adenohipofise (es lisa)

6
HORMON ADENOHIPOFISIS Sekresi hormone hipofisis anterior selain dikontrol hipotalamus juga dipengaruhi banyak factor antara lain oleh obat yaitu hormone alamiah, analog dan antagonis hormone. Hubungan antara hipofisis anterior dengan jaringan perifer yang dipengaruhinya merupakan mekanisme umpan balik. Hormone hipofisis anterior mengatur sintesis dan sekresi hormone dan zat-zat kimia di sel target, sebaliknya hormone yang disekresi tersebut mengatur juga sekresi hipotalamus dan atau hipofisis 1 . Hormone yang dihasilkan hipofisis anterior berupa 1,2 : 1. Polipeptida : o Hormone pertumbuhan (GH) o Prolaktin (PRL) o Kortikotropin (ACTH) 2. Glikoprotein : o Tirotropin (TSH) o Luteinizing hormone (LH = ICSH) o Hormone pemacu folikel (FSH) GROWTH HORMON 1,2 Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida dengan berat molekul 20.000 , hormone ini merupakan 10% dari berat kelenjar hipofisis kering. Fungsi fisiologi GH yang paling jelas adalah terhadap pertumbuhan. Defisiensi GH menyebabkan kekerdilan

Upload: ananto6968

Post on 02-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

refrat

TRANSCRIPT

Page 1: Adenohipofise (ES Lisa)

HORMON ADENOHIPOFISIS

Sekresi hormone hipofisis anterior selain dikontrol hipotalamus juga dipengaruhi banyak

factor antara lain oleh obat yaitu hormone alamiah, analog dan antagonis hormone.

Hubungan antara hipofisis anterior dengan jaringan perifer yang dipengaruhinya

merupakan mekanisme umpan balik. Hormone hipofisis anterior mengatur sintesis dan

sekresi hormone dan zat-zat kimia di sel target, sebaliknya hormone yang disekresi

tersebut mengatur juga sekresi hipotalamus dan atau hipofisis 1.

Hormone yang dihasilkan hipofisis anterior berupa 1,2 :

1. Polipeptida :

o Hormone pertumbuhan (GH)

o Prolaktin (PRL)

o Kortikotropin (ACTH)

2. Glikoprotein :

o Tirotropin (TSH)

o Luteinizing hormone (LH = ICSH)

o Hormone pemacu folikel (FSH)

GROWTH HORMON 1,2

Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida dengan berat molekul 20.000 ,

hormone ini merupakan 10% dari berat kelenjar hipofisis kering.

Fungsi fisiologi GH yang paling jelas adalah terhadap pertumbuhan. Defisiensi

GH menyebabkan kekerdilan (dwarfism), sedang kelebihan GH menyebabkan gigantism

pada anak dan akromegali pada dewasa.

GH terutama mempengaruhi metabolisme lemak dan karbohidrat, dengan

mekanisme kerja yang belum jelas. GH memperlihatkan efek anti insulin yaitu

meningkatkan kadar gula darah, tetapi juuga berefek seperti insulin yaitu menghambat

pelepasan asam lemak dan merangsang ambilan asam amino oleh sel.

GH terbukti berpengaruh terhadap penyakit DM. Penderita DM sensitip terhadap

terjadinya hiperglikemia oleh pemberian GH. Pada penderita bukan DM, GH dapat

diberikan dalam dosis besar tanpa menimbulkan hiperglikemia, bahkan sebaliknya dapat

menyebabkan hipoglikemia pada pemberian akut karena terjadi glikogenesis.

Page 2: Adenohipofise (ES Lisa)

Pada keadaan lapar GH menyebabkan mobilisasi lemak masuk peredaran darah.

Hormone ini agaknya mengalihkan sumber energi dari karbohidrat ke lemak.

Sekresi GH secara fisiologis diatur hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan

GHRF (growth hormone releasing factor) yang merangsang sekresi GH dan GH-RIH

(growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat sekresi GH.

Pada saat istirahat sebelum makan pagi kadar GH 1-2 ng/ml sedang pada saat

puasa meningkat perlahan mencapai 8 ng/ml. Kadar anak dan remaja lebih tinggi dari

pada dewasa. Pada anak, hipoglikemia meningkatkan sekresi GH. Pada hipoglikemia

karena insulin GH meningkat mencapai 50 ng/ml. Kerja fisik, stres dan rangsangan

emosi merupakan stimulus fisiologis untuk meningkatkan sekresi GH.

Pada orang normal, glukokortikoid dosis besar menghambat sekresi GH,

sehingga pemberian glukokortikoid pada anak akan menghambat pertumbuhan.

Sekresi GH yang berlebihan dapat ditekan dengan agonis dopamine. Dopamine

diketahui merangsang sekresi GH pada orang normal, tapi pada penderita akromegali

mak dopamine akan menghambat sekresi GH. Bromokriptin dipakai untuk menekan

sekresi GH pada penderita tumor hipofisis. Somatostatin tidak dipakai untuk

menghambat sekresi GH karena dapat menghambat sekresi hormone lainnya.

PROLAKTIN (PRL) 1,2

Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar payudara dalam mempersiapkan,

memulai dan mempertahankan laktasi. Hisapan bayi (suckling) merupakan perangsang

sekresi prolaktin selam masa menyusui. Meningkatnya prolaktin mengakibatkan

hambatan pada gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium. Keadaan

ini menjelaskan terjadinya infertilitas sementara pada ibu yang menyusui.

Pengaturan sekresi prolaktin oleh hipotalamus, uniknya factor penghambat (PRIH

= prolaktin release inhibiting factor) lebih berperan dari pada factor perangsang ( PRF =

prolaktin releasing factor).

Kadar normal prolaktin dalam darah 5-10 ng/ml, pada pria sedikit lebih rendah.

Kadarnya meninngkat pada masa hamil dan mencapai puncak pada saat partus 200

ng/ml, juga pada saat stress mental dan fisik, hipoglikemia dan fluktuasi kadar estrogen.

ADRENOKORTIKOTROPIN (ACTH)1,2

ACTH merupakan suatu rantai lurus polipeptida yang terdiri dari 39 asam amino.

Pada keadaan basal kecepatan sekresi ACTH diatur oleh mekanisme umpan balik

Page 3: Adenohipofise (ES Lisa)

negative hormone kortek adrenal (kortisol) dalam darah. Pada defisiensi hormone kortek

adrenal ini ,misal pada Addison disease terjadi produksi dan sekresi ACTH yang

berlebihan. Pengaturan sekresi ACTH juga oleh CRH (corticotropin releasing hormone)

yang diproduksi di median eminens hipotalamus. Sekresi ACTH juga dipengaruhi oleh

rangsangan saraf yang sampai pada median eminens hipotalamus melalui serabut aferen

dan menyebabkan pengeluaran CRH, misal rasa nyeri, takut, emosi.

ACTH banyak digunakan untuk membedakan insufisiensi adrenal primer dan

sekunder. Pada insufisiensi primer, pemberian ACTH tidak meningkatkan kadar kortisol

dalam darah, karena kelenjar adrenal tidak mengalami gangguan. Sebaliknya pada

insufisiensi sekunder, dimana gangguan pada hipofisis maka pemberian ACTH akan

meningkatkan kadar kortisol dalam darah.

GONADOTROPIN1,2

Hipofisis menghasilkan 2 jenis hormone gonadotropin yang mengatur fungsi alat

reproduksi, yaitu FSH dan LH.

FSH, LH merupakan hormone peptide yang berbentuk glikoprotein. hormon ini terdiri

atas subunit alfa dan beta yang tidak identik dan tidak terikat secara kovalen. Subunit

alfa FSH hampir sama dengan subunit alfa LH, sedang subunit beta spesifik untuk

masing-masing hormone. Aktivitasnya terletak pada subunit beta , yang terdiri dari

urutan asam amino yang mirip antara 1 hormon dengan yang lain hanya berbeda gugus

karbohidratnya.

LH pada pria disebut ICSH (interstitial cell stimulating hormone), sifat fisik dan

kimia sangat mirip FSH.

FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel

Graff. Dibawah pengaruh LH folikel yang telah berkembang akan mensekresi estrogen

dan progesterone. LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus

luteum untuk mensekresi estrogen dan progesterone.

FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan

mempertahankan fungsi tubulus seminiferus. LH merangsang sel Leidig mensekresi

testosterone.

Sekresi gonadotropin diatur oleh hipotalamus melalui LHRH atau GnRH (LH

releasing hormone atau gonadotropin releasing hormone). LHRH ini dikeluarkan ke

dalam pembuluh system kapiler dibawah pengaruh neurotransmitter seperti dopamine,

serotonin, melatonin. Karena LHRH dikeluarkan tidak secara malar, melainkan

Page 4: Adenohipofise (ES Lisa)

berdenyut (pulsatil) maka pengeluaran LH dan FSH tidak terjadi sekaligus, ditentukan

kekerapan dan kekuatan impuls LHRH dan kadar estrogen

Melalui aliran darh gonadotropin sampai di ovarium untuk merangsang pertumbuhan dan

pematangan folikel, pembentukan korpus luteum, serta biosintesis estrogen dan

progesterone.

TIROTROPIN (TSH) 1,2

TSH adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul 28.000 . TSH adalah

hormone terpenting dalam pengaturan fungsi kelenjar tiroid. Sekresi TSH meningkat jika

kadar tiroksin bebas dalam darah turun, suhu rendah, dan adanya perangsangan dari

hipotalamus, atau akibat factor pelepas tirotropin (TRH = tirotropin relesing hormone).

Sekresi TSH menurun jika kadar tiroksin bebas dalam darah tinggi, kepanasan dan stres.

Pengaruh hipotalamus terhadap sekresi TSH hanya nyata pada keadaan tertentu, dalam

sehari-hari mekanisme umpan balik antara tiroksin bebas dan TSH tidak dipengaruhi

oleh hipotalamus.

Daftar pustaka

1. Ganiswara SG. Faramakologi dan terapi. 4thed. Bagian farmakologi FKUI,

Jakarta, 1995 : 413 – 431.

2. Wiknyosastro H, Sumapraja S, Saifuddin AB. Ilmu kandungan. 5 thed. Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1991 : 55 – 70.