manajemen pesantren berbasis sekolah di ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfkata...

164
i MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL FALAH DUKUH KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGA 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh M. ARIFIN NIM 11110001 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

i

MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH

DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM

AL FALAH DUKUH KEC. SIDOMUKTI

KOTA SALATIGA 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

M. ARIFIN

NIM 11110001

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2014

Page 2: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : M. Arifin

NIM : 11110001

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS

SEKOLAH DI PONDOK PESANTREN

TARBIYATUL ISLAM AL FALAH

DUKUH KEC. SIDOMUKTI KOTA

SALATIGA 2014

telah kami setujui untuk dimunaqasyahkan.

Salatiga, 25 Agustus 2014

Pembimbing

Drs. Bahroni, M. Pd.

NIP: 196408181994031004

Page 3: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Arifin

NIM : 11110001

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa, skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 22 Agustus 2014

Yang menyatakan,

M. Arifin

NIM: 11110001

Page 4: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

iv

Page 5: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

v

Page 6: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

vi

MOTTO

Jalani Hidup dengan Rasa Cinta

karena

Dengan Cinta Akan Mampu Mengubah Segalanya

dan

Dengan Cinta Hidup Akan Lebih Bermakna

Page 7: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

vii

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya

persembahkan kepada:

1. Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikan restu, dukungan

baik moril maupun materiil.

2. Bapak K. H. Zoemri RWS dan Ibu Nyai H. Latifah, yang selalu

mendo’akanku dan telah banyak mengajarkan ilmu selama penulis

dipesantren.

3. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. yang telah ikhlas dan sabar dalam

mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam

menyusun skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga, yang dengan

ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis selama belajar di

kampus STAIN Salatiga tercinta.

5. Semua civitas akademika, para pegawai kampus STAIN Salatiga

dengan kesediaan dan keikhlasannya telah berpartisipasi melayani,

membantu mensukseskan tugas dan kewajiban penulis selama

belajar di STAIN Salatiga.

Page 8: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

viii

6. Kakak dan adik-adik tersayang, yang selalu menghibur dan

memotivasi penulis untuk terus maju dan berjuang.

7. Seluruh saudara penulis dari keluarga besar bapak dan ibu, yang

selalu memberi nasehat dan do’anya.

8. Seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-

Falah, yang telah memberi penulis perhatian dan dukungan dalam

belajar.

9. Teman-teman PAI angkatan 2010 senasip seperjuangan yang telah

menemani, membantu dan memberi motivasi penulis selama empat

tahun dalam menempuh perkuliahan.

10. Pembaca yang budiman.

Page 9: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

ix

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah, segala puji

bagi-Nya yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, serta

kita harapkan pertolongan dan kita minta ampunan-nya. Sholawat salam

selalu tercurahkan pada junjungan serta panutan kita, beliau nabi

Muhammad SAW, yang telah menyampaikan dan membimbing umat

pada jalan yang diridhoi Allah, dengan semangat dalam menebarkan

ilmuNya dan nur kemulyaanNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH

DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL- FALAH DUKUH KEC.

SIDOMUKTI KOTA SALATIGA 2014”

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya:

1. Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikan restu, dukungan

baik moril maupun materiil.

2. Bapak K. H. Zoemri RWS dan Ibu Nyai H. Latifah, yang selalu

mendo’akanku dan telah banyak mengajarkan ilmu selama penulis

dipesantren.

Page 10: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

x

3. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. yang telah ikhlas dan sabar dalam

mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam

menyusun skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga, yang dengan

ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis selama belajar di

kampus STAIN Salatiga tercinta.

5. Semua civitas akademika, para pegawai kampus STAIN Salatiga

dengan kesediaan dan keikhlasannya telah berpartisipasi melayani,

membantu mensukseskan tugas dan kewajiban penulis selama

belajar di STAIN Salatiga.

6. Kakak dan adik-adik tersayang, yang selalu menghibur dan

memotivasi penulis untuk terus maju dan berjuang.

7. Seluruh saudara penulis dari keluarga besar bapak dan ibu, yang

selalu memberi nasehat dan do’anya.

8. Seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-

Falah, yang telah memberi penulis perhatian dan dukungan dalam

belajar.

Page 11: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xi

9. Teman-teman PAI angkatan 2010 senasip seperjuangan yang telah

menemani, membantu dan memberi motivasi penulis selama empat

tahun dalam menempuh perkuliahan.

10. Pembaca yang budiman.

Semoga amal dan budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis

menjadi catatan amal kebaikan disisi Allah Swt. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

bagi masyarakat pecinta ilmu dan pesantren.

Salatiga, 25 Agustus 2014

Penulis

M. Arifin

NIM: 111 10 001

Page 12: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xii

ABSTRAK

Arifin, M. 2014. Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah Di Pondok Pesantren Al-

Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga.

Dosen Pembimbing : Drs. Bahroni M.Pd.

Kata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah.

Dalam rangka pesantren menciptakan pendidikan yang sesuai dengan tujuan

dan maksud yang disandarkan pada Al- Qur’an dan Assunnah, pesantren selalu

mengikuti perkembangan pendidikan, dengan tidak secara langsung menghilangkan

tradisi-tradisi pesantren yang diwariskan dari pesantren jaman dulu, baik dalam tata

tertib santri, metode pembelajaran, kurikulum, sarana prasarana yang diberikan untuk

santri. Dengan berkembangnnya pendidikan dan kebutuhan manusia dalam bidang

keilmuan yang harus memiliki keseimbangan baik ilmu alam (umum) serta ilmu

syariat (agama), sehingga pesantren harus mengikuti dengan memberikan pelayanan

yang diharapkan santri-santri yang mengikuti dengan pendidikan pesantren, salah

satu jalan untuk mengimbangi kebutuhan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam

Al- Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga memberikan kelonggaran bagi setiap

santri mengikuti pendidikan diluar pesantren yakni pendidikan di lembaga-lembaga

pendidikan umum (formal). Namun setelah kebijakan ini diambil, pesantren harus

mengelola dan mengatur (memanajemen) baik tata tertib santri, pendidikan, serta

sarana prasaran yang dimiliki pesantren dengan memperhatikan tujuan yang hendak

dicapai, sehingga benar-benar seimbang antara pengetahuan santri, baik dalam

keimuan pesantren dan keilmuan yang diajarkan di sekolah.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan diskriptif. Dalam pelaksanaan penelitian penulis membutuhkan waktu

tiga minggu untuk pengumpulan data yang terkai dengan tujuan penelitian, baik

metode observasi, interview, wawancara, dan dokumentasi, yang semua digunakan

peneliti guna mendapatkan data yang valid.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang melalui proses pengumpulan data dan

melakukan penarikan kesimpulan tentang bagaimana manajemen pesantren berbasis

sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al- Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota

Salatiga, menunjukkan bahwa manajemen pesantren berbasis sekolah baik

manajemen kmurikulu dan program pengajaran, manajemen tenaga kependidikan,

manajemen kesiswaan, manajemen, keuangan dan pembiayaan, manajemen sarana

dan prasarana pendidikan, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat

manajemen layanan khusus yang bertujuan mengoptimalkan pendidikan yang

seimbang bagi para santri yang menempuh pendidikan dalam dua lembaga yang

Page 13: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xiii

berbeda yakni pesantren dan sekolah umum, telah berperan baik yakni pengasuh,

dewan asatidz, dewan pengurus dan lingkungan pesantren yang memiliki hubungan

sangat erat berakibat pada keefektifan pendidikan pesantren berbasis sekolah.

Page 14: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………..................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………..................... iv

PENGESAHAN …………………………………………………….................... v

MOTTO …………………………………………………………….................... vi

PERSEMBAHAN ………………………………………………….................... vii

KATA PENGANTAR …………………………………………….................... ix

ABSTRAK ………………………………………………………….................... xii

DAFTAR ISI ………………………………………………………..................... xiv

DAFTAR TABEL ………………………………………………….................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………................... xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………............................ 1

B. Fokus Penelitian ……………………………………………............. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitia ....…………………………………..... 4

D. Penegasan Istilah ……………………………………………............ 6

E. Metode Penelitian ………………………………………….............. 9

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………………………............. 10

2. Kehadiran Peneliti ………………………………………........... 10

3. Lokasi Penelitian …………………………………………......... 11

4. Sumber Data …………………………………………................ 11

Page 15: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xv

5. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………............ 12

6. Analisis Data …………………………………………................ 15

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pesantren

1. Pengertian Pesantren …………………………………..... 20

2. Sistem Pengajaran Pesantren……………………………... 21

3. Elemen-Elemen Sebuah Pesantren………………………... 26

B. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) …………… 35

2. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ………………. 35

3. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ………... 36

4. Manajemen Komponen-Komponen Sekolah

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran………... 38

b. Manajemen Tenaga Kependidikan…………………..... 39

c. Manajemen Kesiswaan……………………………..... 39

d. Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan……………...... 40

e. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan………...... 41

f. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat .......... 43

Page 16: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xvi

g. Manajemen Layanan Khusus…………………………........ 44

BAB III LAPORAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah

1. Sejarah Singkat Berdirinya PPTI Al-Falah……………............ 47

2. Letak Geografis PPTI Al-Falah.................................................. 48

3. Dasar dan Tujuan......................................................................... 48

4. Keadaan Santri............................................................................. 51

5. Struktur Organisasi Kepengurusan.............................................. 51

B. Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah

1. Manajemen Komponen-Komponen Pesantren

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran................ 55

b. Manajemen Tenaga Kependidikan……………….............. 62

c. Manajemen Kesiswaan…………………………................. 65

d. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan………….............. 66

e. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan…................. 68

f. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat............ 71

g. Manajemen Layanan Khusus……………………................ 72

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Manajemen Pesantren

Berbasis Sekolah di PPTI Al-Falah

1. Faktor Pendukung Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah di PPTI

Al-Falah…………………………………………………............ 81

Page 17: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xvii

2. Faktor Penghambat Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah di

PPTI Al-Falah…………………………………………............... 82

BAB IV PEMBAHASAN

A. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

1. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran……............... 84

2. Metode Pendidikan Pesantren…………………………............. 85

a. Metode Sorogan................................................................... 86

b. Metode Weton...................................................................... 86

c. Metode Hafalan……………………………………............... 87

3. Kehasan dan Keunikan Pesantren Al-Falah dalam Penerapan

Model Pembelajaran ……………………………….................. 87

4. Evaluasi Pendidikan Pesantren Al-Falah…………................... 88

B. Tenaga Kependidikan ................................................................... 89

C. Manajemen Kesiswaan……………………………….................. 91

D. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan ....................................... 92

E. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan………................... 93

F. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat...................... 94

G. Manajemen Layanan Khusus…………………………................... 95

H. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Manajemen Pesantren

Berbasis Sekolah di PPTI Al-Falah................................................. 96

Page 18: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xviii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………… 99

B. Saran …………………………………………………. 109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 19: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Santri Putra Pesantren AL-Falah

Tabel 2 Data Santri Putri Pesantren AL-Falah

Tabel 3 Struktur Kepengurusan PPTI Al-Falah Masa Bakti 2013/2014

Tabel 4 Jadwal Kegiatan Santri

Tabel 5 Nama-nama Pengajar Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah

Tabel 6 Pemasukan dan Pengeluaran Syahriyah

Page 20: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Obsevasi Pelaksanaan MBS di PPTI Al-Falah

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Transkip Hasil Wawancara

Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 5 Surat Bukti Penelitian dari PPTI Al-Falah

Lampiran 6 Nota Pembimbing

Lampiran 7 Keterangan SKK

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Page 21: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xxi

Page 22: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xxii

BIOGRAFI PENULIS

Nama : M. Arifin

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 17 Juni 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mulawarman, Blok. J, Rt. 13 / Rw Ds. Kerta Bumi,

Kec. Kuaro, Kab. Paser, Prov. Kal-Tim

Pendidikan :

1. SDN 04 Timpik Kec. Susukan, kab. Semarang.

2. MTsN Susukan, Kab. Semarang.

3. MA Subulussallam Kuaro Kab. Paser, Prov. Kal-Tim

Page 23: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

xxiii

4. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam AL FALAH

Salatiga.

5. Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an “ Ar- Rahman”

Ambarawa

5. STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 25 Agustus 2014

M. Arifin

11110001

Page 24: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin disadari, tantangan dunia pesantren semakin besar dan

berat di masa kini dan mendatang. Paradigma ”mempertahankan warisan

lama yang masih relevan dan mengambil hal terbaru yang lebih baik”

benar-benar penting untuk direnung ulang (A‟la, 2006: V). Mengapa

penting? Pertama, dunia pesantren tidak bisa hanya mempertahankan

tradisi lama belaka. Sebab, tradisi lama itu tidak mesti relevan untuk

kekinian kita. Kedua, hal tidak kalah penting untuk direnungkan dalam

rangka mengambil hal terbaru yang lebih baik adalah mengungkai secara

cerdas problem kekinian kita dengan pendekatan-pendekatan kontemporer.

Tidak bisa disangkal bahwa modernitas telah menawarkanbanyak

hal untuk dipikirkan dan direnungkan, terutama bagi insan-insan

pesantren. Pada lapisan luarnya, teknologi modern muncul sebagai buah

manisyang bisa dicecap siapa saja dari berbagai belahan dunia. Pada

lapisan dalamnya, berupa paradigma dan pandangan dunia, modernitas

juga telah merubah cara pandang lama terhadap dunia dan manusia. Dalam

konteks ini, pilihan terbaik bagi insan-insan pesantren adalah

mendialogkannya dengan paradigma dan pandangan dunia yang telah

diwariskan oleh generasi pencerahan Islam. Dari dialog sehat ini

diharapkan akan muncul sintesi-sintesis baru yang lebih segar dan

menggairahkan.

Page 25: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

2

Kerangka pemikiran diatas membawa kita pada perlunya

memposisikan warisan masa lalu hanya sebagai “teman dialog” bagi

modernitas dengan segala produk yang ditawarkannya. Menutup diri untuk

berdialog dengan konteks kekinian adalah kebodohan yang tidak pantas

dibanggakan. Insan-insan pesantren ditantang untuk secara cerdas dan

lincah, membaca khazanah lama dan baru dalam frame yang tidak

terpisah. Masa laludihadirkan dengan terang dan jujur, lalu dihadapkan

dengan kekinian kita. Boleh jadi, masa lalu tersebut akan tampak basi dan

tidak relevan, namun tidak menutup kemungkinan masih ada potensi yang

dapat dikembangkan untuk zaman sekarang.

Melihat proses dan sistem manajemen, terlihat nilai pentingnya

sebuah ketrampilan manajerial dalam lembaga pesantren. Mungkin saja

sebuah pesantren akan berjalan meski tanpamanajemen, namun jalannya

pesantren tersebut akan mengalami Faktor Penghambat begitu besar.

pesantren akanberjalan apa adanya, tanpa ada ruh yang jelas kemana

pesantren itu diarahkan dan dikendalikan.Dalam kondisi ini apakah

mungkin pesantren akan bertahan/berkembang besar? Yang mungkin

adalah pesantren itu akan semakin lemah. Dalam hal ini lembaga pesantren

Al-Falah mencoba menyikapi sebuah tantangan zaman dengan berbagai

trobosan terhusus dalam pengelolaan manajemen pesantren. Meskipun

dalam sebuah teori pengelolah pesantren tidak atau kurang tahu dengan

nama manajemen pesantren yang diterapkan tersebut, tetapi kurang lebih

manajemen pesantren yang diterapkan di pesantren Al-Falah menyerupai

Page 26: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

3

dengan teori manajemen yaitu yang sering disebut dengan manajemen

berbasis sekolah (MBS), dari manajemen yang diterapkan apakah dalam

pengelolaan pesantren Al-Falah mengalami peningkatan perkembangan

kualitas output santri atau semakin lemah dan apa yang menjadi Faktor

Penghambat dan bagaimana solusi pengelola pesantren dalam menyikapi

Faktor Penghambat-Faktor Penghambat tersebut?

Dari beberapa hal yang telah terurai diatas merupakan alasan

penulis dalam manyusun naskah skripsi, sehingga penulis memiliki niat

dan keinginan meneliti dengan judul “MANAJEMEN PESANTREN

BERBASIS SEKOLAH DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL

ISLAMAL-FALAH”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang diatas dapat dikemukakan

beberapa fokus masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen pesantren berbasis sekolah dalam pencapaian

tujuan Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec.

Sidomukti Kota Salatigayang meliputi:

a. Manajemen kurikulum dan program pengajaran?

b. Manajemen tenaga kependidikan?

c. Manajemen kesiswaan?

d. Manajemen keuangan dan pembiayaan?

e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan?

f. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat?

Page 27: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

4

g. Manajemen layanan khusus?

2. Apa Faktor Pendukung dan Penghambatmanajemen pesantren berbasis

sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec.

Sidomukti Kota Salatiga?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan atau aktivitas yang disadari mempunyai tujuan

yang hendak dicapai. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui manajemen pesantren berbasis sekolah dalam

pencapaian tujuan Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga yang meliputi:

1) Manajemen kurikulum dan program pengajaran

2) Manajemen tenaga kependidikan

3) Manajemen kesiswaan

4) Manajemen keuangan dan pembiayaan

5) Manajemen sarana dan prasarana pendidikan

6) Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat

7) Manajemen layanan khusus

b. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambatmanajemen

pesantren berbasis sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

Page 28: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

5

a. Manfaat Teoritis

1) Memberikan sumbangan dan memperluas wawasan dalam

khasanah keilmuan pesantren.

2) Berguna untuk mengangkat citra bimbingan pendidikan

keagamaan khususnya dalam dunia pendidikan pesantren.

3) Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi kepada

pengelola pesantren dalam menumbuhkan semangat dalam

pengelolaan pesantren dalam menghadapi perkembangan

pendidikan Indonesia.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi pembaca.

a) Memberi pengetahuan tentang manajemen pesantren

berbasis sekolah dalam pencapaian tujuan pesantren dan

sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga..

b) Memberi pengetahuan kelemahan dan Faktor Pendukung

pesantren berbasis sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga.

2) Bagi lembaga pendidikan pesantren sebagai focus penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan

pengetahuan pesantren dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan bagi para santri dan memberikan sumbangsih

pemikiran ide terhadap penyelenggaraan pendidikan pesantren.

Page 29: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

6

3) Bagi peneliti

a) Mendapatkan pengalaman dan ilmu baru yang bermanfaat

b) Sebagai pengetahuan dalam bidang keilmuan dunia

pesantren yang terus akan menghadapi tantangan teknologi

yang sangat memberi pengaruh perubahan pada karakter

santri dan pesantren

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran judul

diatas, maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis

teliti, sehingga tidak terjadi pembiasan dalam permasalahan. Dalam hal ini

ada beberapa hal yang perlu diketahui maksud dari istilah dalam judul

diatas yaitu:

1. Managemen

Istilah Managemen dapat diartikan sebagai sebuah proses

menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran

(Tim Penyusun, 2002:708).

2. Pesantren

Perkataan pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe

didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Sedangkan

asal usul kata “santri”, dalam pandangan Nurcholish Madjid dapat

dilihat dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa

Page 30: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

7

“santri” berasal dari perkataan “sastri”, sebuah kata yang berasal dari

sanskerta yang artinya melek huruf, pendapat ini didasarkan atas kaum

santri adalah kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami

agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Kedua,

pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya

berasal dari bahasa Jawa, dari kata “cantrik”, berarti seseoarang yang

selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini menetap (Yasmadi,

2005:61). Di Indonesia istilah pesantren lebih popular dengan sebutan

pondok pesantren. Lain halnya dengan pesantren, pondok berasal dari

bahasa Arab funduq, yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat

tinggal sederhana (Hasbullah, 1996:138)

Pengertian pesantren diatasmengindikasikan bahwa pesantren

merupakan sebuah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.

3. Basis

Istilah Basis bisa diartikan dengan dasar atau pokok dasar

(Poerwadarminta, 1966:95). Berdasarkan pengertian basis tersebut,

maka makna basis yang dimaksud penulis adalah pengelolahan

manajemen pesantren yang lebih identik dengan manajemen pesantren

kuno atau berpusat pada kebijakan pengasuh, tatapi dalam hal ini

pesantren Al-Falah sudah mulai memperbarui dan menerapkan sebuah

manajemen pesantren yang dalam pengelolahannya dilakukan secara

bersama dalam pengambilan keputusan secara partisipatif dari semua

Page 31: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

8

warga pesantren baik ketua yayasan, pengasuh dewan asatidz,

pengurus harian, maupun wali santri, dalam teori sebuah manajemen

lembaga pendidikan sering disebut dengan manajemen berbasis

sekolah.

4. Sekolah

Sekolahadalah tempat anak belajar (Daradjat, 2011:72). Dalam

hal

ini sekolahjuga bisa diartikan sebagai lingkungan pendidikan formal

dimana adanya interaksi antara seorang guru dan siswa untuk

menyalurkan sebuah pengetahuan, dan berjalannya lembaga tersebut

sesuai dengan sistem atau menejemen kelembagaan pendidikan yang

telah ditetapkan.

5. Manajemen Berbasis Sekolah

Adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan

bersama/partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat untuk

mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Raharjo, 2003:5).

6. Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah

adalah manajemen berbasis sekolah yang diterapkan pada

lembaga pesantren. Sebuah penerapan pengolahan lembaga pesantren

berdasarkan teori MBS, yang mana tidak bisa dipungkiri bahwa

Page 32: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

9

pentingnya dalam mengelola lembaga pesantren dibutuhkan

manajemen yang tepat, sehingga dalam pengelolahan lembaga ini akan

lebih terarah dan tepat sasaran dalam sebuah tujuan yang diharapkan.

E. Metode Penelitian

Metode merupakan cara dalam melakukan penelitian. Metode juga

bisa juga dikatakan sebagai alat bedah untuk mengungkap permasalahan

yang ada dalam ruang lingkup penelitian. Metode penelitian memiliki

karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih

(Maslikhah, 2013:66).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis metode kualitatif

maka mencakup beberapa hal diantaranya:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian adalah cara pandang dan pilihan peneliti

dalam memahami subjek dan substansi (STAIN Salatiga, 2008:18).

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat

penemuan, dalam penelitian kualitati peneliti adalah instrumen kunci,

oleh karena itu peneliti membekali diri dengan teori dan wawasan yang

digunakan untuk bertanya, menganalisis, dan mengontruksi obyek

yang akan diteliti menjadi lebih jelas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan study

kasus (case study), yakni study yang meng-explorasikan suatu masalah

Page 33: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

10

dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam,

dan menyertakan berbagai informasi.

2. Kehadiran Peneliti

Penelitian hadir secara langsung pada obyek yakni

PondokPesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah, dalam rangka

pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti, yakni dimulai pada hari

rabu, 11 april 2014, dalam penelitian lapangan, peneliti membutuhkan

waktu 3 (tiga) minggu dalam mengumpulkan data yang berhubungan

dengan focus penelitian manajemen pesantren berbasis sekolah, serta

mencari info-info untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

3. Pusat dan Subyek Penelitian

Tempat/ lokasi pusat penelitian adalah di Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga,

sedangkan yang menjadi focus subyek penelitian adalah komponen

yang terkait dengan manajemen pesantren yang meliputi tata tertip

santri, penyelenggaraan pendidikan, sarana prasarana, dewan asatidz,

dewan pengurus, santri, dan prestasi santri.

4. Sumber Data

Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan

berbagai sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Penelitian itu sendiri merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk

Page 34: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

11

memperoleh pengetahuan yang benartentang sesuatu hal dengan

menggunakan prosedur penelitian yang baik

Dalam penelitian ini terdapat data utama (primer) dan data

pendukung (skunder).

a. Data Primer

Data primermenurut Suryabrata (1995:84) merupakan data

yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya

atau sumber-sumber dasar yang terdiri dari bukti-bukti atau saksi

utama dari kejadian (fenomena) objek yang diteliti dan gejala yang

terjadi di lapangan.

Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan penggalian data dari pesantren Al-Falah dengan

mencari keterangan dari orang yang terlibat secara langsung

terutama para santri, pengasuh, pengurus, dan dewan asatidz.

Sebagai sumber untuk menggali informasi terkai focus penelitian,

untuk mendapatkan informasi ini peneliti menggunakan metode

wawancara.

b. DataSekunder

Data sekunder adalah sumber data yang didapat atau

diperoleh secara tidak langsung, data sekunder mencakup data

yang diperoleh dari arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan

pondok pesantren.

Page 35: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

12

Hal ini dilakukan karena data yang digali haruslah valid

sehingga peneliti harus melakukan pengamatan secara langsung

dan mengobservasi dilapangan yang menghasilkan data

yanglengkap dan dapat dipertanggung jawabkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan naskah skripsi ini penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif. Hal ini merupakan salah satu jenis metode

yang menitik beratkan pada penalaran yang berdasarkan realitas sosial

secara objektif dan melalui paradigma fenomenologis, artinya metode

ini digunakan atas tiga pertimbangan: pertama, untuk mempermudah

pemahaman realitas ganda. Kedua, menyajikan secara hakiki antara

peneliti dan realitas. Ketiga, metode ini lebih peka dan menyesuaikan

diri pada bentuk nilai yang dihadapi. (Moelong, 2003:5)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa metode

penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data secara mendalam

mengenai kegiatan suatu program, perilaku peserta dan interaksi antar

manusia secara luas. Dalam hal ini untuk pengumpulan data yang akan

digunakan sebagai penunjang dalam penelitian, maka penulis

menggunakan beberapa langkah yang berkaitan dengan metode

penelitian tersebut antara lain:

a. Observasi

Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dari sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki

Page 36: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

13

(Hadi, 1995:136). Metode observasi adalahcara menghimpun

bahan-bahan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

fenomena-fenomena yang dijadikan pengamatan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa

observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan terhadap letak

pesantren kegiatan pendidikan santri, model manajemen

pesantrenberbasis sekolahatau pengelolahan kelembagaan dalam

menunjang terlaksanakan kegiatan pendidikan pesantren, Faktor

Pendukung dan kelemahan pesantren berbasis sekolah.

b. Interview

Yaitu metode yang berusaha mendapatkan keterangan/

pendirian secara lisan dari seorang responden dengan cara bertatap

muka (Koenjaraningrat, 1997:129). Dalam arti lain bahwa

interview adalah percakapan dengan maksud tertentu. Secara

umum yang dimaksud interview adalah cara penghimpunan bahan-

bahan keteranga yang dilaksanakan dengan melakukan dan dengan

arahan serta dengan tujuan yang telah ditentukan, dalam penelitian

ini metode interview digunakan sebagai metode pengumpulan data

dalam pengelolahan pesantren dan bagaimana peran masing-

masing dewan pengasuh, asatidz, pengurus serta santri dalam

menerapkan dan mengorganisir sistem pendidikan pesantren.

c. Dokumentasi

Adalah metode pengambilan data yang diperoleh dengan

Page 37: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

14

bahan-bahan yang tersimpan dalam arsip-arsip berupa catatan

pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat,

catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto, dan lain

sebagainya (Sukandarrumidi, 2004: 101).

Metode ini penulis gunakan untuk membantu dalam

menggali data tentang pesantren, data pengelolahan sistem

pendidikan pesantren baik data fisik maupun nonfisik.

Dengan metode dokumentasi maka peneliti akan

mendapatkan referensi dalam bentuk arsip-arsip baik fisual

maupun data-data tertulis yang berkenaan dengan data pesantren

yang mencakup sejarah pendirian pesantren, lokasi pesantren,

lingkungan serta data-data tentang santri,dan data pengelolahan

pesantren yang meliputi data kepengurusan atau keorganisasiaan

pesantren, kurikulum pendidikan pesantren serta data asatidz dan

tata tertib pesantren.

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak awal penelitian hingga akhir

pengumpulan data yang bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak

menutup kemungkinan akan terjadi reduksi data, perbaikan dan

ferifikasi atas data yang diperoleh. Hal ini dimaksudkan untuk lebih

mempermudah pemahaman dan kejelasan.

Teknik analisis data mencakup proses kategori urutan data,

mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan suatu uraian

Page 38: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

15

dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti

yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mncari

hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Dalam pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini,

penulis menggunakan metode analisis data secara bertahab. Tahapan

analisis data adalah proses upaya mencari data secara sistematis atas

catatan-catatan wawancara, pengamatan dan dokumentasi untuk

meningkatkan pemahaman peneliti atas subyek dan obyek

penelitian,upaya ini disebut dengan upaya mencari makna. Ada empat

hal yang merupakan bagian dalam analisis ini yaitu pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

a. Pengumpulan Data

Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari

pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara,

pengamatan, maupun observasi, data yang terkumpul masih berupa

data mentah yang belum diolah, sehingga masih perlu dipilih data

yang penting dan tidak.

b. Reduksi Data

Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang

lebih focus dan tajam, karena data yang menumpuk belum dapat

memberikan gambaran yang jelas. Reduksi data merupakan

penyederhanaan yang diperoleh dari catatan lapangan sebagai

Page 39: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

16

upaya untuk mengorganisasikan data dan memudahkan penarikan

kesimpulan.

1) Penyajian Data

Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data, akan

langsung disajikan sebagai kumpulan informasi terusan yang

membaerikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penulis membuat ini dengan naratif

guna memperjelas hasil penelitian ini.

2) Kesimpulan

Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan

diverifikasi, pengertian verifikasi adalah pembuktian yaitu

proses mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-

pola, dan penjelasan, kemudian data disajikan dan disimpulkan.

Kesimpulan yang diverifikasikasi selama penelitian

berlangsung untuk mencari kesimpulan akhir.

F. Sistematika Penelitian

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat

dijabarkan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang,

definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian,

metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Page 40: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

17

Pada bab kajian pustaka ini, dikupas berbagai pembahasan

teori yang menjadi landasan teoritik penelitian. Khususnya

berkaitan dengan fariabel penelitian yaitu teori-teori

tentang manajemen penunjang penyelenggaraan

pendidikan pesantren yang disesuaikan dengan tujuan dan

focus penelitian.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dilaporkan beberapa hal mengenai

lembaga pendidikan yang dijadikan subyek penelitian

yakni temuan data yang didapat peneliti dilapangan

sebagai hasil dari proses penelitian terkait dengan tujuan

dan focus penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada bab analisis data, akan dilakukan analisis terhadap

data yang terkumpul, dengan pentahapan, menyimpulkan

landasan teori, mendiskripsikan hasil wawancara tentang

bagaimana komponen lembaga pendidikan pesantren

dalam memanajemen para santri dan kegiatan pendidikan

dalam menyeimbangkan kebutuhan keilmuan dan

kemampuan skill para santri dalam mengikuti segala

kegiatan pendidikan yang diikuti, baik pendidikan

pesantren maupun pendidikan umum diluar pesantren.

Page 41: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

18

BAB V : PENUTUP

Mengahiri penulisan skripsi, pada bab kelima akan

diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian,

saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait

dari subyek penelitian.

Page 42: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pesantren

1. Pengertian Pesantren

Perkataan pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe

didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Sedangkan

asal usul kata “santri”, dalam pandangan Nurcholish Madjid dapat

dilihat dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa

“santri” berasal dari perkataan “sastri”, sebuah kata yang berasal dari

sanskerta yang artinya melek huruf, pendapat ini didasarkan atas kaum

santri adalah kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami

agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Kedua,

pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya

berasal dari bahasa Jawa, dari kata “cantrik”, berarti seseorang yang

selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini menetap (Yasmadi,

2005:61). Di Indonesia istilah pesantren lebih popular dengan sebutan

pondok pesantren. Lain halnya dengan pesantren, pondok berasal dari

bahasa Arabfunduq, yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat

tinggal sederhana (Hasbullah, 1996:138).

Pengertian pesantren diatas, mengindikasikan bahwa pesantren

merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

Page 43: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

20

menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam (tafaqquh fi

al –din).

Pesantren atau pondok adalah lembaga yang bisa dikatakan

merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan

nasional. Dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan

makna keIslaman, tetapi juga mengandung makna keasliyan Indonesia

(indigenous). Sebab, lembaga yang serupa pesantren ini sebenarnya

sudah ada sejak pada masa kekuasaan Hindu-Buddha. Sehingga Islam

tinggal meneruskan dan mengIslamkan lembaga pendidikan yang

sudah ada. Tentunya ini tidak berarti mengecilkan peranan Islam

dalam memelopori pendidikan di Indonesia(Madjid, 1997:5).

2. Sistem Pengajaran Pesantren

Pengajian dasar di rumah-rumah, di langgar dan di masjid

diberikan secara individual. Seorang murid mendatangi seorang guru

yang akan membacakan beberapa baris Al-Qur‟an atau kitab-kitab

bahasa Arab dan menerjemahkannya kedalam bahasa Jawa. Pada

gilirannya, murid mengulangi dan menerjemahkan kata demi kata

sepersis mungkin seperti yang dilakukan gurunya. Sistem

penerjemahan dibuat sedemikian rupa sehingga para murid diharapkan

mengetahui baik arti maupun fungsi kata dalam suatu kalimat bahasa

Arab. Dengan demikian para murid dapat belajar tatabahasa Arab

langsung dari kitab-kitab tersebut. Murid diharuskan menguasai

pembacaan dan terjemahan tersebut secara tepat dan hanya bisa

Page 44: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

21

menerima tambahan pelajaran bila telah berulang-ulang mendalami

pelajaran sebelumnya. Para guru pengajian dalam taraf ini selalu

menekankan kualitas dan tidak tertarik untuk mempunyai murid lebih

dari tiga atau empat orang. Jika dalam seluruh hidup guru tersebut ia

berhasil menelorkan sekitar sepuluh murid yang dapat

menyelesaikannya pengajian dasar ini, dan kemudian melanjutkan

pelajaran dipesantren, ia akan dianggap sebagai guru yang berhasil.

Sistem individual ini dalam sistem pendidikan Islam tradisional

disebut sistem sorogan yang diberikan dalam pengajian kepada murid-

murid yang telah menguasai pembacaan Al-Qur‟an.

Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren ialah

sistem bandongan atau seringkali juga disebut sistem weton. Dalam

sistem ini sekelompok murid antara 5 sampai 500 mendengarkan

seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan dan

seringkali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Setiap

murid memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan

baik arti maupun keterangan tentang kata-kata atau buah pikiran yang

sulit. Kelompok kelas dari sistem bandongan ini disebut halaqah yang

arti bahasanya lingkaran murid, atau sekolompok siswa yang belajar

dibawah bimbingan seorang guru. Dalam pesantren kadang-kadang

diberikan juga sistem sorogan tetapi hanya diberikan kepada santri-

santri baru yang masih memerlukan bimbingan individual (Dhofier,

1988:28).

Page 45: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

22

Sistem sorogan dalam pengajian ini merupakan bagian yang

paling sulit dari keseluruhan sistem pendidikan Islam tradisional,

sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin

pribadi dari murid. Kebanyakan murid-murid pengajian dipedesaan

gagal dalam pendidikan dasar ini. Disamping itu banyak diantara

mereka yang tidak menyadari bahwa mereka seharusnya mematangkan

diri pada tingkatan soroganini sebelum dapat mengikuti pendidikan

selanjutnya di pesantren, sebab pada dasarnya hanya murid-murid yang

telah menguasai sistem sorogansajalah yang dapat memetik

keuntungan dari sistem bandongan di pesantren.Sistem sorogan

terbukti sangat efektif sebagai taraf pertama bagi seorang murid yang

bercita-cita menjadi seorang alim. Sistem ini memungkinkan seorang

guru mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal

kemampuan seorang murid dalam menguasai bahasa Arab.

Dalam sistem bandongan, seorang murid tidak harus

menunjukkan bahwa ia mengerti pelajaran yang sedang dihadapi. Para

kyai biasanya membaca dan menerjemahkan kalimat-kalimat secara

cepat dan tidak menerjemahkan kata-kata yang mudah. Dengan cara

ini, kyai dapat menyelesaikan kitab-kitab pendek dalam beberapa

minggu saja. Sistem bandongan, karena dimaksudkan untuk murid-

murid tingkat tinggi, hanya efektif bagi murid-murid yang telah

mengikuti sistem sorogansecara intensif.

Page 46: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

23

Kebanyakan pesantren, terutama pesantren-pesantren besar,

biasanya menyelengarakan bermacam-macam halaqah (kelas

bandongan), yang mengajarkan mulai dari kitab-kitab elementer

sampai ketingkatan tinggi, yang diselengarakan setiap hari kecuali hari

jum‟at, dari pagi-pagi buta setelah sembahyang subuh, sampai larut

malam. Penyelengaraan bermacam-macam kelas bandongan ini

dimungkinkan olehsuatu sistem yang berkembang di pesantren di

mana kyai seringkali memerintahkan santri-santri senior yang

melakukan praktek mengajar dalam halaqah. Santri senior yang

melakukan praktek mengajar ini mendapat titel ustadz(guru). Para

asatidz (guru-guru) ini dapat dikelompokkan kedalam kelompok, yaitu

yang masih yunior (ustad muda), dan yang sudah senior, yang

biasanya sudah menjadi anggota kelas musyawarah. Satu dua ustadz

senior yang sudah matang dengan pengalaman mengajarkan kitab-

kitab besar akan memperoleh gelar “kyai muda”.

Dalam sistem musyawarah, sistem pengajarannya sangat

berbeda dari sistem sorogandan bandongan. Para siswa harus

mempelajari sendiri kitab-kitab yang ditunjuk. Kyai memimpin kelas

musyawarah seperti dalam suatu seminar dan lebih banyak dalam

bentuk tanyajawab, biasanya hampir seluruhnya diselenggarakan

dalam bahasa Arab, dan merupakan latihan bagi para siswa untuk

menguji keterampilannya dalam menyadab sumber-sumber

argumentasi dalam kitab-kitab klasik. Sebelum menghadap kyai, para

Page 47: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

24

siswa biasanya menyelenggarakan diskusi terlebih dahulu antara

mereka sendiri dan menunjuk salah seorang jurubicara untuk

menyampaikan kesimpulan dari permasalah yang disodorkan oleh

kyainya. Baru setelah itu diikuti dengan diskusi bebas. Mereka yang

akan mengajukan pendapat diminta untuk menyebutkan sumber

sebagai dasar argumentasi. Mereka yang dinilai oleh kyai cukup

matang untuk menggali sumber-sumber referensi, memiliki keluasan

bahan-bahan bacaan dan mampu menemukan atau menyelesaikan

problem-problem terutama menurut sistem mazhab Syafi‟i akan

diwajibkan menjadi pengajar untuk kitab-kitab tingkat tinggi. Para

kyai muda ini biasanya akan menulis komentar-komentar atau

pendapat-pendapat dalam sistem seperti yang telah saya uraikan tadi

mudahlah untuk mengerti bahwa dalam kompleks pesantren, dari kyai

(sebagai pimpinan tertinggi peantren), kyai muda, asatidz, santri

senior, sampai kepada yunior, tercipta suatu kelompok masyarakat

yang berjenjang-jenjang yang didasarkan pada kematangan dalam

bidang pengetahuan agama Islam.

Hubungan antara pengajian dan lembaga-lembaga pesantren

sangat penting dalam arti bahwa keduanya merupakan satu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keduannya senantiasa

mengalami proses alamiyah dan perjuangan intensif untuk dapat hidup

lebih langgeng; itulah sebabnya, dalam kenyataannya, kita senantiasa

dapat menyaksikan bahwa antara pengajian dan lembaga-lembaga

Page 48: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

25

pesantren seringkali terjadi suatu bandulan atau pergeseran yang tajam.

Dengan kata lain, kita bisa menyimpulkan bahwa kebanyaka pesantren

tumbuh, berkembang, dan berasal dari lembaga-lembaga pengajian,

dan banyak sekali pesantren-pesantren yang mati dan meninggalkan

sisa-sisanya dalam bentuk lembaga-lembaga pengajian disebabkan

kurangnya kepemimpinan organisasi. Banyak contoh tentang pesantren

yang mengalami nasib serupa itu, seperti Pesantren Cepaka di

Surabaya, Pesantren kademangandi Bangkalan Madura, Pesantren

Maskumambang di Gresik, dan Pesantren Jamsaren di Surakarta.

3. Elemen-Elemen Sebuah Pesantren

Pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik

danKyai merupakan lima elemen dasar dari tradisi pesantren. Ini

berarti bahwa suatu lembaga pengajian yang telah berkembang hingga

memiliki kelima elemen tersebut, akan berubah statusnya menjadi

pesantren. Di seluruh Jawa, orang biasanya membedakan kelas-kelas

pesantren dalam tiga kelompok, yaitu pesantren kecil, menengah dan

pesantren besar. Pesantren yang tergolong kecil biasanya mempunyai

jumlah santri dibawah seribu dan pengaruhnya terbatas pada tingkatan

kabupaten. Pesantren menengah biasanya mempunyai santri antara

1.000 sampai dengan 2.000 orang, memiliki pengaruh dan menarik

santri-santri dari beberapa kabupaten dan provinsi. Beberapa pesantren

besar memiliki popularitas yang dapat menarik santri-santri dari

seluruh Indonesia. Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa

Page 49: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

26

Timurmisalnya, bahkan menarik sejumlah santri dari luar negeri,

antara lain Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand dan Filipina.

a. Pondok

Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama

pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal

bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru yang lebih

dikenal dengan sebutan “kyai”. Asrama untuk para siswa tersebut

berada dalam lingkungan komplek pesantren di mana kyai

bertempat tinggal, yang juga menyediakan sebuah masjid untuk

beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan-kegiatan keagamaan

yang lain. Komplek pesantren ini biasanya dikelilingi dengan

tembok untuk dapat mengawasi keluar dan masuknya para santri

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pada kebanyakan pesantren, dahulu seluruh komplek

merupakan milik kyai. Tetapi sekarang, kebanyakan pesantren

tidak semata-mata dianggap milik kyai saja, melainkan milik

masyarakat. Hal ini di sebabkan karena para kyai sekarang

memperoleh sumber-sumber keuangan untuk mengongkosi

pembiayaan dan perkembangan pesantren dari masyarakat. Banyak

pula komplek pesantren yang kini sudah berstatus wakaf, baik

wakaf yang diberikan kyai yang terdahulu, maupun wakaf yang

berasal dari orang-orang kaya. Walaupu demikian, para kyai masih

tetap memiliki kekuasaan mutlak atas pengurusan komplek

Page 50: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

27

pesantren tersebut. Para penyumbang sendiri beranggapan bahwa

para kyai berhak memperoleh dana dari masyarakat; dan dana

tersebut dianggap sebagai milik Tuhan, dan para kyai diakui

sebagai institusi ataupun pribadi yang dengan nama Tuhan

mengurus dana masyarakat tersebut. Dalam praktek memang

jarang sekali diperlukan campurtangan masyarakat dalam

pengurusan dana-dana tersebut.

Ada alasan utama dalam hal perubahan sistem pemilikan

pesantren. Pertama, dulu pesantren tidak memerlukan pembiayaan

yang besar, baik karena jumlah santrinya tidak banyak, maupun

karena kebutuhan akan jenis dan jumlah alat-alat bangunan dan

lain-lainnya relatif sangat kecil. Kedua, baik kyainya, maupun

tenaga-tenaga pendidik yang membantunya, merupakan bagian dari

kelompok-kelompok mampu di pedesaan, dengan demikian

mereka dapat membiayai sendiri bak kebutuhan kehidupannya

maupun kebutuhan penyelenggara kehidupan pesantren. Hal ini

tidak berarti bahwa semua kyai dilahirkan kaya. Banyak bukti yang

menunjukkan bahwa banyak kyai harus berjuang keras dari bawah

untuk mengembangkan pesantrennya, dan hanya kemudian mereka

menjadi kaya. Dengan kata lain, proses atau jalan bagi pesantren

untuk dapat memiliki sumber-sumber kekayaan yang cukup tidak

hanya satu. Sebagaimana dapat diterangkan oleh etik ekonomi para

kyai yang menganggap kekayaan semata-mata milik Allah;

Page 51: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

28

seabagai “amanah” (titipan) dari Allah, kekayaan hanya boleh

dibelanjakan untuk kepentingan keagamaan, dengan etik ini, para

kyai beranggapan bahwa kekayaan tidak boleh dibelanjakan

semata-mata untuk kepuasan fisik. Faktor lainnya ialah pretise

sosial yang amat tinggi yang dimiliki oleh para kyai; dan prestise

ini mengakibatkan atau menghasilkan jalan yang mudah untuk

memperoleh kekayaan. Karen kedua factor tersebut, maka para

kyai dengan mudah dapat membiayai kebutuhan pesantren.

Pondok, asrama bagi para santri, merupakan ciri khas

tradisi pesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan

tradisional di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan

wilayah Islam di negera-negara lain. Bahkan sistem asram ini pula

yang membedakan pesantren dengan sistem pendidikan suraudi

daerah Minangkabau.

b. Masjid

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan

dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat

untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang

lima waktu khutbah dan sembahyang Jum‟at, dan pengajaran kitab-

kitab Islam klasik.

Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi

pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem

pendidikan Islamtradisioanal. Dengan kata lain kesinambungan

Page 52: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

29

sistem pendidikan Islam yang berpusat pada masjid sejak masjid al

Qubba didirikan dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad saw

tetap terpancar dalam sistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjid

telah menjadi pusat pendidikan Islam. Di manapun kaum muslimin

berada, mereka selalu menggunakan masjid sebagai tempat

pertemuan, pusat pendidikan, aktivitas administrasi dan cultural.

Hal ini telah berlangsung selama 13 abad. Bahkan dalam zaman

sekarangpun di daerah di mana umat Islam belum begitu

berpengaruh oleh kehidupan Barat, kita temukan para ulama yang

dengan penuh pengabdian mangajar murid-murid di masjid serta

memberi wejangan dan anjuran kepada murid-murid tersebut untuk

meneruskan tradisi yang terbentuk sejak zaman permulaan Islam

itu.

c. Pengajaran Kitab-kitab Islam Klasik

Pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik

terutama karangan-karangan ulama yang menganut faham

Syafi‟iyah, merupakan satu-satunya pengajaran formal yang

diberikan dalam lingkungan pesantren. Tujuan utama pengajaran

ini ialah untuk mendidik calon-calon ulama. Para santri yang

tinggal di pesantren untuk jangka waktu pendek (misalnya kurang

dari satu tahun) dan tidak bercita-cita menjadi ulama, mempunyai

tujuan untuk mencari pengalaman dalam hal pendalaman perasaan

keagamaan. Kebiasaan semacam ini terlebih-lebih dijalani pada

Page 53: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

30

waktu bulan Ramadhan, sewaktu umat Islam diwajibkan berpuasa

dan menambah amalan-amalan ibadah antara lain sembahyang

sunnah, membaca Al Qur‟an dan mengikuti pengajian. Para santri

yang tinggal sementara seperti ini janganlah kita samakan dengan

para santri yang tinggal bertahun-tahun di pesantren yang tujuan

utamanya ialah untuk menguasai berbagai cabang pengetahuan

Islam.

Sekarang, meskipun kebanyakan pesantren telah

memasukkan pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian

penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab

Islam klasik tetap diberikan sebagai upaya untuk meneruskan

tujuan utama pesantren mendidik calon-calon ulama, yang setia

kepada faham Islam tradisional.

Keseluruhan kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren

dapat digolongkan kedalam 8 kelompok: 1. Nahwu dan saraf; 2.

Fiqh; 3. Usul fiqh; 4. Hadist; 5. Tafsir; 6. Tauhid; 7. Tasawuf;

8.Etika; dan9. Cabang-cabang lain seperti Tarikh dan Balaghah.

d. Santri

Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang-

orang pesantren, seorang alim hanya bisa disebut kyai bilamana

memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren

tersebut untuk mempelajari kitab-kitab Islam klasik. Oleh karena

itu, santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga

Page 54: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

31

pesantren. Walaupun demikian, menurut tradisi pesantren, terdapat

2 kelompok santri:

1) Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang

jauh dan menetab dalam kelompok pesantren. Santri mukim

yang paling lama tinggal di pesantren tersebut biasanya

merupakan satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung

jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari, mereka

juga memikul tanggungjawab mengajar santri-santri muda

tentang kitab-kitab dasar dan menengah, dalam sebuah

pesantren yang besar dan masyhur akan terdapat putera-putera

kyai dari pesantren-pesantren lain yang belajar di sana, mereka

ini biasanya akan menerima perhatian istimewa dari kyai;

karena para putra kyai ini akan memainkan peranan yang

sangat penting dalam kelanjutan kepemimpinan lembaga-

lembaga pesantren.

2) Santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di

sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam

pesantren. Untuk mengikuti pelajarannya di pesantren, mereka

bolak-balik (nglajo)dari rumahnya sendiri. Biasanya perbedaan

antara pesantren besar dan pesantren kecil dapat dilihat dari

komposisi santri kalong. Semakin besar sebuah pesantren, akan

semakin besar jumlah santri mukimnya. Dengan kata lain,

Page 55: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

32

pesantren kecil akan memiliki lebih banyak santri kalong

daripada santri mukim.

Seorang santri pergi dan menetap di suatu pesantren

karena berbagai-berbagai alasan:

1) Ia ingin mempelajari kitab-kitab lain yang membahas Islam

secara lebih mendalam di bawah bimbingan kyai yang

memimpin pesantren tersebut;

2) ingin memperoleh pengalaman kehidupan pesantren, baik

dalam bidang pengajaran, keorganisasian maupun

hubungan dengan pesantren-pesantren yang terkenal,

3) Ia ingin memusatkan studinya di pesantren tanpa

disibukkan oleh kewajiban sehari-hari di rumah

keluarganya. Di samping itu, dengan tinggal di sebuah

pesantren yang sangat jauh letaknya dari rumah sendiri ia

tidak mudah pulang-balik meskipun kadang-kadang

menginginkannya.

e. Kyai

Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu

pesantren, ia seringkali bahkan merupakan pendirinya. Sudah

sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu pesantren semata-mata

bergantung kepada kemampuan pribadi kyainya.

Menurut asal-usulnya, perkataan kyai dalam bahasa Jawa

dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda:

Page 56: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

33

1) Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang

dianggap keramat; umpamanya,‟‟Kyai Garuda Kencana”

dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Keraton

Yogyakarta.

2) Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.

3) Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli

agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan

pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada

para santrinya. Selain gelar kyai, ia juga sering disebut

orang alim (orang yang dalam pengetahuan Islamannya).

Perlu ditekankan di sini bahwa ahli-ahli pengetahuan

Islam di kalangan umat Islam disebut ulama. Di Jawa Barat

mereka disebut ajengan.Di Jawa Tengah dan Jawa Timur,

ulama yang memimpin pesantren disebut kyai. Namun di

zaman sekarang, banyak juga ulama yang cukup berpengaruh

di masyarakat juga mendapat gelar “kyai” walaupun mereka

tidak memimpin pesantren. Dengan kaitan yang sangat kuat

dengan tradisi pesantren, gelar kyai biasanya dipakai untuk

menunjuk para ulama dari kelompok Islam tradisional (Dhofier

1988: 55).

B. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Page 57: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

34

1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan

bersama/partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat untuk

mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Raharjo, 2003:5).

Otonomi yang demikian, akan membuat sekolah memiliki kewenangan

yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih

mandiri. Sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-

program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensinya.

Pengambilan keputusan bersama/partisipatif, akan meningkatkan rasa

memiliki tanggung jawab dan dedikasi warga sekolah terhadap

sekolahnya. Namun demikian MBS diharapkan tidak memberi peluang

terhadap kenginan individu/kelompok untuk menguasai/mengelola

sekolah tanpa partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Jadi pada

intinya manajemen berbasis sekolah ialah memberikan kewenangan

terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitas

secara terus menerus (Umiarso & Gojali, 2010:70).

2. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bertujuan untuk:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang

tersedia.

Page 58: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

35

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

menyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan

bersama/partisipatif.

c. Meingkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua,

masyarakat , dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.

d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu

pendidikan yang akan dicapai (Raharjo, 2003:5).

3. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

MBS adalah model manajemen yang memberikan otonomi

lebih besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan

pengambilan keputusan secara bersama/partisipatif untuk memenuhi

kebutuhan sekolah atau untuk mencapai tujuan sekolah dalam

kerangka pendidikan nasional.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) juga merupakan

paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada

tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan

pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa

mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya

sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggab terhadap

kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka

lebih memahami, membantu, dan mengontrol pengelolaan pendidikan

(Raharjo, 2003:8).

Page 59: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

36

Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan/kemandirian

yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri, dan

tidak tergantung. Istilah otonomi juga sama dengan istilah “swa”,

misalnya swakelola, swadana, dan swalayan. Jadi otonomi sekolah

adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kebutuhan

warga sekolah yang didukung kemampuan tertentu sesuai dengan

peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.

Pengambilan keputusan bersama/partisipatif adalah suatu cara

untuk mengambil suatu keputusan melalui penciptaan lingkungan

yang terbuka dan demokratik, dimana warga sekolah dan masyarakat

akan terlibat secara langsung untuk proses pengambilan keputusan

dalam pencapaian tujuan sekolah. Sehingga semua warga sekolah dan

masyarakat akan bertanggung jawab dan berdedikasi sepenuhnya

untuk mencapai tujuan sekolah. Makin besar tingkat partisipasi, makin

besar pula tanggung jawab dan dedikasinya. Tentu saja harus

mempertimbangkan keahlian, batas kewenangan, dan relevansinya

dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah.

Sekolah mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tingkat

kemandirian tinggi sebaliknya ketergantungan rendah; bersifat adaptif

dan antisipatif serta proaktif; memiliki jiwa kewirausahaan tinggi;

bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah; memiliki control yang

ketat terhadap manajemen dan sumberdayanya; memiliki control yang

Page 60: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

37

kuat terhadap kondisi kerja; komitmen yang tinggi pada pada dirinya;

dan prestasi merupakan acuan bagi penilitiannya.

Adapun yang dapat memandirikan/memberdayakan warga

sekolah adalah: pemberian kewenangan; pemberian tanggung jawab;

pekerjaan yang bermakna; kebersamaa dalam pemecahan masalah

sekolah; variasi tugas; pemberian kepercayaan dan penghargaan

terhadap semua warga sekolah.

4. Manajemen Komponen-Komponen Sekolah

Istilah manajemen sekolah terjemahan dari “school

management”, dan akan melihat bagaimana manajemen substansi-

substansi pendidikan di suatu sekolah atau manajemen berbasis

sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar dan benar-benar

terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan secar

efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi

manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap komponen-

komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh komponen

sekolah yang harus di kelola dengan baik dalam rangka MBS, yaitu

kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan,

keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan

sekolah dan masyarakat, serta manajemen layanan khusus lembaga

pendidikan (Mulyasa, 2004:39).

Page 61: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

38

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan

bagian dari MBS. Manajemen kurikulum dan program pengajaran

mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional

pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling

penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan

kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu,

sekolah juga bertugas dan berwewenang untuk mengembangkan

kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

lingkungan setempat.

b. Manajemen Tenaga Kependidikan

Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan

pimpinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia

di sekolah. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi

kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku manusia di

tempat kerja melalui aplikasi konsep dan teknik manajemen

personalia modern.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen

personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga

kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang

Page 62: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

39

optimal, namun tetap dalam kondisi menyenangkan. Sehubungan

dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan,

adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi

personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota

mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan

perkembangan karier tenaga kependidikan, serta menyelaraskan

tujuan individu dan organisasi

c. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang

operasional MBS. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan

pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik,

mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari

suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk

pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih

luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan

dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di

sekolah.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai

kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di

sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai

tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,

bidang manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas

Page 63: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

40

utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru,

kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan

disiplin.

d. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber

daya yang secara lansung menunjang efektivitas dan efesiensi

pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam

implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk

merencankan, melaksanakann dan mengevaluasi serta

mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan

kepada masyarakat dan pemerintah.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan

pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan

merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen

pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu

sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan

terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah

bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap

kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu yang

disadari maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan

pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang

ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang

Page 64: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

41

tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam

rangka MBS, yang memberikan kewenagan kepada sekolah untuk

mencapai dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan

keperluan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia

pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa

lagi dalam kondisi krisis seperti sekarang ini.

e. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,

khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,

meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang

dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara

tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau

pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju

sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses

belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,

halaman sekolah sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut

merupakan sarana pendidikan.

Manajemen sarana dan prasaran pendidikan bertugas

mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat

memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya

proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan

Page 65: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

42

perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi,

penghapusan serta penataan.

Manajemen saran dan prasarana yang baik diharapkan

dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga

menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun

murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan

tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara

kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan proses

pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar

maupun murid-murid sebagai pelajar.

f. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya

merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan

mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah.

Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian

integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.

Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat

dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan

efisian. Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapai tujuan

atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan

pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi

penerangan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga harus

Page 66: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

43

mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan

masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan perkataan lain,

antara sekolah dan masyarakat harus dibina suatu hubungan yang

harmonis

Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan

baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk

memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta

hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan

masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran

yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Melalui hubungan

yang harmonis tersebut diharapkan tercapai tujuan hubungan

sekolah dengan masyarakat, yaitu terlaksanakannya proses

pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, dan efisien

sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang produktif dan

berkualitas. Lulusan yang berkualitas ini tampak dari pengusaan

peserta didik terhadap ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap,

yang dapat dijadikan bekal untuk melanjutkan pendidikan pada

jenjang berikutnya atau hidup di masyarakat sesuai dengan asas

pendidikan seumur hidup.

g. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus meliputi manajemen

perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen

Page 67: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

44

komponen-komponen tersebut merupakan merupakan bagian

penting dari MBS yang efektif dan efisien.

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang

berlangsung begitu pesat pada masa sekarang menyebabkan guru

tidak bisa lagi melayani kebutuhan anak-anak akan informasi, dan

guru-guru juga tidak bisa mengandalkan apa yang diperolehnya di

bangku sekolah.

Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik

memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan

mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar

mandiri, baik pada waktu-waktu kosong di sekolah maupun di

rumah. Di samping itu, juga memungkinkan guru untuk

mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat

mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.

Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan

dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas

dan bertanggungjawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak

hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan,

dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu”manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan

Page 68: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

45

rohani” (UUSPN, bab II pasal 4). Untuk kepentingan tersebut, di

sekolah-sekolah dikembangkan program pendidikan jasmani dan

kesehatan, menyediakan pelayanan kesehatan sekolah melalui

usaha kesehatan sekolah (UKS), dan berusaha meningkatkan

program pelayanan melalui kerja sama dengan unit-unit dinas

kesehatan setempat.

Di samping itu, sekolah juga perlu memberikan pelayanan

keamanan kepada peserta didik dan para pegawai yang ada sekolah

agar mereka dapat belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang

dan nyaman(Mulyasa, 2004:24).

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-

FalahDukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga.

Page 69: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

46

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam “Al-Falah” berdiri pada

tahun 1986, yang diasuh oleh KH. Zoemri RWS bersama istri beliau

Hj. Nyai Latifah. Pondok pesantren tersebut berdiri diatas tanah milik

pribadi yang mendapat dorongan dari masyarakat sekitar dan

pemerintahan kota setempat. K. H. Zoemri RWS pada mulanya

menerima dan menampung para santri putra dan putri dari lingkungan

sekitar, yang kemudian diikuti oleh santri putra-putri dari daerah

sekitarnya. Seiring dengan berkembangan zaman, Pondok Pesantren

Tarbiyatul Islam Al Falah dituntut pula untuk menampung aspirasi

masyarakat yang membutuhkan pendidikan lebih mapan lagi. Untuk

itu pada tahun 1990, K. H. Zoemri RWS mendirikan madrasah diniyah

dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama. Adapun frekuensi

pendidikan adalah 6 tahun, pendidikan ini diwajibkan bagi santri putra

maupun putri. Melihat keadaan santri Al Falah yang mayoritas

berpendidikan formal, maka pengajian Madrasah Diniyah dimulai

ba‟da Ashar (15.30 WIB), ba‟da Magrib sampai ba‟da Isya‟ (+ jam

21.00), dan ba‟da Subuh sampai jam 6 pagi. Lima tahun berikutnya,

tepatnya pada tahun 1995 pendidikan Pondok Pesantren Tarbiyatul

Islam Al Falah menambah kurikulum pembelajaran berupa ekstra

pesantren antara lain: Kaligrafi, Khitobah, Qiro‟atul Qur‟an, Bahasa

Arab, dan Menjahit. Pendidikan ekstra ini didirikan dengan dasar,

Page 70: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

47

santri mampu berkreasi dan mempunyai skill untuk terjun di

masyarakat. Dan mampu mengubah masyarakat yang terbelakang

menjadi masyarakat yang berkembang.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005 karena

melihat tantangan zaman yang semakin menggejolak dan bahkan santri

dituntut untuk bisa mensikapinya maka pada tahun tersebut didirikan

SMK Al-Falah dengan dua jurusan Otomotif dan Tata Busana.

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah Terletak di Jl.

Bima No. 02, Dukuh, Sidomukti, Kota Salatiga dan terletak di ujung

selatan kota Salatiga, yang berdekatan dengan Kab. Semarang.

3. Dasar dan TujuanPondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

a. Dasar

Al-Qur‟an dan As-Sunnah merupakan landasan dasar yang

dipakai oleh Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, sehingga hasilnya

akan lebih terarah dan fitrah yang dimilikinya akan lebih terjaga

dari berbagai kemungkinan dalam perjalanan peradababan umat

manusia dewasa ini. Pemahaman terhadap Al-Qur‟an dan As-

Sunnah tersebut dijabarkan dalam sikap dan perilaku santri, maka

dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1) Dasar atau asas yang akan memberi ruh di Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah adalah Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

Page 71: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

48

2) Al-Qur‟an dan As-Sunnah digunakan sebagai neraca dan

ukuran dalam segala pelaksana pendidikan dan pengajaran.

3) Dengan dasar dan pengertian tersebut diatas, maka sikap dan

perilaku sehari-hari yang dilaksanakan di Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah harus mencerminkan suatu

pelaksanaan disiplin, yaitu disiplin terhadap diri sendiri dan

disiplin terhadap Allah SWT.

b. Tujuan

Pada dasarnya tujuan Pondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah mempunyai tujuan yang sangat segnifikan, yaitu:

1) Tujuan Umum

Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang

berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya

menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu

dan amalnya.

2) Tujuan Khusus

a) Pembinaan suasana hidup dalam Pondok Pesantren sebaik

mungkin sehingga berkesan pada jiwa anak didiknya

(santri).

b) Memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran

ilmu agama Islam.

Page 72: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

49

c) Mengembangkan sikap beragama dan praktek-praktek

beribadah.

d) Mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam pondok pesantren

dan sekitarnya.

e) Memberikan pendidikan dan keterampilan civic dan

kesehatan kepada santri.

f) Mengusahakan perwujudan segala aktivitas dalam

pesantren yang mungkin mencapai tujuan umum tersebut.

g) Membantu sumber daya santri yang memiliki nilai dan

sikap agamawan, pengetahuan, kecerdasan, keterampilan,

kemampuan komunikasi dan kesadaran akan ekologi

lingkungan.

h) Melahirkan dan menciptakan alumni pesantren yang figur

keilmuan yang begitu tangguh dan mampu memainkan

propertinya pada masyarakat secara umum.

i) Menciptakan santri yang berbasis IMTAQ dan IPTEK.

4. Keadaan SantriPondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Adapun santri yang belajar di PPTI Al-Falah pada tahun ajaran

ini 2013-2014 mengalami peningkatan, sampai saat ini santri yang

belajar di PPTI Al-Falah ada sebanyak 257, santri yang terdiri dari 114

santri putra dan 143 santri putri. Dan sudah menjadi anjuran dari

pengasuh pesantren Al-Falah, bagi santri yang berkenginan mengikuti

Page 73: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

50

pendidikan dipesantren Al-Falah wajib baginya tinggal menetap di

asrama pesantren yakni biasa dipanggil santri mukim. Hal itu

dimaksudkan untuk mempermudah dewan pengurus maupun pengasuh

dalam mengkoordinir para santri dalam menjalankan peraturan yang

telah ditetapkan.

TABEL 3.1

DATA SANTRI PUTRA

“PPTI AL FALAH” TAHUN 2014”

No Nama Alamat

1. Adib Wahyu.M Lemahbang,Rt 02/05,Karangjati,Bergas,SMG.

2. Adi Prastowo Kintelan, Rt. 31/05 Pasekan, Ambarawa, Semarang

3. Ahmad Fajar Fauzi Setro, Rt. 02/03 Mendongan, Sumowono, Semarang

(50062)

4. Ahmad Dayu.M Wanar Rt 02/02,Tersono,Batang.

5. Ahmad Faozi Pagertengah,Jogoyasan,Rt 01/01 Ngablak,MGL.

6. Ahmad Fauzi Digulan,Pandean,Kec.Ngablak,MGL.

7. Ahmad Ihya Ulumudin Kencana Mulia, Rembang, Muara Enim

8. Ahmad Lazim Nglorog Rt 01/ Rw 05 Pringsurat, (56272),TMG.

9. Ahmad Lukman Hakim Jl. Brigjen Katamso,Rt 01/07 Susukan, Ungaran

10. Ahmad Muhlasin Karangrandu Rt.03 Rw.01,Jumo,Kedungjati,Grobogan

11. Achmad Mutohar Dompon,rt:11,rw:04,Giling,Pabelan,SMG

12. Ahmad Nur Khakim Candi wetan, rt:3, rw:1 Ngasinan, Grabag, Magelang

13. Ahmad Nurul Mujib Gondangsari, Rt. 02/02 Mendongan, Sumowono,

Semarang

14. Ahmad Hadziqun Nuha Krajan Wujil, rt:05, rw:02, Wujil, Bergas, Kab.SMG

15. Ahmad Khasani Pakis Tengah, rt:01,rw:01 Pakis, MGL 56193

16. Akif Khumaidullah A. Wanar, rt:02, rw:02 Wanar, Tersono, Batang

17. Alfian Wahyu Praditya Buluk, Rt. 01/01 Gilirejo, Wonosegoro, Boyolali

18. Alinta Zeki Syihab Pucung,Rt:03,Rw:04,Bancak,Semarang 50772

19. Ali Mustain Brakas,Terkesi,Klambu,Grobogan,Jateng

20. Annas Mas‟ud Karang, Rt. 03/04, Tegaron, Bnyubiru, Semarang

Page 74: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

51

21. Arif Hidayatullah Dompon Rt11/4, giling, Pabelan SMG

22. Basit Chusnil Mubarak Tiban ,rt:02,rw:05,Bumirejo,Mumgkid,Magelang

23. Danang Adi Setiawan Keseneng, rt:01,rw:02 Keseneng, Sumowono, SMG

24. Dedi Setiawan Ponco reso,jembaran.Kab.SMG.

25. Eka Sepnanda Wonorejo, Rt. 04/01Wonorejo, Pringapus, Semarang

26. Eka Yahya Jengkol, rt:03,rw:03 Losari, Pakis Magelang, 56193

27. Ervin Askar Shodiq Jengkol, rt:01,rw:03 Losari, Pakis Magelang, 56193

28. Faisal Arif Riza Majid Citromanggisan, rt:2,rw:2, Kalijoso, Secang, Magelang

29. Faishal Karim Breyon, Rt. 09/03 Polobogo, Getasan, Semarang

30. Ganang Fathurohman Bawang,rt:08,rw:01, Ketawang,Grabag, Magelang

31. Galih Januar Irawan Kroyo, Rt. 06/06 Bringin, Semarang

32. Gunawan.L.A Karang asemRt02/06,Ketapang,Susukan,SMG.

33. Ilham Ery Kusuma Talun, rt:06, rw:07 Bergas Lor, Bergas, kab.Semarang

34. Ilham Maulana Banding,rt:04,rw:02, Banding,Beringin, Kab. Semarang

35. Ikhsan Maulana Ngaser Lor, Rt. 06/02 Jetis, Bandungan, SMG

36. Ikhsanuddin Lemah Ireng,Rt 01/03 Baween,SMG.

37. Imam Adi Caban Gunung, Rt. 02/05 Kartoharjo, Grabag, MGL

38. Imam Tabroni Krajan Rt 08/Rw 02,Kedung Ringin,Kab.SMG.

39. Irham M. Prigi Jero Rt 1/2 Sumberrejo,Bonang, Demak.

40. Irvan Ireng Saputro Gintungan,Rt:01,Rw:05,Bandungan,Bandungan,SMG

41. Is‟adurrofiq Almuhibbi Jurang, Rt. 04/07 Bedono, Jambu, Semarang

42. Jalaludin Krajan Kidul, rt:03,rw:04 Wirogomo, Banyubiru, SMG

43. Jihan Abdillah Dukuh Rt 03/01 Krajan,Sidomukti,SLTG.

44. Kholid Anwar Tumbu, Rt. 04/01 Purwodadi, Tegalrejo, Magelang

45. Lailul Muna Jurang, Rt. 04/07 Bedono, Jambu, SMG

46. Lucky Rifqi Setiawan Kemadu, Rt 28/08. Pasekan, Ambarawa, Semarang

47. Ma‟ruf Irsyad Curug, Rt. 03/04 Margohayu, Karangawen, Demak

48. Mega Aji P Nogosaren,Rt 02/Rw 1,Getasan,SMG.

49. Mohtar Syarif Karang Rejo,Rt 02/02,Pabelan,SMG.

50. Muhaimin Gintungan Rt. 05/05, Bandungan, Semarang

51. M. Agil Syahputra Sinom, Rt 07/02 Weleri, Kendal

52. M. Ainul Yaqin Curug, Rt. 02/04 Margohayu, Karangawen, Demak

(59566)

Page 75: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

52

53. M. Alfaian Jauhari Bendan Rt.11 RW. 03,Kebonsari,Wonoboyo,TMNGG

54. M. Al Jauharil M. Jengkol, rt:01,rw:03 Losari, Pakis Magelang, 56193

55. M. Alwi Syarif Bonorejo,rt 01/05Blotongan, Sidorejo, Salatiga

56. M. Anwar Salim Indrosari Rt 03/03, Indrosari, Bulus Pesantren Kebumen

57. M. Arifin Sumber,Rt 13/02,Timpik,susukan,SMG.

58. M. Arsyad Tumbu 02/02 Purwodadi, Tegalrejo, Magelang.

59. M. Eka Prastiyo Jengkol, Rt.03/03, Losari, Pakis, Magelang

60. M. Fahrurrozi Gendor, Rt. 03/04 Banding, Bringin, Semarang

61. M. Fatkhurrahman Sarirejo Rt 04/01 Guntur,Demak.

62. M. Fatkhur Rozak Rembes, Rt 16/05 Gunungtumpeng, Suruh, SMG

63. M. Fitroni Ds. Sumber sari, Tungkal jaya, Musi Banyuasin

64. M. Habib Alwi Ngipik, Rt. 05/02 ngipik, Pringsurat, Temanggung

65. M. Hanif Senden,Rt.04 Rw.09,Batur,Getasan,Semarang

66. M. Ichsan Hidayat Ds. Ledok, rt:03,rw:06, Kauman Kidul, Sidorejo, SLTG

67. M. Ihsan Nurtaufik Gedangan, Rt 03/05 Tuntang, Semarang

68. M.Khoerul Anam Pabelan rt 06/02 Ngasinan,Grabag,MGL.

69. M. Khoirul Munzilin Rembes Rt. 17/05 Gunungtumpeng, Suruh, SMG

70. M.Mufid Nglorog,Pringsurat,TMG.Rt 02/05

71. M. Munawir Pulutan,Rt 07/02,Kebonan, Boyolali.

72. M. Mustofa

Gunungtumpeng Rt.15

Rw.05,Gunungtumpeng,Suruh,Semarang

73. M. Nur Hamim Jayuli Krajan Tengah, Rt 02/02 Meteseh, Boja, Kendal

74. M. Rabani Gintungan, rt:1,rw:5, Bandungan, Bandungan, kab.

Semarang

75. M. Rifan Abdul Latif Ploso, Rt. 01/03 Pabelan, SMG

76. M.Rohman.A Candi sidomulyo,Secang,MGL.

77. M. Salim.Khoeruddin Gedangan,Bendo Rt 01/03 Tuntang,SMG.

78. M. Sidkon Wafa Krajan,Rt:08,Rw;02,Kedungringin,Suruh,Semarang

79. M. Syamsul Anwar Candi Rt. 02/06 Ampel, Boyolali

80. M. Syarif Hidayatullah Karangtalun, rt: 07,rw:14, Karangtalon, Tanon, Sragen

81. M.Ilham Ganda Jl.Kyai Mojo,No.02 Rt 03/03,Ungaran Barat.

82. Mulyadi M. Misbah Santan, Rt. 01/02 Kuwarsani, Jambu, Semarang (50663)

Page 76: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

53

83. Mustofa Toksongo Rt03/01,Nglorog,Pringsurat,TMG.

84. Nasrul Mahqin

Krajan Kidul, Rt. 03/04 Wirogomo, Banyubiru, SMG

(50664)

85. Nur Ahdian

Jl.HOS Cokroaminoto,Rt 01/08,No.

605,Ngablak,Ungaran.

86. Nur Fuad Gandi Jl.Kyai Mojo,No.02,Rt 03/03,Ungaran Barat.

87. Nur Khakim Gintungan,Rt 06/05,Bandungan.

88. Nurrohman Wahid Wurut, rt:06, rw:01, Wonotirto, Bulu, Temanggung

89. Nur Kholis Bulusari, Rt07/01, Bulusari, Gandrung, Cilacap

90. Nurul Huda Baran, Ketapang, Susukan, Semarang

91. Puja Kresno P. Gowongan,Rt.07/01,Kalijambe,Kec.Bringin Kab,SMG.

92. Puji Pangestoni

Mangli, Rt. 02/04 Suborejo, Pringsurat, Temanggung

56272

93. Raditya Krisna Al

Farooq

Kalibendo, Rt. 01/01 Candi, Bandungan, Semarang

94. Rahmat Saputra Negri Mulya, Rt. 04/04 Gunung labuhan, Waykanan,

Sum-Sel

95. Rahmat Yuli.S Butuh,Dlimas,Tegalrejo,Rt 01/09,MGL.

96. Riko Tekto Krajan Kidul, rt:03, rw:04 Wirogomo

Banyubiru,kab.SMG

97. Rio Ma‟arif Saputra Pabelan Rt. 01/01 Panbelan, Semarang

98. Rohmat Khabib Batur, Rt. 04/ 09 Batur, Getasan, SMG

99. SubkhanM. Mekarsari,Rt 14/06,Kampar,Riau,SUM-SEL.

100. TB. Nurbi‟in Banyusari Lor, Rt. 01/08 Banyusari, Grabag, Magelang

101. Tri Wahono Nogosaren,Gejayan,Rt 08/02,Getasan,SMG.

102. Turmudzi Madu, Batur Rt 01/02, Getasan Semarang

103. Wigi Pujiyadi Wirogomo, Rt. 03/04 Wirogomo, Banyubiru, Semarang

104. Yoan Prima Hening W. Pundingan,Rt:03,Rw:01,Sumongawi,Getasan,Semarang

105. Yulfan Ibnu Makruf Pondansari, Rt. 02/02 Bergas Lor, Semarang

106. Yusuf Adi Wijaya Soti Kulon, rt:16,rw:8, Sidomulyo, Candimulyo, MGL

107. M.Aqil Albieruni Getasan, Rt.02/Rw.01, Kel.Getasan, Kec.Getasan, SMG

108. Tsani Muh. Rofi‟udin Kesono, Tuntang, Semarang

109. Zeni Rahmanto Sidomulyo, rt:3, rw: 1, Rejosari, Bandongan, Magelang

Page 77: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

54

TABEL 3.2

DATA SANTRI PUTRI

“PPTI AL FALAH” TAHUN 2014”

No Nama santri Alamat

1 Afina Ainul Iza Tlogorejo, Rt. 01/01 Grabag, Magelang

2 Aina Nur Lailyta Karanganom,Rt 06 /Rw 02,Weleri,Kendal.

3 Ainatun Nafi‟ah Kintelan, Rt. 16 / 05 Pasekan, Ambarawa,

Semarang

4 Alfiah Amri Mirfaqoh Pabelan, Rt. 02/03 Pabelan, Semarang

5 Amalia.Y Jelok, RT 05/01, Tuntang Semarang.

6 Amalya Puji.L Perbalan,Rt 01/Rw 08,Gunung pati,SMG.

7 Amilatul Asna Gentan, rt:2, rw:1, Kebumen, Banyubiru, SMG.

8 Amiratun Nauval Prampelan Rt.02

Rw.06,Blotongan,Sidorejo,Salatiga

9 Amrih Sulistyani Tegalmelik, Rt. 02/04 Gebugan, Bergas, SMG.

10 Ani Maftuchah Tambakan, Rt02/11, Gubug, Grobogan

11 Ani Muslikhah Ngawen, Rt 01/03 Boto putih, Tembarak, TMG.

12 Ani Nurfiana Larangan,Rt 02/05,Lanjan,Sumowono,SMG.

13 Anida Kumalasari Krajan, Dungringin, Rt;09/02 Suruh,Kab.SMG

14 Anif Melani Ngasem Lor, Rt. 06/02 Jetis, Bandungan, SMG

15 Anis Nurur.R Getasan,Rt 04/01,Kec.Getasan,Kab.SMG.

16 Anisa Nandya Sukoharjo,RT01/03,Kalimanggis,Subah,Batang.

17 Anni Mursyidatu

Zahro‟ Wijin Rt.05 Rw.02,Bergas,Semarang

18 Anny Maftukhah Sangiran, Rt. 01/04 Keputan, Blado, Batang

19 Ariyana Dukuh,Rt 02/ 06,Ngarngosari,Ampel,Boyolali.

20 Ashiyatul Lailiyah Fz. Asemdoyong Rt.12 Rw.02,Taman,Pemalang

21 Asna Nafisah Gelaran,Rt 03/ Rw 04,Bandungan,SMG.

22 Atik Rakhmawati Welahan, Rt. 01/01 Kel. Kedung Sari Mulyo,

Welahan, Jepara

23 Ayu Widy Astuti Regunung, Rt. 28/07 Karanggondang, Tengaran,

Semarang

24 Candra Arum Sari Wonorejo, Rt. 01/02 Wonorejo, Pringapus,

Semarang

25 Dewi Maslahah Krajan tengah, rt:2, rw:2, Meteseh,Boja,Kendal

26 Dewi Mustika Bakalan, Rt. 10/06 Banjarsari, Grabag, Magelang

27 Dina Fatmawati Dsn.Pucung Rt 04/04 kec.Bancak,Kab.SMG.

Page 78: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

55

28 Dwi Astuti Tungkal jaya, Rt. 01/05 Musi, Banyuasin

29 Dwi Mayawati Gagatan, Rt. 03/02 Kemiri Timur, Subah, Batang

(51262)

30 Edenia Aisha Pramesti Rowosari, Rt. 03/05 Meteseh, Boja, Kendal

31 Eka Rini Lengkong, Rt 30/09 Pasekan Ambarawa,SMG.

32 Eka Sri Rejeki Karanganom, Rt. 11/03 Karanganom, Weleri,

Kendal (51355)

33 Eko Putri Larasati Tanggulangin,rt:4,rw:1, Pandean, Ngablak, Kab.

Magelang

34 Endang Pratiwi Gendor, Rt. 03/04 Banding, Bringin, Semarang

35 Erma Nahdliyatul F. Bentisan,Rt 01/02,Sukomarto,Jumo,TMG.

36 Eva Nor Fithrotul

Hidayah Jatisono, Rt06/03 Jatisono, Gajah, Demak

37 Evi Arfiyanti Tempel Rt.01

Rw.01,Klumpit,Karanggede,Boyolali

38 Evie Yunianti Ds,Kedawung,Rt.04/02,Susukan,Banjarnegara.

39 Fida ZulfatunM. Kembang,Rt 10/03, Sumogawe Getasan SMG

40 Fina I. Kedayon,Rt 06/01 Wates,Kec.Getasan,Kab.SMG.

41 Fitri Yaningsih Dsn. Bamban, Rt. 03/04 Lembu, Bancak, Kab.

Semarang

42 Fitriyanti Wahyuni Kencana Mulia, Rambang,Muara Enim, SUMSEL

43 Fitrotul Ummah Sabetan, Rt. 04/07 Wedung, Demak

44 Futhicha Elma D N Candran Rt 03/01 Sidomukti Salatiga

45 Gledis Angelika Putri Ringin Anom, Rt. 01/01 Ledok, Argomulyo,

Salatiga

46 Indah Dewanti Sinom,Rt;10,Rw:02,Karangganom,Weleri,Kendal

47 Indah Sutanti Gondangan, Rt. 02/05 Ngadikerso, Sumowono,

Semarang

48 Indah Ziyadatul.A Bentisan,Rt 01/02,Sukomarto,jumo,TMG.

49 Intan Erni S.S. Watugajah, rt:1,rw:8, Candirejo, Pringapus,

Semarang

50 Iriana Sofianti Klecung, Rt.05 Rw.01 Dolojan, Karanggede,

Boyolali

51 Istikomah Kediwongso, Rt. 02/02 Sukodadi, Bandongan,

MGL

52 Istriyani Bleder Rt. 04/05 Ngasinan, Grabag, Magelang

53 Khanifah Tempel,Rt 01/01,Klumpit,Karanggede,BYL.

54 Khayaulin Najah Peterongan,Rt 09/04,Tegalrejo,MGL.

Page 79: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

56

55 Khoirotun Nisak Krajan, Rt. 03/01 Putatsari, Grobogan (58152)

56 Khusnul Khotimah Kerisik, Rt. Suruh, Semarang

57 Kunti Masykuroh Krajan,Banding,Rt 03/III,Bringin,SMG.p

58 Laela Rahmadani Jonggrangan Rt.03 Rw.07

Rapah,Banyubiru,Semarang

59 Lailatul Janah Cabanjurang Rt.02 Rw.04 Kartoharjo,Grabag

,Magelang

60 Laily Nur Rofiqoh Rowokasam, Rt. 01/03 Rowoboni, Banyubiru,

Semarang

61 Lala Khuzilah Ds. Kalirandu, Rt. 04/04 Kalirandu, Patarukan,

Pemalang

62 Lala Kurnia Sari Soklatan,Rt:02,Rw:03,bajangan,Bringin,Semarang

63 Latifah Ari Nurjanah Perbalan, Rt. 03/08 Gunung pati, Semarang

64 Latifatul Muta‟arofah Dusun Jurang, Rt. 04/07 Bedono, Jambu,

Semarang

65 Lu‟luk Suroya Jl. Melati, Rt. 001/001 Trahean, Teweh Selatan,

Barito Utara

66 Lutfiyah.D Jelok, RT 05/01, Tuntang Semarang

67 Luthfiah Umi Khasanah Girirejo, Rt. 01/06 Klumpit, Karanggede, Boyolali

68 Mafaza C.P Lemah IrengRt 02/ Rw 01.Bawen,SMG.

69 Maslikhatul.W Gemawang,Rt 04/03,Munding,Bergas,SMG.

70 Masruroh Ngawensari,Rt.04 Rw.01

Ngawensari,Ringinarum, Kendal

71 Meila Sari Karanganom, Rt. 13/03 Karanganom, Weleri,

Kendal

72 Mia Setyorini Ngablak,Rt 21/07,Kadirejo,Pabelan,SMG.

73 Miftakhur Rohmah Duren, Rt 15 rw 3 Duren,Tengaran, Semarang

74 Miftakhussa‟adah Gentan, Rt 05/08, Truko,Kec.Bringin,Kab.SMG.

75 Mufidatul Latifah Gentan,Kebumen,RT 02/01,Banyubiru,SMG.

76 Mufti Wahyu Khabibah Kedawung, Rt. 03/02, Susukan, Banjarnegara

77 Musyayidah Rejosari Kidul,Rt 02/ 04 Tuntang, SMG

78 Mutamimah Selo duwur,Batur,Rt Getasan,Semarang

79 Nadziroh Nur.C Jl.Yamin,No.30,Ungaran Barat,SMG.

80 Nafi‟atul Ummayah Dsn, Srandil, Rt 02/17 Sedakung, Banyubiru,

Semarang

81 Naryanti Giritirto Rt. 07/02 Kebonagung, Bandongan,

Magelang

82 Nedi Fatul Umamah Dsn. Legowo, rt:2,rw:1, Duren, Bandungan, Kab.

Smg

Page 80: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

57

83 Ngamilatul Marzuqoh Jambe, Rt. 03/05 Dadapayam, Suruh, Semarang

(5077)

84 Ni‟matul Karimah Suruhan, Rt. 02/04 Jubelan, Sumowono,

Semarang

85 Nihayatul Khasanah Segiri, rt 15/02, Segiri, pabelan, Semarang

86 Nila Umniyati Selo nduwur, Rt. 02/16 Batur, Getasan, Semarang

87 Nindi Nada Sakina Tlogan, Rt. 02/10 Waypetay, Semberjaya,

Lampung Barat

88 Novi Dian Amaliya Kaligintung, Rt. 01/ 14 Kalinegoro, Mertoyudan,

Magelang

89 Novi Dika Fatmala Lembu, Rt 02/02, Bancak, Semarang

90 Novia Alfatikha Krajan, Rt. 02/02 Mboro, Suruh, Semarang

91 Nur Afifah Aswfiati Wujil,Rt.07 Rw.02,Bergas,Kab.SMG

92 Nur Ani Syadiah Madu,Batur,Getasan,Semarang Rt 02/04

93 Nur Chaisatul Chusna Dawung Rt01/02, Pringapus, Pringapus,

Semarang

94 Nur Fandilah Batur Kidul, rt:1,rw:14, Batur, Getasan, Kab. Smg

95 Nur Fitriana Jln.Mawar Kenangka,Bergas kidul,Bergas,SMG

96 Nur Fitriani Jln.Mawar Kenangka,Bergas kidul,Bergas,SMG.

97 Nur Hasanah Banding,Rt 04/II,Bringin,SMG.

98 Nur Hidayah Carikan,Rt 02/ Rw 07,truko,Bringin,SMG.

99 Nur Hidayah Pengkol, Rt. 02/11 Sendangharjo, Karangrayung,

Grobogan

100 Nur Malita Dompon,Rt.11 Rw.04,Giling,Pabelan,Semarang

101 Nur Wakhidatun

Nasekhah Ds. Blerong, Rt. 04/03 Blerong, Guntur, Demak

102 Nur Zulfa.F Kemiri,Ngablak, Rt 01/02, Wonosegoro,Boyolali.

103 Nurul Wachidah Truko Rt. 01/02 Branjang, Ungaran Barat,

Semarang

104 Nuryatul Afifah Rejosari kidul, Rt. 02/04 Rowosari, Tuntang,

Semarang

105 Rani Setiawati Tlepakan, Rt. 02/05 Tuntang, Semarang

106 Renita Ayu Mustika

Sari

Pringapus Rt.18

Rw.06,Krandonlor,Suruh,Semarang

107 Resta Indrianty Tlogorejo, rt:1, rw:1, Tlogorejo, Grabag,

Magelang

108 Rima Ayu Marlita Jl. Sinoman rt:04, rw:04, Sidorejo Lor, Sidorejo,

Salatiga

109 Risa Rosiana Sugiyanto Tawangrejo Rt. 07/01 Kunduran, Blora

Page 81: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

58

110 Riska Nely.F Gendol, Rt 01/02, Klopo,Tegalrejo,MGL.

111 Riyana Rembes,Rt 15/5 Gunung Tumpeng,Suruh,SMG.

112 Rodliyatus.S Jambe, Rt 07/05, Dadapayam,Suruh,SMG.

113 Rustianah Babadan RT 01/03 Gedung Banyubiru Semarang

114 Savika Ayu Lukmawati Ngradinan, Rt. 02/06 Tingkir Lor, Salatiga

115 Sayyidatul Hajar Jl. Bantas Kalirandu-Iser Km 01 Rt. 03/04

Patarukan, Pmlng

116 Septi Kurnia Safitri Kauman Lor, Rt. 14/01 Pabelan, Semarang

117 Septia Ayu Wulandari Sukamulya III Rt.19

Rw.06,Payolebar,Singkuk,Saralangan

118 Siti Ariyani Jeruk Wangi Rt 05/06 Bedono Jambu Semarang

119 Siti Izzatul Ummah Sinom, Rt. 07/02 Karanganom, Weleri, Kendal

120 Siti Lutfia

Septianingrum

Prampelan Rt.02

Rw.06,Blotongan,Sidorejo,Salatiga

121 Siti MalikahNS Glinggang,Rt 03/03,Kendel,Kemusu,Boyolali.

122 Siti Marfu‟ah Sungai binjai,Martapura,Oku timur,SUM-SEL.

123 Siti Munawaroh Ngadikerso,Rt 01/01,Smowono,Bndungan,SMG.

124 Siti Musyarofah Lembu Rt.02 Rw.02,Bancak,Semarang

125 Siti Nur Fadhilah Tlatar, Rt. 05/01Krogowanan, Sumogawe,

Magelang (56481)

126 Siti Nurul Taufiqi R. Karangsari, Rt 04/04, Sugihmanik,

Tanggungharjo, Grobogan

127 Siti Ulfa Marfuah Krajan Rt. 02/11 Mboro, Suruh, Semarang

128 Slamet Musyarofah Kintelan, Rt. 03/01 Kaponan, Pakis, Magelang

(56193)

129 Sopiya Nurohmah Jatisuno, Rt. 06/03 Jatisuno, Gajah, Demak

(59581)

130 Sri Hartati Salam, Rt 01/01 Randuacir, Argomulyo, Salatiga

131 Suniar Siwi Mahanani Jurang, Rt 04/03, Bandongan, MGL (56151)

132 Syarifatul Ulfah Ngablak, Rt. 15/04 Tanjung, Klego, Boyolali

133 Tri Mulyani Kintelan Rt.31

Rw.05,Pasekan,Ambarawa,Kab.Semarang

134 Trisma Zulita Sari Kencana Mulia, Rt. 03/01 Rambang, Muara Enim,

Sum-Sel

135 Ulfa Arfiani Dsn. Jlegong, rt:2,rw:3, Ngadikerjo, Sumowono,

Kab, Smg

136 Ulum Mufaidah Kencana Mulya, Rambang, Muara Enim, PLG,

SUMSEL

137 Umi Mu‟alimah Penggung,Rt 01/04,Karang

Page 82: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

59

5. Struktur Organisasi KepengurusanPondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah

Lembaga pondok pesantren yang ada di Dukuh Salatiga,

dibawah naungan Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah yang

dipimpin Bapak K. H. Zoemri RWS. Adapun struktur organisasi

pondok pesantren Al-Falah terdiri dari pengasuh atau pelindung yang

membawahi secara langsung pengurus harian.

Pengurus harian bertugas melaksanakan kebijaksanaan yang

digariskan oleh pengasuh, masing-masing tentang pengelolaan pondok

baik maslah pendidikan maupun masalah non pendidikan.Para

pengurus dipilih melalui pemilihan secara langsung oleh seluruh santri,

kemudian disetujui dan disahkan dari pengasuh/pelindung. Para

pengurus tersebut terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara,

Wakil-wakil Ketua, Pembantu Umum serta dilengkapi dengan seksi-

seksi.

jati,Wonosegoro,Boyolali

138 Umi Rodliyah Bandung, Rt. 01/03 Bandung, Wonosegoro, BYL.

139 Umi Safrotun

Masy‟adah Pada‟an, Rt. 02/01 Pada‟an, Pabelan, SMG

140 Uswatun Chasanah Poncoruso, Rt. 06/02, Bawen, Semarang

141 Uswatun Hasanah Gintungan Rt.01 Rw.05,Bandungan,Semarang

142 Uswatun.K Krajan,Kedungringin,Rt 10/03,Suruh,SMG.

143 Vani Listianti Kelirandu, Rt. 04/04 Petarukan, Pemalang

144 Widha Indrati Tambak Selo,Pasekan,Rt 05/ 02 AMB,SMG.

145 Zulfa Nur Azizah Watulempes, Rt. 01/02 Jlumpang, Bancak,

Semarang (50772)

146 Zumrotus Sa‟adah Poncoruso, Rt. 08/02 Bawen, Semarang

147 Zuni Ma‟rifah Banjaran Rt. 03/04 Magersari, Ngablak, Magelang

Page 83: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

60

Bangunan pesantren terdiri dari berbagai komplek yang

masing-masing komplek terdapat ketua komplek. Ketua komplek di

bantu ketua kamar yang mana bertanggung jawab penuh terhadap

komplek masing-masing.

Tabel 3.3

Struktur kepengurusan PPTI Al-Falah masa bakti 2013/2014

Pengasuh PPTI AL-FALAH

Dewan Penasehat

Dewan Keamanan Pusat

Dewan Asatidz

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Diklat

Keamanan

Perlengkapan

: K. H. MuhammadZoemri RWS

: Ust. Nur Shoim

: Ust. Ahmad Dayu Mustaufit

: Ust. Ali Musta‟in

: 1. Ust. Gunawan Laksono Aji

2. Evie Yunianti

:1. Akif Khumaidullah A.

2. Asyhiyatul Lailiyah

: 1. Rohman Amrulloh

2. Riyana

: 1.M. Nurul Huda

2.Ihya Ulumuddin

3. Siti Nurul T. R.

4. Ulum Mufaidah

5. Istriyani

: 1. Subkhan Masykuri

2. Mohtar Syarif

3. Nadziroh N. Ch.

4. Sayyidatul Hajar

5. Dewi Mustika

: 1.Fatkhurrahman

Page 84: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

61

Kebersihan

Ketua Komplek A

Ketua Komplek C Putra

Ketua Komplek B dan D

Ketua Komplek C Putri

Ketua Komplek E

2. Rahmat Saputra

3. Erlita Nur Aini

: 1. Nur Kholis

2. M.Anwar Salim

3. Fitrotul Ummah

4. Nur Wakhidatunnasekhah

5. Ani Muslikhah

: Rahmat Yuli Setiawan

: Ust. Muhammad Munawir

: Sopiya Nururahma

: Uswatun Khasanah

: Ani Maftukhah

B. Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah di Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan paradigma baru

pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah

(pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan

sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas

kebutuhan, serta lebih tanggab terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan

masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memahami, membantu, dan

mengontrol pengelolaan pendidikan (E. Mulyasa, 2011:24).

Dalam hal ini lembaga pesantren yang telah ikut berkiprah dalam

dunia pendidikan di Indonesia tetap kokoh mengepakkan sayapnya ikut

Page 85: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

62

serta dalam memberikan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat

secara luas, dengan menejemen pesantren yang diterapkan pesantren Al-

Falah selalu berusaha mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas yang

mampu meneruskan perjuangan para gurunya sampai mampu mengemban

amanah dalam bangku pemerintahan.Salah satu pengendikan Bapak Kiai

Zoemri RWS (pengasuh pesantren Al-Falah) dalam mengelola pesantren

Al-Falah yaitu:

“Berbekal pengalam yang didapatkan dari pesantren-pesantren

kurang lebih 7 (tujuh) pesantrendimana saya menjadi santri di pesantren-

pesantren tersebut, dibangunlah pesantren Al-Falah dengan manajemen

pesantren yang ada sesuai dengan manajemen pesantren dimana

pengasuh sebelumnya nyantri tanpa mengetahui secara jelas sebuah teori

yakni manajemen berbasis apa dalam mengelolah pesantren Al-Falah

tersebut? Dan manajemen pesantren yang diterapkan di pesantren Al-

Falah ini lebih menyerupai atau berkiblat dengan manajemen pesantren

yang diterapkan di pesantren API Tegal Rejo Magelang yang diasuh oleh

mbah kiai Chudhori almaghfurlah.Dengan berjalannya waktu

alhamdulillah pesantren Al-Falah semakin berkembang sampai sekarang

ini”.

Setelah melakukan pengkajian sebuah teori tentang manajemen

lembaga pendidikan dan melakukan penelitian, peneliti menemukan

sebuah kesamaan antara manajemen berbasis sekolah dengan manajemen

yang diterapkan di pesantren terhusus pesantren Al-Falah. Dibawah ini

komponen-komponen manajemen pesantren berbasis sekolah yangtelah

diterapkan di pesantren Al-Falah:

1. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

Kurikulum ala “Pesantren Salafi” merupakan kurikulum yang

masih diterapkan di pesantren Al-Falah, dengan pengkajian kitab-kitab

Page 86: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

63

ulama‟-ulama‟ salafi, seperti kitab Ihya‟ Ulumuddin karya Imam

ghazali, kitab Alfiyah karya Imam Abi „Abdillah Muhammad

Jamaluddin Bin Maliki dan masih banyak kitab yang lain yang sering

disebut dengan kitab kuning/kitab gundulan, karena ciri kitab yang

dikaji tulisan Arab tanpa harakat, dengan berbagai metode

pembelajaran yang telah diterapkan.

pesantren Al-Falah selalu berusah keras dalam memenej

pendidikan santri mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

maupun pengevaluasian pendidikan, sehingga diharapkan pesantren

Al-Falah mampu memberikan pelayanan pendidikan kepada para santri

secara baik dan proposional, mampu mencetak santri-santri yang

berkualitas, santri-santri yang ahli pikir dan ahli dzikir yang akan

menyebarkan keilmuanya kepada masyarakat secara luas.

Dalam merencanakan pelaksanaan KBM (kegiatan belajar

mengajar) yang akan dijalankan dalam masa satu tahun pelajaran, di

pesantren Al-Falah diadakan rapat kerja atau sering disebut raker,

sebagaimana pengamatan peneliti selama nyantri di pesantren Al-

Falah:

“Dalam merencanakan pelaksanaan KBM (kegiatan belajar

mengajar) yang akan dijalankan dalam masa satu tahun pelajaran, di

pesantren Al-Falah diadakan rapat kerja atau sering disebut

rakeryang dilaksanakan oleh ketua baru terpilih, pengurus terpilih

terhusus seksi pendidikan dan pelatihan (Diklat), para asatidz, dan

didampingi pengasuh guna menentukan mata pelajaran yang akan

dikaji dan ustadz pengampu pelajaran trsebut selama satu tahun

pelajaran, raker biasa dilaksankan setelah terpilihnya ketua pesantren

baru”.

Page 87: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

64

Dalam rapat kerja PPTI Al-Falah tahun ajaran 2013/2014 telah

menetapkan pelajaran-pelajaran yang dikaji dan asatidz/dzah yang

mengampu pelajaran tersebut selama setahun masa pembelajaran yaitu

dapat dilihat pada tabel:

a. Data Kegiatan Para Santri Pesantren Al-Falah:

1) Jadwal harian santri

Tabel 3.4

NO KEGIATAN WAKTU

1. Qiyamul Lail .......... - 04.30 WIB

2. Jama‟ah Shalat Subuh 04.30 – 05.00 WIB

3. Madrasah Diniah 05.00 – 06.00 WIB

4. Sekolah Formal 06.00 – 14.00 WIB

5. Istirahat 14.00 – 15.30 WIB

6. Jama‟ah Shalat ‟Asyar 15.30 - 16.00 WIB

7. Madrasah Diniyah 16.00 – 17.00 WIB

8. Makan Sore 17.00 – 18.00 WIB

9. Jama‟ah Shalat Maghrib 18.00 – 18.30 WIB

10. Sorogan Al- Qur‟an 18.30 – 19.00 WIB

11. Jama‟ah Shalat Isya‟ 19.00 – 19.30 WIB

12. Madrasah Diniah 19.30- 21.00 WIB

13. Musyawarah dan Muthola‟ah 21.00 – 22.00 WIB

14. Sleeping Beauty 22.0 - ....................

Page 88: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

65

2) Progam mingguan

a) Pembelajaran qiro‟ah.

b) Pembelajaran khitobah.

c) Shalawat al- barjanji.

d) Pembelajaran khotbah Jum‟at.

e) Pembelajaran perawatan jenazah.

f) Pembelajaran kaligrafi.

g) Pembelajaran rebana.

h) Pembelajaran do‟a&tahlil.

3) Progam tahunan

a) Haflah akhirossanah (pengajian Akbar)

b) Ziarahkuburkewaliyullah.

c) Pelatihanpemotonganhewanqurban.

d) Peringatanharibesar Islam.

e) Halal bi halal santri.

f) Halal bi halal walisantri.

g) Bukabersama.

h) Pengajian kilatan ramadhan.

i) Imam &bilalshalattarawih

j) Piket lebaran

k) Haul simbah Sulaiman

b. Model Pendidikan Pondok Pesantren

Page 89: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

66

Adapun metode-metode pembelajaran yang digunakan

dalam pesantrenAl-Falah guna mengkaji dan mendalami kitab-

kitab yang dikajinya adalah:

1) MetodeSorogan

2) Metode Weton

3) Metode Hafalan

4) Metode Pelatihan-pelatihan Pengembangan Keahlian

Berikut ini akan diuraikan satu persatu yaitu:

1) MetodeSorogan

Telah dijelaskan di depanistilah sorogan adalah berasal dari

kata sorog (jawa) yang berarti menyodorkan, sebab setiap

santri bergilir menyodorkan kitabnya di hadapan Kyai atau

badal (pembantu).Sesuai dengan pengamatan peneliti di

pesantren Al-Falah dalam penerapan metode sorogan sebagai

berikut:

“Progam pembelajaran di pesantren Al-Falah yang

menggunakan sistem sorogan yaitu pembelajaran Al-Qur’an

dan kitab-kitab klasik yang belum bersakal yang kemudian di

terjemahkan ketika pembelajaran oleh bapak kiai atau ustadz

yang lain. Dalam penerapan metode ini para santri duduk

bersama di aula atau kelas-kelas santri untuk

tadarus/muroja’ah maqrak atau bab yang akan disorogkan,

setelah ustadz hadzir kemudian diikuti do’a bersama para

santri maju satu persatu membaca maqra atau bab dalam

kitabdi hadapan ustadz (istilah adu lambe).

Metode soroganterbukti sangat efektif sebagai taraf

pertama bagi seorang murid yang bercita-cita menjadi seorang

Page 90: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

67

alim. Sistem ini memungkinkan seorang guru mengawasi,

menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan

seorang murid dalam menguasai bahasa Arab.

2) MetodeWeton

Metode utama sistem pengajaran di lingkungan

pesantren ialah sistem bandongan atau seringkali juga disebut

metodeweton. Dalam metode ini sebagaimana yang

disampaikan kang Gunawan (salah satu ustadz):

“sekelompok santrimendengarkan seorang guru yang

membaca, menerjemahkan, menerangkan dan seringkali

mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Setiap murid

memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan

(baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah

pikiran yang sulit. Kelompok kelas dari metode bandongan ini

disebut halaqah yang arti bahasanya lingkaran murid, atau

sekolompok siswa yang belajar dibawah bimbingan seorang

guru”.

Dalam metodebandongan, seorang murid tidak harus

menunjukkan bahwa ia mengerti pelajaran yang sedang

dihadapi. Para kyai biasanya membaca dan menerjemahkan

kalimat-kalimat secara cepat dan tidak menerjemahkan kata-

kata yang mudah. Dengan cara ini, kyai dapat menyelesaikan

kitab-kitab pendek dalam beberapa minggu saja. Metode

bandongan, karena dimaksudkan untuk murid-murid tingkat

tinggi, hanya efektif bagi murid-murid yang telah mengikuti

sistem sorogansecara intensif.

3) Metode Hafalan

Page 91: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

68

Metode hafalan diterapkan di pesantren Al-Falah dalam

rangka untuk mempermudah santri dalam mengingat materi

pelajaran, terutama materi kitab-kitab alatyakni nahwu dan

shorof yang memiliki nadhom-nadhom(bait-bait) ringkasan

dari isi kitab yang dipelajari sehingga akan lebih mudah dalam

memahaminya, dan metode hafalan juga dimaksudkan agar

santri melatih ingatan menjadi kuat dalam mengingat materi-

materi pelajaran, dan sebagai upaya mendidik santri

memanfaatkan waktu luang untuk menghafal.

4) Metode Pelatihan-pelatihan Pengembangan Keahlian

Sebagaimana disampaikan mbak Indah (salah satu

pengurus diklat)

Metode pelatihan-pelatihan pengembangan keahlian

merupakan salah satu metode pembelajaran pada santri Al-

Falah dengan bentuk seminar atau pelatihan praktek secara

langsung. Biasanya metode ini telah diselenggarakan dalam

sebuah program pelatihan dari beberapa lembaga yang

memiliki hubungan yang baik dengan pesantren Al-Falah.

Program ini merupakan salah satu kehasan dalam sebuah

metode pendidikan santri yang mana belum tentu diterapkan di

pesantren-pesantren yang lain.

Sebagaimana pengamatan peneliti lembaga-lembaga

yang memberikan pelatihan-pelatihan pada santri Al-Falah

diantaranya:

a) Kapolres menyelenggarakan pendidikan “Anti NAPSA dan

Kenakalan Remaja”.

b) Puskesma Kali Cacing menyelengarakan pendidikan

“Kesehatan Santri”.

Page 92: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

69

c) Suara Merdeka menyelengarakan pendidikan “Gerakan

Santri Menulis”.

d) CSS Morra IAIN Wali Songo Semarang menyelengarkan

pendidikan “Ilmu Falak”.

e) Kemenag Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan

pendidikan “Pengembangan Kelembagaan Pesantren”.

f) Dan masih banyak lagi pelatihan-pelatihan pengembangan

keahlian santri.

2. Manajemen Tenaga Kependidikan

Keberhasilan MBS dalam pesantren sangat ditentukan oleh

keberhasilan pengasuh dan staff–staff yang terkait dalam mengelola

tenaga kependidikan yang tersedia di pesantren. Dalam hal ini,

peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan

meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi

konsep dan teknik manajemen personalia modern.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia

pendidikan pesantren Al-Falah bertujuan untuk mendayagunakan

tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil

yang optimal, sesuai dengan pengamatan peneliti selama di pesantren

Al-Falah

dalam penetapan para asatidz/dzah di pesantren Al-Falah sesuai

dengan hasil musyawarah pengasuh, para asatidz/dzah senior dan ketua

pesantren, ditetapkannya tenaga pengajar yang mahir, berkarakter

baik, berwibawa, mumpuni dan bersedia mengabdikan dirinya pada

pesantren setiap menginjak tahun ajaran baru. tenaga pendidik

Page 93: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

70

(ustadz) Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah terdiri dari

lulusan pesantrenyang berusaha mengabdikan diri untuk pesantren

(lillahita’ala) tanpa menerima uang gaji dari santri sedikitpun. Adapun

dalam mencukupi kebutuhan diri dan keluarga, adakalanya ustadz yang

sambil usaha buka warung atau usaha yang lain. Seperti contoh sesuai

pengamatan peneliti tentang beberapa usaha-usaha para asatidz di

pesantren Al-Falah

“Ustadz Shoim yang sudah memiliki keluarga dan dikaruniai

satu putra, beliau memiliki usaha warung seperti kantin santri yaitu

“rizquna” dan warnet “sallimna” yang cukup besar, ustadz Gunawan

kalau pagi sampai siang ikut mengajar di SMP IT Tengaran, ustadz

Edi dari pagi sampai siang ikut berkecimpung di bagian tata usaha

SMK Al-Falah.

Sebuah prinsip para asatidz/dzah pesantren Al-Falahyang

sangat luar biasa sesuai pengendikane pengasuh pesantren Al-Falah

yaitu

”barang siapa yang menolong agama Allah, Allahpun akan

menolongnya dan akan menetapkanya didalam kedudukan yang mulia,

dan saya bekerja dengan Allah, Juragan yang paling kaya”

. Dari beberapa prinsip itulah para asatidz/dzah di pesantren Al-

Falah bersedia dengan ikhlah dan istiqomah mengapdikan dirinya

untuk membimbing santri di pesantren.

Adapun nama-nama pengajar Al-Falah dapat terlihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.5

Nama Pengajar Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Page 94: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

71

No. Nama Alamat Asal Pesantren

1. K. H. Zoemri RWS Pon-Pes Al-Falah Salatiga PP. API Tegalrejo

2. Nyai Hj. Latifah Pon-Pes l- Falah Salatiga PP. Masithoh Salatiga

3. Ustdz. Nur Sho‟im Dukuh, Salatiga PP. API Tegalrejo

4. Ustdzh. Rofiqotul A Dukuh, Salatiga PPHM Jawa Timur

5. Ustdz. Ali Musta‟in Klambu, Grobogan PP. Al-Falah Salatiga

6. Ustdz. Edi Roemli Ambarawa PP. Al-Falah Salatiga

7. Ustdz. M. Arifin Paser, Kal-Tim PP. Al- Huda Susukan

8. Ustdz. Gunawan LA Susukan, Kab. Semarang PP. Bina Insani Sskn.

9. Ustdz. A. Dayu M. Tersono, Batang PP. Darul Ma‟arif Btg.

10. Ustdz. Syukur Q. Salatiga PP. Al-Falah Salatiga

11. Ustdzh. Indah Z.A. Temanggung Asrama SW. Magelng

12. Ustadzh. Erma N. Temanggung Asrama SW. Magelng

13. Ustdzh. Umi M. Wonosegoro, Boyolali PP. Al-Falah Salatiga

14. Ustdzh. Nur H. Sumatra PP. Al-Falah Salatiga

15. Ustdzh. S. Malikah Karang Gede, Boyolali PP. Al-Falah Salatiga

16. Ustdz. Rahmad Y. S Tegalrejo, Magelang PP. Al-Falah Salatiga

3. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan dalam Pondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah mencakup penerimaan baru, pengelompokan kamar

tidur santri, pengelompokan santri dalam proses belajar dan proses

evaluasi kegiatan belajar santri.

Page 95: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

72

Sebagaimana di sampaikan ustadz Gunawan (lurah pesantren

Al-Falah) manajemen kesiswaan di pesantren Al-Falah sebagai

berikut:

”Dalam penerimaan santri baru pesantren Al-Falah

membentuk sebuah kepanitiaan kecil yang mencakup ketua, sekretaris,

bendahara dan anggota. Dari terbentuknya kepanitian tersebut akan

bertanggung jawab penuh atas penerimaan santri baru dan diahir

tahun ajaran tersebut akan melaporkan pertanggung jawaban atas

program kerja yang dijalankannya selama setahun, mencakup jumlah

santi baru, keuangan yang masuk dan keluar dan lain-lain.

Dalam mengatur kamar santri baru panitia penerimaan baru

menggunakan sistem penyesuai umur dan jenjang sekolah santri baru,

dari itu supaya santri baru lebih mudah melakukan penyesuain dengan

teman barunya karena kesamaan jenjang sekolah atau kesetaraan

umurnya

Berbeda dengan pengelompokan santri dalam proses belajar,

dalam hal ini pesantren Al-Falah memberikan keluasaan santri baru

untuk memilih jenjang pendidikan yang akan diikuti disesuaikan

dengan kemampuaan santri masing-masing dalam penguasaan

pendidikan pesantren.

Data susunan kepengurusan PSB (penerimaan santri baru)Al-

Falah tahun ajaran 1434/1435H:

Ketua : Akif Khumaidullah

Sekretaris : Asyiatul L. F.

Bendahara : Ani

Page 96: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

73

Anggota : Semua Pengurus

4. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Tidak bisa dipungkiri berjalannya sebuah lembaga

sangatdipengaruhi oleh adanya pendanaan dan manajemen keuangan

yang baik. Dalam hal ini pesantren Al-Falahberusaha memenej

keuangan dari pemasukan sampai pengolahan pengeluaran keuangan

dengan baik, sehingga dengan manajemen keuangan yang baik tersebut

mampu mencukupi kebutuhan santri baik dari fasilitas sarana

prasarana maupun kebutuhan yang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana disampaikan mbak Riyana (selaku bendahara pesantren

Al-Falah) sebagai berikut:

“Berbekal pengalaman pengasuh dalam mengembangkan

pesantren dari mulai berdiri sampai sekarang ini dan semua itu

dijalankan dalam waktu yang tidak sebentar tetapi sudah bertahun-

tahun bahkan berpuluh tahun dan dibantu dewan pengurus khususnya

bendahara pesantren keuangan pesantren dapat dimenej dengan baik

dan mampu mencukupi kebutuhan santri”.

Beberapa sumber pemasukan pendanaan pesantren Al-Falah

yaitu:

a. Pembayaran syahriah santri setiap 3 bulan sekali.

b. Pembayaran uang pembangunan bagi santri baru.

c. Infaq dari masyarakat.

d. Bantuan pendanaan pembangunan pesantren dari pemerintah.

Adapun pengeluaran pesantren dapat dibagi kedalam dua

bagian yakni pengeluaran guna pengembangan pembangunan gedung

Page 97: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

74

pesantren. Dalam hal ini tanggung jawab memenej pemasukan dan

pengeluaran dilimpahkan kepada Ustadz Edi Romli yang dibantu oleh

ketua pesantren, pengasuh dan ketua yayasan dan pengeluaran guna

memenuhi kebutuhan santri dalam sehari-hari, dalam hal ini pengurus

harian bagian bendaharalah yang dilimpahi tanggung jawab dalam

memenej pemasukan dan pengeluaran keuangan pesantren dibantu

ketua pesantren dan pengasuh. Sehingga dengan adanya pihak-pihak

yang memegang dan memenej keuangan tersebut dapat dikatakan

keuangan pesantren dapat termenej dengan baik.

Adapun pengeluaran yang paling pokok di pesantren Al-Falah

yaitu:

a. Listrik

b. PDAM

c. Kebutuhan sekretaris

d. Rapat pengurus bulanan

e. Perlengkapan penunjang kebutuhan kesaharian santri

f. Adapun para asatidz/dzah pesantren Al-Falah sifatnya lillahita’ala

tanpa uang gaji.

Pada halaman berikutnya peniliti cantumkan daftar tabel pemasukan dan

pengeluaran keuangan pesantren Al-Falah tepatnya keuangan syahriyah

sebagai berikut:

Page 98: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

75

Page 99: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

76

Page 100: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

77

Page 101: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

78

Page 102: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

79

Page 103: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

80

Page 104: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

81

Page 105: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

82

5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Unit-unit bangunan komplek pesantren yang terletak di Jl.

Bima, No. 02, Ngemplak, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti,

Kota Salatiga berada diatas tanah seluas ± 4.000 m2, yang statusnya

adalah hak milik yayasan Al-Falah. Peningkatan fasilitas sarana

prasarana pesantren Al-Falah yang begitu cepat dipengaruhi dari

beberapa hal dan yang paling utama yakni penerapan manajemen

sarana dan prasarana yang baik, dari perencanaan, pengadaan dan

pemeliharaan, dengan didorong adanya sumber pemasukan dana untuk

pembangunan sarana pesantren dan manajemen keuangan yang baik.

Disampaikan kang Gunawan (lurah pesantren Al-Falah)

tentang manajemen sarana dan prasarana pesantren Al-Falah yaitu:

Page 106: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

83

“Semua dana yang telah masuk guna meningkatkan fasilitas

sarana prasarana pesantren tidak sebanding dengan fasilitas yang

telah ada atau tidak akan cukup untuk mendanai fasilitas sarana

prasaran pesantren Al-Falah yang ada dalam jangka waktu yang

relatif pendek, tetapi dari itulah salah satu keistemewaan pesantren

yang mana dengan kemampuan pengasuh sebagai manajerial dan

didukung oleh kemandirian santri mampu memenej dana yang masuk

yang bisa dikatakan minim untuk mencukupi semua kebutuhan

didalam pesantren.

Adapun mengenai sarana dan prasarana yang ada di Pondok

Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah adalah sebagai berikut:

a. Masjid

b. Asrama Komplek A dengan luas bangunan 4×9 m, 2 lantai; 6

Ruang. Lantai 1untuk ruang aula tempat sholat berjama‟ah santri

putra dan ruang madrasah diniyah kelas 1 wustho dan lantai 2; 5

ruang asrama santri putra dari kamar A1-A5.

c. Asrama Komplek B dengan luas bangunan 8×24 m, 2 lantai: 10

ruang asrama santri putri dari kamar B7-B16.

d. Asrama Komplek C 3 lantai; 16 ruang.

1) Lantai 1; 9 ruang: 3 ruang asrama santri putri yakni kamar

C17-C19, 2 ruang asrama ketua pesantren yakni kamar C20, 4

ruang asrama santri putra yakni kamar C21-C24.

2) Lantai 2; 4 ruang : 1 ruang gudang, 1 ruang asrama santri putri

yakni kamar C30, 1 ruang bahasa, 1 ruang asrama santri putra

yakni kamar C31

3) Lantai 3; 3 ruang yakni ruang madrasah diniyah kelas 1 ula

putri, 2 ula putri dan 3 ula/ 2 wustho.

Page 107: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

84

e. Asrama Komplek D; 2 ruang asrama santri putri yakni kamar D25

dan D26

f. Asrama Komplek E; 3 ruang asrama santri putri yakni kamar E26-

E29

g. Gedung Baru 2 lantai:

1) Lantai 1; dapur, ruang makan putra dan putri, kantor utama

pesantren, dan ruang tamu.

2) Lantai 2; 2 ruang madrasah diniyah yakni kelas 1 ula putra dan

2 ula putra.

h. Sarana-sarana yang lain:

1) 10 ruang kamar mandi + wc

2) Aula utama

3) Sumur

4) Tempat cuci dan area jemuran

5) Kolah wudhu

6) Aliran listik 11.550 watt

7) Ruang perpustakaan

8) Ruang poskestren

9) Ruang koperasi

10) Ruang pos jaga

11) Area parkir

Page 108: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

85

Dalam perawatan sarana dan prasarana pesantren yang telah

ada mengikut peran aktifkan pengasuh, para asatidz/asatidzah, para

santri, pengurus harian terhusus pengurus seksi perlengkapan, yang

menjadi koordinator, pendataan dan penyimpanan sarana parasarana

yang ada.

6. Manajemen Hubungan Pesantren dengan Masyarakat

Manajemen humas yang diterapkan di dalam Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falahsebagaimana disampaikan kang Gunawan

(lurah pesantren Al-Fala) sebagai berikut:

“bisa dirasakan secara langsung telah ditanamkannya pada

diri santri sejak dini sebuah interaksi aktif dengan warga sekitar

pesantren, rasa kepedulian dan rasa tanggap terhadap masyarakat

sekitar pesantren. Salah satu contoh kecil ketika ada kegiatan

masyarakat seperti hajatan, pengajian akbar kampung, atau ketika

mengetahui ada masyarakat yang terkena musibah, santri Al-Falah

langsung terjun mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.

Ketika di pesantren Al-Falah mengadakan acara besarpun

pesantren Al-Falah tidak terlepas dari mengikut peran aktifkan

masyarakat untuk membantu mengsukseskan acara yang diadakan

pesantren Al-Falah tersebut, sehingga dari hal-hal kecil dari beberapa

kegiatan interaksi dengan masyarakat terbentuk hubungan yang

harmonis.

Selain berinteraksi dengan masyarakat sekitar pesantren,

lembaga atau santri-santri pesantren Al-Falah membangun hubungan

yang baik dengan wali santri, pesantren-pesantren lain baik pesantren-

pesantren di sekitar pesantren Al-Falah atau pesantren-pesantren di

Page 109: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

86

luar kota, pemerintahan kota Salatiga, Kemenag, maupun lembaga-

lembaga yang lain, seperti koran Suara Merdeka dan lain sebagainya.

Sehingga dengan terbentuknya hubungan yang baik dengan berbagai

lini akan sangat mendukung perkembangan dan peningkatan kualitas

pesantren terhusus membantu mengsukseskan kegiatan belajar

mengajar santri di pondok Al-Falah.

7. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus pesantren sesuai dengan teori

MBS meliputi manajemen keamanan pesantren, perpustakaan dan

kesehatan santri.

a. Manajemen Keamanan

Pesantren perlu memberikan pelayanan keamanan kepada

santri agar mereka dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar

secara nyaman. Dalam hal ini perlu dibentuk sebuah tata tertib

yang mampu mengikat semua kegiataan santri sehingga dapat

berjalan dengan baik.

Sebagaimana pengendikan bapak kiai pada para santri

pentingnya adanya tata tertib yaitu:

“Bisa dikatakan tata tertib atau peraturan dalam lembaga

pesantren ini diibaratkan tali pengikat atau sebuah benteng yang

akan mengontrol, memberi pembatas-pembatas dan

menstabilitaskan ketertiban pesantren. Tanpa tata tertib pesantren

akan berjalan tanpa pengendali sehingga pesantren tidak akan

terkontrol.

Dalam hal ini tata tertib PPTI Al-Falahdibagi kedalam dua

bagian yaitu tata tertib yang sifatnya umum yakni berlaku untuk

Page 110: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

87

semua santri baik putra maupun putri dan tata tertib yang sifatnya

khusus yakni adanya pengelompokan-pengelompokan. Tata tertib

ini secara umum dibuat oleh pengasuh pesantren, adapun

pegembangan tata tertib yang sifatnya khusus ditentukan oleh

pengurus pesantren dalam rapat pengurus, dari hasil rapat pengurus

tersebut diajukan kepada pengasuh untuk meminta pertimbangan

dan pengesahan, setelah pengasuh memberi pengesahan atas tata

tertib yang telah ditetapkan, pengurus seksi keamanan atau ketua

pesanten (lurah pesantren) akan mengumumkan tata tertib tersebut

kepada para santri baik melewati pengumuman secara lisan atau

diketik dan ditempel di dinding yang sekiranya para santri bisa

membacanya, sehingga diharapkan para santri akan mengingat-

ingat dan menjalankan tata tertip yang telah ditetapkan.

Adapun tata tertib pesantren yaitu:

1) Sifatnya Umum

a) Kewajiban Santri

(1) Berakhlaqul karimah.

(2) Mengikuti pelajaran sesuai kelas masing-masing.

(3) Mengikuti shalat berjama‟ah.

(4) Mengikuti semua kegiatan yang diadakan.

(5) Mentaati semua peraturan yang sudah ditentukan.

(6) Izin bila meninggalkan pondok.

Page 111: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

88

(7) Menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan,

dankeindahan.

(8) Menjaga almamater.

b) Larangan Santri

(1) Santri putra memasuki komplek putri dan sebaliknya.

(2) Menggunakan hak milik orang lain tanpa ijin.

(3) Menggunakan barang elektronik.

(4) Keluar dimalam hari.

(5) Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum menjadi

hak dan wewenang pengurus harian dan dewan

keamanan.

2) Sifatnya Khusus

a) Peraturan (Putri) PPTI Al-Falah

Jenis pelanggaran dan sanksinya:

(1) Tidak jama‟ah

(a) Pembinaan

(b) Membaca al- Qur‟an 30 menit/bersih-bersih

(berlaku kelipatannya).

(2) Tidak mengikuti KBM PPTI Al-falah

(a) Pembinaan

(b) Menulis istighfar 250 kali (berlaku kelipatannya).

(3) Pulang tanpa ijin (menginap) dan molor

Page 112: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

89

(a) Pembinaan

(b) Membaca Al-Qur‟an 3 jam dan bersih-bersih

selama 3 hari (berlaku kelipatannya).

(4) Keluar tanpa ijin tidak menginap (hari libur)

(a) Pembinaan

(b) Membaca al berjanji/Bersih-bersih.

(5) Pacaran dan sejenisnya

(a) Pembinaan

(b) Tidak boleh ijin keluar pondok selama 3 bulan.

(c) Bersih-bersih selama 1 minggu.

(d) Di gebyur.

Larangan-larangan lainnya yaitu;

(1) Mencuri

(2) Ngiras (makan diwarung).

(3) Ghosob (memakai barang orang lain tanpa seizin

pemiliknya) dan ngendong (bermain atau tidur di kamar

teman lain).

Keterangan:

(1) Apabila peraturan masih sering dilanggar maka

hukuman ditambah dan wali dipanggil.

(2) Ta‟ziran dilaksanakan jam 21.00 WIB.

(3) Peraturan berlaku bagi semua santri.

Page 113: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

90

Ketentuan-ketentuan yang belum tercantum diatas menjadi

wewenang pengurus.

b) Peraturan PPTI Al-Falah (Putra)

Jenis pelanggaran dansangsinya:

(1)Keluar pondok tanpa izin (hari libur) dan meninggalkan

jama‟ah.

(a) Pembinaan

(b) Membaca Al-Qur‟an 30 menit (menulis/menghafal).

(c) Adzan

(d) Bersih-bersih

(2) Internet, playstation, pulang tanpa izin, menginap diluar

pondok.

(a) Pembinaan

(b) Membaca Al-Qur‟an 1 jam (menulis/menghafal).

(c) Bersih-bersih pondok selama 3 hari/lebih.

(3) Pacaran

(a) Membaca Al-Qur‟an selama 30 menit/lebih sebelum

adzan subuh/maghrib selama 1 minggu + adzan.

(b) Di gebyur + berdiri 1 jam.

(4) Mencuri

(a) Pembinaan

Page 114: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

91

Ta‟ziran (hukuman) mengambil dari ta‟ziran poin awal

sampaiakhir yang dikira pantas bagi sipelanggar.

Keterangan :

(a) Apabila peraturan masih sering dilanggar maka orang

tua

akan dipanggil (dikembalikan kepada orang tua).

(b) Ta‟ziran dilaksanakan jam 22.00 WIB.

(c) Ketentuan-ketentuan yang belum tercantum diatas

menjadi wewenang pengurus.

Dibawah ini akan dihaturkan tatacara perijinan santri PPTI Al-

Falah:

a) Meninggalkan Pondok (Menginap)

a) Mengambil buku izin dikantor kepada sekretaris dengan

membayar Rp.1000

b) Meminta izin kepada bapak pengasuh

c) Meminta izin kepada ketua

d) Meminta izin kepada keamanan

e) Meminta surat izin meninggalkan pengajian kelas kepada

keamanan

f) Mengembalikan buku izin kekantor

b) Meninggalkan Pondok (tidak menginap)

a) Mengambil kartu izin dikantor kepada sekretaris dengan

membayar Rp.500,

Page 115: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

92

b) Meminta izin kepada ketua pesantren

c) Meminta izin kepada keamanan

d) Apabila meninggalkan pengajian kelas, maka minta surat

izin kepada keamanan

e) Mengembalikan kartu izin kekantor

Keterangan

a) Apabila perijinan tidak sesuai dengan ketentuan diatas

maka santri dianggap meninggalkan pondok tanpa izin.

b) Apabila buku dan kartu izin santri tidak lengkap

administrasinya, maka tidak boleh izin.

c) Santri pulang dijemput orang tua.

b. Manajemen Perpustakaan

Dalam sebuah lembaga pendidikan perpustakaan

merupakan hal yang sangat penting yang perlu diadakan karena

dari ketersediaan perpustakaan tersebut sangatlah membantu

santri atau para asatid/dzah dalam mengembangkan

keilmuaannya.

Dalam hal ini pesantren Al-Falahpun sesuai pengamatan

peneliti juga menyediakan fasilitas perpustakaan, dengan

sekretaris pesantren menjadi penanggung jawab pengelolaan

perpustakaan pesantren dari pengadaan buku, pendataan dan

peminjaman dengan dibantu pengurus-pengurus lainnya.

berbagai buku bacaan atau kitab-kitab disediakan dan kapanpun

Page 116: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

93

yang berkenan meminjam dipersilahkan,dengan catatan melalui

prosedur peminjaman buku yang telah ditetapkan pesantren.

Sehingga dari keterbukaan tersebut sangatlah membantu santri

dalam mengembangkan pengetahuaannya.

c. Manajemen Kesehatan

Layanan kesehatan dimanapun sangat diperlukan terhusus

dalam sebuah lembaga pendidikan pesantren yang notabene

semua santri mukim bertahun-bertahun di pesantren tersebut,

berbagai penyakit sering diderita para santri, penyakit kulit atau

yang sering dikenal dengan nama “gudik”, merupakan salah satu

penyakit yang sering diderita para santri, bahkan ada sebuah

ungkapan “kalau santri belum gudikan belum sah dianggap

menjadi santri”, karena saking populernya penyakit tersebut di

pesantren manapun.

Dalam hal inipun sesuai pengendikan kang Gunawan

(sebagai lurah pesantren Al-Falah) yaitu:

“pesantren Al-Falah memberikan pelayanan kesehatan

kepada semua santri, dengan dibentuknya sebuah kepengurusan

yang disebut pengurus POSKESTREN (pos kesehatan

pesantren), pengurus ini yang akan selalu siap melayani santri

yang sekiranya mengalami permasalahan kesehatan. Selain itu

ada dokter husus dari puskesmas yang siap melayani santri

setiap minggunya yakni tiap hari rabu, sehingga sekiranya

pengurus poskestren belum mampu merawat santri, santripun

bisa langsung konsultasi dan berobat dengan dokter yang lebih

ahli”.

Pesantren Al-Falah merupakan salah satu pesantren yang

mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah yakni

Page 117: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

94

POSKESTREN yang mana tidak banyak pesantren di sekitarnya

mendapatkan pelayanan kesehatan tersebut, dengan

pendampingan dokter khusus dan alat-alat kesehatan yang

lengkap, sehingga dari fasilitas tersebut sangat memberikan

pelayanan yang lebih pada santri Al-Falah dibanding santri-santri

di pesantren lain.

Data susunan kepengurusan POSKESTREN Al-Falah tahun

ajaran 1434/1435H:

Ketua : Ali Musta‟in

Sekretaris : Dwi Mayawati

Bendahara : Hajar

Anggota : 1. Taufiqiyah

2. Anwar Salim

Tugas-tugas pengurus POSKESTREN meliputi:

1) Memberikan pertolongan pertama pada santri yang sakit

2) Menjalin komunikasi dengan dokter dan pihak puskesmas

3) Pengadaan obat sesuai resep dokter

4) Merawat fasilitas POSKESTREN yang telah tersedia

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Pesantren Berbasis

Sekolah di PPTIAl-FalahDukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga.

1. Faktor Pendukung Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah di Pondok

Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Page 118: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

95

Dalam pelaksana pendidikan sangat mungkin baik lembaga

sebagai penyelenggara, pengasuh sebagai supervisi, ustadz sebagai

koordinator dan santri sebagai subyek, menemukan dan mengalami

sesuatu yang dapat menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan

pengelolaan manajemen pesantren.

Menurut mbak Evi (lurah pesantren Al-Falah putri) faktor

pendukung dalam pelaksanaan Manajemen pesantren berbasis sekolah

yaitu:

a. Tersusunnya program kerja pengurus secara rapi dari awal tahun

ajaran setelah diadakannya pelantikan kepengurusan baru.

b. Selalu diadakan evaluasi program kerja dengan diadakan rapat

secara rutin satu minggu sekali setiap malam jum‟at dan setiap

awal bulan yang melibatkan semua pengelola pesantren dari

pengasuh, dewan asatidz, dan pengurus harian, sehingga pengelola

pesantren lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman bagi dirinya sehimgga dapat mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan

pesantren dan pengelola pesantren lebih mengetahui komponen

pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam

proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kebutuhan peserta didik.

c. Adanya keterbukaan dan kerja sama yang baik antara pengelola

pesantren dengan orang tua santri dan lembaga-lembaga di luar

Page 119: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

96

pesantren, sehinnga dari itu pesantren dapat secara cepat merespon

anspirasi dari berbagai pihak, sehingga akan berupaya semaksimal

mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu

pendidikan yang telah direncanakan.

2. Faktor Penghambat Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah diPondok

Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Berbagai usaha pesantren Al-Falah dalam menerapkan dan

mengelolah manajemen pesantren berbasis sekolah tidak terlepas juga

dari berbagai Faktor Penghambat menghadang yang menjadikan

kurang maksimalnya pihak pengelola pesantren Al-Falah dalam

meningkatkan kualitas pesantren, baik secara fisik maupun non fisik.

Diantara faktor penghambat yang dihadapi pihak pengelolah

manajemen pesantren berbasis sekolah di Pesantren Al-

Falahsebagaiman di sampaikan kang Gunawan (lurah pesantren) dan

pengurus-pengurus yang lain yaitu:

a. Regenerasi pengelolah pesantren yang kurang stabil.

b. Kurangnya pengalaman pihak pengelolah pesantren terhusus pihak

pengurus harian dalam mengelolah manajemen pesantren berbasis

sekolah yang telah di terapkan.

c. Kurangnya sikap konsisten dan keloyalitasan pengurus harian

dalam menjalankan tugas kepengurusannya.

d. Kurangnya komunikasi dengan baik antara pengasuh, pengurus,

orang tua santri dan santri.

Page 120: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

97

e. Sumber dana yang tidak menentu mengakibatkan tidak

kontinyunya pesantren dalam pembangunan.

f. Pengaruh budaya global masuk kedalam dunia pesantren yang

mengakibatkan degradasi moral santri.

Page 121: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

98

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Tahun Ajaran 1434/1435H

1. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran MBS yang

telah diterapkan di pesantren Al-Falah mencakup kurikulum yang

diterapkan di pesantren Al Falah, dalam hal ini kurikulum ala

pendidikan Pesantren Salaf merupakan kurikulum yang diterapkan di

Pesantren Al-Falah, dengan pengkajian kitab-kitab ulama‟-ulama‟

salafi, seperti kitab Ihya‟ Ulumuddin karya Imam ghazali, kitab

Alfiyah karya Imam Abi „Abdillah Muhammad Jamaluddin Bin Maliki

dan masih banyak kitab yang lain yang sering disebut dengan kitab

kuning/kitab gundulan, karena ciri kitab yang dikaji tulisan Arab tanpa

harakat, dengan berbagai metode pembelajaran yang telah diterapkan

Sebuah perencenaan, pelaksanaan, penilaian pendidikan

maupun pengevaluasian kurikulum yang telah diterapkan, diharapkan

pesantren Al-Falah mampu memberikan pelayanan pendidikan kepada

para santri secara baik dan proposional, mampu mencetak santri-santri

yang berkualitas, santri-santri yang ahli pikir dan ahli dzikir yang akan

menyebarkan keilmuanya kepada masyarakat secara luas.

Page 122: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

99

Dalam merencanakan pelaksanaan KBM (kegiatan belajar

mengajar) yang akan dijalankan dalam masa satu tahun pelajaran, di

Pesantren Al-Falah diadakan rapat kerja atau sering disebut raker yang

dilaksanakan oleh ketua baru terpilih, pengurus terpilih terhusus seksi

pendidikan dan pelatihan (Diklat), para asatidz, dan didampingi

pengasu, guna menentukan mata pelajaran yang akan dikaji dan ustadz

pengampu pelajaran tersebut selama satu tahun pelajaran.Raker biasa

dilaksanakan setelah terpilihnya ketua pesantren baru.

Dalam rapat kerja PPTI Al-Falah tahun ajaran 2013/2014 telah

menetapkan pelajaran-pelajaran yang dikaji dan asatidz/dzah yang

mengampu pelajaran tersebut selama setahun masa pembelajaran yaitu

dapat dilihat pada tabel bab III.

2. Metode Pendidikan Pesantren

Sebagai pesantren yang tergolong pesantren salaf, pesantren

Al-Falah dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran menggunakan

metode-metode pembelajaran akan diuraikan di bawah ini yaitu:

a. MetodeSorogan

Model pembelajaran sorogan yang diterapkan sebagai saran

belajar Al-Qur‟an dan memahami tata bahasa dalam sebuah

kalimat kitab-kitab klasik dinilai sangat efektif karena dapat

Page 123: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

100

memberikan hasil yang sempurna bagi santri untuk dapat

membaca Al-Qur‟an dengan tartil(sesuai tajwid baik

makhorijul huruf, panjang pendek dan waqofnya) dan lancar,

mengetahui tata bahasa dan qaidah(maqsud) dalam membaca

kitab bahasa Arab.

b. MetodeWeton

Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren

terhusus pesantren Al-Falah ialah sistem bandongan atau

seringkali juga disebut metode weton. Dalam metode ini

sekelompok santri (antara 5 sampai 90) mendengarkan seorang

ustadz yang membaca, menerjemahkan, menerangkan dan

seringkali mengulas kitab-kitab klasik berbahasa Arab. Setiap

murid memperhatikan kitabnya sendiri dan membuat catatan-

catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah

pikiran yang sulit.

c. Metode Hafalan

Metode hafalan diterapkan pesantren Al-Falah dalam

rangka untuk mempermudah santri dalam mengingat materi

pelajaran, terutama materi kitab-kitab alat yakni nahwu dan shorof

yang memiliki nadhom-nadhom (bait-bait) ringkasan dari isi kitab

yang dipelajari sehingga akan lebih mudah dalam memahaminya,

dan metode hafalan juga dimaksudkan agar santri melatih ingatan

menjadi kuat dalam mengingat materi-materi pelajaran, dan

Page 124: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

101

sebagai upaya mendidik santri memanfaatkan waktu luang untuk

menghafal.

3. Kehasan dan keunikan pesantren Al-Falah dalam penerapan model

pembelajaran yang belum tentu diterapkan di pesantren-pesantren lain

Metode pelatihan-pelatihan pengembangan keahlian santri dari

luar pesantren.

Metode pelatihan-pelatihan pengembangan keahlian

merupakan salah satu metode pembelajaran pada santri Al-Falah

dengan bentuk seminar atau pelatihan praktek secara langsung,

biasanya metode ini telah diselenggarakan dalam sebuah program

pelatihan dari beberapa lembaga yang memiliki hubungan yang baik

dengan pesantren Al-Falah. Program ini merupakan salah satu kehasan

dalam sebuah metode pendidikan santri yang mana belum tentu

diterapkan di pesantren-pesantren yang lain dan metode ini sangat

menambah keluasan pengalaman para santri.

4. Evaluasi Pendidikan Pesantren Al-Falah

Evaluasi pendidikan yang diterapkan Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga tahun

ajaran 1434/1435H yaitu dengan mengadakan rapat interen pengasuh,

dewan asatidz/dzah dan pengurus harian untuk mengevaluasi seberapa

jauh pencapaian peningkatan kualitas pendidikan santri dengan

manajemen pesantren yang telah dijalankan dan melaporkan

Page 125: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

102

pertanggung jawaban setiap staff kepengurusan atas tugas yang

dijalankan selama satu tahun ajaran, dari hasil musyawarah tersebut

bisa dijadikan batu pijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

pesantren pada tahun ajaran yang akan datang.

Selain itu juga pesantren Al-Falah mengadakan berbagai

cabang perlombaan akhir tahun pelajaran yang diikuti para santri,

misalnya lomba qiroatul Qur‟an, qiroatul kutub, cerdas cermat dan

lain-lain, dengan tujuan dengan diadakannya berbagai cabang

perlombaan tersebut menjadi buah evaluasi terhusus dewan

asatidz/asatidzah seberapa jauh penguasaan santri terhadap materi yang

telah diajarkan dan memberikan semangat santri dalam berlomba-

lomba dalam kebaikan.

B. Manajemen Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Ajaran

1434/1435H

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia

pendidikan pesantren Al-Falahbertujuan untuk mendayagunakan tenaga

kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang

optimalsesuai dengan hasil musyawarah pengasuh, para asatidz/dzah

senior dan ketua pesantren ditetapkannya tenaga pengajar yang mahir,

berkarakter baik, berwibawa, mumpuni dan bersedia mengabdikan dirinya

pada pesantren setiap menginjak tahun ajaran baru, tenaga pendidik

(ustadz) Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah terdiri dari lulusan

Page 126: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

103

pesantren yang berusaha mengabdikan diri untuk pesantren (lillahita’ala)

tanpa menerima uang gaji dari santri sedikitpun. Adapun dalam

mencukupi kebutuhan diri dan keluarga adakalanya ustadz yang sambil

usaha buka warung atau usaha yang lain.

Sebuah prinsip para asatidz/dzah pesantren Al-Falahyang sangat

luar biasa yaitu ”barang siapa yang menolong agama Allah, Allahpun

akan menolongnya dan akan menetapkanya didalam kedudukan yang

mulia”, salah satu perkataan dari pengasuh pesantren Al-Falah yang bisa

dikuti para santrinya yaitu ”Saya kerja dengan Allah, Juragan yang paling

kaya”. Dari beberapa prinsip itulah para asatidz/dzah di pesantren Al-

Falah bersedia dengan ikhlah dan istiqomah mengabdikan dirinya untuk

membimbing santri di pesantren.

C. Manajemen Kesiswaan Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Ajaran 1434/1435H

Dengan pembentukan sebuah kepanitian kecil yang akan fokus

dalam pengurusan santri baru meliputi ketua, sekretaris, bendahara, dan

anggota, pesantren Al-Falah akan lebih mudah dalam mengkafer santri-

santri baru tersebut, dan berusaha memberikan pelayanan kepada santri

baru dengan baik secara maksimal. Di akhiri dengan akan diadakan LPJ

(laporan pertanggung jawaban) kepanitian tersebut atas tugas yang

dijalankan dalam masa satu tahun ajaran.

Manajamen kesiswaan lembaga pesantren salafi terdapat perbedaan

dengan manajemen kesiswaan yang diterapkan di dalam lembaga sekolah

Page 127: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

104

umum terhusus penerimaan peserta didik, kalau di dalam lembaga

pesantren dalam hal ini pesantren Al-Falah tidak mengharuskan santri bisa

mendaftarkan diri tepat di awal tahun ajaran tetapi setiap saat ketika ada

santri yang akan mendaftarkan diri pasti diterima secara tulus, tanpa

membedakan-bedakan antaran calon santi satu dengan yang lain.

D. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Ajaran

1434/1435H

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya

yang secara lansung menunjang efektivitas dan efesiensi pengelolaan

pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS yang

telah diterapkan di pesantren Al-Falah, yang menuntut kemampuan

pesantren untuk merencankan, melaksanakann dan mengevaluasi serta

mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada

pengelolahlembaga pesantren secara umum dan masyarakat.

Dalam hal ini pesantren Al-Falah telah cukup mampu mengelola

keuangan dengan baik, hal itu dapat dibuktikan dengan termenejnya

keuangan keuangan dari pemasukan sampai pengolahan pengeluaran

keuangan dengan baik dan pada akhir jabatan selalu diadakan laporan

pertanggung jawaban pengelola keuangan pesantren, sehingga dengan

manajemen keuangan yang baik tersebut mampu mencukupi kebutuhan

santri baik dari fasilitas sarana prasarana maupun kebutuhan yang lain

Page 128: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

105

dalam kehidupan sehari-hari dan pada laporan dari bendahara setiap rapat

pengurus satu bulan sekali, pengelola pesantren dalam megelola keuangan

jarang mengalami kurang dari pemasukan yang menimbulkan hutang.

Berbekal pengalaman pengasuh dalam mengembangkan pesantren

dari mulai berdiri sampai sekarang ini dan semua itu dijalankan dalam

waktu yang tidak sebentar tetapi sudah bertahun-tahun bahkan berpuluh

tahun dan dibantu dewan pengurus khususnya bendahara pesantren

keuangan pesantren dapat dimenej dengan baik dan mampu mencukupi

kebutuhan santri.

E. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Tahun Ajaran 1434/1435H

Dalam MBS telah dipaparkan tugas dalam manajemen sarana dan

prasarana yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan dan

penyimpanaan inventaris. Hal itu di dalam pesantren Al-Falahpun telah

berusaha menerapkan, yang sekarang ini bisa peneliti rasakan fasilitas

sarana dan prasarana yang diberikan pesantren sangat baik, sehingga

dengan sebuah harapan bersama fasilitas yang tersedia akan memberikan

kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan

santri.

Page 129: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

106

Peningkatan fasilitas sarana prasarana pesantren Al-Falah yang

begitu cepat dipengaruhi dari beberapa hal dan yang paling utama yakni

penerapan manajemen sarana dan prasarana yang baik, dari perencanaan,

pengadaan dan pemeliharaan, dengan didorong adanya sumber pemasukan

dana untuk pembangunan sarana pesantren dan manajemen keuangan yang

baik.

Semua dana yang telah masuk guna meningkatkan fasilitas sarana

prasarana pesantren tidak sebanding dengan fasilitas yang telah ada atau

tidak akan cukup untuk mendanai fasilitas sarana prasaran pesantren Al-

Falah yang ada dalam jangka waktu yang relatif pendek, tetapi dari itulah

salah satu keistemawaan pesantren yang mana dengan kemampuan

pengasuh sebagai manajerial dan didukung oleh kemandirian santri

mampu memenej dana yang masuk yang bisa dikatakan minim untuk

mencukupi semua kebutuhan didalam pesantren.

F. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Tahun Ajaran 1434/1435H

Dalam teori MBS hubungan sekolah dengan masyarakat pada

hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina

dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam

hal ini, sekolah (pesantren) sebagai sistem sosial merupakan bagian

integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah

Page 130: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

107

(pesantren) dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam

mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisian

Manajemen humas yang diterapkan di dalam Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah bisa dirasakan secara langsung telah

ditanamkannya pada diri santri sejak dini sebuah inetraksi aktif dengan

warga sekitar pesantren, rasa kepedulian dan rasa tanggap terhadap

masyarakat sekitar pesantren. Salah satu contoh kecil, ketika ada kegiatan

masyarakat seperti hajatan, pengajian akbar kampung, atau ketika

mengetahui ada masyarakat yang terkena musibah, santri Al-Falah

langsung terjun mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.

Ketika di pesantren Al-Falah mengadakan acara besarpun

pesantren Al-Falah tidak terlepas dari mengikut peran aktifkan masyarakat

untuk membantu mengsuseskan acara yang diadakan pesantren Al-Falah

tersebut, sehingga dari hal-hal kecil dari beberapa kegiatan interaksi

dengan masyarakat terbentuk hubungan yang harmonis.

Selain berinteraksi dengan masyarakat sekitar pesantren, lembaga

atau santri-santri pesantren Al-Falah membangun hubungan yang baik

dengan wali santri, pesantren-pesantren lain, baik pesantren-pesantren di

sekitar pesantren Al-Falah atau pesantren-pesantren di luar kota,

pemerintahan kota Salatiga, Kemenag, maupun lembaga-lembaga yang

lain, seperti koran Suara Merdeka dan lain sebagainya. Sehingga dengan

terbentuknya hubungan yang baik dengan berbagai lini, akan sangat

mendukung perkembangan dan peningkatan kualitas pesantren terhusus

Page 131: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

108

membantu mengsukseskan kegiatan belajar mengajar santri di

pesantrenAl-Falah.

G. Manajemen Layanan Khusus Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-

Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Ajaran

1434/1435H

Manajemen layanan khusus pesantren Al-Falah meliputi

manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan pesantren dalam hal

itu sesuai dengan teori MBS. Komponen-komponen tersebut merupakan

bagian penting dari manajemen pesantren Al-Falah yang efektif dan

efisien. Belum tentu pesantren-pesantren di sekitar pesantren Al-Falah

memberikan fasilitas tersebut terhusus pada manajemen perpustakaan dan

kesehatan.

Termasuk Faktor Pendukung dan kehasan pesantren Al-Falah

dibandingkan dengan pesantren-pesantren lain yang berhubungan dengan

manajemen layanan khusus, dalam penilitian dan merasakan secara

langsung manajemen layanan khusus yang tersedia telah terkonsep secara

rapi dari kepengurusan, fasilitas pendukung dan berbagai program kerja

yang akan dijalankan.

H. Faktor Pendukung dan PenghambatManajemen Pesantren Berbasis

Sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Dalam pelaksanaan manajemen kelembagaan pesantren, pesantren

Al-Falah menerapkan manajemen berbasis sekolah atau yang sering

disingkat MBS, tidak akan mungkin terlepas dari sebuah nilai plus atau

Page 132: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

109

Faktor Pendukung dari MBS yang telah diterapkan tersebut. Di lain sisi

dalam sebuah perjalan penerapan MBS, pesantren Al-Falahpun mengalami

beberapa Faktor Penghambat yang menjadi sebuah penghambat dalam

pelaksanan dan pencapaian hasil akhir secara maksimal.

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya

bahwa faktor pendukung mengelolaan manajemen pesantren berbasis

sekolah akan berusaha pengelola pertahankan dan ditingkatkan, sedangkan

faktor penghambat meliputi faktor-fakto yang secara berkelanjutan dapat

dikoordinir dan diminimalisir oleh dewan pengurus sebagai koordinator.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga tahun

ajaran 1434/1435H dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. ManajemenPesantren Berbasis Sekolah dalam Pencapaian Tujuan

Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti

Kota Salatigayang meliputi:

Page 133: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

110

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaranyang menggunakan

asas POAC (Planning, Organizing, Actuanting, dan Controling)

pada Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec.

Sidomukti Kota Salatigasebagai berikut:

1) kurikulum pendidikan yang diterapkan di pesantren Al-

Falahmenggunakan sistem ala “Pesantren Salafi”, yakni

pengkajian kitab-kitab kuning karya ulama‟-ulama‟ salaf,

seperti kitab Ihya‟ Ulumuddin karya Imam Ghazali, kitab

Alfiyah karya Imam Abi „Abdillah Muhammad Jamaluddin

Bin Maliki dan masih banyak kitab yang lain, dalam dunia

pesantren sering juga disebut kitab Gundulan, karena kitab

yang akan dikaji kebanyakan kitab yang tidak

bersyakal/harakat.

2) Perencanaan kurikulum yang akan diselenggarakan dalam

proses pembelajaran di PPTI Al-Falah melalui musyawarah

dewan ustadz dan pengurus harian yang kemudian disampaikan

ke pengasuh yang menetapkan komposisi pelajaran dalam

masing-masing tingkat kelas setiap tahun ajaran baru.

3) Dalam pengorganisasian kurikulum PPTI Al-Falah menerapkan

keorganisasian melalui pemberia tanggung jawab secara penuh

kepada masing-masing dewan asatidz yang dipantau oleh

dewan pengurus bidang pendidikan, sedangkan dalam

mengorganisasir mata pelajaran pesantren melalui dewan

Page 134: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

111

ustadz membuat jadwal mata pelajaran untuk tiap-tiap tingkat

kelas, pelajaran bandongan dan sorogan, dan kegiatan-kegiatan

rutinan secara sistematis dan masuk dalam undang-undang

pesantren.

4) Dalam pelaksanaan kurikulum PPTI Al-Falah yakni

menyelenggarakan pendidikan dalam beberapa metode yaitu:

a) MetodeSorogan

b) Metode Weton

c) MetodeHafalan

d) MetodePelatihan-pelatihan Pengembangan Keahlian

5) Sedangkan dalam pengawasan PPTI Al-Falah sepenuhnya oleh

penasuh pesantren secar langsung memberikan amanah kepada

tiap-tiap asatidz sebagai pembantu pengasuh dalam

penyampaian ilmu pada santri.

b. Manajemen Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Dalam pengadaan staf pengajaran Sesuai dengan hasil

musyawarah pengasuh, para asatidz/dzah senior dan ketua

pesantren ditetapkannya tenaga pengajar yang mahir, berkarakter

baik, berwibawa, mumpuni dan bersedia mengabdikan dirinya pada

pesantren setiap menginjak tahun ajaran baru, tenaga pendidik

(ustadz) Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al- Falah terdiri dari

lulusan pesantren yang berusaha mengabdikan diri untuk pesantren

Page 135: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

112

(lillahita‟ala) tanpa menerima uang gaji dari santri sedikitpun.

Adapun dalam mencukupi kebutuhan diri dan keluarga adakalanya

ustadz yang sambil usaha buka warung atau usaha yang lain.

c. Manajemen Kesiswaan Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-

Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Manajemen kesiswaan dalam Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah mencakup penerimaan santri baru,

pengelompokan kamar tidur santri, pengelompokan santri dalam

proses belajar dan proses evaluasi kegiatan belajar santri.

Dengan pembentukan sebuah kepanitian kecil yang akan

fokus dalam pengurusan santri baru meliputi ketua, sekretaris,

bendahara, dan anggota, pesantren Al-Falah akan lebih mudah

dalam mengkafer santri-santri baru tersebut, dan berusaha

memberikan pelayanan kepada santri baru dengan baik secara

maksimal. Diakhiri dengan akan diadakan LPJ (laporan

pertanggung jawaban) kepanitian tersebut atas tugas yang

dijalankan dalam masa satu tahun ajaran.

d. Manajemen Keuangan dan PembiayaanPondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga.

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber

daya yang secara lansung menunjang efektivitas dan efesiensi

pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam

implementasi MBS yang telah diterapkan di pesantren Al-Falah,

Page 136: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

113

yang menuntut kemampuan pesantren untuk merencankan,

melaksanakann dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan

pengelolaan dana secara transparan kepada pengelolahlembaga

pesantren secara umum dan masyarakat.

Beberapa sumber pemasukan pendanaan pesantren Al-

Falah yaitu:

1) Pembayaran syahriah santri setiap 3 bulan sekali.

2) Pembayaran uang pembangunan bagi santri baru.

3) Infaq dari masyarakat.

4) Bantuan pendanaan pembangunan pesantren dari kementerian

Agama.

Adapun pengeluaran pesantren dapat dibagi kedalam dua

bagian yakni pengeluaran guna pengembangan pembangunan

gedung pesantren , dalam hal ini tanggung jawab memenej

pemasukan dan pengeluaran dilimpahkan kepada Ustd. Edi Romli

yang dibantu oleh ketua pesantren, pengasuh dan ketua yayasan

dan pengeluaran guna memenuhi kebutuhan santri dalam sehari-

hari, dalam hal ini pengurus harian bagian bendaharalah yang

dilimpahi tanggung jawab dalam memenej pemasukan dan

pengeluaran keuangan pesantren dibantu ketua pesantren dan

pengasuh.

Page 137: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

114

Adapun pengeluaran yang paling pokok di pesantren Al-

Falah yaitu:

1) Listrik

2) PDAM

3) Kebutuhan sekretaris

4) Rapat pengurus bulanan

5) Perlengkapan penunjang kebutuhan kesaharian santri

Dalam mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan

pengelolaan dana secara transparan kepada pengelolahlembaga

pesantren secara umum dengan diadakan LPJ akhir kepengurusan

oleh pengelolah keuangan pesantren terhusus pengurus yang

menjabat sebagai bendahara.

e. Manajemen Sarana dan Prasarana PendidikanPondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Manajemen sarana prasarana yang merupakan penunjang

pemenuhana kebutuhan bersama di pesantren Al-Falah mencakup

perencanaan, pengadaan dan perawatan.

Dalam perencanaan, pengadaan dan perawatan sarana dan

prasarana pesantren dengan mengadakan musyawarah yang

melibatkan pengasuh dan pengurus yang bertujuan membentuk

tim pelaksana dan penentuan kebutuhan-kebutuhan apa yang perlu

segera dipenuhi.

Page 138: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

115

Dalam perawatan sarana dan prasarana pesantren yang telah

ada mengikut peran aktifkan pengasuh, para asatidz/asatidzah, para

santri, pengurus harian terhusus pengurus seksi perlengkapan, yang

menjadi koordinator, pendataan dan penyimpanan sarana

parasarana yang ada.

Dari tiga hal yang diselenggarakan mengenai manajemen

sarana dan prasarana tersebut telah sesuai dengan prinsip dasar

manajemen sarana dan prasarana yakni sebagai penunjang

terselenggaranya proses pendidikan pesantren yang efektif dan

efisien.

f. Manajemen Hubungan Pesantrendengan MasyarakatSekitar

Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah Dukuh Kec.

Sidomukti Kota Salatiga

Manajemen humas yang dilaksankan Pondok Pesantren

Tarbiyatul IslamAl-Falah telah ditanamkan pada diri santri sejak

dini sebuah interaksi aktif dengan warga sekitar pesantren, rasa

kepedulian dan rasa tanggap terhadap masyarakat sekitar

pesantren. Selain berinteraksi dengan masyarakat sekitar pesantren,

lembaga atau santri-santri pesantren Al-Falah juga membangun

hubungan yang baik dengan wali santri, pesantren-pesantren lain

baik pesantren-pesantren di sekitar pesantren Al-Falah atau

pesantren-pesantren di luar kota, pemerintahan kota Salatiga,

Page 139: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

116

Kemenag, maupun lembaga-lembaga yang lain seperti koran Suara

Merdeka dan lain sebagainya.

Dari hal-hal kecil berupa beberapa kegiatan interaksi

dengan masyarakat dan lingkungan sekitar akan terbentuk

hubungan yang harmonis, sehingga dengan terbentuknya hubungan

yang baik dengan berbagai lini, akan sangat mendukung

perkembangan dan peningkatan kualitas pesantren terhusus

membantu mengsukseskan kegiatan belajar mengajar santri di

pondok Al-Falah.

g. Manajemen Layanan KhususPondok Pesantren Tarbiyatul

IslamAl-Falah Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Manajemen layanan khusus pesantren Al-Falah meliputi

manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan pesantren.

komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari

manajemen pesantren Al-Falah yang efektif dan efisian, belum

tentu pesantren-pesantren di sekitar pesantren Al-Falah

memberikan fasilitas tersebut terhusus pada manajemen

perpustakaan dan kesehatan.

2. Faktor Pendukung dan PenghambatManajemen Pesantren Berbasis

Sekolah di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Dukuh Kec.

Sidomukti Kota Salatiga

Page 140: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

117

Dalam pelaksana pendidikan sangat mungkin baik lembaga

sebagai penyelenggara, pengasuh sebagai supervisi, ustadz sebagai

koordinator dan santri sebagai subyek, menemukan dan mengalami

sesuatu yang dapat menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan

pengelolaan manajemen pesantren.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada beberapa hal yang

menjadi sebuahFaktor Pendukung dan Penghambatdalam penerapan

manajemen berbasis sekolah di dalam lembaga pesantren Al-Falah.

a.Faktor Pendukung Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah di

PondokPesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Dukuh Kec. Sidomukti

Kota Salatigafaktor pendukung dalam pelaksanaan Manajemen

pesantren berbasis sekolah yaitu:

1) Tersusunnya program kerja pengurus secara rapi dari awal tahun

ajaran setelah diadakannya pelantikan kepengurusan baru.

2) Selain sikap loyalitas pengurus terhadap tanggung jawabnya

untuk mengurus pesantren, juga selalu diadakan evaluasi program

kerja dengan diadakan rapat secara rutin satu minggu sekali setiap

malam jum‟at dan setiap awal bulan yang melibatkan semua

pengelola pesantren dari pengasuh, dewan asatidz, dan pengurus

harian, sehingga pengelola pesantren lebih mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehimgga dapat

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

Page 141: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

118

memajukan pesantren dan pengelola pesantren lebih mengetahui

komponen pendidikan yang akan dikembangkan dan

didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3) Adanya keterbukaan dan kerja sama yang baik antara pengelola

pesantren dengan orang tua santri dan lembaga-lembaga di luar

pesantren, sehinnga dari itu pesantren dapat secara cepat

merespon anspirasi dari berbagai pihak, sehingga akan berupaya

semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran

mutu pendidikan yang telah direncanakan.

b. Faktor Penghambat Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah di

Pondok Pesantren Tarbiyatul IslamAl-Falah

Diantara faktor penghambat yang dihadapi pihak pengelolah

manajemen pesantren berbasis sekolah di Pesantren Al-Falah

sebagaiman di sampaikan kang Gunawan (lurah pesantren) dan

pengurus-pengurus yang lain yaitu:

1) Regenerasi pengelolah pesantren yang kurang stabil.

2) Kurangnya pengalaman pihak pengelolah pesantren terhusus

pihak pengurus harian dalam mengelolah manajemen pesantren

berbasis sekolah yang telah di terapkan.

3) Kurangnya kemampuan para santri dalam memenej waktu untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan di pesantren maupun luar pesantren.

Page 142: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

119

4) Kurangnya sikap konsisten dan keloyalitasan pengurus harian

dalam menjalankan tugas kepengurusannya.

5) Kurangnya komunikasi dengan baik antara pengasuh, pengurus,

orang tua santri dan santri.

6) Sumber dana yang tidak menentu mengakibatkan tidak

kontinyunya pesantren dalam pembangunan.

7) Kurangnya kepedulian para santri dalam merawat sarana

prasarana yang telah tersedia.

8) Pengaruh budaya global masuk kedalam dunia pesantren yang

mengakibatkan degradasi moral santri.

B. Saran

1. Kepada Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Dukuh

Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memiliki

peran dalam banyak hal terutama mencetak generasi yang mumpuni

baik IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan IMTAK (iman dan

takwa) hendaknya harus memiliki manajemen dan keorganisasian yang

benar-benar mampu mengelola lembaga pesantren tersebut dengan

baik. Pengadaan berbagai pelatihan dan pengembangan para kader

tenaga pengajar, pengurus harian maupun para santripun salah satu

bentuk upaya menciptakan kualitas sumber daya yang telah baik akan

menjadi lebih baik untuk menyongsong masa depan yang gemilang.

Page 143: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

120

2. Kepada Pengurus Harian Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah

Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga

Dalam pengelolahan manajemen kelembaga pesantren tidak

cukup dalam bentuk perencanaan-perancanaan saja tetapi yang harus

jauh lebih diperhatikan dan dilaksanakan yaitu adanya sikap konsisten,

loyalitas, pengorbanan dan tindakan nyata dengan penuh keihlasan dan

semangat perjuangan dalam mengelolah pesantren menuju yang lebih

baik.

3. Kepada Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Dukuh

Kec. Sidomukti Kota Salatiga.

Dengan adanya kita sebagai santri diatur oleh sebuah peraturan

supaya kita menjadi teratur, maka taatilah peraturan pesantren yang

telah ditetapkan. Selain itu dengan tekad yang kuat dan ikhtiar yang

maksimal baik ikhtiar lahiriah maupun bathiniah kita, mari kita

banggakan orang-orang yang sangat mencintai kita dengan penuh

perjuangan dan pengorbanan, mereka mengharapkan prestasi dan

kesuksesan akan kita raih.

Page 144: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

121

Page 145: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

122

Page 146: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

123

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 147: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

124

Nama : M. Arifin

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 17 Juni 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mulawarman, Blok. J, Rt. 13 / Rw Ds. Kerta

Bumi, Kec. Kuaro, Kab. Paser, Prov. Kal-Tim

Pendidikan :

1. SDN 04 Timpik Kec. Susukan, kab. Semarang.

2. MTsN Susukan, Kab. Semarang.

3. MA Subulussallam Kuaro Kab. Paser, Prov. Kal-

Tim

4. Pondok Pesantren Al-Huda Petak Kec. Susukan,

Kab. Semarang

5. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam AL FALAH

Salatiga.

6. Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an “ Ar-

Rahman”Ambarawa

7. STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

Page 148: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

125

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 25 Agustus 2014

M. Arifin

11110001

Page 149: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

126

Page 150: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

127

Page 151: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

128

Page 152: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

129

SURAT KETERANGAN KEGIATAN

Nama :M. Arifin Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Nim : 111 10 001 Dosen Pembimbing: Drs. Bahroni, M. Pd.

Jurusan : Tarbiyah

NO KEGIATAN TANGGAL

PELAKSANAAN

JABATAN POINT

1.

Orientasi

Pengenalan

Akademik dan

Kemahasiswaan

(OPAK) STAIN

Salatiga Tahun 2010

23-27 Agustus 2010 Peserta 3

2.

UPT Perpustakaan “

User Uducation “

STAIN Salatiga

20-25 September 2010 Peserta 3

3.

PABITTAQO

STAIN Salatiga “

IhyaulLughotul

„Arobiyyahwa

Tanamaytiha Fi

Jaami‟ah”

30 Oktober 2010 Peserta 3

4.

PAB JQH STAIN

Salatiga

“CerdasdanMuliaDe

ngan Al Qur‟an”

13 November 2010 Peserta 3

5.

Seminar Nasional “

National Workshop

Of Entrepreneurship

and Basic

Cooperation 2010

19 Desember 2010 Peserta 6

6.

Bedah Novel

“BumiCinta”

BersamaUstdz.

Habiburrahman El

Shirazy, Lc

30 Januari 2011 Peserta 3

Page 153: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

130

7.

Islamic Public

Speaking Training

(IPST) LDK STAIN

Salatiga

“MembentukSosok

Muslim Yang

MahirPidato”

09 April 2011 Peserta 2

8.

Praktikun

KepramukaanJurusa

nTarbiyahSTAIN

Salatiga

22-27 Juli 2011 Peserta 5

9.

MTQ III JQH

STAIN Salatiga

”MelaluiMTQ Kita

RaihPrestasiMenjadi

InsanQur‟ani”

28 September 2011 Panitia 3

10.

Ibtida‟ LDK STAIN

Salatiga

“CatatanHarianMah

asiswaRabbani”

08-09 Oktober 2011 Peserta 3

11.

PAB JQH STAIN

Salatiga

“MembangunPribadi

IslamidenganNilaiQ

ur‟ani”

03-04 Desember 2011 Panitia 3

12.

SK (Surat

Keputusan) Kepala

UPK STAIN

Salatiga

Pengangkatan

Pengurus JQH Masa

Bakti 2010/2011

03 Januari 2012 Pengurus 3

13.

Praktikum Etika

Profesi Keguruan

STAIN Salatiga

10 Februari 2012 Peserta 3

14.

Praktikum

Komputer

Multimedia STAIN

Salatiga

14-15 Februari 2012 Peserta 3

15.

PelatihanPenggunaa

nMaktabahSyamilah

danMengetik Arab

Cepat PAB STAIN

Salatiga

17 Maret 2012 Peserta 3

16. Public Hearing 27 Maret 2012 Peserta 2

Page 154: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

131

SEMA STAIN

Salatiga “

MeningkatkanKepek

aandanTransparansi

KinerjaLembagaMe

nujuKampusyangA

manah”

17.

Workshop

Leadership DEMA

STAIN Saltiga

“MenumbuhkanJiwa

KepemimpinanYang

Ideal

danDemokratis”

06-08 April 2012 Panitia 3

18.

Seminar Regional “

PeranMahasiswaDal

amMengawali

BLSM (BLT)

TepatSasaran“

03 Mei 2012 Peserta 5

19. GorahMassal JQH

STAIN Saltiga 12 Mei 2012 Panitia 2

20. GorahMassal JQH

STAIN Salatiga 12 Mei 2012 Peserta 2

21.

Seminar

NasionalKristologiD

anTabligh Akbar”

MembangunPemaha

man Agama

MenujuKhoirulUm

mah”

20 Mei 2012 Peserta

6

22.

PelatihanMengatasi

KecemasanTampildi

DepanUmumbiroKo

nsultasiPsikologiTaz

kia

09 Juni 2012 Peserta 3

23. Ziarah Waliyullah

PPTIAl-Falah 06 Juli 2012 Panitia 2

24.

“Study Banding di

PTIQ, PSQ,UIN

SyarifHidayatullah

Jakarta” JQH

STAIN Salatiga

10-11 Juli 2012 Peserta 3

25.

Khotmil Kutub “

Anggun dalam

Bermoral, Unggul

dalam Intelektual”

20 Juli 2012 Panitia 3

Page 155: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

132

PPTIAl-Falah

26.

“GerakanSantriMen

ulis”

SarasehanJurnalistik

SuaraMerdeka

03 Agustus 2012 Peserta 3

27. PesantrenKilatdi

SMPN 09 Salatiga 06-11 Agustus 2012 Pemateri 4

28.

PAB JQH STAIN

Salatiga”

MembentukParadig

maQur‟anidenganPa

ncaIndra Akal

DanHati”

17-18 November 2012 Panitia 3

29.

1 Muharram “

Perbaharui Hati

dengan Kebaikan”

PPTIAl-Falah

25 November 2012 Panitia 3

30.

“TafsirTematikdala

mUpayaMenjawabP

ersoalan Israel

danPalestina”JQH

STAIN Salatiga

01 Desember 2012 Panitia 3

31.

TafsirTematik

“SihirdalamPerspekt

if Al Qur‟an

danHukum Negara”

JQH STAIN

Salatiga

04 Mei 2013 Panitia 3

32.

“PelatihanStrategiSu

ksesKuliah” Biro

KonsultasiPsikologi

Tazkia

08 Juni 2013 Peserta 3

33.

Halaqoh Alim

Ulama Se-Jawa

Tengah

&DIYPPTIAl-Falah 23-24 Juni 2013 Panitia 3

34.

Khotmil Kutub

“Meningkatkan

Kualitas Moral,

Intelektual,Dan

Spiritual Santri”

PPTIAl-Falah

31 Juni 2013 Panitia 3

35. Pelatihan Hisab Wa

Rukyat “Perbedaan 20-21 Juli 2013 Panitia 3

Page 156: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

133

Penentu Awal Bulan

Qomariyah dan

Hisab Praktis Arah

Kiblat” PPTIAl-

Falah

36 Akhirussanah Ke-

XXPPTIAl-Falah 25 Juli 2013 Panitia 2

37.

Taspona

“Mewujudkan Santri

Sejati yang

Konsisten Sebagai

Generasi Penuntun

Bangsa” PPTIAl-

Falah

28 Juli 2013 Panitia 3

38.

Halal bi Halal

“Peran Orang Tua

Terhadap Semangat

Belajar Santri Demi

Terwujudnya

Generasi yang

Berakhlaqul

Karimah” PPTIAl-

Falah

20 Agustus 2013 Panitia 3

39.

MTQ V JQH

STAIN Salatiga “

MTQ

WahanaApresiasiUn

tukMencetakInsanQ

u‟ani”

23 Oktober 2013 Panitia 3

40.

Pawai Ta‟aruf

“Membentuk

Karakter Santri

Sebagai Insan Kamil

3yang Kreatif”

PPTIAl-Falah

13 November 2013 Panitia 3

41.

Pawai Ta‟aruf “Hati

Suci Modal Hidup

Abadi” PPTIAl-

Falah

12 Januari 2014 Panitia 3

42.

SR-NU Salatiga

“PelajarBerkualitasT

anpa HIV/AIDS,

PelajarBerakhlakTa

npa

DiskriminasiPelaku

HIV/AIDS”.

06 April 2014 Panitia 3

Page 157: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

134

43.

Isra‟ Mi‟raj “

Semangat

Membangun

Generasi Muslim

Yang Berkualitas”

PPTIAl-Falah

27 Mei 2014 Panitia 3

44.

Festifal Ramadhan

KKN STAIN

Salatiga

Bekerjasama dengan

Pemuda Desa

Ngablak

02-03 Juli 2014 Panitia 3

45.

Halal bi Halal

“Memaafkan Dan

Dimaafkan Sebagai

Modal Awal

Perbaikan Akhlaq”

PPTIAl-Falah

Salatiga

10 Agustus 2014 Panitia 3

46.

SK “Penerimaan

Santri

Baru2010/2011”

12 Agustus 2014 Ketua 3

47. SK “Ustadz PPTIAl-

Falah 2011/2012” 12 Agustus 2014 Ustadz 3

48. SK “Ustadz PPTIAl-

Falah2012/2013 ” 12 Agustus 2014 Ustadz 3

49.

SK “Ustadz PPTIAl-

Falah 2013/2014” 12 Agustus 2014 Ustadz 3

Jumlah Point 129

Salatiga, 1 September 2014

Wakil Ketua III

Bidang Kemahasiswaandan Kerjasama

Moh.Khusen, M. Ag, MA.

NIP. 197412121999031003

Page 158: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

135

Page 159: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

136

Page 160: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

137

Page 161: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

138

Page 162: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

139

Page 163: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

140

Page 164: MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/646/1/18.pdfKata kunci : Manajemen Pesantren Berbasis Sekolah. Dalam rangka pesantren menciptakan

141