acara ii medium.docx

23
I. PENDAHULUAN A. Judul Medium dan Cara Pembuatan Medium B. Latar Belakang Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami maupun buatan (dengan campur tangan manusia), mikroorganisme yang berkembang biak dengan campur tangan manusia akan melalui pertumbuhan menggunakan sebuah media. Sebelum m embuat media, kita harus mengerti terlebih dahulu jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan mikrobia. Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Hadioetomo. 1990). Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan berfungsi untuk membentuk substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda bagi masing-masing mikroorganisme.

Upload: novia-hertiyani

Post on 29-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medium mikrobiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Acara II Medium.docx

I. PENDAHULUAN

A. Judul

Medium dan Cara Pembuatan Medium

B. Latar Belakang

Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami maupun buatan

(dengan campur tangan manusia), mikroorganisme yang berkembang biak dengan

campur tangan manusia akan melalui pertumbuhan menggunakan sebuah media.

Sebelum membuat media, kita harus mengerti terlebih dahulu jenis-jenis nutrien

yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik

yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan mikrobia.

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan

(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan

mikroorganisme. Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan

mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan

bahan pemadat 50%  (Hadioetomo. 1990).

Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan berfungsi untuk membentuk

substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan

vitamin berbeda-beda bagi masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme

memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun

semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses metabolismenya,

akan tetapi beberapa jenis mikroorganisme mampu mensintesis kebutuhan

vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium.

Dalam praktikum ini akan diajarkan bagaimana cara membuat medium dasar

untuk pertumbuhan bakteri. Media yang digunakan yaitu media ekstrak daging,

media ekstrak tauge, media NA, dan media PDA.

C. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu membuat medium dasar (cair) pertumbuhan bakteri

2. Mahasiswa mampu membuat medium dasar (nutrien agar)

Page 2: Acara II Medium.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hadioetomo (1990), medium adalah substansi yang terdiri atas

campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan

pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup,

untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang

diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik

(protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat

gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil,

medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%. Syarat – syarat dalam pembuatan

medium :

1. Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah digunakan

oleh mikroorganisme.

2. Medium tidak mengandung zat penghambat pertumbuhan.

3. Medium harus steril.

4. Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dan lain-lain yang sesuai.

Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan

dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.

Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe

holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk

cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat

menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut

sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Yusuf dan

Sutarma, 1999).

Menurut Rini (2010), ada tiga klasifikasi medium yaitu berdasarkan

komposisi atau susunan kimia, berdasarkan konsistensinya, dan berdasarkan

fungsinya. Pertama yaitu klasifikasi medium berdasarkan komposisi atau susunan

kimia digolongkan menjadi empat, yaitu:

1. Medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.

2. Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.

Page 3: Acara II Medium.docx

3. Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui

komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik

misalnya asam-asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawa

organik serta vitamin-vitamin.

4. Medium nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya

secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak

daging, ekstrak yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh NA,

NB, PDA.

Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi empat

kelompok, yaitu :

1. Medium cair, yaitu medium berbentuk cair.

2. Medium padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan

pemadat ±15%, medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah),

misalnya medium wortel, kentang, dedak, dan lain-lain, atau medium anorganik

misalnya silika gel.

3. Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat

(±10%).

4. Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas

berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini

mengandung agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas

keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium

agar tegak dan medium agar miring).

Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi tujuh golongan,

yaitu:

1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan

menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA)

untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk

menstimulir pertumbuhan fungi.

Page 4: Acara II Medium.docx

2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan

mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia

tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.

3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan

tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini

dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit

dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-

Extract-poptasium Nitrat Agar.

4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang

akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam

suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam, dan bahan-

bahan kimia lainnya.

5. Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia

atau reagen tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan

perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.

6. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang

digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri

misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotik, dan lain-lain.

7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan

untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk

menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.

Menurut Hidayah dan Shovitri (2012), terdapat beberapa persyaratan umum

tipe nutrisi yang dijumpai diantara bakteri, yaitu :

1. Sumber energi yang dapat berasal dari cahaya (fototrof) dan karbon organik

(kemoorganotrof).

2. Sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon dioksida) dan karbon organik

(seperti karbohidrat).

Page 5: Acara II Medium.docx

3. Sumber nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik (seperti kalium nitrat)

dan nitrogen organik (berupa protein dan asam amino) untuk sintesis protein

dan asam-asam nukleat.

4. Unsur non logam seperti sulfur dan fosfor.

5. Unsur-unsur logam (Na, K, Ca, Mg)

6. Air untuk fungsi metabolik dan pertumbuhan.

Medium ekstrak daging sapi adalah medium yang dibuat dari daging sapi.

Daging sapi merupakan hasil panen dari usaha penggemukkan sapi. Daging sapi

memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan umur sapi. Daging sapi muda

memiliki warna merah terang dengan serat-serat yang halus, konsistensinya agak

lembek, serta bau, dan rasa berbeda dengan daging sapi dewasa. Sementara itu,

daging sapi tua berwarna merah pucat, berserabut halus dengan sedikit pucat,

konsistensi liat, serta bau, dan rasa sangat beraroma (Yusuf dan Sutarma, 1999).

NA (Nutrient Agar)  adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.

NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak

selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media

sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan bacto agar. NA merupakan salah

satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari

air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel

pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. NA juga di

gunakan sebagai media kapang dan khamir, NA memiliki pH 7,4±0,2 pada suhu 25°C

(Fardiaz, 1992).

Untuk PDA biasanya digunakan untuk jenis mikroorganisme jamur (kapang)

dan khamir seperti Candida albicans, Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus

niger. PDA dibuat dari potongan kentang kasar dan dekstrosa (gula jagung) dan

ditambah dengan agar sebagai pemadat. Kentang dan dekstrosa mengandung berbagai

nutrien yang berguna bagi pertumbuhan mikroorganisme tersebut, karena adanya

kandungan gula dan juga protein. PDA juga mengandung sumber karbohidrat dalam

jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik

Page 6: Acara II Medium.docx

untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri

(Fardiaz, 1992).

Menurut Pelczar dan Chan (1986), ada beberapa ciri-ciri bahan kompleks

yang digunakan sebagai pembuat media yaitu :

1. Pepton

Produk dihasilkan dari bahan-bahan mengandung protein seperti daging,

kasein, dan gelatin. Pencernaan bahan-bahan protein dicapai dengan asam atau

enzim. Banyak pepton yang berbeda-beda (tergantung pada protein yang

digunakan dan metode pencernaannya) tersedia untuk digunakan dalam media

bakteriologisnya. Pepton berbeda-beda sebagai sumber utama nutrien organik

dapat pula mengandung vitamin dan kadang karbohidrat

2. Ekstrak daging sapi

Ekstrak cair jaringan daging sapi empuk dikonsentrasikan menjadi pasta.

Mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air, meliputi

karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam air dan

garam-garaman.

3. Agar

Karbohidrat kompleks diperoleh dari algae marine tertentu, diolah untuk

membuang substansi yang tidak dikehendaki digunakan sebagai bahan pemadat

media, agar yang lebur dalam larutan cair akan membentuk gel bila suhu

dikurangi sampai dibawah 45o C agar bukan merupakan sumber nutrien bagi

bakteri.

Ekstrak taoge mengandung komposisi air, taoge sukrosa dan agar pada

medium padat. Medium ekstrak taoge juga mengandung makronutrien seperti

natrium, kalium, kalsium, belerang dan fosfor. Medium taoge cocok untuk mikrobia

penghasil protein karena tingginya kandungan nitrogen (Collin dan Patricia, 1987).

Page 7: Acara II Medium.docx

Media agar miring yaitu media agar padat dalam tabung reaksi yang

diletakan miring sehingga mempunyai permukaan media yang lebih luas daripada

permukaan yang agak tegak , digunakan untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan

murni sebagai stok biakan murni agar nutrient digunakan untuk pertumbuhan

mayoritas dari mikroorganisme yang tak selektip (mikroorganisme heterotrop)

(Hadioetomo, 1990).

Agar nutrient miring berfungsi untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan

murni sebagai stok biakan murni. Agar nutrient miring diletakan miring  karena

berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga banyak bakteri yang tumbuh bahan

pembuatan untuk agar nutrient miring adalah agar nutrient merupakan bahan umum.

Setelah agar nutrient mendidih harus siap diletakan 6 ml ke dalam tiap tabung reaksi

dengan cepat agar menghindari agar cepat beku supaya tidak sulit ketika dimasukan

(Hadioetomo, 1990).

Media cair merupakan suatu media untuk membiakan mikroba, media ini

tentunya berbentuk cair yang dapat digunakan untuk menumbuhkan suatu mikroba,

penelaah fermentasi, uji-uji, dan mengidentifikasi jenis dari suatu mikroba. Media

agar petri, yaitu media agar padat dalam petridish, digunakan untuk isolasi bakteri

dan inumerasi (penghitungan) jumlah/populasi bakteri. Media agar tegak, yaitu media

agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak bakteri

secara makroskopis (Hadioetomo, 1990).

Page 8: Acara II Medium.docx

III.METODE

A. Alat dan Bahan

Alat :

1. Timbangan elektrik

2. Gelas beker

3. Lampu spiritus

4. Kertas saring

5. Tabung reaksi

6. Rak tabung reaksi

7. Kapas

8. Kertas payung

9. Petridish

10. Kompor listrik

11. Oven

12. Pipet ukur

13. Pro pipet

14. Sendok

15. Corong

16. Erlenmeyer

Bahan :

1. 0,15 gram daging

2. Aquades

3. 0,25 gram pepton

4. 0,375 gram agar

5. 5 gram tauge

6. 3 gram sukrosa

7. 2,8 gram NA (Nutrient Agar)

8. 3,9 gram PDA (Potatoes Dextrose Agar)

9.

Page 9: Acara II Medium.docx

B. Cara Kerja

1. Media ekstrak daging

Daging sebanyak 0,15 gram ditimbang lalu ditambahkan 50 ml akuades

ke dalam gelas beker. Lalu daging dipanaskan hingga mendidih. Setelah

mendidih campuran daging dan akuades disaring lalu dimasukkan ke dalam

gelas beker. Selanjutnya pepton sebanyak 0,25 gram ditambahkan dan diaduk

hingga homogen, kemudian dibagi menjadi dua tabung reaksi masing-masing

25 ml. Tabung pertama ditambah 0,375 gram agar kemudian diambil 10 ml

untuk agar tegak dan 5 ml agar miring. Tabung kedua dibagi lagi ke dalam dua

tabung reaksi untuk media cair, kemudian semua tabung ditutup dengan kapas

dan ditutup kertas payung lalu disterilisasi.

2. Media ekstrak tauge

Tauge sebanyak 5 gram ditimbang kemudian ditambahkan akuades 50 ml

dalam gelas beker, lalu dipanaskan hingga mendidih. Setelah mendidih

campuran tauge dan akuades disaring dan dimasukkan ke dalam gelas beker.

Selanjutnya sukrosa sebanyak 3 gram ditambahkan lalu diaduk hingga

homogen, kemudian dibagi menjadi dua tabung reaksi masing-masing 25 ml.

Tabung pertama ditambah 0,375 gram agar lalu dipanaskan, setelah itu diambil

15 ml sebagai agar petri dan 5 ml agar miring. Tabung kedua dibagi lagi ke

dalam dua tabung reaksi, kemudian semua tabung ditutup kapas dan ditutup

kertas payung lalu disterilisasi.

3. Medium NA + PDA

NA sebanyak 2,8 ditambahkan dengan 100 ml akuades lalu dipanaskan.

Kemudian dibagi ke dalam tiga tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diambil

10 ml sebagai agar tegak, tabung reaksi kedua diambil 5 ml sebagai agar

miring, dan tabung reaksi ketiga diambil 15 ml sebagai agar petri. Setelah itu

ketiga tabung tersebut ditutup kapas dan ditutup dengan kertas payung

kemudian disterilisasi.

Page 10: Acara II Medium.docx

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

Tabel 1. Pembuatan Medium

Medium Komposisi JumlahEkstrak Tauge Ekstrak tauge

AkuadesAgar cair : 2

Agar miring : 2Agar petri : 2

Ekstrak Daging Ekstrak dagingAkuades

Agar cair : 2Agak miring : 2Agar tegak : 2

NA NAAkuades

Agar tegak : 5Agar miring : 5Agar petri : 5

PDA PDAAkuades

Agar miring : 5Agar petri : 5

B. PembahasanPada praktikum kali ini ada tiga medium yang digunakan yaitu medium cair,

medium tegak, dan medium miring. Medium padat tegak untuk mikrobia anaerob,

untuk pengamatan motilitas serta morfologi sedangkan medium padat miring untuk

mikrobia aerob. Medium ekstrak taoge dan medium ekstrak daging merupakan

medium organik karena terbuat dari bahan organik. Sedangkan medium NA dan PDA

merupakan medium sintesis karena telah sudah diketahui komposisinya dan

konsentrasinya, tetapi tetap menggunakan bahan organik sebagai bahan utamanya.

Menurut Yusuf dan Sutama (1999), terdapat beberapa kandungan yang

diperlukan suatu medium, kadarnya ditentukan dari jenis mikrobia yang akan

menempatinya. Kandungan tersebut antara lain:

1. Air, sebagai komponen utama yang berfungsi sebagai pelarut dan media fungsi

metabolik dan pertumbuhan mikrobia. Air yang digunakan adalah air yang

memiliki kemurnian tinggi dan pH netral.

2. Sumber energi, dapat diperoleh dari cahaya, karbohidrat, lemak, protein,

metana atau metanol serta air sebagai hasil oksidasi senyawa kimia.

Page 11: Acara II Medium.docx

3. Sumber karbon (C), diperoleh dari senyawa organik berupa karbohidrat dan

senyawa anorganik berupa karbon dioksida.

4. Senyawa nitrogen (N), merupakan bahan dasar pembentuk asam nukleat,

protein, dan vitamin. Beberapa tipe bakteri mampu menggunakan nitrogen

atmosferik maupun nitrogen dalam bentuk senyawa organik.

5. Garam mineral, makronutrien seperti Mg, Na, K, dan Cl serta mikronutrien

seperti Mn, Mo, Co, dan Zn.

6. Vitamin dan growth factor, berfungsi untuk membentuk substansi yang dapat

mengaktivasi enzim. Beberapa mikrobia dapat mensintesis sendiri kebutuhan

vitaminnya dari senyawa yang terdapat di dalam medium. Senyawa tersebut

merupakan prekursor yang ditambahkan ke dalam media yang diperlukan

sebagai faktor tumbuh tetapi tidak dapat disintesis oleh mikrobia.

Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium sintetik,

berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat, berdasarkan fungsinya

termasuk medium diperkaya dan selektif karena untuk melihat koloni bakteri.

Komposisi NA yang terdiri dari ekstrak beef, pepton, bacto, aquadest, ekstrak beef

berguna sebagai sumber energi, karbon, sumber N yang diperlukan oleh mikrobia,

pepton berguna sebagai sumber N dalam bentuk N2, air berguna sebagai fungsi

metabolik dan pertumbuhan mikrobia, dan agar berfungsi sebagai pengental dan

pemadat medium (Fardiaz, 1992).

Medium PDA menurut konsistensinya termasuk medium padat, berdasarkan

susunan kimianya termasuk sintetik, berdasarkan fungsinya termasuk medium

diperkaya dan selektif karena spesifik untuk mengidentifikasi yeast dan kapang.

Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (kapang). Komposisia PDA

yaitu potato starch 4 gr, dextrose 20 gr, dan agar 15 gr. PDA sebagai sumber karbon,

sumber energi bagi mikrobia, dextrose sebagai sumber karbon bagi mikrobia, dan

agar sebagai pengental dan pemadat medium. Komposisi untuk pembuatan medium

ini yaitu PDA dan aquadest (Fardiaz, 1992).

Page 12: Acara II Medium.docx

Medium ekstrak taoge dibuat dengan komposisi yaitu air, sukrosa, taoge,

dan agar. Medium ini berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat karena

terdapat agar sebagai bahan penyusunnya, berdasarkan fungsinya termasuk medium

diperkaya. Sedangkan berdasarkan susunan kimianya termasuk medium organik

karena menggunakan bahan dasar organik yaitu taoge. Medium ekstrak taoge biasa

digunakan dikarenakan sumber nitrogen dalam taoge diperlukan sebagai bahan dasar

pembentuk protein, asam nukleat, hormon, dan vitamin. Fungsi bahan yang

digunakan pada esktrak taoge :

1. Tauge : sebagai sumber vitamin, nitrogen organik dan senyawa karbon.

2. Sukrosa : sebagai sumber gula dan energi. Sukrosa merupakan sumber

karbohidrat bagi khamir, dimana setelah mengalami fermentasi, sukrosa akan

berubah menjadi glukosa, dan fruktosa yang juga dibutuhkan oleh khamir.

3. Agar : untuk memadatkan medium TEA.

4. Aquadest : untuk melarutkan agar, sukrosa, dan tauge.

Pembuatan medium dengan menggunakan nutrient daging tergolong medium

organik dan medium non sintetik karena tidak diketahui jumlah komponen (susunan

kimia) dan kadarnya secara pasti, berdasarkan bentuk termasuk medium padat, dan

berdasarkan fungsinya sebagai medium diperkaya. Air merupakan komponen utama

penyusun medium untuk melarutkan unsur yang terkandung dalam daging. Ekstrak

daging dan pepton sangat baik digunakan dalam pembuatan nutrien cair.

Ekstrak daging mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut

dalam air meliputi : karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut

dalam air, senyawa nitrogen organik dan garam-garam terlarut. Sedangkan Pepton

juga mengandung  nitrogen organik, dapat pula mengandung vitamin dan kadang-

kadang karbohidrat, bergantung pada jenis bahan protein. Kandungan kedua bahan ini

digunakan  oleh bakteri sebagai sumber nutrien. Ekstrak daging berfungsi sebagai

sumber energi, karbon organik, fosfor, sulfur, dan kalium.

Cara ekstraksi medium ekstrak taoge dan ekstrak daging sama yaitu dibuat

dengan merebus taoge/daging dengan akuades hingga mendidih. Pemanasan

Page 13: Acara II Medium.docx

bertujuan untuk mempercepat pengekstrakan atau dapat juga dilakukan dengan

pengadukan. Ekstrak kemudian di saring dengan kertas saring. Hasil saringan berupa

nutrien, yang digunakan adalah yang cair bukan padatan.

Didalam pembuatan medium ekstrak taoge dan daging, ditambahkan

aquadest. Penambahan aquadest ini berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang ada di

dalam taoge. Di dalam praktikum, medium ekstrak taoge dibuat menjadi medium

petri dan medium padat agar miring. Pada medium padat agar miring ditambahi

dengan agar. Agar tersebut berfungsi sebagai pemadat dan pengental medium.

Pada medium ekstrak daging penambahan pepton sebagai sumber N dalam

bentuk N2 untuk pembentukan protein, asam nukleat dan vitamin. Di dalam

praktikum, medium ekstrak daging dibuat menjadi medium agar tegak dan agar

miring. Pada medium agar tegak ditambah agar yang fungsinya sebagai pemadat dan

pengental medium.

Pembuatan medium NA dan PDA sama dengan pembuatan medium ekstrak

taoge dan daging. Pada medium NA dan PDA dibuat menjadi 3 jenis yaitu agar tegak,

agar petri dan agar miring. Medium NA cocok untuk perkembangan bakteri baik

aerob maupun anaerob. Medium PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. Semua

tabung reaksi yang berisi medium kemudian ditutup rapat dengan menggunakan

kapas untuk mencegah adanya kontaminan yang masuk.

Page 14: Acara II Medium.docx

V. KESIMPULAN

Dari percobaan mengenai medium dan cara pembuatan medium yang telah

dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. Medium padat dibuat dengan menambahkan agar, sedangkan medium cair

dibuat tanpa menambahkan agar.

2. Medium NA merupakan medium sintetik, padat, selektif, dan diperkaya.

3. Medium PDA merupakan medium sintetik, padat, selektif, dan diperkaya.

4. Medium ekstrak daging merupakan medium non sintetik, organik, padat, dan

diperkaya pepton.

5. Medium ekstrak taoge merupakan medium organik, padat, dan diperkaya

sukrosa.

Page 15: Acara II Medium.docx

DAFTAR PUSTAKA

Collin, C. H. dan Patricia, M . L. 1987. Microbiological Method Fifth Edition. Butterworths. London .

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dalam Praktek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hidayah, N. dan Shovitri, M. 2012. Adaptasi Isolat Bakteri Aerob Penghasil Gas Hidrogen pada Medium Limbah Organik. Jurnal Sains dan Seni ITS. 1:16 - 17.

Pelczar, M. J. dan Chan, E.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Edisi 1. UI Press. Jakarta.

Rini, R. 2010. Isolasi Bakteri Pendegradasi Phenanthrene dari Batanta-Salawati Raja Ampat Papua. Jurnal Biologi Indonesia. 6(2) : 153-161.

Yusuf, H. dan Sutarma. 1999. Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri. Jurnal Lokakarya Non Peneliti. 23(1) : 149-155.