repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/e-jurnal word.docx  · web vieweksistensi...

29
EKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG E-Jurnal Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi Oleh ROMI 100569201113 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

Upload: others

Post on 29-Sep-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

EKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA

TANJUNGPINANG

E-Jurnal

Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi

Oleh

ROMI

100569201113

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

Page 2: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

ABSTRAK

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Eksistensi Pengunjung Warung Kopi Di Kota Tanjungpinang. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2008:292) pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif yaitu permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam.

Dalam kaitannya dengan penelitian yang di maksud dengan memahami situasi sosial secara mendalam adalah untuk mengungkapkan secara cermat permasalahan yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu Untuk mengetahui Eksistensi Pengunjung Warung Kopi Di Kota Tanjungpinang. Eksistensi secara umum adalah sebuah keberadaan yang dimana individu merasakan hal yang ada pada dirinya (kenyamanan) hal ini berkaitan penikmat kopi jika berada di Warung Kopi mereka lupa akan waktu yang berjalan, sehingga banyak yang menulis tentang karya ilmiah. Seperti halnya penggemar kopi yang memilih warung kopi sebagai tempat ngumpul mereka untuk bertemu dalam pekerjaan ataupun untuk bersantai diwarung tersebut, warung kopi merupakan pilihan yang pas bagi penggemar kopi terlebih lagi anak muda dikota Tanjungpinang.

Fasilitas yang diberikan menguntungkan bagi mereka dan hal ini juga mendukung bagi pengunjung di Warungkopi untuk bisa berinteraksi dengan mudah baik dalam urusan peribadi maupun kelompok. Dan salah satu informan juga mengatakan baik di kedai kopi mereka bisa mengenalkan diri pada siapapun baik itu lawan jenis ataupun tidak dari sinilah sebuah jaringan muncul dan menjadi semakin meluas akibat intraksi yang dijalankan melalui eksistensi diri yang membuat prilaku individu cendrung untuk mengenal lebih banyak individu lainnya. Pengunjung juga memamfaatkan warung kopi sebagai tempat istirahat kedua selain rumah mereka sendiri, selain itu fasilitas juga merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh warung kopi terutama wifi untuk para pengunjung baik itu pekerja maupun pelajar hal ini sering dibicarakan diberbagai kalangan masyarakat. Sehingga membentuk suatu kelompok sosial yang memperkuat suatu jaringan kelompok maupun individu.

Kata Kunci: Eksistensi, Warung Kopi

Page 3: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

ABSTRACT

The purpose of this research is To know the existence of visitors Warung Kopi In Tanjungpinang. The research method that researchers use is a qualitative method. According Sugiyono (2008: 292) in general the reason to use qualitative methods of problems is not yet clear, holistic, complex, dynamic and full of meaning so it is impossible data on social situations are netted by quantitative research methods. In addition the researchers intend to understand the social situation in depth.

In relation to research that is meant by understanding the social situation in depth is to express carefully the problems related to research problems, namely To know the existence of Visitors Coffee Shop In Tanjungpinang City. Existence in general is an existence in which the individual feels that there is in them (comfort) it is related to coffee lovers if they are at Warung Kopi they forget the time running, so that many who write about the scientific work. Like coffee enthusiasts who choose a coffee shop as a place to gather them to meet in a job or to relax diwarung, coffee shop is the right choice for coffee fans especially young people in the town of Tanjungpinang.

The facilities provided are beneficial to them and it also supports for visitors in Warungkopi to be able to interact easily in both personal and group affairs. And one of the informants also said both in coffee shops they can introduce themselves to anyone either opposite sex or not from here a network emerges and becomes more widespread due to the intractions that run through the existence of self that makes individual behavior tends to know more other individuals. Visitors also memamfaatkan coffee shop as a second resting place in addition to their own homes, in addition to the facility is also a major thing that must be owned by coffee shops, especially wifi for visitors both workers and students it is often discussed in various circles of society. So as to form a social group that strengthens a network of groups and individuals.

Keywords: Existence, Coffee Shop

Page 4: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

PENDAHULUAN

Warung kopi merupakan tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh

wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung

kopi modern. Kebiasaan minum kopi dan menghabiskan waktu di warung kopi

sambil menikmati berbagai fasilitas yang tersedia menjadikan gaya hidup bagi

berbagai kalangan dari berbagai profesi dan generasi dunia. Warung kopi tidak

hanya menyediakan minuman kopi dengan cita rasa yang nikmat, namun juga

berbagai fasilitas seperti free Wi-Fi, TV, layar lebar untuk menonton pertandingan

sepak bola dunia, ruang pertemuan, akustik music dan lain sebagainya.

Sejumlah penelitian di belahan dunia bahkan melihat fenomena warung

kopi ini sebagai “tempat ketiga” setelah rumah dan kantor, sebagai sebuah

institusi yang memungkinkan interaksi sosial terjadi di dalamnya. Di samping itu,

pertumbuhan dari sebuah organisasipun melihat adanya keuntungan yang

diperoleh dari fenomena “tempat ketiga” ini terhadap peluang dan keuntungan

bagi hubungan sebuah organisasi dengan para karyawannya dalam melihat

kebutuhan publik (Crick, 2011:63-77).

Starbucks sebagai salah satu warung kopi kelas dunia bahkan

mendominasi konsumsi kopi di Taiwan dan melayani sebagai “tempat ketiga”

bagi kehidupan para konsumennya. Penelitian menemukan bahwa dalam budaya

konsumen, Starbucks telah mempengaruhi budaya minum kopi lebih daripada

sekedar percakapan dari mulut ke mulut, melainkan telah menjadi gaya hidup dan

Page 5: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

memiliki hubungan yang signifikan dengan kegiatan mengkonsumsi kopi (Lin,

2012:119-128).

Sementara Robinson dan Deshano (2011:642-657) melihat fenomena

orang-orang yang terlibat dalam situs-situs berita lokal berusaha mencapai

perasaan masyarakat dengan memanfaatkan “tempat ketiga” khas Amerika yakni

warung kopi, perpustakaan dan titik-titik pertemuan masyarakat lainnya. Para

jurnalis warga (citizen journalists) berupaya untuk memenuhi kebutuhannya akan

pemberdayaan atas informasi dan koneksi komunal lokal dalam keterlibatannya

terhadap situs berita lokal dan blog online. Rosenbaum (2006:59-72)

menggambarkan bagaimana dan mengapa “tempat ketiga” seperti warung kopi

dan bar menjadi bermakna dalam kehidupan para pelanggannya.

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa pelanggan mengunjungi “tempat

ketiga” ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka, tetapi juga

memenuhi kebutuhan mereka akan persahabatan dan dukungan emosional.

Kebutuhan-kebutuhan yang lazim dilakoni oleh para pelanggan berusia tua, yang

sering mengalami kerenggangan pada hubungan sosial mereka. Oleh karena itu,

pelanggan tersebut bisa berpaling kepada “persahabatan komersial” mereka di

“tempat ketiga” untuk memperoleh dukungan penuh secara sosial.

Beberapa penelitian tersebut menggambarkan betapa masyarakat hampir di

seluruh belahan dunia Eropa, Asia dan Amerika sering memanfaatkan warung

kopi sebagai bagian dari aktifitasnya sehari- hari. Fenomena minum kopi dan

menghabiskan waktu di warung kopi ini juga telah menjadi bagian dari kehidupan

Page 6: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

masyarakat Indonesia. Berkembangnya warung-warung kopi dengan merk lokal

di Indonesia pun kian marak dari tahun ke tahun.

Terjadinya beragam pemaknaan makna warung kopi yang ada pada saat

ini, tidak terlepas dari bagaimana proses komunikasi itu terjadi. Hal ini erat

kaitannya dengan konstruksi makna yang dibentuk oleh masyarakat dalam hal ini

pelanggan warung kopi itu sendiri. Dalam sebuah penelitian, Citra Abadi (2013:3)

menyebutkan bahwa: “Dalam memaknai suatu hal, individu memerlukan suatu

dasar yang dijadikan sebagai sebuah nilai dalam mendorong individu untuk

mengkonstruksi sebuah makna. Dengan adanya nilai yang dijadikan sebagai

pedoman untuk memaknai realitas, nilai tersebut akan mempengaruhi individu

dalam bertindak kedepannya. Interpretasi yang dilakukan oleh individu,

memunculkan sebuah motif dalam diri individu” Motif seseorang untuk

mengunjungi warung kopi pun tidaklah sama.

Artinya tentu ada sebuah tujuan yang mereka inginkan ketika berada di

sebuah warung kopi, apakah itu untuk dirinya sendiri ataukah untuk kepentingan

lain yang ada di lingkungan sekitarnya. Motif ini juga sangat mempengaruhi

seseorang dalam memaknai realitas sosial di sekitarnya. Berdasarkan hasil pra

penelitian dalam bentuk observasi yang dilakukan terhadap para pengunjung di

warung-warung kopi di Kota Tanjungpinang, peneliti mengamati bahwa ada

begitu banyak pengunjung dari berbagai latar belakang yang berbeda

mengunjungi warung kopi tersebut.

Page 7: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Di beberapa warung kopi bahkan tampak dengan jelas sangat didominasi

oleh kalangan-kalangan tertentu, seperti wartawan, PNS dan para mahasiswa.

Pada penelitian ini peneliti melihat Kota Tanjungpinang merupakan salah satu

Kota yang terdapat warung kopi cukup banyak yang merupakan daerah Kepulaun

Riau adapun yang peneliti jabarkan sebagai berikut:

Tabel 1.1

Warung kopi perkecamatan di Kota Tanjungpinang

No NAMA KECAMATAN YANG BERWI-FI TIDAK WI-FI

1 Tanjungpinang Timur 79 41

2 Tanjungpinang Barat 36 17

3 Tanjungpinang Kota 44 63

4 Bukit Bestari 62 21

Jumlah 363

Sumber : Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun

2017

Dari tabel 1.1 di atas, di jelaskan daerah kecamatan yang paling banyak

jumlah wifinya adalah kecamatan Tanjungpinang Timur 79 warung kopi, sesuai

pertumbuhan penduduknya sangat padat terdapat banyak usaha warung kopi di

daerah pasarnya berpusat di Km 9, sedangkan daerah yang paling sedikit jumlah

yang tidak memakai wifinya adalah Tanjungpinang Barat sebanyak 17 warung

kopi yang tidak memakai wifi, jadi dapat di ketahui pada tabel di atas jumlah

seluruh warung kopi yang telah terdata di Kota Tanjungpinang yaitu berjumlah

363 warung.

Page 8: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Perkembangan pembangunan warung kopi berfasilitas Wi-Fi khususnya di

kota Tanjungpinang tumbuh sangat pesat karena lagi maraknya pesaing warung

kopi dari tahun ke tahun cukup meningkat. Hampir semua sudut kota

Tanjungpinang dapat ditemukan warung kopi, mulai dari yang bentuknya

sederhana sampai dengan warung kopi bercorak modern desainnya. Dan biasa

dipastikan pula bahwa semua tempat ngopi tersebut selalu tidak pernah sepi

dikunjungi oleh pelanggannya masing-masing. Itupun oleh karena tempat ngopi

tersebut terasa nyaman, pelayanan warkop (Warung kopi) sangat memuaskan dan

sehingga pengunjung merasa bertahan lama-lama dalam keadaan santai, agar lebih

mudah peneliti membuat table sebagai berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Peningkatan Warung Kopi Pertahun Di Kota Tanjungpinang

No Tahun Jumlah Warung Kopi

1 2013 119

2 2014 172

3 2015 267

4 2016 334

5 2017 363

Sumber Data: Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu Pintu 2017

Jumlah warung kopi semakin meningkat dalam beberapa tahun, yang

menjadi sebagian dari usaha masyarakat Kota Tanjungpinang dari data diatas

dapat dilihat peningkatan yang terjadi dan kemungkinan akan terus meningkat

akibat permintaan konsumen yang semakin tinggi, hal ini juga memicu beberapa

Page 9: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

usahawan memilih warung kopi sebagai usaha yang tidak terlalu rumit dan juga

modal yang kecil menjadi incaran baik dari kalangan masyarakat maupun

pengusaha.

Apalagi ditambah dengan jadwal pembukaan dan penutupan warkop dapat

dikatakan hampir dari pagi sampai subuh. Mulai dari pagi di buka jam 7.00

sampai malam, ditutup jam 3.00 dini hari. Itu Kalau lagi maraknya pertandingan

bola liga di TV. Salah satu alasan yang paling akurat dari para pelanggan tersebut

adalah selain Wi-Fi gratis, mereka juga menonton pertandingan sepak

bola,jaringan wi-fi koneksi cepat tidak di batasi jam,murah hanya membayar

segelas kopi saja dengan fasilitas tempat yang nyaman dan indah di pandang.

Meskipun Wi-Fi hanya dapat diakses di tempat yang bertandakan Wi-Fi

Hotspot, jumlah tempat-tempat umum yang menawarkan Wi-Fi hotspot

meningkat secara drastis. Hal ini disebabkan karena dengan dijadikannya tempat

mereka sebagai Wi-Fi hotspot berarti pelanggan mereka dapat mengakses internet

yang artinya memberikan nilai tambah bagi para pelanggan. Wi-Fi dibuat dengan

tujuan untuk membawa kemudahan dan kepraktisan bagi masyarakat kota

tanjungpinang. Wi-Fi diasosiasikan dengan kebebasan karena Wi-Fi memberikan

kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data

dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan cafe yang bertanda “Wi-Fi

Hotspot”. WiFi membuat masyarakat tidak perlu direpotkan lagi untuk mencari

informasi.

Page 10: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Eksistensi tempat ngopi ber-Wifi ini menjadi potret baru dalam kurun

waktu 3 tahun terakhir di kota Tanjungpinang. Tempat ngopi ber-Wifi ini di

kunjungi oleh para pengunjung yang mengakses internet. Sekarang warung kopi

berfungsi ganda: warkop-net (tempat ngopi dan warung internet). Memakai kata

“huni” karena pengunjungnya membutuhkan waktu lebih lama minimal dua jam

dan maksimalnya tidak terukur. Para pengunjung, biasanya, tetap membentuk

kelompok-kelompok komunitas pengunjung warung kopi. Hanya saja, yang

menjadi objek pembicaraan lebih fokus pada tayangan menu internet : seperti

facebook, youtube, games online dan layanan lainnya. Yang di maksud eksistensi

di sini ialah bagaimana cara pengunjung untuk mendapatkan jaringan agar mudah

mendapatkan berbagai macam informasi yang di inginkan pengunjung,dengan

menggunakan laptop dan henpon. Dulu bisa dikatakan harus ke warnet dulu atau

isi paket hp android baru bisa bermain, tapi sekarang hanya memesan segelas kopi

duduk santai saja sudah bisa mendapatkan informasi dan dengan segelas kopi

pengunjung sudah mendapatkan kemudahan dan mengalami pengiritan biaya.

Terkhusus pada penyediaan fasilitas internet, memang dalam beberapa

tahun belakangan ini tuntutan akan kebutuhan informasi yang update dan praktis

sehingga membuat pengusaha atau pengelola warung sengaja menyediakan

fasilitas tambahan berupa layanan akses internet yang mudah dan cepat, guna

memanjakan para pemgunjung yang datang. Pada umumnya, layanan internet

yang disediakan di sebuah kafe/warung menggunakan jaringan wireless atau yang

biasa kita sebut dengan istilah Wi-Fi (Wireless Fidelity).

Page 11: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Tempat ngopi pada akhirnya menjadi ruang publik multifungsi. Tempat

minum kopi yang sejatinya berfungsi sebagai tempat mencari inspirasi dan

kenyamanan individu atau kelompok secara santai. Dari ruang itu berbagai

informasi, baik rumor, fakta dan data terus ter-update. Informasi dari berbagai

redaksi bergulir bagai bola salju, menggelinding dan makin membesar sampai

akhirnya menjadi konsumsi publik. Di tempat ini pula informasi itu akhirnya

kembali dalam bentuk umpan balik (feedback) yang biasanya dibumbuhi dengan

berbagai komentar. Dengan ngopi sekaligus ngenet telah membuat masyarakat di

kota Tanjungpinang mendapatkan suatu kesenangan tersendiri yaitu dapat

dikatakan dengan ngopi di warung kopi yang menggunakan fasilitas Wi-Fi suatu

kegiatan yang memberi kesenangan tersendiri kepada mereka, sehingga mereka

kalau mau minum kopi lebih tertarik minumnya di warung kopi yang ada Wifi,

hal ini yang membuat peneliti tertarik dalam melakukan penelitian yang berjudul:

“Eksistensi Pengunjung Warung kopi Di Kota Tanjungpinang)”

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif.

Menurut Sugiyono (2008:292) pada umumnya alasan menggunakan metode

kualitatif yaitu permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh

makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut di jaring dengan

metode penelitian kuantitatif. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi

sosial secara mendalam.

Page 12: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Dalam kaitannya dengan penelitian yang di maksud dengan memahami

situasi sosial secara mendalam adalah untuk mengungkapkan secara cermat

permasalahan yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu Eksistensi

Pengunjung Warung kopi di Kota Tanjungpinang.

PEMBAHASAN

a. Eksistensi Pengunjung Warung Kopi di Kota Tanjungpinang

Eksistensi secara umum adalah sebuah keberadaan yang dimana individu

merasakan hal yang ada pada dirinya (kenyamanan) hal ini berkaitan penikmat

kopi jika berada di Warung Kopi mereka lupa akan waktu yang berjalan, sehingga

banyak yang menulis tentang karya ilmiah, contohnya Filosofi Kopi yang cukup

terkenal di negara Indonesia karena penggemarnya yang luar biasa di Negara

Indonesia, hal ini juga di perbincangkan di Kota Tanjungpinang karena Kota

Tanjungpinang cukup banyak penikmat kopi terlebih lagi di kalangan remaja dan

dewasa. Sebagian besar Kopi di nikmati di tempat-tempat tertentu yang dimana

keberadaannya sangat di cari oleh pecinta Kopi, hal ini sangat berkaitan dengan

eksistensi yang di miliki oleh pengunjung Warung Kopi (Warkop).

Alasan Pengunjung menikmati kopi dengan berinteraksi sesama sahabat

mereka sehingga hubungan sosial yang terjalin cukup lama menjadikan

keberadaan mereka untuk memilih di Warung Kopi sebagai tempat interaksi yang

nyaman bagi mereka, keberadaan sesuatu yang nyaman tempat yang di pilih oleh

Page 13: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

kelompok maupun individu adalah sesuatu yang tanpa disadari oleh manusia itu

sendiri seperti yang kita lihat diatas ini menunjukan adanya konsep teoritis yang

menjelaskan tentang. Manusia harus menemukan diri dalam situasi dan

berhadapan dengan berbagai kemungkinan atau alternative yang dia punyai. Bagi

Jasper dan Hiedegger, situasi itu menentukan pilihan, kemudian manusia

membuat pilihan dari berbagai kemungkinan tersebut (Muzairi, 2002:55).

Seperti halnya penggemar kopi yang memilih warung kopi sebagai tempat

ngumpul mereka untuk bertemu dalam pekerjaan ataupun untuk bersantai

diwarung tersebut, warung kopi merupakan pilihan yang pas bagi penggemar kopi

terlebih lagi anak muda dikota Tanjungpinang, warung kopi memang digemari

sejak tahun 60-an yang berawal dari sejarah kedaikopi orangtua terdahulu di Kota

Tanjungpinang seiring perkembangan zaman mengalami perubahan warung kopi

yang di deasain lebih unik dan bervariasi agar konsumen selalu betah dan nyaman

bagaikan rumah mereka sendiri seperti keterangan yang dijelaskan informan

diatas.

b. Keuntungan Pengunjung Warung kopi Dan Pemilik Warung Kopi Serta Karyawan Warung kopi.

Warung kopi banhyak dikenal diberbagai kalangan masyarakat Kota

Tanjungpinang dan hampir rata-rata masyarakat Kota Tanjungpinang adalah

pekerja keras yang mengandalkan tenaga mereka untuk bekerja dan ini

membutuhkan tenaga yang cukup lebih hal yang menarik bagi pekerja adalah

secangkir kopi merupakan hal yang wajib untuk dikonsumsi dalam bekerja

layaknya sebuah supleman tenaga tanpa bahan campuran dan pengawet, begitu

Page 14: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

juga bagi pelajar atau mahasiswa mereka beranggapan kopi adalah penyemangat

dalam belajar yaitu obat tahan kantuk, dan melancarkan semangat mereka agar

tidak menurun.

Secara sosio cultural banyak keutungan bagi pengunjung warung kopi

yang dijelaskan beberapa informan diatas selain tempat untuk bersantai dan

membuang rasa suntuk hal ini juga mereferskan otak mereka dalam hal-hal yang

positif, seperti berkumpul bersama teman-teman mereka, melanjutkan pekerjaan

mereka dengan suasana yang berbeda yang menjadikan warung kopi sebagai salah

satu tujuan pengunjung untuk mengeksiskan diri mereka di dunia nyata dan juga

dunia maya, ini merupakan sesuatu yang sangat unik bagi peneliti, karena peneliti

melihat warung kopi bisa dijadikan sebagai sumber usaha yang tidak memerlukan

banyak modal tetapi memberikan banyak mamfaat dari berbagai kalangan, baik

pekerja, pelajar dan pengusaha dan banyak hal lain lagi yang didapatkan

pengunjung warung kopi tanpa di sadarinya.

Membentuk suatu kelompok sosial merupakan salah satu hal yang

terwujud didalam warung kopi dan mereka tidak menyadari akan hal ini,

hubungan sosial yang begitu kuat membuat individu menjalin hubungan secara

permanen dan kuat dalam sebuah interaksi sosial. Kelompok terbentuk karena ada

sejumlah orang yang bekerja sama dengan kesamaan tujuan yang cenderung

memiliki karakteristik sama sehingga mereka berpartisimpati satu sama lain.

Jalaluddin Rakhmat, mengatakan bahwa tidak semua himpunan orang di sebut

kelompok. Orang yang berkumpul di pasar bukanlah kelompok. Syarat di sebut

Page 15: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

kelompok adalah kesadaran anggota-anggotanya akan ikatan yang sama yang

mempersatukan mereka (Suranto, 2011:19).

c. Fasilitas Warung kopi di Kota Tanjungpinang.

Warung kopi tentunya memiliki daya tarik tersendiri dimana persaingan

antar pedagang pasti memiliki keunikan ataupun kelebihan yang di miliki masing-

masing Warung Kopi fasilitas yang banyak diminati adalah menu yang spesial

seperti nama kopi yang enak dan fasilitas Warung yang mendukung dengan

adanaya jaringan WI-FI. fasilitas yang diberikan oleh pemilik Warung Kopi agar

daya tarik pelanggan menjadi lebih nyaman sesuai keinginan dalam menikmati

suasana saat berkomunikasi dalam segala hal, baik di bidang pekerjaan, tugas

kuliah maupun dalam berdiskusi satu sama laiinya dan menjadikan WIFI sebagai

alat untuk mempermudah usaha online yang dijalani.

Tanpa disadari Warung kopi yang dulunya berbentuk Tradisional hingga

sekarang mulai berkembang dengan teknologi yang canggih sehingga menarik

minat pelanggan dalam kebutuhan sehari-hari yang menjadikannya sebuah

kebiasaan sendiri (cara wujud manusia itu sendiri dalam eksistensi), eksis dalam

konsep memang luas cankupannya Sedangakan eksistensialisme sendiri adalah

gerakan filsafat yang menentang esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi

manusia (Ibid, 2005:185). Memahami eksistensialisme, memang bukan hal yang

mudah. Banyak pendapat perihal definisi dari eksistensi. Tapi, secara garis besar,

dapat ditarik benang merah, diantara beberapa perbedaan devinisi tersebut.

Page 16: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Bahwa, para eksistensialis dalam mendefinisikan eksistensialisme, merujuk pada

sentral kajiannya yaitu cara wujud manusia.

d. Aktifitas Pengunjung Warung Kopi di Kota Tanjungpinang.

Aktifitas pengunjung Warung Kopi merupakan kegiatan yang terus

dijalani setiap harinya oleh para pengunjung di Warung Kopi hal ini menjadi

aktifitas rutin penikmat kopi di Kota Tanjungpinang sesuai dengan alasan

informan memilih Warung Kopi sebagai tempat interaksi sosial dalam kehidupan

sehari-hari. Warung Kopi sebagai tempat untuk melanjuti pekerjaannya di kantor

dengan menggunakan fasilitas yang diberikan oleh Warung Kopi sampai dengan

pembisnis yang ada di Kota Tanjungpinang terutama bisnis Online yang

dijalaninya. Warung kopi merupakan tempat ketiga bagi para pengunjung kopi

yakni tempat ngopi yang nyaman selain di Rumah dan di Kantor, beberapa hal

yang menakjubkan bagi para pengunjung kopi dalam berbagai tujuan yang ingi di

capai mereka.

Begitu juga dengan para pekerja yang membutuhkan informasi dengan

cepat mereka mencari informasi dengan melakukan interaksi sosial satu sama

lainnya dalam mencari informasi (wartawan), karena profesi sebagai wartawan

merupakan media yang sangat dibutuhkan masyarakat karena mengupdate berita

setipa harinya, dapat di simpulkan bahwasanya mereka akan lebih mudah

mendapatkan informasi jika mereka bergabung dengan mahasiswa dan para

pekerja lainnya layaknya anak muda pada zaman saat ini.

Dari berbagai profesi informan diatas mereka menjelaskan beberapa hal

yang menurut peneliti hal tersebut merupakan hal yang menarik karena peneliti

Page 17: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

melihat adanya perbedaan satu sama lain antara pekerja kasar dan kantoran yang

memiliki perbedaan tujuan dimana mereka menginginkan hal-hal yang baru yang

bisa membuat mereka nyaman di warung kopi tersebut sebagai tempat ketiga bagi

mereka dan ini menunjukan perubahan bagi masyarakat yang terus berevolusi

setiap harinya mengalami perubahan dari zaman ke zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Amin. Beragama Dalam Belenggu Kapitalisme,dalam Fachrizal A

Halim, Beragama Kapitalisme, magelang : indonesiatara 2002

Arif, Saiful. Menolak Pembangunanisme. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002

Sulthani, Achyar.”Nikmatnya Minum Kopi “. Dalam Suara pembaruan on line,

di akses tanggal 6 Agustus 2008.

Wicaksana, Bachrul “Tak Sekedar Dagang kopi” dalam www. Harian

Republikan.com, di akses tanggal 20 oktober 2008.

Bryan S Turer, Teori-teori sosiologi Modernitas dan Postmodernitas, Di Terj.

Dari judul asli, The Teoriest of Modernity And postmordenity

Chaney, David. Lifestyle : Sebuah Pengantar komprehensif. Yogyakarta :

Jalasutra, 1996.

Siregar, Ashadi. ‘Popularisasi Gaya Hidup: Sisi Remaja dalam Komunikasi

Massa’

Dalam Idi subandy Ibrahim (ED), lifestyle Ecstasy : kebudayaan Pop

dalam Masyarakat komonitas Indonesia. Yogyakarta : Jalasutra, 1997

Page 18: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Wahid, Abdul. Islam Dan Idealitas manusia, Dilema Anak Buruh dan Wanita

Modern, sipress, Yogyakarta.

Winangun. Y.W. Wartaya. Masyarakat Bebas Struktur. Liminalitas dan

Komunitas,

Menurut victor Turner Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1990.

Wikipedia bahasa Indonesia, “Ensiklopedia Bebas”. Dalam www.sleman.go.id.

Di akses tanggal, 10 september 2008.

Emka, Moammar, Sex’s in The city : Jakarta Undercover. Yogyakarta: Galang

Press, 2002.

Ritzer,George, Teori Sosial postmodern, di Terjemahkan dari judul Asli The

Postmodern Social Theory, Kreasi Wacana Yogjakarta.

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia

Utama, 1993.

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi : Sebuah Bunga Rampai Jakarta : Yayasan

Obor Indonesia, 1985.

Lury,Celia. Budaya Konsumen. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,1997

Syeirozi, M. Safiq “Akar Kota mulai Terhempas” . Majalah ARENA UIN Sunan

kalijaga Yogyakarta, Edisi I/Th XXVIII/2006.

Nasution, Motode Research (penelitian) Jakarta PT Bumi Aksara, 2004.

Piliang,Yasraf Amir. Sebuah Dunia Yang Dilipat. Bandung : Mizan, 1998.

Karim, Rusli. Agama Modernisasi, Tiara Wacana Yogya,1994.

Soehadha, Moh. Pengantar Penelitian Sosiologi Kualitatif, buku Daras, Progeram

Page 19: repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/715/1/E-JURNAL WORD.docx  · Web viewEKSISTENSI PENGUNJUNG WARUNG KOPI DI KOTA TANJUNGPINANG. E-Jurnal. Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Studi Sosiologi Agama. Fakultas Ushululddin IAIN Sunan kalijaga

Yogyakarta, 2004.

Soedarisman, Poerwokoesoema, sejarah Lahirnya kota Yogyakarta. Yogyakarta

Lembaga Javanologi, 1986.