acara ii selesai

25
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI ACARA II KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS BIOTIK Disusun Oleh : Nama : Aprilia Dwi Kurniaih NIM : 13/347898/PN/13187 Gol / Kel : B-4 / 3 Asisten : 1. Reni Afiat 2. Fahmi Eka Putra 3. Yohana Cahyantika LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Upload: aprilia-dwi-kurniasih

Post on 12-Apr-2016

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dasar ekologi

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA II Selesai

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR EKOLOGI

ACARA II

KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK

SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS BIOTIK

Disusun Oleh :

Nama : Aprilia Dwi Kurniaih

NIM : 13/347898/PN/13187

Gol / Kel : B-4 / 3

Asisten : 1. Reni Afiat

2. Fahmi Eka Putra

3. Yohana Cahyantika

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: ACARA II Selesai

ACARA II

KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI

FAKTOR PEMBATAS BIOTIK

I. TUJUAN

1. Megetahui pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman.

2. Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra

spesifik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar

tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas

pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap

pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam

tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).

Setiap makhluk hidup membutuhkan air, ruang, udara dan nutrisi untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan  yang terpenuhi secara tepat atau

optimum akan menghasilkan pertumbuhan yang baik dan sehat, bahkan akan

menghasilkan buah yang nikmat. Tumbuhan, manusia dan hewan dalam

memperoleh kebutuhan hidupnya perlu mengadakan persaingan baik antar spesies

bahkan antar organ satu dengan yang lain dalam satu tubuh (Shamin, 2009).

Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar.

Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dan kondisi yang

ideal. Kedua adalah gabungan berbagai aspek kondisi factor lingkungan yang

kurang ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi

diantaranya ketersediaan makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan

makhluk hidup sesame spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit (Odum,

1983).

Setiap spesies tumbuhan memerlukan lingkungan yang sesuai untuk hidup,

sehingga persyaratan hidup untuk spesies berbeda-beda, dimana mereka hanya

menempati bagian yang cocok bagi kehidupannya. Komponen suatu komunitas

ditentukan oleh komponen tumbuhan yang mencapai klimaks dan mampu hidup

di lingkungan tersebut. Kegiatan anggota komunitas tergantung penyesuaian diri

Page 3: ACARA II Selesai

tiap individu terhadap faktor fisik dan biotik yang ada di tempat tersebut. Dengan

demikian, pada suatu komunitas pengendali kehadiran spesies dapat berupa satu

atau beberapa spesies tertentu atau dapat juga sifat fisik habitat(Naylor, 2009)

Percampuran varietas sebagi salah satu dari upaya dehomogenasi merupakan

cara untuk meningkatkan stabilitas tanaman dengan menyerbuk sendiri.

Kombinasi yang baik apabila meningkatkan hasil lebih baik dari pertanian

sendiri.Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik

dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu (Djuffi, 2010):

1. Jenis tanaman

Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk

pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang

memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan

persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun

talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan

dalam memperebutkan air.

2. Kepadatan tumbuhan

Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan

persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak

mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.

3. Penyebaran tanaman

Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau

melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji

mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang

menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor

penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti

suhu, cahaya, oksigen, dan air.

4. Waktu

Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan

tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-

30 % pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap

kerugian yang disebabkan oleh kompetisi.

Page 4: ACARA II Selesai

III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum Daras-Dasar Ekologi acara II yang berjudul Kompetisi Inter dan

Intra Spesifik Sebagai Pembatas Biotik dilaksanakan pada tanggal 1Mei 2014 di

Laboratoium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian serta di rumah kaca

Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang digunakan

antara lain kacang tanah (Arachis Hipogaea), kedelai (Glycine max), dan jagung

(Zea mays), polybag, pupuk kandang, kantong kertas dan kertas label. Sedangkan

alat yang digunakan yaitu peralatan tanam seperti cetok, penggaris, timbangan

analitik, dan oven sebagai pengering.

Cara kerjanya yaitu pertama-tama polybag diisi tanah disiapkan sebanyak

kurang lebih 3 Kg. Apabila ada kerikil, sisa-sisa akar tanaman lain dan kotoran

harus dihilangkan supaya tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Lalu dipilih

biji yang sehat dari jenis tanaman yang akan diperlakukan, selanjutnya ditanam

sejumlah biji ke dalam polybag sesuai jenis perlakuan, yakni : a). monokultur

kacang tanah sejumlah 2, 4 dan 6 tanaman ; b). polikultur kacang tanah-jagung

sejumlah (1+1, 2+2, dan 3+3) tanaman ; c). polikultur kacang tanah-kedelai

sejumlah (1+1, 2+2, dan 3+3) tanaman) ; d). masing-masing perlakuan diulang 3

kali. Selanjutnya tiap polybag diberi label sesuai perlakuan dan ulangannya. Label

harus mudah dibaca, agar tidak tertukar dengan perlakuan lain saat pengamatan.

Penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 21 hari, selanjutnya

peanenan dilakukan. Setelah diamati selanjutnya tanaman dikeringkan,

dimasukkan kantong kertas dan di oven selama 2 hari dalam suhu 800 C sampai

berat konstan. Dalam praktikum ini parameter yang diamati meliputi pengukuran

tinggi tanaman dan jumlah daun setiap 2 hari sekali (cm), berat segar semua

tanaman pada akhir pengamatan (g) dan berat kering semua tanaman setelah di

oven (g) setelah data terkumpul semua dibuat grafik garis tinggi tanaman dan

jumlah daun masing-masing perlakuan vs hari pengamatan dan grafik berat segar

dan berat kering tanaman masing-masing perlakuan vs hari pengamatan.

Page 5: ACARA II Selesai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1.1 Tinggi Tanaman Monokultur Kacang Tanah (cm)

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) hari ke-n1 2 3 4 5 6 7

Monokultur 2 5,20 9,01 12,48 16,37 18,50 21,08 22,83Monokultur 4 5,33 8,75 11,63 16,79 18,60 21,12 23,05Monokultur 6 4,83 7,85 11,49 15,52 17,26 19,04 20,54

Tabel 2.1.2 Tinggi Tanaman Polikultur 1 Kacang Tanah - Jagung (cm)

PerlakuanTinggi Tanaman (cm) hari ke-n

1 2 3 4 5 6 7Kacang Tanah - Jagung (1+1) 5,25 9,52 11,5

3 15,80 17,85 19,72 21,32

Kacang Tanah - Jagung (2+2) 5,65 9,64 12,3

9 16,33 18,53 20,63 22,00

Kacang Tanah - Jagung (3+3) 5,46 9,75 13,0

5 16,42 18,68 21,29 22,71

Tabel 2.1.3 Tinggi Tanaman Polikultur 2 Kacang Tanah - Kedelai (cm)

PerlakuanTinggi Tanaman (cm) hari ke-n

1 2 3 4 5 6 7Kacang tanah - kedelai (1+1) 5,78 8,73 12,60 16,33 18,00 21,10 22,38

Kacang tanah - kedelai (2+2) 6,13 9,68 12,07 16,42 18,92 20,98 22,77

Kacang tanah - kedelai (3+3) 5,17 8,76 11,72 15,48 17,74 19,23 20,74

PerlakuanJumlah Daun hari ke-n

1 2 3 4 5 6 7Monokultur 2 2,25 3,33 4,67 5,17 5,67 6,33 7,17Monokultur 4 2,08 3,25 4,46 5,25 5,79 6,33 6,96Monokultur 6 1,89 3,39 4,06 4,75 5,11 5,56 6,17

Tabel 2.2.1 Jumlah Daun Monokultur Kacang Tanah

Tabel 2.2.2 Jumlah Daun Polikultur Kacang Tanah - Jagung

PerlakuanJumlah Daun hari ke-n

1 2 3 4 5 6 7

Kacang Tanah - Jagung (1+1) 2,33 3,33 4,17 5,17 5,6

7 6,33 6,83

Kacang Tanah - Jagung (2+2) 2,42 3,42 4,50 5,50 5,7

5 6,08 6,33

Page 6: ACARA II Selesai

Kacang Tanah - Jagung (3+3) 2,00 3,50 4,39 5,33 5,7

8 6,28 6,72

PerlakuanJumlah Daun hari ke-n

1 2 3 4 5 6 7

Kacang Tanah - Kedelai (1+1)2,67 3,83 4,67 5,00 5,67 6,5

0 7,33

Kacang Tanah - Kedelai (2+2)2,17 3,42 4,25 4,75 5,42 6,1

7 6,58

Kacang Tanah - Kedelai (3+3)2,11 3,06 3,94 5,06 5,39 5,8

9 6,72

Tabel 2.2.3 Jumlah Daun Polikultur Kacang Tanah - Kedelai

Tabel 2.3.1. BS, BK, dan PA Monokultur Kacang Tanah

Perlakuan BS (g) BK (g) PA(cm)

Monokultur 2 5,57 0,82 18,38Monokultur 4 7,89 3,72 18,34Monokultur 6 8,65 4,17 17,35

Tabel 2.3.2. BS, BK, dan PA Polikultur Kacang Tanah -Jagung

Perlakuan BS (g) BK (g) PA(cm)

Kacang Tanah - Jagung (1+1) 4,69 0,61 19,27Kacang Tanah - Jagung (2+2) 4,51 0,64 19,43Kacang Tanah - Jagung (3+3) 6,00 0,72 20,19

Tabel 2.3.3. BS, BK, dan PA Polikultur Kacang Tanah - Kedelai

Perlakuan BS (g) BK (g) PA(cm)

Kacang Tanah - Kedelai (1+1) 4,87 0,65 22,23Kacang Tanah - Kedelai (2+2) 5,23 0,69 20,78Kacang Tanah - Kedelai (3+3) 6,20 0,71 19,81

Page 7: ACARA II Selesai

B. Pembahasan

Kompetisi dalam pertumbuhan tanaman dapat dilihat melalui tingkat

pertumbuhannya, bila ditanam dengan tanaman yang sejenis. Sehingga dalam

proses penanaman, jarak tanam sangat penting untuk diperhatikan. Jarak tanam

yang terlalu dekat atau terlalu tinggi akan mengganggu pertumbuhan tanaman.

Dengan jarak tanam yang terlalu dekat, tingkat kompetisi tanaman dalam

mengambil makanan dari dalam tanah sangat tinggi, sehingga pertumbuhan

tanaman tidak dapat optimal.

Dalam suatu ekosistem pasti terdapat adanya sekumpulan makhluk hidup dari

berbagai spesies. Dari makhluk hidup tersebut ada yang hidup secara individu

ataupun ada yang hidup secara berkelompok membentuk populasi atau ekosistem.

Dan dalam hidup secara berkelompok tersebut pasti akan terjadi adanya kompetisi

ataupun persaingan dalam mendapatkan makanan dan persaingan untuk bertahan

hidup. Selain itu akan terjadi interaksi-interaksi antar individu baik interaksi yang

bersifat positif ataupun interaksi yang bersifat saling menguntungkan

(mutualisme), merugikan salah satu pihak (parasitisme), dan ada yang

menguntngkan salah satu pihak tetapi tidak merugikan pihak yang lain

(komensalisme).

Persaingan terjadi karena adanya individu yang memerlukan sesuatu yang

sama, pada waktu yang bersamaan dan sumber yang sama dimana ketersediaan

sumber tersebut terbatas juga. Kompetisi ada dua yaitu kompetisi intra spesifik

yaitu persaingan yang terjadi antar 2 individu atau lebih dalam spesies yang sama,

misalnya tanaman padi dengan padi. Interaksi inter spesifik yaitu persaingan yang

terjadi antara 2 individu yang berbeda spesies, misalnya tanaman padi dengan

palaiwija. Kompetisi antar tanaman lebih sering disebabkan karena perebutan

bahan-bahan untuk melangsungkan proses fotosintesis yaitu perolehan sinar

matahari, perebutan unsur hara, kebutuhan O, dan lain-lain. Dampak dari

kompetisi dapat menjadikan positif pada pertumbuhan tanaman ataupun dapat

menjadikan negatif pada pertumbuhan tanaman tersebut. Menjadikan positif

karena adanya kompetisi dalam mendapatkan cahaya maka batang akan semakin

Page 8: ACARA II Selesai

tinggi untuk mencari dan mendapatkan cahaya yang cukup. Dampak negatifnya

adalah batang tanaman menjadi tinggi tetapi kurus karena penyerapan haranya

kurang. Untuk mengurangi adanya kompetisi maka tanaman perlu dilakukan

pemangkasan pada daun-daun dan cabang-cabang yang tidak produktif untuk

mengurangi penguapan yang terlalu besar. Dalam pembahasan tentang masalah

kompetisi ini akan dijelaskan dalam bentuk grafik dan histogram, serta bagaimana

dampak yang terjadi antar tanaman satu dengan yang lainnya.

a. Grafik Tinggi Tanaman

1 2 3 4 5 6 70.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Grafik Tinggi Tanaman

Monokultur 2Monokultur 4Monokultur 6

HARI

Ting

gi (c

m)

Grafik 2.1.1. Tinggi Tanaman Monokultur

Dari grafik diketahui bahwa pertumbuhan tinggi tanaman yang paling baik

adalah pada monokultur 4. Hal ini terjadi karena dalam satu polybag terdapat

empat tanaman sehingga kompetisi antar tanaman dalam mencari zat-zat

makanan tidak terlalu besar atau normal dibandingkan monokultur 6. Air, unsur

hara, oksigen dan cahaya matahari dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup,

sehingga akan terbentuk interaksi kompetisi yang bersifat mutual cooperation,

atau sama-sama terpacu untuk menjadi baik. Pada monokultur 6, pertumbuhan

tanaman kurang optimal., karena dalam 1 polybag diisi dengan jumlah yang

cukup banyak sehingga terjadi kompetisi yang tinggi antar tanaman. Dengan

jumlah yang banyak tersebut maka akar tanaman tidak dapat menyerap unsur-

unsur hara dan mineral dalam tanah dengan baik, karena harus berkompetisi

dengan akar tanaman yang lain.

Page 9: ACARA II Selesai

1 2 3 4 5 6 70.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Grafik Tinggi TanamanKacang Tanah - Jagung (1+1)Kacang Tanah - Jagung (2+2)Kacang Tanah - Jagung (3+3)

HARI

Ting

gi (c

m)

Grafik 2.1.2. Tinggi Tanaman Polikultur Kacang Tanah - Jagung

Dari grafik diketahui bahwa pertumbuhan tinggi tanaman terjadi paling baik

pada polikultur kacang tanah-jagung 3+3, kemudian 2+2 dan yang paling rendah

1+1. Tinggi tanaman yang paling tinggi yakni polikultur 3+3. Hal ini tidak sesuai

dengan teori yang seharusnya tanaman polikultur kacang tanah-jagung 1+1

memiliki tinggi tanaman yang paling tinggi, karena pada polikultur 1+1, akar

mempunyai ruang yang cukup untuk mencari makanan karena kompetisi antar

tanaman tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan polikultur 3+3 yang mempunyai

tingkat kompetisi yang sangat ketat, karena dalam 1 polybag berisi 3 kacang tanah

dan 3 jagung. Kompetisi tidak hanya terjadi antar tanaman, tetapi dalam tubuh

tanaman itu sendiri juga terjadi kompetisi dalam membagi asimilat. Sehingga

tingkat pertumbuhan tanaman berbeda-beda walaupun dalam satu jenis tanaman.

1 2 3 4 5 6 70.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Grafik Tinggi TanamanKacang tanah - kede-lai (1+1)Kacang tanah - kede-lai (2+2)Kacang tanah - kede-lai (3+3)

HARI

Ting

gi (c

m)

Grafik 2.1.3. Tinggi Tanaman Polikultur Kacang Tanah - Kedelai

Page 10: ACARA II Selesai

Dari grafik diketahui bahwa pertumbuhan tinggi tanaman terjadi paling baik

pada polikultur kacang tanah-kedelai 2+2, kemudian 1+1 dan yang paling rendah

3+3. Tinggi tanaman yang paling tinggi yakni polikultur 2+2, terjadi karena pada

polikultur 2+2, akar mempunyai ruang yang cukup untuk mencari makanan

karena kompetisi antar tanaman tidak terlalu tinggi.Begitu juga pada polikultur

1+1. Berbeda dengan polikultur 3+3 yang mempunyai tingkat kompetisi yang

sangat ketat, karena dalam 1 polybag berisi 3 kacang tanah dan 3 kedelai.

Kompetisi tidak hanya terjadi antar tanaman, tetapi dalam tubuh tanaman itu

sendiri juga terjadi kompetisi dalam membagi asimilat. Sehingga tingkat

pertumbuhan tanaman berbeda-beda walaupun dalam satu jenis tanaman.

b. Grafik Jumlah Daun

1 2 3 4 5 6 70.00

2.00

4.00

6.00

8.00

Grafik Jumlah Daun

Monokultur 2Monokultur 4Monokultur 6

HARI

Jum

lah

Daun

Grafik 2.2.1. Jumlah Daun Monokultur

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa jumlah daun pada tanaman

monokultur kacang tanah pada perlakuan 2 tanaman adalah yang paling tinggi,

pada pengamatan ketujuh  dengan rata-rata jumlah daun 7,17, sedangkan pada

tanaman monokultur kacang tanah pada perlakuan 6 tanaman adalah yang paling

rendah dengan 6,17. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada, dimana tanaman

yang tingkat persaingan kompetisinya lebih sedikit akan lebih mudah tumbuh.

Tanaman dalam satu media polybag tersebut saling berebut unsur hara, air, cahaya

matahari, dan berbagai hal penting lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman untuk

melakukan fotosintesis, tumbuh dan berkembang. Faktor lain yang menyebabkan

hal ini adalah suhu yang kurang menentu di luar sehingga mengakibatkan keadaan

Page 11: ACARA II Selesai

di dalam rumah kaca suhunya menjadi tidak menentu juga. Faktor curah hujan

yang tinggi juga menjadi penyebab pertumbuhan tanaman menjadi tidak teratur.

1 2 3 4 5 6 70.00

2.00

4.00

6.00

8.00

Grafik Jumlah DaunKacang Tanah - Jagung (1+1)Kacang Tanah - Jagung (2+2)Kacang Tanah - Jagung (3+3)

HARI

Jum

lah

Daun

Grafik 2.2.2. Jumlah Daun Polikultur 1

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa jumlah daun pada tanaman

polikultur kacang tanah-jagung pada perlakuan 1+1 adalah yang paling tinggi

dengan 6,83 cm. Diikuti jumlah terbanyak kedua pada perlakuan 3+3, dan jumlah

daun terendah adalah perlakuan 2+2 . Percobaan ini sedikit sesuai dengan teori

yang ada, karena tanaman kacang tanah adalah termasuk tanaman C3 yang

merupakan tanaman hari pendek, sehingga tanaman kacang tanah hanya

membutuhkan sedikit cahaya untuk tumbuh. Sedangkan tanaman jagung adalah

tanaman C4 yang berguna dalam perlakuan ini sebagai tanaman pelindung kacang

tanah agar tidak secara langsung terkena cahaya matahari.

1 2 3 4 5 6 70.00

2.00

4.00

6.00

8.00

Grafik Jumlah DaunKacang Tanah - Kede-lai (1+1)Kacang Tanah - Kede-lai (2+2)Kacang Tanah - Kede-lai (3+3)

HARI

Jum

lah

Daun

Grafik 2.2.3. Jumlah Daun Polikultur 2

Dari grafik diketahui bahwa jumlah daun paling banyak pada polikultur 1+1,

hal ini disebabkan pada keadaan tersebut tidak terjadi kompetisi yang terlalu ketat.

Page 12: ACARA II Selesai

Sehingga tajuk dapat mendapat pasokan zat hara dan cahaya matahari yang cukup.

Dengan pasokan cahaya matahari yang cukup, tanaman dapat melakukan

fotosintesis dengan baik. Apabila proses fotosintesis dapat berlangsung dengan

baik, maka tanaman dapat menghasilkan asimilat yang cukup untuk

pertumbuhannya.

c. Histogram Bobot Segar dan Bobot Kering

Monokultur 2 Monokultur 4 Monokultur 60.002.004.006.008.00

10.00

Histogram Bobot Segar dan Bobot Kering

BS (g) BK (g)

PERLAKUAN

Bobo

t (gr

am)

Histogram 2.1.1 BS dan BK Monokultur

Dari histogram diketahui bahwa berat segar yang tertinggi adalah pada

monokultur 6 kacang tanah. Sedangkan yang paling rendah berat segarnya adalah

monokultur 2. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya berat segar

yang paling besar ada di perlakuan 2 dan paling rendah di perlakuan 6 tanaman.

Sebab  dengan 2 tanaman dapat menyerap secara optimal zat hara tersedia yang

didukung populasi yang tidak terlalu banyak (hanya dua),  sedangkan tingkat

kompetisi yang tinggi mengakibatkan tanaman tidak bisa menyerap zat hara

secara optimal dan membuat berat segar tanaman berkurang. Sedangkan pada

histogram berat kering, tanaman yang memiliki berat kering tertinggi adalah

kedelai pada monokultur 6. Hal ini disebabkan pertumbuhannya yang tidak

optimal, sehingga tanaman tidak banyak mengandung air. Tanaman yang tidak

banyak mengandung air, pada saat pengovenan tidak terjadi penguapan, sehingga

berat keringnya tinggi. Berat kering dan berat basah merupakan suatu hal yang

saling berlawanan. Tanaman yang memiliki berat basah tinggi, berat keringnya

rendah, karena pada saat pengovenan terjadi penguapan, begitu juga sebaliknya.

Page 13: ACARA II Selesai

Kacang Tanah - Jagung (1+1)

Kacang Tanah - Jagung (2+2)

Kacang Tanah - Jagung (3+3)

0.00

4.00

8.00

Histogram Bobot Segar dan Bobot Kering

BS (g) BK (g)

PERLAKUAN

Bobo

t (cm

)

Histogram 2.1.2. BS dan BK Polikultur 1

Dari histogram di atas dapat diketahui bahwa berat segar tertinggi adalah

pada perlakuan polikultur kacang tanah-jagung 3+3. Seharusnya berat segar

tertinggi terjadi pada polikultur 1+1 karena kompetisi yang terjadi hanya sedikit

dibandingkan polikultur dua yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena faktor dari

timbangan yang kurang efektif atau pengovenan yang kurang lama. Jagung dan

kacang tanah memiliki kebutuhan akan unsur hara dan air yang hampir sama.

Oleh karena itu, semakin banyak jumlah tanaman dalam satu polibag maka

semakin sulit bagi masing-masing tanaman dalam memperoleh unsur hara dan air.

Berat kering terendah pada perlakuan polikultur kacang tanah-jagung adalah

1+1. Hal ini disebabkan semakin sedikit jumlah tanaman dalam suatu lahan maka

kemampuan untuk menyerap air semakin tinggi, sehingga dalam tubuh tanaman

tersebut banyak mengandung air. Jika dioven air tersebut akan cepat hilang,

sehingga berat keringnya akan rendah.

Kacang Tanah - Kedelai (1+1)

Kacang Tanah - Kedelai (2+2)

Kacang Tanah - Kedelai (3+3)

0.00

4.00

8.00

Histogram Bobot Segar dan Bobot Kering

BS (g) BK (g)

PERLAKUAN

Bobo

t (cm

)

Histogram 2.1.3. BS dan BK Polikultur 2

Page 14: ACARA II Selesai

Dari histogram diatas diketahui bahwa berat segar paling tinggi terjadi pada

tanaman polikultur kacang tanah-kedelai 3+3. Seharusnya berat segar tertinggi

terjadi pada polikultur 1+1 karena kompetisi yang terjadi hanya sedikit

dibandingkan polikultur dua yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena faktor dari

timbangan yang kurang efektif atau pengovenan yang kurang lama. Berat kering

kacang tanah terendah pada perlakuan polikultur kacang tanah-kedelai 1+1. Hal

ini disebabkan semakin sedikit jumlah tanaman dalam suatu lahan maka

kemampuan untuk menyerap air semakin tinggi, sehingga dalam tubuh tanaman

tersebut banyak mengandung air. Jika dioven air tersebut akan cepat hilang,

sehingga berat keringnya akan rendah.

d. Histogram Panjang Akar

Monokultur 2 Monokultur 4 Monokultur 616.50

17.00

17.50

18.00

18.50

Histogram Panjang Akar

PA(cm)

Perlakuan

Panj

ang

(cm

)

Histogram 2.2.1. Panjang Akar Monokultur

Dari histogram diatas,dapat disimpulkan bahwa akar yang paling panjang

adalah pada tanaman monokultur 2.Sedangkan yang paling pendek ada pada

tanaman monokultur 6. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada, dimana

tanaman yang tingkat persaingan kompetisinya lebih sedikit akar yang dimilikinya

semakin panjang. Tanaman dalam satu media polybag tersebut saling berebut

unsur hara, air, cahaya matahari, dan berbagai hal penting lainnya yang

dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan fotosintesis, tumbuh dan berkembang.

Page 15: ACARA II Selesai

Kacang Tanah - Jagung (1+1)

Kacang Tanah - Jagung (2+2)

Kacang Tanah - Jagung (3+3)

18.8019.2019.6020.0020.40

Histogram Panjang Akar

PA(cm)

Perlakuan

Panj

ang

(cm

)

Histogram 2.2.2. Panjang Akar Polikultur 1

Dari grafik diketahui bahwa pertumbuhan akar tanaman terjadi paling baik

pada polikultur kacang tanah-jagung 3+3, kemudian 2+2 dan yang paling rendah

1+1. Akar yang paling panjang yakni polikultur 3+3. Hal ini tidak sesuai dengan

teori yang seharusnya tanaman polikultur kacang tanah-jagung 1+1 memiliki

tinggi tanaman yang paling tinggi, karena pada polikultur 1+1, akan mempunyai

ruang yang cukup untuk mencari makanan karena kompetisi antar tanaman tidak

terlalu tinggi. Berbeda dengan polikultur 3+3 yang mempunyai tingkat kompetisi

yang sangat ketat, karena dalam 1 polybag berisi 3 kacang tanah dan 3 jagung.

Kompetisi tidak hanya terjadi antar tanaman, tetapi dalam tubuh tanaman itu

sendiri juga terjadi kompetisi dalam membagi asimilat. Sehingga tingkat

pertumbuhan tanaman berbeda-beda walaupun dalam satu jenis tanaman.

18.0020.0022.00

Histogram Panjang Akar

PA(cm)

Perlakuan

Panj

ang

(cm

)

Histogram 2.2.3. Panjang Akar Polikultur 2

Page 16: ACARA II Selesai

Dari grafik diketahui bahwa akar paling panjang ada pada tanaman polikultur

1+1, hal ini disebabkan pada keadaan tersebut tidak terjadi kompetisi yang terlalu

ketat. Sehingga akar dalam tanah dapat mendapat pasokan zat hara dan unsur

penting yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dengan kebutuhan yang tercukupi,

tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan

oleh tanaman terutama akar tanaman tersebut.

Page 17: ACARA II Selesai

V. KESIMPULAN

1. Faktor biotik baik berupa persaingan intraspesifik (dalam spesies yang sama)

maupun interspesifik (berbeda spesies) akan mempengaruhi kualitas dan hasil

produk tanaman.

2. Persaingan pada kepadatan yang tinggi akan menurunkan hasil, bila nutrisi

serta kebutuhan hidup terbatas. Pemberian unsur hara dan air tetap memegang

peran besar dalam perkembangan tanaman. Selama kebutuhan akan kedua hal

tersebut terpenuhi, pertumbuhan tanaman akan tetap optimal.

3. Pertumbuhan tanaman terjadi secara optimal pada tanaman yang

dibudidayakan secara monokultur 1+1, karena pada pembudidayaan tersebut

kompetisi tanaman untuk mencari makanan tidak terlalu ketat.Kompetisi

paling ketat terjadi pada perlakuan polikultur (3+3) dari pada perlakuan yang

lain karena populasi tanaman cukup banyak.

Page 18: ACARA II Selesai

DAFTAR PUSTAKA

Djuffi.2010.Penentuan pola distribusi, asosiasi, dan interaksi spesies tumbuhan khususnya padang rumput di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Journal of Biological Diversity 3:181

Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Naylor, R.E.L.2009. Enviromental impact of agriculture and foresty. Journal of Agricultural Sains I:1-5.

Odum,P.E.1983.Basic Ecology.Saunders College Publishing, United States of America

Shamin,A.H and T.Akae. 2009. Desanization of Competition at Enviromentally Sustainable Agriculture : A new Thought. Journal of American Science 5:197-198.