materi oce.. minor element
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Elemen adalah unsur, materi atau bahan dasar (fundamental kinds of matter) yangmenyusun seluruh benda di alam semesta (Menahan, 2001). Elemen ini tersusun dari atom-atom yang berasal dari elemen yang sama secara kimiawi dan memiliki sifat yang identik.Hingga saat ini telah dikenal sekitar 116 elemen atau unsur.
Secara garis besar, elemen dapat dibagi menjadi 2, yaitu : elemen organik daninorganik. Miessler dan Tarr (2000) menyatakan bahwa elemen organik berkaitan dengansenyawa hidrokarbon dan derivatnya yang sebagian besar menjadi elemen utama yangmenyusun makhluk hidup. Asam amino, protein dan lemak yang menyusun organism hidupumumnya tersusun dari elemen organik (unsur atau senyawa yang terdiri dari C , H dan O). Sedangkan elemen inorganik mencakup keseluruhan elemen yang terdapat dalam tabel periodik unsur termasuk Hidrogen dan Karbon itu sendiri.
Riley dan Chester (1971), menyatakan bahwa unsur N, P dan Si adalah merupakanelemen esensial terpenting yang dibutuhkan oleh organisme laut. Ketiga elemen tersebut berperan penting dalam metabolisme, proses fisiologis dan reaksi biokimiawi dalam tubuh. Nitrogen penting untuk membangun jaringan tubuh. Sedangkan fosfor dan silicapenting dalam pembentukan cangkang terutama bagi kelompok Diatom, Coccolithofor danPteropod. Besi, Mangan, Tembaga, Seng, Kobal dan Molybdenum adalah mikro elemenesensial yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagaimana ditemukan pada enzim.Meskipun memiliki konsentrasi yang sedikit dalam air laut, namun mikro elemen esensialtidak pernah menjadi faktor pembatas yang mengontrol populasi biota laut. Kadang-kadangkonsentrasi mikro elemen esensial ditemukan dalam jumlah yang banyak dalam air laut,namun hal tersebut belum menjamin pemenuhan kebutuhan mikro elemen esensial bagiorganisme laut. Hal ini karena mikro elemen esensial tersebut berada dalam bentuk yang tidak dapat diabsorbsi langsung oleh biota laut yang ada.
Namun, menurut Manahan (2001),elemen, bahan atau materi organik adalah semua senyawa yang mengandung karbontermasuk substansi yang dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gasalam (metan), cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik. Sedangkan elemen atau bahaninorganik adalah semua substansi yang tidak mengandung Karbon seperti logam, batuan,garam, air, pasir dan beton. Elemen inorganik ada yang bersifat terlarut (dissolved) dan adayang padat (solid atau insoluble).
I.2. Tujuan
BAB IIISI
Elemen adalah unsur/materi/bahan dasar (fundamental kinds of matter) yang menyusun seluruh benda di alam semesta (Manahan, 2001). Elemen tersusun dari atom-atom. Semua atom yang berasal dari elemen yang sama secara kimiawi memiliki sifat yang identik. Hingga saat ini telah dikenal sekitar 116 elemen atau unsur.
Secara garis besar, elemen dapat dibagi menjadi 2, yaitu : elemen organik dan inorganik. Menurut Miessler dan Tarr (2000) menyatakan bahwa elemen organik berkaitan dengan senyawa hidrokarbon dan derivatnya yang sebagian besar menjadi elemen utama yang menyusun makhluk hidup. Sedangkan elemen inorganik mencakup keseluruhan elemen yang terdapat dalam tabel periodik unsur termasuk Hidrogen dan Karbon itu sendiri.
Menurut Millero (2006) membagi elemen (organik dan inorganik) menjadi 3 kelompok berdasarkan rata-rata konsentrasinya di alam, yaitu: Elemen makro (0,05 – 750 mM) Elemen mikro (0,05 – 50 μM) Elemen trace atau kelumit (0,05 -50 nM)
Elemen yang terkandung di air laut ada yang merupakan elemen tama (mayor) , elemen tambahan (minor), dan elemen yang langka trace). Elemen utama adalah zat kimia yang melekat langsung dengan salinitas.
Unsur-unsur kimia yang terdapat dilaut antara lain adalah garam-garam inorganik, gas-gas yang terlarut dalam dan senyawa-senyawa organik. Garam-garan inorganik tersebut berasal dari hasil erosi batu-batuan yang terjadi di daratan yang kemudian oleh sungai diangkut ke laut. Proses ini berlangsung sejak terjadinya laut dipermukaan bumi ini. Senyawa-senyawa lain terutama gas-gas terlarut, berasal dari udara yang merembes masuk ke air laut. Perembesan gas-gas ke air laut ini dikenal sebagai proses Difusi.
Komposisi air laut yang konstan tetap dipertahankan karena kebanyakan unsur utama menunjukkan sifat konservatif, yaitu konsentrasi di air laut tidak mengalami perubahan yang berarti akibat reaksi biologi dan kimia di laut. Namun, secara umum di dalam air laut terdapat sejumlah unsur yang dominan (bagian mayoritas) dan unsur pelengkap (bagian minoritas).
A. Elemen Mikro (Minor Element)
Minor elemen atau elemen mikro memiliki suatu ukuran 1 ppb – 4 ppm (< 1ppm) yang termasuk dalam elemen minor disuatu lautan yaitu diantaranya : O, H, Cl, Na, Mg, C, Ca, K, Dr, C, Sr, B, dan F. dari elemen – elemen tersebut terdapat ada 14 unsur yang termasuk dalam elemen minor.elemen minor memiliki pola distribusi yang luas atau dengan kata lain pola penyebaran yang luas dari suatu perairan tropis sampai sub tropis.dari 14 jenis ion pada
air laut.Dari jumlah itu, konsentrasi klorida dan natrium terdapat dalam jumlah yang sangattinggi. Hal inilah yang menyebabkan tingginya salinitas air laut. . Di samping itu unsure Na juga dapat dimanfaatkan sebagai unsur hara untuk jenis-jenis tanaman tertentu yang membutuhkannya baik sebagai unsure tambahan/menguntungkan maupun sebagai pengganti sebagian dari kebutuhan akan unsur K.
Kelompok ini terdapat dalam kadar yang lebih kecil dibandingkan dengankelompok elemen kimia utama, sehingga elemen-elemen ini dimasukan kedalamkelompok elemen kimia tambahan atau minor elemen. Kadarnya di laut mempunyainilai kisaran antara 5,52 mg sampai 0,079 mg yang terdapat dalam satu liter air laut.Karena kadarnya relatip lebih kecil, maka kelompok jenis elemen ini mudah lenyapdari perairan laut oleh sebab itu prose absorbsi atau penyerapan oleh partikel-partikelmaupun organisme ± organisme yang ada dan hidup dilaut. Berbeda dengan kelompok elemen kimia utama , maka untuk menentukan kadar dari kelompok elemen kimiatambahan yang ada dilaut diperlukan contoh yang banyak. Yang tergolong ke dalam minor elemen antara lain : Boron (B), Silikon (Si), Flour (F), Argon (Ar), Nitrogen(N), Liitium (Li), Rubidium (Rb), dan Fosfor (P).
Kelompok Elemen Kimia Tambahan (minor elements)Kelompok ini terdapat dalam kadar yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok
elemen kimia utama, sehingga elemen-elemen ini dimasukan kedalam kelompok elemen kimia tambahan atau minor elemen. Nama-nama elemen Tambahan Utama Yaitu:
Boron (B) 23.000 ton/mil³ air laut Silikon (Si) 14.000 ton/mil³ air laut Flour (F) 6.100 ton/mil³ air laut Argon (Ar) 2.800 ton/mil³ air laut Nitrogen (N) 2.400 ton/mil³ air laut Liitium (Li) 800 ton/mil³ air laut Rubidium (Rb) 570 ton/mil³ air laut Fosfor (P) 330 ton/mil³ air laut
Elemen Minor di Laut Berdasarkan asalnya, sumber elemen mikro yang masuk ke laut secara garis besar dapat di bagi menjadi 2 :a. Allotochnous (external sources) :
Aktifitas gunung berapi (erupsi) Pelapukan batuan Gurun Pasir Aktifitas Manusia (antropogenik)
b. Autotochnous (internal sources) : Aktifitas gunung berapi bawah laut (Submarine Eruption) Pergeseran kerak bumi Aktifitas Biologi
Mekanisme transport elemen yang bersumber dari daratan dapat dibagi 3 :
Melalui sungai (fluvial transport) Melalui udara (atmospheric transport) dan angin (Aeolian transport) Melalui pencairan es (glacial transport)
Elemen yang masuk ke laut akan mengalami proses-proses :
Fisika : advection, mixing, adsorption, deposition Kimia : redox, hydrolysis, complexation, solidification, dissolution Biologi : absorption, decomposition
Distribusi Chester (1990) menyatakan bahwa ada tiga proses yang berperan dalam distribusi elemen di laut :
Saturasi dan presipitasi (Ca, Sr, Ba) Adsorbdi oleh partikel tersuspensi (Mn, Zn, Cd, Pb) Absorbsi oleh biologi (Co, Mo, Ni, Zn).
Selain proses diatas, proses-proses biogeokimia seperti reaksi redoks, kompleksasi – solidifikasi, mineralisasi-remineralisasi dan faktor lingkungan seperti pH, suhu, salinitas, arus dan aktifitas hidrothermal juga berperan penting terhadap distribusi elemen mikro di laut.
Tipe Distribusi Elemen Elemen mikro memiliki konsentrasi yang sangat rendah di laut karena elemen mikro memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga dengan cepat akan segera berikatan dengan senyawa kimia yang lain saat mencapai laut dan mengendap di dasar perairan dalam bentuk sedimen. Selain itu, ada pula elemen mikro yang memang memiliki konsentrasi sangat kecil dari sumbernya. Misalnya: batuan kristal dan gas yang berasal dari dalam perut bumi.
Profil distribusi elemen mikro dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:a. konservasi profilRasio konsentrasi elemen yang konstan terhadap elemen yang berkaitan dengan khlorinitas atau salinitas ditemukan pada beberapa elemen karena tingkat reaktifitasnya yang rendah. Beberapa elemen makro dan logam kelumit (trace metal) seperti seperti molybdenum (MoO4
2-) dan tungsten (WO42-)
b .Penurunan konsentrasi elemen di permukaan perairanPenurunan konsentrasi elemen di permukaan perairan dan pengayaan di kedalaman perairan. Senyawa dipindahkan dari bagian atas permukaan oleh plankton atau senyawa
partikulat yang dihasilkan oleh produsen melalui aktifitas biologi. Di perairan yang dalam senyawa partikulat akan mengalami regenerasi melalui proses oksidasi oleh bakteri. Berdasarkan tempat terjadinya regenerasi elemen mikro, maka nutrient type profile dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
Regenerasi elemen mikro pada perairan dangkal hingga kedalaman maksimum 1 km. Misalnya pada logam Cd 2+yang berikatan dengan bagian yang lunak dari material biologi yang masih hidup atau yang sudah mati.
Regenerasi elemen mikro pada perairan dalam hingga kedalaman maksimum dimana keberadaan logam dalam air laut masih dapat terdeteksi. Beberapa elemen mikro yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah: Zn, Bad an Ge.
Kombinasi regereneasi elemen mikro antara perairan dangkal dan dalam. Salah satu elemen yang termasuk kelompok ini adalah perak (Ag). Logam ini diketahui berikatan dengan phytoplankton, diatom dan cangkang hewan laut. Surface enrichment and depletion at depth: Elemen yang termasuk kelompok ini memiliki input yang berasal dari atmosfir, sungai dan daratan.
c. Surfei pengayaan dan penipisan pada kedalaman Elemen yang termasuk kelompok ini mudah bereaksi dan secara cepat berpindah dari air laut karena berikatan dengan partikulat yang berada di kolom air untuk selanjutnya mengendap dalam sedimen. Waktu tinggal (residence times) dari elemen kelompok ini tergolong sangat pendek. Logam timbal (Pb) merupakan elemen yang inputnya berasal dari atmosfir (berasal dari asap kendaraan dan industri di darat yang menggunakan bahan bakar fosil). Mn2+ merupakan contoh yang baik untuk elemen yang memasuki permukaan air melalui sungai atau berasal dari endapan sedimen di perairan yang dangkal.
d. kondisi air laut minima Kondisi air laut minimum dapat terjadi jika terdapat input dari permukaan yang kemudian mengalami regenerasi di dekat dasar atau mengalami scavenging di keseluruhan kolom air. Logam seperti Cu2+, Sn dan Al3+ tergolong dalam kelompok ini. Input dari permukaan laut berasal dari daratan yang terbang ke udara membentuk debu atmosfer yang kemudian jatuh ke permukaan laut. Al dengan cepat akan mengalami penyerapan oleh partikel tersuspensi dari permukaan air melalui proses adsorbs atau mengalami penyerapan oleh plankton. Partikel yang terserap kemudian jatuh dan mengendap di laut dalam membentuk sedimen. Resustensi dan flux Al dalam sedimen akan semakin meningkat saat mendekati dasar perairan.
e. Maksimum dan minimum di perairan anostik Pada suatu daerah dengan sirkulasi terbatas seperti di Laut Hitam, Trench Cariaco dan fjords, air dapat menjadi anoxic (tidak memiliki kandungan Oksigen) dan memproduksi H2S. Di batas antara 2 perairan dapat terjadi proses reduksi oksidasi yang menyebabkan maxima atau minima dari perubahan solubilitas dari species yang berbeda. Fe2+ dan Mn2+ tergolong maxima karena memiliki solubilitas yang meningkat dalam bentuk tereduksi.
Kondisi maxima ini terjadi akibat proses reduksi oksidasi Besi dan Mangan dekat batas lapisan antara dari oksik-anoksik.
Penyebaran (Variasi Musiman)
a. Nitrogen (2.400 ton/mil³ air laut) Variasi musiman dari nitrit, nitrat dan ammonia terjadi pada lapisan permukaan laut sebagai hasil dari aktifitas biologi. Perubahan konsentrasi Nitrogen secara musiman sebagian besar terjadi di perairan dangkal daerah lintang sedang atau lintang tinggi. Saat musim semi, terjadi peningkatan intesitas cahaya dan durasi (lama penyinaran) yang menyebabkan peningkatan populasi fitoplankton. Hal ini menimbulkan perpindahan Nitrogen anorganik terlarut dari daerah eufotik. Populasi fitoplankton kemudian dimangsa oleh zooplankton dan ikan. Nitrogen kemudian dikembalikan ke perairan dalam bentuk excrete (kotoran), urine (amoniak dan urea) atau partikel feses yang akan didekomposisi oleh bakteri sebelum dikembalikan ke perairan. Pada musim semi, proses percampuran vertical (vertical mixing) memiliki konstribusi mengangkat nutrien dari perairan bawah ke zona eufotik. Akibatnya populasi fitoplankton bertambah dengan cepat dan mulai menurun saat terbentuk zona termoklin yang menghalangi suplai Nitrogen ke lapisan permukaan. Nutrien yang dominan pada waktu ini adalah amoniak yang diekskresikan oleh Zooplankton dan selanjutnya dimanfaatkan oleh algae dalam proses fotosintesis. Pada beberapa lokasi, terjadi penurunan konsentrasi Nitrogen terlarut hingga mencapai taraf yang dapat mematikan organisme. Ekskresi Nitrogen oleh zooplankton mencapai tingkat maksimum saat populasi fitoplankton jarang.
Hal ini terjadi karena kemungkinan pemanfaatan protein sebagai sumber energi menurun saat makanan (fitoplankton) berlimpah. Saat organisme mati atau dikonsumsi dan dikeluarkan dalam bentuk feses oleh zooplankton, maka bakteri akan melakukan regenerasi Nitrogen.Regenerasi nitrat seringkali menyebabkan blooming algae pada akhir musim panas. Konsentrasi nitrat akan meningkat hingga mencapai titik maksimum pada musim gugur dan kemudian menurun. Nitrifikasi akan selesai saat bulan Januari saat permukaan mendingin dan badai membongkar lapisan termoklin, menyebabkan nirat dapat terdistribusi kembali ke kolom air dan dasar perairan. Kondisi yang berbeda terjadi pada daerah perairan yang memiliki up-welling yang membawa nutrient dari perairan bawah ke lapisan permukaan. Kondisi perairan di daerah up-welling sangat subur dan mendukung kehidupan fitoplankton yang melimpah. Dengan demikian nutrient bukan merupakan faktor pembatas di daerah ini. Perubahan konsentrasi nutrient di lautan terbuka yang jauh dari daratan juga dipengaruhi oleh produktifitas fitoplankton dan hanya terbatas di lapisan permukaan. Namun, proses regenerative terjadi di seluruh kolom perairan. Organisme mati dan detritus organik akan diuraikan oleh bakteri saat tenggelam dari permukaan air. Partikel organik akan tenggelam dengan lambat karena ukuran partikel mengalami penyusutan dan densitas air laut yang lebih tinggi pada perairan yang lebih dalam. Oksidasi partikel menyebabkan berpindahnya oksigen dari dalam air, demikian pula dengan karbondioksida dan ion nitrat yang menjadi produk akhir dari oksidasi senyawa organik akan terakumulasi di daerah perairan yang lebih dalam.
Konsentrasi nitrogen di seluruh samudera di dunia memiliki konsentrasi yang konstan mulai dari kedalaman di daerah pertengahan hingga dasar perairan.
b. Fosfor (330 ton/mil³ air laut) Di perairan dangkal daerah temperate, variasi musiman ditemukan pada fosfat dan konsentrasi fosfor organik terlarut. Pada musim dingin, sebagian besar fosfor berada dalam bentuk orthofosfat. Namun, hal ini akan menurun dengan cepat pada bulan maret saat fosfat digunakan oleh fitoplankton. Zooplankton dan ikan akan memakan fitoplankton dan mengembalikan fosfat ke dalam perairan melalui feses/buangan metabolisme dalam bentuk fosfat dan fosfor organik terlarut. Pada bulan mei-Juni, konsentrasi fosfat akan menurun di daerah eufotik sehingga konsentrasi fosfor organik terlarut lebih dominan. Setelah fitoplankton mengalami blooming, regenerasin fosfat dari fitoplankton, detritus dan fosfor organik terlarut akan kembali meningkat dengan cepat.
c. Silika (14.000 ton/mil³ air laut) Silikon terlarut di daerah perairan pantai umumnya cukup tinggi karena efek “run-off” dari daratan. Pada musim semi, ledakan populasi fitoplankton dengan cepat menyebabkan menurunnya konsentrasi silikon. Regenerasi silikon akan dimulai kembali pada musim panas saat pertumbuhan fitoplankton menjadi lambat dan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada awal musim dingin. Pada beberapa daerah, ledakan populasi fitoplankton pada musim gugur dapat menyebabkan terhambatnya regenerasi silikon untuk sementara waktu. Konsentrasi silikon terlarut di permukaan laut umumnya rendah, kecuali di daerah yang mengalami up-welling. Pada lapisan yang lebih dalam, ditemukan peningkatan yang tajam dari konsentrasi silikon. Pola distribusi silikon berbeda dari satu samudera ke samudera lainnya dan ditentukan oleh pola sirkulasi air dan oleh suplai silikon terlarut dari Antartik dan dari diatom terlarut yang jatuh dari permukaan. Proses absorbsi oleh organisme juga berpengaruh terhadap pola distribusi silikon.
d.Tembaga Cu seringkali bersifat spesifik untuk tiap jenis tembaga (Cu) di alam dapat ditemukan
dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk senyawa atau senyawa padat dalam bentuk mineral. Pada perairan laut, Cu dapat dijumpai dalam bentuk ion CuCO3
+, CuOH+ dan sebagainya. . d.Fe( besi)
Senyawa Fe dibutuhan oleh amakhluk hidup namun jika berlebihan mengakibatkan booming alga
e. Flour (6.100 ton/mil³ air laut)Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir". Dia merupakan gas
halogen univalen beracun berwarna kuning-hijau yang paling reaktif secara kimia dan elektronegatif dari seluruh unsur. Dalam bentuk murninya, dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan kulit.
Manfaat Mikro Elemen di Lauta. Nitrogen Nitrogen dalam air laut umumnya terlarut dalam bentuk nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan Amoniak (NH4). Bentuk-bentuk senyawa dari nitrogen tersebut diabsorbsi oleh organisme laut untuk memenuhi kebutuhan akan nitrogen sebagai salah satu komponen utama pembentukan asam amino yang menjadi cikal bakal terbentuknya protein.b. Fosfor Senyawa Fosfor seperti ATP (adenosine tri-fosfat) dan ko-enzim nukleotida, memiliki peran yang penting dalam fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan. Fitoplankton umumnya memenuhi kebutuhan fosfor melalui asimilasi secara langsung dalam bentuk ortho-fosfat. Absorbsi dan konversi menjadi senyawa fosfor organik terjadi saat kondisi gelap.c. Silikon Sebagian besar tumbuhan dan hewan laut yang memanfaatkan silikon terdiri dari kelompok diatom, radiolaria, pteropoda dan sponges. Umumnya, kelompok organisme tersebut memiliki struktur kerangka yang mengandung silika dalam jumlah tinggi. Sisa-sisa tubuh yang telah mati terutama dari kelompok diatom akan tenggelam ke dasar perairan membentuk deposit endapan silikat yang spesifik. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana silika terlarut diabsorbsi oleh diatom, kemudian diubah menjadi hidrat silikat dan digunakan untuk membentuk cangkang dengan pola yang indah.
d. Boron Boron yang tidak murni digunakan pada pertunjukan kembang api untuk memberikan warna hijau dan dalam roket sebagai pemicu. Senyawa boron yang paling komersial adalah Na2B4O75H2O. Pentrahidra ini digunakan dalam jumlah yang banyak dalam pembuatan serat gelas yang dijadikan insulasi (insulation fiberglass) dan pemutih sodium perborat (sodium perborate bleach). Asam borik juga merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk tekstil. Senyawa-senyawa boron lainnya digunakan dalam pembuatan kaca borosilica dan dalam penyembuhan arthritis. Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron. Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket. Penawaran terhadap filamen boron juga meningkat karena bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur pesawat antariksa.e. Fluor
Flour dan senyawanya digunakan dalam memproduksi uranium (dari heksafluorida) dan lebih dari 100 senyawa fluor komersial, termasuk plastik untuk suhu tinggi. Asam fluorida mengetsa kaca lampu pijar. Fluor hidrokarbon digunakan besar-besaran dalam pendinginan udara di kulkas dan AC
Keberadaan fluor sebagai senyawa fluorida yang mudah larut dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menyebabkan bercak pada lapisan email gigi, bila terkonsumsi oleh anak-anak dengan gigi permanen. Meski demikian, dalam jumlah yang lebih sedikit, fluor dapat mencegah lubang gigi. Unsur fluor telah dipelajari sebagai bahan bakar roket karena nilai daya dorong yang sangat luar biasa. Unsur fluor dan ion fluorida sangat beracun. Unsur bebasnya memiliki karakteristik bau yang tajam, bisa dideteksi dalam konsentrasi serendah 20 ppb, yakni di bawah tingkat keamanan bekerja. Konsentrasi yang diperbolehkan untuk paparan selama 8 jam kerja adalah 1 ppm.f. Argon
Digunakan dalam bola lampu pijar listrik dan tabung fluoresen pada tekanan sekitar 400 Pa, tabung pengisian cahaya , tabung kilau dan lain-lain. Argon juga digunakan sebagai gas inert yang melindungi dari bunga api listrik dalam proses pengelasan, produksi titanium dan unsur reaktif lainya, dan juga sebagai lapisan pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan germanium.B. Trace Element
Trace Elemen merupakan unsur–unsur atau senyawa –senyawa kimia di laut yang kelarutanya kurang dari 1 ppb atau dapat diartikan sangat kecil. Tetapi untuk keberadaanya sangat diperlukan dalam pengaturan keseimbangan kelarutan elemen-elemen dilaut dan proses biologi organism bahari. Rasio konsentrasi elemen yang konstan terhadap elemen yang berkaitan dengan khlorinitas atau salinitas ditemukan pada beberapa elemen karena tingkat reaktifitasnya yang rendah. Logam-logam Cu, Mn, Fe dan Zn jika terjadi defisiensi menyebabkan penyakit baik pada hewan maupun tumbuhan.
Cu, Cr, Se dan I untuk hewan dan B dan Mo untuk tanaman. Hampir semua mikronutrien memiliki peran sebagai penyusun enzym dan protein-protein penting lain yang terlibat dalam
pathway/siklus metabolik. Ketiadaan mikronutrien akan menyebabkan disfungsi metabolik
yang mengakibatkan penyakit. Elemen-elemen yang tidak mempunyai kepentingan secara biokimiawi disebut "non essensial element". Contohnya “non-essential element” adalah As, Cd, Hg, Pb, Po, Sb, Ti dan U yang menyebabkan toksisitas pada konsentrasi yang melebihi ambang batas tetapi tidak menyebabkan "deficiency disorder" padakonsentrasi rendah seperti mikronutrien.
Kelompok Elemen Kimia Jarang (Trace Element)Di laut terdapat pula kelompok elemen yang disebut kelompok elemen jarang atau “Trace
Element”. Elemen ini terdapat di laut dalam kadar yang sanagt kecil sekali dibandingkan dengan kadar-kadar dari elemen- elemen dari kelompok yang lain. Kadar elemen jarang yang terdapat di laut mempunyai nilai kisaran antara 67.18µg sampai 0,024 µg dalam 1 liter air laut. Nama-nama elemen Jarang Utama Yaitu: Yod (I) 280 ton/mil³ air laut Barium (Ba) 140 ton/mil³ air laut
Besi (Fe) 47 ton/mil³ air laut Molibden(Mo) 47 ton/mil³ air laut Seng (Zn) 47 ton/mil³ air laut Selen (Se) 29 ton/mil³ air laut Argon (Ar) 14 ton/mil³ air laut Tembaga (Cu) 14 ton/mil³ air laut Timah (Sn) 14 ton/mil³ air laut Uranium (U) 14 ton/mil³ air laut Mangan (Mn) 9 ton/mil³ air laut Nikel (Ni) 9 ton/mil³ air laut Vanadium (V) 9 ton/mil³ air laut Titan (Ti) 5 ton/mil³ air laut Sesium (Ce) 2 ton/mil³ air laut Kobal (Co) 2 ton/mil³ air laut Serium (Ce) 2 ton/mil³ air laut Litrium (Y) 1 ton/mil³ air laut Lantan (La) 1 ton/mil³ air laut Perak (Ag) 1 ton/mil³ air laut Khrom (Cr) 0,2 ton/mil³ air laut Timah (Pb) 0,1 ton/mil³ air laut Galium (Ga) 0,1 ton/mil³ air laut
Peranan trace elemen dalam suatu perairan:1. Proses – prose metabolisme biologi oraganisme2. Pelepasan mineral dilaut3. Pengaturan pH perairan4. Pengaturan potensial redox diperairan
Distribusi atau penyebarab trace elemen dilaut biasanya ditentukan melalui:1. Prose hidrodinamika perairan(pergerakan air dan transport massa air)2. Aktivitas organisme didasar perairanUntuk sumber – sumber trace elemen disuatu perairan sendiri berasal dari:1. Melalui proses presipitasi dari udara2. Masukan dari aliran air sungai3. Pelepasan dari batuan atau kerak bumi4. Pelepasan kembali oleh sediman dari dasar perairan
Factor – factor yang mempengaruhi atau mengurangi kelarutan trace elemen dari suatu perairan:1. Melalui proses pengendapan sedimen, mengikat senyawa – senyawa terlarut disuatu
perairan.
2. Diserap atau dimanfaatkan oleh oraganisme bahari terlepas ke atmosfir melalui permukaan perairan.
3. Trace elemen terlarut juga terkait denga gas dalam senyawa didalam jaringan tubuh suatu organism bahari, yang mempunyai konsentarasi yang sangat tinggi (berikatan dengan ion oksigen dan hydrogen).
4. Bahan Organik TerlarutBerdasarkan strukturnya senyawa organik dapat dibagi menjadi : materi organik terlarut (DOM) yang berukuran < 0,45 µm termasuk koloid materi organik partikulat (POM) yang terdiri atas materi berbentuk partikulat (>
2,0µm) dan materi tersuspensi (0,45 ± 2,0 µm)
Bahan organik terlarut dalam air laut. Bahan organik terlarut yang berukuran < 0.5 μm. Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata bahan
organik tidak terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut terdiri dari sel hidup. Semua bahan organik ini dihasilkan oleh organisme hidup melalui proses metabolisme dan hasil pembusukan
Bahan organik karbon berukuran 0,3 – 3 mgC/ l pada perairan pantai, ditemukan sebagai hasil peningkatan aktivitas fitoplankton dan polusi dari daratan.
Bahan organik tidak terlarut dalam air laut Bahan organik tidak terlarut dalam air laut berukuran lebih besar dari 0,5 μm. Pada
lapisan permukaan air laut material organik tak terlarut ini berupa detritus dan fitoplankton. Pada zona eufotik konsentrasinya lebih tinggi dari lapoisan di bawahnya. Bahan organik tak terlarut ini berfungsi menyediakan makanan untuk organisme pada beberapa tingkatan tropik.
Interaksi Trace Elemen dengan Organisme Bahari Perbandingan konsentrasi trace elemen diperairan > kendungan didalam jaringan tubuh suatu organism bahari. Trace elemen dalam kondisi stabil, susunan dari jasad hidup seluruh suatu oraganisme. Senyawa ferredoxin yang terdiri dari Fe berperan dalam proses asimilasi.Mn merupakan salah satu elemen penting dari ko-faktor enzim yang berperan dalam reaksi fotositesis N ,Mo dan Cu membentuk kofaktor enzim yang berperan dalam siklus reduksi oksidasi.Si dan P digunakan sebagai bahan untuk membuat cangkang dan rangka eksternal.
Keberadaan ion Cl- , factor yang sangat menentukan dalam perkataan elemen- elemen kalium (K) magnesium(Mg), Bromida(Br) dan Flour(F) yang terdapat dalam senyawa proses osmoregulasi.
Trace elemen terlarut juga terkait denga gas dalam senyawa didalam jaringan tubuh suatu organism bahari, yang mempunyai konsentarasi yang sangat tinggi9(berikatan dengan ion oksigen dan hydrogen).
Tingkat kelarutan ion trace elemen dalam jaringan tubuh suatu organism laut (berdasarkan tingkat reaktifitas dan golongan yang ada pada SPU):
1. Pada jaringan tubuh plankton: - Fe > Al > Lr > Cr - Si > Ga - Zn > Pb > Cu > Cn > Co2. Pada jaringan hidup alga coklat: - Fe > Cr > Ga > Tr > Al > Sr - Pb > Mn > Zn - Ca > Co > Ni3. Pada oraganisme bentik seperti moluska, arthopoda dan echinodermata - Cu > Zn > Cd
Ion phospat, yang menentukan adanya kelarutan thorium dan cerium : Ion yang kelarutanya oksida menentukan adanya dari mineral mangan, ferum dan aluminium. Senyawa kompleks dengan atom Cl menentukan adanya mineral Ag, Pb, Hg menentukan AgCl, PbC, dan lain.
Elemen tersebut memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga cepat akan mengalami remove dan mengendap di dalam sedimen Konsentrasi elemen tersebut di daerah sumbernya memang sudah rendah. Proses lain yang menentukan keberadaan dari trace elemen:
Proses volkanologi yang dapat mensuplai mineral Cobalt, Nikel, Argentum, Barium. Porses presipitasi secara alami dapat mensuplai mineral ferum, Mn, Cr, Cu, Nr, dan Pb, proses dari geochemical dari atmosfer.
Interaksi Presipitasi dari Dasar Perairan
Interaksi presipitasi erat hubungan dengan prose penyerapan dan pengendapan trace elemen diperairan oleh partikel terlarut dan akhirnya diendapkan didasar perairan sebagai sedimen.pada waktu perairan Ph rendah( asam), elemen – elemen terlepas dari senyawa kompleks, yang akan membentuk ion bebas diperairan, yang akhirnya akan membentuk ikatan dengan materi padatan yang tersuspensi dan terendap dai dasar perairan. Reaksi Oksidasi: diperairan akan mengakibatkan ion mangan(Mn) dan besi(Fe) berikatan dengan fraksi tanah liat membentuk senyawa dalam mangan nadule dan diendapkan dilingkungan laut dalam. Pada Kondisi Reduksi : trace elemen berikjtan dengan oksigen yang terpakai dalam proses fotosintesis, turut menentukan nilai dari produktifitas suatu perairan yang tinggi.
Proses Presipitasi di EstuariaTerjadinya proses pengikatan trace elemen oleh material padatan tersuspensi yang
dipengaruhi oleh adanya ion – ion pembentuk dari salinitas
Interaksi Trace Elemen pada Lingkungan Tanpa Oksigen
Di suatu palung laut atau suatu dasar perairan yang paling dalam merupakan kondisi yang miskin akan oksigen, sehingga oraganisme yang hidup dalam kedalaman tersebut seperti: bakteri pereduksi sulfida yang dapat memanfaatkan keberadaan sulfida disuatu perairan dalam dan akan membentuk senyawa sulfat bersama trace elemen yang ada diperairan, dengan melalui proses diagenesis metabolism anaerob.
Peranan manusia terhadap penyebaran trace elemen dilautSebagaian besar trace elemen berupa logam berat yaitu, yang pada kelarutan yang
sangat kecil sangat dibutuhkan dalam pengaturan keseimbangan proses metabolism organism bahari, namun apabila kelarutan di perairan sudah melalui atau melampaui batas ambang yang ditentukan merupakan bahan pencemar yang berbahaya dalam perairan.
BAB IIIPENUTUP
III.1. Kesimpulan
Elemen adalah unsur, materi atau bahan dasar (fundamental kinds of matter)
yangmenyusun seluruh benda di alam semesta. Secara garis besar elemen terbagi atas
elemenorganik yang berkaitan dengan senyawa hidrokarbon dan derivatnya yang menyusun
makhluk hidup dan elemen inorganik yang mencakup keseluruhan elemen yang terdapat
dalam tabelperiodik unsur termasuk Hidrogen dan Karbon. Berdasarkan rata-rata
konsentrasinya di alam, elemen terbagi atas elemen makro yaituelemen kimia yang terdapat
dilaut dalam kadar yang besar, elemen mikro atau minor elemenyaitu kadarnya yang lebih
kecil dibandingkan dengan kelompok elemen kimia utama, dan traceelemen dalam kadar
yang sangat kecil sekali dibandingkan dengan kadar-kadar dari elemen-elemen dari kelompok
yang lain.
III.2. Saran
Daftar Pustaka
Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 1984. Pengantar Oseanografi.Jakarta: UI-Press.
Manahan, S,E. 2001. Fundamental of Environmental Chemistry. 2nd edition. CRS Press. BocaRaton.
McNeely, R.N., et al. 1979. Water Quality Source Book, A guide to Water Quality Parameter. Inland Waters Directorate Water Quality Branch, Ottawa, Canada.
Miessler G, L dan Donald A, Tarr. Inorganic Chemistry 3rd edition. Pearson Prentice Hall.
Millero, F. J. 2006. Chemical Oceanografi. 3rd edition, C R C Taylor and Francise. Boca Raton.London.
Millero, F. J dan M, L, Sohn. 1992. Chemical Oceanografi. 3rd edition, C R C Taylor and Francise. Boca Raton. London.
Riley, J, P dan R , Chester. 1971. Introducing to Marine Chemistry. Academic Press Londonand New York.
Rompas, Rizald Max, Natalie DC Rumampuk dan Julius Robert Rompas. 2009. Oseanografi Kimia. Jakarta: Sekretariat Dewan Kelautan Indonesia.
Sanusi, H. S. 2006. Kimia Laut. Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.