abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip-...

21
1 PERUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM APBDes DESA TELUK SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016 Tomi Fitriadi (130565201119) [email protected] Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Abstrak Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana yang tertulis dalam BAB I, Pasal 1 Penjelasan 12, Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa, seharusnya Pemerintah desa bisa memfasilitasi masyarakat degan melihat dari potensi Desa serta kelemahan dan kemampuan dari sumber daya alam yang dimiliki Desa Teluk siantansehingga masyarakat dalam hal ini mampu mengatasi kelemahan Finansial atau ekonomi yang dihadapi sehingga masyarakat bisa hidup mandiri dan terlepas dari masalah Finansial Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perumusan Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam APBDes Desa Teluk Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan yaitu perumusan program pemberdayaan masyarakat dalam APBDes Desa Teluk Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 sudah berjalan baik hal ini dikarenakan sebelum membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan BPD desa teluk Siantan merumuskan beberapa permasalahan dan mengindentifikasinya. Kemudian sudah dilakukan pengesahan kebijakan melalui RPJM Desa, didalam RPJM Desa juga merincikan kegiatan pemberdayaan masyarakat. RPJM Desa di buat tahun 2011 hingga 2017. Di dalam RPJM Desa juga berisi tentang masalah yang dihadapi desa, termasuk dalam pemberdayaan masyarakat Kata Kunci : Perumusan, Kebijakan, Pemberdayaan

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

1

PERUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM

APBDes DESA TELUK SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN

ANAMBAS TAHUN 2016

Tomi Fitriadi (130565201119)

[email protected]

Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim

Raja Ali Haji.

Abstrak

Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana yang tertulis dalam BAB I, Pasal 1

Penjelasan 12, Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, adalah upaya

mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan

pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta

memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan

pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat

Desa, seharusnya Pemerintah desa bisa memfasilitasi masyarakat degan melihat dari

potensi Desa serta kelemahan dan kemampuan dari sumber daya alam yang dimiliki

Desa Teluk siantansehingga masyarakat dalam hal ini mampu mengatasi kelemahan

Finansial atau ekonomi yang dihadapi sehingga masyarakat bisa hidup mandiri dan

terlepas dari masalah Finansial

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perumusan Program Pemberdayaan

Masyarakat Dalam APBDes Desa Teluk Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas. Dalam

penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan yaitu perumusan

program pemberdayaan masyarakat dalam APBDes Desa Teluk Siantan Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2016 sudah berjalan baik hal ini dikarenakan sebelum

membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

BPD desa teluk Siantan merumuskan beberapa permasalahan dan mengindentifikasinya.

Kemudian sudah dilakukan pengesahan kebijakan melalui RPJM Desa, didalam RPJM

Desa juga merincikan kegiatan pemberdayaan masyarakat. RPJM Desa di buat tahun

2011 hingga 2017. Di dalam RPJM Desa juga berisi tentang masalah yang dihadapi desa,

termasuk dalam pemberdayaan masyarakat

Kata Kunci : Perumusan, Kebijakan, Pemberdayaan

Page 2: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

2

A. Pendahuluan

Di Era globalisasi seperti sekarang ini setiap Negara dituntut untuk

menjadikan kondisi kehidupan ekonominya menjadi semakin efektif, efisien, dan

kompetitif. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus mengupayakan

pembangunan. Tujuan dari pembangunan adalah untuk memperbaiki dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan inovasi di dalam

masyarakat tersebut.

Akhir 2015, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

mengeluarkan Peraturan Menteri Desa Nomor 21 Tahun 2015 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa 2016. Peraturan ini menjadi salah satu dasar hukum serta

pedoman penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN). Secara umum, prioritas penggunaan Dana Desa 2016

tetap ditujukan pada dua bidang yakni pembangunan desa dan pemberdayaan

masyarakat desa.

Selain kedua bidang kewenangan ini, pendanaannya dari sumber lain

seperti Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), bagi hasil pajak dan restribusi daerah, serta pendapatan

asli desa. Prioritas kegiatan, anggaran dan belanja desa disepakati dalam

Musyawarah desa yang partisipatif. Hasil musyawarah desa inilah yang menjadi

acuan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).

Desa Teluk Siantan merupakan salah satu dari tiga Desa di wilayah

Kecamatan Siantan Tengah yang terletak enam Km ke arah utara daroi kantor

Camat Siantan Tengah. Di ketahui bahwa tidak adanya suatu program yang bisa

Page 3: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

3

menghasilkan peningkatan ekonomi masyarakat setempat, dalam hal ini

seharusnya Pemerintah desa bisa memfasilitasi masyarakat degan melihat dari

potensi Desa serta kelemahan dan kemampuan dari sumber daya alam yang

dimiliki Desa Teluk siantan sehingga masyarakat dalam hal ini mampu mengatasi

kelemahan ekonomi yang dihadapi sehingga masyarakat bisa hidup mandiri dan

terlepas dari masalah Finansial.

Meranjak dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji apa

yang menjadi penyebab tidak terciptanya Pemberdayaan Masyarakat yang pada

kenyataanya mayoritas penduduk Desa Teluk siantan bermata pencaharian

sebagai Nelayan. Berdasarkan uraian diatas, dan fenomena-fenomena yang terjadi

dilapangan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh dan

menyusun dalam satu usulan penelitian dengan judul: ‘PERUMUSAN

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM APBDes DESA

TELUK SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

2016’.

B. Landasan Teori

1. Perumusan Kebijakan

Menurut Winarno (2014:81) mengemukakan bahwa suatu keputusan

kebijakan mencakup tindakan oleh seorang pejabat atau lembaga resmi untuk

menyetujui, mengubah, atau menolak suatu alternatif kebijakan yang

dipilih.Winarno (2014:82-84) menuliskan bahwa tahapan-tahapan dalam

perumusan kebijakan terdiri dari :perumusan masalah, agenda kebijakan,

pemilihan alternatif kebijakan untuk memecahkan masalah dan penetapan

kebijakan.

Page 4: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

4

Menurut Woll dalam Tangkilisan (2003:8), formulasi kebijakan adalah

pengembangan sebuah mekanisme untuk menyelesaikan masalah publik, yaitu

pada tahap para analis kebijakan publik mulai menerapkan teknik untuk

menjustifikasikan bahwa sebuah pilihan kebijakan merupakan pilihan yang

terbaik dari yang terbaik dari kebijakan lain. Formulasi kebijakan sebagai

suatu proses, menurut Winarno (2014: 53), dapat dipandang dalam dua macam

kegiatan. Kegiatan pertama memutuskan secara umum hal-hal yang harus

dilakukan atau perumusan diarahkan untuk memperoleh kesepakatan tentang

alternatif kebijakan yang dipilih, suatu keputusan yang menyetujui adalah

hasil dari proses seluruhnya. Kegiatan selanjutnya diarahkan pada cara

keputusan kebijakan dibuat, dalam hal ini suatu keputusan kebijakan

mencakup tindakan oleh seorang pejabat atau lembaga resmi yang menyetujui,

mengubah atau menolak alternatif kebijakan yang dipilih.

Menurut Howlet dan Ramesh (1995:50-59), beberapa aktor atau organisasi

yang berpengaruh dalam proses pembuatan kebijakan, antara lain eksekutif dan

legislatif yang dihasilkan melalui pemilihan umum (elected officials), pejabat atau

birokrat yang diangkat (appointed officials), kelompok kepentingan (interest

group), organisasi peneliti, dan media massa. Selain lima hal tersebut, aspek lain

yang berpengaruh dalam kebijakan publik antara lain bentuk organisasi negara,

struktur birokrasi, organisasi kemasyarakatan dan kelompok bisnis.

2. Kebijakan

Kebijakan berarti seperangkat tujuan-tujuan, prinsip-prinsip serta

peraturan-peraturan yang membimbing sesuatu organisasi. Kebijakan dengan

Page 5: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

5

demikian mencakup keseluruhan petunjuk organisasi. Menurut Dwiyanto

(2009: 140): “Proses politik kebijakan adalah proses melegitimasi kebijakan

publik dengan menyandarkan pada proses pembahasan kebijakan di lembaga

politik yang diakui sebagai representative publik. Jika lembaga politik yang

representative dari kebijakan benar-benar menampung aspirasi publik, maka

kebijakan yang direkomendasikan tidak mengalami hambatan untuk

dilegitimasikan menjadi sebuah kebijakan “.

Edwards III dan Sharkansky dalam Hariyoso (2002: 62) mengartikan

bahwa kebijakan publik adalah pernyataan pilihan tindakan pemerintah yang

berupa tujuan dan program pemerintah. Sedangkan Thomas R. Dye (dalam

Sumaryadi, 2005 :19). berpendapat bahwa kebijaksanaan negara ialah pilihan

tindakan apapun yang dilakukan atau tidak yang dilakukan oleh pemerintah.

Menurut Abidin (2002:75) menjelaskan Kebijakan adalah keputusan

pemerintah yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh anggota

masyarakat. Kebijakan merupakan suatu tindakan yang mengarah pada tujuan

yang diusulkan dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya

hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran

yang diinginkan.

Pada dasarnya kebijakan publik dapat berupa aturan atau ketentuan yang

mengatur kehidupan masyarakat yang mana aturan-aturan tersebut disusun

dalam beberapa bentuk kebijakan. “Kebijakan publik mempunyai sifat

paksaan yang secara potensial sah dilakukan, sehingga kebijakan publik

menuntut ketaatan atau kepatuhan yang luas dari masyarakat” (Winarno,

2014:21).

Page 6: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

6

3. Pemberdayaan

Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan ini adalah menempatkan

masyarakat tidak sekedar sebagai obyek melainkan juga sebagai subyek.

Widjaja (2003:77) menjelaskan bahwa : “Pemberdayaan adalah pemberian

wewenang, pendelegasian wewenang atau pemberian otonomi kejajaran

bawah.Inti dari pemberdayaan upaya membangkitkan segala kemampuan yang

ada untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan melalui pertumbuhan motivasi,

inisiatif, kreatif, serta penghargaan dan pengakuan bagi mereka yang

berprestasi”.

Berbeda dengan pendapat Pranarka, Sumodiningrat (Sumodiningrat, 2000

dalam Ambar Teguh, 2004: 78-79) menyampaikan: pemberdayaan sebenarnya

merupakan istilah yang khas Indonesia daripada Barat. Di barat istilah tersebut

diterjemahkan sebagai empowerment, dan istilah itu benar tapi tidak tepat.

Pemberdayaan yang kita maksud adalah memberi “daya” bukan “kekuasaan”

daripada “ pemberdayaan” itu sendiri. Barangkali istilah yang paling tepat

adalah “energize” atau katakan memberi “energi” pemberdayaan adalah

pemberian energi agar yang bersangkutan mampu untuk bergerak secara

mandiri. Bertolak pada kedua pendapat diatas dapat dipahami bahwa untuk

konteks barat apa yang disebut dengan empowerment lebih merupakan

pemberian kekuasaan daripada pemberian daya. Pengertian tersebut sangat

wajar terbentuk, mengingat lahirnya konsep pemberdayaan di barat

merupakan suatau reaksi atau pergulatan kekuasaan, sedangkan dalam konteks

Page 7: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

7

Indonesia apa yang disebut dengan pemberdayaan merupakan suatu usaha

untuk memberikan daya, atau meningkatkan daya.

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian deskriptif ini peneliti hanya melihat

gambaran fenomena-fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya

mengenai Perumusan Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam APBDes Desa

Teluk Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini secara khusus dilakukan di Desa Teluk Siantan

Kabupaten Kepulauan Anambas

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan

skunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari informan melalui

wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak melalui wawancara,

melainkan dari sumber lain berupa dokumen-dokumen dan literatur.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1) Observasi

Untuk teknik observasi atau pengamatan, dilakukan secara langsung

dilapangan berkenaan dengan Perumusan Program Pemberdayaan Masyarakat

Dalam APBDes Desa Teluk Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2016.

2) Wawancara

Page 8: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

8

pada Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian atau sebagai

nara sumber dalam memperoleh informasi atau data yang diperlukan yaitu

kecamatan Siantan Tengah, Kepala Desa beserta Perangkat Desa, BPD, Tokoh

Masyarakat, Karang taruna, dan Warga Masyarakat.

D. Pembahasan

Desa Teluk Siantan merupakan salah satu dari tiga Desa di wilayah

Kecamatan Siantan Tengah yang terletak enam Km ke arah utara daroi kantor

Camat Siantan Tengah. Di ketahui bahwa tidak adanya suatu Program yang

bisa menghasilakan peningkatan ekonomi masyarakat setempat

1. Perumusan Masalah Kebijakan.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh setiap pembuat kebijakan

adalah mengidentifikasikan masalah yang akan dipecahkan, kemudian

membuat perumusan yang jelas terhadap masalah tersebut.

a. Identifikasi masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah yang paling

fundamental.Untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik, maka

masalah publik juga harus dikenali dengan baik pula.Kebijakan publik

dibuat pada dasarnya untuk memecahkan masalah yang ada dalam

masyarakat. Maka dari itu dalam langkah ini harus dilakukan dengan hati-

hati karena dengan adanya kesalaahan yang diambil dalam perumusan

masalah akan mengakibatkan kebijakan yang dikeluarkan pun akan salah.

Dalam menetukan program dalam APBDes tentu saja di butuhkan

identifikasi masalah pemberdayaan agar lebih tepat sasaran. Beberapa

bidang seperti bidang pendidikan dan pemberdayaan yang menjadi fokus

Page 9: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

9

utama pemerintah desa untuk masuk ke dalam APBDes Desa Teluk

Siantan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan data yang peneliti

peroleh diketahui bahwa sebelum melakukan pengesahan APBDes tentu

saja dilakukan identifikasi permasalahan seperti yang dikatakan oleh

informan bahwa Untuk di tahun 2016 di bidang pemberdayaan masih

banyak yg belum efektif. Dari APBDes ada sekitar 30 % dari Dana Desa

terus 70 % di pembangunan.tetapi di bidang pemberdayaan ada bantuan

tetapi tidak bergerak.terus di bidang pemberdayaan lebih banyak di segi

pembinaan, proses perumusan APBDes sesuai dengan aturan yang berlaku

dan sesuai dengan tim yang telah di buat oleh desa melewati musdes

PTPKD dan TPK. Bentuk program pemberdayaan ini dapat berupa

peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, promosi dan penyuluhan

program kesehatan, dan membangun desa siaga. Dengan adanya program

kesehatan ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk

mendapatkan hidup sehat serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya

hidup sehat dan Program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan

merupakan program pemerintah desa dalam meningkatkan pendidikan

masyarakat agar lebih berkualitas dan kompeten. Sasaran dari

pemberdayaan ini tidak hanya ditujukan kepada para pelajar saja, namun

juga kepada para pengajar maupun lembaga pendidikan lainnya. Bentuk

dari pemberdayaan ini dapat berupa pelatihan guru, peningkatan sarana

dan prasarana, bantuan biaya pendidikan untuk masyarakat kurang

mampu, beasiswa untuk siswa yang berprestasi, dan lain-lain. Dengan

Page 10: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

10

adanya program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan ini

diharapkan dapat meningkatkan pendidikan masyarakat serta menciptakan

masyarakat yang berkualitas dan kompeten. Diketahui bahwa selama ini

pemerintah desa sudah melakukan identifikasi setiap permasalahan yang

ada, khususnya dalam bidang pemberdayaan. Masalah-masalah kebijakan

adalah kebutuhan, nilai-nilai, atau kesempatan-kesempatan yang tidak

terealisir tetapi yang dapat dicapai melalui tindakan publik. Suatu

kebijakan yang diimplementasikan berawal dari perumusan atau

pengidentifikasian masalah-masalah publik, ini merupakan proses cukup

fundamental dimana kesalahan dalam perumusan kebijakan akan

mengakibatkan kebijakan yang dikeluarkan juga akan salah. Masalah

publik yang terjadi di Desa Siantan Tengah yaitu pemberdayaan

masyarakat. Permasalahan inilah awal dari perumusan masalah.

Permasalahan yang dapat di rumuskan adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya sarana prasarana kesehatan bagi masyarakat

b. Kurangnya pemahaman aparatur desa dalam bekerja karena pendidikan

yang di tempuh masih minim

c. Masyarakat masih belum sadar akan kesehatan dan kesehatan lingkungan

sekitarnya

d. Di Desa ini, pada hari besar Islam jarang melakukan kegiatan padahal hal

ini menurut masyarakat desa adalah hal penting karena mayoritas dari

mereka beragama Islam, dan Penyelenggaraan PBHI walaupun untuk

beberapa orang yang tidak begitu peduli terhadap PHBI berdampak positif

dalam menambah rasa keagamaan. Secara swadaya dalam masyarakat,

Page 11: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

11

mereka dengan keikhlasan untuk mengeluarkan biaya penyelenggaraan

PBHI apalagi bila telah di putuskan untuk Tentulah biaya amat besar,

namun masyarakat sangat antusias sehingga meminta ini menjadi salah

satu program desa

2. Penyusunan Agenda Pemerintah.

Setelah masalah publik yang begitu banyak telah diidentifikasi,

maka pembuat keputusan akan memilih dan menentukan masalah yang

seharusnya memperoleh prioritas utama diperhatikan secara serius dan

aktif sehingga biasanya agenda pemerintah ini mempunyai sifat yang khas,

lebih konkret dan jumlahnya terbatas. Penyusunan agenda adalah sebuah

fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik.

Dalam proses inilah ada ruang untuk memaknai apa yang disebut sebagai

masalah publik dan agenda publik perlu diperhitungkan. Jika sebuah isu

telah menjadi masalah publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda

publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan tempat yang lebih daripada

isu lain. Dalam penyusunan agenda juga sangat penting untuk menentukan

suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Isu

kebijakan (policy issues) sering disebut juga sebagai masalah kebijakan

(policy problem).

Berdasarkan hasil wawancara observasi dan data yang peneliti

peroleh diketahui bahwa pemerintah bersama-sama pemerintah desa akan

menentukan priorotas permasalahan kesehatan. Beberapa masalah masuk

ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Suatu masalah untuk

masuk ke dalam agenda kebijakan harus memenuhi syarat-syarat

tertentu, seperti misalnya apakah masalah tersebut mempunyai dampak

Page 12: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

12

yang besar bagi masyarakat dan membutuhkan penanganan yang harus

segera dilakukan. Dari hasil wawancara sebelumnya maka terlihat jelas

bahwa masalah-masalah tentang pemberdayaan ini hampir semuanya

dijadikan masalah prioritas karena masalah-masalah tersebut semua akan

dibahas dan sangat penting untuk dilaksanakan agar kedepannya masalah

pemberdayaan di Desa Siantan Tengah ini dapat terselesaikan secara baik.

Masalah publik yang telah masuk ke dalam agenda kebijakan akan

dibahas oleh para perumus kebijakan. Masalah-masalah tersebut

dibahas berdasarkan tingkat urgensinya.

Sekian banyak problema-problema umum yang muncul hanya

sedikit yang mendapat perhatian dari pembuat kebijakan publik. Pilihan

dan kecondongan perhatian pemuat kebijakan menyebabkan timbulnya

agenda kebijakan. Sebelum masalah-masalah berkompotensi untuk masuk

dalam agenda kebijakan, masalah tersebut akan berkompetisi dengan

masalah yang lain yang pada akhirnya akan masuk dalam agenda

kebijakan.

3. Perumusan Usulan Kebijakan.

Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian

dibahas oleh para pembuat kebijakan.Masalah-masalah tadi didefinisikan

untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik.Pemecahan

masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan

yang ada.Suatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam

tahap perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat

dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah.

Page 13: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

13

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tim tujuh itu untuk

menyusun RPJMDES nya karna KADES baru pas pula RPJMDES yang

lama pun sudah selesai jadi harus disusun RPJMDES yang baru jadi harus

diterbitkan tiga bulan setelah dilantiknya KADES Cuma saya ingin cepat

lebih cepat lebih baik ujar KADES baru.terus tim tujuh ini secepatnya

mengerjakan dan membuat RPJMDES baru.artinya tim tujuh ini menggali

gagasan di setiap empat RW ini kaerna Desa Teluk Siantan mempunyai

empat RW nah disitu juga nanti bisa menggali masalah bukan hanya

usulan untuk pembangunan saja yang di masukan banyak berbagai

masalah yang harus dimasukan.sebetulnya pembentukan tim tujuh untuk

pembuatan RPJMDES ini bisa jadi tim sebelas tetapi itu apa bila

wilayahnya luas dan masyarakatnya banyak.terus disetiap RW

mengadakan musyawarah dan disitu pun dihadiri KADUS untuk memandu

musyawarah masalah RPJMDES tadi dan memperkenalkan tim tujuh.nah

disitu semua permasalahan yang ada disetiap RW akan di tampung oleh

tim tujuh ini tadi nanti semua permasalahan ini di rangking yang mana

paling penting dan diprioriffz tas kan,terus yang di rankingkan ini pun

nanti akan dibahas untuk penggunaan anggaran yang mana akan

digunakan apakah menggunakan Dana Desa, Alokasi Dana Desa, atau

lewat kabupaten seperti aspirasi atau banyak yang lainnya.setelah selesai

barulah usulan-usulan tadi dibawa di MUSRENBANGDES, Cuma di

usulan musrenbangdes hanya untuk usulan di tahun berikutnya.

Di Desa Teluk Siantan, dirumuskan beberapa program yang masuk

dalam APBdesa yaitu :

Page 14: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

14

1. Pengembangan Kader posyandu, program ini masuk ke perumusan

kebijakan karena melihat adanya permasalahan kurangnya kesadaran dari

masyarakat, kader posyandu adalah ingin mendapatkan pengetahuan dan

kemudian diberikan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesehatan

balita. Namun banyak sekali hambatan yang dijumpai, diantaranya

masyarakat masih ada yang tidak mau membawa balita ke posyandu

kemudian kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan,

kemudian dalam kebijakan ditetapkan bahwa untuk kegiatan Rp.

22.000.000. posyandu balita di Desa Teluk Siantan mampu melakukan

peran memberdayakan masyarakat karena kader membuat masyarakat

terlibat beraktivitas dan berpartisipasi dengan modal semangat sosial.

Masyarakat Desa Teluk Siantan secara geografis merupakan pantai,

dengan tingkat pendidikan rendah, dan sebagian besar mempunyai mata

pencaharian sebagai petani, nelayan dan buruh. Kondisi ini menyebabkan

kesadaran dan pengetahuan kesehatan yang kurang. Pendidikan

masyarakat rendah menyebabkan sebagian besar masyarakat belum

terbuka terhadap informasi kesehatan. Namun di tengah lingkungan

dengan kesadaran dan pengetahuan pendidikan yang rendah tersebut,

sejumlah anggota masyarakat yang memiliki kesadaran untuk

memperbaiki kesejahteraan keluarga dengan meningkatkan kesehatan ibu

dan anak. Kesadaran tersebut menumbuhkan keinginan sebagian anggota

masyarakat untuk aktif menjadi kader posyandu agar memiliki

pengetahuan tentang kesehatan anak dan ibu hamil, tumbuh kembang anak

serta membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan keluarga.

Page 15: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

15

Kelompok anggota masyarakat tersebut bergabung menjadi kader

posyandu.

2. Kegiatan Pemberdayaan PHBI , program ini masuk dalam pemberdayaan

dengan dana Rp. 70.275.000 dengan dana APBD Kabupaten, hal ini

mengingat mayoritas masyarakat adalah islam, Peringatan Hari Besar

Islam atau biasa dikenal dengan singkatan PHBI merupakan kegiatan yang

biasa dilakukan umat Islam di seluruh dunia termasuk di Desa Teluk

Siantan. Peringatan Hari Besar Islam atau biasa dikenal dengan singkatan

PHBI merupakan kegiatan yang biasa dilakukan umat Islam di seluruh

dunia ini, begitupun di Negara Indonesia tercinta ini. Hari tersebut

merupakan hari besar yang ada di Agama Islam, berikut ini adalah hari

besar Islam yang berlaku dalam kalender Masehi di Indonesia:

a. Maulid Nabi Muhammad SAW

b. Mi'raj Nabi Muhammad SAW

c. Idul Fitri

d. Idul Adha

e. Tahun Baru Islam (1 Muharram)

3. Program pemberdayaan desa siaga, adalah program yang dianggarkan

sebesar Rp. 11. 814.000 sumber dana adalah APBN Kabupaten, hal ini

dikarenakan bahwa Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki

kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah

dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan

kesehatan, secara mandiri. Desa Siaga perlu dilakukan karena mengigat

terbatasnya sarana prasarana kesehatan di Desa Teluk Siantan dan

Page 16: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

16

kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan menjaga

lingkungan di Desa Teluk Siantan. Desa siaga merupakan salah satu

bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari sebelumnya bersifat

sentralistik dan top down menjadi lebih partisipatif dan bottom up.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya

memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk

mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga adalah suatu

konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, disertai

dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk

memelihara kesehatannya secara mandiri.

4. Program pemberdayaan aparatur desa dengan jumlah anggaran Rp.

12.000.000. Hal ini mengingat terbatasnya kemampuan aparatur desa,

masih rendahnya pendidikan maka dibutuhkan pemberdayaan aparatur

desa, hal ini juga melihat adanya keluhan di lapangan berkaitan dengan

kemampuan aparatur desa. rogram ini mendukung pencapaian kinerja

dengan sasaran yaitu meningkatnya kemandirian pengelolaan

pemerintahan desa, dengan kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

a. Pembinaan kapasitas aparatur pemerintahan desa;

b. Evaluasi kinerja aparatur pemerintahan desa;

c. Pembinaan perencanaan pembangunan desa;

d. Pendataan dan Pendayagunaan profil desa/kel;

Page 17: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

17

e. Evaluasi tingkat perkembangan desa/kel;

f. Pembinaan Pengelolaan Administrasi pemerintahan desa;

g. Pembinaan penataan aset desa;

h. Pembinaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

4.Pengesahan Kebijakan.

Setelah salah satu dari sekian alternatif kebijakan diputuskan,

untuk di ambil sebagai cara memercahkan masalah kebijakan, maka tahap

paling akhir dalam pembuat kebijakan adalah penetapan kebijakan,

sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Proses pembuatan

kebijakan tidak dapat dipisahkan dengan proses penetapan atau

pengesahan kebijakan. Menurut Islamy (2009:100) proses pengesahan

kebijakan adalah proses penyesuaian dan penerimaan secara bersama

tehadap prinsip-prinsip yang diakui dan ukuran-ukuran yang diterima.

Dalam perumusan program pemberdayaan masyarakat dalam APBDes

Desa Teluk Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas bagian akhir adalah

pengesahan kebijakan.

Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa

sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan

pembangunan Kabupaten/Kota. Perencanaan Pembangunan Desa disusun

secara berjangka meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

selanjutnya disingkat RPJM Desa adalah Rencana Kegiatan Pembangunan

Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan Rencana Pembangunan

Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa,

Page 18: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

18

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

E. Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan yaitu

perumusan program pemberdayaan masyarakat dalam APBDes Desa

Teluk Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 sudah berjalan

baik hal ini dikarenakan di dalam APBDes ada program pemberdayaan

masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari indikator :

1. Perumusan Masalah Kebijakan ditemukan bahwa sebelum membuat

program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

BPD desa teluk Siantan merumuskan beberapa permasalahan dan

mengindentifikasinya. Banyak permasalahan berkaitan dengan

pemberdayaan masyarakat selama ini pemerintah desa sudah melakukan

identifikasi setiap permasalahan yang ada, khususnya dalam bidang

pemberdayaan. Masalah-masalah kebijakan adalah kebutuhan, nilai-nilai,

atau kesempatan-kesempatan yang tidak terealisir tetapi yang dapat

dicapai melalui tindakan publik, solusi yang dilakukan adalah memasukan

kedalam APBDesa, seperti dari hasil identifikasi permasalahan ditemukan

bahwa yang perlu diperbaiki adalah kesehatan dan keagamaan, maka

kembali di rumuskan dan dimasukan kedalam APBDes.

2. Penyusunan Agenda Pemerintah ditemukan bahwa adanya penyusunan

agenda pemerintah, yaitu apa yang harus dilakukan, kapan dan darimana

biaya yang dibutuhkan dalam program pemberdayaan di Desa tersebut,

Page 19: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

19

solusi yang ditempuh selama ini adalah kami memasukan perbaikan ini ke

dalam APBDES, pernah di berikan dana untuk pemberdayaan, memang

jika dilihat di RPJM Desa juga ada khusus tentang pemberdayaan

masyarakat.

3. Perumusan Usulan Kebijakan ditemukan bahwa penyusunan APBDes

melalui tahapan-tahapan MUSDES tadi yang lah di sesuaikan

persentasi-persentasi yang lah di terima dari pemerintah desa khususnya

bagian pemberdayaan masyarakat.

4. Pengesahan kebijakan ditemukan bahwa sudah dilakukan pengesahan

kebijakan melalui RPJM Desa, didalam RPJM Desa juga merincikan

kegiatan pemberdayaan masyarakat. RPJM Desa di buat tahun 2011

hingga 2017. Di dalam RPJM Desa juga berisi tentang masalah yang

dihadapi desa, termasuk dalam pemberdayaan masyarakat

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Seharusnya dilakukan penjaringan aspirasi masyarakat, kemudian baru

diindetifikasi permasalahan yang ada agar dapat ditarik program

pemberdayaan yang menjadi prioritas

2. Pemerintah Desa lebih meningkatkan koordinasi dengan BPD untuk lebih

memaksimalkan kinerjanya dalam proses penyusunan peraturan desa.

3. Perlu adanya wadah dan ruang bagi masyarakat untuk memberikan

masukan dan idenya bagi kemajuan Desa Teluk Siantan.

Page 20: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

20

4. Pemerintahan desa dalam merancang dan membuat peraturan desa

hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi yang sedang terjadi dalam

kehidupan masyarakat agar lebih tepat sasaran

F. Daftar Pustaka

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan.

Pancur Siwah.

Abdullah Rozali, 2007, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala.

Daerah Secara Langsung, RajaGrafindo persada : Jakarta

Agustino Leo, 2006, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta

Agus Salim. 2002. Perubahan Sosial: Sketsa Teori Dan Refleksi Metodologi

Kasus Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana

Ambar Teguh Sulistyani, 2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy. Analisys. Gava

Media: Yogyakarta.

Ekowati, Mas Roro Lilik, 2005, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi

Kebijakan atau Program, Edisi Revisi, PT Rosdakarya, Bandung.

Hariyoso, S. 2002. Pembangunan. Birokrasi dan Kebijakan Publik. Bandung:

Peradaban

Hikmat, Hary, 2006, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora.

Islamy, Irfan. 2009. Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi.

Aksara: Jakarta

Keban, Yeremias. T. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep,

Teori, dan Isu. Yogyakarta. Gava Media

Kusnardi, Moch. dan Saragih, R. Bintan, 2008, Ilmu Negara, Gaya Media

Pratama, Jakarta.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Nugroho Riant. 2009. Public Policy. Jakarta: Gramedia

Page 21: Abstrak - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/2264/1/tomi fitriadi-130565201119-fisip- 2018… · membuat program pemberdayaan, pemerintah desa, bersama-sama masyarakat dan

21

Parsons, Wayne. 1994. Public Policy; pengantar teori dan praktik analisis

kebijakan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Ramesh, M. 1995. Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy Subsystems.

Toronto : Oxford University Press.

Soleh, Chabib dan Heru Rochansjah. 2015. Pengelolaan Keuangan Desa.

Bandung : Fokusmedia.

Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subarsono, AG.2008. Analisis kebijakan Publik : Konsep. Teori dan.

Aplikasi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Perundang-Undangan :

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Menteri Desa Nomor 21 Tahun 2015 tentang Prioritas Penggunaan

Dana Desa

Peraturan Menteri Desa Nomor 21 Tahun 2015 tentang Prioritas Penggunaan

Dana Desa