repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/646/1/artikel ilmiah (sukartini).docx · web...
TRANSCRIPT
Keanekaragaman Plankton Pada Kedalaman Berbeda di Perairan Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan
Sukartini, Ita Karlina, Fadhliyah Idris
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas MaritimRaja Ali Haji
ABSTRAK
SUKARTINI.Keanekaragaman Plankton Pada Kedalaman Berbeda di Perairan Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan. Tanjungpinang Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing oleh Ita Karlina dan Fadhliyah Idris.
Penelitian mengenai keanekaragaman plankton pada kedalaman berbeda di perairan Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jeni-jenis plankton pada kedalaman berbeda dan mengetahui nilai kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan dominansi plankton pada kedalaman berbeda.Penelitian ini dilakukan dengan metode acak sebanyak 31 titik stasiun.Hasil penelitian ditemukan 6 kelas terdiri dari 19 genus. Fitoplankton yang ditemukan 4 kelas terdiri dari kelas Bacillariophyceae ditemukan (8 genus), kelas Clorophyta ditemukan (3 genus), kelas Cyanophyceae ditemukan (1 genus), kelas Dinoflagellata ditemukan (2 genus), sedangkan zooplankton ditemukan 2 kelas terdiri dari kelas Crustacea ditemukan (4 genus) dan kelas Foraminifera ditemukan (1 genus). Keanekaragaman plankton pada kedalaman berbeda di perairan Desa Teluk Bakau pada kedalaman 1 meter keanekaragaman plankton dalam kategori sedang yaitu 2,99, keseragaman tinggi yaitu 1,015 dan dominansi rendah yaitu 0,06. Sedangkan pada kedalaman 5 meter keanekaragaman tinggi yaitu 3,174, keseragaman tinggi yaitu 1,277 dan dominansi rendah yaitu 0,088.
Kata kunci : Desa Teluk Bakau, keanekaragaman, kedalaman, plankton
PENDAHULUAN
Perairan Desa Teluk Bakau merupakan kawasan pesisir pantai yang memiliki
potensi adanya plankton.Dengan kondisi tersebut perairan Desa Teluk Bakau
memiliki jenis biota akuatik yang berlimpah mulai jenis ikan, kerang-kerangan,
siput dan sebagainya.
1
Menurut Tambaru et al. (2014), pola hubungan antara zooplankton dan
fitoplankton merupakan rangkaian hubungan pemakan dan mangsa. Hubungan ini
membentuk jalur rantai makanan.Fitoplankton sebagai produsen primer di mangsa
oleh zooplankton, pada gilirannya zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil pada
tingkat tropik yang lebih tinggi.Peristiwa ini menunjukkan bahwa hubungan
ketergantungan antara fitoplankton dan zooplankton adalah sangat erat.Dari
ketergantungan ini memberikan dampak pada keanekaragaman keduanya di
perairan.
Sebaran plankton di perairan banyak dilakukan secara horizontal dan secara
vertikal, namun sebagian besar merupakan zooplankton. Distribusi plankton di
perairan bervariasi berdasarkan kedalaman, hal ini cenderung dipengaruhi oleh
jumlah cahaya yang diterima oleh fitoplankton untuk kegiatan fotosintesis yang
akan dilakukannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis plankton pada kedalaman
berbeda dan mengetahui nilai kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman dan dominansi plankton pada kedalaman berbeda di perairan Desa
Teluk Bakau Kabupaten Bintan.
Bahan dan Metode
Penelitian ini dilaksanakan di perairan Tanjungpinang pada bulan April –
Desember 2017
2
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades (air bebas
mineral), Lugol, sampel plankton, vandorn (5 L), CTD, plankton net, botol
sampel, GPS, Cool box, dan kamera digital.
Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan stasiun pengamatan pada lokasi penelitian berdasarkan metode
Random Sampling.Lokasi pengambilan sampel terdiri dari 31 titik stasiun
pengamatan di Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan.
Pengambilan Sampel air
Pengambilan sampel plankton dilakukan secara vertikal dengan kedalaman 1
meter dan 5 meter dengan menggunakan vandorn ukuran 5 liter untuk setiap titik
pada masing-masing lokasi penelitian. Pengambilan sampel pada kedalaman 1
meter dengan menggunakan vandorn, lalu disaring dengan plankton net ukuran 40
µm. Hasil penyaringan selanjutnya ditampung dalam botol sampel plankton dan
kemudian diawetkan dengan larutan lugol, kemudian pada kedalaman 5 meter
3
dilakukan sama seperti kedalaman 1 meter seperti itu hingga semua titik stasiun.
Kemudian sampel di masukan kedalam cool-Box untuk dilakukan analisis lanjutan
di laboratorium.
Perhitungan Kelimpahan
Kelimpahan plankton dinyatakan secara kuantitatif dalam jumlah
sel/liter.Kelimpahan plankton dihitung berdasarkan rumus, (Fachrul 2007). Yaitu:
N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)
Dimana :N = jumlah sel per litern = jumlah sel yang diamatiVr = volume air tersaring (300 ml)Vo =volume air yang di amati (0,05 ml)Vs =volume air yang disaring (5 L)
Perhitungan Indeks Keanekaragaman
Persamaan yang digunakan untuk menghitung indeks ini adalah persamaan
Shannon-Wiener, (Fachrul 2007).Yaitu :
H’=∑Pi ln Pi
Dimana :H’ = indeks keanekaragamanPi = ni/NNi = jumlah individu jenis ke-iN = jumlah total individu
Kisaran indeks keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
(Fachrul 2007).Adalah :
H’ <1 = keanekaragaman rendah, miskin, produktifitas sangat rendah
sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan tidak stabil atau
kualitas air tercemar berat.
1<H’<
3
= keanekaragaman sedang, produktifitas cukup, kondisi ekosistem
cukup seimbang, tekanana ekologis sedang atau kualitas air
tercemar sedang.
H’>3 = keanekaragaman tinggi, produktifitas tinggi, stabilitas ekosistem
4
tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis.
Perhitungan Indeks Keseragaman
Jika nilai keseragaman relatif tinggi maka keberadaan setiap jenis biota
diperairan dalam kondisi merata, (Fachrul 2007).Yaitu :
E = H '
H ' maks
Dimana :E = Indeks KeseragamanH’ maks/InS (S adalah jumlah spesiesH’ = Indeks KeanekaragamanE = 0 kemerataan antara spesies rendah, artinya kekayaan individu yang dimiliki masing-
masing spesies sangat jauh berbeda.E = 1 kemerataan antara spesies relatifmerata atau jumlah individu masing-masing spesies
relatif sama
Perhitungan Indeks Dominansi
Menurut Odum (1997), in Fachrul (2007), untuk mengetahui adanya dominasi
jenis tertentu diperairan dapat digunakan indeks dominasi simpson dengan
persamaan yaitu :
D = ∑i=1
s
( ¿N ) 2
Dimana :D = indeks dominasi simpsonni = jumlah individu jenis ke-iN = jumlah total individuS = jumlah genera
Kriteria :
D = mendekati 0 berarti hamper tidak ada individu yang mendominanasi
D = mendekati 1 berarti ada individu yang mendominansi populasi, (Haninuna et
al. 2015).
5
ANALISIS DATA
Data yang didapat dari penelitian lapangan berupa data primer dan data
skunder (data pendukung parameter lingkungan) untuk kehidupan plankton
disajikan dalam bentuk tanel, gambar dan grafik. Data tersebut kemudian
dianalisis secara deskriptif berdasarkan dari hasil pengolahan kelimpahan, indeks
keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (D).
Sehingga didapatkan kesimpulan keanekaragaman plankton di perairan Desa
Teluk Bakau pada kedalaman yang berbeda.
Hasil dan Pembahasan
Komposisi Jenis Plankton di Perairan Desa Teluk Bakau
Tabel 1. Komposisi Jenis Plankton
Penggolongan Kelas Genus
Fitoplankton
Bacillariophyceae
FragillariaSkeletonemaDytilumNavicula
StriatellaThalassiothrixHemiaulusPlagiotropis
ClorophytaClosteriumSchroederiaSprirogyra
Cyanophycea Rhizosolenia
Dinoflagellata ProtoperidiumCeratium
Zooplankton Crustacea
NaupliusMysidCopepodaCladocera
Foraminifera DiscorbisJumlah 6 19
6
Komposisi Jenis Plankton Kedalaman Pengamatan
Tabel 2. Keberadaan Plankton Berdasarkan Kedalaman 1 meter dan 5 meter
Penggolongan Kelas Genus Kedalaman1 M 5 M
Fitoplankton
Bacillariophyceae
Fragillaria + +Skeletonema + -Dytilum + -Navicula + +Striatella + -Thalassiothrix + +Hemiaulus + -Plagiotropis + -
Clorophyta Closterium + -Schroederia + +Sprirogyra + +
Cyanophycea Rhizosolenia + -
Dinoflagellata Protoperidium + +Ceratium + +
ZooplanktonCrustacea Nauplius + +
Mysid + +Copepoda + +Cladocera + +
Foraminifera Discorbis + +
Ket : + = ditemukan
- = tidak ditemukan
Tabel 3. Jumlah Plankton yang ditemukan pada kedalaman 1 meter dan 5 meter
Penggolongan Kelas Genus Jumlah (sel/l)1 M 5 M
Fitoplankton Bacillariophyceae Fragillaria 17 22Skeletonema 20 0Dytilum 31 0Navicula 19 19Striatella 29 0Thalassiothrix 16 16Hemiaulus 17 0Plagiotropis 14 0
Clorophyta Closterium 18 0Schroederia 20 17Sprirogyra 10 23
7
Penggolongan Kelas Genus Jumlah (sel/l)1 M 5 M
Cyanophyceae Rhizosolenia 29 0
Dinoflagellata Protoperidium 16 21Ceratium 19 17
Zooplankton Crustacea Nauplius 16 27Mysid 17 33Copepoda 23 30Cladocera 12 30
Foraminifera Discorbis 20 24Jumlah 6 20 370 279
Jumlah jenis plankton berdasarkan yang ditemukan di perairan Desa Teluk
Bakau pada kedalaman 1 meter yang paling banyak yaitu dari golongan
fitoplankton kelas Bacillariophyceae jenis Dytilum sebanyak 31 sel/l dan yang
paling sedikit terdapat pada kelas Clorophyta jenis sprirogyra sebanyak 10 sel/l,
sedangkan pada kedalaman 5 meter yang paling banyak ditemukan dari golongan
zooplankton kelas Crustacea jenis Mysid sebanyak 33 sel/l dan paling sedikit pada
golongan fitoplankton kelas Bacillariophyceae jenis Thalassiothrix sebanyak 16
sel/l.
Berdasarkan penelitian Hardiyanto et al. (2012), kelas Bacillariophyceae
merupakan kelas alga yang paling mudah ditemukan di dalam berbagai jenis
habitat perairan, terutama di dalam perairan yang relatif dingin, karena
kemampuannya kelas Bacillariophyceae dapat dijadikan sebagai indikator
biologis perairan yang bersih.
Menurut Sari et al. (2014), menyatakan bahwa tingginya nilai kelimpahan
jenis fitoplankton pada pagi hari diduga karena pengambilannya dilakukan di
tempat yang dangkal dan intensitas cahaya matahari sangat optimal dalam
melakukan proses fotosintesis, sehingga banyak unsur-unsur hara yang terdapat
8
pada stasiun tersebut, sedangkan pada sore hari intensitas cahaya matahari
menurun dan kedalaman semakin tinggi akibat pengaruh pasang.
Komposisis jenis menggambarkan persentase banyaknya jenis yang ditemukan
pada setiap kelompok plankton di perairan laut.Berdasarkan hasil komposisis jenis
plankton pada kedalaman 5 meter yang paling banyak ditemukan adalah
Crustacea dari kelompok zooplankton, sedangkan yang paling sedikit ditemukan
jenisnya yaitu Foraminifera dari kelompok zooplankton.
Berdasarkan penelitian Sari et al. (2014), menyatakan komposisi jenis
Crustacea dari filum Arthropoda lebih besar dibandingkan dengan kelas yang
lain, hal ini menunjukkan bahwa kelas Crustacea memiliki adaptasi yang lebih
baik dengan perairan tersebut, zooplankton dapat hidup dan berkembang biak
dengan baik hanya pada lingkungan yang cocok.
Kelimpahan Jenis Plankton Berdasarkan Kedalaman Berbeda
Kelimpahan plankton yang ditemukan selama penelitian nilainya bervariasi,
pada setiap kedalaman di perairan Desa Teluk Bakau. Berdasarkan perhitungan
kelimpahan sampel plankton yang diambil secara lengkap dapat dilihat pada
gambar grafik berikut :
Fragil
laria
Skele
tonema
Dytilum
Navicu
la
Striat
ella
Thalas
siothr
ix
Hemiau
lus
Plagio
tropis
Closter
ium
Schro
ederi
a
Spriro
gyra
Rhizoso
lenia
Ceratiu
m
Protop
eridiu
m
Naupli
usMysi
d
Copep
oda
Cladoc
era
Discorbi
s0
2000
4000
6000
8000
10000
kelim
paha
n (s
el/l)
Gambar 2.Grafik Kelimpahan Plankton Berdasarkan Kedalaman 1 meter
9
Berdasarkan gambar diatas nilai kelimpahan jenis tertinggi pada kedalaman 1
meter yaitu jenis Dytilum berkisar antara 9300 sel/l, hal ini disebabkan penetrasi
cahaya yang masuk pada kedalaman 1 meter saat pengambilan sampel berada
pada titik optimal yang memungkinkan bagi plankton untuk berfotosintesis.
Menurut Tambaru et al. (2014), hal ini dapat diterangkan bahwa peristiwa ini
sangat mungkin terjadi sebab kedalaman tersebut merupakan bagian kedalaman
yang paling produktif disaat cahaya matahari tersedia.
Menurut Khaeriyah et al. (2015), penetrasi cahaya merupakan faktor utama
yang mendukung fitoplakton untuk berfotosintesis di perairan. Hal ini dapat
diterangkan bahwa peristiwa itu sangat mungkin terjadi sebab kedalaman tersebut
merupakan bagian kedalaman paling produktif di saat cahaya matahari tersedia.
Fragil
laria
Navicu
la
Thalas
siothr
ix
Schro
ederi
a
Spriro
gyra
Ceratiu
m
Protop
eridiu
m
Naupli
usMysi
d
Copep
oda
Cladoc
era
Discorbi
s0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Genus
Kel
impa
han
(sel
/l)
Gambar 3.Grafik Kelimpahan Plankton Pada Kedalaman 5 m
Berdasarkan gambar diatas nilai kelimpahan tertinggi berada pada kedalaman
5 meter yakni 9900 sel/L, hal ini disebabkan penetrasi cahaya yang masuk pada
kedalaman 5 meter saat pengambilan sampel berada pada titik optimal yang
memungkinkan bagi plankton untuk berfotosintesis.
10
Menurut Indriyawati et al. 2012, menjelaskan bahwa kelompok copepod dapat
dianggap sebagai unsur yang dapat mewakili komunitas zooplankton karena
jumlahnya lebih dominan daripada jenis yang lain.
Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat
mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan laut, tetapi
kekuatan berenang mereka sangat kecil jika dibandingkan dengan gerakan arus itu
sendiri.Sebagian besar zooplankton di perairan bergerak vertikal setiap hari,
mereka bergerak ke permukaan pada malam hari dan ke arah dasar siang
hari.Pergerakan zooplankton tersebut dipengaruhi oleh cahaya.
Indeks Ekologi Plankton di Perairan Desa Teluk Bakau
Berdasarkan analisa data yang didapatkan nilai indeks keanekaragaman,
keseragaman dan dominansi plankton pada kedalaman 1 meter dan 5 meter di
perairan Desa Teluk Bakau dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi Kedalaman 1
meter dan 5 meter
Indeks Ekologi 1 meter Keterangan 5 meter KeteranganH’ 2,99 Sedang 3,174 TinggiE 1,015 Tinggi 1,277 TinggiD 0,057 Rendah 0,088 Rendah
Pada table di atas menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman plankton pada
kedalaman 1 meter dalam kategori sedang dengan nilai 2,99. Nilai indeks
keseragaman Tinggi yakni berkisar 1,015 yang berarti menunjukkan tidak ada
jenis yang mendominansi dan jumlah individu setiap spesies sama atau seragam,
sedangkan nilai indeks dominansi sebesar 0,057 menunjukkan nilai dominansi
rendah yang ditemukan di perairan Desa Teluk Bakau pada kedalaman 1 meter.
11
Nilai keanekaragaman pada kedalaman 1 meter yaitu 1 < H’ < 3 berarati
komunitas plankton sedang. Nilai E yaitu 1 berarti komunitas plankton tinggi
maka penyebaran plankton sama bahkan tidak ada yang mendominansi dari jenis
lainnya, sedangkan nilai D mendekati 0 berarti komunitas plankton rendah dimana
penyebaran plankton tidak ada yang mendominansi.
Menurut Siregar et al. (2014), menyatakan apabila H’ < 1, maka komunitas
biota dinyatakan tidak stabil, apabila H’ berkisar 1-3 maka stabilitas komunitas
biota tersebut adalah sedang dan apabila H’ > 3 berarti stabilitas komunitas biota
berada dalam kondisi stabil.
Berdasarkan pendapat Pranoto et al. (2005), menegaskan bahwa indeks
keseragaman merupakan suatu angka yang tidak bersatuan yang bernilai 0 – 1,
semakin besar indeks berarti penyebaran individu tiap jenis atau genera semakin
merata dan tidak ada spesies atau genera yang mendominansi, sebaliknya semakin
kecil indeks dalam komunitas menunjukkan bahwa penyebaran individu tiap
spesies atau genera tidak merata da nada spesies yang mendominansi.
Pirzan et al. (2005), menyatakan bahwa apabila keseragaman mendekati nol
berarti keseragaman antar spesies di dalam komunitas tergolong rendah dan
sebaliknya keseragaman yang mendekati nilai 1 berarti di dalam komunitas
terdapat spesies yang mendominansi spesies lainnya, sebaliknya apabila
mendekati 0 berarti didalam struktur komunitas tidak terdapat spesies yang secara
ekstrim mendominansi spesies lainnya.
Pada table diatas dapat dilihat bahwa indeks keanekaragaman plankton pada
kedalaman 5 meter dalam kategori Tinggi dengan nilai 3,174.Perbedaan niai
indeks keanekaragaman pada kedalaman 5 meter diduga keanekaragaman pada
12
keseluruhan jumlah yang ditempati berbeda-beda. Indeks ekologi
keanekaragaman dalam kategori tinggi membuat nilai indeks keseragaman tinggi
yakni sebesar 1,277 yang berarti menunjukkan tidak ada jenis yang mendominansi
sedangkan nilai indeks dominansi sebesar 0,088 menunjukkan nilai dominansi
rendah yang ditemukan di perairan Desa Teluk Bakau.
Menurut Khaeriyah et al. (2015), berpendapat bahwa semakin kecil nilai E
semakin kecil pula keseragaman populasi yang berarti penyebaran jumlah
individu setiap spesies tidak sama, dan ada pula kecenderungan terjadi dominansi
oleh satu spesies dari jenis yang ada. Semakin besar nilai E berarti tidak ada yang
mendominansi.
Nilai H’ pada kedalaman 1 meter yaitu 1 < H’ < 3 berarti komunitas plankton
sedang atau kualitas perairan sedang. Nilai E yaitu 1 berarti komunitas plankton
tinggi maka penyebaran plankton tidak terdapat spesies yang mendominansi dari
spesies lainnya, sedangkan nilai D mendekati 0 berarti dalam komunitas plankton
tidak terdapat spesies yang ekstrim mendominansi spesies lainnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Pada kedalaman 1 meter Jenis plankton yang ditemukan sebanyak 19 jenis
diantaranya yaitu fragillaria, skeletonema, dytilum, navicula, striatella,
thalassiothrix, hemiaulus,plagiotropis, closterium, schroederia, sprirogry.
rhizosolenia, protoperidium, ceratium trichoceros, nauplius, mysid, copepod,
cladocera dan discorbis. Sedangkan pada kedalaman 5 meter ditemukan
sebanyak 12 jenis diantaranya sebagai berikut fragillaria, navicula,
13
thalassiothrix, schroederia, sprirodyra, protoperidium, ceratium trichoceros,
nauplius, mysid, copepod, cladocera dan discorbis.
2. Nilai kelimpahan pada kedalaman 1 meter berkisar antara 9300 sel/L – 3000
sel/L. Nilai H’ yaitu 1< H’<3 berarti komunitas plankto sedang. Nilai E
mendekati 0 berarti komunitas plankton rendah dimana penyebaran plankton
tidak ada yang mendominansi dari jenis lain, Sedangkan nilai D mendekati 1
berarti komunitas plankton tinggi maka penyebaran plankton ada yang
mendominansi. Sedangkan pada kedalaman 5 meter nilai kelimpahan berkisar
antara 9900 sel/L – 4800 sel/L. Nilai H’ yaitu H’>3 berarti komunitas plankton
tinggi. Nilai E mendekati 1 berarti komunitas plankton tinggi maka penyebaran
komunitas plankton ada yang mendominansi, sedangkan nilai D mendekati 0
berarti komunitas plankton rendah maka penyebaran plankton tidak ada yang
mendominansi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada ibu Ita Karlina, M.Si dan ibu Fadhliyah Idris, M.Si yang telah
bersedia menjadi dosen pembimbing dan telah memberikan saran serta masukan
kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioteknologi. Bumi Aksara. Jakarta.
Haninuna, E.D.N., Gimin, R., Kaho, L.M.R. 2015.Pemanfaatan Fitoplankton
Sebagai Bioindikator Berbagai Jenis Polutan di Perairan Intertidal Kota
Kupang. Jurnal Ilmu Lingkungan 13 (2) : 72 - 85.
14
Hardiyanto, R., Suherman, H., Pratama, R.I. 2012. Kajian Produktivitas Primer
Fitoplankton Di Waduk Saguling, Desa Bongas Dalam Kaitannya Dengan
Kegiatan Perikanan. 3 (4) : 51 – 59.
Indriyawati, N., Adiba, I.W., Triajie, H. 2012. Hubungan Antara Kelimpahan
Fitoplankton Dengan Zooplankton Di Perairan Sekitar Jembatan Suramadu
Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan 5 (2) : 127 – 131.
Khaeriyah, A., Burhanuddin. 2015. Studi Kelimpahan Dan Sebaran
Phytoplankton Secara Vertikal Di Pesisir Perairan Kuricaddi (Untuk
Peruntukkan Budidaya Ikan dan Udang). Octopus 4(2) : 427 – 434.
Pirzan, A.M, Utojo., Atmomarso, M., Tjaronge, M., Tangko, A.M., Hasnawi.
2005. Potensi Lahan Budidaya Tambak dan Laut Di Kabupaten Minahasa,
Sulawesi Utara. Biodiversitas 11 (5) : 43 – 50.
Pranoto, B.A., Ambariyanto., Zainuri, M. 2005. Struktur Komunitas Zooplankton
Di Muara Sungai Serang, Jogjakarta. Ilmu Kelautan 10 (2) : 90 - 97.
Sari, A.N., Hutabarat, S., Soedarsono, P. 2014. Struktur Komunitas Plankton Pada
Padang Lamun Di Pantai Pulau Panjang, Jepara. Diponegoro Journal Of
Maquares 3 (2) : 82 – 91.
Siregar, L.L., Hutabarat, S., Muskananfola, M.X. 2014. Distribusi Fitoplankton
Berdasarkan Waktu Dan Kedalaman Yang Berbeda Di Perairan Pulau
Menjangan Kecil Karimunjawa. Diponegoro Journal Of Maquares 3 (4) : 9 –
14.
15
Tambaru, R., Muhiddin, H.A., Malida, S.H. 2014.Analisis Perubahan Kepadatan
Zooplankton Berdasarkan Kelimpahan Fitoplankton Pada Berbagai Waktu dan
Kedalaman di Perairan Pulau Badi Kabupaten Pangkep. Jurnal Ilmu Kelautan
dan Perikanan 24 (3) : 40 - 48.
16