acara i

23
MENGAMATI STRUKTUR ANATOMI JANTUNG MAMALIA (KAMBING) MENGHITUNG DENYUT NADI DAN CARDIAC OUTPUT MENGUKUR TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE Oleh Violita Bella Sandya (10317244016) Pendidikan Biologi Internasional PENDIDIKAN BIOLOGI INTERNASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Upload: phyo-evolution

Post on 04-Aug-2015

156 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: acara I

MENGAMATI STRUKTUR ANATOMI JANTUNG MAMALIA (KAMBING)

MENGHITUNG DENYUT NADI DAN CARDIAC OUTPUT

MENGUKUR TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE

Oleh

Violita Bella Sandya (10317244016)

Pendidikan Biologi Internasional

PENDIDIKAN BIOLOGI INTERNASIONAL

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

Page 2: acara I

ACARA I

MENGAMATI STRUKTUR ANATOMI JANTUNG MAMALIA (KAMBING)

MENGHITUNG DENYUT NADI DAN CARDIAC OUTPUT

MENGUKUR TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE

A. Latar Belakang Masalah

Jantung merupakan organ vital manusia yang jika terganggu kerjanya akan berakibat fatal

bagi manusia. Jantung bertugas memompa darah ke seluruh bagian tubuh agar kebutuhan sel-

sel dapat terpenuhi melalui. Oleh karena itu jantung juga merupakan organ sirkulasi karena

memompa darah sehingga dapat mengalir didalam tubuh. Bertolak dari fungsi jantung yang

sangat penting menjadikan belajar mengenai struktur fungsi jantung menjadi diperlukan.

Fungi jantung sebagai pompa darah berkontaksi secara terus menerus dan memiliki ritme.

Irama denyut jantung dapat dideteksi dengan merasakan denyut nadi terutama pada bagian

arteri radialis, sehingga menjadi penting bahwa pulsus menjadi indikator parameter fisiologis

manusia. Dengan demikian mempelajari mekanisme terjadinya pulsus dan faktor apa saja

yang dapat mempengaruhinya menjadi sangat penting.

Masih berkaitan dengan pompa jantung, darah yang dipompa jantung dapat menekan dinding

pembuluh darah. Tinggi rendahnya tekanan darah seringkali menjadi parameter fisiologis

manusia karena jika terlalu tinggi atau terlalu rendah maka kondisi tubuh manusi sedang

tidak normal.

B. Tujuan Praktikum

B.1. Tujuan

Kegiatan 1

1. Mengamati struktur anatomis mikroskopis jantung mamalia (kambing).

Kegiatan 2

1. Mengukur denyut nadi (pulsus) pada arteri radialis

2. Menghitung Cardiac Output

3. Mengukur tekanan darah sistole dan diastole.

Kegiatan 3

Page 3: acara I

1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole.

2. Mahasiswa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah

sistole dan diastole

B.2. Kompetensi khusus

Kegiatan 1

1. Mahasiswa dapat melakukan pengmatan struktur anatomi mikroskopis jantung

Mammalia (kambing).

Kegiatan 2

1. Mahasiawa dapat melakukan pengukuran denyut nadi

2. Mahasiswa dapat menerangkan bagaimana mekanisme terjadinya denyut nadi.

3. Mahasiswa dapat menghitung cardiac output.

4. Mahasiswa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi cardiad output.

Kegiatan 3

1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah

sistole dan diastole.

2. Mahasiswa dapat menerangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole.

C. Dasar Teori

Jantung adalah suatu struktur muscular berongga yang berbentuk menyerupai kerucut.

Dasarnya mengarah dorsal atau kraniodorsal dan melekat pada struktur-struktur torasik

lainnya dengan perantara arteri-arteri besar, vena dan kantung perikardial. Puncaknya (apeks)

mengarah ventral dan sepenuhnya bebas tak terikat di dalam perikardium (Srigandono, 1992)

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks) diantara kedua paru.

Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang terdiri atas 2 lapisan yaitu

Perikardium parietalis dan Perikardium viseralis.Diantara kedua lapisan tersebut terdapat

cairan perikardium sebagai pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung

saat memompa. Dinding jantung terdiri atas tiga lapis, yaitu epikardium (lapisan luar),

miokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan paling dalam). (Soewolo,2000)

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi),

dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Jantung memiliki dua jenis katup,

Page 4: acara I

yaitu katup atrioventrikuler dan katup semilunar. Serta memiliki saluran keluar berupa arteri

koroner, vena jantung dan pembuluh darah. Keseluruhan sistem peredaran (sistem

kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena.

Keluaran jantung ( cardiac output), adalah volume darah yang dipompakan keluar jantung

dari ventrikel per satuan waktu. Pada Mamalia keluaran jantung ini didefinisikan sebagai

volume darah yang dipancarkan dari ventrikel kanan atau ventrikel kiri (bukan volume kedua

ventrikel) per satuan waktu tertentu. Volume yang dipancarkan oleh setiap denyutan jantung

disebut stroke volume. (Soewolo, 2000)

Tekanan darah adalah tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah

tergantung pada volume darah dalam pembuluh darah, dan seberapa mudah pembuluh darah

dapat meregang. Tekanan darah maksimum pada arteri saat dipancarkan ke dalamnya

bersama periode sistol ventrikel disebut tekanan sistol. Tekanan darah minimum dalam arteri

selama periode diastole ventrikel disebut tekanan diastol. (Soewolo, 2000).

Denyut nadi (pulsus) dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial seperti arteri

radialis. Pulsus merupakan manifestasi dari kontraksi jantung. Frekuensi denyut jantung

yaitu banyaknya denyut jantung permenit. Stroke Volume (SV) yaitu volume satu kali pompa

yang merupakan volume akhir diastole dikurangi volume akhir sistole. Volume akhir diastole

tergantung ; regangan (komplians), tekanan mendorong ( filing pressure) vena cava. Cardiac

output merupakan hasil kali stroke volume dengan frekuensi denyut jantung. Cardiac output

menunjukkan banyaknya darah yang dipompaselama satu menit, rata-rata untuk orang

dewasa adalah 70mL.

D. Cara kerja

Kegiatan 1 : Mengamati struktur anatomi jantung mamalia

Page 5: acara I

Kegiatan 2 : Menghitung denyut nadi dan cardiac output

Page 6: acara I

Kegiatan 3 : Mengukur tekanan Darah Sistole dan Diastole

Page 7: acara I

E. Hasil Pengamatan

No Nama UmurDenyut Nadi/menit CO Tekanan Sistole Tekanan Diastole

Sebelum SesudahSebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Sebelum

Sesudah

1Rizqa Devi Anazifa 19 92 120 6440 8400 110 130 80 80

2 Mirra Fatharani 19 88 104 6160 7280 120 140 80 90

3Amelia Wahyu P 18 96 128 6720 8960 110 130 80 70

4 Rista Wahyu M 19 19 25 1330 1750 120 120 70 705 Erviana Dewi 19 16 26 1120 1820 120 120 80 806 Vembriarta A 20 22 40 1540 2800 110 120 80 807 Karina Wiyanda 19 70 110 4900 7700 100 120 70 808 Alifah Anggi 19 55 74 3850 5180 110 110 70 709 Dika Agustia I 20 113 127 7910 8890 120 110 80 7010 Violita Bella S 19 90 122 6300 8540 100 135 70 8011 Dananty 20 111 118 7770 8260 110 110 60 8012 Sri Mariyati 19 98 123 6860 8610 110 110 80 7013 Anna Nur A 20 96 110 6720 7700 110 130 70 8014 Novitasari 19 22 33 1540 2310 110 138 70 8015 Choiria F 19 25 35 1750 2450 110 130 70 80

16Elok Mumfuni S 19 26 30 1820 2100 110 120 70 70

17 Na`afi Aisya 19 37 54 2590 3780 110 110 70 7018 Fanny Hadi S 18 41 54 2870 3780 110 110 70 7019 Putri Pratiwi 19 41 60 2870 4200 110 110 70 7020 Bina Rahayu S 18 40 60 2800 4200 100 110 70 7021 Dyah Ayu P 19 36 57 2520 3990 100 100 70 60

Page 8: acara I

Jumlah 1234 1610 86380 112700 2310 2513 1530 1570Average 58,7619 76,6667 4113,33 5367 110 119,667 72,8571 74,7619

No Nama Umur

Denyut Nadi/menit CO

Tekanan SistoleTekanan Diastole

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

Sebelum

Sesudah

1Muhammad Anand 19 80 116 5600 8120 120 140 80 90

2 Isma Dwi K 19 17 30 1190 2100 110 110 74 80

3Aziz Purnomosidi 19 70 90 4900 6300 120 130 70 70

4Mauludin Majid 19 88 140 6160 9800 120 130 80 80

5Prasetyo Anggun P 19 21 36 1470 2520 120 140 80 90

6Galih Dwi Jatmiko 20 22 31 1540 2170 120 120 80 80

Jumlah 298 443 20860 31010 710 770 464 490

Average49,66667

73,83333

3476,667

5168,333

118,3333

128,3333

77,33333

81,66667

Hasil pengamatan untuk struktur makroskopis jantung terlampir.

Page 9: acara I

F. Pembahasan

Pada acara pertama ini, dilakukan tiga rangkaian kegiatan yang saling tak terpisah

hubungannya satu sama lain yaitu berkaitan dengan jantung sebagai sistem kardiovaskuler.

Ketiga kegiatan tersebut adalah mengamati struktur anatomi makroskopis jantung mamalia,

menghitung pulsus dan cardiac output, serta menghitung tekanan sistole dan diastole.

Mengamati struktur anatomi jantung mamalia

Pada kegiatan pertama, kegiatan ini berupa pengamatan terhadap struktur anatomi jantung

mamalia. Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami dan

menerangkan bagian-bagian jantung mamalia. Organ jantung mamalia yang digunakan

adalah jantung kambing.

Untuk melakukan kegiatan ini, peralatan dan jantung kambing dipersiapkan terlebih dahulu.

Jantung diamati bagian luarnya terlebih dahulu sebelum dilakukan pembedahan. Jantung

diiris melalui bagian median jantung kemudian baru mengamati bagian dalam jantung

kambing tersebut. Secara makroskopis, teramati dari luar bagian-bagian jantung seperti

atrium dexter, atrium sinister, ventrikel dexter, ventrikel sinister, pembuluh darah coroner,

dan apec cordis. Tampak pembuluh darah berupa arteri pulmonaris , vena pulmonaris, dan

aorta. Jika jantung dibelah pada bagian median, maka bagian dalam jantung akan terlihat

berupa corda tendinae, valvulabicuspidalis, dan musculus papilaris.

Sebagian dari jantung ditutuoi oleh suatu kantung serosa yang disebut perikardium atau

kantung perikardial. Perikardium, seperti halnya kantung serosa yang lain (pleura dan

peritoneum) adalah suatu kantung tertutup rapat yang hanya berisi sedikit cairan guna

pelumasan. Jantung mengalami invaginasi ke dalam perikardium. Lapis dalam melekat erat

pada permukaan luarnya, disebut perikarrdium viseral atau epikardium. Lapis luarnya disebut

perikardium parietal bersambung dengan lapis viseral pada bagian dasar jantung dan yang

dikuatkan dengan lapis fibrosa superfisial, yang berikutnya akan ditutup oleh suatu lapis

pleura mediastinal yang juga disebut pleura mediastinal.

Page 10: acara I

Jantung terbagi menjadi bagian kanan dan kiri. Masing-masing bagian menerima curahan

darah dari vena-vena besar, dan ventrikel yang memompakan darah dari jantung melalui

sebuah arteri besar. Antara atrium dan ventrikel tiap sisi, terdapat suatu katup besar yang

disebut katup antrioventrikular, atau katup A-V. Katup A-V sebelah kiri disebut katup

bikuspis, karena pada manusia didapati adanya 2 flap atau cups yang berbeda. Sinonim

lainnya dalah katup mitral, karena bermuka dua yang disebut miter. Katup A-V sebelah

kanan disebut juga katup trikuspis karena adanaya tiga flap atau cups yang masing-masing

berbentuk segitiga. Batas sebelah atas melekat pada dinding dalam dari ventrikel pada

pertatutan antara atrium dan ventrikel. Margin bebasnya tau margin cups secara tidak

langsung melekat pada dinding ventrikular dengan bantuan benang fibrosa yang

disebutchordae tendinae. Chorda tendinae yang menyerupai tali-tali sebuah prachute, yang

mencegah katup itu tersentak ke dalam atrium pada saat ventrikel berkontraksi serta menutup

katup A-V dengan cara mendorong darah ke arah sisi ventral dari katup itu. Chordae tendinae

tersebut melekat pada tonjolan muscular yang kecil yang disebut otot papiler yang menjulur

ke arah lumina ventrikel. Otot-otot papiler tersebut mempertahankan tensi pada chordae

tendinae dengan cara memendekkan diri pada saat dinding ventrikular sedang memendek

tatkala berlangsung kontarksi sistolik.

Ktup seminularis aortik adalah sebuah katup tiga cuos yang terletak pada pertautan ventrikel

kiri dengan aorta. Katup seminularis pulmoner sama dengan ketup yang terletak pada

pertautan antara arteri pulmoner dengan ventrikel kanan. Tipa katup seminularis berfungsi

Page 11: acara I

mencegah agar darah tidak kembali ke ventrikel yang bersangkutan ketika ventrikel itu

mengalami relaksasi.

Darah yang kembali masuk dari sirkulasi sistemik yang biasa disebut darah vena

mengandung oksigen dalam jumlah yang relatif sedikit.karena darah ini juga dialirkan ke

paru-paru melalui arteri pulmoner. Darah yang kembali ke jantung melalui vena pulmoner

dan kemudian disebarkan ke seluruh tubuh melalui arteri sistemik yang umumnya disebut

darah arterial, secara relatif kadar oksigennya tinggi.

Darah tak beroksigen kembali masuk ke jantung melalui vena kranial dan akudal. Vena-vena

besar ini masuk ke atrium kanan jantung, yang merupkan suatu daerah berdinding tipis guna

tempat penampungan darah yang baru masuk atau kembali.

Selanjutnya darah akan melintas melalui katup A-V ke dalam ventrikel kanan. Ventrikel

kanan tersebut tidak sampai mencapai apeks jantung, karema paeks itu terbentuk

kesekuruhannya oleh ventrikel kiri yang lebih bersifat muscular. Dari sisi kanan, ventrikel

kanan membentuk spiral di sekitar sisi kranial jantung dan berakhir sebagai conus arterosus

pada sisi kiri dari dasar jantung. Conus arteriousus marupakan asal dari pulmonary trunk

yang berbentuk corong.

Persis di bawah katup semilunar pulmoner, pulmonary trunkmembagi diri menjadi arteri-

arteri pulmoner kanan dan kiri, membawa darah tak beroksigen ke kapiler-kapiler dari paru-

paru, dimana CO2 di dalam darh ditukar dengan O2 dari udara aveolar.

Vena pulmoner mengembalikan darah beroksigen dari paru-paru ke atrium kiri, yaiusuatu

ruang jantung yang cukup besra dan berdinding tipis. Dari atrium kiri darah bergerak

melintas katup A-V kiri ke dalam ventrikel kiri yang berdindng tebal. Ventrikel kiri

kemudian memompa darah beroksigen masuk lewat katup semilunar aortik, ke dalam aorta.

Aorta beserta bagian-bagiannya membawa darah beroksigen ke seluruh bagian tubuh termsuk

jantung dan paru-paru itu sendiri.

Arteri adalah suatu struktur tubular yang membawa darah meninggalkan jantung, Arteri yang

terbesra dikenal sebagai artei yang elastis karena bagan terbesar dari dinding atreti terdiri atas

jaringan elastis. Sifat elastisitas ini penting untuk mempertahankan tekanan darh selama

distole, sutu periode dimana ventrikel sedang relaks. Arteriol, arteri yang paling kecil, adalah

struktur yang kemudian membentuk kapiler. Sedangkan arteri yang berukuran besar disebut

Page 12: acara I

dengan aorta. Katup aorta yang terletak pada pertautan antara ventrikel kiri dan aorta

mencegah arus balik darh dari aorta ke dalam ventrikel kiri ketika ventrkel tersebut

mengalami relaksasi.

Kapiler merupakan pembuluh yang amat kecil yang hampir keseluruhannya terdiri ats

endotel, yang merupakan terusan dari epitel squamosa yang menyelimuti jantung serta

pembuluh-pembuluh darah.

Page 13: acara I

Menghitung denyut nadi dan cardiac output.

Pada kegiatan kedua ini, betujuan untuk mengetahui denyut nadi dan cardiac output pada

manusia. Untuk mengetahui berapa banyaknya denyut tiap menit, denyut dihitung melalui

pergelangan tangan di atas arteri radialis dengan sedikit menekan kemudian sedikit

menguragi tekanan tersebut sampai terasa adanya denyut nadi. Banyaknya denyut dihitung

dalam satu menit sehingga di peroleh Heart Rate-nya. Perhitungan denyut nadi dilakukan dua

kali, yaitu sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa

olah raga atau lari-lari kecil selama kurang lebih 15 menit, cukup untuk meningkatkan

kontraksi jantung. Setelah itu, denyut nadi kembali dihitung dengan cara yang sama seperti

saat perhitungan denyut sebelum melakukan kegiatan.

Jumlah denyut yang diperoleh selama satu menit kemudian dimasukkan ke dalam rumus

untuk memperoleh angka cardiac outputnya. Rumusnya dalah sebagai berikut.

Cardiac output (CO) = HR x SV

Dimana SV atau Stroke Volume rata-rata orang dewasa adalah 70mL.

Percobaan dilakukan terhadap 27 mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi Internasional 2010.

Enam orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 21 orang sisanya berjenis kelamin

perempuan. Dari ke-21 perempuan tersebut menunjukkan rata-rata denyut nadi sebelum

melakukan aktifitas adalah 58,76 denyutan yang kemudian di bulatkan menjadi 59 denyut per

menit. Denyut nadi terbanyak di miliki oleh Dika Agustia yaitu 113 denyutan permenit,

sedangkan denyut nadi terendah dimiliki oleh Erviana Dewi yaitu sebanyak 16 kali denyutan

permenit. Setelah melakukan aktifitas berupa olahraga lari-lari kecil, denyut nadi yang

ditunjukkan mengalami perubahan yang cukup mencolok. Rata-rata denyut nadi setelah

melakukan kegiatan meningkat menjadi 76,6 yang dibulatkan menjadi 77 denyutan permenit.

Selisih ini menunjukkan adanya peningkatan aktifitas jantung akibat meningkatnya aktifitas

tubuh. Denyut nadi terbanyak setelah aktifitas dimiliki oleh Amelia Wahyu yaitu sebanyak

128 denyut per menit, sedangkan denyut nadi terendah di miliki oleh Novitasari dengan

denyut nadi 30 denyutan per menit.

Demikian juga dengan keenam orang laki-laki. Rata-rata denyut nadi menunjukkan angka

49.6 yang dibulatkan menjadi 50 denyutan permenit. Denyut tertinggi dimiliki oleh

Page 14: acara I

Mauludin Majid yaitu sebanyak 88 denyutan permenit. Denyut nadi terendah dimiliki oleh

Isma Dwi yaitu sebanyak 17 denyutan permenit. Setelah melakukan aktifitas, juga terjadi

peubahan banyak denyutan. Terjadi peningkatan rata-rata denyut menjadi 73,8 denyutan yang

dibulatkan menjadi 74 denuyutan permenit. Denyut terbanyak dimiliki oleh Mauludin juga

dengan 140 denyut permenit, dan Isma juga meliki denyut tersedikit yaitu 30 denyut

permenit.

Jika dilihat dari tabulsi data mengenai denyut nadi, terdapat ketidaksinkronisasi atara satu

data dengan data lainnya. Angka yang ditunjukkan sebagai hasil dari percobaan memiliki

perbadaan angka yang bahkan terlampau jauh. Adanya perbedaan yang terlampau jauh ini

dimungkin karena terdapat kesubjektifan dalam mengitung dikarenakan perhitungan

dilakukan oleh beberapa kelompok berbeda.

Setelah angka denyut nadi diperoleh, maka angka tersebut dapat dimasukkan ke dalam rumus

untuk memperoleh jumlah Stroke Volume yaitu 70 mL. Maka diperolehlah jumlah stroke

volume rata-rata ke duapuluh satu orang berjenis kelamin perempuan sebelum kegiatan

adalah sebanyak 4113,33 mL. Sedangkan setelah melakukan kegiatan, jumlah CO pun ikut

meningkat berbanding lurus dengan peningkatan jumlah denyut nadi yaitu dengan rata-rata

5367 mL.

Untuk keenam orang berjenis kelamin laki-laki memiliki rata-rata cardiac output sebesar

3476,67 mL sebelum kegiatan dan mengalami peningkatan setelah melakukan kegiatan

berupa olahraga lari-lari kecil, sehingga cardiac outputnya meningkat menjadi 5168,33 mL.

Refleks Bainbrigde dikatakan mengakibatkan meningkatnya kecepatan denyut jantung saat

volume darah ( berarti tekanan pada atrium kanan) meningkat. Jadi selama berlangsung

latihan fisik, kecepatan denyut meningkat karena lebih banyak jumlah darah yan kembali ke

atrium kanan oleh sebab aktifnya otot-otot. Tujuan dari refleks Bainbrigde adalah untuk

menjelaskan efisiensi dari pemompaan jantung saat balikan drah vena itu meningkat.

Hukum Starling dari jantung merupakan satu penjelasan yang paling umum diterima guna

menerangkan terjadinya perubahan – perubahan kemampuan jantung dalam menangani

jumlah darah yang bervariasi pada berbagai kecepatan denyut. Hukum ini berbunyi bahwa

semakin banyak darah yang mengisi jantung ketika diastole, semakin banyak pulalah jumlah

darah yang akan dipompakan keluar (dalam batas fisiologi). Jantunga dapat melakukan

Page 15: acara I

semuanya ini hanya karena meningkatnya jumlah darah yang masuk lebih merentangkan otot

ventrikular, yang kemudian menyebabkan ventrikel berkontraksi, dengan tenaga yang lebih

besar, untuk memompakan keluar, darah lebihan itu. Hal tetsebut disebut pengaturan otomatis

secara heterometrik atau intrinsik

Mengukur tekanan sistole dan diastole.

Pada kegiatan praktikum yang ketiga ini, bertujuan untuk mengetahui tekanan darah sistole

dan diastole seseorang. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah

tensimeter atau yang disebut juga dengan sphygmomanometer. Untuk mengukur tekanan

darah, sabuk tekan dililitkan pada lengan atas tepatnya di atas sendi siku. Kepala stetoskop

kemudian diletakkan di bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis selanjutnya baru

mendengarkan suara denyut jantungnya. Pmpa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara

jantung tidak terdengar lagi. Setelah itu sekrup pengatur pada pompa dikendorkan sedemikian

rupa sehingga udara keluar. Kemudian memantau suara jantung dengan seksama. Apabila

suara jantung terdengar, maka hal itu menunjukan tekanan sistole. Penggembosan diteuskan

sampai suara denyut jantung tak terdengar lagi. Pada saat suara jantung tak terdengar pertama

kali itulah yang disebut dengan tekanan diastole. Pengukuran terhadap tekanan sistole dan

distole dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan setelah melakukan kegiatan, misal

berupa olah raga ringan selama kurang lebih 15 menit untuk mengetahui apakah terjadi

perubahan tekanan setelahnya.

Prinsip kerja dari alat ini adalah sphygmomanometer mengukur jumlah tekanan di lengan

yang diperlukan untuk menghentikan aliran darah di dalam arteri. Hal ini dilakukan dengan

cara mendengarkan arteri pada arah distal dari cuff yang dikembangkan. Tekanan yang

ditunjukkan ketika darah untuk pertama kali mulai mengalir sesaat setelah cuff di lepaskan

adalah tekanan sistolik, dan ini menggambarkan tingginya kolom air raksa yang dapat

dinaikkan oleh sistole jantung. Kemudian, tekanan sisitolik dilihat pada manometer ketika si

pengamat mendengar untuk pertama kalinya suara jelas untuk sedikitnya dua denyut yang

berurutan. Ini dalah fase I dari lima periode fase yang disebut suara-suara Korotkoff.

Sementara pelepasan ats atekanan itu berlangsung, suatu titik tercapai dimana suara menjadi

teredam atau pelan. Ini adalah fase IV dan merupakan indeks yang terbaik atas tekanan

diastolik. Fase yang ke V terjadi ketika segala suara hilang.

Page 16: acara I

Pada percobaan kali ini, juga dilakukan tehadap 21 orang berjenis kelamin perempuan dan 6

orang berjenis kelamin laki-laki. Dari ke dua puluh satu perempuan menunjukkan rata-rata

tekanan sistole sebelum melakukan kegiatan adalah 110 dan tekanan diastolenya adalah

72,85. Tekanan darah menunjukkan peningkatan ketiga aktifitas tubuh meningkat.

Pengukuran dilakukan kembali setelah melakukan kegiatan berupa olahraga ringan selama 10

menit. Rata-rata tekanan sistole meningkat menjadi 119,67 sedangkan diastolenya menjadi

74,76.

Untuk keenam orang berjenis kelamin laki-laki, tekanan sistole sebelum melakukan kegiatan

menunjukkatan rata-rata sebesar 118,33. Rata-rata tekanan diastolenya adalah 77,33. Dari

keenam orang berjenis kelamin laki-laki tersebut, Isma memiliki tekanan darah yang terendah

yaitu 110/74. Setelah melakukan kegiatan ringan berupa olahraga selama 10 menit, diperoleh

tekanan darah yang berbeda dari sebelumnya. Rata-rata tekanan sistole menjadi128,33

sedangkan tekanan diastolenya menjadi 81,66.

Tekanan darah diartikan sebagai tekanan terhadap dinding pembuluh. Tekanan awal

dihasilkan oleh kontraksi jantung dan merupakan tekanan sistolik. Darah digolongkan masuk

ke dalam arteri besar yang bersifat elastis, meregangkan dindingnya dan karenanya dinding

itu mengalami dilatasi.

Ketika ventrikel berada dalam keadaan relaks, tertutupnya katup-katup semilunari mencegah

baliknya darah dari arterike jantung dan arteriol yang kecil akan meneruskan aliran ke

kapiler. Tekanan yang ditimbulkan oleh dinding arteri yang elastisini akan digunakan untuk

memperthankan tekanan (tekanan diastolik) di dalam arteri dan akan tetap mengalirkan darah

dengan lancar ke dalam kapiler, pada saat ventrikel sedang relaks.

Turunnya tekanan secara drastis yang terjadi di dalam arteriol pada saat darah masuk ke

dalam kapiler amatlah penting, karena dinding yang tipis dari kapiler-kapiler itu tidak mampu

menerima tekanan tinggi yang terdapat pada arteriol. Turunnya tekanan dipercepat oleh

kenyataan adanya begitu banyak saluran kapiler, yang berarti sangat meningkatkan luasannya

apabila salauran itu disayat melintang. Dengan demikian darahakan menyebar dengan

mudah., sehingga dengan cara ini tekanan akan berkurang dan memudahkan proses

pertukaran melalui dinding kapiler.

Page 17: acara I

Baik refleks perlambatan jantung maupun vaso dilatasi pembuluh-pembuluh perifer terjadi

ketika reseptor prentang di dalam busur aortik dan sinus karotid dirangsang oleh peningkatan

tekanan arterial, yang merentangkan aorta dan sinus karotid. Saraf aortik merupakan suatu

cabang dari saraf vagus yang dikenal sebagai saraf depresor kordiak dan sarf sinus karotid

adalah suatu cabang kecil dari saraf glosofaringeal yang mengalami ramifikasi di dalam sinus

karotid. Sinus karotid merupakan suatu dilatasi dari bagian terminal dari arteri karotid

komunis.

Pada umumnya, serabut-serabut saraf eferen menghantarkan implus menuju ke pusan

kardioinhibitoris di dalam medula oblongata yang terletak pada atap ventrikel ke empat dari

otak. Saraf-saraff vasodilator melintas ke otot polos di dalam dinding arteriol. Serabut-

serabut vasodilator parasimpetik, terangkum dalam saraf-saraf pelvis, vagus, glosofaringeal,

dan fasial. Beberapa serabut akar dorsaldianggap menghantarkan implus vasodilator, baik

sebagai saraf eferen maupun sebagai implus-implus antidromik (yang menghantarkan ke

jurusan yang berlawanan)

G. Kesimpulan

1. Bagian jantung yang teramati berupaatruim dexter, atrium sinister, ventrikel dexter,

ventrikel sinister, pembuluh dara koroner, apec cordis, arteri pulmonaris, vena pulmonaris,

aorta, corda tendinae, valvula bicuspidalis, dan muscus paliparis.

2. Rata-rata denyut nadi sebelum kegiatan adalah 58,76 dibulatkan menjadi 59 kali

permenit dan rata-rata denyut jantung setelah kegiatan adalah 76,66 dibulatkan menjadi 77

kali permenit.

3. Rata-rata cardiac output sebelum kegiatan adalah 4113,33 sedangkan setelah kegiatan

rata-ratanya adalah 5367.

4. Rata-rata tekanan sistole sebelum kegiatan adalah 110 sedangkan setelah kegiatan

rata-ratanya menjadi 119,67

5. Rata-rata tekanan diastole sebelum kegiatan adalah 72,85 sedangkan sesudah kegiatan

adalah 74,76