bab 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/be.docx  · web viewbab 1 pendahuluan....

31
Strategi Pelindo I Dalam Mengembangkan Pelabuhan Kijang Sebagai Pelabuhan Ekspor dan Impor di Kawasan FTZ Bintan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Blue Ekonomi (SF1287) OLEH: NAMA : Titi Ramadanti NIM : I60564201003 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 1

Upload: others

Post on 06-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

Strategi Pelindo I Dalam Mengembangkan Pelabuhan Kijang Sebagai Pelabuhan Ekspor dan Impor di Kawasan FTZ Bintan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan

Mata Kuliah Blue Ekonomi (SF1287)

OLEH:

NAMA : Titi Ramadanti NIM : I60564201003

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP)

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITANJUNGPINANG

2019

1

Page 2: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

ABSTRAK

Sebagai jalur tempat keluar masuknya kapal, pelabuhan memiliki sebuah

peran yang cukup penting dalam proses pendistribusian barang. Maka dari itu,

pelabuhan harus mempunyai fasilitas yang lengkap. Memiliki pelabuhan khusus

jalur ekspor dan impor tentu saja merupakan sebuah impian bagi setiap daerah,

khususnya di Indonesia. Di Kepulauan Riau, khususnya Kabupaten Bintan yang

merupakan sebuah kawasan FTZ akan mewujudkan sebuah pelabuhan yang

berskala internasional, yakni pelabuhan ekspor dan impor. Pelabuhan tersebut

bernama Pelabuhan Kijang, yang terletak di Kijang, Bintan, Kepulauan Riau. Hal

ini dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan berdekatan dengan dua negara

yang maju dan berkembang, yaitu Singapore dan Malaysia. Dengan dibangunnya

pelabuhan ini diharapkan dapat menunjang perekonomian bagi Kepulauan Riau

agar dapat bersaing dengan sejumlah daerah di Indonesia serta bersaing pada

pasar Internasional. Maka dari itu PT Pelindo I sebagai pihak yang bertanggung

jawab demi kelancaran pembangunan ini perlu menemukan sebuah cara maupun

strategi yang bagus dan tepat agar pembangunan ini dapat terwujud tanpa kendala

apapun.

2

Page 3: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

DAFTAR ISI

ContentsBAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................8

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................9

2.1 Tinjauan Pustaka.............................................................................................9

2.2 Kerangka Teori................................................................................................9

2.3 Kerangka Pemikiran......................................................................................14

2.4 Definisi Konsep Kualitatif.............................................................................14

BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................15

3.1 Pendekatan Penelitian.........................................................................................15

3.2 Objek dan Lokasi Penelitian...............................................................................15

3.3 Fokus Penelitian...................................................................................................16

3.4 Sumber Data.........................................................................................................16

3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................................16

3.6 Informan...............................................................................................................16

3.7 Teknik Analisa Data............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18

3

Page 4: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan perahu

dapat merapat atau bertambat untuk dapat melakukan bongkar muat barang,

menaik-turunkan penumpang dan kegiatan lainnnya. Dengan berkembangnya

kehidupan sosial dan ekonomi penduduk satu daerah atau negara maka kebutuhan

akan sandang, pangan dan fasilitas hidup lainnya meningkat. Hasil produksi suatu

daerah baik yang berupa hasil bumi maupun industri semakin banyak sehingga

pemindahan dan pemasaran barang dan ke daerah lain. Dengan demikian

diperlukan sarana dan prasana pengangkutan yang lebih memadai. Kapal yang

semula sederhana dan kecil sesuai dengan berkembangnya teknologi meningkat

menjadi kapal-kapal besar dan teknologi lebih canggih. Bahkan kemudian

berkembang kapal-kapal khusus yang disesuaikan dengan barang yang diangkut,

seperti kapal umum (general cargo ship), kapal barang curah, kapal tanker, kapal

peti kemas, kapal pengangkut gas alam cair (LNG tanker), kapal penumpang,

kapal feri, kapal ikan, kapal keruk, kapal perang, dan lain sebagainya. Sejalan

dengan itu pelabuhan sebagai prasarana angkutan laut juga berkembang.

Pelabuhan tidak lagi harus berada di daerah terlindung secara alami. Untuk

mendapatkan perairan yang luas dan dalam, dengan membuat pemecah

gelombanguntuk melindungi daerah perairan. Tipe pelabuhan juga disesuaikan

dengan kapal-kapal yang meggunakannya, sehingga ada pelabuhan barang,

pelabuhan minyak, pelabuhan ikan dan sebagainya. Daerah pelabuhan harus

cukup luas yang menyediakan berbagai fasilitas untuk bongkar muat barang dan

menaik turunkan barang.

Menurut Sasono (2012:1) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan

dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal

bersandar, berlabuh, naik-turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang

pelabuhan, serta sebagai tempat transportasi. Pelabuhan (port) adalah daerah

perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas

4

Page 5: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

terminal laut, meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat, untuk

membongkar barang, kran-kran (crane) untuk bongkar muat barang, gudang laut

(transito) dan tempat- tempat penyimpanan di mana kapal membongkar

muatannya, dan gudang-gudang di mana barang dapa disimpan dalam waktu yang

lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.

Pelabuhan adalah juga merupakan pintu suatu negara bagi keluar-masuknya

berbagai arus, yakni arus barang ekspor impor dan interisuler, arus penumpang

ke/dari luar negeri dank e/dari antarpulau, arus kapal baik kapal bendera nasional

maupun kapal bendera asing; arus dokumen komoditas yang melindungi barang

ekspor impor, arus dokumen kapal yang melindungi kapal asing maupun kapal

domestic; arus uang baik mata uang asing maupun mata uang nasional.

Berdasarkan SK Menteri Hubungan RI No. KM 25/2002 dan KM 35/2007

(Sasono, 2012:1) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari dari daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan untuk kapal bersandar,

berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi

dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan, serta

sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Secara ringkas

pelabuhan dapat didefinisikn sebagai suatu tempat persinggahan kapal-kapal, baik

berlabuh jangkar maupun ditambatkan, untuk tujuan berbagai keperluan dalam

rangka menunjang kelancaran arus lalu lintas kapal, penumpang, dan barang yang

aman dan tertib.

Indonesia sebagai Negara kepulauan mempunyai lebih dari 13.000 pulau dan

wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui

katulistiwa. Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubung antar

pulau , pemberdayaan sumberdaya kelautan, penjagaan wilayah laut, penelitian

kelautan dan dan sebagainya. Salah satu kegiatan pelayaran terpenting adalah

pelayaran niaga, yang dapat dibedakan menjadi pelayaran local, pelayaran pantai

dan pelayaran samudra. Pada pelayaran local, pelayaran hanya bergerak dalam

batas daerah tertentu di dalam suatu propinsi di Indonesia, atau dalam dua

propinsi yang berbatasan.

5

Page 6: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

Sehubungan dengan jenis pelayaran niaga, maka pelabuhan sebagai prasarana

pelabuhan angkutan laut juga disesuaikan. Ditinjau dari fungsinya dalam

perdangangan nasional dan international pelabuhan dibedakan menjadi dua

macam yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan pantai. Pelabuhan laut bebas dimasuki

oleh kapal-kapal asing. Pelabuhan ini banyak dikunjungi oleh oleh kapal-kapal

samudra dengan ukuran yang besar. Pelabuhan laut juga sering disebut pelabuhan

samudra. Pelabuhan pantai hanya digunakan untuk perdangan dalam negri

sehingga tidak bebas disinggahi oleh kapal-kapal asing, kecuali dengan ijin.

Berdasarkan kegiatan perdagangan yang dilakukan keluar negeri, pelabuhan

dapat dibagi menjadi 2, yaitu pelabuhan ekspor dan pelabuhan impor. Pelabuhan

Ekspor adalah pelabuhan yang melayani penjualan barang-barang ke luar negeri.

Dalam hal ini pelabuhan ekspor berperan sebagai pemasok barang untuk luar

negeri, artinya seluruh barang dari dalam negeri yang ingin dikirimkan ke luar

negeri (Negara tujuan) akan dikirim melalui jalur ini. Sedangkan Pelabuhan impor

adalah pelabuhan yang melayani penjualan barang-barang dari luar negeri. Dalam

hal ini barang-barang yang di impor dari luar negeri akan melalui jalur ini.

Gambar pelabuhan kijang (sumber: http://bumn.go.id)

Pelabuhan Kijang yang dikelola Pelindo 1 Cabang Tanjung Pinang,

Kepulauan Riau (Kepri) bakal dijadikan terminal peti kemas pertama di Kepri

karena Pelabuhan Kijang adalah Main Portnya (pelabuhan utama) Provinsi Kepri.

6

Page 7: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

"Paling lambat tahun depan pelabuhan yang saat ini sudah melakukan aktivitas

bongkar muat 1.200 teus per bulan sudah mampu menampung kapal-kapal peti

kemas berukuran besar karena kapasitas lapangan penumpukan peti kemas

(container yard/CY) di Pelabuhan Kijang yang saat ini berkisar 3.000 meter per

segi akan dikembangkan menjadi 6.000 meter per segi," kata General Manager

(GM) Pelindo 1 Cabang Tanjung Pinang I Wayan Irawan kepada Medan Bisnis

yang berkunjung ke pelabuhan itu akhir Juni lalu (sumber:

http://bumn.go.id/pelindo1/berita/0-Pelabuhan-Kijang-akan-Jadi-Pelabuhan-

Utama-Kepri).

Mulai Tahun 2017 Pelindo 1 akan menambah dermaga yang ada sekarang

yakni 240 meter sepanjang 80 meter plus fix crane. Apalagi saat ini di Tanjung

Pinang sudah beroperasi Tanjung Pinang Mall dan Matahari Store yang

membutuhkan barang dari Jakarta (sumber: http://bumn.go.id/pelindo1/berita/0-

Pelabuhan-Kijang-akan-Jadi-Pelabuhan-Utama-Kepri). Pelabuhan Batu Enam di

Tanjung Pinang yang selama ini dibiarkan akan dihidupkan kembali guna

menopang Pelabuhan Kijang untuk meneruskan barang kebutuhan pokok warga

ke pelabuhan-pelabuhan kecil Kepri. Jika Pelabuhan Kijang dikembangkan dan

dilengkapi dengan peralatan bongkar muat bekas saja dari terminal peti kemas

Belawan, volume bongkar muat di pelabuhan itu akan meningkat tajam. Karena

pasokan barang impor dari Singapura dan Malaysia sangat potensial termasuk

ekspor. Malaysia lebih dekat ke Tanjung Pinang.

Pada saat ini pelabuhan Kijang masih memerlukan beberapa perlengkapan

guna memaksimalkan pendistribusian barang seperti contohnya ficed crane yang

digunakan untuk mengangkat/memindahkan kontainer agar lebih cepat dan

praktis. Aktivitas-aktivitas yang terjadi di pelabuhan ini masih terbilang aman

terkendali. Strategi pengembangan terminal pelabuhan barang PT Pelabuhan

Indonesia I ditujukan untuk mendukung pertumbuhan industri sekitar.

7

Page 8: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapatlah

dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut : “ Bagaimana Strategi Pelindo

I Dalam Mengembangkan Pelabuhan Kijang Sebagai Pelabuhan Ekspor dan

Impor di Kawasan FTZ Bintan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan fokus

yang telah ditetapkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui strategi yang dijalankan Pelindo I dalam

mengembangkan pelabuhan Kijang sebagai pelabuhan ekspor dan impor di

kawasan FTZ Bintan

2. Untuk mengetahui langkah apa saja sudah dijalankan Pelindo I dalam

mengembangkan pelabuhan Kijang sebagai pelabuhan ekspor dan impor di

kawasan FTZ Bintan

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan akan menambah pemikiran bagi PT Pelindo I

mengenai strategi yang tepat dalam mengembangkan pelabuhan Kijang

sebagai pelabuhan ekspor dan impor di kawasan FTZ Bintan.

2. Agar mengetahui strategi apa saja yang akan dilakukan PT Pelindo I

dalam mengembangkan Pelebuhan Kijang sebagai pelabuhan ekspor dan

impor di kawasan FTZ BINTAN.

8

Page 9: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Pustaka

Ilmu Hubungan Internasional (HI) dikenal dengan beragamnya pendekatan

teoritis yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan/atau memahami fenomena

internasional. Teori-teori HI, baik yang muncul dari kajian HI itu sendiri ataupun

yang dipinjam dari disiplin ilmu yang lain, terkelompokkan ke dalam paradigma

atau perspektif.

Menurut Olivia (2013:900) Ada dua kelompok teori HI yang melihat bahwa

perilaku aktor dipengaruhi oleh sistem internasional. Pertama adalah neo-realis

atau realis struktural. Bagi kelompok neo-realis sifat dasar manusia bukanlah

penyebab persaingan antar negara dalam merebut power. Bentuk dari sistem

internasional-lah yang berpengaruh terhadap perilaku negara-negara. Sistem

internasional yang tanpa otoritas lebih tinggi (kondisi yang disebut sebagai anarki

internasional) berdampak pada perilaku negara.

2.2 Kerangka Teori

Ilmu hubungan internasional adalah satu disiplin ilmu yang relatif masih

baru. Pertumbuhannya sebagai disiplin ilmu tersendiri dimulai sejak akhir Perang

Dunia I (PD I), dan selanjutnya perkembangannya sangat pesat sejak akhir Perang

Dunia II (PD II) dengan munculnya kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika

Serikat dan Uni Soviet dalam pertarungan politik dunia (Saeri, 2012:1). Kajian

hubungan internasional menjadi sangat menarik perhatian masyarakat dunia

terutama negara-negara besar ketika itu karena pengalaman mereka sejak sebelum

PD II hingga berakhirnya peranag tersebut menyisakan beberapa pertanyaan

mendasar bagi mereka. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu adalah bagaimana

mereka menentukan kebijakan kedepan terutama dalam menghadapi pola

perimbangan kekuatan dunia? Apa dasar utama bagi mereka menentukan

kebijakan terhadap negara-negara lain? Bagaimana menentukan dasar kebijakan

tersebut?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul pemikiran tentang

perlunya mengkaji secara sungguh-sungguh tentang berbagai faktor yang dapat

digunakan oleh negara sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan dalam

9

Page 10: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

mengahadapi perkembangan dunia yang begitu cepat berubah. Pemerintah

Amerika Serikat disinyalir merupakan pihak yang pertama mendorong kajian-

kajian hubungan internasional secara lebih mendalam dan khusus terutama untuk

keperluan pemerintah Amerika sendiri. Sejak saat itu kajian-kajian hubungan

internasional dikaji didalam departemen atau jurusan tersendiri dibawah payung

bidang politik atau fakultas ilmu politik. Hal ini berbeda dengan perkembangan

sebelumnya, masalah hubungan internasional hanya dikaji dalam bentuk mata

kuliah yang terpisah-pisah di berbagai fakultas atau jurusan. Perkembangan

terakhir ini telah menampilkan kajian hubungan internasional secara lebih terpusat

dan menyeluruh. Satu hal yang sangat menarik adalah perkembangan kajian

hubungan internasional ini diiringi pula dengan perdebatan-perdebatan yang

mendasar terhadap dua hal yang berkaitan satu sama lain, yaitu perdebatan

tentang apakah ilmu hubungan internasional merupakan disiplin ilmu tersendiri

atau tidak, dan kedua perdebatan tentang paradigma yang mendasari

perkembangan teori dalam kajian hubungan internasional. Hal lain yang menarik

dalam perdebatan kedua ini adalah munculnya paradigma-paradigma utama dalam

kajian hubungan internasional yang satu sama lain saling bertentangan.

Paradigma-paradigma utama tersebut antara lain adalah idealime, realisme,

behavioralisme, dan strukturalisme yang muncul sejak tahun 1940-an hingga

tahun 1980-an. Pada era 1990-an hingga 2000-an muncul pula paradigma-

paradigma baru seperti pluralisme dan feminisme, yang semua itu menambah

khazanah kekayaan paradigma dan teori dalam kajian hubungan internasional.

Ada dua kenyataan yang dihadapi dalam memahami hubungan internasional

(Saeri, 2012:3) Pertama, bahwa masyarakat internasional adalah sangat berbeda

dengan masyarakat nasional. Masyarakat internasional terdiri dari aktor-aktor

yang memiliki kedaulatan sendiri atau berada dibawah kedaulatan yang berbeda,

karena itu tidak tunduk pada satu kekuatan politik dan hukum yang terpusat.

Untuk memahami interaksi diantara mereka memerlukan pemahaman yang

menyeluruh baik dari aspek politik maupun sejarahnya. Kedua, ilmu hubungan

internasional memerlukan pendekatan dan alat (metoda) tersendiri yang berbeda

dengan pendekatan atau cara pandang kajian politik umumnya. Kedua kenyataan

10

Page 11: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

ini berhadapan dengan kenyataan lainnya yaitu peperangan antar bangsa-bangsa

Eropa disatu sisi dan keinginan orang untuk hidup damai telah mendorong para

ilmuwan ketika itu untuk mengajukan pemikiran teoritik di bidang hubungan

internasional. Pemikiran yang diajukan adalah hubungan internasional tidak boleh

lagi dipandang sebagai disiplin ilmu yang terpisah, melainkan disiplin yang

memiliki cara pandang atau pendekatan khusus yang mampu menterjemahkan dan

memahami dimensi empiriknya secara utuh. Tatanan politik internasional pada

akhir abad 19 itu juga cukup berpengaruh terhadap perkembangan kajian

hubungan internasional. Inggris sebagai sebagai kekuatan dominan ketika itu juga

mendominasi perkembangan pemikiran dalam bidang kajian ini. Pemikiran yang

muncul juga tidak terlepas dari cerminan kepentingan Inggris dalam menghadapi

tatanan dunia yang multi polar.

Asal mula studi Hubungan Internasional (HI) dapat ditelusuri jauh ke

belakang. Pada masa pra-modern, kajian-kajian yang dapat dimasukkan dalam

kategori studi HI berada dalam lingkup ilmu strategi militer (Hadiwinata, 2017:1).

Menurut Hobbes dan Niccolo (Hadiwinata, 2017:2) berdasarkan realisme klasik

menyatakan bahwa hakikat manusia pada dasarnya egoistic dan agresif. Realisme

kemudian dipakai sebagai perspektif utama teori HI karena mengemukakan

proporsi penting, antara lain: (1) Negara merupakan actor utama (jika bukan satu-

satunya actor) dalam hubungan internasional; (2) dalam melakukan hubungan

internasional, Negara menggunakan instrument politik luar negeri yang dituntun

oleh kepentingan nasional; (3) politik luar negeri dapat dibedakan dengan politik

dalam negeri dengan sangat jelas karena menyangkut dua peringkat analisa yang

berbeda; dan (4) hakikat hubungan antar Negara adalah perjuangan untuk

memperoleh kekuasaan.

Hadiwinata (2017:12) menjelaskan ilmu hubungan internasional yang

merupakan bagian dari ilmu social yang mempelajari tentang manusia dalam

konteks hubungan antar actor yang melintasi batas-batas Negara. Sebagai bagian

dari ilmu social, maka ilmu hubungan internasional dapat dikatakan merupakan

disiplin ilmu yang sangat dinamis. Karena studi ini membahas tentang dinamika

peristiwa internasional, maka dengan sendirinya focus kajian, metode, dan

11

Page 12: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

teorinya pun berubah-ubah dengan cepat sesuai dengan perkembangan terbaru

peristiwa internasional.

Menurut Bull dalam (Dugis, 2016:6) mengemukakan bahwa teori hubungan

internasional biasa dipahami sebagai sekumpulan proposisi-proposisi umum yang

dikemukakan mengenai politik global/dunia (world politics). Proposisi tersebut

mencakup proposisi-proposisi normatif, yang menyatakan konsiderasi-konsiderasi

moral ataupun legal yang dapat diaplikasikan dan juga proposisi-proposisi positif

yang mendefenisikan atau menjelaskan karakter aktualnya. Teori hubungan

internasional meliputi teori-teori komprehensif yang mendeskripsikan atau

menentukan politik internasional secara keseluruhan, tetapi juga teori-teori

parsial yang hirau dengan beberapa elemen politik internasional semisal perang

atau damai, strategi atau diplomasi. Bull dalam (Dugis, 2016:6) selanjutnya juga

mengemukakan bahwa teori hubungan internasional juga meliputi teori tentang

masyarakat internasional atau sistem internasional yang membahas mengenai

hubungan berbagai unit (negara-negara, bangsa-bangsa, kelompok-kelompok

supranasional, transnasional dan subnasional) yang membentuk politik

global/dunia (world politics), termasuk juga teori mengenai unit-unit itu

sendiri. Teori hubungan internasiona meliputi juga teori-teori yang dikembangkan

secara sadar untuk meniru metode ilmu-ilmu alam, yang artinya menolak apa

saja yang tidak dapat dibuktikan secara logis, matematis atau tidak dapat

diverifikasi secara ketat melalui prosedur-prosedur empiris; dan juga tentu saja

teori-teori yang dikembangkan tanpa mengikuti persyaratan metodologis di

atas. Salah satu ciri mengedepan disiplin hubungan internasional ialah ruang

lingkupnya yang begitu luas sehingga mencakup begitu banyak aspek yang

dapat ditelaah. Namun demikian, tujuan utama studi hubungan internasional

ialah mempelajari perilaku internasional dari sejumlah aktor, baik aktor negara

maupun aktor non-negara, di dalam arena transaksi hubungan internasional.

Perilaku tersebut dapat berwujud perang, konflik, kerjasama, pembentukan

aliansi, interaksi dalam organisasi internasional dan jenis-jenis interaksi lainnya.

Walaupun dalam kenyataannya aktor yang cenderung lebih berpengaruh dan

efektif adalah aktor negara sehingga perilaku internasional yang paling banyak

12

Page 13: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

memperoleh perhatian para analis dan pemelajar hubungan internasional adalah

perilaku negara, tetapi perilaku aktor-aktor non-negara seharusnya juga perlu

mendapat perhatian. Dengan kata lain, ilmuwan hubungan internasional

harus mempelajari apa saja yang dapat dipakai untuk memahami perilaku-

perilaku aktor itu di dalam transaksi hubungan internasional. Menurut Deutsch

(Dugis, 2016:9) adalah salah satu ilmuwan hubungan internasional yang secara

eksplisit mengidentifikasi ruang lingkup studi hubungan internasional yang

membatasi lingkup wilayah studi ilmu hubungan internasional ke dalam sejumlah

pertanyaan mengenai duabelas masalah pokok. Pertama, bangsa dan dunia

(nation and world). Kedua, proses-proses transnasional dan interdependensi

internasional (transnational processes and international interdependence). Ketiga,

perang dan damai (war and peace). Keempat, kekuatan dan kelemahan (power

and weakness). Kelima, politik internasional dan masyarakat internasional

(international politics and international society). Keenam, kependudukan

versus pengan, sumber daya alam dan lingkungan hidup (world population

vs food, resources and environment). Ketujuh, kemakmuran dan

kemiskinan (prosperity and poverty). Kedelapan, kebebasan dan penindasan

(freedom dan oppression). Kesembilan, persepsi dan ilusi (perception and

illusion). Kesepuluh, aktivitas dan apati (activity and apathy). Kesebelas,

revolusi dan stabilitas (revolution dan stability). Keduabelas, identitas dan

transformasi (identity and transformation).

Ruang lingkup studi yang begitu luas dengan sendirinya menempatkan studi

hubungan internasional dengan banyak aspek sebagai muatan studi yang pada

gilirannya mengkondisikan situasi interaksi yang serba tidak terstruktur dan tidak

pula teratur. Hal demikian pada gilirannya ikut mempersulit upaya

mengklasifikasi yang kemudian juga berimplikasi terhadap sulitnya upaya

memahami dan mengerti fenomena dan pola-pola interaksi yang terjadi di

dalam hubungan internasional.

13

Page 14: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

2.3 Kerangka Pemikiran

Sebagaimana diketahui bahwa pelabuhan Kijang yang akan dijadikan sebagai

tempat keluar masuknya barang-barang luar negeri maupun dalam negeri atau

yang dikenal sebagai pelabuhan ekspor-impor, maka Pelindo 1 yang notabennya

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perlu mempersiapkan segala keperluan demi

kelancaran dalam proses pembangunan ini. Pelindo harus memiliki strategi apik

guna mengembangkan pelabuhan Kijang menjadi Pelabuhan berskala

Internasional dengan menjadi pelabuhan ekspor-impor. Tentunya ini diharapkan

guna mempermudah mendistribusi barang dari luar negeri dan juga

mendistribusikan barang ke luar negeri yang tentu saja akan berdampak pada

meningkatnya perekonomian KEPRI.

2.4 Definisi Konsep Kualitatif

Menurut Anggito dan Setiawan (2018:7) penelitian kualitatif adalah

pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan

fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik

pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

generalisasi.

14

Page 15: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pada pendekatan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan atau

metode kualitatif. Dalam metode kualitatif ini, penulis sendiri yang

mengumpulkan data dan tidak diwakilkan atau didelegasikan. Itu berarti bahwa

peneliti terlibat langsung dengan peserta atau partisipan. Data yang diperoleh

dikumpulkan secara langsung. Pendekatan dilakukan terhadap mereka (partisipan)

yang memiliki kredibilitas dan kekayaan mengenai informasi. Metode kualitatif

akan menggunakan data yang diambil melalui wawancara, observasi lapangan,

atau dokumen yang ada. Menurut Yusuf (2014:44) Data kualitatif ini mencakup

antara lain:

1) Deskripsi yang mendetail tentang situasi, kegiatan atau peristiwa maupun

fenomena tertentu, baik menyangkut manusianya maupun hubungannya

dengan manusia lainnya.

2) Pendapat langsung dari orang-orang yang telah berpengalaman,

pandangannya, sikapnya, kepercayaan, serta jalan pikirannya.

3) Cuplikan dari dokumen, dokumen laporan, arsip, dan sejarahnya.

4) Deskripsi yang mendetail tentang sikap dan tingkah laku seseorang.

3.2 Objek dan Lokasi Penelitian

A. Objek

Objek dalam penelitian kali ini ialah Pelabuhan. Dimana pelabuhan ini

nantinya akan dijadikan sebagai pelabuhan ekspor dan impor untuk kawasan FTZ

di Bintan, Kepulauan riau.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Pelabuhan Kijang, Bintan. Tepatnya pada kantor

PT Pelindo I. Pelabuhan ini akan dijadikan sebagai pelabuhan ekspor-impor yang

diharapkan dapat mendongkrak perekonomian KEPRI khususnya kawasan Bintan.

Apalagi sudah banyak mall-mall megah yang berdiri disini, dengan terwujudnya

pelabuhan Kijang sebagai pelabuhan ekspor-impor diharapkan dapat meringankan

15

Page 16: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

biaya ekspor dari luar negeri, serta dapat mengekspor barang ke luar negeri,

sehingga dapat bersaing di pasar Internasional.

3.3 Fokus Penelitian

Dalam hal ini focus penelitian tertuju kepada:

1. Strategi yang akan digunakan dalam mengembangkan pelabuhan Kijang

sebagai pelabuhan ekspor dan impor.

2. Kinerja yang dilakukan PT Pelindo terhadap pembangunan pelabuhan

ekspor dan impor di Kijang, Bintan.

3.4 Sumber Data

Sumber data diperoleh dari informan atau narasumber. Dalam metode

kualitatif sumber data diperoleh melalui proses wawancara dan observasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

A. Wawancara

Menurut Dwiastuti (2017:196) wawancara merupakan suatu metode

pengumpulan data primer yang menggunakan instrument kuesioner atau daftar

pertanyaan. Pada metode ini terjadi proses komunikasi secara langsung antara

enumerator atau interviewer (petugas yang melaksanakan wawancara atau

pewawancara) dengan responden (sumber data).

B. Observasi

Dwiastuti (2017:203), Observasi merupakan cara atau mekanisme

pengumpulan data melalui proses pencatatan dari hasil pengamatan terhadap

perilaku subyek (orang), obyek (benda), ataupun kejadian tertentu tanpa ada

kegiatan komunikasi dengan pihak yang diteliti (responden).

3.6 Informan

Informan dapat diartikan sebagai narasumber yang memberikan informasi

melalui metode wawancara. Informan disini tentunya adalah orang yang sudah

berpengalaman bekerja di PT Pelindo I ini dan juga telah memiliki banyak

informasi apa saja yang ada pada PT Pelindo I di Kijang, Bintan.

16

Page 17: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

3.7 Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data, Siyoto

dan Sodik (2015:120). Dalam menganalisis data mengenai PT Pelindo I, penulis

menggunakan analisis kualitatif. Analisis data kualitatif berkaitan dengan data

berupa kata atau kalimat yang dihasilkan dari objek penelitian serta berkaitan

dengan kejadian yang melingkupi sebuah objek penelitian.

17

Page 18: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Anggito, Albi. Setiawan, Johan. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Sukabumi: CV Jejak

Dwiastuti, Rini. 2017. METODE PENELITIAN SOCIAL EKONOMI

PERTANIAN. Malang: UB PRESS

Dugis, Vinsensio. 2016. Teori Hubungan Internasional Perspektif-Perspektif

Klasik. Surabaya: Cakra Studi Global Strategis (CSGS)

Hadiwinata, Bob Sugeng. 2017. Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus

Utama, Alternatif, dan Reflektivis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Noor, Juliansyah. 2011. METODOLOGI PENELITIAN: Skripsi, Tesis, Disertasi,

dan Karya Ilmiah. Jakarta: KENCANA

Sasono, Herman Budi. 2012. Manajemen Pelabuhan dan Realisasi Ekspor Impor.

Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

Siyoto, Sandu. Sodik, M.Ali. 2015. DASAR METODOLOGI PENELITIAN.

Yogyakarta: Literasi Media Publishing

Yusuf, A.Muri. 2014. METODOLOGI PENELITIAN: KUANTITATIF,

KUALITATIF, DAN PENELITIAN GABUNGAN. Jakarta: KENCANA

JURNAL:

Olivia, Yessi. 2013. Level Analisis Sistem dan Teori Hubungan Internasional.

Jurnal HI: Vol (896-914)

Saeri, M. 2012. Teori Hubungan Internasional Sebuah Pendekatan Paragdimatik.

Jurnal Transnasional: Vol (1-19)

SUMBER INTERNET:

http://bumn.go.id/pelindo1/berita/0-Pelabuhan-Kijang-akan-Jadi-Pelabuhan-

Utama-Kepri

18

Page 19: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

19

Page 20: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

20

Page 21: BAB 1 - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3152/1/BE.docx  · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pada awalnya, pelabuhan hanya lah suatu tepian dimana kapal dan

21