7.1.ringkasan -...

4
7.1. Ringkasan Kemajuan dalam penanganan bayi barn lahir dalam 20 tahun terakhir sangat pesat walaupun insidens bayi lahir dengan air ketuban mengandung mekonium belum dapat diturunkan secara berarti, namun dengan pemeriksaan antenatal yang lebih baik dan tindakan resusitasi yang adekuat berupa pembersihan jalan napas oro clan nasofarings . serta trakea, insidens SAM cenderung makin menurun. SAM telah dilaporkan dengan frekuensi yang beragam karena berbedanya metoda penelitian yang dipakai oleh tiap peneliti. Secara umum walaupun insidens SAM relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah persalinan secara keseluruhan, namun morbiditas clan mortalitas SAM masih merupakan masalah yang perlu diatasi. Di RSCM Jakarta SAM juga masih merupakan masalah lcarena mempunyai angka kematian yang tinggi. Pada tahun 1988 dijumpai 8 kasus SAM dengan angka kemat:ian75 %. Dari penelusuran kepustakaan tampaknya terdapat perubahan pandangan mengenai etiologi SAM. Mekonium yang diaspirasi dianggap bukan lagi merupakan penyebab kelainan patologis SAM yang primer melainkan asflksia janin. Asflksia yang terjadi dalam kandungan dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah pam. Sedangkan asflksia berat dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah pam, diikuti hipertensi pulmonal. Berbagai kerusakan didalam. pam-paru dapat mengakibatkan ·hilangnya kemampuan menyingkirkan mekonium yang diaspirasi sehingga menimbulkan gejala SAM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi SAM di RSCM Jakarta, karak- teristik ibu hamil, lcarakteristik kehamilan clanpersalinan serta karakteristik, morbiditas dan mortalitas neonatus dengan SAM yang dirawat di RSCM Jakarta . Penelitian ini dirancang sebagai penelitian retrospektif deskriptif. Semua bahan dan cara penelitian serta cara pengolahan data telah diuraikan secara rinei. Dari catatan medik bagian IKA-RSCM, selama jangka waktu 3 tabun (Januari 1989- Desember 1991) terdapat 11.832 bayi baru lahir. Penelitian dilakukan terhadap 32 kasus yang memenuhi kriteria diagnostik SAM yang telah ditetapkan. Kasus SAM pada bayi Iaki-Iaki Iebih banyak daripada bayi perem- puan dengan perbandingan 1.13 : 1. Angka kematian neonatus dengan SAM di Bagian IKA RSCM pacta penelitian ini adalah 68.7 %. Penyebab tingginya angka kematian kasus

Upload: truongngoc

Post on 15-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7.1. RingkasanKemajuan dalam penanganan bayi barn lahir dalam 20 tahun terakhir sangat pesat

walaupun insidens bayi lahir dengan air ketuban mengandung mekonium belum dapatditurunkan secara berarti, namun dengan pemeriksaan antenatal yang lebih baik dan

tindakan resusitasi yang adekuat berupa pembersihan jalan napas oro clan nasofarings

.serta trakea, insidens SAM cenderung makin menurun. SAM telah dilaporkan denganfrekuensi yang beragam karena berbedanya metoda penelitian yang dipakai oleh tiappeneliti. Secara umum walaupun insidens SAM relatif kecil bila dibandingkan denganjumlah persalinan secara keseluruhan, namun morbiditas clan mortalitas SAM masihmerupakan masalah yang perlu diatasi. Di RSCM Jakarta SAM juga masih merupakanmasalah lcarena mempunyai angka kematian yang tinggi. Pada tahun 1988 dijumpai 8kasus SAM dengan angka kemat:ian 75 %.

Dari penelusuran kepustakaan tampaknya terdapat perubahan pandangan mengenai

etiologi SAM. Mekonium yang diaspirasi dianggap bukan lagi merupakan penyebab

kelainan patologis SAM yang primer melainkan asflksia janin. Asflksia yang terjadidalam kandungan dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah pam. Sedangkanasflksia berat dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah pam, diikuti hipertensipulmonal. Berbagai kerusakan didalam. pam-paru dapat mengakibatkan ·hilangnyakemampuan menyingkirkan mekonium yang diaspirasi sehingga menimbulkan gejala

SAM.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi SAM di RSCM Jakarta, karak-

teristik ibu hamil, lcarakteristik kehamilan clanpersalinan serta karakteristik, morbiditas

dan mortalitas neonatus dengan SAM yang dirawat di RSCM Jakarta .Penelitian ini dirancang sebagai penelitian retrospektif deskriptif. Semua bahan dan

cara penelitian serta cara pengolahan data telah diuraikan secara rinei.Dari catatan medik bagian IKA-RSCM, selama jangka waktu 3 tabun (Januari 1989-

Desember 1991) terdapat 11.832 bayi baru lahir.Penelitian dilakukan terhadap 32 kasus yang memenuhi kriteria diagnostik SAM

yang telah ditetapkan. Kasus SAM pada bayi Iaki-Iaki Iebih banyak daripada bayi perem-

puan dengan perbandingan 1.13 : 1. Angka kematian neonatus dengan SAM di BagianIKA RSCM pacta penelitian ini adalah 68.7 %. Penyebab tingginya angka kematian kasus

SAM pacta penelitian ini belum dapat ditentukan. Diketahui dari 32 neonatus denganSAM, 18 (56.2 %) di antaranya merupakan kasus rujukan yang persalinannya berlang-sung di RB/RS Luar. Dari 18 kasus SAM rujukan tersebut, 10 kasus diantaranya lahirditolong oleh bielan.

Berdasarkan karakteristik demograflk ibu hamil, persentase terbanyak neonatus

dengan SAM lahir dari ibu dalam usia reproduktif yaitu 56.2 % berusia 25-34 talmn.Sedangkan neonatus yang lahir dari ibu yang berusia 35-44 tahun hanya 6.3 %. Neonatus

dengan SAM lahir lebih banyak dari ibu primipara (59.3 %) dengan tingkat pendidikanrelatif tinggi (43.8 %)

Hipertensi, anemi elan infeksi intra partum merupakan komplikasi pacta ibu hamil

yang ctapat dijumpai pacta penelitian ini. Sebanyak 15.7 % neonatus dengan SAM lahirdari ibu yang menderita hipertensi dalam kehamilan. Sedangkan 6.3 % neonatus lainnyalahir dari ibu yang menderita anemia dan 6.3 % neonatus lainnya lahir dari ibu yangmengalami infeksi intra parrum.

Karakteristik persalinan neonatus dengan SAM adalah sebagai berikut :

1. Lahir spontan (62.5 %) dengan presentasi belakang kepala (93.8 %)2. Seluruhnya lahir dengan air ketuban mengandung mekonium kental (100 %).3. Pembersihan mekonium yang terdapat disaluran napas dilakukan terhadap 78 %kasus

Pacia penelitian ini karakteristik klinik neonatus dengan SAM adalah sebagai

berikut:1. Mempunyai masa gestasi 38-40 miOggu (37.5 %).

2. Mempunyai berat lahir lebih dari 3100 gr. (50 %).3. Menderita asflksia neonatorum, 64.6 % dengan nilai Apgar menit ke 1 kurang,dari 6.

4. Sebanyak 87.5 % mempunyai gambaran radiologis berupa infiltrat kasar.

Pemberian ventilasi mekanis maupun pemberian antibiotik pada kasus SAM tam-paknya tidak sepenuhnya dapat mengatasi keadaan SAM. Dari 32 kasus SAM, 11 (34.37%) kasus di antaranya memperoleh bantuan ventilasi mekanis, namun keseluruhannyameninggal dunia. Sedangkan, antibiotika diberikan kepada 28 (87.5 %) kasus. Jenis anti-biotika adalah kombinasi ampisilin-kloramfenikol yaitu sebanyak 78.1 %. Pemberianantibiotika pacta kasus SAM yang dirawat di Bagian lKA RSCM masih dianggap perlumengingat tingginya angka kejadian sepsis akibat infeksi nosokomial di bangsal rawatbayi barn lahir.

7.2. Kesimpulan.Neonatus dengan SAM yang dirawat d~Bagian lKA/FKUI RSCM tergolong kasus

SAM berat dengan angka kematian yang tinggi (68.7 %). Prevalensi SAM pada peneli-tian ini 0.26 % dari populasi. Kasus SAM laki-Iaki lebih banyak dari perempuan. Seba-gian terbesar kasus SAM pada penelitian ini merupakan kasus rujukan dan terbanyak

persalinannya ditolong oleh Bidan. Neonatus dengan SAM pada penelitian ini terbanyaklahir dari ibu primipara, dalam usia reproduktif dengan latar belakang pendidikan relatiftinggi. Komplikasi antepartum yang dapat dijumpai pada penelitian ini adalah hipertensi,anemi clan infeksi intra partum. Dari penelitian ini belum dapat ditetapkan aclanya penga-

ruh dari faktor tersebut terhadap terjadinya hipoksia janin dalam kandungan.

Neonatus dengan SAM pada penelitian ini terbanyak lahir secara spontan dan selu-ruhnya lahir dengan air ketuban mengandung mekonium kental. Tindakan resusitasi telahdilakukan terhadap 78 % mus. Sebagian besar kasus (64.6 %) menderita asfiksia neOna-torum dan mempunyai gambarari radiologik terbanyak (87.5 %) berupa infiltrat kasar.Komplikasi dalam perawatan neonatus dengan SAM yang terbanyak ad.alah sepsis danhiperbilurubinemia. Masih dibutuhkan pene1itian lebih lanjut untuk mengkaji pengaruhfaktor ibu,· kehamilan, persalinan clan faktor janin terhadap terjadinya SAM. Selain itumasih diperlukan evaluasi terhadap tindakan resusitasi, perriakaian ventilasi mekanik dan

pemberian·antibiotika pada kasus SAM berat.

7.3. Saran.Dari hasil penelitian ini diajukan beberapa saran sebagai berikut :

A. Dalam segi penatalaksanaan.1. Pemeriksaan antenatal yang adekuat oleh tenaga kesehatan yang lebih terlatih dan

terdidik.2. Segera mengatasi faktor risiko yang dijumpai pada ibu hamil seperti hipertensi,anemia, preeklampsia atau infeksi intrapartum.

3. Perlu dilakukan pemantauan denyut jantung janin secara ketal, bila dijumpai airketuban mengandung mekonium kental disertai tanda gawat janin, bila perlusegera melakukan tindakan pengakhiran persalinan.

4. Melakukan tindakan resusitasi adekuat biladijumpai air ketuban mengandungmekonium kental. Pembersihan jalan napas dilakukan sampai kedalam trakea.

B. Penelitian lanjutanPerlu disusun suatu penelitian prospektif untuk mendapatkan data yang lebih leng-

leap mengenai karakteristik ibu hamil, karakteristik kehamilan dan persalinan, berbagai

faktor risiko pada ibu hamil serta berbagai karakteristik pada janin. Melalui suatu peneli-tian analitik diharapkan dapat dijelaskan hubungan antara berbagai karakteristik tersebut

diatas dengan terjadinya SAM pada neonatus.