abstrak indo

12
Percobaan Acak Hyperimmune Globulin dalam Mencegah kongenital Cytomegalovirus Latar belakang Inf eks i kon gen ita l cytomega lovirus (CMV) mer upa kan pen ye bab uta ma mor bid itas dan kematian. Dalam sebuah studi pada tahun 2!" administrasi #pesifik CMV hyperimmune glob ulin untuk ibu hamil dengan infeksi CMV prime r secara signifika n meng urangi tingkat  penularan intrauterin" dari $% men&adi '%. Metode ami mengevaluasi efektivitas hyperimmune globulin dalam fase 2" acak" terkontrol plasebo" studi dou ble *bli nd. #ebany ak '2$ +an ita hamil den gan prim er Inf eksi CMV pada !*2 ming gu kehamilan secara acak dalam ming gu setelah timbuln ya didu ga infek si mene rima hy peri mmune glo bul in ata u pla sebo seti ap $ min ggu sampai , min ggu keh ami lan atau sampai deteksi CMV di cairan ketuban. -itik akhir primer infeksi kongenital didiagnosis saat lahir atau dengan cara amniosentesis. Hasil -erdapat '2, +anita yang dapat dievaluasi dalam penelitian analisis efikasi ini (' +anita dikelompok plasebo gagal). ngka ke&adian infeksi kongenital adalah , % ( yaitu sebanyak '/ &anin0bayi dari ' perempuan ) pada kelompok hyperimmune globulin dan sebanyak $$ % ( 21 &anin0dari 2 perempuan ) ter&adi pada kelompok yang menggunakan plasebo (perbedaan '$ poin persentase Interval kepercayaan 3! % " *, ke ,' 4 5 "', ) . -idak ada perbedaan sig ni fi kanant ara kedua ke lomp ok di at as at au di dalam kelomp ok it u sen di ri " antara  perempuan yang menularkan virus maupunperempuan yang tidak" sehubungan dengan tingkat virus*spesifik antibodi " respon imun sel - yang dimediasi " atau D6 virus dalam dar ah. #ec ara kli nis men un&ukkan has il bah+a ke&a dian inf eksi kon gen ital ya ng ter& adi setelah lahir terlihat serupa pada kedua kelompok.ngka ke&adian efek samping terhadap kandungan (obstetrik)ternyata lebih tinggi pada kelompok hyperimmune*globulin daripada kelompok plasebo ( ',% banding 2% ) . Simpulan Dalam st ud i ini meli batk an '2, +anita yang bi sa dieval ua si" pe ng ob at an de ng an hyperimmune globulin tidak signifikan mengubah per&alanan infeksi CMV primer selama kehamilan.

Upload: mentari

Post on 06-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abstrak

TRANSCRIPT

Percobaan Acak Hyperimmune Globulin dalam Mencegah kongenital CytomegalovirusLatar belakang

Infeksi kongenital cytomegalovirus (CMV) merupakan penyebab utama morbiditas dan kematian. Dalam sebuah studi pada tahun 2005, administrasi Spesifik CMV hyperimmune globulin untuk ibu hamil dengan infeksi CMV primer secara signifikan mengurangi tingkat penularan intrauterin, dari 40% menjadi 16%.

Metode

Kami mengevaluasi efektivitas hyperimmune globulin dalam fase 2, acak, terkontrol plasebo, studi double-blind. Sebanyak 124 wanita hamil dengan primer Infeksi CMV pada 5-26 minggu kehamilan secara acak dalam 6 minggu setelah timbulnya diduga infeksi menerima hyperimmune globulin atau plasebo setiap 4 minggu sampai 36 minggu kehamilan atau sampai deteksi CMV di cairan ketuban. Titik akhir primer infeksi kongenital didiagnosis saat lahir atau dengan cara amniosentesis.Hasil

Terdapat 123 wanita yang dapat dievaluasi dalam penelitian analisis efikasi ini (1 wanita dikelompok plasebo gagal). Angka kejadian infeksi kongenital adalah 30 % ( yaitu sebanyak 18 janin/bayi dari 61 perempuan ) pada kelompok hyperimmune globulin dan sebanyak 44 % ( 27 janin/dari 62 perempuan ) terjadi pada kelompok yang menggunakan plasebo (perbedaan 14 poin persentase ;Interval kepercayaan 95 % , -3 ke 31 ; P = 0,13 ) . Tidak ada perbedaan signifikanantara kedua kelompok di atas atau di dalam kelompok itu sendiri, antara perempuan yang menularkan virus maupunperempuan yang tidak, sehubungan dengan tingkat virus-spesifik antibodi , respon imun sel T yang dimediasi , atau DNA virus dalam darah. Secara klinis menunjukkan hasil bahwa kejadian infeksi kongenital yang terjadi setelah lahir terlihat serupa pada kedua kelompok.Angka kejadian efek samping terhadap kandungan (obstetrik)ternyata lebih tinggi pada kelompok hyperimmune-globulin daripada kelompok plasebo ( 13% banding 2% ) .

Simpulan

Dalam studi ini melibatkan 123 wanita yang bisa dievaluasi, pengobatan dengan hyperimmune globulin tidak signifikan mengubah perjalanan infeksi CMV primer selama kehamilan.

Latar belakangInfeksi kongenital dengan cytomegalovirus yang terdapat pada manusia (CMV) adalah penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas. Dalam sebuah studi tidak terkontrol yang diterbitkan pada tahun 2005, administrasi spesifik CMV hyperimmune globulin untuk ibu hamil dengan infeksi CMV primer secara signifikan mengurangi tingkat penularan intrauterin, dari 40% menjadi 16%.

MetodeKami mengevaluasi efektivitas hyperimmune globulin dalam fase 2, acak, terkontrol plasebo. Sebanyak 124 wanita hamil dengan infeksi primer CMV pada 5 sampai 26 minggu kehamilan dalam 6 minggu setelah diduga timbul infeksi menerima hyperimmune globulin atau plasebo setiap 4 minggu sampai 36 minggu kehamilan atau sampai terdeteksi CMV di cairan ketuban. Titik akhir primer infeksi kongenital didiagnosis saat lahir atau dengan cara amniosentesis.

Setiap tahun, sekitar 0,6% dari seluruh bayi yang baru lahir di Amerika Serikat dan Uni Eropa sejak lahir terinfeksi dengan cytomegalovirus (CMV). Sekitar 20% dari bayi baru lahir yang terinfeksi, langsung menunjukkan gejala saat lahir atau memiliki gejala seperti gangguan pendengaran sensorineural, cacat kognitif, dan cacat motorik. Infeksi CMV primer yang berkembang pada seorang wanita selama kehamilan memiliki risiko tertinggi infeksi dan penyakit kongenital. Identifikasi ibu hamil dengan Infeksi CMV primer dapat dilakukan dengan cara deteksi virus-spesifik IgM dan aviditas IgG yang rendah. Namun, tidak tersedianya bukti efektivitas terapi pencegahan dalam dokumen kasus infeksi ibu hamil telah dianggap menjadi kendala utama untuk pelaksanaan skrining serologi rutin wanita hamil.

Pada tahun 2005, sebuah studi menunjukkan bahwa ketika CMV spesifik hyperimmune globulin diberikan kepada wanita hamil dengan primer infeksi, tingkat penularan dari ibu ke janin menurun secara signifikan, dari 40% menjadi 16% (P = 0,04), dan risiko penyakit bawaan juga mengalami penurunan secara signifikan, dari 50% menjadi 3% (P