acara ii adi biokestan

Upload: ristiyaadiwiratama

Post on 13-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    1/16

    ACARA II

    PERAN MIKROBIOTA TANAH SEBAGAI SIMBION SPESIFIK

    TANAMAN

    A. Pendahuluan1. Latar Belakang

    Keberadaan mikrobiota tanah ada yang bersifat positif tetapi ada

    juga yang bersifat negatif. Rhizobium merupakan salah satu contoh biota

    tanah yang berperan positif, keberadaannya sangat penting dalam

    penambatan N2 udara jika berasosiasi dengan bintil akar tanaman legum.

    Azolla bersimbiosis dengan golongan Cyanobacteria akan membentukAnabaena azollaejuga memiliki peran positif terutama pada tanaman padi.

    Selain itu, terdapat bakteri yang dapat menambat N secara non-simbiotk

    sepertiAzotobacterdanAzospirillum.

    Biota-biota penambat N2 udara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai

    salah satu jalan untuk mengurangi penggunaan pupuk N dari pupuk

    anorganik dan memperbaiki sifat-sifat tanah. Selain itu, mengurangi

    jumlah N2 udara yang tidak dapat digunakan secara langsung oleh tanaman

    serta mengetimigasi peningkatan N2 udara. Proses N2 udara setelah

    ditambat oleh bakteri penambat N akan mengalami banyak proses dari

    diubah menjadi N anorganik yang bisa dimanfaatkan tanaman hingga

    kembali lagi ke bentuk N udara, proses-proses yang berlangsung antara

    lain nitrifikasi dan amonifikasi.

    Mikoriza dikenal sebagai jamur tanah karena habitatnya berada di

    dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rhizosfer). Mikoriza

    merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antar cendawan

    dengan akar tanaman. Baik cendawan maupun tanaman sama-sama

    memperoleh keuntungan dari asosiasi ini. Prinsip kerja dari mikoriza ini

    adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, infeksi ini antara lain

    berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang lebih baik,

    memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang

    mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas

    dalam penyerapan unsur hara. Mikoriza yang bersimbiosis pada akar

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    2/16

    44

    tanaman berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P

    oleh tanaman.

    Praktikum Biologi dan Kesehatan Tanah ini akan dibahas mikrobiota

    tanah yang simbion spesifik terhadap tanaman. Tanaman Legume yang

    digunakan adalah tanaman kacang tanah. Akan dilakukan pengujian

    Rhizobium dalam peranannya menambat N, juga Mikoriza dalan

    peranannya melarutkan P.

    2. Tujuan PraktikumPraktikum acara II, Peran Biota Tanah dalam Ketersediaan Unsur

    Hara bertujuan untuk :

    a. Mempelajari efektivitas dan infeksi Rhizobium dalam menambat Npada tanaman legume

    b. Mempelajari efektivitas dan infeksi Mikoriza dalam melarutkan P padatanaman legume.

    3. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2014 pukul 07.00 di

    Laboratorium Biologi Tanah dan Rumah KacaA Fakultas Pertanian

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    3/16

    45

    B. Tinjauan PustakaPembentukan bintil akar akibat asosiasi mikrobia dengan tanaman

    legume, mikrobia pembentuk bintil akar tanaman non legume membutuhkan

    N2bebas dari udara untuk penyediaan N pada tanaman non legume. Bakteri

    yang menginfeksi akar tanaman non legume sebagian besar tergolong pada

    kelompok actinobacteria (secara tentatif diklasifikasikan dalam genus

    Frankia) dan merupakan penyumbang nitrogen dalam jumlah yang besar

    melalui aktivitas fiksasinya (Sprent 2006).

    Nitrifikasi dan amonifikasi dapat diubah menjadi senyawa nitrogen

    yang tersedia bagi tanaman yakni nitrat dan garam amonium. Sementara

    bakteri simbiotik seperti Rhizobium, Bradyrhizobium, Azorhizobium yang

    berinteraksi spesifik dengan kelompok tanaman tertentu dengan membentuk

    nodul mampu memfiksasi nitrogen udara dan disumbangkan langsung kepada

    tanaman dalam simbiosa mutualistis. Kelompok lain seperti Cyanobacteria

    adalah kelompok pemfiksasi nitrogen yang juga bersimbiosa dengan tanaman

    seperti Azolla dapat hidup secara autotrof. Begitu besar potensi nitrogen di

    alam, walau tidak dapat diambil langsung oleh tanaman tetapi banyak jenis

    mikroba yang dapat memfiksasinya lalu memindahkan ke tanah atau

    langsung mengasosiasikan dengan tanaman inang yang cocok

    (Madigan &Richards 2000).

    Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan

    bios yang berarti hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk

    batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat

    nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar

    legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung membentuknodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah

    organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk

    batang. Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik

    khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH

    7,0-7,2 (Graham 2005).

    Rhizobium yang berasosiasi dengan legume mampu mengfiksasi 100-

    300 Kg N/Ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    4/16

    46

    tanaman berikutnya. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi

    inokulum Rhizobium untuk jenis tanaman tertentu. Rhizobium mampu

    mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legume dan mampu

    meningkatkan produksi antara 10%-25%. Tanggapan tanaman sangat

    bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan efektifitas populasi Rhizobium

    (Sutanto 2002).

    Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh bakteri bintil akar: Untuk

    menambat nitrogen, bakteri ini menggunakan enzim nitrogenase, dimana

    enzim ini akan menambat gas nitrogen di udara dan merubahnya menjadi gas

    amoniak. Gen yang mengatur proses penambatan ini adalah gen nif

    (Singkatan nitrogen

    fixation). Gen-gen nif ini berbentuk suatu rantai, tidak

    terpencar kedalam sejumlah DNA yang sangat besar yang menyusun

    kromosom bakteri, tetapi semuanya terkelompok dalam suatu daerah. Hal ini

    memudahkan untuk memotong bagian untaian DNA yang sesuai dari

    kromoson Rhizobium dan menyisipkanya ke dalam mikroorganisme lain

    (Purwaningsih 2004).

    Amonium berbentuk kation yang akan tertahan oleh partikel tanah

    yang bermuatan negatif sehingga relatif stabil dalam tanah. Sebaliknya, NO 3-

    yang berbentuk anion bersifat lebih mobil dan tidak ditahan oleh partikel

    tanah sehingga mudah hilang terlindi, terbawa limpasan permukaan (run off)

    dan atau hilang teruapkan dalam bentuk gas N2O, NO dan N2melalui proses

    nitrifikasi dan denitrifikasi sehingga berpotensi menjadi pencemar udara (gas

    rumah kaca), air tanah dan perairan. Keragaman tanaman merupakan salah

    satu syarat terbentuknya senyawa allelochemichal inhibitor nitrifikasi,

    walaupun beberapa jenis tanaman secara individual mampu menghasilkanmetabolit sekunder penghambat nitrifikasi. Sebagai contoh akar Leucaena

    leucocephala dapat menghasilkan senyawa gallocatechin, epigallocatechin,

    epicattechin yang menghambat aktifitas Nitrosomonas europaea

    (Erickson et al 2000).

    Istilah mikoriza berasal dari Bahasa Yunani yang secara harfiah

    berarti jamur (mykos=miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

    mutualisme antara jamur dan akar tumbuhan. Jamur memperoleh karbohidrat

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    5/16

    47

    dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dari tumbuhan. Sebaliknya, jamur

    menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan. Mikoriza merupakan jamur

    yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat

    tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur.

    Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang

    sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur

    tersebut tumbuh dan berkembang biak. Jamur mikoriza berperan untuk

    meningkatkan ketahanan hidup bibit terhadap penyakit dan meningkatkan

    pertumbuhan (Dinas Pertanian Jombang 2011).

    C. Alat, Bahan dan Cara Kerja1. Alat

    Alat yang digunakan dalam praktikum Peran Mikrobiota Tanah

    sebagai Simbion Spesifik Tanaman adalah :

    a) Preparatb) Pemanas/komporc) Tabung reaksid) Petridishe) Kantong plastik kemasan 50 gr/ 100 grf) Pinsetg) Polibagh) Mikroskopi) Panci

    j) Silet atau pisauk) Penggarisl) Gelas ukur

    2. BahanBahan-bahan yang digunakan dalam praktikum acara Peran

    Mikrobiota Tanah sebagai Simbion Spesifik Tanaman adalah :

    a) Bintil akar kedelaib) Akar tanaman kedelaic) Benih kedelaid) Tanah alfisol

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    6/16

    48

    e) Aquadestf) Garam fisiologisg) Inokulum Mikorizah) Inokulum Rhizobium (legin)i) Larutan Alkohol (50%)

    j) Larutan KOH 10%k) Larutan HCl 1Nl) Tryplanblue 0,05%

    3. Cara KerjaPercobaan dilakukan di rumah kaca dengan menggunakan kedelai

    sebagai tanaman indikator yang ditanam pada tanah alfisol. Percobaan ini

    akan menggunakan perlakuan pengaplikasian Inokulum mikoriza,

    inokulum rhizobium. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak

    lengkap (RAL) dengan rancangan sebagai berikut :

    Kontrol

    M = Pengaplikasian inokulum mikoriza 100gr

    R = Pengaplikasian inoculum rhizobium 106sel/cc

    MR = Pengaplikasian inokulum mikoriza 100gr + inokulum rhizobium

    106sel/cc

    a. Pengecatan Akar1) Mencuci bersih akar tanaman kedelai dari polibag (terutama akar-

    akar yang halus atau rambut akar). Kemudian merendam dalam

    larutan alkohol 50% selama 3-4jam.

    2) Mengambil potongan akar yang tersimpan pada larutan alkohol danmencuci bersih lalu memotong dengan ukuran 1cm.

    3) Memanaskan air atau pasir dalam panci (Waterbath).4) Menyiapkan larutan KOH 10% (20ml), kemudian memasukan

    potongan akar tadi kedalam larutan KOH dan memanaskan

    didalam panci pada suhu 90oselama 5-10 menit tergantung pada

    ketebalan akar atau sampai akar tanaman layu.

    5) Mencuci akar menggunakan aquadest.6) Merendam akar didalam HCl 1 N sampai berwarna putih.

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    7/16

    49

    7) Mencuci kembali akar menggunakan aquadest.8) Meletakan akar dalam cawan petri dan menambahkan cat

    tryplanblue 0,05% kemudian mendiamkan selama 2-24 jam agar

    cat tryplanblue masuk kedalam sel atau panaskan kembali

    5 menit.

    9) Mengamati infeksi mikoriza dibawah mikroskop ( 5 potong akar).b. Pengamatan Bintil Akar

    1) Mencuci bersih akar tanaman dari tanah rhizosfer dan meniriskandengan tisu.

    2) Mengamati kedudukan bintil (eksogen/endogen), ukuran bintil,sebaran bintil dan jumlah bintil.

    3) Memisahkan bintil dari akarnya kemudian membelah tepatditengah dan mengamati efektivitas asosiasinya berdasarkan

    merahnya leghemoglobin.

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    8/16

    50

    D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan1. Hasil Pengamatan

    Tabel 2.1 Pengamatan Bintil Akar

    No Perlakuan LCM LM C Kontrol

    1 Tinggi tanaman

    (cm)

    150 126 133 120

    2 Jumlah cacing - - - -

    3 Jumlah bintil 12 5 - -

    4 Leg hemoglobin ++++ +++ - -

    5 Letak bintil Endo: 9

    Ekso: 3

    Endo: 5

    Ekso: 0

    Endo: 0

    Ekso: 0

    Endo: 0

    Ekso: 0

    6 Berat

    brangkasan(gram)

    Wo =

    1,885

    Wi =

    0,73

    Wo =

    1,743

    Wi =

    0,64

    Wo =

    1,572

    Wi =

    0,56

    Wo=

    1,912

    Wi =

    0,85

    Sumber: Logbook

    Tabel 2.2 Pengecatan akar

    No Pelakuan InfeksiMikoriza

    1 LCM -

    2 LM -

    3 C -

    4 Kontrol -

    Sumber: Logbook

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    9/16

    51

    Analisis data

    Tabel 2.3 Analisis Kemantapan Agregat

    No. Perlakuan Banyak tetes

    1 Kontrol 230

    2 C 100

    3 LM 76

    4 LCM 300

    Sumber: Logbook

    Tabel 2.4 Isolasi bakteri Penambat N simbiotik

    Med

    ia

    Perlak

    uan

    Ula

    nga

    n

    Warn

    a

    Bentuk Elevasi Margin Jumlah

    Yem

    ma

    LM 1 Merah

    jambu

    Tidak

    beraturan

    menyebar

    Berbukit

    -bukit

    beromba

    k

    49

    2 Merahagak

    kunin

    g

    Tidakberaturan

    menyebar

    Berbukit-bukit

    Berlekuk

    26

    LCM 1 Merah Berbenan

    g-benang

    Berbukit

    -bukit

    bercaba

    ng

    7

    2 Putih Tidak

    beraturan

    menyebar

    Berbukit

    -bukit

    Bercaba

    ng

    1

    Kontr

    ol

    1 Putih

    keruh

    Berbenan

    g-benang

    Sepertito

    mbol

    bercaba

    ng

    12

    2 Putih

    kekun

    ingan

    Berbenan

    g-benang

    datar Berleku

    k

    5

    Sumber: Logbook

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    10/16

    52

    Analisis data

    1. LMa. Pengenceran 10-4

    FP= 10-4x 0,1

    = 10-5

    Jumlah total = 49 x

    = 49 x 105

    = 4,9 x 106CFU/g

    b. 10-5FP= 10-5x 0,1

    = 10-6

    Jumlah total = 26 x

    = 26 x 105

    = 2,6 x 106CFU/g

    Perbandingan =

    = 0,53

    Jadi x > 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10-4yaitu4,9 x 106

    CFU/g

    2. LCMa. Pengenceran 10-4

    FP= 10-4x 0,1

    = 10-5

    Jumlah total = 7 x

    = 7x 105 CFU/g

    b. 10-5FP= 10-5x 0,1

    = 10-6

    Jumlah total = 1 x

    = 1x 105CFU/g

    Perbandingan =

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    11/16

    53

    = 1,4

    Jadi x > 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10 -4 yaitu 7 x 106

    CFU/g

    3. Kontrola. Pengenceran 10-4

    FP= 10-4x 0,1

    = 10-5

    Jumlah total = 12 x

    = 12 x 105

    = 1,2 x 106 CFU/g

    b. 10-5FP= 10-5x 0,1

    = 10-6

    Jumlah total = 5 x

    = 5 x 106

    = 5x 106CFU/g

    Perbandingan =

    = 1,6

    Jadi x < 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10 -4 yaitu 1,6 x 106

    CFU/g

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    12/16

    54

    2. PembahasanPraktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion Spesifik

    Tanaman dilakukan penanaman tanaman kedelai (Glycine max) dengan

    perlakuan media yang berbeda yaitu ada 4 perlakuan yang diberikan

    antara lain kontrol, lengkap, mikoriza, dan cacing tanah.Pertumbuhan

    tanaman paling baik ditunjukkan oleh perlakuan pemberian LCM

    dengan tinggi tanaman 150 cm, dengan berat brangkasan segar 1,885

    gram dan berat brangkasan kering 0,73 gram. Sedangkan pada

    pengamatan akar tanaman kedelai Rhizobium paling banyak

    menginfeksi akar tanaman kedelai dengan perlakuan LCM, hal ini

    ditandai pada perlakuan LCM jumlah bintilnya paling banyak dengan

    jumlah sebanyak 12 bintil. Pada perlakuan kontrol dan cacing tanah

    diketahui tanaman kedelai tidak sehat karena leghemoglobinnya

    berwarna pucat.

    Bakteri Rhizobium hanya dapat bersimbiosis dengan tumbuhan

    legum dengan menginfeksi akarnya dan membentuk bintil akar di

    dalamnya. Simbiosis Rhizobium dengan tanaman legum dicirikan oleh

    pembentukan bintil akar pada tanaman inang. Pembentukan bintil akar

    diawali dengan sekresi produk metabolisme tanaman ke daerah

    perakaran (nod factors) yang menstimulasi pertumbuhan bakteri,

    berupa liposakarida. Eksudat akar yang dihasilkan tanaman legum

    tersebut memberikan efek yang menguntungkan untuk pembelahan

    Rhizobium di tanah. Faktor yang mempengaruhi infeksi dari rhizobium

    dan mikoriza terhadap tanaman adalah adanya kesesuaian yang spesifik

    antar simbion. Seperti pada rhizobium yang hanya bisa menginfeksipada tanaman legume. Selain itu juga adanya faktor lingkungan yang

    mendukung untuk proses penginfeksian.

    Pada ketersediaan hara akan mempengaruhi adanya tingkat

    pertumbuhan dari tanaman. Dalam hal ini jika hara akan optimal maka

    pertumbuhan akan semakin optimal dan berat biomassa akan tinggi.

    Sehingga kedepannya jika unsur hara baik maka berat brangkasannya

    akan semakin tinggi pula. Bakteri Rhizobium memiliki peran yang vital

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    13/16

    55

    ketika bersimbiosis dengan tanaman legum. Peranan Rhizobium sendiri

    terlihat dalam proses pembentukan bintil akar, memfiksasi nitrogen

    atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya, dan

    berperan dalam penyediaan nitrogen bagi tanaman inangnya.

    Pembentukan bintil akar diawali dengan peristiwa masuknya bakteri ke

    dalam akar sampai terjadi proses pembentukan bintil akar dan akhirnya

    mereka lebih aktif mengikat nitrogen dari udara, dimulai dari masuknya

    bakteri ke dalam rambut-rambut akar yang masih muda dengan jalan

    mencari bagian-bagian yang lunak, bagian yang mudah dimasuki,

    terutama pada jaringan kulit luar yang telah rusak. Namun ada kalanya

    bakteri dapat menembus jaringan kulit luar yang masih utuh.

    Kemampuan yang luar biasa ini disebabkan oleh karena bakteri

    mempunyai zat-zat tritofan, yang selanjutnya diubah menjadi indol

    asetat. Zat indol asetat mengakibatkan rambut akar mengeriting,

    kemudian bakteri menghasilkan senyawa pekat yang mengikat selulosa

    sehingga rambut akar mudah ditembus oleh Rhizobium. Bakteri hanya

    mengikuti aliran cairan sel yang membawanya dan dengan demikian dia

    memperoleh tempat yang baik kemudian bakteri tadi akan menetap dan

    membuat bintil-bintil akar.

    Efektivitas dan persebaran bintil akar dipengaruhi 2 hal yaitu,

    umur dan jenis tanaman. Pada tanaman yang diamatai pada praktikun

    kali ini yaitu kacang tanah dan kedelai diperoleh bahwa semakin muda

    tanaman maka persebaran bintil akar makin banyak dan makin efektif.

    Hal ini dikarenakan kemampuan akar tanaman kacang tanah untuk

    bersimbiosis dengan rhizobium masih baik. Efisiensi dan efektivitasdari suatu strain Rhizobium pada bintil akar dapat diamati dari warna

    kemerahan yang tampak pada bintil akar. Leghemoglobin adalah

    pembawa oksigen dan hemoprotein yang di temukan pada bintil akar

    penambat nitrogen tanaman legum atau kacang-kacangan.

    Leghemoglobin timbul akibat dari infeksi dari bakteri pengikat nitrogen

    (Rhizobia) pada tanaman kacang-kacangan sebagai bagian dari

    simbiosis antara tanaman kacang-kacangan dan Rhizobium.

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    14/16

    56

    Pada akar tanaman yang tidak terinfeksi tidak menghasilkan

    leghemoglobin. Leghemoglobin akan menimbulkan warna merah pada

    bintil akar. Sehingga bila semakin merah warna bintil akar maka

    leghemoglobin semakin banyak yang berarti infeksi dari bakteri

    Rhizobium makin efektif. Pigmen merah ini dijumpai pada bintil akar

    antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah

    LHb dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah

    nitrogen yang difiksasi. Pada bintil akar yang sudah tua, aktivitas

    nitrogenasenya sudah berkurang karena kehilangan bakteroid. Keadaan

    ini biasanya ditandai oleh warna bintil yang berwarna kuning sampai

    coklat, menandakan dimulainya proses penuaan. Leghaemoglobin

    hanya ditemukan pada bintil akar yang sehat, sedangkan tanaman yang

    tidak sehat mempunyai bintil akar berwarna putih karena tidak

    mempunyai LHb sehingga penambatan nitrogen tidak dapat terjadi pada

    bintil akar tersebut.

    Mikoriza merupakan salah satu dari jenis jamur. Jamur

    merupakan suatu alat yang dapat memantapkan struktur tanah.

    Cendawan mikoriza melalui jaringan hifa eksternal dapat memperbaiki

    dan memantapkan struktur tanah. Sekresi senyawa-senyawa

    polisakarida, asam organik dan lendir oleh jaringan hifa eksternal yang

    mampu mengikat butir-butir primer menjadi agregat mikro. "Organic

    binding agent" ini sangat penting artinya dalam stabilisasi agregat

    mikro. Kemudian agregat mikro melalui proses "mechanical binding

    action" oleh hifa eksternal akan membentuk agregat makro yang

    mantap.Praktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion Spesifik

    Tanaman dilakukan isolasi bakteri penambat N-simbiotik. Isolasi

    dilakukan menggunakan media Yemma (Yeast Extract Manitol Agar).

    Pada perlakuan Legin dan Mikoriza, jumlah mikrobia yang diisolasi

    paling tinggi yaitu perlakuan LCM ulangan pertama dengan CFU 7x

    105. Jumlah mikrobiota terendah adalah pada perlakuan kontrol ulangan

    kedua dengan CFU 1,2 x 106. Dalam hasil praktikum dapat disimpulkan

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    15/16

    57

    bahwa tanaman yang mendapat perlakuan LCM atau lengkap memilki

    tingkat pertumbuhan yang paling baik, hal ini dikarenakan pengaruh

    legin atau Rhizobium yang mampu mendukung pengikatan N bebas

    diudara yang dibutuhkan tanaman. Selain itu cacing tanah juga

    berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah seperti aerasi dan drainase

    berjalan dengan baik, serta penambahan dari inokulum mikoriza yang

    meningkatkan kemampuan serapan unsur hara P bagi tanaman yang

    menjadi perpaduan yang baik dan lengkap bagi pertumbuhan tanaman.

    E. Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan

    Berdasarkan Praktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion

    Spesifik Tanaman dapat disimpulkan bahwa:

    a. Perlakuan LCM memiliki kemantapan agregat yang tertinggi yaitudengan 300 tetes. Kemantapan agregat terendah yaitu pada perlakuan

    LM yaitu 76 tetes. Pada perlakuan kontrol yaitu 230 tetes dan

    perlakuan C yaitu 100 tetes.

    b. Faktor yang mempengaruhi infeksi Mikoriza antara lain suhu, kadarair tanah, ph tanah, bahan organik, cahaya dan ketersediaan hara,

    logam berat, dan fungisida.

    c. Pada perlakuan Legin dan Mikoriza, jumlah mikrobia yang diisolasipaling tinggi yaitu perlakuan lengkap ulangan pertama dengan CFU

    7x105. Jumlah mikrobiota terendah adalah pada perlakuan cacing

    ulangan kedua dengan CFU 1,2 x 106.

    2. SaranSebaiknya intensitas penyiraman dan jumlah air yang disiramkan

    ke masing-masing perlakuan sama agar lengas tanah saat melakukan

    analisis kemantapan agregat sama sehingga data yang diperoleh lebih

    valid.

  • 5/22/2018 ACARA II Adi Biokestan

    16/16

    58

    DAFTAR PUSTAKA

    Dinas Pertanian Jombang 2011. Cendawan Mikoriza.

    http://pertanian.jombangkab.go.id/berita-dinas/tips-inova/171-

    cendawan-mikoriza.Diakses pada tanggal 24 Maret 2014.

    Erickson AJ, Ramsewak RS, Smucker AJ and Nair MG 2000. Nitrification

    Inhibitors from the Roots of Leucaena leucocephala. Journal of

    Agricultural and Food Chemistry. 48(12). 6174-6177.

    Gerardi MH 2002. Nitrification and Denitrification in The Activated Sludge

    Process. John. Willey and Sons. United of America States.

    Graham P.H. 2005. Biological Dinitrogen Fixation: Simbiotik. In: Principles and

    Application of Soil Microbiology. Sylvia,DM.; Jeffry,JF.; Peter,GH and

    David AZ. (eds.)Prentice Hall, New Jersey. 405-432.

    Madigan & Richards 2000.EM made product as biocontrol agent to suppress thegrowth of Phytophthora cinnamomi. Rands, Fifth Conference on

    Technology of Effective Microorganisms, Sara Buri, Thailand, 10-11

    December,1996.

    Purwaningsih, Sri 2004.Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium

    dari Tanah Kebun Biologi Wamena, Papua. Bidang Mikrobiologi,

    Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),

    Bogor 16002.

    Sprent JL 2006. Symbiotic Nitrogen Fixation in Plants. In: Nutman, P.S. (ed).

    Cambridge University Press. London.

    Sutanto R 2002.Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

    http://pertanian.jombangkab.go.id/berita-dinas/tips-inova/171-cendawan-mikorizahttp://pertanian.jombangkab.go.id/berita-dinas/tips-inova/171-cendawan-mikorizahttp://pertanian.jombangkab.go.id/berita-dinas/tips-inova/171-cendawan-mikorizahttp://pertanian.jombangkab.go.id/berita-dinas/tips-inova/171-cendawan-mikorizahttp://pertanian.jombangkab.go.id/berita-dinas/tips-inova/171-cendawan-mikoriza