bedah minor
DESCRIPTION
refreshingTRANSCRIPT
BEDAH MINOR
Definisi Bedah Minor
Secara umum operasi adalah istilah tradisional yang melibatkan
pemotongan atau penjahitan jaringan. Bedah minor merupakan prosedur bedah
yang tidak melibatkan anestesi atau bantuan pernapasan selama prosedur bedah
yang melibatkan insisi dengan instrumen, dilakukan untuk memperbaiki
kerusakan di tubuh.
Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan
secara sederhana, tidak memiliki resiko terhadap nyawa pasien dan tidak
memerlukan bantuan asisten untuk melakukannya seperti contoh membuka abses
superficial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial neuroktomi dan tenotomi.
Instrumen Bedah Minor
- 2 pcs Klem lurus
- 2 pcs Klem bengkok
- 1 pcs Pinset anatomis
- 1 pcs Pinset chirugis
- 1 pcs Gunting TA / TU Lurus
- 1 pcs Gunting TA / TU Bengkok
- 1 pcs Needle holder
- 1 pcs Scalpel
- 1 pcs Bisturi
- 1 Pasang sarung tangan
- 1 pcs Catgut
- 1 lusin Jarum Hecting
- 1 pcs Bak stainless
1. Instrumen pemotong
Pisau bedah atau skalpel.
Berguna untuk insisi permukaan kulit
Mata pisau #10 dipakai umum, untuk memotong kulit dan otot dalam
operasi.
Mata Pisau #11 pisau dengan ujung runcing. Digunakan untuk membuat
tusukan, ex: abses
Mata Pisau #15 versi yang lebih kecil dari #10 dengan fungsi yang sama.
Gunting.
Gunting ada 4 macam yaitu
Gunting Mayo adalah gunting besar yang dirancang untuk memotong
sruktur yang liat, misalnya fascia dan tendo.
Gunting Metzenbaum, berukuran lebih kecil biasannya digunakan untuk
memotong jaringan.
Gunting runcing digunakan untuk mendiseksi lebih cermat dan rapi.
Gunting balutan adalah gunting khusus untuk
memotong benang atau kain pembalut.
2. Instrumen pemegang
Klem.
Klem pengenggam (klem Kocher)
dirancang untuk memegang kulit dengan
kuat sehingga dapat ditarik dan tidak
menimbulkan kerusakan jaringan,
khususnya pembuluh darah.
Klem hemostat (klem Pean) digunakan
untuk menghentikan perdarahan,
mempunyai gigi yang lebih halus agar
dapat menjepit dengan cermat. Umumnya mempunyai bilah dengan
bentuk melengkung atau lurus.
Klem arteri berujung melengkung amat berguna untuk menjepit pembuluh
darah dan mengikat simpul yang terletak jauh di dalam luka. Jika
dibutuhkan kecermatan tinggi digunakan klem hemostat yang kecil dan
melengkung disebut klem Mosquito.
Pinset.
Pinset bergerigi (pinset sirurgis) banyak digunakan untuk memegang
jaringan subkutis, otot, serta fascia pada saat mendiseksi dan menjahit.
Pinset tak bergerigi (pinset anatomis) digunakan untuk memegang jaringan
yang mudah robek, seperti mukosa, dll.
Pemegang jarum (needle holder).
Mempunyai bilah yang kokoh, pendek dan lebar agar dapat menjepit
dengan kuat.
3. Instrumen penarik
Retraktor banyak dipakai untuk menyisihkan jaringan
yang menghalangi gerakan, juga untuk memberikan
pemaparan yang lebih baik.
4. Instrumen penghisap
Digunakan bila perdarahan cukup banyak. Alat penghisap untuk prosedur minor
adalah penghisap berujung Frazier.
Jarum Jahit Bedah
Jarum jahit bedah yang lurus atau lengkung, berbeda-beda bentuknya
berdasarkan penampang batang jarum yang bulat atau bersegi tajam dan bermata
atau tidak bermata. Jarum umumnya dapat dibedakan menurut dua cara yaitu:
Menurut dasar traumatis – atraumatis:
Jarum traumatis adalah jarum yang mempunyai ‘mata’ untuk
memasukkan benang di bagian ujung yang tumpul. Disebut traumatis
karena jarum ini pada bagian yang bermata ukuran penampangnya lebih
besar dari bagian ujungnya yang tajam sehingga akan menimbulkan bekas
luka yang lebih besar. Hal ini kurang menguntungkan jika digunakan pada
jaringan yang halus seperti pembuluh darah dan usus atau jaringan kritis
lainnya. Keuntungannya adalah jarum dapat dipakai berulang kali dan
harga lebih murah.
Jarum atraumatis adalah jarum yang tidak bermata sehingga ujung jarum
langsung dihubungkan dengan benang. Jarum ini mempunyai ukuran
penampang yang hampir sama besar dengan ukuran benangnya.
Kerugiannya jarum hanya bisa dipakai sampai benangnya habis dan
harganya jauh lebih mahal dari jarum traumatis.
Menurut bentuk ujung dan penampangnya yaitu cutting – noncutting:.
Jarum cutting adalah jarum yang penampangnya berbentuk segitiga atau
pipih dan tajam, sehingga ketika dipakai dapat menyayat jaringan dan
menimbulkan lubang yang lebih lebar. Jarum ini umumnya dipakai untuk
menjahit kulit dan tendo karena keduanya adalah jaringan yang sangat liat.
Jarum noncutting atau tappered adalah jarum yang penampangnya bulat
dan ujungnya saja yang tajam, sehingga tidak menimbulkan sayatan yang
lebar pada kulit. Jarum ini digunakan untuk menjahit jaringan lunak, fasia,
dan otot.
Benang
Benang dibagi menurut:
1. Penyerapan
a. Benang yang dapat diserap atau absorbable, contoh: catgut, asam
poliglikolat (Dexon), asam poliglaktik (Vicryl) dan polidioksanone. Yang paling
sering dipakai adalah catgut dan Vicryl.
Jenis Benang yang Dapat Diserap
Catgut,
Benang ini terbuat dari usus halus kucing atau domba. Catgut merupakan
benda asing bagi jaringan tubuh yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka.
Plain catgut memiliki waktu absorbsi sekitar 10 hari. Chromic catgut yang
mengandung garam kromium memiliki waktu absorbsi yang lebih lama sampai 20
hari. Chromic catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar
dibandingkan plain catgut. Tidak ada bukti catgut dapat menyebabkan reaksi
alergi. Catgut digunakan untuk mengikat pembuluh darah lapisan subkutaneus dan
untuk menutup kulit di skortum dan perineum.
Benang sintetis
a. Multifilamen
Asam poliglikolat atau Dexon adalah benang sintetis yang mempunyai
kekuatan regangan sangat besar. Diserap habis setelah 60 – 90 hari. Efek
reaksi jaringan yang dihasilkan lebih kecil daripada catgut. Digunakan
untuk menjahit fasia otot, kapsul organ, tendon dan penutupan kulit secara
subkutikulet Dexon tidak mengandung protein kolagen, antigen, dan zat
pirogen sehingga menimbulkan reaksi jaringan yang minimal. Karena
bentuknya yang berpilin jangan digunakan untuk menjahit di permukaan
kulit karena dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga mudah
timbul infeksi.
Asam poliglaktik atau vicryl adalah benang sintetis berpilin yang sifatnya
mirip dengan dexon. Benang ini memiliki kekuatan regangan sedikit di
bawah dexon dan dapat diserap habis setelah 60 hari pascaoperasi. Hanya
digunakan untuk menjahit daerah-daerah yang tertutup dan merupakan
kontraindikasi untuk jahitan permukaan kulit. Vicryl biasanya berwarna
ungu.
Untuk menghasilkan kekuatan yang memuaskan Vicryl dan dexon
disimpul minimal tiga kali. Vicryl dan dexon terutama digunakan untuk meligasi
pembuluh darah, menautkan fasia, dan menjahit kulit secara subkutikular.
b. Monofilamen
Polidioksanone (PDS). Kekuatan regangannya bertahan selama 4 sampai 6
minggu dan diserap seluruhnya setelah 6 bulan. Karena monofilamen, benang ini
sangat baik untuk menjahit daerah yang terinfeksi atau terkontaminasi.
b. Benang tidak dapat diserap atau non-absorbable. Contoh: sutera, katun,
poliester, nilon, polypropilene (prolene), dan kawat tahan karat. Yang sering
dipakai adalah sutera dan polypropilene.
Jenis Benang yang Tidak Dapat Diserap
Sutera atau silk adalah serat protein yang dihasilkan larva ulat sutera yang
dipilin menjadi benang. Mempunyai kekuatan regangan yang besar,
mudah dipegang dan mudah dibuat simpul. Kelemahannya, kekuatan
regangan dapat menyusut pada jaringan yang berbeda-beda, umumnya
timbul setelah 2 bulan pascapoperasi.
Poliester (dacron) merupakan serat poliester, berupa benang pilinan yang
mempunyai kekutan regangan yang sangat besar. Sangat dianjurkan untuk
penutupan fasia. Kerugiannya adalah tidak digunakan pada jaringan yang
terinfeksi atau terkontaminasi karena bentuknya yang berpilin. Untuk
kekuatan yang maksimal poliester disimpul minimal sebanyak lima kali.
Polipropilene (prolene) adalah material monofilamen yang sangat halus
sehingga tidak banyak menimbulkan kerusakan dan reaksi jaringan.
Biasanya berwarna biru. Pada beberapa merek prolene langsung
bersambung dengan jarum berukuran diameter sama sehingga tidak
menimbulkan trauma yang berlebihan. Merupakan pilihan utama untuk
menjahit daerah yang terinfeksi atau terkontaminasi. Ukuran yang sangat
kecil sering digunakan untuk bedah mikro. Kelemahannya benang ini sulit
disimpul dan sering terlepas sendiri.
Kawat baja dibuat dari baja yang mengandung karbon rendah merupakan
bahan inert (tidak bereaksi dengan jaringan). Menghasilkan kekuatan
regangan yang terbesar dan reaksi jaringan yang minimal. Kesulitannya
adalah dalam hal menjahit dan harus hati-hati untuk mencegah supaya
jaringan tidak terpotong atau terlipat (kinking). Digunakan untuk
menyambung ligamen, tendon dan tulang.
Ukuran Benang
Benang ukuran terbesar yang tersedia adalah nomor 5 yang kira-kira
berukuran seperti kawat biasa. Ukuran akan mengecil sampai ke nomor 1, yamg
masih dianggap benang yang kasar. Ukuran yang lebih kecil lagi dimulai dari 1.0,
kemudian 2.0 , 3.0 dan seterusnya sampai yang terkecil 10.0. Untuk kegunaan
biasa ukuran 5.0 sampai 1.0 adalah ukuran baku. Ukuran 6.0 sampai 7.0
digunakan untuk anastomosis pembuluh darah halus, ukuran 8.0 sampai 10.0
untuk operasi mata dan bedah mikro, ukuran 0 – 1 cocok untuk menjahit fasia
sedangkan ukuran 4.0 untuk menjahit tendon.
Teknik Menjahit
Teknik Menjahit Simple Interrupted Sutures
Indikasi : Pada semua luka termasuk persendian
Kontra Indikasi: -
+ : Mudah dilakukan, memiliki kekuatan tarikan
yang lebih besar, kurang potensial untuk menyebabkan
edema luka, penyesuai tepi luka lebih mudah
diselaraskan dan gangguan sirkulasi kulit terganggu
- : Kekurangan jahitan terputus termasuk lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
penempatan mereka dan risiko yang lebih besar dari tanda crosshatched (yaitu, rel
kereta api) di garis jahitan. Risiko penggarisan silang dapat diminimalkan dengan
menghilangkan jahitan awal untuk mencegah perkembangan trek jahit.
Teknik Menjahit Vertikal
+ : Jahit matras vertikal ini sangat berguna dalam
memaksimalkan eversi luka, mengurangi ruang mati,
dan mengurangi ketegangan di luka.
- : Salah satu kelemahan benang ini penggarisan
silang.
Waktu yang dianjurkan untuk menghilangkan benang ini adalah 5-7 hari
(sebelum pembentukan epitel trek jahit selesai) untuk mengurangi risiko jaringan
parut.
Teknik Menjahit Horizontal
+ Jahit horizontal berguna untuk luka di
bawah tegangan tinggi karena memberikan
kekuatan dan eversi luka .Jahitan Horisontal dapat
dibiarkan di tempat untuk beberapa hari jika
ketegangan luka berlanjut setelah penempatan
jahitan yang tersisa.
- Di daerah-daerah ketegangan sangat tinggi beresiko dehiscence, jahitan
horizontal dapat dibiarkan pada tempatnya bahkan setelah pengangkatan jahitan
kulit dangkal. Namun, mereka memiliki risiko tinggi memproduksi tanda jahitan
jika dibiarkan di tempat selama lebih dari 7 hari.
Teknik Menjahit Jelujur
Indikasi : Luka dengan ketegangan
minimal
+ Jahitan jelujur berguna untuk luka lama
di mana ketegangan minimal. Secara teoritis,
jaringan parut lebih sedikit dibandingkan
dibandingkan dengan jahitan terputus karena
knot lebih sedikit dibuat dengan jahitan
berjalan sederhana.
- Penggarisan silang mungkin terjadi, jika jahitan terbuka satu maka akan
terbuka semuanya, dan mengerutkan dari garis jahit ketika jahitan ditempatkan di
kulit tipis.
Teknik Menjahit Subkutikuler
Indikasi : Luka pada daerah yang memerlukan
kosmetik
KI : Jaringan luka dengan tegangan besar
+ Jahitan subcuticular dapat digunakan di mana
ketegangan minimal luka, ruang mati telah
dieliminasi, dan hasil kosmetik lebih baik.Karena
epidermis yang ditembus hanya pada awal dan akhir
garis jahitan , jahitan subcuticular efektif menghilangkan risiko penggarisan
silang.
- Kekuatan jahitan kurang dan hanya bisa dilakukan pada ketebalan luka
yang kira-kira sama.
Teknik Pembedahan
1. Pemilihan sayatan.
- Sayatan bedah dibuat sedapat mungkin sesuai dengan arah lipatan kulit
agar luka sembuh dengan lebih baik tanpa meninggalkan bekas yang mencolok
atau menimbulkan koloid.
- Orientasi pada lipatan kulit.
- Sayatan bedah harus mempertimbangkan letak saraf. Jika serabut saraf
sensorik terpoyong maka dapat terjadi anastesi atau parastesi di daerah
distal.
- Sayatan bedah harus mempertimbangkan segi kosmetik
2. Perlakuan terhadap jaringan
- Pembedahan harus selalu mengusahakan agar jaringan tubuh tidak
mengalami cedera yang terlalu hebat.
- Untuk menjamin agar terjadi penyembuhan luka yang baik dan tidak
terjadi infeksi, sedapat mungkin harus digunakan teknik diseksi
(memotong) secara halus.
Perawatan Luka Bedah
Penutupan luka jahitan
Untuk melindunginya dari
infeksi, di samping agar cairan
luka yang keluar terserap,
luka tidak kekeringan, dan
luka tidak tergaruk oleh
penderita.
Untuk menghentikan perdarahan dengan memberi sedikit tekanan pada
luka.
Daerah Jahitan Saat pengangkatan ( hari Ke-)
Wajah 4
Skrotum 5
Kulit Kepala 6 - 7
Tangan dan Jari 7
Dinding Perut
-sayatan lintang
-sayatan vertical
7 – 9
9 - 11
Pinggang dan Bahu 11 - 12
DAFTAR PUSTAKA
Brunicardi, F. Charles. Schwartz’s Principles of Surgery, ninth edition.
The McGraw-Hill Companies, Inc. United States ofAmerica. 2010.
R. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2. Jakarta : EGC. 2005.
http://www.doctorscareclinic.com/html/minor-surgery.html