alergi

4
Tubuh manusia terancam oleh sejumlah unsure penginvasi yang potensial—baik allergen maupun mikroorganisme—yang secara terus-menerus mengancam pertahanan permukaan tubuh. Susudah sistem pertahanan tertembus, mikroorganisme akan bersaing dengan tubuh untuk mendapatkan nutrien dan jika hal ini dibiarkan berkembang tanpa dihalangi, mikroorganisme tersebut akan mengganggu sistem enzim serta menghancurkan jaringan tubuh yang penting. Untuk memberikan perlindungan terhadap unsure penginvasi ini, tubuh dilengkapi oleh sistem pertahanan yang rumit. Garis pertama pertahanan tersebut terdiri atas sel-sel epitel yang membungkus kulit dan membentuk dinding pelapis saluran napas, cerna dan kemih. Struktur serta kesinambungan permukaan ini dan resistensinya terhadap penetrasi merupakan penangkal awal untuk menghalangi para penyerang (Brunner & Suddarth, 2001). Salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang paling efektif adalah kemampuannya untuk melengkapi diri sendiri dengan pelbagai senjata (antibody) yang secara individual didesain agar sesuai dengan setiap penyerang yang baru, yaitu protein spesifik yang disebut antigen. Antibodi bereaksi dengan antigen lewat sejumlah cara : (1) dengan menyalut permukaannya jika antigen tersebut berupa

Upload: diana-mulya

Post on 14-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

alergi

TRANSCRIPT

Tubuh manusia terancam oleh sejumlah unsure penginvasi yang potensialbaik allergen maupun mikroorganismeyang secara terus-menerus mengancam pertahanan permukaan tubuh. Susudah sistem pertahanan tertembus, mikroorganisme akan bersaing dengan tubuh untuk mendapatkan nutrien dan jika hal ini dibiarkan berkembang tanpa dihalangi, mikroorganisme tersebut akan mengganggu sistem enzim serta menghancurkan jaringan tubuh yang penting. Untuk memberikan perlindungan terhadap unsure penginvasi ini, tubuh dilengkapi oleh sistem pertahanan yang rumit. Garis pertama pertahanan tersebut terdiri atas sel-sel epitel yang membungkus kulit dan membentuk dinding pelapis saluran napas, cerna dan kemih. Struktur serta kesinambungan permukaan ini dan resistensinya terhadap penetrasi merupakan penangkal awal untuk menghalangi para penyerang (Brunner & Suddarth, 2001).Salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang paling efektif adalah kemampuannya untuk melengkapi diri sendiri dengan pelbagai senjata (antibody) yang secara individual didesain agar sesuai dengan setiap penyerang yang baru, yaitu protein spesifik yang disebut antigen. Antibodi bereaksi dengan antigen lewat sejumlah cara : (1) dengan menyalut permukaannya jika antigen tersebut berupa substansi tertentu, (2) dengan menetralkannya jika antigen tersebut toksik, (3) dengan mengendapkannya dari larutan jika antigen tersebut terlarutkan. Antibodi akan mempersiapkan antigen untuk mengalami proses yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dari darah dan jaringan tubuh (Brunner & Suddarth, 2001).Bila antigen merupakan zat asing yang sejati, tubuh akan dilindungi terhadap antigen tersebut; jika tidak, dapat terjadi imunopatologi. Kalau keadaan ini terjadi, respon imun yang dalam keadaan normal bersifat protektif akan mengakibatkan gangguan fungsi dalam sistem kekebalan tubuh tersebut. Kelainan hipersensitivitas (alergi) merupakan keadaan dimana tubuh menghasilkan respons yang tidak tepat atau ada yang berlebihan terhadap antigen spesifik (Brunner & Suddarth, 2001).ALERGI

Alergi merupakan respons sistem imun yang tidak tepat dan kerap kali membahayakan terhadap substansi yang biasanya tidak berbahaya.Reaksi alergi merupakan manifestasi cedera jaringan yang terjadi akibat interaksi antara antigen dan antibodi. Kalau tubuh diinvasi oleh antigen biasanya berupa protein yang dikenali tubuh sebagai benda asing, maka akan terjadi serangkaian peristiwa dengan tujuan untuk membuat penginvasi tersebut tidak berbahaya, menghancurkannya dan kemudian membebaskan tubuh darinya. Kalau limfosit bereaksi terhadap antigen, kerap kali antibodi dihasilkan. Reaksi alergi umum akan terjadi ketika sistem imun pada seseorang yang rentan bereaksi secara agresif terhadap suatu substansi yang normalnya tidak berbahaya (mis debu, tepung sari gulma). Produksi mediator kimia pada reaksi alergi dapat menimbulkan gejala yang berkisar dari gejala yang ringan hingga gejala yang dapat membawa kematian (Brunner & Suddarth, 2001).

Sistem imun tersusun dari banyak sel serta organ dan substansi yang disekresikan oleh sel-sel serta organ-organ ini. Pelbagai bagian dari sistem imun ini harus bekerja bersama untuk memastikan pertahanan yang memadai terhadap para penginvasi (yaitu virus, bakteri, substansi asing lainnya) tanpa menghancurkan jaringan tubuh sendiri lewat reaksi yang terlampau agresif (Brunner & Suddarth, 2001).Hipersensitivitas

Suatu reaksi hipersensitivitas biasanya tidak akan terjadi sesudah kontak pertama kali dengan sebuah antigen. Reaksi terjadi pada kontak-ulang sesudah seseorang yang memiliki predisposisi mengalami sensitisasi. Sensitisasi memulai respon humoral atau pembentukan antibodi. Untuk menambah pemahaman mengenai imunopatogenesis penyakit, reaksi hipersensitivitas telah diklasifikasikan oleh Gell dan Coombs menjadi empat tipe reaksi yang spesifik. Sebagian besar alergi dikenali sebagai reaksi hipersensitivitas tipe I atau tipe IV (Brunner & Suddarth, 2001).