buku ajar kewirausahaan -...
TRANSCRIPT
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 1
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 2
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal
Oleh : Akhirman.S.Sos,.MM
Cetakan : 1 Nopember 2017
Penulis : Akhirman.S.Sos,.MM
Editor : Anisa Nur Afriliani
Penata Letak : Gatot Muhidin
Design sampul : Gatot Muhidin
Diterbitkan oleh : UMRAH PRESS
Alamat : Gedung Rektorat Kampus
Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Lantai III, Jalan Dompak,
Tanjungpinang.
Provinsi : Kepulauan Riau
Kepri : 29111
Telp. : 0771-700550 Fax. 0771-7038999
E-mail. : [email protected]/
ISBN : 978-602-560315-0
Perpustakaan Nasional.
Katalog dalam Terbitan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
All Right Reserved
UNDANG-UNDANGN REPUBLIK INDONESIA NO.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA
Pasal 72
Ketentuan Pidana Sangsi Pelanggaran
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) bulan dan/atau dengan paling sedikit Rp. 1.000.000.00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual umum ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 500.000.000.00 (Lima ratus juta rupiah).
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 3
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Pertama-tama penulis ucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan dan ilmu pengetahuan kepada penulis,
sehingga penyusunan buku ajar Kewirausahaan Berbasis
Kearifan Lokal ini dapat diselesaikan dengan baik.
Buku Ajar ini ditulis atas dasar pemahaman penulis
terhadap; Visi Fakultas ekonomi, yaitu; Menjadi fakultas
ekonomi terkemuka yang memiliki keunggulan akademik
kemaritiman di Indonesia tahun 2015. Serta Visi Presiden
RI, bapak Joko Widodo mewujudkan cita-cita Indoensia
menjadi Poros Maritim Dunia, dengan mengusung Lima
pilar utama dalam kerja kabinetnya. Pada Pilar ketiga
pemerintah berkomitmen mendorong pengembangan
infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun
tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan,
serta pariwisata maritim.
Penulis memahami bahwa apa yang menjadi
konsentrasi presiden RI, yaitu bapak Joko Widodo dan
Wakilnya bapak H.Yusuf Kalla, jika dikaitkan dengan
potensi wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah termasuk
sebagai wilayah dalam kerangka pembangunan yang
dimaksud. Oleh karenanya penulis perlu menyusun buku
ajar ini untuk dipergunakan sebagai bahan ajar kepada
mahasiswa guna meneruskan apa yang menjadi harapan
pemerintah agar masyarakat dan generasi muda turut serta
memperjuangkan cita-cita Indoensia menjadi “Poros
Maritm Dunia”.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 4
Akhir kata, Terimakasih kepada Yth. Bapak
Prof.Dr.Syafsir Akhlus,M.Sc (Rektor UMRAH), yang telah
memberikan motivasi kepada kami agar memiliki karya yang
bermanfaat. dan juga terimakasih kepada Istri tercinta, serta
anak-anakku, dengan sabar dan memberikan saya waktu
untuk dapat menyusun buku ajar ini sesuai harapan.
Walaupun masih banyak kekurangan baik penyusunan, kata-
kata, dan keilmiahannya. Semoga bermanfaat untuk
semnyanya. Sekalai lagi …terrima kasih.
Tanjungpinang, ……… 2017
Penulis,
Akhirman.S.Sos,.MM
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 5
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK
BAB I DASAR-DASAR PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan 2. Penyajian materi 2.1. Kebijakan-kebijakan pemerintah 2.2. Visi Departemen Pendidikan Nasional 2.3. UU RI. Nomor 40 Tahun 2009, Tentang Kepemudaan 2.4. UU RI Nomor 41 Tahun 2011, Tentangn Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta penyediaan prasarana dan sara kepemudaan. 2.5. VISI & MISI Fakultas Ekonomi UMRAH 3. Soal Latihan
1 1 2 2 3
5
8
10
12 BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI
KEPULAUAN RIAU 1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1. Aspek Geografis dan Demografis 2.2. Aspek Ekonomi, Ketenagakerjaan dan Kemiskinan 2.3. IPM, Kesehatan, Pendidikan dan Kesehatan 2.3. Soal Latihan
13
13 14 14 17
33
34
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 6
BAB III RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN
KEWIRAUHSAAN 1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1.Pengertian Wirausaha 2.2.Hirarki Kebutuhan 2.3.Fungsi dan sasaran Wirausaha 2.4.Fungsi Ekonomis Wirasuaha 2.5.Sasaran Wirausaha 3. Soal Latihan
35
35 36 36 40 44 46 49 52
BAB IV KARAKTERISTIK JIWA WIRAUSAHA
1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1. Pengertian Karakteristik 2.2. Pola pembentukan karakter jiwa Wirausaha 3. Soal Latihan
53
53 54 54 56
70
BAB V WIRAUSAHA PONDASI EKONOMI &
PEMBANGUNAN 1. Pendahuluan
71
71
2. Penyajian Materi 2.1. Peranan Umum Wirausaha 2.2. Wirausaha, Ekonomi dan Pembangunan 2.3. Mahasiswa Pelopor Wirausaha 3. Soal Latihan
72 72 83
88 95
BAB VI PENGEMBANGAN WIRAUSAHA WILAYAH
KEPULAUAN RIAU 1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1. Sektor Pangan 2.2. SektorTransportasi Laut
96
96
97 99
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 7
2.3. Sektor Perikanan Laut 2.4. Sektor pariwisata dan Perhotelan 2.5. Sektor Industri Manufaktur 2.6. Sektor Kelistrikan dan Penerangan 2.7. Sektor Pelayanan Publik 2.8. Peneriaman dan Keuangan Daerah Sasaran RPJMD 3, Soal Latihan
100 102 106
108 111
112 114
BAB VII HAMBATAN & PELUANG USAHA SEKTOR
KEMARITIMAN 1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1. Peluang-Peluang usaha 2.2. Hmbatan-hambatan berwirausaha 2.3. Strategi memulai usaha 2.4. Merubah hobby menjadi bisnis 3. Soal Latihan
115
115 116 116 126 132 137 137
BAB VIII STRATEGI PEMASARAN 1. Pendahuluan 2. Penyajian materi 2.1. Pengertian strategi pemasaran 2.2. Langkah-langkah menyusun Strategi 2.3. Stragegi pemasaran produk (barang) 2.4. Strategi pemasaran (jasa) 3. Soal Latihan
138 138 139 139 140
144
150 155
BAB IX PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
1. Pendahuluan 2. Penyajian materi 2.1. Pengertian Keperibadian 2.2. Konsep menuju peribadi idial 2.3. Konsep Johari Window 2.4. Kreativitas dan inovasi
156 156 157 157 168 170 173
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 8
3. Soal Latihan 176
BAB X AKADEMIK ENTREPRENEUR 1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1. Pengertian akademik entrepreneur 2.2. Kemajuan akademik entrepreneur 3. Soal Latihan
177 177 178 178 181 193
BAB XI KOMUNIKASI BISNIS 1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1. Pengertian Komunikasi 2.2. Komunikasi yang efektif 3. Soal Latihan
194 194 195 195 197 212
BAB XII WIRAUSAHA NEGARA-NEGARA MEA 1. Pendahuluan 2. Penyajian materi 2.1. Peluang Wirausaha pada MEA 2.2. Keunggulan Indonesia 2.3. Peranan pemerintah RI pada negara-negara MEA 3. Soal Latihan
213
213 214 214 223 224
232
BAB XIII PERENCANAAN BISNIS (BUSINESS PLAN)
1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1. Pengertian Perencanaan 2.2. Jenis-jenis perencanaan 3. Soal Latihan
233
233 234 234 234 245
BAB XIV KEPEMIMPINAN (LEADESHIP) 1. Pendahuluan 2. Penyajian Materi 2.1. Pengetian kepemimpinan 2.2. Kepemimpinan wirausaha
246 246 247 247 248
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 9
2.3. Kepemimpinan yang efektif 2.4. Kepemimpinan yang amanah 2.4. Manajemen kehidupan 3. Soal Latihan
251 254 255 260
DAFTAR PUSTAKA 261
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 10
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1
TABEL 2
TABEL 3
Angaktan Kerja Provinsi Kepri
Berdasarkan Pendidikan
Karakter-Karakter Wirausaha
Aktivitas Pelabuhan di Provinsi
Kepri Tahun 2014
29
92
99
TABEL 4
TABEL 5
Pengangguran Terbuka Provinsi
Kepulauan Riau 2012-2015
Perkembangan IPM Negara-
negara ASEAN
130
221
TABEL 6 Value Addad (Nilai Tmbah
Produk)
238
TABEL 7 Penjelasan Konsep 9 241
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1
GAMBAR 2
GAMBAR 3
GAMBAR 4
GAMBAR 5
GAMBAR 6
GAMBAR 7
GAMBAR 8
GAMBAR 9
GAMBAR 10
GAMBAR 11
GAMBAR 12
GAMBAR 13
Hirarki Kebutuhan
Objek Wisata Jembatan
Barelanag
Industri GAS PLTGU- Batam
Kontri Hoby Menjadi Bisnis
Hambatan-hambatan Memulai
Usaha
Ciri-ciri Keperibadian
Seimbang
Fenomena Gunung Es di
tengah Laut
Konsep Menumbuhkan
Motivasi Positif
Johari Window
SWOT analisis
Kemasan Unik hasil Inovasi
Pelantar Unik Pendukung
Wisata Bahari
Fungsi-fungsi Komunikasi
41
104
109
126
127
163
165
170
171
175
189
192
198
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 12
GAMBAR 14
GAMBAR 15
GAMBAR 16
GAMBAR 17
GAMBAR 18
GAMBAR 19
GAMBAR 20
GAMBAR 21
GAMBAR 22
GAMBAR 23
Unsur-unsur Komunikasi
Komunikasi Berdasarkan
Jenjang Struktur
Jaringan Komunikasi
Horizontal
Jaringan Komunikasi
Berdasarkan Fungsinya
Jaringan Komunikasi Banyak
Lawan Satu
Jaringan Komunikasi Satu
Lawan Banyak
Jaringan Komunikasi
Kelompok Lawan Kelompok
menggunakan (Mediasi)
Konsep 9
Fungsi-fungsi Manajemen
Manajemen Kehidupan
201
203
204
204
206
207
208
240
258
259
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 13
DAFTAR GRAFIK
Halaman
GRAFIK 1 1
GRAFIK 2
GRAFIK 3
GRAFIK 4
GRAFIK 5
GRAFIK 6
GRAFIK 7
GRAFIK 8
GRAFIK 9
GRAFIK 10
GRAFIK 11
GRAFIK 12
GRAFIK 13
Perkembangan Penduduk Provinsi
Kepri.
Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat Pengangguran Terbuka
Keadaan Kemiskinan di Kepri
Keadaan Kemiskinan Pedesaan
dan Perkotaan
Dampak Pertumbuhan Ekonomi
terhadap IPM
Keadaan Pendidikan di
Kepulauan Riau
Pertumbuhan Ekonomi Kepri
Perkembangan Ekspor Kepri
2012-015
Perkembangan Produksi Padi di
Kepri.
Perkembangan Produksi Ikan di
Kepulauan Riau
Perkembangan Kunjugnan
wisatawan
Perkembangan Industri di Kepri
Pertumbuhan Ekonomi Negara-
16
18
21
23
24
27
31
74
86
98
101
105
107
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 14
GRAFIK 14
GRAFIK 15
GRAFIK 16
negara ASEAN
Pertumbuhan Ekonomi Kepri
Perkembangan IPM, Inflasi,
Ekspor dan Ekonomi negara
ASEAN
153
154
216
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 15
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Mata Kuliah Kewirausahaan
Berbasis Kearifan
Lokal.
Kode Matakuliah
Program Studi Manajemen Semester
SKS 3 SKS Penyusun Akhirman
1. Deskripsi Singkat
Kemampuan mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi
peluang dan tantangan serta memanfaatkan potensi
kemaritiman untuk membangun suatu usaha harus dicita-
citakan dan dilakukan secara bertahap dan terus menerus
melalui suatu proses pembelajaran yang sistematis.
Mata kuliah ini mempelajari tentang latarbelakang
pembelajaran, kondisi geografis, demografis, peluang dan
tangangan, dalam segala aspek dan mekanisme yang harus
dibangun dan disiapkan agar mahasiswa mempunyai
kemampuan untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan
yang dihadapi, serta memiliki kepercayaan diri dan pola pikir
yang tepat.
Mata kuliah ini juga membahas tentang rancangan
bisnis/kewirausahaan dan tahapan pengembangan usaha serta
perkembangannya, memahami teori dan kasus-kasus
dilapangan khususnya yang dialami oleh para pelaku usaha
secara langsung di lapangan melalui metode kuliah
kolaboratif untuk mencapai keberhasilan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 16
2. Unsur Capaian Pembelajaran
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menganalisis,
menjelaskan, menerapkan dan mampu menemukan ide
rancangan usaha baru/mengembangkan usaha dan ikut
dalam proses perancangan ide ke dalam pemetaan proyek
serta kemudian mampu memaparkan dalam bentuk presentasi
dan prototipe usha sebagai hasil akhir perancangan ide
kewirausahaan menumbuhkan jiwa usaha dan ketersediaan
lapangan kerja.
Mahasiswa diharapkan akan mampu:
1. Memahami berbagai alternatif peluang profesi di
dalam program studi yang dipelajarinya dan
perkembangan masa depan disiplin keilmuan tersebut
serta menemukan pilihan sesuai dengan minat pribadi.
2. Menemukan ide rancangan kewirausahaan dan
memahami proses bagaimana ide tersebut
diwujudnyatakan menjadi sebuah rencana usaha
dalam sebuah model terbaik dari pengelolaan wilayah
kemaritiman.
3. Memahami bagaimana sebuah model usaha dapat
dirancang ke dalam skema modern, sederhana
sehingga memahami bisnis merupakan sebuah proses
perwujudan ide, pembuatan produk (jasa),
penghantaran nilai dan benefit, pendayagunaan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 17
sumber-sumber daya secara efektif, hubungan antara
pihak yang saling terkait dan menguntungkan dan
keberlangsungan dalam suatu usaha
4. Di dalam kelompok pasti ada dinamika organisasi dan
mahasiswa diharapkan belajar berorganisasi, belajar
memimpin bagian yang menjadi tanggung jawabnya
masing-masing, bersumbangsih secara nyata dalam
kelompok, berani mengungkapkan pendapat dan
mampu memaparkan ide dan rencana cetak biru usaha
secara jelas dan lugas kepada permirsa.
Setelah melalui kelas ini, maka setiap mahasiswa
diharapkan mampu untuk dapat;
1. Mengetahui bahwa setiap diri manusia memiliki potensi
yang unik dan berbeda.
2. Memahami peluang usaha dalam disiplin ilmu program
studi yang dipelajari.
3. Mampu merencanakan peluang usaha sebagai pewujudan
minta dan bakat diri serta pengembangan pengetahuan
yang dimiliki.
4. Mengembangkan pola pikir dan karakter kewirausahawan
dengan menemukan ide dan merancang rencana kerja
konsep ide untuk menjawab kebutuhan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 18
5. Mengenal potensi lingkungan sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber daya buatan, yang ada dan
yang dapat d
6. Menggabungkan diri ke dalam organisasi modern dalam
bentuk wirausaha muda kreatif dan mandiri.
7. Mengembangkan kepercayaan diri pribadi dalam bentuk
mampu memaparkan ide dan rencana usaha secara jelas
dan lugas kepada permirsa dan berani mengungkapkan
pendapat yang rasional
3. Komponen Penilaian
1. Ujian Tulis (K1 dan K2 = 50% @ 25%)
2. Pengamatan dan tanya jawab dalam diskusi kelompok
(K3 = 15%)
3. Pengamatan dan tanya jawab dalam presentasi dan
diskusi (K5 = 15%)
4. Evaluasi terhadap tugas tertulis (K4 = 20%)
4. Penilaian Final.
a. Penguasaan Ilmu/Materi (K1=25%, K2=25% dan
K3=15%
b. Kemampuan berkarya (K4=20%)
c. Sikap dan Perilaku (K5=15%
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 19
5. Daftar Referensi :
A. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
Bab
Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Bahan
Kajian (Materi
Ajar)
Bentuk
Pembelajar
an
Kriteria/Indikator Penilaian
Bob
ot Nila
i
Stan
dar Kom
peten
si Profe
si
Mampu memahami
kompetensi, struktur
perkuliahan, tugas
dan kontrak belajar
RPS,
Kontrak belajar
Ceramah
dan diskusi - -
KKN
I-6
1 Mampu memahami, menjelaskan
kebijakan-kebijakan
pemerintah tentang kewirausahaan, visi,
misi Departemen
Pendidikan Nasional, Undang-Undang
Nomor 40 Tahun
2009 tentang Kepemudaan (Pasal
1), Visi dan Misi Fakultas Ekonomi
UMRAH
Small Group
Discussion
& Case Study
Kelengkapan dan ketepatan
penjelasan,
Tingkat komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
2 Mampu memahami,
menjelaskan tentang gambaran umum
Provinsi Kepulauan
Riau, yiaiu, Aspek Geografis,
demografis, ekonomi,
ketenagakerjaan, kemiskinan, IPM,
Pendidikan dan
Kesehatan.
Small
Group Discussion
& Case
Study
Kelengkapan
dan ketepatan penjelasan,
Tingkat
komunikasi & presentasi,
KKN
I-6
3 Mampu memahami,
menjelaskan tentang
pengertian kewirausahaan,
hirarki kebutuhan,
fungsi dan sasaran umum kewirausahaa.
Small
Group
Discussion & Case
Study
Kelengkapan
dan ketepatan
penjelasan, Tingkat
komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
4 Mampu memahami,
menjelaskan tentang
pengertian karakteristik, Pola
Pembentukan Karakter Jiwa
Wirausaha, dan
hambatan pembentukan jiwa
Small
Group
Discussion & Case
Study
Kelengkapan
dan ketepatan
penjelasan, Tingkat
komunikasi & presentasi,
KKN
I-6
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 20
wirausaha.
5 Mampu memahami, menjelaskan tentang
peranan umum
wirausaha, wirausaha, ekonomi
& pembangunan,
mahasiswa peolopor wirausaha.
Small Group
Discussion
& Case Study
Kelengkapan dan ketepatan
penjelasan,
Tingkat komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
6 Mampu
menganalisis
pengembangan sektorsektor pangan,
Sektor Transportasi
Laut, Sektor Perikanan, Sektor
Pariwisata, Sektor
industry manufaktur, Sektor Kelistrikan
dan Penerangan,
Sektor Pelayanan Publik, serta Sektor
Keuangan Daeran
dan Penerimaan lainnya.
Small
Group
Discussion & Case
Study
Kelengkapan
dan ketepatan
penjelasan, Tingkat
komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
7 Mampu memahami
dan menganalisa
hambatan-hambatan
dan peluang usaha,
berwirausaha, strategi memulai usaha, dan
cara merubah hoby
menjadi bisnis.Memiliki
pengetahuan
Small
Group
Discussion
& Case
Study
Kelengkapan
dan ketepatan
penjelasan,
Tingkat
komunikasi & presentasi,
10
%
KKN
I-6
8
UTS
Hasil evaluasi dari
pertanggung
jawaban dari pemaparan dan
presentasi
tugas individual
25
%
KKN
I-6
9 Mampu memahami
dan menjelaskan
pengertian strategi pemasaran, langkah-
langkah menyusun
strategi, strategi pemasaran produk
(barang), strategi
pemasaran jasa,
Small
Group
Discussion & Case
Study
Kelengkapan
dan ketepatan
penjelasan, Tingkat
komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
10 Mampu memahami
dan menjelaskan
pengertian
keperibadian, konsep
Small
Group
Discussion
& Case
Kelengkapan
dan ketepatan
penjelasan,
Tingkat
KKN
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 21
menuju pribadi ideal,
konsep Johari window, kreativitas
dan inovasi.
Study komunikasi &
presentasi,
I-6
11 Mampu memahami dan menjelaskan
pengertian akademik
entrepreneur, kemajuan akademik
entrepreneur,
pengembangan bisnis dilingkungan
perguruan tinggi,
lahirnya wirausaha muda.
Small Group
Discussion
& Case Study
Kelengkapan dan ketepatan
penjelasan,
Tingkat komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
12 Mampu memahami
dan menjelaskan
pengertian komunikasi,
komunikasi yang
efektif, tekhnologi komunikasi dalam
wirausaha.
Small
Group
Discussion & Case
Study
Kelengkapan
dan ketepatan
penjelasan, Tingkat
komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
13 Mampu menganalisa dan menguasai
peluang wirausaha
pada negara MEA,
keuanggulan
Indoensia, peranan
pemerintah Indoesia pada negara-negara
Masyarakat Ekonomi
Asean.
Small Group
Discussion
& Case
Study
Kelengkapan dan ketepatan
penjelasan,
Tingkat
komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
14 Mampu memahami
dan menjelaskan
pengertian perencanaan, jenis-
jenis perencanaan,
Kosep Value Added (Nilai
Tambah), dan
mapping.
Small
Group
Discussion & Case
Study
Kelengkapan
dan ketepatan
penjelasan, Tingkat
komunikasi &
presentasi,
KKN
I-6
15 Mampu memahmi dan dan menjelaskan
pengertian
kepemimpinan, kepemimpinan
wirausaha,
kepemimpinan yang efektif, manajemen
kehidupan.
Small Group
Discussion
& Case Study
Kelengkapan dan ketepatan
penjelasan,
Tingkat komunikasi &
presentasi,
20
%
KKN
I-6
Hasil evaluasi dari
pertanggung
jawaban dari
pemaparan dan
35%
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 22
16 UAS presentasi
tugas individual
yang
terintegrasi dengan tugas
mata kuliah
Desain Produk
KKN
I-6
B. DESKRIPSI TUGAS
Mata Kuliah Kewirausahaan
Berbasis
Kemaritiman
Kode Matakuliah
Minggu ke 1 – 7 Tugas ke (satu) individu
Tujuan Tugas Mahasiswa memiliki jiwa wirausaha, mengembangkan potensi diri,
mejadikan kampus pusat bisnis wirausaha muda, menghasilkan produk
berinovasi dan berdaya saing untuk negara-negara MEA.
Uraian Tugas Obyek
Mengolah dan mengembangkan rancangan usaha bisnis dengan desain memanfaatkan SDA kemaritiman dengan studi kasus dari
UKM yang sudah ada di Kepulauan Riau.
Menganalisa data untuk mengembangkan gagasan ide baru dalam
membuat rancangan usaha baru (UKM) berbasis kemaritiman.
Metode/Cara Kerja/Acuan yang Digunakan
Diskusi, survey, dan asistensi .
Dekripsi Luaran Tugas yang Dihasilkan
Menghasilkan konsep/tema dan studi rancangan bisnis dengan
produk UKM sebagai studi kasusnya.
Kriteria
Penilaian
Presensi (10%)
Konsep dan tema rancangan bisnis desain rancangan secara keseluruhan (30%)
Rencana pemasaran produknya akan seperti apa (30%)
Presentasi Final tentang Rancangan Bisnis dari produk UKM sebagai studi kasusnya (30%)
C. DESKRIPSI TUGAS
Mata Kuliah Kewirausahaan
Berbasis
Kemaritiman
Kode Matakuliah
Minggu ke 8-14 Tugas ke (dua) invidu
Tujuan Tugas Mahasiswa mampu menguraikan kondisi bangsa Indonesia dan
Provinsi Kepulauan Riau khususnya. Menunjukkan karakteristik/jiwa
wirausaha, menganalisa peluang-peluang wirausaha di wilayah kemaritiman, mengidentifikasi strategi yang memungkinkan untuk
mengembangkan wirausaha di wilayah kemaritiman.
Uraian Tugas Obyek
Mengolah dan mengembangkan rancangan usaha bisnis dengan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 23
desain memanfaatkan SDA kemaritiman dengan studi kasus dari
UKM yang sudah ada di Kepulauan Riau.
Menganalisa data untuk mengembangkan gagasan ide baru dalam
membuat rancangan usaha baru (UKM) berbasis kemaritiman.
Menghasilkan produk (pendukung) produk yang sudah ada untuk
masuk pasar negara-negara MEA karya mahasiswa.
Metode/Cara Kerja/Acuan yang Digunakan
Diskusi, survey, dan asistensi .
Dekripsi Luaran Tugas yang Dihasilkan
Menghasilkan konsep/tema dan studi rancangan bisnis dengan produk UKM sebagai studi kasusnya.
Kriteria
Penilaian
Presensi (10%)
Konsep dan tema rancangan bisnis desain rancangan secara keseluruhan (30%)
Rencana pemasaran produknya akan seperti apa (30%)
Presentasi Final tentang Rancangan Bisnis dari produk UKM sebagai studi kasusnya (30%)
A. RUBRIK PENILAIAN
(Keterangan: format umum adalah yang di bawah ini,
namun Prodi dapat membuat format tersendiri, sesuai
dengan penilaian yang akan dibuat. Misalnya untuk
penilaian presentasi atau penilaian praktek memiliki
rubrik yang berbeda, jadi bisa lebih dari 1 rubrik untuk
setiap mata kuliah).
Jenjang/Grate Angka/
Skor
Bobot
Nilai
Angka/Mut
u
Deskripsi/Indikator Kerja
Sangat Baik A 90.00-100.00 4.0 Mahasiswa memenuhi semua komponen penilaian dan
menyelesaikan tugas dengan
sangat baik serta mampu memaparkan materi dan tugas
individu yang ditentukan dengan
sangat baik.
Sangat baik A- 80.00-89.99 3,7 Mahasiswa memenuhi semua komponen
penilaian dan menyelesaikan tugas dengan
sangat baik serta mampu memaparkan materi
dan tugas individu yang ditentukan dengan
baik.
BAIK B+ 75.00-79.99 3,3 Mahasiswa memenuhi semua
komponen penilaian dan menyelesaikan tugas dengan baik
serta mampu memaparkan materi
dan tugas individu yang ditentukan dengan baik.
BAIK B 70.00-74.99 3,0 Mahasiswa memenuhi semua
komponen penilaian dan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 24
menyelesaikan tugas dengan baik
serta mampu memaparkan materi dan tugas individu yang
ditentukan dengan cukup baik.
BAIK B- 65.00-69.99 2,7 Mahasiswa memenuhi semua komponen penilaian dan
menyelesaikan tugas dengan
cukup baik serta mampu memaparkan materi dan tugas
individu yang ditentukan dengan
cukup baik.
CUKUP C+ 60.00-64.99 2,3 Mahasiswa memenuhi beberapa komponen penilaian dan
menyelesaikan tugas dengan baik
serta mampu memaparkan materi dan tugas individu yang
ditentukan dengan cukup baik.
CUKUP C 55.00-59.99 2,0 Mahasiswa memenuhi beberapa komponen penilaian dan
menyelesaikan tugas dengan
cukup baik serta mampu memaparkan materi dan tugas
individu yang ditentukan dengan
cukup baik
CUKUP C- 50.00-54.99 1,7 Mahasiswa kurang memenuhi semua komponen penilaian dan
menyelesaikan tugas dengan baik
serta kurang mampu memaparkan
materi dan tugas individu yang
ditentukan dengan cukup baik.
KURANG D 40.00-49.99 1,0 Mahasiswa tidak memenuhi beberapa komponen penilaian dan
menyelesaikan tugas dengan
cukup baik serta tidak mampu memaparkan materi dan tugas
individu yang ditentukan dengan
cukup baik.
TIDAK LULUS E < 40.00 00 Mahasiswa tidak memenuhi
semua komponen penilaian
B. PENUTUP
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ini berlaku mulai
tanggal …. Januari 2017, untuk mahasiswa FE.UMRAH
Tahun Akademik 2017/2018 dan seterusnya. RPS ini
dievaluasi secara berkala setiap semester dan akan
dilakukan perbaikan jika dalam penerapannya masih
diperlukan penyempurnaan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 25
BAB I
DASAR-DASAR PEMBELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada bab ini dibahas deskripsi umum tentang Dasar-
dasar pembelajaran Kewirausahaan.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang kebijakan-kebijakan
pemerintah, Visi departemen pendidikan nasional,
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
kepemudaan (Pasal 1). Dengan mempelajari bab ini
mahasiswa akan akan memahami, menganalisis dan
mampu menjelaskan tentang kebijakan-kebijakan
pemerintah, Visi departemen pendidikan nasional,
Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang
kepemudahaan (Pasal 1),Visi dan Misi FE.UMRAH.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kebijakan-
kebijakan pemerintah, visi departemen pendidikan
nasional, dan Undang-Undang Nomor. 40 tahun 2009
tentang Kepemudanaan (pasal-1) berkaitan dengan
pembelajaran Kewirausahaan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 26
2. Penyajian Materi
2.1. Kebijakan-Kebijakan Pemerintah
Pemerintah memiliki andil besar untuk mengatur,
memotivasi, serta menjelaskan apa yang harus dilakukan
oleh masyarakat dalam pengelolaan usaha produktif baik
perorangan maupun atas nama lembaga.
Oleh karena itu pembelajaran matakulaih
kewirausahaan yang diajarkan diperguruan tinggi juga
merujuk pada kebijakan yang diatur oleh pemerintah
tersebut dengan mengacu pada ketentuan sebagai berikut.
a. INPRES No. 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan,
yang isinya menyatakan “Kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara
kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar”.
b. SKB Menteri Negara Koperasi No. 02/SKB/Meneg/
VI/2000 dan No.4/U/SKB/2000 tanggal 29 juni 2000.
tentang. “Gerakan Nasional memasyarakatkan dan
membudidayakan kewirausahaan, dikemukakan bahwa,
“Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 27
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan
produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar”.
c. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.2. Visi Departemen Pendidikan Nasional
Visi Departemen/Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2025 (sebelum menjadi Kemenristekdikti) adalah
Menghasilkan Insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif
(Insan Kamil/Insan Paripurna). Sementara Visi Kementerian
Pendidikan Nasional Tahun 2014 adalah terselenggaranya
layanan prima pendidikan nasional yaitu layanan pendidikan
yang tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara,
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, berkualitas dan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 28
relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat, dunia
usaha dan dunia industri, setara dengan warga negara lainnya
di Indoensia untuk memperoleh pendidikan dengan tidak
memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya,
dan agama.
Untuk mencapai Visi Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2014, dan Misi Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2010-2014 dikemas dalam ”Misi 5K” yaitu: M1-
Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan, M2-
Memperluas Keterjangkauan Layanan Pendidikan, M3-
Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan
Pendidikan, M4-Mewujudkan Kesetaraan dalam Memperoleh
Layanan Pendidikan, dan M5-Menjamin Kepastian
Memperoleh Layanan Pendidikan.
Selain menetapkan visi, Pendidikan Nasional juga
menetapkan arah kebijakan pembangunan pendidikan
nasional tahun 2010-2014 dimaksudkan untuk menerapkan
metodologi pendidikan akhlak mulia dan karakter bangsa
termasuk karakter wirausaha. Realita di lapangan, sistem
pembelajaran saat ini belum sepenuhnya berjalan efektif
untuk membangun peserta didik memiliki akhlak mulia dan
karakter bangsa termasuk karakter wirausaha. Hal ini
ditunjukkan dengan jumlah pengangguran yang relatif tinggi,
jumlah wirausaha yang masih sedikit, dan terjadinya
degradasi moral.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 29
Pemerintah dalam hal ini tidak tinggal diam, berbagai
upaya dan kebijakan untuk memediasi agar masyarakat
sanggup menghadapi globalisasi khususnya sektor industri
manufaktur dengan berbekal pendidikan dan pelatihan
entrepreneurship (kewirausahaan) antara lain dilakukan
dengan cara: (a) menanamkan pendidikan kewirausahaan ke
dalam jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi,
melalui bahan ajar, ekstrakurikuler, maupun pengembangan
diri, (b) mengembangkan kurikulum pendidikan yang
memberikan muatan pendidikan kewirausahaan yang mampu
meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan,
menumbuhkan jiwa dan karakter wirausaha serta
menumbuhkan skill berwirausaha, (c) menumbuhkan budaya
berwirausaha di lingkungan sekolah dasar hingga perguruan
tinggi.
2.3.Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan (Pasal 1).
1) Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki
periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang
berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
2) Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan
dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter,
kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.
3) Pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi
segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 30
4) Pelayanan kepemudaan adalah penyadaran,
pemberdayaan, dan pengembangan kepemimpinan,
kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda.
5) Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan
untuk memahami dan menyikapi perubahan
lingkungan.
6) Pemberdayaan pemuda adalah kegiatan
membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda.
7) Pengembangan kepemimpinan pemuda adalah kegiatan
mengembangkan potensi keteladanan,
keberpengaruhan, serta penggerakan pemuda.
8) Pengembangan kewirausahaan pemuda adalah kegiatan
mengembangkan potensi keterampilam dan
kemandirian berusaha.
9) Pengembangan kepeloporan pemuda adalah kegiatan
mengembangkan potensi dalam merintis jalan,
melakukan terobosan, menjawab tantangan, dan
memberikan jalan keluar atas pelbagai masalah.
10) Kemitraan adalah kerja sama untuk membangun
potensi pemuda dengan prinsip saling membutuhkan,
saling memperkuat, dan saling menguntungkan.
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 menjelaskan
tentang kepemudahaan, dalam buku ajar ini dijadikan bahan
refensi, karena merujuk pada ayat (1) yang menjelaskan
bahwa; Pemuda adalah warga negara Indonesia yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 31
memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan
yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Artinya usia tersebut adalah selain sebagai pemuda juga
sebagai pelajar dan juga sebagai mahasiswa yang sedang
belajar di peguruan tinggi.
Pasal 3 Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk
terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas,
kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab,
berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan,
kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pasal 27 (1) Pengembangan kewirausahaan pemuda
dilaksanakan sesuai dengan minat, bakat, potensi pemuda,
potensi daerah, dan arah pembangunan nasional. (2)
pelaksanaan pengembangan kewirausahaan pemuda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau
organisasi kepemudaan. (3) pengembangan kewirausahaan
pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui:
a) Pelatihan;
b) Pemagangan;
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 32
c) Pembimbingan;
d) Pendampingan;
e) Kemitraan;
f) Promosi; dan/atau
g) Bantuan akses permodalan.
Undang-undang Nomor 40 tahun 2009 dengan luas
mengatur tentang pengembangan kewirausahaan pemuda
sampai dengan tanggungjawab pemerintah/ pemerintah
daerah.
2.4.Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan
Pemuda, Serta Penyediaan Prasarana Dan Sarana
Kepemudaan.
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (4),
Pasal 29 ayat (5), dan Pasal 35 ayat (4) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang
kepemudaan, perlu menetapkan peraturan pemerintah
tentang pengembangan Kewirausahaan dan kepeloporan
pemuda, serta penyediaan prasarana dan sarana
kepemudaan; gubernur dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya berwenang:
1) Menetapkan rencana strategis provinsi mengenai
pengembangan kewirausahaan dan kepeloporan
pemuda, serta penyediaan prasarana dan sarana
kepemudaan;
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 33
2) Melaksanakan kebijakan nasional dan menetapkan
kebijakan provinsi mengenai pengembangan
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda, serta
penyediaan sarana dan prasarana kepemudaan tingkat
provinsi;
3) Menetapkan syarat dalam penyediaan prasarana dan
sarana kepemudaan tingkat provinsi; dan
4) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan
pengembangan kewirausahaan dan kepeloporan
pemuda, serta penyediaan prasarana dan sarana
kepemudaan tingkat provinsi.
Pasal 21 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah daerah
sesuai dengan kewenangan masing-masing memfasilitasi
kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf e
antara pemuda dengan dunia usaha, lembaga pendidikan,
dan kalangan profesional dalam rangka memperluas
jaringan kewirausahaan. Sementara ayat (2) menyebutkan
bahwa; Fasilitasi kemitraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui:
a) Pengembangan sumber daya manusia;
b) Pemberian bantuan manajemen;
c) Pengalihan teknologi dan dukungan teknis;
d) Perluasan akses pasar;
e) Pengembangan jaringan kemitraan pemuda lokal,
nasional, regional, maupun internasional; dan/atau
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 34
f) Penyediaan akses informasi, akses peluang usaha,
dan akses penguatan permodalan.
2.5. VISI & MISI Fakultas Ekonomi UMRAH
Isu-isu strategis bidang akademik mencakup: (1) Makin
menguatnya kehidupan masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge based society), yang menuntut tingginya mutu
pendidikan di PT; (2) Eskalasi perkembangan ilmu pengetahuan
yang sangat cepat dan variatif baik kedalamannya maupun
keluasannya, menuntut PT untuk terus mengembangkan
kemampuan dirinya sebagai agent of knowledge development; (3)
Meningkatnya tuntutan akan penyelenggaraan pendidikan tinggi
yang berbasis riset (research university), mengharuskan UMRAH
untuk mengembangkan dirinya sebagai pusat riset unggulan untuk
bidang yang spesifik; (4) Meningkatnya tuntutan akan hasil
pendidikan (output pendidikan) yang bermutu, menghendaki
UMRAH dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya
saing, dan link and match dengan kebutuhan stake holder; (5)
Meningkatnya tuntutan akan kiprah lulusan pendidikan (education
outcomes) yang relevan, mengharuskan UMRAH untuk terus-
menerus mengevaluasi kurikulum pendidikannya agar sejalan
dengan tuntutan dunia usaha; dan (6) Meningkatnya tuntutan
proses penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dengan standar
tertentu, menghendaki UMRAH bersandar pada sistem
penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dapat berkompetisi dan
leading dengan lulusan PT lain.
Isu globalisasi harus diantisipasi oleh UMRAH
dengan internasionalisasi, yang berarti perencanaan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 35
pengembangan bidang akademik UMRAH harus mengarah
pada semakin berkembangnya kegiatan akademik dan non
akademik yang bersifat multi-nasional dan multi-etnik.
Kondisi ini memerlukan berbagai bentuk integritas, baik
secara fisik maupun non-fisik. Maka UMRAH telah
menetapkan Visi dan Misi sebagai rujukan UMRAH dalam
melaksanakan program-programnya ke depan.
Visi, Menjadi fakultas ekonomi terkemuka yang memiliki
keunggulan akademik kemaritiman di Indonesia tahun
2015. sementara
Misi,
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang
berkualitas berbasis ekonomi kemaritiman untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di
Provinsi Kepulauan Riau khususnya dan Indoensia
pada umumnya.
2) Melaksanakan penerapan dan pengembangan ilmu
pengetahuan melalui penelitian berbasis ekonomi
kemaritiman yang inovatif dan berkualitas untuk
mendorong proses pembangunan Provinsi
Kepulauan Riau khususnya Indoensia umumnya.
3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam
rangka pemberdayaan masyarakat melalui penerapan
ilmu dan teknologi berbasis ekonomi kemaritiman;
dan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 36
4) Membangun kerjasama dengan berbagai pihak
dalam pengembangan ilmu pengetahuan berbasis
ekonomi kemaritiman.
Empat misi fakultas ekonomi UMRAH mengandung
kalimat, “pengetahuan berbais kemaritiman”. merupakan
suatu wujud nyata bahwa proses pembelajaran pada fakultas
ekonomi harus secara simultan memiliki muatan
pengetahuan yang berbasis kemaritiman, mahasiswa
memperoleh pengetahuan berbasis kemaritiman, dan fakultas
ekonomi pada tahun 2025 telah mampu menghasilkan
lulusan berpengetahuan dasar berbasis kemaritiman.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
(FE.UMRAH) berada tepat pada posisi strategis di daerah
kawasan kemaritiman yang dikelilingi laut dan pulau yang
didalamnya terdapat berbagai sektor ekonomi yang harus
dikuasai untuk di kembangkan sebelum tahun 2025
mendatang melalui kemampuan entrepreneur yang tangguh.
3. Soal Latihan
1) Apa substandi isi dari INPRES Nomor 4 Tahun
1995, jelaskan !
2) Tuliskan isi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional!
3) Tuliskan tiga arah kebijakan pembangunan
pendidikan nasional tahun 2010-2014.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 37
BAB II
GAMBARAN UMUM PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada bab ini dibahas deskripsi umum tentang
gambaran umum Provinsi Kepulauan Riau.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang gambaran umum
Provinsi Kepulauan Riau (Aspek Geografis,
Demografis–Ekonomi, Ketenagakerjaan, Kemiskinan
– IPM, Pendidikan dan Kesehatan). Dengan
mempelajari bab ini mahasiswa memahami gambaran
umum tentang Provinsi Kepulauan Riau dari aspek
geograris, demografis, ekonomi, ketenagakerjaan,
kemiskinan, IPM, Pendidikandan Kesehatan dengan
baik dan utuh.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang gambaran
umum Provinsi Kepulauan Riau, prioritas dan sasaran
(RPJMD Ke-2 (2010 – 2015), dan ekonomi
Provinsi Kepulau Riau.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 38
2. Penyajian Materi
Gambaran Umum Provinsi Kepulauan Riau
Gambaran umum Provinsi Kepulauan Riau buku ini
akan dijelaskan secara umum tentang dibagi kepada 3 (tiga)
indikator, yaitu Pertama; Geografis dan Demografis, Kedua;
Ekonomi, Tenagakerjaan dan Kemiskinan, Ketiga; Ekonomi,
Pengangguran, dan Kemiskinan, Ke-empat; Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), dan Pendidikan.
2.1. Aspek Geografis dan Demografis.
2.1.1. Aspek Geografis.
Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2002, terdiri dari dua kota dan tiga
kabupaten yang ibukotanya di Tanjungpinang. Pada tahun
2003 Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi
Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Riau (menjadi
Kabupaten Bintan tahun 2006). Tahun 2008 Kabupaten
Natuna mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Natuna
dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Provinsi Kepulauan
Riau dengan Motto: Berpancang Amanah, Bersauh Marwah.
Provinsi Kepulauan Riau bertekad untuk membangun
menjadi salah satu pusat pertumbuhan perekonomian
nasional dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya
melayu yang didukung oleh masyarakat yang sejahtera,
berakhlak mulia, dan ramah lingkungan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 39
Sesuai dengan Undang-undang pembentukan Provinsi
Kepulauan Riau luas wilayahnya adalah sebesar 251.810,71
Km², terdiri dari luas lautannya sebesar 241.215,30 Km²
(95,79 %) dan sisanya seluas 10.595,41 Km ² (4,21 %)
merupakan wilayah daratan.
Wilayah Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari gugusan
pulau-pulau besar dan kecil yang letak satu dengan yang
lainnya dihubungkan oleh perairan/laut. Beberapa pulau yang
relatif besar diantaranya adalah Pulau Bintan, Pulau Batam
yang merupakan pusat pengembangan Industri dan
Perdagangan; Pulau Rempang; dan Pulau Galang yang
merupakan kawasan perluasan wilayah industri Batam; Pulau
Karimun, Pulau Kundur di Karimun, Pulau Lingga, Pulau
Singkep di Lingga, Pulau Bunguran di Natuna, serta Gugusan
Pulau Anambas (di Kepulauan Anambas).
Dari aspek geografis Provinsi Kepulauan Riau menurut
sebagian masyarakat adalah sebuah provinsi yang memiliki
tingkat kesulitan dalam proses integrasi pembangunan,
namun dipihak lain geografis seperti ini memiliki peluang
besar strategis berkembangnya ekonomi melalui kreativitas
dan invovasi para penyongsong perubahan.
2.1.2. Aspek Demografis
Pembangunan sumber daya manusia pada dasarnya
merupakan pembangunan manusia sebagai subyek dan obyek
pembangunan yang mencakup seluruh siklus hidup manusia
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 40
sejak dalam kandungan sampai akhir hidupnya.
Perkembangan Provinsi Kepulauan Riau begitu pesat,
membuat pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan.
Pada tahun 2010 penduduk Provinsi Kepulauan Riau
berjumlah 1.771.387 jiwa (Profil Provinsi Kepulauan Riau,
2010). Tahun 2015 meningkat menjadi 1.973 juta. Lima
tahun terahir pertambahan penduduk berjumah 201.613 jiwa.
Hasil penelitian penulis, tahun (2017), tentang perkembangan
penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012-2015
adalah sebagaimana pada grafik berikut ini.
Grafik 1. Perkembangan Penduduk Provinsi Kepri. Sumber : Diolah dari data BPS Kepri, (2015)
Data di atas, menjelaskan bahwa dari tahun 2012-2015
penduduk Provinsi Kepulauan Riau rata-rata sebanyak
1 2 3 4
Tahun 2012 2013 2014 2015
Jumlah (Jiwa) 1,805,089 1,861,373 1,917,415 1,973,043
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 41
1.889.230 jiwa orang per-tahun. Jika terdapat pertambahan
pada jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Riau selama ini
disebabkan oleh masyarakat urban dari provinsi lainnya yang
ingin mencari kesempatan untuk bekerja di Provinsi yang
berbatasan dengan Singapura dan Malaysia ini. Penduduk
terdiri dari berbagai latar belakang suku, agama dan bahasa,
serta beda kewarganegaraan, perbedaan tersebut dipelajari
oleh sebahagian masyarakat dan dijadikan sebagai peluang
untuk berkembangnya bisnis, namun dipihak lain
menganggap bahwa rawan terjadinya konflik horizontal, pada
kenyataannya tidak demikian, tingginya tingkat persaingan
usaha, dorongan akan kualitas dan mutu semakin menguat,
hal ini juga yang mendorong masyarakat merasa perlu
melalukan sesuatu untuk mengambil peran pada sektor
ekonomi, industry, dan jasa. Pemerintah Pusat melihat
Provinsi Kepulauan Riau sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi nasional.
2.2. Aspek Ekonomi, Ketenagakerjaan dan Kemiskinan
2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dalam pengertiannya adalah
proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara seara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Dapat di artikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 42
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi itu sendiri dalam
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas. Kontribusi Kepulauan
Riau terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang berasal
dari kekayaan alamnya, yaitu dari pertambangan dan industri
pengolahan, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014
sektor ini mampu menyumbang lebih dari 35 persen, dan dari
industri pengolahan sebesar 15,26 persen. Selain dari sektor
pertambangan dan industri pengolahan Kepulauan Riau juga
memiliki potensi pariwisata dan perikanan. Seberapa
kontribusi kekayaan alam yang ada tersebut terhadap
pertumbuhan ekonomi di daerah dapat dilihat pada grafik
berikut ini.
Grafik 2. Pertumbuhan ekonomi Kepri
Sumber : Data diolah (BPS,2014- TW-II, 2017)
7.3 6.6
5.3
1.52
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2014 2015 2016 2017
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 43
Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau
mencapai angka 7,32 persen, namun dari tahun 2015
mengalami penurunan jauh dari apa yang ditargetkan.
Sampai pada Triwulan II Tahun 2017 pertumbuhannya turun
sampai angka 1,52 persen. Kondisi ini sangat
memprihatinkan, karena sebelumnya dari peringkat satu
sesumatera dan peringkat ke empat nasional, sekarang
berada pada urutan 2 terahir tingkat nasional. Yang
merupakan pertumbuhan terburuk selama 15 tahun sejak
Provinsi Kepulauan Riau ini berdiri.
2.2.2. Ketenagakerjaan
Tenagakerjan, dalam pengertiannnya adalah penduduk
dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain
mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari
pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan merka yang
mengurus rumah tangga (MT Ringa & Yoga Firdaus,
2007:2).
Sedangkan menurut pendapat Sumitro Djojohadikusumo
(1987) mengenai arti tenaga kerja adalah semua orang yang
bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang
menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan
mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada
kesempatan kerja. Pengertian tersebut cukup sederhana
terutama berkaitan dengan …”tidak ada kesempatan kerja”.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 44
Sementara yang dimaksud dengan angkatan kerja adalh
mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja
maupun yang sementara waktu tidak sedang bekerja karena
suatu sebab, seperti petani yang sedang menunggu masa
panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan
sebagainya. Sedangkan mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharapkan
dapat pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal disebut
pengangguran.
Bukan angkata kerja adalah mereka yang sedang
bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah,
lanjut usia, cacat jasmani dan sejenisnya tidak melakukan
suatu kegiatan yang dapat dimasukkan kedalam kategori
bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan.
Berbeda dengan kesempatan kerja, di Indonesia dijamin
berdasarkan UUD 1945 pada pasal 27 ayat 2 yang berbunyi,
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak”. Dari bunyi pasal dan ayat
terserbut jelas bahwa pemerintah Indonesia untuk
menciptakan lapangan kerja bagi anggota masyarakat
karena hal ini berhubugnan dengan usaha masyarakat untuk
mendapat penghasilan dan hidup yang layak.
Dari penjelasan di atas, juga ditmbahkan bahwa
hubungan jumlah penduduk, angkata kerja, dan
pengangguran disimpulkan adalah banyaknya orang yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 45
mendiami suatu wilayah negara. Dari sisi tenaga kerja,
penduduk suatu negara dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu; kelompok penduduk usia kerja dan kelompok
penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah
mereka yang berumur 10 hingga 65 tahun. Namun sekarang
usia kerja telah diubah menjadi minimal berumur 15 dan
maksimal 65 tahun.
Penduduk usia kerja di bagi ke dalam dua kelompok, yaitu;
kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan
kerja.
Untuk mengetahui keadaan ketenagakerjaan di Provinsi
Kepulauan Riau dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Grafik 3. Tingkat Pengangguran terbuka
Sumber : BPS Kepri, (2015), Data diolah.
Dari grafik di atas, diketahui bahwa tingkat pengangguran
terbuka di Provinsi Kepulauan Riau berfluktuatif, ada
dibawah rata-rata nasional, namun beberapa kali berada di
7
5.9 6.4
5.3
9
2011 2012 2013 2014 2015
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 46
atas nasional. Pengurangan pengangguran selama tahun
2011 hingga 2014 cenderung melambat, bila pada tahun 2011
mencapai 7 persen, pada tahun 2014 turun menjadi 5,3
persen. Kemudian pada tahun 2015 meningkat menjadi 9,0
persen.
Meningkatnya jumlah pengangguran menandakan
angkatan kerja yang ada tidak terserap oleh lapangan kerja
yang ada, sebaliknya keberadaan investasi semestinya
mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak sehingga
mengurangi tingkat pengangguran.
2.3.2. Keadaan Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau
Kemiskinan secara etimologis berasal dari kata “miskin”
yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan.
Departemen sosial dan biro pusat statistik, mendefinisikan
miskin, ketidakmampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS, dan
Depsos, 2002).
Dalam kontek politik, John Fredman mendefinisikan
kemiskinan sebagai suatu ketidaksamaan kesempatan dalam
mengakumulasi basis kekuatan sosial. Frank Ellis (dalam
Suharto, 2005) menyatakan bahwa kemiskinan memiliki
berbgai dimensi yang menyangkut aspek ekonomi, politik
dan sosial-psikologis. Orang disebut miskin jika dalam
kadar tertentu sumberdaya ekonomi yang mereka miliki di
bawah target atau patokan yang telah ditentukan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 47
Yang dimaksud dengan kemiskinan sosial adalah
bagaimana mendapatkan kesempatan-kesempatan agar
produktivitasnya meningkat. Dapat juga dikatakan bahwa
kemiskinan sosial adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
adanya faktor-faktor penghambat seseorang untuk
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia.
Untuk mengetahui keadaan kemiskinan lokal (Provinsi
Kepulauan Riau), berikut ini disampaikan dalam bentuk
grafik ini.
Grafik. 4 Keadaan Kemiskinan di Kepri (2011-2014)
Sumber : BPS, 2015, data diolah
Dari grafik diatas, dapat kita ketahui bahwa dari tahun
2011 tingkat kemiskinan masyarakat dari 7,4 persen pada
tahun 2013 turun menjadi 6,46 persen. Artinya
kemungkinan tinggak pengangguran berkurang. Kemudian
7.4
6.83
6.46
6.7
2011 2012 2013 2014
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 48
pada tahun 2014 kembali naik pada angka 6,7 persen. Hal
ini tentunya berdampak pada kinerja pemerintah daerah
dalam menjaga keseimbangan investasi. Namun kemiskinan
tersebut apakah terdapat diperkotaan atau di pedesaan, maka
untuk mengetahuinya berikut ini ditampilkan kondisi
kemiskinan antara masyarakat perkotaana dan masyarakat
pedesaan di wilayah Kepulauan Riau seperti pada gambar
berikut ini.
Grafik.5 Keadaan Kemiskinan Pedesaan dan Perkotaan
Sumber : BPS, 2015, data di olah
Berdasarkan data BPS Kepri, (2015). Kemiskinan dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 tertumpu di daerah
pedesaan, yaitu mencapai angka 9,9 persen atau meningkat
3,1 persen jika dibandingkan pada tahun 2012 yang lalu
7.3 6.8
6.2 6.1
7.7 7.1
7.5
9.9
2011 2012 2013 2014
Perkotaan Pedesaan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 49
hanya 6,8 persen. Sementara kemiskinan diperkotaan pada
tahun 2014 mencapai 6,1 persen, selama tahun 2011 sampai
dengan tahun 2014 mengalami penurunan terus menerus
walau agak melambat.
2.3. IPM, Pendidikan dan Kesehatan
2.1.3. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan
dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar
hidup untuk semua negara seluruh dunia.
Paradigma pembangunan adalah suatu proses
menyeluruh yang menyentuh seluruh aspek, baik ekonomi,
sosial, budaya, hukum, dan lainnya. Pembangunan
merupakan cara pandang terhadap suatu persoalan
pembangunan, dalam arti pembangunan baik sebagai proses
maupun sebagai metode untuk mencapai peningkatan
kualitas hidup manusia dan kesejahteraan rakyat.
Paradigma pembangunan Indonesia mengalami
perkembangan dari beberapa tahap berikut, yaitu; dari
paradigma pertumbuhan (growth paradigm), kemudian
pergeseran dari pardigma pertumbuhan menjadi
kesejahteraan (welfare paradigm) dan ketiga, paradigm
pembangunan yang berpusat pada manusia (people
centered development paradigm). Menurut Owens (1987)
yang dikutip oleh Martinus Nanang: hal terpenting adalah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 50
pembangunan manusia, bukan pembangunan benda (the
development of people rather than the development of
things), karena nilai baik rill pembangunan manusia
memberikan sumbangan lebih daripada pembangunan
dibandingkan pada pembangunan benda (fisik).
Ini perbedaan pemahaman bangsa Indoensia dari
Singapura yang tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA)
namun negaranya jauh lebih maju dibandingkan dengan
Indonesia dan negara-negara serumpun di ASEA. Indoensia
memanfaatkan SDA untuk pembangunan fisik dengan
mengandalkan SDM (Sumber Daya Manusia) dari inverstor
asing menyebabkan fisik SDA semakin dekat titik dasar
produksinya. Hal demikian tentunya membahayakan bagi
generasi berikutnya.
Untuk mengetahui keadaan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di Kepulauan Riau dapat dilihat dari grafik berikut ini.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 51
Grafik. 6 Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap IPM
Sumber. BPS Kepri, 2015
Grafik di atas, menjelaskan rata-rata pengaruh
pertumbuhan ekonomi terhadap IPM, selama tahun 2008 –
2013. yaitu.
Pertama; Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung pinang
merupakan daerah dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi
dan peningakatan IPM di atas rata-rata provinsi. Kondisi ini
mensyiratkan bahwa pertumbuhan ekonomi sejalan dengan
peningakatan IPM (pro-growth, pro human development).
Dengan kinerja yang baik ini tantangan yang dihadapi oleh
pemerintah daerah adalah menjaga momentum pertumbuhan
dengan tetap meningkatkan produktivitas dan nilai tambah,
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 52
sekaligus mempertahkan efektivias dan efisiensi pelayanan
publik dibidang pendidikan dan bidang kesehatan.
Kedua, Kabupaten Anambas dan Natuna yang terletak di
kuadran II termasuk kategori daerah dengan pertumbuhan
ekonomi di bawah rata-rata, akan tetapi peningkatan IPM di
atas rata-rata (Low Growth. pro-humant development). Hal
ini mengindikasikan bahwa berbagai kebijakan dan program
pembangunan untuk peningkatan pelayanan publik dapat
meningkatkan IPM. Tantangan yang harus dihadapi adalah
mendorong percepatan pembangunan ekonomi melalui
peningkatan produktivitas dan nilai tambah dan sektor
kegiatan ekonomi yang menggunakan sumberdaya lokal,
seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan.
Ke-tiga, kabupaten Lingga, Karimun dan Kota Batam.
terletak di kuadran IV dengan rata-rata pertumbuhan tingi di
atas rata-rata, tapi peningkatan IPM di bawah rata-rata (high
growth, less pro-human development. Tantangan bagi
pemerintah daerah menjaga keseimbangan antara
pembangunan ekonomi dan peningkatan mutu pelayanan
publik terutama dibidang pendidikan dan kesehatan.
Bila dipahami dari struktur angkatan kerja berdasarkan
pendidikan tertinggi yang ditamankan, angkatan kerja di
Kepulauan Riau dengan ijazah minimal SMA meningkat
dari 52,27 persen pada tahun 2012 menjadi 57,02 persen
pada tahun 2015. Untuk melihat secara keseluruhan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 53
angkatan kerja berdasarkan pendidikan tertinggi yang
dinamatkan sepergi grafik berikut ini.
Tabel 1.
Angkatan Kerja Prov. Kepri. Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan yang
ditamatkan
2012 2015 Perubahan
1 ≤ SD 268.214 247.537 -20.677
2 SMP 157.124 137.309 -19.815
3 SMA (Umum dan
Kejuruan)
351.543 416.653 65.110
4 Diploma
I/II/III/Akademi
56.545 28.189 -28.356
5 Universitas 57.791 65.755 7.964
Total 891.217 895.443 4.226
Sumber. BPS Kepri, (2015).
Dari grafik di atas dijelaskan bahwa angkatan kerja di
Provinsi Kepulauan Riau hingga tahun 2012 didominasi oleh
tenagakerja dengan pendidikan SMA (Umum dan Kejuruan)
berjumlah 351.543 orang, meningkat menjadi 416.653 orang pada
tahun 2015 atau mengalami kenaikan sebesar 65.110 orang.
kemudian <SD dengan jumlah 268.214 orang pada tahun 2012
menjadi 247.537 orang pada tahun 2015, atau terjadi penurunan
sebesar (20.677) orang. Disusul peringkat ke tiga adalah SMP
berjumlah 157.124 orang. Yang berpendidikan Sarjana dari
57.791 orang pada tahun 2012 meningkat menjadi 65.755 orang
atau meningkat sebesar 7.964 orang.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 54
Berdasarkan struktur angkatan kerja seperti data tersebut di
atas, bahwa angkatan kerja di Kepulauan Riau masih didominasi
oleh mereka yang menamatkan pendidikan SMA Sederajat.
2.2.3. Perkembangan Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana program penyiapkan
sumberdaya manusia dalam pembangunan. Penyelenggaaraan
pendididikan sampai ke daerah perpencil akan mampu
menjembatansi kesenjangan pengetahuan, sosial budaya,
serta memberikan kesempatan terhadap semua masyarakat
untuk berpeluang memperoleh pekerjaan pada sektor yang
sama dari lapangan pekerjaan yang ada.
Secara keseluruhan tingkat pendidikan di Kepulauan Riau
semakin meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya kualitas
penduduk Provinsi Kepulauan Riau didorong oleh semakin
bertambahnya akses penduduk terhadap pendidikan, yang
dapat diukur dengan angka partisipasi sekolah (APS). Angka
Partisipasi Sekolah (APS) usia 7 -12 tahun dan 13 – 15 tahun
(pendidikan dasar) tahun 2013 antar kota dan kabupaten di
Provinsi Kepulauan Riau belum merata. Rata-rata Angka
Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2013 sebesar 98,61 persen
untuk usia 7-12 tahun, dan 96,25 persen untuk usia 13-15
tahun.
Tahun 2013 tersebut, kabupaten dengan PAS terendah di
Provinsi Kepulauan Riau adalah Kabupaten Linggga,
Kabupaten Karimun dan Kota Tanjungpinang. Sementara
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 55
jumlah guru untuk tingkat SD sampai tingkat SMA pada
tahun 2014 mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar
13,5 persen. Sedangkan jumlah murid mengalami
perlambatan sebesar 11 persen. Rasio murid – guru untuk
tingkat SD dan SMA mengalami penurunan sebesar 16
persen, berarti masih memprihatinkan.
Dari segi kualitas dengan bertambahnya jumlah guru,
Angka Partisipasi Sekolah (APS), menurunnya jumlah siswa
semestinya meningkatkan kualitas lulusan dan berdampak
pada besarnya peluang dan kesempatan mendapatkan
pekerjaan, bukan sebaliknya. Untuk mengetahui APS, RLS,
dan AMH dapat diketahui melalui grafik berikut ini.
Grafik. 7 Keadaan Pendidikan di Provnsi Kepri (2009-2013)
Sumber : Data BPS Kepri, 2013.
Perhatian terhadap kuantitas fasilitas pembelajaran,
pertambahan guru, APS masyarakat semestinya menjadi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 56
dasar pertimbangan bagi pemerrintah untuk mengukur
tingkat keberhasilan kualitas pendidikan itu sendiri.
RLS di Provinsi Kepulauan Riau yaitu, 8,96 – 9,91
tahun, lebih tinggi dari RLS nasional yang rata-rata 8 tahun.
AMH Provinsi Kepulauan Riau tahun 2009 – 2013 berkisar
pada angka 96 persen, dan tidak banyak peningkatan dan
lebih tinggi dari AMH nasional yaitu meningkat dari 91
persen pada tahun 2009 menjadi 94 persen pada tahun 2013.
Pemerintah harus mencoba melakukan analisa seyogyanya
dengan kondisi daerah yang tidak sesibuk seperti perkotaan
besar, RLS, AMH daerah akan lebih baik dibandingkan
dengan perkotaan.
Dari fasilitas pendidikan untuk menanggulangi RLS
pemerintah daerah seharusnya dapat menyediakan lebih
prioritas dari program-program yang lainnya. AMH daerah
semestinya dengan mudah dapat dicapai dan mampu
melebihi nasional, karena perhatian dan pemikiran
masyarakat daerah tidak seberat apa yang menjadi beban
fikiran masyarakat di perkotaan, ditambah bersarnya
pengaruh lingkungan terhadap upaya meningkatkan AMH.
Namun kenyataan AMH di daerah sulit untuk dicapai. Jalur
formal dan informal adalah salah satu upaya meningkatan
AMH dengan bantuan tenaga lepas dan professional.
Tinggal seberapa besar perhatian pemerintah menjadikan
program pendidikan secara komprehensif baik fasilitas,
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 57
tenaga pendidik, dan partisipasi masayarakat untuk peduli
dengan pendidikan formal dan informal agar memiliki
kesempatan dan peluang yang sama dengan masyarakat
perkotaan.
2.3.3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan penting pada
pembangunan manusia, penyediaan fasilitas kesehatan sama
halnya menyediakan fasilitas jalan umum, peruhaman,
gedung sekolah dan rumah sakit itu sendiri. Tingkat
kesehatan masyarakat Kepulauan Riau belum menunjukkan
hasil yang baik apabila dilihat dari indikator kesehatan,
seperti angka kematian ibu, angka kematian bayi dan balita,
serta gisi buruk yang berada di atas normal, data diperoleh
dari BPS Kepri (2015) menyebutkan angka kematian bayi di
Kepulauan Riau tahun 20 sebanyak 35 kematian per 1000
kelahiran baru, sedangkan angka nasional menunjukkan 34
kematian per 1000 kelahiran baru. Kematian disebabkan
karena sesuatu penyakit seperti DBD, Busung Lapar, Gizi
buruk merupakan pertanda lemahnya pengawasan oleh
pemerintah terhadap lingkungan masyarakatnya. Ukuran
kepemilikan Kartu BPJS, Kartu Indonesia Sehat, adalah alat
ukur antara jumlah kartu yang disebarkan (dibagikan kepada
masyakat dengan yang digunakan oleh masyarakat) semakin
sering digunakan menandakn kondisi masayarakat dalam
kedaan tidak sehat. Bila intensitas kunjungan kerumah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 58
sakit berkurang berarti tingkat kesehatan semakin tinggi, dan
terjaga dengan baik dan program tersebut di anggap berhasil.
3. Soal Latihan
1) Jelaskan lima aspek gambaran umum dari Provinsi
Kepulauan Riau!
2) Tuliskan sasaran RPJM Daerah Provinsi Kepulauan
Riau!
3) Apa yang harus dilakukan oleh geneasi muda untuk
meningkatkan kontribusi di sektor ekonomi, jelaskan!
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 59
BAB III
RUANG LINGKUP
PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
1. Pendahuluan
4) Deskripsi Singkat :
Pada Bab ini dibahas deskripsi umum tentang ruang
lingkup pembelajaran Kewirausahaan.
5) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengertian
kewirausahaan, hierarki kebutuhan, fungsi dan
sasaran wirausaha. Dengan mempelajari bab ini
mahasiswa dapat memahami, menganalisis tentang
pengertian kewirausahaan, hierarki kebutuhan, fungsi
dan sasaran wirausaha, sehingga termotivasi untuk
menjadi wirausaha muda dalam rangka memenuhi
kebutuhan dirinya dan masyarakat.
6) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian
kewirausahaan, hierarki kebutuhan, fungsi dan
sasaran wirausaha.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 60
2. Penyajian Materi
2.1. Perngertian Wirausaha
Apa artinya Kewirausahaan/Wirausaha; Berbagai definisi
tentang wirausaha yang dikemukakan oleh para ahli akan
dapat memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa apa
sebenarnya Wirausaha tersebut. Sehingga mereka dapat
memahami, menganalisis, hingga mampu menguraikan
seberapa besar pengaruh wirausaha terhadap masyarakat,
suatu daerah dan negara, serta pengaruhnya terhadap
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Kewirausahaan adalah Suatu nilai yang diwujudkan
dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.
(Ahmad Sanusi,1994). Setiap orang memiliki seperangkat
nilai (kemampuan) yang dapat diukur dari kemampuan
masing-masing orang, masing-masing daerah, masing-masing
negara mampu berkarya menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam
kesehariannya.
Kewirausahaan disebutkan juga sebagai suatu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (“ability to create the new and different)
(Drucker,1959). Pendapat, Kahlil Gibran Mengartikan,
“Pekerjaan adalah perwujudan cinta, Pekerjaan adalah cara
mengubah hasrat dan prinsip menjadi kreasi nyata, cara untuk
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 61
mewariskan dunia Yang lebih baik dari pada yang ditemukan
sebelumnya.” Pendapat Kahlil Gibran, setiap orang
dilahirkan dikarunia akal dan fikiran oleh sang Khaliq (Tuhan
Yang Maha Kuasa), kemudian seberapa besar kemapuan
seseorang untuk memfungsikan akal dan fikiran yang
dikaruniani tersebut mengolah SDA (Sumber Daya Alam)
menjadikan barang atau jasa sebagai bentuk manifestasi
mimpi (keinginan) untuk dapat diwujudkan menjadi
kenyataan. Setiap manusia ingin memiliki apa yang menjadi
harapannya, kaya, sejahtera, senang, terhormat adalah
impian setiap orang. Namun untuk memperoleh harapan
menjadi kaya, sejahtera, senang, dan terhormat tersebut
adalah cara manusia itu sendiri.
Peter F Drucker (1994), berpendapat, “Kewirausahaan
adalah suatu Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru, berbeda (ability to create the new and different thing).”
Sementara pendapat M. Musrofi; Mengartikan berwirausaha
tidak lain hanyalah salah satu cara untuk memanfaatkan
kemampuan unik seseorang yang dilakukan dengan
membangun, memiliki, dan menjalankan usaha (bisnis) agar
dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Menjadi
wirausaha harus memiliki sesuatu yang unik dari yang
lainnya, inilah yang dimaksudkan oleh Drucker (1994),
menciptakan sesuatu yang baru, dimana kerja kreatif
dilengkapi dengan inovasi merupakan sesuatu yang harus
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 62
ada dan orang lain belum memulainya. Memiliki usaha yang
mudah menghasilkan produk sangatlah banyak yang mampu,
namun memiliki usaha yang produknya adalah sesuatu yang
baru (unik) sulit dihasilkan karena membutuhkan inovasi.
Berapa besar potensi kemaritiman kita, namun belum
mampu memberikan nilai seperti dibangunnya industry
pengalengan ikan, untuk menggantikan produk impor
misalnya, dan masih banyak yang lainnya menunggu ide-ide
dan tangan-tangan kreatif.
Menurut Winarto (2004 : 2-3) menyebutkan bahwa:
“Entrepreneurship (Kewirausahaan) adalah suatu proses
melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan
menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai
tambah pada masyarakat”. Jumlah SDA yang kaya,
banyaknya SDM yang dimiliki bukanlah menjadi ukuran
negara menjadi sejahtera. Akan tetapi seberapa besar
kemampuan SDM dimiliki untuk mendesign SDA untuk
dijadikan barang memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri
dan mencukupkan kebutuhan orang lain atau negara lain.
Peralihan proses kerja dari tenaga kerja manusia kepada
alat (media) tekhnologi satu pihak mengurangi penggunaan
tenaga manusia, berdampak pada pengangguran, namun
dipihak lain, dengan tekhnologi pelaku usaha mampu
memproduksi hasil yang maksimal dan lebih berkualitas.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 63
Maka peran masyakat harus membaca kemajuan tekhnologi
sehingga tidak merasa ada kesulitan pada zamannya.
Sedangkan pendapat Suharto Wirakusuma, (1997:1),
Menyebutkan, secara Etimologi, kewirausahaan merupakan
nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (star up
phase) atau Suatu proeses dalam mengerjakan suatu yang
baru (creatieve) dan sesuatu yang berbeda (innovateve).
Menurut Suryana (2003 :1) menyebutkan; “Kewirausahaan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses,”
Oleh Sri Edi Swasono (1978 : 38) dalam buku karangan
Suryana (2003 : 11) mengatakan : “Dalam kontek bisnis,
wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha
adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis,
inovator, penanggung jawab dalam resiko yang mempunyai
visi kedepan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di
bidangnya.
Dari hasil studi model kolaboratif mahasiswa
matakuliah kewirausahaan yang diminta untuk melakukan
survey dan wawancara kepada pelaku Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) serta Industri sedang dengan berbagai
jenis produk barang dan jasa di Kepualauan Riau, diperoleh
hasil (jawaban), secara awam audiennya mengatakan bahwa
wirausaha (bekerja) adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup (mencari nafkah) antara lain, untuk memenuhi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 64
kebutuhan makan, biaya pendidikan anak, membayar ongkos
(transportasi), membayar sewa, membayar air, Listrik,
membeli pakaian, dan kebutuhan lainnya.
2.2. Hierarki Kebutuhan.
Dengan semakin majunya pengetahuan masyarakat,
semakin tinggi dan berjenjang pula jenis dan tingkat
kebutuhannya. Salah satu tujuan berwirausaha adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidup para pelaku usaha, meningkatkan
dinamisasi ekonomi kerakyatan dan masyarakat secara
keseluruhan, meningkatkan devisa negara.
Abraham Maslow (1908 - 1970) telah membentuk
sebuah teori hierarki dari lima tingkat kebutuhan dasar
hingga tingkat bagaimana seseorang sukses dalam karirnya
menjadi seorang yang aktual pada zamannya. Teori Hierarki
kebutuhan ini menggambarkan kepada kita bahwa
masyarakat terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan
ukuran kemampuan dirinya dan keunggulan orang lain untuk
meraih kesuksesan. Lima Hierarki dimaksud tidak diperoleh
sekaligus tentunya, untuk mencapai tingkat aktulisasi kalau
diperhatikan sedikit orang yang mampu, maka
mengindikasikan betapa beratnya langkah dan perjuangan
untuk menjadi orang yang terkenal. Berbeda mungkin dengan
seorang inovator hal berat apapaun menjadi mudah baginya.
Kita ketahui lebih dari 10 tahun silam, google sebagai mesin
pencari merupakan ide penelitian Sergey Brin dan Larry
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 65
Page untuk mendapatkan gelar PhD. Namun kemudian
Google menjelma jadi mesin pencari uang dan membuat dua
sahabat itu mendapat gelar sebagai orang terkaya di dunia
yang berusia muda. Ahirnya berbagai predikat tersemat
kepada Sergey Brin (36), dan Larry Page (37) tahun yang
telah masuk dalam jajaran orang terkaya didunia versi
majalah Forbes selama beberapa tahun berturut-turut.
Lima Hierarki menurut A.H Maslow ditampilkan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1. Hierarki Kebutuhan
A.H. Maslow, menjelaskan teori kebutuhan memiliki hierarki
seperti gambar di atas dan diuraikan sebagai berikut
1) Kebutuhan Fisiologis; Ini adalah kebutuhan biologis.
terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air.
Terpenuhinya kebutuhan fisiologi ini membuat manusia
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 66
memiliki tenaga, dalam melaksanakan aktivitas dengan
normal, dapat berfikir produktif, dapat menghasilkan
gerak otot dan gerak fikir dengan sempurna. Kebutuhan
sandang, pangan dan papan saat ini lebih luas
pemahamannya karena banyak pilihan yang tersedia
untuk siapapun yang membutuhkan. Pakaian dengan
segala harga, model, bahan, kualitas. Kebutuhan
makanan yang serba lengkap, menu makanan, bahan
makanan, tempat dimana lokasi untuk makan, demikian
juga rumah, tidak sekedar memiliki rumah, tapi
lokasinya juga sengat menentukan status sosial
seseorang, model rumah dan jenis bangunan juga sangat
berpengaruh.
2) Kebutuhan Keamanan; Ketika semua kebutuhan fisiologis
telah terpenuhi dengan sempurna, tingkat kepuasan pun
akan dirasakan oleh pengguna, kebutuhan keamanan
bukan saja dari ancaman fisik, tapi butuh perlindungan
dari dampak mengkonsumsi makanan itu sendiri. Kelas
sosial juga ditentukan dari atribut yang digunakan,
tempat tinggal yang dibangun juga memiliki tingkat
keamanan dari bahaya banjir, longsor, penggusuran, dan
keamanan psikologis dari penggunaan teknologi modern
dengan saling menjaga hak dan kewajiban sesama
pengguna. Dari semua kebutuhan keamanan yang paling
utama adalah terpenuhinya kebutuhan dasar sandang,
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 67
pangan dan papan. Masih banyak masyarakat yang
belum memiliki kebutuhan ini sebagaimana layaknya,
seperti masyarakat yang masih tinggal di tempat-tempat
kumuh, pulau-pulau terpencil, tempat tinggal seadanya,
kesehatan tidak terjamin, makanan tidak bergizi,
pendidikan rendah, terbatasnya RKB, tidak menikmati
inforamsi yang layak, hidup dalam kegelapan tanpa
listrik.
3) Kebutuhan Cinta; sayang dan kepemilikan ketika
kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis
puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan
kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa
orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan
keterasingan. Ini melibatkan kedua insan dan menerima
cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4) Kebutuhan Esteem; Ketika tiga kelas pertama kebutuhan
dipenuhi, kebutuhan untuk harga diri bisa menjadi
dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri untuk
seseorang mendapat penghargaan dari orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, dan rasa
hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi,
orang merasa percaya diri dan berharga dimata orang lain.
Ketika kebutuhan tidak terpenuhi maka perasaan rendah,
lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 68
5) Kebutuhan aktualisasi diri; Ketika empat kebutuhan
lainnya telah terpenuhi, kebutuhan aktulisasi akan
menyusul dengan ruang dan kesempatan yang lebih
dibandingkan orang lain. Abraham Maslow,
menggambarkan aktualisasi diri seperti seorang peserta
lomba memenangkan lombanya berhak untuk diumumkan
ke khalayak dan tampil di panggung, menerima
penghargaan, kemudian seorang musisi yang harus
bermain rmusik, seniman harus melukis, dan penyair
harus membaca tulisannya.
2.3. Fungsi Dan Sasaran Umum Wirausaha
Kondisi ekonomi global dapat mempengaruhi banyak
negara karena sudah terintegrasi antara satu negara dengan
yang lainnya. Mempelajari wirausaha memiliki hubungan
erat dengan ekonomi secara makro yang meliputi produksi,
konsumsi dan distribusi, mengantisipasi jumlah tenagakerja
asing yang bekerja di wilayah domestik Indonesia khususnya
Kepulauan Riau. Keberadaan tenaga kerja asing bagi
pemerintah sangat diuntungkan karena keberaan tenaga
asing ini mendatangkan devisa negara yang cukup besar
jumlahnya.
Berdasarkan data kajian ekonomi regional dari Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau diperoleh informasi
bahwa pada tahun 2013 jumlah penerimaan dari Retribusi
Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) di Provinsi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 69
Kepulauan Riau saja mencapai Rp. 24 miliar, dengan
jumlah tenagakerja asing sekitar 5.500 orang (TKA)
ekspatriat di Batam, dengan ketentuan setiap Tenaga Kerja
Asing (TKA) dipungut retribusi sebesar USD 100 per
bulan.
Pemungutan retribusi Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing (IMTA) di atur berdasarkan Peraturan Menteri No. 97
tahun 2012 tentang retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan
Retribusi Perpanjangan IMTA. Berdasarkan peraturan
tersebut pemerintah berhak untuk menarik retribusi IMTA
kepada perusahaan yang memperkajakan TKA pada
perusahaan di wilayah kerja pemeritah masing-masing
daerah.
Retribusi TKA, berdasarkan Peraturan Daerah Batam
Nomor 4 Tahun 2013 tentang retribusi perpanjangan IMTA,
sekitar 75 persen dari dana tersebut akan dialokasikan
untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas keahlian
dan keterampilan SDM pekerja yang ada di Batam.
Dampak dari lemahnya kualitas dan keterampilan tenaga
kerja domestik, memakasa perusahaan untuk mendatangkan
Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk menunjang kelancaran
pada bagian tertentu pada operasional perusahaan yang
notabennya juga adalah investasi asing. Keberadaan TKA
ini oleh pemerintah dipandang sebagai pemasukan keuangan
tersendiri untuk daerah. Sebaiknya pemerintah dengan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 70
adanya penerimaan dana retribusi tersebut benar-benar
dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan tanaga kerja
lokal. Sehingga kesenjangan antara Tenaga Kerja Asing
dengan Tenaga Kerja Lokal tidak terlalu kontras.
2.4. Fungsi Ekonomis wirausaha
Fungsi wirausaha bersifat multidimensi selain memiliki
sifat kreativitas dan inovasi, wirausaha berfungsi sebagai.
a) Sumber ekonomi individu;
Lingkungan aktivitas ekonomi terkecil ditengah-tengah
masyarakat adalah individu, individu yang produktif
menyumbangkan sekian besar dari pendapatannya untuk
dirinya dan orang lain. Secara ekonomis selain memenuhi
kebutuhan hidup untuk dirinya juga menyisihkan pajak,
retribusi, serta mendukung aliran dana kepada pihak
lainnya melalui lembaga keuangan (Bank). Aktivitas
perekonomian dari waktu-kewaktu semakin luas namun
suasana jumlah lapangan pekerjaan lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah pencari kerja, orang
cenderung berfikir jangka pendek. Yaitu bagaimana
setiap harinya bisa bekerja. Langkah yang baik bersumber
dari individu-individu yang melakukan aktivitas. Bekerja
pada orang lain yang didapatkan adalah uang, bekerja
dari diri sendiri juga mendapatkan Uang. Selain
mendapatkan uang juga mengajak orang lain untuk
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 71
bekerja pada diri sendiri dengan mengurangi
pengangguran secara bertahap.
b) Sumber Ekonomi Keluarga;
Lingkungan aktivitas ekonomi berikutnya adalah
keluarga. Sejumlah keluarga yang produktif bersumber
dari individu-individu yang produktif menyumbangkan
sekian besar dari pendapatannya untuk keluarga dan
lingkungannya, lepas dari permasalahan sosial keluarga.
Secara ekonomis akan memberikan kontribusi kepada
orang lain, daerah, dan negara, serta turut mendukung
aliran dana kepada pihak lain melalui lembaga keuangan
(Bank) dan lembaga-lembaga keuangan non bank lainnya.
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Memiliki
tingkat kebutuhan yang lebih besar di bandingkan dengan
individu. Kebutuhan sandang, pangan dan papan yang
harus dipenuhi setiap harinya membutuhkan curahan
fikiran dan tenaga agar terpenuhi. Hasil wawancara
mahasiswa matakuliah kewirausahaan pada pelaku usaha
belum lama ini. Menanyakan untuk apa melakukan
kerja/usaha?
Pemilik usaha menjawab dengan jujur, bahwa “Dia”
bekerja untuk memenuhi nafkah kebutuhan keluarga.
Jawaban yang kedua; “Karena terpaksa”, tidak ada
pilihan lain selain melakukan usaha/bekerja (tension
modalities). Artinya, bagi mereka yang sudah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 72
melaksanakan usahanya dengan kemampuan dirinya
sendiri saja belum sepenuhnya menyadari bahwa Ia
telah melakukan yang terbaik untuk dirinya, dan juga
untuk keluarganya.
c) Sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
Lingkungan masyarakat luas yang terdiri dari individu,
dan gabugan individu menjadi keluarga dan selanjutnya
menjadi anggota masyarakat. Suatu daerah bilamana
memiliki aktivitas ekonomi mampu menurunkan tingkat
pengangguran dan kemiskinan daerah tersebut. Bahkan
turut berkontribusi memperluas pasar, aliran dana kepada
pihak lain seperti lembaga keuangan (Bank) dan
penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
d) Sumber Penerimaan Negara (PNB);
Negara yang memiliki masyarakat produktif (ekonomi)
secara luas telah memberikan kontribusi besar terhadap
penerimaan negara dari sektor pajak, belanja per-kapita
dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Lebih luas dari itu telah memberi kontribusi secara
nasional terhadap program pemerintah pada sektor
penanganan kemiskinan, pengangguran, kesehatan dan
keterbelakangan. Pembangunan ekonomi merupakan
sebuah proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
masyarakat meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 73
pembangunan ekonomi negara yang sedang berkembang.
Tujuan dalam pembangunan ekonomi ialah sebagai
peningkatan pendapatan nasional dan produktivitas.
2.5. Sasaran wirausaha
Wirausahawan saat ini merupakan anggota dari
minoritas ditengah-tengah jutaan masyarakat lainnya.
Dalam hampir setiap bangsa, banyak dari wirausaha yang
paling dikenal adalah kaum imigran. Imigrasi biasanya
mereka pada masa mudanya memiliki tingkat kesulitan di
daerah asalnya dan berani melakukan terobosan untuk
terpisah dari keluarga induknya. Dengan berbekal berbagai
tekanan dan himpitan ekonomi, sosial namun memiliki tekad
kuat untuk menunjukkan kemampuan diperantauan. Sasaran
wirausaha berdasarkan berbagai sumber informasi dan
literatur adalah;
a) Individu/Perorangan; Individu yang cepat melakukan
perombakan pada pola berfikir dan bertindak adalah
mereka yang berasal dari Imigran. dan telah terbukti
bahwa yang pertama berhasil adalah Jack Tramiel,
ketua Atari Inc (perusahaan computer), yang datang ke
Amerika setelah lolos dari Perang Dunia kedua.
Kelahiran Polandia. Tramiel mengubah sebuah toko
reparasi mesin TIK ke dalam perusahaan computer
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 74
Commodore Internasional. James L.Gibson, Organisasi
(1996).
b) Kelompok Organisasi; Adalah mereka yang memiliki
keterkaitan dalam suatu kesatuan yang beranjak dari
individu ke kelompok. Sejarah Ray Kroc, pendiri
Mc.Donald, yang tidak lulus SMA mampu
mempertahakan kejayaan produknya sampai hari ini.
Dengan konsep bahwa kepemimpinan eksekutif sebagai
faktor utama dalam memelihara sisi persaingan bisnis
mereka, yang pada saat ini terus memperkuat jaringan
dengan konsumen, dan menghasilkan generasi baru dari
produk dan jasa penentu utama dari sukses.
Di Indonesia yang memiliki banyak ORMAS
(Organisasi Kemasayarakatan) dapat memiliki banyak
peran pada sektor ekonomi melalui wirausaha, seperti
antara lain Organisasi Muhammadiyah, NU yang
memiliki potensi baik SDM, maupun kemampuan tenaga
pada berbagai bidang pengetahuan. Orgnisasi ini telah
melahirkan aktivitas-aktivitas dalam bidang usaha
produksi dan pemasaran serta aktivitas sektor
pengembangan SDM dalam bidang pendidikan. Ormas
ini memiliki pangsa pasar yang luas dan ada di mana-
mana.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 75
c) Negara; Negara yang dapat menguasai lebih banyak
pasar, maka akan menjadi lebih berkuasa seperti
Amerika Serikat, Jepang, China dan di Asean ada
Singapura. Bagaimanapun negara berkembang mencoba
mengejar ketertinggalan yang selama ini harus berjuang
untuk memiliki kesetaraan seperti sesama negara-negara
ASEAN, satu upaya lain adalah menempatkan produk
barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
seperti Indonesia menghasilkan cengkeh, Karet, Industri
manufaktur akan dapat ikut masuk pasar yang sama di
tingkat Internasional dengan produk yang berbeda.
Negara yang produktif masyarakatnya akan memberikan
konstribusi yang besar untuk APBN dari sumber
penerimaan dan komoditi ekspor. Indonesia yang kaya
akan SDA seperti Minyak, Gas Bumi, Kayu, Karet, Hasil
Pertanian, Hasil Laut, dengan tangan-tangan kreatif
semestinya mampu menghasilkan pruduk-produk yang
berkualitas dan menjadi kebutuhan negara-negara
lainnya. Di Singapura, jumlah pengusaha sudah mencapai
7% (dari jumlah penduduk), Malaysia 5%, Thailand 3%,
sedangkan di Indonesia yang jumlah penduduknya besar
hanya 1,65%. Kondisi seperti ini sebenarnya dapat
diperbaiki bilamana pemerintah dan pihak swasta
lainnya memiliki komitmen untuk cenderung mengatasi
kemiskinan pada lapisan masyarakat bawah agar jumlah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 76
yang dominan (masyakat) paling tidak mampu mengatasi
masalah kebutuhan dasar seperti hidup layak dengan
memperoleh kebutuhan Sandang, Pangan, Papan (SPP),
yang sehari-hari mereka hidup dengan mengurasi sampah
untuk mencari nafkahnya, tinggal pada tempat kumuh dan
tidak layak huni, hanya sanggup memenuhi kebutuhan
sehari-hari seadanya. Kondisi seperti ini bagaimanapun
secara sosial berdampak terhadap kinerja pemerintah
menangani masalah sosial kemasyarakatan.
3. Soal Latihan
1) Tuliskan tiga pengertian kewirausahaan menurut
para ahlinya!
2) Gambarkan dan jelaskan teoi kebutuhan menurut
A.H. Maslow!
3) Jelaskan apa fungsi dan sasaran kewirausahaan
yang saudara ketahui!
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 77
BAB IV
KARAKTERISTIK JIWA WIRAUSAHA
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada bab ini dibahas deskripsi umum tentang
karakteristik jiwa wirausaha.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengertian
karakteristik, pola pembentukan karakter jiwa
wirausaha, hambatan pembentukan jiwa wirausaha.
Dengan dasar memahami bab ini mahasiswa
memahami pengertian karakteristik, pola
pembentukan karater jiwa wirausaha, serta hambatan-
hambatan pembentukan jiwa wirausaha itu sendiri.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian
karakteristik, pola pembentukan karakter Jiwa
wirausaha, hambatan-hambatan pembentukan jiwa
wirausaha.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 78
2. Penyajian Materi
2.1. Pengertian Karakteristik
Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin,
“charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat
kejiwaan, budi pekerti, keperibadian atau akhlak (Oxford).
Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat
manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak
sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.
Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Definisi
dari “The stamp of individually or group impressed by
nature, education or habit.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat. Karakter dapat juga diartikan sama
dengan akhlak dan budi pekerti, sehingga karakter bangsa
identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa.
Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan
berbudi pekerti. Wirausahawan (entrepreneur) memiliki
peran sangat penting dan menjadi fasilitator bagi kemajuan
ekonomi sebuah negara. Menurut Pak Ci (Ciputra, chairman
kelompok usaha Ciputra), Indonesia membutuhkan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 79
setidaknya 2% penduduknya menjadi wirausaha untuk
menopang kemajuan ekonomi. Padahal saat ini hanya
terdapat sekitar 0,8% penduduk Indonesia yang menjadi
wirausahawan. Entrepreneurship pada prinsipnya adalah
upaya menciptakan nilai tambah, dengan menangkap peluang
bisnis dan mengelola sumber daya untuk mewujudkannya
tentu harus disertai pengambilan risiko dalam porsi yang
tepat.
Jika ingin mencetak wirausahawan yang tangguh dalam
jumlah (1)% saja dari jumlah penduduk Indonesia sudah di
atas 2 juta orang maka faktor lingkungan mempunyai peran
yang signifikan dalam pembentukan jiwa kewirausahaan.
Salah satu faktor lingkungan yang berperan membentuk jiwa
kewirausahaan adalah budaya.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa keberhasilan sesorang
ditentukan oleh pendidikan formal hanya sebesar 15% dan
selebihnya 85% ditentukan sikap mental atau kepribadian.
Saat ini pengangguran tidak hanya berstatus lulusan SD
sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan
makin selektif menerima karyawan baru sementara tingkat
persaingan semakin tinggi. Tidak ada jaminan seorang
sarjana memperoleh pekerjaan. Contohnya; Sebagai
mahasiswa yang ingin membangun jiwa wirausaha, harus
mampu belajar merubah sikap mental yang kurang baik dan
perlu dimulai dengan kesadaran, kemauan untuk mempelajari
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 80
ilmu kemudian menghayati dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Jiwa wirausaha dapat berkembang seiring dengan
inginnya seseorang mencari penghasilan dari faktor keadaan
yang tidak mendukung, sehingga banyak jiwa kewirausahaan
yang muncul pada fikiran seseorang akibat desakan ekonomi
tersebut, umur bukanlah ukuran untuk menanamkan jiwa
kewirausahaan tapi kesadaran akan betapa bernilainya uang
untuk dihasilkan, karena banyak dari para wirausahawan
memiliki keinginan berwiraswasta karena timbul keinginan
terbesar yaitu ingin memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2.2. Pola Pembentukan Karakter Jiwa Wirausaha
2.2.1. Lingkugan Keluarga
Peneliti Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional
Kepulauan Riau, menganalogikan masyarakat Kepri sebagai
”pulau-pulau yang tercairkan oleh laut”. Masyarakat
Kepulauan Riau, khususnya orang asli yakni suku Melayu,
sangat terbuka terhadap pendatang. Bahkan, sejarah
kesultanan wilayah ini terbentuk oleh sebuah perbauran suku
Bugis dan Melayu. Karakter terbuka seperti ini agaknya
berpengaruh pada sifat masyarakat yang ramah, santun serta
dapat menerima masyarakat lainnya dari berbagai suku dan
latar belakang di bumi melayu ini.
Sebagai masyarakat majemuk, adanya suku-suku bangsa
mempunyai cara hidup dan kebudayaan yang berlaku dalam
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 81
masyarakat mencerminkan adanya perbedaan dan pemisahan
antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa lainnya,
tetapi secara bersama-sama hidup dalam satu negara NKRI,
yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 (Suparlan, 1989:4).
Geertz (dalam Nasikun, 1991:29) menyebutkan bahwa
terdapat lebih dari 300 suku bangsa yang ada di Indonesia di
mana setiap suku itu memiliki bahasa dan identitas kultural
berbeda yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Tiap
etnik umumnya menempati wilayah geografis tertentu yang
merupakan suku bangsa asli dan dikategorikan sebagai etnik
pribumi. Bahkan Skinner (1959:5-6), menyebutkan bahwa
adanya lebih 35 suku bangsa di Indonesia, masing-masing
dengan bahasa dan adat yang tidak sama.
Soekanto (1990:66), menyatakan perubahan dan
perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi
dinamiknya, disebabkan karena warganya mengalami
hubungan satu dengan lainnya, baik dalam bentuk
perseorangan maupun kelompok sosial. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa terjadi proses sosial yaitu cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang perorang dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.
Kemajuan teknologi komunikasi, transportasi serta
pemenuhan kebutuhan adalah bagian dari pendukung
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 82
kemudahan terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat
majemuk, antar individu, antar kelompok, antar negara dan
antar lembaga-lembaga sosial yang berbeda latar belakang
kebudayaannya, namun tidak memiliki barang dan jasa
secara absolute. Menurut Soekanto (1990:90) interakasi
sosial menghasilkan :
1) Sikap toleransi diantara kelompok-kelompok yang
berada dalam suatu masyarakat;
2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang
ekonomi;
3) Sikap saling menghargai terhadap kebudayaan yang
didukung oleh masyarakat lain dengan mengakui
kelebihan dan kekurangan masing-masing;
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam
masyarakat, yang antara lain diwujudkan dalam
pemberian kesempatan yang sama bagi golongan
minoritas dalam berbagai bidang kehidupan sosial;
5) Pengetahuan akan persamaan unsur-unsur dalam
kebudayaan masing-masing kelompok melalui berbagai
penelitian kebudayaan khusus (subcultures);
6) melalui perkawinan campuran antar berbagai
kelompok yang berbeda kebudayaan, dan;
7) Adanya ancaman musuh bersama dari luar kelompok-
kelompok masyarakat tersebut yang menyebabkan
kelompok-kelompok yang ada mencari suatu kompromi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 83
agar dapat bersama-sama menghadapi musuh dari luar
yang membahayakan masyarakat.
Pengembangan jiwa wirausaha sedikit banyaknya telah
diakomodir dari nilai-nilai luhur lingkungan dasar, hingga
menjadi masyarakat majemuk seperti sekarang ini. Sebagai
masyarakat terbuka jiwa wirausaha dikalangan masyarakat
mungkin sulit dilakukan pemetaan namun tidak demikian
dengan lembaga pendidikan yang harus mengikuti
tridharma perguruan tinggi, yaitu; Pengajaran, Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Sehingga harus menempati
diri sebagai masyakat universal.
Untuk menanamkan jiwa wirausaha pada mahasiswa
terlebih dahulu harus menggunakan bagaimana cara menggali
karakter orangnya, menemukan maunya, menjelaskan
langkah-langkahnya, menyusun rencananya, memiliki
idola/panutan dari orang-orang yang berhasil melepaskan
dirinya dan orang lain dari permasalahan yang ada. Seperti
beberapa pendapat pada ahli berikut ini, yaitu.
Thomas Lichona (Megawangi, 2003), pendidikan
karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Erik Erikson yang
terkenal dengan teori Psychososial Development juga
menyatakan hal yang sama. Dalam hal ini Erikson
menyebutkan bahwa anak adalah gambaran awal manusia
menjadi manusia, yaitu masa di mana kebajikan berkembang
secara perlahan tapi pasti (dalam Hurlock, 1981). Dengan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 84
kata lain, bila dasar-dasar kebajikan gagal ditanamkan pada
anak di usia dini, maka dia akan menjadi orang dewasa yang
tidak memiliki nilai-nilai kebajikan. Selanjutnya, White
(dalam Hurlock, 1981) menyatakan bahwa usia dua tahun
pertama dalam kehidupan adalah masa kritis bagi
pembentukan pola penyesuaian personal dan sosial.
Menurut Megawangi (2003), anak-anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada
lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak
yang dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal.
Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga
yang sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah,
media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya turut andil
dalam perkembangan karakter anak. Dengan kata lain,
mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter
baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tentu saja hal ini
tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua
pihak bahwa pendidikan karakter merupakan ”PR” yang
sangat penting untuk dilakukan segera. Terlebih melihat
kondisi karakter bangsa saat ini yang memprihatinkan.
Tingkat ketergantungan kepada pemerintah sangat dominan.
Kita melihat terjadi ketidakseimbangan antara pembangunan
fisik (infrastruktur) dengan non fisik (manusia) terdapat
ketimpangan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 85
2.2.2. Pendidikan
Karakteristik wirausaha merupakan bagian dari
pendidikan kecakapan hidup (life skills). Life skills dalam
pendidikan kewirausahaan adalah interaksi berbagai
pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki
oleh siswa sehingga mereka dapat hidup mandiri sebagai
wirausahaan. Maka empat prinsip penting dalam menjalankan
pembelajaran kewirausahaan sebagai life skills tidak boleh
ditinggalkan, yaitu:
1) Learning to know (belajar untuk mengetahui
kewirausahaan),
2) learning to do (belajar untuk melakukan kegiatan
wirausaha),
3) learning to be (belajar untuk mempraktekkan kegiatan
wirausaha), and
4) learning to live together (belajar untuk bersama dengan
yang lain dalam interaksi sosial dalam berwirausaha).
Mempelajari kewirausahaan bukan sekedar bermaksud
mengetahui, namun bagaimana mengetahui fungsi, tujuan
dan sasaran output dari kegiatan, kemudian menghasilkan
suatu karya untuk dapat dipergunakan atau dipakai sendiri
dan lingkungan serta menjadikan produk unggulan hingga
memperoleh pengakuan publik untuk mendapatkan
keuntungan (laba) yang lebih besar. Tidak hanya keuntungan
material melainkan juga memberikan pengalaman dan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 86
kecakapan langsung bagaimana merancang dan mengelola
sebuah usaha secara utuh (Anonim, 2009).
2.2.3. Panutan/Idola
Lapisan ke tiga untuk pembentukan karakter seperti apa
yang diperoleh dari pelaku usaha hasil survey dan wawancara
mahasiswa matakuliah kewirausahaan dengan pelaku usaha
di lapangan bahwa mengerjakan sesuatu perlu ada panutan
(yang mengarah) memandu, yang dijadikan idola, demikian
juga karakter wirausaha tidak dapat datang begitu saja tanpa
ada sumber inspirasinya. Setiap orang dalam hidupnya
sebaiknya memiliki panutan/idola, refren, rujukan, sehingga
setiap lisan, perbuatan, dan sikap kesehariannya memiliki
dasar/rujukan dari panutan atau idola yang dikagumi.
Dalam Islam, berwirausaha merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia, karena keberadaannya
sebagai khalifah fil-ardh untuk memakmurkan bumi dan
membawanya ke arah yang lebih baik. Dalam surat Al-
Jumu’ah : 10 “Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu
beruntung”.
Rasulullah, SAW. dikenal sebagai pribadi yang terus
mendorong semangat wirausaha di kalangan para sahabat-
sahabatnya. Pada suatu ketika, Sa’ad bin Musa Al-Anshari
menuturkan sebuah kisah, bahwa pada waktu Rasulullah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 87
shallallahu ’alaihi wasallam baru kembali dari Perang
Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh. Kulitnya
gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari.
“Kenapa tanganmu?” tanya Rasulullah. “Karena aku
mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah
keluarga yang menjadi tanggunganku” Rasulullah lalu
mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata,
“Inilah tangan yang tidak pernah disentuh api neraka, Dalam
riwayat yang lain, setelah mencium tangan pekerja, beliau
bersabda, “Hadzihi yaddun yuhibuhallahu wa Rasuuluhu”
inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.” “(HR At-
Thabahari)”
Rasulullah pernah menjalani hidup dalam masa-masa
sulit, tapi beliau punya semangat untuk berkembang,
kreatifitasnya, usahanya untuk hidup mandiri yang
merupakan karakter dasar jiwa wirausahaan. Kejujuran
Beliau (Muhammad,Saw), Pribadi Beliau yang
menyenangkan, juga ketekunan beliau. Semua itu merupakan
modal yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Apa yang
dimiliki Rasulullah, dalam dunia bisnis, biasa disebut sebagai
personality.
Dua puluh lima tahun lamanya Nabi Muhammad SAW.
mendedikasikan diri pada dunia wirausaha, semenjak beliau
baru berusia 12 tahun hingga 37 tahun. Selama itu,
kecerdasan, ketekunan, keuletan dan kejujuran telah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 88
menempatkan Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam
sebagai wirausahawan yang disegani di Jazirah Arab.
Indonesia membutuhkan sekitar 2,5% wirausaha, namun
pada kenyataannya saat ini hanya ada sekitar 0,08%
wirausaha yang memberanikan diri untuk terjun dalam dunia
usaha. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah
untuk menumbuhkan para wirausahawan ini. Pertama,
memberikan modal usaha bagi para pengusaha (terutama para
pengusaha muda) dan pendampingannya. Kedua
mempermudah izin bagi yang akan mendirikan usaha. Ketiga,
dimasukannya kurikulum berbasis soft skills dan
entrepreneurship dalam pelajaran sekolah untuk segala
jenjang pendidikan.
2.2.4. Karakteristik Wirausaha Sukses
Tidak dapat di pungkiri bahwa seorang wirausahawan
memiliki sifat dan perilaku yang berbeda dengan orang
kebanyakan. Ciri-ciri ini seakan mengiringi langkah-langkah
seorang pengusaha. Untuk menjadi seorang pengusaha yang
handal tidak ada salahnya untuk dapat mempelari ciri-ciri
tersebut agar dapat di pelajari dan di laksanakan oleh para
calon pengusaha/wirausahawan. Adapun sifat wirausaha yang
sukses memiliki hal-hal sebagai berikut:
a) Desire for responsibility; Wirausaha yang unggul merasa
bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 89
dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan
sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan
sumberdaya tersebut untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang
haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang
dilakukan. Kemampuan untuk menanggung risiko usaha
seperti: risiko keuangan, risiko teknik adakalanya
muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan
risiko.
b) Tolerance for ambiguity; Ketika kegiatan usaha
dilakukan, mau tidak mau harus berhubungan dengan
orang lain, baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok
bahan, pemasok barang, penyalur, masyarakat, maupun
aturan legal formal. Wirausaha harus mampu menjaga
dan mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder.
Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hal yang
biasa. Kemampuan untuk menerima keberagaman
merupakan suatu ciri khas wirausaha guna menjaga
kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka
panjang.
c) Vision; Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita,
tujuan yang jelas kedepan yang harus dicapai secara
terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan motivasi
mengapa perusahaan harus berkembang sesuai zamannya,
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 90
dan wirausaha akan menerjemahkan ke dalam tujuan,
kebijakan, anggaran, dan prosedur kerja yang jelas.
Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang
yang berjalan tanpa arah yang jelas, sehingga
kecenderungan untuk gagal sangat tinggi.
d) Tolerance for failurer; Usaha yang berhasil
membutuhkan kerja keras, pengorbanan baik waktu biaya
dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas
dan inovasi kadangkala atau bahkan sering mengalami
kegagalan. Proses yang cukup panjang dalam mencapai
kesuksesan tersebut akan meningkatkan kepribadian
toleransi terhadap kegagalan usaha.
e) Internal locus of control; Didalam diri manusia ada
kemampuan untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi
oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang unggul adalah
yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari
dirinya sendiri. Kerasnya tekanan persaingan binis,
perubahan yang begitu cepat dalam dunia bisnis akan
meningkatkan tekanan kejiwaan baik mental, maupun
moral dalam kehidupan keseharian.
f) Continuous Improvement; Wirausaha yang berhasil
selalu bersikap positif, mengangap pengalaman sebagai
sesuatu yang berharga dan melakukan perbaikan terus-
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 91
menerus. Pengusaha selalu mencari hal-hal baru yang
akan memberikan manfaat baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Wirausaha memiliki tenaga,
keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif yang
akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa
depan.
g) Preference for moderate risk; Dalam kehidupan
berusaha, wirausaha selalu berhadapan dengan intensitas
risiko. Sifat wirausaha dalam menghadapi resiko dapat
digolongkan ke dalam 3 (tiga) macam sifat mengambil
resiko, yaitu risk seeking (orang yang suka dengan risiko
tinggi), moderat risk (orang yang memiliki sifat suka
mengambil risiko sedang), dan risk averse (orang yang
memiliki sifat suka menghidari risiko) Pada umumnya
wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk
memilih risiko yang moderat/sedang, di mana ketika
mengambil keputusan memerlukan pertimbangan yang
matang, hal ini sejalan dengan risiko wirausaha yang
apabila mengalami kegagalan di tanggung sendiri.
h) Confidence in their ability to success.; Wirausaha
umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas
kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki
kepercayaan yang tinggi untuk melakukan banyak hal
dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 92
terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya
berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan
untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan
menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis.
i) Desire for immediate feedback; Perkembangan yang
begitu cepat dalam kehidupan usaha menuntut wirausaha
untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar
mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha pada
umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan respon
atau umpan balik terhadap suatu permasalahan.
Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut
untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan.
Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui
sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi
secara terus-menerus.
Hasil wawancara mahasiswa matakuliah kewirausahaan
terhadap beberapa wirausaha di Tanjung Pinang diperoleh
hasil dari responden, mereka mengatakan bahwa, “Jiwa
wirausaha dapat terbentuk bilamana pekerjaan tersebut di
“jiwai” Pendapat dimaksud sangat sederhana, tapi
mempunyai makna artinya “focus” pada sesuatu yang
sedang di kerjakan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 93
2.2.5. Hambatan Pembentukan Jiwa Wirausaha
Kesulitan merubah fikiran pada mahasiswa adalah
bagaimana mempengaruhi peserta didik untuk
memperhatikan realitas sosial saat ini dan kemungkinan-
kemungkinan tantangan pada masa yang akan datang, hal ini
dilakukan dalam upaya mengurangi kelakuan peserta didik
dari doktrin yang mereka terima dari lingkungan keluarga.
Oleh orang tua putra/putri yang di studi lanjutkan ke
perguruan tinggi sudah dititipkan suatu harapan kelak
putra/putrinya diharapkan menjadi Pegawai Negeri Sipil
(PNS), dengan harapan hidupnya lebih sejahtera, gajinya
tetap, memiliki nilai sosial lebih baik dari yang bekerja
selain Pegawai Negeri.
Maka bab ini meluruskan cara berfikir orang tua
mahasiswa dan masyarakat lainnya terhadap profesi
wirausaha yang dianggap kurang menjamin masa depan
seseorang. Tenaga pendidik seperti guru, dosen juga harus
berperan mengirim kemampuan berfikir mahasiswa untuk
memahami, menganalisis persoalan-persoalan sosial seperti
tingkat pengangguran cukup tinggi, sulitnya mendapatkan
pekerjaan, minat belanja semakin menurun sementara
kebutuhan terus meningkat, disparitas harga dengan
penghasil keluarga berbeda jauh, maka setidaknya
beberapa cara berikut ini mungkin dapat dilakukan, yaitu :
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 94
1) Menggiring minat seseorang yang masih pelajar atau
mahasiswa sebaiknya ditanamkan sejak dini, atau peran
dari orangtua sebagai pendidik utama.
2) Guru atau dosen di perguruan tinggi. Guru atau dosen
berpengaruh pada pembentukan pribadi peserta
didik. Mereka bisa berperan dalam membuat peserta didik
menjadi seorang enterpreneur.
3) Peran masyarakat, jika setiap lembaga keluarga sudah
membentuk jiwa wirausaha bagi anggota keluarganya itu
sendiri, maka akan muncul sebuah asumsi dalam
masyarakat bahwa menciptakan pekerjaan lebih baik dari
pada mencari pekerjaan.
4) Peran Pemerintah. Pemerintah berharap, jumlah wirausaha
dalam negara bisa mencapai 2%-3% dari saat ini O,18%
melalui pendidikan kewirausahaan di berbagai lembaga
pendidikan dalam negeri. Tahun 2010 misalnya,
ditargetkan 10.000 mahasiswa siap menjadi wirausaha
muda yang mandiri.
3. Soal Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan karakteristik
kewirausahaan!
2. Jelaskan tiga pola yang dapat turut setra membentuk
karakteristik wirausaha pada generasi muda!
3. Tuliskan sifat wirausaha yang sukses!
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 95
BAB V
WIRAUSAHA PONDASI
EKONOMI & PEMBANGUNAN
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada bab ini dibahas deskripsi umum tentang
wirausaha pondasi ekonomi & pembangunan.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang peranan umum
wirausaha, ekonomi & pembangunan, mahasiswa
pelopor wirausaha. Dengan mempelajari bab ini
mahasiswa memahami, menganalisis dengan baik
peranan umum wirausaha, ekonomi & pembangunan,
hingga mahasiswa menjadi pelopor wirausaha,
pelopor pembangunan ekonomi.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peranan
umum wirausaha, peranan mahasiswa dalam ekonomi
dan pembangunan, mahasiswa menjadi pelopor
wirausaha.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 96
2. Penyajian Materi
2.1. Peranan Umum Wirausaha
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bagaimana
wirausaha memberikan manfaat kepada individu, masyarakat
dan kelompok. Bab ini akan menguraikan seberapa besar
peranan wirausaha dalam pembangunan.
Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla, dalam program
pemerintahannya, bertekad untuk memajukan dunia
kewirausahaan dan UMKM Indonesia, sektor yang sangat
penting bagi perekonomian di Indonesia. Kewirausahaan
dan UMKM adalah “anak tiri” dari perekonomian Indonesia
(Jusuf Kalla), karena sektor kewirausahan dan UMKM
sebenarnya paling banyak menyerap tenagakerja namun
entah kenapa pemerintah selama ini kurang memperhatikan
dan membantu perkembangan para pelaku wirausaha dan
UMKM selama ini.
Berdasarkan data UMKM tahun 2012 dari Kementerian
Koperasi dan UKM Republik Indonesia, sektor UMKM
meyumbang sekitar 59,08 persen dari GDP Indonesia,
sekitar 528,7 milyar USD dan mampu menyerap 97,16
persen tenagakerja atau 107 juta tenaga kerja.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995,
mencantumkan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 97
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik, dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Dilihat dari ruang lingkupnya wirausaha memiliki dua
fungsi, yaitu fungsi makro dan fungsi mikro. Fungsi makro
kewirausahaan adalah penggerak, pengendali, dan pendorong
perkembangan ekonomi suatu bangsa. Sedangkan fungsi
mikro kewirausahaan adalah sebagai penemu dan perencana.
wirausahawan berperan sebagai penyedia lapangan pekerjaan.
Belum maksimalnya perhatian pemerintah terhadap
UMKM, memang ada beberapa kebijakan yang pro UMKM,
sperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang sudah dimulai
semasa pemerintahan SBY, namun dampaknya masih kurang
terasa karena pada faktanya hanya sekitar 25 persen (13
juta) dari pelaku UMKM yang sudah bisa mendapatkan
akses ke lembaga finansial (bank).
Ketahanan ekonomi dan pembangunan yang
berkelanjutan membutuhkan Wirausaha yang tidak sedikit
jumlahnya, minimal 2 persen dari jumlah penduduk daerah
atau negara tersebut. Provinsi Kepulauan Riau yang saat ini
sangat tergantung pada investasi asing, tentunya tidak
memiliki ketahanan yang kuat dan permanen terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 98
Dengan demikian masyarakat harus memahami mata rantai
siklus permintan (D) dan penawaran (S) pasar dari produksi
perusahaan mereka setiap harinya. Nyatanya pertumbuhan
ekonomi Provinsi Kepulauan Riau selama 4 (empat) tahun
berjalan seperti data hasil penelitian penulis tahun (2017)
tentang perkembangan pertumbuhan ekonomi Provinsi
Kepulauan Riau tiga tahun terahir (2012-2015) adalah.
Grafik 8. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepri. Sumber : Data diolah dari, BPS, Kepri (2015)
Grafik di atas, menjelaskan bahwa pertumbuhan
ekonomi Provinsi Kepulauan selama 6 tahun terahir (2012-
2015) rata-rata tumbuh dengan angka 7,16 persen. walaupun
pada tahun 2015 mengalami sedikit penurunan yaitu dari
angka 7,32 persen menjadi 6,02 persen, namun masih di atas
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
1 2 3 4
(%)" 8.21 7.11 7.32 6.32
Tahun 2012 2013 2014 2015
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 99
rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Artinya secara
makro perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau dicapai
dengan sangat baik. sektor yang dominan adalah sektor
industry. Untuk menjamin keberlangsungan ekonomi di
Provinsi Kepulauan Riau pemerintah menjadikan investor
asing yang utama, namun negara lain seperti Vietnam,
Singapura juga mempunyai strategi lain untuk menarik
investasi ke negara mereka. Maka tingkat persaingan akan
semakin terbuka. Maka upaya pemerintah dan perguruan
tinggi adalah bgaimana meningkatkan peran wirausaha.
Wirausahawan mempunyai peranan strategis terhadap
pembangunan, yaitu :
1) Menciptakan lapangan kerja
Disaat kesulitan banyak orang untuk mendapatkan
pekerjaan ada banyak cara untuk menyelematkan mereka
tersebut, yang dilakukan oleh seorang wirausahawan.
Untuk menjadi wirausaha sukses perlu dipegang prinsip-
prinsip berikut ini.
a) Semangat; dalam memulai usaha akan mengalami
banyak kendala dan berulang kali mengalami
kegagalan, sehingga saat itu dibutuhkan yang
namanya semangat untuk pantang menyerah.
b) Delegasikan hal-hal kecil. Seorang pengusaha sukses
lebih fokus mengerjakan suatu hal yang berdampak
besar. Seperti apa yang diungkapkan Marz
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 100
Zuckerberg, pendiri Facebook “Aturan paling
sederhana dalam bisnis adalah jika kamu mengerjakan
hal yang paling mudah dahulu, maka sebenarnya
kamu telah banyak membuat kemajuan.”
c) Rela kehilangan masa muda. Manfaatkan masa
muda yang masih penuh energi untuk memulai usaha
bisnis yang lebih produktif. Tidak sedikit anak
berusia 9 tahun saat ini telah produktif secara
ekonomi, bandingkan dengan individu yang saat ini
berusia 21 tahun namun belum memperoleh
penghasilan apapun dari pekerjaannya jika
dibandingkan dengan anak usaia 9 tahun. Usia tidak
ada kompromi dengan pekerjaan. Saat seseorang
sudah mengetahui unsur baik dan buruk sudah terbuka
peluang untuk merintis karirnya.
d) Berani mengambil resiko kegagalan, tidak
seorangpun berharap terjadinya kegagalan pada usaha
mereka. Untuk menjadi seorang pengusaha yang
sukses maka harus mau belajar dari kegagalan.
Individu yang tidak melakukan sesuatu karena takut
gagal sudah merupakan kegagalan yang besar pada
dirinya. Belajar dari kegagalan lebih baik daripada
belum pernah melakukan sesuatu apapun.
e) Berbisnis dengan hobi. Jika senang dengan apa
yang di kerjakan maka hasilnya akan selalu
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 101
menyenangkan. Hobi yang nikmat adalah hobi yang
dibayar
2) Mengurangi pengangguran
Pengangguran yang semakin meningkat tiap harinya
menjadi salah satu masalah sosial yang membutuhkan
penyelesaian. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada
saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka
pengangguran di negara ini. Kondisi ini akan menambah
beban pemerintah, menurunnya angka kesehatan, minat
belanja konsumen rendah, harga menjadi tidak stabil,
tingkat kriminal juga semakin meningkat.
Dengan memahami potensi daerah saja sebenarnya
masyarakat dapat berinisiatif untuk mengambil peluang.
Belakangan ini banyak pihak yang menyelenggarakan
seminar, workshop maupun pelatihan dan pengembangan
motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa.
Tujuannya untuk mendorong para mahasiswa
menciptakan pekerjaan baru.
3) Meningkatkan pendapatan masyarakat
Pada masyarakat telah menyebar luas bahwa bekerja
pada sektor swasta tidak jauh lebih mudah dan nyaman
dibandingkan menjadi seorang PNS, pernyataan ini
diikuti oleh pelajar dan mahasiswa jika ditanyakan
secara langsung apakah mereka akan memilih profesi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 102
sebagai pengusaha (wiraswasta) atau ingin menjadi PNS,
maka lebih banyak yang menjawab ingin menjadi PNS.
Sementara realita sosial yang terjadi, apabila pihak
swasta tidak mengoperasikan perusahaan dengan
berbagai dasar dan faktor, maka minat konsumtif dan
belanja masyarakat akan menurun, tersendatnya proses
pembangunan segala bidang, terjadi perlambatan pada
pertumbuhan ekonomi.
David McClelland, seorang ilmuwan dari Amerika
Serikat (AS) menyatakan bahwa suatu Negara dapat
dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki
jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari
jumlah populasi penduduknya. Pendapat ini diperkuat
oleh Peter Drucker seorang konsultan manajemen Austria.
Kewirausahaan memiliki peranan strategis dalam
menciptakan pelaku bisnis dan perusahaan yang baru.
Ungkapan tidak ada pembangunan tanpa kehadiran
wirausahaan memang betul. Kewirausahaan mampu
membuat suatu Negara maju dan makmur karena
kewirausahaan sebagai pencipta kesempatan kerja baru,
penghasilan baru, inovasi baru, serta unggul dalam
kualitas untuk mengorganisir sumberdaya yang
diperlukan dalam menciptakan nilai tambah. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 103
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan
jasa yang baru yang lebih efisien dan secara keseluruhan
disebut sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi.
Sebagian besar kewirausahan di Indonesia adalah
kelompok kewirausahaan yang didasarkan atas kebutuhan
untuk hidup (necessity entrepreneurship) bukan
kelompok kewirausahaan atas dasar merespons peluang
(opportunity entrepreneurship).
Kewirausahaan bukanlah sesuatu yang baru dalam
ekonomi. Istilah kewirausahaan telah ada setidaknya
sejak 150 tahun yang lalu, dan konsepnya telah ada sejak
200 tahun lalu (Bygrave, 2004). Namun, pertama kali
gagasan tentang kewirausahaan dan pertumbuhan
ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan positif
disampaikan oleh Schumpeter pada tahun 1911.
Peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Ada lima alasan yang melatarbelakangi gagasan
Schumpeter ini, yakni:
1) Wirausaha yang mengenalkan produk baru dan
kualitas baru dari suatu produk,
2) Wirausaha yang mengenalkan metode baru
berproduksi yang lebih komersial, baik berdasarkan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 104
pengalaman maupun hasil kajian ilmiah dari suatu
penelitian
3) Wirausaha yang membuka pasar baru, baik dalam
negeri ataupun di negara yang sebelumnya belum ada
pasar
4) Wirausaha yang menggali sumber pasokan bahan
baku baru bagi industri setengah jadi atau industri
akhir, dan
5) Wirausaha yang menjalankan organisasi baru dari
industri apapun.
Kelima hal inilah mengapa wirausaha mendorong
peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena
adanya peningkatan produktivitas.
4) Perpaduan faktor–faktor produksi (alam, tenaga
kerja, modal dan keahlian)
Kemakmuran suatu negara bukan ditentukan oleh
kekayaan sumber daya alam semata, bukan karena usia
negara tesebut berapa lamanya, namun ditentukan oleh
kemampuan SDM sebagai tenaga kerja. Singapura
contohnya tidak memiliki kekayaan sumber daya alam,
namun mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi
diantara negara asean lainnya.
Untuk menjawab itu, Presiden Republik Indonesia
baru-baru ini telah melontarkan gagasan membentuk
KIN (Komisi Inovasi Nasional) dan jauh sebelumnya, Ki
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 105
Hajar Dewantoro (pahlawan pendidikan nasional) telah
bicara tentang konsep inovasi dengan menerapkan
prinsip Niteni (mencari tahu, meneliti); Niroake
(menirukan, simulasi); dan Nambahake
(mengembangkan dan memberi nilai tambah).
5) Meningkatkan produktivitas nasional
Davidsson (2003) dan Kirzner (1973) berpendapat
bahwa wirausaha merupakan perilaku kompetitif yang
mendorong pasar, bukan hanya menciptakan pasar baru,
tetapi menciptakan inovasi baru ke dalam pasar,
sekaligus sebagai kontribusi nyata dari wirausaha
sebagai penentu pertumbuhan ekonomi. Lebih tegas
Wennekers dan Thurik (1999) dan Carree dan Thurik
(2003) menyatakan bahwa pada dasarnya, wirausaha
memberikan kontribusi pada kinerja ekonomi dengan
memperkenalkan inovasi, menciptakan perubahan,
menciptakan persaingan dan meningkatkan persaingan.
Dengan demikian, dalam jangka panjang eksistensi
wirausaha sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi
(Cipolla, 1981; Lazonick, 1991) dan produktivitas tinggi
akan meningkatkan efisiensi (Weiss, 1976). Bahkan,
pemikiran yang menghubungkan wirausaha dengan
pertumbuhan ekonomi membuat evolusi industri atau
evolusi ekonomi (Jovanovic, 1994 dan Audretsch, 1995).
Dari sudut pandang ini, wirausaha bertindak sebagai
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 106
agen perubahan, membawa ide-ide baru untuk pasar dan
merangsang pertumbuhan melalui proses persaingan
perusahaan.
Wennekers dan Thurik (1999) membangun kerangka
operasional penelitian yang menghubungkan
kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi. Wennekers
dan Thurik jelas menunjukkan bahwa berbagai aktivitas
wirausaha pada berbagai level berdampak pada
pertumbuhan ekonomi. Dengan asumsi ceteris paribus,
peningkatan jumlah wirausaha mengarah pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh
karena masih sedikitknya model pertumbuhan ekonomi
yang secara eksplisit fokus pada wirausaha, Schmitz
(1989) membuat konsep model pertumbuhan ekonomi
teoritis yang diinspirasikan oleh model pertumbuhan
endogen yang dikembangkan oleh Romer (1986). Dalam
model tersebut, Schmitz menempatkan formasi
perusahaan baru sebagai variabel endogen penentu
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan individu-
individu yang memilih menjadi karyawan atau wirausaha.
Audretsch dan Keilbach mampu memberikan bukti
empiris yang menunjukkan bahwa modal kewirausahaan
sangat signifikan dan berdampak positif pada kinerja
ekonomi regional, begitu juga dengan intensitas R & D
regional. Modal kewirausahaan semakin besar pada
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 107
regional yang kinerja ekonominya kuat. Pada regional
yang investasinya besar pada perusahaan yang sudah ada
cenderung tingkat modal kewirausahaannya rendah.
Intensitas R & D yang kuat berdampak positif pada
modal kapital yang berbasis pengetahuan, tetapi tidak
berdampak pada modal kapital di industri berbasis “low-
tech”.
Analisis Leeson dan Boettke (2009) menyimpulkan
bahwa justru ekonomi yang kurang mempertimbangkan
tingkat kewirausahaan dan di negara-negara berkembang
cenderung mengabaikan dan salah dalam memahami
hubungan aktivitas kewirausahaan dengan kinerja
ekonomi.
2.2. Wirausaha, Ekonomi dan Pembangunan
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu kelancaran
dan kualitas pembangunan menjadi lebih baik. Peran
kewirausahaan yang sangat besar tidak hanya pada
masyarakat pada umumnya. Pemerintah, lembaga non profit
dan LSM, perlu memiliki jiwa kewirausahaan atau disebut
sebagai entrapreneurship.
Sektor-sektor ekonomi yang berkontribusi terhadap
penerimaan daerah dan pembangunan yang berkelanjutan di
Indonesia meliputi :
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 108
1) Sektor Industri
a) Pengembangan Pengelolaan Pertambangan dan
penggalian
b) Pengembangan Pengelolaan industry Pengolahan
(Manufaktur)
c) Pengembagan Pengelolaan industry Minyak dan Gas
d) Pengembangan pengelolaan industry Dirgantara
e) Pengembangan pengelolaan industry Listrik dan air
bersih
f) Pengembangan pengelolaan industry sektor hasil
pertanian dan perkebun
g) Pengembangan industry sektor kelautan dan perikanan.
2) Sektor Pertanian dan Perkebunan
a) Pengembangan pengelolaan pertanian darat dan laut
b) Pengelolaan perkebunan dan kehutanan
3) Sektor Jasa
a) Pengembangan pengelolaan Jasa Bandara
b) Pengembangan pengelolaan Pelabuhan
c) Pengembangan pengelolaan Transportasi
d) Pengembangan pengelolaan Pariwisata
e) Pengembangan pengelolaan Jalan Tol
f) Pengembangan pengelolaan Jasa Perhotelan dan
Restoran
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 109
g) Pengembangan pengelolaan jasa per-Bankan dan
keuangan lainnya.
h) Pengembangan pengelolaan tempat hiburan
4) Industri Property, meliputi
a) Pengembangan pengelolaan Konstruksi dan
bangunan
b) Pengembangan pengelolaan Perhotelan dan
Apartemen
c) Pengembangan pengelolaan Gedung/Perkantoran
d) Pengembangan pengelolaan Jalan dan jembatan
Rumus : ekonomi nasional
Secara matematik persamaan umumnya adalah :
Y = F (X1, X2, X3, X4. X5, ..… Xn) dimana : Y = agregat dari variable ekonomi dan
pembangunan.
Y = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + Xn
yang mana :
X1 = sektor industry
X2 = sektor pertanian dan perkebunan
X3 = sektor jasa
X4 = sektor property.
Xn = koefisien ekonomi dan pembangunan
yang belum terakumulasi
Berdasarkan rumus di atas, jika semua sektor
didayagunakan oleh orang-orang terampil (wirausahawan)
maka akan memberikan pengaruh besar terhadap
kesejahteraan masyarakat.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 110
Selama ini Provinsi Kepulauan Riau menjadi primadona
bagi ekonomi nasional karena peran kontribusi sektor-sektor
ekonomi yang ada sangat mendukung pertumbuhan terhadap
ekonomi nasional, baik dari sektor properti, sektor industri,
perdagangan, perhubungan dan transportasi Laut, Udara
bahkan komoditas ekspor seperti komponen Listrik,
Elektonik, dan industri manufaktur serta industri galangan
kapal adalah urat nadi perekonomian Provinsi Kepulauan
Riau sebagai komoditas unggulan ekspor ke negara lainnya
seperti Singapura, China dan Amerika Serikat.
Hasil penelitian penulis, bahwa perkembangan ekspor
Provinsi Kepulauan Riau Periode 2012-2015 terus membaik,
walau secara global yang lainnya dipengaruhi. Dari tabel
berikut dapat diketahui.
Grafik 9. Perkembangan Ekspor Prov. Kepri 2012-2015 Sumber : Data diolah, BPS Kepri, (2015)
1 2 3 4
Tahun 2012 2013 2014 2015
Jumlah (U$S) 1,345,054 1,528,457 1,005,016 1,022,787
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 111
Grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa terjadi penurunan
nilai ekspor selama tahun 2014 dan 2015 jika dibandingkan
jumlah ekspor pada tahun 2013 yang berjumlah US$
1.528.456.944, penurunan nilai ekspor tahun 2014 dan 2015
disebabkan oleh dampak krisis global atas aktivitas ekonomi
dan permintaan pasar yang menurun terutama dari negara
tujuan ekspor Indonesia seperti ke AS, Jepang, dan yang
paling tinggi adalah ke Singapura. Sebaliknya pada tahun
yang sama (2013) meningkatnya jumlam impor dari
920.144.455 USS$ menjadi 1.111.281.798 US$.
Bab ini memuat informasi tentang Komposisi distribusi
sektoral Indonesia mengalami perubahan dari tahun 2000
hingga 2014. Pada tahun 2000, konstribusi sektor manufaktur
terhadap perekonomian Indonesia sebesar 27,8 persen, terus
menurun hingga tahun 2014 menjadi sebesar 23,7 persen.
Penurunan kontribusi industri terhadap PDB merupakan hasil
akhir dari berbagai penyebab menurunnya pertumbuhan
industri di Indonesia, salah satunya daya saing. Dalam
laporan UNIDO (United Nations Industrial Development
Organization), daya saing industri manufaktur Indonesia
mengalami stagnan dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun
2013, Indonesia berada pada posisi ke 42 dalam peringkat
Competitive Industri Performance (CIP), menurun
Fakta Ekonomi Indonesia mengalami gempuran yang
cukup kuat dari berbagai sektor dan dari pengaruh ekonomi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 112
global sehingga menyebabkan kontribusi sektor tersebut
tidak maksimal. seperti yang terjadi pada sektor manufaktur
Indonesia pada tahun 2000 bernilai 27,8 persen, hingga
tahun 2014 mengalami penurunan hingga 23,7 persen yang
disebabkan oleh rendahnya daya saing Indoensia dari negara
lainnya. Dibagian lain rendahnya pengetahuan masyarakat
sehingga tidak melihat potensi sektor ekonomi tersebut tidak
pernah disentuh untuk di jadikan komoditas seperti
pengolahan hasil Laut (Ikan) misalnya dijadikan ikan
kalengan, buah dan sayur-sayuran misalnya masih harus di
impor.
2.3. Mahasiswa Pelopor Wirausaha
Dari uraian sebelumnya peranan wirausaha bagi individu,
keluarga, masyarakat, ekonomi dan pembangunan daerah
telah dibahas, bagian ini ingin mengupas bisakah
mahasiswa menjadi pelopor kewirausahaan.
Beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri
menjadi besar salah satunya karena aktivitas ekonomi yang
sangat dinamis, yang dipelopori oleh mahasiswa yang
kreatif dan inovatif. Berbagai latar belakang fakultas,
program studi dan jurusan tidak menjadi penghalang bagi
mahasiswa untuk memperlihatkan karya mereka pada
lingkungan perguruan tinggi dan masyarakat bahkan dunia
Internasional. Dengan berbekal hal-hal sebagai berikut.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 113
a) Membangun ide dari kebutuhan teman sendiri
dan orang lain
Tiada teman yang sejati, kata-kata ini selalu kita
dengar dikalangan orang yang awalnya berteman baik
kemudian berpisah karena adanya ketidaksamaan/
ketidaksepahaman, hingga pertengkaran. Berbeda dengan
ungkapan tersebut bagi seorang pelaku bisnis, teman
adalah konsumen dari produk barang atau jasa yang
dihasilkannya.
Banyak orang memulai usaha kemudian gagal karena
idenya lemah dan sumbernya hanya dirinya sendiri, bukan
dari orang lain. Setiap hari anda berteman semakin
banyak teman anda, semakin banyak inspirasi yang anda
peroleh. Pada saat itu pula kecerdasarn intelektual dan
keterampilan teknis menyatu.
Kisah pertama datang dari pemuda Surabaya yang
waktu itu masih duduk di bangku kuliah. Riyadh
Ramadhan, seorang mahasiswa lulusah SMA AL Hikmah
Surabaya merupakan seorang mahasiswa yang kini
memiliki penghasilan 120 juta perbulan dari usaha kuliner
yang dijalaninya. Dia adalah pemilik kage Go Crunz,
Sebuah kafe yang berangkat dari ide sederhana yaitu
masakan gorengan yang sebenarnya sangat lazim dan
bukan makanan baru atau istimewa bagi masyarakat
Indonesia. Namun dengan ide yang kreatif, beliau mampu
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 114
menjadikan gorengan sebagai usaha sampingan yang
memiliki omzet hingga ratusan juta rupiah.
b) Pilih Momentum Yang Tepat.
Yang paling mudah memulai usaha dilakukan dengan
cara mencuri waktu, maksudnya seorang yang kreatif dan
inovatif akan mudah melakukan apa saja pada waktu
(musim) tertentu. Seperti bidang olahraga, seorang
entrepreneur akan memperoleh pasar dengan produk
tertentu pada moment tertentu seperti.
1) Olahraga Sea Games, Asean Games.
2) Hari-hari besar nasional, dan hari besar keagamaan
3) Awal memasuki tahun ajaran baru SD s/d Perguruan
Tinggi
4) Pesta pemilihan Umum
5) Pesta adat dan lain sebagainya..
Mempersiapkan produk musiman seperti atribut
olahraga seorang tokoh pemain, tokoh pemusik handle
lebih mudah dan tidak mengandung resiko yang
berlebihan. Kegiatan seperti ini apabila ditekuni secara
kontiniu akan menjadi ide besar pada suatu masa.
c) Melengkapi Produk Orang Lain
Seorang kreatif dan inovatif (entrepreneur) akan selalu
membaca kelemahan orang (pengusaha lain), selalu
menganalisa kebutuhan pelengkap suatu produk yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 115
dibutuhkan konsumen. Misalnya A, penjual otak-otak
yang rasanya enak, renyah, sayangnya penjual tidak
melengkapi dengan wadah (tempat/kemasan/packing,
kecuali hanya kantong plastik. Sementara konsumennya
B, membutuhkan itu. Maka C, sebagai teman B,
melihat dan mendengar keluhan konsumen (B),
kemudian muncul ide smart pada C, akan melengkapi
produk A dengan kemasaan di modivikasi dengan baik
dan menarik pada masanya kelak.
Jangan melupakan soal packing! Produk yang bagus
akan diminati orang disebabkan oleh kemasannya, sesuatu
yang unik dan menarik. Berpikirlah se-kreatif mungkin
untuk membuat kemasan yang simpel, unik, dan menarik.
kemasan produk ini juga bisa jadi ciri khas dari suatu
produk, produk daerah, atau produk UMKM tertentu.
d) Jadilah orang Hebat.
Tidak mudah menjadi pusat perhatian dari orang-
orang di sekitar anda dan di luar sana, karena kelebihan
yang dimiliki seperti 1:100 orang. Menjadi orang hebat
tidak mudah, karena harus memiliki karakteristik
tersendiri, keunggulan dan kemampuan analisa terhadap
dirinya dan lingkungan lebih luas dari kebanyakan orang.
Ada dua belas karakter diri yang harus dimiliki seorang
wirausaha jika ingin sukses. yaitu :
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 116
Tabel 2
Karakteristik Wirausahan
No Karakter Arti & Sifat
1 Energik Artinya bersemangat. Seorang
wirausaha adalah seorang yang
memiliki “Semangat yang kuat untuk
berbuat agar menghasilkan sesuatu
yang diinginkan. Mengurangi
ketergantungan pada pihak lain.
2 Modern Artinya terbaru, mutahir. Seorang
wirausaha adalah seorang yang
mengeluarkan ide, gagasan, produk,
informasi yang terbaru, bukan yang
telah beredar lama/viral istilahnya.
Seorang wirausaha adalah seorang
pembaharu, konsep, ide, gagasan, serta
mampu menghasilkan produk barang
dan atau jasa yang unggul dari apa
yang ada.
3 Aktual Artinya betul-betul ada/
sesungguhnya. Seorang wirausaha
mengungkapkan fakta, data dan benar
adanya. Tidak mengada-ngada atau
hanya untuk sensasi. Bentuk actual
juga memiliki sifat dan karakter teruji
ke unggulannya.
4 Natural, Artinya Bersifat Alami, alamiah.
Seorang wirausaha menghindari
copy paste. menghindari contekan,
menjaga originalitas. Banyak yang
memulai kegiatan usaha, namun tidak
sedikit pula yang mengalami
kegagalan, karena membangun usaha
disebabkan oleh keinginan untuk
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 117
menuruti apa yang orang lain lakukan,
bukan karena kemauan dan
kemampuan dari diri sendiri.
5 Smart Artinya Pintar, Cerdas. Seorang
wirausaha harus memiliki kecerdasan
spiritual dan emosional. Sebagai
sumber inspirasi untuk orang banyak.
6 Urgent Artinya “sangat penting:, seorang
wirausaha adalah seorang yang
dipentingkan oleh orang lain, baik
idenya, karyanya, serta produknya,
orang akan merasa kehilangan ketika
yang dipentingkan tidak ada
dilingkungan tersebut.
7 Humanity Artinya “manusia/perikamanusiaan”
seorang wirausaha mengeluarkan ide,
perkataan, adalah perkataan yang
bermanfaat, menghasilkan produk,
produk yang bermanfaat untuk orang
lain (konsumen), jangan menghasilkan
produk yang mencederai orang lain.
membuat Es balok yang bahan
bakunya air limbah misalnya, guna
meraih keuntungan besar.
8 Empaty Artinya “perasaan/menaruh perasaan”
seorang wirausaha yang baik
senantiasa menaruh perasaan
bersimpati terhadap orang-orang yang
membutuhkan perhatian, atau negara
yang sedang mengalami masalah
ekonomi, keikutsertaannya untuk
mengatasi masalah merupakan sikap
empaty yang luar biasa. artinya Tidak
mengutamakan kepentingan untuk
dirinya sendiri.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 118
9 Rasional Artinya. seorang wirausaha
hendaknya memiliki pemikiran, ide,
dapat diterima secara akal sehat,
produk yang dihasilkan tidak
memberatkan konsumen (segmentasi),
dapat di ukur dengan wajar.
10 Motivasi Artinya memberi semangat,
dorongan, seorang wirausaha dalam
perkataannya senantiasa memberikan
dorongan, spirit,
semangat agar yang mendengarkannya
memiliki energy baru.
11 Attention Artinya perhatian, memperhatikan.
seorang wirausaha yang baik selalu
memperhatikan, memiliki perhatian
pada orang-orang yang membutuhkan
sesuatu, hal ini boleh jadi peluang
untuk memajukan usaha.
12 Need” Artinya, keperluan, kebutuhan,
diperlukan, dibutuhkan. seorang
wirausaha sukses selalu diharapkan
oleh orang lain idenya, gagasannya,
produk yang dihasilkan, kehadirannya
selalu di tunggu.
Dua belas karakter di atas, merupakan dasar-dasar bagi
seorang wirausaha yang benar-benar memperlihatkan
kemampuannya, masyarakat merasakan keberadaan dirinya,
atau produk yang dihasilkan oleh yang bersangkutan benar-
benar berpengaruh terhadap konsumen. Karakter seperti di
atas bagaimanapun tidak dapat di buat-buat begitu saja,
merupakan hasil proses, mendatangkan karismatik, terampil,
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 119
professional serta mampu menyelesaikan masalah yang dia
alami, dan yang di alami orang lain. Sehingga keberadaanya
benar-benar sangat diperlukan.
3. Soal Latihan
1) Uraikan peranan wirausaha dalam pembangunan
suatu daerah/negara!
2) Tuliskan dan jelaskan 12 karater jiwa wirausaha yang
harus dimiliki seorang wirausahawan!
3) Jelaskan maksud dari wirausaha mampu melengkapi
produk orang lain memberi nilai tambah, jelaskan!
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 120
BAB VI
PENGEMBANGAN WIRAUSAHA
WILAYAH KEPULAUAN RIAU
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada bab ini dibahas deskripsi umum pengembangan
wirausaha wilayah Kepulauan Riau.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengembangan sektor
kemaritiman meliputi; Sektor pangan, Sektor
Transportasi Laut, Sektor Perikanan, Sektor
Pariwisata, Sektor industry manufaktur, Sektor
Kelistrikan dan Penerangan, Sektor Pelayanan Publik,
serta Sektor Keuangan Daeran dan Penerimaan
lainnya.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
pengembangan sektor pangan, Sektor Transportasi
Laut, Sektor Perikanan, Sektor Pariwisata, Sektor
industry manufaktur, Sektor Kelistrikan dan
Penerangan, Sektor Pelayanan Publik, serta Sektor
Keuangan Daeran dan Penerimaan lainnya.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 121
2. Penyajian Materi
Beberapa program pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
sekarang ini yang disebut sebagai sektor unggulan, yaitu;
2.1. Sektor Pangan
Walaupun sebahagian besar wilayah Provinsi
Kepulauan Riau 96 persennya adalah lautan, namun yang 4
persen tentunya bagian dari daratan, yang dijadikan potensi
pengembangan sektor pangan. Kabupaten Lingga hingga
ahir Desember tahun 2017 ditargetkan tersedia sawah cetak
seluas 5.000 hektar. Menurut Gubernur Kepri bapak Nurdin
Basyirun (7 Sept, 2016). Kepulauan Riau sepanjang tahun
membutuhkan lebih dari 180 ribu ton beras yang saat ini
dipasok dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan dari luar
negeri karena ketidakmampuan produksi daerah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.
Lahan bukan sawah mendominasi lahan pertanian di
Provinsi Kepulauan Riau dengan proporsi lahan bukan
sawah. Karena lahan di wilayah yang berbatasan dengan
laut tidak cocok untuk dijadikan lahan persawahan padi.
Pada umumnya lahan tersebut cocok untuk ditanami seperti
sawit, rambutan, kelapa, palawija, durian, ubi Kayu, jagung,
buah naga dan sejenisnya. Dengan kondisi demikian maka
pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan khususnya
seperti beras, cabe, harus mendatangkan kebutuhan tersebut
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 122
dari daerah lain. Adapun perkembangan produksi padi dari
Kepulauan Riau dapat diketaui dari grafik berikut ini.
Grafik.10, Perkembangan produksi padi di Kepri- 2011-2015
Sumber: BPS Kepri, 2014
Daerah yang memiliki luas lahan yang cukup untuk
persawahan dan pertanian seperti padi dengan kondisi tanah
yang kurang subur, jika ingin di jadikan lahan pertanian
tentunya pertani di daerah tersebut harus didampingi
dengan tenaga ahli bidang pertanahan diharapkan dapat
mencari solusi mengatasi keadaan kondisi lahan tanah yang
tidak cocok untuk tanaman tertenu. Seorang wirausha akan
menggunalan fikiran dan kemampuan inovasinya guna
mengatasi permasalah yang terjadi. Salah satu caranya
menginvestasikan tenaga ahli untuk mendampingi keresahan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 123
para petani. Tanpa seorang ahli apapun yang dilakukan
capaian hasil (produksi) tidak sebaik seperti yang diinginkan.
2.2. Pengembangan Sektor Transportasi Laut.
Pembangunan ekonomi sektor maritim merupakan salah
satu prioritas program kerja pembangunan pemerintah
Presiden Joko Wododo. Baik kawasan perbatasan, kawasan
wisata bahari, biotehnologi, energy kelautan, pelabuhan, jasa
transportasi, dan perdagangan akan memberikan kontribusi
yang cukup memadai untuk menopang pertumbuhan
ekonomi daerah ini. Jumlah aktivitas pelayaran di
Kepulauan Riau sebanyak 3.884 unit dengan volume 3.376
GRT. Untuk mengetahui aktiviats moda transportasi laut
di Kepulauan Riau berikut ditampilkan.
Tabel 3
Aktivitas Pelabuhan di Provinsi Kepulauan Riau
Jenis Pelayarana Unit GRT
Luar Negeri.
a. Reguler
b. Non regular
Pelayaran dalam negeri
Pelayaran rakyat
Pelayaran perintis
Kapal negara/tamu
12
109
3.422
341
-
-
20.805
126.769
3.158.539
70.575
-
-
Total 3.884 3.376.688
Sumber : BPS Kepri, 2014.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 124
Dari grafik di atas berdasarkan jumlah kunjungan kapal
dapat digunakan untuk menganalisis aktivitas
kepelabuhanan karena akan diikuti dengan jumlah kunjungan
penumpang domesik dan asing, serta jumlah alih barang dari
satu daerah ke daerah lainnya dalam satu provinsi dan antar
provinsi serta antar negara.
Kepulauan Riau selama ini sudah dikenal sebagai
kawasan indsutri pembuatan kapal dengan berbagai ukuran
dan kegunaan, namun masih sangat tergantung pada
permintaan pasar luar negeri. Kedepannya alternative lain
yang perlu di rancang oleh pemerintah tdiak hanya mencari
investor untuk pembuatan kapal berkapasitas besar akan
tetapi juga industri pembuatan kapal berkapasitas sedang
dan kecil, yang digunakan untuk pelayaran angkutan
penumpang dan barang antar daerah dalam provinsi, dan
antar pulau dalam wilayah domestik. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap pasar internasional.
2.3. Pengembangan Sektor Perikanan
Perikanan adalah komoditas terbesar di Kepulauan Riau,
selain untuk konsumsi domestik juga kebutuhan ekspor
Produksi ikan selama tahun 2013 mencapai 140.597 ton.
Selain perikanan tangkap, pengembangan budidaya
perikanan meliputi usaha pembenihan sampai pemanfaatan
teknologi budidaya ikan yang bernilai ekonomis seperti ikan
kerapu, napoleon dan ikan kakap. Namun masih ada yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 125
belum dapat dikembangkan dan lebih memiliki nilai jual
seperti Indonesia mengkonsumsi ikan sarden impor, melalui
pemanfaatan teknologi industri pengolahan ikan untuk
menjadi ikan kalengan sehingga lebih berdaya saing, dan
mampu memenuhi konsumsi domestik, menghapus impor.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan produksi sektor
perikanan di Kepulauan Riau selama tahun 2013 dapat dilihat
pada grafik berikut.
Grafik. 11 Perkembangan produksi ikan di Kepri
Sumber, BPS Kepri. 2013.
Potensi budidaya ikan air tawar dapat dikembangkan
di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimn, Kabupaten
Natuna dan Kabupaten Lingga. Hasil produksi perikanan
tangkap laut di Kepulauan Riau menyumbang 2.46 persen
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 126
terhadap hasil produksi perikanan tangkap laut nasional
sebesar 5.707.012 ton pada tahun 2013.
Khusus kebutuhan terhadap Ikan Lele di Pulau Batam
sangat tinggi, peluang untuk usaha budidaya Lele di Batam
tentunya sangat potensi. Karena kebutuhan akan ikan lele
tersebut belum mampu dipenuhi oleh pembudidaya yang
ada. Kebutuhan ikan lele di Batam mencapai 298,5 ton
per-bulan. Sementara budidaya hanya mampu mensuplay
sebesar 131 ton per-bulan. Kesulitan daerah ini untuk
memenuhi kebutuhan ikan lele akhirnya menjadi bagian
penting oleh pelaku usaha negara Malaysia sebagai
komoditas ekspor negara mereka. Di ketahui dari grafik di
atas jumlah ikan “tangkap laut” mencapai 83 persen dan
2,46 persen menjadi kontribusi nasional, Diharapkan
pemerintah berupaya untuk memperjuangakan adanya
industri pengalengan ikan di wilayah kemartiman terdepan ini,
selain mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja,
menambah penerimaan daerah. Meningkatkan peran
industri rumah tangga mengolah bahan baku ikan untuk
menjadi produk lainnya yang bahan bakunya adalah “ikan”.
2.4. Perkembangan Sektor Industri Pariwisata dan
Perhotelan
Sektor pariwisata merupakan salah satu komponen
penting dalam pembangunan ekonomi. Aktivias ekonomi
dari sektor pariwisata tentunya tidak berdiri dengan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 127
sendirinya, akan tetapi meliputi sektor transportasi, sektor
jasa kepelabuhanan, sektor jasa perhotelan, restoran, jasa
hiburan, sektor transportasi darat, dan sektor industri
manufaktur, serta kerajinan rumah tangga.
Namun disayangkan bahwa ternyata kontribusi dari
sektor pariwisata di Kepulauan Riau masih rendah
dibandingkan dengan potensi pariwisata yang dimilikinya.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata di
Kepulauan Riau meningkat setiap tahunnya, demikian juga
jumlah yang stay untuk beberapa hari (tamu). Tahun 2010-
2014 jumlah tamu asing yang tercatat pada jasa akomodasi
di Kepulauan Riau mengalami peningkatan terutama pada
tahun 2014, yaitu sebesar 18,4 persen dari tahun
sebelumnya, yaitu 2.554.630 orang menjadi 3.024.664
orang.
Untuk jumlah kunjungan tamu domestik meningkat
sebesar 0,65 persen. Yang paling menarik dari aktivitas
kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing, menurut
pengamat ekonomi, peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan yang berkunjung belum tentu berkorelasi positif
dengan jumlah devisa yang mampu diperoleh, dengan
alasan terkait dengan daya beli, atau keingingan untuk
berbelanja terhadap sesuatu yang dapat menarik minat
wisatawan itu sendiri yang belum tersedia di wilayah ini,
selain dari kuliner dan pemandangan alam.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 128
Gambar, 2. Wisata Jembatan Barelang-Batam
Sumber : Dokumen foto, (2016)
Walaupun nilai ekonomis kunjungan wisatawan masih
belum memberikan nilai tambah yang signifikan dikarenakan
minat belanja yang rendah. Namun berdasarkan jumlah
kunjungan tamu yang masuk di wilayah Kepulauan Riau
dapat dikatakan bahwa Kepulauan Riau adalah salah satu
wilayah yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan lokal
dan mancanegara.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jumlah
tamu yang menginap di Kepulauan Riau (wisatawan) dapat
dilihat pada grafik berikut ini.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 129
Grafik. 12, Perkembangan wisatawan Lokal dan Asing
Sumber : BPS Kepri, 2014
Sektor pariwisata saat ini menjadi alternative untuk
penyerapan tenaga kerja dari berbagai kalangan setelah
Industri galangan kapal, dan 60an industri elektronik tidak
beroperasi khususnya di pulau Batam. Karena dampak
tidak beroperasinya industri tersebut bukan hanya membuat
ribuan karyawan kehilangan pekerjaan dan mata
pencaharian, tetapi juga menyebabkan pemerintah
kehilangan miliyaran dolar AS. penerimaan dari sektor
tersebut.
Sektor pariwisata memberikan banyak kesempatan
kepada generasi muda termasuk mahasiswa, selain
konsumennya asing juta domestik, saat ini berkembang
yang namanya sekolah alam, pariwisata kuliner, pariwisata
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 130
religi, go-car, go-jek, go-food, design informasi yang
berkualitas dan efektif, hinga menjangkau ke berbagai
negara. Sayanya kesempatan ini lebih banyak oleh penggiat
IT luar dari Kepulauan Riau ini sendiri.
2.5. Pengembangan Sektor Industri Manufaktur
Sektor industri Kepulauan Riau berkontribusi tinggi
terhadap perkembangan PDRB. Potensi sumberdaya alam
yang besar dalam perekonomian inilah yang berimbas pada
kesejahteraan masayrakat selama ini seperti pengembangan
usaha mandiri, keberadaan industri rakyat, sektor indusri
pengolahan baik skala mikro kecil maupun besar dan sedang.
Perannya secara ekonomi tidak terlalu besar, namun mampu
menyerap tenaga kerja hingga memberikan kontribusi
terhadap pemerataan pendapatan kepada masyarakat.
Industri manufaktur baik skala Indusri Menegah Kecil
(IMK) maupun Indusrtri Besar Sedang (IBS) hampir seluruh
kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau memiliki
jenis industri yang selama ini mendukung perekonomian dan
aktivitas kehidupan masyarakat. Jumlah IBS tahun 2013 di
Kepulauan Riau mencapai 320 industri yang terbesar 275
industri terdapat di Kota Batam, 20 Industri berada di Kota
Kabupaten Bintan, dan 13 industri terdapat di Kota
Tanjungpianng.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 131
Untuk mengetahui perkembangan industri yang terdapat di
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau selama tahun
2013 adalah sebagai berikut.
Grafik. 13, Perkembangan Industri di Kepri tahun 2013
Sumber, BPS Kepri (2013)
Penyerapan tenagakerja dari 10 industri dengan output
terbesar 86.196 orang. Mulai pada tahun 2015 industri ini
mulai mengalami persoalan global yaitu menurunnya
permintaan negara ekspor terhadap perusahaan tersebut, dan
berdampak terhadap masyarakat dan pekerja di Pulau Batam.
Sejak akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017 berdasarkan
data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Batam (2017), terdapat
hampir lebih dari 60-an perusahaan menutup operasional
perusahaannya. Pengaruh lainnya adalah berdampak
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 132
terhadap bertambahnya jumlah pengangguran, turunnya
tingkat pertumbuhan ekonomi dari 6,6 persen tahun 2015
menjadi 1,52 persen, dan berdampak terhadap pasar.
2.6. Industri Kelistrikan dan Penerangan
Keberadaan kelistrikan sebagai sumber terang
benderangnya daerah, adalah salah satu pemicu terjadinya
ketimpangan pembangunan industri di Kepulauan Riau.
Grafik perkembangan industri di atas, mengambarkan
betapa bersarnya kontribusi satu daerah kabupaten/kota
yang satu terhadap kobupaten/kota yang lainnya bahkan
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Kesenjangan industri suatu wilayah berdampak terhadap
kesenjangan ekonomi antar kota dan kabupaten dalam satu
Provinsi, ditunjukkan dengan nilai indeks Williamson dari
tahun 2009 – 2013 berkisar antara 0,30 – 0,35 dan berada di
bawah rata-rata nasional. Ketimpangan pembangunan yang
terjadi di Kepulauan Riau tergolong pada kelompok
ketimpangan rendah. Kesimpulan tersebut didapat dari
instansi terkait dengan alasan karena distribusi sumber daya
alam yang tidak merata. Sementara analisa lain mengatakan
ketimpangan terjadi karena lemahnya dorongan dari
pemerintah terhadap daerah lainnya untuk mengerjar
keterlambatannya, tidak menggesa infrastruktur pendukung
masuknya investasi seperti ketersediaan Listrik, Lembaga
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 133
Keuangan, Air Bersih, Pelabuhan laut, Penyangga
telekomunikasi. Hal ini berbeda dengan apa yang ada di
Kota Batam, sehingga mampu mendorong investor untuk
melakukan investasi seperti Jasa perhotelan, Transportasi
dan Jalan umum.
Batam dalam menyongsong lajunya pertumbuhan
penduduk, meningkatnya investasi property perkembangan
industri pada tahun 2012 Industri Listrik dan Gas Negara
dengan segera melakukan upaya untuk mencukupi
kebutuhan suplay Listrik dan Gas, BP. Batam dengan
menggalang investasi untuk menamamkan modalnya pada
berbagai sektor salah satu adalah sektor industri Gas
tenaga UAP PLTGU Teluk Kasam di Telanga Punggur –
Batam. Salah satu inftrastruktur penyangga investasi di
Batam.
Gambar, 3. Bangunan Industri Gas PLTGU Teluk Kasam
Batam (foto, 2015)
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 134
Fasilitas seperti ini menjadi vital (penting) untuk daerah
yang tidak memiliki SDA seperti pulau Sumatera lainnya,
Sementara Wilayah Provinsi Kepulauan Riau sangat
tergantung pada SDA berbasis kemaritiman, sangat
membutuhkan fasilitas seperti Listrik, Air Bersih, Pelabuhan,
Gas, selain untuk kebutuhan usaha lokal (domestik) juga
untuk operasional perusahaan Domestik dan Asing berskala
besar, dan Industri Pariwisata.
Potensi yang ada tanpa kesiapan fasilitas pendukung
lainnya seperti Listrik, Gas, Air Bersih, tentunya akan
mengurangi minat bahkan mempersulit investor untuk
berinvestasi dan mengembangkan aktivitas usaha mereka di
wilayah tersebut, demikian juga untuk daerah lain di
Kepulauan Riau, sama hal lainnya terhadap daerah-daerah
lainnnya di Indonesia, tanpa memiliki fasilitas seperti
demikian maka daerahnya sulit untuk menjadi maju dan
berkembang menjadi kota modern seperti kota-kota besar
lainnya.
Stabilisasi kehidupan sosial masyarakat daerah lainnya di
wilayah provinsi Kepulauan Riau mungkin tidak berdampak
seperti yang dialami oleh masyarakat di Pulau Batam pasca
ditinggalkan oleh lebih dari 60an industri yang selama ini
menjadi sumber perekonomian keluarga. Bukan hanya
masyarakat yang merasa kesulitan dalam hal ini
pemerintah daerah dan pemerintah pusat ikut merasakan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 135
dampak sosial dan pembangunan dari masalah ekonomi
global ini.
2.7. Sektor Pelayanan Publik
Jawaban terhadap penanganan maslaah birokrasi dan
urusan yang berbelit-belit sehingga menghambat pelayanan
publik, serta berkaitan kenyaman investasi baik PMDN
mapun terhadap PMA, di selesaikan dengan berbagai
uapaya, salah satu program pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau adalah.
1) Pembenahan pelayanan dengan menyempurnakan
proses keimigrasian, pabean, perijinan, pajak dan
tenaga kerja.
2) Kepastian hukum terus ditingkatkan terutama bagi para
investor dan terus memberikan insentif kepada investor
yang mau berinvestasi di Kepulauan Riau.
3) Melaksanakan peraturan kebijakan investasi yang
menarik dalam upaya mewujudkan Kepulauan Riau
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
4) Meningkatkan infrastruktur pendukung investasi dan
mengoptimalkan pusat pelayanan satu atap bidang
pelayanan perizinan investasi disertai dengan dukungan
perda tentang investasi.
5) Dalam bidang ekonomi makro, laju pertumbuhan
ekonomi rata-rata 7,60% dengan migas dan 7,90 %
tanpa migas.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 136
6) Dapat menumbuhkan akses perekonomian daerah serta
tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru didaerah sesuai
dengan potensi keunggulan daerah.
7) Terus memperhatikan pembangunan berwawasan
lingkungan dan menumbuhkan kawasan ekonomi
khusus serta melakukan pengawasan secara intensif
terhadap pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan
sumber daya alam.
8) Membangun perekonomian kawasan perbatasan dalam
kerangka koneksitas antar wilayah dan pengembangan
potensi maritim Kepulauan Riau
2.8. Pendapatan dan Keuangan Daerah
Penerimaan daerah bersumber dari :
2.8.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD sebagai salah satu sumber keuangan daerah
memiliki peran penting dalam rangka desentralisasi fiskal
mengingat keterbatasan keuangan negara dalam membantu
membiayai pembangunan di daerah. Oleh karenanya
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus melakukan
inovasi dalam menggali potensi yang ada melalui SKPD-
SKPD penghasil PAD. Penerimaan PAD dalam APBD
Provinsi Kepulauan Riau dari tahun ke tahun menunjukkan
perkembangan yang semakin meningkat. Hal tersebut
menunjukkan salah satu indikator keberhasilan otonomi
daerah di Provinsi Kepulauan Riau. Sepanjang lima tahun
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 137
terakhir (2006-2010), PAD memberikan kontribusi terhadap
Pendapatan Daerah rata-rata sebesar 28,99%. komponen
PAD yang memberikan kontribusi terbesar adalah Pajak
Daerah dengan rata-rata kontribusi terhadap PAD sebesar
94,72%, disusul kemudian dengan Lain-lain PAD yang Sah
sebesar 4,93%, dan terakhir adalah Retribusi Daerah dengan
kontribusi sebesar 0,35%.
2.8.2.Dana Perimbangan
Sesuai amanat Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa penerimaan pemerintah
pusat dibagi hasilkan kepada daerah dalam bentuk Dana
Perimbangan. Penerimaan ini merupakan kelompok sumber
pendanaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya
merupakan transfer dari Pemerintah Pusat kepada Daerah dan
merupakan satu kesatuan.
2.8.3.Sektor Retriusi Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan data penerimaan asli daerah, mahasiswa
dapat menganalisis begitu tingginya aktivitas masyarakat
khususnya pada beberapa kota/kabupaten dengan
menggunakan kendaraan sehingga disebutkan bahwa
komponen pajak daerah, yang merupakan kontributor
terbesar PAD, antara lain berasal dari Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 138
(BBN-KB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBB-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
(P-ABT/AP). Dalam kurun waktu 2006-2010, realisasi PKB
tumbuh sebesar 9-16%, realisasi BBNKB tumbuh sebesar 20-
30%, realisasi PBB-KB tumbuh sebesar 20-35%, dan
realisasi P-ABT/AP tumbuh sebesar 50-60%. yang
barangkali belum menyentuh pada sektor riil.
3. Soal Latihan
1) Jelaskan lima aspek gambaran umum dari Provinsi
Kepulauan Riau!
2) Tuliskan sasaran RPJM Daerah Provinsi Kepulauan
Riau!
3) Apa yang harus dilakukan oleh geneasi muda untuk
meningkatkan kontribusi di sektor ekonomi, jelaskan!
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 139
BAB VII
HAMBATAN & PELUANG USAHA
SEKTOR KEMARITIMAN
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada Bab ini dibahas deskripsi umum tentang
hambatan & peluang usaha sektor kemaritiman.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang peluang-peluang
usaha, hambatan-hambatan berwirausaha, strategi
memulai usaha, dan cara merobah hoby menjadi
bisnis. Dengan mepelajari bab ini mahasiswa
memiliki dasar untuk mengetahui peluang-peluang
usaha, hambatan-hambatan berwirausaha, strategi
memulai usaha, dan bagaimana cara merubah hoby
menjadi bisnis.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peluang-
peluang usaha, hambatan-hambatan berwirausaha,
strategi memulai usaha, merubah hoby menjadi bisnis.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 140
2. Penyajian Materi
2.1. Peluang-Peluang Usaha
SWOT analisis adalah kunci membuka tabir kesuksesan
memulai, dan saat menjalankan kegiatan setiap usaha.
Sebelum menguraikan tentang hambatan-hambatan memulai
usaha, diawali terlebih dahulu dengan membicarakan peluang
usaha itu sendiri. Hambatan adalah momok yang
menakutkan, kata-kata yang mempersulit diri sendiri,
ungkapan yang sekonyong-konyong dapat menjadi bukti.
Maka bab ini di awali dengan perbincangan tentang peluang
usaha.
Kepulauan Riau selain memiliki keunggulan, juga
mempunyai kelemahan, peluang, dan juga ancaman.
Pengembangan dari SWOT analisis, Provinsi Kepulauan
Riau dapat dijelaskan dari aspek berikut ini.
2.1.1. Aspek Demografi [Penduduk]
Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah,
persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana
faktor-faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Istilah ini
pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun
1855 dalam karyanya yang berjudul “elements de statistique
humaine, ou demographie comparree” atau elements of
human statistics or comparative demography (dalam
Iskandar,1994). Pengertian tentang demografi berkembang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 141
seiring dengan perkembangan keadaan penduduk serta
penggunaan statistik kependudukan pada zamannya.
Pada zaman modern sekarang ini setiap orang dikaruniai
dengan aspek sosiologis, ingin mendapat acungan jempol
dari orang lain contoh adalah berpakaian harus dengan warna
tertentu, bahan baku tertentu, harga tertentu, model tertentu,
toko tempat pembelian juga tertentu, dan merk tertentu.
Bagi orang yang kreatif, inovatif pilihan-pilihan masyarakat
seperti ini menjadi peluang bagi mereka yang lainnya untuk
menjadi pengusaha (wirausahawan). Aspek sosiologis
mendorong konsumen untuk menentukan pilihan terbaik
menurut dirinya.
Kebutuhan kedua misalnya, setiap individu
membutuhkan makananan, apa yang akan dimakan/
dikonsumsi? hal ini menjadi pusat perhatian bagi peneliti
untuk mendorong perusahaan menghasilkan berbagai jenis
produk barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen berdasarkan hasil riset, contohnya. Konsumen
menginginkan menkonsumsi dengan menu tertentu, pada
tempat tertentu. Bagi orang yang kreatif dan memiliki
inovasi mereka akan menjawab dan memenuhi permintaan
konsumen sesuai dengan yang diinginkannya. Maka kita
melihat berbagai menu dapat disajikan, menimbulkan aroma
makan dan sajian minuman yang beragam, tempat seperti
restoran dan wahana lingkungan yang nyaman disediakan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 142
hanya oleh mereka yang kreatif dan memiliki innovator
tinggi. Theodore Levit mengemukakan bahwa
kreativitas adalah “Memikirkan hal-hal baru dan inovasi
adalah mengerjakan hal-hal baru.
Menurut Frinces (2004 : 37) menyebutkan peran
sentral dalam kewirausahaan adalah adanya kemauan yang
kuat untuk menciptakan (to create or innovate) sesuatu
melalui sebuah organisasi baru, pandangan baru tentang pasar,
nilai-nilai korporate, proses-proses kerja baru untuk
manufaktur, produk-produk hasil karya terbaru (modern),
cara-cara dalam mengambil keputusan, dan cara-cara baru
dlm menginovasi unit usaha sehingga tidak membosankan.
Muhammad Daud Gunawan (2008 : 189-190)
menyebutkan barang siapa berinovasi sehingga menemukan
yang baik, maka baginya pahala. Islam menyeru untuk
melakukan eksplorasi dari apa yang ada di langit dan dibumi
QS. Al Jaatsiyah : 13. Islam juga memberikan proteksi dalam
setiap inovasi yang diamanatkan untuk kebaikan, yang
artinya, “Barang siapa yang berijtihat dan benar baginya dua
pahala dan apabila ijtihatnya salah maka ia tetap akan
mendapatkan satu pahala. Menurut Purwadarminta (1976)
dalam Sudjana (2001 : 7) “Metode adalah cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.”
Kebutuhan manusia yang ketiga, yaitu papan
(kebutuhan) untuk tempat tinggal. Pada saat ini seseorang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 143
mempersoalkan keputusan mereka tentang dimana harus
meletakkan bangunan tempat tinggal (rumah), model
bangunan tempat tinggalnya, nilainya berapa? pusat
perhatian para peneliti adalah menjawab kebutuhan para
konsumen perumahan dengan cara menganalisa tentang
berbagai hal yang harus dikembangkan oleh industry dan
pada sarjana tehnik.
Pengetahuan wirausaha meliputi segala aspek
pengetahuan lainnya yang tidak dapat dipisahkan. Jutaan
orang membutuhakan sandang, pangan dan papan
memerlukan tangan-tangan terampil dari orang lainnya.
2.1.2. Aspek Geografis (Kewilayahan)
Kepulauan Riau yang memiliki Wilayah strategis,
menjadi jalur lalu lintas perdagangan dan perpindahan orang
dan barang dari dan ke berbagai negara-negara lainnya
memiliki peran strategis bagi pengamat, peneliti, pengusaha,
dan pemerintah untuk menjembatani kebutuhan mereka
seperti, ketersediaan transportasi Udara, Laut, dan pasilitas
pendukungnya. Ketersediaan kebutuhan akomodasi hotel,
tempat hiburan, dan objek wisata modern. Kebutuhan
konsumsi hingga jutaan orang. Para penelitian mengamati,
geografis ini menyebabkan satu negara dapat lebih mudah
mengetahui kekurangan dan keunggulan masing-masing
negara. Oleh negara yang masyarakatnya memiliki daya
kreatifvitas yang tinggi dan innovator akan berusaha
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 144
semaksimal mungkin untuk menjadi supporting penyedia
barang perdagangan antar negara (ekspotir).
Setiap wilayah terdapat sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Suatu wilayah ada yang kaya
(banyak) akan sumber daya alam tetapi ada yang miskin
(sedikit) sumber daya alamnya. Sumber daya alamnya dapat
digolongkan sebagai berikut ini. Unsur geografis suatu
tempat dapat mempengaruhi kehidupan penduduknya.
Pengaruh tersebut terlihat dari mata pencaharian, kebiasaan,
adat istiadat, dan hasil budaya lainnya. Negara-negara di
kawasan Asia Tenggara memiliki banyak kesamaan geografis
karena letaknya yang berdekatan. Oleh karena itu kondisi
sosial, ekonomi, dan budayanya banyak memiliki kesamaan.
Dari segi ekonomi, sebagian besar penduduk Asia Tenggara
bermata pencaharian sebagai petani yang menanam tanaman
tropis. Dilihat dari pendapatan perkapitanya, penduduk Asia
Tenggara digolongkan sebagai pendapatan kelas menengah,
kecuali Singapura dan Brunei Darussalam.
2.1.3. Aspek Sosiologis
Terminologi sosiologi untuk pertama kalinya,
disebarluaskan dan disosialisasikan oleh ilmuan Prancis
bernama August Comte yang hidup antara tahun 1798-1857
(Doda, 2005:1). Dijelaskan selanjutnya bahwa kata ini terdiri
dari dua kata pembentuknya yaitu, socius dan Logos, Socius
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 145
bermakna kebersamaan, masyarakat atau asosiasi.
Sementara itu logos, berasal dari bahasa Greek, yang artinya
adalah ilmu. Kemudian Doda (2005:1) menyimpulkan bahwa
Sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat. Sosiologi, pada
perkembangannya telah merupakan suatu bidang ilmu
tersendiri. Menurut Soeryono Soekanto, sosiologi jelas
merupakan ilmu sosial sosial yang objeknya adalah
masyarakat.
Sosiologi sebagai sebuah bidang ilmu yang memiliki
cakupan kajian yang cukup luas, juga mengkaji ranah
kewirausahaan. Namun demikian, jika ditelaah lebih lanjut,
kajian ini memiliki perbedaan dengan kajian psikologi
industri dan ekonomi dalam tiga aspek (Luef & Lounsbury,
2007:2) yaitu:
1) Targetnya diluar individu wirausaha, cenderung
mengarah pada peran yang dijalankan oleh jaringan
interpersonal, struktur organisasi, populasi dan proses
tingkat lapangan, sebagaimana lingkungan institusional
yang lebih luas.
2) Terdapat usaha menyeimbangkan penekanan umum pada
aspek material dari venture formation (contoh kondisi
pemasaran dan keuangan) dengan menitikbaratkan pada
dimensi simbolik dan budaya dari aktivitas
kewirausahaan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 146
3) Terdapat kecenderungan untuk memahami bahwa
kewirausahaan dalam sebuah konteks yang berbeda,
termasuk hal-hal seperti ilmu pengetahuan, perawatan
kesehatan dan seni rupa, yang cenderung pada
perhitungan pasar yang sederhana.
Arif Budiman (2000:39) menyatakan bahwa faktor-
faktor non material atau ide ini dianggap sebagai faktor
yang mandiri, yang bisa dipengaruhi secara langsung
melalui hubugan dengan dunia ide ini dianggap sebagai
faktor yang mandiri, yang bisa dipengaruhi secara
langsung melalui hubungan dunia ide yang lain. Karena itu,
pendidikan psikologi seseorang atau nilai-nilai budaya
sebuah masyarakat. Pendapat lain terkait dengan
kewirausahaan juga diungkap oleh salah satu tokoh besar
sosiologi yaitu Durkheim, seperti dikutip dari Ruef &
Lounsbury (2007 : 3) berikut ini.
Salah satu yang mendorong lahirnya wirausaha adalah
mulai menurunnya kecenderungan pekerjaan yang
tergeneralisasi, dan mulai meningkatnya otonomi, terutama
dalam hal produksi barang.
Saat ini setiap orang memiliki peluang, setiap orang
mempunyai kesempatan, orang yang merasa tidak punya
peluang maka orang lain yang telah memperoleh peluang
tersebut, orang yang merasa tidak punya kesempatan, maka
orang lain yang telah memperoleh kesempatan itu. Allah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 147
SWT. berfirman dalam Al Qur’an, diterjemahkan sebagai
berikut; Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa
yang pada diri mereka ” (QS-13 ayat 11).
Allah akan merubah nasib ketika kita berusaha untuk
merubahnya. Berusaha mengubah hal yang tidak mungkin
menjadi mungkin, karena rizki dan pertolongan Allah datang
dari tempat yang tidak kita duga-duga. Kita dapat
mensugesti alam bawah sadar kita agar alam bawah sadar kita
yang bekerja untuk mewujudkan keinginan kita. karena alam
bawah sadar menyimpan energi sebesar 88 persen yang tidak
kita gunakan.
Hasil wawancara mahasiswa matakuliah kewrausahaan
dengan pelaku usaha/bisnis menyimpulkan beberapa
jawaban respondennya tentang peluang usaha. Kebanyakan
para pelaku usaha menyatakan peluang adalah menganalisa
apa yang menjadi “kebutuhan” orang lain. Sejak Janin
dalam kandungan ibunya ternyata ia telah diberikan
makanan melalui makanan ibu yang mengandungnya,
bahkan apapun diperlukan oleh si ibu yang mengandung
bayinya telah mempertimbangkan janin yang ada dalam
kandungannya. Makanan yang bergizi, pakaian yang bersih,
tempat tinggal yang nyaman, menggunakan kendaraan
dengan harus berhati-hati. itulah bentuk kebutuhan seorang
janin dalam kandungan ibunya. Bagi individu yang jeli,
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 148
teliti dan memiliki analisa yang komprehensif maka dari
sejak adanya janin dalam kandungan seorang ibu, waktu itu
pula adanya peluang.
Individu yang ingin memulai usahanya mestilah
memiliki dasar yang melatarbelakangi usaha tersebut
dibangun. Bab sebelumnya menguraikan dasar-dasar
seseorang memulai usaha/bekerja. Satu diantaranya diambil
dari pendapat dari Jhon Kao (199 :14) yang ditulis oleh
Sudjana (2004) Menyebutkan bahwa Kewirausahaan adalah
sikap dan Perilaku wirausaha. Inovatif, antisipatif,
inisiatif, pengambil resiko,dan berorientasi laba”
Dari pengertian di atas, ada istilah antisipatif, inisiatif,
artinya sesuatu dimana ada kondisi dirinya dan masyarakat
luas akan mengalami sesuatu keresahan karena mengalamai
pase kesulitan untuk memenuhi suatu keinginannya.
Contah;
Ketika harga Tempe, dan Tahu naik. penyebabnya
adalah sulitnya bahan baku untuk pembuatan Tempe atau
Tahu tersebut dipasaran. Naiknya harga produk tersebut
adalah merupakan bentuk tidak adanya tindakan antisipatif
baik dari individu atau sekelompok masyakat bahkan
pemerintah yang membaca situasi kelangkaan akan terjadi.
Demikian juga untuk sektor-sektor yang lainnya seperti
kelangkaan Garam yang terjadi akhir-akhir ini.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 149
Pada bahan ajar ini diberikan gambaran bagaimana
seseorang mengukir prestasinya dari proses mengetahui,
memahami, menganalisis hingga mampu meraih mimpinya
menjadi nyata. Seorang pelaku usaha bidang perikanan
sebagai contoh sederhana, dalam kiprahnya dari dasar karir
awalnya hanya mungkin hoby memancing, dengan berbekal
satu utas joran dan pancing, satu unit perahu (sampan)
dipinjamn dari tetangga. Kegiatan ini dilakukan berulang-
ulang, kemudian mengajak teman, ternyata menjadi hoby.
Pada fikirannya muncul suatu ide, jika perahu (sampan) ini
disewa mungkin bisa mendapatkan uang, fikirannya terus
berkecamuk antara yakin dan tidak yakin. Ternyata
keyakinannya menjadi kenyataan hingga mengantarkan
dirinya menjadi penguaha kaya (taat pajak) guna
membangun daerah atau untuk negaranya. Hal ini terlihat
bagaimana seorang entrepreneurship menyusun hobinya
menjadi rumpun bisnis berikut ini.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 150
Gambar 4. Konstruksi Hoby Menjadi Bisnis
Dari satu komponen bahan baku dapat mengantarakan
seseorang sukses dalam karirnya.
2.2. Hambatan-Hambatan -Berwirausaha
Adapun hambatan-hambatan sebelum memulai, saat
menjalankan usaha, hal ini hampir dirasakan oleh setiap
orang. Beberapa hambatan yang sering di alami oleh
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 151
individu saat memulai usaha. seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
--------------------------- analisa input-----------------
Gambar,5. Hambaran-Hambatan Memulai Usaha
Individu yang tidak pernah melakukan sesuatu untuk
usahanya disebabkan berbagai faktor seperti 15 penyebab
berikut ini. Tidak punya ide, takut gagal, pendidikan rendah,
malu karen pendidikan sudah sarjana, tidak berpengalaman,
dilarang oleh keluarga dan sebagainya. Ada yang mencoba
memulai usaha namun berhenti pada separoh jalan karena
tidak ada peminatnya. Ada yang sudah menjlankan usaha
namun gagal, karena kalah dengan saingan. Ada yang sudah
1. Modal
2. Pendidikan
3. Keterampilan
4. Umur
5. Jenis kelamin
6. Kultur [budaya]
7. Lingkungan
8. Bahan baku
9. Takut gagal
10. Ide [-]
11. Permisif
12. Regulasi
13. Saingan
14. Harga
15. Pasar
Out
Put/
Hasil
Wirausaha
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 152
menjalankan usaha namun gagal, dengan alasan kekurangan
modal (uang). dan alasan lainnya.
Berdasarkan hasil studi kolaboratif mahasiswa
matakuliah Kewirausahaan dari survey dan wawancara
dengan pelaku-pelaku usaha di Kepulauan Riau, setelah
diklasifikasi jawaban dari responden yang berbeda maka
diperoleh kemungkinan ada 15 jenis hambatan-hambatan
yang dialami oleh setiap mereka yang menjalankan usahanya,
namun ada sebahagian dari pelaku usaha dapat melewatinya
hingga berhasil.
Hambatan-hambatan tersebut diatas akan dirasakan oleh
setiap individu dalam hidupnya, urutan hambatan tersebut
tidaklah baku, tergantung siapa yang kita wawancara dengan
jawaban yang berbeda atau ada yang sama, namun pada
kenyataannya setelah dilakukan inventarisasi hambatan-
hambatan wirausaha maka diketahui lima belas hambatan
tersebut, namun bukan berarti lima belas hambatan itu
setiap orang akan merasakannya, mungkin saja hanya satu
alasan, atau tiga alasan, atau lebih banyak.
. Dari ke-15 hambatan berwirausaha tersebut di atas, ada
diantara pelaku usaha yang menemukan cara bagaimana
mengatasi hambatan tersebut, ada pula yang tidak dapat
menemukan baik dari dirinya sendiri atau dari orang lain.
Hasil survey mahasiswa matakuliah Kewirausahaan surveyor
(mahasiswa) memberikan pertanyaan silang untuk
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 153
menemukan jawaban atas hambatan A pada responden A,
tidak ditemukan hambatan tersebut pada responden B,
dengan alasan-alasan yang dikemukakannya. Pertanyaan
silang atas hambatan-hambatan dalam wirausaha ini
dilakukan terhadap Lima belas hambatan-hambatan dalam
wirauaha, hingga setiap individu yang berkeinginan memulai
dan menjalankan usahanya dapat diatasi.
Contoh sederhana.
Si A adalah individu yang memiliki kemampuan pada
bidang desain bangunan rumah atau gedung Si B orang
yang ingin mempunyai rumah dengan desaint tertentu. Si C
adalah individu pekerja keras, dengan otot, mampu
mengerjakan bangunan berupa rumah atau gedung mengikuti
desain oleh Si A.
Ketiga orang yang sedang memikirkan sesuatu, dapat
melaksanakan dan menyelesaikan apa yang diinginkan oleh
mereka masing-masing. Si A, memiliki kemampuan men-
desain dengan baik. Si B dapat membangun rumahnya
dengan bantuan disain berkat keahlian si A, dan Si C, dapat
mengerjakan dan memenuhi nafkah hidup dan kelaurganya
dengan menyelesaikan pekerjaan bangunan rumah si B, yang
sesuai dengan gambar yang didesaint si A tersebut.
Bicara modal, masyarakat selalu terjebak pada istilah
bahwa modal asumsinya hanyalah “uang”, padahal modal
bersifat luas, ide, gagasan, konsep yang di gambarkan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 154
adalah modal bagi seseorang. Keterampilan mengerjakan
sesuatu yang bermanfaat untuk orang yang lain juga modal,
dan Uang adalah modal secara material.
Hambatan No 10 misalnya; Ide, tidak adanya ide yang
muncul dari diri seseorang, lebih disebabkan oleh bahwa
orang tersebut selalu hanya melihat pada diri dan
kemampuannnya. tidak pernah melihat diri dan kemampuan
orang lain. Padahal kelemahan seseorang akan ditutup oleh
kelebihan orang lain.
Terjadinya pengaangguran akibat banyak faktor antara
lain adalah budaya menunggu yang terlalu amat sangat tinggi.
Rendahnya kreativitas dan inovasi sulit memahami peluang
yang ada. Hasil penelitian penulis tentang perkembangan
jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau
selama tahun 2012-2015 adalah.
Tabel 4
Pengangguran Terbuka di Kepri
Tenaga
Kerja
Tahun (ratusan ribu) orang
2012 2013 2014 2015
Angkatan kerja 871 905 878 892
Bekerja 825 849 820 837
Menganggur 47 57 59 55
Bukan angkatan
kerja
444 475 454 479
Pdd.Usia Kerja 1315 1380 1332 1371
Sumber : BPS Kepri (2015)
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 155
Tabel di atas menjelaskan bahwa dari tahun 2012-2015
jumlah angkatan kerja terus mengalami peningkatan, namun
yang bekerja pada berbagai sektor juga meningkat, tahun
2015 jumlah penganguran diperoleh menurun, yang bukan
angkatan kerja (sekolah) mengalami peningkatan yaitu 479,
Jumlah penduduk usia kerja (Sesuai ketentuan dalam UU
Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003) adalah penduduk
berusia 15 tahun ke atas. Selama tahun 2012-2015 terus
meningkat seperti tahun 2014 berjumlah 1332 juta orang,
meningkat menjadi 1371 juta orang.
Pada prinsipnya kewirausahaan adalah pada
“kemampuan berdiri sendiri”, yang dalam hal ini perlu
diartikan secara kritis dan dinamis. Berdiri sendiri tidaklah
sama dengan bekerja seorang diri, akan tetapi sebaliknya
bahwa dijaman sekarang justru hampir setiap usaha selalu
berhadapan atau bekerja sama dengan pihak lain (Tr i Yanto,
2007).
Ide dapat muncul dari diri sendiri, dari orang lain, atau
dari media. Jika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan
untuk dirinya sendiri, maka orang lainlah yang akan
menyediakannya, pada masa sebelum kemerdekaan transaksi
dilakukan dengan cara barter (barang di tukar dengan
barang), sekarang transaksi dilakukan tentunya dengan jual
beli (uang dan barang).
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 156
2.3. Strategi Memulai Usaha
Beberapa strategi memulai usaha yang harus dimiliki
adalah :
a) Keberanian/Tekat Yang Kuat
Tekat (atau Keberanian). Tekad, adalah sebuah
keputusan yang sumbernya datang dari diri sendiri, untuk
menggapai panggilan, mimpi, harapan, dan tujuan hidup
seseorang. Keberanian (atau Tekad) bukanlah sekadar
lawan kata dari “ketakutan/rasa takut”, tetapi keberanian
(atau tekad) memiliki arti yang jauh lebih dalam dari itu.
Keberanian (atau tekad) bisa dipilih dalam segala bentuk
situasi hidup yang kita alami.
Dalam kehidupan sosial bermasyarakat sering kita
jumlai orang-orang yang dengan segala keterbatasan fisik
masih mempunyai tekad yang kuat untuk bekerja dengan
segala upaya. Ada sifat yang unik yang mereka miliki
yaitu kekuatan tekad yang membuat mereka mampu
bertahan dalam mengatasi segala kesulitan. Banyak orang
memulai usaha namun gagal, banyak orang yang berusaha
namun tidak memberikan laba/keuntungan yang
memuaskan. Banyak orang yang menjalankan usaha,
namun tidak berkembang. . Setelah melakukan analisa
terhadap hambatan-hambatan saat memulai, dan
menjalankan usaha, sebaiknya anda berani melangkah
untuk memulainya.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 157
Kahlil Gibran seorang seniman, mengartikan ;
Pekerjaan adalah perwujudan cinta, pekerjaan adalah
cara mengubah hasrat dan mimpi menjadi kreasi
nyata, cara untuk mewariskan dunia yang lebih baik
dari pada yang ditemukan sebelumnya.
Keberanian memulai usaha adalah suatu modal.
M.Musrofi; dalam mengartikan berwirausaha tidak lain
hanyalah salah satu cara untuk memanfaatkan
kemampuan unik seseorang yang dilakukan
dengan membangun, memiliki, dan menjalankan usaha
(bisnis) agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan
masyarakat. Setiap individu telah dikarunia oleh Tuhan
Yang Maha Kuasa, Akal dan Fikiran yang dapat
digunakan untuk melaksanakan sesuatu yang bermanfaat
untuk dirinya dan orang lain.
b) Strategi Usaha
Kita melihat sejarah dari pemikiran-pemikiran besar
yang muncul kapan saja bilamana dibutuhkan.
Pengenalan angka dan huruf oleh guru mulai dari nol, dan
huruf “A” hingga menjadi pintar membaca, selangkah lagi
kita berguru kita dapat memahami, selangkah lagi kita
berguru kita dapat menganalisis tentang sesuatu,
selangkah lagi kita berguru kita dapat mengambil peluang
atau mengatasi masalah, selangkah lagi kita berguru kita
akan dapat menghasilkan sesuatu. Selangkah lagi kita
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 158
berguru kita akan dapat menjelaskan kepada orang lain
disekitar kita bahkan seluruh dunia tentang apa yang kita
hasilkan.
Microsoft didirikan di Albuquergue, New Mexico,
pada tahun 1975 oleh Bill Gates dan Paul Allen. Kini
Microsoft menjual serangkaian software dalam skala
besar dan keseluruh negara. Banyak di antaranya yang
dikembangkan seara internal, dan yang lainnnya diberi
merk ulang setelah proes akuisisi. Pada tingkat yang lebih
strategik. Microsoft berhasil sukses dengan destop-nya
di pasar-pasar yang baru, seperti media players,
perangkat lunak untuk server, peralatan genggam,
navigasi mobil, web services, video games, sebagaimana
banyak digunakan orang pada saat ini.
Hasil survey dan wawancara mahasiswa studi
Kolaboratif matakuliah Kewirausahaan dilapangan
diperoleh berbagai jawaban dari responden yang patut di
masukkan dalam buku ajar ini, karena bersifat prakmatis
dan realitas kehidupan sosial masyarakat untuk
mempertahankan status ekonomi, sosial, dan kemampuan
mewujudkan mimpi putra-putrinya menjadi seorang
sarjana bahkan lebih dari itu. yaitu :
c) Pengetahuan
Segelintir orang mengatakan tanpa pengetahuan usaha
juga bisa jalan, bahkan menjadi pengusaha besar dan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 159
terkenal. Pemahaman seperti demikian juga baik, dan
hanya dicontohkan pada mereka-mereka yang telah
sukses, namun dilihat dari tingkat jumlah pengangguran
di negara ini, jumlah tertinggi penganggurannya
didominasi oleh tingkat pendidikan menamatkan SD,
SLTP, dan SLTA. melihat dari perbandingan inilah maka
pengetahuan tidak dapat di abaikan begitu saja untuk
membangun usaha.
Ada beberapa kriteria dapat digunakan apakah
seseorang memang sudah mengetahui dan menguasai
suatu bisnis sehingga disebut mempunyai pengalaman
yang baik dari suatu bisnis.
a. Menguasai betul mengenai untuk siapa produk di
produksi, kualitas, jumlah, ukuran, warna, model, rasa,
keiritannya, merk produk dan sebagainya. Yang
menurut konsumen sangat penting. Dengan dasar
demikian akan memudahkan pemasarannya.
b. Mampu memahami bagaimana cara-cara memberikan
pelayanan yang terbaik untuk pelanggan dibandingkan
pesaing lain baik pada saat pembelian ataupun setelah
penjualan produk tersebut. pelayanan (Service) saat Ini
sangat penting bagi konsumen, dari cara pembayaran,
komunikasi, interaksi, pengiriman, potongan harga
pengemasan, merespon keluhan konsumen, pelanggan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 160
dan pekerjaan memproduksi barang jasa
membutuhakan pengetahuan yang luas.
c. Mengenal baik siapa-siapa saja dan dimana saja
pelanggan-pelanggan yang mencari dan memerlukan
produk-produk tersebut. Tanpa pengetahuan yang luas,
sebagai produsen, pemasaran akan mengalami banyak
kendala artinya tidak mengetahui fungsi dan merek
produk saja dapat merugikan perusahaan. Atau juga
konsumen secara jujur perlu dipertaruhkan oleh kedua
belah pihak.
d. Mengetahui bagaimana tingkat persaingan dipasar, dan
begitu juga tingkat harga-harga yang berlaku dipasaran,
pesaing-pesaing yang akan mencegah atau menghalangi
pelanggan untuk membeli. Dengan pengetahuan bukan
berarti tidak ada persaingan, tetap ada.
Pengetahuanlah yang berperan menganalisis pasar,
menganalisis konsumen, menganalisis modal,
menganalisis kebijakan global dan lain sebaggainya.
Dalam kehidupan sosial bermasyarakat kita sering
melihat orang-orang yang dengan segala keterbatasan fisik
masih mempunyai tekad yang kuat untuk bekerja dengan
segala upaya. Ada sifat yang unik pada mereka, yaitu “Tekad”
yang mebuat mereka mampu bertahan untuk mengatasi
segala kesulitan yang dialaminya.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 161
2.4. Merubah Hoby Menjadi Bisnis
Definisi Hobi, dalam kamus Bahasa Indonesia adalah
kegemaran, kesenangan istimewa pada waktu senggang,
bukan pekerjaan utama. Kata Hobi itu sendiri sebenarnya
merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris “Hobby”.
Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan
mendapatkan kesenangan. Terdapat berbagai macam jenis
hobi (hobby) seperti mengumpulkan sesuatu (Koleksi),
membuat, memperbaiki, bermain dan pendidikan. Dalam
wacana kali ini, penulis membahas bahwa hobi (hobby) bisa
dijadikan sebagai peluang usaha dimana kita bisa dapatkan
penghasilan dari kegemaran yang kita suka.
3. Soal Latihan
1) Jelaskan peluang-peluang wirausaha yang dapat
dikembangkan di wilayah kemaritiman Kepulauan
Riau yang saudara ketahui
2) Tuliskan kelemahan yang disebabkan oleh wilayah
kemaritiman.
3) Hambatan-hambatan seperti apa yang dialami oleh
seseorang yang ingin memulai usaha.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 162
BAB VIII
STRATEGI PEMASARAN
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada Bab ini dibahas deskripsi umum tentang strategi
pemasaran.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengertian strategi
pemasaran, langkah-langkah menyusun strategi,
strategi pemasaran produk (barang), strategi
pemasaran jasa, dengan mempelajari bab ini
mahasiswa akan pengertian strategi, pemasararan,
serta langkah-langkah untuk menyusun strategi,
strategi pemasaran produk, pemasaran jasa.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian
strategi pemasaran, langkah-langkah menyusun
strategi, strategi pemasaran produk (barang), strategi
pemasaran jasa.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 163
2. Penyajian Materi
2.1. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing secara
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program
pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut, Tjiptono ( 2002, 6 ). Selanjutnya strategi pemasaran
menurut Philip Kotler ( 2004, 81 ). Pemasaran adalah pola
pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik
untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan
besarnya pengeluaran pemasaran.”
Pada konsep yang lain. Strategi adalah proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi. Disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Dalam artian khusus strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Sementara itu pemasaran adalah suatu kegiatan dalam
perekonomian yang berfungi membantu menentukan nilai
ekonomi dimana nilai ekonomi disini berupa harga barang
dan jasa. Penentuan nilai harga barang dan jasa sangat
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 164
dipengaruhi oleh tiga faktor kunci yaitu produksi, pemasaran
dan konsumsi. Oleh karena itu pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi seperti
yang dikemukakan oleh Joseph P. Cannon dalam bukunya A
Global Managerial Approach.
Tujuan dari setiap bisnis adalah untuk menghasilkan
keuntungan, dan strategi pemasaran adalah membantu
perusahaan dalam menghasilkan bisnis yang lebih lagi dan
keuntungan untuk bisnis tersebut. Strategi pemasaran yang
dibuat tidak hanya berkaitan dengan penjualan / sales dan
mempromosikan produk, tapi juga tentang jenis-jenis
pelayanan (service) kepada pelanggan yang diberikan oleh
perusahaan. Berikut beberapa strategi pemasaran yang paling
sukses dan kiat-kiatnya pada skenario bisnis modern saat ini,
dimana bisnis saat ini adalah bisnis yang kompetitif, untuk
mendapatkan keuntungan dan untuk menjaga persaingan
pasar.
2.2. Langkah-Langkah Menyusun Strategi.
Menyususn strategi tidaklah mudah, karena memiliki
beberapa hal yang perlu dipahami agar menjadi lebih efektif,
setiap orang dapat saja memulai dengan caranya sendiri,
namun dilapangan begitu banyak aktivitas yang tidak dapat
di ukur tingkat keberhasilannya. Provinsi Kepulauan Riau
yang dikenal sebagai wilayah kemaritiman memiliki tingkat
kesulitan yang lebih dibandingkan dengan provinsi lainnya
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 165
pada wilayah daratan, mulai dari menyusun program
pembangunan daerah semestinya sudah mempetakan tingkat
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamana terhadap
kebijakan-kebijakan yang disusun, sehinga tidak mengalami
kendala pada operasionalisasinya. Maka harus di ukur tingkat
efektivitas, efisiensinya, oleh karenanya, langkah-langkah
berikut ini perlu dipahami dan diterapkan oleh pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau, sehingga terbangun harmonisasi,
singkronisasi antara keinginan pemerintah pusat dengan
pemeritnah daerah, Provinsi Kepulauan Riau bagian
penopang ekonomi nasional, bagian pelayanan nasional
terhadap negara tujuan ekspor. Pemerintah dan pengusaha
harus melakukan langkah-langkah bersama dalam menjalin
hubungan, maka hal-hal yang perlu dipahami adalah :
1) Build Relationships/Membangun Hubungan.
Menjalin hubungan antar lembaga, antar pelaku usaha,
dalam dan luar negeri, adalah sangat penting dalam
suatu lembaga Apakah mereka adalah pelanggan,
pemasok atau karyawan perusahaan. Hal ini tidak hanya
diperlukan untuk membentuk suatu hubungan yang baik
dengan pihak lainnya. Differentiate from
Competition/perbedaan dari kompetitor salah satu
strategi dan teknik yang sukses menciptakan identitas
diri, yang berbeda dari competitor. Cara yang baik untuk
melakukan persaingan dalam bisnis adalah dengan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 166
melakukan inovasi dari daerah sendiri kemudian
dibandingkan dengan dareah atau negara seperti
Singapura, Malaysia. Untuk ini, riset pasar haruslah
sangat kuat.
2) Creative Advertising Campaign/Kampanye
Periklanan pernaan pemerintah, masyarakat adalah
melakukan penguatan terhdap produk lokal melalui
kampanye iklan harus sedemikian rupa menarik dan
kreatif sehingga menampilkan semua keunggulan dan
kekuatan dari apa yang menjadi keunggulan. SDM,
produk atau jasa dari daerah yang kita miliki. Pada
beberapa perusahaan mampu menerapkan USP (The
unique selling point) dari suatu bisnis dapat menjadi
suatu after sales service yang sangat baik ataupun
periode garansi yang lebih lama daripada apa yang
ditawarkan oleh competitor. Hal ini dapat ditekankan
dalam kampanye iklan.
3) Offer New Products and Schemes/Penawaran Produk
Baru dan Skemanya.
Apa yang baru dan Strategi dari daerah Kepulauan Riau,
setelah dihantam berbagai hal faktor pengganggu dari
globalisasi. Maka pemerintah dan pengusaha lokal
semestinya telah mengambil langkah strategis. Misalnya
pemasaran dan kiat-kiat yang efektif berinvestasi kepada
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 167
pelaku usaha. Pada beberapa perusahaan sering
menawarkan produk baru serta skema baru untuk
pelanggan. Jika suatu perusahaan memperkenalkan
produk baru di pasar, maka secara otomatis jumlah
pelanggannya akan meningkat yaitu ketika pelanggan
baru membeli produk baru tersebut. Pada saat yang sama,
pelanggan lama melihat beberapa fitur inovasi baru
dalam produk terbaru, mereka juga tertarik untuk
melakukan pembelian ulang juga. Hal ini meningkatkan
volume penjualan serta pendapatan untuk perusahaan
tersebut. Cara lain untuk meningkatkan penjualan, adalah
dengan menawarkan beberapa skema baru pada saat
festival /basar atau selama musim liburan, seperti
membuat discount salah satu produk hingga lima puluh
persen.
4) Marketing Strategies and Implementation/Strategi
Pemasaran dan Implementasi.
Konsistensi adalah suatu harga mati, pemerintah dan
pengusaha tidak main-main dalam berikrar untuk suatu
kebijakan yang sifatnya strategis seperti berinvestasi
dengan nilai triliunan, bukan sesuatu yang dibuat
sesederhana, akan tetapi komitmen antara
kampanye/iklan dengan implentasinya harus sama.
Perusahaan misalnya, jika ingin memiliki konsumen dan
menjadi pelanggan maka kuasai UU No. 8 Tahun 1999
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 168
tentang perlindungan konsumen. Bilamana UU tersebut
dituruti oleh pengusaha maka konsumen akan menjadi
konsumen setia serta akan menjadi pelanggan.
2.3. Strategi Pemasaran Produk (Barang)
Kemaritiman Provinsi Kepulauan Riau memiliki
sedikitnya 13 (tiga belas) sub sektor produksi pendukung
pertumbuhan ekonomi seperti yang diuraikan pada bab
sebelumnya. Pemerintah tentunya lebih banyak tahu tentang
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari ke-13 sub
sektor teresbut. apakah memiliki daya saing, baik yang
diproses secara Individu, kelompok atau lembaga. Kepulauan
Riau memiliki 2 (dua) bentuk kekayaan yang dapat
ditingkatkan fungsinya semaksimal mungkin. Pemerintah
sebagai penggerak dan pemilik otoritas memiliki peranan
penting untuk mengarahkan masyarakat agar melihat 2 (dua)
kekayaan ini sebagai peluang yang harus dikuasai untuk
masuk pasar internasional, yaitu barang atau jasa.
Kemaritiman wilayah Provinsi Kepulauan Riau dalam
tatanan ekonominya tidak jauh berbeda dengan strategi
perusahaan dalam pemasaran produk barang atau jasa yang
mereka miliki. Maka konsep pemasaran harus dipahami
tentang sisi apa yang dimiliki oleh suatu daerah. Karena
keunikan dan karakternya maka pihak terkait harus memiliki
strategi dalam menjalankannya.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 169
Pelaku usaha tidak akan berhasil dalam bisnisnya jika
tidak memiliki pengetahuan tentang produk. Produk atau
Barang adalah suatu produk fisik yang berwujud (tangible)
yang dapat diberikan pada seorang pembeli dan melibatkan
perpindahan kepemilikan dari penjual ke pelanggan. Barang
memiliki ciri-ciri yaitu berwujud, memiliki nilai dan manfaat
yang dapat dirasakan saat digunakan, nilai, manfaat dan
bendanya sendiri dapat berkurang atau bahkan habis. Selain
pengertian tentang barang, juga dijelaskan karakteristik
Produk (Barang), yaitu; Bahan baku, Harga, Ukuran, Warna,
Rasa, Fungsi, Produsen (Industri), Merk, asal negara dan lain
sebagainya. Masyarakat sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur
yang ada pada suatu produk yang ingin mereka butuhkan dan
sangat mempengaruhi keputsuan pembelian mereka.
Pengetahuan tersebut harus dimiliki oleh wirausaha hingga
tingkat unit pemasaran. Contoh sederhana produk yang
memiliki karateristik tersebut ada pada produk jenis
kendaraan seperti (kelengkapan assesoris).
Setiap produk mempunyai fase hidup sampai dengan
berakhir yaitu dimulai dari introduction (perkenalan di
market), growth (berkembang) , maturity (dewasa), dan
decline (penurunan) dengan rentang fase yang berbeda-beda.
Dalam menyikapi kondisi yang berbeda ini, dibutuhkan
strategi pemasaran yang berbeda pula agar produk mampu
bersaing di pasaran dan yang pasti menghasilkan profit yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 170
optimal. Untuk itu dalam buku ajar ini dijabarkan secara
sederhana urutan fase product life cycle.
1) Introduction;
Sebelum fase introduction sebetulnya ada sebuah fase
research dan develop yang tahapannya meliputi :
a) Discover (pengumpulan ide dan inovasi)
b) Define (penentuan dan pengelompokan jenis ide)
c) Debate (tes / uji untuk mendapatkan konfirmasi)
d) Decide (finalisasi jenis produk)
e) Design (penentuan standar spesifikasi dan internal soft
launch)
Pada fase introduction penjualan akan tumbuh dengan
lambat otomatis profit masih sangat kecil (bahkan
mungkin mengalami kerugian) karena besarnya biaya
yang dikeluarkan. Untuk itu kadang perusahaan perlu
mengeluarkan biaya promosi yang sangat besar
(dibandingkan dengan tingkat penjualannya) yang
ditujukan pada beberapa hal, seperti memberi informasi
pada potential customer mengenai adanya produk baru
(product awareness), biaya untuk mengeluarkan produk,
biaya distribusi barang. Fase awal (promosi) ini sangat
menentukan positioning dari produk yang akan di launch,
jadi harus dibuat keputusan yang matang kapan produk
masuk dalam peta pasar. Sekali kita melakukan promosi
yang tanggung dan tanpa persiapan matang, sudah bisa
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 171
ditebak, bahwa produk tersebut tidak akan bertahan lama
dalam peta market. Pada fase introduction, rata-rata
harga barang yang ditawarkan cenderung tinggi, walaupun
produk yang ditawarkan adalah produk yang standar.
Biasanya jika yang diperkenalkan adalah produk yang
pertama (pioneer), hal ini akan memberikan pengaruh
yang besar, walaupun konsekuensi risiko dan biaya besar
harus dikeluarkan. Sebaliknya, jika jenisnya produk
pengikut (follower), maka produk ini akan menguasai
pasar hanya apabila didukung infrastruktur yang kuat, baik
dari sisi teknologi yang superior, kualitas yang baik, serta
didukung brand yang kuat. Sebuah riset mengatakan
bahwa produk yang pertama kali diperkenalkan di pasar
(market pioneer) memperoleh pangsa pasar yang lebih
besar dibandingkan dengan produk pengikut (follower).
2) Growth;
Pada fase ini pertumbuhan penjualan sangat pesat,
sehingga profit yang diperoleh juga meningkat. Melihat
opportunity yang ada, kompetitor-kompetitor baru mulai
memasuki pasar. Mereka memperkenalkan produk yang
sama dengan feature-feature yang berbeda serta distribusi
yang lebih luas. Sejalan dengan adanya peningkatan
demand, harga produk pun akan mangalami penurunan
secara lambat (atau bisa juga harga tetap sama). Biaya
promosi cenderung tetap atau jika mengalami peningkatan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 172
maka tidak akan drastis. Akan tetapi peningkatan biaya
promosi ini tidak sebanding dengan peningkatan penjualan
yang sangat tinggi. Untuk mempertahankan peningkatan
pangsa pasar yang tinggi, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan perusahaan dalam melakukan berbagai
strategi yaitu :
a) Meningkatkan kualitas produk, menambahkan feature
baru dan memperbaiki desain produk, serta
memberikan service tambahan atau jaminan terhadap
produk.
b) Menambahkan model baru, ukuran baru, rasa baru, dan
sebagainya untuk melindungi produk utama.
c) Memperluas cakupan distribusi dan memasuki saluran
distribusi baru.
d) Mengubah focus advertising dari product awareness
menjadi product preference.
e) Menurunkan harga jual produk untuk menarik second
layer customer, jika diperlukan.
3) Maturity;
Fase ini biasanya berlangsung lebih lama dari fase-fase
sebelumnya. Pertumbuhan penjualan cenderung lambat
(bahkan dapat mulai menurun) karena produk sudah
diterima oleh pasar. Profit biasanya akan stabil atau
bahkan cenderung menurun karena adanya kompetitor.
Tingkat penjualan yang menurun menyebabkan adanya
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 173
kelebihan produksi, yang pada akhirnya berimplikasi pada
persaingan. Untuk mendapatkan pasar, kompetitor
melakukan berbagai hal, seperti meningkatkan promosi ,
advertising, meningkatkan budget untuk pengembangan
produk, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan kompetitor
yang lemah menjadi tersingkir.
4) Decline;
Pada fase ini penjualan akan menurun, sehingga profit
juga akan semakin menurun. Penurunan penjualan ini
dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya
perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, serta
semakin meningkatnya persaingan domestik maupun
internasional. Pada fase ini, beberapa perusahaan akan
meninggalkan pasar. Semakin kecil exit barriers, maka
semakin mudah perusahaan untuk meninggalkan suatu
industri. Sebenarnya, ini menjadi suatu hal yang menarik
bagi perusahaan yang tetap bertahan pada industri tersebut,
karena perusahaan tersebut dapat menarik konsumen dari
perusahaan yang “pergi”. Berikut ini beberapa strategi
yang dapat dilakukan oleh perusahaan jika sudah pada
posisi berada pada fase decline diantaranya :
a) Meningkatkan investasi perusahaan untuk
mendominasi pasar atau memperkuat posisi persaingan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 174
b) Mempertahankan level investasi perusahaan sampai
pada titik dimana ketidakpastian terhadap industri
menjadi jelas.
c) Mengurangi tingkat investasi perusahaan secara
selektif, yaitu dengan cara meninggalkan kelompok
customer yang tidak memberikan keuntungan, serta
meningkatkan investasi pada pasar yang sudah
dianggap tidak akan pernah lagi memberikan
keuntungan.
d) Mengambil investasi perusahaan untuk memperoleh
dana cair (cash) dalam waktu yang singkat.
e) Meninggalkan bisnis dalam waktu yang singkat
dengan cara menjual aset perusahaan secepatnya, jika
hal ini adalah solusi terakhir.
2.4. Strategi Pemasaran Jasa.
Menurut Djaslim Saladin (2004:134) “Jasa adalah setiap
kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada
pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya juga
tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Menurut Zeithaml
dan Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:28) “Jasa
adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk
dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat
bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak
berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.”
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 175
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka jasa pada
dasarnya adalah sesuatu yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.
2) Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan suatu produk fisik.
3) Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau
kepemilikan.
4) Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan
pengguna jasa.
Berbeda dengan Produk (barang) jasa adalah segala
sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhan. Segala sesuatu yang termasuk ke
dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat,
organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru
saja disebutkan. Berkaitan dengan kualitas barang dapat
di-uji secara fisik dan mudah, sementara jasa tidak demikian,
pengujiannya hanya dapat diuji dengan referensi dari
penguna lainnya. Oleh karena itu wirausaha penyedia jasa
akan lebih selektif jasa apa yang berkaitan dengan kebutuhan
pasar konsumen, karena memiliki karakteristik tertentu
seperti; ketepatan waktu, kualitas pelayanan, bentuk
pelayanan, fungsi produk, kenyamanan, keamanan, estetika,
moralitas, nilai sosial. Semuanya berpengaruh pada
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 176
kepuasan konsumen. Misalnya perjalanan menggunakan
pesawat dengan jarak tempuh tertentu dan tiba pada kota
tujuan pada waktu yang tertera pada boarding. Ternyata di
luar dugaan keterlambatan keberangkatan dari kota asal
menimbulkan dampak spsikologis pada pengguna jasa
tersebut.
Jasa atau layanan menurut Phillip Kotler adalah setiap
tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu
pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya
bisa terkait dan bisa juga tidak terhadap fisik produk.
Kesamaan antara barang dan jasa sebagai produk diketahui
dari azas manfaat produk itu sendiri, yaitu; manfaat
penggunaan, manfaat psikologis, manfaat fungsi produk.
Pasang surutnya dunia bisnis di Provinsi Kepulauan Riau
memiliki kesamaan dengan apa yang diperjuangkan oleh
pelaku bisnis itu sendiri, ada masa pengenalan, masa
pertumbuhan, masa kematangan, kemudian kemunduran.
Pemerintah menghendaki Kepulauan Riau mampu
meningakatkan pertumbuhan ekonomi terutama dari sektor
industry, transportasi, perdagagnan dan pariwisata. Kondisi
ekonomi tahun Triwulan II Tahun 2017 sangat
memprihatinkan semua pihak, pemerintah, swasta dan
masyarakat seperti pekerja (buruh) atas krisis global yang
turut melanda daerah ini. Pada tahun 2014 pertumbuhan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 177
ekonomi Kepri masih berada pada angka 6,6 persen, namun
pada tahun 2016 hanya mencapai 5,3 persen, bahkan pada
Triwulan II Tahun 2017 hanya tumbuh pada angka 2,02
persen.
Ekonomi negara ASEAN, Indonesia pada tahun 2014
berada di atas pertumbuhan ekonomi pada posisi nomor 3
(tiga), dari negara ASEAN, dua tahun terahir posisi
Indonesia berada dibawah negara Fhilipina, Laos, Kamboja,
dan Myarmar. Untuk selengkapnya data ini disajikan
sebagai informasi perkembangan pertumbuhan ekonomi
terahir di ASEAN, sebagai berkut.
Grafik 14. Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN
Sumber : BPS. Pusat (data diolah 2014,2017)
Merosotnya pertumbuhan ekonomi Singapura,
berpengaruh terhadap pertumbuhah ekonomi Provinsi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 178
Kepulauan Riau. Dari pertumbuhan tahun 2014 sebesar 6,6
pesern, tertinggi di sumatera, pada Triwulan II tahun 2017
turun drastis hingga pada angka 1,52 persen. Untuk
mengetahui perkembangan terhadap pertumbuhan ekonomi
Kepulauan Riau tahun 2014-2017 (TW II), dapat dilihat
pada grafik berikut.
Grafik 15, Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri (2014 –
Tw.II – 2017)
Sumber : BPS Kepri, (diolah).
Terpuruknya petumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau
dari Triwulan II tahun 2015 – 2017 terjadi di Pulau Batam,
dimana hampir 60an perusahaan yang selama ini menopang
ekonomi dan pembangunan menutup operasional
perusahaannya dengan alasan karena pengaruh ekonomi
global sehingga berdampak terhadap penurunan ekspor
Kepulauan Riau secara drastis. Inilah pertumbuhan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 179
ekonomi terburuk yang dialami oleh pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terahir ini.
Bahkan berada pada posisi ke dua terahir tingkat nasional.
3. Soal latihan
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi
pemasaran
2) Bedakan pemasaran produk barang dan Jasa
3) ada berapa fase product life cycle dan jelaskan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 180
BAB IX
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada Bab ini dibahas deskripsi umum tentang
pengembangan kepribadian.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengertian
keperibadian, konsep menuju pribadi ideal, konsep
Johari window, kreativitas dan inovasi. Dengan
mempalajari bab ini, mahasiswa diberikan
pengetahuan tentang kepribadian, konsep pribadi
ideal, johari window, kreatvitas dan inovasi untuk
mengantisipasi masalah-masalah individu, kelompok
pada masa akan datang.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian
keperibadian, konsep menuju pribadi ideal, konsep
Johari window, kreativitas dan inovasi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 181
2. Penyajian Materi
2.1. Pengertian Kepribadian
KEPRIBADIAN (QS.95:4) Yang artinya: “.diciptakan
manusia dalam keadaan sebaik baiknya”. Menurut Oemar
Hamalik (1993 : 34). Kepribadian adalah suatu sistem semua
tingkahlaku seseorang (person) yang unik, teritegrasi, dan
terorganisasi. Pada hakekatnya kepribadian Bercirikan sbb:
1) Berkembang secara berkelanjutan
2) Berbeda unt.setiap orang dan unik
3) Bersifat dinamis.
Menurut Alex Inkeles dan David H. Smith (1974: 19-24)
adalah beberapa ahli yang menegemukakakn tentang kualitas
dan sikap modern. Menurut Inkeles (1974: 24), kualitas
manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi
dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk
sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-
cirinya meliputi keterbukaaan terhadap pengalaman baru,
selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis terhadap
fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa
yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya
diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai
keahlian, respek, hati-hati, serta memahami produksi
Ciri-ciri orang modern tersebut hampir sama dengan
yang dikemukakakn oleh Gunar Myrdal, yaitu:
1) Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 182
2) Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional
3) Mempunyai jangkauan dan pandangan yang luas
terhadap berbagai masalah
4) Berorientasi pada masa sekarang dan yang akan
datang
5) Selalu memiliki perencanaan dalam segala kegiatan
6) Mempunyai keyakinan pada penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi
7) Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai oleh nasib
dan orang tertentu
8) Memiliki keyakinan dan menggunakan keadilan
sesuai dengan prinsip masing-masing
9) Sadar dan menghormati orang lain (Siagian, 1972)
Menurut Harsojo (1978: 5), modernisasi merupakan
sikap yang menggambarkan:
1) Keterbukaan bagi pembaruan dan perubahan.
2) Kesanggupan membentuk pendapat secara
demokratis.
3) Orientasi pada masa kini dan masa depan.
4) Keyakian terhadap kemampuan diri sendiri.
5) Keyakinan terhadap kemampuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
6) Anggapan bahwa keberhasilan merupakan hasil dari
prestasi.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 183
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman
baru akan lebih siap untuk menanggapi segala peluang,
tantangan, dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah
standar hidup. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide
baru merupakan wirausaha yang innovatif dan kreatif.
Menurut Yurgen Kocka (1975), pandanga yang luas dan
dinamis serta kesediaan untuk pembaruan bisa lebih
berkembang cepat dalam lapangan industri, tidak lepas dari
latar belakang pendidikan, dan pengalaman perjalanan yang
banyak (Yuyun Wirasasmita, 1982; 44).
Dalam konteks ini juga dijumpai perpaduan yang nyata
antara usaha perdagangan yang sistematis dan rasional
dengan kemampuan bereaksi terhadap kesempatan-
kesempatan yang didasari keberanian berusaha. Wirausaha
adalah pribadi unggul yang mencerminkan budi yang luhur
dan sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar
kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih
dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan
kebenaran dan kebaikan.
Wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau
individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk
melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian
terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta
pikiran untuk menaklukan cara berfikir yang tidak berubah,
dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadan oposisi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 184
sosial (Heijhrachman Ranupandoyo,1982:1). Wirausaha
berperan dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang
merupakan gabungan dari lima proses innovasi, yaitu
menemukan pasar baru, pengenalan barang-branag baru,
metode produksi baru, sumber penyediaan bahan mentah
baru, serta organisasi industri baru. Wirausaha merupakan
innovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk
mencari kreasi-kreasi baru.
Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator
atau organisasi penting. Menurut Dusselman (1989:16),
seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh
pola-pola tingkah laku sebagai berikut :
1) Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan
menerima ide-ide baru.
2) Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk
menimbang dan menerima risiko dalam mengambil
keputusan dan menghadapi ketidakpastian.
3) Kemampuan, manajerial, yaitu usaha yang dilakukan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi :
a) Perencanaan
b) Koordinasi
c) Menjaga kelancaran usaha
d) Mengawasi dan mengevaluasi usaha
4) Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan,
dan mengarahkan tujuan usaha
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 185
Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla (1986),
pola tingkah laku kewirausahaan di atas tergambar dalam
perilaku dan kemampuan sebagai berikut :
1) Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi
kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri,
keberanian mengahadapi risiko, memiliki dorongan,
dan kemauan kuat.
2) Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi
dan hubungan antar personal, kepemimpinan, dan
manajemen.
3) Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan
produk dan harga, periklanan, dan promosi.
4) Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk
penentuan tujuan, perencanaan, penjadwalan, serta
pengaturan pribadi.
5) Keuangan, indikatornya adalah sikap dan cara
mengatur uang
David McClelland (1961: 205) mengemukakan enam ciri
perilaku kewirausahaan, yaitu:
1) Keterampilan mengambil keputusan dan risiko yang
moderat, serta bukan atas dasar kebetulan belaka.
2) Energik, khususnya dalam berbagai bentuk kegiatan
inovatif.
3) Memiliki sikap tanggung jawab individual.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 186
4) Mengetahui hasil-hasil dari berbagi keputusan yang
diambilnya, dengan tolak ukur satuan uang sebagai
indikator keberhasilan.
5) Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di
masa mendatang.
6) Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi
kemampuan kepemimpinan dan manajerial
Seperti telah dikemukakan diatas, wirausaha adalah
inovator dalam mengkombinasikan sumber-sumber bahan,
teknologi, metode produksi, akses pasar, dan pangsa baru
menyediakan barang dan jasa untuk konsumen baik individu,
lembaga dan pemerintah. (Schumpeter, 1934). Oleh Ibnu
Soedjono (1993), perilaku kreatif dan inovatif tersebut
dinamakan “tindakan wirausaha” yang ciri-cirinya sebagai
berikut :
1) Selalu mengamankan investasi terhadap risiko,
2) Mandiri,
3) Berkreasi menciptakan nilai tambah,
4) Selalu mencari peluang, dan
5) Berorientasi ke masa depan.
Budiyono (2007:20) menjelaskan 4 unsur penting
berkenaan dengan kepribadian:
1) Dinamis
2) Memiliki sistem
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 187
3) Psikophisis, bukan bersifat fisik, bukan pula psikis,
tapi keduanya
4) Unik, artinya setiap orang tidak sama
Menurut Sigmund Freud yang teorinya dikaji oleh Calvin
S.Hall (1959 : 29-46) bahwa adanya susunan kepribadian
menurut Freud yaitu : Id, Ego, dan Super Ego.
Ketiga kepribadian yang dimiliki seseorang dapat
digambarkan seperti cairan yang mengisi bedjana yang
seimbang atau sama banyaknya, seperti berikut :
Gambar 6. Ciri-Ciri Kepribadian Seimbang
Terdapat keseimbangan antara kemampuan menggagas
Sesutu yang diinginkan (ide), kemampuan
mempertimbangkan (super ego) dan kemampuan
melaksanakan (ego).
Seorang Entrepreneur wajib berusaha agar memiliki
aspek-aspek kepribadian yang proporsional. Artinya
“keberadaan id, ego, dan super ego Seimbang dan dinamis.
Ketika menyusun suatu Rencana id lebih banyak bekerja,
IDE EGO SUPER EGO
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 188
waktu melaksanakan ego – lah yang menonjol, saat harus
mempertimbangkan super ego yang tampil mengemuka.
Pada kebanyakan pelaku usaha selalu siap meletakkan
pondasi usahanya namun sekian bulan berjalan pondasi
tersebut tidak kuat lagi berbagai alasanpun turut dilontarkan,
padahal pondasi dalam sebuah usaha adalah hal yang
penting. Banyak ide/gagasan adalah bagus, namun perlu
dipertimbangkan ide/gagasan yang mana yang lebih di
kuasai. Maka ide/gagasan itulah yang mestinya
dilaksanakan. Tindakan ceroboh sering dipertontonkan oleh
banyak pelaku usaha kita seperti keinginan memulai usaha
yang menggebu-gebu akan tetapi nyatanya belum pernah
melakukan kajian atau analisis kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman (SWOT) analsisis suatu usaha yang
akan di kerjakan. Ternyata dampak semua apa yang
dikerjakan dengan terburu-buru memberikan efek jera dan
memutar balikkan bahwa terlalu banyak persaingan.
Padahal sederhana saja bila seseorang memulai usaha
dengan SWOT analsisis seminimal mungkin resiko akan
dapat diatasi. Manusia bukanlah makhluk yang sempurna,
oleh karenanya pengakuan itu untuk menumbuhkan
semangat ingin tahu yang lebih luas dan mendalam sehingga
tingkat kegagalan akan jauh lebih sedikit.
Tidak banyak orang yang mau mengakui kelemahannya,
tinggal pada suatu desa saja tidak mengetahui sesuatu yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 189
unik dari desa tersebut merupakan suatu kelemahan
seseorang. Apalagi tinggal di kota dengan kompleksitas
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ada semuanya.
Dasar perubahan pada seseorang wirausaha tangguh adalah
KURIORITAS (rasa ingin tahu) yang sangat-sangat
berlebihan, dengan sifat kreatifvitas dan inovasi tinggi ada
pada dirinya.
Selanjutnya kita bicara tentang alam sadar, Alam Bawah
sadar, (fenomena gunung ES” berikut Ini.
1/3 bagian di bawah permukaan air laut
(Alam Sadar)
Permukaan air laut ------------------------
2/3 bagian di bawah permukaan air laut
(Alam bawah sadar)
Gambar, 7. Fenomena Gunung Es di Tengah Lautan
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa potensi
manusia sebagian besar atau lebih banyak berada pada alam
bawah sadar. Menskipun kondisi ini dibutuhkan perjuangan
untuk memperbesar alam sadar. Keberhasilan memperbesar
alam sadar akan menambah potensi manusia yang secara
hakiki luar biasa hebatnya. Bercerita tentang sebuah desa
yang ada unsur unik di daerah terebut namun tidak semua
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 190
masyarakatnya yang tau tentang keunikan yang ada di
desanya, itulah gambaran kelemahan manusia yang
sederhana, dibalik kehebatan orang lain yang lebih banyak
tahu dan sempurna pengetahuan tentang desanya.
Banyak cara yang dapat digunakan oleh seseorang untuk
mengetahui atau dapat mengetahui sesuatu, ada yang
melakukannya dengan cara berifikir (Thingking), dengan cara
pengamatan (Sensation), dengan cara merasakan (Feeling),
atau dengan cara Naluri/Firasat/ Gerak Hati
(Intuition/insting). Sekecil apapun peristiwa itu. Betapapun
sederhananya kejadian tersebut lalu dijadikan sebagai dasar
pijakan untuk menentukan langkah mengambil suatu
kesimpulan.
Perpaduan alam Sadar dan alam bawah sadar yang
menghasilkan gerakan energi kepribadian berupa kegiatan
yang rerdiri atas thinking, feeling, sensation, dan instution.
Hal ini oleh CG.Jung dalam Budioyono (2007:55) disebut
sebagai empat fungsi baku atau four vasic fuction selajutnya
(2007 : 55-56) dijelaskan sebagai berikut:
1. Thinking (Berpikir) Dengan fungsi baku ini manusia
memahami dunianya dengan mempergunakan akal
pikirannya, dalam arti berdasarkan fakta dan
hubungan logis.
2. Feeling (Merasakan) Dengan fungsi baku ini manusia
memahami dunianya dengan mempergunakan perasa
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 191
annya (feeling), baik yang menyenangkan maupun
yang tidak menyenangkan, yang ditimbulkan oleh
penga laman,
3. Sensaction (pengamatan) dengan fungsi ini manusia
memahami dunianya dengan mempergunakan
pengamatannya tanpa mengadakan evaluasi dan
tafsiran lebih lanjut.
4. Institution (Firasat) Dengan fungsi ini manusia
memahami dunianya dengan berdasarkan firasatnya
Bagi seorang entrepreneurship perlu Memiliki
Kepribadian sampai pada tatanan ideal sejak Awal
munculnya kesadaran diri seperti di atas. Kepribadian yang
kreatif dan inovatif. Menurut Everette Hagen melalui
teorinya yang ditulis Oleh Robert H.Lauer (2003:129)
tentang perubahan sosial atau kepribadian yang mengarah
kepada prestasi ialah teori individu modern yang
dikemukakan oleh Auguste Comte (2003:146).
Kepribadian “sebagai sistem sikap dan perilaku yang
didasari oleh struktur yang unik serta di ekpresikan melalui
tampilan phisik, mental dan sosial dalam dinamika interaksi
yang dinamis dengan lingkungannya.” Dari definisi
kepribadian diatas, ada beberapa unsur antara lain:
1) Sistem
2) Sikap dan perilaku
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 192
3) Struktur kepribadian yang unik
4) Tampilan phisiil mental dan sosial
5) Dinamika interaksi dengan lingkungannya
Raymond B Cattell (dan juga Hans Eysenck) mempunyai
keyakinan dasar bahwa kepribadian memiliki banyak sekali
dimensi yang dapat diukur, dan teknik statistik analisis faktor
dapat dipakai sebagai sarana untuk mengisolasi variabel-
variabel kepribadian itu. Misalnya, seorang pakar
kepribadian akan meneliti hipotesa yang menyatakan bahwa
manusia itu mempunyai 30 macam traits di dalam dirinya.
Dibuatlah alat ukur untuk mengungkap besaran trait-trait itu
di dalam diri seseorang.
Masalahnya adalah, apakah 30 traits itu saling terpisah,
atau ada dua trait atau lebih yang saling berhubungan dan
dapat dipandang sebagai satu trait saja? faktor analisis
merupkan prosedur untuk menganalisis seperangkat korelasi
antara berbagai skor hasil pengukuran, dengan tujuan
memperoleh jumlah trait yang lebih sederhana, untuk
kemudian diinterpretasi sebagai struktur dasar dari
kepribadian itu sendiri.
2.2. Konsep Menuju Pribadi Idial
Beberapa konsep untuk mewujudkan sikap Dan Prilaku
yang dapat diterima oleh semua Sedikitnya ada 5 konsep,
yaitu :
1) Memanfaatkan sistem kepribadian .
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 193
2) Menumbuhkan motivasi positif
3) Memposisikan diri pada jendela Jauhari
4) Menggelindingkan diri pada roda diri”
5) Check list Karakteristik pribadi idial.
Untuk membentuk pribadi yang IDEAL ditambahkan
sebagai berikut.
1) Sandang, Pangan dan Papan
2) Lingkungan
3) IPTEK
Peribadi ideal dalam kehidupan seseorang juga dapat
diketahui dari sifat asal (mengenali diri) dari masa lalu, masa
kini dan masa depan. Walupun tidak sedikit pula hidup
manusia tanpa arah, tanpa tujuan, tanpa target . Maka sering
kita menemukan adanya orang berbuat baik selama hidupnya
ada pula orang yang sering meresahkan kehidupan
(mengganggu) orang lain, ada juga orang yang berbuat baik
kemudian berbuat tidak baik.
Ada orang yang sebenarnya kita mengenali biasa-biasa
kemudian ia sukses. Ada pula orang yang saat kita jumpai
dalam keadaan sukses, beberapa tahun kemudian gagal. Tapi
untuk menjadi yang terbaik paling tidak mengenali kerngka
berikut ini.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 194
Memahami
(Potensi Diri )
Gambar, 8. Konsep Menumbuhkan Motivasi Positif
Gambar di atas, seolah memberi isyarat bahwa dalam
setiap perjalanan tentu ada tujuan, analoginya dengan sebuah
perjalanan yang memiliki tujuan, dalam suatu kegiatan ada
motivasi, dalam bahasa sehari-hari motivasi sering diartikan
sebagai dorongan. Ada dorongan yang kuat ada dorongan
yang lemah, dari dalam dir sendiri atau dari luar, terdapat
pula Motivasi negatif dan motivasi positif. Motivasi positif
berarti yang kuat untuk berbuat baik dan sebaliknya.
2.3. Konsep Johari Window.
Sedikit dari masyarakat yang mau mengakui
kelemahannya bahkan mengatakan dirinya selalu lebih
hebat dari orang lainnya. Setelah mepelajari bab ini akan
muncul suatu sikap bahwa ternyata masih banyak yang harus
Person
Masa Lalu Masa
Kini
Masa Depan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 195
dibenahi baik dari pengetahuan, sikap, perilaku, dan tindakan
yang berlebihan dengan karakter ke-akuan harus lebih dijaga
dan ditata ulang. Tidak ada seorangpun yang sempurna
dalam hidupnya, yang ada adalah saling melengkapi
kekurangan masing-masing.
Memposisikan diri pada "Johari Window“ di Jendela
potensi sebagai makhluk sosial, hidup manusia tentu akan
selalu Berdampingan dengan orang lain mestinya saling
melengkapi, lihat gambar berikut ini.
Gambar, 9. Johari Window (Jendela Johari)
Dalam Ke-akuan, berarti dimana ada saya disitu ada
orang lain berkaitan dengan kenyataan ini, ada suatu konsep
yang cukup masyhur yakni ".lohari Window". diantaranya
konsep ini dikemukakan oleh Jalaluddin Rahmat (1992'. 101-
108) konsep ini dapat dijadikan acuan untuk membentuk
1 STAT
2 STATT
3 STTAT
4 STTATT
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 196
pribadi ideal. Adapun konsep tersebut dapat dilihat seperti
pada gambar berikut ini.
Penjelasan lebih lengkap seperti berikut ini.
Jendela 1
Memberikan gambaran tentang suatu keadaan dimana
"saya" dan orang lain. sama-sama mengetahui
suatu keadaan tertentu, sehingga kondisi itu menjadi
arena persaingan. Dan mematahkan pernyataan,
“sama-sama tahu”.
Jendela 2
Menuniukkan adanya suatu situasi dimana "orang lain
"tidak tahu. Sedangkan sava mengetahuinya”,
sehingga pada situasi "saya“ lebih beruntung di
bandingkan dengan " orang lain tersebut.“
Jendela 3
Menunjukkan adanya Suatu situasi dimana "saya"
tidak tahu dan "orang lain tahu”, seliingga saya
lebih rugi dibandingkan orang tersebut
Jendela 4
Menggambarkan Mengenai suatu kondisi dimana
"saya“ dan orang lain tidak mengetahui sehingga
kondisi demikian disebut “misteri”. Kemudian siapa
diantara keduanya yang akan memecahkan misteri
tersebut, sampai ada penemunya. Untuk
mematahkan kalimat, “sama-sama tidak tahu”.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 197
2.4. Kreativitas Dan Inovasi
Theodore Levit mengemukakan bahwa kreativitas adalah
“Memikirkan hal-hal baru dan inovasi adalah mengerjakan
hal-hal baru. Frinces (2004 : 37) menyebutkan peran sentral
dalam kewirausahaan adalah adanya kemauan yang kuat
untuk menciptakan (to create or innovate) sesuatu :
1) Sebuah organisasi baru
2) Pandngan baru tentang pasar
3) Nilai-nilai korporate
4) Proses-proses baru manufaktur
5) Produk-produk baru dalam mengelola sesuatu
6) Cara-cara dalam mengambil keputusan
7) Cara-cara baru dalm menginovasi unit usaha
Menurut Muhammad Daud Gunawan (2008 : 189-190)
menyebutkan
1) Barang siapa berinovasi sehingga menemukan yang
baik, maka baginya pahala
2) Islam menyeru untuk melakukan eksplorasi dari apa
yang ada di langit dan dibumi QS. Al Jaatsiyah : 13.
3) Islam memberikan proteksi dalam setiap inovasi yang
diamankan untuk kebaikan, yang artinya, “Barang
siapa yang berijtihat dan benar baginya dua pahala
dan apabila ijtihatnya salah maka ia tetap akan
mendapatkan satu pahala.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 198
Proses INOVASI diuraikan sebagai berikut : Menurut
Wiratno (1996 : 15).
1) Wiraswastawan
2) Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-
konsep
3) Menguraikan masalah-masalah
4) Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5) Menemukan kesamaan
6) Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan
gagasan
7) Mencari pemecahan masalah sementara
8) Meneliti pemecahan masalah dengan hati-hati
9) Bergerak terus jika semuanya baik
10) Mencapai keberhasilan
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun
internal, Menurut Sujuti Jahja ada dua faktor yaitu,
kemampuan, dan kelemahan, sedangkan faktor yang berasal
dari eksternal dari perilaku adalah kesempatan atau peluang.
Kapan seseorang melihat peluang, peluang selalu ada,
namun kesempatan yang sering di tunda-tunda. Hal yang
sering terjadi adalah kehilangan kesemapatan disebabkan
terlalu lama memikirkan, terlalu lama menunggu, terlalu lama
pengambil keputusan untuk suatu hal yang mudah digapai
orang lain.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 199
Keputusan, menurut Ralp C. Davis. Keputusan adalah
hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. Suatu
keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu
pertanyaan. Keputusan harus menjawab tentang apa, yang
dibicarakan dalam hubungan dengan perencanaan.
Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan
yang sangat menyimpang dari rencana semula. Berikut
ditampilkan model analisis, yaitu.
Gambar 10. SWOT Analisis Diri Wirausaha
Seorang wirausaha dengan mudah mencari penyelesaian
masalah yang sedang dihadapinya, dengan menggunakan
Faktor Keberhasilan
STRENGHTS WEAKNESS
TREEHT OPPORTUNITIES
Factor Kegagalan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 200
analisis serta kemampuan memprediki hal-hal yang akan
terjadi terhadap kegiatan bisnis mereka.
Setiap orang dapat menemukan jati dirinya, tanpa minta
pertolongan pada orang pintar, melalui keyakinan mencoba
mengumpulkan energy yang ada pada dirinya, yaitu
(Kekuatan/Strenghts) mungkin saja semangat atau
kemampuan apa. Kedua; mengakui kelemahan/
kekurangan/weakness, dengan demikian aka ada upaya untuk
mencoba terus menerus berusaha untuk mengatasinya.
Ketiga; Yakin bahwa dirinya masih lebih mampu
berpeluang/opportunities dari orang lain disekitarnya dengan
demikian tidak perlu minder dan mestinya berbuatlah
semampunya. Ke-empat; jangan sombong, setiap orang
punya rasa takut bersaing/takut gagal/merasa
terancam/Treaht, dengan menyadari hal itu, berusahalah
untuk menghindar atau meminimalisir kemungkinan buruk
jika itu memang terjadi.
.
3. Soal Latihan
1) Apa yang dimaksud dengan kepribadian
2) Jelaskan konsep menuju pribadi ideal
3) Jelaskan konsep Johari window
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 201
BAB X
AKADEMIK ENTREPRENEUR
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada bab ini dibahas deskripsi umum tentang
akademik entrepreneur.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengertian akademik
entrepreneur, kemajuan akademik entrepreneur,
pengembangan bisnis dilingkungan perguruan tinggi,
lahirnya wirausaha muda. Dengan mempelajari bab
ini, mahasiswa dapat memahami pengertian akademik
entrepreneur, kamajuan akademik entrepreneur,
pengembangan bisnis dilingkungan perguruan tinggi
sehingga lahirnyaya wirausaha muda.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian
akademik entrepreneur, kemajuan akademik
entrepreneur, pengembangan bisnis dilingkungan
perguruan tinggi, lahirnya wirausaha muda.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 202
2. Penyajian Materi
2.1. Pengertian Akademik Entrepreneur
Belum ditemukan pengertian khusus tentang akademik
entrepreneur, akademik entrepreneur bagaimana lahirnya
entrepreneur dilingkungan pendidikan khususnya di
perguruan tinggi. Menurut Ciputra Senior entrepreneurship,
mengemlompokkan para penggerak wirausaha ada tiga
kelompok yaitu; Dari lingkungan akademik (Pendidikan),
dari lingkungan pemerintahan dan dari lingkungan
Organisasi Kemasyarakatan. Dari lingkungan pemerintahan
misalnya telah dibuktikan pada masa pemerintahan Bapak Ali
Sadikin, pada waktu beliau menjabat sebagai Gubernur DKI
yang telah mendukung Ciputra mengembangakan wisata
Ancol, yang sampai saat ini menjadi salah satu destinasi
kunjungan wisatawan. Contoh lainnya dari dari perdana
menteri Singapura, yaitu Lee Kuan Yew yang
mengembangkan Singapura. Entrepreneur di pada sosial
seperti Muhammad Yunus peraih Nobel dari Bangladesh.
Tingginya angka pengangguran dari lulusan perguruan
tinggi di Indonesia mengalihkan perhatian para pendidik
untuk menemukan model pemebelajaran untuk perguruan
tinggi. Menjawab persoalan tersebut di setiap perguruan
tinggi saat ini sudah mulai mirintis program pendidikan
kewirausahan. Bukti nyata bahwa pemerintah mengeluarakan
kebijakan dengan memasukkan mata kuliah Kewirausahaan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 203
dalam kurikulum pembelajaran, khususnya di tingkat
perguruan tinggi, dimana tingkatan ini merupakan tahap akhir
sebelum para mahasiswa memasuki dunia kerja yang
sebenarnya. Banyaknya pengangguran serta kurangnya minat
berwirausaha menjadi autokritik terhadap peran dari
perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki peran yang besar
dan memiliki peluang untuk menanamkan sikap mental
kewirausahaan sehingga lulusannya mampu menjadi
wirausahawan-wirausahawan baru yang siap menjadi
pahlawan ekonomi.
Ciputra (2009) memaparkan beberapa faktor yang
menjadi latar belakang mengapa diperlukan pendidikan
kewirausahaan:
1) Pada umumnya generasi muda Indonesia tidak
dibesarkan dalam budaya wirausaha,
2) Terlalu banyak pencari kerja namun sedikit pencipta
kerja,
3) Kewajiban untuk mendidik dan melatih generasi
muda untuk memiliki kemampuan menciptakan
pekerjaan bagi diri sendiri,
4) Kekayaan alam Indonesia yang berpotensi untuk
dikembangkan,
5) Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih
luas.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 204
Persepsi yang sudah terbangun pada masyarakat
Indonesia adalah menjadi pekerja, bukan menciptakan
pekerjaan. Perlu ada upaya merubah mindset masyarakat dari
minat mencari kerja menjadi menciptakan pekerjaan. Kata
“Wirausaha” merupakan terjemahan dari istilah bahasa
inggris entrepreneur,yang artinya adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai
kesempatan peluang bisnis. J. B. Say menggambarkan
pengusaha sebagai orang yang mampu memindahkan
sumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke
tingkat produktivitas tinggi karena mampu menghasilkan
produk yang lebih banyak.
Bab ini juga akan membahas khusus peran dosen dalam
tuggas dan fungsinya untuk pengembangan kewirausahaan di
perguruan Tinggi (PT). Nilai-nilai kewirausahaan dapat
ditransfer kepada mahasiswa melalui berbagai aktivitas
belajar-mengajar. Dosen mempunyai potensi untuk
membangkitkan dan mengembangkan wirausaha di berbagai
aktivitas penelitian sehingga dapat membangkitkan usaha
melalui pengembangan hasil penelitian, pemanfaatan
laboratorium dan workshop, pelatihan dan praktek lapangan,
sehingga hasilnya dapat diimplementasikan dalam bentuk
pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian akan
berkembang wirausaha-wirausaha dari PT berbasis Iptek.
Dosen yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 205
kewirausahaan akan dapat membimbing mahasiswa dalam
menginisiasi dan mengembangkan usahanya sehingga terjadi
proses akselerasi pertumbuhan wirausaha baru.
Latar belakang kondisi negara Indonesia sedang
dihadapkan pada masa dimana perekonomian negara masih
belum stabil, salah satunya dikarenakan ketahanan sektor riil
yang masih lemah. Sektor riil itu sendiri merupakan bagian
perekonomian yang berhubungan langsung dengan dinamika
usaha dan bisnis. Hal inilah yang mendorong salah satu
sumber latar belakang diterbitkannya buku ajar
Kewirausahaan berbasis kemaritiman, dengan tujuan untuk
menstimulasi kebijakan pemerintah dibidang perekonomian
sektor kemaritiman.
2.2. Kemajuan Akademik Entrepreneur
Untuk mendorong sasaran pembelajran dan pengembagan
akademik entrepreneur harus dimulai dari langkah-langkah
berikut ini.
2.2.1. Metode Pembelarjaran;
Beberapa metode belajar yang diketahui dan sebahagian
besar telah digunakan oleh para dosen pada waktu
mengajar mahasiswanya, setiap model memiliki peran
dan fungsi keterlibatan mahasiswa dan dosen yang
berbeda dalam kegiatan belajar. Ada model Surface
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 206
Learning, Deep Learning, Kooperatif Learning,
Pembelaajan Kolaboratif Learning, Pembelajaran
Inguiry Learning. (Suryana, 2000). Sementara itu
Roesetiyah (2001:85), menjelaskan tentang belajar
dengan Model Karya Wisata. Model Karya Wisata
bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau
memperluas pemahaman dengan melihat kenyataan,
karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak peserta
ke suatu objek tertentu di luar kampus untuk
mempelajari atau menyeleidiki sesuatu seperti meninjau
lokasi tempat objek usaha yang masih aktif. Model
Karya Wisata memiliki kesamaan dengan Model
pembelajaran Kolaboratif Learning. Yaitu kolaborasi
dosen dengan praktisi/instansi terkait dengan cara
membawa mahasiswa kelapangan praktis (studi
lapangan), dilapangan mahasiswa mendengarkan
penjelasan dari praktisi (pelaku usaha), berdiskusi, dan
melakukan observasi, dan hasilnya disampaikan dalam
bentuk laporan. Tujuan kongrit yang diharapkan dari
pembelajaran Kewirausahaan seperti tujuan utama
dalam PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), menurut
Dikti, (Sri Sujanti, 2009:7) ada 6 (enam) yaitu:
1) Menumbuhkan minat berwirausaha di kalangan
mahasiswa
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 207
2) Membangun sikap mental wirausaha yakni percaya
diri, sadar akan jati dirinya, bermotivasi untuk meraih
suatu cita-cita.
3) Pantang menyerah, mampu bekerja keras, kreatif,
inovatif.
4) Berani mengambil risiko dengan perhitungan,
berperilaku pemimpin,
5) Memiliki visi ke depan, tanggap terahdap saran dan
kritik, serta memiliki kemampuan empati dan
keterampilan sosial.
6) Meningkatkan kecapakan dan keterampilan para
mahasiswa khususnya sense of business;
7) Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru
yang berpendidikan tinggi;
8) Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
9) Membangun jejaring bisnis antar pelaku bisnis,
khususnya antara wirausaha pemuda dengn pengusaha
yang sudah mapan.
2.2.2. Ide Kreatif
Menurut David Kelley, founder dari IDEO sekaligus
penulis buku “Creative Confidence”, sebenarnya setiap
orang itu adalah tipe orang yang kreatif. Yang kita
butuhkan hanyalah sebuah dorongan atau yang ia sebut
sebagai “Creative Spark” agar kita bisa kembali menjadi
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 208
orang yang kreatif. Berikut adalah beberapa strategi yang
diperoleh dari buku Creative Confidence untuk
memunculkan ide-ide kreatif, yaitu :
1) Choose Creativity; Hal yang pertama untuk menjadi
kreatif, adalah pernyataan bahwa saya adalah orang
kreatif.
2) Think Like A Traveler; Seperti layaknya seorang
traveler di sebuah negeri yang ia baru kunjungi,
cobalah perhatikan sekeliling. Jangan tunggu inspirasi
hingga datang. Carilah inspirasi tersebut dengan cara
mengekspos diri sendiri terhadap ide-ide dan
pengalaman-pengalaman baru.
3) Engage Relaxed Attention; Kreativitas itu tidak akan
datang ketika kita sibuk dan buru-buru. Dengan
melakukan suatu pekerjaan dengan rileks dan tenang,
otak kita akan lebih mudah untuk membuat koneksi-
koneksi baru terhadap ide yang belum berkaitan.
4) Emphatize With Your End User; Kita akan
mendapatkan lebih banyak ide yang inovatif ketika
kita benar-benar memahami konteks dan masalah
seseorang yang kita coba buatkan solusinya.
5) Do Observations In The Field; Ketika kita melakukan
observasi ke lapangan dengan skill seperti seorang
antropolog, kemungkinan kita akan menemukan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 209
sebuah peluang baru yang tersembunyi dari mata
telanjang.
6) Start With Why; Pertanyaan “Kenapa?” akan
membantu kita untuk lebih tau secara detail akar dari
suatu masalah.
7) Reframe Challenges; Terkadang, kreativitas itu tidak
bisa kita lihat hanya dengan menggunakan satu sudut
pandang saja. Kita juga harus bisa membandingkan
suatu masalah dari sudut pandang lain.
8) Build Creative Network Support; Ajaklah orang-orang
dengan skill yang berbeda untuk berkolaborasi. Sudut
pandang yang berbeda dari orang lain akan membantu
kita untuk lebih cepat membuat ide-ide baru.
2.2.3.Pengembangan Bisnis di Lingkungan Perguruan
Tinggi
Berdasarkan tugas dan tanggungjawab, dosen pada
perguruan tinggi ada tiga unsur yaitu pengajaran, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Ke-Tiga unsur ini wajib
dilaksanakan oleh pada dosen dan mahasiswa. Kritik yang
sering dilontarkan kepada Perguruan Tinggi bentuk lainnya
adalah bahwa perguruan tinggi terisolasi dari dunia nyata,
penelitian hanya dalam laboratorium, melupakan kebutuhan
nyata masyarakat. Oleh karena itu, modul ini diharapkan
lahirnya wirausaha muda yang mampu menciptakan produk
barang atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat pasca
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 210
pengintaian (penelitian/survey) dan dukungan metode
pembelajaran kolaboratif yang banyak memberi inspirasi
dari pelaku-pelaku usaha sebagai peluang berikutnya setelah
melalui SWOT analisis, sesuai content lokal, yaitu :
1) Pengembangan sektor pariwisata, mahasiswa dapat
menjadi pelaku ke dua dari pengelolaan objek-objek
pariwisata di daerah yang belum mampu memikat
wisatawan baik lokal maupun luar negeri. Kondisi objek
pariwisata daerah yang kurang terawat sehingga tidak
memikat, pengelolaannya yang kurang didukung oleh
tekhnologi informasi, merupakan potensi bagi
mahasiswa untuk bekerjasama dengan pelaku usaha yang
ada.
2) Pengembangan sektor industry manufaktur, masih
banyaknya produk inti hasil karya masyarakat yang
belum dilengkapi dengan kemasan/packing yang baik
dan nyaman bagi konsumen. Merupakan peluang baru
bagi innovator muda seperti mahasiswa untuk
berkarya. Sehingga memberikan nilai tambah pada
produk aslinya.
3) Pengembangan sektor kuliner, Kepulauan Riau adalah
daerah maritim dengan geografis yang sangat strategis
bagi luar negeri. Peluang besar bagi mahasiswa kreatif
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 211
untuk mengembangkan produk berbasis laut. Seperti
pengembangan hasil produk berbasis ikan, udang, rumput
laut, dan sebagainya menjadi produk makanan, kalengan
bernilai ekspor.
4) Produk berbasis tehnologi, daerah-daerah yang
dikembagkan oleh pemerintah pusat dan provinsi
membutuhakan tehnologi inovasi baru pengolah hasil
produksi baik dari nelayan, mapun petani. yang selama
ini hanya menguasai produk dasar, artinya belum
mampu sampai tahap pengeolahan.
5) Tehnologi E-Commerce dan The World-Wide-Web; Hari
ini Aktivitas Perdagangan on-line tumbuh cepat sekali,
sehingga menciptakan banyak peluang dan kesempatan
bagi wirausahawan muda (mahasiswa) yang menguasai
teknologi inforamsi dan komuniasi seperti menggunakan
jaringan internet atau website. Dengan bantuan mesin
bisnis modern seperti; computer, laptop, notebook, mesin
fax, printer laser, printer color, seseorang dapat bekerja
dirumah seperti layaknya bisnis besar. Data menunjukkan
bahwa 47% bisnis kecil melakukan akses internet
sedangkan 35% sudah mempunyai website sendiri. Faktor
ini juga mendorong pertumbuhan wirausahawan di
beberapa negara.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 212
6) Tehnologi E-Commerce dan The World-Wide-Web;
ketersediaan objek wisata, dilengkapi dengan akomodasi
perhotelan, serta kawasan bersejarah lainnya harus
didukung oleh tehnologi E-Commerce dan The World-
Wide-Web, agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat
lokal dan Internasional. Penyediaan jasa E-Comerce
bagi masyarakat yang belum memahami fungsinya
merupakan peluang besar bagi masayarakat akademisi
untuk turut memberi andil tumbuhnya lapangan pekerjaan
baru baik dari unsur mahasiswa dan masyarakat lainnya.
7) Dukungan Maksimal; Freire menekankan, dalam
pendidikan perlu dipakai prinsip konsistensi yang
merujuk pada penguasaan problem diri sendiri dan situasi
di mana peserta didik hidup serta tumbuh kesadaran
dalam menentukan kedudukan, nilai-nilai dan harapan
hidup peserta didik terhadap relasinya.
8) Terahir, terbangunnya supermarket, seperti waralaba
al-Famart, Indomaret dan sejenisnya di lingkungan
perguruan tinggi yang memudahkan mahasiswa
membutuhkan media pendukung pembelajran. Seperti
Mesin Fotocopy, Buku pendukung pembelajraan, ATK,
serta kebutuhan-kebutuhan lain. Terbangunnya fasilitas
olahraga dengan system sewa – pakai, Perhotelan atau
asrama mahasiswa.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 213
2.2.4. Lahirnya Wirausaha Muda
J. B. Say menggambarkan pengusaha sebagai orang yang
mampu memindahkan sumber-sumber ekonomi dari tingkat
produktivitas rendah ke tingkat produktivitas tinggi karena
mampu menghasilkan produk yang lebih banyak.
Beberapa contoh produk sederhana, namun memiliki
nilai strategis yang pernah dihasilkan yaitu; bungkus/
kemasan makanan ringan yang unik dan mudah untuk
dihasilkan dan diingat oleh konsumen, selain praktis juga
memiliki kemampuan daya tarik mempengaruhi konsumen.
Gambar . 11, Kemasan Unik Hasil Inovasi
Sumber : www.google.co.id
Kemasan merupakan salah satu faktor penting untuk
menambah daya tarik (nilai) suatu produk terhadap
konsumen, membuat kemasan produk yang unik merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan penjualan suatu produk.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 214
Tidak heran jika banyak produsen yang berlomba-lomba
untuk membuat kemasan produk yang unik untuk
mengingkatkan penjualan.
Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi mahasiswa
menjadi seorang wirausahawan muda meliputi :
1) Belajar tentang potensi diri
2) Menumbuhkan minat dan bakat mahasiswa
3) Memperluas metode pembelajaran kearah model
kolaboratif
4) Memberikan fasilitas ruang dan waktu untuk
berkreasi
5) Meningkatkan kerjasama antar kelembagaan
6) Menjadi orang modern dan smart
Bertambahnya wirausahawan dari kalangan peguruan
tinggi akan mengurangi jumlah pengangguran, mampu
menambah jumlah lapangan pekerjaan.
Kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap orang yang
jeli melihat peluang bisnis saat ini terbuka luas. Karier
kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat
serta memberikan banyak pilihan bagi konsumen atas produk
barang dan jasa baik dalam maupun luar negeri. Meskipun
perusahaan raksasa lebih menarik perhatian publik dan sering
kali menghiasi berita utama, bisnis kecil tidak kalah penting
perannya bagi kehidupan sosial dan pertumbuhan ekonomi
suatu negara.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 215
Ketua Center of Entrepreneur Development (CED)
UGM, Dr. Ir. Edy Suryanto,M.Sc menyebutkan bahwa
kewirausahaan menjadi suatu hal yang harus diberikan di
perguruan tiggi. Dengan adanya pembelajaran
kewirausahaan diharapkan mampu mengurangi tinggi angka
pengangguran, khususnya dari kalangan terdidik (sarjana dan
diploma). Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi para
mahasiswanya menjadi young entrepreneurs merupakan
bagian dari salah satu faktor pendorong lahirnya wirausaha-
wirausaha muda.
Program penguatan pengetahuan entrepreneur bertujuan
untuk mendorong aktivitas berwirausaha dan percepatan
pertumbuhan wirausaha baru telah dicanangkan pemerintah.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah mengembangkan
beragam program kewirausahaan. Pada tahun 2009, telah
dikenalkan Program Mahasiswa Wirausaha atau PMW
(Student Entrepreneur Program) untuk menjembatani para
mahasiswa memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-
up bussines.
Pengembangan wirausaha bukan hanya untuk sektor
menghasilkan barang namun juga jasa, saat ini kementerian
Kebudayaan dan pariwisata berubah menjadi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi kreatif, membuktikan betapa
besarnya perhatian pemerintah kepada masayarakat untuk
menekuni bidang non many, seperti penyediaan jasa
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 216
pemandu wisatawan menuju destinasi wisata yang mereka
dapatkan dari berbagai media.
Ada 3 (tiga) hal yang tidak lepas dilakukan oleh para
wisatwan yaitu, untuk melihat keindahan (to see), melihat
atraksi-atraksi (suguhan) kegiatan permainan rakyat lokal.
Kedua wisatawan juga melakukan kegiatan (to do), tentunya
hal ini terlepas dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
wisatawan seperti menindaklanjuti hoby seperti olahraga,
renang, berselancar, dayving dan sejenisnya. Ke tiga adalah
kegiatan berbelanja (to buy), adalah kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan baik makan, minum (kuliner), souvenir
serta perangkat penunjang kegiatan selama mereka berada di
negara ini. Salah satu destinasi wisata yang ada di Indoensia
yang menarik dan unik adalah seperti gambar berikut ini.
Gambar, 12. Pelantar Unik Pendukung Wisata Bahari
Sumber : www.google.co.id
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 217
Selain hard skills Soft skills, menurut Berthall (dalam
Diknas, 2008), adalah tingkah laku personal dan interpersonal
yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja
seseorang manusia (misal pelatihan, pengembangan kerja
sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan, dan lain-lain).
Banyaknya destinasi wisata pada suatu daerah tidak
bernilai ekonomis dan estetika apabila Sumber Daya
Manusia-nya tidak mampu memanfaatkannya karena tidak
memiliki keahlian dan keterampilan. Kemampuan soft skills,
perlu dibekali dengan pendidikan hard skill yang baik.
3. Soal Latihan
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan akademik
entrepreneur
2) Jelasakan tujuan akademik entrepreneur
3) Ulasan anda tentang pembelajaan kewirausahaan di
lingkungan pendidikan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 218
BAB XI
KOMUNIKASI BISNIS
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada Bab ini dibahas deskripsi umum tentang
komunikasi bisnis.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengertian
komunikasi, komunikasi yang efektif, tekhnologi
komunikasi dalam wirausaha. Dengan mempelajari
bab ini, mahasiswa memiliki pemahaman, tentang
pengertian komunikasi, dapat berkomunikasi secara
efektif, menguasai teknologi komunikasi dalam
wirausaha.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian
komunikasi, komunikasi yang efektif, tekhnologi
komunikasi dalam wirausaha.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 219
2. Penyajian Materi
2.1. Pengertian Komunikasi
Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga
komunikasi sangat dibutuhkan untuk membantu manusia
dalam melakukan interaksi dengan yang lainnya, karena
tentunya disetiap kesempatan ternyata kita sangat
membutuhkan komunikasi untuk membantu kita dalam
memahami orang lain seperti apa kebutuhan dan keinginan
orang lain lalu digunakan untuk kepentingan bersama.
Sebagian besar masyarakat telah menjadikan komunikasi
sebagai alat untuk dapat memahami orang lain secara
menyeluruh untuk menghindari komunikasi yang tidak
efektif ketika adanya ketidaksesuaian dengan apa yang
diinginkan sehingga akan menimbulkan persepsi yang
berbeda. Kemampuan dalam komunikasi menjadi hal yang
penting untuk bisa bekerja dengan orang lain.
Pengertian komunikasi menurut Ruben dan Steward
dalam ilmu komunikasi adalah komunikasi merupakan suatu
kegiatan kompleks, komunikasi merupakan suatu bidang
yang populer, komunikasi merupakan hal yang vital untuk
suatu kedudukan atau posis yang efektif, komunikasi
merupakan sesuatu yang mendasar dalam kehidupan dan
komunikasi merupakan suatu pendidik yang tinggi dan tidak
menjadi kompetensi komunikasi yang baik.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 220
Komunikasi berasal dari bahasa inggris yang memiliki
asal usul kata dari bahasa latin yaitu communis artinya milik
bersama atau membagi yang merupakan sebuah proses untuk
membangun kebersamaan dan pengertian. Kemudian secara
terminologi, komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pernyataan oleh satu pihak kepada pihak yang lainnya atau
banyak pihak supaya bisa terhubung dengan lingkungan yang
ada disekitarnya.
Pengertian komunikasi menurut Deddy Mulyana terdiri
atas tiga konseptual yaitu komunikasi sebagai interaksi,
komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai
tindakan satu arah.
Dari berbagai pengertian di atas, sebuah organisasi yang
efektif dalam mencapai tujuannya bilamana komunikasi
telah digunakan baik sebagai alat (media) untuk membagi
pekerjaan-pekerjaan kepada anggota dalam organisasi secara
efektif, dan media untuk memahami orang lain terhadap
harapan-harapan dan juga untuk mengetahui ruang lingkup
kemampuan masing-masing.
Komunikasi efektif bisa terjalin secara baik jika kedua
belah pihak sudah saling mengakui kelebihan dan kekurangan
orang lain serta dapat memahami kelemahan yang ada pada
diri orang lain.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 221
2.2. Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi adalah suatu hal yang penting dalam
organisasi, Seorang pimpinan dalam menwujudkan tujuan
dirinya sebagai pemimpin. Banyak organisasi kurang
berhasil mencapai sasaran organisasinya karena kurang
efektifnya komunikasi. Wirausahawan dalam pekerjaannya
menghasilkan produk barang atau jasa harus menjadikan
komunikasi sebagai dasar untuk menjadikan perusahaan
menjadi besar dan berkembang. Seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi telah menguasai dunia
para orang-orang dalam menjalankan usahanya setidaknya
menfungsikan empat pernan dari komunikasi berikut ini.
2.2.1. Fungsi-fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dan
efektif untuk mengukur keberhasilan suatu tugas dalam
organisasi, komunikasi terhambat karena adanya jenjang
(struktur) atasan dan bawahan, kadangkala terjadi saling
menunggu, kepemimpinan yang baik adalah seorang
pemimpin yang mampu memotivasi bawahannya melalui
berkomunikasi yang baik pula, dengan demikian komunikasi
memiliki beberapa fungsi, yaitu: Fungsi informatif, Fungsi
Regualtif, dan Fungsi Persuasif. Fungsi-fungsi ini tentunya
menjadi penting untuk dijalankan guna mencapai tujuan ager
lebih efektif, teknik komunikasi juga bagian penting yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 222
harus dikuasai oleh pimpinan. Berikut skema fungsi
komunikasi dan penjelasannya.
Gambar 12. Fungsi-fungsi komunikasi.
Penjelasan :
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang
lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang
didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi
pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang
mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Manajemen membutuhkan informasi untuk
fungsi informatif
fungsi regulatif
fungsi persuasif
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 223
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam
organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan)
membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-
peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada
semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
a) Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan
untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai
kewenangan untuk memberikan instruksi atau
perintah, sehingga dalam struktur organisasi
kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas
(position of authority) supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya.
b) Bawahan, untuk menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
1) Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan
perintah.
2) Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 224
3) Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai
seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
4) Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar
dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran
komunikasi yang memungkinkan karyawan dapat
melakksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada
dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus
dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi
informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 225
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih
besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
2.2.2. Unsur-Unsur dan Sasaran Komunikasi
Proses komunikasi ada tiga unsur yang mutlak harus
dipenuhi karena merupakan suatu bentuk kesatuan yang utuh
dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi
tidak akan pernah terjadi. Dengan demikian setiap unsur
dalam komunikasi itu memiliki hubungan yang sangat erat
dan saling ketergantungan satu sama lainnya. Artinya,
keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur
terebut. Unsur-unsur komunikasi meliputi :
Gambar 14. Unsur-Unsur Komunikasi
(1)
Komunikator
(2)
Komunikan
(3)
Saluran
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 226
Penjelasan:
1) Komunikator/pengirim/sender; Merupakan orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan .
Komunikator bisa tunggal, kelompok, atau organisasi
pengirim berita. Komunikator bertanggung jawab dalam
hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang
cocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta
kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik. Untuk
itu, seorang komunikator dalam menyampaikan pesan
atau informasi harus memperhatikan dengan siapa dia
berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan
bagaimana cara menyampaikannya.
2) Komunikan/penerima/receiver; Merupakan penerima
pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator
Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung
jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan
dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan
umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan
bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara
sempurna .
3) Saluran/media/channel; Merupakan saluran atau jalan
yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada
komunikan dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata -
kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain
yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 227
channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo
copy, email, sandi morse, semaphore, sms, dan
sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi
tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan(
Wursanto, 1994). Komunikasi yang efektif harus
mempunyai arah yang jelas dari siapa untuk siapa
komunikasi tersebut di sampaikan, Berikut ini dijelaskan.
Gambar 15. Komunikasi Berdasarkan Jenjang struktur
Penjelasan;
Gambar di atas, menjelaskan model komunikasi satu
arah, dari atasan kepada bawahan (bawahan sifatnya
menerima) informasi, perintah, atau pesan dari atasannya.
Kemudian ada komunikasi yang disebut sebagai komunikasi
Atasan
bawahan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 228
horizontal, adalah komunikasi sesama sejawat ditampilkan
dengan gambar berikut ini.
Gambar 16. Jaringan Komunikasi Horizontal
Penjelasan;
Gambar di atas, menunjukkan bentuk komunikasi horizontal
dengan dua arah. Berikut ini merupakan komunikasis
berdasarkan fungsinya.
Gambar 17. Jaringan Komunikasi berdasarkan fungsinya
Bentuk Komunikasi Horizontal A
Bentuk Komunikasi Horizontal B
Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 229
Keterangan :
Komunikasi berdaarkan fungsinya.
Contoh; Pemberitahuan gempa melalui BMKG (tanpa
ada timbal balik)
1. Menurut Lawannya :
Komunikasi Satu Lawan Satu
Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya.
contoh: berbicara melalui telepon
Selain dari yang dijelaskan di atas, berikut
komunikasi dari banyak sumber kepada satu penerima.
Banyak sumber memberikan pesan komunikasi kepada
satu penerima mungkin menurut sebahagian kita
sesuatu yang mustahil dapat dilakukan, namun pada era
teknologi sekarang ini, seorang penerima order dari
banyak orang harus dapat diterima, jika tidak ingin
kehilangan moment. Karakter orang yang tidak suka
dengan menerima banyak sumber dari aktivitas
komunikasi akan menglami tingkat stress yang tinggi
karena di jadikan beban, padahal hal demikian adalah
bentuk keberhasilan aktivitas terhadap apa yang sedang
dilakukannya.
Lihat saja bagaimana seorang pramuniaga merasa
punya beban terhadap suasana yang menurut dia tidak
nyaman karena tidak satupun calon konsumen yang
mampir pada toko usahanya, menurut sebahagian orang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 230
hal demikian sebaliknya di sebut sesuatu yang sngat
beruntung karena tidak disiukkan dengan melayani
banyak orang. Padahal praniaga itu sendiri cukup
mengalamai stress dikarenakan belum melayani pembeli.
Gamabar bagaimana komunikasi dari banyak orang
kepada satu penerima seperti berikut ini.
Gambar 18. Jaringan Komunikasi Banyak lawan Satu
Penjelasan;
Gambar di atas, menunjukkan bentuk komunikasi banyak
lawan satu, saat ini dapat saja terjadi seperti antara A, dengan
B, C, D dan E. Dalam hubungan bisnis bisa saja terjadi
kemudian komunikator pada umumnya menggunakan Media
Telepon. Dimana (A) dalam satu waktu dapat menerima
A
B
C
D
E
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 231
pembicaraan lebih dari satu orang, mungkin saja pada
kegiatan menerima order (pesanan) dari beberpa
konsumennya. Komunikasi demikian memang membutuhkan
kosentrasi tinggi. Demi kelancaran bisnis yang sedang di
lakukan.
Selain banyak terhadap satu penerima, ada bentuk lain
sebaliknya satu kepada banyak penerima. Seperti pada
gambarkan berikut ini.
Gambar, 19. Jaringan Komunikasi Satu Lawan Banyak
Penjelasan;
Komunikasi di atas, biasa terjadi pada satu pasukan yang
dipimpin oleh seorang Komandan pada satu kelompok
A
B C
D
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 232
prajurid (militer). Dimana seorang komandan memberikan
perintah pada lebih dari satu orang prajuridnya.
Berikut ini ditampilkan juga arus komunikasi yang
sering dipraktekkan pada partai politik pada saat melakukan
diskusi, penyampaian visi, misi lembaganya atau orang
perorangan yang memilih untuk dipandu oleh seorang yang
disebut moderator sebagai pengarah, pengelola, menyusun
siapa saja yang mengawali pembicaraan, baik oleh
narasumber, maupun dari audien. Moderator adalah polisi
(pengatur) proses komunikasi yang efektif pada sebuah
diskusi seperti tersebut di atas.
Gambar 20. Jaringan Komunikasi Kelompok lawan
Kelompok menggunakan mediasi.
Partai A
Partai B
Moderator
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 233
Penjelasan;
Gambar di atas meunjukkan bahwa adanya komunikasi
dua arah namun di pandu oleh seorang atau lebih moderator.
Biasa terjadi pada depat candidat (calon) pimpinan atau
sebagai Contoh: debat antar partai politik yang mengusung
calonnya.
2. Menurut Keresmiannya.
1. Komunikasi Formal
a. Komunikasi yang berlangsung resmi
b. Contoh: rapat pemegang saham
2. Komunikasi Informal
a. Komunikasi yang tidak resmi
b. Contoh : berbicara dengan teman
2.2.3. Teknologi Komunikasi Dalam Wirausaha.
Perubahan berita dan pesan sebagai revolusi informasi.
Ada yang menyebutnya revolusi teknologi Informasi, ada
pula yang menyebutnya revolusi teknologi komunikasi,
mereka yang lebih tertarik pada teknologi dari pada
informasinya pada umumnya telah menyukai istilah revolusi
teknologi komunikasi, tetapi teknologi komunikasi dapat
mengandung dua pengertian.
Pertama, pengertian yang menunjuk kepada hal–hal
seperti telepon, telegram telex, faximile, dan sebagainya,
dengan lain perkataan menunjuk kepada alat – alat pemindah
berita. Kedua, pengertian yang menunjuk kepada hal–hal
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 234
seperti mobil, pesawat terbang, kereta api, dan sebagainya,
dengan lain perkataan menunjuk kepada alat–alat pemindah
manusia atau barang.
1) Bukan pemindah berita. Karena teknologi komunikasi
dapat mengandung dua pengertian semacam itu, maka
mereka yang perhatiannya memusat kapada teknologi
yang berkenaan dengan pemindahan berita, pada
umumnya lebih menyukai istilah revolusi informasi,
sedangkan mereka yang tertarik pada teknologi
pemindahan pada umumnya, baik yang dipindahkan itu
adalah manusia ataupun barang, atau berita akan lebih
menyukai istilah teknologi komunikasi.
2) Pengertian tersebut tidak terpisah sama sekali antara satu
dengan lainnya. Antara keduanya terdapat tumpang tindih
walaupun keduanya berbeda. Pesawat terbang misalnya,
dapat berfungsi sebagai alat untuk memindahkan manusia
dari satu tempat ke tempat lain dan dapat pula berfungsi
sebagai alat untuk memindahkan berita dari satu tempat
ke tempat lain (menggunakan pesawat terbang untuk
mengirimkan surat kabar). Nampaklah letak perbedaan
adalah sudut pandang.
Sebagian besar dari sejarah industry berisi catatan
tentang perkembangan teknis, perubahan alat–alat atau
mesin–mesin yang dipergunakan dan sebagainya lebih
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 235
banyak dari perkembangan teknologi informasi. Alat–alat
atau mesin–mesin baru hanya menimbulkan dampak pada
unsur fisik dari kegiatan perusahan. Penemuan dan
pemakaian mesin–mesin baru dalam zaman revolusi saat ini
tidak mempunyai pengaruh yang besar pada manusia,
sementara pengolahan informasi masih tetap hanya dilakukan
oleh manusia. Sekarang pertimbangan kecepatan kemajuan
teknologi telah berubah. Teknologi untuk mengolah
informasi lebih cepat perkembangannya dari perkembangan
teknologi untuk kegiatan fisik dan biayanya semakin murah.
Revolusi informasi tidak hanya merubah proses
memperoleh berita, dan sulit menjadi mudah melainkan
melahirkan alat, teknik–teknik dan mesin yang dibuat di
tempat lain yang diketahui serta dimengertinya dengan jelas
dari informasi (dari uraian dan lukisan di majalah, TV,
selebaran dan sebagainya). Dalam revolusi industri, kereta
api memperpendek waktu yang diperlukan untuk melalukan
perjalanan, termasuk perjalanan berita dari beberapa hari
menjadi beberapa jam.
Kini revolusi teknologi informasi dan teknologi
transaksional merubah pekerjaan yang berbelit-belit menjadi
pendek dan hanya membutuhkan waktu beberapa saat saja,
seperti nasabah Bank yang memiliki kartu ATM, adakalanya
memiliki berbagai fungsi (utility) sehingag dapat
mempermudah urusan pekerjaan pengguna kartu tersebut,
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 236
selain efisien juga lebih praktis. Waktu sangat berarti bagi
masyarakat yang mengerti betul bagaimana capeknya antri,
menunggu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan padahal
dapat diselesaikan dengan singkat.
Berita (news) dapat mencapai keseluruh dunia dalam
waktu beberapa menit lewat berita yang cepat dari berbagai
penemuan, kawasan maritim, pulau-pulau, hinga daerah
terpencil sekalipun menjadi terasa dekat. Demikianlah
revolusi teknologi informasi mempengaruhi berbagai segi
kehidupan.
3. Soal Latihan
1) Jelaskan pengertian komunikasi
2) Jelaskan fungsi-fungsi komuniasi
3) Jelaskan unsur dan sasaan komuniasi
4) Bagaimana menyusun komunikasi yang efektif
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 237
BAB XII
WIRAUSAHA NEGARA-NEGARA MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean)
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada Bab ini dibahas deskripsi umum tentang
wirausaha negara-negara “MEA”.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang peluang wirausaha
pada negara MEA, keuanggulan Indoensia, peranan
pemerintah Indoesia pada negara-negara Masyarakat
Ekonomi Asean. Dengan mempelajari bab ini
mahasiswa memiliki dasar pengetahuan tentang
peluang wirausaha pada negara MEA, keunggulan
Indonesia, peranan pemerintah Indonesia pada negara-
negara MEA tersebut.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang gambaran
umum Provinsi Kepulauan Riau, prioritas dan sasaran
(RPJMD Ke-2 (2010 – 2015), dan ekonomi
Provinsi Kepulau Riau.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 238
2. Penyajian Materi
2.1. Peluang Wirausaha Pada Negara MEA
Sejak tanggal 31 Desember 2015, ASEAN dipersatukan
menjadi sebuah komunitas yang bercita-cita untuk
menciptakan pasar bebas di kawasan Asia Tenggara guna
menarik investasi asing. Masuknya modal asing ke kawasan
ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru,
mendorong integrasi ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan penduduk di kawasan ini. Selain itu
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mendukung
pengembangan sumber daya manusia dan pengakuan
kualitifikasi profesi khusunsya dalam bidang pekerjaan
tertentu seperti dokter, perawat. Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis melakukan penelitian dengan judul ASEAN
dan Perkembangan Ekonomi Maritim Kepulauan Riau –
Indoensia.
MEA, merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir
integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Terdapat empat
hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang
dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia,
karena;
a) Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan
dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 239
produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis
produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi,
modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour
menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara
lainnya di kawasan Asia Tenggara.
b) MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan
tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu
kebijakan yang meliputi competition policy, consumer
protection, Intellectual Property Rights (IPR),taxation,
dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim
persaingan yang adil; terdapat perlindungan berupa
sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen;
mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan
jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi;
menghilangkan sistem Double Taxation, dan;
meningkatkan perdagangan dengan media elektronik
berbasis online.
c) MEA akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki
perkembangan ekonomi yang merata, dengan
memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM).
Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan
ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap
informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 240
daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan,
keuangan, serta teknologi.
Upaya bersama membangun negeri ASEAN secara
bersama belum tewujud dari sisi ekonomi karena
masing-masing negara berkembang masih berusaha
untuk bagaimana negaranya masing-masing memiliki
kekuatan. Kondisi ekonomi global juga merusak tatanan
ekonomi negara-negara berkembang seperti yang dialami
Indonesia saat ini. Berikut gambaran kesulitan
Indonesia dan khususnya Kepulauan Riau menghadapi
dampak krisis atau pertuakaran arus industri dari
Indoensia ke Thailand atau Kamboja.
Grafik 16, Perkembangan IPM, Inflasi, Ekspor, dan Per
tumbuhan ekonomi Negara-negara ASEAN.
Sumber. BPS Pusat, 2016 data di olah.
MLY
PILSGN
THAI
INDO
VIET
LAOS
KBJ
BRU
MYN
KEPRI
IPM 79 68 92 74 69 0 58 0 86 55 74
INFLASI 2.7 2.3 0 0 3 2.3 1.3 1.7 0 2 1.4
EKSPOR 728188 8.4 490 11 230566936547523112
EKONOMI 5.1 6 2.4 4.7 6.1 6.4 6.8 7 2.3 6.5 6
05000
100001500020000
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 241
Dari grafik di atas, dapat diketahui bawah
pertumbuhan IPM di negara-negara ASEAN yang paling
tinggi adalah negara Singapura yaitu 92 persen, disusul
negara Bruney Darussalam yaitu, 86 persen, sementara
Indonesia 69 persen. Terendah adalah negara Kamboja,
dan Vietnam, kondisi seperti ini tentunya berdampak
pada serbuan tenaga kerja asing masuk terhadap dua
negara seperti Vietnam dan Kamboja ini, karena mulai
masuknya industri dengan tenaga kerja tempatan yang
tidak memiliki skill dan keterampilan ditandai dengan
rendahnya IPM masayarakat negara tersebut, beberapa
provinsi di Indoensia juga mengalami seperti bagiand
ari negara Vitenam dan Kamboja ini.
Perkembangan Inflasi negara-negara ASEAN
berada pada kategori yang setara, hanya Indonesia yang
berada di atas yaitu mencapai 3 persen, disusul Malaysia.
Singapura memiliki nilai inflasi mencapai 0 persen, hal
demikian juga kurang baik karena terjadi staknan minat
konsumen sehingga berdampak juga terhadap pasar.
Terhadap ekspor, kamboja memiliki tingkat ekspor
paling tinggi di antara negara-negara ASEAN selama
masa tahun 2014 – 2016, karena didukung oleh
komponen elektornik yang baru mulai berdiri di negara
tersebut setelah sekian lama mempersiapkan
inprastruktur akibat perang saudara. Kemudian disusul
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 242
kedua yaitu Malaysia. Indoeneisa cukup mengalami
kesulitan dan hanya mampu mencapai USD 11 miliar
AS, karena dampak dari rendahnya ekspor negara
Singapura terhadap negara China, Jepang dan AS.
Sementara terhadap pertumbuhan ekonomi diantara
negara ASEAN negara Kamboja mempunyai peringkat
tertinggi hingga mencapai 7 persen pada pertumbuhan
ekonominya, disusul kedua adalah Negara Laos.
Indoensia berada di bawah pertumbuhan ekonomi ke dua
negara tersebut, dan itu terjadi pada tahun 2016,
padahal tahun 2014 Indoensia mampu mencapai 6
persen rata-rata.
d) MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap
perekonomian global dengan membangun sebuah sistem
untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara
anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-
negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan
global melalui pengembangkan paket bantuan teknis
kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang
berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak
hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala
regional namun juga memunculkan inisiatif untuk
terintegrasi secara global.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 243
e) Indonesia dan MEA; dari berbagai analisis para pakar
dan pengamat, Indonesia memiliki kesempatan yang luas
karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang
bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak
pada peningkatan ekspor yang pada akhirnya akan
meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, merunut
banyak pengamat lingkungan Negara-negara MEA akan
muncul tantangan baru terutama Indonesia, berupa
permasalahan homogenitas komoditas yang
diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian,
karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik
(Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan
muncul dengan banyaknya barang impor yang akan
mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan
mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-
produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini
pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca
perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.
f) Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim
yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment
(FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi
melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan
kerja, pengembangan sumber daya manusia (human
capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.
Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 244
memunculkan exploitation risk. Indonesia masih
memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga
dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala
besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh
perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai
negara yang memiliki jumlah sumber daya alam
melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak
tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan
perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia,
sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum
cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk
ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
g) Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang
sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak
tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan
keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk
pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan
menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada
hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan baru
bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan, harapan
hidup, serta pendapatan perkapita ditunjukkan dalam satu
siklus yang disebut IPM (Indeks Pembangunan Manusia),
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 245
seperti perkembangan IPM pada negara-negara ASEAN
diinformasikan pada grafik berikut ini.
Tabel 5
Perkembangan IPM Negara-Negara ASEAN
NEGARA Tahun
2014 2015
Malaysia 0,789 0,789
Filipina 0,668 0,682
Singapura 0,924 0,925
Thailand 0,738 0,740
Indonesia 0,686 0,689
Vietnam 0,678 0,683
Laos 0,582 0,586
Kamboja 0,558 0,563
Brunei Darussalam 0,863 0,865
Myanmar 0,552 0,556
Sumber : http://hdr.undip.org/en/countries
Dari tabel di aas, berdasarkan data dari Human
Development Report (HDR), dengan data terakhir tahun 2014,
Indonesia masih menempati urutan ke lima (5), di bawah
Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand, dengan
0,738.poin, sedangkan SIngapura yang menempati posisi
teratas yaitu 0,924 poin sekaligus menempai ranking 11 dunia.
Dari data tersebut Singapura adalah negara dengan angka
harapan hidup tertinggi yaitu 83 tahun, disusul dengan Brunei
78,8 tahun. Angka harapan hidup Indonesia yaitu 68,9 tahun.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 246
Artinya penduduk Indonesia rata-rata hidup selama 68,9
tahun. Paling rendah yaitu Myanmar, dengan angka 65,9
tahun. Hasil ini sama dengan peringkat IPM Myanmar di
ASEAN yang paling rendah, IPM Indonesia berada di bawah
IPM negara Thailand, dan di atas Vietnam. Hal tersebut
menggambarkan tingkat kemampuan produktivitas Indonesia
masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari
Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri bagi
Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat
keempat di ASEAN (Republika Online, 2013). Untuk
mengetaui perkembangan.
Secara fundamental, arah pengembangan birokrasi pasca-
2015 perlu untuk memahami dinamika relasi antara birokrasi
dan pasar misalnya. Paradigma lama yang menekankan pada
minimalisasi peran birokrasi untuk merespon globalisasi telah
usang. Shin (2005) menjelaskan fenomena integrasi ekonomi,
seperti MEA, memiliki 2 (dua) dimensi utama yakni mobile
factors dan non-mobile factors.
a) Fokus pada pilar investasi. Kemudahan teknologi dan
integrasi perbankan membuat modal dengan cepat
berpindah.
b) Kualitas non-mobile factors seperti respon sektor publik
terhadap tantangan perbaikan pelayanan, percepatan
infrastruktur dan harmonisasi regulasi menjadi hal krusial
yang menentukan kemana mobile factors tadi berpindah.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 247
2.2. Keunggulan Indoensia
Menurut Joseph Stiglitz ( Making Globalization
Work ), tak ada satu pun negara yang bisa menghindar diri
dari globalisasi. Konsekuensinya, mau tidak mau setiap
negara akan masuk dalam pusaran dinamika dunia, baik
dinamika budaya, politik, keamanan, termasuk dalam pusaran
ekonomi global. Dalam konteks globalisasi ekonomi, secara
de facto kawasan Ekonomi ASEAN memiliki nilai strategis
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Asia mengingat
Asia memiliki luas wilayah terbesar dunia, yakni 30 persen,
dari total daratan dunia (sekitar 44 juta KM2), dan jumlah
penduduk terbesar, yaitu 4 miliar.
Posisi perekonomian Indoenesia mencapai 6,1 persen,
nomor 4 dari rata-rata pertumbuhan ekonomi ASEAN
tahun 2002 - 2012 setelah China yang mencapai 7,8 persen.
Jepang dan India, menunjukkan kinerja yang cukup baik di
tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-
banyangi ketidak pastian. Seperti kondisi perekonomian
Indonesia dari tahun 2015-2017 (Triwulan II), berada pada
kondisi yang kurang menguntungkan. Walau demikian
masih ada tantangan baru Indonesia, yaitu terdapat tantangan
besar untuk meningkatkan daya saing (competitifveness) yang
masih harus dibenahi yaitu peingkatan infrastrukur, kesehatan
dan pendidikan, efesiensi pasar tenaga kerja, penguasaan
teknologi dan inovasi serta kelembagaan, karena
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 248
pertumbuhan ekonomi kedepannya tidak lagi dapat
bergantung kepada sumber daya alam dan alokasi tenaga
kerja murah (resources and low cost-driven growth) namun
harus mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi
dengan memanfaatkan modal fisik dan sumber daya manusia
yang terampil (productivity-driven growth), agar
pertumbuhan ekonomi tidak melemah.
Kebijakan yang di buat pemerintah Indonesia melalui
MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang telah berjalan sejak
tahun 2011 adalah upaya mendorong peningkatan nilai
tambah sektor-sektor unggulan ekonomi, pembangunan
infrastruktur dan energy, serta pembangunan SDM dan Iptek.
2.3.Peranan Pemerintah Indoesia Pada Negara-
Negara Masyarakat Ekonomi Asean.
2.3.1. Pengertian, Tujuan dan Peluang.
MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-
negara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika
tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam
melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam
perdagangan barang, jasa, dan investasi. Tujuan utama MEA
2016 yang ingin menghilangkan secara signifikan hambatan-
hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan tersebut,
diimplementasikan melalui 4 (empat) pilar utama, yaitu.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 249
Masuknya investasi mendorong percepatan pembangunan
wilayah di Indoensia salah satu adalah Provinsi Kepulauan
Riau, memiliki lokasi kawasan Industri (KI), KI bertujuan
untuk mengendalaikan tata ruang, meningkatkan upaya
industri yang berwawasan lingkungan, memcepat
pertumbuhan industri dan penyebaran pemertaan industri
pada beberapa wilayah tertentu di Indonesia. Hal ini juga
mendorong persaingan industri, daya saing investasi, serta
memberikan kepastian terhadap lokasi dalam perencanaan
dan pembangunan infrastruktur untuk memicu masuknya
investor.
Arah pengembangan industri ke laur pulau Jawa
diharapkan dapat menciptakan pemerataan pembangunan
ekonomi dan pembangunan infrastruktur, meningkatkan
efiseinsi logistic bagi negara-negara tetangga. Pulau Batam
menjadi kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas masih
menjadi sasaran kedatangan pencari keja, Kabupaten Natuna
berpotensi untuk meningkatkan kemakmuran di daerahnya
karena miliki cadangan gas alam terbesar di Asia Pasifik.
Natau masih memiliki sumur off shore di bagian timur, dari
sektor Migas, Natuna menyumbang kontribusi yang besar
bagi perekonomian sehingga mendorong pendapatan
perkapita masyarakat Natuna lebih tinggi. Apakah masih
ada masyarakat Natuna yang belum menikmati
kesejahteraan, para relawan daerah diharapkan untuk terus
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 250
memantau perkembangan dimana daerahnya menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi nasinal dan Asean.
1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi
internasional (single market and production base) dengan
elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terdidik dan aliran modal yang lebih bebas.
2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi
tinggi (competitive economic region), dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas
kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur,
perpajakan, dan e-commerce;
3) ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan
ekonomi yang merata (equitable economic development)
dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah,
dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara
CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan
4) ASEAN sebagai kawasan terintegrasi secara penuh
dengan perekonomian global (integration into the global
economy) dengan elemen pendekatan yang koheren
dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
Sementara peluang Indonesia pada negara-negara MEA
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 251
adalah sebagai berikut.
1. Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal
untuk mengembangkan perekonomian di kawasan Asia
Tenggara dalam perkembangan pasar bebas akhir 2016.
MEA menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia; satu sisi
menjadi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan
bersaing produk dan sumber daya manusia (SDM)
Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka,
tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi boomerang untuk
Indonesia apabila Indonesia tidak dapat
memanfaatkannya dengan baik.
2. MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena
hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan
menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada
peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan
meningkatkan GDP Indonesia.
3. Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim
mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI)
yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui
perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja,
pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan
akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 252
2.3.2. Peranan Pemerintah Indonesia.
Pemerintah Indonesia dengan program NAWACITA
Presiden RI bapak Joko Widodo, agar Indonesia menjadi
“Poros Maritim Dunia”, program NAWACITA dan kata-
kata Poros Maritim Dunia ini telah sering didialogkan
bersama baik antara pemerintah dengan akademisi dan
mahasiswa serta masyarakat di Kepulauan Riau, diharapkan
kata-kata tersebut menjadi tidak asing dan dianggap sesuatu
yang baru, karena Wialayah Kabupaten/Kota di Kepulaaun
Riau dikepung oleh Laut yang didalamnya terkandung
berbagai potensi ekonomi sebagai lokomotif sumber
penerimaan keluarga dan negara. Jika dahulu masyarakat
merasa takut dengan suasana di laut, sekarang bagaiman laut
dijadikan sahabat, wahana aktivitas, lahan sumber ekonomi
yang memiliki kekayaan bernilai sejarah. Sehingga
masyarakat mempersepsikan “Laut” bukan sesuatu yang
asing dan menakutkan. Namun demikian kalimat “Poros
Maritim Dunia” sepertinya butuh sosilisasi lebih luas, karena
ada ajakan agar bangsa dan masyarakat Indoensia dan
khususnya masyarakat Kepulauan Riau, menjadikan Laut
sebagai pusat aktivitas pasca menipisnya SDA daratan.
Pemerintah menerapkan tiga strategi meningkatkan daya
saing.
1) Peningkatan kualitas SDM angkatan kerja melalui
pengembangan kompetensi (skill, knowledge, attitude)
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 253
pada balai-balai latihan kerja (BLK) yang tersedia untuk
menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya
saing tinggi, serta percepatan sertifikasi, kompetensi.
2) Pemberdayaan penganggur dan setengah penganggur
melalui pelatihan dan penerapan program perluasan
kesempatan kerja sektor informal, seperti padat karya,
terapan teknologi tepat guna, tenaga kerja mandiri serta
pendampingan usaha.
3) Pengembangan program kewirausahaan, khususnya yang
ditujukan kepada kaum muda melalui pemanfaatan
potensi sumber daya lokal yang tersedia serta didukung
pula oleh fasilitasi pelatihan, permodalan, promosi serta
pengembangan manajemen usaha melalui inkubasi bisnis.
MEA, tidak hanya memiliki peluang tapi juga
berdampak pada tantangan, seperti.
1) Tantangan kualifikasi dan kompetensi angkatan kerja,
hal ini berdampak pada kemampuan daya saing dalam
memperoleh kesempatan kerja baik di dalam maupun di
luar negeri.
2) Tantangan sektor ekonomi, berdasarkan data BPS
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2015
sebesar 4,67 persen, sedangkan target pertumbuhan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 254
ekonomi tahun 2016 diharapkan mencapai 5,1
persen yang berimplikasi terhadap penciptaan lowongan
kerja.
3) Tantangan heterogenitas tenaga kerja dan tenaga kerja
imigran akan terjadi perpindahan manusia untuk bekerja
dari suatu negara ke negara lain akan terbuka lebar. "Ini
merupakan tantangan apabila kita tidak siap, tetapi akan
menjadi kesempatan emas bagi tenaga kerja kita yang
kompeten untuk berkompetisi dengan tenaga kerja dari
negara lain.
4) Tantangan bonus demografi, yang terjadi di Indonesia
pada tahun 2020-2030, di mana jumlah penduduk
Indonesia akan didominasi oleh penduduk usia produktif.
Sedangkan jumlah penduduk pada usia dibawah 15 tahun
dan diatas 65 tahun hanya sekitar 30 persen. Usian
produktif ini diharapkan bersifat kreatif dengan sikap
(attitude) kerja investable yang merupakan modal dasar
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Khususnya di Provinsi Kepulauan Riau, Gubernur
terpilih memiliki program sesuai janji politik pada saat
kampanye pemilihan, terutama untuk mepercepat
konektivitas perkotaan dengan daerah-daerah terpencil
lainnya di pesisir pantai dan laut, yang memiliki nilai
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 255
ekonomis tinggi. Program ini adalah program yang
mengarah pada Visi Presiden Joko Widodo yang rumuskan
dalam RPJMN 2015-2019, salah satu mewujudkan Indoensia
menjadi Poros Maritim Dunia, dengan meretas jarak antara
daerah dengan daerah lainnya dalam wilayah kerja masing-
masing pemerintah (Gubernur) dan daerah Kabupaten/Kota
dengan pembangunan pelabuhan penunjang Tol Laut.
Permasalahan Infrastruktur transportasi Laut dan Pelabuhan
di Provinsi Kepulauan Riau, tidak jauh berbeda dengan
daerah-daerah lainnya di Indonesia Selain fasilitas dimaksud
adalah bagian dari rencana interkoneksi darat dan laut
menjadi penyatu, Interkoneksi satu daerah dengan daerah
lainnya agar tidak terjadi kesenjangan. Interkoneksi dalam
rangka memutus matarantai biaya tinggi yang dapat
membebani masyarakat memenuhi kebutuhan pokok.
Interkoneksi dalam rangka mempermudah koordinasi antara
pemerintah Kabupaten/Kota yang terpisah oleh pulau dan laut
dengan pemerintahan Induknya di Provinsi dalam rangka
meretas birokrasi.
MEA, menuntut kompetensi setiap aparatur merespons
lebih cepat, penguasaan Iptek, Transparansi dan akuntabilitas.
MEA, menuntut Kualitas SDM harus ditingkatkan baik
secara informal, di dalam negeri maupun intra ASEAN
untuk mencegah banjirnya tenaga kerja terampil dari luar.
Persaingan usaha UMKM dalam negeri akan bersaing
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 256
dengan produk Negara MEA lainnya. Sehingga Kepulauan
Riau tidak hanya menjadi pasar bagi Negara lainnya, tapi
sebaliknya Indoenesia melalui masyarakat Provinsi
Kepulauan Riau memiliki peran penting di Negara MEA
lainnya.
3. Soal Latihan
1) Tuliskan ciri-ciri negara-negara MEA
2) Jelaskan peranan perintah pada negara-negara
3) MEA
4) Uraikan tantangan Indonesia pada negara MEA
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 257
BAB XIII
PERENCANAAN BISNIS
(BUSINESS PLAN)
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada Bab ini dibahas deskripsi umum tentang
perencanaan bisnis (business plan).
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengertian
perencanaan, jenis-jenis perencanaan, Kosep
Value Added (Nilai Tambah), dan mapping. Dengan
mepelajari bab ini mahasiswa mampu memahami dan
menyusun perenaan, konsep valuie addet, dan mapping, agar
bisnis yang dijalankan lebih terarah dan mencapai tujuan.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
pengertian perencanaan, jenis-jenis perencanaan
kosep value added (Nilai Tambah), mapping.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 258
2. Penyajian Materi
2.1. Pengertian Perencanaan
Sebagai salah satu bagian terpenting dalam
berwirausaha, adalah pemahaman terhadap Business Plan
yang benar bersifat sangat krusial. Dalam pembahasan kali
ini, kita akan mencoba memahami pengertian Business Plan
seperti yang sudah didefinisikan oleh para ahli.
Mungkin saja perencanaan bisnis tidak sesuai hasilnya
dengan kenyataan setelah berjalan. Hal itu sangat mungkin
terjadi dan tidak dapat disalahkan karena parameter ekonomi
di real market (pasar yang nyata) sangat sulit diduga dan
selalu berubah-ubah. Itulah yang menyebabkan suatu bisnis
bertahan atau tetap berjalan walupun hasil kurang
memuaskan.
2.2. Jenis-Jenis Perencanaan
2.2.1. Business Plan menurut Hisrich and Peters:
The business plan is a written document prepared by the
entrepeneur that describe all the relevant external and
internal elements involved in starting a new venture. It is
often an integration of functional plans such as
marketing, finance, manufacturing and human
resources.” (Hisrich,Peter, 1995:113).
Business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan
oleh wirausaha yang mengambarkan semua unsur-unsur
yang relevan baik internal, maupun eksterhal mengenai
perusahaan untuk memulai usaha. Isinya merupakan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 259
perencanaan terpadu menyangkut pemasaran,
permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia.
2.2.2. Business Plan menurut Megginson
It is a written statement setting forth the business's
mission and objectives, its operational and financial
details, its ownership and management structure and
how it hopes to achieve its objectives (Megginson, 2000).
Business plan adalah suatu rencana tertulis yang memuat
mini dan tujuan bisnis, cara kerja dan rincian
keuangan/permodalan susunan para pemilik dan
manajemen dan bagaimana cara mencapai tujuan
bisnisnya.
2.2.3. Business Plan menurut Bygrave:
A business plan is a document that convincingly
demonstrates the ability of your business to sell enough
of its product or service to make a satisfactory profit and
be attractive to potential backers.
A better definition: A business plan is a selling document
that conveys the excitement and promise of your business
to any potential backers or stakeholders. (Bygrave 1994:
114).
Business Plan, merupakan suatu dokumen yang
menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis
untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan
keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi
penyandang dana.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 260
Definisi yang lainnya disebutkan bahwa Business Plan
adalah sebuah selling document yang mengungkapkan daya
tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana
potensial. Lebih lanjut Bygrave menjelaskan bahwa:
“Business Plan adalah dokumen yang disediakan oleh
entrepreneur sesuai pula dengan pandangan penasihat
profesionalnya yang memuat rincian tentang masa lalu,
keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan dari
sebuah perusahaan. Isinya mencakup”.
a) Analisis tentang manajerial,
b) Analisa beban kerja,
c) Analisa kemapuan SDM (skill)
d) Analisa pekerjaan
e) Analisa sumber permodalan,
f) Analisa timing
g) Analisa hubungan vertical dan horizontal institusi
terkait.
h) Analisa faktor (X) pengaruh
Businiss Plan juga berisi tentang rincian profit, neraca
perusahaan, proyeksi aliran kas untuk dua tahun yang akan
datang. Juga memuat pandangan dan ide dari anggota tim
manajemen. Hal ini menyangkut strategi tujuan perusahaan
yang hendak dicapai.
Mengenai kedalaman dan rincian dari sebuah business
plan sangat tergantung kepada luasnya bisnis yang akan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 261
dilakukan, apakah bisnisnya merupakan sebuah industri
berskala besar atau hanya toko barang-barang kelontong.
Secara ringkas, berikut ini adalah 5 alasan mengapa
business plan harus dibuat dengan baik, yaitu:
1) Business Plan adalah blueprint usaha manajemen
perusahaan dan karyawan serta pihak-pihak yang bekerja
sama dengan dalam operasionalnya.
2) Business Plan merupakan alat untuk mencari dana,
sehingga berhasil dalam bisnis.
3) Business Plan adalah sarana komunikasi untuk menarik
orang lain, pemasok, konsumen, dan penyandang dana.
Business plan akan membuat mereka mengerti tujuan dan
cara operasional bisnis anda.
4) Rencana bisnis akan mempermudah menjalankan usaha
dengan mengetahui langkah-langkah praktis menghadapi
persaingan, membuat promosi, sehingga lebih efektif.
5) Membuat pengawasan agar lebih mudah dalam
operasionalnya, apakah mengikuti atau sesuai dengan
rencana atau tidak.
2.2.4. Kosep Value Added (Nilai Tambah).
Value Added (Nilai tambah) “Nilai tambah” merupakan
selisih harga antara bahan baku produk jadi setelah proses
pengolahan. (KBBI, 1999:690) hal ini Terjadi para
pemilik faktor produksi bekerja pada tingkat produksi
tertentu seperti penyaji minuman Juz Buah Naga atau
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 262
sejenisnya. Dengan langkah menghitung. komponen bahan
baku, dengan memberikan skor (nilai) awal masing-masing
komponen (takaran), kemudian menjadi satu kesatuan harga.
Misalnya untuk produk minuman Jus yang bahan baku
induknya Buah Naga. Secara kasat mata dapat dihitung nilai
jualnya berapa?
Tabel 6
Value Added (Nilai tambah) Juz Buah Naga
Tidak banyak penguaha yang melakukan hitungan-
hitungan demikian rincinya, namun harus dilakukan oleh
seorang business professional.
KONSEP 9
Konsep 9 terdiri dari dua sisi, masing-masing berisi 7
lingkaran. Yang menggambarkan dimesnsi filosofis, praktis,
dan pragmatis beserta pasangannya. Perhatikan gambar
Konsep 9 berikut ini :
No Bahan Nilai Rp.
1 Buah naga secukupnya dengan
2 Air putih secukupnya
3 Wadah / tempat / gelas 1 pcs
4 Es
5 Susu
6 Pipet satu gelas sama dengan 1
7 Gula secukupnya
Harga jual Juz Buah Naga/gelas 8.000.-
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 263
Kosep 9 dijadikan landasan filosofis, praktis dalam
melaksanakan kegitan bisnis yang etis serta mengedepankan
aspek-aspek estetis dalam menjaga keseimbangan untuk
keberlangsungan usaha dan bisnis, keberlangsungan usaha
ujudnya adalah bisnis, negara yang maju tidak juga memiliki
power full, karena siapa konsumen negara tersebut, negara
berkembang juga tidak perlu merasa tidak dibutuhkan, karena
merupakan target pasar negara maju tersebut. Dalam teori
ekonomi aktivias tidak lepas dari kegiatan; produksi,
distribusi dan konsumsi. Masing-masing negara punya
pangsa pasar sendiri-sendiri. Keberlangsungan bisnis hari ini
juga banyak dilakukan oleh pelaku yang salah merancang
keputusan. Hal ini banyak terjadi pada bisnis on-line.
Sasarannya bisnis ini adalah masyarakat yang tidak mau
melakukan sesuatu yang sulit, akan tetapi senang dengan
sesuatu yang instan. Murah bukan berarti sempurna, dan
sempurna belum tentu murah. Bisnis travel misialnya,
dilakukan dengan modus penipuan, padahal bisnis ini sangat
memiliki masa depan, namun tidak sedikit memiliki
masalah. Karena latar belakang karakter pelakunya yang
tidak baik.
Buku ini menjelaskan setiap orang dapat dengan mudah
membangun suatu usaha, dan dapat terus berkelanjutan,
apabila mau memahami bahwa konsepnya, mulai
merencanakan, merancang produk, menganggarkan biaya
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 264
(beban), mendesain produk, memasarkan produk,
menetapkan konsumen, mesti mau melakukan research
(penelitian), bisnis bukan untuk diri produsen, tapi
diperuntukan pada konsumen. Ingin memiliki konsumen
hingga menjadi pelanggan, maka konsepnya harus memiliki
nilai-nilai sosial diatas nilai ekonomi. Nilai ekonomis akam
hadir apabila nilai sosial di atasnya. Tetapkan usaha yang
kita bangun memiliki kosnep berikut.
Hidup Kehidupan
Bisnis Masyarakat
Modal Calon konsumen
Pemasaran Konsumen
Promosi Calon pelanggan
Penjualan Pelanggan
Kemitraan Mitra
Gambar 21. Konsep 9
Menciptakan, menghasilkan suatu karya dalam bentuk
produk atau jasa sekalipun, membutuhkan nilai-nilai filosofy
dengan mengasumsikan bahwa diri kita sendiri sebagai
penghasil produk barang atau jasa, dan kita sendirilah sebagai
konsumen. Bagi konsumen yang kondisinya sehat menerima
produk yang menurut asumsinya dapat membuatnya sehat
akan menambat semangat dalam hidupnya, kemudian
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 265
menggunakan prodak atau jasa yang ditawarkan oleh
penjual dengan jujur, maka kehidupan konsumen tersebut
akan bertambah spiritnya, semangatnya, memiliki
optimesme. Namun jika sebaliknya pemasar yang tidak
jujur menawarkan sesuatu produk baran atau jasa yang
sudah kadaluarsa umpanya, maka si pengguna bukan
menjadi sehat, optimesme, akan tetapi berakibat pada
kondisi kehatan terhadap pengguna itu sendiri, hal demikian
tidak boleh terjadi, apapun alasannya.
Penjelasan Gambar di atas.
Tabel 7
Penjelasan Konsep 9
Konsep Nilai Filosofi
Hidup Kehidupan Usaha/bisnis yang dapat
bertahan hidup adalah bisnis
yang bermanfaat bagi
kehidupan orang lain
(konsumen). apa misalnya ?
Bisnis (Usaha) Masyarakat Bisnis (usaha) itu sasarannya
untuk siapa? tentunya untuk
masyarakat (konsumen)
maka pahami kebutuhan,
kemampuan dan maunya
konsumen. Maka
usaha/bisninya akan jalan
terus.
Modal Calon
Konsumen
Memproduksi produk
dengan modal yang besar,
tapi tidak memperhitungkan
daya beli Calon konsumen,
terus apa yang terjadi.
Tentunya tidak tepat
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 266
sasaran. Bisnis yang benar,
buat produk dengan nilai
tertentu setelah diukur
kemampuan (daya) beli
calon konsumen. Jangan
berdasarkan kemampua
sepihak sebagai produsen.
Pemasaran Konsumen Sampaikan pesan
(pemasaran) prodk barang
atau jasa dengan cara
memahami sosiokultural
Konsumen. Hingga
pesannya tepat
sasaran.
Promosi Calon
Pelanggan
Calon pelanggan adalah di
atas dari konsumen, sesuatu
yang baru perlu diketahui
oleh calon pelanggan
melalui tangan pertama.
Menjaga pelanggan sama
dengan memahmi karakter
pelangan itu sendiri .
Penjualan Pelanggan Pelanggan adalah orang
yang tidak menginginkan
adanya inkar janji, 90%
transaksi bisnis pada
pelanggan, perubahan pada
Sesutu akibat sesuatu,
dengan bijak disampaikan
kepada pealnggan.
Pelanggan dimulai dari
ikrar. Kejujuran adalah
segalanya.
Kemitraan Mitra Kemitraan adalah sifat,
Mitra adalah teman, sifat
kerjsaama yang baik adalah
yang saling menguntungkan
setelah perjanjian di buat,
dari produsen hinga
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 267
konsumen akhir, dibaasi
oleh Agen, ke Distribuor,
selanjutnya ke Suplayer,
hingga ke Konsumen Ahir.
Satu mata rantai yang
menghidupan bisnis anda,
dari kemitraan.
Secara prinsip filosopy bisnis yang dikemas dan
dijalankan dengan baik seperti konsep 9, yaitu membuat
angka (9) secara terus menerus hingga membentuk lingkaran
tak terputus (terhenti) membuat orang lain terheran-heran
dengan kondisi seperti saat ini bisnisnya masih mampu
dijalankan dengan baik, itulah rahasia filosopy bisnis oleh
para pebisnis yang paham dengan apa yang mesti terbaik
dilakukannya.
2.2.5. Mapping
Istilah Indonesia adalah “Pemetaan” untuk menyususn
perencanaan bisnis dari sisi marketting hendaknya diawali
oleh mapping. Pemetaan dapat dilakukan dengan cara :
a. Menggunakan kaidah pertanyaan 5W + H
1) What (apa)
2) When (kapan)
3) Where (dimana
4) Who (siapa)
5) Why (mengapa)
6) How (bagaimana)
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 268
b. Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dimiliki.
Meneliti ciri-ciri masing-masing mana yang marketable
dan profitable berdasarkan hasil “dari hasil analisa
SWOT.
Analisis SWOT adalah merupakan metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek
biasaya, atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah
yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). Namun secara umum dapat
digunakan untuk mengukur pada aspek bernegara.
Dari analisis SWOT Provinsi Kepulauan Riau terdapat
sisi kekuatan, kelemahan, peluang bahkan ancaman, dengan
negara-negara tetangga misalnya. dijelaskan sebagai berikut:
1) Strength (Kekuatan) Aspek geografis.
Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan negara
Singapura, Malaysia, dalam berbagai aspek memiliki
kekuatan untuk berafiliasi dengan Singapura dan
Malaysia, memiliki batas perbatasan yang harus di jaga
oleh masing-masing wilayah territorial. Aspek politik,
aspek ekonomi, Sosial dan Budaya. Yang daerah lainnya
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 269
di Indonesia belum tentu dimiliki seperti apa yang
dimiliki oleh Provinsi Kepulauan Riau.
2) Weaknes (Kelemahan)
Dari geografis Provinsi Kepulauan Riau dapat diketahui
bahwa Malaysia, dan Singapura memiliki kelemahan
terhadap ketersediaan (Kecukupan) tenagakerja (SDM),
perusahaan padat karya dua negara tersebut sangat
strategis bagi pengembangan ekonomi Indoensia melalui
Kepulauan Riau.
3) Threats (Ancaman)
Singapura, Malaysia dan Provinsi Kepulauan Riau sama-
sama memiliki ancaman pada berbagai aspek, seperti,
pendatang tidak resmi, persoalan politik, ekonomi, kurs
(nilai mata uang), perdagangan, pelanggaran hukum,
konlik horizontal, karena berbagai kepentingan yang
langsung bersentuhan, dibandingkan dengan daerah lain di
Indonesia, Kepulauan Riau adalah bagian dari Indoensia
yang lebih awal merasakan.
3. Soal Latihan
1) Jelaskan pengertian perencanaan bisnis
2) Apa tujuan perencanaan bisnis
3) Sebelum memulai usaha sebaiknya lakukan SWOT
analisis terlebih dahulu, apakah SWOT itu
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 270
BAB XIV
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
1. Pendahuluan
1) Deskripsi Singkat :
Pada Bab ini dibahas deskripsi umum tentang
kepemimpinan.
2) Relevansi :
Pada bagian ini dibahas tentang pengertian
kepemimpinan, kepemimpinan wirausaha,
kepemimpinan yang efektif, manajemen kehidupan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa memahami
dan mampu menjadi seorang pemimpin yang efekti,
pengeritian, kepemimpinan, manajemen kehidupan
adalah dasar kuat seseorang yang ingin suskses.
3) Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian
kepemimpinan, kepemimpinan wirausaha,
kepemimpinan yang efektif, manajemen kehidupan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 271
2. Penyajian Materi
2.1. Pengertian Kepemimpinan
Bab terahir dari buku ajar ini tentang kepemimpinan,
diharapkan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
matakuliah ini serta siapapun yang pernah membaca buku
ajar ini hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang kepemimpinan baik untuk dirinya maupun untuk
dirinya sebagai leader pada lembaganya. Pada sebuah hadist
Rasulullah, SAW. dijelaskan sebagai beikut; “Setiap kamu
adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggung jawaban atas kepempimpinannya”. (Al Hadist).
Garry Yuki (1994:2) menyimpulkan definisi yang
mewakili tentang kepemimpinan antara lain sebagai berikut :
1) Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu
yang memimpin aktifitas-aktifitas
suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai
bersama (share goal) (Hemhill & Coons,1957:7)
2) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang
dijalankan dalam suatu situasi tertentu,
serta diarahkan melalui proses komunikasi,
kearah pencapaian satu atau
beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler &
Massarik, 1961:24)
3) Menurut Ordway Tead, Kepemimpinan adalah
kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 272
orang-orang itu bekerjasama mencapai tujuan yang
mereka inginkan.
4) Menurut George R. Terry, Kepemimpinan merupakan
kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar
orang-orang itu mencapai tujuan kelompok.
5) Menurut Kheit Davis, Kepemimpinan adalah faktor
kemanusiaan yang mengikat kelompok menjadi satu
dan mendorongnya menuju tujuan.
Dalam konteks BE, kepempinanan didefisiniskan secara
Konsepsional maupun operasional. “Kepemimpinan adalah
Sifat-sifat yang dimilki seseorang atau kelompok orang yang
mempunyai wewenang memotivasi dan memerikan perintah
kepada orang-orang yang dipimpinnya agar dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan ingin
dicapai.
2.2. Kepemimpinan Wirausaha
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku
orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu.
Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain
bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu.
Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang
berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang
pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan
yang berkesinambungan serta optimal dalam capaiannya.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 273
Secara operasional kepemimpinan di artikan sebagai
proses penggunaan wewenang yang dimiliki pimpinan dalam
rangka mempengeruhi para pengikutnya agar dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang
pimpinan harus mempunyai kemapuan dalam
kepemimpinannya, yaitu :
1) Kemampuan konseptual, merencanakan yang akan
dikerjakan, menganalisis yang akan terjadi
dikemudian hari, merancang metode yang baik dan
efektif, agar tujuan dapat dicapai.
2) Kemampuan teknis; seorang pemimpin harus
memiliki kemapuan apa, bagaimana, dimana dan
mengapa sesuatu dapat dilakukan, tidak dapat
dilakukan, mengapa harus dilakukan.
3) Kemampuan Humanities; seorang pemimpin tidak
sendirian melakukan sesuatu dalam organisasi, maka
ia harus mengetahui perilaku individu, kelompok
dalam organisasinya. Menyatukan harapan pimpinan
dengan harapan orang-orang yang dipimpin. Dengan
demikian sama-sama ingin membesarkan organisasi.
Buku ajar ini ditulis pada saat Presiden RI bapak Ir.
Joko Widodo, dengan gema “Poros Maritim”nya. dan
Provinsi Kepulauan Riau dipimpin oleh gubernur bapak
Dr.H.Nurdin Basirun,S.Sos,.M.Si, selayaknya synergy
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 274
dengan program presiden secara umum agar Indonesia
menjadi “Poros Maritim Dunia”.
Sejak pemerintah memprogramkan pembangunan
infrastruktur kawasan kemaritiman dari tahun 2012 telah
membawa dampak positif terhadap kemajuan masyarakat
yang selama ini kurang mendapat perhatian, beberapa
dampak positif hasil pembangunan yang dilaksanakan di
wilayah kemaritiman antara lain adalah:
1) Pembangunan pelabuhan merupakan program untuk
konektivitas (penyatu) antara darat dan laut.
2) Interkoneksi satu daerah dengan daerah lainnya.
3) Pemerataan distribusi pembangunan fisik berlaku
seimbang antara kota dan desa.
4) Interkoneksi dalam rangka memutus matarantai
biaya tinggi yang dapat membebani masyarakat
memenuhi kebutuhan pokok.
5) Interkoneksi dalam rangka mempermudah koordinasi
antara pemerintah Kabupaten/Kota yang terpisah oleh
pulau dan laut dengan pemerintahan Induknya di
Provinsi dalam rangka meretas birokrasi.
6) Membuka akses informasi, berbagai bidang pogram
seperti, kesehatan, pendidikan, kependudukan,
ekonomi, dan pembangunan.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 275
Gubernur Provinisi Kepulauan Riau setidaknya mengikuti
peran kepemimpinan seperti yang disebutkan oleh ahli,
Henry Mintzberg, Peran Pemimpin, yaitu :
1) Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini
fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh,
pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2) Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar
informasi dan juru bicara.
3) Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai
pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi,
dan negosiator.
2.3. Kepemimpinan Yang Efektif
Pemimpin yang efektif dan bawahan yang termotivasi
akan berdampak positif ke dalam dan luar perusahaan. Efektif
diartikan memberikan dampak positif, orientasi hasil,
produktif, berdaya guna dan berkeinginan kuat untuk sukses.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan lebih sulit
melaksanakan fungsi tugas dan tanggungjawabnya apabila
tidak menempati orang yang memiliki latarbelakang visi
dan misi daerah yang berbasis kemaritiman. Buku ajar ini
merumuskan paling tidak 8 sikap kepemimpinan yang efektif,
dapat diikuti, yaitu :
1) Vision; Pemimpin yang ingin sukses dituntut untuk
mengisi visi dan program isi kampaye calon
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 276
gubernurnya, agar arah dan tujuan terlihat jelas sekarang
dan mendatang. Pemimpin yang efektif selalu berupaya
menanamkan visi kepada jajarannya agar pikiran dan
tindakan selaras dan konsisten dengan tujuan. Pemimpin
yang visioner akan membuat jajarannya bergerak dengan
semangat tinggi dan bergelora dalam bekerja.
2) Transformational; Kepemimpinan yang membangun dan
servant leadership (pemimpin yang melayani) akan
mengungkit motivasi jajaran dan bawahannya. Pemikiran
yang transformasional menjadikan tim kerjanya bergerak
dan berubah lebih cepat demi meraih kemajuan.
3) Balancing Between Reward and Punishment; Pemimpin
dapat melakukan keseimbangan dalam mengelola
lembaga yang dipimpinnya. Yang berprestasi dan
berkontribusi akan mendapatkan hasil pujian, dan
lainnya. Sementara yang tidak mampu akan menerima
sangsi peringatan agar mau bangkit dan berubah atau
pemecatan. Dengan sikap ini pemimpin menciptakan
keseimbangan perlakuan secara fairness atau berkeadilan
yang mendorong semua orang memberikan kinerja
terbaiknya.
4) Good Listener; Pemimpin yang efektif akan meramu
semua informasi yang didengar dari semua pihak tanpa
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 277
kecuali. Kemudian menganalisis sesuai dengan kenyataan
di lapangan dan mengambil tindakan.
5) Anger Management; Ketika mengalami hambatan dan
masalah, pemimpin dapat melakukan dorongan lebih
keras seperti ekspresi marah. Mengelola kemarahan atau
anger management memerlukan kontrol emosi yang
cerdas. Artinya, ekspresi marah dituangkan sebagai
bentuk shock therapy dan lecutan agar semua orang sadar
akan situasi yang buruk dan bergerak melakukan
pembenahan.
6) Discipline Oriented; Disiplin bisa dijadikan budaya
lembaga, korps, karena mengandung makna positif dan
membangun. Disiplin akan mengangkat moral jajaran dan
karyawan dalam pekerjaan dengan fokus kepada sasaran
yang hendak dicapai.
7) Cybernetics Control; Metode kontrol ini seperti jaringan
atau sibernetika yang berkesinambungan dan saling
terhubung antara informasi yang satu dengan lainnya.
Dengan melihat langsung ke lapangan akan mempertajam
dan melengkapi intuisinya sebagai pendengar yang baik.
8) Meritocracy; Pemimpin yang efektif akan menciptakan
jajaran dan karyawan sebagai aset bernilai tinggi dan
ujung tombak pencapaian tujuan. Maka penempatan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 278
orang yang andal dapat dilakukan melalui sistem
mengintegrasi yaitu berdasarkan kemampuan, prestasi,
dan talenta.
2.4. Kepemimpinan Yang Amanah
Mungkin tidak banyak orang yang sepakat bicara bisnis
kaitannya dengan pemimpin yang amanah. Dalam sebuah
pekerjaan dimanapun, baik pekerjaan yang berkaitan dengan
bisnis, sosial maupun pendidikan sebuah jabatan merupakan
suatu hal yang sering diperebutkan oleh banyak orang
sebagai manusia dianggap suatu kewajaran saja.
Entrepreneur yang sukses pada awalnya tidak akan
melakukan korupsi seperti yang sering dipertontonkan baik
oleh media cetak maupun elektronik.
Bagaimana cara menghindar dari masalah korupsi,
Yakinlah seorang pimpinan yang amanah mulai dari internal
organiasinya maka korupsi tidak perlu baginya.
Keberhasilan diri seorang pemimpin bukan dari rasa belas
kasihan, namun karena konsistensi dan prinsip-prinsip yang
dianutnya. Mulai dari bagaimaan merekrut pegawai,
menempatkan pegawai, memberikan upah terhadap pegawai,
memperlakukan pegawai dalam pekerjaan. Menyatukan
tujuan dan harapan pegawai dengan tujuan serta harapan
dirinya sebagai seorang pemimpin, dalam tujuan organisi
yang sedang ingin dikemangkan. Kewajiban pemipin yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 279
sukses dalam agamanya membayar zakat terhadap negaranya
pembayar pajak.
2.4. Manajemen Kehidupan
Manajemen adalah suatu proses dalam mencapai suatu
tujuan dengan berbagai fungsi, yaitu Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuacting),
Pengendalian (Controlling). Intinya manajamen adalah suatu
cara bagaimana untuk mencapai tujuan yang diharapkan
melalui 4 fungi tersebut. Empat fungsi manajemen tersebut
memang mudah di utarakan, namun pada implementasinya
sering tidak sejalan. Tujuan organisasi adalah untuk
mencapai tujuan bersama dari sebuah cita-cita bersama,
mengurangi beban sendiri dikerjakan dengan cara bersama.
Fungi-fungsi manajemen adalah untuk efeketifnya tujuan
organisasi, menghindari keborosan, kegagalan bahkan berahir
dengan tidak menguntungkan. Karena salah satu variabelnya
tidak mengikuti fungsi-fungsi tersebut, mungkin saja fungsi
pengorganisasian yang tidak efektif, satu orang ternaga kerja
pada satu kesatuan Departemen tidak produktif sudah dapat
menyebabkan banyak kerugian pada organisasi terebut.
Dalam teori perilaku individu, banyak alansan mengapa
seseorang tidak produktif ?
Maka seorang pimpinan organisasi apapun jenisnya dan
besarnya organisasi yang dipimpin, jika tujuannya ingin
dicapai dengan beban (biaya) yang efisien, maka mulailah
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 280
memperbaiki kriteria rekruitmen tenagakerja (SDM) yang
dibutuhkan. Banyak tenaga kerja yang tersedia namun tidak
dapat menjalankan tugasnya dengan benar, mengabaikan
waktu, menyia-nyiakan kesempatan. Sehingga fungsi
pengeroganisasian SDM akhirnya menjadi pembicaraan
penting setiap rapat pada organsiai. Istilah manajemen
kehidupan, sebahagian mungkin masih dianggap suatu hal
yang baru, sesuatu yang bisa berlangsung seiiring dengan
pekerjaan yang dilakukan. Sesuatu yang rutinitas karena
alasan setiap hari pelaksanannya sudah dikerjakan.
Manajemen kehidupan merupakan pemikiran sesuatu tentang
pemanfaatan seperti; Usia, Kesehatan, Waktu, Kesempatan,
dan Peluang. Usia=berkaitan dengan kemampuan manusia
yang bersifat terbatas hingga pase pensiun misalnya.
Kesehatan=berfikir sebelum tiba waktunya sakit.
Waktu=berfikir sebelum terlambat. Kesempatan=berfikir
sesuatu mungkin saja hanya satu kali. Peluang=berfikir
mumpung sebelum orang lain. Maka sederhana saja
bagaimana mamanage kehidupan pribadi, jika dibiasakan
akan berdampak positif terhadap keberhasilan jiak suatu saat
diberi kepercayaan memipin sebuah organisi yang
mengantarkan organisasi tersebut menjadi besar dan masuk
lingkaran pemimpin terhebat.
Manajemen kehidupan berkaitan erat dengan
kemampuan daya berfikir dan bertindak seseorang yang
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 281
memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Umur
berapa semestinya seseorang sudah harus produktif secara
ekonomi, umur berapa seseorang sudah harus berfikir bijak,
umur berapa seseorang sudah harus mengambil keputusan
yang baik untuk dirinya dan untuk kelompoknya.
Dengan demikian nilai-nilai kehidupannya akan menjadi
terukur. Kreativitas positif seorang anak misalnya selalu
dihalangi oleh orang tua mereka, hingga batas umur tertentu,
berbeda dengan orang tua yang lainnya, mereka
mendukung dan bertanggungjawab untuk mengawasi segala
aktivitas yang dilakukan anaknya.
Manajemen kehidupan tidak jauh berbeda dengan
manajemen sebuah organisasi pada umumnya, berapa banyak
organisasi didirikan namun belum memperoleh hasil seperti
yang diharapkan. Umur manusia produktif juga ada batasya,
kemudian ada waktu kemampuan berfikir dan bertindak
seseorang menurun sesuai dengan tingkat usianya. Lihat
fungsi manajamen berikut ini
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 282
Gambar 22. Fungsi-fungsi Manajemen
Dari gambar di atas, misalkan saja Setetes Janin dari
Rahim seorang ibu, misalnya; kemudian lahir kedunia,
diperkenalkan kepada orang lain dengan memberi nama yang
baik, diberikan bimbingan dan pendidikan, menuju masa
remaja dengan segala aspek yang mempengaruhinya,
kemudian masuk pase remaja dengan segala beban dan
tanggungjawab yang di pikul oleh Orang Tua dalam keluarga,
hingga anak tersebut menginjak dewasa dan mandiri. Ada
yang sukses dalam karirnya, ada juga yang memprihatinkan.
Jauh sebelum buku ajar ini ditulis, penulis telah mencoba
mencari tahu “Mengapa umur ini disia-siakan? ada yang
produktif pada usia 9 tahun, ada yang baru produktif pada
usia 25 tahun, bahkan ada yang baru produktif pada usia 28
tahun.
Fungsi Manajemen
Planning
Organizing
Actuacting
Controlling
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 283
Lalu apa dampaknya, ternyata banyak yang menyesali
setelah melihat kemajuan generasi sekarang begitu kreatif
dan inovatif untuk menuju masa depan yang berarti dalam
hidupnya.
Produktivitas mahasiswa dapat di uji secara sederhana
dengan memahami gambar berikut ini.
5 thn
10 thn
20 thn
25 thn
30 thn
40 thn
50 thn
65 thn
Gambar, 22. Manajemen Kehidupan (Umur)
Dari gambar di atas, siapapun dapat menghela napas
setelah menghitung seberapa besar pengaruh waktu dan usia
terhadap produktivitas seseorang. Metode yang digunakan
untuk melatih bagaimana mengelola kehidupan individu atau
kelompok berkaitan dengan pencapaian harapan dan tujuan
hidup manusia.
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 284
Seorang ahli bernama, Freud berpendapat dimana M-1
M-2 atau M3, dalam menata diri harus disertai dengan
menggali potensi. Berarti mengambil dan mengeluarkan
tanah sampai berlubang guna memperoleh sesuatu. Dalam
kontek menggali potensi, “sesuatu” berarti kemammpuan
yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
Dari gambar tersebut diuraikan delapan kelompok usia,
Yaitu : Bayi, anak-anak, Remaja, Dewasa Pratama, Dewasa
Madya, Dewasa utama, Dewasa Prima, dan Lansia. Daftar
usia tersebut diuraikan berdasakan pendapat Freud yang
menyebutkan bahwa menggali potensi dapat dilakukan
melalui cara-cara sebagai berikut
1) Menyadari adanya modal yang dimiliki setiap orang
2) Meminimalisasi hal-hal negatif (-)
3) Melaksankan konsep 9 apa isi konsep 9?
4) Melakukan kreatifitas dan melaksanakan inovasi
5) Berpoduksi dan berdo’a
3. Soal Latihan
1) Jelaskan Pengertian dari Kepemimpinan
2) Jelaskan kepemimpinan yang efektif
3) Kemampuan kepemimpinan yang harus ada pada
seorang pemimpin
4) Jelaskan pengertian manajemen kehidupan
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 285
RIWAYAT PENULIS
Akhirman.S.Sos,.MM, Lahir pada
tanggal 4 Agustus 1965 di Pasir
Pandak Kecamatan Kepenuhan,
Kabupaten Rokan Hulu. Menamatkan
SD di Pasir Pandak. SMP di Kota Tengah, SMEA Negeri di
Pekanbaru. Lulusan Ilmu Administrasi Niaga FISIP.
Univ.Islam Riau Pekanbaru, dan Menamatkan Pendidikan S-
2 Magister Manajemen pada Univ. Dr. Soetomo Surabaya
pada tahun 2006. Memiliki Istri bernama Hertina (Guru
Paud), dikaruniai 4 (empat) orang putri.
Awal mula pekerjaan sejak pindah ke Pulau Batam,
tahun 1996. Tahun 1997 mulai bekerja menjadi Dosen pada
STIE Ibnu Sina Batam, Dosen dan Ketua III Bidang
Kemahasiswaan di STT Ibnu Sina Batam pada tahu 2004-
2006. Menjadi Staf Ahli Ketua DPRD Kota Batam tahun
2001-2003, Lulus Seleksi Dosen Tetap UMRAH tahun 2008,
pada Fakultas Ekonomi sampai sekarang.
Dipercaya menjadi Wakil Dekan II FE.UMRAH
tahun 2011-2013, dan di angkat menjadi Kepala Biro
Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama (BAKK)
UMRAH tahun 2013-2014.
Aktif pada berbagai organisasi; tahun 2008-2012
Sekum BAPOMI Kepri, dan terpilih kembali tahun 2012-
2016, Sekarang Ketua Bidang Prestasi BAPOMI tahun 2016-
2021. Ketua Bidang Humas BPSMI Kepri 2014-2016.
Koordinator Presidium KAHMI Kota Batam 2016-2021.
Semoga tuisan ini bermanfaat untuk semuanya…
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 286
Provinsi Kepulauan Riau dengan luas lautan hampir
96% sekarang lebih santer disebut sebagai wilayah maritim,
mengandung banyak potensi yang dapat menjadikan
masyarakatnya sejahtera dan makmur. Mulai dari Sektor
Pelabuhan, Sektor Trasportasi Laut, Sektor Perikanan,
Sektor Pariwisata, Sektor Industri Manufaktur, Sektor
Perdagangan antar pulau, antar provinsi, antar negara, sektor
Minyak dan Gas Alam, Sektor Industri Perkapalan, Sektor
Pertanian dan Rumput Laut, Sektor Penggalian.
Sektor-sektor dimaksud akan memberikan kontribusi
terhadap kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
pendapatan negara, mengurangi tingkat pengangguran,
mengatasi kemiskinan. Jika diikuti dengan kerja kreatif, dan
inovatif, tangan-tangan terampil, mengolah potensi yang ada
mengatasi masalah keseharian sesuai peruntukannya.
Globalisasi dengan mudahnya menyeret kondisi
ekonomi negeri seribu pantun nan penuh budaya adat isti
adat ini kepada kondisi yang tak terduga sebelumnya,
seperti yang terjadi pada masa Triwulan II Tahun 2017,
dimana Provinsi Kepulauan Riau pertumbuhan ekonominya
hanya mampu tumbuh pada angka 1,52% padahal
sebelumnya rata-rata mencapai 6,7-7%.
Semoga dengan membaca buku ini kita lebih
termotivasi untuk memanfaatkan SDA yang ada dengan terus
belajar, dan mencoba untuk menghasilkan sesautu yang
mampu mengatasi masalah kita sendiri, dan akhirnya mampu
mengatasi masalah kebutuhan orang lain.
ISBN.978-602-560315-0
9 7 8 – 6 0 2 – 5 6 0 3 1 5 - 0
Buku Ajar Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal, 287