kasus tn. o ami inferolateral
Post on 18-Jul-2015
162 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 1/30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan suatu organ vital dari manusia. Jantung mempunyai fungsi sebagai
pemompa darah keseluruh bagian tubuh. Tanpa bantuan pompa jantung, nutrisi dan oksigen tidak
akan sampai ke sel tubuh. Begitu pula bila jantung mengalami kelemahan. Dengan bantuan
pembuluh darah, darah yang dipompakan oleh jantung akan sampai ke jaringan dan sel-sel yang
membutuhkan nuttrisi dan oksigen. Adanya sumbatan dalam pembuluh darah mengakibatkan
penurunan nutrisi dan oksigen pada daerah yang tersumbat. Sehingga pada daerah tersebut akan
mengalami kelelahan jaringan yang dapat berakibat fatal. Berarti, ketidakadekuatan asupan nutrisi
dan oksigen ke jaringan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kelemahan jantung dan
adanya sumbatan pada pembuluh darah serta gangguan lain yang dapat mengakibatkan hipoksia
jaringan.
Jantung sebagai organ pemompa darah juga memerlukan nutrisi dan oksigen sebagai sumber
energi untuk memompakan darah keseluruh tubuh dan ke jantung itu sendiri. Pembuluh darah yang
dipompakan untuk memperdarahi jantung yaitu arteri koroner. Pembuluh darah ini memperdarahi
jantung untuk memberikan nutrisi dan oksigen ke otot jantung atau miokard.
Gangguan pada jantung dalam penurunan cardiac output dan atau sumbatan pada pembuluh
darah coroner dapat mengakibatkan hipoksia pada miokard. Akibatnya miokard akan mengalami
kelemahan atau bahkan sampai mengalami kerusakan. Letak kerusakan pada miokard tergantung
pada letak jaringan yang mengalami hipoksia. Gangguan tersebut dinamakan akut miokard infark
atau biasa disebut AMI.
Pada kasus ini, penderita AMI akan merasakan nyeri dada kiri yang sangat sakit. Biasanya
berlansung secara terusmenerus dan menjalar sampai ke daerah rahang, punggung kiri, dan tangan
kiri. Dari hasil pemeriksaan, klien dengan AMI mengalami gangguan pada daerah inferolateral
jantung. Untuk itu, penulis mengambil judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. E dengan Akut
Miokard Infark Inferolateral di Ruang Maria 2 rumah sakit santo borromeus bandung”.
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 2/30
2
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Pembaca mampu memahami kajian masalah pada klien dengan Akut Miokard Infark.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Akut Miokard Infark.
b. Mengumpulkan data dan menemunak masalah pada klien dengan Akut Miokard Infark.
c. Membuat intervensi yang adekuat pada klien dengan Akut Miokard Infark.
C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka dalam
pengumpulan data dan konsultasi dengan dosen pembimbing serta studi kasus di rumah sakit untuk
mendapatkan data yang diperlukan untuk memahami masalah yang dihadapi klien . Dalampenulisannya penulis menggunakan metode naratif untuk penjelasan mengenai saluran kemih dan
penjelasan tentang proses keperawatan.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematik sebagai berikut, cover/halaman judul, kata pengantar,
daftar isi, serta pembahasan setiap bab mengenai:
Bab I Pendahuluan : latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Teoretis : anatomi fisiologi kardiovaskuler, sistem hantaran jantung,
sirkulasi jantung/sirkulasi koroner, dan sirkulasi darah
Bab III Tinjauan kasus : pengertian, etiologi, tanda dan gejala, pathway, pemeriksaan
penunjang, dan penatalaksanaan
Bab IV Asuhan keperawatan : pengkajian, pemeriksaan fisik heat to toe, pengelompokan
data, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi &
evaluasi
Bab V Penutup : kesimpulan, dan saran
Dan yang terakhir adalah daftar pustaka
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 3/30
3
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Anatomi & Fisiologi Jantung
1. Anatomi jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga paru (Toraks), di antara kedua
paru-paru dengan berat sekitar 330 gram yang tersusun dari otot-otot jantung (miokardium).
Berfungsi sebagai penyupai oksigen ke jaringan dengan memompa darah melalui pembuluh
arteri. Darah yang disembur sekitar 70 ml dari kedua ventrikel/detakan dan 5 L/menit. Jantung
terdiri dari 3 lapisana. Lapisan luar disebut epikardium/perikardium, yang terdiri dari 2 lapisan:
1) Perikardium Perietalis yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan lapisan paru.
2) Perikardium Viseralis yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga disebut
epikardium.
b. Lapisan tengah yang merupakan lapisan yang berotot disebut miokardium
c. Lapisan paling dalam disebut endokardium
2. Struktur jantung
a. Atrium
1) atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah dari seluruh tubuh dengan rendah
oksigen. Darah tersebut mengalir dari vena cava superior, vena cava inferior, serta
sinus coronarius yang berasal dari jantung sendiri.
2) atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru- paru melalui 4 buah
vena pulmonalis. Kemudian darah menuju ventrikel kiri, dan selanjutnya ke seluruh
tubuh melalui aorta.
Gambar 2: otot jantung
Gambar 1: anatomi jantung
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 4/30
4
b. Ventrikel
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan di pompakan ke paru- paru
melalui arteri pulmonal.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan di pompakan ke seluruh tubuh
melalui aorta. Memiliki 2-3 kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
3. Sifat-sifat otot jantung
a. Domatropik serat otot jantung yang dapat menghantarkan impuls.
b. Kronotropik frekuensi berubah bila dirangsang.
c. Bathmotropik seluruh bagian jantung mempunyai kemamapuan untuk menimbulkan
rangsang.
d. Inotropik jantung dapat berkontraksi lebih kuat.
4. Katup-katup jantung
a. Katup atrioventrikuler
Menghubungkan atrium dengan ventrikel, yitu katub trikuspidalis dan katub bikuspidalis
atau katub mitral.
1) Otot Papilaris bundel otot yan terletak di sisi dinding ventrikel
2) Korda tendinea pita fibrosa yang memanjang dari otot papilaris ke tepi bilah katup.
Berfungsi menarik tepi bebas katup ke dinding ventrikel.
b. Katup semilunar
Menghubungkan ventrikel dengan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal, yaitu katub
semilunar aorta (katub aorta) dan katub semilunar pulmonal (katub pulmonal).
B. Sistem Hantaran Jantung
Denyut jantung terjadi karena adanya mekanisme
kontraksi dan relaksasi otot atrium dan ventrikel secara
berirama. Mekanisme ini dikarenakan adanya perubahan
potensial listrik. Aktivitas listrik jantung dimulai dari
SA Nodesel-sel otot atriumAV Nodeberkas
Hisserabut Purkinyeseluruh otot ventrikel
Gambar 1: katup jantung
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 5/30
5
1. Nodus sinoatrial (nodus S-A) mengatur frekuensi kontraksi irama, pacu jantung ke seluruh
miokardium. Memulai 60 – 100 impuls/menit pada normal jantung istirahat.
2. Nodus atrioventrikular (nodus A-V) menunda impuls seperatusan detik (sekitar 40 – 60
impuls/menit), sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventricular.
3. Berkas A-V membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel.
4. Serabut purkinje menghantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran
serabut otot jantung ke seluruh otot ventrikel.
C. Fase Pompa Jantung
Secara spesific, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Fase Ventrikel Filling
Sesaat setelah kedua atrium menerima darah dari masing-masing cabangnya, dengan
demikian akan menyebabkan tekanan di kedua atrium naik melebihi tekanan di keduaventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan terbukanya katup atrioventrikular, sehingga darah
secara pasif mengalir ke kedua ventrikel secara cepat karena pada saat ini kedua ventrikel
dalam keadaan relaksasi/diastolic sampai dengan aliran darah pelan seiring dengan
bertambahnya tekanan di kedua ventrikel. Proses ini dinamakan dengan pengisian ventrikel
atau ventrikel filling. Perlu anda ketahui bahwa 60% sampai 90 % total volume darah di kedua
ventrikel berasal dari pengisian ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari
kontraksi kedua atrium.
2. Fase Atrial Contraction
Seiring dengan aktifitas listrik jantung yang menyebabkan kontraksi kedua atrium, dimana
setelah terjadi pengisian ventrikel secara pasif, disusul pengisian ventrikel secara aktif yaitu
dengan adanya kontraksi atrium yang memompakan darah ke ventrikel atau yang kita kenal
dengan "atrial kick". Dalam grafik EKG akan terekam gelombang P. Proses pengisian
ventrikel secara keseluruhan tidak mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung
yaitu bunyi jantung 3 atau cardiac murmur.
3. Fase Isovolumetric Contraction
Pada fase ini, tekanan di kedua ventrikel berada pada puncak tertinggi tekanan yang
melebihi tekanan di kedua atrium dan sirkulasi sistemik maupun sirkulasi pulmonal.
Bersamaan dengan kejadian ini, terjadi aktivitas listrik jantung di ventrikel yang terekam pada
EKG yaitu komplek QRS atau depolarisasi ventrikel. Keadaan kedua ventrikel ini akan
menyebabkan darah mengalir balik ke atrium yang menyebabkan penutupan katup
atrioventrikuler untuk mencegah aliran balik darah tersebut. Penutupan katup atrioventrikuler
akan mengeluarkan bunyi jantung satu (S1) atau sistolic. Periode waktu antara penutupan
katup AV sampai sebelum pembukaan katup semilunar dimana volume darah di kedua
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 6/30
6
ventrikel tidak berubah dan semua katup dalam keadaan tertutup, proses ini dinamakan dengan
fase isovolumetrik contraction.
4. Fase Ejection
Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses depolarisasi ventrikel akan
menyebabkan kontraksi kedua ventrikel membuka katup semilunar dan memompa darah
dengan cepat melalui cabangnya masing-masing. Pembukaan katup semilunar tidak
mengeluarkan bunyi. Bersamaan dengan kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di isi oleh
masing-masing cabangnya.
5. Fase Isovolumetric Relaxation
Setelah kedua ventrikel memompakan darah, maka tekanan di kedua ventrikel menurun
atau relaksasi sementara tekanan di sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal meningkat.Keadaan ini akan menyebabkan aliran darah balik ke kedua ventrikel, untuk itu katup
semilunar akan menutup untuk mencegah aliran darah balik ke ventrikel. Penutupan katup
semilunar akan mengeluarkan bunyi jantung dua (S2)atau diastolic. Proses relaksasi ventrikel
akan terekam dalam EKG dengan gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke arteri
koroner terjadi. Aliran balik dari sirkulasi sistemik dan pulmonal ke ventrikel juga di tandai
dengan adanya "dicrotic notch".
a. Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel secara pasip maupun aktif (
fase ventrikel filling dan fase atrial contraction) disebut dengan End Diastolic Volume
(EDV)
b. Total EDV di ventrikel kiri (LVEDV) sekitar 120ml.
c. Total sisa volume darah di ventrikel kiri setelah kontraksi/sistolic disebut End
SystolicVolume (ESV) sekitar 50 ml.
Perbedaan volume darah di ventrikel kiri antara EDV dengan ESV adalah 70 ml atau yang
dikenal dengan stroke volume. (EDV-ESV= Stroke volume) (120-50= 70)
siklus jantung berjalan secara bersamaan antara jantung kanan dan jantung kiri, dimana
satu siklus jantung = 1 denyut jantung = 1 beat EKG (P,q,R,s,T) hanya membutuhkan waktu
kurang dari 0.5 detik.
D. Sirkulasi Jantung/Sirkulasi koroner
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) jantung
sampai akhir sistole dan diastole berikutnya.
1. Anfis suplai darah koroner
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 7/30
7
gambar disamping dapat menunjukkan suplai darah koroner.
Arteri koronaria utama terletak pada permukaan jantung dan
arteri-arteri yang lebih kecil menembus dari permukaan masuk ke
dalam masa otot jantung, suplai darah ke jantung melalui arteri
ini.
Arteri koronaria kiri menyuplai menyuplai bagian anterior dan
lateral kiri ventrikel kiri, sedangkan arteri koronaria kanan
menyuplai sebaian besar ventrikel kanan serta bagian posterior
ventrikel kiri pada 80 sampai 90 persen populasi.
2. Aliran darah koroner
Aliran darah koroner sewaktu istirahat pada manusia rata-rata sekitar 225ml/menit, yaitu
kira-kira 4-5 persen curah jantung.Aliran darah melalui sistem koroner diatur hampir seluruhnya oleh vasodilatasi arteriol
setempat sebagai respon terhadap kebutuhan nutrisi otot jantung. Dengan demikian
bilamana kekuatan kontraksi otot jantung meningkat, apapun penyebabnya, kecepatan
aliran darah koroner juga akan meningkat. Sebaliknya, penurunan aktivitas jantung
disertai dengan penurunan aliran koroner.
3. Sumbatan koroner akut
a. Plak arterosklerosis dapat menyebabkan bekuan darah lokal yang disebut trombus,
yang selanjutnya menyumbat arteri. Biasanya trombus timbul bila plak menembus
endotel, jadi berhubungan langsung dengan darah yang mkengalir. Trombus yang
mengalir di sepanjang arteri dan menyumbat pembuluh darah yang lebih distal disebut
embolus koroner
b. Banyak klinikus menduga bahwa spasme lokal otot arteri koronaria juga dapat terjadi.
Spasme ini mungkin disebabkan oleh iritasi lansung pada otot polos dinding arteri
oleh ujung-ujung plak arteroslkerotik, atau mungkin akibat dari refleks saraf lokal
yang menyebabkan kontraksi dinding pembuluh darah koroner secara berlebihan.
Spasme ini kemudian menimbulkan trombus sekunder pada pembuluh darah tersebut.
Curah jantung (CO) jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama 1 menit,
sekitar 5 L/menit.
Volume Sekuncup (SV) sejumlah darah yang dipompakan setiap dengyut ventrikel,
sekitar 70 ml/denyut. Hart Rate (HR) atau Frekuensi jantung istirahat pada orang dewasa
rata-rata 60 – 80 denyut/menit.
Gambar 2: arteri koroner
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 8/30
8
Tidak semua darah ventrikular dikeluarkan saat kontraksi. Volume sistolik akhir darah
yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar 50 ml.Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan
volume diastole akhir (120 ml) dan volume sistole akhir (50 ml).
E. Sirkulasi Darah
Sirkulasi merupakan suatu lintasan berbentuk tabung yang berfungsi sebagai saluran
penghubung antara jantung dengan organ tubuh, jaringan-jaringan dan sel-sel yang membutuhkan
nutrisi yang terkandung dalam darah. Sirkulasi terdiri dari 3 macam, yaitu:
1. Sirkulasi pulmonal
Atrium kananventrikel kanankatup pulmonalarteri pulmonalparu-paruatrium kiri
2. Sirkulasi sistemik
kiriventrikel kiriseluruh tubuhatrium kanan
3. Sirkulasi cardial
Aorta acendenarteri coronaria kirimiotcardial jantung
Pembuluh Darah
Arteri coroner memberi perdarahan ke jantung sendiri. Merupakan cabang pertama dari sirkulasi
sistemik. Terdiri dari arteri koronaria kanan, arteri koronaria kiri dan arteri sirkumpleksa.
Arteri untuk transportasi darah di bawah tekanan yang tinggi ke jaringan-jaringan.
RUMUS CO = SV x HR
Bagan 1: siklus peredaran darah jantung
Relaksasi (DIASTOL)
Ventrikel relaksasi
Darah dari vena
masuk Atrium.
Kontraksi Atrium
K. Atrioventrikular
terbuka
P. Ventrikel↑
(15% - 25%)
Darah masuk
ke Ventrikel
P. Ventrikel dan
P. Arteri ↓
K. semilunar
menutub. Karena
P. Ventrikel < P.
Pada pembuluh.
K. Antrioventrikular
menutup
Darah masuk ke
arteri pulmonal
& aorta
K. Semilunarterbuka
Kontraksi (SISTOLE)
Ventrikel kontraksi
Darah mengalir
balik dari arteri
ke ventrikel
P. Ventrikel↓
(mendekati nol)
< P. Arteri
K. Semilunar menutup
Siklus
Jantung
Bunyi jantung pertama
Bunyi jantung kedua
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 9/30
9
Arteriol merupakan cabang-cabang terujung dari sistem arteri dan bverfungsi sebagai katub
pengontrol untuk mengatur pengaliran ke kapiler.
Kapiler sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara darah dan ruang interstitial.
Venula menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung ke dalam vena yang lebih besar
Vena sebagai jalur transportasi darah dari jaringan kembali ke jantung
Peredaran Darah
Ventrikel kiri (darah kaya O2) katub aorta aorta
seluruh tubuh kapiler (pertukaran O2 dengan CO2 dalam
sel) darah kaya CO2 vena cava superior dan inferior
atrium kanan katub trikuspidalis ventrikel kanan
katub pulmonal arteri pulmonal paru-paru (darah kaya
CO2, berdifusi dengan dinding alveoli untuk mendapatkan
O2) darah kaya O2 atrium kiri katub bikuspidalis
Ventrikel kiri kembali ke peredaran seperti simula..Gambar 3: sirkulasi darah
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 10/30
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengertian
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu. (Suyono, 1999)
Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan
arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997).
Kesimpulan: kondisi dimana terjadinyannekrosis pada miokard jantung yang disebabkan
karena sumbatan arteri koroner sehingga aliran darah koroner berkurang dari situ muncul
tanda dan gejala nyeri dada sebelah kiri.
B. Etiologi (kasuari, 2002)
1. faktor penyebab :
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
- Faktor pembuluh darah :
Aterosklerosis.
Spasme
Arteritis
- Faktor sirkulasi :
Hipotensi
Stenosos aurta
insufisiensi
- Faktor darah :
Anemia
Hipoksemia
polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
- Aktifitas berlebihan
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- hypertiroidisme
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 11/30
11
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
- Kerusakan miocard
- Hypertropimiocard
- Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
a. faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
- usia lebih dari 40 tahun
- jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
- hereditas
- Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b.
Faktor resiko yang dapat diubah :- Mayor :
hiperlipidemia
hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
- Minor:
Inaktifitas fisik
Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
Stress psikologis berlebihan.
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya diatas
region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus
ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau
nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 12/30
12
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati
yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman
nyeri).
2. Laborat
Pemeriksaan Enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam,
kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah
ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang
Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0 = tidak mengalami nyeri
1 = nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas
2 = nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas, mislnya
kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan lainnya.
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 13/30
13
D. Pathways
Bagan 2: Pathway AMI
Respirasi
meningkat
Sesak nafas
paru
Timbunan asam laktat
meningkatnyeri
CemasFatique
Kerusakan
pertukaran
gas
Intoleransi
aktifitas
Metabolisme an aerob Seluler hipoksia
Integritas membran sel
berubah
Kontraktilitas
turun
COP turun
Gangguan perfusi
jaringan
SV turun
Aktivasi vasoaktive:
Bradikinin, serotonin, &
histamin
Hipertropy
miokard
Kelemah
an otot
jantung
HR
meningkat
Ddecom ensasi
jantungotak
Hipoksemia
Suplai O2
+ Nutrisi
turun
hi oksia
infark
iskemik
ginjal
Aliran darah
ke ginjal
menurun
GFR
menuru
Urin
sedikit
Merangsang
sist kemih
angiotensin
An iotensin 1
Merangsang
aldosteron
An iotensin 2
Merangsang
Hipotalamus
Sekresi ADH
Cairan & Na diretensi
Volume vaskuler meningkat
Sebagian pindah
ke intertisialBeban jantung
meningkat
edema TD meningkat
Plak
Lepas
Trombus
Menyumbat
arteri
Agregasi
trombosit
Adeshi
TrombositIskhemia
myocard
Menyumbat/
oklusi arteri
yang lebih kecil
Terbentuk/
tertutup
oleh selapis
trombus
Iskemik jaringan
myocard
Aliran darah ke jantung menurun
Oksigen dan nutrisi turun
Jaringan Miocard Iskemik
Nekrose lebih dari 30 menit
Supply dan kebutuhan oksigen
ke jantung tidak seimbang
Supply Oksigen ke Miocard turun
Penyempitan lumen arteri koroner
Hipoksia
jaringan
Aterosklerosis
Pola Hidu
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 14/30
14
E. Pemeriksaan penunjang
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi,
hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan
dengan proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma
ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dankonfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau
luasnya IMA
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi
ejeksi (aliran darah)
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 15/30
15
13. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan sehubungan
dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi).
Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty
atau emergensi.
14. Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan
15. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler,
pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
16. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan sehubungan
dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.
F. Penatalaksanaan
1. Rawat ICCU, puasa 8 jam
2. Tirah baring, posisi semi fowler.
3. Monitor EKG
4. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
5. Oksigen 2 – 4 lt/menit
6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
7. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
8. Bowel care : laksadin
9. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus
10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 16/30
16
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. O DENGAN AKUT MIOKARD INFEROLATERAL
DI RUANG ICU-5 RS. SANTO YUSUF BANDUNG
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama klien : Tn. E
Umur : 70 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Tempat tanggal lahir : Bandung 30/10/1940
Pendidikan : SMAPekerjaan : Pensiunan (PNS)
Alamat : Jln. G No. 4
Diagnosa Medis : AMI inferolateral
Tanggal dirawat : 13 Januari 2012 pukul 12:09
Tanggal Pengkajian : 17 Januari 2012
2. Identitas Penanggung jawab
Nama penanggunag jawab : Ny. E
Umur : -
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln. G No. 4
3. Alasan Masuk RS : Pasien mengatakan pada tanggal 13 januari 2012 nyeri dada sebelah
kiri terasa perih pada pukul 11.15, dan keluar keringat dingin. Kemudian langsung dibawa ke
Rumah Sakit Santo Yusup.
Kejadian dirasakan saat setelah klien menyupir mobil. Sebelumnya klien menyangka bahwa
sakit yang dialaminya adalah sakit maag. Sempat diberi obat maag, namun tak kunjung berhenti
sakitnya. Klien menyadari bahwa itu adalah sakit dada. Kemudian langsung dibawa ke Rumah
Sakit Santo borromeus. Skala nyeri pada skala 5 dalam rentang 1-10. Nyeri timbul mendadak
dan nyeri terasa terus menerus.
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 17/30
17
4. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri.
5. Keluhan Tambahan : Klien mengatakan perutnya kembung
6. Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dada sebelah kiri terasa perih dan terus menerus. Nyeri tidak menyebar, timbul mendadak
saat melakukan aktivitas dan berkurang saat diberi obat dari RS. Skala nyeri pada skala 5 dalam
rentang 1-10. Usaha yang dilakukan yaitu tetap tenang dan istirahat. Keluhan penyerta yaitu
klien merasa lemas.
7. Tanda-tanda Vital
a. TD : 130/75 mmHg
b.
Nadi : 70 x/menitc. RR : 18 x/menit
d. Suhu : 36,8oC per aksila
e. Nyeri : saat masuk RS klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri dengan skala 5 (dari 1-10).
Pengkajian Sistem Kardiofaskuler
a. Riwayat penyakit saat ini
Nyeri dada sebelah kiri terasa perih dan terus menerus. Nyeri tidak menyebar, timbul
mendadak saat melakukan aktivitas dan berkurang saat diberi obat dari RS. Skala nyeri pada
skala 5 dalam rentang 1-10. Usaha yang dilakukan yaitu tetap tenang dan istirahat. Keluhan
penyerta yaitu klien merasa lemas.
b. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan sudah mengetahui penyakit yang dialaminya sejak 5 tahun yang lalu.
Klien selalu berobat setiap tiga bulan sekali. Klien mengatakan sring mengkonsumsi daging.
c. Tanda-tanda vital
TD : 130/75 mmHg
Nadi : 70 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,8oC per aksila
Nyeri : saat masuk RS klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri dengan skala 5 (dari 1-10).
d. Pemeriksaan Fisik sistem kardiovaskuler
1) Keadaan umum
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 18/30
18
Klien tampak sakit sedang
2) Kesadaran
Kualitatif Compos Mentis
Kuantitatif
- Respon Motorik= 6 (mampu mengikuti perintah sederhana)
- Respon Verbal= 5 (klien orientasi penuh/baik dan mampu berbicara. = 15
- Respon buka mata= 4 (Mata membuka spontan)
3) Pemeriksaan thoraks
Nyeri dada sebelah kiri perih seperti di iris-iris dengan skala 1 (dari 1-10)
Inspeksi : Dada simetris, tidak pigeon chest ataupun skoliosis. Kulit bersih dan putih.
Terpasang elektroda untuk monitoring di dada.Auskultasi : terdengar suara bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdengar suara bunyi jantung
S3 da S4
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya masa
Perkusi : suara jantung terdengar dalam batas normal
8. Data Penunjang
a. Data diagnostik
EKG 12 lead pada tanggal 11 Juni 2011 (lampiran: 14 Januari 2012)
(Pada gambaran EKG terlihat ST elevasi dan T-inverted)
b. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kima darah tanggal 14 januari 2012
Kima darah Hasil
Kreatinin
Kolesterol total
Trigliserida
CK – NAC
CK – MB
SGOT
SGPT
GDS
1,05 mg/dL
192 mg/dL
H 202 mg/dL
129 u/L
12,7 u/L
26
26
H 164 mg/dL
Pemeriksaan Hematologi tanggal 14 januari 2012
Darah Rutin Hasil Hemoglobin 13,7 g/dL
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 19/30
19
Hematokrit
Leukosit
Jumlah trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
42,4 %
9,90 ribu/μL
H 456 ribu/μL
4,65 juta/mm3
91.2 fL
29,5 Pg
L 32, 3 g/DL
Pemeriksaan kimia darah tanggal 15 januari 2012
Kimia darah Hasil
Glukosa puasa
Ureum
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium (cattt) ion
Magnesium
Kreatinin
Kolesterol total
Trigliserida
CK-NAC
CK- MB
SGOT
SGPT
88 mg/dL
28,6 mg/dL
138 mmol/L
H 5,3 mmol/L
110 mmol/L
1,25 mg/dL
2,11 mg/dL
1, 09 mg/dL
192 mg/dL
H 202 mg/dL
129 u/L
12,7 u/L
26 u/L
26 u/L
Pemeriksaan Hematologi 15 januari 2012
hematologi hasil
Laju endap darah 1 jam
Laju endap darah 2 jam
Hitung jenis:
Basofil
Eosinofil
Netrofil batang
Netrofil segmen
Limfosit
monosit
H 24 mm/jam
54 mm/ Jam
0 %
3 %
L 0 %
70 %
23 %4 %
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 20/30
20
c. Therapi (obat, infuse)
Infuse
Assering
Injeksi
OMZ 1 vial/hr (IV)
Oral
1. CPG 1x1 tab : golongan antiasma
Indikasi: Menurunkan trombosis yang menyertai: serangan infark miokard, serangan
stroke atau penyakit pembuluh darah perifer dan sindroma koroner akut.
2. Thromboaspilet 1-0-1 :
Indikasi: pendukung dalam egregasi platelet setelah kondisi akut atau post stroke
3.
Stator 20 mg 0-0-1 :Indikasi: Tambahan pada diet untuk menurunkan peningkatan kolesterol total,
kolesterol-LDL, apolipoprotein B, & trigliserida pada pasien yang menderita
hiperkolesterolemia primer, hiperlipidemia kombinasi (campuran), dan
hiperkolesterolemia familial heterozygosa & homozygosa bila respon terhadap
diet & tindakan non-farmakologis lainnya tidak mencukupi
4. Lactulac 1x15 cc :
Indikasi: melunakkan feses (kronik konstipasi, portal systemic encephalophaty)
5. Ubi Q 1x1 tab :
Indikasi: pendukung dalam penyuplai oksigen ke jaringan agar lebih efisien
d. Oksigen
2 lt/menit
e. Diet
Diet Jantung II
f. Resume Radiologi
Klinis : AMI Inferolateral
Thoraks : kurang inspirasi dan asimetris
Kesan : Cor dan Pulmo dalam batas normal tidak tampak aktivitas spesifik.
g. Mobilisasi
Mobilisasi: pengurangan aktifitas dan HU (Head up) 30o.
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 21/30
21
B. Analisa Data
Tabel 4: analisa data
C. Diagnosa
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan, iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan/penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria yang ditandai dengan:
DO :o Hasil lab menunjukkan adanya infark pada jaringan
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS :
Klien mengatakan
nyeri dada sebelah
kiri seperti di iris-iris
Klien mengatakan
lebih nyaman posisi
duduk atau setengah
duduk (semi fowler)
DO : TD : 130/75 mmHg
Nadi : 68 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 38, 8oC/axila
Klien menggunakan
O2 2lt/mnt BC
SPO2 : 98%
HU 300 atau
semifowler
Thorak photo dan
EKG 12 lead pada
tanggal 11 Januari
2011
mengindikasikan
AMI Inferolateral
(Pada gambaran
EKG terlihat ST
elevasi dan T-
inverted)
1. Gangguan
perfusi
jaringan
2. Ganguan
rasa nyaman
nyeri
Aterosklerosis
Pola Hidu
Aliran darah ke jantung menurun
Oksigen dan nutrisi turun
Jaringan Miocard Iskemik
Nekrose lebih dari 30 menit
Supply dan kebutuhan oksigen
ke jantung tidak seimbang
Supply Oksigen ke Miocard turun
Penyempitan lumen arteri koroner
Hipoksia
jaringan
Metabolisme an aerob Seluler hipoksia
Integritas membran sel
berubah
Kontraktilitas
turun
COP turun
Gangguan perfusi
jaringan
SV turun
Aktivasi vasoaktive:
Bradikinin, serotonin, &
histamin
Timbunan asam laktat
meningkat nyeri
Fatique
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 22/30
22
o Klien menggunakan O2 2 lt/mnt BC (SPO2 98%)
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 23/30
23
o HU 300
atau semifowler
o Thorak photo dan EKG 12 lead pada tanggal 11 januari 2011 mengindikasikan AMI
(Pada gambaran EKG terlihat ST elevasi dan T-inverted)
o TTV:
TD : 130/75 mmHg
Nadi : 68 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 38, 8oC/axila
DS :
o Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri seperti di iris-iris
o Klien mengatakan lebih nyaman posisi duduk atau setengah duduk (semi fowler)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terjadinya timbunan asam laktat akibat
penurunan suplai oksigen ke miokard yang ditandai dengan:
DO :
o Hasil lab menunjukkan adanya infark pada jaringan
o TD: 130/75 mmHg
o Klien menggunakan O2 3lt/mnt BC
o HU 300
atau semifowler
o TTV:
TD : 130/75 mmH
Nadi : 68 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 38, 8oC/axila
DS :
o Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri seperti ditekan
o Klien mengatakan lebih nyaman posisi duduk atau setengah duduk (semi fowler)
o Thorak photo dan EKG 12 lead pada tanggal 11 Januari 2011 mengindikasikan AMI
D. Intervensi
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan, iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan/penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria.
Tujuan : Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan tindakan
perawatan di RS dalam waktu 3 hari dengan kriteria hasil:
- Daerah perifer hangat
- tak sianosis
- gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 24/30
24
- RR 16-24 x/ menit
- tak terdapat clubbing finger
- kapiler refill 3-5 detik
- nadi 60-100x / menit
- TD 120/80 mmHg
- SPO2 100%
Intervensi :
- Monitor Frekuensi dan irama jantung.
R: mengetahui kondisi kesehatan klien, terutama keadaan jantung klien.
- Observasi perubahan status mental.
R: mengetahui adanya gejala penolakan diri akibat penyakit yang diderita klien.
-
Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa R: Melihat tanda-tanda adanya peningkatan metabolisme.
- Ukur haluaran urin (intake output) dan catat berat jenisnya
R: output diketahui untuk melihat jumlah cairan yang seimbang dalam tubuh, dalam
sirkulasi
- Kolaborasi: Berikan cairan IV sesuai indikasi
R: memberikan keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh secara adekuat.
- Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis EKG, elektrolit , GDA( Pa O 2, Pa
CO2 dan saturasi O2 ). Dan Pemberian oksigen.
R: Mengetahui kondisi jantung klien apakah terjadi paenyumbatan yang makin parah,
hipoksia yang meningkat atau sampai komplikasi lain yang mengancam nyawa klien.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terjadinya timbunan asam laktat akibat
penurunan suplai oksigen ke miokard.
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS selama 3hari
dengan kriteria:
- Nyeri dada berkurang sampai dengan hilang
- Klien mengatakan tidak mengeluh nyeri dada lagi
- nadi 60-100 x / menit
- TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
- Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada tersebut.
R: mengetahui respon klien terhadap intensitas dan skala nyeri.
- Anjurkan pada klien untuk tidak banyak beraktifitas aktifitas dan istirahat.
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 25/30
25
R: aktifitas berat dapat memperberat kerja jantung, sehingga dapat memperparah kondisi
klien.
- Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, mis: nafas dalam, perilaku distraksi, visualisasi,
atau bimbingan imajinasi.
R: Membantu dalam menghilangkan persepsi nyeri melalui imajinasi dan menurunkan
terjadinya hipoksia lebih lanjut yang dapat mengelurkan asam laktat.
- Pertahankan Oksigenasi dengan binasal kanul.
R: memberikan oksigen yang adekuat ke tubuh, khususnya ke jantung, sehingga resiko
terjadinya metabolisme anaerob tidak terjadi.
- Monitor tanda-tanda vital ( Nadi & tekanan darah ) tiap satu jam.
R: mengetahui keadaan perubahan kerja jantung.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik, antikoagulan untuk
mencegah pembekuan darah, penurun kolesterol, dan pencahar untuk mencegahrangsangan saraf simpatis saat mengedan.
R: obat yang diberikan menghilangkan rasa nyeri (analgesik) dan mencegah pembekuan
darah (antikoagulan), penurun kolesterol mencegah timbunan lemak dalam pembuluh darah
koroner, serta pencahar untuk mencegah klien mengedan saat hendak bab yang
mengakibatkan perangsangan saraf simpatis.
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makan lunak bebas rendah kolesterol.
R: membantu meminimalisasikan pembentukan sumbatan dalam arteri koroner yang dapat
terjadi karena penimbunan lemak
E. Implementasi
1. DK 1 : Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan, iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan/penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria.
2. DK 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terjadinya timbunan asam laktat
akibat penurunan suplai oksigen ke miokard
Hari/tgl Jam Implementasi
Selasa, 17
Januari 2012
08:00
08:00
08:30
08:50
09:00
10:30
11:30
o Mengobservasi = KU Compos Mentis, GCS :15. Klien tampak sakit
sedang-berat. TTV= S: 38, 8oC per aksila. Kontak positif, pupil isokor ᴓ
2/2 mm RC +/+. O2 2lt/mnt. Pasien mengeluh perut kembung.
o Mengobservasi TTV dan mendokumentasikan
o Mengkaji dan mengitung intake-output
o Memberikan obat per oral (Tromboaspilet, Lactulac 1x15 cc)
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan
o mengobservasi keadaan klien. Klien tampak tidur tenang
o mempertahankan oksigenasi dengan binasal kanul. BC 2 lt/menit. Dan
mengbservasi TTV dan mendokumentasikan
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 26/30
26
20:00 o Mengobservasi TTV dan mendokumentasikan di flow sheet
Rabu, 18
Januari 2012
07:30
08:30
08:50
09:00
10:00
11:00
11:30
12:00
13:00
o Mengobservasi = KU Compos Mentis, GCS :15. Klien tampak sakit
sedang-berat. TTV= S: 37, 1oC per aksila. Kontak positif, pupil isokor ᴓ
2/2 mm RC +/+. O2 2lt/mnt. Pasien mengatakan tidak mengeluh nyeri
dada kiri lagi.
o Memberikan makanan diet jantung II. Respon: klien menghabiskan 1 porsi
makanan dan 150 cc susu dan 100 cc AP
o Memberikan obet per oral (CPG 1x1 tab, Thromboaspilet 1-0-1, Lactulac
1x15 cc, Ubi Q 1x1 tab)
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan Klien menghabiskan
setengah bungkus biskuit
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan. Suhu: 37,
1o
C per aksila
o Mengkaji dan mengitung intake-output
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan.
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan
Kamis, 19
Januari 2012
07:30
08:20
08:45
10:00
10:15
11:00
11:30
12:00
13:00
o Mengobservasi = KU Compos Mentis, GCS :15. Klien tampak sakit
sedang-berat. TTV= S: 37, 1oC per aksila. Kontak positif, pupil isokor ᴓ
2/2 mm RC +/+. O2 2lt/mnt. Pasien mengatakan tidak mengeluh nyeri
dada kiri lagi.
o Memberikan makanan diet jantung II. Respon: klien menghabiskan 3/4
porsi makanan dan 150 cc susu dan 50 cc AP
o Memberikan obet per oral (CPG 1x1 tab, Thromboaspilet 1-0-1, Lactulac
1x15 cc, Ubi Q 1x1 tab)
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan.
o Membantu klien BAK dan BAB di tempat tidur
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan
o Mengkaji dan mengitung intake-output
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan.
o Mengobbservasi TTV dan mendokumentasikan
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 27/30
27
F. Evaluasi
Hari/Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi
Selasa 17 Januari
2012
DK 1 : Gangguan perfusi
jaringan berhubungan dengan,
iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan/penyumbatan
pembuluh darah arteri koronaria.
S: klien mengatakan tidak mengeluh pusing
akibat kurang oksigen dan tidak sesak.
O: klien terlihat nyaman dengan aktifitas
yang sedang dilakukan. Bak sepontan dan
makan.
A: Intervensi sudah terlaksana sebagian besar.
P: Lanjutkan intervensi untuk monitoring
keadaan klien 2 hari kedepan.
Selasa 17 Januari
2012
DK 2 : Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan
terjadinya timbunan asam laktatakibat penurunan suplai oksigen
ke miokard
-
S: Nyeri yang dirasakan klien sudah
menghilang
O: TTV dalam batas normal, hanya tekanansistolik yang mencapai 130mmHg.
Klien terlihat dapat beraktifitas dan tidak
menunjukkan adanya nyeri dada.
A: Intervensi sudah terlaksana sebagian besar.
P: lanjutkan intervensi sebagai monitoring
keadaan klien 2 hari kedepan.
Rabu, 18 Januari
2012
DK 1 : Gangguan perfusi
jaringan berhubungan dengan,
iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan/penyumbatan
pembuluh darah arteri koronaria.
S: klien mengatakan tidak mengeluh pusing
akibat kurang oksigen dan tidak sesak.
O: klien terlihat nyaman dengan aktifitas
yang sedang dilakukan. Bak sepontan dan
makan.
A: Intervensi sudah terlaksana sebagian besar.
P: Lanjutkan intervensi untuk monitoring
keadaan klien 1 hari kedepan.
Rabu 18 Januari
2012
DK 2 : Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan
terjadinya timbunan asam laktat
akibat penurunan suplai oksigen
ke miokard
S: Nyeri yang dirasakan klien sudah
menghilang
O: TTV dalam batas normal, hanya tekanan
sistolik yang mencapai 130mmHg.
Klien terlihat dapat beraktifitas dan tidak
menunjukkan adanya nyeri dada.
A: hampir semua intervensi sudah dilanjutkan
P: lanjutkan intervensi sebagai monitoring
keadaan klien 1 hari kedepan.
Kamis 19 Januari DK 1 : Gangguan perfusi S: klien mengatakan tidak mengeluh pusing
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 28/30
28
2012 jaringan berhubungan dengan,
iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan/penyumbatan
pembuluh darah arteri koronaria.
akibat kurang oksigen dan tidak sesak.
O: klien terlihat nyaman dengan aktifitas
yang sedang dilakukan. Bak sepontan dan
makan.
A: tujuan tercapai
P: intervensi dihentikan
Kamis 19 Januari
2012
DK 2 : Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan
terjadinya timbunan asam laktat
akibat penurunan suplai oksigen
ke miokard
S: Nyeri yang dirasakan klien sudah
menghilang
O: TTV dalam batas normal, hanya tekanan
sistolik yang mencapai 130mmHg.
Klien terlihat dapat beraktifitas dan tidak
menunjukkan adanya nyeri dada.
A: tujuan tercapaiP: intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 29/30
29
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab AMI adalah hipoksia
jaringan yang disebabkan oleh 3faktor, yaitu faktor penyuplaiaan oksigen yang dipengaruhi oleh
darah, pembuluh darah dan sirkulasi darah; karena kebutuhan oksigen miokard yang meningkat
dan karena peningkatan cardiac output yang menyebabkan terganggunya fungsi miokard sehingga
menyababkan AMI.
Manifestasi yang paling berat adalah nyeri dada kiri seperti ditekan benda berat dan biasanya
menjalar ke rahang, lengan kiri, dan punggung. Dapat pula keringat dingin dengan akral yang
teraba dingin. Penangannan yang tidak segera akan menyebabkan klien cemas dan pusing kepala.
Penatalaksaanaannya berupa pemantauan TTV secara rutin, mengkaji keluhan klien danperubahan kondisi yang tiba-tiba bisa terjadi. Klien diberikan posisi nyaman dengan HU 30
0atau
semifowler dan anjurkan untuk beraktifitas berat apalagi saat terjadi serangan. Secara kolaborasi
dapat diberikan oksigen 2-4lt/menit BC agar hipoksia jaringan teratasi.
Pemberian obat antikoagulan dapat seperti tromboaspilet juga perlu untuk mencegah
pembekuan darah. Untuk klien dengan AMI karena sumbatan lemak dapat diberikan tablet Stator
untuk penurun peningkatan kolesterol dan LDL. Dan perlu diperhatikan, klien dengan AMI
dilarang untuk mengejan karena dapat merangsang kerja simpatis, oleh karena itu perlu diberinya
obat laksan atau pencaharm supaya saat klien ingin bab tidak perlu mengejan.
B. Saran
Melalui makalah ini, pembaca sebelumnya disarankan dapat membaca mengenai anfis jantung
secara rinci terutama mengenai peredaran darah pada pembuluh darah koroner. Perdalami pula
mengenai etiologi dan patoflow tentang AMI agar mudah dalam menentukan diagnosa
keperawatan dan intervensi untuk klien dengan gangguan AMI.
DAFTAR PUSTAKA
5/14/2018 Kasus Tn. O AMI Inferolateral - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-tn-o-ami-inferolateral 30/30
30
Arif Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius
Corwin, E.J. 2001. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., 1999. Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for
planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC
Kasuari. 2002. Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan
Patofisiolog. Magelang: Poltekes Semarang PSIK Magelang
Lynda Juall Carpenito. 2001. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC
Price, S.A. & Wilson, L.M. 1994. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. Edisi 4.
Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 200. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical nursing.
Edisi 8. Jakarta: EGC
Sandra M. Nettina . 2002. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC
Suyono, S, et al. 2001. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
top related