5 kel mey
TRANSCRIPT
PERCOBAAN 1
Judul : Sifat Osmosis Suatu Zat
Tujuan : Menyelidiki peristiwa osmosis
Hari/Tanggal : Jum’at/ 5 Oktober 2012
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat
I. DASAR TEORI
Transportasi sel dibagi menjadi dua yaitu transportasi aktif dan transportasi
pasif. Transportasi aktif yaitu transportasi lintas membran menggunakan energi
yang berupa ATP. Transportasi ini memerlukan energi karena transportasi ini
melawan gradien konsentrasi. Sedangkan transportasi pasif tidak membutuhkan
energi karena hanya menuruni gradien konsentrasi.
Transportasi pasif dibedakan menjadi tiga yaitu difusi, difusi berfasilitasi
dan osmosis. Difusi yaitu transportasi zat dari larutan konsentrasi tinggi
(hipertonis) ke larutan konsentrasi rendah (hipotonis). Difusi berfasilitasi yaitu
proses difusi dengan bantuan protein pembawa untuk memindahkan zat dari satu
sisi membran ke membran lain. Sedangkan osmosis yaitu proses perpindahan air
dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi
tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel.
Pada tahun 1784, ahli fisika Perancis menemukan suatu fenomena, bila
wadah alcohol yang terbuat dari kandung kemih babi diisi oleh alcohol kemudian
dimasukkan ke dalam air, maka kantong tersebut akan menggelembung. Dari
pengamatannya ternyata diketahui bahwa air akan menerobos masuk melalui
diniding semi permeable dari kantung tersebut.
Peristiwa bergeraknya partikel (molekul/ion) melalui dinding semi
permeable disebut osmosis (Sudarmo, 2007).
Bila dua larutan yang konsentrasinya berbeda, yang satu pekat dan yang
lainnya encer dipisahkan oleh membrane semi permeable, maka molekul-molekul
pelarut akan mengalir dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat,
sedangkan molekul zat terlarut tidka mengalir. Hal ini terjadi karena partikel
pelarut lebih kecil daripada partikel zat terlarut sehingga partikel pelarut dapat
menembus membrane semi permeable dan partikel zat terlarut tidak. Aliran suatu
pelarut dari suatu larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke larutan dengan
konsentrasi tinggi melalui membrane semi permeable disebut osmosis. Perhatikan
proses tekanan osmosis pada larutan urea 10% dan 5%.
Gambar 1. Proses tekanan osmosis pada larutan urea 10& dan 5%
Peristiwa osmosis dapat dicegah dengan memberi tekanan pada
permukaan larutan. Tekanan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya osmosis
ini disebut tekanan osmotik . Tekanan osmotic bergantung pada konsentrasi dan
bukan pada jenis partikel zat terlarut. Menurut Van’t Hoof, tekanan osmotic
larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas
ideal.
π . v=n . R .T
π=n . R .Tv
π=C . R . T
Keterangan :
π = tekanan osmotik (atm)
v = volume larutan (liter)
R = tetapan gas (0,082 L.atm/mol. K)
T = suhu mutlak (K)
Selain menggunakan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku, pengukuran tekanan osmosis juga dapat digunakan untuk
menentukan massa molekul relative (MR) suatu senyawa. Untuk larutan yang
sangat encer, pengukuran tekanan osmotic lebih akurat dibanding pengukuran titik
didih dan titik beku, sehingga penentuan masa molekul relative dengan mengukur
tekanan osmotic akan lebih teliti. Peristiwa osmosis dapat dimanfaatkan untuk
penyediaan cairan infuse dan industri pengolahan air laut menjadi air tawar
dengan osmosis balik. (Pangajuanto, Teguh dan Tri Rahmidi, 2009).
Peristiwa osmosis memegang peranan penting dalam sistem kimia dan
sistem biologi. Beberapa contoh akan dibahas secara sepintas. Dua larutan
dikatakan isotonic jika tekanan osmosisnya sama. Jika dua larutan mempunyai
tekanan osmotic yang berbeda, larutan yang lebih pekat disebut hipertonik dan
larutan yang lebih encer disebut hipotonik. Untuk mempelajari kandungan atau isi
dari sel darah merah yang diliputi membrane semi permeable maka para ahli
biokimia menggunakan suatu cara yang disebut hemolisis. Pada proses ini sel
darah merah dimasukkan ke dalam larutan hipotonik. Hal ini akan menyebabkan
air dari larutan hipotonik tadi masuk ke dalam sel. Sel akan menggelembung dan
bahkan pecah, dengan mengeluarkan hemoglobin dan molekul-molekul protein
lainnya yang terdapat dalam sel darah merah. Sebaliknya, jika sel dimasukkan ke
dalam larutan yang hipertonis, maka air dari dalam sel akan keluar dan masuk ke
dalam larutan yang hipertonik tadi melalui proses osmosis. Proses terakhir ini
disebut dengan krenasi, yang dapat menyebabkan sel mengerut dan kehilangan
fungsinya. Oleh karena itu, makanan yang dimasukkan melalui pembuluh darah
harus dilengkapi dengan garam yang isotonic dengan darah. Terapi oral rehidrasi
untuk anak-anak yang mengalami diare merupakan penerapan lain dari konsep ini
(Mulyani, 2005) .
II. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Gelas kimia : 2 buah
2. Batang pengaduk : 1 buah
3. Spatula : 1 buah
4. Pisau : 1 buah
5. Stopwatch : 1 buah
B. BAHAN
1. Kentang : 1 biji
2. Garam : 1 bungkus
3. Air secukupnya
III. PROSEDUR KERJA
a. Osmosis Pada Kentang
1. Membuat larutan garam dapur pada gelas kimia A dan memasukkan air pada
gelas kimia B.
2. Mengupas kentang dan potong menjadi bentuk dadu dengan ukuran 4x4 cm
sebanyak 2 buah.
3. Memasukkan salah satu kentang ke dalam gelas kimia A dan kentang yang
satunya di gelas kimia B.
4. Mengamati perubahan yang terjadi pada kentang salama 20 menit, 30 menit
dan 40 menit.
5. Mencatat perubahan yang terjadi pada kentang.
b. Osmosis Pada Cangkang Telur
1. Menyiapkan larutan cuka di dalam gelas kimia.
2. Memasukkan telur ayam ke dalam larutan cuka tersebut.
3. Mengamati perubahan yang terjadi.
IV. HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Variabel yang diamati
1. Melarutkan garam dapur (sekitar 7 sendok
makan) dengan aquades secukupnya di
dalam gelas kimia A
Larutan keruh dan
berendapan garam dapur
2. Memasukkan air secukupnya ke dalam
gelas kimia B
Larutan bening
3. Mengupas kentang menjadi potongan dadu Kentang tanpa kulit dan
berbentuk dadu
4. Memasukkan kentang ke dalam gelas
kimia A dan B
Kentang mengapung
5. Keadaan kentang setelah 20 menit - Gelas kimia A :
permukaan kentang
sedikit lunak.
- Gelas kimia B :
Permukaan kentang
tetap keras
6. Keadaan kentang setelah 30 menit - Gelas kimia A :
permukaan kentang
makin lembek
- Gelas kimia B :
permukaan kentang
tetap keras
7. Keadaan kentang setelah 40 menit - Gelas kimia A :
permukaan kentang
makin lembek
- Gelas kimia B :
Permukaan kentang
tetap keras
8. Menyiapkan larutan asam cuka dalam
gelas kimia dan memasukkan telur ayam
ke dalamnya
- Cangkang telur
mengalami pengikisan
- Ditandai dengan
munculnya busa puith
pada permukaan telur.
- Cangkang telur habis
terkikis.
V. ANALISIS DATA
Osmosis adalah perpindahan ion atau moloekul air (pelarut) dari kerapatan
rendah ke kerapatan tinggi dengan melewati suatu membrane. Hal ini berarti ada
ion dan zat yang dapat melewati membrane maupun ada yang tidak bisa melewati
membrane. Zat yang dapat melewati membrane sel adalah zat yang tidak
bermuatan molekul-molekul asam amino, asam lemak, gliserol, gula sederhana
dan air. Zat yang tidak dapat melewati membrane sel seperi zat gula
(pati,polisakarida), protein dan zat yang mudah larut dalam pelarut organic.
Peristiwa osmosis pada suatu zat dapat diketahui dari berbagai gejala. Ada
beberapa peristiwa yang berkaitan dengan osmosis misalnya mengetahui
perbedaan tinggi larutan sebelum dan sesudah proses osmosis, menimbang berat
zat, mengetahui tekstur zat maupun menganalisis pengaruh jenis larutan pada
proses osmosis. Dalam percobaan ini, yang akan diselidiki adalah peristiwa
osmosis dengan memperhatikan tekstur zat sebelum dan sesudah mengalami
proses osmosis.
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah dengan mengisi dua buah
gelas kimia (A dan B) dengan dua jenis larutan yang berbeda. Gelas kimia A diisi
oleh larutan garam dapur dan gelas kimia B diisi oleh air biasa. Air yang
digunakan merupakan air PDAM. Kemudian bahan yang akan diteliti adalah
kentang yang bagian kulit luarnya dikupas. Setelah kentang dikupas, kentang
dipotong seperti dadu dengan ukuran 4x4 cm sebanyak 2 potong. Potongan
pertama dimasukkan ke dalam gelas kimia A, sedangkan potongan kedua
dimasukkan ke dalam gelas kimia B. Langkah berikutnya adalah melihat
perubahan tekstur kentang setelah 20 menit, 30 menit dan 40 menit.
Berdasarkan hasil pengamatan, kentang yang direndam di dalam gelas
kimia A lama kelamaan teksturnya menjadi lembek. Setelah 20 menit, tekstur
kentang sudah menjadi lembek dibandingkan dengan tekstur kentang sebelum
direndam. Setelah didiamkan sampai 40 menit, struktur kentang menjadi semakin
lembek dan warnanya agak memudar. Selain itu, kentang menjadi lebih berat
bobotnya daripada sebelum direndam. Hal ini diketahui karena saat pengamatan,
kentang awalnya terapung, tetapi lama kelamaan kentang menjadi agak
tenggelam. Berbeda dengan kentang yang direndam dalam gelas kimia B dimana
tekstur kentang cenderung tetap, tak berubah. Bahkan sedikit lebih keras dan kaku
daripada sebelum direndam dalam air.
Setelah proses perendaman, kentang yang direndam dalam air garam
menjadi lebih keriput (dari semula yang segar) serta warnanya lebih kusam. Ini
membuktikan bahwa teori osmosis yaitu perpindahan ion atau molekul air dari
kerapatan rendah ke kerapatan yang tinggi dengan melewati suatu membrane
semipermeabel, terjadi pada kentang yang dicampur dengan air garam. Pada
percobaan ini terjadi proses osmosis yang disebut plasmolisis, yaitu proses
keluarnya cairan (air) dari dalam kentang menuju ke larutan garam. Hal ini terjadi
karena tekanan (konsentrasi) dalam kentang lebih rendah daripada tekanan
(konsentrasi) pada larutan garam. Larutan garam dapat dikatakan bersifat
hipertonik.
Kentang yang direndam pada air PDAM menjadi lebih kaku atau lebih
keras. karena konsentrasi di dalam sel kentang lebih tinggi dibandingkan dengan
konsentrasi air PDAM sehingga air terus menerus masuk ke dalam sel kentang
yang akan membuat sitoplasma menjadi penuh dan membrane sel akan
mengembang hingga mendesak dinding sel, akibatnya kentang menjadi lebih
kaku. Dalam hal ini air PDAM dikatakan bersifat hipotonik.
Percobaan berikutnya diawali dengan menyiapkan larutan cuka, kemudian
memasukkan telur ayam ke dalamnya. Setelah beberapa saat, telur tampak
mengapung ke permukaan dan tidak kembali ke dasar, dengan diiringi oleh
gelembung-gelembung udara CO2 hasil reaksi asam-basa yang keluar dari
cangkang telur, (oleh karena itu, wadah tempat perendaman dengan cuka tidak
ditutup rapat), tanda kalsium dalam kulit telur mulai mengelupas, menjadi garam
yang telah larut oleh air cuka. Sebagaimana kita ketahui 90% cangkang telur
terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3)yang membuatnya keras. Akhirnya, kulit
telur yang keras larut dalam cuka, dan akhirnya telor hanya dibungkus oleh kulit
arinya saja. Yaitu protein pengikat yang elastis.
Hal yang pertama terjadi dalam proses ini adalah karbon (CO3-) yang
merupakan bagian dari kaslsium karbonat di protonasi akan membentuk asam
karbonat (H2CO3). Dari situ akan didapat kalsium dan asetat. Rekasinya adalah :
2CH3COOH + CaCO3 → H2CO3 + Ca(CH3COO)2
Pada tahap berikutnya asam karbonat akan melepaskan diri untuk membentuk
karbondioksida dan air, yakni : H2CO3 → H2O + CO2
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian teori dan hasil pengamatan yang telah dianalisis di atas,
dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Osmosis adalah perpindahan ion atau moloekul air (pelarut) dari
kerapatan rendah ke kerapatan tinggi dengan melewati suatu membrane.
Hal ini berarti ada ion dan zat yang dapat melewati membrane maupun
ada yang tidak bisa melewati membrane.
2. Pada percobaan dengan kentang terjadi proses osmosis yang disebut
plasmolisis, yaitu proses keluarnya cairan (air) dari dalam kentang
menuju ke larutan garam. Hal ini terjadi karena tekanan (konsentrasi)
dalam kentang lebih rendah daripada tekanan (konsentrasi) pada larutan
garam.
3. Pada percobaan pada telur terjadi proses osmosis yang menyebabkan
cangkang telur yang mengandunga karbona menjadi terkikis.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, S dan Hendrawan. 2005. Kimia Fisika 2. Malang : UM-Press
Pangajuanto, Teguh dan Tri Rahmidi. 2009. Kimia 3: Untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta : Penerbit Grahadi
Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Sudarmo, U. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Tim Penyusun. 2009. Kimia Untuk Siswa SMA/MA Semester Gasal. Surakarta :
Pustaka Utama
LAMPIRAN I
Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan :
1. Bagaimana keadaan masing-masing kentang setelah percobaan? Mengapa
demikian?
2. Deskripsikan yang dimaksud osmosis!
3. Seandainya potongan kentang tersebut direndam dalam larutan gula 60%, apa
yang akan terjadi? Jelaskan!
4. Apa yang di maksud dengan selaput semipermeabel ?
Jawaban :
1. Keterangan mengenai keadaan masing-masing kentang dapat dilihat pada
tabel
1. Keadaan kentang setelah 20 menit - Gelas kimia A :
permukaan kentang
sedikit lunak.
- Gelas kimia B :
Permukaan kentang
tetap keras
2. Keadaan kentang setelah 30 menit - Gelas kimia A :
permukaan kentang
makin lembek
- Gelas kimia B :
permukaan kentang
tetap keras
3. Keadaan kentang setelah 40 menit - Gelas kimia A :
permukaan kentang
makin lembek
- Gelas kimia B :
Permukaan kentang
tetap keras
2. Pada osmosis, yang bergerak melalui membran semipermeabel ialah air dari
larutan hipotonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) ke
hipertonis (konsentrasi air rendah, konsentrasi zat terlalu tinggi).
3. Maka berat kentang akan semakin berkurang karena zat cair dalam kentang
berpindah ke larutan gula.
4. Selaput semi permeable adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat
tertentu.
LAMPIRAN II
FOTO PRAKTIKUM
Gambar 1. Proses perendaman kentang di dalam larutan gaam dapur dan air
Gambar 2. Keadaan kentang setelah direndam di gelas A