acara i identifikasi kation
DESCRIPTION
Praktikum Dasar-dasar Kimia AnalitikTRANSCRIPT
ACARA I
IDENTIFIKASI KATION
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation (Al3+, Ag3+, Ba2+,
Co2+, Cr3+, Cu2+, Fe3+, Mn2+, Ni2+, dan Pb2+) dalam sampel.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 11 November 2014
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Dua puluh kation yang lazim dapat dianalisis dengan mudah dalam larutan
berair. Kation-kation ini dapat dibagi ke dalam lima golongan berdasarkan hasil-kali
kelarutan garam tak larutnya. Karena suatu larutan tak diketahui bisa saja mengandung
satu atau semua dari 20 ion tersebut, analisis harus dilakukan secara sistematis dari
golongan 1 sampai golongan 5. Prosedur umum untuk memisahkan ion-ion ini dengan
menambahkan reagen pengendap pada larutan tak diketahui (Chang, 2005: 155).
Kation dalam setiap kelompok diendapkan sebagai senyawa dengan
menggunakan pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan
mengandung katio-kation dalam satu golongan. Pemisahan endapan dari golongannya
biasanya cukup dilakukan dengan teknik sentrifugasi yang diteruskkan dengan
dekantasi. Kemudian pereaksi pengendap golongan berikutnya pada larutan hasil
dekantasi. Keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan
menggunakan satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk satu
kation (Ibnu, 2005 : 48).
Salah satu penggunaan yang berguna dari hasil-kali kelarutan adalah untuk
meramalkan apakah pengendapan akan terjadi bila dua larutan dicampur. Dalam larutan
jenuh dari suatu garam, hasil kali ion sama dengan Ksp. Jika dua larutan ion-ion dari
2
garam dicampurkan dan jika ternyata hasil kali ion melebihi Ksp, maka pengendapan
akan terjadi (Sastrohamidjojo, 2005: 206).
Penelitian tentang pengembangan metode prakonsentrasi ion Cu2+ dan Pb2+
dengan menggunakan kolom resin penukar kation dalam air aliran sungai Citarum dan
waduk Saguling telah dilakukan. Metode prakonsentrasi ini digabungkan dengan teknik
analisis injeksi alir, yaitu sampel air dimasukkan ke dalam kolom mini, dielusi dengan
HCl 3 M. Batas deteksi untuk ion Cu2+ dan Pb2+ masing-masing 5.26 dan 24.57 ppb.
Tingkat reprodusibilitas yang ditunjukkan dan nilai koefisien variansi adalah 2.11%
(Suwarsa, 2008).
Metode statistik seperti koefisien korelasi Pearson digunakan dalam paper ini
dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh elemen kimia dan faktor meteorologi terhadap
air hujan. Analisis kimia air hujan meliputu variabel-variabel anion seperti sulfat
(SO42-), nitrat (NO3
-) dan chlor (Cl-) dan kation seperti ammonium (NH4+), kalsium
(Ca2+), kalium (K+), natrium (Na+) dan magnesium (Mg2+). Selain itu juga dianalisis
variabel aktif lainnya seperti pH dan konduktivitas (electric conductivity (EC)). Analisa
secara statistik ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil analisis yang lengkap dalam
kaitannya dengan hujan asam (Budiwati, 2010).
Proses dekantasi atau pemisahan minyak atsiri dan air yang dilakukan oleh
industri kecil masih menggunakan teknologi sederhana berupa drum bertingkat
sehingga kandungan minyak dalam air suling yang terbuang masih cukup besar. Salah
satu cara agar pemisahan minyak dan air berlangsung dengan baik dapat menggunakan
pelat interceptor pada dekanter. Penelitian ini menggunakan dekanter dengan desain
yang dirancang mengikuti prinsip kerja botol florentine (Rajendra, 2009).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat Praktikum
a. Alat sentrifugasi
b. Gelas kimia 100 ml
c. Hot plate
d. Pipet tetes
e. Rak tabung reaksi
f. Stopwatch 3
g. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Larutan garam nitrat (sampel)
b. H2O (l)
c. H2SO4 2 M
d. Larutan HNO3 1 M
e. Larutan K2Cr2O7 0,1 N
f. Larutan NaCl 1 M
g. Larutan NH3 10%
h. Larutan NaOH 2 M
D. SKEMA KERJA
4
Sampel
+ NaCl Disentrifugasi
Endapan 1 Filtrat b
+ H2O panas Disentrifugasi
Endapan 2 Filtrat a
Diidentifikasi
Endapan 3
+ K2CrO4
Disentrifugasi + H2SO4
Disentrifugasi
Endapan 4
Diiden-tifikasi
+ NH3
Disentri-fugasi
+ HNO3
+ NH3
Disentrifugasi
Endapan 6 Endapan 7
+ NaOH berlebih Disentrifugasi
+ NH3 berlebih Disentrifugasi
Filtrat cEndapan 5
E. HASIL PENGAMATAN
5
Endapan 8
+ HNO3
+ NH3
Disentrifugasi
Endapan 9
Filtrat d
Sampel (Abu kehitaman)
+ NaCl Disentrifugasi
Endapan 1(putih)
Filtrat b (bebing kehijauan)
+ H2O panas Disentrifugasi
Endapan 2 (putih)
Filtrat a(bening)
Diidentifikasi
Endapan 3 (kuning)
+ K2CrO4
disentrifugasi + H2SO4
disentrifugasi
Endapan 4 (putih)
Endapan 5(coklat)
Filtrat c (merah
kecoklatan)
Diidentifikasi
+ NH3
Disentri-fugasi
+ HNO3
+ NH3
Disentrifugasi
Endapan 6 (filtrat: coklat
kemerahan, tidak terbentuk endapan
Endapan 7 (coklat)
+ NaOH berlebih Disentrifugasi
+ NH3 berlebih Disentrifugasi
F. ANALISIS DATA
6
Endapan 8: (coklat)
+ HNO3
+ NH3
Disentrifugasi
Endapan 9: (coklat)
Filtrat d Coklat susu keruh
+ NaCl Disentrifugasi
Endapan1 Filtrat bCo2+, Fe3+,Al3+
+ H2O panas Disentrifugasi
Endapan 2
AgCl + H2O
AgCl(s)
Filtrat a
Diidentifikasi
Endapan 3
Pb2+ + CrO42- PbCrO4
+ K2CrO4
disentrifugasi
+ H2SO4
disentrifugasi
Endapan 4
Pb2+ + SO42- PbSO4
Filtrat c
Diidentifikasi
+ NH3
Disentri-fugasi
+ HNO3
+ NH3
Disentrifugasi
Endapan 6 Al3+ + 3NH4NO3 Al(OH)3
+ 3NH4+
Endapan 7Al(OH)- + HNO3 + NH3 → Al(OH)3(s) + NH4
+ + 2NO3-
+ NaOH berlebih Disentrifugasi
Sampel
G. PEMBAHASAN
Identfifikasi kation banyak digunakan terhadap sampel berupa garam yang
mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi dan sebagainya. Dengan uji
kation ini, bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan
waktu yang lama. Dengan adanya suatu unsur berguna untuk memisahkan bahan galian
yang tercampur. Selain itu, dapat juga digunakan untuk kasus-kasus keracunan logam
berat seperti Hg dan Pb. Identifikasi kation banyak digunakan atau dilakukan,
mengingat karena bahan-bahan tersebut merupakan bagian bahan obat, bahan baku
sediaan obat. Namun, dapat juga sebagai pencemar yang perlu diketahui keberadaanya
agar dapat diantisipasi bila membahayakan. Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan
penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan
(reaksi kimia). Zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya
reaksi disebut pereaksi (reagen).
Praktikum identifikasi kation kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation (Al3+, Ag3+, Ba2+, Co2+, Cr3+, Cu2+, Fe3+,
Mn2+, Ni2+, dan Pb2+) dalam sampel. Sampel yang digunakan yaitu larutan garam nitrat.
Dalam praktikum ini digunakan dua proses dalam mengidentifikasi kation, yang
pertama sentrifugasi. Sentrifugasi adalah proses yang memanfaatkan gay asentrifugal
untuk sedimentasi campuran dengan menggunakan mesin sentrifugasi. Yang kedua,
dekantasi yaitu proses pemisahan zat padat yang tidak ikut terlarut di dalam pelarutnya
7
Endapan 5
Endapan 8
+ HNO3
+ NH3
Disentrifugasi
Endapan 9
Filtrat d
+ NH3 berlebih Disentrifugasi
dengan car dituangkan, sehingga akibatnya cairan tersebut akan terpisah dari zat padat
yang tercampur.
Tahap pertama dalam praktikum ini yaitu larutan sampel ditambahkan larutan
NaCl dan disentrifugasi. Larutan NaCl berperan sebagai zat pengendap untuk kation
golongan I karena ion klorida (Cl-) dalam NaCl dapat emngendapkan kation golongan I.
Dari pencampuran dan proses sentrifugasi didapatkan endapan putih yang merupakan
AgCl dan AgPbCl2 dan filtrat b bening kehijauan yang merupakan Co2+, Fe3+ dan Al3+.
Terdapatnya AgCl dan PbCl2 mengindikasikan terdapatnya kation Ag+dan Pb2+. Kation
Ag+ dapat diendapkan karena sifat kimia Ag yang tidak larut dalam asam klorida.
Namun timbal klorida (PbCl2) sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah
mengendap dengan sempurna bila ditambahkan dengan asam klorida. Kemudian untuk
memisahkan kation Ag+ dan Pb2+ ditambahkan air panas dan disentrifugasi. Didapatkan
endapan putih dan filtrat a. Endapan putih merupakan kation Ag+ yang tetap
mengendap, karena AgCl memiliki nilai hasil kali kelarutan (Ksp) yang lebih kecil
dibandingkan PbCl2 sehingga sukar larut dalam air panas. Filtrat a yang bening
diidentifikasi dengan membagi filtrat menjadi dua bagian. Bagian pertama, filtrat
ditambahkan larutan K2CrO4 dan disentrifugasi, didapatkan endapan kuning. Endapan
kuning ini merupakan PbCrO4. Bagian kedua filtrat ditambahkan H2SO4 dan
disentrifugasi menghasilkan filtrat yang bening dan endapan putih. Endapan putih ini
merupakan PbSO4.
Tahap selanjutnya, filtrat b yang diperoleh pada tahap pertama ditambahkan
NaOH berlebih dan disentrifugasi. Didapatkan endapan coklat dan filtrat c yang merah
kecoklatan. Endapan coklat ini merupakan Fe(OH)3 dan Co(OH)3, warna coklat pada
endapan dan merah kecoklatan pada filtrat menandakan bahwa adanya kation golongan
III. Selanjutnya filtrat c dibagi menjadi dua bagian untuk diidentifikasi. Bagian pertama,
filtrat ditambahkan dengan NH3 dan disentrifugasi menghasilkan endapan coklat dan
pada bagian kedua filtrat ditambahkan HNO3 dan NH3 kemudian disentrifugasi namun
bagian kedua ini tidak terbentuk endapan. Seharusnya pada percobaan ini dihasilkan
endapan putih yang merupakan Al(OH)3. Hal ini dapat terjadi dikarenakan penambahan
pereaksi yang berlebihan, karena terbentuknya endapan Al(OH)3 disebabkan kelarutan
Al(OH)3 berkurang dengan adanya garam-garam amonium akibat efek ion sekutu.
Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui golongan III yang terlibat ialah Fe3+, Co2+
dan Al3+.
8
Kemudian endapan coklat yang diperoleh pada proses sebelumnya diidentifikasi
dengan penambahan NH3 berlebih dan disentrifugasi untuk memisahkan kation Fe3+ dan
Co2+. Didapatkan filtrat d yang berwarna coklat susu keruh dan endapan coklat. Pada
filtrat d yang dihasilkan dari penambahan NH3 berlebih akan melarutkan Co(OH)2
sehingga terbentuk senyawa kompleks [Co(NH3)6]2+. Pada endapan coklat yang
dihasilkan direaksikan kembali dengan menambahkan HNO3 dan NH3 dan
disentrifugasi. Didapatkan endapan coklat kembali. Endapan coklat ini merupakan
Fe(OH)3 yang tidak dapat larut, walau sudah ditambahkan NH3 berlebih. Hal ini
dikarenakan hasil kali kelarutan yang sangat kecil, sehingga terjadi pengendapan
sempurna.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk
memisahkan dan mengidentifikasi kation dengan menambahkan suatu reagen yang
dapat mengendapkan kation-kation tersebut. Untuk memisahkan dapat dilakukan
dengan cara sentrifugasi dan dekantasi, sehingga didaptkan filtrat dan endapan yang
akan diidentifikasi. Dari hasil percobaan kation yang teridenifikasi adalah Ag+, Pb2+,
Fe3+, Co2+ dan Al3+.
9
DAFTAR PUSTAKA
Budiwati, Tuti, dkk. 2010. Analisis Korelasi Pearson untuk Unsur-unsur Kimia Air
Hujan di Bandung. Jakarta : LAPAN.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.
Ibnu, M.Sodiq, dkk. 2005. Kimia Analitik I. Malang : Penerbit Universitas Negeri
Malang.
Rajendra, I M, dkk. 2009. Proses Dekantasi Minyak Atsiri dengan Variasi Plat
Interceptor dalam Dekanter. Bali : Politeknik Negeri Bali.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM Press.
Suwarsa, Saepudin, dkk. 2008. Pengembangan Metode Prakonsentrasi dengan Teknik
Injeksi Alir untuk Analisis Cu2+ dan Pb2+ dalam Air Aliran Sungai Citarum dan
Waduk Saguling. Samarinda : Universitas Mulawarman.
10