Tabel Hasil Komputerisasi
6. Uji Validitas dan Reabilitas
7. Ijin Penelitian Bapeda
8. Kegiatan Bimbingan KTI
9. Tabel Nilai Chi Square
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1999) dan
tujuan nasional jangka panjang menitikberatkan pada sumber daya manusia yang
prima, untuk itu kita bertumpu pada generasi muda dewasa ini yang memerlukan
asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat
tumbuh kembangnya, menuju masa dewasa yang berkualitas guna meneruskan
pembangunan nasional dengan masyarakat yang sehat, sejahtera dan bahagia .
Pada tahun 1977, departemen kesehatan telah mencanangkan
Pengembangan Program Imunisasi (PPI), agar semua anak mendapat imunisasi.
Pada saat ini imunisasi telah diterima sebagai salah satu intervensi utama yang
berdaya guna dalam upaya kelangsungan hidup anak. Dalam kaitannya dengan
tujuan System Kesehatan Nasional (SKN), imunisasi adalah salah satu bentuk
intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka
kematian bayi dan balita. Kebijakan program imunisasi melalui akseleransi dan
desantralisasi pengelolaan program telah berhasil meningkatkan cakupan dengan
cepat, dalam tahun 1996, 1997, 1998 telah dilakukan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN). (Sulistiyawati, 1999). Pekan Imunisasi Nasional (PIN) telah dilaksanakan
berturut-turut, yaitu tahun 1995, 1996, 1997, 2002 dan yang terakhir tahun 2005
1
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
dan berhasil mencakup 100% target sekitar 20 juta balita pada tiap National
Imunization Day (NID), pada hari PIN tersebut telah diimunisasi sebanyak 22
juta anak balita di seluruh Indonesia (Ranuh dkk, 2005).
Penyakit polio adalah penyakit akut yang disebabkan oleh tiga serotype
(jenis) virus polio, yaitu virus dengan kode P1, P2, P3. Polio tipe satu di kenal
sebagai virus yang paling ganas di antara virus polio lainnya. Apabila berhasil
masuk ke dalam sel dinding usus, maka akan berkembang dalam sel-sel dinding
usus dan kemudian akan merusak sel saraf yang menyebabkan lumpuh layu,
dalam jumlah yang amat sedikit penderita yang mempunyai infeksi polio akan
mengalami gejala kelumpuhan. Sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Thomas
Francis mengatakan sekitar 72 % diperkirakan tanpa gejala, 24 % dengan gejala
minor, dan hanya 1 % akan menderita lumpuh layu. Penyakit polio sangat
menular, secara teori dapat menyerang segala umur, namun lebih sering pada
anak-anak. Cara penularannya seperti fecal oral artinya rute mula-mula dari tinja
atau kotoran anak yang memiliki virus dalam ususnya di buang tidak pada
tempatnya, misalnya di sungai atau halaman, kemudian tinja yang mengandung
virus tadi mengkontaminasi makanan maupun minuman, air minum biasa, susu
yang dibuat dalam gelas atau tempat minum yang di cuci dengan air tidak bersih,
maupun makanan lainnya (Achmadi, 2006).
Berdasarkan survey yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM),
cakupan imunisasi tetes pada anak di Yogyakarta sudah mencapai 99 %, artinya
kita harus berpindah ke hal yang lebih baik pemberian vaksin polio tetes yang
selama ini digunakan guna mencegah polio diganti dengan cara Injectable Polio
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Vaccine (IPV) , karena penggunaan yang terus menerus melalui polio oral (Oral
Polio Vaccine atau OPV) dapat menimbulkan masalah dikemudian hari karena
itu Indonesia bersiap melakukan imunisasi polio Injectable Polio Vaccine (IPV).
Penggunaan imunisasi secara injeksi lebih aman, karena menjamin tidak ada
virus polio liar di lingkungan penerima vaksin.
Indonesia pada tahun 2000 sudah harus bebas dari polio, namun untuk
membasmi polio tidak mudah, karena faktanya masih ditemukan di beberapa
Negara termasuk Indonesia.
Target UCI (Universal Child Immunization) merupakan antara
(Intermediate goal), yang berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, dan
Hepatitis B harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, dan
kabupaten bahkan di setiap desa. Seluruh propinsi dan hampir 97% dari 302
kabupaten di Indonesia telah mencapai target UCI. Jumlah sasaran bayi di
Indonesia per tahun 4,6 juta sedang jumlah ibu hamil 5,1 juta (Ranuh dkk,
2005).
Selama 10 tahun Indonesia mengalami bebas polio, tiba-tiba pada bulan
Maret 2005 di laporkan adanya kasus polio di Desa Girijaya, Jawa Barat.
Penyebaran virus berlangsung cepat, hingga akhir tahun 2005 jumlah kasus polio
mencapai 303 pada 10 propinsi dan 46 kasus VDVP (Vaccine Derived Polio
Virus) atau mutasi virus vaksin menjadi ganas karena sirkulasi virus yang lama
di masyarakat. Setelah dilakukan upaya penguatan imunisasi rutin dan tambahan
bahan yang intensif, jumlah kasus polio liar menurun. Terakhir ditemukan kasus
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
pada tahun 2006, karena itu Indonesia melakukan penggantian vaksinasi OPV
dengan IPV (http//:www.antara.co.id).
Pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai lebih dari 90% cakupan
vaksinasi dasar tersebut yang di kenal sebagai Universal Child Immunization
(UCI) ditambah lagi dengan gerakan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap
penyakit polio. Pada tahun 1995-2002 secara berturut-turut dan serentak di
seluruh Indonesia dan tanah air yang kemudian karena ada kejadian virus polio
liar di regional WHO-SEARO PIN diulang lagi pada tahun 2002 (Ranuh dkk,
2005).
Seiring dengan menurunnya dengan angka kesakitan dan kamatian anak
pada umumnya maka kualitas hidup bangsa akan meningkat pula, hasil
penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia harapan hidup
di suatu Negara berkaitan. Semakin rendah angka kelahiran maka semakin tinggi
usia harapan hidup. Untuk itu pencegahan penyakit infeksi merupakan upaya
yang menentukan situasi tersebut dan mutlak harus di lakukan pada anak sedini
mungkin guna dapat mempertahankan kualitas hidup yang prima (Ranuh dkk,
2005).
Sejak ditemukannya kasus polio tanggal 13 Maret 2005 di Sukabumi
hingga saat ini sudah terdapat 305 kasus polio di Indonesia, polio telah
menyerang 10 propinsi dan 48 Kab/Kota terakhir kasus ditemukan di Sitobondo
pada bulan Januari 2006 hingga saat ini polio sudah menyebabkan 6 kematian.
Setelah ditemukannya kasus polio di Indonesia tahun 2005, PIN sudah
dilaksanakan sebanyak 4 putaran yaitu putaran pertama di Sleman mencapai
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
71.768 balita, putaran kedua mencapai 73.875 balita, putaran ketiga mencapai
74.515 balita, dan putaran keempat mencapai 238.425 balita
(http//:www.detiknews.com). Adapun jadwal imunisasi polio yaitu polio-1
diberikan pada umur 2 bulan, polio-2 diberikan pada umur 3 bulan, polio-3
diberikan pada umur 4 bulan, polio 4 diberikan pada umur 9 bulan.
Penyakit poliomyelitis merupakan penyakit yang sangat jarang di Negara
yang telah berkembang karena vaksin yang telah tersebar luas. Pada mulanya,
ada sedikit demam yang ringan dan sakit kepala yang mungkin berkembang
dalam beberapa hari, dan ini mungkin ini tidak ada tanda-tanda dan keluhan-
keluhan, tetapi mungkin ia akan berkembang ke suatu sakit yang disertai
demam, nyeri otot, sakit kepala dan kekakuan leher (meningitis aseptic) dan
menjadi paralysis (poliomyelitis paralitik). Paralysis dengan tanda flaksis, mulai
yang asimetris dan tiba-tiba, biasanya meliputi tungkai atau lengan. Jarang
kerusakan sensoris apapun dan tidak progresi dari keluhan- keluhan sesudah tiga
hari (George Dick, 1992). Virus polio masuk tubuh melalui mulut dan perbanyak
diri di faring dan usus.
Penyakit polio terutama dapat menyerang anak dibawah umur 3 tahun,
tetapi kadang-kadang menyerang anak yang berumur lebih besar. Kasus orang
dewasa jarang namun ada. Polio dapat dibasmi dengan pemberian imunisasi
polio lengkap sebanyak 4 dosis kepada bayi berusia dibawah 1 tahun.
Berdasarkan masalah di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh
tentang pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dan kelengkapan cakupan
imunisasi polio pada bayi. Untuk itu penulis mengambil salah satu BPS Wayan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
Witri sebagai unit pelayanan kesehatan dalam memberikan informasi tentang
kesehatan terutama imunisasi polio dengan harapan cakupan bisa mencapai
100% agar didapat SDM untuk masa depan yang berkualitas dan unggul.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka identifikasi
masalah yang akan diteliti adalah “ Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Imunisasi Polio dengan Kelengkapan Cakupan Imunisasi Polio pada
Bayi Umur 9-12 Bulan di BPS Wayan Witri tahun 2009?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio
dan kelengkapan cakupan imunisasi pada bayi umur 9-12 bulan di BPS.
Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman.
2. Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio.
b. Dapat mengetahui kelengkapan cakupan imunisasi polio.
c. Dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang imunisasi polio
dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber tambahan wawasan dan pengalaman
khususnya yang berkaitan dengan imunisasi polio.
2. Bagi pengguna
a. Bagi responden
Dapat memahami pentingnya pemberian imunisasi pada bayi dan
memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi sesuai jadwal imunisasi
yang telah diberikan oleh petugas.
b. Bagi BPS
Dapat mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya
imunisasi polio dan untuk masukan dalam menentukan arah kebijakan
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan imunisasi polio.
c. Bagi peneliti
1) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang imunisasi
polio.
2) Sebagai tambahan pengalaman dan memperluas cakrawala berpikir
dalam penelitian.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, penulis menemui beberapa
penelitian sejenis yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan imunisasi
diantaranya:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
8
1. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Nurkhaeni (2008) D III Ahli
Madya Kebidanan Poltekes hasilnya adalah pengetahuan ibu mendukung
tentang imunisasi polio di puskesmas Sewon 1, Sewon, Bantul tahun 2002,
termasuk dalam kategori cukup, ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi polio dengan perilaku ibu terhadap program imunisasi polio
dengan perilaku ibu terhadap imunisasi IPV di Puskesmas Sewon I, Sewon,
Bantul tahun 2008. Hasil yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah lokasi di Puskesmas Sewon I, Sewon, Bantul sedangkan
peneliti di BPS.Wayan Witri Maguwoharjo, Sleman. Tehnik analisis datanya
menggunakan Kendall Tau sedangkan peneliti menggunakan tehnik analisis
Chi Square, sampel yang digunakan sebelumnya 60 responden sedangkan
peneliti 30 responden.
2. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Triany Laila Pelu (2005) D IV
Program Khusus Bidan Pendidik yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Dengan Cakupan Imunisasi Hepatitis B Di Puskesmas Seyegan
Kabupaten Sleman, Yogyakarta tahun 2005 hasilnya adalah tidak di
dapatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
cakupan imunisasi Hepatitis B ( p > 0,05 dan nilai koefisien korelasinya -
0,200). Dan Hubungan antara sikap dengan cakupan imunisasi Hepatitis B,
dari hasil analisis data didapatkan bahwa ternyata tidak ada hubungan yang
bermakna antara sikap dengan cakupan imunisasi Hepatitis B ( p > 0,05 dan
nilai koefisien korelasi -0,020). Hasil yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi di Puskesmas Seyegan, Sleman
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
9
sedangkan peneliti di BPS. Wayan Witri Maguwoharjo, Sleman. Tehnik
analisis datanya menggunakan Spearman Rank sedangkan peneliti
menggunakan tehnik analisis chi square, sampel yang digunakan sebelumnya
50 responden sedangkan peneliti 30 responden.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
29
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai karakteristik
responden. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan
kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi umur 9 – 12 bulan di BPS.
Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman.
1. Gambaran umum tempat penelitian
Bidan Praktek Swasta (BPS) Wayan Witri adalah salah satu Bidan
Praktek Swasta (BPS) yang berada di daerah Maguwoharjo, Sleman.
Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam prakteknya memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan yang utama antara lain
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, imunisasi bayi dan balita
dan konseling kesehatan reproduksi. Pelayanan imunisasi di
BPS. Wayan Witri dilakukan sesuai jadwal yaitu dua minggu sekali.
2. Karakteristik Responden
Subyek penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur
9 – 12 bulan yang datang ke BPS Wayan Witri Maguwoharjo Sleman pada
tanggal 15 Juni sampai dengan tanggal 5 Juli 2009 untuk mengimunisasi
bayinya. Di dapatkan responden sebanyak 45 bayi.
Karakteristik responden yang diambil yaitu berdasarkan umur ibu,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, umur anak dan jumlah anak. Distribusi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
30
karakteristik responden diperoleh dari data yang dikumpulkan berdasarkan
kuesioner yang telah di isi oleh responden, hasil perhitungan sebagai
berikut :
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu.
Umur Frekuensi Persentase ≤ 20 tahun 3 6.7 % 21 – 30 tahun 27 60.0 % 31 – 40 tahun 15 33.0% Total 45 100%
Sumber : Data Primer, 2009
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
umur responden yang terbanyak adalah umur 21-30 tahun yaitu
27 responden (60.0%) sedangkan responden yang mempunyai umur >20
tahun ada 3 responden (6.7%). Mayoritas responden berdasarkan hasil
penelitian yaitu berumur 21-30 tahun.
Tabel 4.2. distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase SD 1 2.2% SLTP 5 11.1% SLTA 28 62.2% DIII/ S1 11 24.4% Total 45 100%
Sumber : Data Primer, 2009
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SLTA yaitu 28 responden
(62.2%) sedangkan tingkat pendidikan responden yang terendah adalah SD
yaitu 1 responden (2.2%). Mayoritas responden berdasarkan hasil
penelitian yaitu SLTA.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
31
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ibu
Pekerjaan Frekuensi Persentase Tidak bekerja/ IRT 30 66.7% PNS 1 2.2% Pedagang/swasta 14 31.1% Jumlah 45 100%
Sumber : Data Primer, 2009
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu 30 responden
(66.7%) sedangkan responden yang memiliki pekerjaan PNS yaitu
1 responden (2.2%). Mayoritas pekerjaan responden berdasarkan hasil
penelitian yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT).
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi responden bardasarkan umur anak
Umur anak Frekuensi Presentase 9 bulan 24 53.3% 10 bulan 10 22.2% 11 bulan 6 13.3% 12 bulan 5 11.1% Total 45 100%
Sumber : Data Primer, 2009
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
umur anak yang terbanyak adalah berumur 9 bulan yaitu 24 responden
(53.3%) sedangkan umur anak yang berumur 12 bulan yaitu 5 responden
(11.1%). Mayoritas responden berdasarkan hasil penelitian yaitu yang
berumur 9 bulan.
Tabel.4.5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jumlah anak.
Jumlah anak Frekuensi Presentase 1 orang 15 33.3% 2 orang 27 60.0% 3 orang 3 6.7% Jumlah 45 100%
Sumber : Data Primer, 2009
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
32
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
ibu yang mempunyai jumlah anak terbanyak adalah 2 orang yaitu
27 responden (60.0%) sedangkan responden yang mempunyai jumlah anak
sedikit adalah 3 orang yaitu 3 responden (6.7%). Mayoritas responden
berdasarkan hasil penelitian yaitu ibu yang mempunyai anak 2 orang.
3. Pengetahuan ibu tentang imunisasi polio pada bayi
Pengertian responden tentang imunisasi polio pada bayi diukur
dengan kuesioner sejumlah 15 item pertanyaan. Berikut hasil jawaban
responden yang disajikan sudah dikategorikan dalam tingkat pengetahuan.
Tabel.4.6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang imunisasi polio
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase 1 Baik 29 64.4% 2 Cukup 12 26.7% 3 Kurang 4 8.9%
Jumlah 45 100% Sumber : Data Primer, 2009
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang imunisasi polio
pada bayi yang terbanyak terdapat pada kategori baik yaitu 29 responden
(64.4%) sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan
cukup yaitu 12 responden (26.7%) dan responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan kurang yaitu 4 responden (8.9%). Mayoritas responden
berdasarkan hasil penelitian yaitu mempunyai tingkat pengetahuan baik.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
33
4. Cakupan Imunisasi Polio Pada Bayi
Untuk dapat melihat cakupan imunisasi polio, peneliti berpedoman
terhadap kenyataan yang menunjukkan bahwa bayi telah di imunisasi. Hal
ini dapat diketahui dari laporan imunisasi bayi dan di lihat dari buku KMS.
Untuk mengetahui cakupan imunisasi polio, peneliti membuat ketentuan
yaitu dikatakan lengkap apabila imunisasi polio pada bayi di berikan
sebanyak 4 kali, dan dikatakan tidak lengkap apabila imunisasi polio pada
bayi diberikan kurang dari 4 kali, pada anak umur 9 – 12 bulan pada bayi
BPS Wayan Witri Maguwoharjo Sleman.
Tabel.4.7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan cakupan imunisasi polio pada bayi
No. Kategori Sikap Frekuensi Persentase 1 Lengkap 41 91.1% 2 Tidak Lengkap 4 8.9% Jumlah 45 100%
Sumber : Data Primer, 2009
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden yang memiliki imunisasi lengkap yaitu 41 bayi (91.1%)
sedangkan yang tidak memiliki imunisasi tidak lengkap yaitu 4 bayi
(8.9%). Mayoritas responden berdasarkan hasil penelitian yaitu yang
mempunyai imunisasi lengkap.
5. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio dengan
Kelengkapan Cakupan Imunisasi
Untuk menolak atau menerima Hipotesa Nihil yang menyatakan
bahwa ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
34
polio dan kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi, di uji dengan
Chi Square, dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf kesalahan 5%
dengan derajat kemaknaan ά 0.05.
Tabel.4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio
Cakupan imunisasi Tidak
Lengkap Lengkap
Total Tingkat Pengetahuan Ibu
F % F % F % Kurang 2 4.4 2 4.4 4 8.9 Cukup 2 4.4 10 22.2 12 26.7 Baik 0 0 29 64.4 29 64.4 Total 4 8.9 41 91.1 45 100 Sumber : Data Primer, 2009
Berdasarkan tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang dengan
cakupan imunisasi tidak lengkap yaitu 2 responden (4.4%) sedangkan
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan dengan tingkat imunisasi
lengkap yaitu 2 responden (4.4%). Responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan cukup dengan cakupan imunisasi tidak lengkap yaitu
2 responden (4.4%) sedangkan responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan cukup dengan cakupan imunisasi lengkap yaitu 10 responden
(22.2%) dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik
dengan cakupan imunisasi lengkap yaitu 29 responden (64.4%).
Mayoritas responden mempunyai cakupan imunisasi lengkap yaitu 29
responden (64.4%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
35
Tabel 4.9. Korelasi pengetahuan dan kelengkapan cakupan imunisasi polio.
Cakupan imunisasi Tidak
Lengkap Lengkap
Total X2 P Tingkat Pengetahuan Ibu
F % F F Kurang 2 4.4 2 4.4 4 8.9 12.073 0.000 Cukup 2 4.4 10 22.2 12 26.7 Baik 0 0 29 64.4 29 64.4 Total 4 8.9 41 91.1 45 100 Sumber : Data Primer, 2009
Dari hasil analisis dengan uji chi-square, diperoleh nilai signifikan
0.000 (p<0.05), nilai x² hitung sebesar 12.073 dengan nilai x² tabel untuk
(p<0.05), adalah sebesar 5.591. Dari hasil tersebut diketahui bahwa
x²hitung > x² tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
ibu tentang imunisasi polio berhubungan signifikan dengan kelengkapan
cakupan imunisasi pada bayi 9-12 bulan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, kemudian dilakukan
pembahasan lebih lanjut dengan menginterpretasikan data hasil penelitian
dengan teori yang ada.
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat
pengetahuan responden tentang imunisasi polio di BPS. Wayan Witri,
Maguwoharjo, Sleman paling banyak dalam kategori baik yaitu
29 responden (64.4%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
36
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang salah
satunya adalah umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik
responden berdasarkan umur paling banyak pada umur 21-30 tahun.
Kondisi ini memungkinkan terjadinya kenaikan kemampuan daya pikir.
Karena kemampuan pikir seseorang akan mencapai puncaknya pada
kondisi tertentu yaitu pada masa remaja dewasa.
Berdasarkan faktor umur hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden paling banyak mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu
SLTA sebanyak 28 responden (62.2%). Tingkat pendidikan dalam
kategori ini menjadi faktor yang cukup berperan dalam pembentukan
tingkat pengetahuan karena akan mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam menyerap sebuah informasi juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan.
Pada kenyataannya faktor informasi juga dominan dalam
meningkatkan pengetahuan seseorang. Media massa sebagai salah satu
sumber informasi bagi responden kurang bisa dimanfaatkan. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar responden berperan sebagai Ibu Rumah
Tangga (IRT) sehingga kesempatan untuk memanfaatkan sumber
informasi itu sangat sempit.
Selain tingkat pendidikan, ekonomi, ada faktor lain yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang salah satunya adalah
pengalaman, pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan
sehingga untuk menambah pengetahuan yang bisa didapat dari media
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
elektronik maupun media massa sangat sempit yang mengakibatkan
kurang mampu memanfaatkan sumber-sumber informasi tersebut dengan
kurangnya waktu untuk menambah wawasan atau pengetahuan otomatis
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan.
Munculnya kemungkinan beberapa faktor penyebab yang
mempengaruhi pengetahuan responden yang sudah diuraikan diatas sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang
diantaranya dipengaruhi oleh pengalaman, tingkat pendidikan, kultur, dan
pengalaman (Pelu, 2005).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu seperti
media massa dan media elektronik. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh dari mata dan telinga karenanya pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan ibu untuk
mengimunisasi anaknya (Notoatmodjo, 2003).
2. Cakupan Imunisasi Polio
Hasil menunjukkan bahwa responden yang mempunyai bayi umur
9-12 bulan yang mempunyai cakupan imunisasi lengkap ada 41 responden
(91.1%) sedangkan responden yang mempunyai bayi umur 9-12 bulan
dengan cakupan imunisasi tidak lengkap ada 4 responden (8.9%). Hal ini
berarti tidak ada satupun responden yang tidak memberikan imunisasi
polio pada anaknya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
Berdasarkan data diatas bisa dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya faktor-faktor yang menyebabkan tingginya cakupan imunisasi
seperti masyarakat sudah mengerti tentang pentingnya imunisasi bagi
anak, sudah tidak adanya ketakutan ibu terhadap resiko sakit pada anak
yang diakibatkan imunisasi dan tetapnya jadwal imunisasi pada masing-
masing posyandu tertentu.
Mayoritas masyarakat sudah mengerti tentang pentingnya
imunisasi bagi anak sehingga masyarakat bersedia mangimunisasikan
anaknya dengan jadwal yang tepat dan telah ditentukan oleh petugas
pelayanan kesehatan selain itu para ibu sudah tidak mempunyai rasa
khawatir tentang terjadinya resiko sakit pada anak setelah di imunisasi
karena para ibu sudah di berikan konseling oleh petugas kesehatan.
Dengan adanya jadwal imunisasi yang tepat dan konseling tentang
imunisasi diharapkan dapat mempengaruhi kelengkapan cakupan
imunisasi.
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio dengan
Kelengkapan Cakupan Imunisasi Polio Pada Bayi Umur 9-12 Bulan di
BPS.Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman.
Dari hasil analisis dengan uji chi-square, diperoleh nilai signifikan
0.000 (p<0.05), nilai x² hitung sebesar 12.073 dengan nilai x² tabel untuk
(p<0.05), adalah sebesar 5.591. Dari hasil tersebut diketahui bahwa
x²hitung > x² tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
ibu tentang imunisasi polio berhubungan signifikan dengan kelengkapan
cakupan imunisasi pada bayi 9-12 bulan.
Menurut Notoatmodjo (2003) terbentuknya suatu cakupan
imunisasi terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif,
dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa
materi atau objek diluarnya. Lebih jelasnya lagi dikatakan pula bahwa
stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya menimbulkan
pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan
respon batin dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang
telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan
respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus atau objek.
Namun demikian hal ini terlihat dalam data karakteristik dimana
sebagian besar responden memiliki tingkat kemampuan yang baik dan
untuk cakupan imunisasi polio mayoritas responden dalam kategori
lengkap. Faktor-faktor yang menyebabkan tingkat pengetahuan responden
adalah tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan pekerjaan responden.
Kondisi seperti ini ternyata mampu membentuk kelengkapan cakupan
imunisasi polio pada responden dalam kategori lengkap. Hal ini
menggambarkan ada faktor lain yang ikut berperan dalam pembentukan
cakupan imunisasi. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya cakupan
imunisasi seperti: Masyarakat sudah mengerti tentang pentingnya
imunisasi bagi anaknya, sudah tidak adanya ketakutan ibu terhadap resiko
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
sakit pada anak yang diakibatkan oleh imunisasi, dan tetapnya jadwal
imunisasi pada masing-masing posyandu.
Program imunisasi telah dijalankan oleh pemerintah sejak lama dan
akhirnya sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi ibu-ibu yang memiliki
bayi untuk mengimunisasi bayinya. Sesuatu yang sudah dijalankan dalam
jangka waktu yang lama akan menjadi sebuah kebiasaan dan pada
akhirnya mampu menimbulkan rasa malu bagi yang tidak menjalankan.
Program imunisasi juga demikian karena sudah lama dijalankan maka
mengimunisasikan anak sudah menjadi sebuah kebiasaan.
Menurut Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa perilaku yang
didasarkan oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif. Maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Pernyataan ini memperjelas
bahwa tingkat pengetahuan akan mempengaruhi terbentuknya cakupan
imunisasi yang lengkap.
Temuan penelitian ini relevan dengan penelitian Susanti 2008 yang
didapatkan hasil terdapat hubungan yang sangat kuat antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku ibu terhadap imunisasi polio.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan penelitian antara lain:
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian uji validitas masih
kurang karena keterbatasan waktu dan tenaga.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
2. Dalam pelaksanaan penelitian ada beberapa kesulitan yang di temui,
namun kesulitan tersebut masih dalam batas toleransi seperti kerepotan
ibu saat mengisi kuesioner karena sambil menggendong anaknya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan, sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dalam kategori baik.
2. Kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi dalam kategori lengkap.
3. Adanya hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Polio dengan Kelengkapan Cakupan Imunisasi Polio pada Bayi umur 9-12
Bulan di BPS. Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran
yang diajukan antara lain yaitu :
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber tambahan wawasan dan
pengalaman khususnya yang berkaitan dengan imunisasi polio.
2. Bagi Pengguna
a. Bagi responden
Dapat memahami pentingnya pemberian imunisasi pada bayi dan
memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi sesuai jadwal imunisasi
yang telah diberikan oleh petugas.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
b. Bagi BPS
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan di BPS. Wayan Witri,
Maguwoharjo, Sleman untuk dapat lebih meningkatkan pemberian
konseling imunisasi pada ibu-ibu yang mempunyai anak khususnya
konseling pada imunisasi polio dan lebih meningkatkan pelayanan
imunisasi.
c. Bagi Peneliti
1) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang imunisasi
polio.
2) Sebagai tambahan pengalaman dan memperluas cakrawala
berpikir dalam penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Acmadi, 2006. Imunisasi Mengapa Perlu. Kompas Media Nusantara, Jakarta.
Alevia. P. N. (2007). Vaksinasi Polio Tetes Akan Diganti Secara Suntik .http://www.antara.co.id.
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1999. Modul Latihan Petugas Imunisasi. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Dick. G, 1992. Imunisasi Dalam Praktek. Cetakan kedua. Hipokrates, Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi DIY, 2009. Berikan Imunisasi Dasar Lengkap Untuk Melindungi Si Buah Hati.
Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika, Jakarta.
Kalsum, 2005. Kasus Lumpuh Layu Di Sukabumi Positif Polio. http://www.detiknews.com.
Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
___________, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Pelu, 2005. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Cakupan Imunisasi Hepatitis B di Puskesmas Sayegan Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Ranuh, I.G.N. Soeyitno, H, Hadinegoro, S, Kartasasmita, C, 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi kedua, Satgas Imunisasi IDAI, Jakarta.
Saroso. 2007. Mengenal Penyakit Polio. http://www.infeksi.com.
Sugiyono, 2007. Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Sulistyowati, 1999. Cakupan Imunisasi Pada Anak, Jakarta.
Susanti, 2008. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio dengan Perilaku Terhadap Program Imunisasi IPV di Puskesmas Sewon I Bantul, Bantul Tahun 2008.
top related