fajarullahlawliet95@yahoo - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/691/1/jurnal.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
Gaya Hidup Pada Komunitas Sepeda Twosixcycle Di Tanjungpinang
Fajarullah ,Emmy Solina,Tri Samnuzulsari,
Email : [email protected]
Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Masyarakat modern mengikuti apa yang biasanya saat ini mulai diminati
aktifitas sepeda yang awalnya hanya di fungsikan sebagai sarana pendukung
olahraga kini juga mengalami pergeseran menjadi trend gaya hidup. Banyak hal
yang dilakukan oleh para bikers dengan trend gaya hidup seperti membeli sepeda
dan memodifikasinya. Tujuan dari penelitian ini ialah melihat bagaimana gaya
hidup yang terjadi pada anggota komunitas twosixcycle di Tanjungpinang.
Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pendekatan
kualitatif menjawab permasalahan penelitian memerlukan pemahaman secara
mendalam dan menyeluruh sesuai dengan objek yang diteliti, untuk menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan peneliti dalam konteks waktu dan situasi yang
bersangkutan dengan perubahan gaya hidup pada anggota komunitas sepeda
twosixcycle di tanjungpinang. Pemilihan informan di lakukan dengan metode
purposive , yaitu dengan sengaja memilih informan yang memiliki kualifikasi
untuk memberikan data yang di inginkan oleh peneliti.
Adapun hasil temuan peneliti dilapangan ialah sepeda yang awal mulanya
merupakan sarana media olahraga kini sudah bergeser sebagai trend bersepeda
selain itu dengan kepemilikan barang mahal dan bermerek berupa sepeda juga di
temukan dalam peneltiian ini mereka membeli sepeda dan memodifikasi agar
terlihat berbeda dari anggota lainnya sehingga mereka mendapatkan sebuah
prestise berupa sanjugan, lebih dipandang dan ketika ada event besar sepeda yang
baguslah diikutseratakan dari hasil sepeda yang bagus tersebut terciptalah rasa
percaya diri yang kuat selain itu media juga memberikan pengaruh terhadap
anggota penelitian ini sifat konsumtif yang di temukan mereka akan membeli
apapun barang yang di keluarkan oleh produsen sepeda.
Kata Kunci : Gaya hidup, Komunitas Sepeda Twosixcycle Dan Perilaku
konsumtif
2
PENDAHULUAN
Globalisasi membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia dan
selain itu arus globalisasi yang begitu cepat di dukung oleh perkembangan
teknologi yang begitu pesat. Globalisasi juga membawa gaya hidup yang berbeda
untuk di konsumsi masyarakat. Banyaknya pilihan berbagai macam membuat
semua mau di konsumsi tanpa memperdulikan kebutuhan sandang pangan.
Kehidupan sosial individu – individu tidak terlepas dari hubungan dengan benda –
benda yang diberi nilai pemaknaannya (Douglass dan Isherwood, 1979).Bagi
masyarakat modern gaya berpakaian ataupun menggunakan suatu barang
sangatlah penting makin mahal barang yang di gunakan merupakan perwujudan
dari kedudukan sosial si pemakai
Pada budaya masyarakat modern selalu idekti dengan pola konsumsi yang
berlebihan membeli barang di luar konteks kebutuhan sehari – hari namun karena
di kesampingkan kebutuhan menjadi hal yang wajar. masyarakat modern adalah
masyarakat pasti konsumtif, artinya masyarakat yang secara terus menerus
mengkonsumsi namun konsumsi yang di lakukan diluar nalar kebutuhan –
kebutuhan dasar dan fungsional manusia namun untuk kebutuhan dalam tatanan
pergaulan sosial dengan sesama manusia lainnya, manusia modern harus lebih
dari itu. Sebagai suatu budaya, konsumsi sangat mempengaruhi kehidupan sehari-
hari.
Tidak semua jenis olahraga mampu mengubah sarana hiburan , sarana
komunikasi dan akhirnya menjadi sebuah trend yang terjadi dalam
masyarakat.Salah satunya yakni bersepeda yang di dukung oleh sebuah produk
berbagai macam merek sepeda. Aktifitas sepeda yang awalnya hanya di fungsikan
sebagai sarana pendukung olahraga kini juga mengalami sebuah fenomena yang
terjadi menjadi gaya hidup, perilaku konsumtif yang tampak jelas terhadap para
pengguna sepeda ini bermula dari membeli satu merek sepeda kemudian
mengupgrade menjadi apa yang mereka inginkan walaupun itu bukan menjadi
kebutuhan sehari hari yang di gunakan.
3
Bersepeda tumbuh menjadi hobi yang sangat populer dan menjawab
berbagai kebutuhan berbagai lapisan umur dan merambah ke berbagai macam
strata ekonomi. Alat fungsional dalam berolahraga kini tidak bisa di lagi dianggap
sepele karena bergerak menjadi sebuah gaya hidup, harga sebuah sepeda tidak lagi
murah terdongkrak oleh berbagai strategi pemasaran dan pencitraan. Sebuah
sepeda gunung produk massal spesifikasi tinggi bisa bernilai hingga ratusan juta
rupiah padahal beberapa tahun yang lalu , produk sepeda sejenis paling-paling
bernilai di kisaran ratusan ribu rupiah. Dalam hal fenomena sepeda ini , para
bikers sepeda ini ingin mendapatkan sepeda lain daripada yang lain untuk itu
mereka terus menerus melakukan modifikasi agar telihat berbeda penampilan
sepedanya dari yang lain selain daripada membeli sepeda.
Tidak seimbangnya antara pemasukan dan pengeluaran membuat para
bikers ini secara terus menerus melakukan aktifitas nya membeli sepeda dan
melakukan modifikasi sepeda yang cukup bisa dibilang mahal , aktiftas yang
mengorek pengeluaran yang tidak sedikit. Ada hal yang berbeda ketika mereka
menggunakan sepeda tersebut semacam prestise yang di dapatkan.
Media yang selama ini melekat pada kehidupan sehari – hari dan di
nikmati ternyata juga dapat mempengaruhi dalam kehidupan ataupun di dalam
gaya hidup , ada hal yang terlibat oleh media sehingga para bikers ini sangat
tertarik untuk membeli barang tersebut. Selain itu ada adil aktor yang
menyebarkan tanda – tanda pada jasa dan barang tersebut terhadap agar tertarik
untuk dinikmati oleh para calon konsumen.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor
(dalam Silalahi, 2009:28), metode kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian
yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Tipe penelitian deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala,
atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
4
Penelitian ini diadakan di Basecamp Komunitas Sepeda Twosixcycle yang
berada di Jalan Simpang Engku Puteri Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan
Riau. Komunitas Twosixcycle merupakan salah satu komunitas sepeda yang
berada di ibu kota Tanjungpinang, komunitas sepeda yang akif dan eksis di tengah
– tengah kehidupan masyarakat , disinilah para nggota mecoba mengikuti trend
bersepeda yang saat ini di gemari mulai dari pelajar hingga para pekerja.
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung didapatkan
peneliti dari informan yang merupakan Anggota dari Komunitas Sepeda
Twosixcycle yang sudah dipilih secara khsusus sesuai dengan kriteria peneliti.
Data yang akan diperoleh adalah data yang berkaitan tentang masalah utama yaitu
Gaya hidup pada komunitas sepeda ini yang mengarah pada prilaku masyarakat
modern yakni konsumtif.
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan
informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder ini
dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam
bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2013:225). Data ini digunakan untuk
mendukung infomasi dari data primer. Data ini bisa diperoleh dari studi pustaka
terkait media yang cocok untuk penelitian ini dan juga dapat diperoleh dari
instansi atau lembaga terkait dengan fenomena gaya hidup.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum peneliti lebih jauh membahas hasil tentang penelitian, maka
terlebih dahulu peneliti akan menguraikan identitas informan. Dalam penelitian
ini yang menjadikan informan yaitu 8 anggota komunitas sepeda Twosixcycle
Tanjungpinang. Pemilihan informan di lakukan dengan metode purposive , yaitu
dengan sengaja memilih informan yang memiliki kualifikasi untuk memberikan
data yang di inginkan oleh peneliti. Ada beberpa aspek yang di pertimbangkan
dalam pemilihan informan peneliti yaitu ; jenis kelamin , lama anggota
bergabung , pengeluaran memodifikasi , memahami mengenai seluk beluk sepeda
, pekerjaan dan informan memiliki sepeda merek thrill dan element
5
1, Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Penelitian ini dilihat dari jenis kelamin diambil informan yang berjenis
kelamin laki – laki, karena pada olahraga ini harus mempunya skill dan
konsentrasi yang tajam namun bukan berarti perempuan tidak bisa memainkannya
hanya saja yang terjadi di lapangan mayoritas laki – laki lebih unggul dalam
hobby bersepeda sekaligus memodifikasi sepeda mereka.
2. Informan Berdasarkan Lamanya Bergabung Di Dalam Komunitas
Twosixcycle
Lamanya keikutsertaan anggota pada komunitas juga berpengaruh sebab
semakin lama ia masuk kedalam komunitas maka secara tidak sadar akan
mengikuti terus perkembangan dunia sepeda atau yang biasa yang dikenal Up date
mengenai tren sepeda yang ada di komunitas.
3. Informan Berdasarkan Jenis Merek Sepeda Thrill dan Element
Informan di bedakan menjadi 2 kelompok pengguna merek yakni Element
dan Thrill . Dikarenakan 2 merek inilah yang unggul jika di bandingkan dengan
merek lain.
4. Informan Berdasarkan Pengeluaran Memodifikasi
Penggunaan sepeda selanjutnya di bedakan dengan cara bagaimana individu
melakukan kegiatan modifikasi dengan rentan minimal dengan harga yang
Rp.8.000.000 hingga Rp. 20.000.000 . Harga modifikasi yang di bandrol
8.000.000 tidak sebanding dengan pendapatan mereka Gejala tersebut merupakan
adanya indikasi adanya tindakan konsumtif yang berlebihan. Belum lagi mereka
harus memenuhi kebutuhan sandang pangannya.
5. Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Dengan kesibukan yang padat baik pekerja ataupun pelajar mereka
menyempatkan diri untuk melakukan hobby mereka yakni bersepeda dan
berkumpul dengan anggota komunitas lainnya.
6
A. Gaya Hidup Pada Anggota Komunitas Sepeda Twosixcycle Di
Tanjungpinang
Ditengah perkembangan masyarakat modern menuju masyarakat post
modern, selain ditandai dengan munculnya masyarakat informasi dan masyarakat
konsumsi, ini juga ditandai dengan munculnya perkembangan gaya hidup
masyarakat yang lebih banyak dikendalikan oleh kekuatan industri
budaya.Terdapat pola – pola yang terbentuk melalui gaya hidup dimana setiap
orang melakukan gaya hidup untuk membedakan dirinya dengan orang lain.
Dewasa ini gaya hidup menjadi hal yang lumrah terjadi kepada siapa saja. Gaya
hidup dan cara hidup terdapat perbedaan, ketika berbicara mengenai cara hidup
maka yang ditampilkan ialah norma , ritual , pola – pola tatanan sosial dan lainya
sedangkan ketika berbicara mengenai gaya hidup konteksnya ialah apa yang
dikenakan apa yang ia konsumsi, dan bagaimana ia bersikap/ berprilaku, ketika
dihadapan orang lain. Dalam dunia sepeda misalnya ada beberapa merek yang di
anggap memiliki nilai tanda yang cukup tinggi di antaranya merek thrill dan
element , thrill dan element sendiri merupakan merek sepeda yang sudah melijit
di dunia sepeda . Nama kedua merek tersebut merupakan merek yang cukup
bergengsi di dunia sepeda.
Hasil dari temuan oleh peneliti yang terjadi dilapangan menyatakan ada
beberapa indikator gaya hidup yang terjadi pada anggota komunitas sepeda
twosixcycle diantaranya ;
1.Kepemilikan barang bermerek
Merek sangat melekat pada tiap anggota komunitas masing –masing
bikers bebas memilih sepeda apapun yang akan di gunakan akan tetapi di dalam
komunitas tersebut ada produk 2 unggulan merek sepeda yakni merek Thrill dan
Element. Pengaruh merek juga akan berpengaruh terhadap pola pikir konsumsi
dan citra dari gaya hidup tersebut.
keputusannya dalam mengkonsumsi didominasi oleh apa kata Produk-
produk bermerek menjadi pilihannya. Bagi yang bertumpu kepada tindakan untuk
mendapatkan saingan dalam menggunakan merek sepeda mereka yakin dengan
7
menggunakan barang yang sama namun harga di atas sedikit lebih mahal maka
kedudukan mereka dalam menggunakan barang mahal sedikti diatas. Keputusan
menggunakan merek lebih di utamakan dalam tren bersepeda. Mereka
beranggapan merek mampu memenuhi kebutuhannya.
Pada merek thrill kebanyakan sudah dipakai atlit dunia oleh sebab itu ketika
seorang bikers menggunakannya maka mereka menganggap dirinya sudah sejajar
dengan atlit tersebut maksudnya sepeda yang ia gunakan juga dipakai oleh atlit
profesional. Mereka rela menghabiskan uang hanya untuk memenuhi kebutuhan
gaya bersepeda. Sepeda dengan merek Element juga tidak kalah pamor di
bandingkan dengan merek thrill, element memiliki kelas dan desain yang tidak
terlalu mencolok, element juga tidak kalah bagus dan terkenalnya merek ini
dengan merek yang sudah mendunia lainnya.
2. Harga Sepeda
Harga sepeda bagi sebagaian orang dalam membeli barang ataupun
menggunakan jasa ketika sebuah produsen menawarkan harga yang mahal maka
orang tersebut umunya akan berfikir dua kali untuk membeli dan
menggunakannya di dalam komunitas ini mereka tidak akan berfikir dua kali
dalam membeli sebuah sepeda, bagi mereka untuk harga yang mahal pasti ada
alasan tertentu misalnya dengan harga yang mahal pasti di bagian sepeda tersebut
ada yang diciptakan khusus dan ada rasa bangga ketika mereka menggunakan
produk dengan harga yang mahal.Dari penuturan kedua informan menyatakan
mereka lebih menekankan harga pada sepeda ditambah lagi dengan merek sepeda
yang sudah memiliki pamor di dunianya. Dengan memanfaatkan waktu yang
harusnya di gunakan produktif dan kreatif , disini bisa di simpulkan mereka hanya
melakukan kegiatan bersenang – senang dan mengahmburkan uang dengan
memiliki sepeda yang mahal
3. Budaya Tontonan
Chaney (2004) juga mengatakan bahwa pada akhir modernitas semua yang
kita miliki akan menjadi budaya tontonan (a culture of spectacle). Semua orang
8
ingin menjadi penonton dan sekaligus ditonton. Ingin melihat tapi sekaligus juga
dilihat. Disinilah gaya mulai menjadi modus keberadaan manusia modern, Kalau
kamu tidak bergaya, bersiap-siaplah untuk dianggap “tidak ada” diremehkan,
diabaikan, atau mungkin dilecehkan. Itulah sebabnya mungkin orang sekarang
perlu bersolek atau berias diri. Jadilah kita menjadi “masyarakat pesolek” (dandy
society). Tak usah susah-susah menjelaskan mengapa tidak sedikit pria dan wanita
modern yang perlu tampil “beda” modis, necis, parlente, dandy. Kini gaya hidup
golongan penganut dandyism itu kini sudah ditiru secara kreatif oleh masyarakat
untuk tampil sehari-hari,
Dengan hidup di zaman modern dan lingkungan budaya industri maka
kecenderungan masyarakat pasti ingin menampilkan hal yang berbeda dengan
cara membelanjakan barang seperti produksi terbatas dan mahal. Tubuh yang
menjadi objek bagi konsumen untuk dijadikan eksperimen dengan memakai
barang branded tersebut seperti dalam peneliti ini dengan kepemilikan sepeda dan
modifikasi yang mahal di gunakan oleh para bikers.
Budaya tontonan seperti yang terjadi di saat ini menjadikan bikers sangat
merasa hal tersebut sudah tidak menjadi momok bagi mereka karena ketika kamu
bergaya maka kamu ada hal tersebut sangat cocok bila di bandingkan yang terjadi
di lapangan ketika mereka memakai barang yang tren saat ini mereka di anggap
oleh orang – orang yang berada di lingkungan sekitar mereka.
Selain itu mereka menjadikan media sebagai ajang pamerkan sepedanya
bermula sekedar iseng namun terus menerus menjadi budaya tontonan yang wajib
di pamerkan.
4. Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup kepemilikian barang mewah pada era modern saat ini
merupakan hal yang lumrah terjadi , banyak individu yang memiliki hobby
mengkoleksi barang-barang mewah seperti jam, mobil , emas dan hal lainnya,
namun semakin kesini orang-orang banyak mengkolekasi barang-barang yang kita
anggap sebelumnya biasa – biasa aja namun kini mempunya nilai dan makna yang
berbeda harga juga yang pasti jelas mahalnya. Di era modern saat ini orang bebas
9
mengkolekasi apapun yang sesuai dengan keinginan mereka walaupun sebagian
orang menganggap itu hanya membuang uang saja. Bahkan dalam satu benda ada
yang sampai memiliki lebih dari satu
Sampai memiliki lebih dari 1 sepeda merupakan hal yang sangat tidak wajar
dan belum tentu dari tiga sepeda tersebut di pakai semua terkadang hanya di
jadikan pajangan saja hal tersebut sudah berunsur hedonis boros dan tidak
memikirkan kehidupan yang sangat di butuhkan.
Selain menggunakan sepeda yang bermerek kegiatan lainnya yang biasa di
lakukan oleh bikers sepeda ini ialah memodifikasi , kegiatan modifikasi ini di
rangkai menjadi kegiatan yang berjenjang artinya ada tahap – tahap dan waktu
yang di perlukan untuk melakukan kegiatan modifkasi
Seperti pengertian dari gaya hidup hedonis yang dimana pada masyrakat ini
mereka lebih banyak menghabiskan waktu luang untuk berkumpul dengan
membahas apa yang menjadi gaya hidup mereka. Kegiatan yang seharusnya di
gunakan seproduktif mungkin disini bisa di lihat mereka lebih banyak
menggunakan watu berjam-jam untuk melakukan kegiatan trend berseped. Dari
segi konsumen semakin banyak orang menggunakan barang merek thrill dan
element merupakan dari golongan kelas atas maka maka hal tersebut akan
memberikan prestis kepada objek konsumsi. Dari beberapa pertanyaan terhadap
konsumen sparepart dan sepeda merek thrill dan element ketika membeli sebuah
barang apa yang pertama kali di lihat. urusan perut sekarang sudah mengalami
pergeseran yang terpenting nilai yang melekat pada barang tersebut
Dari penuturan di atas citra dari merek thrill lebih tinggi berbeda dengan merek
element , alasan yang utamanya thrill sedikit lebih unggul dan lebih terkenal
dibandingkan dengan element berdasarkandari 8 informan 5 diantaranya memilih
sepeda thrill. Bisa di lihat dari semua informan mengatakan bahwa merek sepeda
yang mereka gunkan sama – sama memiliki nilai yang melekat pada sepeda
tersebu baik itu merek Thrill dan Element kedua tersebut memiliki reputasi yang
bagus di mata infiorman yang menggunakannya.
informan menyatakan hal yang sama ketika mempunyai barang yang mahal
dan beda pasti akan di tampilkan ke kahalayak ramai ibarat memiliki barang
10
mewah tapi tidak untuk di tampilkan pada zaman saat ini hanya sia – sia , itulah
sebabnya semua industru gaya hidup saat ini ialah penampilan, penampilan seperti
apa yang akan di tampilkan dan di tonton oleh sekeliling orang.
Berbagai macam alasan yang di kemukakan oleh informan ada menyebutkan
merek tersebut sudah mendunia , berkelas dan di gunakan oleh beberapa atlet
sepeda yang mendunia. Apapun alasan yang di paparkan oleh informan harga –
harga sepeda yang dimiliki terbilang cukup mahal. pemilihan merek bukan
sembarangan mereka memilih ada hal – hal lain yang menjadi pertimbangan
mereka dalam pemilihan merek tersebut. Banyak faktor yang terjadi dalam
pemilihan mulai dari desain , kekuatan sepeda , merek dan lains ebagainya
B. Prestise Yang Terjadi Pada Anggota Komunitas Sepeda Twosixcycle
Di Tanjungpinang.
Sebelum mengetahui prestise yang terjadi pada tiap individu bikers di dalam
komunitas yang di teliti maka sebaiknya memahai apa yang dimaksud prestise.
Prestise adalah sebuah kehormatan atau wibawa yang dimiliki oleh seseorang
yang membuat dirinya akan berbeda atau bisa juga istimewa jika di bandingkan
dengan orang sekitarnya. Pada dasarnya orang yang memiliki prestise dalam
kehidupan sosial akan lebih di hormati , dipandang dan di segani oleh masyrakat
di sekitarnya baik itu dari segi pendidikan , prestasi , pekerjaan dan lain
sebagainya. Modern ini ada hal – hal yang sulit untuk di terima oleh nalar ketika
mendapatkan prestise bukan lagi sesuai dengan pendidikan , prestasi , pekerjaan
dan lain sebagainya melainkan dengan cara yang terbilang unik. Seperti dengan
memiliki barang mewah.Contohnya pada komunitas ini seseorang bikers akan
lebih dipandang dan di hargai dan lebih percaya diri ketika mereka menggunakan
sepeda berbeda dan tentunya daripada yang lainnya.
Sama seperti kepemilikan barang mahal pada prestise terdapat juga beberapa
temuan yang ditemukan oleh peneliti seperti ;
1. Percaya Diri
Bagi sebagian orang dalam menggunakan barang yang mahal pasti ada yang
dikejar misalnya orang menggunakan barang branded demi menjaga martabatnya
agar tida jatuh di hadapan di likungan ia tinggal. Sekarang ini, mengenakan
11
barang-barang bermerek dalam keseharian bukan lagi konsumen artis atau
sosialita saja namun pada masyarakat biasa saja bisa menggunakan barang mahal
tersebut, banyak alasan yang terjadi ketika mereka menggunakan barang tersebut
seperti lebih percaya diri.
informan menyatakan bahwasanya dalam pemilihan suku cadang dan
sepeda mereka lebih memilih barang yang original yang dimana semua barang
original pasti memiliki harga yang mahal selain itu ketika dipakai mereka akan
mendapatkan hal yang berbeda. Dengan menggunakan barang yang mahal akan
membawa rasa percaya diri ketika di gunakan. Saat berhadapan dengan satu rekan
komunitas tidak ada rasa malu lagi mereka pasti sudah mengetahui bahwa merek
tersebut mahal dan sudah pasti original
Ada hal yang sangat berbeda ketika seseorang memakai barang branded dan
original mereka beranggapan bahwa ketika memakai tersebut rasa bangga dan
percaya diri mereka akan semakin meningkat dengan alasan kepuasaan hasrat
yang yang harusnya di utamakan padahal mereka tidak memikirkan jangka
panjang selanjutnya.Budaya gaya hidup pada umunya adalah apa yang mereka
gunakan maka itu lah yang mencermikan dirinya maka dari itu dari jiwa hasrat
merekala untuk melakukan kegiatan membeli dan memodifikasi dengan alasan
memenuhi hasrat keinginan jiwa mereka dalam berpenampilan padahal dengan
alasan apapun gaya hidup juga tidak mencermikan apa yang mewakili jiwanya.
Sikap dan pola pikir yang mampu menyeimbankan keingnan mereka jika dilihat
mereka belum mampu mengontorol apa – apa saja yang harus di beli dan tidak
2. Sanjungan Dari Anggota Komunitas
Banyak dari para konsumen mengejar – ngejar menggunakan barang yang
mahal dan memiliki merek yang sudah terkenal. Mereka menggunakan barang
tersebut lebih di pandang , pandangan tersebut bisa dari dalam komunitas ataupun
di luar, begitu juga yang terjadi pada anggota komunitas ini ada alasan mereka
menggunakan barang yang memiliki merek , mereka akan di pandang oleh rekan
sesama komunitas tersebut. Ada suatu kebanggaan ketika barang mahal melekat
pada diri , orang – orang pasti memandang dengan tatapan yang berbeda. Mereka
akan mendekat para pengguna barang mahal tersebut memulai akrab dengan
12
sapaan “beli dimana?” , pada komunitas sepeda ini mereka akan rela
menghabiskan uang untuk sepeda. Ketika kamu bergaya maka kamu ada , dan
ketika menggunakan barang mahal maka akan di pandang oleh orang sekitar
komunitas.
Menjadi pusat perhatian ketika menggunakan barang mahal merupakan hal
yang wajar terjadi di era gaya kepemilikan barang mahal , individu melekatkan
merek sepeda dengan kehidupan sehari – hari , menjadikan sepeda tersebut
sebagai objek untuk di jadilan pusat perhatian orang
Semua orang pasti mengejar 3 kata WAH , Wah beli dimana? Berapa harga
barang tersebut, Wah pasti mahal harganya. Ketika seorang bertanya demikian
terhadap konsumen yang menggunakan barang mahal maka di dalam dirinya
mengelebung rasa pede dan di anggap bahwa orang sekelilingnya memerhatikan
dia padahal yang di perhatikan detail ialah barang yang di gunakan. Sama halnya
yang terjadi pada komunitas sepeda tersebut bikers beranggapan semakin
seseorang menggunakan barang mahal maka prestise yang terjadi mereka akan
jadi pusat perhatiand dan kemudia lebih di sanjung lagi.
Masuk kedalan ruang lingkup yang dimana sekelilingnya menggunakan
barang yang mahal sangat lah sulit, sebagian harus rela mengahabiskan uang
mereka agar bisa masuk kemana saja komunitas yang ingin di masuki. Namun
ketika mereka sudah menggunakan barang yang mahal dan memiliki nilai yang
tinggi kapanpun dan komunitas mana saja bisa masuk asalkan masing satu
Semakin banyaknya para bikers yang terus mengupgrade sepeda mereka
dengan sparepart pastinya original kian meningkatkan mutu dan kualitas sepeda
nya semakin naik hal ini di sebabkan karena para bikers satu sama lain terus kejar
mengejar membuat sepeda siapa yang bagus dan saling membanding bandingkan
dengan sepeda yang lainn antar sesama komunitas. Pengaruh media juga berperan
dalam menyebarkan tanda – tanda di dalam kehidupan. Efek dari tersebut
mengakibatkan pergesaran pola pikir dan logila konsumsi maysrakat
Rasa gengsi dan minder ketika menggunakan sepeda biasa juga di dapatkan
pada komunitas ini dimana mereka sebisa mungkin untuk terus membuat
sepedanya berasa berbeda daripada yang lain karena ketika mereka memakai yang
13
biasa saja respon yang di dapatkan pun juga untuk itu mereka harus lebih dari
lainnya seperti yang konsep gaya hidup dimana masyrakat modern harus lebih
dari yang lainnya
C. Pengaruh Media Pada Anggota Twosixcycle Di Tanjungpinang
Media iklan sangat memberi pengaruh penanaman nilai pada sebuah produk
yang dimana produk tersebut akan di beli dan digunakan oleh calon konsumen
mereka. Ada beberapa faktor yang terjadi seseorang mengkonsepkan dirinya
mengikuti trend menjadi gaya hidup tetapi yang terjadi malah ke arah menjadi
konsumtif salah satunya melalui media. Sehingga seorang bikers menjadikan
sepeda tersebut ke gaya hidup namun yang terjadi bukan hanya sebagai gaya
hidup sehat akan tetapi gaya hidup tersebut lebih mengarah ke kosnumtif. Media
juga memberikan pengaruh yang besar sehingga seseorang tersebut beranggapan
sepeda merekalah yang lebih unggul. Dengan melihat sisi media yang
memberikan pengaruh pada informan, juga ada terdapat beberapa media yang
cukup memberikan signifikan terhadap calon konsumen mereka
1. Media Iklan
Media secara perlahan membuat masyarakat jauh dari kenyataan
mempengaruhi pola konsumsi mereka dengan menampilkan tanda – tanda yang
berada di sekitar mereka. Dengan memanipulasi barang yang ditampilkan mampu
memenuhi kebutuhan mereka. Segala sesuatu yang menarik perhatian masyarkat
konsumen ( seperti seni ataupun kebutuhan sekunder) di tayangkan ke media
(media cetak dan elektronik) dalam bentuk dan model –model yang ideal. iklan
sangat kuat untuk mepengaruhi mereka dalam membeli sebuah produk yang akan
di gunakan dan di aplikasikan di sepeda mereka.
Iklan sangat mempengaruhi untuk membelinya dan selain itu
memberikan gambaran bahwasanya sepeda tersebut sangat bergengsi ketimbang
dengan teman satu teamnya . Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan
menyatakan bahwa barang tersebut sangat berbeda dan memiliki makna yang
berbeda ketimbang dengan yang lain.
14
Masing - masing dari pernyataan informan menyebutkan hampir
semuanya mengatakan media lah yang bisa mempengaruhi mereka dalam
mengetahui sepeda tersebut berkelas atau istilah lainnya bergengsi. Berbagai
macam media yang mempengaruhi informan untuk membeli sparepart dan
sepeda mulai dari media sosial , kaskus , website dan lain sebagainya. Zaman
yang semakin canggih semua orang bisa mengakses apapun yang berada di
internet , sudah banyak media sosial yang menjanjikan kemampuan halaman
yang sangat signifikan. Mereka menyajikan layanan dengan gratis semua bisa di
post akibatnya banyak orang yang memanfaatkan media sosial sebagai situs jual
beli mempromosikan barang jualan dengan caption semanarik mungkin agar
calon pembeli melirik. Sudah banyak website yang meriview sepeda ataupun
sparepart yang ingin di lihat. Keinginan seseorang untuk tampil sama dengan
apa yang ia lihat di media dan mencoba menampilkan hal yang berbeda ketika
berada di lingkungannya. Hal tersebut mendorong sifat konsumtifnya, sehingga
meski kondisi perekonomian sebagian besar informan penelitian belum bisa
dikatakan mapan namun apa yang mereka konsumsi melebihi konsusmi sandang
pangannya orang-orang yang memiliki sifat konsumtif tetap membeli apapun
yang ia inginkan tanpa memerhatikan kondisi keuangannya. Iklan – iklan yang
di tampilkan juga di gambarkan sangat diluar hal yang tak masuk akal dimana
iklan menampilkan barang yang bermerek yang dianggap mampu memenuhi
semua kebutuhan mereka dalam satu wadah saja .
Selain media memberikan pengaruh dalam citra tanda media juga
memberikan informasi – informasi produk yang akan di perjualkan terhadap calon
konsumen mereka. Tidak bisa di pungkiri hubungan antara merek dan jiwa
individu sangat erat sebagaimana menunturkan mereka akan rela mengahabiskan
uang mereka untuk membeli barang tersebut walaupun dengan harga yang tinggi
tidak peduli dengan harga yang melekat pada barang tersebut, sebisa mungkin
akan merelakan uang mereka untuk membeli barang sesuai keinginan mereka.
15
2. Pengaruh Idola
Selain itu antara selebriti dan citra tanda memiki kecocokan yang tidak
bisa dipisahkan sebab selebriti juga membentuk identitas dimana mereka juga
membentuk dan menampilkan barang yang mereka pakai untuk mempengaruhi
calon konsumen. Seperti pada saat zaman sekarang “Endorsement” jarang para
calon konsumen terpengaruh untuk membeli
Seperti penuturan informan yang mengatakan bahwa mereka membeli
sebuah sepeda atau sparepart terkadang juga terpengaruh oleh para atlit yang
menggunakannya. beberpa informan yang menyatakan ketika menggunakan
sepeda atau sparepart yang di promosikan oleh selebriti atau atlit – atlit yang
sudah terkenal mereka akan tertarik lebih untuk membeli produk tersebut , hal ini
dikarenakan dalam pembentukan identitas selebritis tersebut menjadi agen untuk
menyebarkan tanda – tanda terhadap produk yang di promosikan kepada calon
konsumen sehingga individu menjadi tertarik untuk membeli
Penuturan informan selanjutnya menyatakan idola merupakan landasan
bagi mereka untuk memikirkan apa yang di gunakan pada sepeda mereka dan apa
sepeda apa yang akan di beli karena pastinya idola menggunakan barang yang
bagus. Idola memberikan gambaran terhadap para bikers sepeda seperti apa yang
akan mereka beli dan gunakan. Mereka beranggapan idola memberikan banyak
pengaruh dalam hal bersepeda. Tanda yang di sebarkan oleh aktor juga sangat
berperan besar pada budaya industri dimana mereka di bayar oleh produsen untuk
mempengaruhi calon konsumen dan itu berhasil.
Perilaku mereka juga mencari kesenangan dan bentuk ekspresi mereka
terhadap suatu barang dimana mereka membeli dan mengatur apa yang sesuai
dengan jiwa dan hasrat mereka berdua akan tetapi sifat hedonis yang sudah
melekat dalam diri merekal yang membentuk mereka menjadi gaya hidup
mengarah ke konsumtif. Media juga tidak ketinggalam dalam menyebarkan tanda
objek terhadap para calon konsumen mereka selain itu di era industri gaya hidup
para selebritis atau orang terkenal ikut menyebarkan tanda tanda dengan
menampilkan hal – hal yang sangat baik terhadap barang yang akan di
promosikan , hal tersebut bukan tanpa alasan mereka lakukan. Mereka melakukan
16
tersebut agar barang yang di promosikan oleh selebritis tersebut dapat
mempengaruhi calon konsumen dan kemudian membeli barang tersebut.
D. Perilaku Konsumtif Anggota Twosixcycle Di Tanjungpinang
Mahalnya sepeda tersebut tidak memberikan pengaruh bagi mereka untuk
membeli selain sepeda hal yang biasa konsumsi yakni sparepart yang di
aplikasikan ke sepeda tersebut. Bagi bikers khsusnya di dalam komunitas yang
diteliti oleh peneliti anggapan mahal hanya asumsi saja. Harga yang mahal yang
sangat wajar jika di seimbangkan dengan kualitas barang. Barang yang di gunakan
sudah pasti original atau barang asli yang langsung di keluarkan oleh pabrik
produsen resmi tersebut. Banyak faktor para bikers sepeda tersebut memilih dan
memiliki sebuah sepeda salah satunya yakni gengsi. Hal tersebut di sebabkan
bermula dari disarankan teman memakai satu merek tersebut lama kelamaan
paham mengenai merek dan akhirnya merek tersebut melekat pada individu.
Selain teman mempengaruhi iklan juga sangat mempengaruhi pola pikir mereka
dalam membeli sebuah sepeda. Iklan yang di kemas sedemikian rupa dan
dibungkus dengan mampu memahami keinginan para calon konsumen mereka.
Iklan berupa melalui media cetak dan media elektronik. Media juga memberi
pengaruh terhadap suatu objek, dimana media memberikan simbol – simbol
terhadapat suatu objek yang akan di konsumsi oleh calon konsumen. Sehingga
konsumen beranggapan objek tersebut memiliki nilai yang layak untuk di
konsumsi.
Biasanya orang yang memiliki hobby terhadap sesuatu barang rela
mengeluarkan gajinya hanya untuk memenuhi kebutuhan palsu mereka. Membeli
barang terus menerus padahal nilai kegunaanya sama saja .
Seperti contoh barang reisu, maksudnya barang yang di rilis ulang di
karenakan memperbaiki barang yang rilisan pertama baik perbaiki dari segi
bentuk atau apapun padahal secara signifkan sama saja
Walaupun dengan fungsi yang sama hanya sekilas bentuk yang berbeda
mereka tetap membeli demi memnuhi hasrat mereka terpenuhi dalam sepeda. Cara
pandang yang berbeda ketika mereka menggunakan produk yang di rilis ulang.
Walaupun dengan barang yang sama hal tersebut sangatla tidak wajar dimana
17
barang tersebut belum tentu di pakai. kontrol terhadap dirinya dan berbelanja
secara berlebihan tanpa memikirkan kebutuhan maupun kegunaan dari barang-
barang yang hendak dibelinya. Membeli barang yang didasarkan oleh keinginan
tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya akan
membuat seseorang menjadi konsumtif.
KESIMPULAN
Gaya hidup pada saat ini di zaman modern terbilang hal yang biasa terjadi
di kalangan masyrakat modern . Aktifitas sepeda yang awalnya menjadi gaya
hidup sehat bergeser dengan menjadi tren bersepeda. Bersepeda kini bukan lagi
hanya berbicara mengenai sehat namun kini membeli sepeda yang bermerek dan
memodifikasinya dengan harga yang mahal.Dari hasil penelitian yang sudah di
paparkan pada Bab IV dimana menjelaskan bahwa delapan informan menyatakan
mereka membeli dan menggunakan merek sepeda yang sudah memiliki nilai atau
yang biasa di kenal dengan sudah memiliki merek ternama. Selain menjadi hobby
kegiatan bersepeda juga sebagai ajang pamer sepada dengan anggota lainnya.
Citra tanda dari sebuah produk sepeda yang saat ini sedang naik – naiknya
diciptakan oleh sebuah media baik itu cetak ataupun media elektronik. Selain itu
dari penggunaan barang mahal ada prestise yang mereka dapatkan berupa
sanjungan, lebih di pandang dan dari hasil sanjungan tersebut menjadikan bikers
semakin percaya diri dalam penggunaan sepeda.
Ketika berkumpul di luar dari kegiatan touring biasanya mereka
menghabiskan waktu untuk membahas mengenai sepeda dan lainnya, kegiatan
yang dimana lebih banyak menghabiskan waktu di luar ketimbang di rumah
Selain itu media juga di manfaatkan sebagai sarana ajang memamerkan hasil
sepeda mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. (2007). Sosiologi Skematika Teori Dan Terapan . Jakarta :
PT. Bumi Aksara
Bagong Suyanto dan Sutinah.(2011). Metode Penelitian Sosial
18
Berbagai Alternatif Pendekatn . Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Baudrillard, Jean. (1998). The Consumer Society (diterjemahkan dari La Societe
de consummation, diberi kata pengantar oleh George Ritzer). London : Sage
Publications.
Baudrillard, Jean P. (2004). Masyarakat konsumsi, diterjemahkan oleh Wahyunto.
Yogyakarta: kreasi wacana.
Chaney, David. (2004). Life Styles,sebuah pengantar komprehensif, Bandung:
Jakarta.
Djam’an, Satori. Komariah Aan. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta :
Bandung.
Herimanto dan Winarno . Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar . Jakarta Timur :
PT . Bumi Aksara
Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. (2014). Metedologi Penelitian Sosial :
Jakarta . PT. Bumi Aksara.
Irwab dkk. (2006). Budaya Barat Dalam Kacamata Timur Pengalaman Dan
Hasil Penelitian Di Sebuah Kota Di Jerman: Yogyakarta . Pustaka Pelajar
Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi: Jakarta . Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Kotler, Philip : Amstrong, Garry. (2008). Prinsip-prinsip pemasaran. Jilid 1,
Erlangga : Jakarta.
Mudji Sutrisno , Hendar Putranto : Teori Teori Kebudayaan
Mowen, J.C.,Minor,M.(2002).Perilaku Konsumen. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Nugraheni, P.N.A. (2003). Perbedaan Kecenderungan Gaya hidup Hedonis pada
Remaja.
19
Subandy, Ibrahim Idi (2005). Life Style Ecstasy, Kebudayaan Pop Dalam
Masyarakat Komoditas Indonesia. Yogyakarta : Jala Sutra.
Sukardi. (2008). Metode penelitian kualitatif dan R & D Bandung : Alfabeta.
Sumber Jurnal atau Skripsi :
Alfitri,2007. Budaya konsumerisme masyarakat perkotaan. (Volume XI, No: 01,
2007)
Novitasani, Latifah & Handoyono, Pambudi, 2014. Perubahan Gaya Hidup
Konsumtif Pada Mahasiswa Urban Di Unesa. (Vol 2, No 3, 2014)
Sukma Astriana, 2015. Perilaku Konsumtif Mahasiswa Sosiologi Pada Fakultas
Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Maritm Raja Ali Haji.
I Made Satria Putra , Imron Hadi Tamim & I Gede Kama Jaya, 2013.
Produk Distro Sebagai Identitas Dari remaja Kota Denpasar. Denpasar.
Universitas Udayana
Al Ridho Zulkifli. 2016. Gaya Hidup Hedonisme Di kalangan
Mahasiswa Penerima Beasiswa Kaltim Cemerlang. Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman . Samarinda . Universitas
Mulawarman