lpm kelompok 3.docx
Post on 20-Jan-2016
208 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Kelapa Gading
A. Keadaan Geografis
Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri
atas tiga kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading
Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga Kelapa Gading sekitar
5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara.
Hampir 65 % penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa.
Batas wilayah kecamatan Kelapa Gading :
a) Sebelah utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu
Selatan dan Rawa Badak Kecamatan Koja – JakartaUtara.
b) Sebelah selatan : Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung –
Jakarta Timur.
c) Sebelah timur : Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan
Cakung – Jakarta Timur.
d) Sebelah barat : Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok –
Jakarta Utara.
B. Keadaan Demografi
Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara periode
Januari – Agustus 2012, Kecamatan Kelapa Gading mempunyai
jumlah penduduk sebanyak 134.113 jiwa, dengan kepadatan
penduduk 67/Ha. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di
kecamatan Kelapa Gading periode Januari – Desember 2012.
1
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2012
No. KelurahanLuas Wilayah
(km2)Jumlah
PendudukKepadatan Penduduk
(per km2)
1. Kelapa Gading Timur 355,13 41.053 11.560
2. Kelapa Gading Barat 650,12 38.645 7.681
3. Pegangsaan Dua 628,45 54.415 8.659
Jumlah 1633,70 134.113 27.900
Sumber :Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan
Kelapa Gading tahun 2012
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Desember 2012
No Keterangan Jumlah
1. Laki-laki 67.326
2. Perempuan 66.787
Jumlah 134.113
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil
Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012
Tabel.1.3 Jumlah penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan
Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012
No.
KelurahanJumlah Penduduk
Jumlah KK
Jumlah RW
Jumlah RT
1.Kelapa Gading Timur 41.053 13.065 21 241
2.Kelapa Gading Barat 38.645 10.235 21 208
3. Pegangsaan Dua 54.415 13.615 25 231
2
Jumlah 134.113 34.074 67 680
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan
Kelapa Gading tahun 2012
Berikut merupakan data demografi kecamatan Kelapa Gading :
a) Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah
Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan
1. Tidak sekolah 10.695 9.802
2. Tidak tamat sekolah 6.869 6.055
3. Tamat SD 10.695 14.093.
4. Tamat SLTP 10.714 12.021
5. Tamat SLTA 18.189 16.347
6. Tamat Akademi / Perguruan tinggi 15.623 14.259
Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan
Kelapa Gading tahun 2012
3
b) Data Penduduk Menurut Pekerjaan
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan
Kelapa Gading tahun 2012
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan
1. Tani 416 342
2. Karyawan swasta/pemerintah/ABRI 23.430 23.140
3. Pedagang 6.867 6.321
4. Nelayan 442 252
5. Buruh tani 284 195
6. Pensiunan 4.793 4.279
7. Pertukangan 643 0
8. Pengangguran 4.449 4.354
9. Fakir miskin 2.406 1.918
10. Lain-lain 10.241 10.613
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan
Kelapa Gading tahun 2012
c) Data Sarana Peribadatan
Tabel 1.6 Sarana Peribadatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading
Tahun 2012
No. Sarana peribadatan Jumlah
1. Masjid 28
2. Mushola 43
3. Gereja 36
4. Wihara 2
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun
2012
4
d) Data Sarana Kesehatan
Tabel 1.7 Sarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading
Tahun 2012
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
tahun 2012
e) Data Sarana Perdagangan dan Hiburan
Tabel 1.8 Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan
Kelapa Gading Tahun 2012
No. Sarana perdagangan dan hiburan Jumlah
1. Hotel 5
2. Pasar tradisional 7
3. Pasar swalayan 9
4. Rumah makan 72
5. Jasa boga 21
6. Salon 53
5
No. Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit 2
2 Puskesmas 5
3 RB Puskesmas 1
4 Klinik 24 jam 3
5 Praktek Dokter Umum 119
6 Praktek Dokter Gigi 79
7 Praktek Dokter Spesialin 241
8 Praktek Bidan Swasta 9
9 Balai Pengobatan 24
10 Apotik 64
11 Laboratorium Klnik 5
12 Posyandu 42
7. Konveksi 1
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun
2012
1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas
A. Definisi Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai
misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja
tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas
dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya
yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh
pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang
dimiliki puskesmas juga meliputi : kewenangan merencanakan
kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods
serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi
geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan
pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan
sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap melaksanakan
kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam
mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak terbatas
pada aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
6
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat
dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat
reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan
paradigma pembangunan kesehatan menjadi “Paradigma Sehat”.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep
yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
a) Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan
pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus
padaupaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan
kuratif-rehabilitatif,
b) Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat
terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang
terpadu (integrated),
c) Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak
dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan
lebih banyak dari masyarakat
d) Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan
yang semula fee for service menjadi pembayaran secara
pra-upaya,
e) Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan
konsumtif menjadi investasi,
f) Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh
masyarakat sebagai “mitra” pemerintah (partnership),
g) Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization), menjadi otonomi daerah
(decentralization),
h) Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi
bottom up seiring dengan era desentralisasi.
B. Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau
sebagian dari kecamatan.Faktor kepada kepadatan penduduk, luas
daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya
7
merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja
puskesmas.Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah
Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan
oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.Sasaran penduduk yang dilayani oleh
satu puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk. Untuk jangkauan
yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih, merupakan ”Puskesmas Pembina” yang
berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi.
C. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas
meliputi:
a) Promotif (peningkatan kesehatan)
b) Preventif (upaya pencegahan)
c) Kuratif (pengobatan)
d) Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai meninggal.
D. Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas
mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis,
dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke
depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang,
tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan
pemantauan yang akurat.
8
E. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a) Promosi kesehatan masyarakat
b) Kesehatan lingkungan
c) KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)
d) KB (Keluarga Berencana)
e) Perbaikan gizi masyarakat
f) P2M (Pengendalian Penyakit Menular)
g) Pengobatan dasar
Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk
tabel, yaitu :
Tabel 1.9 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
No. Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
1. Promosi Kesehatan Penyuluhan di
Dalam dan di Luar
Gedung, PHBS
Tatanan sehat
Perbaikan
perilaku sehat
2. Kesehatan Lingkungan Penyehatan
pemukiman
Cakupan air
bersih
Cakupan jamban
keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah
sehat
3. Kesejahteraan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan
persalinan
Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan
9
imunisasi
4. Keluarga Berencana Pelayanan
Keluarga Berencana
Cakupan MKET
5. Pemberantasan penyakit
menular
Diare Cakupan kasus
diare
ISPA Cakupan kasus
ISPA
Malaria Cakupan kasus
malaria
Cakupan
kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan
penemuan kasus
Angka
penyembuhan
6. Gizi Distribusi vit A /
Fe / cap yodium
Cakupan vit A /
Fe / cap yodium
PSG % gizi kurang /
buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
7. Pengobatan Medik dasar Cakupan
pelayanan
UGD Jumlah kasus
yang ditangani
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
F. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan
puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :
a) Upaya Kesehatan Sekolah
b) Upaya Kesehatan Olahraga
10
c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d) Upaya Kesehatan Kerja
e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f) Upaya Kesehatan Jiwa
g) Upaya Kesehatan Mata
h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
bersifat upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas
tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP.Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib
puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan
pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan
oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung
jawab dan wajib menyelenggarakannya.Untuk itu dinas kesehatan
kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional
lainnya.
11
G. Azas Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas
secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari
ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga
dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap program puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi
masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
12
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat
Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional
(Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap
program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya
kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.
Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) :
keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi
kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan
dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, &
kesehatan gigi.
13
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,
kesehatan jiwa & promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program
puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan
dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara
lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan
dengan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan, agama dan pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan,
agama, pertanian, koperASI, dunia usaha dan
organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan
dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga
kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap
program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang
14
diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam
arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu
penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat
merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan
upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik,
pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan
lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain
mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk
melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di
puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga
macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman
peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium
kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan
obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk
penyidikan kejadian luar biasa, bantuan
penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan
sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab
15
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan
atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke
periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan
operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.
Gambar 1.1 Sistem Rujukan Puskesmas
16
H. Fungsi Puskesmas
Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas
memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang
dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator
keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-
kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan
warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks
Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa
diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
c. Tatanan tempat-tempat umum
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar
mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM
dan tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM)
17
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan
atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau
BPP (Badan Penyantun Puskesmas).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan
ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang
terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS
minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan
wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.
1.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jalan Pelepah
Elok No.7 berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m². Berupa bangunan
empat lantai didirikan pada tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun
2001. Puskesmas ini merupakan pindahan dari Puskesmas Pegangsaan Dua.
Puskesmas ini membawahi empat Puskesmas yang tersebar di 3 (tiga)
kelurahan :
Gambar 1.2. Peta Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas Kelapa Gading
Keterangan :
18
1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di Jalan Pelepah Elok
No.7 berlokasi di Kelapa Gading Barat.
2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di Jalan Merah
Jambu No. 20 berlokasi di Kelurahan Kelapa Gading Barat.
3. Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua A beralamat di Jalan Kepu No.
32 berlokasi di Kelurahan Pegangsaan Dua.
4. Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua B beralamat di Jalan Gamelan
No. 23 berlokasi di Kelurahan Pegangsaan Dua.
5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di Jalan
Puskesmas No. 1 berlokasi di Kelurahan Kelapa Gading Timur.
19
Diagram 1.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Sumber : Laporan Hasil Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Tahun 2013
20
KEPALA PUSKESMAS KECAMATANdr. Siti Rachmi
KA. SEKSI PELAYANAN KA. SEKSI PENUNJANG & KESMAS
KA. TATA USAHA
UNIT PELAYANAN
1. Unit Kesehatan Umum2. Unit Kesehatan Gigi &
Mulut3. Unit Kesehatan Ibu & Anak4. Unit Kesehatan Spesialis5. Unit Rumah Bersalin6. Unit Pelayanan 24 Jam &
Ambulans7. Unit Pelayanan Keluarga
Berencana8. Unit Kamar Operasi
UNIT PENUNJANG1. Unit Farmasi2. Unit Gizi3. Unit Laboratorium4. Unit Radiologi5. Unit Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan6. Kesehatan Masyarakat
Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular Penyehatan Lingkungan &
Kesehatan Kerja Gizi & PPSM Kesehatan Jiwa &NAPZA
PUSKESMAS KELURAHAN
KELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL
A. Visi Puskesmas
a) Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, mandiri melalui
penyelenggara pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang
profesional dan manusiawi sejajar dengan kota besar lainnya di dunia.
b) Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit
organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan yamg
melaksanakan, pembinaan dan juga memberikan pelayanan para
kesehatan upaya kesehatan secara menyuluruh dan terpadu di wilayah
kerjanya.
B. Misi Puskesmas
a) Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.
b) Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang
bermutu prima dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan
masyarakat DKI Jakarta.
c) Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku hidup
bersih dan sehat.
d) Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non
kesehatan, serta masyarakat.
C. Tugas Puskesmas
Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan
upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan
secara terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan
(promotif) serta melaksanakan pemberdayaan puskesmas keluruhan.
D. Fungsi Puskesmas
1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.
7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
21
8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,
kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan
tenggorokan.
9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi,
gizi, farmasi dan optik.
11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
18. Penyelenggaraan pencatatan medis.
19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran,
peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis
lainnya.
20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat
dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.
23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.
24. Pemeriksaan Jenazah.
25. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan
fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.
26. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas
kecamatan.
27. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku
Kepala Dinas Kesehatan.
22
E. Sumber Daya Manusia
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012 berjumlah 105 orang, dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 1.10 Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading tahun 2012
Puskesmas
MedisParamedi
sUmum
Jumla
hNo
PN
S
Non
PN
S
PN
S
Non
PN
S
PN
S
Non
PN
S
1 Kec. Kelapa Gading 6 1 22 10 9 12 60
2 Kel.Kelapa.Gading
Timur2 0 7 0 1 1 11
3 Kel.Kelapa.Gading
Barat2 0 5 0 0 1 8
4 Kel.Pegangsaan Dua 2 1 12 1 1 2 19
Jumlah 12 2 46 11 11 16 98
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012
F. Sarana dan Prasarana
Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas
perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis
adalah perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada
puskesmas.
Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :
a) Basic Equipment
b) Public Health Nursing and Midwifery kit.
c) Diagnostic and Surgical Equipment.
d) Physician kit.
e) Health Education Equipment.
23
f) Laboratory Equipment.
g) Nebulizer.
h) Screening kit bagi UKS di Puskesmas.
i) Alat-alat Imunisasi.
j) Alat-alat penyuluhan
k) Perangkat peralatan gigi.
l) Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan
m) USG
n) EKG
o) Treadmill
p) Slitlam
q) Optotip snellen/snellen chart
r) Optik kaca mata
s) Alat-alat KB
t) Bangku ginekologi
u) Rontgen
v) Klinik jiwa
w) Test Ishihara
x) Akupunktur
y) Inkubator neonatus
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading adalah:
a) Meubel
1. Meja periksa 16 buah
2. Meja rapat 2 buah
3. Meja kerja 40 buah
4. Kursi 60 buah
5. Bangku tunggu 60 buah
b) Kendaraan/transportasi
1. Mobil puskesmas keliling 2 buah
2. Sepeda motor 9 buah
c) Perlengkapan kantor
1. Administrasi (formulir,kertas,map,dll)
24
2. Mesin ketik (portable, elektronik)
3. Mesin hitung
4. Brankas
5. Personal komputer 3 (tiga) unit
6. LCD 1 buah
d) Alat komunikASI : Telepon, intercom
e) Alat penerangan : PLN dan generator diesel
f) Alat Rumah Tangga Kantor :
1. Televisi
2. Radio kaset/radio
3. Kulkas
4. Peralatan dapur
5. Kasur, bantal, gorden, taplak
6. Alat-alat kebersihan
G. Program Kesehatan Dasar Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
a) Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM)
b) Program Kesehatan Lingkungan
c) Program Kesehatan Ibu dan Anak
d) Keluarga Berencana (KB)
e) Program Gizi
f) Pengendalian Penyakit menular (P2M)
g) Program Pengobatan Dasar
Pada laporan Pemecahan Masalah ini dilakukan pembahasan tentang
program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
H. Program Kesehatan Lingkungan
Keadaan lingkungan baik fisik dan biologis pemukiman penduduk
Indonesia belum baik, baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air
bersih dari fasilitas penyehatan lingkungan. Hal ini berakibat masih
tingginya angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit.
Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk perbaikan mutu
lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan
peningkatan sanitasi dasar serta pencegahan dan penanggulangan kondisi
25
fisik dan biologis yang tidak baik, termasuk berbagai akibat sampingan
pembangunan. Semua kegiatan penyehatan lingkungan dan pemukiman
yang dilakukan oleh staf puskesmas, sebaiknya dilaksanakan dengan
mengikutsertakan masyarakat secara bergotong-royong.
Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi
dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta
masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis
dampak lingkungan.
Secara umum, kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan
pemukiman bertujuan untuk mengendalikan semua unsur fisik dan
lingkungan yang terdapat di masyarakat, yang dapat memberi pengaruh
jelek terhadap kesehatan mereka. Secara khusus, program ini bertujuan
untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
masyarakat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal serta
mencapai terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat, dan sektor
lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan
pelestarian lingkungan hidup.
a) Definisi
Program Kesehatan lingkungan adalah suatu program untuk
memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar
terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup
didalamnya.
b) Tujuan
Tujuan kegiatan kesehatan lingkungan adalah menanggulangi dan
menghilangkan unsur-unsur pada lingkungan sehingga faktor lingkungan
yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko timbulnya penyakit menular
di masyarakat.
c) Indikator Kerja
Penulisan laporan ini terbatas pada kegiatan program penyehatan
lingkungan di Puskesmas kecamatan Kelapa Gading yang berfokus pada
kegiatan Pemantauan kualitas air bersih, Pemantauan kualitas air minum,
26
Pemantauan TTU, serta Usaha Pengendalian Vektor DBD, Pemeriksaan
Jentik Berkala.
d) Sasaran
1) Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP)
2) Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu (PVBP)
3) Pemantauan Air Bersih dan Air Minum
4) Penyehatan Tempat - Tempat Umum (TTU)
5) Tempat Umum Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
e) Kegiatan program kesehatan lingkungan
Program kesehatan lingkungan di Puskesmas meliputi :
1) Pembinaan TTU
2) Pembinaan TPM
3) Pemantauan Kualitas Air Bersih
4) Pengendalian Vektor
1.1.4 Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading
Kesehatan lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari Sistem Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
masih tingginya kasus-kasus penyakit yang berbasis lingkungan yang
endemis seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), TBC Paru,
Penyakit Diare, Demam Berdarah Dengue (DBD), maupun timbulnya
penyakit baru seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ataupun
Flu Burung / Avian Influenza (A1)
Kesehatan lingkungan menentukan derajat kesehatan masyarakat,
bahkan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam
penentuan derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian pengendalian
faktor lingkungan yang baik akan sangat berguna dalam upaya penurunan
angka kesakitan (morbidity rate) maupun menurunkan angka kematian
(mortality rate) yang berhubungan dengan penyakit-penyakit yang
berbasis lingkungan.
27
Tingginya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan
oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar terutama air bersih, air minum,
jamban, meningkatnya pencemaran, kurang higienesnya cara pengolahan
makanan, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat,
serta buruknya penatalaksanaan bahan kimia yang kurang memperhatikan
Blum (1974) menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku
mempunyai pengaruh terbesar terhadap status kesehatan masyarakat
disamping faktor pelayanan kesehatan dan generik. Keempat faktor
tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain seperti : Sumber daya
alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan
populasi sebagai satu kesatuan. Faktor lingkungan itu sendiri meliputi
lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosio cultular. Untuk
itu cara pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit tersebut harus
melalui upaya perbaikan lingkungan / sanitasi dasar dan perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik.
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading merupakan salah satu
Puskesmas yang memasukkan kesehatan lingkungan ke dalam program
wajib Puskesmas dan melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif masalah kesehatan lingkungan yang terdapat di wilayah
kerjanya.
Program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading tahun 2013 meliputi :
1) Pembinaan TTU
2) Pembinaan TPM
3) Pemantauan Kualitas Air Bersih
4) Pengendalian Vektor
1) Pembinaan Tempat – Tempat Umum
Kegiatan pemantauan TTU ini dilaksanakan agar TTU yang ada
memenuhi syarat kesehatan terutama tersedianya sarana sanitasi dasar
seperti air bersih, jamban sehat, tempat pembuangan sampah serta
memenuhi syarat dari segi kebersihan, pencahayaan, kebisingan,
kelembapan dan yang lebih penting agar TTU yang ada tidak berfungsi
28
sebagai sarana penularan penyakit tertentu terutama yang penularannya
melalui vektor seperti DBD.
29
Tujuan :
1. Terciptanya rumah dan perumahan/pemukiman/TTU yang
memenuhi sarat kesehatan, terutama pada aspek penyehatan air
bersih, pengelolaan limbah dan kotoran, pengelolaan sampah,
konstruksi bangunan, intensitas, pencahayaan, kapasitas
kebisingan, penghawaan dan penyehatan makanan dan minuman,
serta sarana dan prasarana pemukiman.
2. Membantu masyarakat menolong dirinya sendiri agar terhindar
dari penyakit yang ditularkan ditempat-tempat umum.
3. Membantu pengusaha dan pengelola tempat-tempat umum (TTU)
dengan memberikan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan
sehingga TTU tidak menjadi sumber penularan penyakit.
Landasan Hukum
SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang kewajiban
memiliki sertifikat laik sehat bagi restoran dan usaha rumah makan
bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.
Tolak Ukur
Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan.
Ruang lingkupnya
Penyehatan air bersih, kualitas hidup, konstruksi/ bangunan,
pengelolaan air limbah, pengolahan sampah, pembuangan kotoran,
intensitas kebisingan, intensitas pencahayaan, penghawaan, dan
penyehatan makanan serta minuman.
Sasaran TTU
Tempat sarana pendidikan, tempat ibadah, sarana olahraga, pasar,
salon, sarana kesehatan, sarana transportasi, terminal, sarana
pariwisata, hotel, tempat penginapan.
Parameter rumah sehat sebagai berikut :
- Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat
sampah, ada jamban, ada saluran pembuangan air hijau
- Kandang ternak terpisah paling tidak 10 m jaraknya dari rumah
- Ada jalan keluar untuk asap dapur melalui lubang langit-langit
- Halaman rumah harus selalu dibersihkan, pekarangan ditanami
tumbuh-tumbuhan bermanfaat
30
- Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat penduduknya
- Dinding dan lantai harus kering dan tidak lembab
- Kamar-kamar harus berjendela, ada lubang angin dan sinar
matahari dapat masuk ruangan rumah
- Dimana pun tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus
Kegiatan yang dilaksanakan dalam Pembinaan Tempat-Tempat
Umum meliputi pembinaan dan pengawasan terhadap sejumlah
tempat-tempat umum, namun kegiatan tidak dapat dilaksanakan
karena keterbatasan sumber daya manusia, waktu dan dana.
2) Pembinaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Tujuan :
a. Membantu masyarakat agar terhindar dari penyakit bawaan
makanan, yang menyertai dan makanan sebagai tempat
berkembangnya bibit penyakit.
b. Membantu pengusaha tempat pengolahan makanan (TPM)
dalam menyiapkan makanan sehat dengan memberikan
penyuluhan, pembinaan dan pengawasan terhadap makanan
yang diperdagangkan.
Landasan Hukum
a. Permenkes RI No. 304/Menkes/Per/IV/1989 tentang
Persyaratan Rumah Makan dan Restoran.
b. SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang
kewajiban memiliki sertifikat laik sehat bagi hotel, restoran dan
usaha rumah makan bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.
Tolak Ukur
- Jumlah Restoran dan Rumah Makan yang memiliki sertifikat
Laik Sehat.
- Angka Keracunan Makanan dari Tempat Pengolahan Makanan.
- Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan.
Ruang Lingkup
31
Mencakup pemeriksaan terhadap perilaku penjamah makanan dan
air, sarana dan prasarana TBM, etalase makanan jadi, bahan baku di
jasa boga, catering, hotel, restoran makanan atau rumah makan.
Dalam kegiatan TPM di lingkungan Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading meliputi Pembinaan dan Pengawasan Tempat Pengolahan
Makanan.
Kegiatan penyehatan tempat pengolahan makanan di
puskesmas wilayah kecamatan Kelapa Gading meliputi pembinaan
dan pengawasan tempat pengolahan makanan. Namun pada periode
Januari 2013 sampai Agustus 2013 tidak dijalankan dikarenakan
keterbatasan sumber daya manusia.
3) Pemantauan Kualitas Air Bersih
Sektor kesehatan dalam program pemantauan sumur pompa
tangan dan sumur pompa gali bertanggung jawab atas penyehatan air
yang meliputi pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai
kebutuhan dalam kehidupan manusia, dengan demikian maka
seharusnya air minum harus mencakup kuantitas, kualitas, serta
keadaan ini tidak terlepas dari sumber air bakunya yang harus
mendapat perhatian, terutama dari pengaruh pencemaran secara
alamiah dan pencemaran oleh karena aktifitas manusia. Akibat
kemajuan teknologi, pertumbuhan industri dan penggunaan bahan
kimia termasuk pestisida.
Meningkatnya penyediaan depo air minum di kalangan
masyarakat, maka perlu dilaksanakan pemantauan dan pemeriksaan
laboratorium depo air minum yang diselenggarakan secara berkala dan
berkesinambungan. Agar air yang digunakan oleh masyarakat dari air
minum isi ulang tersebut dapat terjamin kualitasnya sesuai dengan
persyaratan kualitas air minum yang memenuhi syarat.
Sasaran kegiatan:
1. Sumur pompa tangan di wilayah kecamatan Kelapa Gading.
2. Depo Air Minum (DAM) di wilayah kecamatan Kelapa Gading.
Tujuan :
Umum :
32
Terlindunginya masyarakat darri penggunaan air bersih dan air
minum secara fisik , kimia dan bakteriologi.
Khusus :
- Terpantaunya kualitas air bersih dan air minum secara fisik kimia
dan bakteriologi
- Diketahuinya penyeba sumber pencernaan air.
- Tertanggulanginya masalah menurunnya kualitas air bersih dan air
minum.
Kegiatan:
- Pengawasan sumur pompa tangan
- Pengawasan Depo Air Minum (DAM)
Kegiatan pemantauan kualitas air minum ini tidak dapat
dilaksanakan dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia, waktu
dan dana.
4) Pengendalian Vektor
Tujuan :
Kegiatan Pemeriksaan Jentik berkala (PJB) ini dilakukan bertujuan
mengetahui besarnya resiko populasi di suatu wilayah terhadap
kemungkinan terkena penyakit DBD, di samping untuk memutuskan
mata rantai penularan Penyakit DBD.
Sasaran :
Dari kegiatan ini sasarannya antara lain pemukiman dan sekolah.
Melalui Pemeriksaan Jentik Berkala (jumantik), abatisasi
selektif, dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Kegiatan program
33
Pengendalian Vektor ini meliputi Pemeriksaan Jentik Berkala ke
rumah-rumah warga serta pemberian abatisasi ke Puskesmas Kelurahan
di wilayah kecamatan dilaksanakan setiap hari Jum’at oleh tim
Jumantik Sukarela. Indikator untuk ABJ yaitu > 95%.
a. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
- Target kegiatan
Pemberantasan sarang nyamuk ke pemukiman penduduk
kecamatan Kelapa Gading setiap hari jumat pukul 09.00 WIB
sampai dengan pukul 09.30 WIB.
b. Pemeriksaan jentik berkala/abatisasi
- Target kegiatan
Pemeriksaan jentik berkala dan abatisasi, dengan pemeriksaan
jentik berkala setiap jumat dimulai pukul 09.00 WIB.
- Pembahasan hasil kegiatan
Jika terjadi peningkatan jumlah kasus, maka hal tersebut merupakan
tanggung jawab tujuh tatanan, yaitu :
Fasilitas kesehatan
Institusi pendidikan
Pemukiman
Industri dan perkantoran
Tempat-tempat umum (TTU)
Tempat pengelolaan makanan (TPM)
Fasilitas olahraga
Kegiatan program pengendalian jentik Aedes telah dilaksanakan oleh
puskesmas kecamatan, namun karena tidak adanya pelaporan kegiatan
kesehatan lainnya akibat dari pergantian kepengurusan puskesmas
sehingga kegiatan yang telah direncanakan banyak yang belum
terlaksana. Selain itu, adanya pelimpahan beberapa program puskesmas
ke masing-masing kelurahan mengakibatkan pelaporan data di
puskesmas tidak lengkap. Oleh karena itu, hanya data dari program
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di pemukiman pada periode
Januari 2013 – Agustus 2013 yang dapat disajikan.
34
Tabel 1.11 Laporan Angka Bebas Jentik (ABJ) Bersumber Jumantik Kelurahan
di Kecamatan Kelapa Gading Bulan Januari – Agustus 2013
Puskesmas Jumlah RumahRumah yang
diperiksa
Hasil pemantauan
Rumah
bebas jentikABJ (%)
Kelapa Gading Barat - 2265 2170 95,8
Kelapa Gading Timur - 7888 7505 95,14
Pegangsaan Dua - 57744 38785 67,16
Total 67897 48460 71,37
Sumber : Laporan Bulanan Program Kesehatan Lingkungan Periode Januari -
Agustus 2013
Dari tabel 1.11 pada laporan periode Januari 2013 – Agustus 2013,
diketahui nilai rata-rata Angka Bebas Jentik (ABJ) Kelurahan Kelapa
Gading Barat adalah 95,8%, ABJ Pegangsaan Dua 67,16%, dan ABJ
Kelapa Gading Timur adalah 95,14 %.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dari lima program kegiatan tersebut, terdapat empat program kegiatan
yang tidak dapat dijalankan dengan alasan keterbatasan sumber daya manusia,
waktu dan dana. Program tersebut, yaitu Pembinaan TTU, Pembinaan TPM,
Pemantauan Kualitas Air Bersih. Sedangkan program yang aktif dilaksanakan
dari program kesehatan lingkungan Puskesmas kecamatan Kelapa Gading pada
periode Januari 2013 – Agustus 2013 adalah program Pengendalian Vektor.
Dari berbagai laporan program kegiatan kesehatan lingkungan yang
dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –
Agustus 2013, dari program pengendalian vektor yaitu kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) yang dijalankan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
ternyata di ketiga kelurahan yang diperiksa, angka bebas jentiknya masih belum
mencapai target yaitu 95%. Program tersebut dievaluasi karena adanya masalah
pada program yaitu belum mencapai target yang sudah ditetapkan dan data yang
cukup lengkap.
35
Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain :
1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman
di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari
2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8%.
2. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman
di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013
– Agustus 2013 sebesar 67,16%.
3. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman
di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur Periode Januari
2013 – Agustus 2013 sebesar 95,14%.
36
1.3 RUMUSAN MASALAH
Setelah identifikasi masalah dari program pemeriksaan jentik berkala (PJB) pada
tatanan pemukiman di Puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari 2013 –
Agustus 2013 terdapat satu kelurahan yang belum mencapai target yaitu kelurahan
Pegangsaan Dua, sedangkan kedua kelurahan lainnya melebihi target yaitu kelurahan
Kelapa Gading Barat dan Kelapa Gading Timur. Kemudian dilakukan perhitungan dan
pembandingan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
telah terjadi (observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang
baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Rumusan masalah dari program kesehatan lingkungan di puskesmas kecamatan
Kelapa Gading adalah sebagai berikut :
1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar 95,8% sehingga melebihi dari target yaitu 95%.
2. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman di
wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua periode Januari 2013 – Agustus
2013 sebesar 67,16% sehingga kurang dari target yaitu 95%.
3. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar 95,14% sehingga kurang dari target yaitu 95%.
37
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena
keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan
dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka
dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas
masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif,
objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada Bab I, telah dirumuskan 3 masalah yang terdapat pada program kesehatan
lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Idealnya, setiap masalah yang ada
tersebut dicarikan solusi pemecahan masalahnya. Dalam penetapan prioritas masalah,
digunakan tehnik scoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria,
pembobotan dan scoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan
dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok
diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang
dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan scoring setiap masalah
Berdasarkan hasil analisis program kesehatan lingkungan Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading yang diangkat, maka di dapatkan 3 permasalahan. Adapun permasalahan
tersebut meliputi :
4. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar 95,8% kurang dari target sebesar 95%.
5. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 – Agustus
2013 sebesar 67,16% kurang dari target sebesar 95%.
38
6. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar 95,14% kurang dari target sebesar 95%.
Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria
Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil perhitungan setiap masalah
lebih objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu
yang lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang
lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.
Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang
mempunyai bobot lima.
a) Bobot 5 yaitu bobot yang paling penting.
b) Bobot 4 yaitu bobot yang sangat penting sekali.
c) Bobot 3 yaitu bobot yang sangat penting.
d) Bobot 2 yaitu bobot yang penting.
e) Bobot 1 yaitu bobot yang cukup penting
A. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun
jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif
berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh
permasalahan tersebut. Nilai proxy ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi,
serta justifikasi. Nilai CFR yang digunakan untuk Demam Berdarah Dengue adalah
0,84% (Depkes,2011).
Tahap-tahap melakuan perhitungan skor emergency :
1. Mengidentifikasi besarnya target dari setiap indikator program kesehatan
lingkungan.
2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil yang tercapai dari tiap-
tiap progam Kesehatan Lingkungan).
39
3. Hitung selisih dari target dan cakupan, lalu kemudian hasil tersebut
dijumlahkan dengan angka proxy yang telah ditetapkan.
4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan score
emergency yang telah ditetapkan.
Untuk menentukan score pada Emergency digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score
dari 1 - 5 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Emergency
yang bervariasi.
Tabel 2.1 Range pada Score Emergency
40
Range Score
0 – 5,99 1
6 – 10,99 2
11 – 15,99 3
16 – 20,99 4
21 – 25,99
26 – 30,99
5
6
Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Kesehatan
Lingkungan yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. Daftar Masalah Proxy
RUMUS
(Target-Cakupan)
+Proxy
Score
1.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
sebesar 95,8%.
CFR Demam
Berdarah
Dengue (DBD)
(95-95,8) + 0,84
= 0,8 + 0,84
= 1,64
1
2.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
sebesar 67,16%.
CFR Demam
Berdarah
Dengue (DBD)
(95-67,16) + 0,84
= 27,84 + 0,84
= 28,68
6
3.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
sebesar 95,14%
CFR Demam
Berdarah
Dengue (DBD)
( 95 – 95,14 ) + 0,84
= 0,14 + 0,84
= 0,98
1
Pada Emergency, daftar masalah program kesehatan lingkungan
didapatkan Score terbesar adalah 5, yaitu pada cakupan tatanan
pemukiman yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat.
41
B. Greetest Member
Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah
atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar selisih
antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan. Tahap-
tahap melakukan perhitungan Score Greetest Member :
1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program kesehatan
lingkungan.
2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-
tiap program kesehatan lingkungan.
3. Hitung selisih dari target dan cakupan.
4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan Score
Greetest Member yang telah ditetapkan.
Untuk menentukan score pada Greetest Member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score
dari 1 - 5 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Greetes
Member yang bervariasi.
Tabel 2.3 Range pada Score Greetest Member
Tabel 2.4 Daftar Masalah Program Kesehatan Lingkungan di
Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –
Agustus 2013
Cakupan Target Selisih Score
42
Range Score
0 – 5,99 1
6 – 10,99 2
11 – 15,99 3
16 – 20,99 4
21 – 25,99
26 – 30,99
5
6
No Program dan Kegiatan (a) (b) (b-a)
1 Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading
Barat Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar 95,8%.
95,8 % 95% 0,8% 1
2 Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan Dua
Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar
67,16%.
67,16 % 95% 27,84% 6
3 Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading
Timur Periode Januari 2013
– Agustus 2013 sebesar
95,14%.
95,14% 95% 0,14% 1
Pada Greetest Member daftar masalah program kesehatan lingkungan
didapatkan Score terbesar adalah 5, yaitu pada cakupan tatanan
pemukiman yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat.
C. Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain di luar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
43
dengan masalah tersebut. Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang
memiliki penduduk terkecil sampai yang terbanyak.
Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope
Berdasarkan Jumlah Penduduk Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. Kelurahan Jumlah Penduduk
Nilai
1. Kelapa Gading Barat 38.645 jiwa 1
2. Pegangsaan Dua 54.415 jiwa 3
3. Kelapa Gading Timur 41. 053 jiwa 2
Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope
Berdasarkan Luas Wilayah Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. KelurahanLuas Wilayah
(Km2)Nilai
1. Kelapa Gading Timur 355,13 1
2. Pegangsaan Dua 628,45 2
3. Kelapa Gading Barat 650,12 3
44
Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan
Keterpaduan Lintas Sektoral Periode Januari 2013 – Juli 2013
Nilai Lintas Sektor
1 Tidak ada keterpaduan lintas sector
2 Ada keterpaduan lintas sector
Untuk keterpaduan lintas sektoral, dalam hal ini puskesmas kecamatan menjalankan
keterpaduan lintas sektoral.
Tabel 2.8 Penentuan Nilai Expanding Scope Program Kesehatan Lingkungan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari 2013 – Agustus 2013
45
No. Daftar MasalahJumlah
Penduduk
Luas
Wilayah
Lintas
SektorJumlah
1.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode Januari
2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8%.
1 3 2 6
2.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode Januari
2013 – Agustus 2013 sebesar
67,16%.
3 2 2 7
3.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur Periode Januari
2013 – Agustus 2013 sebesar
95,14%.
2 1 2 5
Expanding scope tertinggi terdapat pada cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes
pada tatanan pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua yaitu 7.
D. FEASIBILITY
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin
suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria
kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian
terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi:
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas
kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan
di masing – masing wilayah Puskesmas.
Tabel 2.9 Range pada Scoring Rasio Tenaga Kesehatan
Tabel 2.10 Scoring Rasio
Juru Pemantau Jentik dengan Jumlah Penduduk Sasaran Program
Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. PuskesmasJuru
Pemantau Jentik
Jumlah Rumah yang diperiksa
Rasio Score
1. Kelurahan Kelapa 33 2265 1 : 68 1
46
Range Score1: 1 – 1:200 1
1: 201 – 1: 400 2
1: 401 – 1: 600 3
1 : 601 – 1: 800 4
1: 801 – 1: 1000 5
1: 1001 – 1:1200 6
Gading Barat
2.
3.
Kelurahan
Pegangsaan Dua
Kelurahan Kelapa
Gading Timur
243
204
57744
7888
1 : 237
1 : 38
2
1
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan
untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan
cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasilitas yang dibutuhkan oleh setiap
kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas
yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat
dan ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi,
ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup
bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia
dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang,
atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.
Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.
47
Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013
Kategori Ketersediaan Score
Tempat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat/ Obat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan
Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu “tidak ada”, “cukup” dan “kurang”.
Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program terkait.
Tabel 2.12 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus
2013
Dana Score
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
48
Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program Kesehatan Lingkungan
terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
No Daftar Masalah SDMFasilitas
(Alat/Obat)Dana Jumlah
1.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
sebesar 95,8 %.
6 1 2 9
2.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode Januari
2013 – Agustus 2013 sebesar
67,16%.
2 1 2 5
3.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
sebesar 95,14 %.
1 1 2 4
Feasibility program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas
kecamatan Kelapa Gading pada periode Januari 2013 – Agustus 2013 tertinggi pada
cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat, dengan jumlah
score masing-masing 9.
49
E. POLICY
Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus
dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan
pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan sebagai hasil
justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari ada tidaknya
kebijakan dan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah.
Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy tentang kebijakan Terhadap Kegiatan
Puskesmas di Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 - Agustus 2013
Tabel 2.15 Penentuan Nilai Policy tentang undang- undang Terhadap Kegiatan
Puskesmas di Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. Parameter Score
1 Tidak ada perundang-undangan 1
2 Ada perundang-undangan 2
50
No. Parameter Score
1 Tidak ada kebijakan 1
2 Ada kebijakan 2
Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Program Kesehatan Lingkungan pada
Puskesmas di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –
Agustus 2013
51
52
No Daftar Masalah
Ada
kebijakan
Tidak
ada
kebijakan
Ada
perundang-
undangan
Tidak ada
perundang-
undangan
Jumlah
1 Cakupan Angka
Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada
tatanan pemukiman
yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa
Gading Barat
Periode Januari 2013
– Agustus 2013
sebesar 90,63%.
2 0 2 0 4
2 Cakupan Angka
Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada
tatanan pemukiman
yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan
Pegangsaan Dua
Periode Januari 2013
– Agustus 2013
sebesar 93,28%.
2 0 2 0 4
3 Cakupan Angka
Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada
tatanan pemukiman
yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa
Gading Timur
periode Januari 2013
– Agustus 2013
sebesar 94,39%.
2 0 2 0 4
Score Policy pada program kesehatan lingkungan memiliki score yang sama pada
seluruh cakupan masalah.
Setelah diklasifikasikan berdasarkan 5 kriteria, keseluruhan hasil penghitungan
dari kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah program kesehatan
lingkungan menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing
kriteria, kemudian hasil perkaliaannya di jumlahkan.
No Kriteria BobotMS 1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 6 30 1 5
2 Greatest Member 4 1 4 6 24 1 4
3 Expanding Scope 3 6 18 7 21 5 15
4 Feasibility 2 9 18 5 10 4 8
5 Policy 1 4 4 4 4 4 4
Jumlah 49 89 36
Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan menurut
Metode MCUA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
Keterangan :
MS 1 : Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 – Agustus 2013
sebesar 95,8%.
MS 2 : Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar
67,16%.
MS 3 : Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur Periode Januari 2013 – Agustus 2013
sebesar 95,14%.
Bedasarkan scoring MCUA, maka dipilih dua prioritas masalah yaitu :
53
1. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat
Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8%, dengan score 49.
2. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode
Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 67,16%, dengan score 89.
2.2 Mencari Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada
terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar
permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan
diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau
diagram Ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang
tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber
daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya
manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan
kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:
a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controlling (monitoring)
54
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating)
jika terjadi penyimpangan.
55
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan
menggunakan diagram fishbone :
1. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat
Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8%.
2. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua
Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 67,16%.
Masing masing cakupan tersebut dapat dilihat pada digaram fishbone yang tergambar
pada diagram 2.1 dan diagram 2.2.
56
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
3.1 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menentukan akar penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi
atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut
maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif
pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA ( Multiple Criteria Utility
Assassement ), yaitu dengan memberikan skoring 1 dan 5 pada bobot berdasarkan
hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.
Tabel 3.1 Skoring Bobot Penetapan Alternatif Masalah dengan MCUA
Skor Keterangan
1 Sulit Dilaksanakan, Biaya Mahal, Butuh
Waktu Lama, Tidak Dapat Menyelesaikan
Masalah Dengan Sempurna.
5 Mudah Dilaksanakan, Tidak Butuh Biaya
Mahal, Tidak Butuh Waktu Lama, Dapat
Menyelesaikan Masalah Dengan Sempurna.
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah- masalah yang dicari
prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya
didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi,
dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang
terbaik adalah :
1. Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan skor 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
2. Murah biayanya.
57
Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan skor 1 adalah masalah yang paling mahal biaya
pelaksanaannya.
3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 adalah masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan skor 1 adalah masalah yang memerlukan
waktu paling lama dalam penyelesaiannya.
4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna
Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling
mungkin diselesaikan dengan sempurna dan skor 1 merupakan masalah yang
sulit diselesaikan dengan sempurna.
58
3.1.1 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk
Aedes Pada Tatanan Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 Sebesar 95,8 %.
Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif
masalah sebagai berikut :
1. Terbatasnya petugas jumantik pelaksana program PJB.
Alternatif pemecahan masalah :
Menambah petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat kelurahan
dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar tentang
program pemeriksaan jentik berkala.
2. Kurangnya penyuluhan tentang program PJB.
Alternatif pemecahan masalah :
Meningkatkan promosi dan penyuluhan secara aktif program pemeriksaan
jentik berkala bagi seluruh masyarakat di kelurahan.
3. Kurangnya pelatihan petugas tentang sistem pendataan kesehatan yang
benar.
Alternatif pemecahan masalah :
Menambah pelatihan kepada petugas kesehatan mengenai cara dan
pentingnya pendataan kesehatan yang baik dan benar.
Tabel 3.2 MCUA Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada
Tatanan Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No Parameter BobotAL – 1 AL – 2 AL – 3
N BN N BN N BN
1 Mudah dilaksanakan 4 5 20 5 20 5 20
2 Murah biayanya 3 1 3 5 15 1 3
3
Waktu penerapannya sampai
masalah terpecahkan tidak
terlalu lama
2 1 2 1 2 1 2
4 Dapat menyelesaikan dengan 1 5 5 5 5 1 1
59
sempurna
Jumlah 30 42 26
Keterangan :
AL–1 : Menambah petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat kelurahan
dan
kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar tentang
program pemeriksaan jentik berkala.
AL–2 : Meningkatkan promosi dan penyuluhan secara aktif program
pemeriksaan
jentik berkala bagi seluruh masyarakat di kelurahan.
AL–3 : Menambah pelatihan kepada petugas kesehatan mengenai cara dan
pentingnya pendataan kesehatan yang baik dan benar.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1) Meningkatkan promosi dan penyuluhan secara aktif program
pemeriksaan jentik berkala bagi seluruh masyarakat di kelurahan.
2) Menambah petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat
kelurahan dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan
dasar tentang program pemeriksaan jentik berkala.
3) Menambah pelatihan kepada petugas kesehatan mengenai cara dan
pentingnya pendataan kesehatan yang baik dan benar.
3.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk
Aedes Pada Tatanan Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 Sebesar 67,16 %.
Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif
masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya petugas jumantik yang turun ke lapangan dan kurangnya
pelatihan untuk petugas jumantik.
Alternatif pemecahan masalah :
60
Menambah tenaga petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat
kelurahan, dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar
tentang program pemeriksaan jentik berkala.
2. Kurangnya komunikasi antar petugas tentang penggunaan metode yang
benar.
Alternatif pemecahan masalah :
Meningkatkan kerja sama antar petugas dengan menerapkan jadwal
pembagian kerja yang adil dan merata, serta menerapkan sanksi bagi yang
tidak melaksanakan tugasnya.
61
3. Kurangnya promosi kesehatan terhadap warga mengenai pentingnya
Pemeriksaan Jentik Berkala.
Alternatif pemecahan masalah :
Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai program Pemeriksaan
Jentik Berkala.
Tabel 3.3 MCUA Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada
Tatanan Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No Parameter BobotAL – 1 AL – 2 AL – 3
N BN N BN N BN
1 Mudah dilaksanakan 4 5 20 5 20 5 20
2 Murah biayanya 3 1 3 5 15 5 15
3
Waktu penerapannya sampai
masalah terpecahkan tidak
terlalu lama
2 1 2 1 2 5 10
4Dapat menyelesaikan dengan
sempurna1 5 5 5 5 5 5
Jumlah 30 42 50
Keterangan :
AL–1 : Menambah tenaga petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat
kelurahan, dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan
dasar
tentang program pemeriksaan jentik berkala.
AL–2 : Meningkatkan kerja sama antar petugas dengan menerapkan jadwal
pembagian kerja yang adil dan merata, serta menerapkan sanksi bagi
yang tidak melaksanakan tugasnya.
AL–3 : Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai program Pemeriksaan
Jentik Berkala.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
62
1) Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai program
Pemeriksaan Jentik Berkala.
2) Meningkatkan kerja sama antar petugas dengan menerapkan jadwal
pembagian kerja yang adil dan merata, serta menerapkan sanksi bagi
yang tidak melaksanakan tugasnya.
3) Menambah tenaga petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat
kelurahan, dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan
dasar tentang program pemeriksaan jentik berkala.
63
BAB IV
RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Menyusun Rencana Usulan Kegiatan
Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada
tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat
mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar penyebab masalah yang
dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan
yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut
urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang
menjelaskan rencana memecahkan masalah.
4.1.1 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman
yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat
Periode Januari 2013 – Agustus 2013
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan
meningkatkan Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan
Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading
Barat Periode Januari 2013 – Agustus 2013 yang didapatkan pada BAB III, maka
dibuat rencana usulan kegiatan yang diusulkan untuk masuk dalam perencanaan
program kerja puskesmas kelurahan Kelapa Gading Barat pada bulan September
2013 – Desember 2013. Adapun usulan kegiatan yang diajukan dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rencana Usulan Kegiatan Program Kerja Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode September 2013 - Desember 2013
64
No
.Keputusan
Rencana
KegiatanTarget
Volume
KegiatanBiaya Keterangan
1. Meningkatkan
promosi dan
penyuluhan program
PJB
1. Melakukan
pendataan atribut
yang dibutuhkan
untuk kegiatan
pelaksanaan
penyuluhan dan
jumlah warga di
kelurahan sekitar
1. Perlengkapan
dan keperluan
untuk
penyuluhan
dapat terdata
secara
terperinci
2x setahun
2. Menentukan
anggaran yang
dibutuhkan dan
mengajukan
proposal
2. Dana
penyuluhan
dapat
terkumpul
sesuai dengan
dana yang
dibutuhkan
2x setahun
3. Mengajukan
proposal
pelaksanaan
penyuluhan
kepada Kepala
Puskesmas
3. Proposal
disetujui oleh
Kepala
Puskesmas
1x setahun
4. Menyusun jadwal
kegiatan
penyuluhan
4. Kegiatan
penyuluhan
terjadwal
1x sebulan
5. Melakukan
penyuluhan
mengenai PJB ke
warga
5. Warga
memahami
dengan baik
tentang PJB
1x sebulan
2. Menambah petugas
kesehatan dengan
melibatkan
masyarakat
kelurahan dan kader
yang telah diberikan
pembekalan
pengetahuan dasar
mengenai program
pemeriksaan jentik
1. Mengajukan
permohonan
tambahan petugas
kesehatan yang
berasal dari warga
(kader) ke Kepala
Puskesmas dan
Kelurahan
setempat
1. Permohonan
perekrutan
petugas baru
sampai ke
Kepala
Puskesmas
dan Lurah
1x setahun
65
berkala. 2. Mengadakan
rapat untuk
menetapkan
kriteria dan
anggaran untuk
perekrutan tenaga
kesehatan baru
2. Kriteria dan
anggaran untuk
petugas
kesehatan yang
dibutuhkan
telah ditetapkan
1x setahun
3. Mengajukan
proposal ke
Kepala
Puskesmas dan
Kelurahan untuk
perekrutan
petugas baru
3. Proposal
disetujui oleh
Kepala
Puskesmas
dan Kelurahan
1x setahun
4. Membuka
lowongan petugas
jumantik yang
baru
4. Mendapatkan
calon petugas
jumantik yang
baru
2x setahun
5. Seleksi tenaga
kesehatan baru
oleh kepala
puskesmas dan
petugas
sebelumnya
5. Mendapatkan
petugas
jumantik yang
sesuai dengan
kriteria
2x setahun
6. Pembekalan
tenaga kesehatan
baru tentang PJB
6. Tenaga
kesehatan
yang baru
direkrut
memahami
program PJB
dengan baik
2x setahun
7. Mengevaluasi
kegiatan
7. Kegiatan PJB
berjalan
dengan baik
dan benar
1x setahun
3. Menambah
pelatihan kepada
petugas kesehatan
mengenai cara dan
pentingnya
pendataan kesehatan
yang baik dan benar.
1. Mengadakan
rapat untuk
membahas
rencana pelatihan
bagi petugas
kesling mengenai
pendataan yang
baik dan benar
1. Mendapat
persetujuan
untuk
mengadakan
pelatihan bagi
petugas kesling
mengenai
pendataan yang
baik dan benar
1x setahun
66
2. Perencanaan
pembuatan
proposal rencana
kerja dan
anggaran
pelatihan
mengenai
pendataan yang
baik dan benar
2. Proposal
terselesaikan
dengan baik
1x setahun
3. Menyusun dan
mengajukan
proposal
pengajuan
pelatihan petugas
mengenai
pendataan yang
baik dan benar
3. Proposal
disetujui oleh
kepala
puskesmas
1x setahun
4. Pengaturan
jadwal pelatihan
petugas kesling
4. Jadwal
pelatihan
petugas kesling
terbentuk
2x setahun
5. Melaksanakan
pelatihan
pendataan yang
baik dan benar
5.Bertambahnya
pemahaman dan
pengetahuan
petugas kesling
mengenai
pendataan yang
baik dan benar
2x setahun
6. Menerapkan apa
saja yang telah
didapat dari
pelatihan
mengenai
pendataan yang
baik dan benar
6. Pelaporan
pelaksanaan
program tiap
bulan terdata
dengan rapi
1x sebulan
4.1.2 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman
yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan
meningkatkan Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan
67
Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua
Periode Januari 2013 – Agustus 2013 yang didapatkan pada BAB III, maka dibuat
rencana usulan kegiatan yang diusulkan untuk masuk dalam perencanaan program
kerja puskesmas kelurahan Pegangsaan Dua pada bulan September 2013 –
Desember 2013. Adapun usulan kegiatan yang diajukan dapat dilihat pada tabel
4.2.
Tabel 4.2 Rencana Usulan Kegiatan Program Kerja Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode Agustus 2013 - Desember 2013
No. KeputusanRencana
KegiatanTarget
Volume
KegiatanBiaya Keterangan
1. Memberikan
penyuluhan
kepada warga
mengenai
program
Pemeriksaan
Jentik Berkala.
1) Melakukan
rapat pendataan
atribut yang
dibutuhkan
untuk
pelaksanaan
penyuluhan dan
jumlah warga
yang mengikuti
penyuluhan
1) Keperluan untuk
penyuluhan dapat
terdata secara
lengkap
2x setahun
2) Menentukan
anggaran yang
dibutuhkan
serta menyusun
proposal
2) Dana penyuluhan
dan proposal
tersusun dengan
rapih
2x setahun
3) Mengajukan
proposal
pelaksanaan
penyuluhan
kepada Kepala
Puskesmas
3) Proposal disetujui
kepala puskesmas
1x setahun
4) Mengatur
jadwal
penyuluhan
4) Jadwal kegiatan
tersusun
1x sebulan
5) Melaksanakan
penyuluhan
mengenai PJB
ke warga
5) Warga lebih
mengerti dan
paham tentang
PJB
1x sebulan
68
2. Meningkatkan
kerja sama antar
petugas dengan
menerapkan
jadwal
pembagian kerja
merata, serta
menerapkan
sanksi bagi yang
tidak
melaksanakan
tugasnya.
1. Mengadakan
rapat untuk
membahas rencana
pembagian tugas
setiap petugas
program
1. Mendapat
persetujuan untuk
pembagian tugas
setiap petugas
program
2x setahun
2. Perencanaan
pembuatan
proposal rencana
kerja dan anggaran
yang dibutuhkan
2. Proposal dan
anggaran dana
terselesaikan dengan
baik
1x setahun
3. Menyusun dan
mengajukan
proposal pengajuan
pelatihan petugas
mengenai
pembagian tugas
program kesling
3. Proposal diterima
oleh Kepala
Puskesmas sehingga
dapat melaksanakan
kegiatan pelatihan
petugas kesling
1x setahun
4. Pengaturan
jadwal pelatihan
petugas kesling
terhadap tugas
baru
4. Jadwal pelatihan
petugas kesling
terbentuk
2x setahun
5. Menerapkan apa
saja yang telah
didapat dari
pelatihan mengenai
pengaturan tugas
pembagian kerja
5. Peningkatan
pelaksanaan
program kesling
dengan baik dan
benar
1x sebulan
6. Rapat evaluasi
kerja
6. Cakupan program
memenuhi target
1x sebulan
3. Menambah
tenaga petugas
kesehatan
dengan
melibatkan
masyarakat
kelurahan, dan
kader yang telah
diberikan
pembekalan
pengetahuan
1) Mengajukan
permohonan
tambahan
petugas
kesehatan baru
berasal dari
warga ke Kepala
Puskesmas dan
Kelurahan
setempat
1) Permohonan
perekrutan
petugas baru
disetujui Kepala
Puskesmas dan
Lurah setempat
1x setahun
69
dasar tentang
program
pemeriksaan
jentik berkala.
2) Mengadakan
rapat untuk
menetapkan
kriteria dan
anggaran untuk
perekrutan
tenaga
kesehatan baru
2) Mendapatkan
kriteria dan
anggaran untuk
petugas kesehatan
yang dibutuhkan
1x setahun
3) Mengajukan
proposal ke
Kepala
Puskesmas dan
Kelurahan untuk
perekrutan
petugas baru
3) Proposal disetujui
Kepala
Puskesmas dan
Lurah setempat
1x setahun
4) Membuka
lowongan
petugas baru
4) Mendapatkan
petugas baru
yang sesuai
dengan kriteria
2x setahun
5) Pembekalan
tenaga
kesehatan baru
tentang PJB
5) Tenaga kesehatan
yang baru
direkrut
memahami
program PJB
dengan baik
2x setahun
6) Mengevaluasi
kegiatan
6) ABJ mencapai
target
1x setahun
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Terdapat satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang
dievaluasi yaitu program Kesling (Kesehatan Lingkungan). Berdasarkan data yang
didapatkan dari Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading didapatkan 2 masalah yang
teridentifikasi, sehingga kedua masalah tersebut menjadi prioritas masalah utama, yaitu :
3. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar 95,8%.
4. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar 67,16%.
Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari
Ishikawa atau fishbone didapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap
program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta alternatif cara
pemecahan masalah, yaitu :
5.1.1 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013
– Agustus 2013 sebesar 95,8%
Akar penyebab masalah paling dominan :
3. Terbatasnya petugas jumantik pelaksana program PJB
4. Kurangnya penyuluhan tentang program PJB
5. Kurangnya pelatihan petugas tentang sistem pendataan kesehatan yang
benar
5.1.2 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 –
Agustus 2013 sebesar 67,16%.
Akar penyebab masalah paling dominan :
71
4. Kurangnya petugas jumantik yang turun ke lapangan dan kurangnya
pelatihan untuk petugas jumantik
5. Kurangnya komunikasi antar petugas tentang penggunaan metode yang
benar.
6. Kurangnya promosi kesehatan terhadap warga mengenai pentingnya
Pemeriksaan Jentik Berkala.
5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau
direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading sebagai
berikut :
5.2.1 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Puskesmas Kelapa Gading Barat Periode
Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8 %.
4) Meningkatkan promosi dan penyuluhan secara aktif program pemeriksaan
jentik berkala bagi seluruh masyarakat di kelurahan.
5) Menambah petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat kelurahan dan
kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar tentang program
pemeriksaan jentik berkala.
6) Menambah pelatihan kepada petugas ke sehatan mengenai cara dan
pentingnya pendataan kesehatan yang baik dan benar.
5.2.2 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua
Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 67,16%.
4) Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai pentingnya program
Pemeriksaan Jentik Berkala.
5) Meningkatkan komunikasi antar petugas dengan mengadakan pelatihan
berkala mengenai penggunaan metode yang benar dalam program
72
Pemeriksaan Jentik Berkala.
6) Menambah tenaga petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat
kelurahan, dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar
tentang program pemeriksaan jentik berkala.
73
top related