analisis kation

21
ANALISIS KATION BAB I TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN 1.1 Judul Percobaan Analisis Kation 1.2 Tujuan Percobaan Mengidentifikasi adanya kation pada suatu sampel dan membuat persamaan reaksi kimia yang berdasarkan kepada percobaan. 1.3 Prinsip Percobaan Berdasarkan reaksi dengan zat pengidentifikasi yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan warna, endapan, maupun nyala api yang spesifik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut

Upload: chitra-septinia-ashidiqi

Post on 10-Aug-2015

88 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KATION

ANALISIS KATION

BAB ITUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN

1.1 Judul PercobaanAnalisis Kation

1.2 Tujuan PercobaanMengidentifikasi adanya kation pada suatu sampel dan membuat persamaan reaksi kimia yang berdasarkan kepada percobaan.

1.3 Prinsip PercobaanBerdasarkan reaksi dengan zat pengidentifikasi yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan warna, endapan, maupun nyala api yang spesifik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAIon adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.Ion pertama kali disajikan dalam bentuk teori oleh Michael Faraday pada sekitar tahun 1830, untuk menggambarkan mengenai bagian melekul yang bergerak ke arah anoda atau katoda dalam suatu tabung hampa udara (vacuum tube, CRT). Namun, mekanisme peristiwa ini baru dideskripsikan pada 1884 oleh Svante August Arrhenius dalam disertasi doktornya di University of Uppsala. Pada mulanya, teori ini tidak diterima (ia memperoleh gelarnya dengan nilai minimum), tetapi kemudian disertasinya memenangi Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1903.REAKSI PERTUKARAN KATIONReaksi pertukaran kation melibatkan H+ sehingga istilah “Pertukaran Kation” lebih tepat

Page 2: ANALISIS KATION

daripada “Pertukaran Basa”. Kation yang terserap dapat ditukar oleh kation lainnya, dan proses ini dinamakan sebagai pertukaran kation. Reaksi pertukaran ini berlangsung secara instant.Analisis kation sendiri masuk dalam analisis kimia kualitatif. Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutanPengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:- golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.- golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.- golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.- golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.- golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen (Vogel, 1990).Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya

BAB IIIPROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat yang Dibutuhkan 1 set tabung reaksi dan rak tabung Kaca arloji Kawat nikrom Kaca kobalt

Page 3: ANALISIS KATION

3.1.2 Bahan yang Dibutuhkan

AgNO3 0,1 M Formalin HCl 0,1 N FeCl3 0,1 M NH4OH NH4SCN 0,1 M NaOH 0,1 M ZnSO4 0,1 M Pb(NO3)2 0,1 M BaCl2 0,1 M KI 0,1 M HCl Pekat Hg2(NO3)2 0,1 M CaCl2 0,1 M CuSO4 0,1 M NaCl 0,1 M Na2S 0,1 M KCl 0,1 M HgCl2 0,1 M MgCl2 0,1 M K4[Fe(CN)6] 0,1 M Titan Yellow FeSO4 0,1 M

]

3.2 Cara KerjaA. Analisis Kation golongan 1 (Ag+ , Pb2+ ,Hg+ )1. Ag dari sample AgNO3a. Kedalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml HCl 0,1 N hingga terbentuk endapan putih. Selanjutrnya tambahkan beberapa tetes NH4OH hingga endapan larut lalu tambahkan beberapa tetes HNO3 0,1 N hingga terbentuk endapan putih lagi.b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.c. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml amoniak dan beberapa tetes formalin hingga terbentuk endapan cermin perak.

2. Pb2+ dari sample Pb(NO3)2a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml HCl encer dan 1 ml air panas selanjutnya tempatkan tabung reaksi dalam wadah berisi es. Amati perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap perlakuan.

Page 4: ANALISIS KATION

b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 KI 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.

3. Hg+ dari sample Hg2(NO3)2a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml KI 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahkan lagi 0,5 ml KI dan amati lagi perubahan yang terjadi.b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudiaan tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.

B. Analisis Kation Golongan 2 ( Cu2+ , Hg2+ , Bi3+ )1. Cu2+ dari sample CuSO4a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml HCl 0,1 N dan 0,5 ml Na S 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml K4[Fe(CN)6] 0,1 M dan amati perubuhan yang terjadi.

2. Hg2+ dari sample HgCl2a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan0,5 ml KI 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahakan lagi 0,5 ml KI dan amati perubahan yang terjadi.b. Ke dalam tabung reaksi masukkan0,5 ml sample kemudian tambahakan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.

3. Bi3+ dari sample Bi(NO3)3a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml KI 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahkan lagi 0,5 ml KI dan amati perubahan yang terjadi.b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml formalin dan amati perubuhan yang terjadi.

C. Analisis Kation Golongan 3 ( Fe2+ , Fe3+ , Zn2+ )1. Fe2+ dari sample FeSO4a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml K4[Fe(CN)6] 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.

2. Fe3+ dari sample FeCl3a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml, NH4SCN 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 NaOH 0,1 M dan

Page 5: ANALISIS KATION

amati perubahan yan terjadi.

3. Zn2+ dari sample ZnSO4a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml sample kemudian tambahkan 0,5 ml K4[Fe(CN)6] 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahkan 0,1 ml NaOH 0,1 M dan amati lagi perubahan yang terjadi.

D. Analisis Kation Golongan 4 ( Ba2+ , Ca2+ )1. Ba2+ dari sample BaCl2Celupkan kawat nikrom kedalam larutan HCl pekat lalu masukkan kawat nikrom ke dalam padatan sample pada kaca arloji hingga menempel pada ujung kawat kemudian masukkan kawat nikrom kedalam nyala api dan amati warna yang dipancarkan, jika perlu gunakan kaca kobalt.

2. Ca2+ dari sample CaCl2Celupkan kawat nikrom kedalam larutan HCl pekat lalu masukkan kawat nikrom ke dalam padatan sample pada kaca arloji hingga menempel pada ujung kawat kemudian masukkan kawat nikrom kedalam nyala api dan amati warna yang dipancarkan, jika perlu gunakan kaca kobalt.

E. Analisis Kation Golongan 5 ( Na+ , K+, Mg2+ )1. Na+ dari sample NaClCelupkan kawat nikrom kedalam larutan HCl pekat lalu masukkan kawat nikrom ke dalam padatan sample pada kaca arloji hingga menempel pada ujung kawat kemudian masukkan kawat nikrom kedalam nyala api dan amati warna yang dipancarkan, jika perlu gunakan kaca kobalt.

2. K+ dari sample KClCelupkan kawat nikrom kedalam larutan HCl pekat lalu masukkan kawat nikrom ke dalam padatan sample pada kaca arloji hingga menempel pada ujung kawat kemudian masukkan kawat nikrom kedalam nyala api dan amati warna yang dipancarkan, jika perlu gunakan kaca kobalt.3. Mg2+ dari sample MgCl2Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 ml kemudian tambahkan 0,5 ml Titan Yellow dan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.

3.3 Reaksi yang Terjadi AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3 AgNO3 + NaOH → AgOH+NaNO3 AgCl + NH4OH → NH4Cl + AgOH Pb(NO3)2 + HCl → PbCl2 + 2HNO3 Pb(NO3)2 + KI → PbI2 + 2KNO3 Hg2(NO3)2 + 2KI → 2KNO3 + 2HgI Hg2(NO3)2 + 2NaOH → 2NaNO3 + 2HgOH CuSO4 + 2HCl → H2SO4 + CuCl2

Page 6: ANALISIS KATION

2CuSO4 + K4[Fe(CN)6]→ HgCl2 +2KI → HgI2 + 2KCl HgCl2 + NaOH → 2NaCl + Hg(OH)2 Bi(NO3)3 + 2KI → BiI3 + 3NO3 FeSO4+K4[Fe(CN)6] → 2 K2SO4 + Fe[Fe(CN)6] FeSO4+2NaOH → Na2SO4 + Fe(OH)2 FeCl3+NH4SCN → 3NH4(SCN)3 FeCl3 + NaOH → FeOH + NaCl3 ZnSO4 + NaOH → Na2SO4 + Zn(OH)2 ZnSO4 + K4[Fe(CN)6] → Zn[Fe(CN)6] + 2K2SO4

BAB IVHASIL PERCOBAAN

A. KATION GOLONGAN I1. Ag + dari sampel AgNO3a. ↓ Ag+ (Berupa jarum)b. ↓ putihc. ↓ perak2. Pb2+ dari sampel Pb(NO3)2a. ↓ putih (larut) berbentuk jarumb. ↓ kuning3. Hg+ dari sampel Hg2(NO2)2a. ↓ Kuning b. Larutan hitam

B. KATION GOLONGAN II1. Cu2+ dari sampel CuSO4

Page 7: ANALISIS KATION

a. ↓ hitamb. ↓ merah Kecokelatan2. Hg+ dari sampel HgCl2a. Merah Oranye (Larut)b. Cokelat Kekuning-kuningan3. Bi3+ dari sampel Bi(NO3)3 a. ↓ Cokelat (Larut)b. ↓ HitamC. KATION GOLONGAN III1. Fe2+ dari sampel FeSO4a. ↓ putih ↓ birub. ↓ hitam ↓ merah2. Fe3+ dari sampel FeCl3a. Tidak ada senyawa NH4SCNb. Cokelat Kemerah-merahan3. Zn2+ dari sampel ZnSO4a. ↓ putihb. ↓ putih LarutD. KATION GOLONGAN IV1. Ba2+ dari sampel BaCl2Nyala api menjadi merah kekuningan2. Ca2+ dari sampel CaCl2Nyala api menjadi merah kekuninganE. KATION GOLONGAN V1. Na+ dari sampel NaClNyala api berwarna kuning2. K+ dari sampel KClNyala api berwarna sedikit ungu3. Mg2+ dari sampel MgCl2↓ merahBAB VKESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah, dari setiap unsur kation ketika dilakukan analisis dari suatu sampel yang merupakan senyawanya kebanyakan menghasilkan endapan. Adapaun pada golongan kation IV dan V saat dilakukan percobaan ini nyala apinya terjadi perubahan yang spesifik. Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat.

Page 8: ANALISIS KATION

BAB VIDAFTAR PUSTAKA

1. Rahmania, Inti, Modul Praktikum Kimia Analitik, Bandung, 20072. http://blogkita.info/analisis-kation/3. http://ahyari.com/analisis-kation/4. http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2009/02/kuliah-analisis-kualitatif-kation-anion.html5. http://blog.unila.ac.id/widiarto/files/2009/09/bab-2-buku-ajar-analitik.pdf6. http://www.duniakimiakita.co.cc/2010/03/analisis-kation-timbal-pb2.html7. http://infolab.uns.ac.id/?p=8758. http://chemistry.about.com/library/weekly/aa091001a.htm9. http://www.bpreid.com/cations.php10. http://www.saskschools.ca/curr_content/chem30/modules/module7/lesson3/cationanalysis.html

IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

A. Teori

Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan

yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk

mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis

kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi

spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.

Page 9: ANALISIS KATION

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,

hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.

Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini

dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak

sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion

termasuk dalam lebih dari satu golongan.

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya

1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion

golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. ( PbCl2, HgCl2, AgCl ).

Reaksi kation

Golongan I

Ag+

1. Ag+ + HCL → AgCL ↓ putih + H-

2. 2Ag+ + 2 NaOH → 2AgOH + 2Na+ ↓ coklat

3. 2Ag+ + 2NH4 OH → 2 AgOH → NH+

Pb2+

1. Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 Na+

Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2Pb(OH)4

2. Pb2+ +2 NH4OH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 NH4+

3. Pb2+ + 2KI → PbI2

2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk

endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini

adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.

Golongan II

Page 10: ANALISIS KATION

Hg2+

1. Hg2+ + 2KI → HgI2 ↓ merah + 2k+

HgI2 +2 KI → K2 HgI2

2. Hg2+ + 2 NaOH → Hg(OH)2 ↓ kuning +2 Na+

3. Hg2+ +2 NH4OH →Hg(OH)2 ↓ putih + 2NH4+

4. Hg2+ + 2CUSO4 → Hg(SO4 )2 + 2 CU2+

CU2+

1. CU2+ + 2KI → CUI2 + 2K+

2. CU2+ + 2 NaOH → CU(OH)2 ↓ biru + 2nA+

3. CU2+ + 2NH4 OH → CU (OH)2 ↓biru + 2NH

Cd2+

1. Cd2+ + KI →

2. Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2 + 2 Na+

Cd(OH)2 + NaOH → Cd(OH04 ↓ putih

3. Cd2+ + 2 NH4OH → Cd(OH)2 + 2 NH+

3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun

dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini

membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation

golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.

Golongan III A

Fe2+

1. Fe2+ + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2Na+

2. Fe2+ + 2NH4OH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2NH4+

3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 → K4 {Fe(CN)6} ↓ biru + 4k+

Page 11: ANALISIS KATION

4. Fe2+ + KSCN → Fe(SCN)2 + 2K+

Fe3+

1. Fe3+ + 3 NaOH → Fe(OH)3 ↓ kuning + 3Na+

2. Fe3+ + 3 NH4 OH → Fe(OH)3 ↓ Kuning + 3NH4+

3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 → K4{Fe(CN)6}2 ↓ biru +3k+

4. Fe3+ + 3KCNS → Fe(SCN)3 + 3K+

Al3+

1. Al3+ + 3NaOH → Al(OH)3 ↓ putih + 3Na+

2. Al3+ + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓ putih + 3NH4+

3. Al3+ + KSCN →

Golongan III B

Zn2-

1. Zn2- + NaOH → Zn(OH)2 ↓ putih + 2Na+

2. Zn2- + Na2CO3 → ZN(CO3)2 ↓ putih + 2Na+

3. Zn2- + K4Fe(CN )6 → Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+

Ni2+

1. Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2Na+

2. Ni2+ + NH4OH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2NH4+

3. Ni2+ + 2Na2CO3 → Ni(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na

4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 → Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+

CO2-

1. CO2- + NH4OH → CO(OH)2 ↓ hijau + 2NH4

2. CO2- + 2NaOH → CO9OH)2 ↓ biru + 2Na+

Page 12: ANALISIS KATION

3. CO2- + K4Fe(CN)6 → CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+

4. CO2- + 2Na2CO3 → CO(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na

4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini

membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,

dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.

Golongan IV

Ba2-

1. Ba2- + k2 CrO4 → BaCrO4 ↓ kuning

2. Ba2- + Na2CO3 → BaCO3 ↓ putih

Uji nyala

Ba → kuning kehijaun

Ca2+

1. Ca2+ + K2CrO4 → CaCrO4 Lart. Kuning +2K+

2. Ca2+ + Na2 CO3 → CaCO3 + 2Na+

Untuk uji nyala

Ca → merah kekuningan.

Sr2+

1. Sr2+ + K2CrO4 → SrCrO4 Lart. Kuning + 2K

2. Sr2+ + Na2CO3 → SrCO3 + 2Na+

Untuk uji nyala

Sr → merah karmin

5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia

golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini

meliputi : Mg, K, NH4+.

Page 13: ANALISIS KATION

Golongan V

Mg2+

1. Mg2+ + 2 NaOH → Mg(OH)2 putih + 2Na+

2. Mg2+ + 2 NH4OH → Mg(OH)2 tetap + 2NH4+

3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 → Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na

Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :

Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,

Anion okso diskret seperti : NO3-, SO4

2-, CO3, NO2,

Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi

Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang

berbasis bangat seperti oksalat .

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari

asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat,

oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah.

Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.

Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya

modifikasi kecil.

Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah

1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca

arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah

bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .

2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida

sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.

Page 14: ANALISIS KATION

3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam

sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila

ada borat akan timbul warna hijau.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk

kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion

termaksud dalam lebih dari satu golongan.

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.

b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO4

2-.

c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.

d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa

banyak seperti oksalad

Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari

asam-asam organik tertentu dikelompokkan

bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.

Reaksi Anion

Anion golongan A

Cl-

1. Cl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3-

AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl-

2. Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO-

3. Cl- + CuSO4 →I-

1. I- + AgNO3 → AgI putih + NO3-

2. I- + Ba(NO3)2 →

Page 15: ANALISIS KATION

3. 2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COO-

SCN-

1. SCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3

2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-

3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-

Golongan B

S2-

1. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3

Ag2S + HNO3

2. S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3

3. S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COO-

Golongan C

CH3 COO-

1. CH3COO- + H2SO4 → CH3 COOH + SO4

2. CH3COO- + Ba(NO3)2

3. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O→ (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O

→ 3Fe(OH)2

CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL

Golongan D

SO32-

1. SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 putih + 2 NO3

Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2SO4

2. SO32- + Ba(NO3 )2 → BaSO3 putih + 2NO3

Page 16: ANALISIS KATION

BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3

3. SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 putih + 2CH3 COO-

PbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 + H2SO3

CO32-

1. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3

-

Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3

2. CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO4

2-

Golongan E

S2O3

1. S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl-

2. Pb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COO-

Golongan F

PO43-

1. PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3

-

2. PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 Cl-

Golongan G

1. Anion NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.

2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O

B. Tujuan

1. Analisa kualitatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis serta mendeteksi keberadaan unsur kimia dalam suatu sample atau cuplikan yang tidak diketahui.

2. Mempelajari karakteristik kation dan anion dalam larutan tertentu.

3. Mengidentifikasi dan mendeteksi jenis anion dan kation pada sample tertentu.

Page 17: ANALISIS KATION

C. Alat dan Bahan

1. Beaker glass

2. Erlemenyer

3. Labu ukur

4. Pipet ukur

5. Tabung reaksi

6. Tabung sentrifuge

7. gelas ukur