identifikasi kation anion

29
Identifikasi Kation dan Anion A. Rumusan masalah 1. Bagaimana mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation zat ananorganik? 2. Bagaimana mengenal reaksi-reaksi identifikasi anion zat ananorganik? 3. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi identifikasi kation? 4. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi identifikasi anion? B. Tujuan 1. Mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation zat ananorganik. 2. Mengenal reaksi-reaksi identifikasi anion zat ananorganik. 3. Mengetahui perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi identifikasi kation. 4. Mengetahui perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi identifikasi anion. C. Hipotesis 1. Terdapat reaksi-reaksi identifikasi kation zat anorganik. 2. Terdapat reaksi-reaksi identifikasi anion zat anorganik. 1

Upload: nandasekargalihn

Post on 06-Dec-2015

408 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

laporan praktikum identifikasi kation dan anion

TRANSCRIPT

Identifikasi Kation dan Anion

A. Rumusan masalah

1. Bagaimana mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation zat

ananorganik?

2. Bagaimana mengenal reaksi-reaksi identifikasi anion zat

ananorganik?

3. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi identifikasi

kation?

4. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi identifikasi

anion?

B. Tujuan

1. Mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation zat ananorganik.

2. Mengenal reaksi-reaksi identifikasi anion zat ananorganik.

3. Mengetahui perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi identifikasi

kation.

4. Mengetahui perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi identifikasi

anion.

C. Hipotesis

1. Terdapat reaksi-reaksi identifikasi kation zat anorganik.

2. Terdapat reaksi-reaksi identifikasi anion zat anorganik.

3. Terdapat perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi

identifikasi kation.

4. Terdapat perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi

identifikasi anion.

D. Landasan teori

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima

golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan

memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik, dapat kita tetapkan ada

1

tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan

ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain merupakan cara yang tradisional untuk

menyajikan bahan, urut-urytan ini juga memudahkan dalam mempelajari reaksi-

reaksi. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum

adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini

didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan

membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang

paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari

kation tersebut(Vogel,1985:203).

Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti

prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam

bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion

pada golongangolongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan

dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuga. Endapan dicuci untuk

membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin akan

dipisahkan (Cokrosarjiwanto,1977:14).

Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila

ditambahkan dengan asam klorida(HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺ yang akan

mengendap sebagai campuran AgCl, Hg Cl , dan PbCl . Pengendapan ion-ion

golongan I harus pada temperatur kamar atau lebih rendah karena PbCl terlalu mudah

larut dalam air panas. Juga harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak

ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan PbCl melarut, karena Ag⁺ dan

Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat larut(Keenan,1984:20).

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan

dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini

adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II), Arsenik (V),

Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ion

yang pertama merupakan sub golongan 2A dan keenam yang terakhir sub golongan

2B. Sementara sulfida dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium

polisulfida. Sulfida dari kation dalam golongan 2B justru dapat larut. Kation golongan

III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam

2

suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium

sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt

(II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). Kation

golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini

membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida,

dalam suasana netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini adalah Kalsium,

Strontium, dan Barium. Kation-kation golongan V merupakan kation-kation yang

umum tidak bereaksi dengan reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota

golongan ini adalah ion-ion Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan

Hidrogen (Vogel,1985:203-204).

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa

kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan warna

yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun

sentrifugasi. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat

yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar

dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan,

suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan

tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua

pekarjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer.kenaikan suhu

umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada beberapa endapan,

seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat

digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(l),

dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida,

kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) dengan memberikan air panas. Kenaikan

suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan

kedua kation lainnya tidak (Masterton, 1991).

E. Alat dan Bahan

Alat

1 krak tabung reaksi

Pipet tetes

3

Bekker glass

Pembakar Spirtus

Pengaduk kaca

Korek api

Alas pembakar kawat

Kaki tiga

Bahan

Larutan AgNO3 (aq)

Larutan HCl (aq)

Larutan NH4OH (aq)

Larutan HNO3 (aq)

Larutan KCN (aq)

Larutan KI (aq)

Larutan NaOH (aq)

Larutan K2CrO4 (aq)

Larutan Hg2(NO3)2 (aq)

Larutan NH3 (aq)

Larutan Pb(NO3)2 (aq)

Larutan H2SO4 (aq)

Larutan Pb(CH3COO)2 (aq)

Larutan BaCl2 (aq)

Larutan Na2CO3 (aq)

Larutan CaCl2 (aq)

Air panas (H2O) (aq)

Larutan K4Fe(CN)6 (aq)

Larutan Na2SO4 (aq)

Laruta Na2S2O3 (aq)

Larutan FeSO4 (aq)

Larutan K2Cr2O7 (aq)

Larutan NaCl (aq)

Larutan NaBr (aq)

Larutan Na2C2O4 (aq)

Lautan CH3COOH (aq)

4

F. Cara Kerja

1. Menyiapkan tabung reaksi

2. Melarutkan larutan yang diuji dan mengamati terbentuknya endapan

3. Endapan yang terbentuk, dikenakan sinar matahari

4. Endapan yang terbentuk, ditambahkan larutan lain

5

G. DATA PENGAMATAN

Cara kerja Data

pengamatan

Reaksi ion Gambar

Kation Golongan I

Argentum (Ag2+)

1). Mereaksikan larutan

a). AgNO3 (aq) + HCl (aq) Endapan putih Ag+ + Cl+ AgCl(s)

b).Endapan + sinar

matahari

Abu-abu 2AgCl(s) 2Ag + Cl2

c). Endapan + air panas Tidak larut 2AgCl(s) + H2O

6

d).Endapan + NH4OH (aq) Larut AgCl+2NH3 [Ag(NH3)2]- + Cl-

e).Endapan + NH4OH (aq)

+ HNO3 (aq) encer

Timbul

endapan baru

[Ag(NH3)2]-+Cl-+HNO3

AgCl + NH4(NO3)2

2). Mereaksikan larutan

a). AgNO3 (aq) + KI (aq) Endapan

kuning

Ag+ + I- AgI

b). Endapan + air panas Tidak larut 2AgI + H2O

c). Endapan + KCN (aq)

berlebih

Endapan larut AgI + CN- [Ag(CN)2]- + I-

3). Mereaksikan Larutan

a). AgNO3 (aq) + NaOH (aq) Endapan

coklat

2Ag+ + 2OH- Ag2O + H2O

7

b). Endapan + NaOH (aq)

berlebh

Tidak larut Ag2O + OH-

4). Mereaksikan Larutan

a). AgNO3 (aq) + K2CrO4

(aq)

Endapan

merah bata

2Ag+ + CrO42- Ag2CrO4

b). Endapan + HNO3 (aq) Larut sebagian 2Ag2CrO4 + 2H+ 4Ag+ + CrO72- +

H2O

Merkuro (Hg22+)

1). Merekasikan larutan

a). Hg2(NO3)2 (aq) + HCl

(aq)

Endapan putih Hg22+ + 2Cl- Hg2Cl2

8

b). Endapan + air panas Tetap Hg22+ + CrO4

2- Hg2CrO4

2). Mereaksikan larutan

Hg2(NO3)2 (aq) + K2CrO4

(aq)

Endapan

orange

Hg22+ + CrO4

2- Hg2CrO4

3). Mereaksikan larutan

a). Hg2(NO3)2 (aq) + KI (aq) Endapan hijau

terang

Hg22+ + 2I- Hg2I2

b). Endapan + KI (aq) exs Endapan hijau

gelap

Hg2I2 + 2I- [HgI4]2- + Hg+

Timah Hitam (Pb2+)

1). Mereaksikan larutan

a). Pb(NO3)2 (aq) + HCl Endapan putih Pb2+ + Cl- PbCl2

9

b). Endapan + air panas Ketika panas

larut, ketika

dingin jadi

kristal

PbCl2 + H+ Pb2++2HCl

2). Mereaksikan larutan

Pb(CH3COO)2 (aq) + KI (aq) Endapan

kuning

Pb2+ + 2I- PbI2

3). Mereaksikan larutan

Pb(CH3COO)2 (aq) +

K2CrO4 (aq)

Endapan

kuning terang

Pb2+ + CrO42- PbCrO4

Kation Golongan IV

Barium (Ba2+)

10

1). Mereaksikan larutan

BaCl2 (aq) + K2CrO4 (aq) Endapan

kuning

Ba2+ + CrO42- BaCrO4

2). Mereaksikan larutan

BaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) Endapan putih Ba2+ + CO32- BaCO3

Kalsium (Ca2+)

1). Mereaksikan larutan

a). CaCl2 (aq) + H2SO4 (aq)

encer

Larutan

bening

Ca2+ + SO42- CaSO4

b). CaCl2 (aq) + K4Fe(CN)6

(aq)

Larutan

berwarna

kuning bening

Ca2+ + 2K+ + K4Fe(CN)6

K2Ca[Fe(CN)6]

11

H. Pembahasan

Pembahasan Kation

1. Kation golongan I membentuk klorida – klorida yang tidak larut. Namun timbal

klorida sedikit larut dalam air, karena itu timbal tidak pernah mengendap dengan

sempurna bila ditambahkan dengan asam klorida encer kepada suatu cuplikan.nitrat

dari golongan pertama sangat mudah larut.

a. Argentium (Ag+)

Perak adalah logam putih yang dapat ditempa dan liat. Tak larut dalam asam klorida,

asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). perak membentuk ion

monovalent dalam larutan yang tak berwarna.

Reaksi – reaksi dari ion perak:

Dalam percobaan pertama ini, pertama larutan perak nitrat dan asam klorida

direaksikan. Setelah direaksikan, muncul endapan putih yang merupakan perak

klorida dari hasil reaksi ion Ag+ dan Cl- tersebut.

Ag+ (aq) + Cl- (aq) ⇌ AgCl ↓

Setelah itu, endapan hasil reaksinya dikenakan sinar UV (sinar matahari). Penyinaran

dengan ultraviolet menguraikan endapan perak klorida, yang menjadi abu – abu atau

hitam karena terbentuknya logam perak. Reaksi ini lambat dan dan mekanisme yang

sesungguhnya sangatlah rumit.

AgCl (s) .⟶UV 2Ag (s) + Cl2 (g)

Pelakuan selanjutnya adalah penambahan air panas pada endapan perak klorida.

Hasilnya adalah endapan putih ada, yang menandakan endapan tidak larut. Hal ini

sesuai dengan teori bahwa kation golongan pertama membentuk klorida – klorida

yang tidak larut dalam air.

2AgCl (s) + H2O (l) ⟶ Ag2O (s) + 2HCl (aq)

12

Bila AgCl (s) ditambah dengan larutan NH4OH, maka akan terbentuk ion kompleks

diamina argenat, larutan ammonia encer melarutkan endapan.

AgCl(s) + 2NH3(aq) ⟶ [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-

(aq)

Asam nitrat encer atau asam klorida menetralkan kelebihan ammonia, maka endapan

muncul lagi, karena kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga endapan perak klorida

kembali terbentuk.

[Ag(NH3)2]+(aq)

+ Cl-(aq) + H+

(aq) ⟶ AgCl(s) + 2NH4+

Percobaan selanjutnya adalah mereaksikan larutan AgNO3 dengan larutan KI. Setelah

direaksikan, hasilnya terbentuk endapan kuning. Endapan ini adalah akibat dari

terbentuknya AgI(s) dari reaksi antara Ag+ dan I-.

Ag+(aq) + I-

(aq) ⟶ AgI(s)

Kemudian endapan AgI ditambah dengan air panas. Setelah direaksikan, endapan

kuning masih ada. Hal ini menunjukkan endapan tidak bereaksi dengan air panas,

sehingga reaksinya masih sama seperti sebelumnya, yaitu

Ag+(aq) + I-

(aq) ⟶ AgI(s)

Percobaan selanjutnya adalah mereaksikan larutan AgNO3 dengan larutan NaOH.

Setelah direaksikan, terdapat endapan berwarna coklat yang merupakan endapan

perak oksida (Ag2O). reaksinya adalah

13

2Ag+ + 2OH- ⟶ Ag2O(s) + H2O

Selanjutnya, endapan perak oksida ditambah dengan larutan NaOH berlebih.

Hasilnya, endapan tidak larut dan masih terdapan endapan coklat di dasar tabung

reaksi.

Ag2O (s) + NaOH (aq) ↛�

Percobaan selanjutnya adalah mereaksikan larutan AgNO3 dengan larutan kalium

kromat (K2CrO4). Setelah direaksikan, terbentuk endapan coklat yang merupakan

endapan dari perak kromat hasil reaksi.

2Ag+ + CrO42-⟶ Ag2CrO4 (s)

Selanjutnya, endapan perak kromat ditambah dengan HNO3. Hasilnya, endapan perak

kromat tidak larut dan masih tetap ada.

2Ag2CrO4 (s) + 2H+ ⟶ 4Ag+ +Cr2O72- + H2O

b. Merkuro (Hg22+)

Merkurium adalah logam cair putih keperakan pada suhu biasa. Merkurium tidak

dipengaruhi asam klorida atau asam nitrat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan

asam nitrat. Percobaan ini akan mereaksikan larutan merkurium (I) nitrat dengan

dengan larutan asam klorida, HCl. Hasilnya adalah terbentuk endapan putih yang

merupakan merkurium (I) klorida. Persamaan reaksi kationnya adalah

Hg22+ + 2Cl- ⟶ Hg2Cl2 ↓

14

Selanjutnya, endapan merkurium (I) klorida ditambah dengan air panas. Hasilnya

tidak ada perubahan, masih terdapat endapan putih yang menandakan endapan tidak

bereaksi dengan air panas.

Hg2Cl2(s) + H2O(l) ↛�

Percobaan selanjutnya adalah mereaksikan larutan Hg2(NO3)2 dengan larutan K2CrO4.

Setelah direaksikan, terbentuk endapan berwarna merah di dasar tabung. Hal ini

menandakan terbentuknya Hg2CrO4.

Hg22+ + CrO4 ⟶ Hg2CrO4 ↓

Percobaan selanjutnya adalah larutan Hg2(NO3)2 direaksikan dengan larutan KI.

Setelah direaksikan, hasilnyaterdapat endapan hijau di dasar tabung reaksi. Hal ini

menandakan terjadi reaksi antara kedua larutan dan menghasilkan endapan Hg2I2.

Reaksi yang terjadi:

Hg22+ + 2I- ⟶ Hg2I2 ↓

Setelah itu, endapan Hg2I2 ditambah dengan air panas. Setelah ditambah dengan air

panas, endapan berubah warna menjadi kuning. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi

antara Hg2I2 dan air panas menjadi HgI2 dan Hg. Reaksinya:

Hg2I2(s) ⟶ HgI2(s) + Hg(s)

Reaksi selanjutnya adalah endapan Hg2I2 ditambah dengan larutan KI berlebih.

Hasilnya endapan larut dan berubah warna menjadi bening da nada sedikit endapan

berwarna abu – abu. Hal ini terjadi karena terjadi reaksi disproporsinasi, dan terbentuk

ion tetraiodomerkurat (II) yang larut dan merkurium hitam yang berbutir halus.

Hg2I2 ↓ + 2I- ⟶ [HgI4]2- + Hg↓

c. Timah Hitam (Pb2+)

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kation golongan I timah hitam

(Pb2). Percobaannya yaitu dengan mereaksikan larutan Pb(NO3)2 dengan asam klorida

15

(HCl). Hasilnya adalah terbentuk endapan timbal klorida (PbCl2) yang berwarna putih

di dasar tabung. Reaksi yang terjadi:

Pb2+ + 2Cl- ⟶ PbCl2 ↓

Selanjutnya, endapan yang terbentuk ditambah dengan air panas. Hasilnya endapan

PbCl2 larut. Namun setelah dingin akan terbentuk Kristal – Kristal panjang

menyerupai jarum. Reaksi:

PbCl2(s) + H2O(l) ⟶ Pb(OH)2(aq) + HCl (aq)

Percobaan selanjutnya adalah dengan menambahkan larutan Pb(CH3COO)2 dengan

larutan KI. Setelah direaksikan, hasilnya terdapat dua lapisan. Pada bagian atas

berwarna kuning keruh, sedangkan di bagian bawah berwarna bening. Di bagian

bawah terdapat endapan berwarna kuning dan putih yang menandakan terbentuknya

PbI2. Reaksi yang terjadi:

Pb2+ + 2I- ⟶PbI2 ↓

Percobaan selanjutnya adalah mereaksikan larutan Pb(CH3COO)2 dengan larutan

kalium kromat, K2CrO4. Setelah direaksikan, terbentuk endapan kuning yang

merupakan timbal kromat. Reaksi:

Pb2+ + CrO42-⟶ PbCrO4 ↓

2. Kation golongan IV adalah golongan yang membentuk endapan dengan ammonium

karbonatdengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.

Kation – kation dalam golongan ini adalah kalsium, stronsium, dan barium. Namun

yang diuji dalam percobaan ini hanya kalsium dan barium saja, karena di laboratorium

tidak tersedia larutan stronsium.

a. Barium (Ba2+)

Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan larutan BaCl2 dengan K2CrO4. Setelah

direaksikan, seharusnya terbentuk endapan kuning yang menandakan terbentuknya

BaCrO4. Namun dalam percobaan kami, endapan yang terbentuk berwarna putih.

16

Kemungkinan kesalahan ini terjadi karena tabung reaksi yang kurang bersih, atau

tercampur dengan zat lain. reaksi yang terjadi:

Ba2+ +CrO42- ⟶ BaCrO4 ↓

Setelah itu, endapan tersebut ditambah dengan Na2CO3. Hasilnya endapan berubah

warna menjadi putih karena terjadi reaksi antara Ba2+ dan CO32- menjadi BaCO3(s).

persamaan reaksinya adalah;

Ba2+(aq) + CO3

2-(aq) ⟶ BaCO3 (s)

b. Kalsium (Ca2+)

Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan – larutan air. Pada

percobaan ini akan direaksikan larutan CaCl2 dengan larutan H2SO4. Setelah

direaksikan, seharusnya terbentuk endapan putih yang berupa kalsium sulfat, CaSO4.

Namun dalam percobaan kami tidak terbentuk endapan. Hal ini mungkin karena

kurang penambahan H2SO4 atau pada CaCl2 . reaksi yang terjadi:

Ca2+ + SO42- ⟶ CaSO4 ↓

Percobaan selanjutnya adalah mereaksikan antara larutan CaCl2 dengan larutan

K4Fe(CN)6. Hasil yang didapatkan dari reaksi ini seharusnya adalah endapan putih

garam campuran. Pada percobaan kami sebenarnya terbentuk endapan, namun sangat

sedikit sehingga kami tidak melihat dan menuliskan hasilnya di laporan dengan hasil

tidak terjadi endapan. Reaksi yang terjadi:

Ca2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4- ⟶ K2Ca[Fe(CN)6]↓

Pembahasan anion

Penggolongan anion – anion pada pecobaan ini didasarkan pada kelarutan garam

peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, dalam

prakteknya penggolongan anio n tidak dapat dibedakan dengan tegas karena satu

anion dapat masuk ke dalam lebih dari satu golongan.

17

1. Karbonat, CO32-

Kelarutan semua karbonat normal, terkecuali karbonat dari logam – logam alkali serta

ammonium, tak larut dalam air. Hydrogen karbonat dari logam – logam alkali dalam

air, tetapi kurang larut dibandingkarbonat normal padanannya. Pada percobaan kali ini

direaksikan larutan Na2CO3 dengan asam klorida, HCl. Setelah direaksikan, terdapat

dua lapisan. Sedangkan reaksi yang terjadi adalah:

Na2CO3 + 2H+ ⟶ 2 Na+ + CO2↑ + H2O

Langkah selanjutnya adalah membasahi batang pengaduk dengan Ba(OH)2 kemudian

mengenakannya dengan gas yang dihasilkan pada percobaan sebelumnya. Hasil yang

didapat adalah terdapat endapan putih disekitar batang pengaduk. Hal ini menandakan

terjadi reaksi antara gas CO2 dengan Ba(OH)2.

Persamaan reaksinya:

CO2(g) + Ba2+ +2OH- ⟶ BaCO3(s) +H2O(aq)

Percobaan selanjutnya adalah reaksi antara larutan Na2CO3 dan AgNO3. Hasil dari

percobaan ini adalah terbentuk endapan putih yang menandakan terbentuknya

Ag2CO3.

Reaksi:

CO32-

(aq) + 2Ag+(aq) ⟶ Ag2CO3 (s)

Langkah selanjutnya menambahkan endapan Ag2CO3 dengan asam nitrat, HNO3.

Hasilnya endapan larut sempurna dengan H+. Reaksi yang terjadi :

Ag2CO3(s) + 2H+⟶2Ag++CO2(g) + H2O

Reaksi selanjutnya adalah endapan Ag2CO3 ditambah dengan NH3. Hasilnya adalah

endapan ptih yang larut sebagian. Reaksi yang terjadi:

Ag2CO3(s) +4NH3 (aq) ⟶ 2[Ag(NH3)2]+(aq) +CO3

2-

2. Sulfat (SO42-)

Percobaan yang akan dilakukan adalah dengan mereaksikan Na2SO4 dan BaCl2. Hasil

yang diperoleh adalahterbentuk dua lapisan. Bagian atas berwarna putih keruh,

sedangkan bagian bawah bening. Hal ini menandakan terbentuknya endapan BaSO4.

18

Reaksi :

SO42- + Ba2- ⟶ BaSO4(s)

Langkah selanjutnya adalah endapan BaSO4 ditambah dengan HNO3 encer. Hasilnya

terdapat putih dan tidak larut. Hal ini menandakan tidak terjadi reaksi.

BaSO4(s) + HNO3(aq) ↛�

3. Tiosulfat (S2O32-)

Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan larutan Na2S2O3 dengan HCl yang

dipanaskan dalam air mendidih. Hasil yang diperoleh adalah terdapat endapan putih

yang merupakan hasil reaksi yaitu sulfur. Reaksi yang terjadi:

S2O3- + 2H+ ⟶ SO2

- (g) + H2O(l) + S(s)

Kemudian gas yang dihasilkan tersebut dikenakan pada kertas saring yang sudah

dibasahilarutan K2Cr2O7. Hasilnya kertas saring tersebut warnanya memudar dan

berubah kecoklatan. Hal ini menandakan terjadi reaksi antara gas SO2- dengan

K2Cr2O7

4. Nitrat (NO3-)

Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan NaNO3 dengan FeSO4, yang selanjutnya

ditambah dengan H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi. Hasil dari percobaan ini

adalah terbentuk sebuah cincin coklat melingkar dinding tabung. Reaksinya:

2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+⟶ 6Fe2+ + NO2(g) + 4SO4

-+ 4 H2O

Fe2+ + NO(g) ⟶ [Fe(NO)]2+

Cicin coklat disebabkan oleh terbentuknya [Fe(NO)]2+ apabila campuran tersebut

dikocok atau dipanaskan, warna coklat akan hilang karena nitrogen (III) dilepaskan

5. Klorida ( Cl-)

Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan NaCl dengan AgNO3 . hasil yang

terbentuk adalah endapan perak klorida (AgCl) reaksi yang terjadi :

19

Ag+ + Cl-⟶ AgCl

Kemudian endapan AgCl yang terbentuk tadi direaksikan dengan NH3, larutan akan

larut sebagian, kemudian direaksikan lagi dengan asam nitrat encer sehingga akan

terbentuk kembali endapan, reaksinya :

AgCl + NH3(g) ⟶ [Ag(NH3)2]+ + Cl-

[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ ⟶ AgCl + 2NH4

6. Bromida (Br-)

Percobaan ini diawali dengan mereaksikan NaBr dengan dan AgNO3 yang akan

menghasilkan endapan putih AgBr

Br- + Ag+ ⟶ AgBr

Endapan AgBr yang telah dihasilkan tadi direaksikan dengan NH3 pekat, endapan

tersebut akan larut dan membentuk ion kompleks. Reaksinya :

AgBr + NH3 ⟶ [Ag(NH3)2]+ + Br-

Endapan AgBr yang lain direaksikan pula dengan Na2S2O3 , endapan pun akan larut

juga karena terbentuk ion kompleks

AgBr + S2O32-

⟶ [Ag(S2O3)2]2+ + Br-

7. Oksalat ( C2O42-)

Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan Na2C2O4 dengan larutan CH3COOH,

menghasilakan larutan bening tanpa endapan dan bila dilanjutkan dengan

menambahkan CaCl2 maka akan terbentuk endapan putih. Reaksinya :

C2O42- + 2H+

⟶ H2C2O4

C2O42- + Ca2+

⟶ Ca(COO)2

20

I. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. - Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer

- Kation golongan IV membentuk endapan dengan ammonium klorida

disamping ammonium karbonat sebagai reagensia golongan

2. Perubahan yang terjadi pada tiap – tiap reaksi identifikasi kation dapat berupa

endapan maupun terjadinya perubahan warna pada larutan yang direaksikan

3. Persamaan – persamaan reaksi yang terjadi sudah dituliskan dengan fase – fasenya

yang tercantum dalam pembahasan.

4. perubahan yang terjadi setelah reaksi anion berupa endapan atau larutan..

Saran

1. Pastikan tabung reaksi sudah bersih dan kering sebelum melakukan percobaan

agar hasil pengamatan dapat akurat

2. Perhatikan dengan baik tahap – tahap percobaan agar sesuai dengan hasil yang

diaharapkan

3. Setiap satu percobaan dilakukan dalam tabung reaksi yang berbeda agar dapat

diamati perbedaannya.

J. Daftar pustaka

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta

: PT Kalman Media Pustaka

Putri, diva azna. Pemisahan Kation Golongan I. [Online]. Available at

http://divaaznaputri.com (accessed 2 October 2015)

Riftones. Identifikasi Kation. [Online]. Available at http://kimia-

analitik.com (Accessed by 2 October 2015.

21

22